DPRD Kabupaten Raja Ampat – Santun, Bersahabat dan...
Transcript of DPRD Kabupaten Raja Ampat – Santun, Bersahabat dan...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT
NOMOR 11 TAHUN 2011
TENTANG
RETRIBUSI JASA USAHA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI RAJA AMPAT,
Menimbang : a. bahwa retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang sangat penting guna mendukung pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan daerah, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan, maka untuk menuju kemandirian daerah secara nyata dan bertanggungjawab perlu mencari, menggali, mengolah dan memanfaatkan sumber-sumber potensi daerah yang bermuara pada peningkatan penerimaan Pendapatan Asli Daerah;
b. bahwa dalam rangka menuju kemandirian daerah, maka perlu melibatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam mendukung kebijakan daerah terhadap pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah;
c. bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka beberapa Peraturan Daerah yang mengatur tentang Retribusi Jasa Usaha perlu ditinjau dan disesuaikan kembali;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Usaha;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Daerah Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten–kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2907);
2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151 ), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4842 );
1
4. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Sarmi, Kabupaten Keerom, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Waropen, Kabupaten Mappi, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Teluk Wondama di Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4245);
5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
6. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355 );
7. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
8. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
10. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139 );
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Penggelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161);
2
16. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang Jenis dan Bentuk Produk Hukum Daerah;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Penyusunan Produk Hukum Daerah;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2006 tentang Lembaran Daerah dan Berita Daerah;
21. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat (Lembaran Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Raja Ampat Nomor 2);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Raja Ampat Nomor 6 Tahun 2011 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Raja Ampat (Lembaran Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2011 Nomor 72, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Raja Ampat Nomor 68);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Raja Ampat Nomor 7 Tahun 2011 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda, dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Raja Ampat (Lembaran Daerah Kabupaten Raja Ampat Tahun 2011 Nomor 73, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Raja Ampat Nomor 69);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT
dan
BUPATI RAJA AMPAT
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA.
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :1. Daerah adalah Kabupaten Raja Ampat.2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah
dan DPRD menurut Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan dengan Prinsip Otonomi seluas-luasnya dalam Sistem dan Prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
4. Kepala Daerah adalah Bupati Raja Ampat. 5. Sekretaris adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Raja Ampat.6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Raja Ampat, sebagai lembaga mitra sejajar dengan Pemerintah Daerah dan merupakan bagian dari unsur penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
7. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang Retribusi Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.
3
8. Dinas adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Raja Ampat.9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Raja Ampat.10. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Dinas Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah yang sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing melaksanakan pelayanan, pembinaan kemasyarakatan, dan pembangunan bagi masyarakat diwilayah Kabupaten Raja Ampat.
11. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Kepala SKPD adalah Kepala Dinas, Kepala Badan dan Kepala Kantor dilingkungan Pemerintah Kabupaten Raja Ampat.
12. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Daerah pada PT. Bank Papua Cabang Waisai Kabupaten Raja Ampat.
13. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
14. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan Orang Pribadi atau Badan.
15. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh Orang Pribadi atau Badan.
16. Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.
17. Wajib Retribusi adalah Orang Pribadi atau Badan yang menurut Peraturan Perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.
18. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan.
19. Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat disingkat SPDORD, adalah surat yang digunakan oleh Wajib Retribusi untuk melaporkan objek retribusi dan wajib retribusi sebagai dasar perhitungan dan pembayaran Retribusi yang terutang menurut Peraturan Perundang-undangan Retribusi Daerah.
20. Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SPTRD adalah surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran retribusi yang terutang menurut Peraturan Retribusi.
21. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang.
22. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Tambahan yang selanjutnya dapat disingkat SKRDT, adalah Surat Keputusan yang menetukan tambahan atas jumlah Retribusi Daerah Lebih yang telah ditetapkan.
23. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya dapat disingkat SKRDLB, adalah Surat Keputusan yang menetukan jumlah kelebihan pembayaran Retribusi karena jumlah kredit retribusi yang lebih besar dari pada Retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang.
24. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat yang melakukan tagihan Retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.
25. Surat Keputusan Keberatan adalah Surat Keputusan atau Keberatan terhadap SKRDKBT dan SKRDLB yang diajukan oleh Wajib Retribusi;
26. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan mengola data dan/atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi Daerah berdasarkan Peraturan Perundang–undangan Retribusi Daerah.
27. Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
28. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah APBD Kabupaten Raja Ampat.
4
BAB II JENIS RETRIBUSI JASA USAHA
Pasal 2
Jenis Retribusi Jasa Usaha dalam Peraturan Daerah ini terdiri atas :a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;b. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;c. Retribusi Tempat Pelelangan;d. Retribusi Terminal;e. Retribusi Tempat Khusus Parkir;f. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa;g. Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan; h. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga;i. Retribusi Penyeberangan di Air; danj. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
BAB IIIRETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH
Bagian Kesatu Nama dan Obyek Retribusi
Pasal 3
(1) Dengan nama Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, dipungut retribusi atas pemakaian kekayaan Daerah.
(2) Obyek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah adalah pemakaian kekayaan daerah, meliputi :a. pemakaian tanah;b. pemakaian gedung atau bangunan;c. pemakaian kendaraan darat dan angkutan laut;d. pemakaian alat-alat berat;e. pemakaian sarana olah raga; f. pemakaian sarana pariwisata; dang. pemakaian Laboratorium Pemeriksaan Kualitas Air, Makanan dan Minuman.
(3) Dikecualikan dari objek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), adalah penggunaan tanah yang tidak mengubah fungsi dari tanah tersebut antara lain, pemancangan tiang listrik/telepon atau penanaman/pembentangan kabel listrik/telepon di tepi jalan umum.
Bagian KeduaCara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 4
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan : a. pemakaian tanah didasarkan pada lokasi, luas tanah, waktu pemakaian dan peruntukannya;b. pemakaian gedung/bangunan didasarkan pada fasilitas, lokasi, waktu pemakaian dan
peruntukannya; c. pemakaian kendaraan didasarkan pada jenis kendaraan, jarak tempuh, waktu pemakaian dan
peruntukannya; d. pemakaian alat-alat berat didasarkan pada jenis alat berat, waktu pemakaiannya dan
peruntukannya; dan e. pemakaian laboratorium didasarkan pada macam/jenis pengujian, waktu pemakaian dan besar
satuan bahan kimia yang dipergunakan.
5
Bagian KetigaStruktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 5
Struktur dan besarnya tarif Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah sebagaimana terdapat dalam lampiran I, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB IVRETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN
Bagian Kesatu Nama dan Obyek Retribusi
Pasal 6
(1) Dengan nama Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan, dipungut retribusi atas penyediaan fasilitas pasar grosir berbagai jenis barang, dan fasilitas pasar/pertokoan yang dikontrakkan.
(2) Obyek Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan adalah penyediaan fasilitas pasar grosir berbagai jenis barang, dan fasilitas pasar/pertokoan yang dikontrakkan, yang disediakan/diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
(3) Penyedian fasilitas pasar grosir sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berupa penyediaan rumah toko (ruko).
(4) Dikecualikan dari objek Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah fasilitas pasar yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD, dan Pihak Swasta.
Bagian KeduaCara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 7
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis, luas, lokasi dan jangka waktu kontrak.
Bagian KetigaStruktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 8
Struktur dan besarnya tarif Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan sebagaimana terdapat dalam lampiran II, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB VRETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN
Bagian Kesatu Nama dan Obyek Retribusi
Pasal 9
(1) Dengan nama Retribusi Tempat Pelelangan, dipungut retribusi atas penyediaan tempat pelelangan yang secara khusus disediakan oleh Pemerintah Daerah.
(2) Obyek Retribusi Tempat Pelelangan adalah penyediaan tempat pelelangan yang secara khusus disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk melakukan pelelangan ikan, ternak, hasil bumi, dan hasil hutan termasuk jasa pelelangan serta fasilitas lainnya yang disediakan di tempat pelelangan.
(3) Termasuk Objek Retribusi Tempat Pelelangan adalah tempat yang dikontrak oleh Pemerintah Daerah dari pihak lain untuk dijadikan sebagai tempat pelelangan.
