DIscrepancy Model

12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada konteks pembelajaran, evaluasi pada umumnya berorientasi pada tujuan pendidikan yang di dalamnya mencakup beberapa macam tujuan termasuk tujuan pendidikan nasional, tujuan institusi, tujuan instruksional umum, dan tujuan instruksional khusus yang di dalamnya mengandung penampilan ( performance ). Pada konteks yang lebih luas, evaluasi kurikulum maupun evaluasi sistem bervariasi sesuai dengan pilihan evaluator sendiri. Model evaluasi muncul karena adannya usaha eksplanasi secara kontinu yang diturunkan dari perkembangan pengukuran dan keinginan manusia untuk berusaha menerapkan prinsip- prinsip evaluasi pada cakupan yang lebih abstrak pada bidang ilmu pendidikan, perilaku dan seni. Evaluasi dalam dunia pendidikan memiliki berbagai macam jenis dan model. Berbagai macam variasi tersebut memiliki ketentuan, kriteria dan fungsi masing-masing dalam memperbaiki, memodifikasi atau menghentikan suatu program atau seluruh kegiatan yang termasuk dalam proses pendidikan pembelajaran tersebut demi tercapainya suatu tujuan pendidikan yang ideal.

description

DIscrepancy Model EVALUASI PENDIDIKAN

Transcript of DIscrepancy Model

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPada konteks pembelajaran, evaluasi pada umumnya berorientasi pada tujuan pendidikan yang di dalamnya mencakup beberapa macam tujuan termasuk tujuan pendidikan nasional, tujuan institusi, tujuan instruksional umum, dan tujuan instruksional khusus yang di dalamnya mengandung penampilan (performance). Pada konteks yang lebih luas, evaluasi kurikulum maupun evaluasi sistem bervariasi sesuai dengan pilihan evaluator sendiri. Model evaluasi muncul karena adannya usaha eksplanasi secara kontinu yang diturunkan dari perkembangan pengukuran dan keinginan manusia untuk berusaha menerapkan prinsip-prinsip evaluasi pada cakupan yang lebih abstrak pada bidang ilmu pendidikan, perilaku dan seni.Evaluasi dalam dunia pendidikan memiliki berbagai macam jenis dan model. Berbagai macam variasi tersebut memiliki ketentuan, kriteria dan fungsi masing-masing dalam memperbaiki, memodifikasi atau menghentikan suatu program atau seluruh kegiatan yang termasuk dalam proses pendidikan pembelajaran tersebut demi tercapainya suatu tujuan pendidikan yang ideal. Dalam hal ini akan dibahas mengenai evaluasi program, bagaimana suatu program telah berjalan pada proses input, proses dan outputnya. Evaluasi program biasanya dilakukan untuk kepentingan pengambilan kebijaksanaan, untuk menentukan kebijaksanaan selanjutnya. Dengan melalui evaluasi program, langkah evaluasi bukan hanya dilakukan serampangan saja, tetapi sistematis, rinci dan menggunakan prosedur yang sudah diuji secara cermat. Dengan metode-metode tertentu akan diperoleh data yang andal dan dapat dipercaya. Salah satunya menggunakan model discrepancy model. Oleh karena itu lebih lanjut akan dibahas mengenai evaluasi program menggunakan discrepancy model untuk lebih mengetahui bagaimana melakukan evaluasi sebuah program di dunia pendidikan dengan baik.

B. Tujuan1. Tujuan UmumMengetahui evaluasi program melalui discrepancy model2. Tujuan Khususa. Mengetahui tentang evaluasi pendidikanb. Mengetahui tentang evaluasi programc. Mengetahui tentang discrepancy model

C. Manfaat 1. Mahasiswa mengetahui bagaimana evaluasi pendidikan berlangsung2. Mahasiswa mengetahui bagaimana mengevaluasi suatu program 3. Mahasiswa mengetahui bagaimana mengevaluasi suatu program melalui discrepancy model

