DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia...

91
DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata Valenciennes, 1847) DI PROBOLINGGO, JAWA TIMUR SKRIPSI Oleh : HANIFAUZIA MEYANTI NIM. 135080201111020 PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Transcript of DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia...

Page 1: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata Valenciennes,

1847) DI PROBOLINGGO, JAWA TIMUR

SKRIPSI

Oleh :

HANIFAUZIA MEYANTI

NIM. 135080201111020

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

ii

DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata

Valenciennes,1847) DI PROBOLINGGO, JAWA TIMUR

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh :

HANIFAUZIA MEYANTI

NIM. 135080201111020

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

JULI 2017

Page 3: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

iii

Page 4: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

iv

IDENTITAS TIM PENGUJI

Judul : DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG

(Sardinella fimbriata Valenciennes, 1847) DI

PROBOLINGGO, JAWA TIMUR

Nama Mahasiswa : HANIFAUZIA MEYANTI

NIM : 135080201111020

Program Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

PENGUJI PEMBIMBING : 1. Dr.Ir. DADUK SETYOHADI, MP

2. Dr.Ir. TRI DJOKO LELONO, M.Si

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING : 1. ARIEF SETYANTO, S.Pi, M.App. Sc

2. Dr.Ir. DEWA GEDE RAKA WIADNYA,

M.Sc

Tanggal Ujian : 26 Juli 2017

Page 5: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dalam penelitian ini

2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk

Setyohadi, MP selaku Ketua Jurusan PSPK dan Bapak Sunardi, ST,MT

selaku Ketua Program Studi PSP.

3. Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi, MP selaku Dosen Pembimbing Pertama

dan Bapak Dr.Ir.Tri Djoko Lelono, M.Si selaku Dosen Pembimbing Kedua

yang telah memberikan saran dan bimbingan selama proses penyusunan

proposal hingga laporan penelitian.

4. Bapak Arief Setyanto, S.Pi, M.App.Sc selaku Dosen Penguji Pertama dan

Dr.Ir.Dewa Gede Wiadnya, M.Sc selaku Dosen Penguji Kedua yang telah

memberikan saran dan bimbingan selama proses Ujian Komprehensif

dan penyusunan laporan penelitian.

5. Kepala Tempat Pelelangan Ikan Mayangan melalui Bapak Riyanto selaku

Staf Tempat Pelelangan Ikan Mayangan, Probolinggo yang turut serta

membantu proses pengambilan sampel ikan tembang.

6. Kepala UPTD Tempat Pelelangan Ikan Paiton melalui Bapak Yerei

Siswanto dan Bapak Supriyadi selaku Staf Tempat Pelelangan Ikan

Paiton, Probolinggo yang turut serta membantu proses pengambilan

sampel ikan tembang.

7. Rekan-rekan PSP angkatan 2013, “Geng Tembang” yang turut serta

memperlancar penelitian ini dan rekan seperjuangan yang memberikan

motivasi; Nindy Kurniastity.

8. Bapak, Ibu, Kakak, Adik, dan Keponakan tercinta yang telah memberi

do’a dan motivasi untuk memperlancar penelitian ini.

Page 6: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

vi

9. Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada Wahyu

Nur Ramadhani yang memberikan motivasi dan turut serta membantu

proses pengambilan sampel ikan tembang.

Malang, 26 Juli 2017

Penulis

Page 7: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

vii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

oleh orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam

daftar pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, 26 Juli 2017

Mahasiswa

Hanifauzia Meyanti

Page 8: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

viii

RINGKASAN

HANIFAUZIA MEYANTI. Dinamika Populasi Ikan Tembang (Sardinella fimbriata

Valenciennes, 1847) Di Probolinggo, Jawa Timur (dibawah bimbingan

Dr.Ir.Daduk Setyohadi, MP dan Dr. Ir.Tri Djoko Lelono, M.Si).

Dinamika populasi ikan ialah proses peningkatan atau penurunan populasi

baik dalam jumlah individu dan atau biomassa dalam periode waktu tertentu yang diakibatkan oleh masuknya individu baru ke dalam populasi (recruitment) sebagai hasil dari proses reproduksi, berkurangnya individu dalam populasi sebagai akibat dari kematian. Sumber daya ikan tembang tidak hanya sebagai pemenuhan kebutuhan gizi semata, namun juga mampu mendorong kegiatan perekonomian yang berpengaruh terhadap masyarakat di Mayangan dan Paiton. Tingginya permintaan konsumen akan ikan tembang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan kegiatan penangkapan.

Tujuan penelitian ini adalah mengestimasi parameter biologi ikan tembang yang meliputi nisbah kelamin, hubungan panjang dan berat, hubungan panjang dan lingkar tubuh ikan (Girth), presentase kematangan gonad dan panjang ikan saat pertama kali matang gonad (Lm), mengestimasi aspek dinamika populasi meliputi, pendugaan kelompok umur, parameter pertumbuhan, panjang ikan pertama kali tertangkap (Lc), laju mortalitas dan eksploitasi, dan pola rekruitmen serta menduga hasil per rekruit dan biomassa per recruit, prediksi stok dan status perikanan tembang di Probolinggo. Penelitian ini dilakukan pada Desember 2016 hingga Maret 2017 di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mayangan dan TPI Paiton.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan teknik pengambilan data meliputi data primer dan data sekunder. Data primer berupa panjang total, berat tubuh, lingkar tubuh dan berat gonad diolah dalam aplikasi FISAT II dan Microsoft excel. Data sekunder berupa suhu permukaan laut, data produksi, jurnal dan buku tentang dinamika populasi ikan tembang.

Nisbah kelamin ikan tembang jantan dan betina yaitu 1:1,75, hubungan panjang dan berat keseluruhan ikan tembang adalah isometrik yaitu b= 3,004, hubungan panjang dan lingkar tubuh ikan tembang menghasilkan persamaan Lb= 0,176+0,544TL, proporsi tingkat kematangan gonad sebesar 63% telah matang gonad dan 37% belum matang gonad, indeks kematangan gonad menurun setiap pengambilan sampel, dan panjang ikan pertama kali matang gonad adalah 15,89 cm. Panjang ikan saat pertama kali tertangkap adalah 13,40 cm, dari keseluruhan sampling terdapat 1 kelompok umur ikan tembang, nilai k adalah 1,45, panjang asimtotik adalah 21,25 cm, L max adalah 20,19 cm, t max= 1,96 tahun, nilai M= 2,56, F= 6,17 dan Z= 8,73 dengan laju eksploitasi sebesar 0,71 per tahun dan tingkat pemanfaatan 140%, pola rekruitmen terjadi dua kali dalam setahun yaitu puncak rekruitmen pada bulan Mei dan Agustus. Analisis Y/R menunjukkan bahwa hasil tangkapan telah mencapai overfishing, sedangkan B/R menunjukkan bahwa sisa ikan di laut tinggal sedikit. Prediksi stok ikan tembang menunjukkan bahwa hasil tangkapan melebihi hasil tangkapan maksimum dan menyebabkan biomas tinggal sedikit atau akan mengalami over fishing.

Page 9: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

ix

KATA PENGANTAR

Penulis menyajikan laporan penelitian yang berjudul “Dinamika Populasi

Ikan Tembang (Sardinella fimbriata Valenciennes, 1847) di Probolinggo, Jawa

Timur” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana perikanan di

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya. Dibawah

bimbingan:

1. Dr.Ir. Daduk Setyohadi, MP

2. Dr.Ir. Tri Djoko Lelono, M.Si

Dinamika populasi ikan tembang (Sardinella fimbriata) di Probolinggo

meliputi aspek biologi ikan dan aspek dinamika populasi ikan. Diharapkan hasil

dari penelitian ini dapat dijadikan infomasi bagi instansi dan masyarakat umum,

khususnya nelayan yang menangkap ikan tembang (Sardinella fimbriata).

Malang, 26 Juli 2017

Hanifauzia Meyanti

Page 10: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

x

DAFTAR ISI

Halaman

IDENTITAS TIM PENGUJI ................................................................................. iv

UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................... v

PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... vii

RINGKASAN ..................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi

1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 2

1.3 Tujuan ........................................................................................................ 3

1.4 Kegunaan ................................................................................................... 3

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................................ 4

1.6 Jadwal Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 4

2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 5

2.1 Deskripsi Umum Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) ................................ 5

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi ...................................................................... 5

2.1.2 Persebaran Ikan Tembang ................................................................... 6

2.1.3 Alat Tangkap Ikan Tembang ................................................................ 7

2.2 Aspek Biologi Ikan Tembang ...................................................................... 7

2.2.1 Nisbah Kelamin .................................................................................... 7

2.2.2 Hubungan Panjang dan Berat .............................................................. 8

2.2.3 Hubungan Panjang dan Lingkar Tubuh (Girth) ..................................... 9

2.2.4 Tingkat Kematangan Gonad .............................................................. 10

2.2.5 Panjang Ikan Pertama Kali Matang Gonad (Lm) ................................ 11

2.3 Aspek Dinamika Populasi ......................................................................... 12

2.3.1 Pendugaan Kelompok Umur Ikan ...................................................... 12

2.3.2 Panjang Ikan Pertama Kali Tertangkap (Lc) ....................................... 13

2.3.3 Parameter Pertumbuhan .................................................................... 14

2.3.4 Laju Mortalitas dan Eksploitasi ........................................................... 15

Page 11: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

xi

2.3.5 Pola Rekruitmen ................................................................................ 16

2.3.6 Analisis Yield/Recruitment dan Biomass/Recruitment ........................ 17

2.3.7 Prediksi Stok ...................................................................................... 17

3. METODE PENELITIAN .................................................................................. 19

3.1 Materi Penelitian ...................................................................................... 19

3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 19

3.2.1 Alat .................................................................................................... 19

3.2.2 Bahan ................................................................................................ 20

3.3 Metode Penelitian..................................................................................... 20

3.3.1 Data Primer........................................................................................ 21

3.3.2 Data Sekunder ................................................................................... 21

3.4 Alur Penelitian .......................................................................................... 22

3.5 Prosedur Penelitian .................................................................................. 23

3.5.1 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 23

3.5.2 Pengukuran Data Biologi Ikan ............................................................ 24

3.5.3 Pembedahan Ikan .............................................................................. 25

3.5.4 Pengukuran Data Dinamika Populasi Ikan ......................................... 28

3.6 Analisis Data ............................................................................................ 28

3.6.1 Analisis Biologi Ikan ........................................................................... 28

3.6.2 Analisis Dinamika Populasi ................................................................ 32

4. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 39

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ....................................................................... 39

4.1.1 Profil Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mayangan ................................. 39

4.1.2 Profil Tempat Pelelangan Ikan Paiton ................................................ 40

4.2 Keadaan Umum Perikanan ...................................................................... 40

4.2.1 Deskripsi Perikanan Tembang di Mayangan ...................................... 40

4.2.2 Deskripsi Perikanan Tembang di Paiton ............................................ 42

4.3 Aspek Biologi Ikan ................................................................................... 43

4.3.1 Nisbah Kelamin .................................................................................. 43

4.3.2 Hubungan Panjang dan Berat ............................................................ 45

4.3.3 Hubungan Panjang dan Lingkar Tubuh .............................................. 48

4.3.4 Tingkat Kematangan Gonad .............................................................. 50

4.3.5 Indeks Kematangan Gonad ............................................................... 52

4.3.6 Panjang Ikan Pertama Kali Matang Gonad (Lm) ................................ 53

4.3 Aspek Dinamika Populasi Ikan ................................................................. 56

4.3.1 Sebaran Frekuensi Panjang ............................................................... 56

Page 12: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

xii

4.3.2 Panjang Ikan Pertama Kali Tertangkap .............................................. 58

4.3.3 Parameter Pertumbuhan .................................................................... 59

4.3.4 Pola Rekruitmen ................................................................................ 63

4.4.5 Laju Mortalitas dan Eksploitasi ........................................................... 64

4.4.6 Analisis Hasil per Rekruit dan Biomasa Per Rekruit ........................... 66

4.4.7 Prediksi Stok ...................................................................................... 68

5. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 72

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 72

5.2 Saran ....................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 74

LAMPIRAN ........................................................................................................ 76

Page 13: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi Jenis Kelamin Ikan Tembang Tiap Daerah dan Kelompok Pendaratan (Bintoro, 2005) ............................................................................. 8

2. Nilai a dan b pada hubungan panjang berat ikan tembang di Selat Madura berdasarkan daerah penangkapan dan total (Bintoro, 2005) ........................... 9

