Tugas Ujian Babe Dara Rev 2

20
1. Apa saja kla sifi kas i hipo ter mia ? Anamnesis Pemeriksaan Klasifikasi Bayi terpapar suhu lingkungan yang rendah Waktu timbulnya kurang dari 2 hari Suhu tubuh 2 ! " #$% ! &angguan napas 'enyut jantung kurang dari 1(( kali)menit *alas minum +etargi ,ipotermia sedang Bayi terpapar suhu lingkungan yang rendah Waktu timbulnya kurang dari 2 hari Suhu tubuh -2 ! anda hipotermia sedang Kulit teraba keras  /apas pelan dan dalam ,ipotermia berat idak terpapar dengan dingin atau  panas yang  berlebihan Suhu tubuh  berfluktuasi antara # ! " 0 ! meskipun berada di suhu lingkungan yang stabil luktuasi terjadi sesudah periode suhu stabil suhu tubuh tidak stabil pertimbangkan dengan sepsis3 Sumber 4 Kosim$ *. sholeh$ dkk. Buku Ajar Neonatalogi Edisi Per tama. 5'A5. 2(1( 2. Apa tuj uan pen ila ian AP&A6 s7ore? ujuannya adalah4 a. me ni lai respon resusit asi  b. *enilai kondisi bayi yang baru lahir c. *enge8 aluasi kea daa n fisi k bay i bar u lah ir dan sekali gus men genali ada ny a tanda9tanda darurat yang memerlukan dilakukannya tindakan segera terhadap bayi  baru lahir d. me nen tuka n p rognosis e. menil ai k emamp uan bayi mento lerans i pr oses kelah iran 1

description

hhhhhhh

Transcript of Tugas Ujian Babe Dara Rev 2

1. Apa saja klasifikasi hipotermia?AnamnesisPemeriksaanKlasifikasi

Bayi terpapar suhu lingkungan yang rendah

Waktu timbulnya kurang dari 2 hari Suhu tubuh 32 C 36,4 C

Gangguan napas

Denyut jantung kurang dari 100 kali/menit

Malas minum

LetargiHipotermia sedang

Bayi terpapar suhu lingkungan yang rendah

Waktu timbulnya kurang dari 2 hari Suhu tubuh 10 mm. Kemungkinan yang perlu dipikirkan pada anak dengan hasil tersebut:

Terinfeksi tuberkulosis secara alamiah

Infeksi TB mencakup infeksi TB laten, sakit TB aktif, atau pasca terapiTB.

Pernah mendapat imunisasi BCG (pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun)

Pada pasien usia kurang dari 5 tahun dengan riwayat vaksinasi BCG kecurigaan ke arah infeksi alamiah TB bila hasil uji Mantoux>15 mm.

Infeksi mikobakterium atipik

Meskipun demikian, hasil uji Mantoux>5 mm dapat dipertimbangkan positif pada pasien tertentu seperti :

Pasien dengan infeksi HIV

Pasien dengan transplantasi organ atau mendapat imunosupresan jangka panjang seperti pasien keganasan atau sindrom nefrotik. Pasien yang kontak langsung dengan penderita TB. Pasien dengan infeksi TB inaktif dan gambaran fibrosis pada rontgen toraks. Pasien dengan riwayat infeksi TB.

Pasien yang menginjeksi obat-obatan yang dilarang dan status HIV tidak diketahui.False NegativePasien-pasien tertentu yang terinfeksi tuberkulosis mungkin dapat menunjukkan hasil tes Mantoux yang negatif. Kondisi demikian disebut dengan anergi. Anergi kemungkinan terjadi pada pasien:

Pasien dengan status malnutrisi berat

Pasien dengan infeksi berat seperti campak, cacar air, pertusis, difteri, tifoid

Pasien dengan status imunokompromasi atau pasien menggunakan imunosupresan jangka panjang seperti pasien HIV, keganasan, sindrom nefrotik dan lainnya

Pasien dengan sakit TB berat seperti TB milier, meningitis TB

Mengingat masa yang diperlukan untuk terbentuknyacellular mediated immunitysejak masuknya kuman TB adalah 2-12 minggu maka hasil negatif pada pasien dengan kontak erat penderita TB dewasa masih mungkin pasien sedang dalam masa inkubasi.Sumber : http://medicom.blogdetik.com/2009/03/18/uji-tuberkulin/6. Apa kepanjangan BCG?

