Diskusi 1A Modul 414

8
Modul 414 Skenario diskusi 1.A Laki-laki 50 th Keluhan: a. gusi pada gigi belakang bawah kanan bengkak dan sakit sejak dua hari yang lalu b. kegoyangan geligi depan bawah sejak 6 bulan lalu sejak 40 th yg lalu memiliki kebiasaan merokok berat, sehari 2-3 bungkus pernah berobat di puskesma krn kadar gula tinggi 3 bulan yg lalu & tdk prnh kontrol lagi pemeriksaan klinis: a. gigi 45 menggunakan mahkota porselen goyang derajat 2 b. udematus dan mengkilap c. sakit pada palpasi d. kontak prematur dgn antagonis pemeriksaan radiografis: a. kerusakan t. Horizontal menyeluruh hingga 1/3 tengah akar gigi, terutama pada regio anterior RB PBI: 1,9 HYG: 15 %

description

diskusi 1a modul 414

Transcript of Diskusi 1A Modul 414

Page 1: Diskusi 1A Modul 414

Modul 414

Skenario diskusi 1.A

Laki-laki 50 th

Keluhan:

a. gusi pada gigi belakang bawah kanan bengkak dan sakit sejak dua hari yang lalu

b. kegoyangan geligi depan bawah sejak 6 bulan lalu

sejak 40 th yg lalu memiliki kebiasaan merokok berat, sehari 2-3 bungkus

pernah berobat di puskesma krn kadar gula tinggi 3 bulan yg lalu & tdk prnh kontrol lagi

pemeriksaan klinis:

a. gigi 45 menggunakan mahkota porselen goyang derajat 2

b. udematus dan mengkilap

c. sakit pada palpasi

d. kontak prematur dgn antagonis

pemeriksaan radiografis:

a. kerusakan t. Horizontal menyeluruh hingga 1/3 tengah akar gigi, terutama pada regio

anterior RB

PBI: 1,9

HYG: 15 %

Page 2: Diskusi 1A Modul 414

1. Etiologi & faktor predisposisi penyakit periodontal pada pasien di atas

a. Etiologi peny periodontal : (HAL 9)

1. Lokal: di dlm rongga mulut, contoh: gigi tiruan yg tdk baik, ortho, tambalan

Lokal ada iritasi & fungsional

Iritasi (bersifat iritasi bakteri) : inisiasi ( karena plak / bakteri) & predisposisi (= yg

memudahkan tjd nya akumulasi bakteri)(predisposisi ada kalkulus, materia, alba,

food debris, dental stain).

Fungsional: mekanis/ fisikal (trauma oklusi)

(HAL 19)

Berkaitan dgn oklusi merusak attachment apparatus

Cth: clenching, clamping, bruxism

2. Sistemik: tubuh scr umum. Contoh: DM, kardiovaskular

b. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi lain: faktor iatrogenik, maloklusi, komplikasi perawatan orto,

ekstraksi M3 impaksi, kebiasaan buruk yg merusak, merokok tembakau, perawatan

radiasi

2. Manifestasi oral & gambaran klinis pada pasien DM

1. Xerostomia (Mulut Kering)

Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan penurunan aliran saliva (air liur), sehingga mulut terasa kering. Saliva memiliki efek self-cleansing, di mana alirannya dapat berfungsi sebagai pembilas sisa-sisa makanan dan kotoran dari dalam mulut. Jadi bila aliran saliva menurun maka akan menyebabkan timbulnya rasa tak nyaman, lebih rentan untuk terjadinya ulserasi (luka), lubang gigi, dan bisa menjadi ladang subur bagi bakteri untuk tumbuh dan berkembang. Berdasarkan literatur yang saya dapatkan bahwa pada penderita diabetes salah satu tandanya adalah Poliuria, dimana penderita banyak buang air kecil sehingga cairan di dalam tubuh berkurang yang dapat mengakibatkan jumlah saliva berkurang dan mulut terasa kering, sehingga disarankan pada penderita untuk mengkonsumsi buah yang asam sehingga dapat merangsang kelenjar air liur untuk mengeluarkan air liur.

Page 3: Diskusi 1A Modul 414

2. Gingivitis dan Periodontitis

Periodontitis ialah radang pada jaringan pendukung gigi (gusi dan tulang). Selain merusak sel darah putih, komplikasi lain dari diabetes adalah menebalnya pembuluh darah sehingga memperlambat aliran nutrisi dan produk sisa dari tubuh. Lambatnya aliran darah ini menurunkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, Sedangkan periodontitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Dan hal ini menjadi lebih berat dikarenakan infeksi bakteri pada penderita Diabetes lebih berat.

