Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

36
i LAPORAN TUGAS AKHIR PENDAMPINGAN KELOMPOK PENGELOLAAN DAUR ULANG SAMPAH MANDIRI “AZOLA” DI PEDUKUHAN SERUT DESA PALBAPANG KECAMATAN BANTUL KABUPATEN BANTUL Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma Tiga Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024 PROGRAM STUDI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA DIPLOMA TIGA SEKOLAH TNGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD” YOGYAKARTA 2019

Transcript of Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

Page 1: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

i

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENDAMPINGAN KELOMPOK PENGELOLAAN DAUR ULANG SAMPAH

MANDIRI “AZOLA” DI PEDUKUHAN SERUT DESA PALBAPANG

KECAMATAN BANTUL KABUPATEN BANTUL

Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma Tiga

Disusun Oleh:

DARA WIDYA PALUPI

16330024

PROGRAM STUDI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA DIPLOMA TIGA

SEKOLAH TNGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTA

2019

Page 2: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir (LTA) sebagai syarat

memperoleh gelar Ahli Madya merupakan hasil karya tulis saya sendiri dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya menyatakan bersedia

menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya peroleh dan sanksi- sanksi

lainya sesuai peraturan yang berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya

plagiat dalam LTA ini.

Yogyakarta, 10 Maret 2019

DARA WIDYA PALUPI

16330024

Page 3: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024
Page 4: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan telah melimpahkan Karunia-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan sebuah Laporan Tugas Akhir yang sangat sederhana ini

dengan judul “ Pendampingan Kelompok Pengelolaan Daur Ulang Sampah

Mandiri “AZOLA” diPedukuhan Serut, Desa Palbapang, Kecamatan Bantul,

Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya Laporan Tugas Akhir

ini:

1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto selaku Ketua Sekolah Tinggi

Pembangunan Masyarakat Desa “ APMD” Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Hardjono, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pembangunan

Masyarakat Desa Diploma Tiga.

3. Ibu Dra. Sri Suminar, M.P. selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis hingga terselesaikan

karya tulis ini.

4. Seluruh Dosen STPMD “APMD” yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan selama penulis berada di bangku kuliah.

5. Bapak Rahmat Tobadiyana selaku Kepala Pedukuhan Serut yang telah

mengijnkan magang, bimbingannya serta kemudahan untuk mendapatkan

data informasi yang penulis butuhkan selama melakukan kegiatan magang.

Page 5: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

v

6. Ibu Jumini selaku Ketua Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri AZOLA

dan segenap pengurus dan anggota atas bimbingannya selama penulis

melakukan kegiatan magang.

7. Bapak Akhmad Hidayat dan Ibu Sumartini yang saya banggakan dan cintai

yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, doa, motivasi, dan

segalanya baik moril maupun materil untuk membantu menyelesaikan

penulisan Tugas Akhir Ini.

8. Alfian Ramadhan Herlambang dan Ade Sofiana yang saya cintai terima

kasih sudah memberi semangat dan dukungannya dalam menyelesaikan

penulisan Tugas Akhir ini.

9. Teman - teman seperjuangan yang sudah memberikan dukungan dan

semangat untuk selalu menulis Tugas Akhir ini dalam keadaan apapun

(Nimas, Uji, Bapak Sholeh, Bapak Sudalja dan Bapak Widayat)

10. Rekan – rekan Pamong Desa Trirenggo yang sudah memberikan semangat

dan dukungannya terhadap penulis (Bapak Heru, Mbak Ratna, Bu Indri)

Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu penulis menggharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun sehingga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi para

pembaca.

Yogyakatra, 10 Maret 2019

Penulis

DARA WIDYA PALUPI

Page 6: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISIONALITAS ................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN KATA PENGANTAR ........................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Sasaran dan Lokasi Magang .............................................. 4

1. Sasaran Magang ............................................................. 4

2. Lokasi Magang ............................................................... 4

C. Metode .................................................................................. 5

D. Rangkaian Aktifitas dan Strategi ....................................... 7

1. Rangkaian Aktivitas Magang ............................................ 7

2. Strategi Magang ................................................................ 10

E. Peran Mahasiswa dalam Kegiatan Magang ...................... 10

F. Hasil yang diharapkan ....................................................... 11

BAB II DESKRIPSI UMUM LOKASI DAN SASARAN MAGANG 13

A. Deskripsi Desa Palpabang ................................................. 13

1. Letak Geografis ................................................................. 13

Page 7: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

vii

2. Keadaan Demografis ......................................................... 15

3. Sebaran Fasilitas ............................................................... 19

B. Deskripsi Pedukuhan Serut ............................................... 22

1. Letak Geografis ............................................................... 22

2. Keadaan Demografis ........................................................ 24

3. Keadaan Sosial ................................................................. 27

C. Sasaran Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri ............ 29

1. Sejarah ............................................................................. 29

2. Keanggotaan Lembaga .................................................... 31

3. Bagan Organisasi Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri

“AZOLA” ......................................................................... 32

4. Aktifitas dan Hasil yang di Capai ..................................... 34

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ............................. 37

