DKA Karena Henna

13
BAB I PENDAHULUAN Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan bahan atau substansi yang menempel pada kulit. Terdapat dua macam jenis dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergika, keduanya dapat bersifat akut maupun kronis. Dermatitis kontak alergika adalah suatu peradangan kulit yang timbul setelah kontak dengan alergen melalui proses sensitisasi. Penyebab Dermatitis kontak alergika adalah alergen, paling sering berupa bahan kimia dengan berat molekul kurang dari 500-1000 Da yang juga disebut bahan kimia sederhana. Salah satu bahan alergen yang dapat menyebabkan dermatitis kontak alergika adalah Henna. 1,2 Henna ( Lawsonia inermis ) adalah tanaman dari famili Lythraceae yang dikenal sebagai pewarna natural. Henna digunakan pada tradisi Islam dan Hindu sebagai pewarna rambut, kuku, dan membuat tato temporer/sementara. Pada jaman dahulu, henna digunakan sebagai pengobatan penyakit kuning (jaundice), lepra, cacar dan keluhan kulit lainnya. Di Turki, tanaman henna digunakan secara luas untuk berbagai macam keperluan, seperti infeksi dan gatal-gatal. Dermatitis kontak alergi dikarenakan henna yang alami jarang ditemukan. 3 Pada kasus ini akan dibahas mengenai dermatitis kontak alergika yang disebabkan oleh henna. Kasus ini merupakan kasus yang cukup jarang dijumpai namun pernah dilaporkan menurut 1

Transcript of DKA Karena Henna

Page 1: DKA Karena Henna

BAB I

PENDAHULUAN

Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan bahan atau substansi yang

menempel pada kulit. Terdapat dua macam jenis dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak

iritan dan dermatitis kontak alergika, keduanya dapat bersifat akut maupun kronis. Dermatitis

kontak alergika adalah suatu peradangan kulit yang timbul setelah kontak dengan alergen

melalui proses sensitisasi. Penyebab Dermatitis kontak alergika adalah alergen, paling sering

berupa bahan kimia dengan berat molekul kurang dari 500-1000 Da yang juga disebut bahan

kimia sederhana. Salah satu bahan alergen yang dapat menyebabkan dermatitis kontak

alergika adalah Henna. 1,2

Henna ( Lawsonia inermis ) adalah tanaman dari famili Lythraceae yang dikenal

sebagai pewarna natural. Henna digunakan pada tradisi Islam dan Hindu sebagai pewarna

rambut, kuku, dan membuat tato temporer/sementara. Pada jaman dahulu, henna digunakan

sebagai pengobatan penyakit kuning (jaundice), lepra, cacar dan keluhan kulit lainnya. Di

Turki, tanaman henna digunakan secara luas untuk berbagai macam keperluan, seperti infeksi

dan gatal-gatal. Dermatitis kontak alergi dikarenakan henna yang alami jarang ditemukan.3

Pada kasus ini akan dibahas mengenai dermatitis kontak alergika yang disebabkan

oleh henna. Kasus ini merupakan kasus yang cukup jarang dijumpai namun pernah

dilaporkan menurut penelitian Roesyanto-Mahadi, bahwa paraphenylenediamine (PPD) yang

merupakan bahan campuran dalam henna, adalah alergen penyebab dermatitis kontak

alergika terbanyak urutan ketiga dari 144 penderita dermatitis kontak alergika di Medan

periode tahun 1991-1992, yaitu 12,28%.4 Oleh karena itu penggunaan henna yang dapat

menyebabkan dermatitis kontak alergika akan dibahas lebih lanjut.

1

Page 2: DKA Karena Henna

BAB II

KASUS

2.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. D

Usia : 25 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Raya Panglima Sudirman, Kota Probolinggo

Suku : Madura

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status Marital : Menikah

No RM : 173734

Tanggal Pemeriksaan : 7 November 2013

2.2 Anamnesa

Keluhan Utama :

Gatal di kedua lengan

Riwayat Penyakit Sekarang :

Gatal di kedua lengan sejak 2 hari yang lalu. Dua minggu yang lalu sebelum

menikah, pasien menggunakan “pacar” atau henna di kedua lengan. Awalnya

muncul bercak kemerahan yang menyerupai pola “pacar” yang digambar, kemudian

bercak kemerahan tersebut terasa menonjol dan gatal. Pasien juga mengatakan 2 hari

yang lalu terdapat bintil-bintil kecil, berair dan gatal. Kulit lengan kemerahan, panas

dan perih bila digaruk. Keluhan ini hanya terbatas pada kulit yang digambari dengan

