dislokasi

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan send inidapathanya komponen tulangnya sajayang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah ka sendi rahangnya terlepas daritempatnya. Dengan kata lain: sendirahangnya telah mengalami dislokasi. Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi ba pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupu Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami disloka ligamennya biasanya menjadi kendor. kibatnya, sendi itu akan gampang dislo Skelet atau kerangka adalah rangkaiantulang yang mendukung dan me lindungin beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga ber!ungsi sebagaialatungkitpada gerakan dan menye diakan permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka. "leh karena !ungsi tulang yang san tubuh kita, maka telah semestinya tulang harus di jaga agar terhindar dari trau atau benturan yang dapat mengakibatkan terjadinya patah tulang atau disloka Dislokasi terjadi saat ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa sehingga#ulang berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. Disloka disebabkan oleh !aktor penyakit atau trauma karena dapatan (ac$uired) atau lahir (kongenital). 1.2 Tujuan %. &ntuk mengetahui pengertian dislokasi '. &ntuk mengetahui etiologi dislokasi . &ntuk mengetahui mani!estasi klinis dislokasi . &ntuk mengetahui komplikasi dislokasi *. &ntuk mengetahui pato!isiologi dislokasi +. athway . emeriksaan penunjang . enatalaksanaan /. Diagnosa dan 0nter1ensi keperawatan BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian 1

description

muskuloskeletal

Transcript of dislokasi

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangDislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan me lindunginbeberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka jugaberfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menye diakan permukaan untukkaitan otot-otot kerangka. Oleh karena fungsi tulang yang sangat penting bagi tubuhkita, maka telah semestinya tulang harus di jaga agar terhindar dari trauma ataubenturan yang dapat mengakibatkan terjadinya patah tulang atau dislokasi tulang.Dislokasi terjadi saat ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa sehinggaTulangberpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. Dislokasi dapat disebabkanoleh faktor penyakit atau trauma karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir(kongenital).1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dislokasi2. Untuk mengetahui etiologi dislokasi3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dislokasi4. Untuk mengetahui komplikasi dislokasi5. Untuk mengetahui patofisiologi dislokasi6. Pathway7. Pemeriksaan penunjang8. Penatalaksanaan9. Diagnosa dan Intervensi keperawatanBAB IIPEMBAHASAN2.1 PengertianDislokasi adalah suatu keadaan ketika permukaan sendi tulang dalam hubungan anatomis atau keluarnya kepala sendi dari mangkuk sendi. ( Suratun, dkk.)Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner & Suddarth).Dislokasi adalah pindahnya permukaan sentuh tulang yang menyusun sendi. Cedera ini dihasilkan oleh gaya yang menyebabkan sendi melampoi batas normal anatomisnya. Pindahnya ujung tuilang yang inkomplite disebut dislokasi tidak sempurna atau subluxation. Oleh karena fungsi ligamen adalah juga untuk mencegah perpindahan atau pergerakan sendi yang abnormal, semua sprains menghasilkan beberapa derajatan subluxation. Dislikasi yang komplite, terjadi saat ada pemisahan yang komplite dari ujung tulang. (zairin noor hami)Dislokasi berulang kalau ligamen dan tepi sendi rusak, dislokasi berulang mungkin terjadi. Keadaan ini terutama ditemukan pada bahu dan sendi patelo-femoral.Dislokasi kebiasaan (sukarela). Beberapa pasien memperoleh kepandaian khusus untuk mendislokasikan (atau mensublukasikan) sendi dengan kontraksi otot secara sadar. Kelemahan ligamentosa dapat membuatnya lebih mudah, tetapi kebiasaan ini sering menyertai kepribadian yang manipulatif dan neurotik. Penting untuk mengenali keadaan ini karena pasien ini jarang memperoleh manfaat dari pembedahan.2.2 EtiologiMeliputi kongenital (akibat kesalahan pertumbuhan, dan sering terjadi pada panggul), spontan atau patologi (akibat penyakit struktur sendi dan jaringan sekitarnya), atau troumatik.

2.3 Manifestasi Klinis1. Nyeri pada sendi2. Deformitas pada persendian3. Perubahan kontur sendi4. Perubahan panjang ekstremitas5. Kehilangan mobilitas normal6. Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi7. Pembekakan sendi

2.4 Komplikasi1. Cedera avaskular 2. Cedera saraf3. Nekrosis tulang avaskular4. Osivikasi heterotropik5. Kekakuan sendi6. Osteoartritis

2.5 PatofisiologiDislokasi biasanya disebabkan oleh jatuh pada tangan.Humerus terdorong kedepan ,merobek kapsul atau menyebabkan tepi glenoid teravulsi.Kadang-kadang bagian posterolateral kaput hancur. Mesti jarang prosesus akromium dapat mengungkit kaput ke bawah dan menimbulkan luksasio erekta (dengan tangan mengarah ;lengan ini hampir selalu jatuh membawa kaput ke posisi da bawah karakoid).

Proses Penyembuhan Ligamen Pada ligamen yang robek sebagian (partial), pemberian proteksi terhadap sendi tersebut selama beberapa waktu akan membantu proses penyembuhannya. Pada ligamen yang robek total> ada gap (jarak) antara kedua ujung ligamen> gap tersebut akan ditumbuhi jaringan ikat> ligamen menjadi lebih panjang dari semula > ligamen lebih lemah dari sebelumnya. Waktu penyembuhan bervariasi : Ligamen sendi tangan 3 minggu Ligamen yang besar (misalnya : pada lutut) 3 bulan. Anak-anak lebih singkat dari orang dewasaPada orang yang lebih muda, dan pada umumnya bila ketidakstabilan jelas terlihat, perbaikan secara pembedahan adalah terapi pilihan- dan lebih cepat lebih baik, karena sekali jaringan beretraksi, dapat tidak mungkin memposisikannya dengan penjahitan. Pasca operasi sendi diimobilisasi untuk menghindarkan tegangan pada ligamen; setelah 3-4 minggu gerakan dimulai tetapi sendi dilindungi selama 4-6 minggu berikutnya.

