DISLOKASI PINGGULfix.doc

19
DISLOKASI SENDI PINGGUL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belaka ng Dislokasi sendi pinggul terjadi ketika kaput femur keluar dari socket nya pada tulang  panggul (pelvis).Secara umum, dislokasi sendi panggul dapat diklasifikasikan atas kongenital dan traumatik. Insidensi dislokasi sendi panggul kongenital setiap tahunnya adalah sekitar 2-4 kasus per 1000 kelahiran, dan sekitar 80-85%penderitanya adalah anak perempuan. Dislokasi sendi panggul kongenital biasanya disebabkan terjadinyadisplasia kaput femur. Pada sekitar 90% pasien yang mengalami dislokasi sendi panggul traumatik, tulang femur ter dor ong kearah bel akang (dislokasi pos ter ior ) yang menyebabkan panggul menjad i kaku,  bengkok dan terputar ke arah medial tubuh. Femur juga bisa terdorong ke depan (dislokasi anterior) sehingga panggul hanya bengkok sedikit,dan tungkai akan terputar menjauhi tubuh (arah lateral). Dengan meni ngkatny a angka kecelakaan lalul intas , dislokas i pinggul semaki n sering terjadi ditemukan. Fragmen tulang yang kecil sering menonjol karena sendi berdislokasi : kalau terdapat fragmen yang besar atau kominusi, ini dianggap sebagai jenis Fraktur – d islokasi. Cedera digolongkan menurut arah dislokasi : posterior ( sejauh ini tipe ini yang paling sering ditemukan), anterior dan pusat ( fraktur kominutif atau f raktur pergeseran pada asetabulum). 1

description

dislokasi

Transcript of DISLOKASI PINGGULfix.doc

7/18/2019 DISLOKASI PINGGULfix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/dislokasi-pinggulfixdoc 1/19

DISLOKASI SENDI PINGGUL

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dislokasi sendi pinggul terjadi ketika kaput femur keluar dari socket nya pada tulang

 panggul (pelvis).Secara umum, dislokasi sendi panggul dapat diklasifikasikan atas kongenital

dan traumatik. Insidensi dislokasi sendi panggul kongenital setiap tahunnya adalah sekitar 2-4

kasus per 1000 kelahiran, dan sekitar 80-85%penderitanya adalah anak perempuan. Dislokasi

sendi panggul kongenital biasanya disebabkan terjadinyadisplasia kaput femur.

Pada sekitar 90% pasien yang mengalami dislokasi sendi panggul traumatik, tulang femur 

terdorong kearah belakang (dislokasi posterior) yang menyebabkan panggul menjadi kaku,

 bengkok dan terputar ke arah medial tubuh. Femur juga bisa terdorong ke depan (dislokasianterior) sehingga panggul hanya bengkok sedikit,dan tungkai akan terputar menjauhi tubuh

(arah lateral).

Dengan meningkatnya angka kecelakaan lalulintas, dislokasi pinggul semakin sering

terjadi ditemukan. Fragmen tulang yang kecil sering menonjol karena sendi berdislokasi : kalau

terdapat fragmen yang besar atau kominusi, ini dianggap sebagai jenis Fraktur – dislokasi.

Cedera digolongkan menurut arah dislokasi : posterior ( sejauh ini tipe ini yang paling sering

ditemukan), anterior dan pusat ( fraktur kominutif atau fraktur pergeseran pada asetabulum).

1

7/18/2019 DISLOKASI PINGGULfix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/dislokasi-pinggulfixdoc 2/19

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

Dislokasi Sendi pinggul adalah keadaan dimana kaput femur keluar dari socketnya pada

tulang panggul (pelvis).

Menurut Brunner dan Suddarth (2002), Dislokasi adalah suatu keadaan dimana

 permukaan sendi tulang yang membentuk sendi tak lagi dalam hubungan anatomis.

