Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan...

26
25 Bab Tiga Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya Pengantar Raja Ampat adalah kabupaten dengan gugusan pulau-pulau. Dalam kurun waktu 10 tahun belakangan ini nama Kabupaten Raja Ampat melejit sampai ke kancah internasional. Tidak main-main, julukan yang diberikan oleh dunia internasional justru memperkokoh nama Raja Ampat sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di dunia. The Last Paradise On Earth, adalah julukan yang diberikan bagi Raja Ampat semenjak tahun 2005. Dilambangkan sebagai surga terakhir di bumi, membuat Raja Ampat yang dahulunya sangat terisolir menjadi terbuka bagi siapa saja yang mau datang berkunjung. Pada bab ini penulis akan memaparkan tentang kronologis terbentuknya kabupaten baru yaitu Raja Ampat hadir di Papua Barat dan perkembangannya paska pemekaran : Berangkat Dari Mimpi Untuk Maju “Mama mencontohkan Raja Ampat 20 tahun lalu paling terisolir dan masyarakatnya terpinggirkan dalam

Transcript of Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan...

Page 1: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

25

Bab Tiga

Raja Ampat dalam Sejarah

Pemekaran, Perkembangan,

dan Tantangannya

Pengantar Raja Ampat adalah kabupaten dengan gugusan pulau-pulau.

Dalam kurun waktu 10 tahun belakangan ini nama Kabupaten Raja

Ampat melejit sampai ke kancah internasional. Tidak main-main,

julukan yang diberikan oleh dunia internasional justru memperkokoh

nama Raja Ampat sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di dunia.

The Last Paradise On Earth, adalah julukan yang diberikan bagi Raja

Ampat semenjak tahun 2005. Dilambangkan sebagai surga terakhir di

bumi, membuat Raja Ampat yang dahulunya sangat terisolir menjadi

terbuka bagi siapa saja yang mau datang berkunjung. Pada bab ini

penulis akan memaparkan tentang kronologis terbentuknya kabupaten

baru yaitu Raja Ampat hadir di Papua Barat dan perkembangannya

paska pemekaran :

Berangkat Dari Mimpi Untuk Maju

“Mama mencontohkan Raja Ampat 20 tahun lalu paling terisolir dan masyarakatnya terpinggirkan dalam

Page 2: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

BUDAYA SASI: Perlawanan Negara dan Masyarakat Terhadap Eksploitasi dan Kerusakan Sumber Daya Alam

26

pembangunan, oleh sebab itu ada semangat maju bersama untuk mengelola rumah sendiri untuk capai kemajuan, karena SDM Raja Ampat sudah dianggap mampu. Berkat pendidikan putera-puteri terbaik mampu mengantarkan Raja Ampat ke Pentas Dunia” kata mama dengan nada bangga.30

Dengan kondisi geografis yang berkarakter kepulauan, memang

tantangan yang paling besar adalah rentang kendali pemerintahan

dalam melakukan program-program pembangunan. Tidak heran,

ketika masih di bawah pemerintahan kabupaten Sorong, Raja Ampat

cenderung terabaikan dalam persoalan pembangunan. Hal ini juga

bukan berarti, tidak terjadi aktifitas pembangunan sama sekali di Raja

Ampat. Fasilitas-fasilitas umum/sarana publik yang merupakan bagian

dari tugas dan tanggungjawab pemerintah di kampung-kampung Raja

Ampat sangat minim. Hal ini pula yang sedang digambarkan oleh

Mama Nyora Adelheid Omkarsba dalam petikan obrolan di atas.

Sebagai seorang Nyora31 yang telah mengikuti sang suami Julius

Omkarsba yang bertugas sebagai guru jemaat sejak tahun 1964, dimana

guru jemaat Julius Omkarsba melakukan pelayanan dari satu pulau ke

pulau yang lain, tentu mama nyora Adelheid sangat paham dengan

kondisi Raja Ampat pada masa dahulu. Tergambarkan dengan jelas

bagaimana Raja Ampat sangat terisolir sebab jaraknya yang jauh dari

Sorong sebagai ibu kota kabupaten saat itu.

Pengalaman sebagai istri seorang guru jemaat ternyata terekam

baik dalam ingatan mama nyora. Dalam perjalanan melayani jemaat-

jemaat di pedalaman Raja Ampat, seorang guru jemaat bukan hanya

bertugas melayani peribadahan di gereja-gereja. Mereka adalah aktor

yang bermain dalam semua peran. Para guru jemaat ini terkadang juga

bertugas untuk menjadi guru di sekolah-sekolah yang berada di

kampung-kampung, terkadang juga mereka dituntut menjadi dokter

untuk mengobati masyarakat yang sakit. Dalam menjalani tugas

30 “Transisi Politik Raja Ampat 2015” (Pesan seorang Mama Nyora Adelheid... Jangan

pernah lupakan sejarah) disadur dari tulisan Joris Stef Omkarsba. 31 Nyora adalah sebutan yang diberikan kepada seorang istri dari seorang guru jemaat

yang kala itu bertugas di pedalaman Raja Ampat.

Page 3: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

27

pelayanannya bersama masyarakat terjadi juga transfer ilmu

pengetahuan dan informasi-informasi yang mendidik masyarakat

untuk menggunakan kehidupan mereka agar menjadi lebih baik.

Sederet nama-nama para guru jemaat ini tersebutkan oleh mama

nyora, antara lain : Tete32 Hallatu, Tete Kukurele, Tete Urbinas, Tete

Mirino, Tete Wagunu dan beberapa guru jemaat lainnya, adalah orang-

orang yang mendedikasikan kehidupan mereka bagi masyarakat Raja

Ampat.

Seiring berjalannya waktu, ketika pengetahuan demi

pengetahuan yang dimiliki masyarakat kian meningkat, kemajuan

demi kemajuan dialami oleh masyarakat Raja Ampat. Para guru jemaat

ini menilai masyarakat Raja Ampat sudah mampu mengelola sebuah

kabupaten sendiri. Mimpi untuk mewujudkan diri menjadi pemimpin

di negeri sendiri mulai muncul didalam benak masyarakat. Mimpi

inilah yang menjadi spirit untuk mendorong berdirinya sebuah daerah

yang mandiri yaitu kabupaten Raja Ampat.

Tahun 2003 Mimpi Menjadi Nyata Keinginan dan mimpi untuk memiliki rumah idaman yang

disebut dengan Kabupaten Raja Ampat bukanlah isapan jempol belaka.

Para guru-guru jemaat bersama dengan beberapa guru-guru sekolah

yang melayani dipedalaman Raja Ampat mulai menggagas ide

pembentukan Kabupaten baru. Diantaranya Bpk. Lindert Imbir, Bpk.