Vaksin BCG atau Bacille Calmette Guerin .

Sumber : Ranuh IGN, Hariyono S. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi Keempat Tahun 2011. Ikatan Dokter AnakIndonesia. Jakarta : Ikatan Dokter Indonesia7. Apa reagen yang digunakan untuk imunisasi BCG?Vaksin yang dipakai di Indonesia adalah vaksin BCG buatan PT. Biofarma Bandung. Vaksin BCG berisi suspense Mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan.

Sumber : Ranuh IGN, Hariyono S. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi Keempat Tahun 2011. Ikatan Dokter AnakIndonesia. Jakarta : Ikatan Dokter Indonesia

8. Bagaimana pemberian vaksin BCG?

Vaksin BCG diberikan secara intradermal 0,10 ml untuk anak, 0,05 ml untuk bayi baru lahir.

Sumber : Ranuh IGN, Hariyono S. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi Keempat Tahun 2011. Ikatan Dokter AnakIndonesia. Jakarta : Ikatan Dokter Indonesia

9. Apa definisi KIPI?

Untuk kepentingan operasional maka Komnas PP KIPI menentukan bahwa kejadian ikutan pasca imunisasi adalah sebagai reaksi simpang yang dikenal sebagai kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) atau adverse events following immunization (AEFI) adalah kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi baik berupa efek vaksin ataupun efek samping, toksisitas, reaksi sensitivitas, efek farmakologis, atau kesalahan program, koinsidensi,reaksi suntikan, atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan.

Sumber : Ranuh IGN, Hariyono S. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi Keempat Tahun 2011. Ikatan Dokter AnakIndonesia..Jakarta : Ikatan Dokter Indonesia

10. Kapan imunisasi Hepatitis B diberikan?Pada dasarnya, jadwal imunisasi hepatitis B sangat fleksibel sehingga tersedia berbagai pilihan untuk menyatukannya ke dalam program imunisasi terpadu. Namun demikian ada beberapa hal yang perlu diingat. Minimal diberikan sebanyak 3 kali.

Imunisasi pertama diberikan segera setelah lahir.

Jadwal imunisasi yang dianjurkan adalah 0,1,6 bulan karena respons antibody paling optimal.

Interval antara dosis pertama dan dosis kedua minimal 1 bulan. Memperpanjang interval antara dosis pertama dan kedua tidak akan mempengaruhi imunigenitas atau titer antibody sesudah imunisasi selesai (dosis ketiga).

Dosis ketiga merupakan penentu respons antibodi karena merupakan dosis booster. Semakin panjang jarak antara imunisasi kedua dengan imunisasi ketiga (4-12 bulan, semakin tinggi titer antibodinya.

Bila sesudah dosis pertama, imunisasi terputus, segera berikan imunisasi kedua. Sedangkan imunisasi ketiga diberikan dengan jarak terpendek 2 bulan imunisasi kedua.

Bila dosis ketiga terlambat, diberikan segera setelah memungkinkan.

Sumber : Ranuh IGN, Hariyono S. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi Keempat Tahun 2011. Ikatan Dokter AnakIndonesia..Jakarta : Ikatan Dokter Indonesia11. Dimana lokasi penyutikkan vaksin Hepatitis B?

