Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di...

33
BAB BAB BAB BAB II II II II LANDASAN LANDASAN LANDASAN LANDASAN TEORI TEORI TEORI TEORI 2.1. 2.1. 2.1. 2.1. Pengertian Pengertian Pengertian Pengertian Penelitian enelitian enelitian enelitian Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi Program Program Program Program 2.1.1. Pengertian Penelitian Evaluasi Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur hasil atau dampak suatu aktivitas, program, atau proyek dengan cara pencapaiannya (Mulyono,2009). Sedangkan menurut Rika Dwi (2009) Evaluasi adalah sebuah proses dimana keberhasilan yang dicapai dibandingkan dengan seperangkat keberhasilan yang diharapkan. Perbandingan ini kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian factor-faktor yang berpengaruh pada kegagalan dan keberhasilan. Menurut Ralph Tyler evaluasi ialah proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai (Tyler,1950:69). Sedang Malcolm Provus pencetus Descrepancy Evaluation (1971) mendefi- nisikan evaluasi sebagai perbedaan apa yang ada dengan suatu standar untuk mengetahui apakah ada selisih. Evaluasi program adalah proses untuk mendeskripsikan dan menilai suatu program dengan menggunakan kriteria tertentu dengan tujuan untuk membantu menrumuskan keputusan, kebijakan yang lebih baik. Pertimbangannya adalah untuk memudahkan evaluator dalam mendeskripsikan dan

Transcript of Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di...

Page 1: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

BABBABBABBAB IIIIIIII

LANDASANLANDASANLANDASANLANDASAN TEORITEORITEORITEORI

2.1.2.1.2.1.2.1. PengertianPengertianPengertianPengertian PPPPenelitianenelitianenelitianenelitian EvaluasiEvaluasiEvaluasiEvaluasi ProgramProgramProgramProgram

2.1.1. Pengertian Penelitian Evaluasi

Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur

hasil atau dampak suatu aktivitas, program, atau

proyek dengan cara pencapaiannya (Mulyono,2009).

Sedangkan menurut Rika Dwi (2009) Evaluasi adalah

sebuah proses dimana keberhasilan yang dicapai

dibandingkan dengan seperangkat keberhasilan yang

diharapkan. Perbandingan ini kemudian dilanjutkan

dengan pengidentifikasian factor-faktor yang

berpengaruh pada kegagalan dan keberhasilan.

Menurut Ralph Tyler evaluasi ialah proses yang

menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan

dapat dicapai (Tyler,1950:69). Sedang Malcolm Provus

pencetus Descrepancy Evaluation (1971) mendefi-

nisikan evaluasi sebagai perbedaan apa yang ada

dengan suatu standar untuk mengetahui apakah ada

selisih.

Evaluasi program adalah proses untuk

mendeskripsikan dan menilai suatu program dengan

menggunakan kriteria tertentu dengan tujuan untuk

membantu menrumuskan keputusan, kebijakan yang

lebih baik. Pertimbangannya adalah untuk

memudahkan evaluator dalam mendeskripsikan dan

Page 2: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

menilai komponen-komponen yang dinilai, apakah

sesuai dengan ketentuan atau tidak (Edison, 2009).

Menurut Suharsimi Arikunto (2007:222) penelitian

evaluasi dapat diartikan suatu proses yang dilakukan

dalam rangka menentukan kebijakan dengan terlebih

dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan

keuntungan suatu program serta mempertimbangkan

proses serta teknik yang telah digunakan untuk

melakukan suatu penelitian.

Dengan meperhatikan beberapa pendapat diatas

dapat disimpulkan bahwa penelitian evaluasi program

adalah suatu prosedur ilimiah yang sistematis yang

dilakukan untuk mengukur hasil program sesuai atau

tidak dengan tujuan yang telah direncanakan, dengan

cara mengumpulkan, menganalisis dan mengkaji

pelaksanaan program yang dilakukan secara efektif,

merumuskan dan menetapkan kebjakan dengan

mmpertimbangkan kelebihan dan kekurangan suatu

program.

2.1. 2. Fungsi dan Tujuan Penelitian Evaluasi

Worten, Blaine R dan James R,Sander (1987)

menjelaskan bahwa evaluasi formal antara lain dapat

memberi informasi yang dipakai sebagai dasar (1)

membuat kebijakan dan keputusan, (2) menilai hasil

yang dicapai para pelajar, (3) menilai kurikulum, (4)

memberi kepercayaan kepada sekolah, (5)memonitor

Page 3: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

dana yang telah diberikan dan (6) memperbaiki materi

atau program pendidikan (Farida,2008:3). Sedangkan

Scriven (1967) membedakan evaluasi formatif dan

evaluasi sumatif. Evaluasi Formatif dilaksanakan

selama program berjalan untuk memberikan informasi

yang berguna kepada pemimpin program untuk

perbaikan program. Sedang evaluasi sumatif dilakukan

pada akhir program untuk memberi informasi kepada

konsumen yang potensial tentang manfaat atau

kegunaan program (Farida,2008:36-37). Pada prin-

sipnya tujuan evaluasi program harus dirumuskan

dengan titik tolak tujuan program yang akan dievaluasi

(Dwiyoga, 2006:50). Sedangkan Suharsimi Arkunto

(2008:18) menyatakan bahwa tujuan evaluasi program

adalah untuk mengetahui pencapaian program dengan

langkah mengetahui keterlasanaan kegiatan program ,

karena evaluator program ingin mengetahui bagian

mana dari komponen dan subkomponen yang belum

terlaksana dan apa sebabnya.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa penelitian evaluasi memiliki dua

fungsi yaitu :1) fungsi formatif, untuk mengumpulkan

informasi pada saat kegiatan berlangsung dan dapat

digunakan untuk memperbaiki program, 2) Fungsi

sumatif yang dilaksanakan setelah kegiatan program

selesai dilaksanakan. Tujuannya ingin mengetahui

sejauh mana keterlaksanaan dan kebermanfaatan

Page 4: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

program. Penelitian evaluasi juga bertujuan untuk

mengevaluasi komponen dan subkomponen program

secara keseluruhan.

