Draft Bab I.docx

22
POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Aktivitas pembangunan yang pesat saat ini, di satu sisi memberikan pertumbuhan ekonomi yang signifikan, namun di sisi lain juga berimplikasi pada terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan. Kondisi ini diiringi pula oleh laju pertumbuhan penduduk dan industrialisasi, pesatnya pembangunan infrastruktur, pola hidup masyarakat yang cenderung konsumtif, lemahnya penegakan hukum, serta belum optimalnya kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup. Di beberapa daerah di Indonesia, masih banyak dijumpai masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan dengan sanitasi yang sangat minim.Masih sering dijumpai sebagian masyarakat yang membuang hajatnya di sungai karena tidak mempunyai saluran pembuangan khusus untuk pembuangan air limbah rumah tangga maupun air buangan dari kamar mandi.Bahkan terkadang masih dijumpai masyarakat yang membuang hajatnya di pekarangan rumahnya masing- masing.Hal ini terjadi selain disebabkan karena faktor ekonomi, faktor kebiasaan yang sulit dirubah dan kualitas pendidikan yang relatif rendah dari masyarakat pun memang sangat berpengaruh besar terhadap pola hidup masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi ini berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya penyakit pada balita, turunnya daya saing maupun citra kabupaten/kota, hingga menurunnya perekonomian kabupaten/kota. Sementara itu pembangunan sektor sanitasi yang merupakan salah Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 1

Transcript of Draft Bab I.docx

Page 1: Draft Bab I.docx

POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Aktivitas pembangunan yang pesat saat ini, di satu sisi memberikan pertumbuhan

ekonomi yang signifikan, namun di sisi lain juga berimplikasi pada terjadinya pencemaran

dan kerusakan lingkungan. Kondisi ini diiringi pula oleh laju pertumbuhan penduduk dan

industrialisasi, pesatnya pembangunan infrastruktur, pola hidup masyarakat yang

cenderung konsumtif, lemahnya penegakan hukum, serta belum optimalnya kapasitas

sumber daya manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Di beberapa daerah di Indonesia, masih banyak dijumpai masyarakat yang berada

di bawah garis kemiskinan dengan sanitasi yang sangat minim.Masih sering dijumpai

sebagian masyarakat yang membuang hajatnya di sungai karena tidak mempunyai

saluran pembuangan khusus untuk pembuangan air limbah rumah tangga maupun air

buangan dari kamar mandi.Bahkan terkadang masih dijumpai masyarakat yang

membuang hajatnya di pekarangan rumahnya masing-masing.Hal ini terjadi selain

disebabkan karena faktor ekonomi, faktor kebiasaan yang sulit dirubah dan kualitas

pendidikan yang relatif rendah dari masyarakat pun memang sangat berpengaruh besar

terhadap pola hidup masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi ini berdampak negatif di

banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat,

tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan

munculnya penyakit pada balita, turunnya daya saing maupun citra kabupaten/kota,

hingga menurunnya perekonomian kabupaten/kota. Sementara itu pembangunan sektor

sanitasi yang merupakan salah satu pelayanan dasar saat ini belum mendapat perhatian

serius dan cenderung tertinggal dibandingkan sektor lain. Hal ini tercermin dari

prosentase penganggaran sektor sanitasi rata – rata 1 – 4 % dari APBD Kabupaten/Kota

di Indonesia.

Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam

menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola

hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari.

Sanitasi seringkali dianggap sebagai urusan yang tidak menjadi prioritas utama, sehingga

sering termarjinalkan dari urusan-urusan yang lain, namun seiring dengan tuntutan

peningkatan standart kualitas hidup masyarakat, semakin tingginya tingkat pencemaran

lingkungan dan keterbatasan daya dukung lingkungan itu sendiri menjadikan sanitasi

Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 1

Page 2: Draft Bab I.docx

POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH

menjadi salah satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan. Masih sering dijumpai

bahwa aspek-aspek pembangunan sanitasi, yaitu air limbah, persampahan dan drainase,

serta dilengkapi dengan penyediaan air bersih, masih belum bersinergi dan berkelanjutan.

