DM BARU.docx
-
Upload
diah-permata -
Category
Documents
-
view
7 -
download
1
Transcript of DM BARU.docx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang dianggap tertinggal dalam sektor kesehatan
dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Angka kematian bayi
yang tinggi, angka kematian ibu melahirkan yang tinggi, angka harapan hidup yang
rendah, prevalensi malnutrisi dan penyakit menular yang tinggi, kualitas pelayanan
kesehatan masyarakat yang rendah dan tidak merata, serta biaya berobat yang terus
meningkat adalah faktor-faktor penyebab memburuknya sektor kesehatan di
Indonesia (Tim Field Lab FK UNS, 2010).
WHO (2003) menekankan bahwa kunci untuk meningkatkan status
kesehatan dan mencapai Millenium Development Goals (MDGs) 2015 adalah
dengan memperkuat sistem pelayanan kesehatan primer (Primary Health Care)
(Tim Field Lab FK UNS, 2010). Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan primer
merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menyelenggarakan
pelayanan kedokteran keluarga yang mencakup usaha promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif dengan pendekatan keluarga (Surjadi, 2009).
Untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang holistik, seorang
dokter keluarga harus mampu melakukan kunjungan rumah (home visit) dan
perawatan pasien di rumah (home care) bagi keluarga yang membutuhkan.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan dasar-dasar kunjungan rumah (home visit) dalam kedokteran
keluarga.
2. Melakukan tahapan-tahapan dan prosedur kegiatan kunjungan rumah (home
visit) dalam pelayanan kedokteran keluarga.
(Tim Field Lab FK UNS, 2010)
1
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
Kegiatan field lab Ketrampilan Kedokteran Keluarga: Kunjungan Pasien di Rumah
(Home Visit) untuk kelompok 16 dilakukan di Puskesmas Baturetno I, Wonogiri. Rincian
kegiatan field lab kali ini adalah sebagai berikut:
1. Kamis, 7 Oktober 2010
Kegiatan field lab ini diawali dengan kelompok 16 melakukan survey ke Puskesmas
Baturetno, Wonogiri. Survey dilakukan pada hari Kamis tanggal 7 Oktober 2010.
Kelompok 16 berangkat dari Solo pukul 07.00 WIB dengan menggunakan 1 mobil dan
1 motor. Tidak ada halangan pada saat kami menempuh perjalanan survey ke
Puskesmas Baturetno, Wonogiri sampai ditengah jalan (pada saat di Ngadirejo) anggota
kelompok 16 yang menggunakan motor mengalami ban pecah, sehingga harus berhenti
untuk mengganti ban. Setelah selesai mengganti ban, akhirnya kelompok 16
melanjutkan perjalanan. Kelompok 16 tiba di Puskesmas Baturetno, Wonogiri pada
pukul 10.00 WIB. Seharusnya kegiatan field lab Ketrampilan Kedokteran Keluarga:
Kunjungan Pasien di Rumah (Home Visit) untuk kelompok 16 diampu oleh dr. Budi,
akan tetapi berhubung dr. Budi memiliki kegiatan lain, akhirnya kegiatan field lab
diampu oleh dr. Ima. Sesampainya di Puskesmas, kami menemui dr. Ima untuk
meminta arahan. Di aula Puskesmas dr. Ima memberikan pengarahan dan berbagi
pengetahuan tentang epidemiologi penyakit di Puskesmas Baturetno, Wonogiri. Untuk
kegiatan hari ke-2, beliau juga membagi kelompok 16 menjadi 3 kelompok kecil yaitu
kelompok 1: Annisa, Dianika, Faqih, dan Gita yang mendapatkan kasus TB; kelompok
2: Sari, Narto, dan Yunita yang mendapatkan kasus diabetes mellitus; kelompok 3:
Nurul, Wiraditya, dan Linda yang mendapatkan kasus hipertensi. Akhirnya kegiatan
survey diakhiri dengan berpamitan kepada pihak Puskesmas.