2.1.32.1.32.1.32.1.3 ProsedurProsedurProsedurProsedur PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian EvaluasiEvaluasiEvaluasiEvaluasi programprogramprogramprogram

Penelitian evaluasi memiliki prosedur sebagai

layaknya penelitian-penelitian yang lain. Menurut

Suharsimi Arikunto (2007:298) ciri khusus penelitian

evaluasi ialah untuk mengambil keputusan maka

pengambilan kesimpulan penelitian didasarkan pada

tolok ukur dan kriteria tertentu. Biasanya yang

dijadikan tolok ukur adalah sasaran yang akan dicapai

oleh program yang akan dilaksanakan. Prosedur

penelitian evaluasi akan sangat bergantung kepada

model atau Model yang akan digunakan.

2.1.42.1.42.1.42.1.4 ModelModelModelModel EvaluasiEvaluasiEvaluasiEvaluasi ProgramProgramProgramProgram

Banyak model evaluasi program, Kaufman dan

Thomas dalam Buku Evaluasi Program Pendidikan

(Suharsimi Arikunto, 2008) menjelaskan macam-

macam model evaluasi yaitu : (a) Goal Oriented

Evaluation Model, (b) Goal Free Eavaluation Model, (c)

Formatif Summatif Evaluation Model, (d) Countenance

Evaluation Model, (e) Responsif Evaluation Model, (6)

SSE-UCLA Evaluation Model, (f) CIPP Evaluation Model

(Context Input ProcessProduct), (g) Discrepancy Model.

Page 5: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

Dalam penelitian ini digunakan Discrepancy

Evaluation Model (DEM) yang dikembangkan oleh

Malcolm Provus .

2.1.52.1.52.1.52.1.5 PengertianPengertianPengertianPengertian DiscrepancyDiscrepancyDiscrepancyDiscrepancy EvaluationEvaluationEvaluationEvaluation ModelModelModelModel

Discrepancy Model atau Model Kesenjangan

adalah model yang dikembangkan oleh Malcolm Provus

yang menekankan pada pandangan adanya

kesenjangan di dalam pelaksanaan program. Evaluasi

program yang dilakukan evaluator mengukur besarnya

kesenjangan yang ada di setiap komponennya.

Sedangkan Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa

Discrepancy Evaluation Model memiliki karakteristik

khusus dibandingkan dengan model-model evaluasi

yang lain. Model kesenjangan merupakan model yang

”luwes” karena dapat, dan bahkan harus digunakan

pada semua jenis program ( Suharsimi Arikunto,

2009:58).

2.1.6.2.1.6.2.1.6.2.1.6. Langkah-langkahLangkah-langkahLangkah-langkahLangkah-langkah EvaluasiEvaluasiEvaluasiEvaluasi KesenjanganKesenjanganKesenjanganKesenjangan

Ada 5 (lima) langkah atau tahapan evaluasi

program yaitu :

a) Tahap penyusunan Disain yang meliputi kegiatan (1)

merumuskan tujuan program, (2) Menyiapkan

audiens, personil dan kelengkapan lain, (3) Menen-

tukan Kriteria (standar) dalam bentuk rumusan yang

menunjuk pada sesuatu yang dapat diukur.

Page 6: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

b) Tahap Pemasangan Instalasi (Installation) yang

meliputi kegiatan : (1) menilai kembali penetapan

kriteria (standart) yang telah ditetapkan pada tahap

penyusunan disain, (2) meninjau/memonitor

program yang sedang dilaksanakan, (3) meneliti

kesenjangan antara apa yang telah direncanakan

dengan apa yang telah dicapai,

c) Tahap Proses (Pengumpulan data), kegiatan yang

dilakukan antara lain :mengadakan evaluasi terha-

dap tujuan-tujuan manakah yang telah dan akan

dicapai.

d) Tahap pengukuran tujuan (Product), yaitu menga-

dakan analisis data dan menetapkan tingkat output

yang diperoleh.

e) Tahap Perbandingan (program comparison), yaitu

membandingan hasil yang telah dicapai dengan

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

(Tatangmanguny,2013).

2.2.2.2.2.2.2.2. PengertianPengertianPengertianPengertian SupervisiSupervisiSupervisiSupervisi AkademikAkademikAkademikAkademik

Sergiovani dan Starrat (Mulyasa:111)

menyatakan:

Page 7: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

“ Supervisi merupakan suatu proses yangdirancang untuk membantu para gurudalam mempelajari tugas sehari-hari disekolah, agar dapat menggunakanpengetahuan dan kemam-puannya untukmemberikan layanan yang lebih baik padapeserta didik dan sekolah, serta berupayamenjadikan sekolah sebagai masyarakatbelajar yang lebih efektif”.

Dalam buku Metode dan Teknik Supervisi Para

ahli dalam bidang administrasi pendidikan seperti

Gregorio (1966), Glickman Carl D (1990), Sergiovanni

(1993) dan Gregg Miller (2003), memberikan

kesepakatan bahwa supervisi pendidikan merupakan

disiplin ilmu yang memfokuskan diri pada pengkajian

peningkatan situasi belajar-mengajar.