2.2 ETIOLOGI

Klasifikasi menurut penyebabnya :

Klasifikasi dislokasi menurut penyebab dikelompokkan menjadi :

1. Dislokasi Panggul kongenital : yaitu dislokasi yang terjadi sejak lahir,akibat kesalahan

 pertumbuhan, paling sering terjadi pada sendi pinggul

2. Dislokasi Panggul traumatic : Yaitu dislokasi akibat cidera dimana sendi mengalami

kerusakan akibat kekerasan atau traumadengan gaya atau tekanan yang besar seperti

kecelakaan kendaraan bermotor, pejalan kaki ditabrak mobil, kecelakaan mobil atau

 jatuh dari ketinggian.

Diklasifikasikan menurut arah pergeseran kaput femoral:

• yaitu posterior, anterior dan sentral

2.3 EPIDEMIOLOGI

Dislokasi pinggul posterior lebih sering ditemukan dibanding dislokasi pinggul anterior 

yaotu sekitar 90 % dari semua jenis dislokasi hips. Frekuensi menurun dengan dipakainya

sabuk pengaman ketika berkendaraan. Anterior dan central dislokasi terjadi sekitar 10% dari

seluruh dislokasi hips.

Insidensi congenital hip dislocations kira kira 1 dari 500 populasi. Data penelitian

menyebutkan bahwa prevalensi congenital hip dislocation kira kira 587.310 kasus.

2

7/18/2019 DISLOKASI PINGGULfix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/dislokasi-pinggulfixdoc 3/19

2.4 ANATOMI SENDI PINGGUL

Sendi panggul terbentuk atas sambungan kaput femur dan asetabulum dari pelvis, dan

merupakan sendi dengan tipe ball-and-socket. Permukaan sendi acetabulum berbentuk tapal kuda

dan dibagian bawah membentuk takik disebut incisura acetabuli. Rongga acetabulum diperdalamdengan adanya fibrocartilago dibagian pinggrinya yang disebut sebagai labrum acetabuli.

Labrum ini menghubungkan incisura acetabuli dan disini dikenal sebagai ligamentum

transversum acetabuli. Persendian ini dibungkus oleh capsula dan melekat di medial pada labrumacetabuli

Ligamentum

Femur diletakkan di asetabulum oleh 5 ligamen yang terpisah yaitu:

• Ligamen iliofemoral meletakkan ke anterior inferior iliac spine of the pelvis Dan

intertrochanteric line of the femur .

• Ligamen pubofemoral berasal dari ramus pubis superior, juga meletakkan ke

intertrochanteric line of the femur.

• Ligamen Ischiofemoral : menghubungkan ischium ke greater trochanter of the femur 

• Ligamen transverse acetabular Terdiri labrum menyelubungi acetabular notch.

• Ligamenfemoral head menghubungkan kaput femur dengan transverse ligament Dan

acetabular notch

Batas batas Articulatio coxae

Anterior : M. Iliopsoas, m.pectineus, m. rectus femoris. M. Iliopsoas dan m.pectineus

memisahkan a.v. femoralis dari sendi.

Posterior : m.obturatorius internus, mm.gemelli, dan m.quadratus femoris memisahkan sendi dari

n.ischiadicus.

Superior : musculus piriformis dan musculus gluteus minimus

Inferior : tendo m.obturatorius externus

Perdarahan

• Cabang cabang arteria circumflexa femoris lateralis dan arteria circumflexia femoris

medialis dan arteri untuk caput femoris, cabang arteria obturatoria.

3

7/18/2019 DISLOKASI PINGGULfix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/dislokasi-pinggulfixdoc 4/19

Persyarafan

•  Nervus Femoraliscabang ke m.rectus femoris

•  Nervus Obturatorius(bagian anterior)

•  Nervus Ischiadicus(saraf ke musculus quadratus femoris)

•  Nervus gluteus superior.