Penyuntikan dilakukan didalam otot (Jarum harus panjang agar vaksin masuk kedalam jaringan otot dalam sehingga akan mengurangi rasa sakit). Lokasi penyuntikan dicari didaerah yang tidak terdapat pembuluh darah besar dan saraf. Untuk anak dibawah usia satu tahun lokasi yang disarankan didaerah m. vastus lateralis (bagian antero lateral paha) dan untuk anak satu tahun diberikan di lengan atas (m. deltoid ) .M vastus lateralis adalah otot bayi yang tebal dan besar, yang mengisi bagian anterolateral paha. Vaksin harus disuntikkan ke dalam batas antara sepertiga otot bagian atas dan tengah yang merupakan bagian yang paling tebal dan padat. Jarum harus membuat sudut 45o-60o terhadap permukaan kulit, dengan jarum kearah lutut, maka jarum tersebut harus menembus kulit selebar ujung jari di atas (ke arah proksimal) batas hubungan bagian atas dan sepertiga tengah otot.Untuk mendapatkan lokasi deltoid yang baik membuka lengan atas dari pundak ke siku. Lokasi yang paling baik adalah pada tengah otot, yaitu separuh antara akromnion dari insersi pada tengah humerus. Jarum suntik ditusukkan membuat sudut 45o-60o mengarah pada akromnion. Bila bagian bawah deltoid yang disuntik, ada risiko trauma saraf radialis karena saraf tersebut melingkar dan muncul dari otot trisep.Sumber : http://www.idai.or.id/imunisasi/artikel.asp?q=2009031009532212. Apa nama vaksin Hepatitis B yang dikenal saat ini?HBV recombinant (Hepatitis B Vaccine recombinant)13. Bagaimankah cara pemberian imunisasi Hepatitis B?

Cara pemberian hepatitis B yaitu :

- Diberikan pada sepertiga otot bagian atas dan tengah yaitu pada muskulus vastus lateralis.- Letakkan bayi di atas tempat tidur atau meja, bayi ditidurkan terlentang.- Tungkai bawah sedikit ditekuk dengan fleksi pada lutut.- Cari trochanter mayo femur dan condlilus lateralis dengan cara palpasi, tarik garis yang menghubungkan kedua tempat tersebut. Tempat suntikan vaksin ialah batas sepertiga bagian atas dan tengah pada garis tersebut.- Bersihkan paha bagian luar dengan kapas alkohol.- Regangkan kulit dengan telunjuk dan ibu jari tangan kiri.- Pegang semprit tegak lurus pada kulit dan dengan cepat suntikan searah jarum jam.- Pegang jarum suntik dengan sudut 45-60 terhadap permukaan kulit, dengan jarum kea rah lutut.- Isap untuk melihat darah, bila tidak ada darah maka masukkan obat perlahan-lahan.- Cabut dengan cepat, hapus darah yang keluar dari bekas tusukan dengan alkohol. (Sumber : Ranuh. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta : Badan Penerbit IDAI14. Bagaimana perjalanan arteri femoralis?Arteri femoralis memasuki paha melalui bagian belakang ligamentum inguinal, lanjutan dari a. iliaka eksterna. Arteri ini memperdarahi tungkai menurun vertical ke tuberkulum aduktor femoralis, dan berakhir pada m. adductor agnus memasuki septia poplitea sebagai a.poplitea. Cabang arteri femoralis yaitu: a. sirkumfleksia superfisialis, cabang melalui hiatus safenus ke region spina iliaka anterior superior a. apigastrika superfisialis melintasi ligamentum inguinal berjalan region umbilikalis. A. profunda femoralis merupakan cabang besar yang timbul disisi lateral a. femoralis, memasuki ruang medialis, untuk otot ruang paha: a seirkumflexa femoris lateralis, membentuk anastomosis: a. ferforantis, beranastomosis dengan a. gluterus inferior dan a. sirkumflexa membantu menyuplai darah untuk sendi lutut.

Sumber: http://chellious.wordpress.com/2011/03/06/peredaran-darah-arteri/15. Kenapa suntikan imunisasi tidak boleh diberikan pada gluteus?

Sejak lahir 1980, WHO telah memberikan rekomendasi bahwa daerah anterolateral paha adalah bagian yang dianjurkan untuk vaksinasi pada bayi dan tidak pada pantat (daerah gluteus) untuk menghindari risiko kerusakan saraf iskhiadika (nervus ischiadicus).Risiko kerusakan saraf iskhiadika akibat suntikan di daerah gluteus lebih banyak dijumpai pada bayi karena variasi positif saraf tersebut, masa otot lebih tebal, sehingga pada vaksinasi dengan suntikan intramuscular di daerah gluteus dengan tidak disengaja menghasilkan suntikan subkutan dengan reaksi local yang lebih berat.Vaksin hepatitis B bila disuntikan di daerah gluteus kurang imunogenik, hal ini berlaku untuk semua umur.