2. Senin, 11 Oktober 2010
Kegiatan hari ke-2 diawali dengan keberangkatan kelompok 16 dari Solo yaitu sekitar
pukul 07.00 WIB. Kelompok 16 sampai di Puskesmas Baturetno, Wonogiri pukul
09.00 WIB. Sesampainya di Puskesmas kelompok 16 menemui dr. Ima. Sekitar pukul
10.00 WIB kelompok 16 memulai kegiatan field lab. Kegiatan ini dimulai dengan
membagi kelompok 16 menjadi 3 kelompok kecil seperti yang telah dikemukakan pada
2
saat survey. Kelompok kami adalah kelompok 2 yang mendapat kasus diabetes
mellitus. Kelompok kami didampingi oleh salah satu bidan Puskesmas menuju rumah
bapak Hadi Sutarto yang terletak di Sukerojo, RT/RW: 01/08 Gesungrejo. Sesampainya
kelompok 2 dirumah bapak Hadi, kami disambut dengan ramah oleh keluarga bapak
Hadi. Pertama-tama bu bidan menjelaskan maksud kedatangan kami kepada keluarga
bapak Hadi, lalu beliau kembali lagi ke Puskesmas. Kami melakukan ramah tamah
dengan keluarga bapak Hadi selama beberapa saat, setelah itu barulah kami melakukan
kegiatan home visit. Kami melakukan wawancara kepada keluarga bapak Hadi sesuai
dengan check list yang terdapat pada buku modul. Keluarga bapak Hadi terlihat
antusias dan sangat bersahabat saat menjawab pertanyaan yang kami berikan. Setelah
wawancara selesai dilakukan, beberapa anggota keluarga bapak Hadi bertanya tentang
beberapa penyakit seperti arthritis reumatoid, diabetes mellitus, dan lain sebagainya.
Setelah itu kami melakukan pemeriksaan tekanan darah untuk keluarga bapak Hadi.
Kegiatan ini diakhiri dengan berpamitan kepada keluarga bapak Hadi. Akhirnya
kelompok kami kembali ke Puskesmas. Disana anggota kelompok lain sudah
menunggu kedatangan kelompok kami. Setelah anggota kelompok 16 lengkap, kami
menemui dr. Ima. Kami membahas kegiatan hari ke-3 field lab Ketrampilan
Kedokteran Keluarga: Kunjungan Pasien di Rumah (Home Visit). Setelah itu kami
berpamitan kepada dr. Ima.
3. Senin, 18 Oktober 2010
Direncanakan kegiatan pada hari ke-3 ini adalah kegiatan evaluasi dan penilaian. Kami
bermaksud meminta feed back dari dr. Ima selaku pengampu untuk field lab
Ketrampilan Kedokteran Keluarga: Kunjungan Pasien di Rumah (Home Visit)
kelompok 16.
3
BAB III
PEMBAHASAN
Kunjungan pasien di rumah (home visit) kami laksanakan pada keluarga Bp. Hadi
Sutarto, sukorejo, RT 01/RW08, Gesungrejo. Bp. Hadi Sutarto (43 tahun) sebelumnya
diketahui memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus tipe 2. Batasan kunjungan dan
perawatan home visit adalah untuk mengenal kehidupan pasien sekaligus memberikan
pertolongan baik promotif, suportif dan preventif sesuai dengan kebutuhan pasien.
Tata cara kunjungan rumah yang kami lakukan terfokus untuk mengumpulkan data
pasien dengan urutan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan daftar nama keluarga yang akan dikunjungi
Agar kunjungan rumah yang kami lakukan efektif dan memperoleh data yang lengkap
masing-masing kelompok terfokus pada keluarga dengan resiko tinggi dan sekiranya
memerlukan tindak lanjut. Tiga penyakit yang merupakan fokus dari Home visit di
wilayah kerja Puskesmas Baturetno Wonogiri antara lain Tuberculosis, diabetes
millitus, dan Hipertensi. Kelompok kami menyusun daftar kunjungan pada Bp. Hadi
yang menderita Diabetes Millutus sejak 10 tahun yang lalu.
2. Mengatur jadwal kunjungan
Kegiatan kunjungan dijadwalkan pada tanggal 11 oktober 2010. Pengaturan jadwal ini
dibantu oleh Pihak Puskesmas melalui Bidan desa setempat.
3. Mempersiapkan macam data yang akan dikumpulkan
Data minimal yang kami kumpulkan meliputi bagaimana karakteristik demografi
keluarga, kondisi lingkungan, perilaku Hidup bersih dan Sehat dalam keluarga, akses
informasi, gizi keluarga, status kesejahteraan keluarga, fungsi holistik, fungsi
fisiologis keluarga (Apgar Score), fungsi patologis (Screem), identifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi kesehatan dan gambaran lingkungan rumah.
4. Melakukan pengumpulan data
Pengumpulan data kami lakukan dengan wawancara terhadap Bp.Hadi dan Ibu
Sumiyem (lampiran kuesioner).
5. Melakukan pencatatan data
Pencatatan data kami lakukan sesuai dengan kuesioner Studi indeks Potensi keluarga
sehat (terlampir). Pencataan dilanjutkan dengan Identifikasi fungsi keluarga
berdasarkan data-data yang diperoleh untuk menentukan tindak lanjut nasehat dan
4
atau penyuluhan yang diberikan. Pada kasus keluarga Bp.Hadi indentifikasi fungsi
keluarga dijelaskan sebagai berikut :
a. Genogram dan garis hubungan keluarga
b. Fungsi holistik
Keluarga yang bertempat tinggal di dalam satu rumah berjumlah tiga orang
yaitu Bp. Hadi (suami) , Ibu sumiyem (istri) dan Abdul Robimi (anak).