Supervisi akademik adalah serangkaian

kegiatan membantu guru mengembangkan

kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989,

Glickman, et al; 2007). Dalam buku Metode dan

Teknik Supervisi Glickman (1981) menyatakan bahwa

Supervisi akademik harus secara langsung

mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru

dalam mengelola proses pembelajaran. Inilah

karakteristik esensial supervisi akademik.

Sehubungan dengan ini, janganlah diasumsikan

secara sempit, bahwa hanya ada satu cara terbaik

yang bisa diaplikasikan dalam semua kegiatan

pengembangan perilaku guru. Tidak ada satupun

Page 8: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

perilaku supervisi akademik yang baik dan cocok bagi

semua guru (Depdiknas, 2007:10).

Sergiovanni (1987) dan Daresh (1989) dalam

buku Metode dan Teknik Supervisi menegasan bahwa

tingkat kemampuan, kebutuhan, minat, dan

kematangan profesional serta karakteristik personal

guru lainnya harus dijadikan dasar pertimbangan

dalam mengembangkan dan mengimplementasikan

program supervisi akademik (Depdiknas, 2007:10).

Perilaku supervisor dalam membantu guru

mengembangkan kemampuannya harus didesain

dengan baik, sehingga jelas waktu mulai dan

berakhirnya program pengembangan tersebut. Desain

tersebut terwujud dalam bentuk program supervisi

akademik yang mengarah pada tujuan tertentu. Oleh

karena supervisi akademik merupakan tanggung

jawab bersama antara supervisor dan guru, maka

alangkah baik jika programnya didesain bersama oleh

supervisor dan guru.

Dengan berdasarkan pendapat diatas maka

dapat disimpulkan bahwa Supervisi Akademik adalah

serangkaian kegiatan membantu guru mengembang -

kan kemampuannya mengelola proses pembelajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang harus di

design dengan baik yang diwujudkan dalam program

supervisi akademik.

Page 9: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar

guru semakin mampu memfasilitasi belajar bagi

peserta didiknya. Secara rinci, tujuan supervisi

akademik akan diuraikan lebih lanjut berikut ini.

2.1.12.1.12.1.12.1.1 TujuanTujuanTujuanTujuan supervisisupervisisupervisisupervisi akademikakademikakademikakademik

Tujuan supervisi akademik adalah membantu

guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan

pembelajaran yang dicanangkan bagi peserta didik-

peserta didiknya (Glickman, 1981). Melalui supervisi

akademik diharapkan kualitas akademik yang

dilakukan oleh guru semakin meningkat (Neagley, 1980).

Pengembangan kemampuan dalam konteks ini

janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata

ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan

keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada

peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan

(willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab

dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja

guru, kualitas pembelajaran akan meningkat.

Sedangkang menurut Sergiovanni (1987) ada tiga tujuan

supervisi akademik sebagaimana dapat dilihat pada

gambar 1.1.

TIGATUJUAN

SUPERVISI

Pengem-banganProfesio-nalisme

Page 10: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

Gambar 1.1. Tiga tujuan supervisi akademik

a. Supervisi akademik diselenggarakan dengan

maksud membantu guru mengembangkan

kemampuannya profesionalnya dalam memahami

akademik, kehidupan kelas, mengembangkan

keterampilan mengajarnya dan menggunakan

kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.

b. Supervisi akademik diselenggarakan dengan

maksud untuk memonitor kegiatan proses belajar

mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa

dilakukan melalui kunjungan kepala sekolah ke

kelas-kelas di saat guru sedang mengajar,

percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya,

maupun dengan sebagian peserta didik-peserta

didiknya.

c. Supervisi akademik diselenggarakan untuk

mendorong guru menerapkan kemampuannya

dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya,

mendorong guru mengembangkan kemampuannya

sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki

Pengawas-an kualitas

Penum-buhanMotivasi

Page 11: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

perhatian yang sungguh-sungguh (commitment)

terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

d. Supervisi akademik merupakan salah satu fungsi

mendasar (essential function) dalam keseluruhan

program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk.,

1981; dan Glickman, et al; 2007). Hasil supervisi

akademik berfungsi sebagai sumber informasi bagi

pengembangan profesionalisme guru.

2.1.22.1.22.1.22.1.2 PelakuPelakuPelakuPelaku SupervisiSupervisiSupervisiSupervisi AkademikAkademikAkademikAkademik

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomer 20

tahun 1990 Pelaku Supervisi Akademik adalah

Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah.

2.1.32.1.32.1.32.1.3 Prinsip-PrinsipPrinsip-PrinsipPrinsip-PrinsipPrinsip-Prinsip SupervisiSupervisiSupervisiSupervisi AkademikAkademikAkademikAkademik

Konsep dan tujuan supervisi akademik

sebagaimana dikemukakan oleh para pakar supervisi

akademik di muka, memang tampak idealis bagi para

praktisi supervisi akademik atau kepala sekolah.

Namun memang demikianlah seharusnya kenyataan

normatif konsep dasarnya. Para kepala sekolah baik

suka maupun tidak suka harus siap menghadapi

problema dan kendala dalam melaksanakan supervisi

akademik. Adanya problema dan kendala tersebut

sedikit banyak bisa diatasi apabila dalam pelaksanaan

supervisi akademik kepala sekolah menerapkan

prinsip-prinsip supervisi akademik.