3. Hubungan panjang dan lingkar badan ikan tembang dengan mesh size alat tangkap purse seine, payang, jaring insang hanyut dan jaring insang tetap di Selat Madura (Bintoro, 2005) ............................................................ 10

4. Proporsi (%) Bulanan Matang Gonad Ikan Tembang di Selat Madura Berdasarkan Total Sampel, Area dan Alat Tangkap Purse seine (Bintoro, 2005) ............................................................................................................. 11

5. Nilai Lc dan Lm Ikan Tembang Bulanan Masing-masing Kelompok Area dan Total di Selat Madura (Bintoro, 2005) ..................................................... 12

6. Nilai Lc dan Lm Ikan Tembang Bulanan Masing-masing Kelompok Area dan Total di Selat Madura (Bintoro, 2005) ..................................................... 14

7. Perhitungan Bulanan Mortalitas Alami, Total dan Penangkapan Ikan Tembang (S. fimbriata) di Selat Madura (Bintoro, 2005) ................................ 16

8. Alat- alat yang digunakan dalam penelitian .................................................... 19

9. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian............................................. 20

10. Jadwal Pengambilan Sampel Ikan Tembang di Lapang ............................... 24

11. Tingkat Kematangan gonad menurut Tester dan Takata (1953) .................. 27

12. Hubungan Panjang dan Berat Ikan Tembang Secara Keseluruhan ............. 46

13. Hubungan Panjang dan Lingkar Tubuh Ikan Tembang Secara Keseluruhan .................................................................................................. 49

14. Sebaran kelompok umur Sardinella fimbriata di Probolinggo ...................... 57

15. Umur Ikan saat Lc, Lm dan Lmax ................................................................ 62

16. Beberapa Hasil Penelitian tentang Laju Pertumbuhan Sardinella fimbriata di Selat Madura ............................................................................................. 62

17. Nilai Prosentase Rekruitmen Sardinella fimbriata di Probolinggo ................. 64

Page 14: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) ................................................................ 5

2. Alur Penelitian................................................................................................ 22

3. Bhattacharya Method’s .................................................................................. 33

4. Komposisi Hasil Tangkapan di TPI Mayangan Tahun 2016 ........................... 40

5. Jumlah Trip Alat Tangkap di TPI Mayangan Tahun 2016 ............................... 41

6. Komposisi Hasil Tangkapan di TPI Paiton Tahun 2016 .................................. 42

7. Jumlah Trip Alat Tangkap di TPI Paiton Tahun 2016 ..................................... 43

8. Prosentase Nisbah Kelamin Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) per Sampling di Probolinggo ............................................................................... 43

9. Prosentase Total Nisbah Kelamin .................................................................. 44

10. Hubungan Panjang dan Berat Total Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) di Probolinggo ............................................................................................... 45

11. Hubungan Panjang dan Lingkar Tubuh Ikan Tembang ................................ 48

12. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Tembang di Probolinggo ......................... 50

13. Proporsi Tingkat Kematangan Gonad .......................................................... 51

14. Grafik Indeks Kematangan Gonad ............................................................... 52

15. Grafik Hubungan Total Length dengan Logaritma Natural Prosentase Kematangan Gonad Ikan Tembang Betina .................................................... 53

16. Grafik Hubungan Total Length dengan Logaritma Natural Prosentase Kematangan Gonad Ikan Tembang Jantan ................................................... 53

17. Hubungan Total Length dengan Logaritma Natural Prosentase Kematangan Gonad Total Ikan Tembang ...................................................... 54

18. Proporsi Frekuensi Lm ................................................................................. 55

19. Grafik Sebaran Frekuensi Panjang .............................................................. 56

20. Sebaran Frekuensi Panjang ......................................................................... 57

21. Grafik Hubungan Batas Atas Kelas dan Selisih Logaritma Natural Frekuensi Panjang Ikan Tembang ................................................................. 58

22. Grafik K-Scan .............................................................................................. 59

Page 15: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

xv

23. Kurva Plot von Bertalanffy Growth Formula Ikan Tembang .......................... 60

24. Kurva Pertumbuhan Sardinella fimbriata ...................................................... 61

25. Pola Rekruitmen Sardinella fimbriata dalam satu tahun ............................... 63

26. Kurva Mortalitas Sardinella fimbriata ............................................................ 64

27. Grafik Hubungan Laju Eksploitasi dengan Y/R dan B/R ............................... 66

28. Grafik Isobar Y/R dan B/R ............................................................................ 67

29. Hubungan Tingkat Penangkapan dengan Hasil Tangkapan dan Biomasa ... 68

30. Kurva Hubungan Tingkat Penangkapan dengan Hasil Tangkapan, Biomasa dan Nilai Total ................................................................................ 69

31. Hubungan Upaya Penangkapan dan Estimasi Hasil Tangkapan Ikan Tembang ....................................................................................................... 70

Page 16: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kunci Identifikasi Ikan Tembang di Probolinggo ............................................. 76

2. Data Hasil Pengamatan ................................................................................. 77

3. Pengambilan Sampel Ikan di Lapang ............................................................. 80

4. Pengamatan Ikan Tembang di Laboratorium ................................................. 82

5. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Tembang Jantan ....................................... 84

6. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Tembang Betina ........................................ 86

7. Hasil Regresi Hubungan Panjang dan Berat 2 Januari 2017.......................... 88

8. Hasil Regresi Hubungan Panjang dan Berat 26 Januari 2017 ........................ 89

9. Hasil Regresi Hubungan Panjang dan Berat 4 Maret 2017 ............................ 90

10. Hasil Regresi Hubungan Panjang dan Berat 28 Maret 2017 ........................ 91

11. Hasil Regresi Hubungan Panjang dan Lingkar Tubuh 2 Januari 2017 ......... 92

12. Hasil Regresi Hubungan Panjang dan Lingkar Tubuh 26 Januari 2017........ 93

13. Hasil Regresi Hubungan Panjang dan Lingkar Tubuh 4 Maret 2017 ............ 94

14. Hasil Regresi Hubungan Panjang dan Lingkar Tubuh 28 Maret 2017 .......... 95

15. Perhitungan Lc ............................................................................................. 96

16. Perhitungan Lm Ikan Tembang .................................................................... 97

17. Perhitungan t0 dan Lmax .............................................................................. 99

18. Suhu Permukaan Laut Rata-rata Tahunan di Selat Madura ....................... 101

19. Hasil Response Surface pada ELEFAN I ................................................... 102

20. Hasil Thomson and Bell Prediction Stock .................................................. 104

21. Data Produksi Perikanan Tangkap TPI Paiton Tahun 2016 ....................... 107

22. Data Produksi Perikanan Tangkap TPI Mayangan Tahun 2016 ................. 108

Page 17: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dinamika populasi ikan ialah proses peningkatan atau penurunan

populasi baik dalam jumlah individu dan atau biomassa dalam periode waktu

tertentu yang diakibatkan oleh masuknya individu baru ke dalam populasi

(recruitment) sebagai hasil dari proses reproduksi, berkurangnya individu dalam

populasi sebagai akibat dari kematian, dimana kematian dapat diakibatkan oleh

penangkapan yang dikenal dengan “fishing mortality” dan kematian oleh faktor

alami yang dikenal dengan “natural mortality”. Faktor imigrasi dan emigrasi dari

individu merupakan faktor yang mempengaruhi perubahan populasi dan penting

diperhitungkan untuk menentukan evaluasi dinamika populasi atau kebijakan

manajemen perikanan (Mallawa, et al., 2010).

Berdasarkan Data Produksi Tahunan TPI Mayangan (2016), ikan

tembang merupakan hasil tangkapan dominan tertangkap yaitu sebesar

381.941kg atau 43% dari total produksi tahun 2016 (984.737 kg).

Sumber daya ikan tembang merupakan salah satu rantai kegiatan

perekonomian yang berpengaruh terhadap masyarakat di Mayangan dan Paiton.

Tingginya tekanan penangkapan dikhawatirkan dapat menyebabkan kondisi

tangkap lebih (overfishing) sehingga mempengaruhi keberadaan dan

keberlanjutan stok ikan tembang di Selat Madura. Pengelolaan dan kebijakan

manajemen perikanan yang baik dibutuhkan untuk mengevaluasi dinamika

populasi ikan tembang dan mendukung perikanan tembang yang berkelanjutan,

terutama pada pengoperasian alat tangkap.

Page 18: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

2

1.2 Perumusan Masalah

Hasil tangkapan ikan tembang di TPI Mayangan dan TPI Paiton

memegang peranan penting dalam memenuhi permintaan para konsumen di

pasar. Kegiatan penangkapan ikan tembang yang tinggi dapat mengakibatkan

penurunan stok ikan tembang di Probolinggo yang berujung pada penurunan

pendapatan nelayan. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu studi dalam rangka

pengelolaan sumber daya perikanan yang lestari, dimana lebih difokuskan pada

analisis dinamika populasi ikan tembang di perairan Selat Madura berdasarkan

data yang didaratkan di TPI Mayangan dan TPI Paiton. Informasi mengenai

keadaan stok sumber daya ikan tembang meliputi pendugaan parameter

dinamika stok ikan dan biologi reproduksi, seperti: parameter pertumbuhan,

Tingkat Kematangan Gonad (TKG), laju mortalitas dan eksploitasi, dugaan

ukuran pertama kali matang gonad, dan upaya optimum penangkapan sumber

daya ikan tembang di Probolinggo. Informasi tersebut berguna bagi rencana

pengelolaan sumber daya ikan tembang yang tepat dan berkelanjutan.

Perumusan masalah dari Analisis Dinamika Populasi Ikan Tembang

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana paremeter biologi ikan tembang yang meliputi nisbah

kelamin, hubungan panjang dan berat, hubungan panjang dan lingkar

tubuh, presentase kematangan gonad, indeks kematangan gonad dan

panjang ikan pertama kali matang gonad (Lm)?

2. Bagaimana aspek dinamika populasi meliputi, pendugaan kelompok

umur, parameter pertumbuhan, panjang ikan pertama kali tertangkap

(Lc), laju mortalitas dan eksploitasi, dan pola rekruitmen ?

3. Bagaimana hasil per rekruit dan biomassa per rekruit, prediksi stok dan

status perikanan tembang di Probolinggo ?

Page 19: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

3

1.3Tujuan

Adapun penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Menduga parameter biologi ikan tembang yang meliputi nisbah kelamin,

hubungan panjang dan berat, hubungan panjang dan lingkar tubuh ikan

(Girth), presentase kematangan gonad dan panjang ikan saat pertama

kali matang gonad (Lm).

2. Menduga aspek dinamika populasi meliputi, pendugaan kelompok umur,

parameter pertumbuhan, panjang ikan pertamakali tertangkap (Lc), laju

mortalitas dan eksploitasi, dan pola rekruitmen.

3. Mengestimasi hasil per rekruit dan biomassa per rekruit, status

perikanan tembang dan memprediksi stok di Probolinggo.

1.4 Kegunaan

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi mahasiswa

Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang dinamika

populasi ikan tembang (Sardinella fimbriata) di Probolinggo dan dapat

digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi lembaga atau instansi

Diharapkan dapat memberikan informasi tentang status perikanan

tangkap ikan tembang (Sardinella fimbriata) di Probolinggo sehingga

dapat digunakan untuk menentukan kebijakan pengelolaan perikanan

tangkap di Probolinggo, khususnya ikan tembang (Sardinella

fimbriata).

Page 20: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

4

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mayangan

dan TPI Paiton, Probolinggo, Jawa Timur mulai dari Desember 2016 sampai

dengan Maret 2017. Analisis ikan tembang dilakukan di Laboratorium Budidaya

Ikan Divisi Reproduksi Ikan, Gedung D Lantai 1, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Universitas Brawijaya.

1.6 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan pengajuan judul yang dilakukan pada bulan

Desember 2016, penyusunan proposal dan perizinan tempat pada bulan

Desember 2016 sampai dengan Februari 2017, penelitian dari Desember 2016

sampai dengan Maret 2017, hingga penyusunan laporan pada bulan April 2017

sampai dengan Juni 2017.

