Disaster Victim Investigation

5

Click here to load reader

description

DVI

Transcript of Disaster Victim Investigation

Page 1: Disaster Victim Investigation

DISASTER VICTIM IDENTIFICATION

Bencana Massal adalah kejadian mendadak dan tidak terduga serta

menimbulkan kerugian harta benda dan nyawa manusia yang melebihi kemampuan

fasilitas dan sumber daya manusia di wilayah kejadian. Bencana massal dapat

disebabkan oleh karena beberapa faktor yaitu:

1. Faktor alamiah (gunung meletus, gempa bumi, banjir dll).

2. Faktor Kesalahan manusia (kecelakaan lalu lintas, kebakaran dll).

3. Direncanakan (pedekan bom oleh teroris, kerusuhan dll).

Sedangkan identifikasi massal adalah proses pengenalan jati diri korban yang

terjadi akibat bencana massal.

Tim identifikasi korban bencana massal bersifat profesional, lintas fungsi dan

lintas sektoral yang meliputi unsur – unsur :

1. Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri

2. Departemen Kesehatan

3. Kepolisian

4. TNI

5. Pemerintah Daerah

6. PMI

7. LSM

Sedangkan Tim Identifikasi minimal memiliki unit – unit :

1. Unit Tempat Kejadian Perkara (TKP)

2. Unit Pengumpul Data Ante Mortem

3. Unit Pengumpul Data Post Mortem

4. Unit Pembanding Data

5. Unit Pendukung/Logistik

Data – data antemortem yang dikumpulkan yaitu :

1. Data umum seperti : nama, berat badan, tinggi badan, jenis kelamin, umur,

alamat, pakaian, perhiasan, sepatu, dan kepemilikan lainnya.

2. Data medis seperti : Warna kulit, warna dan jenis rambut, Mata, hidung,

Telinga, Mulut, Cacat dan Tato atau ciri – ciri khusus lainnya, Catatan

medis/perawatan patah tulang/operasi, golongan darah, dan data medis lainnya

Page 2: Disaster Victim Investigation

Sedangkan data – data postmortem diperoleh dari tubuh jenazah berdasarkan

pemeriksaan dari berbagai keahlian antara lain : dokter ahli forensik, dokter umum,

dokter gigi forensik, sidik jari, fotografi dan DNA.

Adapun cara atau metode yang digunakan untuk mengetahui identitas korban

adalah dengan metode visual, pakaian, perhiasan, dokumen, medis, gigi, sidik jari,

genetik, eksklusi.

1. Metode Visual

Dengan memperhatikan dengan cermat atas korban, terutama wajahnya oleh

pihak keluarga atau rekan dekatnya, maka jati diri korban dapat diketahui.

Walaupun metode ini sederhana, untuk mendapat hasil yang diharapkan perlu

diketahui bahwa metode ini baru dapat dilakukan bila keadaan tubuh dan

terutama wajah korban masih dalam keadaan baik. Selain itu perlu diperhatikan

faktor psikologis, emosi serta latar belakang pendidikan; oleh karena faktor-

faktor tersebut dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

2. Pakaian

Pencatatan yang teliti atas pakaian, bahan yang dipakai, mode serta adanya

tulisan-tulisan seperti laundry atau inisial nama, dapat memberikan informasi

yang berharga, milik siapakah pakaian tersebut.

3. Perhiasan

Anting-anting, kalung, gelang cincin yang ada pada tubuh korban, khusunya bila

pada perhiasan itu terdapat inisial nama seseorang yang biasanya terdapat pada

bagian dalam dari gelang atau cincin; akan membantu dokter atau pihak

penyidik dalam menentukan identitas korban.

4. Dokumen

Kartu tanda penduduk, surat izin mengemudi, paspor, kartu golongan darah,

tanda pembayaran, dan lain sebagainya yang ditemukan dalam dompet atau tas

korban dapat menunjukkan jati diri korban.

5. Medis

Pemeriksaan fisik secara keseluruhan yang meliputi bentuk tubuh, tinggi dan

berat badan, warna tirai mata, adanya cacat tubuh serta kelainan bawaan,

jaringan parut bekas operasi serta adanya tatto, dapat memastikan siapa jati diri

korban.

Page 3: Disaster Victim Investigation

6. Gigi

Pemeriksaan gigi meliputi pencatatan data gigi (odontogram) dan rahang yang

dapat dilakukan dengan pemeriksaan manual, sinar X, dan pencetakan gigi serta

rahang. Odontogram memuat data tentang jumlah, bentuk, susunan, tambalan,

protesa gigi dan sebagainya. Gigi merupakan jaringan yang terkeras dalam

tubuh dan dapat bertahan pada pembususkan, bahkan pada mayat yang telah

dibakar. Seperti halnya dengan sidik jari, maka setiap individu memiliki susunan

gigi yang khas. Dengan demikian, dapat dilakukan identifikasi dengan cara

membandingkan data temuan dengan data pembanding ante mortem.

Suatu keterbatasan pemanfaatan gigi sebagai sarana identitas adalah belum

meratanya sarana untuk pemeriksaan gigi, demikian pula pendatannya (dental

record), oleh karena pemeriksaan gigi masih merupakan hal yang mewah bagi

kebanyakan rakyat Indonesia. Dengan demikian pemeriksaan gigi sifatnya lebih

selektif.

7. DNA/Serologi

Metode ilmiah yang paling mutakhir saat ini adalah DNA Profilling (Sidik

DNA). Cara ini mempunyai banyak keunggulan, tetapi memerlukan

pengetahuan dan sarana yang canggih dan mahal.

Sedangkan pemeriksaan serologik bertujuan untuk menentukan golongan darah

jenazah. Penentuan golongan darah yang diambil baik dari dalam tubuh korban,

mauppun bercak darah yang berasal dari bercak – bercak yang terdapat pada

pakaian, akan dapat mengetahui golongan darah si korban.

8. Metode Eksklusi

Metode ini umunya dipakai pada kasus dimana banyak terdapat korban

(kecelakaan massal), seperti peristiwa tabrakan kapal udara, tabrakan kereta api,

atau angkutan lainnya yang membawa banyak penumpang. Bila sebagian besar

korban telah dapat dipastikan identitasnya dengan mengunakan metode –

metode identifikasi lain, sedangkan identitas sisa korban tidak dapat ditentukan

dengan metode – metode tersebut di atas, maka sisa korban diidentifikasi

menurut daftar penumpang.