Sumber : Ranuh IGN, Hariyono S. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi 3.Ikatan Dokter AnakIndonesia..Jakarta : Ikatan Dokter Indonesia.

16. Sebutkan 4 pola pertumbuhan pada anak?Pola-pola pertumbuhan ada 4 yaitu :

1) Pola pertumbuhan umum (general pattern)Contoh : tulang panjang, otot skelet (pada neonatus 20-25% berat badan setelah dewasa 40% berat badan), sistem pencernaan, pernapasan, peredaran darah dan volume darah.

2) Pola pertumbuhan neural (brain & head pattern)Perkembangan otak, tulang tengkorak, mata dan telinga

3) Pola pertumbuhan limfoid (lymphoid pattern)4) Pola pertumbuhan genital (reproductive pattern)Contoh : tungkai memanjang dan melebar, pertumbuhan terus berlangsung sampai epifise menutup dan pertumbuhan tinggi berhenti,

Sumber : Soetjiningsih. 1995. In Ranuh, Gde (Eds). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC. hal. 25-2617. Kapan dimulai inisiasi dini?Arti inisiasi menyusu dini (early initiation) adalah permulaan kegiatan menyusu dalam satu jam pertama setelah bayi lahir. Inisiasi dini juga bisa diartikan sebagai cara bayi menyusu satu jam pertama setelah lahir dengan usaha sendiri dengan kata lain menyusu bukan disusui. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli Utami, 2008)

Sumber : http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/07/inisiasi-menyusu-dini-imd.html18. Pada inisiasi dini apa yang dilakukan pada bayi? 30-45 menit pertama, bayi akan diam dalam keadaan siaga. Sesekali matanya membuka lebar dan melihat bundanya. Masa ini merupakan masa penyesuaian atau peralihan dari dalam kandungan ke luar kandungan.

45-60 menit berikutnya, bayi akan menggerakan mulutnya seperti mau minum, mencium, kadang mengeluarkan suara, dan menjilat tangannya. Bayi akan mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada ditangannya. Bau ini sama dengan cairan yang dikeluarkan oleh payudara ibu. Inilah yang akan membimbing bayi menemukan payudara dan puting susu ibu. Itulah sebabnya tidak dianjurkan mengeringkan kedua tangan bayi pada saat bayi baru lahir.

Mengeluarkan liur, saat bayi siap dan menyadari adanya makanan di sekitarnya, bayi mulai mengeluarkan air liur.

Bergerak ke arah payudara, areola payudara akan menjadi sasarannya dengan kaki bergerak menekan perut ibu. Bayi akan menjilat kulit ibu, menghentakkan kepala ke dada ibu menoleh ke kanan dan kiri, serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan tangannya.

Menyusu, akhirnya bayi menemukan puting susu ibunya, membuka mulut lebar-lebar, dan melekat dengan baik serta mulai menyusui.

Sumber : Buku Ajar Neonatologi IDAI 201019. Pengertian ASI eksklusif? ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI tanpa diberi tambahan makanan padat seperti bubur susu, susu formula, daging, buah-buahan, nasi, sayur-sayuran, roti, biskuit. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan (Roesli, 2000).

ASI eksklusif adalah memberikan ASI saja tanpa makanan dan minuman lain seperti susu formula,air putih, soda, jus, es, alkohol kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan (Depkes RI, 2003).

Menyusui eksklusif adalah memberikan hanya ASI segera setelah lahir sampai bayi berusia 6 bulan dan memberikan kolostrum (Depkes RI, 2005).

