Distensi Abdomen Indrawan Ida
Click here to load reader
-
Upload
arief-mauludhy -
Category
Documents
-
view
76 -
download
0
description
Transcript of Distensi Abdomen Indrawan Ida
DISTENSI ABDOMEN
I. Masalah
Seorang pasien wanita, 42 tahun, mengeluh perut kembung.
II. Pertanyaan Segera
A. Apakah pasien baru dioperasi?
- Distensi abdomen yang terjadi segera pada pasien post operasi adalah
paling umum terjadi dan dihubungkan dengan ileus atau distensi gaster.
B. Apakah terpasang Nasogastric tube (NGT)?
- NGT bisa menghurangi distensi gaster tetapi sedikit digunakan dalam
dekompresi gas usus.
C. Pengobatan apa yang sudah diminum oleh pasien?
- Obat-obatan tertentu sepertu narkotik dan antikolinergik akan
melemahkan motilitas usus.
- Diuretik menginduksi hipokalemi yang menyebabkan penurunan
motilitas.
D. Apakah ada operasi sebelumnya yang perna dilakukan pasien?
- Penyebab dari distensi mungkin adalah obstruksi dari adhesi atau tumor.
- Obstruksi usus pada dewasa, untuk membantu memudahkan mengingat
adalah HAM (Hernia, Adesi, Malignansi).
E. Bagaimana vital sign nya?
- Distensi abdomen membatasi fungsi dan menyebabkan takipnea.
- Demam member kesan adanya proses infeksi seperti peritonitis atau
pneumonia, yang bisa menyebabkan reflex ileus.
- Demam dan takikardi berhubungan dengan obstruksi usus yang
mengindikasikan adanya iskemia, dimana membutuhkan intervensi
pembedahan segera.
F. Kapan terakhir kali terjadi pergerakan usus atau flatus?
- Pergerakan usus dan pasase flatus digunakan sebagai indicator aktivitas
usus.
1
- Hilangnya pergerakan usus dan hilangnya flatus memberi kesan adanya
ileus, yang dapat terjadi akibat mekanis (obstruksi) atau fungsional (ileus
adinamik).
- Pasien bisa mengalami obstruksi usus halus parsial dan masih bisa flatus.
G. Apakah pasien muntah?
- Muntah adalah tanda yang sering pada obstruksi.
- Karakteristik dari materi muntahan bisa membantu mendiagnosis lokasi
obstruksi.
- Pada obstruksi gaster, ada sedikit, bila apapun, empedu pada muntahan.
- Sedangkan obstruksi usus halus bagian distal cenderung menjadi bilious
atau feculent.
III. Diagnosis Banding
A. Obstruksi GIT
1. Gaster
- Obstruksi gaster oleh tumor, ulkus, atau atoni gaster bisa
menyebabkan dilatasi gaster dan sensasi kembung. Ini sering terjadi
pada pasien anak yang cenderung menelan udara dalam jumlah besar
saat menangis.
2. Usus halus
- Factor mekanis yang menyebabkan adesi/perlengketan setelah
pembedahan abdomen sebelumnya, obstruksi intralumen (tumor,
benda asing, batu empedu, dll), atau obstruksi ekstralumen umumnya
menyebabkan obstruksi usus halus.
- Hernia interna atau hernia eksterna strangulata/inkarserata juga bisa
menyebabkan obstruksi usus halus.
- Ileus batu empedu akibat batu empedu yang besar berdampak pada
katub ileocaecal, biasanya terlihat pada usia yang lebih tua. Ini
biasanya didahului oleh serangan kolesistitis akut dengan fistula
cholesistoduodenal.
- Intususepsi adalah masuknya satu bagian usus kedalam usus yang
lain, biasanya dihubungkan dengan lead point. Biasanya terjadi pada
2
populasi anak-anak, area intususepsi paling sering adalah katub
ileocaecal.
3. Usus besar
- Penyebabnya antara lain: tumor, volvulus, benda asing, dan impaksi
fekal (khususnya pada pasien yang lebih tua, pasien yang terbaring
di tempat tidur).
- Pseudoobstruksi colon (Ogilivie’s syndrome) juga harus dimasukkan
sebagai pembanding.
4. Masalah bukan di GIT
- Meskipun jarang, tumor ginekologi, sarcoma retroperitoneal,
lymphoma, atau tumor genitourinary bisa menyebabkan obstruksi.
- Pneumoni bisa menyebabkan reflex ileus melintasi diafragma.
B. Iskemi intestine
- Iskemi intestine sering didiagnosa dengan asidosis, peningkatan
lekosit, dan nyeri yang didapatkan pada pemeriksaan fisik.
- Peningkatan amylase dan asan laktat juga membantu dalam diagnosis.
