Draft Bab 1 Kubar

download Draft Bab 1 Kubar

of 8

description

sk

Transcript of Draft Bab 1 Kubar

4

PENDAHULUANLATAR BELAKANG

Kabupaten Kutai Barat dengan Ibukota Sendawar merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kalimantan Timur hasil pemekaran dari wilayah Kabupaten Kutai yang ditetapkan berdasarkan UU Nomor 47 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang tertanggal 4 Oktober 1999, dengan luas sekitar 31.628,70 Km2 atau kurang lebih 15 persen dari luas Propinsi Kalimantan Timur dengan jumlah penduduk sebanyak 183.712 jiwa. (Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kutai Barat, Tahun 2011).Seiring dengan dinamika daerah yang terjadi selama ini membawa dampak pada meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya area pemukiman yang pesat di Kabupaten Kutai Barat, sehingga hal ini tentu saja membutuhkan dukungan sarana dan prasarana infrastruktur dasar terutama untuk wilayah-wilayah yang termasuk kawasan perkotaan yang meliputi 4 (empat) Kecamatan, yaitu: Kecamatan Barong Tongkok, Kecamatan Linggang Bigung, Kecamatan Melak, dan Kecamatan Sekolaq Darat dan dihuni sekitar 40% dari jumlah penduduk di Kabupaten Kutai Barat, khususnya air bersih dan sanitasi. Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi yang memadai merupakan suatu prasyarat bagi kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan. Namun demikian dalam pelaksanaannya masih sering ditemukan kendala dan permasalahan, penyebab utamanya antara lain disebabkan oleh: a) perencanaan sanitasi masih dilakukan secara parsial, sektoral, dan kurang terintegrasi; b) koordinasi dan kinerja antar pihak-pihak yang terkait dengan sektor sanitasi masih belum terpadu; c) minimnya dukungan anggaran untuk pembangunan sektor sanitasi; d) investasi sektor swasta dalam sektor sanitasi masih terbatas, karena masih dinilai kurang menguntungkan secara ekonomi; e) tingkat kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap peraturan yang terkait sanitasi masih relatif rendah, dan disamping masih kurang tegasnya sanksi atas pelanggaran tersebut, dan f) partisipasi dan dukungan swasta masih relatif terbatas, karena kurangnya sosialisasi dan edukasi. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk menyusun suatu dokumen perencanaan dan strategi yang memuat pokok-pokok tindakan yang akan dilaksanakan dalam rangka perbaikan dan pembangunan sekor sanitasi. Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kutai Barat merupakan suatu dokumen perencanaan yang berisi arah kebijakan, strategi, program dan kegiatan pembangunan sanitasi secara terpadu, menyeluruh, untuk kurun waktu jangka menengah 5 (lima) tahun. Dokumen SSK Kabupaten Kutai Barat merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi dan misi Kabupaten Kutai Barat, strategi, tujuan dan sasaran dan program pembangunan sektor sanitasi di Kabupaten Kutai Barat. Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Kabupaten Kutai Barat memuat visi, misi, dan tujuan, sasaran pembangunan sanitasi Kabupaten Kutai Barat berikut strategi-strategi pencapaiaannya. Tiap-tiap strategi kemudian diterjemahkan menjadi berbagai usulan kegiatan berikut komponen-komponen kegiatan indikatifnya. Cakupan suatu strategi sanitasi diantaranya meliputi :Aspek Teknis; mencakup strategi dan usullan kegiatan pengembangan sektor sanitasi yang terdiri dari (a) sub sektor persampahan, (b) sub sektor air limbah, dan (c) sub sektor drainase lingkungan, dan (d) aspek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).Aspek Pendukung; mencakup strategi dan usulan kegiatan pengembangan komponen (a) Kebijakan Publik dan Kelembagaan, (b) Keuangan (c) Komunikasi, (d) Keterlibatan Pelaku Bisnis/Dunia Usaha/Swasta, (e) Pemberdayaan Masyarakat, aspek Jender dan Kemiskinan, (f) Monitoring dan evaluasi.

WILAYAH CAKUPAN SSK

Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan oleh anggota pokja sanitasi, telah disepakati mengenai cakupan wilayah Kabupaten Kutai Barat yang akan menjadi wilayah sasaran dan kajian SSK, yaitu terutama wilayah yang termasuk kawasan perkotaan berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Barat, yaitu terutama Kecamatan Barong Tongkok, Kecamatan Linggang Bigung, Kecamatan Melak, dan Kecamatan Sekolaq Darat, Kawasan Strategis Nasional dan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK). Dari klasifikasi wilayah kajian tersebut, diprioritaskan terutama untuk wilayah-wilayah yang sudah dilakukan Stdi EHRA (Environmental Health Risk Assesment) atau studi penilaian resiko kesehatan lingkungan.

