STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu...

46
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Ny. M DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO DI SUSUN OLEH : AYU PRAVITA SARI NIM. P.10079 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

Transcript of STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu...

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Ny. M DENGAN

INFEKSI SALURAN KEMIH DI RUANG CEMPAKA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

SUKOHARJO

DI SUSUN OLEH :

AYU PRAVITA SARI

NIM. P.10079

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Ny. M DENGAN

INFEKSI SALURAN KEMIH DI RUANG CEMPAKA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

SUKOHARJO

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH :

AYU PRAVITA SARI

NIM. P.10079

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Ayu Pravita Sari

NIM : P.10079

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA

Ny. M DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH DI

RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH SUKOHARJO

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, Juni 2013

Yang Membuat Pernyataan

AYU PRAVITA SARI

NIM. P. 10079

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

iii

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Ny. M

DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RUANG CEMPAKA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Ayu Pravita Sari

NIM : P.10079

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul :

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/ Tanggal : Rabu, 05 Juni 2013

Pembimbing : Setiyawan, S.Kep., Ns (...............................................)

NIK : 201084050

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

iv

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA

Ny. M DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RUANG CEMPAKA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO.”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat :

1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan

sekaligus sebagai dosen pembimbing yang dengan cermat dan kesabaran serta

memberikan berbagai masukan, inspirasi perasaan nyaman dalam bimbingan

demi sempurnanya studi kasus ini dan yang telah memberikan kesempatan

untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan motivasi dan dukungan dalam

menyelesaikan studi kasus ini.

3. Nurul Devi Ardiani, S.Kep.,Ns selaku dosen penguji I yang telah memberikan

kritik dan saran yang membangun hingga tersusunnya Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

vi

4. Noor Fitriyani, S.Kep.,Ns selaku dosen penguji II yang telah memberikan

saran dan kritik yang bermanfaat bagi penulis selama ujian berlangsung dan

demi sempurnanya penulisan karya tulis ini.

5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta, yang telah memberikan bimbingan baik berupa materi, wawasan

serta ilmu yang bermanfaat dengan begitu sabar.

6. Perpustakaan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu dalam

mendapatkan refrensi yang diperlukan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo beserta staf keperawatan,

khususnya di Ruang Cempaka yang telah memberikan ijin dan kesempatan

bagi penulis untuk pengambilan data guna penyelesaian karya tulis ini.

8. Ayah dan Ibu, yang selalu menjadi sumber inspirasi dan memberikan

dukungan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

9. Saudara serta keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan

semangat dalam setiap proses yang dilalui oleh penulis.

10. Teman-teman mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta, dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, Juni 2013

Penulis

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………….......

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ……………………….

LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………

KATA PENGANTAR …………………………………………….

DAFTAR ISI ………………………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………...

B. Tujuan Penulisan ……………………………...

C. Manfaat Penulisan …………………………….

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien ………………………………...

B. Pengkajian …………………………………….

C. Perumusan Masalah Keperawatan ……………

D. Perencanaan Keperawatan ……………………

E. Implementasi Keperawatan …………………..

F. Evaluasi Keperawatan ………………………..

Halaman

i

ii

iii

iv

v

vii

ix

1

5

5

7

7

11

12

13

15

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

viii

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan …………………………………………..

B. Simpulan dan Saran ...……………………………….

Daftar Pustaka

Lampiran

17

31

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 3 Log Book Kegiatan Harian

Lampiran 4 Lembar Pendelegasian Pasien

Lampiran 5 Asuhan Keperawatan

Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia yang perlu mendapatkan perhatian yang serius.

Diperkirakan 8 % anak wanita dan 2 % anak laki-laki pernah mengalami ISK

pada masa kanak-kanaknya. Insiden ISK belum diketahui dengan pasti

(Subandiyah, 2004). Pada penelitian di Indonesia yang dilakukan pada

penderita diabetes didapatkan kejadian ISK sebesar 47%, pasien dengan batu

ginjal 41%, pasien dengan obstruksi saluran kemih sebesar 20%. Dari 40%

penderita yang terpasang kateter mendapatkan infeksi nosokomial dan

bakteriuri sebanyak 26% (Ariwijaya dan Suwitra, 2007).

Berdasarkan suatu penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar Malang dari

tanggal 1 Januari 1999 sampai dengan 31 Desember 2003 didapatkan 563

penderita tersangka infeksi saluran kemih. Escherichia coli merupakan

penyebab ISK Paling sering (48,9%), diikuti Acinetobacter anitratus (9,8%),

Klebsiella pneumoniae (9,4%), Staphylococcus coagulase positive (5,8%),

Proteus mirabilis (4,7%) (Subandiyah, 2004).

Prevalensi penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK) di RSUD Sukoharjo

sendiri setiap tahunnya 124 orang, berdasarkan hasil pengamatan selama

periode pengambilan data di Bangsal Cempaka, ada beberapa kasus pasien

1

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

2

dengan penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK) dengan keluhan yang paling

banyak dirasakan adalah nyeri (Rekam Medis, 2012).

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah episode bakteriuria signifikan

(yaitu infeksi dengan jumlah koloni > 100.000 mikroorganisme tunggal per

ml) yang mengenai saluran kemih bagian atas (pielonefritis, abses ginjal) atau

bagian bawah (sistisis), atau keduanya (Grace, 2006). Infeksi lebih sering

terjadi pada wanita daripada pria (Brooker, 2009). Infeksi saluran kemih

merupakan penyakit infeksi nomor dua setelah infeksi saluran nafas. Infeksi

ini disebabkan oleh berbagai bakteria piogenik, di luar rumah sakit terutama

oleh Escherichia coli, sedangkan di dalam rumah sakit biasanya oleh bakteria

dari kelompok pseudomonas, proteus, dan klebsiela (Sjamsuhidajat, 2005).

Manifestasi klinis infeksi saluran kemih antara lain, rasa panas dan nyeri saat

buang air kecil (dysuria), sering buang air kecil (frequency) dengan keinginan

buang air kecil yang mendesak dan tiba-tiba (urgency), serta rasa tidak

nyaman di area suprapubik. Manifestasi ini dikategorikan sistitis atau ISK

bawah. Adanya keluhan nyeri pinggang, demam, dan urin berwarna

kemerahan menunjukkan pielonefritis atau ISK atas (Saptiningsih, 2012).

Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori

yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan

dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Menurut teori ini, beberapa

kebutuhan manusia tertentu lebih dasar dari pada kebutuhan lainnya. Hirarki

kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan prioritas

yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

3

cinta dan rasa memiliki, kebutuhan rasa berharga dan harga diri, dan

kebutuhan aktualisasi diri (Potter, 2005). Nyeri berhubungan dengan

kebutuhan fisiologis, rasa nyaman dan harus terpenuhi (Potter, 2006).

Menurut International Association for the Study of Pain (IASP)

mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subyektif dan pengalaman

emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan

aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana

terjadi kerusakan (Judha, 2012). Nyeri merupakan sensasi tidak

menyenangkan yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh. Nyeri seringkali

dijelaskan dalam istilah proses destruktif jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas

terbakar, melilit, seperti emosi, pada perasaan takut, mual dan mabuk. Nyeri

merupakan tanda peringatan bahwa terjadi kerusakan jaringan, yang harus

menjadi pertimbangan utama keperawatan saat mengkaji nyeri (Potter, 2006).