Abner Kaisepo, Bpk. Julius Omkarsba, Bpk. Yosephus Sauyai, Bpk.

Keliopas Mambrasar dan beberapa guru-guru yang bertugas di

kampung-kampung.33

Langkah awal yang ditempuh adalah memulai pertemuan-

pertemuan dari rumah ke rumah untuk merangkai mimpi memiliki

rumah sendiri yaitu kabupaten Raja Ampat. Dari setiap gagasan dan ide

pemikiran lalu muncul keinginan untuk mengadakan pertemuan yang

32 Tete adalah sebutan untuk seorang pria yang sudah tua usianya. Kalau di bahasa

Indonesia yang baku disebut Kakek. 33 “Transisi Politik Raja Ampat 2015” (Pesan seorang Mama Nyora Adelheid... Jangan

pernah lupakan sejarah) disadur dari tulisan Joris Stef Omkarsba.

Page 4: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

BUDAYA SASI: Perlawanan Negara dan Masyarakat Terhadap Eksploitasi dan Kerusakan Sumber Daya Alam

28

lebih besar untuk membicara mimpi mereka. Ide dan gagasan

diwujudkan dalam kerja strategis untuk dapat mensukseskan rencana

pembentukan Kabupaten Raja Ampat. Bersama dengan semua stake-holder, dalam rekam informasi yang disampaikan oleh Joris Stef

Omkarsba ada beberapa organisasi kepemudaan dan organisasi

kemasyarakatan yang bersinergi dalam rangkaian usaha membentuk

kabupaten Raja Ampat. Organisasi-organisasi tersebut antara lain:

Ikatan Keluarga Raja Ampat (IKRA), Forum Komunikasi Generasi

Muda Raja Ampat (FK-GEMURA), dan Mahasiswa Raja Ampat di

Jayapura (IPPM-RAS). Akhirnya ide dan keinginan itu terealisasikan

dengan diadakannya seminar puncak di Hotel Tanjung yang

mengumpulkan para pemuka masyarakat Raja Ampat. Seminar yang

berlangsung di Hotel Tanjung Kota Sorong (Irian Beach Hotel) Lido

pada tahun 1999 ini membicarakan tentang pemekaran kabupaten Raja

Ampat.

Dari hasil seminar ini, forum menghasilkan 2 langkah strategis

berupa lobi-lobi politik untuk mempercepat pembentukan Kabupaten

Raja Ampat. Lobi politik yang pertama dilakukan oleh IPPM-RAS dan

tokoh-tokoh adat Betew di Departemen Dalam Negeri Republik

Indonesia melaui Pdt. Isack Sauyai sebagai anggota DPR-RI dan juga

dosen pada Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta. Lobi politik

yang kedua dilakukan oleh tokoh-tokoh masyarakat yang tergabung

dalam IKRA kepada PEMKAB Sorong. Dengan alasan jika tidak

mendapatkan restu dari PEMKAB Sorong akan sangat sulit bagi Raja

Ampat untuk dimekarkan menjadi sebuah kabupaten. Beberapa tokoh

yang terlibat dalam proses lobi ini diantaranya : Godlif Dimara, Julius

Omkarsba, Isack Dimalouw, Abner Kaisepo, Abas Umlati, Lindert

Imbir, Manfred Faidiban, Pdt. Frans Mambrasar, Efraim Mayor, SH

dan beberapa orang lainnya.

Usaha dan kerja keras yang dilakukan oleh berbagai elemen

masyarakat Raja Ampat baik yang tergabung dalam organisasi

masyarakat maupun organisasi kepemudaan berbuah hasil manis. Pada

bulan April 2003, Raja Ampat diresmikan bersama 13 kabupaten

lainnya di tanah Papua. Pelantikan dilaksanakan di Jayapura oleh

Page 5: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

29

Menteri Dalam Negeri. Dan yang tampil sebagai caretaker Bupati Raja

Ampat adalah Drs. Marcus Wanma, M.Si. Beliau dipercayakan oleh

masyarakat Raja Ampat untuk mempersiapkan Kabupaten baru yang

bernama Raja Ampat tersebut. Masa caretaker adalah masa dimana

Bupati caretaker Drs. Marcus Wanma, M.Si mempersiapkan semua

sarana dan prasarana pemerintahan baik bangunan fisik sampai pada

setiap aparatur pemerintahnya sampai ditentukan sebagai

pemerintahan defenitif.

Dibentuklah semua perangkat yang menopang dan

mempercepat terlaksananya kerja caretaker untuk menjadikan Raja

Ampat sebagai Kabupaten defenitif. Pulau Saonek menjadi tempat yang

dipilih oleh Bupati caretaker untuk mempersiapkan semuanya.

Pemilihan tempat ini dengan alasan karena pulau ini dirasakan

memiliki fasilitas lebih baik dan lengkap untuk menunjang kerja

perangkat caretaker. Tentu sambil mempersiapkan Waisai yang

menjadi cikal bakal ibu kota kabupaten Raja Ampat. Dengan

menempuh perjalanan waktu 2 tahun, tugas dan kerja Bupati caretaker telah selesai. Tepat pada tanggal 9 Mei 2005, Raja Ampat menjadi

Kabupaten defenitif baru yang beribukota di Waisai.

Mengenal Raja Ampat Setelah Pemekaran Tanggal 9 Mei 2005 merupakan tonggak sejarah dan

perjuangan yang baru bagi masyarakat di deretan kepulauan kepala

burung cenderawasih. Cita-cita untuk memiliki rumah sendiri yang

bernama kabupaten Raja Ampat sudah menjadi kenyataan sejak

ditetapkan sebagai kabupaten defenitif dan siap untuk membangun. Di

bawah tampu pimpinan yang dipercayakan masyarakat kepada Drs.

Marcus Wanma, M.Si sebagai bupati dan Drs. Inda Arfan, M.Ec.Dev

sebagai wakil bupati, Raja Ampat mulai membangun masyarakat dan

daerah.