A. Proses Pelaksanaan Magang dan Tahapan Kegiatan ....... 37

B. Pengalaman Berharga ......................................................... 55

C. Evaluasi Pelaksanaan Magang ........................................... 56

1. Faktor Pendukung ............................................................. 56

2. Faktor Penghambat ........................................................... 57

D. Rekomendasi yang Memuat Temuan- temuan masalah dalam

Pelaksanaan Magang ........................................................... 58

BAB IV PENUTUP ................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 60

LAMPIRAN

Page 8: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I.1 Matrik Aanalisis S.W.O.T ........................................................................ 6

Tabel II.1 Jumlah Pedukuhan ................................................................................. 15

Tabel II.2 Jenis Kelamin ........................................................................................ 15

Tabel II.3 Struktur Usia.......................................................................................... 16

Tabel II.4 Tingkat Pendidikan................................................................................ 17

Tabel II.5 Mata Pencaharian Penduduk Desa Palbapang...................................... 18

Tabel II.6 Fasilitas Kesehatan ............................................................................... 19

Tabel II.7 Fasilitas Pendidkan ................................................................................ 20

Tabel II.8 Fasilitas Peribadatan .............................................................................. 20

Tabel II.9 Fasilitas Umum...................................................................................... 21

Tabel II.10 Jenis Kelamin ...................................................................................... 24

Tabel II.11 Tingkat Pendidikan ............................................................................. 25

Tabel II.12 Mata Pencaharian Penduduk Pedukuhan Serut ................................... 26

Tabel II.13 Keikutsertaan dalam Kelompok / Organisasi ...................................... 27

Tabel II.14 Jenis Prasarana .................................................................................... 29

Tabel III.1 Pengelompokan SWOT........................................................................ 42

Page 9: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

ix

Tabel III.2 Analisis SWOT .................................................................................... 43

Page 10: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbagai macam masalah muncul di dalam lingkungan sekitar kita. Salah

satunya adalah masalah sampah yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara

maksimal, atau dapat dikatakan belum tanggapnya warga masyarakat terhadap

kebersihan lingkungan sekitar, khususnya lingkungan sekitar tempat tinggal.

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Seiring

peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi saat ini, pengelolaan

sampah disebagian besar kota masih menimbulkan permasalahan yang sulit

dikendalikan.

Menurut Undang-Undang nomor 18 tahun 2008, sampah adalah sisa

kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

Permasalahan sampah adalah hal yang umum terjadi di masyarakat hingga

menjadi isu utama di bidang lingkungan. Sedangkan menurut Dedi Sudrajat

(karawangnews.com 2013) sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau

dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki

nilai ekonomis.

Secara garis besar, sampah dibedakan menjadi sampah organik atau

sampah basah, contoh sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-

rempah termasuk sisa buah yang dapat mengalami pembusukan secara alami.

Kemudian sampah anorganik atau sampah kering, contoh logam, besi, kaleng,

Page 11: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

2

plastik, karet juga botol yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alami.

Selain itu sampah berbahaya, contoh baterai, botol racun nyamuk termasuk jarum

suntik bekas. Di Pedukuhan Serut, Desa Palbapang, Kecamatan Bantul,

Kabupaten Bantul banyak ibu rumah tangga yang memilih untuk bekerja disektor

domestik karena berbagai faktor, ada yang sudah merasa cukup dengan

penghasilan suaminya ada pula yang memang kurang memiliki kemampuan atau

ketrampilan sehingga tidak mendapat pekerjaan. Selain itu sulitnya peluang

pekerjaan dan tingkat pendidikan yang masih rendah sehingga memaksa ibu

rumah tangga untuk tidak bekerja di sektor publik.

Masalah tersebut sering terjadi dalam masyarakat saat ini, salah satu upaya

yang dilakukan untuk mengatasi persoalan di atas adalah perlu adanya wadah

yang tepat untuk perempuan khususnya ibu rumah tangga untuk menambah

keterampilan yang bisa digunakan untuk meningkatkan pemasukan keluaga yaitu

dengan mengikuti kegiatan yang ada di Kelompok Pengelola Sampah Mandiri

(KPSM) AZOLA di Pedukuhan Serut, Desa Palbapang, Kecamatan Bantul,

Kabupaten Bantul. Selain itu, masyarakat juga memandang sampah sebagai

masalah karena beranggapan bahwa mengelola sampah menghabiskan biaya dan

tenaga.

Kesadaran masyarakat yang kurang untuk buang sampah pada tempatnya

akan berakibat pada kurangnya partisipasi masyarakat untuk menjaga lingkungan.

Seperti yang terjadi pada masyarakat di Pedukuhan Serut, sebelum terbentuknya

Kelompok Pengelolan Sampah Mandiri (KPSM) AZOLA, mereka masih

membuang sampah sembarangan, tempat sampah yang terdapat di depan rumah

Page 12: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

3

masing-masing juga terlihat kurang terawat sehingga pemandangan di area

perumahan tampak kurang nyaman. Kurangnya partisipasi masyarakat untuk

mengikuti kegiatan bersama membersihkan lingkungan membuat sampah-sampah

yang ada belum ditangani dengan baik.

Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri AZOLA menampung sampah-

sampah yang ada disekitar daerah Pedukuhan Serut, disana terdapat bagian-bagian

yang khusus menangani sampah sampah organik. Setelah itu sampah-sampah

yang dikumpulkan akan diolah kembali seperti dengan mendaur ulang sampah

menjadi barang kerajinan misalnya tas, gantungan kunci, bantal, bunga, baju,

dompet. Dengan berbagai kegiatan yang ada di Kelompok Pengelolaan Sampah

Mandiri AZOLA ibu-ibu yang tadinya hanya berperan sebagai ibu rumah tangga

sekarang menjadi memiliki ketrampilan dan pekerjaan guna memenuhi kebutuhan

hidup keluarga.

Dari permasalahan-permasalahan tersebut terdapat salah satu upaya yang

dapat dilakukan yaitu dengan mendaur ulang sampah. Kegiatan daur ulang

sampah ini melibatkan seluruh anggota masyarakat dan kerjasama antara

masyarakat sekitar, sehingga masyarakat dapat diberdayakan dengan baik.

Program daur ulang sampah ini dapat dilakukan dalam ruang lingkup kecil seperti

kawasan perumahan warga, jika program itu telah berhasil maka tidak menutup

kemungkinan perumahan-perumahan warga lain pun juga akan mengikuti

langkah-langkah daur ulang tersebut, karena mereka pun menginginkan

kebersihan dan keindahan, sehingga sedikit demi sedikit permasalahan sampah

akan teratasi.

Page 13: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

4

Pendampingan Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri AZOLA melalui

daur ulang sampah ini sebagai upaya pembangunan lingkungan berbasis

masyarakat, yaitu mengupayakan peran serta atau partisipasi masyarakat. Langkah

ini bukan hanya dilakukan untuk mengurangi penumpukan sampah saja, namun

juga untuk memberdayakan masyarakat agar peduli terhadap lingkungan. Dari

penjelasan di atas, pemagang tertarik untuk melakukan magang tentang

sekelompok warga yang peduli terhadap masalah lingkungan berupa sampah yang

terjadi Pedukuhan Serut, Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul.

Sekelompok warga tersebut menjadikan sampah menjadi barang-barang yang

bernilai jual kembali. Meskipun masih kurangnya kreatifitas dalam desaign atau

model dari pengrajin Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri AZOLA.

B. Sasaran dan Lokasi Magang

1. Sasaran

Yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan pemagang ini adalah Kelompok

Pengelolaan Sampah Mandiri “AZOLA” untuk lebih mendapatkan

partisipasi dari masyarakat dan mempunyai inovasi dalam kreatifitas

Pengelolaan Daur Ulang Sampah.

2. Lokasi

Lokasi magang bertempat di Pedukuhan Serut, Desa Palbapang, Kecamatan

Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 14: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

5

C. Metode

Dalam melaksanakan magang, Pemagang menggunakan metode S.W.O.T.

Menganalisis data mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

dihadapi Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri AZOLA beserta strateginya.

Rangkuti (2006) menjelaskan bahwa analisa SWOT adalah identifikasi

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi.

Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).

Analisis SWOT digunakan untuk membandingkan faktor eksternal dan

faktor internal. Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman, sedangkan

faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Matrik S.W.O.T adalah

Alat yang digunakan dalam menyusun faktor-faktor strategis perusahaan

adalah matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana

peluang dan ancaman internal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan

empat set kemungkinan alternative strategies, seperti pada Tabel I.1.berikut:

Page 15: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

6

Tabel I.1

Matrik analisis S.W.O.T

EFI

EFE

STRENGTH (S)

(Tentukan 5-10 faktor

kekuatan Internal)

WEAKNESSES

(Tentukan 5-10faktor

kelemahan Internal)

OPPORTUNITIES (O)

(Tentukan 5-10 faktor

Peluang eksternal)

Strategi SO

Daftar kekuatan untuk

meraih keuntungan dari

peluang yang ada

Strategi WO

Daftar untuk memperkecil

kelemahan dengan

memanfaatkan

keuntungan dari peluang

yang ada

THEREATS (T)

(Tentukan 5-10 faktor

ancaman eksternal)

Strategi ST

Daftar kekuatan untuk

menghindari ancaman

Strategi WT

Daftar untuk memperkecil

kelemahan dan

menghindari ancaman

Sumber : Rangkuti, 2006

Berdasarkan Matriks SWOT diatas maka didapatkan 4 langkah strategi yaitu

sebagai berikut:

1. Strategi Strengths Opportunities (SO)

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan

peluang sebesar-besarnya. Strategi SO menggunakan kekuatan internal

perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.

2. Strategi Strengths Threats (ST)

Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk

mengatasi ancaman. Strategi ST menggunakan kekuatan internal

perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman

eksternal.

Page 16: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

7

3. Strategis Weaknesses- Opportunities (WO)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pewmanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO bertujuan

untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memeanfaatkan peluang

eksternal.

4. Strategi Weaknesses – Threats ( WT)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha

meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. Strategi WT

bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari

anacaman eksternal.

Matrik SWOT merupakan alat pencocokan yang penting untuk membantu

para menejer mengembangkan empat tipe srategis : Strategi SO (Strengths

Opportunities), Strategi WO (Weaknesses- Opportunities, Strategi ST

(Strengths Threats), dan Strategi WT(Weaknesses - Threats).