Nyeri dikategorikan menjadi nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut

adalah nyeri yang terjadi dalam waktu mulai terjadinya nyeri atau masalah

nyeri (dapat beberapa detik sampai jam), sampai masalah nyeri teratasi tetapi

tidak lebih dari 6 bulan, tetapi ada beberapa literatur menyatakan kurang dari 3

bulan. Nyeri kronik adalah nyeri yang jangka waktu terjadinya sudah lebih

dari 6 bulan semenjak munculnya nyeri untuk pertama kali (Judha, 2012).

Nyeri pada pasien infeksi saluran kemih biasanya memiliki kriteria

yaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria,

nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih disertai nyeri

(Brooker, 2009). Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

4

nyeri antara lain usia, jenis kelamin, kebudayaan, makna nyeri, perhatian,

ansietas, keletihan, pengalaman sebelumnya, gaya koping, dukungan keluarga

dan sosial (Judha, 2012).

Berdasarkan hasil pengamatan penulis saat melakukan praktek

keperawatan diberbagai rumah sakit, Infeksi Saluran Kemih mengakibatkan

munculnya masalah nyeri sehingga perlu mendapatkan penanganan lebih dini

agar tidak menimbulkan komplikasi yang tidak diinginkan, mulai dari yang

paling ringan (misalnya febris generalisata), hingga yang fatal (misalnya

gagal ginjal akut atau gagal ginjal kronik) (Wilianti, 2008) dan selama

pengelolaan kasus di RSUD Sukoharjo, penulis menjumpai pasien dengan

Infeksi Saluran Kemih dengan keluhan nyeri pada Ny. M didukung oleh data

subyektif “Pasien mengatakan nyeri perut bagian bawah, nyeri terasa perih

dan tertusuk-tusuk, skala nyeri 5 (0-10), nyeri yang dirasakan hilang timbul”

dan data obyektif “Pasien tampak lemah dan meringis kesakitan”.

Melihat latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

melaksanakan pengelolaan kasus asuhan keperawatan yang akan dituangkan

dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Nyeri

Akut Pada Ny. M Dengan Infeksi Saluran Kemih di Bangsal Cempaka Rumah

Sakit Umum Daerah Sukoharjo”.

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

5

B. Tujuan penulisan

1. Tujuan umum

Melaporkan kasus nyeri pada Ny. M dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK)

di Ruang Cempaka Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo.

2. Tujuan khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian dan analisa data pada Ny. M

dengan masalah nyeri akibat Infeksi Saluran Kemih (ISK).

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. M

dengan masalah nyeri akibat Infeksi Saluran Kemih (ISK).

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. M

dengan masalah nyeri akibat Infeksi Saluran Kemih (ISK).

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. M dengan masalah

nyeri akibat Infeksi Saluran Kemih (ISK).

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. M dengan masalah nyeri

akibat Infeksi Saluran Kemih (ISK).

f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri pada Ny. M dengan Infeksi

Saluran Kemih (ISK).

C. Manfaat penulisan

1. Bagi Penulis.

Memperoleh dan memperluas wawasan untuk mengaplikasikan asuhan

keperawatan khususnya bagi pasien dengan nyeri pada Infeksi Saluran

Kemih, sehingga dapat dijadikan sumber ilmu dan wawasan oleh penulis.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

6

2. Bagi Rumah Sakit.

Karya tulis ini diharapkan sebagai acuan dalam melakukan asuhan

keperawatan khususnya bagi pasien dengan nyeri pada Infeksi Saluran

Kemih.

3. Bagi perawat.

a. Mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif kepada

klien penderita dengan nyeri akibat Infeksi Saluran Kemih.

b. Melatih berfikir kritis dalam melakukan asuhan keperawatan,

khususnya pada pasien dengan nyeri akibat Infeksi Saluran Kemih.

4. Bagi Instansi Akademik.

Digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam

pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan

datang.

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

7

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien

Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2013 jam 11.00 WIB di

dapat hasil identitas pasien, bahwa pasien bernama Ny. M, umur 33 tahun,

agama islam, alamat Bendoasri, Sukoharjo, pendidikan SMA, pekerjaan

swasta, nomor register 224XXX, dirawat di Bangsal Cempaka RSUD

Sukoharjo. Penanggung jawab adalah Tn. W, umur 37 tahun, pendidikan

SMA, pekerjaan swasta, alamat Bendoasri, Sukoharjo, dan hubungan dengan

pasien adalah suami. Pasien sudah sejak tanggal 21 April 2013 menjalani

perawatan dengan diagnosa oleh dokter Infeksi Saluran Kemih.

B. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2013 jam 11.00 WIB

dengan metode allo-anamnesa dan auto-anamnesa. Keluhan utama yang

dirasakan Ny. M adalah nyeri perut bagian kiri bawah dengan riwayat

kesehatan sekarang Ny. M merasakan nyeri perut bagian kiri bawah seperti

tertusuk-tusuk sejak 2 hari yang lalu saat buang air kecil terasa panas dan

nyeri (dysuria), sering buang air kecil (frequency), buang air kecil yang

mendesak dan tiba-tiba (urgency), serta rasa tidak nyaman di area suprapubik,

keluarga membawa pasien ke bidan dekat rumah, dan diberikan obat tetapi

nyeri perut timbul kembali, pasien segera dibawa ke IGD RSUD Sukoharjo

oleh keluarganya dan dirawat di bangsal Cempaka pada tanggal 21 April 2013

7

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

8

pukul 14.50 WIB dengan tangan kiri terpasang infus RL 20 tetes per menit,

dengan pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi

pernafasan 20 kali per menit, frekuensi nadi 80 kali per menit, suhu 36,10C.

Pasien tampak lemah dan aktivitas pasien dibantu oleh keluarga. Riwayat

penyakit dahulu, pasien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya,

belum pernah dioperasi, belum pernah mempunyai riwayat penyakit Infeksi

Saluran Kemih. Pasien juga mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi

terhadap makanan atau obat-obatan dan dikeluarganya Ny. M tidak ada yang

memiliki penyakit keturunan maupun menular, seperti : Stroke, Hipertensi,

Diabetes Militus, Hepatitis, dan lain-lain.

Pasien merupakan anak ke-3 dari enam bersaudara, Ny. M dan

suaminya memiliki 2 orang anak.

Gambar

Genogram Ny. M

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

9

Menurut Gordon, pola kesehatan fungsional terdiri dari 11 yang terdiri

dari : pola persepsi dan pemeliharan kesehatan, pola nutrisi dan metabolisme,

pola eliminasi, pola aktivitas dan latihan, pola istirahat tidur, pola kognitif dan

perseptual, pola persepsi dan konsep diri, pola hubungan dan peran, pola

seksualitas dan reproduksi, pola mekanisme koping, dan pola nilai dan

keyakinan.

Pada pola eliminasi Ny. M mengatakan sebelum sakit Buang Air Kecil

(BAK) lancar dengan karakteristik urin berwarna kuning pekat, bau khas,

frekuensi ± 7-8 kali/hari (± 1500 cc), dengan Buang Air Kecil secara spontan,

selama sakit Buang Air Kecil (BAK) sering dengan karakteristik urin

berwarna kuning keruh, bau khas, frekuensi ± 6-7 kali/hari (± 500-1000 cc)

dan terasa panas saat Buang Air Kecil (BAK), pasien tampak memegangi

perutnya, tidak terpasang DC.