Sumber : http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/04/pengertian-asi-eksklusif-dan-cara.html20. Jelaskan pemeriksaan kuantitatif kesadaran?Pemeriksaan kuantitatif kesadaran :

1) Glasgow coma scale

GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan. Respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka mata , verbal dan motorik. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1 6 tergantung responnya.NoReaksiSkor

1Mata

Spontan

Dengan diajak bicara

Dengan rangsangan nyeri

Tidak membuka4

3

2

1

2Verbal

Sadar dan orientasi ada

Berbicara tanpa kacau

Berkata tanpa arti

Hanya mengerang

Tidak ada suara5

4

3

2

1

3Motorik

Sesuai perintah

Terhadap rangsangan nyeri

Timbul gerakan normal

Fleksi cepat dan abdukasi bahu

Fleksi lengan dengan abdukasi bahu

Ekstensi lengan, adduksi, endorotasi bahu, dan pronasi lengan bawah

Tidak ada gerakan6

5

4

3

2

1

(Alimul Hidayat, Aziz. 2008. Konsep Dasar Pemeriksaan Fisik Pada Ibu, Bayi, dan Balita. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika. hal. 154)

2) AVPU dimana pasien diperiksa apakah sadar baik (alert), berespon dengan kata-kata (verbal), hanya berespon jika dirangsang nyeri (pain), atau pasien tidak sadar sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri (unresponsive).3) ACDU, pasien diperiksa kesadarannya apakah baik (alertness), bingung / kacau (confusion), mudah tertidur (drowsiness), dan tidak ada respon (unresponsiveness).Sumber : Tim Blok Neurology dan Spesific Sensen Systems (NSS). 2012. Buku Petunjuk Skill Lab. Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman.

21. Apa kepanjangan CDC?Center for Disease ControlSumber : www.cdc.gov

22. Apa kepanjangan NCHS?

National Center for Health Statistics

Sumber: www.cdc.gov/growthcharts/23. Sebutkan pembagian protuberansia oksipitalis? Protuberansia oksipitalis eksterna

Protuberansia oksipitalis internaSumber : Putz, R., Pabst, R. Sobotta Atlas of Human Anatomy. 14th Edition. Urban and Fisher. Munich : 200824. Apa saja tulang-tulang yang membatasi ubun-ubun?

Ubun-ubun besar (Fontanella mayor) : Os. Frontalis dan Os. Parietal

Ubun-ubun kecil (Fontanella minor) : Os. Parietal dan Os. Occipital

Sumber : Putz, R., Pabst, R. Sobotta Atlas of Human Anatomy. 14th Edition. Urban and Fisher. Munich : 200825. Bahasa latinnya pembesaran KGB dibelakang telinga?Limfadenopati pada posterior auricula externa26. Apa saja yang dinilai pada murmur?

a. Waktu : Pertama tentukan apakah yang didengar adalah murmur sistolik, yang terdapat diantara S1 dan S2, atau mumur diastolik, diantara S2 dan S1. Melakukan palpasi pada nadi karotis dapat membantu menentukan waktu yang tepat. Murmur sistolik dibagi menjadi murmur midsistolik atau pansistolik.

Murmur diastolic ada early diastolic, middiastolic, atau late diastolic.

b. Bentuk : bentuk atau konfigurasi dari murmur ditentukan dari intensitas c. Lokasi dari intensitas maksimal : Dapat ditentukan dari lokasi dimana murmur berasal.

d. Radiasi atau transmisi dari punctum maksimume. Intensitas : Dinilai dengan 6 scala dan digambarkan dengan angka bilangan. Bagian numerator f. Nada : Dikategorikan menjadi nada yang tinggi, sedang, atau rendah.g. Kualitas : Dideskripsikan dalam kata-kata seperti blowing, harsh, rumbling dan musical. Sumber : Bates, Barbara. Bates Guide to Physical Examination. Hal 276 27827. Syarat bising inosen?

Bising inosen adalah bising yang tidak berhubungan dengan kelainan organik atau kelainan struktural jantung. Bising ini sering sekali ditemukan pada anak normal; pada lebih dari 75% anak normal pada suatu saat dapat ditemukan bising inosen. Bising ini dibedakan dari bising fungsional, yaitu bising akibat hiperaktivitas fungsi jantung, misalnya pada anemia atau tirotoksikosis.