D. Rangkaian Aktivitas dan Strategi

1. Rangkaian aktivitas

Adapun rangkaian aktivitas yang akan dilakukan pemagang adalah sebagai

berikut:

a. Bentuk – bentuk kegiatan

Bentuk kegiatan yang akan dilakukan pemagang di Kelompok Pengelolaan

Sampah Mandiri AZOLA yaitu pertama melakukan FGD bersama anggota

dan pengrajin Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri AZOLA terkait

Inventarisasi permasalahan yang terjadi.

Page 17: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

8

b. Tahap- tahap kegiatan

1) Observasi

Pada kegiatan observasi tahap-tahap dilakukan sebagai berikut:

a) Persiapan

Memberikan Surat ijin magang pada Pemerintah Desa Palbapang

guna meminta ijin magang pada kegiatan di Kelompok Pengelolaan

Sampah “AZOLA” dan Membuat Jadwal Kegiatan

b) Survey Lokasi tempat magang

Pengamatan tentang mekanise kerja Kelompok Pengelolaan Sampah

Mandiri “AZOLA”

2) Perkenalan

Perkenalan antara pemagang dengan anggota dan pengrajin di Kelompok

Pengelolaan Sampah Mandiri “AZOLA”

3) Fokus Group Discussion (FGD)

Mengidentifikasi dan menginventarisasi masalah yang ada di kelompok

Pengelolaan Sampah Mandiri “AZOLA”

4) Pendampingan

Mendampingi Kelompok Pengelolahan Sampah Mandiri “AZOLA”

dalam memberikan inovasi dan kreativitas dalam memproduksi hasil

olahan daur ulang sampah anorganik

Page 18: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

9

5) Penyuluhan

Pada kegiatan penyuluhan tahap- tahap yang dilakukan sebagai berikut:

a) Mendatangkan Narasumber yang berkompeten dalam bidang

kreatifitas Pengelolaan daur ulang sampah anorganik

b) Menentukan tempat untuk penyuluhan di sekretariat AZOLA

6) Evaluasi

Melaporkan hasil kegiatan magang

c. Waktu pelaksanaan, bahan yang diperlukan, siapa yang berperan

1. Waktu pelaksanaan

Dalam pelaksanaan magang penulis membagi waktu sebagai berikut:

a) Phase perkenalan dilanjutkan menentukan jadwal kegiatan

b) Phase pengumpulan data dan informasi

c) Phase Pelaksanaan Magang

d) Phase Penyusuan laporan

2. Bahan yang diperlukan

a) Data Geografis wilayah yang menjadi objek magang

b) Keadaan sosial, dan budaya wilayah objek magang

c) Lembaga-lembaga sosial di wilayah yang menjadi objek magang

3. Pihak Yang berperan

a) Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri “AZOLA”

b) Aparat pemerintah Desa Palbapang

c) Pemagang

Page 19: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

10

2. Strategi Magang yang di tempuh melalui

a. Perkenalan

Perkenalan merupakan tahap awal yang dilakukan untuk saling

memperkenalkan diri antara peserta magang dengan Kelompok

Pengelolaan Sampah Mandiri AZOLA.

b. Fasilitasi

1) Mendatangkan Narasumber untuk memberikan penyuluhan yang

sesuai kebutuhan Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri “AZOLA”

2) Membantu mencari solusi dalam permasalahan yang ada.

c. Pendampingan

Dalam kegiatan pendampingan, pemagang mendampingi kegiatan yang

dlakukan Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri “AZOLA” dan

membantu dan ikut berpartisipasi dalam memberikan masukan untuk

memajukan Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri “AZOLA” dalam

proses pelaksanaan kegiatan.

E. Peran Mahasiswa dalam Kegiatan Magang

Adapun Peran Mahasiswa dalam kegiatan magang adalah sebagai berikut :

1. Mediator

Mediator merupakan orang yang mendatangkan narasumber dan

menghubungkan dengan kelompok masyarakat untuk memberikan

penyuluhan dalam suatu kegiatan.

Page 20: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

11

2. Fasilitator

Pemagang memfaslitasi kegiatan dalam kelompok agar segala sesuatunya

menjadi lebih mudah, seperti : FGD, Penyuluhan.

3. Pendampingan

Dalam pendampingan mahasiswa akan melakukan koordinasi ke semua

pihak yang terkait, dan memberikan masukan serta aktif dalam kegiatan

dilapangan sehingga akan lebih mengenal situasi dan kondisi yang dihadapi

di lapangan. Dengan demikian penulis akan lebih mudah melakukan

identifikasi potensi maupun mengetahui segala permasalahan yang dihadapi

KPSM AZOLA.

F. Hasil yang diharapkan

1. Bagi Mahasiswa

a. Menambah wawasan/pemahaman bagi mahasiswa untuk bekal dimasa

yang akan datang dalam hal pengelolaan Daur Ulang Sampah.

b. Sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat dan sebagai proses

pembelajaran bersama dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh

selama dibangku perkuliahan.

c. Mahasiswa dapat memahami permasalahan dilapangan serta cara

pemecahanya.

Page 21: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

12

2. Bagi Kelompok Pengelolaan Sampah Mandiri AZOLA

a. Memperoleh bantuan tenaga dan pemikiran dalam pemecahan

masalah

b. Pengelola KPSM AZOLA mendapatkan tambahan ilmu dan inovasi

dalam berkreativitas dalam memproduksi produk daur ulang.

c. Diharapkan dari hasil pengembangan KPSM AZOLA bisa

memberikan kesejahteraan bagi kelompoknya dan masyarakat.