Peta 1.1: Peta Administrasi Kabupaten dan Cakupan Wilayah Kajian(gunakan peta yang sama dengan yang digunakan di BPS-nya)

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud disusunnya dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kutai Barat adalah untuk menjadi rujukan bagi Pemerintah Kabupaten Kutai Barat dan para pemangku kepentingan lainnya didalam pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi yang komprehensif, terkoordinasi dan terintergrasi dengan baik, sehingga mampu mendukung pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi yang berkelanjutan pada setiap subsektornya, yang meliputi subsektor persampahan, air limbah, dan drainase lingkungan.Adapun tujuan penyusunan SSK adalah menentukan strategi dan menentukan langkah-langkah strategis yang akan diambil untuk mengatasi atau membenahi seluruh permasalahan yang telah dituangkan dalam Buku Putih Sanitasi dan diharapkan juga bahwa strategi dan langkah yang diambil tersebut mampu mendukung kearah terwujudnya Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Kutai Barat yang ditetapkan.

METODOLOGI

Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Barat disusun oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Kutai Barat secara partisipatif melalui kegiatan-kegiatan diskusi, simulasi, lokakarya dan pembekalan, dengan dukungan fasilitator. Metode yang digunakan dalam penyusunan SSK ini menggunakan beberapa pendekatan dan alat bantu yang dilakukan untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang lengkap. Serangkaian kegiatan dan metoda dilakukan bersama pokja baik lokakarya dan pelatihan, diskusi, simulasi dan pembekalan.Metode penyusunan SSK ini, terdiri dari tahapan berikut: Melakukan penilaian dan pemetaan kondisi sanitasi Kabupaten saat ini (dari Buku Putih Sanitasi), untuk belajar dari fakta sanitasi guna menetapkan kondisi sanitasi yang tidak diinginkan. Pada tahap ini Pokja mengkaji kembali Buku Putih Sanitasi Kabupaten untuk memastikan kondisi yang ada saat ini khususnya kondisi yang tidak diinginkan atau permasalahan-permasalahan yang ada dalam pengelolaan sanitasi kabupaten. Kondisi semua sub sektor layanan sanitasi yang terdiri: sub sektor air limbah, sub sektor persampahan, sub sektor drainase lingkungan dan aspek pendukung lainnya. Menetapkan kondisi sanitasi yang diinginkan dimasa depan yang dituangkan kedalam visi, misi sanitasi, tujuan, dan sasaran, yang dalam perumusannya mengacu pada Buku Putih Sanitasi (BPS), Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Renstra SKPD, MDGs dan dokumen perencanaan lainnya yang ada di Kabupaten Kutai Barat. Menilai kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan. Analisis kesenjangan digunakan untuk mendiskripsikan issue strategis dan kendala yang mungkin akan dihapadapi dalam mencapai tujuan. Merumuskan Strategi Sanitasi Kabupaten yang menjadi basis penyusunan program dan kegiatan pembangunan sanitasi Kabupaten jangka menengah (5 tahunan). Dengan alat analisis SWOT dengan mengkaji kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berhasil diidentifikasi.

POSISI SSK DAN KAITANNYA DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAIN

Dokumen SSK Kabupaten Kutai Barat Tahun 2013 ini, selanjutnya akan diposisikan sebagai acuan di dalam perencanaan strategis sektor sanitasi tingkat Kabupaten. Dokumen ini merupakan dokumen perencanaan sistem sanitasi kabupaten yang telah disesuaikan dengan program kegiatan untuk sektor sanitasi dengan dokumen perencanaan pemerintah lainnya seperti RPJPD, RPJMD, Renstra, dan RTRW Kabupaten Kutai Barat.

Hubungan SSK dengan RPJMD RPJMD sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dipergunakan sebagai sumber dasar bagi penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Barat merupakan dokumen hasil penjabaran operasional dari RPJMD khususnya yang berkaitan dengan pembangunan sektor sanitasi yang terintergrasi,, komprehensif, berkelanjutan dan partisipatif.

Hubungan SSK dengan Renstra SKPD Renstra SKPD sebagai penjabaran dari RPJMD juga dipergunakan sebagai bahan penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota. Renstra SKPD dipergunakan sebagai dasar dari penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota, maka implementasi pembangunan sanitasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan SKPD yang terkait dengan sektor sanitasi.

Hubungan SSK dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Dokumen RTRW dipergunakan sebagai salah satu acuan penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Barat, dimana untuk rencana kedepannya perkiraan dan proyeksi jumlah penduduk dan pembangunan lnfrastruktur sektor sanitasi harus diperhitungkan dengan mengacu dan tidak bertentangan dengan kebijakan-kebijakan yang telah digariskan dalam dokumen RTRW Kabupaten Kutai Barat.