Dr.yudi Miksi
Transcript of Dr.yudi Miksi
Miksi dan defekasi pada dasarnya adalah suatu refleks yang berpusat dikornu lateralis
medula spinalis bagian sakral. Bila kandung kemih dan rektum tegang miksi dan defekasi secara
refleks. Pada orang dewasa refleks ini dapat dikendalikan oleh kehendak.saraf yang berpengaruh
menghambat ini berasal dari korteks di daerah lobus parasentralis yang berjalan dalam traktus
piramidalis.
Fungsi kandung kencing normal memerlukan aktivitas yang terintegrasi antara sistim saraf
otonomi dan somatik. Jaras neural yang terdiri dari berbagai refleks fungsi destrusor dan sfingter
meluas dari lobus frontalis ke medula spinalis bagian sacral.
Persarafan dari kandung kencing dan sfingter
1. Persarafan parasimpatis (N.pelvikus)
Pengaturan fungsi motorik dari otot detrusor utama berasal dari neuron preganglion
parasimpatis dengan badan sel terletak pada kolumna intermediolateral medula spinalis antara S2
dan S4. Neuron preganglionik keluar dari medula spinalis bersama radiks spinal anterior dan
mengirim akson melalui N.pelvikus ke pleksus parasimpatis pelvis. Ini merupakan suatu jaringan
halus yang menutupi kandung kencing dan rektum. Serabut postganglionik pendek berjalan dari
pleksus untuk menginervasi organ-organ pelvis.
2. Persarafan simpatis (N.hipogastrik dan rantai simpatis sakral)
Kandung kencing menerima inervasi simpatis dari rantai simpatis torakolumbal melalui a
hipogastrik. Leher kandung kencing menerima persarafan yang banyak dari sistem saraf simpatis
dan pada kucing dapat dilihat pengaturan parasimpatis oleh simpatis, sedangkan peran sistim
simpatis pada proses miksi manusia tidak jelas. Leher kandung kencing pria banyak mengandung
mervasi noradrenergik dan aktivitas simpatis selama ejakulasi menyebabkan penutupan dari
leher kandung kencing untuk mencegah ejakulasi retrograde.
3. Persarafan somantik (N.pudendus)
Otot lurik dari sfingter uretra merupakan satu-satunya bagian dari traktus urinarius yang
mendapat persarafan somatik. Onufrowicz menggambarkan suatu nukleus pada kornu ventralis
medula spinalis pada S2, S3, dan S4. Nukleus ini yang umumnya dikenal sebagai nukleus Onuf,
mengandung badan sel dari motor neuron yang menginnervasi baik sfingter anal dan uretra.
Serabut motorik dari sel-sel ini berjalan dari radiks S2, S3 dan S4 ke dalam N.pudendus dimana
ketika melewati pelvis memberi percabangan ke sfingter anal dan cabang perineal ke otot lurik
sfingter uretra.
4. Persarafan sensorik traktus urinarius bagian bawah
Ketiga pasang saraf perifer (simpatis torakolumbal, parasimpatis sacral dan pudendus)
mengandung serabut saraf aferen. Serabut aferen yang berjalan dalam n.pelvikus dan membawa
sensasi dari distensi kandung kencing tampaknya merupakan hal yang terpenting pada fungsi
kandung kencing yang normal. Aferen somatik pudendal menyalurkan sensasi dari aliran urine,
nyeri dan suhu dari uretra dan memproyeksikan ke daerah yang serupa dalam medula spinalis
sakral sebagai aferen kandung kencing. Hal ini menggambarkan kemungkinan dari daerah-
daerah penting pada medulla spinalis sakral untuk intergrasi viserosomatik.
Hubungan dengan susunan saraf pusat
1. Pusat Miksi Pons
Pons merupakan pusat yng mengatur miksi melalui refleks spinal-bulberspinal atau long loop
refleks. Demyelinisasi Groat (1990) menyatakan bahwa pusat miksi pons merupakan titik
pengaturan (switch point) dimana refleks transpinal-bulber diatur sedemikian rupa baikuntuk
pengaturan pengisian atau pengosongan kandung kencing. Pusat miksi pons berperansebagai
pusat pengaturan yang mengatur refleks spinal dan menerima input dari daerah lain di otak
2. Daerah kortikal yang mempengaruhi pusat miksi pons
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa lesi pada bagian anteromedial dari lobus frontal
dapat menimbulkan gangguan miksi berupa urgensi, inkontinens, hilangnya sensibilitas kandung
kemih atau retensi urine. Pemeriksaan urodinamis menunjukkan adanya kandung kencing yang
hiperrefleksi.
Fisiologi pengaturan fungsi sfingter kandung kencing
1. Pengisian urine
Pada pengisian kandung kencing, distensi yang timbul ditandai dengan adanya aktivitas
sensor regang pada dinding kandung kencing. Pada kandung kencing normal, tekanan
intravesikal tidak meningkat selama pengisian sebab terdapat inhibisi dari aktivitas detrusor dan
active compliance dari kandung kencing. Inhibisi dari aktivitas motorik detrusor memerlukan
jaras yang utuh antara pusat miksi pons dengan medulla spinalis bagian sakral. Mekanisme
active compliance kandung kencing kurang diketahui namun proses ini juga memerlukan
inervasi yang utuh mengingat mekanisme ini hilang pada kerusakan radiks s2-S4.
Selain akomodasi kandung kencing, kontinens selama pengisian memerlukan fasilitasi
aktifitas otot lurik dari sfingter uretra, sehingga tekanan uretra lebih tinggi dibandingkan tekanan
intravesikal dan urine tidak mengalir keluar.
2. Pengaliran urine
Pada orang dewasa yang normal, rangsangan untuk miksi timbul dari distensi kandung
kencing yang sinyalnya diperoleh dari aferen yang bersifat sensitif terhadap regangan.
Mekanisme normal dari miksi volunteer tidak diketahui dengan jelas tetapi diperoleh dari
relaksasi oto lurik dari sfingter uretra dan lantai pelvis yang diikuti dengan kontraksi kandung
kencing. Inhibisi tonus simpatis pada leher kandung kencing juga ditemukan sehingga tekanan
intravesikal diatas/melebihi tekanan intra uretral dan urine akan keluar. Pengosongan kandung
kemih yang lengkap tergantung adri refleks yang menghambat aktifitas sfingter dan
mempertahankan kontraksi detrusor selama miksi.