Tantangan terbesar diawal pemerintahan setelah ditetapkan

menjadi kabupaten defenitif adalah bagaimana mempersiapkan sarana

dan prasarana yang akan menunjang kerja pemerintahan. Seperti

tersedianya kantor pemerintahan bagi setiap Satuan Kerja Perangkat

Page 6: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

BUDAYA SASI: Perlawanan Negara dan Masyarakat Terhadap Eksploitasi dan Kerusakan Sumber Daya Alam

30

Daerah (SKPD), tersedianya rumah bagi para pegawai yang

ditempatkan pada Kabupaten baru ini, pembagian wilayah dan ruang

RT/RW sehingga pelayanan pemerintahan dapat menjangkau semua

daerah sampai pelosok. Dalam pelaksanaannya tentu mengalami

kendala seperti halnya bagaimana harus mengganti rugi lahan

masyarakat yang akan digunakan untuk membangun fasilitas

pemerintah. Untuk membangun dari awal memang tidaklah mudah,

butuh sinergisitas yang tinggi dari pemerintah dan masyarakat itu

sendiri. Merupakan sesuatu yang biasa, ketika persoalan ganti rugi

tidak menemukan titik temu. Tapi bagi Agus selaku tokoh masyarakat

dari Teluk Mayalibit beliau mengatakan:

“Kalau sa secara pribadi selalu terbuka untuk pemerintah dorang. Kalau dorang mo bangun fasilitas di atas sa pu tanah, yo silahkan saja. Tapi torang ini kan pu aturan adat, bagaimana caranya kalo torang mo minta sesuatu dari orang lain itu ada dia pu cara, tra asal ambil atau bangun di orang pu tanah to?” 34

Bagi Agus, kepemilikan terhadap hak tanah ulayat haruslah

dihormati dan dihargai. Siapapun yang datang dan ingin tinggal di atas

tanah mereka haruslah juga menghargai aturan adat yang berlaku di

wilayah mereka. Menurut beliau, apalagi ketika yang membutuhkan

lahan mereka adalah pemerintah yang ingin membangun fasilitas

untuk melayani masyarakat, tidak ada alasan bagi dirinya tidak

menopang program pemerintah. Walaupun bagi dirinya tetap ada

aturan yang harus dipatuhi bersama.

“Yo apalagi kalo pemerintah dorang yang butuh tanah. Sa secara pribadi pasti kasi, selama fasilitas pemerintah yang dibangun itu untuk kepentingan masyarakat. Biar begitu, aturan adat tetap berlaku to. Mari tong duduk bicara supaya tong sepakat, mo itu torang bicara ganti rugi ka ato apapun dia pu nama. Karena memang pemerintah itu kan kerja buat torang masyarakat” Lugas Agus.35

34 Wawancara dengan Agus, 17 Januari 2015, Pukul 15.00 WIT. 35

Ibid

Page 7: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

31

Cerita dan sikap yang ditunjukkan Agus mungkin menjadi

bagian dari masyarakat Raja Ampat. Dalam pra-penelitian yang

ditempuh, penulis pernah sekali menemukan sebuah spanduk

terpampang disalah satu jalan yang sedang dipalang oleh warga :

Gambar 3.1. Spanduk protes warga atas ganti rugi lahan

(Sumber A. F. Binter)

Ketika ditelusuri, spanduk tersebut dipasang warga sebagai

bentuk protes terhadap pemerintah yang tidak membayarkan biaya

ganti rugi (santunan dalam bahasa warga) atas lahan milik warga.

Rencananya lahan tersebut akan dibangun pelabuhan kapal feri oleh

pemerintah kabupaten Raja Ampat dan pembayaran ganti rugi akan

dilakukan bertahap. Tetapi sampai pada saat pembukaan lahan ternyata

pemerintah kabupaten belum melunasi pembayaran ganti rugi sesuai

dengan tahapan yang sudah disepakati bersama. Peristiwa diatas adalah

riak-riak kecil dalam pembangunan Raja Ampat diawal pemekaran.

Raja Ampat pun terus membangun disegala bidang. Penataan

ruang wilayah pemerintahan yang tergambar dari tata ruang kabupaten

Raja Ampat, dari tahun ke tahun terus mengalami perkembangan.

Misalnya pada tahun 2009, tercatat bahwa di kabupaten Raja Ampat

terdapat 17 kecamatan dengan besaran wilayah adalah 6.084,50 Km².36

Bandingkan dengan data tahun 2013, tercatat di kabupaten Raja

36 BAPPEDA Kab. Raja Ampat dan BPS Kab.Raja Ampat, 2009. Kabupaten Raja

Ampat Dalam Angka 2009, Hal 8, Raja Ampat.

Page 8: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

BUDAYA SASI: Perlawanan Negara dan Masyarakat Terhadap Eksploitasi dan Kerusakan Sumber Daya Alam

32

Ampat kini memiliki 24 kecamatan dengan besaran wilayah adalah

71.605,69 Km² (berdasarkan UU RI 26 Tahun 2002).37

Tabel 3.1

Luas Wilayah Kabupaten Raja Ampat Menurut Kecamatan

Tahun 2012

Kecamatan Luas Wilayah Total (Km²)

Darat (Km²) Laut (Km²)

1. Misool Selatan 73,37 2.234,76 2.308,13

2. Misool Barat 271,11 1.169,20 1.440,31

3. Misool 994,55 3.266,25 4.260,80

4. Kofiau 165,98 7.373,56 7.539,54

5. Misool Timur 445,62 5.044,31 5.489,93

6. Kep. Sembilan 13,85 1.760,0 1.773,91

7. Salawati Utara 31,01 385,41 416,42

8. Salawati Tengah 460,76 270,18 730,94

9. Salawati Barat 404,42 1.512,23 1.916,65

10. Batanta Selatan 151,92 1.715,41 1.867,33

11. Batanta Utara 234,02 1.156,81 1.390,83

12. Waigeo Selatan 193,26 597,47 790,73

13. Kota Waisai 98,09 1.021,93 1.120,02

14. Teluk Mayalibit 500,56 416,49 917,05

15. Tiplol Mayalibit 161,38 137,50 298,88

16. Meosmansar 176,16 1.323,48 1.499,58

17. Waigeo Barat 614,63 8.841,43 9.456,06

18. Waigeo Barat Kep. 83,14 8.356,05 8.439,19

19. Waigeo Utara 120,39 1.750,33 1.870,72

20. Warwabomi 239,31 1.674,85 1.914,16

21. Supnin 189,00 661,22 850,22

22. Kepulauan Ayau 10,18 6.477,66 6.487,84

23. Ayau 4,77 6.952,43 6.957,20

24. Waigeo Timur 447,02 1.422,23 1.869,25

Jumlah 6.084,50 65.521,19 71.605,69

Sumber : Badan Pusat Statistik Raja Ampat

Berdasarkan tabel diatas, terjadi penambahan jumlah distrik

jika dibandingkan data pada tahun 2009. Dengan karakterisik sebagai

wilayah kepulauan tantangan paling terbesar secara geografis adalah

rentang kendali. Dan untuk memperkecil rentang kendali tersebut

37 BAPPEDA Kab.Raja Ampat dan BPS Kab. Raja Ampat, 2014. Kabupaten Raja

Ampat Dalam Angka 2014, Hal 8, Raja Ampat.