(4) Dikecualikan dari Objek Retribusi Tempat Pelelangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah tempat pelelangan yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD, dan Pihak Swasta.
6
Bagian KeduaCara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 10
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan volume atau tonase komoditi yang dilelang.
Bagian KetigaStruktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 11
Struktur dan besarnya tarif Retribusi Tempat Pelelangan ditetapkan sebesar 5 % (lima persen) dari harga lelang, terdiri atas : a. 3 % (tiga persen) dari penjual; dan b. 2 % (dua persen) dari pembeli.
BAB VIRETRIBUSI TERMINAL
Bagian Kesatu Nama dan Obyek Retribusi
Pasal 12
(1) Dengan nama Retribusi Terminal, dipungut retribusi atas penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usaha, dan fasilitas lainnya di lingkungan terminal, yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
(2) Obyek Retribusi Terminal adalah penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usaha, dan fasilitas lainnya dilingkungan terminal, yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
(3) Penyediaan tempat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah :a. tempat parkir kendaraan penumpang dan bis umum; danb. tempat kegiatan usaha.
(4) Fasilitas lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), yang disediakan oleh Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut : a. wc/kakus dan kamar mandi umum; dan b. tempat pembuangan sampah sementara.
(5) Dikecualikan dari objek Retribusi Terminal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah terminal yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan Pihak Swasta.
Bagian KeduaCara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 13
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis kendaraan, frekuensi, jenis fasilitas yang digunakan dan jangka waktu penggunaan.
Bagian KetigaStruktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 14
Struktur dan besarnya tarif Retribusi Terminal sebagaimana terdapat dalam lampiran III, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
7
BAB VIIRETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR
Bagian Kesatu Nama dan Obyek Retribusi
Pasal 15
(1) Dengan nama Retribusi Tempat Khusus Parkir, dipungut retribusi atas pelayanan tempat khusus parkir.
(2) Objek Retribusi Tempat Khusus Parkir adalah pelayanan tempat khusus parkir yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
(3) Obyek tempat khusus Parkir sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terdiri atas : a. penitipan kendaraan roda dua;b. penitipan kendaraan roda empat; danc. penitipan kendaraan roda enam.
(4) Dikecualikan dari objek Retribusi Tempat Khusus Parkir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan tempat khusus parkir yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan Pihak Swasta.
Bagian KeduaCara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 16
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis tempat parkir, jenis kendaraan dan jangka waktu parkir.
Bagian KetigaStruktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 17
(1) Struktur dan besarnya tarif Retribusi Tempat Khusus Parkir ditetapkan sebagai berikut :
NO. OBJEK TARIF (Rp/hari)1. Kendaraan Roda Dua 5.000,-2. Kendaraan Roda Empat 10.000,-3. Kendaraan Truck/Bus 15.000,-
(2) Tambahan waktu penggunaan tempat khusus parkir dikenakan tarif sebesar Rp.2.000,-/hari
BAB VIIIRETRIBUSI TEMPAT PENGINAPAN/PESANGGRAHAN/VILLA
Bagian Kesatu Nama dan Obyek Retribusi
Pasal 18
(1) Dengan nama Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa, dipungut retribusi atas pelayanan tempat penginapan/pesanggrahan/villa yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
(2) Obyek Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa adalah pelayanan tempat penginapan/pesanggrahan/villa yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
(3) Tempat penginapan/pesanggrahan/villa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), adalah tempat penginapan Syalome Syeben.
(4) Dikecualikan dari objek Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah tempat penginapan/pesanggrahan/villa yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan Pihak Swasta.
8
Bagian KeduaCara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 19
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis, fasilitas dan jangka waktu menginap.
Bagian KetigaStruktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 20
Struktur dan besarnya tarif Retribusi Tempat Penginapan Syalome Syeben ditetapkan sebagai berikut :
NO. OBJEK TARIF (Rp/hari)INSTANSI PENGELOLAH
1. Kamar Standar 250.000,- Badan Pember. Perempuan & KB.2. Kamar VIP 350.000,-
BAB IXRETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN
Bagian Kesatu Nama dan Obyek Retribusi
Pasal 21
(1) Dengan nama Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan, dipungut retribusi atas pelayanan jasa kepelabuhanan, termasuk fasilitas lainnya dilingkungan pelabuhan yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
(2) Obyek Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan adalah pelayanan jasa kepelabuhanan, termasuk fasilitas lainnya dilingkungan pelabuhan yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
(3) Obyek Retribusi Pelayanan Jasa Kepelabuhanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), adalah : a. jasa labuh;b. jasa tambat; c. jasa bongkar muat;d. terminal penumpang;e. fasilitas gudang tertutup penampungan barang; danf. lapangan terbuka penumpukan barang.
(4) Fasilitas lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terdiri atas : a. warung makan, kios, toko; danb. pedagang kaki lima yang bersifat temporer.
(5) Dikecualikan dari objek Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan jasa kepelabuhanan yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan Pihak Swasta.
Bagian KeduaCara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 22
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis layanan, jenis fasilitas dan jangka waktu penggunaan.
Bagian KetigaStruktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 23
Struktur dan besarnya tarif Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan sebagaimana terdapat dalam lampiran IV, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
9
Bagian KeempatKewenangan Pengelolaan Pelabuhan
Pasal 24
Pengelolaan kawasan perairan termasuk pelabuhan, dermaga dan tambatan merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten Raja Ampat.
Pasal 25
Pengelolaan kawasan perairan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, yang selama ini masih di kelola oleh pihak Kakanpel/Syahbandar, dengan berlakunya Peraturan Daerah ini pengelolaannya segera dikembalikan kepada Pemerintah Kabupaten Raja Ampat.
BAB XRETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA
Bagian Kesatu Nama dan Obyek Retribusi
Pasal 26
(1) Dengan nama Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga, dipungut retribusi atas pelayanan tempat rekreasi, pariwisata, dan Olah Raga.
(2) Obyek Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga adalah pelayanan tempat rekreasi, pariwisata, dan Olah Raga yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
(3) Tempat Rekreasi dan Olah Raga sebagaimana dimaksud pada ayat (2), adalah : a. pantai Waiwo;b. pantai WTC;c. pantai Moko;d. pulau Saonek Monde;e. air terjun Warsamdin;f. pulau Matan;g. dive Spot;h. lapangan Volly Pantai; dan i. lapangan Futsal.
(4) Dikecualikan dari objek Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan tempat rekreasi, pariwisata, dan olah raga yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan Pihak Swasta.
Bagian KeduaCara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 27
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis layanan, jenis fasilitas dan jangka waktu penggunaan.
Bagian KetigaStruktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 28
(1) Struktur dan besarnya tarif Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga sebagaimana terdapat dalam lampiran V, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
(2) Objek-objek Tempat Rekreasi dan Olah Raga yang belum tertata oleh Pemerintah Daerah baik wisata diving, landscape, burung, dan obyek wisata lainnya, dikenakan tarif sesuai klasifikasi dan jenis objek wisata sebagaimana terdapat dalam tabel pada lampiran V.
10
BAB XIRETRIBUSI PENYEBERANGAN DI AIR
Bagian Kesatu Nama dan Obyek Retribusi
Pasal 29
(1) Dengan nama Retribusi Penyeberangan di Air, dipungut retribusi atas pelayanan penyeberangan orang atau barang dengan menggunakan kendaraan di air yang dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
(2) Obyek Retribusi Penyeberangan di Air adalah pelayanan penyeberangan orang atau barang dengan menggunakan kendaraan di air yang dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
(3) Obyek Pelayanan orang atau barang sebagaimana dimaksud pada ayat (2), adalah :a. penyeberangan kapal fery ASDP;b. penyeberangan Perahu longboat; dan c. penyeberangan Speedboat.
(4) Dikecualikan dari objek Retribusi Penyeberangan di Air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan penyeberangan yang dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan Pihak Swasta.
Bagian KeduaCara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 30
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis kendaraan atau alat angkutan, dan jarak tempuh.