“pacar” dan tidak menyebar di bagian kulit yang lain.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Sebelumnya pasien sering menggunakan “pacar” saat masih di pesantren. Namun

tidak pernah ada keluhan seperti ini. Pasien mengatakan jenis “pacar” yang

2

Page 3: DKA Karena Henna

digunakan saat masih di pesantren dulu dengan yang digunakan 2 minggu yang lalu

berbeda, jenis “pacar” yang digunakan sekarang berwarna lebih hitam namun pasien

tidak mengetahui merk nya. Pasien tidak pernah menggunakan cat rambut.

Riwayat Pengobatan :

Untuk meredakan gatal pasien menggunakan sabun antiseptik dan air hangat. Pasien

juga meminum obat gatal yang dibeli di warung.

Riwayat Alergi :

Pasien mengatakan tidak pernah alergi obat atau alergi makanan.

Riwayat Atopi :

Pasien mengatakan di keluarga tidak ada yang terkena asma, bersin-bersin terutama

pada pagi hari ataupun gatal-gatal

Riwayat Sosial-Ekonomi :

Pasien tidak bekerja / ibu rumah tangga dan sehari-hari berada di rumah saja.

2.3 Pemeriksaan Klinis

L : Lengan kiri dan kanan

D : terlokalisir

3

Page 4: DKA Karena Henna

R : Plak, eritematous, berbatas tegas, bentuk menyerupai pola “pacar” yang

digambarkan

2.4 Diagnosa Banding

a. Dermatitis Kontak Alergika

b. Dermatitis Kontak Iritan

2.5 Pemeriksaan Penunjang

Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

2.6 Diagnosa

Dermatitis Kontak Alergika

2.7 Terapi

a. Loratadine Tab. 1 x 10 mg selama 7 hari

b. Methyl Prednisolone Tab. 1 x 8 mg pagi hari selama 5 hari

c. Triamcinolone acetomide 0,1% cream 10 g

2.8 Saran

a. Menghindari penggunaan bahan yang mengandung alergen tersebut seperti henna,

cat rambut, dll.

b. Minum obat secara teratur

c. Kontrol

4

Page 5: DKA Karena Henna

BAB III

PEMBAHASAN

Dermatitis Kontak adalah dermatitis yang disebabkan bahan atau substansi yang

menempel pada kulit. Terdapat dua macam jenis dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak

iritan dan dermatitis kontak alergika, keduanya dapat bersifat akut maupun kronis. Penyebab

dermatitis kontak alergika adalah alergen, paling sering berupa bahan kimia dengan berat

molekul kurang dari 500-1000 Da, yang juga disebut sebagai bahan kimia sederhana.

Dermatitis yang timbul dipengaruhi oleh potensi sensitisasi alergen, derajat pajanan, dan

luasnya penetrasi di kulit.1

Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada dermatitis kontak alergika adalah

mengikuti respons imun yang diperantarai sel ( cell mediated immune respons ) atau reaksi

alergi tipe IV. Reaksi hipersensitivitas di kulit timbulnya lambat ( delayed hypersensitivity ),

umumnya dalam waktu 24 jam setelah terpajan alergen.1

Sebelum seseorang pertama kali menderita dermatitis kontak alergi, terlebih dahulu

mendapatkan perubahan spesifik reaktivitas pada kulitnya. Perubahan ini terjadi karena

adanya kontak dengan bahan kimia sederhana yang disebut hapten yang terikat dengan

protein, membentuk antigen lengkap. Antigen ini ditangkap dan diproses oleh makrofag dan

sel Langerhans, selanjutnya dipresentasikan ke sel T. Setelah kontak dengan antigen yang

telah diproses ini, sel T menuju ke kelenjar getah bening regional untuk berdiferensiasi dan

berploriferasi membentuk sel T elektor yang tersensitisasi secara spesifik dan sel memori.