Page 12: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007

tentang Standar Kepala Sekolah ditegaskan bahwa

salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang

kepala sekolah adalah kompetensi supervisi. Dengan

Permendiknas tersebut berarti seorang kepala sekolah

harus kompeten dalam melakukan supervisi akademik

terhadap guru-guru yang dipimpinnya. Dalam rangka

itu seorang guru yang berkeinginan menjadi kepala

sekolah perlu mengikuti program pendidikan dan

pelatihan supervisi akademik dalam peningkatan

profesionalisme guru.

Akhir-akhir ini, beberapa literatur telah banyak

mengungkapkan teori supervisi akademik sebagai

landasan bagi setiap perilaku supervisi akademik.

Beberapa istilah, seperti demokrasi (democratic), kerja

kelompok (team effort), dan proses kelompok (group

process) telah banyak dibahas dan dihubungkan

dengan konsep supervisi akademik. Pembahasannya

semata-mata untuk menunjukkan bahwa perilaku

supervisi akademik itu harus menjauhkan diri dari sifat

otoriter, di mana supervisor sebagai atasan dan guru

sebagai bawahan. Begitu pula dalam latar sistem

persekolahan, keseluruhan anggota (guru) harus aktif

berpartisipasi, bahkan sebaiknya sebagai prakarsa,

dalam proses supervisi akademik, sedangkan

supervisor merupakan bagian darinya.

Page 13: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

Semua ini merupakan prinsip-prinsip supervisi

akademik modern yang harus direalisasikan pada

setiap proses supervisi akademik di sekolah-sekolah.

Selain tersebut di atas, berikut ini ada beberapa prinsip

lain yang harus diperhatikan dan direalisasikan oleh

supervisor dalam melaksanakan supervisi akademik,

yaitu sebagai berikut.

1. Supervisi akademik harus mampu menciptakan

hubungan kemanusiaan yang harmonis. Hubungan

kemanusiaan yang harus diciptakan harus bersifat

terbuka, kesetiakawanan, dan informal. Hubungan

demikian ini bukan saja antara supervisor dengan

guru, melainkan juga antara supervisor dengan

pihak lain yang terkait dengan program supervisi

akademik. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya

supervisor harus memiliki sifat-sifat, seperti sikap

membantu, memahami, terbuka, jujur, ajeg, sabar,

antusias, dan penuh humor (Dodd, 1972).

2. Supervisi akademik harus dilakukan secara

berkesinambungan. Supervisi akademik bukan

tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan

sewaktu-waktu jika ada kesempatan. Perlu dipahami

bahwa supervisi akademik merupakan salah satu

essential function dalam keseluruhan program

sekolah (Alfonso dkk, 1981 dan Weingartner, 1973).

Apabila guru telah berhasil mengembangkan dirinya

tidaklah berarti selesailah tugas supervisor,

Page 14: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

melainkan harus tetap dibina secara

berkesinambungan. Hal ini logis, mengingat

problema proses pembelajaran selalu muncul dan

berkembang.

3. Supervisi akademik harus demokratis. Supervisor

tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi

akademiknya. Titik tekan supervisi akademik yang

demokratis adalah aktif dan kooperatif. Supervisor

harus melibatkan secara aktif guru yang dibinanya.

Tanggung jawab perbaikan program akademik

bukan hanya pada supervisor melainkan juga pada

guru. Oleh sebab itu, program supervisi akademik

sebaiknya direncanakan, dikembangkan dan

dilaksanakan bersama secara kooperatif dengan

guru, kepala sekolah, dan pihak lain yang terkait di

bawah koordinasi supervisor.

4. Program supervisi akademik harus integral dengan

program pendidikan. Di dalam setiap organisasi

pendidikan terdapat bermacam-macam sistem

perilaku dengan tujuan sama, yaitu tujuan

pendidikan. Sistem perilaku tersebut antara lain

berupa sistem perilaku administratif, sistem

perilaku akademik, sistem perilaku kepeserta

didikan, sistem perilaku pengembangan konseling,

sistem perilaku supervisi akademik (Alfonso, dkk.,

1981). Antara satu sistem dengan sistem lainnya

harus dilaksanakan secara integral. Dengan

Page 15: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

demikian, maka program supervisi akademik

integral dengan program pendidikan secara

keseluruhan. Dalam upaya perwujudan prinsip ini

diperlukan hubungan yang baik dan harmonis

antara supervisor dengan semua pihak pelaksana

program pendidikan (Dodd, 1972).

5. Supervisi akademik harus komprehensif. Program

supervisi akademik harus mencakup keseluruhan

aspek pengembangan akademik, walaupun mungkin

saja ada penekanan pada aspek-aspek tertentu

berdasarkan hasil analisis kebutuhan

pengembangan akademik sebelumnya. Prinsip ini

tiada lain hanyalah untuk memenuhi tuntutan multi

tujuan supervisi akademik, berupa pengawasan

kualitas, pengembangan profesional, dan memotivasi

guru, sebagaimana telah dijelaskan di muka.

6. Supervisi akademik harus konstruktif. Supervisi

akademik bukanlah sekali-kali untuk mencari

kesalahan-kesalahan guru. Memang dalam proses

pelaksanaan supervisi akademik itu terdapat

kegiatan penilaian unjuk kerjan guru, tetapi

tujuannya bukan untuk mencari kesalahan-

kesalahannya. Supervisi akademik akan

mengembangkan pertumbuhan dan kreativitas guru

dalam memahami dan memecahkan problem-

problem akademik yang dihadapi.