Masing-masing aspek tersebut ditangani secara terpisah, meskipun masuk dalam satu

bidang pembangunan yaitu sanitasi, sehingga masih terdapat tumpang tindih kegiatan

pembangunan bidang sanitasi oleh institusi/lembaga yang berbeda-beda, yang kadang-

kadang membingungkan masyarakat sebagai subyek dan obyek pembangunan. Kondisi

yang lebih buruk apabila bahkan ternyata terdapat aspek sanitasi yang masih terabaikan

atau belum tertangani. Di sisi lain, masih terdapat pelaksanaan pembangunan sanitasi

yang berjalan secara parsial dan belum terintegrasi serta memiliki sasaran secara

menyeluruh dengan jangka waktu yang lebih panjang. Hal tersebut dapat dilihat dari

aspek jenis kegiatannya maupun dari aspek kewilayahan. Untuk itu perlu disusun suatu

perencanaan sanitasi secara lebih integratif, aspiratif, inovatif dan sesuai dengan

kebutuhan riil masyarakat. Tahapan-tahapan proses perencanaan harus dilaksanakan

secara berurutan, bertahap dan berkelanjutan, sehingga solusi yang ditawarkan juga akan

tepat, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

Untuk mewujudkan kondisi sanitasi permukiman yang layak bagi masyarakat,

berfungsi secara berkelanjutan, dan memenuhi standar teknis sehingga tidak

menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan dipandang perlu untuk

dilakukan suatu program untuk mempercepat pembangunan sanitasi perkotaan adapun

sub sektor yang perlu penangan segera adalah air limbah domestik, persampahan

rumah tangga, dan juga drainase lingkungan. Target dari Program Percepatan Sanitasi

Perkotaan antara lain Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), penerapan praktik

reduce, reuse, dan recycle (3R) secara nasional dan peningkatan sistem tempat

pemrosesan akhir (TPA) sampah menjadi sanitary landfill, serta pengurangan genangan

air di kawasan strategi perkotaan. Target tersebut sesuai dengan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2009-2014 di bidang sanitasi dan sejalan dengan

target Millennium Development Goals (MDGs) yaitu menurunkan akses air minum yang

layak sebesar 60,3 % dan proporsi penduduk dengan akses sanitasi dasar 62,4 %.

Untuk menentukan strategi apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan akses

masyarakat terhadap layanan sanitasi yang layak diperlukan suatu baseline-line data

terkait kondisi sanitasi kabupaten/kota mutakhir yang akan digunakan dalam penyusunan

Strategi Sanitasi Kabupaten /Kota (SSK), serta keperluan pemantuan dan evaluasi

(monev) pembangunan sektor sanitasi maka diperlukan buku panduan yang dilebih

dikenal dengan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten.

Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 2

Page 3: Draft Bab I.docx

POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH

Buku Putih Sanitasi merupakan pemetaan situasi sanitasi kota atau kabupaten

berdasarkan kondisi aktual. Pemetaan tersebut mencakup aspek teknis dan aspek non-

teknis, yaitu aspek keuangan, kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, perilaku hidup

bersih dan sehat, dan aspek-aspek lain seperti keterlibatan para pemangku kepentingan

secara lebih luas. Buku Putih merupakan data teraktual dan telah disepakati seluruh

SKPD dan pemangku kepentingan terkait pembangunan sanitasi dengan Karakteristik :

1. Disusun oleh, dari dan untuk Kabupaten

2. Komprehensif, multisektor dan teritegrasi

3. Berdasarkan data empiris (Aktual)

4. Gabungan pendekatan top down dan bottom up

1.2. LANDASAN GERAK

1.2.1 Pengertian Dasar Sanitasi

Sanitasi memiliki banyak beragam definisi yang menggambarkan intisari dari

sanitasi itu sendiri. Sanitasi merupakan perilaku disengaja dalam pembudayaan

hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan

kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan

menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia (Notoadmojo, 2003).

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) secara umum sanitasi

didefinisikan sebagai usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang

baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Menteri Kesehatan

Republik Indonesia dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

nomor: 965/MENKES/SK/XI/1992 menyebutkan bahwa pengertian dari sanitasi

adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang

memenuhi persyaratan kesehatan.

Pengertian yang lebih teknis dari sanitasi adalah upaya pencegahan

terjangkitnya dan penularan penyakit melalui penyediaan sarana sanitasi dasar

(jamban), pengelolaan air limbah rumah tangga (termasuk system jaringan

perpipaan air limbah), drainase dan sampah (Bappenas, 2003).Sehingga dengan

definisi tersebut dapat dilihat 3 sektor yang terkait dengan sanitasi adalah sistem

pengelolaan air limbah rumah tangga, pengelolaan persampahan dan drainase

lingkungan.