LIGAMENTUM

4

7/18/2019 DISLOKASI PINGGULfix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/dislokasi-pinggulfixdoc 5/19

ARTICULATIO COXAE

 NERVUS

5

7/18/2019 DISLOKASI PINGGULfix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/dislokasi-pinggulfixdoc 6/19

PERDARAHAN

6

7/18/2019 DISLOKASI PINGGULfix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/dislokasi-pinggulfixdoc 7/19

2.5 Jenis – Jenis Dislokasi Pinggul

I. Dislokasi Pinggul Kongenital

Merupakan suatu fase ketidakstabilan sendi panggul pada bayi baru lahir. Dalam keadaan

normal, panggul bayi baru lahir dalam keadaan stabil dan sedikit fleksi. Insidensi ketidakstabilanadalah 5-20 per 1000kelahiran hidup, namun biasanya pinggul menjadi stabil secara spontan dan

dengan pemeriksaan ulang 3 minggu setelah kelahiran insidensi berkurang menjadi 1-3 per 

1000 kelahiran hidup.

  Etiologi dan patogenesis

i. faktor genetic, karena dislokasi congenital cenderung berlangsung dalamkeluarga.

ii. faktor hormonal yaitu tingginya kadar esterogen,proesteron, dan relaksin pada

ibu dalam beberapa minggu terakhir kehamilan dapat memperlonggar ligamentum pada bayi

iii. Malposisi intrauterin (terutama posisi bokong dengan kaki yang ekstensi)

dapat mempermudah terjadinya dislokasi hal ini berhubungan dengan lebih tingginya insisdensi

 pada bayi yang merupakan anak sulung dimana versi spontan lebih sedikit kemungkinan untuk terjadi. Dislokasi unilateral biasanya mempengaruhi pinggul kiri ini sesuai dengan posisi verteks

 biasa (oksiput anterior kiri) dimana pinggul kiri agak beradduksi.

iv. Faktor pasca kelahiran, dilokasi sering ditemukanpada lapps dan orang Indianamerika yang membedong bayinya dan menggendongnya dengan kaki merapat, pinggul

dan lutut sepenuhnya ekstensi dan jarang pada pada orang cina selatan dan negro

afrikayang membawa bayi pada pungungnya dengan kedua kaki berabduksi lebar – lebar.

  Gambaran klinis

Asimetri pada lipatan lipatan kulit paha. Pemeriksaan klinik untuk mengetahui dislokasi

 panggul bawaan pada bayi baru lahir adalah.

i. Uji Ortolani

Pada pemeriksaan ini ibu jari pemeriksa memegang paha bayi bagian medial dan jarilainnya pada trochanter mayor. Sendi panggul difleksikan 90 derajat kemudian di abduksi secara

hati hati. Pada bayi normal abduksi dpat sebesar 65-80 derajat dapat dengan mudah dilakukan,

dan bila abduksi kurang dari 60 derajat maka harus dicurigai adanya dislokasi panggul bawaandan kemudian jika trochanter mayor ditekan terdengar bunyi klik maka hal ini menandakan

7

7/18/2019 DISLOKASI PINGGULfix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/dislokasi-pinggulfixdoc 8/19

adanya reduksi dislokasi dan kemudian pinggul berabduksi sepenuhnya dan disebut uji ortolani

+. Jika abduksi berhenti ditengah jalan dan tidak ada sentakan ke dalam, mungkin adanya suatu

dislokasi yang tidak dapat direduksi.

ii. Uji Barlow

Dilakukan dengan cara yang sama, tetapi disini ibu jari pemeriksa ditempatkan pada

lipatan paha dan, dengan memegang paha bagian atas, diusahakan mengungkit kaput femoris kedalam dan keluar asetabulum baik dalam keadaan abduksi dan adduksi. Bila caput femoris dapat

dikeluarkan dari soketnya (asetabulum) dan dimasukkan kembali disebut dislocatable/unstable of 

the hip.

Pencitraan

Ultrasonografi secara luas menggantikan radiografi untuk pencitraan pinggul neonates..Pada saat kelahiran caput femoris dan acetabulum pada bayi baru lahir tidak dapat dinilai

dengan visualisasi langsung, karena caput femur belum mengalami ossifikasi dan merupakantulang rawan tubuh yang tidak divisualisasikan pada sinar x ray.Sinar X polos bermanfaat setelah 6 bulan pertama karena Pusat ossifikasi untuk caput

femoris umumnya muncul antara tiga - enam bulan. Pengukuran digunakan untuk mengevaluasi

hubungan caput femoral dan acetabulum termask garis Hilgenreiner, indeks acetabular, garisPerkin-Ombredanne, line Shenton-Menard.