Page 9: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

33

maka pemekaran kecamatan dilakukan, dengan harapan layanan

publik dan program pemerintah dapat langsung dirasakan oleh

masyarakat yang berada di pedalaman. Walaupun dalam perbincangan

yang dilakukan antara penulis dan beberapa pegawai negeri, ada

dugaan pemekaran kecamatan memiliki muatan politis untuk

mensukseskan wacana pemekaran kabupaten Raja Ampat menjadi 2

kabupaten.

Secara geografis kabupaten Raja Ampat berposisi pada

koordinat 00° 30,33" Lintang Utara - 01° Lintang Selatan dan 124° 30,00

- 131° 30 Bujur Timur. Sebagai wilayah kepulauan, daerah ini memiliki

sekitar 610 pulau besar dan kecil, atol dan taka dengan panjang garis

pantai 753 km. Sementara ini hanya 34 pulau saja yang

berpenghuni. Perbandingan wilayah darat dan laut adalah 1 : 6, dengan

wilayah perairan yang lebih dominan.38 Kondisi geografis yang di

dominasi oleh wilayah perairan inilah yang justru membuat Raja

Ampat tampil dengan keunggulannya maritimnya.

Selain itu secara administratif, batas wilayah kabupaten Raja

Ampat sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan langsung dengan Republik Federal Palau,

Samudera Pasifik.

2. Sebelah Selatan berbatasan langsung dengan kabupaten Seram

Utara, Provinsi Maluku.

3. Sebelah Barat berbatasan langsung dengan kota dan kabupaten

Sorong.

4. Sebelah Timur berbatasan langsung dengan kabupaten Halmahera

Tengah, Provinsi Maluku Utara.

Batas wilayah ini juga tergambar jelas lewat cerita-cerita legenda

masyarakat yang memiliki keterkaitan dengan wilayah sekitar. Seperti

halnya cerita tentang ekspansi Kesultanan Tidore dari Halmahera, yang

kemudian hidup berbaur bahkan kawin-mawin dengan penduduk asli

Raja Ampat. Selain itu pula, pengaruhnya dapat kita temukan pada

38 http://www.rajaampatkab.go.id/statis-9-bataswilayah.html

Page 10: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

BUDAYA SASI: Perlawanan Negara dan Masyarakat Terhadap Eksploitasi dan Kerusakan Sumber Daya Alam

34

budaya-budaya lokal yang dimiliki oleh masyarakat Raja Ampat seperti

pada topik pembicaraan kita tentang Sasi yang akan disampaikan pada

bab-bab selanjutnya.

Jika dilihat dari pulau-pulau terbesar, Raja Ampat terdiri dari 4

pulau besar, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Batanta, Pulau Salawati dan

Pulau Misool. Masing-masing pulau ini memiliki karakteristik

topografi yang berbeda-beda :

1. Pulau Waigeo merupakan pulau yang sebagian besar topografinya

bergunung dan berbukit pada bagian poros tengah sampai ke

daerah pesisir. Selain itu juga terdiri dari pasir dan karang-karang

batu. Selain itu Pulau Waigeo dikelilingi pulau-pulau sedang dan

kecil yang sebagian besar telah dihuni oleh penduduk. Bagian Barat

dan Selatan Pulau Waigeo lebih banyak dikelilingi oleh pulau-

pulau lain apabila dibandingkan dengan bagian Timur dan Utara.

2. Pulau Batanta sebagian besar topografinya terdiri dari pegunungan

dan perbukitan yang memanjang dari bagian tengah sampai ke

bagian pesisir. Pada bagian pesisir pantai jarang ditemukan pasir

putih. Pulau ini hanya dikelilingi oleh 8 pulau kecil.

3. Pulau Salawati dikelilingi oleh pulau-pulau kecil terutama pada

bagian Selatan dan Timur. Dari bagian tengah sampai dengan

pesisir dikelilingi oleh gunung dan perbukitan yang membujur ke

semua arah.

4. Pulau Misool memiliki topografi yang hampir sama dengan ketiga

pulau besar lainnya. Pada bagian Barat dan Selatan dikelilingi oleh

pulau-pulau kecil. Sedangkan bagian Utara terbentang pulau-pulau

kecil yang membujur dari arah Timur ke Barat yang jarak

tempuhnya dari Misool lebih dari satu jam. Bagian tengah terdapat

pegunungan dan pada bagian pesisir terdapat bukit-bukit

berbatuan terutama pada bagian Barat dan Selatan Pulau Misool.

Di luar empat pulau besar terdapat pulau-pulau sedang dan kecil yang

berjumlah kurang lebih 600 pulau. Pulau-pulau tersebut hanya terdiri

dari batu karang sehingga masyarakat yang mendiami pulau-pulau

Page 11: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

35

tersebut hanya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan dan tidak

bisa bercocok tanam seperti penduduk di pulau-pulau yang menjadi

bagian dari Distrik Kepulauan Ayau.

Potensi Darat dan Laut di Raja Ampat Deburan hantaman air laut di badan kapal cepat Marina,

menghempaskan aroma asin semerbak di hidung. Aroma yang sudah

sekian lama tidak pernah tercium oleh penulis semenjak melakukan

studi di Salatiga. Memang bukanlah hal yang baru soal aromanya, yang

baru justru apa yang dilihat oleh mata penulis. Hamparan pepohonan

menyambut kedatangan setiap orang yang akan berkunjung ke Raja

Ampat. Wajar saja, masih terlihat gugusan pepohonan di pesisir kota

Waisai yang adalah ibu kota kabupaten Raja Ampat. Baru 6 tahun

semenjak pemekaran, Raja Ampat mulai membangun. Raja Ampat

(Piece of Paradise), begitu bunyi rentetan huruf disebuah plang yang

menandakan penulis telah sampai di pelabuhan Kota Waisai, Raja

Ampat.

Raja Ampat terus menarik perhatian dunia dengan keindahan

alam yang dimilikinya. Dalam jangka waktu 10 tahun saja, Raja Ampat

telah tampil di pentas dunia sebagai salah satu destinasi wisata dunia

populer. Wisatawan dari seluruh penjuru dunia berbondong-bondong

datang ke Raja Ampat untuk menikmati keindahan laut dan alamnya.

Ini terlihat oleh penulis ketika berada dalam kapal cepat Marina,

wisatawan asing pun datang silih berganti dari berbagai belahan dunia.

Bahkan Pangeran Belanda, Willem Alexander pernah mengunjungi

Raja Ampat pada tahun 2008 untuk berlibur bersama keluarga di Papua Diving Resort.39 Dari tahun ke tahun kunjungan wisatawan semakin

meningkat. Peningkatan tersebut dapat kita lihat melalui tabel di

bawah ini :

39 Sumber perbincangan dengan Ibu Erma Pandin Oei Tono, headchef di Papua

Diving Resort. Beliau pernah secara langsung melayani Pangeran Belanda ketika berkunjung ke Raja Ampat.