Pada pola istirahat dan tidur, Ny. M mengatakan sebelum sakit,

istirahat tidurnya dirumah biasa tidur 7 jam/hari, tidur nyenyak tanpa

mengkonsumsi obat tidur dan tidur jam 21.00 WIB bangun jam 04.00 WIB.

Keterangan :

: Laki – laki meninggal : Tinggal serumah

: Laki – laki : garis keturunan

: Perempuan meninggal : garis perkawinan

: Perempuan

: Pasien Ny. M (umur 33 thn)

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

10

Selama sakit mengalami gangguan yaitu tidur yang kurang nyenyak, tidur 5

jam dan sering terbangun karena nyeri yang dideritanya.

Pada pola kognitif dan perseptual, sebelum sakit Ny. M mengatakan

masih bisa melihat dan mendengar dengan baik. Selama sakit Ny. M

mengatakan masih bisa melihat dan mendengar dengan baik. Provocate :

terasa sakit saat Buang Air Kecil (BAK) dan sesudah Buang Air Kecil (BAK)

masih terasa sakit, quality : nyeri seperti ditusuk-tusuk, region : nyeri pada

kuadran kiri bawah, severe : skala nyeri 5 (0-10), time : nyeri dirasakan hilang

timbul, pasien tampak lemah dan meringis kesakitan.

Pada pemeriksaan fisik kesadaran Ny. M composmentis dengan nilai

GCS 15 (E4V5M6). Tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 80 kali per

menit, frekuensi pernafasan 20 kali per menit, suhu 36,10C.

Pada pemeriksaan abdomen, dilakukan dengan cara Inspeksi,

Auskultasi, Perkusi, Palpasi (IAPP). Inspeksi meliputi warna kulit sawo

matang, perut datar, tidak ada benjolan, tidak terdapat luka jahitan, tidak

terdapat massa. Auskultasi meliputi peristaltik usus 25 kali per menit. Suara

perut saat diperkusi terdengar timpani. Pada saat palpasi, terdapat nyeri tekan

pada kuadran kiri bawah.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan Ny. M, meliputi pemeriksaan

laboratorium dan pemeriksaan urinalisa. Hasil dari pemeriksaan laboratorium

tanggal 21 April 2013 meliputi Hemoglobin 10,6 g/dL (nilai normal 12,1-17,6

g/dL); Eritrosit 4,06 jt/mm3

(nilai normal 4,5-6,9); Leukosit 18,8 /mm3 (nilai

normal 4.400-11.300); MCV 100.8 fl (nilai normal 80-96); MCHC 30.8 g/dl

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

11

(nilai normal 32-36); SGOT 43,03 U/L (nilai normal 0-21); SGPT 23,28 U/L

(nilai normal 0-22).

Hasil pemeriksaan urinalisa pada tanggal 22 April 2013, warna kuning

muda, kejernihan keruh, berat jenis 1.010 dengan nilai normal (1.015-1.025),

leokosit 35-40 /LPB dengan nilai normal (0-3/LPB), bakteri (+).

Terapi yang diperoleh pasien selama di bangsal antara lain, infus RL

20 tetes per menit, injeksi intravena cefozolin 1 mg/12 jam , injeksi intravena

gastridin 50 mg/8 jam, injeksi intravena antalgin 500 mg/8 jam, injeksi

intravena hyosin 20 mg/8 jam, injeksi intravena ondansentron 1 mg/8 jam.

C. Perumusan Masalah Keperawatan

Pada kasus Ny. M dari hasil pengkajian didapatkan data subyektif

“pasien mengatakan perut kiri bawah terasa sakit saat Buang Air Kecil (BAK)

dan sesudah Buang Air Kecil (BAK) masih terasa sakit, nyeri seperti ditusuk-

tusuk, nyeri pada kuadaran kiri bawah, skala nyeri 5 (0-10), nyeri dirasakan

hilang timbul” dan data obyektif berupa “pasien tampak lemah dan meringis

kesakitan sambil memegangi perutnya, terasa panas saat buang air kecil,

tanda-tanda vital (tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 80 kali per

menit, frekuensi penafasan 20 kali per menit, suhu 36,1ºC)”. Hasil

pemeriksaan urinalisa pada tanggal 22 April 2013, warna kuning muda,

kejernihan keruh, berat jenis 1.010 dengan nilai normal (1.015-1.025), leokosit

35-40 /LPB dengan nilai normal (0-3/LPB), bakteri (+). Maka penulis

melakukan analisa data dengan prioritas masalah keperawatan nyeri akut.

Berdasarkan hasil perumusan masalah tersebut, penulis menegakkan diagnosa

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

12

keperawatan utama nyeri akut berhubungan dengan agens agens cidera biologis

(adanya bakteri pada saluran kemih : Escherichia coli).

D. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan tindakan keperawatan yang dilakukan pada Ny. M

dengan tujuan dan kriteria hasil yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3x24 jam, diharapkan nyeri teratasi dengan kriteria hasil yaitu pasien

mengatakan nyeri berkurang atau hilang dengan skala nyeri 1-3 (0-10), pasien

tampak rileks, pasien tidak tampak meringis kesakitan, dan tanda-tanda vital

dalam batas normal (tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 60-100 kali

per menit, frekuensi pernafasan 16-24 kali per menit, suhu 36-37,50C).

Perencanaan yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan

pada Ny. M, antara lain kaji tanda-tanda vital dan kaji ulang karakteristik

nyeri (P,Q,R,S,T) dengan rasional mengetahui kualitas dan kuantitas nyeri

pasien, berikan posisi yang nyaman (sim kiri atau kanan) dengan rasional

memberi rasa nyaman pada pasien, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan

distraksi dengan rasional untuk mengurangi nyeri, berikan kompres air hangat

dengan rasional untuk mengurangi nyeri, kolaborasi pemberian analgesik

dengan rasional untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien dan membantu

proses penyembuhan.

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

13

E. Implementasi Keperawatan

Hari Senin, pada tangan 22 April 2013 jam 11.10 WIB, penulis

melakukan beberapa implementasi yaitu mengkaji karakteristik nyeri

(P,Q,R,S,T) dengan hasil subyektif pasien mengatakan perut kiri bawah terasa

sakit saat Buang Air Kecil (BAK) dan sesudah Buang Air Kecil (BAK) masih

terasa sakit, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada kuadran kiri bawah, skala

nyeri 5 (0-10), nyeri dirasakan hilang timbul. Data obyektif pasien tampak

lemah dan meringis kesakitan sambil memegangi perutnya, terasa panas saat

buang air kecil. Pada jam 11.15 WIB memberikan posisi yang nyaman (sim

kiri atau kanan) dengan hasil data subyektif pasien mengatakan merasa

nyaman dengan posisi yang diberikan. Data obyektif pasien dalam posisi

miring.

Pada jam 11.20 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan

distraksi dengan hasil data subyektif pasien mengatakan mau mengikuti apa

yang diajarkan oleh perawat. Data obyektif pasien tampak menarik nafas

dalam. Pada jam 11.35 WIB memberikan terapi obat (injeksi intravena

cefozolin 1 mg, injeksi intravena gastridin 50 mg, injeksi intravena antalgin

500 mg, injeksi intravena hyosin 20 mg, injeksi intravena ondansentron 1 mg)

sesuai dengan advis dokter dengan hasil data subyektif pasien mengatakan

mau diberikan injeksi obat. Data obyektif pasien tampak menahan sakit saat

diinjeksi lewat selang infus, obat sudah masuk. Pada jam 12.00 WIB

mengobservasi tanda-tanda vital dengan hasil data subyektif pasien

mengatakan bersedia. Data obyektif pasien tampak lemah, tekanan darah

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

14

100/60 mmHg, frekuensi nadi 80 kali per menit, frekuensi pernafasan 20 kali

per menit, suhu 36,10C.