C. Ileus paralitik
- Ileus paralitik bisa merupakan sekunder dari infeksi intra abdominal
(peritonitis), penyakit sistemik (sepsis), atau proses inflamasi
(pancreatitis, kolesistitis).
- Ileus paralitik sering terlihat pada periode post operasi, setelah trauma
tumpul abdomen, dan sekunder karena obat-obatan.
- Reflex “ileus” sering dihubungkan dengan pneumonia atau ISK
(pyelonefritis).
- Abnormal elektrolit (K+, Ca++, Mg++) juga bisa menyebabkan ileus.
D. Organomegali
- Hepatomegali massif dan slenomegali sering membingungkan dengan
distensi.
E. Massa intraabdominal
- Lesi yang berbeda seperti kista (mesenterikus, ovarium, ginjal), tumor,
aneurysma, atau kehamilan yang belum diketahui dapat menimbulkan
keluhan distensi.
3
F. Distensi bladder
- Obstruksi saluran kemih, paling sering disebabkan oleh pembesaran
prostat atau neurogenik bladder (spinal cord injury, diabetes) bisa
menebabkan distensi vesika urinaria massif.
- Pemasangan foley kateter bisa mendiagnosis segera dan mengatasi
masalah ini.
G. Hernia dinding abdomen atau hernia inguinalis
- Hernia bisa menyebabkan obstruksi pada usus, sehingga terjadi
penjepitan dan kemudian iskemik.
H. Asites
- Biasanya adalah suatu kondisi kronik yang berhubungan dengan
penyakit liver (sirosis alkoholik) atau carcinoma (asites malignan).
- Anamnesa tentang riwayat penggunaan alcohol.
IV. Database
A. Point penting dari pemeriksaan fisik
1. Vital Sign
- Demam menunjukkkan ada proses inflamasi
- Takipneu menunjukkan ada kelainan respirasi
- Takikardi dan hipotensi muncul pada kasus obstruksi yang serius
2. Jantung
- Didapatkan ritme yang irregular,termasuk atrial fibrilasi dapat
menyebabkan emboli arterial dan iskemi saluran pencernaan
3. Paru
- Auskultasi mungkin menunjukkan kejadian pneumonia
4. Abdomen
- Dilakukan inspeksi,palpasi,perkusi,dan auskultasi
- Inspeksi : apakah ada herniasi dinding abdomen
- Palpasi :
o Adominal tenderness di sudut costovertebral bisa menunjukkan
terjadi proses inflamasi di diafragma,hepar, lien,atau ginjal.
o Undulasi test (+) pada kasus asites
4
o Cek apakah ada pembesaran organ
o Tidak semua abdominal tenderness pada luka bekas operasi
menunjukkan proses iritasi peritoneal (iritasi peritoneal yang
menyeluruh atau terlokalisir bisa dikarenakan karena akut
abdomen seperti kolesistitis)
- Perkusi : perkusi di kuadran kiri atas pada kasus distensi gaster,
didapatkan suara tympani
- Auskultasi : evaluasi bising usus ( menghilang pada kasus
peritonitis, meningkat dan didapatkan high pitch pada obstruksi
small bowel)
5. Pemeriksaan rectal
- Pada pemeriksaan RT, lihat apakah ada impaksi fecal,massa,atau
rectal tenderness. Lihat apakah ditemukan darah pada sampel feces.
6. Inguinal
- Cek apakah ada hernia di selangkangan dan femoralis.
7. Kulit
- Spider angiomata : terjadi perubahan konsistensi kulit ( pada kasus
alcohol abuse)
8. Vaskularisasi perifer
- Cari apakah ada tanda emboli karena iskemia intestinal ( nadi yang
menghilang pada ektemitas bawah, didapatkan tanda iskemik pada
daerah distal).
9. Pemeriksaan pelvis
- Massa di adnexa, atau tenderness bisa kerena tumor ovarium yang
menyebabkan asites atau pelvic inflammation disease.
10. Intake-output
- Cek apakah ada luqiud sequestration, tanda dari iskemia.
B. Pemeriksaan Laboratorium
1. Hemogram
- Hitung darah didapatkan shift to the left , lekositosis menunjukkan
terjadi proses infeksi atau ischemic bowel.
2. Serum Elektrolit
5
- Hipokalemi bisa disebabkan karena ileus
- Ketidakseimbangan serum elektrolit karena third spacing of fluid
3. Liver Function Test
- Periksa kadar bilirubin, ALP,SGOT,SGPT pada pasien dengan
kelainan hepar dan traktus biliaris.
4. Urinalisis
- Sel darah putih dah lekosit positif bisa disebabkan karena infeksi
saluran kemih.