Ada banyak faktor yang menjadi pencetus atau yang memperberat periodontitis, diantaranya akumulasi plak, kalkulus (karang gigi), dan faktor sistemik atau kondisi tubuh secara umum.

Rusaknya jaringan Periodontal membuat gusi tidak lagi melekat ke gigi, tulang menjadi rusak, dan lama kelamaan gigi menjadi goyang. Angka kasus penyakit periodontal di masyarakat cukup tinggi meski banyak yang tidak menyadarinya, dan penyakit ini merupakan penyebab utama hilangnya gigi pada orang dewasa. Dari seluruh komplikasi Diabetes Melitus, Periodontitis merupakan komplikasi nomor enam terbesar di antara berbagai macam penyakit dan Diabetes Melitus adalah komplikasi nomor satu terbesar khusus di rongga mulut. Hampir sekitar 80% pasien Diabetes Melitus gusinya bermasalah. Tanda-tanda periodontitis antara lain pasien mengeluh gusinya mudah berdarah,warna gusi menjadi mengkilat, tekstur kulit jeruknya (stippling) hilang, kantong gusi menjadi dalam, dan ada kerusakan tulang di sekitar gigi, pasien mengeluh giginya goyah sehingga mudah lepas.

3. Stomatitis Apthosa (Sariawan)

Meski sariawan biasa dialami oleh banyak orang, namun penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi parah jika dialami oleh penderita diabetes. Penderita Diabetes sangat rentan terkena infeksi jamur dalam mulut dan lidah yang kemudian menimbulkan penyakit sejenis sariawan. Sariawan ini disebabkan oleh jamur yang berkembang seiring naiknya tingkat gula dalam darah dan air liur penderita diabetes

5. Oral thrush

Penderita diabetes yang sering mengkonsumsi antibiotik untuk memerangi infeksi sangat rentan mengalami infeksi jamur pada mulut dan lidah. Apalagi penderita diabetes yang merokok,risiko terjadinya infeksi jamur jauh lebih besar.Oral thrush atau oral candida adalah infeksi di dalam mulut yang disebabkan oleh jamur, sejumlah kecil jamur candida ada di dalam mulut. Pada penderita Diabetes Melites kronis dimana tubuh rentan terhadap infeksi sehingga sering menggunakan antibiotik dapat mengganggu keseimbangan kuman di dalam mulut yang mengakibatkan jamur candida berkembang tidak terkontrol sehingga menyebabkant thrush. Dari hasil pengamatan saya selama berpraktik sebagai dokter gigi yang ditandai dengan adanya lapisan putih kekuningan pada lidah, tonsil maupun kerongkongan.

6. Dental Caries (Karies Gigi)

Page 4: Diskusi 1A Modul 414

Diabetes Mellitus bisa merupakan faktor predisposisi bagi kenaikan terjadinya dan jumlah dari karies. Keadaan tersebut diperkirakan karena pada diabetes aliran cairan darah mengandung banyak glukosa yang berperan sebagai substrat kariogenik.Karies gigi dapat terjadi karena interaksi dari 4 faktor yaitu gigi, substrat , kuman dan waktu. Pada penderita Diabetes Melitus telah diketahui bahwa jumlah air liur berkurang sehingga makanan melekat pada permukaan gigi, dan bila yang melekat adalah makanan dari golongan karbohidrat bercampur dengan kuman yang ada pada permukaan gigi dan tidak langsung dibersihkan dapat mengakibatkan keasaman didalam mulut menurun, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya lubang atau caries gigi.

Gambaran Klinis Diabetes MelitusMenurut Corwin (1996 : 546 – 547), terdapat 5 buah gambaran klinis dari DM, yaitu :a. Polifagia (peningkatan rasa lapar) akibat keadaan pascaabsorptif yang kronik, katabolik protein dan lemak, dan kelaparan relatif sel-sel. Sering terjadi penurunan berat badan.b. Polidipsia (peningkatan rasa haus) akibat volume urin yang sangat besar dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi intrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran ADH dan menimbulkan rasa haus.c. Poliuria (peningkatan pengeluaran urin), pada orang nondiabetes, semua glukosa yang difiltrasi ke dalam urin akan diserap secara aktif kembali ke dalam darah. Pengangkut-pengangkut glukosa di ginjal yang membawa glukosa keluar urin untuk masuk kembali ke darah akan mengalami kejenuhan dan tidak dapat mengangkut glukosa lebih banyak. Karena glukosa di dalam urin memiliki aktivitas osmotik, maka air akan tertahan di dalam filtrat dan diekskresikan bersama glukosa dalam urin sehingga terjadi poliuria.d. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat katabolisme protein di dalam otot dan ketidakmampuan sebagian besar sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi. e. Peningkatan angka infeksi akibat peningkatan konsentrasi glukosa di sekresi mukus, gangguan fungsi imun, dan penurunan aliran darah pada penderita diabetes kronik.