Trauma2.6 Pathway

Dislokasi pada sendiTraumaInfeksi dari penyakit lain

Trauma Joint Dislocation

Deformatis tulang

Gangguan bentuk dan pergerakan

Kesulitan dalam menggerakan rasa sendiRasa tidak nyaman karena inflamasi

GANGGUAN MOBILITAS FISIK

Tidak nafsu makanNyeri

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Ketidaknyamanan akibat bentuk yang tidak normalInformasi tidak adekuat kurang pajanan pengetahuan

Pengungkapan secara verbal merasa malu, cemas dan takut tidak diterimaKurang pengetahuan

GANGGUAN CITRA TUBUH

KETERLAMBATAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK

2.7 Pemeriksaan Penunjang1. Sinar-X (Rontgen)Pemeriksaan rontgen merupakan pemeriksaan diagnostik noninvasif untuk membantu menegakkan diagnosa medis. Pada pasien dislokasi sendi ditemukan adanya pergeseran sendi dari mangkuk sendi dimana tulang dan sendi berwarna putih.2. CT scanCT-Scan yaitu pemeriksaan sinar-X yang lebih canggih dengan bantuan komputer, sehingga memperoleh gambar yang lebih detail dan dapat dibuat gambaran secara 3 dimensi. Pada psien dislokasi ditemukan gambar 3 dimensi dimana sendi tidak berada pada tempatnya.3. MRIMRI merupakan pemeriksaan yang menggunakan gelombang magnet dan frekuensi radio tanpa menggunakan sinar-X atau bahan radio aktif, sehingga dapat diperoleh gambaran tubuh (terutama jaringan lunak) dengan lebih detail. Seperti halnya CT-Scan, pada pemeriksaan MRI ditemukan adanya pergeseran sendi dari mangkuk sendi.2.8 Penatalaksanaan1. Sendi yang terkena diimobilisasi saat klien dipindahkan.2. Lakukan reposisi segera. Dislokasi sendi kecil dapat direposisi dengan atau tanpa anestesi, misalnya dislokasi siku, bahu, jari. Sementara itu pada dislokasi sendi besar misalnya panggul memerlukan anestesi umum.3. Imobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi sampai posisi stabil pasca-reposisi.4. Letihan fisik. Fisioterapi harus segera dimulai untuk mempertahankan emosi atau dan latcher yang aktif dapat diawali secara dini untuk mendorong gerakan sendi yang penuh, khususnya pada sendi bahu.5. Kompres es selama 20-30 menit secara intermiten selama 24 jam.6. Ekstremitas ditinggikan setinggi jantung untuk mengontrol pembengkakan dan memberi istirahat.7. Setelah reduksi, lakukan gerakan aktif lembut 3-4 kali/hari.8. Tingkatan kenyamanan.9. Lindungi sendi selama penyembuhan.10. Pembedahan dilakukan jika terdapat robekan.

2.9 Diagnosa dan Intervensi keperawatan1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d spasme otot, edema, kerusakan jaringan, dan patah tulang.Intervensi : a. Kaji intensitas nyeri, karakteristik nyeri, lokasi nyeri dan durasib. Atur posisi yang nyamanc. Ajarkan dan anjurkan relaksasi/distraksid. Anjurkan melakukan imajinasie. Kolaborasi dengan dokter untuk terapin analgetik

2. Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan jaringan Intervensi :a. Kaji derajat imobilitasb. Dorong partisipasi pada aktivitas terapeutikc. Bantu dalam mobilisasi dengan kursi roda, kruk, dan tongkatd. Dekatkan alat-alat yang dibbutuhkan klien

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanDislokasi adalah suatu keadaan ketika permukaan sendi tulang dalam hubungan anatomis atau keluarnya kepala sendi dari mangkuk sendi. ( Suratun, dkk.)Dislokasi berulang kalau ligamen dan tepi sendi rusak, dislokasi berulang mungkin terjadi. Keadaan ini terutama ditemukan pada bahu dan sendi patelo-femoral.Dislokasi kebiasaan (sukarela). Beberapa pasien memperoleh kepandaian khusus untuk mendislokasikan (atau mensublukasikan) sendi dengan kontraksi otot secara sadar. Kelemahan ligamentosa dapat membuatnya lebih mudah, tetapi kebiasaan ini sering menyertai kepribadian yang manipulatif dan neurotik. Penting untuk mengenali keadaan ini karena pasien ini jarang memperoleh manfaat dari pembedahan.

DAFTAR PUSTAKA

Lukman dan Nurnaningsih.2012.Asuhan Keperawatan pada klien dengan Gangguan Sistem Muskuluskeletal.Jakarta:Salemba Medika.Helmi, Zairin Noor.2012.Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal.Jakarta:Salemba Medika.Suratum,dkk.2006.Klien Gangguan Sistem Muskuluskeletal.Jakarta:EGC.Apley, A.Graham.1995.Buku Ajar Orthophedi dan Fraktur Sistem Apley.Jakarta:Widya Medika.

1