Dr. Edi Hidayat, Sejarah EKG
-
Upload
dr-edi-hidayat -
Category
Documents
-
view
23 -
download
1
Transcript of Dr. Edi Hidayat, Sejarah EKG
BAB 1DASAR-DASAR EKG
Sejarah Elektokardiorafi (EKG) EKG ini pertama kali diperkanalkan oleh Willem Einthoven. Dia adalah seorang
anak dokter militer dari Belanda lahir pada 21 Mei 1860 di Samarang, Jawa Tengah, Indonesia (dahulu disebut Hindia Belanda). Sampai umur 10 tahun ia tinggal di Semarang dan kemudian pulang ke negeri asalnya. Di negeri kincir angin tersebut ia tinggal di Utrecht. Pada 1885 memperoleh gelar PhD di bidang medis dan menjadi pengajar bidang fisiologi di universitas, Leiden. EKG berkembang dengan pesat pada abab ke-20. Penerapan EKG dengan 12 sadapan sudah dimulai diperkenankan sejak tahun 1940.
Gambar 1.1 Willem Einthoven (1860-1927). Orang pertama memperkenalkan EKG (dikutip Snellen, HA. Father of Electrocardiography. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers, 1995)
Pengertian Elektrokardiografi (EKG)Ektrokardiografi (EKG) berasal dari 3 kata yaitu elektro: listrik, kardio: jantung
dan grafi: grafik. Jadi yang dimaksud dengan EKG adalah suatu alat bantu diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi aktivitas listrik pada jantung yang digambarkan berupa grafik.
Potensial aksiPotensial aksi ini terdiri dari lima fase:
1. Fase 4 (resting membran potensial) Fase ini fase istirahat ditandai dengan bagian dalam sel relatif negatif sedangkan
bagian luar positif. 2. Fase 0 (fase upstroke)
Impuls dari SA Node memicu masuknya natrium dari luar sel ke dalam secepatnya, sehingga muatan positif bertambah dalam sel. Sehingga pada gambar grafik naik menjadi positif.
1
2 |Elektrokardiografi (EKG) Praktis
3. Fase 1 (early repolarization)Dimulai dengan tertutupnya jalur masuk natrium dan terbukanya jalur kalium,
sehingga ion kalium mulai keluar namun dalam jumlah yang sedikit. 4. Fase 2 (fase plateau)
Dimulai dengan terbukannya jalur masuk ion kalsium, sehingga ion kalsium mulai masuk. Sedangkan ion kalium tetap keluar.
5. Fase 3 (fast repolarization)Pada fase ini jalur masuk ion kalsium akan tertutup, sedangakan jalur keluar ion
kalium akan terbuka lebar, sehingga ion kalium yang keluar dalam jumlah yang banyak.
Gambar 1.2. Aktivitas listrik jantung. A, Rekaman potensial aksi jantung. B, Rekaman elektrokardiografi standar dari permukaan tubuh yang menggambarkan aktivitas listrik dari semua sel miokardium.
Sistem konduksi jantungSusunan sistem hantaran jaringan terdiri dari:
1. Nodus Sinoatrial (SA Node)Terletak pada pertemuan antara vena kava superior dengan atrium kanan. Impuls
normal yang dihasilkan oleh SA Node ini dengan frekwensi 60-100 x/menit.2. Nodus Atrioventrikuler (AV Node)
Terletak di atas sinus koronarius pada dinding posterior atrium kanan. Impuls yang dihasilkan dari simpul ini normalnya 40-60 x/menit.
3. Berkas HISMengirim impuls kepada cabang-cabang yang terletak di Nodus AV. Berkas HIS
terbagi menjadi cabang berkas kanan (right bundle branches, RBB). Cabang berkas kanan menghantarkan impuls yang menuju ke ventrikel kanan. Cabang berkas kiri (left bundle branches, LBB). Cabang berkas kiri menghantarkan impuls menuju ventrikel kiri. Cabang kiri ini di bagi 2 yaitu Fasikulus posterior menghantarkan
Oleh: Dr. Edi Hidayat
Dasar-Dasar Elektrokardiografi (EKG) | 3
impuls listrik ke ventrikel kiri bagian inferior, posterior dan Fasikulus anterior menghantarkan impuls listrik ke ventrikel kiri bagian anterior, superior.
4. Serabut BachmanSerabut ini merupakan jalur yang menghubungkan impuls listrik dari atrium
kanan dengan atrium kiri.5. Serabut Purkinje
Serabut ini terletak di dalam endokardium dan merupakan akhir dari perjalanan impuls listrik. Serabut ini menghasilkan impuls 20-40 x /menit.