Karakteristik bising inosen:

a. Hampir selalu berupa bising ejeksi sistolik, kecuali dengung vena (venous hum) dan bising a. mamaria (mammary souffl) yang bersifat bising kontinu.

b. Berderajat 3/6 atau kurang, sehingga tidak disertai getaran bising.

c. Penjalarannya terbatas, meskipun kadang-kadang dapat terdengar pada daerah luas di prekordium.

d. Cenderung berubah intensitasnya dengan perubahan posisi; biasana bising ini terdengar lebih baik bila pasien terlentang dan menghilang atau elemah bila pasien duduk, kecuali pada dengung vena yang justru baru dapat terdengar bila pasien duduk.

e. Tidak berhubungan dengan kelainan structural jantung.

Sumber: Latief, Abdul., Alan R Tumbelaka., dkk. 2003. In Corry S Matondang, Iskandar Wahidiyat, Sudigodo Sastroasmoro (Penyuning). Pemeriksaan Fisis. Diagnosis Fisis Pada Anak. Edisi ke-2 Jakarta : Sagung Seto. hal 87.28. Laju pernafasan normal pada anak?UmurRentangRata-rata waktu tidur

Neonates30-6035

1 bulan 1 tahun30-6030

1 tahun 2 tahun25-5025

3 tahun 4 tahun20-3022

5 tahun 9 tahun15-3018

10 tahun atau lebih15-3015

Sumber: Latief, Abdul., Alan R Tumbelaka., dkk. 2003. In Corry S Matondang, Iskandar Wahidiyat, Sudigodo Sastroasmoro (Penyuning). Pemeriksaan Fisis. Diagnosis Fisis Pada Anak. Edisi ke-2 Jakarta : Sagung Seto. Hal 205.

29. Pembagian dispneu?

Dispnea akut : sesak napas yang berlangsung 1 bulan

Hematogenous dispneu : disebabkan oleh karena adanya asidosis, anemia atau anoksia, biasanya berhubungan dengan exertional.

Neurogenik dispneu : Psikogenik dispneu yang terjadi misalnya oleh karena emosi dan organic dispneu yang terjadi akibat kerusakan jaringan otak atau karena paralisis dari otot-otot pernafasan

Paroxysmal nocturnal dyspneu : serangan sesak nafas yang biasanya timbul di malam hari serta membuat pasien terbangun dari tidurnya. Derajat dispneu

The British Medical Research Council menerapkan skala untuk menilai derajat dispneu yang disebabkan oleh penyakit paru:Grade 0 : dispneu saat olahraga yang berat

Grade I : dispneu yang disebabkan berjalan kaki ringanGrade II : tidak dapat berjalan kaki dikarenakan sesak nafas

Grade III : tidak dapat berjalan setelah 100 m karena sesakGrade IV: tidak mampu meninggalkan rumah karena sesak nafas Dispneu Obstruktif : dispneu yang disebabkan obstruksi pada jalan nafas

1) Dispneu obstruktif letak tinggi : jika obstruksi terletak pada faring, laring atau trakea atas

2) Dispneu obstruktif letak rendah : jika obstruksi terlaetak pada trakea bawah dan bronkus utama

3) Dispneu obstruktif bronchial : obstruksi pada bronkus kecil Sumber : Siegenthaler MD, Walter . Differential Diagnosis in Internal Medicine. Germany: 2007. hal 496 Tucker, Gabriel M.D. Obstructive Dyspnea: Bronchoscopic Observations. Types, With Illustrative Cases30. Apa yang dinilai pada talipusat?Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering serta mencegah terjadinya infeksi dan meningkatkan pemisahan tali pusat dari perutYang perlu diperhatikan pada tali pusat bayi baru lahir adalah:1. Kesegarannya, ada tidaknya simpul, dan apakah terdapat dua arteri dan satu vena.2. Jagalah kebersihan di area pusat dan sekitarnya serta upayakan selalu dalam keadaan kering.