Hari Selasa, pada tanggal 23 April 2013 jam 10.30 WIB, penulis

melakukan tindakan keperawatan yaitu mengkaji ulang nyeri pasien dengan

hasil data subyektif pasien mengatakan perut kiri bawah terasa sakit saat

Buang Air Kecil (BAK) dan sesudah Buang Air Kecil (BAK) masih terasa

sakit, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada kuadran kiri bawah, skala nyeri 5

(0-10), nyeri dirasakan hilang timbul. Pada jam 12.00 WIB mengobservasi

tanda-tanda vital dengan hasil data subyektif pasien mengatakan bersedia.

Data obyektif tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 82 kali per menit,

frekuensi pernafasan 20 kali per menit, suhu 36,50C. Pada jam 12.30 WIB

memberikan posisi yang nyaman (sim kiri atau kanan) dengan hasil data

subyektif pasien mengatakan sudah nyaman dengan posisi yang diberikan.

Data obyektif pasien terlihat rileks dan posisi miring. Pada jam 12.45 WIB

mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi dengan hasil data

subyektif pasien mengatakan bersedia. Data obyektif pasien tampak menarik

nafas dalam.

Hari Rabu, 24 April 2013 pukul 14.30 WIB, penulis melakukan

tindakan keperawatan yaitu mengobservasi tanda-tanda vital dengan hasil data

subyektif pasien mengatakan bersedia. Data obyektif tekanan darah 100/60

mmHg, frekuensi nadi 82 kali per menit, frekuensi pernafasan 20 kali per

menit, suhu 36,50C. Pada jam 15.00 WIB memberikan posisi yang nyaman

(sim kiri atau kanan) dengan hasil data subyektif pasien mengatakan sudah

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

15

nyaman dengan posisi yang diberikan. Data obyektif pasien tampak rileks dan

posisi miring. Pada jam 16.00 WIB memberikan terapi obat (injeksi intravena

cefozolin 1 mg, injeksi intravena gastridin 50 mg, injeksi intravena antalgin

500 mg, injeksi intravena hyosin 20 mg, injeksi intravena ondansentron 1 mg)

sesuai advis dokter dengan hasil data subyektif pasien mengatakan mau

diberikan injeksi obat. Data obyektif pasien di injeksi cefozolin, gastridin,

hyosin, ondancentron, obat sudah masuk lewat selang infus.

F. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi hari pertama, tanggal 22 April 2013 dilakukan pada pukul

11.10 WIB. Hasil evaluasi secara subjektif, pasien mengatakan perut kiri

bawah terasa sakit saat Buang Air Kecil (BAK) dan sesudah Buang Air Kecil

(BAK) masih terasa sakit, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada kuadran kiri

bawah, skala nyeri 5 (0-10), nyeri dirasakan hilang timbul, terasa panas saat

buang air kecil. Hasil evaluasi secara objektif, pasien tampak lemah dan

meringis kesakitan sambil memegangi perutnya, tanda-tanda vital 100/60

mmHg (normal 120/80 mmHg), frekuensi nadi 80 kali per menit (normal 60-

100 kali per menit), frekuensi pernafasan 20 kali per menit (normal 16-24 kali

per menit). Hasil analisa, masalah nyeri belum teratasi. Rencana selanjutnya,

yaitu kaji skala nyeri pasien, berikan posisi yang nyaman (sim kiri atau

kanan), ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi, kolaborasi

pemberian obat sesuai advis dokter (injeksi intravena cefozolin 1 mg, injeksi

intravena gastridin 50 mg, injeksi intravena hyosin 20 mg, injeksi intravena

ondansentron 1 mg).

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

16

Evaluasi hari kedua, tanggal 23 April 2013 dilakukan pada pukul 10.30

WIB. Hasil evaluasi secara subjektif, pasien mengatakan perut kiri bawah

terasa sakit saat Buang Air Kecil (BAK) dan sesudah Buang Air Kecil (BAK)

masih terasa sakit, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada kuadran kiri bawah,

skala nyeri 5 (0-10), nyeri dirasakan hilang timbul. Data objektif, pasien

tampak lemah dan meringis kesakitan sambil memegangi perutnya, terasa

panas saat buang air kecil. Hasil analisa, masalah nyeri belum teratasi.

Rencana selanjutnya adalah kaji skala nyeri, berikan posisi yang nyaman (sim

kiri atau kanan), ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi, kolaborasi

pemberian obat sesuai advis dokter (injeksi intravena cefozolin 1 mg, injeksi

intravena gastridin 50 mg, injeksi intravena hyosin 20 mg, injeksi intravena

ondansentron 1 mg).

Evaluasi hari ketiga, tanggal 24 April 2013 dilakukan pada pukul

14.30 WIB. Hasil evaluasi subjektif, pasien mengatakan nyeri sudah

berkurang, terasa sudah tidak menusuk, nyeri pada kuadran kiri bawah, skala

nyeri 4 (0-10), saat mau berdiri. Hasil evaluasi objektif, pasien tampak rileks

dan tenang. Hasil analisa, masalah nyeri belum teratasi. Rencana selanjutnya

adalah berikan posisi yang nyaman (sim kiri atau kanan), ajarkan teknik

relaksasi nafas dalam dan distraksi, kolaborasi pemberian obat sesuai advis

dokter (injeksi intravena cefozolin 1 mg, injeksi intravena gastridin 50 mg,

injeksi intravena hyosin 20 mg, injeksi intravena ondansentron 1 mg).

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

17

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori

yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan

dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Menurut teori ini, beberapa

kebutuhan manusia tertentu lebih dasar dari pada kebutuhan lainnya. Hirarki

kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan prioritas

yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan

cinta dan rasa memiliki, kebutuhan rasa berharga dan harga diri, dan

kebutuhan aktualisasi diri (Potter, 2005). Setiap individu memiliki

karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, psikologis, dan kebudayaan yang

mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan dan merasakan nyeri (Potter,

2006). Terkait dengan hal tersebut, dalam bab ini penulis akan melakukan

pembahasan terhadap masalah nyeri yang dialami oleh Ny. M dengan Infeksi

Saluran Kemih yang meliputi pengkajian, perumusan masalah keperawatan,

rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai

sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien

(Nursalam, 2011). Pengkajian nyeri yang aktual dan akurat dibutuhkan

17

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

18

untuk menetapkan data dasar, untuk menegakkan diagnosa keperawatan

yang tepat, untuk menyeleksi terapi yang cocok, dan untuk mengevaluasi

respons klien terhadap terapi (Potter, 2006). Sumber data didapatkan dari

klien, keluarga, teman terdekat, anggota tim perawatan kesehatan, catatan

kesehatan, pemeriksaan fisik, hasil dari pemeriksaan diagnostik dan

laboratorium (Potter, 2005).