Riwayat kelahiran Ibu sumiyem dengan cara normal dan tidak pernah
keguguran.
Penyakit yang pernah dan atau masih diderita dalam keluarga tersebut antara
lain Bp. Hadi yang sampai saat ini menderita DM, Ibu Sumiyem yang
memiliki riwayat hipertensi dan mengeluh nyeri sendi dan mudah kelelahan,
serta riwayat salah satu putra yang meninggal dunia dikarenakan lemah
jantung pada usia 3 tahun.
Pemakaian KB Ibu Sumiyem menggunakan KB suntik dan selama
penggunaannya tidak didapati keluhan berarti.
Hubungan antar anggota keluarga tampak harmonis dan terdapat komunikasi
yang baik antara Bp.Hadi dan Ibu Sumiyem.
Hubungan sosial dengan masyarakat sekitar terbilang aktif, masyarakat
setempat rata-rata memiliki mata pencarian yang sama yaitu sebagai petani.
Diluar hubungan kerja, Bp.hadi dan warga setempat mengaku sering
melakukan arisan atau kumpul bersama.
5
Misiyem 40 th
Abdul Robimi, 13
R. DM
Hadi Sutarto, 43 th, Riwayat DM
Ekonomi keluarga Bp.Hadi berasal terutama dari pekerjaan Bp.Hadi sebagai
buruh tani dan sekaligus perawat ternak. Selain itu, Ibu sumiyem juga sering
kali membantu di sawah dan kandang. Penghasil keluarga Bp. Hadi setiap
bulannya bervariasi dan tidak pasti. Jika diperkirakan hanya sekitar empat
puluh ribu setiap bulannya. Sehari-hari Bp.Hadi dan Ibu sumiyem
mengeluarkan biaya ala kadarnya. Makanan sehari-hari cukup dengan nasi,
sayur, dan lauk pauk seadanya. Biaya berobat selama ini sangat ditopang
dengan adanya kartu askeskin, sehingga keluarga Bp.Hadi tidak terlalu berat
menanggung biaya kesehatan.
c. Fungsi fisiologis keluarga (Apgar Score)
Sesuai kuesioner yang terdapat pada lampiran Bp. Hadi dan Ibu Sumiyem
mengisi skor pada form apgar. Skor pada setiap poin kuesioner menunjukkan
fungsi hubungan keluarga yang baik.
d. Fungsi patologis
Fungsi-fungsi patologis digolongkan dalam beberapa aspek antara lain sosial,
culture/budaya, religius, ekonomik, edukasi, dan medical. Pada keluarga
Bp.Hadi fungsi patologis yang menonjol antara lain fungsi patologis
ekonomi, edukasi dan medical. Ekonomi menengah ke bawah, tingkat
pendidikan rendah, dan kondisi penyakit kronis merupakan aspek fungsi
patologis yang ikut andil dalam proses terjadinya sakit pada keluarga
Bp.Hadi.
e. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
Faktor perilaku keluarga
Keluarga Bp.Hadi masih termasuk keluarga dengan cukup sadar pentingnya
kesehatan, meski dengan terbatasnya pelayanan kesehatan. Apabila ada
anggota keluarga yang sakit diobati dengan berobat ke puskesmas, karena
puskesmas merupakan instansi pelayan kesehatan yang terjangkau dan
terjamin bagi keluarga Bp.Hadi. namun demikian, kegiatan pembersihan
rumah dan lingkungan harus makin ditingkatkan.
Faktor non-perilaku keluarga
Kondisi fisik rumah Bp.Hadi cukup ventilasi, lantai masih tanah, sumber air
sumur, jamban sudah tersendiri. Akan tetapi, beberapa yang masih harus
6
dibenahi antara lain pembuangan limbah ke selokan dan sampah haian yang
langsung dibakar.
Gambaran lingkungan rumah
Anggota keluarga dalam satu rumah tiga orang, ukuran rumah 56m2, jarak
antar rumah cukup.sanitasi lingkungan perlu ditingkatkan, pembuangan
sampah tidak tersedia, kamar masndi WC ada permanen, jarak WC dari
sumur 9 meter, lantai rumah berupa tanah, ventilasi cukup, penerangan baik,
dan dinding rumah kayu.