Page 16: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

7. Dalam menyusun, melaksanakan, dan

mengevaluasi, keberhasilan program supervisi

akademik harus obyektif. Objektivitas dalam

penyusunan program berarti bahwa program

supervisi akademik itu harus disusun berdasarkan

kebutuhan nyata pengembangan profesional guru.

Begitu pula dalam mengevaluasi keberhasilan

program supervisi akademik. Di sinilah letak

pentingnya instrumen pengukuran yang memiliki

validitas dan reliabilitas yang tinggi untuk

mengukur seberapa kemampuan guru dalam

mengelola proses pembelajaran.

2.1.4.2.1.4.2.1.4.2.1.4. MetodeMetodeMetodeMetode dandandandan TeknikTeknikTeknikTeknik SupervisiSupervisiSupervisiSupervisi AkademikAkademikAkademikAkademik

Terdapat beberapa metode dan teknik supervisi

yang dapat dilakukan pengawas. Metode-metode

tersebut dibedakan antara yang bersifat individual

dan kelompok. Pada setiap metode supervisi tentunya

terdapat kekuatan dan kelamahan.

Ada bermacam-macam teknik supervisi akademik

dalam upaya pembi- naan kemampuan guru. Dalam

hal ini meliputi pertemuan staf, kunjungan supervisi,

buletin profesional, perpustakaan profesional,

laboratorium kuriku- lum, penilaian guru, demonstrasi

pembelajaran, pengembangan kurikulum,

pengambangan petunjuk pembelajaran, darmawisata,

Page 17: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

lokakarya, kunjunganantarkelas, bacaan profesional,

dan survei masyarakat-sekolah. Sedangkan menurut

Gwyn, teknik-teknik supervisi itu bisa dikelompokkan

menjadi dua kelompok, yaitu. teknik supervisi

individual, danteknik supervisi kelompok.

2.1.4.1 Teknik Supervisi Individual

Teknik supervisi individual adalah pelaksanaansupervisi yang diberikan kepada guru tertentu yangmempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan.Supervisor hanya berhadapan dengan seorang guruyang dipandang memiliki persoalan tertentu. Teknik-teknik supervisi yang dikelompokkan sebagai teknikindividual meliputi: kunjungan kelas, observasi kelas,pertemuan individual, kunjungan antarkelas, danmenilai diri sendiri.

2.1.4.2 Teknik Supervisi KelompokTeknik supervisi kelompok adalah satu cara

melaksanakan program supervisi yang ditujukan

pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga,

sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah

atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang

sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi

satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka

diberikan layanan supervisi sesuai dengan

permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi.

Menurut Gwynn, ada tiga belas teknik supervisi

kelompok, sebagai berikut: (a) Kepanitiaan-kepanitiaan,

Page 18: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

(b) Kerja kelompok, (c)Laboratorium kurikulum, (d)Baca

terpimpin, (e)Demonstrasi pembelajaran, (f)Darmawisata,

(g)Kuliah/studi, (h)Diskusi panel, (i)Perpustakaan

jabatan, (j)Organisasi professional, (k)Buletin supervisi,

(l)Pertemuan guru, (n)Lokakarya atau konferensi

kelompok.

2.1.52.1.52.1.52.1.5 FungsiFungsiFungsiFungsi SupervisiSupervisiSupervisiSupervisi AkademikAkademikAkademikAkademik

Supervisi akademik memiliki peran yang amat

penting karena pelaksanaan supervisi akademik untuk

meningkatkan kemampuan profesional guru dan

meningkatkan kualitas pembelajaran melalui proses

pembelajaran yang baik serta membantu guru dan

kepala sekolah menciptakan lulusan yang baik dari segi

kualitas maupun kuantitas (Made Pidarta,

2009:3). Oleh karena itu, kegiatan supervisi ini

hendaknya rutin dilaksanakan di sekolah sebagai salah

satu kegiatan yang dipandang positif dalam

meningkatkan proses pembelajaran. Apabila konsep-

konsep ideal tersebut dilaksanakan, maka dapat

diharapkan kualitas pendidikan akan meningkat secara

signifikan.

Ngalimin Purwanto (2008:76) menjelaskan bahwa

Supervisi (akademik) merupakan kegiatan pembinaan

yang direncanakan dengan memberi bantuan teknis

kepada guru dan pegawai lainnya dalam melaksanakan

proses pembelajaran, atau mendukung proses

Page 19: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan profesional guru dan meningkatkan

kualitas pembelajaran secara efektif.

Menurut Alfonso, Firth, dan Neville (1981)

supervisi akademik yang baik adalah supervisi

akademik yang mampu berfungsi mencapai multi

tujuan tersebut di atas. Tidak ada keberhasilan bagi

supervisi akademik jika hanya memperhatikan salah

satu tujuan tertentu dengan mengesampingkan tujuan

lainnya. Hanya dengan merefleksi ketiga tujuan inilah

supervisi akademik akan berfungsi mengubah perilaku

mengajar guru. Pada gilirannya nanti perubahan

perilaku guru ke arah yang lebih berkualitas akan

menimbulkan perilaku belajar peserta didik yang lebih

baik. Alfonso, Firth, dan Neville (1981) menggambarkan

sistem pengaruh perilaku supervisi akademik

sebagaimana gambar 1.2

.

Gambar 1.2 Sistem Fungsi Supervisi Akademik

PerilakuSupervisiAkademik

PerilakuAkademik

PerilakuBelajarSiswa

Page 20: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

Sumber: Alfonso, RJ., Firth, G.R., dan Neville, R.F.