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah episode bakteriuria signifikan

(yaitu infeksi dengan jumlah koloni > 100.000 mikroorganisme tunggal

per ml) yang mengenai saluran kemih bagian atas (pielonefritis, abses

ginjal) atau bagian bawah (sistisis), atau keduanya (Grace, 2006).

Infeksi Saluran kemih merupakan merupakan infeksi yang ditandai

dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih,

meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai kandung kemih dengan jumlah

bakteriuria yang bermakna. Dikatakan bakteriuria bermakna apabila dalam

biakan kemih terdapat > 105 CFU/ml (Subandiyah, 2004). Dalam keadaan

normal saluran kemih tidak mengandung bakteri, virus, atau

mikroorganisme lainnya (Ariwijaya dan Suwitra, 2007), sehingga air

kemih di dalam sistem saluran kemih biasanya steril. Hal ini berarti

diagnosis Infeksi Saluran Kemih ditegakkan dengan membuktikan adanya

mikroorganisme di dalam saluran kemih (Saptiningsih, 2012). Manifestasi

klinis infeksi saluran kemih antara lain, rasa panas dan nyeri saat buang air

kecil (dysuria), sering buang air kecil (frequency) dengan keinginan buang

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

19

air kecil yang mendesak dan tiba-tiba (urgency), serta rasa tidak nyaman di

area suprapubik (Saptiningsih, 2012).

Penyebab utama terjadinya Infeksi Saluran Kemih (ISK)

disebabkan oleh Escherichia coli. Perlekatan bakteri pada saluran kemih

merupakan langkah utama dalam proses terjadinya infeksi. Pada sebagian

besar kasus, perlekatan tersebut diperantarai oleh P-fimbriae pada

Escherichia coli dan reseptor spesifik pada permukaan sel epitel saluran

kemih. Reseptor spesifik tersebut mengandung struktur yang serupa

dengan antigen pada permukaan sel darah merah manusia, sehingga

Escherichia coli juga dapat melekatkan diri pada sel darah merah manusia

dan menyebabkan hemaglutinasi (Anonim, 2013) dan merupakan 40%

dari infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial) disebabkan oleh

Enterobacter atau Klebsiella (Grace, 2006). Organisme ini berasal dari

usus, kemudian masuk ke dalam uretra dan naik ke vesika urinaria

(kandung kemih). Dapat terjadi refluks urine dari kandung kemih ke ureter

(refluks vesikouretera) dan membawa bakteri dari kandung kemih ke

pelvis ginjal melalui ureter (Baradero, 2009).

Keluhan pasien Infeksi Saluran Kemih akan timbul gejala mula-

mula bagian bawah ditandai dengan peningkatan frekuensi berkemih,

dysuria, ketidaknyamanan di area suprapubik, demam, dan nyeri

pinggang. Dysuria disertai urgency atau frequency menunjukkan Infeksi

Saluran Kemih yang divalidasi dengan pemeriksaan diagnostik. Nyeri

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

20

pinggang dan ada riwayat Infeksi Saluran Kemih sebelumnya juga

menunjukkan Infeksi Saluran Kemih (Saptiningsih, 2012).

Pada studi kasus Ny. M menderita Infeksi Saluran Kemih dengan

keluhan yang dirasakan nyeri pada kuadran kiri bawah, karena adanya

bakteri pada saluran kemih. Dibuktikan dengan hasil pemeriksaan

urinalisa, warna kuning muda, kejernihan keruh, berat jenis 1.010 dengan

nilai normal (1.015-1.025), leokosit 35-40/LPB dengan nilai normal (0-

3/LPB), bakteri (+). Terjadi adanya urin dari ginjal yang mengalir ke buli-

buli melalui ureter. Pada dinding ureter terdapat otot polos yang dapat

melakukan gerakan peristaltik untuk mendorong urin ke buli-buli. Jika

terjadi sumbatan urin maka terjadi kontraksi otot yang berlebih untuk

mendorong sumbatan tersebut dari saluran ureter. Kontraksi berlebih

tersebut dirasakan sebagai nyeri, datangnya nyeri tersebut hilang timbul

sesuai irama gerakan peristaltik ureter (Wistara, dkk, 2013) dan terasa

nyeri bila ditekan karena adanya nyeri yang berasal dari buli-buli

dirasakan di regio suprapubik (Sjamsuhidajat, 2005), skala nyeri pada Ny.

M adalah 5 (0-10), dan kualitas nyeri seperti tertusuk-tusuk. Pengkajian

skala nyeri data dinilai dengan angka 0-10. Angka 0 menggambarkan tidak

ada nyeri, 1-3 nyeri ringan, secara objektif pasien dapat berkomunikasi

dengan baik, 4-6 nyeri sedang, secara objektif pasien mendesis,

menyeringai, dapat menunjukan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya,

dapat mengikuti perindah dengan baik, 7-9 nyeri berat, secara objektif

pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

21

terhadap tindakan, dapat menunjukan lokasi nyeri, tidak dapat

mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang

dan distraksi, 10 nyeri sangat berat, pasien sudah tidak mampu lagi

berkomunikasi, memukul (Anonim, 2013).

Pada pengkajian Ny. M menyebutkan nyeri yang dirasakan

berskala 5. Penulis mengkategorikan skala nyeri pada Ny. M kedalam data

subyektif, karena penulis menggunakan skala nyeri numerik dimana hasil

dari skala numerik merupakan apa yang diungkapkan oleh Ny. M (Potter,

2006). Penulis mendapatkan data nyeri yang dialami Ny. M seperti

ditusuk-tusuk, saat pengkajian penulis menanyakan pada Ny. M seperti

apa nyeri yang dirasakan dan Ny. M menggambarkan perasaan nyeri itu

seperti ditusuk-tusuk dan perasaaan nyeri itu hilang timbul.

Pada pola kognitif dan perceptual muncul adanya nyeri dengan

menggunakan metode Provocate, Quality, Region, Severe, Time (PQRST).

Povocate (P) merupakan penyebab terjadinya nyeri pada penderita.

Quality (Q) merupakan kualitas nyeri yang diungkapkan secara subyektif

oleh pasien. Region (R) merupakan lokasi untuk menunjukkan semua

bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman. Severe (S) merupakan

tingkat keparahan yang paling subyektif dirasakan oleh penderita (Judha,

2012). Pengukuran skala nyeri terdiri dari Verbal Descriptor Scale (VDS),

Numerical Rating Scales (NRS), dan Visual Analog Scale (VAS) (Potter,

2006). Time (T) merupakan awitan, durasi, dan rangkaian nyeri (Judha,

2012).

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

22

Menurut Potter (2006), nyeri merupakan kejadian yang menekan

atau stres dan dapat mengubah gaya hidup dan kesejahteraan psikologi

individu. Saat nyeri akut, denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi

pernafasan meningkat. Pada kasus Ny. M tekanan darah 100/60 mmHg.

Pada denyut jantung atau nadi, pernafasan, dan suhu tidak terjadi

peningkatan dengan hasil nadi 80 kali per menit, pernafasan 20 kali per

menit, dan suhu 36,10C.

Pada dasarnya, nyeri adalah suatu pengalaman sensori dan

emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan

jaringan yang bersifat subjektif (Price dan Wilson, 2006). Nyeri biasanya

terjadi karena adanya rangsangan mekanik atau kimia pada daerah kulit di

ujung-ujung syaraf bebas yang disebut nosireseptor (Judha, 2012).