Adapun ruang lingkup tentang pengertian dasar Sanitasi adalah sebagai

berikut:

Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 3

Page 4: Draft Bab I.docx

POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH

1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water) yaitu

air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk yang terbagi atas:

a. Black water adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan

urinoir.

b. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang

berasal dari kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci.

2. Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga

(domestik) melalui sistem:

a. Pengelolaan On Site yaitu menggunakan sistem septic-tank dengan

peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga.

b. Pengelolaan Off Siteadalah pengolahan limbah rumah tangga yang

dilakukan secara terpusat.

3. Persampahan atau limbah padat yaitu sampah yang dihasilkan oleh

masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain

sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat

Pembuangan Akhir (TPA).

4. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai

penggelontor air kota dan memutuskan air permukaan.

5. Air buangan industri (industrial wastes water) yang berasal dari berbagai jenis

industri akibat dari sebuah proses industri. Zat-zat yang terkandung di

dalamnya sangat bervariasi antara lain: nitrogen, logam berat, zat pelarut dan

sebagainya.

6. Air buangan kotapraja (municipal waster water) yaitu buangan yang berasal dari

kawasan perkantoran, perdagangan, hotel dan restoran serta tempat-tempat

ibadah dan sebagainya.

1.2.2 Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah 2013-2017 dan Tujuan

Penataan Ruang Kabupaten Maluku Tengah

A. Visi dan Misi Kabupaten Maluku Tengah dalam RPJM Tahun 2013-2017

Memperhatikan arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2005–2025 dan potensi, kondisi,

permasalahan, dan isu-isu strategis yang ada di Kabupaten Maluku Tengah,

maka Visi Pemerintahan Daerah Kabupaten Maluku Tengah tahun 2013–2017

adalah:

TERWUJUDNYA MALUKU TENGAH YANG LEBIH BERKUALITAS,

SEJAHTERA, DAMAI DAN BERKEADILAN”

Dengan penjelasan sebagai berikut:

Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 4

Page 5: Draft Bab I.docx

POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH

Berkualitas : Kabupaten Maluku Tengah yang lebih berkualitas dimaknai

sebagai terbentuknya masyarakat yang sehat, cerdas, professional,

berahlak mulia, memiliki keahlian dan ketrampilan sebagai landasan untuk

mewujudkan Maluku Tengah yang maju dan berdaya saing

Sejahtera : Kabupaten dikatakan sejahterah apabila terwujudnya

kehidupan masyarakat Maluku Tengah yang layak, terpenuhinya

kebutuhan dasar masyarakat selaras dengan majunya perekonomian

daerah, meningkatnya pendapatan masyarakat, menurunnya jumlah

penduduk miskin dan pengangguran.

Damai : Kabupaten Maluku Tengah yang damai adalah bahwa

meningkatnya kerukunan dan keharmonisan antar warga masyarakat serta

antar umat beragama dengan penghargaan terhadap kebhinekaan yang

ada di Kabupaten Maluku Tengah, memiliki kepekaan sosial dalam

berinteraksi di masyarakat melalui gotong royong (masohi) dengan

menjunjung tinggi adat istiadat serta kearifan lokal Siwa Lima dan Pela

Gandong yang berlaku dalam bingkai persaudaraan dan kekeluargaan..

Berkeadilan : Kabupaten yang berkeadilan berarti bahwa semua warga

masyarakat di Kabupaten Maluku Tengahmemiliki peluang dan

kesempatan yang sama untuk hidup, berusaha dan berkembang serta

menikmati hasil-hasil pembangunan, memperoleh rasa aman,

berpartisipasi dalam politik, kesetaraan gender, serta kepastian hukum

melalui penegakan hukum yang tegas dan tidak diskriminatif.

Misi Pembangunan Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2013-2017

Misi merupakan sesuatu upaya yang harus dilaksanakan, agar tujuan dan

sasaran organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik, atau dengan

kata lain Misi merupakan pernyataan tentang tujuan organisasi yang

diwujudkan dalam produk dan pelayanan, kebutuhan masyarakat, nilai yang

dapat diperoleh serta aspirasi dan cita-cita dimasa mendatang.Misi

pembangunan Kabupaten Maluku Tengahadalah sebagai berikut :

1. Membangun masyarakat Maluku Tengah yang lebih sehat, cerdas dan

professional adalah meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang

lebih bermutu, merata dan murah sehingga terciptanya sumber daya manusia

Maluku Tengah yang profesional dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(iptek).

Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 5

Page 6: Draft Bab I.docx

POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH

2. Memperkuat perekonomian Maluku Tengah yang berdaya saing adalah

meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Maluku Tengah dan daya beli

masyarakat berbasis keunggulan lokal dengan membangun keterkaitan sistem

produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa.

3. Mewujudkan Maluku Tengah yang lebih rukun, harmonis dan berbudaya

adalah memperkuat jati diri dan karakter Masyarakat Maluku Tengah yang

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara

kerukunan internal dan antar umat beragama, melaksanakan interaksi antar

budaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya,

dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan

Daerah

4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih adalah

meningkatkan kapasitas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersih

dan bebas KKN dengan tujuan Terwujudnya kelembagaan dan kapasitas

aparatur pemeintahan desa untuk mendukung penyelenggaraan pemerintah

desa dan pelayanan masyarakat dengan ditandainya meningkatkan kapasitas

dan akuntabilitas kinerja birokrasi

5. Mewujudkan pembangunan yang inklusif, merata dan berkeadilan

adalah Meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dengan

membuka peluang dan kapasitas berusaha bagi masyarakat maluku tengah

melalui percepatan pembangunan berbasis kawasan dengan sasaran

memperkuat Penataan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

Visi Kabupaten Maluku Tengah yang menjadi landasan gerak dari penyusunan

buku putih dan penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten /Kota (SSK), adalah

pada kata Berkualitas dan Sejahtera, dimana kata kata dari Visi ini yang akan

mewarnai visi dan misi sanitasi kedepan. Sedangkan untuk muatan isi buku

putih sanitasi dan strategi sanitasi harus mencerminkan misi pertama dari Visi

dan Misi Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2010-2017 yaitu Membangun

masyarakat Maluku Tengah yang lebih sehat, cerdas dan professional.

B. Tujuan Penataan Ruang dalam RTRW Kabupaten Maluku Tengah Tahun

2011-2031

Tujuan penataan ruang Kabupaten Maluku Tengah adalah :

“Mewujudkan ruang wilayah kabupaten yang aman, nyaman,

produktif, dan berkelanjutan melalui pengembangan kelautan dan

Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 6

Page 7: Draft Bab I.docx

POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH

perikanan, pertanian, kehutanan, pariwisata, jasa-jasa dan pertambangan

sesuai dengan kemampuan daya dukung wilayah serta mewujudkan

program multi gate sistem di Kabuapten Maluku Tengah yang dapat

membuka akses bagi peningkatan pembangunan di wilayah Kabupaten

Maluku Tengah”.

Berdasarkan tujuan penataan ruang sebagaimana tercantum dalam dokumen

RTRW Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2011-2031, maka muatan dan isi

buku putih sanitasi dan strategi sanitasi kedepan harus mampu menjawab

tantangan untuk meningkatkan kualitas lingkungan fisik tidak hanya untuk

kepentingan generasi saat ini, namun juga generasi yang akan datang

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

1.3.1 Maksud

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Maluku Tengah merupakan dasar dan acuan

dimulainya pekerjaan sanitasi yang lebih terintegrasi karena buku putih sanitasi

merupakan hasil kerja berbagai komponen dinas atau kelembagaan lain yang terkait

dengan sanitasi. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Maluku Tengah inilah yang

menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan

sanitasi Kabupaten Maluku Tengah, yang nantinya menjadi panduan kebijakan

Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dalam manajemen kegiatan sanitasi.

Kelompok kerja (pokja) Sanitasi telah melakukan analisis situasi. Dengan

mengakses data-data dari kegiatan inilah pemetaan sanitasi Kabupaten Maluku

Tengah akan terbentuk.

Pemetaan sanitasi merupakan gambaran awal dan rencana dilakukannya

zona-zona sanitasi di tingkat kabupaten. Dengan adanya zona sanitasi akan muncul

kebijakan serta prioritas dalam penanganan kegiatan pengembangan strategi

sanitasi skala kabupaten yang didalamnya mencakup strategi sanitasi, rencana

tindak dan anggaran perbaikan maupun peningkatan sanitasi di Kabupaten Maluku

Tengah. Pada masa mendatang penerapan strategi serta pelaksanaannya

dilakukan dengan rencana tindak atau aksi di lapangan. Kemitraan dari berbagai

pihak, baik masyarakat tingkat kabupaten/kota maupun nasional sangat diperlukan

dalam fase ini.