Garis Perkins-Ombredanne adalah garis yang ditarik tegak lurus dengan garis-

Y, melalui tepi palinglateral tulang rawan acetabular,yang sebenarnya sesuai dengan SIAI pada bayi baru lahir, aspek medial leher femoralis harusnya berada pada lower inner 

quadran . Munculnya salah satu dari struktur di luar kuadran tersebut menunjukkan subluksasi

atau dislokasi pinggul.

Garis Hilgenreiner atau Y-line adalah garis yang ditarik melalui bagian superior daritulang rawan triradiate. Pada bayi normal, jarak diwakili oleh garis (ab) tegak lurus terhadap

garis-Y pada titik paling proksimal dari leher femoralis harus sama pada kedua sisi panggul,

sebagaimana seharusnya jarak diwakili oleh garis (bc) yang ditarikbertepatan dengan garis-Ymedial ke lantai acetabular. Pada usia bayi enam sampai tujuh bulan, nilai rata-rata untuk jarak 

(ab) telah bertekad untuk menjadi 19,3 mm + / - 1,5 mm; untuk jarak (bc), 18,2 mm + / - 1,4

mm. Indeks acetabular adalah sudut yang dibentuk oleh garis singgung ditarik ke atap acetabular 

dari titik (c) di lantai acetabular di garis-Y. Nilai normal sudut ini berkisar dari 25 derajat hingga29 derajat. Garis Shenton-Menard adalah garis yang ditarik melalui aspek medial leher femoralis

di perbatasan superior foramen obturatorius

8

7/18/2019 DISLOKASI PINGGULfix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/dislokasi-pinggulfixdoc 9/19

• Penatalaksanaan

I. 3-6 BULAN PERTAMA

Jika uji ortolani dan barlow positif, harus dicurigai dan dirawat dengan popok dobel atau

 bantal abduksi selama 6 minggu. Pada stadium ini diuji lagi, bayi yang pinggulnya stabildibiarkan bebas tetapi tetap dalam pengawasan setidaknya dalam 6 bulan pertama, jika tetap

dalam ketidakstabilan maka dilakukan pembebatan abduksi yang lebih formal setidaknya selama

6 bulan, sampai rontgen sinar X memperlihatkan bahwa atap asetabulum berkembang dengan baik (biasanya 3-6 bulan).

Karena 80-90% pinggul yang tak stabil pada saat kelahiran akan stabil secara spontan

dalam 3 minggu, maka pembebatan tidak perlu segera dilakukan kecuali dislokasi sudah jelasterjadi. Jika setelah 3 minggu dislokasi masih terjadi maka pembebatan abduksi dilakukan. Kalau

 pinggul sudah mengalami dislokasi pada pengujian pertama dengan hati hati pinggul

ditempatkan dalam posisi reduksi dan pembebatan abduksi dilakukan. Reduksi dipertahankan

 jika pinggul stabil, dan pembebtana sebaiknya dipertahankan hingga sinar-X memperlihatkan

suatu atap asetabulum yang baik.

Tujuan pembebatan adalah mempertahankan pinggul agar berfleksi dan berabduksi.Untuk bayi yang baru lahir , popok dobel atau bantal abduksi cukup memadai. Bebat van rosen

adalah bebat suatu bebat lunak berbentuk H yang bermanfaat karna mudah digunakan. Tiga

aturan pembebatan yang terbaik adalah pinggul harus direduksi sebagaimana mestinya sebelumdibebat, posisi ekstrim harus dihindari, dan pinggul dapat digerakkan.

II Dislokasi yang menetap 6-18 bulan

Jika setelah terapi dini pinggul belum tereduksi dengan sempurna maka dapat dilakukan

reduksi tertutup namun jika diperlukan operasi dan tetap direduksi hingga perkembanganasetabulum memuaskan.