Sel-sel ini kemudian tersebar melalui sirkulasi ke seluruh tubuh, juga sistem limfoid,

sehingga menyebabkan keadaan sensitivitas yang sama di seluruh kulit tubuh. Fase saat

kontak pertama alergen sampai kulit menjadi sensitif disebut fase sensitisasi. Fase ini rata-

rata berlangsung selama 2-3 minggu. Pada umumnya reaksi sensitisasi ini dipengaruhi oleh

derajat kepekaan individu, sifat sensitisasi alergen (sensitizer), jumlah alergen, dan

konsentrasi. Sensitizer kuat mempunyai fase yang lebih pendek, sedangkan sensitizer lemah

muncul setelah lama kontak dengan bahan tersebut, dapat berbulan-bulan bahkan bertahun-

tahun. Sedangkan periode saat terjadinya pajanan ulang dengan alergen yang sama atau

5

Page 6: DKA Karena Henna

serupa sampai timbulnya gejala klinis disebut fase elitasi, umumnya berlangsung antara 24-

48 jam.1

Dalam beberapa tahun terakhir dilaporkan adanya suatu reaksi alergi akibat

pemakaian henna (black henna tattoo). Bubuk henna didapatkan dengan cara mengeringkan

dan menghancurkan tanaman Lawsonia inermis, yang tumbuh di daerah Afrika Utara dan

Asia. Henna merupakan pigmen berwarna coklat yang telah digunakan selama ribuan tahun

oleh umat Islam, Hindu dan yang lainnya untuk mewarnai rambut, tubuh, dan kuku, dan

biasanya disebut sebagai Mehandi. Tattoo atau gambar dibuat dengan mengaplikasikan henna

secara langsung pada kulit. Biasanya dibutuhkan waktu selama 12 jam untuk mendapatkan

hasil yang diingunkan. Sedikit sekali kasus alergi kontak terhadap henna yang alami. Henna

dapat dibuat lebih gelap dengan cara mencampurnya dengan bahan tambahan seperti lemon,

beet root juice, nut shell, gula, P-Toluenediamine, dan paraphenylenediamine (PPD). Hal ini

dilakukan agar proses pembuatan tattoo temporer menggunakan henna ini lebih cepat dan

dapat bertahan lebih lama.5

Menurut penelitian Roesyanto-Mahadi, bahwa paraphenylenediamine (PPD) yang

merupakan bahan campuran dalam henna, adalah alergen penyebab dermatitis kontak

alergika terbanyak urutan ketiga dari 144 penderita dermatitis kontak alergika di Medan

periode tahun 1991-1992, yaitu 12,28%.4

PPD diketahui sebagai pemicu terjadinya dermatitis kontak alergi akibat henna dan

cat rambut permanen dan semipermanen. PPD bekerja di epidermis dengan cara yang sama

dengan prohapten dan harus di ubah menjadi benzoquine sebelum memicu terjadinya reaksi

hipersensitif tipe IV. European Union Legislation mengatur bahwa konsentrasi maksimum

PPD pada cat rambut sebanyak 6% dan melarang aplikasi langsung PPD pada kulit, bulu

mata dan alis. Black henna tidak mencantumkan secara resmi konsentrasi dari PPD, namun

pada suatu penelitian ditemukan konsentrasi PPD sebanyak 15,7 %.5

Metode dalam mengaplikasikan henna dengan menggunakan alat-alat dari plastik dan

perekat akan menambah penetrasi dari PPD ke dalam kulit dan dapat bereaksi dengan

komponen lain seperti latex, rosin, dan thiuram. Sensitisasi terhadap PPD penting

dikarenakan PPD merupakan bahan yang mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari,

diantaranya cat rambut, eye shadow, plastik, karet, tinta printer dll.5

6

Page 7: DKA Karena Henna

Pada kasus ini pasien mengeluh gatal di kedua lengan sejak 2 hari yang lalu. Dua

minggu yang lalu sebelum menikah, pasien menggunakan “pacar” atau henna di kedua

lengan. Awalnya muncul bercak kemerahan yang menyerupai pola “pacar” yang digambar,

kemudian bercak kemerahan tersebut terasa menonjol dan gatal. Pasien juga mengatakan 2

hari yang lalu terdapat bintil-bintil kecil, berair dan gatal. Kulit lengan kemerahan, panas dan

perih bila digaruk. Keluhan ini hanya terbatas pada kulit yang digambari dengan “pacar” dan

tidak menyebar di bagian kulit yang lain. Sebelumnya pasien sering menggunakan “pacar”

saat masih di pesantren. Namun tidak pernah ada keluhan seperti ini. Pasien mengatakan jenis

“pacar” yang digunakan saat masih di pesantren dulu dengan yang digunakan 2 minggu yang

lalu berbeda, jenis “pacar” yang digunakan sekarang berwarna lebih hitam namun pasien

tidak mengetahui merk nya. Pasien tidak pernah menggunakan cat rambut.