Gambar 1.3. Sistem konduksi jantun
Hubungan Sistem Konduksi dengan Gelombang EKG
Tabel 1.1. Hubungan sistem konduksi dan gelombang EKGSistem Konduksi Gelombang EKG
Impuls berasal dari nodus SA dan menyebar ke atrium (Depolarisasi Atrium)
Gelombang P
Impuls menyebar dari atrium melalui AV ke berkas His
Interval PR
Impuls menyebar melalui cabang berkas His dan serabut purkinje (depolarisasi ventrikel)
Kompleks QRS
Repolarisasi awal ventrikel Segmen STAkhir repolarisasi ventrikel Gelombang T
4 |Elektrokardiografi (EKG) Praktis
Kertas EKG Kertas EKG terdiri dari garis harizontal dan vertikal Garis horisontal menggambarkan waktu dimana 1 kotak kecil = 0,04 detik dan 1
kotak besar 0,20 detik Garis vertikal menggambarkan voltase, dimana 1 mm = 0,1 mVolt Pada perekaman EKG sering dibuat dengan kecepatan 25 mm/detik, kalibrasi
biasanya dilakukan 1 milivolt yang menghasilkan defleksi setinggi 10 mm. Kalibrasi ini dapat diperbesar atau diperkecil.
Gambar 1.4. Kertas EKG
Mengenal Komponen Dasar EKG NormalGelombang P
- Merupakan depolarisasi atrium, nilai normal pada orang dewasa: lebar ≤ 0,1 detik (≤ 2,5 kotak kecil), tinggi ≤ 0,25 mv (≤ 2,5 kotak kecil).
- Normalnya gelombang ini selalu defleksi positif (cembung ke atas) kecuali di sadapan aVR yang defleksi negatif (cembung ke bawah).
Oleh: Dr. Edi Hidayat
Dasar-Dasar Elektrokardiografi (EKG) | 5
Gambar 1.5. Bentuk gelombang P
Interval PR- Diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan QRS, nilai normal 0,12-
0,20 detik (3-5 kotak kecil).- Interval ini menggambarkan waktu yang diperlukan dari permulaan depolarisasi
atrium sampai awal depolarisasi ventrikel.
Gambar 1.6. Gambar bentuk interval PR
Kompleks QRS- Kompleks QRS merupakan gelombang kedua setelah gelombang P, terdiri atas
gelombang Q-R-S. Nilai normal dengan durasi 0,06-0,12 detik (lebarnya 1½ - 3 kotak kecil).
- Tinggi kompleks QRS di sadapan extremitas > 5 mm dan pada sadapan prekordial >10 mm. Kriteria low voltage kompleks QRS jika tinggi < 5 mm pada sadapan extremitas dan <10 mm pada sadapan prekordial. Ini dapat terjadi pada obesitas, efusi perikardium, perikarditif kontriktif, efusi pleura dan penyakit paru obstruksi kronik (PPOK).
6 |Elektrokardiografi (EKG) Praktis
Gambar 1.7. Gambar macam-macam bentuk kompleks QRS (Dikutip dari Khan, M.G. Rapid interpretation ecg. 4th ed. Humana press, Totowa new jersey, 2008)
Gelombang Q- Nilai normal dengan lebar < 0,04 detik (kurang 1 kotak kecil) dan dalam kurang
tinggi 1/3 R. Gelombang Q abnormal disebut Q patologis.- Timbulnya gelombang Q patologis menunjukkan suatu infark atau nekrosis otot
jantung.
Gambar 1.8. Bentuk gelombang QGelombang R
- Merupakan gelombang defleksi positif (ke atas) setelah gelombang P atau Q. Gelombang ini selalu arah ke atas kecuali di aVR.
Gambar 1.9. Bentuk gelombang
Oleh: Dr. Edi Hidayat
Dasar-Dasar Elektrokardiografi (EKG) | 7
Gelombang S- Merupakan gelombang defleksi negatif (ke bawah) setelah R. Normalnya
gelombang ini akan berangsur-angsur hilang mulai V1-V6.
Gambar 1.10. Bentuk gelombang SGelombang T
- Merupakan gambaran repolarisasi ventrikel. Normalnya arah ke atas (positif) dan inverted (terbalik) di aVR. Tinggi gelombang T minimum adalah 1 mm (1 kotak kecil), bila kurang 1 mm dianggap T tidak ada (flat T= T datar). Tinggi T maksimun di sadapan prekordial tidak boleh lebih 10 mm (10 kotak kecil) dan T maksimum di sadapan sadapan ekstremitas tidak melebihi 5 mm (5 kotak kecil). Jika memakai perbandingan gelombang R, maka tinggi gelombang T tidak melebihi 1/8-2/3 R.
Gambar 1.11. Bentuk gelombang T
Gelombang U- Gelombang yang muncul setelah gelombang T atau sebelum P berikutnya.
Gelombang ini jarang muncul. Adanya gelombang ini menandakan hipokalemia.
8 |Elektrokardiografi (EKG) Praktis
Gambar 1.12. Bentuk gelombang U
Segment ST- Diukur dari akhir QRS sampai permulaan gelombang T, segment ST ini
normalnya berada di garis isoelektrik. Elevasi segment ST bila terjadi defleksi positif lebih 2 mm dan depresi segment ST bila terjadi defleksi negatif lebih 2 mm
Gambar 1.13. Bentuk segmen S
Interval QT- Merupakan garis horizontal yang di ukur dari permulaan gelombang Q sampai
akhir gelombang T. Nilai normal interval QT panjangnya kurang ½ jarak R-R. Perhitungan akurat dapat dipakai rumus QTc (QT correction), sebagai berikut:
Gambar 1.14. Bentuk interval QTOleh: Dr. Edi Hidayat
QTc=QT
√R−RNilai normal 0,34-0,44 detik