(1981). Instructional Supervision, A Behavior System,

Boston, Allyn and Bacon, Inc., halaman 45.

Gambar 1.2 tersebut di atas memperjelas dalam

memahami sistem pengaruh perilaku supervisi

akademik. Perilaku supervisi akademik secara langsung

berhubungan dan berpengaruh terhadap perilaku guru.

Ini berarti, melalui supervisi akademik, supervisor

mempengaruhi perilaku mengajar guru sehingga

perilakunya semakin baik dalam mengelola proses

belajar mengajar. Selanjutnya perilaku mengajar guru

yang baik itu akan mempengaruhi perilaku belajar

peserta didik. Dengan demikian, bisa disimpulkan

bahwa tujuan akhir supervisi akademik adalah

terbinanya perilaku belajar peserta didik yang lebih

baik.

2.1.62.1.62.1.62.1.6 ProgramProgramProgramProgram SupervisiSupervisiSupervisiSupervisi AkademikAkademikAkademikAkademik

Untuk melaksanakan Supervisi akademik maka

Kepala Sekolah perlu menyusun program supervisi

akademik yang terdiri rangkaian perencanaan supervisi

akademik, pelaksanaan supervisi dan evaluasi tindak

lanjut dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut :

a. Perencanaan Supervisi Akademik.

Penyusunan program supervisi akademik

diawali dengan penyusunan rencana supervisi

Page 21: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

akademik. Pada dokumen Perencanaan Supervisi

akademik tercantum : prinsip-prinsip Supervisi

Akademik, tujuan dan sasaran Supervisi akademik,

Model dan tehnik supervisi akademik serta instrumen-

instrumen yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

supervisi akademik.

b. Pelaksanaan supervisi akademik

Pada pelaksanaan program harus disiapkan

instrumen dan pedoman penilaian , menggunakan

langkah-langkah atau prosedur supervisi yang benar.

Dalam Buku Metode dan Tehnik Supervisi (Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan dinyatakan langkah-

langkah supervisi akademik adalah dalam gambar 1.3.

sebagai berikut :

Gambar 1.3.Prosedur atau langkah Supervisi Akademik

Page 22: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

Penjelasan langkah-langkah diatas adalah sebagai

berikut:

Langkah 1: Pertemuan Pra-pengamatan.

Kepala Sekolah berusaha untuk menjelaskan

pada guru kegiatan spesifik di kelas. Berunding dengan

guru untuk membangun saling pengertian dan

kemudahan komunikasi, sehinga kunjungannya dapat

diterima dan tidak menakutkan. Ia dapat

mendiskusikan dan memutuskan hal di bawah ini

dengan guru, yaitu bagaimana butir-butir di bawah ini

akan dilihat:

a. metode pembelajaran

b. pengelolaan kelas

c. situasi belajar dan pembelajaran

d. suasana kedisiplinan/disipliner kelas

e. presentasi pelajaran

f. reaksi siswa

g. tugas menulis siswa

h. penggunaan alat bantu audio visual dan alat bantu

pembelajaran lainnya

Disamping prosedur diatas Kepala Sekolah juga

menetapkan teknik kepengawasannya seperti:

a. Duduk dibagian belakang dan memperhatikan.

b. Berjalan mengelilingi kelas dan melihat apa yang

dikerjakan siswa?

c. Mencoba memberikan contoh dengan menyajikan

sebuah model pembelajaran.

Page 23: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

d. Mengajukan sessi tanya jawab di dalam kelas.

Langkah-2 Pengamatan.

Setelah melakukan pertemuan sebelumnya serta

berdiskusi dengan guru, pengawas harus memutuskan

hal-hal yang harus diamati dari kejadian-kejadian yang

ada, misalnya:

a. apakah guru secara konsisten mendominasi kelas

sepanjang waktu?

b. bpakah ia melibatkan kelas dalam proses?

c. seberapa banyak ia menggunakan papan tulis?

d. apakah metodenya efektif?

e. apakah tayangan dalam alat bantu audio visual

dan alat bantu pembelajaran lainnya relevan

dengan materi ajar?

f. seberapa banyak pembelajaran nyata terjadi di

dalam kelas?

Selama pengamatan, pengawas mencatat butir

petunjuk konstruktif dan positif, yang nantinya akan

didiskusikan dengan guru.

Langkah-3 Analisis hasil pengamatan

Kepala Sekolah mengorganisasi data pengamatan

ke dalam bidang/mata pelajaran yang jelas untuk

umpan balik pada guru. Kepala Sekolah kemudian

membuat analisis yang menyeluruh/komprehensif

pada data yang ada untuk menafsirkan hasil

pengamatannya. Jika ini merupakan proses daur ulang,

maka ia menentukan apakah dibutuhkan perubahan

Page 24: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

yang menyeluruh. Jika demikian, apakah mereka

memiliki pengaruh yang diinginkan terhadap bidang

yang menjadi minatnya.

Berdasarkan analisisnya, maka Kepala Sekolah

kemudian mengidentifikasi perilaku pembelajaran yang

positif, yang harus dipelihara dan perilaku negatif yang

harus dirubah, agar dapat menyelesaikan /menanggu-

langi masalah.

Langkah-4 Pertemuan setelah pengamatan

Data yang telah dianalisis ditunjukkan pada

guru. Umpan balik diberikan sedemikian sehingga guru

dapat memahami temuan, mengubah perilaku yang

teridentifikasi dan mempraktekkan panduan yang

diberikan.