- Reduksi tertutup

Ideal tetapi memiliki resiko rusaknya pasokan darah pada caput femoris dan

menyebabkan nekrosis. Untuk memperkecil resiko ini reduksi dilakukan berangsur angsur, traksidilakukan pada kedua kaki, dan berangsur angsur abduksi ditingkatkan hingga dalam 3 minggu

kaki direntangkan lebar lebar.

• Pembebatan pinggul yang direduksi sitahan dalam spika gips dalam posisi 60 derajat

fleksi, 40 derajat abduksi dan 20 derajat rotasi internal. Setalah 6 minggu spikadigantikan dengan bebat yang menyebabkan abduksi dan dipertahankan selama 3-6

 bulan.

• Kalau reduksi belum tercapai dilakukan reduksi terbuka.

9

7/18/2019 DISLOKASI PINGGULfix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/dislokasi-pinggulfixdoc 10/19

III. Dislokasi menetap 18 bulan – batas umur 

Pada umur 18 bulan ke atas reduksi tertutup jarang berhasil, sehingga dilakukan reduksiterbuka dan melakukan artografi.lah operasi pinggul ditahan dalam spika gips selama 3 bulan

dan kemudian dengan bebat yang memungkinkan beberapa pergerakan pinggul selama 1-3 bulan

selanjutnya sambil memriksa dengan sinar x apakah pinggul sudah tereduksi dan berkembangsecara memuaskan.

IV. Dislokasi di atas batas umur 

Istilah batas umur menerangkan diatas umur tertentu , reduksi dislokasi tidaklah

 bijaksana, jika dilakukan reduksi nekrosis avaskular meningkat.

Pada penderita dislokasi unilateral batas umurnya adalah 10 tahun. Bila terdapat dislokasi

 bilateral, risiko intervensi dengan operasi juga meningkat karna kegagalan pada satu sisi akan

menyebabkan terjadinya deformitas asimetri, sehingga ahli bedah menghindari operasi diatas

umur 6 tahun kecuali nyeri atau deformitasnya sangat hebat.

V. Dislokasi menetap pada orang dewasa

Untuk orang dewasa, yang sudah beradaptasi selama bertahun tahun pada usia 30-40 an

tahun akan merasakan tidak nyaman yang semakin meningkat akibat dislokasi kongenital yangtidak direduksi berjalan semakin melelahkan disertai nyeri punggung.

10

7/18/2019 DISLOKASI PINGGULfix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/dislokasi-pinggulfixdoc 11/19

II. Dislokasi Panggul posterior

Mekanisme Cedera

Empat dari lima dislokasi pinggul traumatic adalah posterior. Biasanya fraktur ini dapat

terjadi akibat traumadengan gaya atau tekanan yang besar dalam kecelakaan lalu lintas bilaseseorang yang duduk dalam truk atau mobil yang terlempar kearah depan, sehingga lutut

terbentur pada dashboard. Dengan demikian Femur terdorong Ke atas dan Kaput femoris keluar 

dari mangkuknya : sering sepotong tulang pada punggung asetabulum terpotong ( fraktur – 

dislokasi).

Gambaran Klinik 

- Kaki pendek dan beradduksi

- Berotasi internal

- Dan sedikit berfleksi

Tetapi bila salah satu tulang panjang mengalami fraktur ( biasanya femur ) cedera

 pinggul dengan mudah dapat terlewat.

Pemeriksaan Rontgen

Dilakukan foto anteroposterior 

- Terlihat kaput femoris diluar mangkuknya dan di atas asetabulum. Segmen atap

asetabular atau kaput femoris mungkin telah patah dan bergeser 

- Foto oblik berguna untuk menunjukan ukuran fragmen itu

- CT scan adalah cara terbaik untuk menunjukan fraktur asetabulum atau setiap fragmen

tulang

KLASIFIKASI

Ada beberapa klasifikasi yang digunakan untuk mendeskripsikan dislokasi posterior.

KalisikasiThompson-Epstein didasarkan pada penemuan radiografi, yaitu:

11

7/18/2019 DISLOKASI PINGGULfix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/dislokasi-pinggulfixdoc 12/19

12

7/18/2019 DISLOKASI PINGGULfix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/dislokasi-pinggulfixdoc 13/19

II DISLOKASI ANTERIOR 

Penyebab yang lazim adalah kecelakaan lalu lintas atau kecelakaan penerbangan.