Pada pengkajian fisik abdomen, perawat memerlukan pengkajian

fisik dan neurologis berdasarkan riwayat nyeri klien. Daerah yang sangat

nyeri harus diperiksa untuk melihat apakah palpasi atau manipulasi pada

daerah tersebut meningkatkan sensasi nyeri. Selama melakukan

pemeriksaan umum, perawat memperhatikan adanya petunjuk-petunjuk

yang mengindikasikan nyeri (Potter, 2006). Pada kasus Ny. M, dilakukan

pemeriksaan fisik meliputi abdomen karena Ny. M, mengatakan nyeri

pada kuadran kiri bawah, terbukti terjadi adanya urin dari ginjal yang

mengalir ke buli-buli melalui ureter. Pada dinding ureter terdapat otot

polos yang dapat melakukan gerakan peristaltik untuk mendorong urin ke

buli-buli. Jika terjadi sumbatan urin maka terjadi kontraksi otot yang

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

23

berlebih untuk mendorong sumbatan tersebut dari saluran ureter. Kontraksi

berlebih tersebut dirasakan sebagai nyeri, datangnya nyeri tersebut hilang

timbul sesuai irama gerakan peristaltik ureter (Wistara, dkk, 2013).

Pemeriksaan fisik abdomen dilakukan dengan cara Inspeksi, Auskultasi,

Perkusi, dan Palpasi (IAPP). Pada saat palpasi, terdapat nyeri tekan pada

kuadran kiri bawah, karena adanya nyeri yang berasal dari buli-buli

(Sjamsuhidajat, 2005).

Terapi yang diberikan pada Ny. M antara lain injeksi intravena

cefozolin 1 mg/12jam untuk infeksi yang disebabkan oleh Staphylococci,

Streptococci, E. Coli, Klebsiella, Mirabilis seperti infeksi pada saluran

pernafasan, saluran kemih, tulang dan sendi, genital, septikemia,

endokarditis, infeksi kulit dan strukturnya, profilaksis bedah, injeksi

intravena gastridin 50 mg/8 jam untuk saluran cerna, injeksi intravena

antalgin 500 mg/8 jam untuk meringankan rasa sakit, terutama nyeri kolik

dan sakit setelah operasi, injeksi intravena hyosin 20 mg/8 jam untuk

gangguan spasme pada saluran cerna, saluran empedu, saluran kemih dan

saluran kelamin wanita (ISO, 2010).

Pada kasus Ny. M dimaksud penulis adalah nyeri akut, hal ini

didasarkan pada hasil pengkajian didapatkan data fokus Ny. M mengalami

nyeri yang disebabkan adanya bakteri pada saluran kemih, nyeri seperti

ditusuk-tusuk, nyeri yang dirasakan pada kuadran kiri bawah, skala nyeri 5

sesuai subjek Ny. M, perasaan nyeri hilang timbul, ekspresi wajah Ny. M

nampak meringis kesakitan.

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

24

Menurut teori NANDA (2009), batasan karakteristik nyeri akut

adalah nyeri berkurang atau hilang, skala nyeri 0-1 (0-10), dapat

mengidentifikasi aktifitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.

Masalah keperawatan nyeri akut karena Infeksi Saluran Kemih

dapat menghambat kemampuan pasien untuk terlibat aktif dan

meningkatkan risiko komplikasi diantaranya adalah urosepsis, penurunan

fungsi ginjal, bahkan kematian (Anonim, 2013). Nyeri akut secara serius

yang mengancam proses penyembuhan klien tersebut lebih diprioritaskan

penulis dari beberapa masalah keperawatan yang muncul pada klien.

Alasan penulis memprioritaskan masalah nyeri karena nyeri yang

dirasakan klien merupakan salah satu masalah kebutuhan dasar manusia

yang berkaitan dengan rasa nyaman. Rehabilitasi dapat tertunda dan

hospitalisasi menjadi lama jika nyeri akut tidak terkontrol (Potter, 2006).

Apabila kasus ini tidak diatasi, dapat mengakibatkan ancaman bagi klien

atau orang lain mempunyai prioritas tertinggi (Nursalam, 2011).

2. Perumusan diagnosa

Diagnosa keperawatan merupakan pernyataan yang menguraikan

respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang

perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya (Potter,

2005). Dari hasil pengkajian yang dilakukan penulis, penulis merumuskan

masalah keperawatanyaitu nyeri akut berhubungan dengan agens

agenscidera biologis (adanya bakteri pada saluran kemih : Escherichia

coli).

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

25

Dalam kasus ini penulis mengambil etiologi agens agens cidera

biologis adalah penyalur timbulnya nyeri yang diakibatkan karena adanya

bakteri pada saluran kemih. Hal ini berdasarkan data yaitu adanya hasil

pemeriksaan urinalisa pada tanggal 22 April 2013, warna kuning muda,

kejernihan keruh, berat jenis 1.010 dengan nilai normal (1.015-1.025),

leokosit 35-40/LPB dengan nilai normal (0-3/LPB), bakteri (+).

Pemeriksaan urinalisis dapat menegakkan diagnosis Infeksi Saluran Kemih

dengan didapatkan leokosit esterase dan leokosit ≥ 10/lapang pandang

kuat (pyuria). Kultur urin menegakkan diagnosis Infeksi Saluran Kemih

dengan ditemukan jumlah bakteri 105

koloni/ml (bakteriuria). Jumlah

bakteri 102

- 104

koloni/ml merupakan penanda awal Infeksi Saluran

Kemih dengan timbulnya gejala Infeksi Saluran Kemih atau sebagai

respon pengobatan antibiotika. Hasil ukur positif (+) jika didapatkan gejala

Infeksi Saluran Kemih bawah (dysuria, urgency, frequency, rasa tidak

nyaman di perut bawah) (Saptiningsih, 2012).

3. Rencana Keperawatan

Intervensi merupakan bagian dari tahap proses keperawatan yang

meliputi tujuan perawatan, penetapan, kriteria hasil, penetapan rencana

tindakan yang akan diberikan kepada klien untuk memecahkan masalah

yang dialami klien serta rasional dari masing-masing rencana tindakan

yang akan diberikan (Hutahaean, 2010). Untuk setiap diagnosa

keperawatan yang telah teridentifikasi, perawat mengembangkan rencana

keperawatan untuk kebutuhan klien (Potter, 2006). Dalam teori intervensi

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

26

dituliskan sesuai dengan rencana dan kriteria hasil berdasarkan Nursing

Intervension Clasification (NIC) dan Nursing Outcome Clasification

(NOC).

Intervensi keperawatan disesuaikan dengan kondisi klien dan

fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat diselesaikan dengan

Spesific, Measurable, Achievable, Reasonable, Time (SMART) (Nursalam,

2011) selanjutnya akan diuraikan rencana keperawatan dari diagnosa yang

ditegakkan (NANDA, 2009).

Rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi nyeri akut Ny. M

dengan tujuan dan kriteria hasil yaitu setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam nyeri berkurang atau hilang, skala nyeri 0-1

(0-10), dapat mengidentifikasi aktifitas yang meningkatkan atau

menurunkan nyeri. Kriteria hasil digunakan dalam membuat pertimbangan

terhadap rencana tindakan yang akan diberikan untuk menyelesaikan

masalah yang dialami klien (Hutahaean, 2010). Intervensi yang dilakukan

meliputi Observasi, Nursing, Planning, Education, Colaboration (ONEC).