Bagian KetigaStruktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 31
Struktur dan besarnya tarif Retribusi Penyeberangan di Air sebagaimana terdapat dalam lampiran VI, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB XIIRETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH
Bagian Kesatu Nama dan Obyek Retribusi
Pasal 32
(1) Dengan nama Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah, dipungut retribusi atas penjualan hasil produksi usaha Pemerintah Daerah.
(2) Obyek Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah adalah penjualan hasil produksi usaha Pemerintah Daerah.
(3) Dikecualikan dari Objek Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah penjualan produksi oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan Pihak Swasta.
Bagian KeduaCara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 33
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis, bentuk dan volume hasil produksi.
11
Bagian KetigaStruktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 34
Struktur dan besarnya tarif Retribusi Penjualan Hasil Produksi Usaha Pemerintah Daerah sebagaimana terdapat dalam lampiran VII, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB XIIISUBJEK DAN WAJIB RETRIBUSI
Pasal 35
(1) Subjek Retribusi Jasa Usaha adalah Orang Pribadi atau Badan yang menggunakan/menikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan.
(2) Wajib Retribusi Jasa Usaha adalah Orang Pribadi atau Badan yang menurut ketentuan Peraturan Daerah ini diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Jasa Usaha.
BAB XIVGOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 36
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan, Retribusi Terminal, Retribusi Tempat Khusus Parkir, Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa, Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan, Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga, Retribusi Penyeberangan di Air, dan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah digolongkan kedalam Golongan Retribusi Jasa Usaha.
BAB XVPRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN TARIF
Pasal 37
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif Retribusi Jasa Usaha didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak.
(2) Keuntungan yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah keuntungan apabila pelayanan penjualan produksi usaha daerah dilakukan secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.
BAB XVIWILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 38
Retribusi Jasa Usaha yang terutang dipungut di wilayah Kabupaten Raja Ampat.
BAB XVIIPEMUNGUTAN
Pasal 39
(1) Retribusi terutang dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan yang diterbitkan oleh Bupati.
12
(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa karcis, kupon, dan kartu langganan.
(3) Bentuk, isi, tata cara pengisian dan penyampaian SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
BAB XVIIITATACARA PEMBAYARAN
Pasal 40
(1) Pembayaran Retribusi yang terutang dilunasi sekaligus.(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkannya
SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan yang merupakan tanggal jatuh tempo pembayaran Retribusi.
(3) Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.
(4) Bupati atas permohonan Wajib Retribusi setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Retribusi untuk mengangsur atau menunda pembayaran Retribusi, dengan dikenakan bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan.
(5) Tatacara pembayaran, pembayaran dengan angsuran dan penundaan pembayaran Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
Pasal 41
(1) Pembayaran Retribusi yang terutang dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditetapkan oleh Bupati.
(2) Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan menggunakan SSRD.
(3) Bentuk, jenis, ukuran dan tatacara pengisian SSRD, ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
BAB XIXTATACARA PENAGIHAN
Pasal 42
(1) Untuk melakukan penagihan Retribusi, Bupati dapat menerbitkan STRD jika Wajib Retribusi tidak membayar Retribusi Terutang tepat pada waktunya atau kurang membayar.
(2) Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), didahului dengan Surat Teguran.
(3) Jumlah kekurangan Retribusi yang terutang dalam STRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditambah dengan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar.
(4) Tata cara penagihan Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
BAB XX KEBERATAN
Pasal 43
(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3), adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan Wajib Retribusi.
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan pelaksanaan penagihan Retribusi.
13
Pasal 44
(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.
(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya Retribusi yang terutang.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), telah lewat dan Bupati tidak memberi suatu Keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
Pasal 45
(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, Bupati menerbitkan SKRDLB untuk mengembalikan kelebihan pembayaran Retribusi dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan untuk paling lama 12 (dua belas) bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKRDLB.
BAB XXIPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 46
(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran kepada Bupati.
(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), telah dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi lainnya, kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran Retribusi.
(7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XXIIKEDALUWARSA
Pasal 47
(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali jika Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tertangguh jika :a. diterbitkan surat teguran; ataub. adanya pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi, baik langsung maupun tidak
langsung.(3) Dalam hal diterbitkan surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa
penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya surat teguran tersebut.(4) Pengakuan utang retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b,
adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.
(5) Pengakuan utang retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh Wajib Retribusi.
14
Pasal 48
(1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) Bupati menetapkan keputusan penghapusan piutang retribusi yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XXIIIPEMERIKSAAN
Pasal 49
(1) Bupati berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dalam rangka melaksanakan Peraturan Perundang-undangan tentang Retribusi Daerah.
(2) Wajib Retribusi yang diperiksa wajib :a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi
dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan objek Retribusi yang terutang;b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan
memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan; danc. memberikan keterangan yang diperlukan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan retribusi diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XXIVPEMANFAATAN
Pasal 50
(1) Sebagian dari hasil penerimaan Retribusi Jasa Umum digunakan untuk mendanai kegiatan yang berkaitan langsung dengan masing-masing pelayanan.
(2) Pengalokasian sebagian penerimaan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang APBD Kabupaten Raja Ampat.
BAB XXVINSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 51
(1) Perangkat Daerah yang melaksanakan pemungutan retribusi dapat diberikan insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dialokasikan dananya melalui APBD Kabupaten Raja Ampat.
(3) Pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Bupati yang didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
BAB XXVIPENYIDIKAN
Pasal 52
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana.
15
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan
dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai Orang Pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari Orang Pribadi atau Badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi;j. menghentikan penyidikan; dank. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang
Retribusi Daerah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memberitahukan dimulainya penyidikan dan
menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana.
(5) Selain penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah secara ex-officio karena jabatannya bertugas untuk melakukan penyidikan atas pelanggaran Peraturan Daerah dibidang Retribusi Daerah.
BAB XXVIIKETENTUAN PIDANA
Pasal 53
(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah retribusi terutang yang tidak atau kurang dibayar.
(2) Denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan penerimaan negara.
BAB XXVIIIPELAKSANAAN
Pasal 54
Pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Instansi Teknis yang ditetapkan oleh Bupati dan/atau sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidanginya.
16
BAB XXIXKETENTUAN PERALIHAN
Pasal 55
Retribusi yang masih terutang berdasarkan Peraturan Daerah tentang retribusi, sepanjang tidak diatur dalam Peraturan Daerah ini masih dapat ditagih selama jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi tersebut.
BAB XXXKETENTUAN PENUTUP
Pasal 56
(1) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang menyangkut teknis pelaksanaannya akan diatur dengan Peraturan Bupati.
(2) Ketentuan pelaksanaan untuk masing-masing jenis Retribusi Jasa Usaha akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati, dan ditetapkan paling lambat 6 (enam) bulan sejak tanggal diundangkannya Peraturan Daerah ini.
Pasal 57
Sejak diberlakukannnya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan ditindaklanjuti dengan penetapan Peraturan Daerah ini, maka :1. Peraturan Daerah Kabupaten Raja Ampat Nomor 08 Tahun 2008 tentang Retribusi Jasa
Labuh Tambat Kapal;2. Peraturan Daerah Kabupaten Raja Ampat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Retribusi
Penyelenggaraan Tempat Pelelangan Ikan;3. Peraturan Daerah Kabupaten Raja Ampat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Penjualan
Produksi Usaha Daerah;4. Peraturan Daerah Kabupaten Raja Ampat Nomor 13 Tahun 2008 tentang Retribusi
Pemakaian Kekayaan Daerah;Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 58
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Raja Ampat.
Ditetapkan di Waisaipada tanggal ........................ 2011
BUPATI RAJA AMPAT,
MARCUS WANMA Diundangkan di Waisai pada tanggal ………….....2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT,
Drs. FERDINAN DIMARA, M.Si PEMBINA UTAMA MUDA NIP 19571212 198303 1 031
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT TAHUN 2011 NOMOR
17
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT
NOMOR TAHUN 2011
TENTANG
RETRIBUSI JASA USAHA
I. UMUM
Kabupaten Raja Ampat merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang sesuai kewenangan otonominya mempunyai hak dan kewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan daerah guna peningkatan pelayanan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara lahir bathin sesuai amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Berkaitan dengan itu, Pemerintah Daerah sangatlah membutuhkan dukungan masyarakat baik Orang Pribadi maupun Badan yang sebagai obyek dan subyek dari pembangunan itu sendiri agar berpartisipasi aktif memberikan kontribusinya terhadap kebijakan daerah yang mengatur tentang berbagai pungutan-pungutan dalam bentuk retribusi, guna dapat membiayai seluruh kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang pada akhirnya akan berujung pada peningkatan pelayanan kepada masyarakat lebih memadai lagi.