BAB IITINJAUAN TEORI

A. Evaluasi PendidikanEvaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya. Proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. Dalam dunia pendidikan, evaluasi itu setidaknya ada dua macam. Pertama evaluasi pendidikan yang biasanya lebih mengkhusus pada evaluasi hasil belajar murid atau mahasiswa. Kedua, evaluasi program yaitu pada program lembaga pendidikan. Kedua macam evaluasi tersebut berbeda jauh, karena masing-masing memiliki kriteria, objek dan tujuan masing-masing dalam melakukan proses evaluasi. Evaluasi pendidikan akan mengevaluasi (asses) tentang program pendidkan (program belajar mengajar). Mengevaluasi apakah program (proses) pendidikan telah berjalan dengan baik. Yang dijadikan tolak ukur (standar) utamanya adalah kepahaman murid atau mahasiswa terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Selain itu bisa juga dievaluasi proses pendidikannya (pelaksanaan (PBM/KBM) apakah sudah berjalan baik atau tidak.Sedangkan, evaluasi pendidikan menurut Bloom et.al adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa. Dua langkah yang dilalui sebelum mengambil sebuah keputusan itulah yang disebut pengadaan evaluasi, yakni pengukuran dan penilaian. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran (bersifat kuantitatif), sedangkan menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruknya (bersifat kualitatif). Oleh karena itu evaluasi pendidikan disebuah lembaga pendidikan sangat diperlukan adanya evaluasi karena hal tersebut dapat memajukan lembaga dan proses pendidikan di sekolah itu.B. Evaluasi ProgramEvaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit yang berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Sehingga, yang dimaksud dengan evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna pengambilan keputusan. Tujuan evaluasi program untuk mengetahui pencapaian tujuan program yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, hasil evaluasi program dijadikan sebagai dasar untuk melaksanakan tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan berikutnya. Manfaatnya adalah berupa penghentian program, merevisi program, melanjutkan program, dan menyebarluaskan program. Evaluasi program (lembaga pendidikan) berbeda objek atau sasarannya yang dievaluasi adalah program (rencana kerja) lembaga pendidikan. Untuk mengevaluasi program lembaga pendidikan itu ada banyak model yang bisa digunakan, salah satunya yang dianggap relatif sederhana adalah evaluasi ketidaksesuaian (discreoncy model) yang dikembangkan oleh Malcolm Provus. C. Discrepancy ModelDiscrepancy Model dimaksudkan dengan ketidaksesuaian. Yang dimaksud dengan ketidaksesuaian adalah ketidakselarasan antara dua hal yang seharusnya. Evaluasi model kesenjangan (discrepancy model) menurut Provus (dalam Fernandes, 1984) adalah untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara baku (standard) yang sudah ditentukan dalam program dengan kinerja (performance) sesungguhnya dari program tersebut.Baku adalah kriteria yang ditetapkan, sedangkan kinerja adalah hasil pelaksanaan program. Standar adalah: kriteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan dengan hasil yang efektif. Sedangkan kesenjangan yang dapat dievaluasi dalam program pendidikan meliputi1. Kesenjangan antara rencana dengan pelaksanaan program2. Kesenjangan antara yang diduga atau diramalkan akan diperoleh dengan yang benar-benar direalisasikan3. Kesenjangan antara status kemampuan dengan standar kemampuan yang ditentukan.Langkah langkah atau tahap tahap yang dilalui dalam mengevaluasi kesenjangan adalah sebagai berikut:1. Pertama, tahap penyusunan desain.Dalam tahap ini dilakukan kegiatana. Merumuskan tujuan programb. Menyiapkan murid, staf dan kelengkapan lainc. Merumuskan standar dalam bentuk rumusan yang menunjuk pada suatu yangdapat diukur, biasa di dalam langkah ini evaluator berkonsultasi dengan pengembangan program.Contoh rumusan standar:Keberhasilan Program KPSM yang distandarkan adalah 70 % Warga Belajar meningkat pendapatannya dan ketrampilannya.2. Kedua, tahap penetapan kelengkapan program Melihat apakah kelengkapan yang tersedia sudah sesuai dengan yang diperlukan atau belum. Dalam tahap ini dilakukan kegiatana. Meninjau kembali penetapan standarb. Meninjau program yang sedang berjalanc. Meneliti kesenjangan antara yang direncanakan dengan yang sudah dicapai.3. Ketiga, tahap proses (process)Dalam tahap ketiga dari evaluasi kesenjangan ini adalah mengadakan evaluasi, tujuan manakah yang sudah dicapai. Tahap ini juga disebut tahap mengumpulkan data dari pelaksanaan program.4. Keempat, tahap pengukuran tujuan (product)Yakni tahap mengadakan analisis data dan menetapkan tingkat output yang diperoleh. Pertanyaan yang diajukan dalam tahap ini adalah .apakah program sudah mencapai tujuan terminalnya?5. Kelima, tahap pembandingan (programe comparison)Yaitu tahap membandingkan hasil yang telah dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini evaluator menuliskan semua penemuan kesenjangan untuk disajikan kepada para pengambil keputusan, agar mereka (ia) dapat memutuskan kelanjutan dari program tersebut. Kunci dari evaluasi discrepancy adalah dalam hal membandingkan penampilan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dari hasil evaluasi itu pilihan tindak lanjutnya salah satu dari empat berikut.1. Meneruskan, jika ditemukan tidak ada diskrepansi, lanjut ke tahap evaluasi berikut.2. Memodifikasi, jika ada diskrepansi, ulangi evaluasi lagi pada tahap yang sekarang dilakukan jika sudah ada perubahan, entah pada standarnya, atau pada pelaksanaannya.3. Mengganti atau merevisi, jika pilihan kedua tidak bisa dipenuhi, balik lagi ke tahap pertama (perumusan program) untuk menyusun ulang program, lalu melakukan evaluasi ulang pada tahap 1 tersebut.4. Menghentikan program, jika pilihan ketiga itu tidak bisa dipenuhi, maka tiada pilihan lain selain menghentikan program.