Page 21: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

5

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Umum Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) 2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi

Ikan tembang (Sardinella fimbriata) biasa ditangkap menggunakan alat

tangkap purse seine. Klasifikasi ikan tembang (Gambar 1) berdasarkan

Whitehead (1985) dalam www.fishbase.org (2017) adalah sebagai berikut:

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Pisces

Subkelas : Actinopterygii

Ordo : Clupeiformes

Family : Clupeidae

Subfamili : Clupeinae

Genus : Sardinella

Spesies :Sardinella fimbriata, Valenciennes (1847)

Gambar 1. Ikan Tembang (Sardinella fimbriata)

Sumber: (Whitehead, 1985)

Page 22: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

6

White,et al. (2006) melaporkan bahwa ikan tembang (Sardinella fimbriata)

memiliki bentuk tubuh pipih, terdapat sepasang scute (sisik yang mengeras)

sebelum sirip dorsal, sirip perut dengan 1 jari-jari sirip keras dan 7 jari-jari sirip

lunak. Terdapak bercak hitam di pangkal sirip dorsal. Pada ujung sirip dorsal dan

sirip caudal berwarna kehitaman. Panjang total tubuh ikan mencapai 16 cm. Ikan

tembang jenis ini memiliki nama ilmiah: Sardinella fimbriata, nama umum:

Fringescale Sardinella dan nama lokal: Lemuru, Tembang, Tanjan, Tamban.

Menurut USAID (2015), ikan tembang (Sardinella fimbriata) dapat tumbuh

hingga panjang 13 cm. Tubuhnya rata secara vertikal dengan perut sedikit

membulat. Sisi punggung berwarna biru cerah/hijau dan sisi perut berwarna

perak. Terdapat titik gelap pada pangkal sirip punggung.

2.1.2 Persebaran Ikan Tembang

Menurut White, et al. (2006) ikan tembang (Sardinella fimbriata)

merupakan ikan pelagis pantai dengan kedalaman antara 0-50 m di Wilayah

Hindia Timur dan Pasifik barat.

Sumberdaya ikan tembang terkonsentrasi di perairan sebelah utara

Paiton, Matekan dan Binor, karena kondisi Selat Madura di bagian barat adalah

keruh akibat polusi dari pabrik-pabrik di sekitar Sidoarjo, Surabaya dan Gresik

yang membuang limbah ke Selat Madura. Berbeda dengan daerah penangkapan

lain di Selat Madura yaitu daerah penangkapan 8 (Paiton, Matekan dan Binor)

mempunyai kesuburan dan kepadatan ikan yang jauh lebih baik. Hal ini

disebabkan oleh keadaan pantai yang masih banyak ditumbuhi hutan bakan

(mangrove) yang memanjang ke timur sampai Pantai Situbondo.

Page 23: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

7

2.1.3 Alat Tangkap Ikan Tembang

Alat tangkap yang paling banyak menangkap ikan tembang di Selat

Madura adalah payang sebanyak 2590 unit, jaring insang hanyut sebanyak 639

unit dan purse seine sebanyak 483 unit. Alat tangkap yang paling banyak

digunakan di Kabupaten/Kota Probolinggo adalah jaring insang hanyut dan purse

seine (Bintoro, 2005). Sama halnya berdasarkan Data Produksi Perikanan

Tangkap Tempat Pelelangan Ikan Paiton (2015), nelayan di Paiton

menggunakan alat tangkap purse seine dan payang untuk menangkap ikan

tembang. Urutan pertama adalah purse seine karena lebih sering dioperasikan

oleh nelayan setempat dan hasil tangkapan ikan tembang lebih banyak daripada

alat tangkap payang. Alat tangkap purse seine menggunakan motor tempel 10-

20 GT, sedangkan alat tangkap payang menggunakan motor tempel 5-10 GT.

2.2 Aspek Biologi Ikan Tembang 2.2.1 Nisbah Kelamin

West, et al. (2002) melaporkan bahwa nisbah kelamin digunakan untuk

menjelaskan dan menduga keanekaragaman rasio jenis kelamin seluruh spesies

dan populasi, serta penyesuaian opsional dari rasio jenis kelamin anakan oleh

individu dalam menanggapi kondisi lingkungan.

Perbandingan populasi jenis kelamin sampel ikan tembang di Selat

Madura antara jantan dan betina tidak ada perbedaan yang signifikan yaitu terdiri

dari 4.897 jantan dan 5.275 betina atau 1 : 0,77. Jika dlihat dari area

penangkapan, ternyata area tengah (DP 1 sampai 8 ) yang lebih banyak

dieksploitasi oleh nelayan pesisir dengan perbandingan jantan dan betinanya

yaitu 1 : 1,088 lebih tinggi dibanding dengan area utara dan berdasarkan alat

tangkap purse seine senilai 1 : 1,097, payang dengan nilai 1 : 1,048 (Bintoro,

2005).

Page 24: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

8

Tabel 1. Komposisi Jenis Kelamin Ikan Tembang Tiap Daerah dan Kelompok Pendaratan (Bintoro, 2005)

DP area tengah

Komposisi

DP area utara

Komposisi

jantan Betina jantan Betina

1 1 1,115 11 1 0,86

2 1 0,928 12 1 1,04

3 1 1,082 13 1 1,092

4 1 1,065 14 1 1,294

5 1 0,803 15 1 0,968

6 1 1,636 16 1 1,174

7 1 1,171 17 1 1,019

8 1 1,08 20

total area tengah 1 1,088

total area utara 1 1,056

2.2.2 Hubungan Panjang dan Berat

Menurut Jawad, et al. (2015) hubungan panjang dan berat digunakan oleh

pengelola perikanan untuk mengevaluasi produksi dan biomasa populasi ikan.

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Mulfizar, et al. (2016) bahwa dalam

biologi perikanan, hubungan panjang berat ikan merupakan salah satu informasi

pelengkap yang perlu diketahui dalam kaitan pengelolaan sumberdaya

perikanan, misalnya dalam penentuan selektifitas alat tangkap agar ikan-ikan

yang tertangkap hanya ukuran ikan tertentu saja.

Menurut Bintoro (2005) bahwa analisis data terhadap panjang dan berat

ikan tembang menunjukkan bahwa secara total hubungan panjang dan berat ikan

adalah W = 0,0218 L2,643. Berdasarkan jenis kelamin, hubungan panjang dan

berat ikan jantan adalah W = 0,0243 L2,601 dan betina adalah W = 0,0207 L2,666.

Hal ini menunjukkan bahwa dilihat dari pertambahan beratnya, betina lebih cepat

daripada jantan walaupun keduanya memilki pertumbuhan panjang dan berat

yang allometrik negative (kurus) yang dipresentasikan oleh nilai b < 3. Uji t-test

terhadap nilai b untuk sampel total dan yang tertangkap dengan purse seine

menunjukkan perbedaan yang sangat nyata dimana t-hitung keseluruhan

variable tersebut lebih besar dari pada t-tabel (99%). Ini berarti bahwa

Page 25: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

9

pertumbuhan ikan tembang seluruh kelompok sampel tersebut adalah allometrik

negatif.

Tabel 2. Nilai a dan b pada hubungan panjang berat ikan tembang di Selat Madura berdasarkan daerah penangkapan dan total (Bintoro, 2005)

Tahun Tengah Utara Total

2002 a b a b a B

September 0,0198 2,678 0,0163 2,742 0,0164 2,743

Oktober 0,049 2,364 0,0183 2,701 0,0231 2,626

Nopember 0,0093 2,949 0,0123 2,849 0,0113 2,881

Desember 0,0159 2,757 0,0111 2,891 0,0149 2,782

2003

Januari 0,0142 2,798 0,0142 2,798

Februari 0,0611 2,257 0,0126 2,832 0,0405 2,408

Maret 0,0141 2,808 0,0127 2,86 0,0106 2,919

April 0,0158 2,769 0,0218 2,653 0,016 2,766

Mei 0,0982 2,087 0,1286 1,979 0,1073 2,051

Juni 0,0227 2,635 0,0058 3,102 0,0199 2,674

Juli 0,0245 2,597 0,0918 2,13 0,0239 2,607

Agustus 0,0343 2,465 0,0343 2,465

Total 0,0244 2,604 0,0146 2,786 0,0218 2,643

Jantan 0,0271 2,563 0,0155 2,762 0,0243 2,601

Betina 0,0229 2,629 0,0147 2,788 0,0207 2,666

2.2.3 Hubungan Panjang dan Lingkar Tubuh (Girth)

Jawad, et al. (2015) melaporkan bahwa hubungan panjang dan lingkar

tubuh juga dibutuhkan untuk manajemen perikanan, dimana hubungan panjang

dan lingkar tubuh ikan erat kaitannya dengan kecepatan berenang ikan.

Pengaruh morfologi tubuh ikan pada selektivitas alat tangkap dijelaskan pada

hubungan bentuk tubuh dan karakteristik mesh size (bukaan mata jaring). Oleh

sebab itu, penting untuk mempertimbangkan lingkar tubuh dalam merancang

perencanaan manajemen perikanan yang lebih baik.

Analisis data terhadap hubungan lingkar badan (Lb) dan panjang total (L)

menunjukkan bahwa secara total persamaannya adalah Lb = 3,354+0,305L.

berdasarkan jenis kelamin, hubungan panjang dan lingkar badan ikan jantan

adalah Lb = 3,547 + 0,291 L dan betina adalah Lb = 3,287 + 0,312 L.

Page 26: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

10

berdasarkan jenis alat tangkap yang digunakan, hubungan lingkar badan (Lb)

dan panjang total ikan (L) dan empat alat tangkap yang tercatat adalah jaring

insang hanyut Lb = 3,781 + 0,28 L, jaring insang tetap Lb = 3,972 + 0,262 L,

payang Lb = 0,762 + 0,478 L dan purse seine Lb = 2,7 + 0,354 L (Bintoro, 2005).

Tabel 3. Hubungan panjang dan lingkar badan ikan tembang dengan mesh size alat tangkap purse seine, payang, jaring insang hanyut dan jaring insang tetap di Selat Madura (Bintoro, 2005)

alat tangkap mesh size

(cm)

lingkar badan ikan (cm) panjang ikan (cm)

Kisaran Rerata Kisaran Rerata

purse seine 1,91 -2,54 6,2 - 10,9 8,24 11,8 - 19,9 15,69

Payang 0,60 -1,27 6,3 - 9,4 7,88 12,5 - 17,5 14,88

JI hanyut 3,2 6,3-9,7 8,1 11,5 - 19,2 15,46

JI tetap 3,2 6,3 - 10,5 8,04 12,9 - 19,0 15,73

2.2.4 Tingkat Kematangan Gonad

Saputra, et al. (2009) melaporkan bahwa Tingkat Kematangan Gonad

dapat memberikan pengetahuan mengenai kondisi kematangan gonad pada

ikan, apakah ikan tersebut dalam kondisi tidak masak, masak, reproduksi, salin

maupun istirahat melalui ciri-ciri gonad yang diamati. Melalui pengetahuan

tentang tingkat kematangan gonad akan diperoleh keterangan bahwa ikan

tersebut sedang memijah atau sudah selesai memijah.

Tingkat kematangan gonad ditinjau perkembangannya tiap bulan masing-

masing ketegori mempunyai perbedaan. Secara umum puncak kematangan

gonad, yaitu ketika presentase matang gonad mencapai angka tertinggi, ikan

tembang di Selat Madura terjadi dua kali dalam setahun. Total keseluruhan

sampel, matang gonad tertinggi pertama terjadi pada bulan februari (67,3 %) dan

kedua bulan Agustus (67,86%). Untuk jantan puncak matang gonad pertama

terjadi lebih cepat daripada ikan tembang betina yaitu pada bulan Januari,

sedangkan untuk puncak matang gonad kedua, jantan dan betina bersamaan

pada bulan Agustus (Bintoro, 2005).