Dengan demikian, retribusi merupakan jenis pungutan yang diperoleh dari masyarakat secara langsung belumlah cukup untuk menopang APBD Kabupaten Raja Ampat, karena tidak sebanding dengan penerimaan dari Pemerintah Pusat guna membiayai berbagai kegiatan pembangunan di daerah. Oleh karena itu, penerimaan dari sektor retribusi perlu ditingkatkan tanpa mengorbankan kepentingan masyarakat, dunia usaha dan investasi daerah.
Maka dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang secara efektif pemberlakuannya dimulai pada bulan Januari 2010 dengan diserahkannya beberapa kewenangan kepada daerah untuk menarik Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka semua Peraturan Daerah Kabupaten Raja Ampat yang mengatur tentang Retribusi Jasa Usaha perlu segera dievaluasi dan diadakan penyesuaian kembali sekaligus juga menambah beberapa obyek retribusi yang telah diserahkan kepada daerah. Selain itu, dengan adanya penyesuaian ini dimaksudkan agar Pemerintah Daerah dapat menggali potensi penerimaan dari sektor Retribusi Jasa Usaha yang selama ini belum diserahkan kepada daerah untuk dapat dipungut sebagai penerimaan daerah.
Disamping itu bahwa Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 yang menjadi dasar atau pedoman dalam pembentukan Peraturan Daerah yang mengatur tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebelumnya telah dicabut, dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Sehingga penyusunan regulasi dalam bentuk Peraturan Daerah yang mengatur tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah selanjutnya berpedoman pada Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Selanjutnya untuk memenuhi amanat Undang-undang dimaksud, maka perlu disusun beberapa objek retribusi Jasa Usaha kedalam 1 (satu) Produk Hukum Daerah, yang akan menjadi dasar dalam pemungutan Retribusi Jasa Usaha di Kabupaten Raja Ampat.
18
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1Cukup jelas
Pasal 2Cukup jelas
Pasal 3Cukup jelas
Pasal 4 Cukup jelasPasal 5
Cukup jelasPasal 6
Cukup jelasPasal 7
Cukup jelasPasal 8
Cukup jelasPasal 9
Cukup jelasPasal 10
Cukup jelasPasal 11
Cukup jelasPasal 12
Cukup jelas Pasal 13
Cukup jelasPasal 14
Cukup jelasPasal 15 Cukup jelasPasal 16
Cukup jelasPasal 17
Cukup jelasPasal 18
Cukup jelasPasal 19
Cukup jelasPasal 20
Cukup jelasPasal 21
Ayat (1)Cukup jelas
Ayat (2) Cukup jelas
Ayat (3)Cukup jelas
Ayat (4)Yang dimaksud fasilitas lain diareal/kawasan pelabuhan adalah warung makan, kios, dan toko yang disediakan oleh pemerintah daerah dalam bentuk los atau di dalam terminal termasuk Pedagang kaki lima yang berjualan diareal pelabuhan bersifat temporer dikenakan retribusi Jasa Kepelabuhanan.
Ayat (5)Cukup jelas
Pasal 22Cukup jelas
Pasal 23Cukup jelas
Pasal 24Cukup jelas
Pasal 25
19
Penyerahan kewenangan pengelolaan dilakukan dengan dasar pertimbangan sebagai berikut : a. Karena pembangunan dermaga waisai bersumber dari APBD Kabupaten Raja Ampat. b. Adanya penyerahan kewenangan pengelolaan kepelabuhanan yang diamanatkan dalam
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 63 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelabuhan.
c. Dengan merujuk ketentuan Keputusan Menteri Perhubungan pada point b, maka tambatan perahu dan dermaga yang berada di wilayah Kabupaten Raja Ampat, pungutan retribusinya termasuk pemberian izin dan legalisasi atas izin lainnya merupakan kewenangan Pemerintah Daerah.
Pasal 26Cukup jelas
Pasal 27Cukup jelas
Pasal 28Cukup jelas
Pasal 29Cukup jelas
Pasal 30Cukup jelas
Pasal 31Cukup jelas
Pasal 32Cukup jelas
Pasal 33Cukup jelas
Pasal 34Cukup jelas
Pasal 35Cukup jelas
Pasal 36Cukup jelas
Pasal 37Cukup jelas
Pasal 38Cukup jelas
Pasal 39Cukup jelas
Pasal 40Cukup jelas
Pasal 41Cukup jelas
Pasal 42Cukup jelas
Pasal 43Cukup jelas
Pasal 44Cukup jelas
Pasal 45Cukup jelas
Pasal 46Cukup jelas
Pasal 47Cukup jelas
Pasal 48Cukup jelas
Pasal 49Cukup jelas
Pasal 50Cukup jelas
Pasal 51Cukup jelas
Pasal 52Cukup jelas
20
Pasal 53Cukup jelas
Pasal 54Cukup jelas
Pasal 55Cukup jelas
Pasal 56Cukup jelas
Pasal 57Cukup jelas
Pasal 58Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT TAHUN 2011 NOMOR
21
A. Pemakaian Tanah
NO. OBJEK TARIFINSTANSI
PENGELOLAKET.
1. Sewa Tanah Milik Pemerintah Daerah untuk Pembangunan Sarana dan Prasarana ekonomi
Rp. 5.000,-/m²/thn BPKAD
2. Sewa Lahan untuk Usaha Pedagang Kaki Lima
Rp. 2.000,-/m²/thn -
3. Pemakaian Lahan Pertanahan : -a. Penampungan Ternak Rp.
5000,-/ekor/hari-
b. Penampungan Unggas Rp. 1000,-/ekor/hari
-
B. Pemakaian Gedung atau Bangunan
NO. OBJEK TARIFInstansi
PengelolaKET.
1. Pemakaian Gedung Pari Rp. 10.000.000,-/hari
Dinas PU
2. Pemakaian Gudang Milik Pemerintah
Rp. 10.000.000,-/m²/hari
Dinas Perindagkop
3. Pemakaian Gedung Wanita/ ruang Rapat Salome Syeben
Rp. 1.500.000,-/hari
Badan Pemeberdayaan
Perempuan & KB
4. Pemakaian Gedung/Ruang Rapat Bappeda
Rp. 500.000,-/hari Bappeda
5. Accropora Cottage Rp. - Dinas Pariwisata
Bagi hasil /bln,- dgn perb. ( 70%/30%)
6. Cottage Waiwo Rp. - - Bagi hasil /bln,- dgn perb. ( 70%/30%)
7. King Dolphin Rp. - - Bagi hasil /bln,- dgn perb. ( 70%/30%)
8. Waisai Beach Hotel Rp. - - Bagi hasil /bln,- dgn perb. ( 70%/30%)
9. Pemakaian Panggung Billboard 6m x 10m
Rp. 500.000,-/hari Dinas PU
10. Pemakaian Resto/Rumah Makan di Pantai WTC
Rp. 1.000.000,-/thn Dinas Pariwisata
11. Pemakaian Artshop di Pantai WTC Rp. 400.000,-/thn -12. Pemakaian Cafe di Pantai WTC Rp. 300.000,-/thn -
22
Lampiran I : STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH Nomor : TAHUN 2011Tanggal : TAHUN 2011
13. Pemakaian Tempat Penampungan Kayu Olahan dalam bentuk bahan jadi berupa balok, dan Papan termasuk rotan dan hasil hutan lainnya, terdiri atas :
Dinas Kehutanan
c. Kayu Olahan Merbau Rp. 50.000,-/ m³d. Kayu Olahan Matoa Rp. 45.000,-/ m³e. Kayu Olahan Campuran Rp. 35.000,-/ m³f. Rotan Rp. 30.000,-/m³
14. Pemakaian Tempat Penampungan Hasil Perkebunan dan Pertanian, yang terdiri atas :
Dinas Perkebunan
dan Pertaniana. Kopra Rp. 100.000,-/ton b. Cacao Rp. 500,-/kgc. Padi ( Gabah ) Rp. 100.000,-/tond. Palawija Rp. 500,-/kg
15. Pemakaian Tempat Penampungan Hasil Laut yang terdiri atas :
Dinas Kelautan dan Perikanan
a. Teripang Rp. 2.000,-/kgb. Rumput Laut Rp. 2.00,-/kgc. Siput Rp. 500,-/kgd. Sirip Hiu Rp. 5.000,-/kge. Batu Laga Rp. 1.000,-/kgf. Lola Rp. 1.000,-/kg
C. Pemakaian Kendaraan Darat dan Angkutan Laut
1. Kendaraan Darat
NO. OBJEK TARIFINSTANSI
PENGELOLAKET.