Dislokasi bisa pada satu atau kedua pinggul bisa terjadi kasus apabila buruh tambang atau

 bangunan kejatuhan benda berat pada punggungnya saat mereka sedang bekerja dengan posisi

kaki yang merentang lutut lurus dan punggung membungkuk kedepan.

Gambaran Klinis

- Kaki Rotasi luar 

- Abduksi dan sedikit fleksi

- Kaki tidak memendek 

- Tonjolan anterior pada kaput yang dislokasi tampak jelas, Bila dilihat dari arah samping

- Gerakan pinggul tak dapat digerakan.

Pemeriksaan penunjang

Foto rontgren anteroposterior dislokasi dan arah lateral

Klasifikasi

13

7/18/2019 DISLOKASI PINGGULfix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/dislokasi-pinggulfixdoc 14/19

III. Dislokasi Sentral

•  Mekanisme trauma

Dislokasi sentral terjadi kalau trauma datang dan arah samping sehingga trauma

ditransmisikan lewat trokanter mayor mendesak terjadi fraktur acetabulum sehingga caput

femors masuk ke rongga pelvis.

•  Gambaran klinis

Didapatkan perdarahan dan pembengkakan di daerah tungkai bagian proksimal tetapi

 posisi tetap normal. Nyeri pada daerah trokanter. Gerakan sendi panggul sangat terbatas.

•  Radiologis

Adanya pergeseran dari caput femur menembus panggul, Tampak kaput femoris begerser ke

medial dan lantai asetabulum mengalami fraktur.

PENATALAKASANAAN

-Dislokasi posterior

Dislokasi harus direduksi secepat mungkin dibawah anestesi umum. Pada sebagian besar 

kasus dilakukan Reduksi Tertutup ( Non operatif) .

14

7/18/2019 DISLOKASI PINGGULfix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/dislokasi-pinggulfixdoc 15/19

1. Reduksi Tertutup seorang Asisten menahan pelvis kemudian ahli bedah memfleksikan

 pinggul dan lutut pasien sampai 90 derajat dan menarik paha ke atas secara vertikal. Bila

terdapat kecurigaan bahwa fragmen tulang telah terperangkap didalam sendi

diperlukan pemeriksaan CT Scan.

2. Cara yang sederhana memasang traksi dan mempertahankanya selama 3 minggu.

3. Gerakan dan latihan dimulai segera setelah nyeri mereda dan pada akhir minggu ke tiga

diperbolehkan berjalan dengan kruk penopang.

4. Jika pemeriksaan Sinar X atau CT pasca reduksi memperlihatkan adanya fragmen

intraartikular, Fragmen itu harus dibuang dan sendi dibilas melalui pendekatan posterior 

5. Fraktur – dislokasi

a. tipe II Epstein sering diterapi reduksi terbuka segera dan fiksasi anatomi, tetapi

kalau tidak tersedia ahli bedah yang terampil maka pinggul direduksi secaratertutup dan traksi di pertahankan selama 6 minggu

 b. Tipe III diterapi secara tertutup

c. Tipe IV dan V pada awalnya diterapi dengan reduksi tertutup, bila terdapat

fragmen kaput femoris pada tempatnya ini dapat dipastikan dengan CT pasca

reduksi.

Metode Allis

Penderita dalam posisi terlentang, Melakukan immobilisasi pada panggul, Melakukanfleksi pada lutut sebesar 90º dan tungkai diadduksi ringan dan rotasi medial, Melakukan traksivertical dan kaput femur diangkat dari bagian posterior asetabulum, Panggul dan

lututdiekstensikan secara hati- hati

Metode stimson

Pasien dalam posisi tengkurap, tungkai bawah yang mengalami traumadibiarkan

menggantung, Panggul diimmobilisasi dengan menekan sacrum, Tangan ki r i dokte r memegang

 pergelangan kaki dan melakukan fleksi 90º, Tangan ka na n m e m e g ang kebawah daerah dibawah

lutut, Dengan gerakan rocking dan rotasi serta tekanan langsung dapat dilakukan reposisi