Page 27: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

11

Tabel 4. Proporsi (%) Bulanan Matang Gonad Ikan Tembang di Selat Madura Berdasarkan Total Sampel, Area dan Alat Tangkap Purse seine (Bintoro, 2005)

Tahun

Total

Area purse seine 2002 Tengah Utara

September 52,16 56,1 47,13 38,71

Oktober 49,65 52,83 47,22 41,37

Nopember 58,5 60,35 56,22 53,09

Desember 60,98 63,43 57,37 65,95

2003

Januari 66,57 66,57 0 73,47

Februari 67,3 56,82 74,886 67,3

Maret 54,43 45,9 74,14 57,18

April 48,84 40,17 74,24 66,5

Mei 46,5 41,56 61,18 53,74

Juni 58,02 53,55 69,2 60,39

Juli 64 61,87 79,44 61,87

Agustus 67,86 67,86 0 63,66

Total 56,02 54,89 58,18 58,79

2.2.5 Panjang Ikan Pertama Kali Matang Gonad (Lm)

Menurut Nandikeswari (2016), panjang ikan pertama kali matang gonad

(Lm) adalah panjang 50% dari ikan untuk mencapai matang gonad. Dijelaskan

bahwa 50% dari observasi kematangan gonad ikan betina dan ikan jantan dalam

tingkat matang. Testis yang berwarna putih lebar dan ovarium yang berwarna

orange kekuningan ditentukan matang. Nilai indeks kematangan gonad dari

gonad-gonad yang matang adalah tinggi. Pendapat yang sama juga

dikemukakan oleh Ekokotu dan Olele (2014) bahwa panjang ikan pertama kali

matang gonad (Lm50) adalah panjang kurang lebih 50% sampel ikan matang

gonad selama masa memijah yang dianggap sebagai ukuran minimum ikan

Secara keseluruhan sampel ikan yang mempunyai nilai Lc lebih tinggi

daripada nilai Lm hanya ikan tembang yang tertangkap di area utara. Di area

tengah dan total Selat Madura, nilai Lc sampel ikan lebih rendah daripada nilai

Lm. Apabila perkembangannya tiap bulan, berdasarkan kelompok area

penagkapan yaitu area tengah (DP 1-8) dan area utara (DP 11-17), menunjukkan

Page 28: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

12

bahwa hampir seluruh sampel mempunyai nilai Lc lebih besar daripada Lm

kecuali pada bulan Maret, April dan Mei di area tengah dan bulan September dan

Oktober di area utara nilai Lc nya lebih rendah dari nilai Lm (Bintoro, 2005).

Tabel 5. Nilai Lc dan Lm Ikan Tembang Bulanan Masing-masing Kelompok Area dan Total di Selat Madura (Bintoro, 2005)

Tahun Bulan

Tengah Utara Total

Lc (cm) Lm (cm) Lc (cm) Lm (cm)

Lc

(cm) Lm (cm)

2002 September 15,75 14,81 14,75 14,81 15,25 15,57

Oktober 15,75 15,06 15,25 15,77 15,25 15,82

Nopember 16,75 15,57 15,75 14,86 16,25 15,25

Desember 15,75 13,2 15,25 14,43 15,25 13,63

2003 Januari 15,25 13,85 0 0 15,25 13,85

Februari 14,25 14,07 15,75 14,8 14,75 14,32

Maret 14,25 14,35 15,25 14,54 14,75 14,38

April 13,75 14,41 15,25 14,21 14,25 14,44

Mei 14,25 14,64 14,75 14,34 14,25 14,61

Juni 14,25 14,16 15,25 14,52 14,75 14,5

Juli 14,75 14,43 15,75 14,85 14,75 14,47

Agustus 14,75 14,33 0 0 14,75 14,33

Total 14,75 16,21 15,25 15,15 15,25 16

2.3 Aspek Dinamika Populasi 2.3.1 Pendugaan Kelompok Umur Ikan

Mallawa, et al. (2010) melaporkan bahwa kelompok umur pada ikan tropis

dapat diartikan sebagai kelompok ikan yang lahir pada tahun sama dan dari stok

yang sama, yang diidentifikasi melalui kelompok-kelompok ukuran ikan (panjang

ikan) atau jumlah puncak histogram yang terbentuk dari hasil pemetaan ukuran

panjang ikan dan frekuensi menurut ukuran panjang ikan.

Metode Battacharya (1967) digunakan untuk membagi gabungan sebaran

frekuensi panjang ke dalam sebaran nomal yang terpisah berdasarkan kelompok

umur ikan (cohort) dari sampel atau stok yang sama. Metode Battacharya berisi

tentang pemisahan sebaran normal, masing-masing menunjukkan cohort ikan

dari keseluruhan sebaran frekuensi panjang dan dimulai dari total sebaran

panjang (Sparre dan Venema, 1999).

Page 29: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

13

2.3.2 Panjang Ikan Pertama Kali Tertangkap (Lc)

Ambrose dan Udo (2015) melaporkan bahwa parameter populasi seperti

umur dan panjang ikan pertama kali tertangkap, rekruitmen, pertumbuhan dan

laju mortalitas merupakan faktor-faktor atau indikasi dugaan stok atau

manejemen stok, desain alat tangkap untuk eksploitasi yang ramah

lingkungandan peraturan upaya penangkapan. Parameter-parameter populasi ini

tidak sesuai untuk membuat kebijakan manajemen perikanan pada spesies-

spesies iklim tropis, karena menggunakan model populasi berdasarkan panjang,

sebaliknya dengan model berdasarkan umur untuk stok spesies ikan di iklim

sedang.

Saputra, et al. (2009) melaporkan bahwa ukuran panjang ikan pertama

kali tertangkap merupakan hal yang penting untuk dipelajari karena berhubungan

dengan ukuran ikan pertama kali matang gonad dan dapat disimpulkan apakah

sumberdaya ikan tersebut lestari atau tidak yaitu mengetahui apakah ukuran ikan

pertama kali tertangkap telah mengalami pemijahan atau belum mengalami

pemijahan (Lc > Lm atau Lc < Lm). Pendapat tersebut sama dengan pernyataan

yang dikemukakan oleh Ghosh,et al. (2013), bahwa ukuran panjang ikan pertama

kali tertangkap pada ikan sarden lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran

panjang ikan pertama kali matang gonad dan mengindikasikan bahwa mayoritas

ikan yang tertangkap telah matang gonad dan memijah kurang lebih sekali

seumur hidup mereka.

Secara keseluruhan sampel ikan yang mempunyai nilai Lc lebih tinggi

daripada nilai Lm hanya ikan tembang yang tertangkap di area utara. Di area

tengah dan total Selat Madura, niali Lc sampel ikan lebih rendah daripada nilai

Lm. Apabila perkembangannya tiap bulan, berdasarkan kelompok area

penagkapan yaitu area tengah (DP 1-8) dan area utara (DP 11-17), menunjukkan

bahwas hampir seluruh sampel mempunyai nilai Lc lebih besar daripada Lm

Page 30: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

14

kecuali pada bulan Maret, April dan Mei di area tengah dan bulan September

dan Oktober di area utara nilai Lc nya lebih rendah dari nilai Lm (Bintoro, 2005).

Tabel 6. Nilai Lc dan Lm Ikan Tembang Bulanan Masing-masing Kelompok Area dan Total di Selat Madura (Bintoro, 2005)

Tahun Bulan

Tengah Utara Total

Lc (cm) Lm (cm) Lc (cm) Lm (cm)

Lc

(cm) Lm (cm)

2002 September 15,75 14,81 14,75 14,81 15,25 15,57

Oktober 15,75 15,06 15,25 15,77 15,25 15,82

Nopember 16,75 15,57 15,75 14,86 16,25 15,25

Desember 15,75 13,2 15,25 14,43 15,25 13,63

2003 Januari 15,25 13,85 0 0 15,25 13,85

Februari 14,25 14,07 15,75 14,8 14,75 14,32

Maret 14,25 14,35 15,25 14,54 14,75 14,38

April 13,75 14,41 15,25 14,21 14,25 14,44

Mei 14,25 14,64 14,75 14,34 14,25 14,61

Juni 14,25 14,16 15,25 14,52 14,75 14,5

Juli 14,75 14,43 15,75 14,85 14,75 14,47

Agustus 14,75 14,33 0 0 14,75 14,33

Total 14,75 16,21 15,25 15,15 15,25 16

2.3.3 Parameter Pertumbuhan

Mallawa, et al. (2010) melaporkan bahwa prinsip dasar yang digunakan

dalam menduga besarnya nilai parameter Von Bertalanffy adalah bahwa ikan

bertambah panjang selagi umur bertambah, namun “laju pertumbuhan” atau

pertambahan dalam panjang per unit waktu, semakin menurun ketika mereka

menjadi tua dan mendekati nol atau ketika ikan sangat tua.

Menurut Manjusha, et al. (2011), parameter fungsi pertumbuhan Von

Bertalanffy (VBGF), panjang asimtotik dan koefisien pertumbuhan diestimasi

menggunakan ELEFAN-1 (Electronic Length Frequency Analysis) dalam

software FISAT.

Analisis model pertumbuhan ikan menggunakan program FISAT terhadap

sebaran frekuensi panjang ikan diperoleh hasil L = 21,15 cm dan k = 2,4. Nilai

t0 ikan tembang adalah -0,1176, sehingga persamaan pertumbuhan ikan

tembang di Selat Madura adalah Lt = L {1-e-2,4(t+0,1176)}. Dengan memasukkan

Page 31: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

15

variabel tahun sebagai satuan umur ikan ke dalam persamaan model

pertumbuhan tersebut di atas maka panjang ikan di Selat Madura pada umur

tertentu dapat diprediksi yaitu Lt0 = 5,2 cm, Lt = 16,35 cm, Lt1 = 19,70 cm dan Lt2

= 21,02 cm, dengan prediksi mencapai panjang maksimum pada saat usia ikan

3,4 tahun (Bintoro, 2005).

2.3.4 Laju Mortalitas dan Eksploitasi

Mallawa, et al. (2010) melaporkan bahwa mortalitas (kematian)

merupakan salah satu parameter populasi terpenting. Pemahaman tingkat

mortalitas dapat menuntun pada estimasi-estimasi lain seperti sintasan atau

jumlah individu yang survive (N) pada waktu tertentu. Dengan demikian

rekonstruksi populasi setiap tahun dapat diprediksi sehingga memudahkan dalam

pengelolaan stok sumberdaya. Di dalam dinamika populasi seperti stok

perikanan terdapat dua jenis mortalitas, yaitu mortalitas penangkapan (F)

merupakan pengurangan populasi akibat penangkapan dan mortalitas alami ialah

pengurangan populasi akibat kematian alami seperti penyakit, predasi dan faktor

alam lainnya. Penjumlahan kedua jenis mortalitas penangkapan dan mortalitas

alami dikenal dengan istilah Mortalitas Total Sesaat atau Mortalitas Total

Instantaneus (Z).

Ditinjau dari jeniis kelamin, seluruh variabel mortalitas (alami, total dan

penangkapan) ikan tembang betina berturut-turut M = 3,006, Z = 4,769 dan F =

1.763 adalah lebih tinggi daripada variable mortalitas ikan tembang jantan

dengan nilai M = 2,307, Z = 3,311 dan F = 1,004. Sebagai tambahan, ikan

tembang yang tertangkap dengan purse seine mempunyai variable mortalitas

yang lebih tinggi dibanding mortalitas ikan tembang secara total (Bintoro, 2005).

Page 32: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

16

Tabel 7.Perhitungan Bulanan Mortalitas Alami, Total dan Penangkapan Ikan Tembang (S. fimbriata) di Selat Madura (Bintoro, 2005)

Tahun Bulan T (°C) L' L" M Z F

2002 September 26,81 11,5 15,19 2,384 3,876 1,492

Oktober 28,48 11,8 15,45 2,452 3,748 1,296

Nopember 29,41 11,5 16,23 2,489 2,496 0,008

Desember 28,82 12,1 15,41 2,466 4,162 1,696

2003 Januari 28,88 12,2 15,42 2,468 4,271 1,803

Februari 28,5 12,5 14,99 2,453 5,937 3,484

Maret 28,43 12,5 14,64 2,45 7,301 4,851

April 28,36 11 14,24 2,447 5,119 2,671

Mei 28,06 11,8 14,24 2,435 6,797 4,361

Juni 27,57 12,2 14,7 2,416 6,192 3,776

Juli 26,64 12,4 14,98 2,377 5,74 3,362

Agustus 26,63 12,5 14,85 2,377 6,434 4,057

Total 28,05 11 15,08 2,435 3,571 1,136

2.3.5 Pola Rekruitmen

Menurut Mallawa, et al. (2010), rekruitmen adalah integrasi pertama kali

fraksi termuda ke dalam populasi perikanan (dapat dieksploitasi). Proses

rekruitmen menunjukkan adanya penambahan individu disebut “rekruit”. Pada

populasi-populasi sumber daya perikanan menelusuri proses rekruitmen relative

sulit. Kesulitan itu terutama menentukan batas antara sebelum dan sesudah

rekruitmen. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Kristianti, et al. (2010),

bahwa rekruitmen dalam suatu populasi diartikan sebagai penambahan individu

baru ke dalam suatu populasi ditandai dengan adanya proses pemijahan. Hal ini

sangat penting untuk mengetahui regenerasi individu berkaitan dengan

pemanfaatan sumberdaya perikanan.

Menurut Nurul, et al. (2009) pola rekruitmen stok yang ditentukan oleh

data frekuensi panjang sebelumnya yang digambarkan dalam FISAT. Rutinitas

ini merancang puls rekruitmen dari serangkaian waktu berdasarkan data

frekuensi panjang untuk menentukan angka puls per tahun dan kekuatan relatif

masing-masing puls.