Sanitasi di Indonesia memerlukan perhatian khusus, sehingga peningkatan

kepedulian dan penggalakan hidup bersih dan sehat untuk merubah kebiasaan

buruk masyarakat dalam bidang sanitasi tidak terlepas dari program ini. Kegiatan-

kegiatan studi pasar untuk mengetahui permintaan juga dilakukan. Monitoring dan

Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 7

Page 8: Draft Bab I.docx

POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH

evaluasi tidak bisa ditinggalkan dalam implementasi program sehingga strategi

monitoring dan evaluasi yang tepat perlu diolah dengan matang.

Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas

dan faktual mengenai kondisi dan profil sanitasi Kabupaten Maluku Tengah pada

saat ini.Pemetaan kondisi dan profil sanitasi (sanitation mapping) dilakukan untuk

menetapkan zona sanitasi prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi

resiko kesehatan lingkungan (priority setting). Dalam Buku Putih ini, priority

settingdilakukan dengan menggunakan data sekunder yang tersedia, hasil studi

Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment)

atau EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten

Maluku Tengah yang menangani secara langsung pembangunan sektor sanitasi di

Kabupaten Maluku Tengah.

1.3.2 Tujuan

Tujuan Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Maluku Tengah adalah sebagai

berikut :

1. Pembangunan kapasitas (capacity building) Pemerintah Kabupaten Maluku

Tengah beserta stakeholder lainnya untuk mampu mengidentifikasi,

memetakan, menyusun rencana tindak dan menetapkan strategi

pengembangan sanitasi kabupaten.

2. Pembentukan Pokja Sanitasi diharapkan dapat menjadi embrio entitas suatu

badan permanen yang akan menangani dan mengelola program pembangunan

dan pengembangan sanitasi di tingkat kabupaten.

3. Menjadikan Buku Putih sebagai pedoman penanganan dan pengembangan

pembangunan sanitasi Kabupaten Maluku Tengah, sehingga terdapat

kesamaan pandang dari setiap pelaku pembangunan dalam penyusunan

program pembangunan, pengendalian dan pengawasan dalam pembangunan

sanitasi.

4. Mengidentifikasi keberhasilan dan kegagalan pembangunan sanitasi Kabupaten

Maluku Tengah dalam upaya untuk menjamin terwujudnya kondisi yang

memenuhi persyaratan kesehatan.

5. Menjamin terciptanya mekanisme pembangunan yang transparan, konsisten,

partisipatif, berkeadilan dan akuntabel.

1.4. METODOLOGI

Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 8

Page 9: Draft Bab I.docx

POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH

Metode yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasiini adalah

studi dokumen dan pengumpulan data sekunder yang ada di masing-masing SKPD

yang terkait, dan didukung dengan observasi objek yang relevan.Selain itu

dilakukan beberapa jenis survey yaitu survey peran serta sektor swasta, survey

komunikasi dan pemetaan media, survey partisipasi masyarakat jender dan

kemiskinan kepada beberapa responden baik kalangan SKPD, Pengusaha, Media

maupun ke masyarakat langsung, dan survey Environmental Health Risk

Assesment (EHRA) ke rumah tangga sasaran pada 17 Kecamatan di Kabupaten

Maluku Tengah.

Analisa yang digunakan adalah analisa kualitatif dengan membandingkan

data dan informasi yang ada dikaitkan dengan kondisi yang seharusnya atau kondisi

ideal untuk mengetahui seberapa jauh kesenjangan yang ada. Untuk penentuan

area dengan resiko tinggi digunakan analisa kualitatif persepsi SKPD dan analisa

kuantitatif hasil EHRA

Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini

secara menyeluruh, akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan

aspek metodologi yang digunakan dalam penulisan ini yang secara singkat dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1.4.1 Sumber Data

Data primer yang diperlukan dalam penyusunan buku ini berasal dari hasil kajian studi

antara lain:

Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Survey Pemberdayaan Masyarakat, Jender & Kemiskinan (PMJK), Promosi

Higiene dan Sanitasi Sekolah Studi Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment/SSA) Studi Komunikasi dan Pemetaan Media.

Data sekunder yang dikumpulkan dalam penyusunan buku putih ini antara lain meliputi

aspek profil umum dan data profil sanitasi.