Kelainan kulit dermatitis kontak alergika sering tidak menunjukkan gambaran

morfologi yang khas, dapat menyerupai dermatitis atopi, dermatitis numularis, dermatitis

seboroik, atau psoriasis. Diagnosis banding yang utama ialah dengan dermatitis kontak

iritan.1

Pada pasien ini di diagnosa sebagai dermatitis kontak alergika karena dari anamnesa

didapatkan pasien pernah kontak sebelumnya dengan substansi yang mengandung alergen

yaitu henna. Henna yang digunakan pasien berwarna hitam sehingga dicurigai mengandung

PPD yang merupakan bahan alergen. Pada pemeriksaan klinis didapatkan lesi di lengan

kanan dan kiri, terlokalisir dan lesi berupa plak yang eritematosa, berbatas tegas, dan

berbentuk menyerupai pola henna yang digambarkan. Berbeda dengan dermatitis kontak

iritan akut yang gambaran lesi nya berupa vesikel, bula, eritema, dan kulit yang terasa panas

atau pedih. Namun luas kelainannya umumnya terbatas pada daerah yang terkena dan

berbatas tegas. Pada dermatitis kontak iritan akut kelainan kulit akan terlihat setelah 12-24

jam atau lebih, sedangkan pada pasien ini kelainan kulit baru terlihat setelah 12 hari terpapar

alergen, namun pada riwayat sebelumnya pasien sering terpapar oleh alergen sehingga

dicurigai saat itu pasien sedang berada pada fase sensitisasi.

7

Page 8: DKA Karena Henna

Berikut ini adalah tabel perbedaan antara dermatitis kontak alergika dan dermatitis

kontak iritan:

Tabel 1 : Perbedaan Dermatitis Kontak Iritan dan Alergik6

Pada pasien ini tidak dilakukan uji tempel atau patch test dikarenakan tidak tersedia

alat. Namun bila dilakukan uji tempel, pelaksanaannya dilakukan setelah dermatitis tenang,

bila mungkins setelah 3 minggu. Tempat melakukan uji tempel dapat di punggung atau

lengan atas. Bahan uji diletakkan pada sepotong kain atau kertas, ditempelkan pada kulit

yang utuh, ditutup dengan bahan impermeabel, kemudian direkatkan dengan plester. Setelah

48 jam dibuka, dan reaksi baru dibaca setelah 48 jam atau saat dibuka, 72 jam, dan 96 jam.

Hasil positif berupa eritema dengan urtika, vesikel, hingga bula. Pada pasien perlu dibedakan

apakah dermatitis kontak ini merupakan dermatitis kontak iritan atau alergika. Bila karena

iritasi, reaksi akan menurun setelah 48 jam ( reaksi tipe decrescendo ), sedangkan dermatitis

kontak alergika makin meningkat reaksinya ( reaksi tipe crescendo ).1

Hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan dermatitis kontak alergika adalah upaya

pencegahan terulangnya kontak kembali dengan alergen penyebab, dan menekan kelainan

kulit yang timbul. Untuk dermatitis kontak alergika yang ringan, atau dermatitis akut yang

telah mereda cukup diberikan kortikosteroid topikal. Pada pasien ini diberikan antihistamin

Loratadine 1 x 10 mg, kortikosteroid sistemik dengan Methyl Prednisolone 8 mg selama 5

8

Page 9: DKA Karena Henna

hari, dan kortikosteroid topikal Triamcinolone acetamide 0,1%. Loratadine merupakan

antihistamin yang dapat mengurangi gatal yang bekerja cukup lama ( long acting ) dan tidak

memberikan efek sedasi. Methyl prednisolone dipilih karena merupakan kortikosteroid

golongan glukokortikoid yang mempunyai efek anti inflamasi, lama kerjanya sedang yaitu

antara 12-36 jam, dan dapat diberikan pada pagi hari sebagai dosis tunggal, karena kadar

kortisol tertinggi dalam darah pada pagi hari. Triamcinolone acetamide 0,1 % dipilih karena

pengobatan kortikosteroid topikal pada dermatitis kontak alergika dipilih kortikosteroid

dengan potensi sedang

Pada pasien ini disarankan untuk menghindari pemakaian bahan-bahan yang

mengadung alergen PPD seperti henna, cat rambut, dll. Selain itu pasien harus minum dan

menggunakan obat secara teratur dan kontrol ke dokter.

9