Page 33: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

17

2.3.6 Analisis Yield/Recruitment dan Biomass/Recruitment

Mallawa, et al. (2010) melaporkan bahwa model prediksi hasil tangkapan

per rekrutimen (Y/R) Beverton dan Holt dapat digunakan untuk meramalkan

pengaruh dari langkah-langkah pengembangan dan pengelolaan, seperti

menambah atau mengurangi armada penangkapan, perubahan-perubahan

dalam ukuran mata jaring, penutupan musim dan daerah penangkapan. Oleh

karena itu, model prediksi ini membentuk suatu hubungan langsung antara

pengkajian stok ikan dan pengelolaan sumberdaya perikanan. Upaya-upaya

pengelolaan tersebut bertujuan mencegah terjadinya keadaan-keadaan dimana

tekanan penangkapan menjadi terlalu tinggi atau over fishing. Pendapat yang

sama juga dikemukakan oleh Hashemi, et al. (2012), dimana analisis hasil

tangkapan per rekruit dan biomassa per rekruit dilakukan untuk menentukan

status eksploitasi perikanan.

2.3.7 Prediksi Stok

Tujuan utama prediksi stok ikan adalah untuk menyediakan panduan

bagaimana memanajemen perikanan dan mendukung ekosistem laut yang

berkelanjutan. Jenis prediksi ini dibutuhkan untuk menentukan bentuk

manajemen. Manajemen secara keseluruhan, berupa dugaan stok pasti yang

diperbarui setiap tahun, menggunakan model khusus dan standard kualitas yang

spesifik melalui proses pendugaan (Brander, 2003).

Ulltang (2003) menyatakan bahwa prediksi stok ikan jangka pendek

berdasarkan estimasi kehidupan ikan sekarang dan masa mendatang, diteliti

berdasarkan laju pertumbuhan, pola rekruitmen dan laju mortalitas, walaupun

interaksi dengan lingkungan mempengaruhi laju pertumbuhan dan mortalitas

dalam jangka pendek. Untuk prediksi jangka panjang, hal tersebut tidak sesuai

menggunakan data-data sebelumnya berdasarkan laju pertumbuhan dan pola

Page 34: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

18

rekruitmen. Secara nyata sulit untuk melibatkan proses keanekaragaman

pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan, mortalitas dan rekruitmen serta

dibutuhkan aplikasi dengan upaya lebih pada tempat berbahaya atau rawan

terjadi perubahan iklim dalam periode waktu yang dipengaruhi prediksi jangka

panjang dan menengah.

Page 35: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

19

3. METODE PENELITIAN

3.1 Materi Penelitian

Materi penelitian yang digunakan adalah data biologi ikan tembang

(Sardinella fimbriata) hasil tangkapan nelayan dengan menggunakan alat

tangkap purse seine dan didaratkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mayangan

dan TPI Paiton. Data biologi meliputi panjang total (Total Length) ikan tembang,

berat tubuh ikan tembang dan tingkat kematangan gonad (TKG) ikan tembang.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Alat- alat yang digunakan dalam penelitian

No. Alat Fungsi

1. Form Data Biologi Digunakan untuk mendata hasil pengukuran panjang tubuh ikan, berat tubuh ikan, jenis kelamin ikan, tingkat kematangan gonad (TKG) dan berat gonad ikan.

2. Form Data Dinamika Populasi ikan

Digunakan untuk mendata frekuensi panjang ikan setiap kali sampling.

3. Timbangan Digital ketelitian 0,01 gr

Digunakan untuk menimbang berat tubuh dan berat gonad ikan tembang.

4. Penggaris Kayu ketelitian 0,1 cm

Digunakan untuk mengukur panjang tubuh (Standart Length) ikan tembang.

5. Sectio Set Digunakan untuk membedah ikan tembang dan mengambil gonad.

6. Cool Box Sebagai wadah ikan tembang saat pengepakan.

Page 36: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

20

No. Alat Fungsi

7. Nampan Sebagai wadah ikan dan sectio set saat pembedahan ikan.

8. Benang Kasur Digunakan untuk mengukur lingkar tubuh ikan.

9. Masker dan Sarung Tangan

Sebagai alat sterilisasi saat pengukuran dan pembedahan ikan.

10. Kamera Digital Untuk dokumentasi kegiatan penelitian.

3.2.2 Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai

berikut:

Tabel 2. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian

No. Bahan Fungsi

1. Ikan Tembang (Sardinella fimbriata)

Sebagai objek penelitian

2. Es Curah Untuk menjaga kondisi ikan tetap segar

3. Tisu Untuk membersihkan section set

4. Kertas Saring Untuk menyaring air dalam gonad

5. Lakban Untuk merekatkan tutup coolbox saat pengepakan ikan

3.3 Metode Penelitian

Metode deskriptif analitis yaitu metode yang digunakan untuk mencari ciri-

ciri, unsur-unsur dan sifat-sifat suatu kegiatan. Metode ini dimulai dengan

mengumpulkan data, menganalisis data dan menginterpretasikan data tersebut.

Dalam melakukan metode deskriptif pelaksanaannya melalui: teknik survey, studi

kasus, studi komparatif, studi tentang waktu dan gerak (interval waktu), analisis

tingkah laku dan analisis dokumenter (Suryono, 2010).

Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik

pengambilan data meliputi data primer dan data sekunder. Alasan digunakan

Page 37: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

21

metode deskriptif analitis adalah karena analisis dinamika populasi ikan selalu

memperhatikan secara detail perubahan-perubahan dasar suatu populasi

meliputi panjang, berat dan pertumbuhan ikan tembang dalam interval waktu

tertentu.

3.3.1 Data Primer

Data primer yang akan diperoleh dari lapang saat penelitian berlangsung

adalah hasil wawancara dan observasi sampel. Wawancara yang dilakukan

berupa wawancara secara langsung dengan nelayan tentang alat tangkap yang

menangkap ikan tembang, harga ikan tembang dan dengan petugas TPI tentang

data produksi perikanan tangkap, sedangkan observasi sampel dilakukan

dengan identifikasi ikan yang merupakan Sardinella fimbriata dan pengambilan

sampel secara acak sederhana. Menurut Nurhayati (2008), dalam penelitian

biasanya menggunakan metode sampling, karena dapat mengambil kesimpulan

tentang keadaan populasi dengan hanya menarik sebagian sampel untuk

diobservasi tanpa mengobservasi secara keseluruhan. Teknik penarikan sampel

secara acak adalah setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama

untuk terpilih sebagai sampel, pemilihan sampel bersifat objektif, estimasi

parameter dapat dilakukan dan bias dapat diperkirakan. Penarikan contoh acak

sederhana dapat digunakan jika populasi bersifat homogen.

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh untuk mendukung data primer.

Pengumpulan data sekunder meliputi data produksi hasil tangkapan dan upaya

penangkapan ikan tembang yang didaratkan di TPI Mayangan dan TPI Paiton

tahun 2016. Informasi lainnya diperoleh dari Aqua Modis Sea Surface

Temperature (Ocean Color Web) berupa data suhu permukaan laut tahunan,

buku, jurnal dan artikel yang berkaitan dengan dinamika populasi ikan tembang

(Sardinella fimbriata).

Page 38: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

22

3.4 Alur Penelitian

Gambar 1. Alur Penelitian

Tidak

Ya

MULAI

Data Penelitian

Primer

- Sampel S. fimbriata

Sekunder

- Suhu Permukaan Laut Tahunan - Data Produksi Perikanan Tangkap

Tahun 2016

HASIL

DINAMIKA POPULASI - Panjang Ikan Pertama Kali

Tertangkap (Lc) - Laju Pertumbuhan - Pola Rekruitmen - Laju Mortalitas dan

Eksploitasi - Analisis Hasil Per Rekruit

dan Biomassa Per Rekruit - Status Perikanan

- Prediksi Stok

SELESAI

ANALISIS

- Microsoft Excel - FAO ICLARM Fish stock

Assessment Tools (FISAT II)

ASPEK BIOLOGI

- Hubungan panjang dan berat

- Hubungan panjang dan lingkar tubuh

- Tingkat Kematangan Gonad

- Indeks Kematanngan

Gonad

- Panjang Ikan Pertama kali

matang Gonad

Page 39: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

23

3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1 Metode Pengumpulan Data

1) Persiapan Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan, dipersiapkan terlebih dahulu materi, alat

dan bahan yang diperlukan seperti yang disebutkan pada poin 3.1 di atas. Selain

mempersiapkan alat dan bahan penelitian, penguasaan materi tentang objek

yang diteliti juga harus dipersiapkan untuk menunjang kelancaran saat

pengambilan data. Materi yang dipersiapkan antaralain tentang ciri karaketristik

ikan tembang (Sardinella fimbriata), cara mengukur ikan, cara pembedahan ikan,

penentuan tingkat kematangan gonad dan cara pengambilan data yang baik dan

benar.

2) Pengambilan Sampel Ikan Tembang (Sardinella fimbriata)

Pengambillan sampel ikan tembang dilakukan di Tempat Pelelangan Ikan

(TPI) Mayangan dan apabila ikan tembang (Sardinella fimbriata) tidak terdapat di

TPI Mayangan, maka pengambilan sampel dilakukan di TPI Paiton ataupun

sebaliknya. Ikan tembang (Sardinella fimbriata) merupakan hasil tangkapan

nelayan menggunakan alat tangkap purse seine di perairan Selat Madura.

Pengambilan sample ikan tembang dimulai dari Desember 2016 sampai dengan

Maret 2017. Ikan tembang diambil dari kapal yang menangkap ikan tembang

(Sardinella fimbriata) dan dicatat alat tangkap, daerah penangkapan serta

volume keseluruhan. Pengambilan sampel ikan tembang menggunakan Metode

Penarikan Contoh Acak Sederhana (PCAS) sebanyak 150-200 ekor ikan setiap

sampling dan diambil ikan berukuran kecil, sedang dan besar atau panjang yang

berbeda agar terdapat beberapa co-hort dalam setiap sampling. Sampling

dilakukan saat bulan gelap atau tidak dalam masa padang bulan (tanggal 25-5

Hijriah) di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mayangan dan TPI Paiton. Berikut

adalah jadwal pengambilan sampel ikan:

Page 40: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

24

Tabel 3. Jadwal Pengambilan Sampel Ikan Tembang di Lapang

Pengambilan Sampel ke-

Waktu

1 30 Desember 2016-4 Januari 2017

2 23 Januari - 28 Januari 2017

3 27 Februari – 4 Maret 2017

4 28 Maret – 3 April 2017

Ikan tembang (Sardinella fimbriata) yang diambil secara acak kemudian

dimasukkan ke dalam cool box berisi es curah. Pada lapisan dasar cool box

diberi es balok secukupnya dan disebar merata, lalu ikan dimasukkan

secukupnya dan dilapisi lagi es balok yang dipotong dengan ukuran sedang

(tidak terlalu kecil agar tidak mudah mencair) diatas ikan dan begitu seterusnya

hingga cool box cukup menampung sampel ikan. Tujuan diberi es balok ini

adalah untuk mempertahankan kondisi ikan agar tetap segar. Selanjutnya ikan

dibawa ke laboratorium Budidaya Ikan, divisi Reproduksi Ikan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya dan dimasukkan ke freezer

untuk selanjutnya dilakukan pengukuran, penimbangan dan pembedahan.

3) Identifikasi Sampel Ikan Tembang (Sardinella fimbriata)

Identifikasi sampel ikan tembang dilakukan dengan cara mengamati

morfologi tubuh ikan dari anterior kepala hingga posterior caudal meliputi bentuk

mulut, ukuran kepala, jari-jari sirip (dorsal, pelvic, dan pectoral), corak atau warna

tubuh dan lain sebagainya. Identifikasi menggunakan form identifikasi Carpenter

pada Lampiran 1.

3.5.2 Pengukuran Data Biologi Ikan

Pengukuran data biologi ikan tembang bertujuan untuk mendapatkan data

variabel biologi ikan yang meliputi panjang, berat dan lingkar tubuh ikan

digunakan untuk menentukan hubungan panjang dan berat, hubungan panjang

dan lingkar tubuh, menduga parameter pertumbuhan, laju eksploitasi dan

mortalitas, pola rekruitmen dan hasil per rekruit serta biomassa per rekruit ikan

Page 41: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

25

tembang yang didaratkan di TPI Mayangan dan TPI Paiton. Pengukuran data

biologi ikan dilakukan di Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Reproduksi Ikan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya.