Pada kasus Ny. M, penulis melakukan rencana tindakan

keperawatan selama 3x24 jam karena nyeri tidak dapat diatasi dalam

waktu singkat dan perlu penanganan terlebih dahulu karena nyeri

berhubungan dengan kebutuhan fisiologis, rasa nyaman dan harus

terpenuhi (Potter, 2006) dan kriteria hasil yang ditulis penulis yaitu pasien

mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 0-1 (0-10), pasien tampak

rileks dan pasien tidak tampak meringis kesakitan, mengigit lidah,

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

27

mengatupkan gigi, dahi berkerut, mengigit bibir (Judha, 2012) menekuk

salah satu bagian tubuh, dan postur tubuh yang tidak lazim merupakan

contoh ekspresi wajah atau respon perilaku nyeri secara non verbal (Potter,

2006).

Rencana tindakan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pasien

yaitu kaji tanda-tanda vital dilakukan dengan rasional mengetahui

perkembangan lebih lanjut. Perkembangan lebih lanjut ini dimaksudkan

yaitu pada keadaan umum pasien. Tanda-tanda vital pasien adalah suhu,

nadi, pernafasan (respirasi), tekanan darah. Perubahan pada tanda-tanda

vital ini dapat menunjukan perubahan pada kondisi pasien (Ester, 2005)

dan kaji ulang karakteristik nyeri (P,Q,R,S,T) dengan rasional untuk

mengetahui kualitas dan kuantitas nyeri pasien. Berikan posisi yang

nyaman (sim kiri atau kanan) dengan rasional untuk memberikan rasa

nyaman pada pasien. Gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi dalam

abdomen yangh bertambah dengan posisi terlentang. Bila diberikan posisi

bebas saat telentang dan saat berdiri dapat mengakibatkan terjadinya

retensi urin atau sumbatan (Bahdarsyam, 2003).

Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksidengan rasional

untuk mengurangi nyeri. Dapat membantu menurunkan ketakutan atau

kecemasan berhubungan dengan nyeri sehingga tidak bertambah buruk

(Judha, 2012).

Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi

rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri (Potter,

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

28

2006). Relaksasi nafas dalam merupakan cara pengalihan perhatian

terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang, dilakukan agar

pasien lebih rileks dan nyaman sehingga pasien dapat mentoleransi

perasaan nyeri yang dirasakan.

Distraksi merupakan sistem aktivasi retikular menghambat

stimulus yang menyakitkan jika seseorang menerima masukan sensori

yang cukup ataupun berlebihan. Stimulus sensori yang menyenangkan

menyebabkan pelepasan endorfin. Individu yang merasa bosan atau isolasi

hanya memikirkan nyeri yang dirasakan sehingga ia mempersepsikan nyeri

tersebut dengan lebih akut. Distraksi mengalihkan perhatian klien ke hal

yang lain sehingga menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri bahkan

meningkatkan toleransi terhadap nyeri (Potter, 2006).

Berikan kompres air hangat dengan rasional untuk mengurangi

nyeri. Kompres hangat berguna untuk mengurangi spasme otot dan

inflamasi, umumnya kompres digunakan selama 10-20 menit setiap dua

jam dan lebih bermanfaat pada beberapa hari pertama serangan nyeri

(Rahim dan Priharto, 2013).Berikan pengobatan sesuai dengan advis

dokter pemberian obat sesuai dengan kebutuhan klien dan membantu

proses penyembuhan. Kolaborasi dilakukan untuk menentukan dosis yang

tepat untuk pasien, karena nyeri bersifat subyektif dengan rasional untuk

menghilangkan nyeri, meningkatkan kenyamanan dan meningkatkan

istirahat (Potter, 2006).

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

29

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan,

adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang

diperlukan untuk mencapai tujuan dari hasil yang diperkirakan dari asuhan

keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter, 2005).

Implementasi mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan

kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari, memberikan arahan perawatan

untuk mencapai tujuan yang berpusat pada klien, menyelia dan

mengevaluasi kerja anggota staf, dan mencatat serta melakukan pertukaran

informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan berkelanjutan dari

klien. Implementasi menuangkan rencana asuhan ke dalam tindakan.

Setelah rencana dikembangkan, sesuai dengan kebutuhan dan prioritas

klien, perawat melakukan intervensi keperawatan spesifik, yang mencakup

tindakan perawat dan tindakan dokter (Potter, 2005).

Implementasi pada Ny. M, dapat dilakukan penulis sesuai rencana

tindakan keperawatan ada. Dan penulis melakukan semua implementasi

yang telah direncanakan, hal ini dilakukan oleh karena untuk mengatasi

masalah keperawatan pemenuhan tentang nyeri akut. Ditunjang dengan

saat melakukan tindakan keperawatan, penulis tidak mengalami kesulitan

karena pasien kooperatif. Tidak ada tindakan keperawatan yang dilakukan

penulis diluar rencana tindakan keperawatan, tetapi terdapat intervensi

berikan kompres air hangat yang tidak dapat dilakukan atau

Page 40: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

30

diimplementasikan oleh penulis karena pasien diijinkan pulang atau rawat

jalan oleh dokter pada hari ketiga jam 09.00 WIB.

Penulis melakukan implementasi dengan rencana yang telah

direncanakan sebelumnya untuk mengurangi nyeri pasien sehingga

kebutuhan rasa nyaman klien akanteratasi. Setelah melakukan tindakan

keperawatan selama 3 hari, penulis melakukan implementasi dan

mengevaluasi keadaan klien setiap hari dan hasilnya nyeri klien sudah

berkurang.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dan

merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan

yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan

dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai (Hutahaean, 2010).

Evaluasi pada Ny. M dilakukan dengan metode SOAP. Pada

evaluasi hari pertama pengelolaan, penulis belum mampu mengatasi

masalah keperawatan nyeri akut karena masa penyembuhan pasien masih

memerlukan waktu dan karena keterbatasan waktu penulis tidak dapat

menmgobservasi pasien selama 24 jam karena belum memenuhi kriteria

hasil yang penulis rencanakan. Pada evaluasi hari kedua pengelolaan,

pasien mengatakan masih merasakan nyeri dengan skala nyeri 5 (0-10). Ini

menandakan adanya masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi,

karena belum sesuai dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan oleh

penulis sehingga intervensi perlu dilanjutkan, sedangkan pada evaluasi

Page 41: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

31

hari ke ketiga pengelolaan, pasien mengatakan masih merasakan nyeri

dengan skala nyeri 4 (0-10). Masalah keperawatan nyeri akut belum

teratasi oleh karena belum sesuai dengan kriteria hasil yang telah

ditetapkan oleh penulis sehingga intervensi perlu dilanjutkan. Pengelolaan

kasus selama 3 hari perawatan , penulis belum mampu mengatasi masalah

keperawatan nyeri akut, sesuai dengan kriteria hasil sehingga intervensi

tetap dijalankan dengan pendelegasian.

B. Kesimpulan Dan Saran

1. Kesimpulan

a. Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny.

Mdengan Infeksi Saluran Kemih dapat disimpulkan bahwa penulis

telah mengkajipasien dan mendapat data sesuai dengan keluhan pasien

yaitu, data subyektif “pasien mengatakan perut kiri bawah terasa sakit

saat Buang Air Kecil (BAK) dan sesudah Buang Air Kecil (BAK)

masih terasa sakit, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada kuadaran

kiri bawah, skala nyeri 5 (0-10), nyeri dirasakan hilang timbul” dan

data obyektif berupa “pasien tampak lemah dan meringis kesakitan

sambil memegangi perutnya, terasa panas saat buang air kecil, tanda-

tanda vital (tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 80 kali per

menit, frekuensi penafasan 20 kali per menit, suhu 36,1ºC)”.