Denah rumah
Status gizi penderita
Berat badan Bp.Hadi = 48 Kg
Tinggi Badan Bp.Hadi = 168 cm
BMI = 48/1.682 ≈ 17 (tergolong kurus)
6. Menyampaikan nasehat dan atau penyuluhan
Nasehat dan penyuluhan yang kami berikan terfokus pada tindakan promotif dan
supportif untuk mengurangi derajat kesakitan antara lain:
a. Bp. Hadi sebaiknya melakukan olahraga secara teratur setidaknya tiga kali
seminggu selama minimal 10 menit untuk membantu menjaga regulasi glukosa
dan metabolisme tubuh.
b. Bp. Hadi sebaiknya membagi makan setiap 3-5 jam setiapnya dengan porsi kecil
dan disarankan beberapa makanan dengan kadar gula rendah.
c. Ibu Sumiyem dapat mengurangi konsumsi makanan pemicu nyeri sendi seperti
bayam dan kangkung, dapat digantikan dengan sawi, wortel dan sayuran jenis
lainnya.
7
Kamar tidur
dapur sumur
Ruang tamu, ruang keluarga, ruang
makan
WC
d. Keluarga Bp.Hadi dapat senantiasa menjaga pola hidup bersih dan sehat, serta
menjaga lingkungan rumah dan sekitarnya tetap sehat.
e. Keluarga Bp.Hadi dapat melakukan kunjungan berkala ke puskesmas maupun
tenaga kesehatan setempat untuk skrining dan pencegahan penyakit.
f. Status BMI Bp.Hadi tergolong rendah, oleh karena itu Ibu Sumiyem dihimbau
untuk memasak makanan kaya Protein dan vitamin seperti ikan, susu, tahu dan
tempe.
Kunjungan rumah yang telah dilakukan sebagaimana dijelaskan diatas merupakan
salah satu program dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan cara
mengenal lebih mendalam kehidupan pasien serta membangun hubungan dokter-pasien
yang baik. Manfaat dilakukannya kunjungan rumah pasien (Home visit) antara lain:
1. Dengan adanya berbagai data dari kunjungan rumah, dokter dan tenaga kesehatan
terkait dapat menemukan beberapa kasus yang masih bisa dicegah dan ditanggulangi
sebelum berkelanjutan.
2. Kunjungan rumah memberikan berbagai informasi mengenai pasien yang mungkin
tidak dapat diperoleh dengan kunjungan rutin pasien ke puskesmas atau ke praktek
dokter umum.
3. Kunjungan dokter ke rumah pasien akan meningkatkan rasa kekeluargaan antara
pasien-dokter sehingga keterbukaan satu sama lain dapat terwujud.
Manfaat-manfaat yang diperloleh tersebut diatas tidak diperoleh dengan mudah,
ada berbagai kendala yang kami alami selama pelaksanaa home visit antara lain:
1. Keterbatasan jumlah keluarga yang dikunjungi karena keterbatasan tenaga kesehatan.
2. Saat home visit dilakukan, pasien memiliki aktivitas di luar rumah yang cukup lama
dan membuat pelaksanaan home visit tidak flexibel.
3. Keterbatasan pertolongan kedokteran yang dapat dilakukan selama home visit karena
kurangnya fasilitas yang memadai di rumah pasien.
4. Kesulitan komunikasi dengan bahasa daerah.
Apabila berbagai kendala tersebut dapat diminimalisir, maka pelaksanaan home
visit dapat dikerjakan dengan baik dan membawa manfaat yang optimal.
8
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Pelaksanaan kegiatan field lab dengan topik Ketrampilan Kedokteran Keluarga
Kunjungan Rumah (Home Visit) yang dilakukan oleh kelompok 16 ini telah berjalan
dengan baik, lancar, dan tidak ada hambatan yang berarti. Penulis menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan field lab
sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan lancar.
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan field lab yang telah dilakukan oleh
kelompok 16, dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain:
1. Masalah kesehatan yang dialami oleh pasien harus dilihat dari berbagai aspek
(biopsikososial) sehingga penangannya pun dapat dilakukan secara holistik
2. Sebagai dokter penyedia pelayanan kesehatan primer, kita harus mampu
melakukan kunjungan rumah pasien dan jika perlu melakukan perawatan pasien di
rumah untuk mengetahui berbagai latar belakang pasien dan menjaga
kesinambungan pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh pasien tersebut.
B. Saran
1. Kualitas dan kuantitas petugas kesehatan untuk melakukan kunjungan rumah
pasien perlu ditingkatkan lagi agar proses pelayanan kesehatan dapat berlangsung
lebih baik dan lancar.
2. Meningkatkan sosialisasi tentang pelaksanaan kunjungan rumah kepada petugas
kesehatan dan masyarakat sehingga baik petugas kesehatan maupun pasien dapat
saling bekerjasama untuk mewujudkan terselenggaranya pelayanan kesehatan yang
holistik.
9