Page 22: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

13

BAB II

DESKRIPSI UMUM LOKASI DAN SASARAN MAGANG

A. Deskripsi Desa Palbapang

1. Letak Geografis

Desa Palbapang merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bantul,

Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas wilayah

5523800,0 Ha. Sejarah Desa Palbapang yaitu Sejarah Desa Palbapang tidak

lepas dari tokoh Ki Ageng Mangir disaat perjalanan beliau menuju

Mataram, dan kisah perjalanan ini yang menjadi awal mula dari beridirinya

kota Bantul Cerita ini bermula dari perjalanan Ki Ageng Mangir akan ke

Mataram dengan berjalan dari Mangir ke timur (mungkin sekarang jalan

Srandakan). Sesampainya disuatu Desa Ki Ageng Mangir berhenti sejenak

karena tombak sakti baru klinthing seperti membisikan sesuatu yang intinya

dia menyarankan untuk membatalkan perjalanannya. Dan apabila ia akan

terus melanjutkan, maka nyawanya sudah di Pal (dipastikan) akan melayang

dan dari kejadian itu maka desa itu kemudian disebut Palbapang berasal dari

kata pal atau ngepal. Ada kepercayaan unik di sebagian masyarakat Bantul

sampai sekarang, misalnya untuk orang-orang di Bantul selatan jika mau

berobat kerumah sakit atau mau mengantar pengantin maka dihimbau untuk

tidak melewati perempatan Palbapang. Mereka yang mempercayai tradisi itu

berpendapat bahwa jika melewati Palbapang maka akan mendapat nasip sial

atau apes. (Sumber dari Bapak Dukuh Serut Bapak Toba).

Page 23: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

14

a. Batas Wilayah

Gambaran umum Desa Palbapang yang berada di Kecamatan Bantul

secara administrasi dibatasi :

Sebelah Utara : batas dengan Desa Bantul

Sebelah Selatan : batas dengan Desa Sumbermulyo

Sebelah Barat : batas dengan Desa Gilangharjo

Sebelah Timur : batas dengan Desa Trirenggo

b. Orbitasi

Orbitasi pada wilayah Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten

Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu:

1. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan Bantul : 3.0 Km

2. Jarak dari Pusat Pemerintahan Bantul : 3.0 Km

3. Jarak dari Kota / Ibu Kota Kabupaten Bantul : 3.0 Km

4. Jarak dari Ibu kota Provinsi : 14.0 Km

c. Kondisi Topografi

1. Ketinggian dari permukaan laut : 100 m dpl

2. Suhu Udara (rata-rata) : 24˚C – 37˚C

3. Kelembaban : 30

4. Curah Hujan : 30 mm

Page 24: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

15

d. Wilayah Pedukuhan

Wilayah Desa Palbapang terdiri dari 10 Pedukuhan, yaitu :

Tabel II. 1

Jumlah Pedukuhan

No NamaPedukuhan NamaDukuh Keterangan

1 Serut Rahmad Tobadiyana, S.Pd 9 RT

2 Sumuran Supiyanto 8 RT

3 Taskombang Tumijo 7 RT

4 Dagaran Harjono 8 RT

5 Ngringinan Sarjiman 10 RT

6 Bolon Sutawar, S.Pd 8 RT

7 Peni Awaludin 8 RT

8 Karangasem Muljana 8 RT

9 Kadirojo Kardiyana, SP 8 RT

10 Karasan Marsudi 6 RT Sumber : Data Monografi Desa Palbapang, 2015

2. Keadaan Demografis

a. Jumlah Kepadatan Penduduk

Berdasarkan data Monografi Desa Palbapang pada tahun 2015, jumlah

penduduk yang menempati Desa Palbapang 15.705 jiwa, dengan jumlah

Kepala keluarga 4627 KK yang terdiri dari laki-laki 7455 jiwa, dan

perempuan 8250 jiwa. Berikut ini merupakan data jumlah penduduk, dan

jumlah anggota keluarga per KK :

Tabel II. 2

Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

(jiwa)

Persentase(%)

1 Laki-Laki 7455 47,5

2 Perempuan 8250 52,50

Jumlah 15.705 100,00 Sumber : Data Monografi Desa Palbapang, 2015

Page 25: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

16

Tabel II.2 menunjukan bahwa pada tahun 2015 jumlah penduduk Desa

Palbapang Jenis kelamin perempuan sejumlah 8250 jiwa dan laki-laki

sejumlah7455secara keseluruhan jumlah penduduk perempuan lebih besar dari

pada penduduk laki-laki.