1) Pengukuran Panjang Total Ikan Tembang

Pengukuran panjang total tubuh (Total Length) ikan tembang

menggunakan penggaris kayu dengan ketelitian 0,1 cm dan diukur dari anterior

mulut hingga posterior sirip caudal. Setiap data yang diperoleh diisi ke dalam

form data biologi ikan (Lampiran 2).

2) Penimbangan Berat Tubuh Ikan

Penimbangan berat ikan tembang dilakukan menggunakan timbangan

digital dengan ketelitian 0,01 gram. Timbangan dikalibrasi terlebih dahulu hingga

menjadi zero (0), kemudian ikan diletakkan pada timbangan dan hasil berat tubuh

ikan dicatat dalam form data biologi ikan (Lampiran 2).

3) Pengukuran Lingkar Tubuh Ikan (Girth)

Pengukuran lingkar tubuh ikan (girth) dilakukan menggunakan benang

kasur dan diukur panjang lingkar tubuh pada penggaris berdasarkan tanda dari

benang kasur yang diukur sebelumnya. Lingkar tubuh ikan diukur mulai dari

badan ikan bagian atas (anterior sirip dorsal) hingga melingkar ke perut (ventral)

dan kembali ke batas anterior sirip dorsal. Data lingkar tubuh ikan dicatat dalam

form data biologi ikan (Lampiran 2).

3.5.3 Pembedahan Ikan

Pembedahan ikan tembang bertujuan untuk mendapatkan data variabel

biologi ikan yang meliputi jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad

digunakan untuk menentukan tingkat kematangan gonad ikan tembang yang

didaratkan di TPI Mayangan dan TPI Paiton. Pembedahan ikan dilakukan di

Page 42: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

26

Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Reproduksi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Universitas Brawijaya.

1) Penentuan Jenis Kelamin

Penentuan jenis kelamin dilakukan dengan dengan cara membedah ikan

mengunakan sectio set, mulai dari lubang urogenital keatas hingga linea lateralis

lalu digunting secara horizontal hingga sirip pectoral dan digunting lagi ke bawah

hingga sirip pectoral lepas dari operculum. Digunting secara perlahan agar organ

dalam ikan tidak rusak dan tampak gonad. Langkah selanjutnya adalah

mengamati warna sel kelamin (gonad). Ikan tembang yang berjenis kelamin

jantan memiliki warna gonad putih susu merupakan testis. Ikan tembang betina

memiliki warna gonad orange atau merah kekuningan dan permukaannya sedikit

bergerigi merupakan ovarium. Kode untuk jenis kelamin jantan adalah 1 dan

untuk jenis kelamin betina adalah 2. Setiap data yang diperoleh diisi ke dalam

form data biologi ikan (Lampiran 2).

2) Penentuan Tingkat Kematangan Gonad

Penentuan tingkat kematangan gonad dilakukan dengan cara memotong

secara perlahan bagian tubuh ikan tembang yang masih melekat di tulang ikan

agar organ dalam ikan tidak rusak dan tampak gonad. Setelah gonad terlihat,

gonad diambil menggunakan pinset pada ujung gonad, lalu diamati ciri-ciri

kematangan gonad dengan acuan tingkat kematangan gonad menurut Tester

dan Takata (1953). Klasifikasinya adalah sebagai berikut:

Page 43: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

27

Tabel 4.Tingkat Kematangan gonad menurut Tester dan Takata (1953)

TKG Jantan Betina

1 Tidak masak Gonad sangat kecil seperti

benang dan transparan.

Penampangan gonad ipih

dengan warna kelabu

Gonad sangat kecil seperti

benang dan transparan.

Penampangan gonad

tampak bulat dengan

warna kemerah-merahan.

2 Permulaan

masak

Gonad mengisi seperempat

rongga tubuh. Warna gonad

kelabu atau putih dan

berbentuk pipih.

Gonad mengisi

seperempat rongga tubuh.

Gonad berwarna

kemerahan atau kuning

dan berbentuk bulat, telur

tidak tampak

3 Hampir masak Gonad mengisi setengah

rongga tubuh. Gonad

berwarna putih.

Gonad mengisi setengah

rongga tubuh, berwarna

kuning, bentuk telur

tampak melalui dinding

ovari.

4 Masak Gonad mengisi tiga

perempat rongga tubuh.

Gonad berwarna putih

berisi cairan berwarna

putih.

Gonad mengisi tiga

perempat rongga tubuh.

Berwarna kuning, hampir

bening. Telur mulai

terlihat. Terkadang

dengan tekanan halus

pada perutnya akan ada

yang menonjol pada

lubang pelepasannya.

5 Salin Hampir sama dengan tahap

kedua dan sukar

dibedakan, gonad berwarna

putih kadang dengan bintik

cokelat.

Gonad berwarna merah,

lembek dan telur tidak

tampak.

3) Penimbangan Berat Gonad

Penimbangan berat gonad dilakukan menggunakan timbangan digital

dengan ketelitian 0,01 gram. Timbangan dikalibrasi terlebih dahulu hingga

menjadi zero (0), kemudian gonad diletakkan diatas timbangan yang telah diberi

kertas saring untuk menyaring air yang terdapat pada gonad dan hasil berat

gonad ikan dicatat dalam form data biologi ikan (Lampiran 2).

Page 44: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

28

3.5.4 Pengukuran Data Dinamika Populasi Ikan 3.5.4.1 Suhu Permukaan Laut

Suhu permukaan laut digunakan untuk mengetahui laju mortalitas alami

(M). Data suhu permukaan laut diperoleh dari Aqua Modis Sea Surface

Temperature (Ocean Color Web). Suhu permukaan laut yang digunakan adalah

suhu rata-rata tahunan yaitu mulai April 2016 sampai dengan Maret 2017.

3.6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan program Microsoft excel

dan FISAT II. Microsoft excel digunakan untuk menganalisis data biologi ikan

tembang yang meliputi nisbah kelamin, hubungan panjang dan berat serta

parameter pertumbuhan dengan analisis eksponensial menggunakan

perhitungan regresi, hubungan panjang dan lingkar tubuh serta prediksi stok

dengan analisis linier menggunakan perhitungan regresi, tingkat kematangan

gonad, panjang ikan tembang pertama kali matang gonad (Lm) dan panjang ikan

tembang pertama kali tertangkap (Lc). FISAT II digunakan untuk menganalisis

parameter pertumbuhan, pola rekruitmen, Yield per Recruitment (Y/R), Biomass

per Recruitment (B/R) dan prediksi stok.

3.6.1 Analisis Biologi Ikan 3.6.1.1 Analisis Nisbah Kelamin (Sex Ratio)

Nisbah kelamin bertujuan untuk mengetahui perbandingan jenis kelamin

ikan tembang jantan dan jenis kelamin ikan tembang betina dalam sample data.

Nisbah kelamin digunakan untuk melihat perbandingan antara jenis kelamin ikan

yang ada di perairan. Konsep nisbah adalah proporsi populasi tertentu terhadap

total populasi (Walpole, 1993).

(1)

Page 45: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

29

p adalah proporsi kelamin (jantan dan betina), n adalah jumlah jenis ikan

jantan atau betina, dan N adalah jumlah total individu ikan jantan dan betina

sample.

3.6.1.2 Hubungan Panjang dan Berat

Model pertumbuhan ikan tembang mengikuti pola hukum kubik dari 2

parameter yang dianalisis yaitu panjang dan berat. Asumsi hukum kubik secara

ideal menyatakan bahwa untuk ikan yang bertambah panjangnya akan

menyebabkan pertambahan berat hingga sekitar 3 kali. Namun pada

kenyataanya tidak demikian, karena panjang dan berat ikan berbeda untuk setiap

spesies ikan, sehingga untuk menganalisis hubungan panjang dan berat masing-

masing spesies ikan digunakan hubungan (Sparre dan Venema, 1999) :

(2)

W adalah berat ikan tembang (gram), L adalah panjang total ikan

tembang (cm), serta q dan b adalah koefisien perubahan berat. Persamaan

diatas dapat ditransformasikan ke dalam suatu persamaan linier dengan menarik

logaritma dari kedua sisinya:

LnW (i) =lnq + b × lnL (i)atau y (i) = a+b × x(i) (3)

Dimana y (i) = ln W (i), x(i) = ln L (i) dan a= ln q

Karena a = ln q dapat diperoleh q dari hubungan panjang berat yang asli dengan

menarik anti logaritma dari a :

q = exp a

dengan demikian, estimasi hubungan antara W (dalam g) dan L (dalam cm)

menjadi :

W = a×Lb

Pola hubungan panjang dan berat dapat dilihat dari nilai konstanta b

(sebagai penduga tingkat kedekatan hubungan kedua parameter) dengan

hipotesis sebagai berikut:

Page 46: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

30

1. Bila b = 3, maka ikan dikatakan memiliki hubungan isometrik (pola

pertumbuhan berat sebanding dengan pola pertumbuhan panjang).

2. Bila b 3, maka ikan dikatakan memiliki allometrik (pola pertumbuhan

berat tidak sebanding pola pertumbuhan panjang). Pola pertumbuhan

allometrik ada dua macam yaitu allometrik positif (b > 3) yang

mengindikasikan bahwa pertumbuhan berat lebih dominan dibandingkan

dengan pertumbuhan panjang dan allometrik negative (b < 3) yang berarti

bahwa pertumbuhan panjang lebih dominan dibandingkan dengan

pertumbuhan beratnya.

Untuk konfirmasi apakah nilai b tersebut sama dengan 3 atau tidak,

dilaukan uji t (t-test) (Sparre dan Venema, 1999) dengan rumus :

thit=

dimana b adalah nilai hitung perbandingan panjang dan berat ikan, s

adalah standar deviasi dan n adalah jumlah sampel. Jika thit lebih besar dari t-

tabel (95% = nyata dan 99% = sangat nyata) maka nilai b tersebut tidak sama

dengan 3 atau hubungan panjang dan berat ikan adalah allometrik positif (b > 3)

dan allometrik negative (b < 3). Namun jika thit lebih kecil t-tabel maka nilai

tersebut sama dengan 3 atau hubungan panjang berat adalah isometrik.

3.6.1.3 Hubungan Panjang dan Lingkar Tubuh

Hubungan lingkar badan (Lb) dengan panjang ikan adalah berbentuk

linier sederhana dengan rumus (Effendi, 1990) :

Lb = a + b×L (4)

Dimana:

a = intersep b = slope

Page 47: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

31

3.6.1.4 Tingkat Kematangan Gonad

Jenis kelamin diduga berdasarkan pengamatan gonad ikan sampel.

Tingkat kematangan gonad adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum

dan sesudah ikan memijah. Penentuan tingkat kematangan gonad ikan tembang

ditentukan secara morfologi menggunakan klasifikasi Tingkat Kematangan

Gonad Menurut Tester dan Takata (1953) pada tabel 11.

3.6.1.5 Indeks Kematangan Gonad (IKG)

Indeks kematangan gonad (IKG) adalah perbandingan antara berat gonad

dan berat tubuh ikan. IKG ini digunakan untuk melihat perubahan yang terjadi

dalam gonad ikan secara kuantitatif. Perubahan IKG berhubungan erat dengan

perkembangan gonad dan pertumbuhan telur. Berat gonad pada awalnya rendah

kemudian gonad akan membesar pada waktu akan memijah dan kemudian

mengalami penurunan selama pemijahan berlangsung.

Menurut Ekokotu dan Olele (2014), Indeks Kematangan Gonad

merupakan presentase berat ikan yang digunakan dalam memproduksi telur

ketika telur sudah mencapai ukuran maksimum selama musim pemijahan dan

ditentukan rumus sebagai berikut:

Keterangan: IKG = indeks kematangan gonad Bg = berat gonad ikan (gram) Bt = berat tubuh ikan (gram)

3.6.1.6 Panjang Ikan Pertama Kali Matang Gonad (Lm)

Panjang ikan pertama kali matang gonad diistilahkan sebagai Length Fifty

(L50) atau Lm (Length Maturity). Pendugaan menggunakan rumus sebagai

berikut:

(5)

Page 48: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

32

= 1 + e –a (L –L50)

Ln (

Ln (

Ln ( = -a L50 + aL

Y = -a + bx

a = a L50

b = a

Lm = -a/b

Keterangan:

Q = fraksi dari kelas panjang yang matang gonad 1 = nilai maksimal yang menunjukkan 100 % matang e = 2,718 a = konstanta L = interval panjang kelas L50 = panjang ikan pada saat 50 % matang gonad

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pada panjang berapa, ikan

tembang pertama kali matang gonad sehingga dapat diketahui pertumbuhan ikan

tembang.