BAB IIIKESIMPULANEvaluasi dalam dunia pendidikan memiliki berbagai macam jenis dan model. Berbagai macam variasi tersebut memiliki ketentuan, kriteria dan fungsi masing-masing dalam memperbaiki, memodifikasi atau menghentikan suatu program atau seluruh kegiatan yang termasuk dalam proses pendidikan pembelajaran tersebut demi tercapainya suatu tujuan pendidikan yang ideal. Evaluasi program (lembaga pendidikan) berbeda objek atau sasarannya yang dievaluasi adalah program (rencana kerja) lembaga pendidikan. Discrepancy Model adalah ketidaksesuaian, yang dimaksudkan dengan ketidaksesuaian adalah ketidakselarasan antara dua hal yang seharusnya. Objek sasaran evaluasi program dengan menggunakan model discrepancy mengandung lima aspek yaitu design, installation, process, product, dan cost. Dari hasil evaluasi itu pilihan tindak lanjutnya salah satu dari empat hal berikut yaitu, jika tidak ada diskrepansi, lanjut ke tahap evaluasi berikut, jika ada diskrepansi, ulangi evaluasi lagi pada tahap yang sekarang dilakukan jika sudah ada perubahan, entah pada standarnya, atau pada pelaksanaannya, jika pilihan kedua tidak bisa dipenuhi, balik lagi ke tahap pertama (perumusan program) untuk menyusun ulang program, lalu melakukan evaluasi ulang pada tahap 1 tersebut dan jika pilihan ketiga itu tidak bisa dipenuhi, maka tiada pilihan lain selain menghentikan program.

DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi dan Cepi Saifudin, Abdul Jabar, 2007. Evaluasi Program Pendidikan (Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan), Jakarta: Bumi AksaraArikunto. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. PT.Bumi Aksara. JakartaSudari, Yuni. 2010. Model-model Evaluasi. Diakses di http//.fdj_indrakurniawan.blogspot.com, 10 April 2-15, Jam 14.00 WIBhttps://tatangmanguny.wordpress.com/2013/01/16/evaluasi-program-menggunakan-model-discrepancy-provus. Diakses 10 April 2015, Jam 14.30 WIBhttps://binham.wordpress.com/2012/01/07/model-model-evaluasi-pendidikan. Diakses 10 April 2015, Jam 14.35 WIBhttp://iyasphunkalfreth.blogspot.com/2012/02/evaluasi-program-pendidikan.html. Diakses 10 April 2015, Jam 14.40 WIB