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Usia

Komposisi penduduk berdasarkan struktur usia di Desa Palbapang pada

Tabel II.3 seperti berikut:

Tabel II. 3

Struktur Usia

No Usia Jumlah Persentase(%)

1 0 - 15 5613 35,10

2 15 - 65 7384 47,02

3 65 keatas 3091 19,68

Jumlah 15.705 100,00

Sumber : Data Monografi Desa Palbapang, 2015

Tabel II. 3 menunjukan bahwa usia penduduk Desa Palbapang paling

banyak antara usia 15- 65 tahun yakni 7384 jiwa (47,02%), selanjutnya usia

0 – 15 tahun yakni 5613 jiwa (35,10%) sedangkan usia 65 keatas yakni

3091 jiwa (19,68%) dari total penduduk 15.705.

c. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok masyarakat karena

dengan adanya pendidikan kita mendapat ilmu yang dibutuhkan untuk

menumbuh kembangkan kemampuan kita supaya berguna bagi diri sendiri,

Page 26: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

17

lingkungan masyarakat, bangsa dan negara. Berikut adalah Tabel II.4 tingkat

pendidikan di Desa Palbapang :

Tabel II.4

Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidkan Jumlah Persentase (%)

1. TK 447 2,84

2. SD/ MI 2925 18,62

3. SMP / MTs 3947 25,13

4. SMA/ SMK 6814 43,38

5. D1 230 1,46

6. D3 247 1,57

7. Sarjana/ S1 702 4,46

8. Pascasarjana/ S2 125 0,79

9 Doktor / S3 16 0,38

10. Tidak lulus 124 0,78

11. Tidak Sekolah 138 0,60

Jumlah 15.705 100,00 Sumber : Data Monografi Desa Palbapang, 2015

Berdasarkan Tabel II.4 dapat diketahui bahwa penduduk di Desa

Palbapang memiliki tingkat pendidikan yang beragam. Mulai dari TK ada

447jiwa (2,84%), SD ada 2925jiwa (18,62%), SMP ada 3947 jiwa

(25,13%) SMU/ SMK dengan frekuensi jiwa 6814 (43,38%), dan untuk

yang tidak sekolah yaitu dikarenakan masih batita dan lansia sejumlah

138 jiwa (0,60%). Sedangkan yang tidak lulus ada 124 jiwa dikarenakan

lebih mementingkan mencari uang untuk memenuhi kehidupan sehari

hari.

Page 27: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

18

d. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Dalam upaya pemenuhan kebutuhan sehari – hari tentu masyarakat

membutuhkan suatu pekerjaan untuk menunjang hal tersebut. Pekerjaan yang

dilakukan masyarakat pun beraneka ragam. Berikut ini merupakan tabel II.5

keadaan penduduk menurut mata pencaharian:

Tabel II.5

Mata Pencaharian Penduduk

No Mata Pencaharian Jumlah Presentase (%)

1. Pegawai Negeri Sipil 915 5,82

2. TNI 150 0,95

3. POLRI 158 1,06

4. Wiraswasta 1501 9,55

5. Petani 2970 18,97

6. Tukang Batu 1457 9,27

7. Buruh Tani 2644 16,83

8. Buruh Harian Lepas 1354 8,62

9. Karyawan Swasta 1376 8,63

10. Jasa 145 0,92

11. Pekerja Seni 180 1,14

12. Pensiunan 351 2,23

13. Peternak 1390 8,85

14. Belum/ Tidak bekerja 400 2,54

15. Lainnya 157 0,99

Jumlah 15.705 10,00 Sumber : Data Monografi Desa Palbapang, 2015

Berdasarkan Tabel II.5 dapat dilihat bahwa mata pencaharian

penduduk Desa Palbapang beraneka ragam ada yang menjadi PNS ada 915

jiwa (5,82%), TNI 150 jiwa (0,95%), POLRI 158 jiwa (1,06%), Wiraswasta

1501 jiwa (9,55%), Petani 2970 jiwa (18,9%), Tukang Batu 1457jiwa

(9,27%), Buruh Tani 2644 jiwa (16,83%), Buruh Harian Lepas 1354 jiwa

(8,62%) dari semua mata pencaharian yang paling banyak yaitu bermata

Page 28: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

19

pencaharian sebagai petani. Untuk yang Tidak bekerja ada 400 jiwa

dikarenakan masih banyak lulusan SMA yang masih mencari pekerajaan.

3. Sebaran Fasilitas

a. Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang ada di Desa Palbapang terdiri dari Puskesmas,

Poskesdes dan Posyandu. Berikut ini merupakan Tabel Fasilitas Kesehatan

di Desa Palbapang:

Tabel II.6

Fasilitas Kesehatan

No Fasilitas Kesehatan Jumlah

1. Puskesmas 1

2. Pustu 1

3. Posyandu 10

Sumber : Data Monografi Desa Palbapang, 2015

Berdasarkan rincian dari Tabel II.6 di Desa Palbapang memiliki

fasilitas kesehatan berupa Puskesmas, Pustu atau puskesmas pembantu,

dan Posyandu.

b. Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan yang ada di Desa Palbapang terdiri dari

Perpustakaan Desa, Gedung PAUD, Gedung SD, Gedung SMP, Gedung

SMA. Berikut ini merupakan Tabel II.7 Fasilitas Pendidikan:

Page 29: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

20

Tabel II.7

Fasilitas Pendidikan

NO Fasilitas Pendidikan Jumlah

1 Perpustakaan 1

2 PAUD 6

3 TK 7

4 SD 6

5 SMP 2

6 SMA 2

Sumber : Data Monografi Desa Palbapang, 2015

Berdasarkan Tabel II.7 Fasilitas Pendidikan di Desa Palbapang ada dari

Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak tingkat PAUD sebanyak Sekolah Dasar

(SD) sebanyak Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas

sebanyak

c. Fasilitas Peribadatan

Fasilitas Peribadatan terdiri dari mushola, dan Masjid hampir sama

semua Pedukuhan di Desa Palbapang sudah memiliki tempat peribadatan

masjid maupun mushola. Sedangkan fasilitas peribadatan agama lain selain

Islam , yaitu :

Tabel II.8

Fasilitas Peribadatan

NO Tempat Ibadah Jumlah

1 Masjid 24

2 Mushola 32

Sumber : Data Monografi Desa Palbapang, 2015

Berdasarkan Tabel II.8 bahwa di Desa Palbapang mempunyai tempat

peribadatan Masjid yaitu sebanyak 24, dan Mushola 32.