1. Truk Rp. 10.000.000,-/bln Dinas PUDi luar Perawatan
2. Taxi Rp. 6.000.000,-/blnDinas Perhubungan
3. Bus Rp. 3.000.000,-/bln -
2. Angkutan Laut
NO. OBJEK TARIFINSTANSI
PENGELOLAKET.
1. KM. Raja Ampat 1 Rp. 10.000.000,-/trip Dinas Perhubungan
2. LCT Fajar Noch Rp. 5.000.000,- /trip -3. KMP. Raja Ampat 3 Rp. 10.000.000,- /trip -4. KM. Raja Ampat 2 Rp. 10.000.000,- /trip -5. Speed boat Marandan Rp. 35.000.000,-/bln
Dinas Pariwisata
Bagi hasil
D. Pemakaian Alat – Alat Berat
NO. OBJEK TARIFINSTANSI
PENGELOLAKET.
1. Excavator Rp. 60.000.000,-/bln Dinas PU Diluar perawatan
2. Dum Truk Rp. 10.000.000,-/bln - Di luar Perawatan
23
E. Pemakaian Sarana Olah Raga
NO. OBJEK TARIFINSTANSI
PENGELOLAKET.
1. Pemakaian Gedung Olah Raga ( GOR ) Rp.1.500.000,-/hari Dispora
2. Pemakaian Lapangan Tenis Rp. 500.000,-/jam -
3. Pemakaian Lapangan Volley Rp. 250.000,-/jam -
4. Pemakaian Lapangan Basket Rp. 250.000,-/jam -
5. Pemakaian Lapangan Bulu Tangkis Rp. 150.000,-/jam -
F. Pemakaian Sarana Pariwisata
NO. OBJEK TARIFINSTANSI
PENGELOLAKET.
1. Jets skyRp. 125.000,-/org/15
mntDinas Pariwisata
2. Banana BoatRp. 25.000,-/org/15
mnt-
3. Bebek DayungRp. 15.000,-/org/20
mnt-
4. Snorkling Rp. 100.000,-/jam -
5. Perahu KanoRp. 10.000,-/org/25
mnt-
6. DivingRp. 200.000,-/sekali
selam-
G. Pelayanan Kesehatan di Laboratorium Pengawasan Kwalitas Air, Makanan dan Minuman
NO. OBJEK TARIF/sekali periksaINSTANSI
PENGELOLAKET.
1. Pemeriksaan Mikrobiologi untuk Bakteriologis air bersih
Rp. 200.000,- Dinkes
2. Pemeriksaan Mikrobiologi untuk Bakteriologis air minum
Rp. 200.000 -
3. Pemeriksaan Makanan dan Minuman
Rp. 300.000,- -
4. Pemeriksaan Fisika Rp. 100.000 -
5. Pemeriksaan Kimia Terbatas Rp. 100.000.- -
6. Pemeriksaan Angka Kuman Rp. 100.000.- -
7. Pemeriksaan Laboratorium Lainnya
Rp. 100.000,- -
24
BUPATI RAJA AMPAT,
MARCUS WANMA
1. Pemakaian Per Hari :
NO. URAIAN TARIF (RP)
1. Bangunan berlantai 1 5.000,-
2. Bangunan berlantai 2 7.000,-
2. Pemakaian Per Bulan :
NO. URAIAN TARIF (RP)
1. Bangunan berlantai 1 120.000,-
2. Bangunan berlantai 2 175.000,-
3. Pemakaian Per Tahun :
NO. URAIAN TARIF (RP)1. Bangunan berlantai 1 1.200.000,-2. Bangunan berlantai 2 1.750.000,-
25
Lampiran II : STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN Nomor : TAHUN 2011Tanggal : TAHUN 2011
BUPATI RAJA AMPAT,
MARCUS WANMA
A. Penyediaan tempat
a. Tempat parkir kendaraan penumpang dan Bis umum
NO. OBYEKTARIF
(Rp.)/Jam
1. Angkutan kota ( Angkot ) 1.000,-
2. Angkutan Pedesaan 1.000,-
3. Angkutan Bus 2.000,-
b. Tempat kegiatan usaha.
NO. OBYEK TARIF (Rp.)
1. Los / kios3.000.000,-/
bulan2. Gerobak/kaki lima 2.000,-/hari
B. Fasilitas lainnya
NO. OBYEK TARIF (Rp)
1. WC/kakus dan kamar mandi umum; 1.000,-/sekali
pakai2. Tempat pembuangan sampah sementara; 1.000,-/hari
26
Lampiran III : STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI TERMINALNomor : TAHUN 2011Tanggal : TAHUN 2011
BUPATI RAJA AMPAT,
MARCUS WANMA
A. Jasa Kepelabuhanan
1. Jasa Labuh
a. Kapal yang melakukan kegiatan Niaga
NO. OBJEK TARIF KET.