Penerimaan dan internalisasi merupakan

capaian terbaik. Hal ini terjadi apabila hubungan

antara guru dengan Kepala Sekolah dapat digolongkan

ke dalam sifat kooperatif dan kolegialitas yang tidak

mengancam. Hubungan yang bersahabat merupakan

hubungan yang banyak manfaatnya, karena keduanya

akan banyak memperoleh manfaaat dengan bekerja

bersama. Hubungan mereka harus menunjukkan :

a. kepercayaan timbal balik terhadap kemampuannya

masing-masing

b. kepercayaan/ketergantungan satu sama lain

sebagai bentuk pertolongan/bantuan konstruktif

Page 25: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

c. pendirian untuk saling bekerja sama menuju

tujuan bersama

Dari umpan balik Kepala Sekolah dan dukungan

pada guru, maka dapat ditentukan bersama:

a. perilaku positif pembelajaran yang harus dipelihara.

b. strategi-strategi alternatif untuk mencapai

perubahan yang diinginkan.

c. kelayakan/kepantasan dari menggunakan kembali

metode yang pernah dilakukan.

Asumsinya adalah apabila perilaku guru berubah,

maka permasalahan spesifik dalam bidang yang

menjadi perhatian akan dapat diselesaikan.

6. Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik Kepala

Sekolah

a. Para pakar pendidikan telah banyak menegaskan

bahwa seseorang akan bekerja secara profesional

apabila ia memiliki kompetensi yang memadai.

Maksudnya adalah seseorang akan bekerja secara

profesional apabila ia memiliki kompetensi secara

utuh. Seseorang tidak akan bisa bekerja secara

profesional apabila ia hanya memenuhi salah satu

kompetensi di antara sekian kompetensi yang

dipersyaratkan. Kompetensi tersebut merupakan

perpaduan antara kemampuan dan motivasi.

Betapapun tingginya kemampuan seseorang, ia

tidak akan bekerja secara profesional apabila ia

Page 26: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi dalam

mengerjakan tugas-tugasnya. Sebaliknya, betapa

pun tingginya motivasi kerja seseorang, ia tidak

akan bekerja secara profesional apabila ia tidak

memiliki kemampuan yang tinggi dalam

mengerjakan tugas-tugasnya. Selaras dengan

penjelasan ini adalah satu teori yang dikemukakan

oleh Glickman (1981). Menurutnya ada empat

prototipe guru dalam mengelola proses pembelajaran.

Proto tipe guru yang terbaik, menurut teori ini,

adalah guru prototipe profesional. Seorang guru bisa

diklasifikasikan ke dalam prototipe profesional

apabila ia memiliki kemampuan tinggi (high level of

abstract) dan motivasi kerja tinggi (high level of

commitment).

b. Penjelasan di atas memberikan implikasi khusus

kepada apa seharusnya program supervisi akademik.

Supervisi akademik yang baik harus mampu

membuat guru semakin kompeten, yaitu guru

semakin menguasai kompetensi, baik kompetensi

kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi

professional, dan kompetensi sosial. Oleh karena itu

supervisi akademik harus menyentuh pada

pengembangan seluruh kompetensi guru.

Sehubungan dengan pengembangan kedua dimensi

ini, menurut Neagley (1980) terdapat dua aspek yang

harus menjadi perhatian supervisi akademik baik

Page 27: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

dalam perencanaannya, pelaksana-annya, maupun

penilaiannya.

1) Pertama, apa yang disebutkan dengan substantive

aspects of professional development (yang

selanjutnya akan disebut dengan aspek substantif).

Aspek ini menunjuk pada kompetensi guru yang

harus dikembangkan melalui supervisi akademik.

Aspek ini menunjuk pada kompetensi yang harus

dikuasai guru. Penguasaannya merupakan

dukungan terhadap keberhasilannya mengelola

proses pembelajaran.

Ada empat kompetensi yang harus dikembangkan

melalui supervisi akademik, yaitu yaitu kompetensi-

kompetensi kepribadian, pedagogik, professional,

dan sosial. pemahaman dan pemilikan guru

terhadap tujuan akademik, persepsi dan kompetensi

guru terhadap peserta didik, pengetahuan guru

tentang materi, dan penguasaan guru terhadap

teknik. Aspek substansi pertama dan kedua

merepresentasikan nilai, keyakinan, dan teori yang

dipegang oleh guru tentang hakikat pengetahuan,

bagaimana peserta didik-peserta didik belajar,

penciptaan hubungan guru dan peserta didik, dan

faktor lainnya. Aspek substansi ketiga

merepresentasikan seberapa luas pengetahuan guru

tentang materi atau bahan pelajaran pada bidang

studi yang diajarkannya. Adapun aspek substansi

Page 28: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

keempat merepresentasikan seberapa luas

penguasaan guru terhadap teknik akademik,

manejemen, pengorganisasian kelas, dan

keterampilan lainnya yang merupakan unsur

akademik yang efektif.

2) Kedua, apa yang disebut dengan professional

development competency areas (yang selanjutnya

akan disebut dengan aspek kompetensi). Aspek ini

menunjuk pada luasnya setiap aspek substansi.

Guru tidak berbeda dengan kasus profesional

lainnya. Ia harus mengetahui bagaimana

mengerjakan (know how to do) tugas-tugasnya. Ia

harus memiliki pengetahuan tentang bagaimana

merumuskan tujuan akademik, peserta didik-

peserta didiknya, materi pelajaran, dan teknik

akademik. Tetapi, mengetahui dan memahami

keempat aspek substansi ini belumlah cukup.