3. Gunakan selalu kapas baru saat membersihkan setiap bagiannya.

4. Agar bisa cepat lepas, balutlah tali pusat dengan menggunakan kain kasa sehingga mendapat udara yang cukup agar tali pusat cepat mengering.

5. Usahakan suhu kamar tidak terlalu dingin saat membersihkan tali pusat.

6. Bersihkan sekitar tali pusat sebanyak 1-2 kali sehari.

7. Jangan membungkus putung tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat.8. Lipat popok di bawah puntung tali pusat.9. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersihSumber :

Hidayat AA. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita: Buku Praktikum Mahasiswa Kebidanan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 2007.

Suradi R. Pemeriksaan Fisis Pada Bayi Baru Lahir dalam Buku Ajar Neonatologi. Badan Penerbit IDAI, Jakarta. 2010.

31. Kelainan kongenital jari-jari yang lengket?Sindaktili adalah cacat yang menyebabkan jari-jari tangan atau kaki saling berlekatan.32. Definisi hipoglikemi pada bayi?Hipoglikemi adalah keadaan hasil pengukurankadar glukosa darah kurang dari 45 mg/dL (2.6 mmol/L).Sumber : www.pediatrik.com33. Bagaimana cara mendiagnosa juvenile DM?Juvenile diabetes mellitus adalah Adalah suatu diabetes mellitus yang bermanifestasi sebelum usia 15 tahun ; oleh karena itu ada yang lebih senang menggunakan istilah juvenile onset Diabetes.

GEJALA KLINIS

Hampir sama dengan orang dewasa. Perbedaannya ialah bahwa permulaan lebih cepat dan pada umumnya anak kurus. Keluhan utama ialah anak bertambah kurus atau tidak bertambah gemuk. Sedangkan makannya banyak selalu haus dan banyak kencing. Pada anak yang tadinya tidak mengompol tiba-tiba mengompol lagi. Kulit teraba agak kering, sering gatal ( pruritus ) dan kadang-kadang ada hipertrikosis. Sering terjadi infeksi kulit.

Kalau keadaan menjadi lebih berat, anak bisa jatuh dalam keadaan koma ( koma diabetikum ) dengan gejala berupa kesadaran menurun, kulit kering, pipi kemerahan, bibir merah, nafas berbau aseton, pernafasan cepat, mual muntah, nyeri perut dan kadang-kadang nyeri seluruh badan. Hiperpnea bisa menjadi pernapasan Kussmaul, nadi cepat dan lemah, mata cekung, suhu dan tekanan darah rendah.

Gejala dari juvenile diabetes adalah :

Haus yang berlebihan

BAK berlebihan

Hilangnya berat badan berlebihan walaupun makan banyak

Lemah

Mual Muntah Pasien juvenile diabetes biasanya memperlihatkan gejala pada waktu yang singkat. Dan terdiagnosa bila dalam keadaan emergensi

DIAGNOSIS

Dapat ditegakkkan jika didapat salah satu dari gejala dibawah ini :

1. adanya gejala diabetes yang klasik seperti poliuri, polifagi, polidipsi dan ketonuria, penurunan berat badan yang cepat disertai dengan kadar glukosa darah plasma > 200 mg/dl

2. Pada individu yang asimtomatik, jika terdapat peningkatan kadar glukosa darah puasa dan peningkatan kadar glukosa darah yang menetap selama dilakukan test toleransi glukosa oral ( TTGO/OPGTT ) yang dilakukan lebih dari satu kali. TTGO pada anak seringkali tidak dibutuhkan karena gejala klinis yang khas.

Kadar glukosa darah puasa dan 2 jam pasca pemberian glukosa 1,75 gr/kgBB ( max 75 gr), harus memenuhi kriteria :

Puasa Plasma vena > 140 mg/dl

Darah vena > 120 mg/dl

Darah kapiler > 120 mg/dl

TTGO 2 jam Plasma vena > 200 mg/dl

Darah vena > 180 mg/dl

Darah kapiler > 200 mg/dlSumber : Hassan R, Alatas H. Buku kuliah Ilmu kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 198519