Gejala klinis diabetes ( buku ajar ilmu penyakit dalam edisi v jilid iii ):1. Gejala khas DM (keluhan klasik)a. Poliuria (banyak kencing bisa 3l per hari) 

Kadar glukosa darah yang tinggi menyebabkan banyak kencing, terutama malam hari (pada malam hari kadar gula dalam darah relatif tinggi).Pada penderita Dm terjadi hiperglikemi (peningkantan kadar glukosa darah). Salah satuefek dari hiperglikemi ini meningginya kadar glukosa melebihi treshold (ambang batas) ginjal melakukan reabsorbsi sehingga terjadi glikosuria. Glikosuria adalah adanya glukosadalam urin, ini yg akan menginduksi diuresis osmotik.Diuretik osmotik itu mengacu padazat non elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oleh ginjal serta menarik air. Karenaglukosa di dalam urin memiliki

Page 5: Diskusi 1A Modul 414

aktivitas osmotik, maka air akan tertarik kedalam urinekarena aktivitas osmotik dan diekskresikan bersama glukosa dalam urin sehingga terjadi poliuria.

b. Polidipsi (banyak minum)Banyaknya cairan yang keluar melalui kencing menyebabkan penderita merasa haus,dan akhirnya banyak minum

c. Polifagia (lapar)Insulin bermasalah sehingga sel tubuh tak bisa menyerap gula dengan baik. Mautidak mau tubuh akan kekurangan energi, dan saat hal ini terjadi otak akanmerespon kurang makan.

d. Berat badan turun tanpa sebab yang jelasidealnya orang turun berat badannya karena kurang makan atau terlalu banyak pikiranatau pekerjaan. Namun jika berat badan turun, padahal makan secara normal danbahkan berlebihan maka sebaiknya kita curiga terhadap kondisi kesehatan tersebut.Glukosa dalam darah tidak masuk dalam sel -> sel kekurangan bahan bakar utkmenghasilkan tenaga.Utk kebutuhan tenaga yg diperlukan saat beraktivitas diambilkan dari cadangan lainyaitu sel lemak dan sel otot -> penderita kehilangan jaringan lemak dan otot -> beratbadan menurun

3. Peran merokok pada jar periodonsium (HAL 24)

Merokok:

a. faktor resiko utama periodontitis

b. mempengaruhi prevalensi, perluasan, keparahan penyakit, hasil bedah maupun non-

bedah serta keberhasilan implan jangka panjang

a. perubahan fungsi neutrofil

b. produksi antibodi

c. aktivitas fibroblas

d. faktor vaskular

e. produksi mediator radang

f. menciptakan lingkungan utk kolonisasi patogen inisiasi peny periodontal tjd nya

periodontitis

g. keterlibatan furkasi

h. kehilangan gigi M

i. kehilangan ketinggian t. Alveolar

j. prevalensi defek vertikal yg lebih tinggi

4. Etiologi

Page 6: Diskusi 1A Modul 414

Gusi bengkak karena . . . . (gingivitis ?) perubahan fibrotik jd sakit pas di palpasi ?

Gigi goyang ada kerusakan attachment aparatus

Merokok berat = faktor predisposisi peny periodontal

Kadar gula tinggi DM etiologi peny periodontal yg bersifat sistemik yg menyerang

tubuh

Penggunaan mahkota crown bagian marginal masuk terlalu dalam ke sulkus akumulasi

plak gingivitis

Mengkilap : ada atrophy epitel (tanda klinis pada poket)

Edema: jar tdk kembali krn tekanan (tanda klinis pada poket)

Sakit pada palpasi : krn gusi bengkak ? (ada peradangan yg dimulai dari gingivitis ? :D )

Kontak prematur dgn antagonis: krn oklusi tdk sesuai trauma oklusi (= faktor

predisposisi lain dari etiologi peny periodontal)

Kerusakan t. Horizontal: poket periodontal poket supraboni

5. Hubungan PBI & HYG

1. PBI

a. alat diagnostik yang paling objektif untuk menilai inflamasi gingiva

b. menilai keparahan inflamasi gingiva pada papilla / gingiva peradangan pãda papilla

c. dapat memotivasi pasien dengan meningkatkan kesadaran mereka mengenai

kebersihan mulut

2. HYG

a. menilai proporsi akumulasi plak dalam aspek interdental

b. menggunakan disclosing soluiton untuk mengetahui adanya plak

c. dapat memotivasi pasien dengan meningkatkan kesadaran mereka mengenai

kebersihan mulut