Page 42: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

32

b. Dari data tersebut penulis merumuskan diagnosa keperawatan

nyeri akut berhubungan dengan agens agens cidera biologis (adanya

bakteri pada saluran kemih : Escherichia coli).

c. Sedangkan intervensi keperawatannya adalah kaji tanda-tanda

vital dan kaji ulang karakteristik nyeri (P,Q,R,S,T), berikan posisi

yang nyamansesuai dengan keadaan pasien, ajarkanteknik relaksasi

nafas dalam dan distraksi, berikan kompres air hangat dan kolaborasi

pemberian analgesik.

d. Implementasi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri pada Ny.

M antara lain mengkaji tanda-tanda vital dan mengkaji ulang

karakteristik nyeri (P,Q,R,S,T), memberikan posisi yang nyaman (sim

kiri atau kanan), mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan

distraksi, memberikan kompres air hangat, dan berkolaborasi

pemberian analgesik.

e. Setelah penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan

rencana yang telah disusun sebelumnya. Maka pada tahap akhir

penulis mengevaluasi keadaan pasien dengan menggunakan metode

SOAP, setelah tindakan keperawatan dilakukan hasilnya masalah

nyeri belum teratasi secara maksimal (skala 0-1). Evaluasi hari ke

ketiga pengelolaan, pasien mengatakan masih merasakan nyeri dengan

skala nyeri 4 (0-10). Masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi

oleh karena belum sesuai dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan

oleh penulis sehingga intervensi perlu dilanjutkan.

Page 43: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

33

f. Analisa terhadap kondisi nyeri Ny. M, yaitu yang dialami Ny. M

merupakan nyeri perut bagian bawah skala nyeri 4 dan tersa tidak

menusuk dengan terapi yang adekuat selama di rumah sakit. Nyeri

disebabkan karena agens agens cidera biologis yang diakibatkan

karena adanya bakteri pada saluran kemih dibuktikan dengan adanya

hasil pemeriksaan urinalisa warna kuning muda, kejernihan keruh,

berat jernih 1.010 dengan nilai normal 1.015-1.025), leokosit 35-

40/LPB dengan nilai normal (0-3/LPB), bakteri (+).Setelah 3x24 jam

masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi oleh karena belum

sesuai dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan oleh penulis

sehingga intervensi perlu dilanjutkan.

2. Saran

Dengan adanya uraian diatas maka penulis memberikan saran

sebagai berikut :

a. Bagi institusi pelayanan kesehatan

Diharapkan institusi pelayanan kesehatan dapat meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan sesuai Standart Operasional Prosedur (SOP)

diberbagai rumah sakit.

b. Bagi tenaga kesehatan

Diharapkan tenaga kesehatan menyadari pentingnya penerapan asuhan

keperawatan yang konsisten dan sesuai dengan teori dalam

memberikan asuhan kepereawatan kepada pasien, sehingga pasien

akan mendapatkan perawatan yang holistik dan komprehensif.

Page 44: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

34

c. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan

yang lebih berkualitas dan profesional, guna terciptanya perawat-

perawat yang profesional, terampil, cekatan dan handal dalam

memberikan asuhan keperawatan.

Page 45: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.(2013). Universitas Kristen Maratha. http://repository.maranatha.

edu/1736/3/0410036_Chapter1. PDF diakses tanggal 28 April 2013

Anonim.(2013). Universitas Sumatara Utara. http://repository.usu.ac.id/bitstream

/123456789/24616/4/Chapter%20II.pdf. PDF diakses tanggal 28 April

2013

Ariwijaya, M., Suwitra, K.(2007). Prevalensi, Karakteristik Dan Faktor-Faktor

Yang Terkait Dengan Infeksi Saluran Kemih Pada Penderita Diabetes

MelitusYangRawatInap.

http://ojs.unud.ac.id/index.php/jim/article/download/3820/2816.

Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Unud/RS Sanglah, Denpasar.

PDF diakses tanggal 28 April 2013

Bahdarsyam.(2003). Spektrum Bakteriologik Pada Berbagai Jenis Batu Saluran

Kemih Bagian Atas. http://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08

/52.pdf .Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara. PDF diakses tanggal 28 April 2013

Baradero, M., Wilfrid Dayrit, M., Siswadi, Y.(2009). Seri Asuhan Keperawatan

Klien Gangguan Ginjal. Jakarta: EGC

Brooker Chris.(2009). Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC

Ester, M.(2005). Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

Grace, P. A.(2006). At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga

Hutahaean, S.(2010). Konsep Dan Dokumentasi Proses Kepeerawatan. Jakarta:

CV. Trans Info Media

Judha, M., Sudarti, Fauziah, A.(2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri

Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika

Nursalam.(2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik.

Jakarta : Salemba Medika

Potter, Patricia A.(2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatn : Konsep, Proses,

dan Praktik, Jakarta: EGC

Potter, Patricia A.(2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,

Proses,dan Praktik. Jakarta: EGC

Price, S. A.,Wilson, L. M.(2006). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Jakarta: EGC

Page 46: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileyaitu pasien mengeluh nyeri sewaktu miksi, urin berbau amis, hematuria, nyeri suprapubis, dan keinginan terus menerus untuk berkemih

Rahim, A. H., Priharto, K.(2013). Terapi Konservatif Untuk Low Back Pain.

http://www.jamsostek.co.id/content_file/terapi.pdf. Divisi Spine,

Bagian Orthopaedi & Traumatologi Rumah Sakit Hasan Sadikin.

Direktur RSUD Tarakan Jakarta Pusat. PDF diakses tanggal 28 April

2013

Rekam Medis.(2012). LaporanData Pasien RSUD Sukoharjo. Sukoharjo

Saptiningsih, M.(2012). Determinan Infeksi Saluran Kemih Pasien Diabetes

Melitus Perempuan Di RSB Bandung. http://lontar.ui.ac.id/file?File

=digital/20303830...pdf. FIKUI. PDF diakses tanggal 28 April 2013

Sjamsuhidajat, R dan Wim de Jong.(2005). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC

Subandiyah, K.(2004). Pola Dan Sensitivitas Terhadap Antibiotik Bakteri

Penyebab Infeksi Saluran Kemih Anak Di RSU Dr Saiful Anwar,

Malang.http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/download/204/198.

Lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unibraw/RSU Dr. Saiful Anwar

Malang. PDF diakses tanggal 28 April 2013

Wilianti, N. P.(2008). Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi

Saluran Kemih Pada Bangsal Penyakit Dalam Di RSUP DR. Kariadi

SemarangTahun2008.

http://eprints.undip.ac.id/8075/1/Novi_Pratikta_Wilianti.pdf. Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. PDF diakses tanggal

28 April 2013

Wilkinson, M. Judith.(2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan

Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC

Wistara,dkk.(2013). Diagnosis Dan Penanganan Striktur Uretra. http://ojs.

unud.ac.id/index.php/eum/article/.../4932/3721. Bagian/SMF Ilmu

Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum

Pusat Sanglah Denpasar. PDF diakses tanggal 28 April 2013