1. Kapal angkutan laut luar negeri- 1000 GT keatas 0,034 U$/etmal
Jangka waktu berlabuh lebih dari 15 hari dikenakan denda
2. Kapal angkutan laut dalam negeri- 500 GT s/d 1000 GT Rp.750.000,-/etmal
3. Kapal pelayaran rakyat/perintis- 1 GT s/d 7 GT- 7 GT s/d 30 GT- 30 GT s/d 100 GT- 100 GT s/d 500 GT
Rp.50.000,-/etmalRp.150.000,-/etmalRp.250.000,-/etmalRp.500.000,-/etmal
4. Kapal yang melakukan kegiatan tetap di perairan pelabuhan :- Kapal angkutan laut dalam negeri
- 500 GT s/d 1000 GT Rp.500.000,-/etmal- Kapal pelayaran rakyat/kapal perintis
- 1 GT s/d 7 GT Rp.50.000,-/etmal- Kapal pelayaran rakyat/kapal perintis
- 7 GT s/d 30 GT Rp.150.000,-/etmal- Kapal pelayaran rakyat/kapal perintis
- 30 GT s/d 100 GT Rp.250.000,-/etmal- Kapal pelayaran rakyat/kapal perintis
- 100 GT s/d 500 GT Rp.500.000,-/etmal
b. Kapal yang tidak melakukan kegiatan Niaga
NO. OBJEK TARIF (Rp)
1. Kapal angkutan laut luar negeri- 1000 GT keatas 500.000,-/etmal
2. Kapal angkutan laut dalam negeri- 500 GT s/d 1000 GT 350.000,-/etmal
3. Kapal pelayaran rakyat/perintis : - 1GT s/d 7 GT 25.000,-/etmal- 7 GT s/d 30 GT 50.000,-/etmal- 30 GT s/d 100 GT 75.000,-/etmal- 100 GT s/d 500 GT 100.000,-/etmal
2. Jasa Tambat
a. Kapal yang melakukan kegiatan Niaga
NO. OBJEK TARIF
1. Kapal angkutan laut luar negeri- 1000 GT keatas 0,034 U$/etmal
27
Lampiran I V : STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KEPLABUHANANNomor : TAHUN 2011Tanggal : TAHUN 2011
2. Kapal angkutan laut dalam negeri- 500 GT s/d 1000 GT Rp.750.000,-/etmal
3. Kapal pelayaran rakyat/perintis- 1 GT s/d 7 GT- 7 GT s/d 30 GT- 30 GT s/d 100 GT- 100 GT s/d 500 GT
Rp.150.000,-/etmalRp.250.000,-/etmalRp.350.000,-/etmalRp.500.000,-/etmal
4. Kapal yang melakukan kegiatan tetap di perairan pelabuhan :- Kapal angkutan laut dalam negeri
500 GT s/d 1000 GT- Kapal pelayaran rakyat/kapal perintis
1 GT s/d 7 GT- Kapal pelayaran rakyat/kapal perintis
7 GT s/d 30 GT- Kapal pelayaran rakyat/kapal perintis
30 GT s/d 100 GT- Kapal pelayaran rakyat/kapal perintis
100 GT s/d 500 GT
Rp.500.000,-/etmal
Rp.50.000,-/etmal
Rp.150.000,-/etmal
Rp.250.000,-/etmal
Rp.500.000,-/etmal
b. Kapal yang tidak melakukan kegiatan Niaga
NO. OBJEK TARIF (Rp)
1. Kapal angkutan laut luar negeri- 1000 GT keatas 500.000,-/etmal
2. Kapal angkutan laut dalam negeri- 500 GT s/d 1000 GT 350.000,-/etmal
3. Kapal pelayaran rakyat/perintis : - 1GT s/d 7 GT- 7 GT s/d 30 GT- 30 GT s/d 100 GT- 100 GT s/d 500 GT
25.000,-/etmal 50.000,-/etmal 75.000,-/etmal
100.000,-/etmal
3. Jasa Bongkar Muat
NO. OBJEK TARIF (Rp)
1. Jasa Bongkar Muat tidak tetap : - Truck 10.000,- /sekali muat- Pick Up 5.000,- / sekali muat- Barang Camp. Semen, Gula, Terigu, Beras
dll5.000,- / sekali muat
- Jasa Barang/Colly 2.000,- / sekali muat2. Jasa Bongkar Muat Tetap :
- Truck 500.000,-/bln- Pick Up 250.000,-/bln- Gerobak 25.000,-/bln
4. Terminal penumpang
NO. OBJEK TARIF (Rp)
1. Masuk/orang 1.000,-/sekali masuk2. Masuk kendaraan Roda dua 2.000,- /sekali masuk3. Masuk kendaraan Roda empat 5.000,- /sekali masuk4. Masuk Kendaraan Roda enam 10.000,- /sekali masuk
5. Gudang tertutup penampungan barang
NO. OBJEKTARIF (Rp)/
(ton,m³)1. Barang Niaga 100,-/hari
28
2. Barang Non Niaga 50,-/hari
6. Lapangan terbuka penumpukan barang
NO. OBJEK TARIF (Rp)
1. Barang Niaga 100,-/hari2. Barang Non Niaga 50,-/hari
B. Fasilitas lainnya
NO. OBJEK TARIF (Rp)
1. Warung makan, kios, toko 100.000,-/bln2. Pedagang kaki lima yang bersifat temporer 50.000,-/bln3. Fasilitas Perkantoran 200.000,-/m³/thn
29
BUPATI RAJA AMPAT,
MARCUS WANMA
NO. URAIAN TARIF (Rp.)
1. Pantai WTC;2.000,- (dewasa)1.000,- (anak-anak)
2. Pantai Moko;2.000,- (dewasa)1.000,- (anak-anak)
3. Pulau Saonek Monde;2.000,- (dewasa)1.000,- (anak-anak)
4. Air terjun Warsambim.2.000,- (dewasa)1.000,- (anak-anak)
5. Dive spot150.000,-/org/thn ( wisatawan asing ) 75.000,-/org/thn ( wisatawan lokal )
6. Dive spot 20.000,-/org/mgg (wisatwan asing/lokal)
7. Pulau Matan2.000,- (dewasa)1.000,- (anak-anak)
8. Lapangan Volly Pantai 150.000,-/jam9. Lapangan Futsal 250.000,0/jam
30
Lampiran V : STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI TEMPAT REKREASI & OLAH RAGANomor : TAHUN 2011Tanggal : TAHUN 2011
BUPATI RAJA AMPAT,
MARCUS WANMA
a. Penyeberangan kapal Fery ASDP
NO. URAIAN TARIF (Rp)
1. Orang 1.000,-/org2. Barang 1.000,-/koli
b. Penyeberangan Perahu longboat
NO. URAIAN TARIF (Rp)
1. Orang 1.000,-/org2. Barang 1.000,-/koli
c. Penyeberangan Speedboat
NO. URAIAN TARIF (Rp)
1. Orang 1.000,-/org2. Barang 1.000,-/koli
31
Lampiran VI : STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI PENYEBRANGAN DI AIRNomor : TAHUN 2011Tanggal : TAHUN 2011
BUPATI RAJA AMPAT,
MARCUS WANMA
A. TARIF PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH ATAS BENIH, BIBIT, DAN HASIL USAHA PERTANIAN TANAMAN PANGAN.
NOJENIS BENIH/BIBIT/
VARITASCARA PER-BANYAKAN
SATUANHARGA JUAL
(Rp)KET
01 02 03 04 05 06
A. PADI
1.2.
Padi Sawah / Padi Gogo
1Kg1Kg
4.500,-4.000,-
FSSS
B. PALAWIJA
1. Jagung 1Kg 4.000,- FSPipilan 3.000,- SS
2. Kedelai 1 Kg Biji 5.500,- FS
3. Kacang Tanah 1 Kg 6.000,- FSPolong 4.500,- SS
4. Kacang Hijau 1 Kg Biji 6.000,- FSPolong 4.500,- SS
C. HOLTIKULTURA
I BUAH-BUAHAN
1. Rambutana. Tinggi 25 cm Okulasi 1 Batang 2.500,-b. Tinggi 30 cm Okulasi 1 Batang 3.000,-c. Tinggi >35 cm Okulasi 1 Batang 3.500,-d. BPMT Okulasi 1 Batang 30.000,-