Seorang guru harus mampu menerapkan

pengetahuan dan pemahamannya. Dengan kata lain,

ia harus bisa mengerjakan (can do). Selanjutnya,

seorang guru harus mau mengerjakan (will do)

tugas-tugas berdasarkan kemampuan yang

dimilikinya. Percumalah pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki oleh seorang guru,

apabila ia tidak mau mengerjakan tugas-tugasnya

dengan sebaik-baiknya. Akhirnya seorang guru

Page 29: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

harus mau mengembangkan (will grow) kemampuan

dirinya sendiri.

Sedangkan bilamana merujuk kepada Undang-

Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Dosen, ada empat kompetensi yang harus dimiliki

oleh seorang guru dan harus dijadikan perhatian

utama kepala sekolah dalam melakukan supervisi

akademik, yaitu kompetensi-kompetensi kepri-

badian, pedagogik, professional, dan sosial.

Supervisi akademik yang baik adalah supervisi yang

mampu menghantarkan guru-guru menjadi semakin

kompeten.

2.1.72.1.72.1.72.1.7 EvaluasiEvaluasiEvaluasiEvaluasi dalamdalamdalamdalam supervisisupervisisupervisisupervisi akademikakademikakademikakademik

Proses evaluasi merupakan proses yang amat

penting. Dapat dikatakan bahwa tidak ada bimbingan

efektif tanpa proses evaluasi. Evaluasi adalah suatu

tindakan pengujian terhadap manfaat (worth), kualitas,

kebermaknaan, jumlah, kadar atau tingkat, tekanan

atau kondisi dari beberapa perbandingan situasi (dari

hasil evaluasi dari beberapa situasi yang sama yang

digunakan sebagai standar perbandingan), yang

kualitasnya telah diketahui dengan baik. Berikut

beberapa definisi tentang evaluasi.

Bahwa dalam sistem pendidikan, kualitas

pembelajaran dapat dikategorikan mulai dari yang

unggul, baik, memadai, buruk dan tidak ada harapan.

Page 30: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

Penentuan jenjang kualitas ini merupakan fungsi

evaluatif dari pengawasan/supervisi akademik, baik

dari kepala sekolah maupun dari pengawas.“ Evaluasi adalah proses yang penting dalam bidangpengambilan keputusan, memilih informasi yangtepat, mengumpulkan dan menganalisis informasitersebut agar diperoleh data yang tepat yang akandigunakan pengambil keputusan dalam memilihdiantara beberapa alternative (Alkin)”

Dalam pendidikan, supervisi akademikdidefinisikan sebagai:

“Proses peningkatan pembelajaran melaluikerjasama dengan orang lain untuk membantusiswa. Ini adalah sebuah proses yang dapatmerangsang pertumbuhan dan cara membantu guruuntuk membantu mereka sendiri. Programpengawasan adalah salah satu program peningkatanpembelajaran” (Spers)

2.7.1 Karakteristik Evaluasi

Karakteristik evaluasi adalah:

1. mengidentifikasi aspek-aspek yang akan dievaluasi.

2. memfasilitasi pertimbangan-pertimbangan.

3. menyediakan informasi yang berguna (ilmiah,

reliabel, valid dan tepat waktu)

4. melaporkan penyimpangan/kelemahan untuk

memperoleh remediasi dari yang dapat diukur saat

itu juga.

Penelitian pada kebiasaan supervisi menyatakan

bahwa, kebanyak sekolah mengurangi tujuan awal dari

supervisi akademik/instruksional dengan mengganti

kannya dengan evaluasi (Sullivan & Glanz, 2000).

Maksud dari evaluasi adalah untuk melihat

Page 31: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

ketercapainya dengan ketentuan standar pendidikan

nasional dan kebijakan Pemerintah. Menguji

/menentukan nilai guru pada akhir tahun, dan dapat

pula digunakan untuk menentukan apakah seorang

guru layak untuk mengajar atau tidak.

Peterson (2000) menyatakan 12(duabelas) hal

dalam evaluasi guru yang dapat menjembatani jurang

pemisah antara supervisi dan evaluasi:

1. tekankan bahwa fungsi evaluasi guru adalah

untuk menemukan, mendokumentasikan, dan

memberi pengakuan terhadap hasil pembelajaran

yang baik

2. gunakan alasan yang baik untuk mengevaluasi

3. tempatkan guru sebagai pusat aktivitas evaluasi

4. gunakan lebih dari satu orang untuk

mempertimbangkan kualitas dan kinerja guru

5. batasi peran/pertimbangan kepala sekolah dalam

mengevaluasi guru

6. gunakan sumber data majemuk untuk melaporkan

tentang kualitas guru

7. apabila mungkin, termasuk data aktual hasil

belajar siswa

8. gunakan variabel sumber data untuk melapor

kan keputusan/pertimbangan tentang guru

9. luangkan waktu dan gunakan sumber-sumber lain

yang dibutuhkan untuk dapat menyatakan

terjadinya pembelajaran yang baik.

Page 32: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan

10. gunakan hasil penelitian dalam mengevaluasi guru

secara benar

11. perhatikan pengevaluasian guru secara sosilogis

12. gunakan hasil evaluasi guru untuk mendorong

catatan pengembangan professional pribadi,

publikasikan kumpulan hasil evaluasi, yang

mendukung sistem peningkatan guru.

Supervisi dapat menjadi “jantung sistem evaluasi

guru yang baik” (Acheson & Gall, 1997:60), khususnya

pada differentiated supervision dan guru menjadi aktor

utama dalam proses.

Page 33: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5156/3/T2_942013801_BAB II… · Discrepancy Model atau Model Kesenjangan ... kesenjangandidalampelaksanaan