Data profil Umum antara lain:

Geografis, Administratif & Geohidrologis Demografis Keuangan dan Perekonomian Daaerah Sosial & Budaya Tata Ruang Wilayah Kelembagaan Daerah

Data Profil Sanitasi meliputi antara lain :

Data Teknis : Air Limbah, Persampahan dan Drainase Lingkungan Data Non Teknis : Aspek-aspek kelembagaan dan kebijakan, Keuangan

Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 9

Page 10: Draft Bab I.docx

POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui:

1. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar

pertanyaan yang sifatnya tertutup dan terbuka. Dalam penelitian ini dipakai

kuesioner bersifat tertutup, kuesioner tertutup dimaksud adalah bahwa jawaban

kuesioner telah tersedia dan responden tinggal memilih beberapa alternatif yang

telah disediakan.

2. Wawancara mendalam, yaitu teknik pengumpulan data melalui wawancara yang

dilakukan dengan beberapa nara sumber yang dianggap mampu dan mengetahui

permasalahan. Teknik ini dipakai secara simultan dan sebagai cara utama untuk

memperoleh data secara mendalam yang tidak diperoleh dengan data

dokumentasi, menanyakan hal-hal yang belum ada atau belum jelas yang mungkin

terdapat dalam data dokumentasi.

3. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan

hal-hal yang penting berkaitan dengan objek yang sedang diteliti, sehingga peneliti

mampu menggambarkan secara nyata kondisi di lapangan. Teknik ini dilakukan

dengan cara melakukan pengamatan visual langsung ke lingkungan yang menjadi

obyek studi. Obyek yang diamati berupa kondisi drainase, sarana persampahan,

saluran pembuangan limbah. Hasil dari pengamatan tersebut ditulis secara

deskriptif dan direkam dengan kamera foto.

1.4.3 Teknik Pengolahan dan Penyajian Data

Pengolahan data dalam pelaksanaan proses kajian data primer dan sekunder ini antara

lain dengan menggunakan program Epi info, SPPS, Microsoft Excel dan ArcView GIS.

Sedangkan untuk Visualisasi data ditampilkan dalam bentuk grafik atau diagram dan peta.

Sedangkan data-data yang bersifat penjelasan dipresentasikan secara deskriptif kualitatif

dalam bentuk uraian.

1.4.4 Analisis Data

Analisis data adalah merupakan tindak lanjut dari tahapan pengumpulan data untuk

memperoleh output sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Analisis yang diguna dalam

penelitian ini adalah :

Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 10

Page 11: Draft Bab I.docx

POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH

a. Analisis ProfilWilayah Kabupaten Maluku Tengah

Analisis ini menggunakan metode deskriptif kualitatif . Hasil analisis ini adalah

kondisi existing wilayah Kabupaten Maluku Tengah di tinjau dari aspek fisik,

demografi, ekonomi, tata ruang wilayah, sosial budaya dan kelembagaan

Kabupaten Maluku Tengah pada saat ini.

b. Profil Sanitasi Wilayah

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sanitasi di Kabupaten Maluku

Tengah saat ini secara obyektif berdasarkan data primer dan sekunder sistem

dan layanan sanitasi, permasalahan yang di hadapi dan rencana pembangunan

sanitasi yang ada saat ini. Hasil analisis ini adalah peta sistem sanitasi untuk

masing-masing subsektor dan lokasinya yang spesifik, hasil analisis dari beberapa

kajian data primer, dan teridentifikasinya rencana program dan kegiatan

pengembangan sanitasi serta kegiatan sanitasi yang sedang berlangsung. Analisis

ini menggunakan metode tabulasi, Diagram Sistem Sanitasi (DSS) dan analisis

deskriptif

c. Penetapan Area Beresiko Sanitasi

Analisis ini bertujuan untuk menetapkan area beresiko sanitasi dan posisi

pengelolaan sanitasi saat ini di Kabupaten Maluku Tengah berdasarkan analisis

data sekunder, data primer yang dihimpun dari studi EHRA dan penilaian SKPD

tentang kualitas, kuantitas dan kontunuitas sarana dan prasarana sanitasi dan

perilaku PHBS. Analisis ini menggunakan metode tabulasi, pembobotan (skoring)

dan peta

1.5. DASAR HUKUM PENYUSUNAN

1.5.1 Dasar hukum yang melandasi PenyusunanBuku Putih Sanitasi Kabupaten Maluku Tengah ini antara lain :

1.5.1.1 Undang-Undang

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 22, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2804);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan

dan kawasan Pemukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);

Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 11

Page 12: Draft Bab I.docx

POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5059);

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang

Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber

Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4421);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008tentang Perubahan

Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4438);

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4700);

11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725).