Page 12: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

BUDAYA SASI: Perlawanan Negara dan Masyarakat Terhadap Eksploitasi dan Kerusakan Sumber Daya Alam

36

Tabel 3.2

Jumlah Wisatawan Yang Datang di Kabupaten Raja Ampat per Bulan40

Tahun 2010 – 2013

Bulan Tahun

2010 2011 2012 2013

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

313

495

362

171

175

94

116

124

241

464

648

652

555

555

439

527

271

190

172

109

315

590

660

765

920

555

419

859

418

424

307

324

304

1.032

1.160

1.032

1.387

887

1.197

829

760

376

452

506

714

1.285

1.541

1.203

Jumlah 3.855 5.148 7.754 11.137

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat

Dari tabel diatas, dapat terlihat bahwa semenjak tahun 2010

sampai dengan tahun 2013 peningkatan kunjungan wisatawan ke

kabupaten Raja Ampat meningkat signifikan. Ada beberapa dugaan

yang memungkinkan peningkatan ini terjadi secara signifikan. Yang

pertama adalah arus informasi lewat jejaring sosial media. Dimana

jejaring ini justru menjadi promosi wisata yang paling ampuh untuk

menunjukkan betapa Raja Ampat memang menjadi tempat populer

wisatawan. Yang kedua adalah promosi yang dilakukan olek SKPD

(Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang berkaitan dengan bidang ini,

tentunya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Yang ketiga adalah event

nasional internasional yang dilakukan di Raja Ampat antara lain :

Festival Bahari Raja Ampat yang diselenggarakan setiap tahun, Sail

Raja Ampat yang diselenggarakan tahun 2014. Tak tanggung-tanggung,

Raja Ampat pernah menjadi lokasi syuting pada tahun 2011 dari

sebuah reality show “Koh-Lanta” yang merupakan program unggulan

sebuah stasiun televisi swasta Perancis. Dengan segala bentuk media,

40 BAPPEDA Kab.Raja Ampat dan BPS Kab. Raja Ampat, 2014. Kabupaten Raja

Ampat Dalam Angka 2014, Hal 268, Raja Ampat

Page 13: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

37

Raja Ampat diperkenalkan di kancah nasional maupun internasional

dan menjadi daya tarik tersendiri.

Lalu apa sajakah wisata yang dapat kita nikmati di kabupaten

Raja Ampat ini? Ada beberapa obyek wisata yang dapat dinikmati

ketika anda berada di Raja Ampat. Berikut data obyek dan daya tarik

wisata di Kabupaten Raja Ampat :

Tabel 3.3 Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Raja Ampat41

Tahun 2012 Nama ODTW Jenis Wisata Lokasi

1. Pantai WTC Wisata Artificial/Buatan Kota Waisai 2. Air Terjun Warsambin Wisata Alam Warsambin, Teluk

Mayalibit 3. Pantai Waiwo Wisata Pantai dan Selam Waiwo, Waigeo

Selatan 4. Pantai Saleo Wisata Pantai Saleo, Waigeo

Selatan 5. Pulau Manswar Wisata Selam Kepulauan

Manswar, Meosmansar

6. Kampung Wisata Sawinggrai

Wisata Alam dan Budaya Kampung Sawinggrai, Meosmansar

7. Kampung Wisata Sawandarek

Wisata Alam dan Budaya Kampung Sawandarek, Meosmansar

8. Kampung Wisata Arborek

Wisata Alam, Selam dan Budaya

Kampung Arborek, Meosmansar

9. Teluk Kabui Wisata Alam, Selam dan Purbakala

Kabui, Meosmansar

10. Gugusan Pulau Wayag Wisata Geopark dan Selam Kepulauan Wayag, Waigeo Barat

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat

41 BAPPEDA Kab.Raja Ampat dan BPS Kab. Raja Ampat, 2013. Kabupaten Raja

Ampat Dalam Angka 2013, Hal 256, Raja Ampat.

Page 14: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

BUDAYA SASI: Perlawanan Negara dan Masyarakat Terhadap Eksploitasi dan Kerusakan Sumber Daya Alam

38

Gambar 3.2. Pantai WTC Kota Waisai

(Sumber A. F. Binter)

Gambar 3.3. Air Terjun Warengkris Warsambin

(Sumber A. F. Binter)

Gambar 3.4. Pantai Waiwo

(Sumber A. F. Binter)

Page 15: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

39

Gambar 3.5.Pantai Saleo

(Sumber KURNIAWAN)

Gambar 3.6. Kampung Wisata Sawinggrai

(Sumber KURNIAWAN)

Gambar 3.7.Kampung Wisata Sawandarek

(Sumber JUNAEDI IRIANTO)

Page 16: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

BUDAYA SASI: Perlawanan Negara dan Masyarakat Terhadap Eksploitasi dan Kerusakan Sumber Daya Alam

40

Gambar 3.8. Kampung Wisata Arborek

(Sumber KURNIAWAN)

Gambar 3.9. Pantai Jetty Yenbuba

(Sumber KURNIAWAN)

Gambar 3.10. Pulau Agusta

(Sumber KURNIAWAN)

Page 17: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

41

Gambar 3.11. Teluk Kabui

(Sumber KURNIAWAN)

Gambar 3.12. Pulau Wayag

(Sumber KURNIAWAN)

Setelah kita melihat keindahan alam dan panorama laut yang

dimiliki kabupaten Raja Ampat sebagai salah satu destinasi wisata

dunia. Sekarang kita akan melihat bagaimana sumber daya alam yang

dimiliki oleh kabupaten Raja Ampat.

Sebagai wilayah yang didominasi oleh perairan, tentu yang

menjadi sektor unggulan dari hasil sumber daya alamnya adalah

perikanan. Namun itu bukan berarti bahwa sumber daya alam lainnya

tidak ada. Dan kondisi alam yang didominasi oleh perairan tentu bisa

menggambarkan mata pencaharian masyarakat Raja Ampat. Seperti

yang lumrah terjadi pada masyarakat pesisir, mata pencaharian

masyarakat di Raja Ampat sebagian besar adalah nelayan. Penulis

mencoba mencari berapa persen penduduk yang berprofesi sebagai

nelayan di kabupaten Raja Ampat, tetapi dalam data resmi yang

Page 18: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

BUDAYA SASI: Perlawanan Negara dan Masyarakat Terhadap Eksploitasi dan Kerusakan Sumber Daya Alam

42

dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Raja Ampat tidak

memuat informasi tersebut. Namun jika dilihat dari rasio penyebaran

penduduk pada 4 pulau besar di Raja Ampat didominasi oleh wilayah-

wilayah perkampungan pesisir maka tentu nelayan lebih mendominasi

presentasi mata pencaharian penduduk kabupaten Raja Ampat.