3.6.2 Analisis Dinamika Populasi 3.6.2.1 Pendugaan Pertama Kali Tertangkap (Lc)

a. Fc (x) = * e – ( ) persamaan normal

Ln Fc (x) = [ Ln ] - [ ]

b. = * (L + ) - * (L +

persamaan kuadratik

Page 49: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

33

c. = * (L + ) persamaan linier

Sehingga, Lc = L50 = =

3.6.2.2 Pendugaan Sebaran Frekuensi Panjang

Berdasarkan Bhattacharya Method’s (FISAT II) menentukan sebaran

frekuensi panjang adalah sebagai berikut :

1. Memasukkan frekuensi panjang dari setiap kelas

2. Menentukan point awal dan akhir dari data untuk mengidentifikasi co-

hort

3. Output berupa mean, standar deviasi, jumlah populasi dan Separation

Index (SI) dari kelompok umur yang teridentifikasi.

Gambar 2. Bhattacharya Method’s

3.6.2.3 Parameter Pertumbuhan

Pendugaan parameter pertumbuhan dilakukan dengan menggunakan

rumus pertumbuhan Von Bertalanffy (Sparre dan Venema, 1999) sebagai berikut:

L(t) = L { 1-e-k(t-t0) }

Page 50: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

34

Keterangan:

L∞ = panjang asimtotik ikan (cm)

Lt = panjang ikan pada umur tertentu K = koefisien laju pertumbuhan (tahun) to = umur teoritis ikan pada saat panjang ikan sama dengan nol (tahun) t = umur ikan

Nilai t0 (umur teoritis ikan pada saat panjang sama dengan nol) diduga

melalui persamaan Pauly (1983):

log (-t0) = -0,3922 0,2752 (log L ) 1,038 (log k) atau t0 = -a/b

L∞ adalah panjang asimtotik ikan (mm), k adalah koefisien laju

pertumbuhan (mm/satuan waktu) dan t0 adalah umur ikan pada saat panjang

ikan 0.

L max adalah panjang maksimum ikan dalam populasi diduga melalui

persamaan Beverton (1963) :

L = L max / 0.95

L max = L

× 0.95

Pendugaan parameter pertumbuhan ini juga menggunakan ELEFAN I

dalam FISAT. ELEFAN I (Electronis Length Frequency Analysis) biasanya

digunakan untuk mengidentifikasi kurva pertumbuhan osilasi musiman yang

mana diolah berdasarkan data frekuensi panjang, menggunakan nilai Rn atau

skor tertinggi sebagai kriteria.

FISAT menyediakan 4 pilihan untuk mengidentifikasi kurva pertumbuhan

yaiut:

1. Curve Fitting by Eye

2. Response Surface Analysis

Untuk mengetahui parameter pertumbuhan pada bagian Response

Surface Analysis nilai L dan K perlu diisi, kamudian untuk starting sample diisi

Page 51: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

35

mulai sample pertama hingga terakhir dan strating length diisi berdasarkan

frekuensi terbanyak dalam data panjang setiap sampel.

3. Scan of K-Values

Selanjutnya pada bagian K-Scan, L diisi berdasarkan Rn atau skor

tertinggi dari data panjang. hasil dari K-Scan ini berupa kurva indeks

pertumbuhan, yang mana sumbu X adalah niali K (nilai koefisien pertumbuhan)

dalam satu tahun dan sumbu Y adalah score.

Scan of K-values juga dapat mengetahui laju pertumbuhan dengan plot

kurva VBGF yanga menampilkan data frekuensi panjang, waktu dan co-hort

dalam setiap bulan.

4. Automatic Search Routine

Digunakan untuk mencari Rn atau score tertinggi dari seluruh sampel.

L dan nilai K dari sampel dengan score tertinggi diisi pada kolom automatic

search.

3.6.2.4 Pendugaan Laju Mortalitas

Nilai mortalitas total (Z) dianalisis dengan pendekatan length-converted

catch curve yaitu menggunakan kurva hasil tangkapan dari konversi data

panjang sebagai pengaruh total laju kematian. Nilai parameter pertumbuhan dan

suhu perairan (T) merupakan faktor yang mempengaruhi mortalitas. Laju

mortalitas alami (M) diduga menggunakan rumus empris (Pauly, 1983) sebagai

berikut :

Ln M = -0,0152 0,279 ln L + 0,6543 ln K + 0,463 ln T (6)

Dimana total mortalitas diperoleh dari :

Nt = N0.e-Z.t ditransformasi menjadi :

Ln Nt = Ln N0 – Z.t

Page 52: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

36

Grafik penurunan populasi adalah linier negatif:

koefisien arah (b) = Z dan intersep (a) = Ln N0.

Y = a + - b*X

Maka diperoleh hasil :

Z = -b

Dengan demikian mortalitas penangkapan dapat diperoleh dengan persamaan :

F = Z-M

Keterangan :

M = Mortalitas alami (per tahun) Z = total mortalitas F = mortalitas penangkapan L∞ = panjang maksimal ikan secara teori (cm) K = koefisien pertumbuhan (per tahun) T = rata-rata suhu permukaan (°C)

3.6.2.5 Laju Eksploitasi dan Status Perikanan

Laju eksploitasi atau penangkapan (E) dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut :

E

Keterangan :

E = laju eksploitasi F = mortalitas penangkapan Z = total Mortalitas

Jika F dan Z sudah diketahui, maka E dapat dihitung dan ditentukan status

perikanan sebagai berikut :

Tingkat Eksploitasi (%) =

× 100

Dimana:

E optimum =

E MSY = 0,5

Page 53: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

37

Laju Eksploitasi:

E < 0,5 atau F < M, maka status perikanan under fishing

E = 0,5 atau F = M maka status perikanan Maximum Sustainable Yield

E > 0,5 atau F > M maka status perikanan over fishing

Status Perikanan menurut FAO (1995) adalah sebagai berikut :

Tingkat Pemanfaatan = 0 % , maka status perikanan unexploited

Tingkat Pemanfaatan ,25%, maka status perikanan lightly exploited

Tingkat Pemanfaatan = 25% - 75%, maka status perikanan moderately exploited

Tingkat Pemanfaatan = 75% - 100%, maka status perikanan fully exploited

Tingkat Pemanfaatan = 100% - 150%, maka status perikanan over exploited

Tingkat Pemanfaatan > 150%, maka status perikanan depleted

3.6.2.6 Pola Rekruitmen

Pola rekruitmen disusun berdasarkan data frekuensi panjang untuk

menentukan rendah tinggi rekruitmen setiap bulan dan kekuatan relative pada

masing-masing rekruitmen.Untuk memperoleh plot pola rekurutmen berdasarkan

waktu, dibutuhkan nilai dari parameter pertumbuhan yaitu nilai K, to dan L

adalah parameter pertumbuhan yang diinput dalam pola rekruitment pada FISAT

II.

3.6.2.7 Analisis Yield/Recruitment (Y/R) dan Biomass/Recruitment (B/R)

Data parameter yang harus dimasukkan adalah Lc/L (dari 0,05 sampai

dengan 0,95) dan M/K (dari 0,10 sampai dengan 9,99).

Relative yield-per-recruit (Y'/R) diperoleh dari:

Y’/R = EUM/K {1- -

Page 54: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

38

Dimana :

U = 1-(Lc/L∞)

m = (1-E)/(M/K) = (K/Z)

Relative biomass-per-recruit (B'/R) adalah estimasi dari hubungan :

B'/R = (Y'/R)/F

Hasil dari analisis Y/R dan B/R adalah:

1. Plot Y/R dan B/R

a. Plot Y/R yang menunjukkan garis dari nilai Lc/L∞ dan E berwarna merah

berarti laju eksploitasi melibihi 0,5 dan status perikanan adalah over fishing. Jika

garis berada di warna biru atau hijau berarti laju eksploitasi kurang dari 0,5 dan

status perikanan adalah under fishing.

b. Plot B/R yang menunjukkan warna biru berarti biomas atau sisa ikan di

laut tinggal sedikit. Sebaliknya jika menunjukkan warna merah berarti biomas

atau sisa ikan di laut masih banyak.

2. 2-D Analysis

Pada 2D –Analysis terdapat 3 poin yaitu :

a. garis putus-putus kuning menunjukkan Yield recruitment, bila jumlah

hasil tangkapan sangat banyak/melebihi MSY, maka telah terjadi over fishing.

b. garis putus-putus hijau menunjukkan MSY, bila laju eksploitasi ikan di

laut = 0,5 dan mortalitas ikan saat penangkapan sama dengan mortalitas alami

(tanpa / di luar penangkapan).

c. garis putus-putus merah menunjukkan Biomass Recruitment, dan bila

sisa ikan di laut (biomassa ) memiliki jumlah yang sangat sedikit, dibandingkan

dengan hasil tangkapan (Yield) maka telah terjadi over fishing.

Page 55: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

39

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Profil Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mayangan

Unit Pelaksana Teknis Tempat Pelelangan Ikan Mayangan merupakan

salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Kelautan dan Perikanan Kota

Probolinggo yang berlokasi di dalam areal Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)

Mayangan. UPT TPI dipimpin oleh seorang kepala UPT dengan tingkat eselon

IV/a yang berada dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas

Kelautan dan Perikanan Kota Probolinggo.

Kegiatan transaksi ekonomi perikanan pada awalnya terjadi di Pelabuhan

Niaga Kota Probolinggo, karena tempat yang digunakan untuk kegiatan transaksi

ekonomi tersebut tidak menerapkan prinsip sanitasi dan hygienis, maka sejak

tahun 2009 kegiatan transaksi ekonomi para pelaku usaha dan pelaku utama

masyarakat Mayangan pindah ke Tempat Pelelangan Ikan Mayangan Kota

Probolinggo.

Kegiatan Tempat Pelelangan Ikan sendiri secara resmi beroperasi tanggal

1 Maret 2008 sesuai dengan dasar hukum Peraturan Daerah Kota Probolinggo

No. 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota

Probolinggo dan Peraturan Walikota Probolinggo nomor 31 tahun 2008 tentang

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Probolinggo

dengan nama UPTD Tempat Pelelangan Ikan Mayangan, namun berdasarkan

Perwali Nomor 8 Tahun 2012 tanggal 06 Desember 2012 tentang Tugas Pokok

dan Fungsi Dinas Daerah Kota Probolinggo mengalami perubahan nomenklatur

dari UPTD TPI Mayangan menjadi UPT TPI Mayangan.

Page 56: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

40

4.1.2 Profil Tempat Pelelangan Ikan Paiton

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paiton merupakan pelabuhan perikanan

terbesar yang ada di Kabupaten Probolinggo. TPI Paiton terletak ± 37 km

disebelah timur kota Probolinggo. Area pelabuhan merupakan reklamasi pantai

yang ada di Desa Sumberanyar Kecamatan Paiton seluas 1,8 ha dengan

fasilitas kolam labuh seluas 6 ha yang dilengkapi dengan break water

sepanjang 420 m. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paiton merupakan pelabuhan

perikanan terbesar yang ada di Kabupaten Probolinggo. TPI Paiton terletak ± 37

km disebelah timur kota Probolinggo dan terletek pada koordinat 7°42’24.06” LS

dan 113°31’26.46” BT.

4.2 Keadaan Umum Perikanan 4.2.1 Deskripsi Perikanan Tembang di Mayangan

Gambar 1. Komposisi Hasil Tangkapan di TPI Mayangan Tahun 2016

Berdasarkan gambar 4 dapat diketahui bahwa ikan tembang merupakan

hasil tangkapan dominan pada tahun 2016. Ikan tembang di tempat pelelangan

ikan mayangan memiliki nama lokal ikan sisik. Ikan tembang dikirim ke pasar

ikan mayangan jika kondisi ikan masih segar, namun bila kondisi ikan telah rusak

Page 57: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

41

atau busuk dikirim ke pabrik tepung ikan. Harga ikan tembang 1 kg sebesar Rp.