5. Serum amylase dan lipase
- Hasil yang tinggi pada pasien pancreatitis
- Meningkat pada perforated viscus, osbtruksi intestinal, iskemia
mesenterium.
6. Blood gas arteri
- Asidosis pada kasus iskemia saluran pencernaan.
7. Asam laktat
- Dapat meningkat pada iskemia saluran pencernaan.
C. Pemeriksaan Radiologis dan pemeriksaan lainnya
1. Foto abdomen
- Didapatkan ground glass appearance pada kasus asites
- Gambaran air fluid level pada kasus ileus atau obstruksi
- Gambaran gaster yang mebesar pada post operative gastric
atony / gastric outlet obstruction
- Caecum yang membesar ( 10-12cm) bisa karena cecal
perforation dibutuhkan tindakan segera
- Hal lain yang perlu dilihat adalah distended dari saluran GIT,
apakah ada gambaran udara di colon, tanda dari volvulus, coiled
spring (intususepsi), dan sentinel loop ( pancreatitis)
2. Foto Thorax
- Foto dengan posisi berdiri paling bagus untuk mendeteksi udara
bebas di bawah diafragma. Gambaran udara bebas normal
ditemukan setelah operasi laparotomi, atau bisa juga gambaran dari
adanya perforasi.
6
- Bisa mendeteksi adanya pneumonia.
- Efusi pleura proses inflamasi di sub diafragma
3. Evaluasi dengan barium
- Tidak dilakukan pada kasus dengan kecurigaan obstruksi
- Sebaliknya pada kasus intususepsi , barium enema bisa menjadi
kuratif ( pada anak kecil)
- Berbahaya pada kasus perforasi, bisa ekstavasasi, menimbulkan
komplikasi ( barium peritonitis)
- Mendium kontras yang larut air (gastrografin) adalah alternatif
yang baik bila tidak ada perforasi.
4. USG dan CT scan
- Bisa membantu diagnosa, khususnya pada kasus tumor, asites,
curiga organomegaly.
- Bisa medeteksi kolesisititis.
5. Endoskopi
- Esofagogastroduodenoskopi untuk mengevaluasi obstruksi
gastroduodenal.
- Colonoskopi untuk mengevaluasi massa di colon, dan distensi
colon
V. Planning
Mengurangi distended adalah yang pertama, baru kemudian
mengidentifikasi dan menangani penyakit yang mendasarinya
A. Intial Management
- Pada kebanyakan kasus, menghentikan pemberian nutrisi per oral
dengan pemenuhan kebutuhan cairan intravena yang adekuat adalah
intial terapi sambil mencari penyebab pasti.
B. Dekompresi GIT
- Jika penyebabnya karena obstruksi GIT atau pasien mengalami muntah,
fungsi pemasangan nasogastric tube menjadi sangat penting.
- Jika tidak ada ditensi gaster, nasogastric tube hanya bergunsa sedikit,
tapi secara empisik tetap harus digunakan.
7
8
C. Keseimbangan cairan
- Monitoring dengan cermat cairan yang masuk dan keluar, khususnya
dengan pemasangan nasogastric tube. Penggantian NGT diindikasikan
bila dari aspirasi didapatkan volume yang banyak.
D. Terapi khusus
Penyakit yang mendasari harus diidentifikasi secara jelas, dan ditangangi
secara semestinya. Secara umum rencana penangannya meliputi :
1. Mengkoreksi ketidakseimbangan elektrolit, khususnya hipokalemia.
Menggunakan potassium chloride secara intravena.
2. Mengevaluasi obat-obatan yang diberikan dan dosis pemberian obat –
obatan yang memperlambat motilitas GIT dan mengaturnya sesuai
keaadaan.
3. Fecal impaction harus dibersihkan secara manual dengan gentle.
4. Asites biasanya diatasi secara medis (dengan restriksi sodium,
spironolacton) dengan parasintesis jika ada penyulit pernafasan.
5. Pasien post operasi ileus, biasanya keluhan hilang secara spontan,
dengan sedikit komplikasi, misalnya infeksi ketika dilakukan tindakan
intervensi.
6. Tindakan operasi intervensi diindikasikan pada kebanyakan kasus
abdominal distended termasuk iskemia GIT, Hernia
obstruksi,perforasi, ataupun obstruksi mekanik.
7. Colonoskopi dapat digunakan untuk mengatasi volvulus dan pseudo
obstruction. Neostigmine juga dapat digunakan untuk mengatasi
pseudo obstruction.
Daftar Pustaka
Lefor Alan T , Gomelia Leonard G . 2006 . Abdominal Distention . In: Surgery
On Call , Fourth Edition . New York : Mc Graw Hill Companies . pp.1-6.
9