Page 30: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

21

d. Fasilitas Umum

Fasilitas umum di Desa Palbapang terdiri dari gedung olahraga,

kesenian / budaya, balai pertemuan, sumur desa. Berikut ini merupakan

Tabel Fasilitas umum di Desa Palbapang:

Tabel II. 9

Fasilitas Umum

NO Fasilitas Umum Jumlah

1 Gedung Olah Raga 3

2 Kesenian / budaya 10

3 Sumur Desa 1

4 Balai pertemuan 10 Sumber : Data Monografi Desa Palbapang, 2015

Berdasarkan Tabel II.9 bahwa di Desa Palbapang mempunyai fasilitas

umum yaitu kesenian/budaya ada 10 tempat, balai pertemuan 10 tempat,

gedung olah raga ada 3.

Page 31: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

22

B. Deskripsi Pedukuhan Serut

1. Letak Geografis

Sejarah dinamakan Pedukuhan Serut yaitu dahulu di kawasan ini terdapat

banyak sekali tumbuh pohon serut. Terlepas dari hal itu yang membuat “Serut”

menjadi nama pedukuhan ini adalah dahulu salah seorang punggawa kerajaan

Majapahit yang bernama Tumenggung Ronoputro pernah tinggal menetap

dikawasan ini hingga beliau wafat dan disemayamkan dibawah pohon serut.

Dahulu pada masa Kerajaan Majapahit tengah mengalami kemunduran, banyak

para punggawa kerajaan yang menghilang dan menyebar ke berbagai daerah.

Salah seorang punggawa yang menghilang itu ialah Tumenggung Ronoputro yang

berhasil bertahan hidup di kawasan ini.

Setelah beberapa lama beliau tinggal dan membangun wilayah ini akhirnya

beliau wafat dan dimakamkan dibawah pohon serut. Semasa hidupnya

Tumenggung Ronoputro merupakan orang yang pandai saat masih mengabdi

untuk Kerajaan Majapahit, Sehingga banyak orang yang mencari dirinya untuk

belajar dengannya. Setelah sekian lama masyarakat Majapahit mencari dan

akhirnya menemukan tempat tinggal terakhir Tumnenggung Ronoputro yaitu di

Pedukuhan Serut.

Jadi pohon Serut itulah yang menjadi tanda keberadaan wilayah Tumenggung

Ronoputro, masyarakat dulu sering menyebut daerah ini sebagai daerah serut

karena banyak pohon serut yang tumbuh. (Sumber dari Bapak Rahmat

Tobadiyana , Bapak Dukuh Serut)

Page 32: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

23

Secara Administrasi Pedukuhan Serut berada di Desa Palbapang, Kecamatan

Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah

57,2465 Ha dan di sebelah selatan dan utara membentang luas area persawahan

milik warga. Pedukuhan Serut terbagi dalam tiga wilayah atau kring yaitu

Jopaitan, Serut Lor, dan Serut Kidul. Pedukuhan Serut terbagi dalam 9 RT yaitu

RT 1 sampai dengan RT 9 dengan pembagian sebagai berikut:

a. Jopaitan : RT 1, 2,3

b. Serut Lor : RT 4,5,6

c. Serut Kidul : RT 7,8,9

Pedukuhan Serut terletak di Wilayah bagian timur Desa Palbapang. Adapun

Kondisi Geografisnya sebagai berikut:

a. Batas Wilayah

1. Sebelah Barat : Pedukuhan Peni

2. Sebelah Timur : Pedukuhan Karangmojo

3. Sebelah Utara : Pedukuhan Kweden

4. Sebelah Selatan : Pedukuhan Karangasem

b. Orbitasi

Orbitasi pada wilayah Pedukuhan Serut, Kecamatan Bantul, Kabupaten

Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu

1. Jarak dari Kantor Desa Palbapang : 2 km

2. Jarak dari Kantor Dinas Bupati : 6 km

3. Jarak dari Kantor Kecamatan Bantul : 7 km

Page 33: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

24

c. Keadaan Topografi

Perjalanan ke Pedukuhan Serut sangat mudah ditempuh menggunakan

jalur darat yang sudah secara keseluruhan beraspal. Sehingga kendaraan roda

dua maupun roda empat dapat dengan mudah mengakses jalan ke Pedukuhan

Serut. Hal ini juga daat memudahkan para pengunjung yang ingin bertamu ke

Pedukuhan Serut karena dapat langsung tiba dengan kendaraan tanpa harus

parkir jauh.

Pedukuhan Serut berada pada kurang lebih 37 meter diatas permukaan

laut. Memiliki kontur tanah rata tanpa ada perbukitan dengan curah hujan

198,00 mm.