Berdasarkan data dari BPS kabupaten Raja Ampat tahun 201342,

sumber daya alam dari pertanian cuma terdapat beberapa komoditi

yang nampak. Komoditi tersebut antara lain : padi, jagung, kacang

kedelai, kacang tanah, keladi, ubi kayu, ubi jalar dan kacang hijau.

Pada sektor pertanian ini komoditi yang unggul dalam jumlah produksi

adalah padi, jagung dan ubi kayu. Dimana masing-masing komoditi ini

pada tahun 2013 menghasilkan produksi sebagai berikut : Padi 1.800

ton, Jagung 1.143,25 ton, Ubi Kayu 1.165,5 ton, Ubi Jalar 1.070,15 ton,

Keladi 770,8 ton, Kacang Tanah 602 ton.43 Sedangkan untuk buah-

buahan hasil produksinya pada tahun 2013 didominasi oleh buah

Pisang 57 ton, Jeruk 12 ton dan Sukun 10 ton.44 Untuk komoditi

sayuran hasil produksi tahun 2013 didominasi oleh 4 sayuran : Tomat

31,8 ton, Kacang Panjang dan Kangkung masing-masing 24,5 ton,

terakhir Sawi 18,5 ton.45 Begitu juga ketika melihat data pada tahun

yang sama untuk tanaman perkebunan ada 6 komoditi yang tercatat

antara lain : Kelapa 9.445 ton, Sagu 8.519 ton, Kakao 1.003 ton, Pinang

12 ton, Jarak 2 ton, Jambu Mete 0,5 ton.46

Selain dari sektor pertanian dan perkebunan, Raja Ampat juga

memiliki potensi dari hasil hutan. Sebelum kita melihat berapa besaran

hasil dari produksi hutan, sebaiknya kita melihat dulu bagaimana

berapa luas hutan yang dimiliki oleh Raja Ampat menurut BPS

kabupaten Raja Ampat. Hutan di kabupaten Raja Ampat terbagi

menjadi 3 yaitu Hutan Produksi, Hutan Lindung dan Hutan Cagar

Alam. Namun dalam data BPS tidak termuat berapa luasan hutan

42 BAPPEDA Kab. Raja Ampat dan BPS Kab. Raja Ampat, 2014. Kabupaten Raja

Ampat Dalam Angka 2014, Hal 169, Raja Ampat. 43 Ibid, Hal 171-178. 44 Ibid, Hal 179-181. 45 Ibid, Hal 182-184. 46 Ibid, Hal 185.

Page 19: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

43

produksi yang dimiliki Kabupaten Raja Ampat, yang ada hanya berapa

besaran hasil produksi dalan jenis hasil hutan.

Tabel 3.4 Luas Area dan Dasar Hukum Kawasan Cagar Alam47

Tahun 2013 Kawasan Cagar Alam Luas Area

(Ha) Dasar Hukum

1. Misool Barat, Misool Timur, dan Misool Selatan

111.000,00 761/KPTS/um/10/1982, 12 Oktober 1982

2. Waigeo Barat, Waigeo Selatan, dan Teluk Mayalibit

215.000,00 395/KPTS/UM/5/1981, 30 Oktober 1981

3. Waigeo Barat Kepulauan

4.993,75 251/KPTS-II/1996, 3 Juni 1996 891/KPTS-II/1999, 14 Oktober 1999

4. Selat Sagawin 16.500,00 891/KPTS-II/1999, 14 Oktober 1999

5. Salawati Utara 62.000,00 14/KPTS/UMUM/1/1982, 4 Januari 1982

6. Kofiau 5.937,50 891/KPTS-II/1999, 14 Oktober 1999

Jumlah 415.431,25

Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Raja Ampat

Tabel 3.5

Luas Area dan Lokasi Kawasan Hutan Lindung48

Tahun 2013

Kawasan Hutan Luas Area

(Ha)

Lokasi

1. Pulau Mapele 31.292,00 -

2. Pulau Batang Pele 2.031,25 Waigeo Barat Kepulauan

3. Pulau Majet 6.2500,00 -

4. Pulau Gam 15.625,00 Meosmansar,Waigeo Selatan

5. Pulau Manswar 1.250,00 Meosmansar

6. Kepulauan Fam 1.562,50 Waigeo Barat Kepulauan

7. Pulau Batanta Timur 24.609,38 Selat Sagawin

8. Kepulauan Salawati Timur

2.343,75 Salawati Utara

47 Ibid, Hal 201. 48 Ibid, Hal 200.

Page 20: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

BUDAYA SASI: Perlawanan Negara dan Masyarakat Terhadap Eksploitasi dan Kerusakan Sumber Daya Alam

44

9. Kepulauan Bo 1.500,00 Kofiau

10. Pulau Misool Utara 41.015,63 Misool

11. Pulau Kenari 1.500,00 Misool

Jumlah 128.979,51

Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Raja Ampat

Dengan melihat kedua tabel diatas menandakan bahwa hutan

di kabupaten Raja Ampat didominasi oleh hutan non-produksi yang

dilindungi atau bisa dikatakan hutan konservasi. Data BPS memang

tidak menyajikan luasan hutan produksi, namun tercantum berapa

besar produksi hasil hutan menurut jenis hasil hutan.

Tabel 3.6

Produksi Hasil Hutan Menurut Jenis Hasil Hutan49

Tahun 2010 – 2013

Komoditas

(m³)

Tahun

2010 2011 2012 2013

1. Kayu Bulat 15.667,17 - - -

2. Kayu Gergaji - 1.062,98 880,46 667,66

3. Block Board - - - -

4. Moulding - - - -

5. Plywood - - - -

6. Chips - - - -

7. Film Faced - - - -

Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Raja Ampat

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil produksi dari hutan

di Kabupaten Raja Ampat hanya berbentuk industri hulu. Dimana hasil

hutan dalam bentuk kayu gergaji langsung dijual ke pasar tanpa

melalui pengolahan untuk mendapatkan nilai tambah (value added). Berdasarkan tabel ini pula kita dapat melihat bahwa hasil produksi

yang terdaftar di pemerintahan cukup rendah sebab memang hutan di

Raja Ampat lebih banyak masuk dalam hutan lindung dan cagar alam.

Selain, pertanian, perkebunan dan hasil hutan, dalam data yang

sajikan BPS Kabupaten Raja Ampat, salah satu potensi sumber daya

alam lainnya yaitu pertambangan. Namun data dari hasil produksi

49 Ibid, Hal 202.

Page 21: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

45

tambang tidak diuraikan secara lengkap dalam data tersebut.