1.5.1.2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4854);

Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 12

Page 13: Draft Bab I.docx

POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang

Pengaturan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 37,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3225);

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang

Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 74,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5230);

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3838);

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4161);

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4833);

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang

Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor

86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3853);

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang

Pengembangan Sistim Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4490).

1.5.1.3 Peraturan Presiden Republik Indonesia

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJM) Tahun 2010-2014.

1.5.1.4 Keputusan Presiden Republik Indonesia

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan;

Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 13

Page 14: Draft Bab I.docx

POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim

Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air;

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang

Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001

Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air .

1.5.1.5 Keputusan Menteri

1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan

Sehat Pakai Air (SPA);

2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/KPTS/M/2005 tentang

PedomanPemberdayaan Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha Jasa

KonstruksiKualifikasi Kecil;

3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 Tentang

Kebijakandan Strategi Nasional Pengelolaan persampahan;

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total

BerbasisMasyarakat (STBM).

1.5.2 Hubungan Buku Putih dengan Perencanaan lain

a. Buku Putih dengan RPJP

Dokumen RPJPKabupaten Maluku Tengah tahun 2005-2025 digunakan sebagai

referensi untuk memetakan permasalahan terkait sanitasi dan arah pelaksanaan

program sanitasi ke depan.

b. Buku Putih dengan RPJM

Buku putih menggunakan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menangah

(RPJMD) Tahun 2013-2017 sebagai referensi untuk memperoleh data isu – isu

strategis dan permasalahan mendesak terkait program sanitasi yang harus di

tangani segera dan sebagai pedoman untuk menentukan visi dan misi serta

kebijakan sanitasi kedepan.

c. Buku Putih dan RTRW Kabupaten Maluku Tengah

Dalam pelaksanaan penyusunan Buku Putih memperhatikan dan mempedomani

tujuan penataan ruang, kebijakan penataan ruang, struktur dan pola ruang dalam

Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 14

Page 15: Draft Bab I.docx

POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH

RTRW Kabupaten Maluku Tengah, dimana kebijakan penataan ruang, struktur

dan pola ruang dalam RTRW Kabupaten Maluku Tengah menjadi acuan dalam

penentuan wilayah kajian dalam penyusunan buku putih.

d. Buku Putih dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah

(Renstra SKPD)

Buku putih menggambarkan rencana program dan kegiatan setiap SKPD yang

menangani sanitasi sebagaimana tertuang dalam Renstra SKPD tersebut dan

setelah Buku Putih Final akan menjadi pedoman bagi setiap satuan kerja

perangkat daerah dalam penyesuaian program terhadap Rencana Strategis

Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang berlaku sekarang.

1.6. SISTEMATIKA PENYUSUNAN

Sistematika penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Maluku Tengah, ini

terdiri dari 5 bab yang meliputi :

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang, landasan gerak, maksud dan tujuan, metodologi yang

digunakan, dasar hukum serta sistematika penulisan yang digunakan.

BAB II GAMBARAN UMUM

Berisikan kondisi geografis, administratif, kondisi fisik, demografi, keuangan dan

perekonomian, tata ruang wilayah, sosial dan budaya, serta kelembagaan

pemerintah daerah.

BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN

Berisikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan promosi higiene meliputi :

tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah; pengelolaan air limbah domestik,

pengelolaan persampahan, pengelolaan drainase lingkungan, dan pengelolaan

terkait komponen sanitasi

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG

DIRENCANAKAN

Berisikan penjelasan detail mengenai rencana program dan kegiatan untuk tahun

depan dan program serta kegiatan sanitasi yang sedang berjalan saat ini, meliputi :

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene, Peningkatan

Pengelolaan Air Limbah Domestik, Peningkatan Pengelolaan Persampahan,

Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 15

Page 16: Draft Bab I.docx

POKJA SANITASI KABUPATEN MALUKU TENGAH

Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan, Peningkatan Komponen Terkait

Sanitasi.

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

Menyajikan hasil dari kegiatan Penetapan Area Berisiko Sanitasi dan hasil analisis

posisi pengelolaan sanitasi saat ini, meliputi : Area Berisiko Sanitasi dan Posisi

Pengelolaan Sanitasi saat ini.

Buku Putih Sanitasi (BPS) I - 16