2. Manggaa. Tinggi 25 cm Okulasi 1 Batang 2.500,-b. Tinggi 30 cm Okulasi 1 Batang 3.000,-c. Tinggi S: 35 cm Okulasi 1 Batang 3.500,-d. BPMT Okulasi 1 Batang 30.000,-
3. Duriana. Tinggi 25 cm Okulasi 1 Batang 2.500,-b. Tinggi 30 cm Okulasi 1 Batang 3.000,-c. Tinggi > 35 cm Okulasi 1 Batang 3.500,-d. BPMT Okulasi 1 Batang 30.000,-
4. Jeruk a. Tinggi 25cm Okulasi 1 Batang 2.500,-b. Tinggi 30 cm Okulasi 1 Batang 3.000,-c. Tinggi 35 cm Okulasi 1 Batang 3.500,-d. BPMT Okulasi 1 Batang 30.000,-
5. Sawo Sumbua. Tinggi 40 cm Okulasi 1 Batang 15.000,-b. Tinggi 50 cm Okulasi 1 Batang 20.000,-c. Tinggi diatas 50 cm Okulasi 1 Batang 25.000,-
32
Lampiran VII : STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAHNomor : TAHUN 2011Tanggal : TAHUN 2011
6. Sawo Manilaa. Tinggi 40 cm Okulasi 1 Batang 15.000,-b. Tinggi 50 cm Okulasi 1 Batang 20.000,-c. Tinggi diatas 50 cm Okulasi 1 Batang 25.000,-
7. Jambu Bijia. Tinggi 40 cm Okulasi 1 Batang 5.000,-b. Tinggi 50 cm Okulasi 1 Batang 6.000,-c. Tinggi diatas 50 cm Okulasi 1 Batang 7.000,-
8. Jambu Aira. Tinggi 40 cm Okulasi 1 Batang 2.500,-b. Tinggi 50 cm Okulasi 1 Batang 3.000,-c. Tinggi diatas 50 cm Okulasi 1 Batang 3.500,-
9. Manggisa. Tinggi 40 cm Okulasi 1 Batang 3.000,-b. Tinggi50 cm Okulasi 1 Batang 3.500,-c. Tinggi diatas 50cm Okulasi 1 Batang 4.500,-
10. Langsat/Dukua. Tinggi 40 cm Okulasi 1 Batang 3.000,-b. Tinggi 50 cm Okulasi 1 Batang 3.500,-c. Tinggi diatas 50 cm Okulasi 1 Batang 4.500,-
11. Kedondong Bangkoka. Tinggi 40 cm Okulasi 1 Batang 15.000,-b. Tinggi 50 cm Okulasi 1 Batang 20.000,-c. Tinggi diatas 50 cm Okulasi 1 Batang 25.000,-
12. Papaya Lokala. Tinggi 10 cm Anakan 1 Batang 150,-b. Tinggi 25 cm Anakan 1 Batang 200,-
13. Papaya Bangkoka. Tinggi 10 cm Anakan 1 Batang 500,-b. Tinggi 25 cm Anakan 1 Batang 750,-
14. Alpokata. Tinggi 10 cm Sambungan 1 Batang 5.000,-b. Tinggi 25 cm Sambungan 1 Batang 6.000,-
15. Melinjoa. Tinggi 10 cm Sambungan 1 Batang 2.500,-b. Tinggi 25 cm Sambungan 1 Batang 3.000,-
16. MarkisahTinggi 30 cm Stek 1 Batang 1.000,-
17. Pisanga. Tinggi 10 cm Kul. Jar 1 Batang 5.000,-b. Tinggi 25 cm Anakan 1 Batang 4.000,-
18. Entres Buah-Buahana. Jeruk BF Tunas 750,-b. Mangga BPMT Tunas 150,-c. Rambutan BPMT Tunas 150,-d. Durian BPMT Tunas 150,e. Manggis BPMT Tunas 150,
19. Sayurana. Tomat Biji 1 Kg 500.000,-b. Bawang Putih Umbi 1 Kg 20.000,-c. Bawang Merah Umbi 1 Kg 15.000,-d. Cabe Keriting Biji 1 Kg 500.000,-e. Buncis Biji 1 Kg 20.000,-f. Kentang Umbi G3 1 Kg 6.000,-
II. TANAMAN HIAS ANGGREK
1. Dendrobiusa. Anakan Botolan Generatif 1 Botol 20.000,-
33
b. Anakan Kecil Generatif 1 Kompot 35.000,-c. Individu Kecil Generati 1 Pot 4.500,-e. Tamanan Dewasa Generatif 1 Pot 25.000,-d. Tan. Dewasa Bunga Generatif 1 Pot 30.000,-
2. Phalaenopsisa. Anakan Botolan 12.500,-b. Anakan Kecil 30.000,-c. Individu Kecil 2.500,-d. Individu Muda 4.000,-e. Tanaman Dewasa 20.000,-f. Tan. Dewasa Bunga 30.000,-g. Individu Remaja 10.000,-
3. Vanda Stek 1 Stek 6.000,-4. Arachnis
a. Kalajengjin Stek 1 Stek 4.000,-b. James Story 6.000,-
5. Oncindiuma. TanamanMuda Vegetatif 1 Pot 2.000,-b. Tanaman Dewasa Vegetatif 1 Pot 3.500,-
6. Apple Blossom Stek 1 Stek 6.000,-7. Kembang Anggrek
a. Dendrobium Sp Vegetatif 1 Kuntum 400,-b. Vanda Sp Stek 1 Kuntum 250,-c. Arachnis Sp Stek 1 Tangkai 1.000,-d. Oncidium Stek 1 Tangkai 1.000,-
III. TAMANAN HIAS NON ANGGREK
1. Palm Kola. Kantong Polybag Anakan 1 Batang 7.500,-b.Pot Semen Anakan 1 Batang 15.000,-
2. Palm Rajaa. Kantong Polybag Anakan 1 Batang 7.500,-b. Pot Semen Anakan 1 Batang 15.000,-
3. Sokaa. Kantong Polybag Anakan 1 Batang 7.500,-b. Pot Semen Anakan 1 Batang 15.000,-
4. Yostayogenta. Hijau Anakan 1 Batang 3.500,-b. Kuning Anakan 1 Batang 3.500,-
5. Dipenbagia Stek 1 Batang 7.500,-6. Sambang Darah Stek 1 Batang 5.000,-7. Dracena Daun Blang Stek 1 Batang 5.000,-8. Dracena Daun Bintik Stek 1 Batang 7.500,-9. Krisan
Anakan Anakan 1 Batang 3.000,-
Dewasa Dewasa 1 Batang 7.500,-10. Bougenville Sambung
(Macam Warna)Stek Sambung
1 Batang 7.500,-
11. Suplira. Kantong Polybag B. Rumpun 1 Batang 7.500,-b. Pot Semen B. Rumpun 1 Batang 15.000,-
12. Cemara Kipas Stek 1 Batang 5.000,-13. Fisilium Anakan 1 Batang 5.000,-14. Gladio Brazil Stek 1 Batang 3.500,-
a. Lokal Umbi Umbi 750,-b. Hibrid Umbi Umbi 2.000,-
15. Loiypop Anakan 1 Batang 5.000,-16. Anthurium
34
a. Lokal Anakan 1 Batang 5.000,-b. Hibrid Anakan 1 Batang 10.000,-
17. Lantana Bangkok Stek 1 Batang 2.000,-18. Mawar Stek 1 Batang 2.000,-19. Amaliris Umbi 1 Batang 5.000,-20. Taiwan Beauty Stek 1 Batang 5.000,-21. Anyelir
a. Lokal Anakan 1 Batang 2.000,-b. Hibrid Anakan 1 Batang 5.000,-
22. Sedap Malam Umbi Kg 7.500,-23. Nusa Indah Stek 1 Batang 5.000,-24. Begonia Anakan 1 Batang 5.000,-25. Kenanga Cangkok 1 Batang 7.500,-26. Culan Stek 1 Batang 6.000,-27. Melati Stek 1 Batang 4.000,-28. Euphobia Kecil/ P. Bag 1 Batang 5.000,-
Besar/Pot 1 Batang 10.000,-29. Rinet Kecil/P. Bag 1 Batang 10.000,-30. Fren Sumatera Kecil/P.Bag 1 Batang 40.000,-31. King Of Siam Kecil/P.Bag 1 Batang 10.000,-
Besar/Pot 1 Batang 25.000,-32. Dona Karmen Kecil/P. Bag 1 Batang 7.500,-
Besar Pot 1 Batang 10.000,-33. Rompi Susun Kecil/P.Bag 1 Batang 5.000,-
Besar/Pot 1 Batang 10.000,-34. Keladi Siper / Peak Kecil/P.Bag 1 Batang 5.000,-
Besar/Pot 1 Batang 10.000,-35. Keladi Putih Kecil/P.Bag 1 Batang 5.000,-