Berdasarkan data BPS Kabupaten Raja Ampat dari sektor tambang,

kabupaten Raja Ampat hanya memiliki hasil produksi Nikel. Data BPS

kabupaten Raja Ampat untuk hasil produksi nikel dalam kurun waktu

2011-2013 sebagai berikut : 849,708 (2011), 902,412 (2012), 888,402

(2013).50 Apakah Nikel adalah satu-satunya hasil tambang yang dimiliki

Kabupaten Raja Ampat? Tentu tidak! Ada beberapa potensi

pertambangan yang ditemukan di Raja Ampat tetapi tidak bisa

dilakukan eksplorasi oleh karena mendapat penolakan dari warga.

Bagaimana dengan sumber daya alam yang berasal dari laut?

Pada awal dari sub-bab ini, penulis telah menjelaskan tentang potensi

laut yang kemudian dikelola sebagai potensi pariwisata. Lalu

bagaimana produksi hasil laut sendiri? Sebelum sampai pada produksi

hasil laut Kabupaten Raja Ampat, kita akan melihat apa seperti apakah

perairan Raja Ampat itu.

Raja Ampat merupakan asset penting di kawasan Segitiga

Karang Dunia, sebuah kawasan yang membentang di enam negara

termasuk Indonesia. Segitiga karang didefinisikan sebagai wilayah

ekoregion laut yang memiliki 500 atau lebih jenis karang. Hasil

pendugaan ekologi secara cepat (Rapid Ecological Assessment) pada

tahun 2001 dan 2002 menunjukkan keanekaragaman hayati laut yang

tinggi di Kepulauan Raja Ampat. Raja Ampat dan Bentang Laut Kepala

Burung (BLKB) Papua merupakan prioritas pertama konservasi laut di

Indonesia (Huffard et al., 2012).

Raja Ampat menjadi rumah bagi 69,21% spesies karang dunia,

dimana ditemukan 553 jenis karang dan dua diantaranya merupakan

jenis endemik Raja Ampat dari keluarga Acroporidae yaitu Montipora delacatula dan Montipora verruculosus. Selain itu ditemukan

setidaknya 41 jenis dari 90 genus karang lunak Alcyonacean dari 14

Famili. Di wilayah ini juga ditemukan 699 jenis moluska dan menjadi

rumah bagi 5 jenis penyu , setidaknya 1.505 jenis ikan karang dan

rumah bagi 15 jenis mamalia laut yang terdiri dari 14 jenis cetacean (13

50 Ibid, Hal 209.

Page 22: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

BUDAYA SASI: Perlawanan Negara dan Masyarakat Terhadap Eksploitasi dan Kerusakan Sumber Daya Alam

46

jenis paus dan lumba-lumba) dan 1 jenis duyung (Dugong dugon). Salah satu pemicu keanekaragaman yang luar biasa ini adalah tingginya

keragaman habitat mulai dari lamun, mangrove, terumbu karang di

perairan dangkal (termasuk terumbu karang tepi, penghalang, patch

dan atoll) hingga celah dalam antar pulau-pulau kecil utama. Dengan

tingkat keragaman hayati yang begitu tinggi, para ilmuwan menyebut

kepulauan Raja Ampat sebagai jantung Segitiga Karang Dunia.51

Lalu bagaimanakan hasil produksi dari sektor perikanan? Data

BPS pada Raja Ampat Dalam Angka 2014, hanya menyajikan data

berupa volume dan nilai produksi hasil perikanan secara umum.

Namun mengenai jenis ikan apa saja yang menjadi bagian dari hasil

produksi tidak tercantumkan. Begitu juga ketika melihat hasil produksi

per-kecamatan tidak tercantumkan. Tetapi data disajikan secara umum

sesuai dengan masukan dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten

Raja Ampat. Berikut data yang penulis maksudkan :

Tabel 3.7 Volume dan Nilai Produksi Hasil Perikanan52

Tahun 2009 – 2013 Tahun Volume

(Ton) Nilai (Rp)

2009 725,44 774.059.662 2010 222,36 995.589.118 2011 501,78,0 853.039.906 2012 2.627.762,0 1.816.954.753 2013 2.225.352,8 1.741.414.431

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Raja Ampat

Kerusakan Lingkungan dan Eksploitasi, Tantangan Raja

Ampat Kini Dengan ketersediaan sumber daya alam yang sangat melimpah

dan situasi Raja Ampat yang sedang membangun sebagai Kabupaten

51 UPTD Taman Pulau-pulau Kecil Daerah & Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Raja Ampat, 2012. “Rencana Pengelolaan Taman Pulau-Pulau Kecil Daerah Raja Ampat”, Raja Ampat 2012.

52 Ibid, Hal 198.

Page 23: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

47

baru, maka ancaman yang paling serius adalah kerusakan lingkungan

hidup karena perilaku eksploitatif. Raja Ampat tentu membutuhkan

sumber daya alam dalam bentuk konsumsi untuk membangun. Dimulai

dari penebangan hutan untuk pembukaan lahan dalam membangun

fasilitas/sarana pra-sarana pemerintah dan juga oleh masyarakat,

sampai pada konsumsi kayu untuk pembangunan tersebut. Selain itu

tentu sebagai daerah kabupaten baru tentu Raja Ampat akan

mengalami pertambahan penduduk. Dan pertambahan penduduk ini

berbanding lurus dengan tingkat konsumsi sumber daya alam. Itu

artinya kondisi sumber daya alam yang ada akan terpakai untuk

konsumsi masyarakat, dan pada akhirnya ancaman terhadap ketahanan

pangan sekaligus kerusakan lingkungan hidup adalah ancaman yang

serius.

Sesuai dengan tema penelitian ini yang berkaitan dengan

sumber daya alam kelautan, maka penulis membatasi untuk melihat

pada potensi kerusakan lingkungan laut dan ancaman eksploitasinya.

Tentu sebagai wilayah yang didominasi oleh laut Raja Ampat punya 2

sektor unggulan yaitu Pariwisata dan Perikanan. Kita telah melihat

diatas bahwa Raja Ampat sangat terkenal dengan keindahan paronama

lautnya, baik keindahan pantai, biota ikan dan karang.

Setelah dimekarkan sebagai Kabupaten baru, Raja Ampat

menghadapi tantangan yang sebenarnya.Terlebih ketika menghadapi

persoalan maritim tentang pengelolaan laut serta hasilnya, serta

bagaimana memproteksi segala potensi yang ada dalam laut Raja

Ampat.