15

7/18/2019 DISLOKASI PINGGULfix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/dislokasi-pinggulfixdoc 16/19

Terapi dislokasi anterior

16

7/18/2019 DISLOKASI PINGGULfix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/dislokasi-pinggulfixdoc 17/19

Maneuver yang digunakan hampir sama dengan yang digunakan untuk mereduksi

dilokasi posterior, kecuali bahwa, sewaktu paha yang berfleksi itu ditarik keatas, paha harus

 beradduksi. Terapi berikutnya mirip dengan terapi pada dislokasi posterior. Nekrosis avaskular 

adalah komplikasi satu-satunya

Terapi dislokasi sentral

Dilakukan reposisi dengan skietal traksi sehingga self reposisi pada fraktur acetabulum

tanpa penonjolan kaput femur ke dalam panggul dilakukan terapi konservatif dengan traksi

tulang 4-6 minggu. Pada fraktur dimana caput femur tembus ke dalam asetabulum, sebaikinyadilakukan traksi pada 2 komponene yaitu komponene longitudinal dan lateral selama 6 minggu

dan setelah 8 minggu diperbolehkan untuk berjalan dengan menggunakan penopang berat badan.

Indikasi operatif 

1. Bila fragmen tak tereduksi ( fragmen kecil dapat dibuang sementara fragmen besar harus

diganti). Lalu kaput femoris didislokasikan dan fragmen diikat pada posisinya dengan

sekrup Countersunk. Pasca operasi , traksi dipertahankan selama 4 minggu dan

 pembebanan penuh ditunda selama 12 minggu.

2. Dislokasi yang tak dapat direduksi tertutup apabila setelah beberapa minggu dislokasi

tidak diterapi sehingga diperlukan reduksi terbuka

3. Terjadi fraktur collum femur ipsilateral

4. Adanya lesi N. ischiadikus

Komplikasi

Awal

1. Cedera nervus skiatikus. Kadang –kadang mengalami cedera tapi biasanya dapat

membaik 

2. Cedera pembuluh darahArteri gluteal superior yang terobek 

3. Fraktur batang femoris yang menyertai, bila ini terjadi bersamaan dengan dislokasi

 pinggul , biasanya keadaan dislokasi terlewatkan.

Lanjut

1. Nekrosis avaskular 

Persediaan darah pada kaput femoris sangat terganggu sebesar 10% pada dislokasi pinggul, jika

 penangan reduks ditunda dan lebih beberapa jam, maka angkanya meningkat jadi 40%

17

7/18/2019 DISLOKASI PINGGULfix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/dislokasi-pinggulfixdoc 18/19

2. Dislokasi yang tak dapat direduksi tertutup apabila setelah beberapa minggu dislokasi

tidak diterapi sehingga diperlukan reduksi terbuka.

3. Osteoarthritis sekunder 

Sering terjadi dan diakibatkan oleh : kerusakan kartilago pada saat dislokasi atau adanyafragmen yang bertahan dalam sendi, nekrosis iskemik pada kaput femoris.

•  Komplikasi dislokasi sentral

Pada tahap dini seperti fraktur lainnya mungkin terjadi cedera viseral ataupun syok.

Pada tahap lebih lanjut kekakuan sendi dengan atau tanpa osteoartritis sering terjadi.

18

7/18/2019 DISLOKASI PINGGULfix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/dislokasi-pinggulfixdoc 19/19

DAFTAR PUSTAKA

1. Apley, A graham. Cedera Tungkai Bawah dalam Buku ajar Ortopedi Fraktur system

apley, edisi 7. Hal 364-67

2. Rasjad, chairudin. Dislokasi panggul dalam pengantar ilmu bedah ortopedi . hal: 401-03.

Bintang lamumpatue.

3. Apley, A graham. Cedera Tungkai Bawah dalam Buku ajar Ortopedi Fraktur system

apley, edisi 7. Hal 64-68

19