Besar/Pot 1 Batang 10.000,-36. Heng-heng Kecil/P. Bag 1 Batang 15.000,-
Besar/Pot 1 Batang 40.000,-37. Sicas Rumphi Kecil/P. Bag 1 Batang 15.000,-
Besar/Pot 1 Batang 40.000,-38. Philodendron Hijau Kecil/P.Bag 1 Batang 15.000,-
Basar/Pot 1 Batang 10.000,-39. Sutra Bombay Stek/P. Bag 1 Batang 5.000,-
IV. TANAMAN OBAT
1. Jahea. Lokal Anakan 1 Batang 3.500,-b. Lokal Rimpang 1 Kg 7.500,-
2. Kunyita. Lokal Rimpang 1 Kg 7.500,-b. Lokal Anakan 1 Batang 3.500,-
3. Kencura. Lokal Rimpang 1 kg 6.000,-b. Lokal Anakan 1 Batang 3.500,-
4. Temu Lawaka. Lokal Rimpang 1 Kg 3.000,-b. Lokal Anakan 1Batang 3.500,-
5. Lempuyanga. Lokal Rimpang 1 Kg 2.000,-b. Lokal Anakan 1 Batang 5.000,-
6. Lengkuasa. Lokal Rimpang 1 kg 4.000,-b. Lokal Anakan 1 Batang 2.000,-
7. Kolesorn Anakan 1 Batang 4.000,-8. Mutiara Stek 1 Batang 5.000,-9. Serai Wangi Anakan 1 Batang 4.000,-
10. Sirih Kaduh Anakan 1 Batang 4.000,-11. Sambilito Anakan 1 Batang 4.000,-
35
12. Gandarusa Anakan 1 Batang 4.000,-13. Cincau Anakan 1 Batang 4.000,-14. Jarak Kusta Anakan 1 Batang 5.000,-15. Keji Biling Anakan 1 Batang 5.000,-16. Herugo Badak Anakan 1 Batang 4.000,-17. Kumis Kucing Anakan 1 Batang 4.000,-18. Daun Encok Anakan 1 Batang 4.000,-19. Puding Hitam Anakan 1 Batang 5.000,-20. Mangkokan Anakan 1 Batang 5.000,-
B. TARIF RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH ATAS BIBIT, DAN HASIL USAHA PETERNAKAN
NO PAKAN/JENIS TERNAK UKURAN HARGA (Rp)
01 02 03 041 Pakan Ternak
- Rumput Unggul-unggul Stek 200,-- Leguminosa Kg/Biji 15.000,-
2 Sapi- Sapi (Rp. 9.500,-/Kg BH) Umur dibawah 1,5 Tahun
Ekor 1.000.000,-
- Sapi Umur diatas 1,5 Tahun Ekor 2.500.000,-3 Kambing
- Umur Kurang Dari 6 Bulan Ekor 150.000,-- Umur diatas 6 Bulan Ekor 200.000,-
4 Unggas- Telur Ayam Arab Butir 600,-- TelurPuyuh Butir 100,-- Ayam Arab Afkir Ekor 8.000,-- Bibit Jantan Ayam Arab Ekor 10.000,-
5 Semen Beku Dosis 4.000,-6 Susu Sapi Liter 4.000,-7 Vaksin
- Vaksin ND Dosis 100,-- Vaksin SE Dosis 1.000,-- Vaksin Rabies Dosis 2.000,-
C. TARIF RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH ATAS BENIH, INDUK IKAN DAN LAIN- LAIN HASIL USAHA PERIKANAN
NO JENIS IKAN UKURAN HARGA (Rp)
KET
01 02 03 04 05A. IKAN AIR TAWAR1 Mas Majalaya (Cyprinus Carpio) Larva
2-3 cm3-5 cm5-8 cm
8-12 cmInduk
60.000,-/Hapa50,-/Ekor
100,-/Ekor150,-/Ekor300,-/Eko
30.000,-/ Kg
Ukuran Hapa: 200 x 90 45 cm
2 Nila Hitam dan Merah (Oreochronis sp)
2-3 cm3-5 cm5-8 cm
8-12 cmInduk
25,-/Ekor30,-/Ekor50,-/Ekor75,-/Ekor
8.000,-/Ekor3 Tawes (Puntius Gonionotus) 2-3 cm
3-5 cm5-8 cm
8-12 cm
6.000,-/Tekong25,-/Ekor70,-/Ekor
150,-/Ekor
36
Induk 8.000,-/Kg
4 Gurami (Ospronemus Gourami) 1 inchi1,5 inchi2 inchiInduk
350,-/Ekor450,-/Ekor800,-/Ekor
30.000,-/Ekor5 Nila Gift (Oroechormis sp) 2-3cm
3-5 cm5-8 cm
8-12 cmInduk
40,-/Ekor45,-/Ekor80,-/Ekor
150,-/Ekor20.000,-/Ekor
6 Nila Jica (Oroechormis sp) 2-3 cm3-5 cm5-8 cm
8-12 cmInduk
45,-/Ekor55,-/Ekor80,-/Ekor
250,-/Ekor22.500,-/Ekor
7 Betutu 2-3 cm3-5 cm5-8 cm
8-12 cmInduk
50,-/Ekor75,-/Ekor
150,-/Ekor400,-/Ekor
22.500/Ekor8 Baung (Mystus Nemurus) 2-3 cm
3-5 cm5-8 cm
8-12 cmInduk
50,-/Ekor125,-/Ekor200,-/Ekor350,-/Ekor
25.000,-/Ekor9 Patin (Pangasius Sutchi) 2-3 cm
3-5 cm5-8 cm
8-12 cmInduk
300,-/Ekor500,-/Ekor
1.000,-/Ekor2.500,-/Ekor
35.000,-/Ekor10 Bawal Air Tawar (Colossoma
Macroponum)1 inchi
1,5 inchi2 inchi
2,5 inchiInduk
150,-/Ekor300,-/Ekor
6.000,-/Ekor1.000,-/Ekor
25.000,-/Ekor11 Lele Dumbo/ Sangkuriang 2-3 cm
3-5 cm5-8 cm
8-12 cmInduk
25,-/Ekor75,-/Ekor
100,-/Ekor150,-/Ekor
17.500,-/Ekor12 Ikan Hias :
a. Koki(Carassius Gariepinus)
2-3 cm3-5 cm5-8 cm
8-12 cmInduk
150,-/Ekor500,-/Ekor
1.000,-/Ekor1.500,-/Ekor
20.000,-/Ekorb. Koi 2-3 cm
3-5 cm5-8 cm
8-12 cmInduk
200,-/Ekor500,-/Ekor
1.000,-/Ekor3.000,-/Ekor
125.000,-/Ekorc. Lou Man 2-3 cm
3-5 cm5-8 cm
8-12 cmInduk
100,-/ Ekor250,-/Ekor750,-/Ekor
1.500,-/Ekor150.000,-/Ekor
13 Air Liter 5,-/Liter14 Es Kg 475,-/KgB. IKAN AIR LAUT1. Teri tawar 500,-/kg2. Teri Rebus 400,-/kg3. Kepala Teri 250,-/kg
37
4. Ikan Asin campur 600,-/kg5. Cakalang/Tuna 1.000,-/kg6. Kakap/Kurisi/Merah/Tenggiri 1.000,-/kg7. Nener 100,-/ekor8. Ikan Campur Beku 100,-/kg9. Kerapu hidup 3.000,-/kg10. Napoleon 8.100,-/kg11. Benih Kerapu Semua
Jenis2.500,-/cm
12. Ikan Hias 2-3 cm3-5 cm5-8 cm
8-12 cmInduk
150,-/Ekor500,-/Ekor
1.000,-/Ekor1.500,-/Ekor
20.000,-/EkorC. HASIL LAUT LAINNYA1. Lobster Semua
jenis7.000,-/kg
2. Teripang 1.000,-/kg3. Kulit
Kerang/Pia/Japing/Kapak/Mabe1.500,-/kg
4. Rumput Laut Basah 500,-/kg5. Rumput Laut Kering 1.000,-/kg6. Kepiting/Rajungan 700,-/kg7 Ebi/Udang Kering 500,-/kg8. Daging Mutiara 10.000,-/kg x 3%9. Kulit Mutiara 20.000,-/kg x 3%10. Induk Kerang Mutiara Nilai jual x 3%11. Mutiara Reject Nilai jual x 1,5%12. Mutiara Nilai jual x 1,5%
D. TARIF RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH ATAS BENIH DAN LAIN- LAIN HASIL USAHA PERKEBUNAN
NO JENIS PENERIMAAN/KEGIATAN SATUAN TARIF(Rp)
01 02 03 041. Pupuk Organik Kg 50,-2. Kayu Samama Buah/pohon 1.000,-3. Benih Pinang Buah/pohon 250,-4. Benih Kelapa Buah/pohon 1.000,-5. Benih Kayu Matoa Buah/pohon 1.000,-6. Benih Kayu Rauh Buah/pohon 1.000,-7. Benih Kayu Merbau Buah 1.000,-8. Benih Kayu Lengguah Pohon 1.000,-9. Benih Kayu Bakau pohon 1.000,-
10. Benih Kayu Gopasah pohon 1.000,-11. Benih Kayu Nato pohon 1.000,-12. Benih Jenis Kayu lainnya Biah/pohon 1.000,-
38
BUPATI RAJA AMPAT,
MARCUS WANMA
39