“Sayangnya, Raja Ampat saat ini tengah menghadapi ancaman dari aktivitas manusia. Meskipun secara umum kondisi terumbu karang di Raja Ampat masih relatif bagus, praktik perikanan yang merusak masih dijumpai, disamping ada kecenderungan makin tingginya penangkapan berlebih (overfishing) terhadap sumberdaya perikanan. Pengelolaan jangka panjang di Raja Ampat memerlukan informasi yang komprehensif dan perencanaan tata ruang laut serta strategi pengelolaan yang memperhatikan konservasi dan pemanfaatan lestari dari sumberdaya alam, juga

Page 24: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

BUDAYA SASI: Perlawanan Negara dan Masyarakat Terhadap Eksploitasi dan Kerusakan Sumber Daya Alam

48

pengetahuan lokal, budaya, sejarah dan aspirasi dari masyarakat Raja Ampat.”53

Otoritas terkait dalam hal ini adalah Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Raja Ampat pun menyadari akan ancaman

kerusakan lingkungan laut dan eksploitasi sumber daya laut. Hal yang

sama pun diungkapkan oleh Bambang54 yang pada saat itu bekerja di

Conservation International, dalam wawancara dengan penulis beliau

menyampaikan :

“Torang tidak melarang masyarakat untuk mengambil di dorang pu laut, tapi torang cuma mengatur bagaimana cara tangkapnya saja. Selain itu juga ada nelayan-nelayan luar yang menangkap ikan dengan alat-alat modern yang tidak ramah dengan lingkungan. Coba ade bayangkan, kalo masyarakat dorang tangkap ikan deng akar bore atau bom ikan? Itu pasti karang-karang rusak. Trus kalo karang-karang rusak ikan dong hidup bagaimana? Lain lagi deng nelayan dari luar yang tangkap deng jaring pukat harimau. Itu semua ikan mo kecil ka, besar ka, yang tra bertelur ka, yang bertelur ka, semua tarangka abis. Kalau begini lama-lama tong pu karang rusak, dan tong pu ikan habis”

(Kita tidak melarang masyarakat untuk mengambil di laut

milik mereka, tapi kita cuma mengatur bagaimana cara tangkapnya

saja. Selain itu juga ada nelayan-nelayan luar yang menangkap ikan

dengan alat-alat modern yang tidak ramah dengan lingkungan. Coba

adek bayangkan kalau mereka masyarakat tangkap ikan dengan akar bore55 atau bom ikan56? Itu pasti karang-karang rusak. Lalu kalau

53

UPTD Taman Pulau-Pulau Kecil Daerah & Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Raja Ampat, 2012. Rencana Pengelolaan Taman Pulau-pulau Kecil Daerah Raja Ampat, Hal 2, Raja Ampat,.

54 Bambang adalah salah satu tokoh masyarakat suku Maya di Teluk Mayalibit yang bekerja di lembaga Conservation International. Wawancara berlangsung pada pra-penelitian penulis di akhir Agustus 2011.

55 Akar bore adalah sejenis tumbuhan yang sering digunakan sebagai bahan dasar oleh

masyarakat lokal untuk menangkap ikan. Tumbuhan ini kemudian diolah menjadi cairan dan berfungsi seperi racun. Akar bore belakangan ini dilarang untuk digunakan sebab efek penggunaan tumbuhan ini dalam penangkapan ikan dapat membuat karang-karang juga mati.

56 Bom ikan adalah cara menangkap ikan yang digunakan oleh nelayan lokal. Bom

ikan ini sama seperti bom pada umumnya, tetapi dirakit secara manual dengan disimpan didalam botol lalu dibuang ke laut dan tenggelam diantara karang. Ketika

Page 25: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

49

karang-karang rusak semua ikan hidup bagaimana? Lain lagi dengan

nelayan dari luar yang menangkap ikan dengan jaring pukat harimau57.

Itu semua ikan yang kecil, yang besar, yang tidak bertelur, yang

bertelur, semua terjaring. Kalau begini terus, kita punya karang rusak

dan kita punya ikan habis).

Gambar 3.13. Tumbuhan Akar Bore

(Sumber alamanah.org)

Gambar 3.14. Bom Ikan (Potas)

(Sumber cintailahindonesia.blogspot.com)

meledak karang menghancurkan karang di dasar laut akan mengakibatkan karang mati, dan ikan yang ada disekitarnya pun mati. Ketika ikan muncul dipermukaan lalu diambil oleh nelayan.

57 Pukat Harimau atau trawl dalam bahasa Inggris, adalah semacam pukat kantong

yang dioperasikan dengan cara ditarik pada jarak yang panjang, untuk menangkap ikan-ikan yang berada pada daerah yang dilewati. Pukat ini ada yang dioperasikan di tengah-tengah kolom air, untuk menangkap ikan-ikan pelagis, dan ada pula yang dioperasikan di dasar perairan. Pukat harimau banyak mengundang protes pecinta lingkungan maupun nelayan-nelayan lain, karena sifatnya yang merusak. Terutama yang dioperasikan di dasar laut, pukat ini dapat merusak terumbu karang, menimbulkan kekeruhan di dasar perairan, dan menangkap ikan-ikan atau hewan-hewan bukan target (bycatch). Tangkapan samping ini pada akhirnya akan banyak dibuang, dan menimbulkan masalah lingkungan yang baru.

Page 26: Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12736/3/T2_092009110_BAB...Raja Ampat dalam Sejarah Pemekaran, Perkembangan, dan Tantangannya

BUDAYA SASI: Perlawanan Negara dan Masyarakat Terhadap Eksploitasi dan Kerusakan Sumber Daya Alam

50

Gambar 3.15. Pukat Harimau

(Sumber wikipedia.org)

Sumber daya alam laut yang melimpah dan aktifitas

menangkap ikan yang tidak ramah lingkungan adalah sebuah paradoks.

Inilah tantangan yang terbentang nyata didepan mata Raja Ampat

kedepan. Apakah aktifitas penangkapan itu dilakukan oleh nelayan

lokal (dari Raja Ampat) ataupun dari luar (dari pulau-pulau sekitar Raja

Ampat), ini adalah ancaman serius bagi kelestarian laut serta sumber

daya laut yang dimiliki oleh Raja Ampat. Setiap stake-holder, baik itu

pemerintah, lembaga swadaya masyarakat bahkan masyarakat Raja

Ampat harus bahu-membahu untuk menjawab tantangan dan sekaligus

ancaman ini bersama-sama.

Adakah sebuah tindakan/sikap yang dilakukan baik oleh

pemerintah, lembaga swadaya masyarakat atau masyarakat lokal untuk

menjawab tantangan dan mengantisipasi ancaman ini? Pada chapter

selanjutnya, penulis akan menyampaikan hasil penelitian lapangan di

Kampung Warsambim Distrik Teluk Mayalibit, Raja Ampat. Pada

chapter selanjutnya,akanterlebih dahulu mendeskripsikan tentang

kondisi lokasi penelitian di desa Warsambin.