2. Keadaan Demografis

Keadaan demografis Pedukuhan Serut terbagi kedalam beberapa struktur.

Pembagian tersebut berdasarkan struktur jenis kelamin, pendidikan dan

pekerjaan sebagai berikut:

a. Jumlah Penduduk Pedukuhan Serut berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data monografi pedukuhan Serut pada tahun 2016 berjumlah

1654 jiwa yang terdiri dari 451 Kepala Keluarga (KK). Sedangkan jumlah

penduduk berdasarkan jenis kelamin seperti Tabel II. 10 berikut:

Tabel II.10

Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

(jiwa)

Persentase(%)

1 Laki-Laki 776 46,91

2 Perempuan 878 53,09

Jumlah 1654 100,00 Sumber : Data Monografi Pedukuhan Serut, 2016

Page 34: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

25

Berdasarkan Tabel II.10 jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

laki- laki 776 dan jenis kelamin perempuan ada 878 jiwa. Tercatat bahwa

jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki, oleh sebab itu kesetaraan

gender sangat ditekan kan di Pedukuhan Serut.

b. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pada zaman sekarang ini pendidikan menjadi kebutuhan pokok bagi

setiap manusia. Mengingat pendidikan mampu menopang pembangunan

jika sumber daya manusianya terlahir dari pendidikan yang memadai.

Berikut Tabel II.11 Menjelaskan keadaan penduduk menurut tingkat

pendidikan

Tabel II. 11

Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase(%)

1. PAUD 155 9,37

2. TK 165 9,97

3. SD 324 19,58

4. SMP 534 32,28

5. SMA 421 25,45

6. Sarjana 19 1,14

7. Tidak Sekolah 20 1,20

8. Tidak Lulus 16 0,96

Jumlah 1654 100,00 Sumber : Data Monografi Pedukuhan Serut, 2016

Berdasarkan Tabel II.11 dapat diketahui bahwa keadaan penduduk

menurut tingkat pendidikan Paud 155 jiwa (9,37%), TK 165 jiwa (9,97%),

SD 324 Jiwa (19,58%), Smp 534 jiwa (32,28%), dan Tidak Sekolah ada 20

jiwa (1,20%) dikarenakan lebih mementingkan mencari uang untuk

Page 35: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

26

membantu perekonomian keluarga. Sedangkan yang Tidak lulus ada 16 jiwa

(0,96%) dikarenakan putus sekolah tidak mau melanjutkan sekolah

c. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Pedukuhan Serut yang berada di kawasan Desa namun dekat

dengan perkotaan membuat perkerjaan masyarakat Pedukuhan Serut

beranekaragam. Berikut ini Tabel II.12 Menjelaskan keadaan Mata

Pencaharian Penduduk:

Tabel II. 12

Mata Pencaharian Penduduk

NO Mata Pencaharian Jumlah Persentase %

1. Buruh Harian Lepas. 487 29,44

2. PNS 145 8,76

3. Swasta 424 25,63

4. Pengrajin 124 7,49

5. Petani 256 15,47

6. TNI 24 1,45

7. POLISI 34 2,55

8. Pedagang 160 9,67

Jumlah 1654 100,00 Sumber : Data Monografi Pedukuhan Serut, 2016

Berdasarkan Tabel II.12 menunjukan bahwa Jumlah penduduk

menurut mata pencaharian pedukuhan serut beranekaragam seperti Buruh

487 jiwa (29,44% ), PNS 145 jiwa (8,76%), Swasta 424 jiwa(25,63%),

Pengrajin 124 jiwa (7,49%), Petani 256 jiwa , dari menurut mata

pencaharian yang paling banyak yaitu bermata pencaharian Buruh.

Page 36: Disusun Oleh: DARA WIDYA PALUPI 16330024

27

3. Keadaan Sosial

a. Sosial

Perkembangan suatu wilayah khususnya sebuah Pedukuhan dapat kita

lihat dan proaktifnya masyarakat dalam kegiatan maupun lembaga-lembaga

yang ada di wilayah tersebut.

Di Pedukuhan Serut masyarakatnya tergolong aktif dalam kegiatan

berorganisasi dalam kegiatan sosial masyarakat di Pedukuhan Serut

diantaranya: Kerja bakti, Siskamling, Arisan PKK, Posyandu, Kenduri,

Yasinan, Karang taruna, Hadroh.

Adapun Keikutsertaan dalam Kelompok atau berorganisasi seperti

Tabel berikut:

Tabel II.13

Keikutsertaan dalam Kelompok / Organisasi

NO Kelompok / Organisasi Jumlah

1. RT 9

2. PKK RT 9

3. PKK Pedukuhan 1

4. Karang Taruna 1

5. Remaja Majid 1

6. Kelompok Yasinan 1

7. Kelompok Hadroh 1

8. Kelompok PSM Azola 1

9. Kelompok Tani Harapan 1

10. Kelompok Lumbung Harapan Makmur 1

11. Kelompok Peternak Sapi Sidodadi 1

12. Kelompok Peternak Kambing 2

13. Kelompok Perikanan 1

14. Kelompok Ternak Ayam 1 Sumber : Data Monografi Pedukuhan Serut, 2016