7000,- bila hasil tangkapan banyak, dan dapat mencapai Rp.14.000,- bila hasil

tangkapan sedikit, kualitas ikan bagus dan ukuran besar. Ikan tembang

(Sardinella fimbriata) memiliki bentuk badan pipih memanjang dan gepeng. Ikan

tembang ini berwarna agak cerah yaitu pada bagian punggung berwarna hijau

kebiruan dan bagian bawah berwarna keperakan. Warna sirip ikan tembang ini

pucat dan transparan. Selain itu ikan tembang ini memiliki linea lateralis

membentuk garis yang tak terputus-putus memanjang mulai dari ujung ekor

sampai di ujung tutup insang. Memiliki bentuk mulut terminal dan memiliki titik

hitam pada sirip dorsal. Ikan tembang (Sardinella fimbriata) memiliki ukuran

panjang standar (standar length) sebesar 13 cm.

Gambar 2. Jumlah Trip Alat Tangkap di TPI Mayangan Tahun 2016

Berdasarkan gambar 5 diketahui terdapat beberapa jumlah trip alat

tangkap yaitu purse seine, cantrang, gillnet, bagan tancap dan serok. Jumlah trip

alat tangkap dominan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mayangan pada tahun

2016 adalah purse seine. Purse seine merupakan alat tangkap yang menangkap

ikan tembang dan ikan-ikan pelagis lainnya.

Page 58: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

42

4.2.2 Deskripsi Perikanan Tembang di Paiton

Gambar 3. Komposisi Hasil Tangkapan di TPI Paiton Tahun 2016

Berdasarkan gambar 6 diketahui bahwa ikan tembang merupakan hasil

tangkapan dominan ke-4 setelah ikan tongkol abu-abu pada tahun 2016. Ikan

tembang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paiton memiliki nama lokal ikan sisik.

Ikan tembang dikirim ke pasar ikan mayangan jika kondisi ikan masih segar,

namun bila kondisi ikan telah rusak atau busuk dikirim ke pabrik tepung ikan atau

dikeringkan untuk dijadikan ikan asin. Harga ikan tembang 1 kg sebesar Rp.

3000,- bila hasil tangkapan banyak atau sedang musim, dan dapat mencapai

Rp.5.000,- bila hasil tangkapan sedikit, kualitas ikan bagus dan ukuran besar.

Ikan tembang (Sardinella fimbriata) memiliki bentuk badan pipih memanjang dan

gepeng. Ikan tembang ini berwarna agak cerah yaitu pada bagian punggung

berwarna hijau kebiruan dan bagian bawah berwarna keperakan. Warna sirip

ikan tembang ini pucat dan transparan. Selain itu ikan tembang ini memiliki linea

lateralis membentuk garis yang tak terputus-putus memanjang mulai dari ujung

ekor sampai di ujung tutup insang. Memiliki bentuk mulut terminal dan memiliki

titik hitam pada sirip dorsal.

Page 59: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

43

Gambar 4. Jumlah Trip Alat Tangkap di TPI Paiton Tahun 2016

Berdasarkan gambar 7 diketahui terdapat 2 jumlah trip alat tangkap yaitu

purse seine dan payang. Jumlah trip alat tangkap dominan di Tempat Pelelangan

Ikan (TPI) Paiton pada tahun 2016 adalah purse seine. Purse seine merupakan

alat tangkap yang menangkap ikan tembang dan ikan-ikan pelagis lainnya

4.3 Aspek Biologi Ikan 4.3.1 Nisbah Kelamin

Gambar 5. Prosentase Nisbah Kelamin Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) per Sampling di Probolinggo

Page 60: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

44

Berdasarkan gambar 8 diketahui bahwa mulai sampling kedua hingga

keempat terdapat beberapa ikan yang tidak dapat diidentifikasi jenis kelaminnya.

Hal ini diduga disebabkan saat penanganan ikan tembang dari fishing ground ke

fishing base, tidak terdapat ruang palkah ikan di kapal atau es balok yang

digunakan kurang dan tidak sebanding dengan lama waktu trip sehingga kondisi

tubuh ikan sebagian rusak, terutama pada bagian perut ikan. Diduga juga

disebabkan oleh beberapa kapal yang membawa banyak hasil tangkapan ikan

spesies lain yang berukuran lebih besar (ikan kakap) dan diletakkan tepat diatas

ikan tembang yang berukuran lebih kecil, sehingga merusak sebagian tubuh ikan

tembang.

Gambar 6. Prosentase Total Nisbah Kelamin

Berdasarkan gambar 9, dari jumlah keseluruhan diperoleh ikan betina

lebih dominan daripada ikan jantan, dengan proporsi ikan jantan dan betina dalah

1:1,75. Hal tersebut dapat disebabkan ikan tembang dalam masa memijah.

Sama halnya seperti penjelasan Nasution (2003), bahwa ikan yang melakukan

ruaya untuk melakukan pemijahan, terjadi perubahan nisbah jantan dan betina

secara teratur yaitu pada awal pemijahan didominasi oleh ikan jantan kemudian

Page 61: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

45

seimbang saat terjadi pemijahan dan didominasi oleh ikan betina sampai

pemijahan selesai.

4.3.2 Hubungan Panjang dan Berat

Gambar 7. Hubungan Panjang dan Berat Total Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) di Probolinggo

Berdasarkan gambar 10, nilai b yang diperoleh dari hubungan panjang

dan berat secara total yaitu 3.004, diperoleh hasil t hit < t tab maka b = 3 atau

isometrik. Hal tersebut dapat disebabkan oleh ketersediaan makanan yang cukup

untuk mendukung pertumbuhan panjang dan berat ikan tembang pada lokasi

penangkapan atau fishing ground. Berbeda dengan penelitian menurut Bintoro

(2005) bahwa analisis data terhadap panjang dan berat ikan tembang

menunjukkan bahwa secara total hubungan panjang dan berat ikan adalah W =

0,0218 L2,643 dan menunjukkan pola pertumbuhan ikan tembang di Selat Madura

adalah allometrik negatif.

Page 62: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

46

Tabel 1. Hubungan Panjang dan Berat Ikan Tembang Secara Keseluruhan

Waktu Jumlah (n)

02-Jan-17 nilai a 0,056 200

nilai b 2,369

Persamaan W = a × Lb W = 0,056 × L2,369

R² = 0,751

Pola Pertumbuhan allometrik negatif

26-Jan-17 nilai a 0,007 177

nilai b 3,076

Persamaan W = a × Lb W = 0,007 × L3,076

R² = 0,809

Pola Pertumbuhan Isometrik

04-Mar-17 nilai a 0,015 200

nilai b 2,844

Persamaan W = a × Lb W = 0,015 × L2,844

R² = 0,900

Pola Pertumbuhan allometrik negatif

28-Mar-17 nilai a 0,009 200

nilai b 3,003

Persamaan W = a × Lb W = 0,009 × L3,003

R² = 0,752

Pola Pertumbuhan Isometrik

Berdasarkan tabel 12, nilai b yang diperoleh pada sampling pertama dan

ketiga yaitu 2,369 dan 2,844,diperoleh hasil t hit > t tab maka b 3 (b < 3 atau

allometrik negatif) (Lampiran 7 dan 9), sehingga dapat disimpulkan bahwa

kondisi perairan di lokasi penangkapan atau fisihing ground kurang mendukung.

Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya ketersediaan makanan atau

lokasi penangkapan yang dekat dengan tempat tambat labuh kapal sehingga

menyebabkan adanya limbah atau polusi yang menghambat pertumbuhan ikan

tembang. Menurut Bintoro (2005) bahwa analisis data terhadap panjang dan

berat ikan tembang menunjukkan bahwa secara total hubungan panjang dan

berat ikan adalah W = 0,0218 × L2,643 dan menunjukkan pola pertumbuhan ikan

tembang di Selat Madura adalah allometrik negative dan dua hal yang

Page 63: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

47

menyababkan nilai b < 3 yaitu kurangnya kandungan plankton di Selat Madura

dan bentuk tubuh ikan yang dari asalnya kurus pipih. Nilai b pada sampling

kedua dan keempat yaitu 3,076 dan 3,003, diperoleh hasil t hit < t tab maka b = 3

(isometrik) (Lampiran 8 dan 10). Hal tersebut dapat disebabkan oleh

ketersediaan makanan yang cukup untuk mendukung pertumbuhan panjang dan

berat ikan tembang pada lokasi penangkapan. Seperti yang dijelaskan oleh

Chaira (2010) bahwa nilai b yang berbeda pada suatu spesies dipengaruhi oleh

tingkat perkembangan ontogenik seperti perbedaan spesies, umur, tingkat

kematangan gonad, dan jenis kelamin, serta dipengaruhi juga oleh letak

geografis, kondisi lingkungan seperti musim dan ketersediaan makanan.

Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa nilai b yang berbeda pada

setiap sampling dapat disebabkan oleh ketersediaan makanan dan perbedaan

suhu di setiap lokasi penangkapan pada waktu yang berbeda. Perbedaan nilai b

pada spesies yang sama dapat disebabkan adanya perbedaan laju

pertumbuhan, perbedaan umur dan tahapan perkembangan gonad, makanan,

serta kondisi suhu dan salinitas perairan (Rahman et al., 2012). Perubahan suhu

berpengaruh pada proses fisika, kimia, dan biologi badan air. Suhu juga sangat

berperan mengendalikan kondisi ekosistem. Organisme akuatik memiliki kisaran

suhu tertentu yang disukai bagi pertumbuhannya. Peningkatan suhu juga dapat

meningkatkan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme akuatik dan

selanjutnya meningkatkan konsumsi oksigen. Peningkatan suhu 10°C

menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme akuatik

sekitar 2-3 kali lipat. Namun, peningkatan suhu ini disertai dengan penurunan

kadar oksigen terlarut (Effendie, 2002).

Page 64: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

48

4.3.3 Hubungan Panjang dan Lingkar Tubuh

Gambar 8. Hubungan Panjang dan Lingkar Tubuh Ikan Tembang

Berdasarkan gambar 11 dapat diketahui berdasarkan nilai R2, panjang

tubuh ikan mempengaruhi lingkar badan ikan sebesar 65,8% dan sisanya

dipengaruhi faktor lain. Diduga faktor yang mempengaruhi lingkar badan ikan

berupa faktor eksternal dan internal. Faktor internal berupa ukuran gonad dalam

tubuh dan faktor eksternal berupa kondisi lingkungan seperti ketersidaan

makanan dan suhu perairan. Setiap penambahan satu cm panjang tubuh ikan

akan menambah lingkar tubuh ikan sebesar 0,544 cm. Bintoro (2005)

menyatakan bahwa analisis data terhadap hubungan lingkar badan (Lb) dan

panjang total (L) menunjukkan bahwa secara total persamaannya adalah Lb =

3,354+0,305L.

Page 65: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

49

Tabel 2. Hubungan Panjang dan Lingkar Tubuh Ikan Tembang Secara Keseluruhan

Waktu Jumlah (n)

02-Jan-17 nilai a 2,763 200

nilai b 0,385

Persamaan Lb = a+ b×L Lb = 2,763+0,385×L

R² = 0,379

26-Jan-17 nilai a -0,063 177

nilai b 0,549

Persamaan Lb = a+ b×L Lb = -0,063+0,549×L

R² = 0,464

04-Mar-17 nilai a 0,67 200

nilai b 0,529

Persamaan Lb = a+ b×L Lb = 0,670+0,529×L

R² = 0,703

28-Mar-17 nilai a -0,024 200

nilai b 0,539

Persamaan Lb = a+ b×L Lb = -0,024+0,539×L

R² = 0,509

Berdasarkan tabel 13, sampling pertama dan ketiga dapat diketahui

panjang tubuh ikan mempengaruhi lingkar badan ikan sebesar 37,9% dan 70,3%

dan sedangkan sisanya dipengaruhi faktor lain. Setiap penambahan satu cm

panjang tubuh ikan akan menambah lingkar tubuh ikan sebesar 0,385 cm dan

0,529 cm, sedangkan pada sampling kedua dan keempat panjang tubuh ikan

mempengaruhi lingkar badan ikan sebesar 46,4% dan 50,9% sedangkan sisanya

dipengaruhi faktor lain. Setiap penambahan satu cm panjang tubuh ikan akan

mengurangi lingkar tubuh ikan sebesar 0,549 cm dan 0,539 cm.

Page 66: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

50

4.3.4 Tingkat Kematangan Gonad

Gambar 9. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Tembang di Probolinggo

Berdasarkan gambar 12 diketahui bahwa sampling pertama dan kedua,

ikan tembang dalam masa memijah, pada sampling ketiga dan keempat diduga

ikan tembang dalam masa setelah memijah (kondisi gonad kembali ke awal).

Tingkat kematangan gonad dipengaruhi oleh makanan di lokasi penangkapan

dan yang tertinggi saat musim penghujan dan aliran arus tenang untuk

melakukan pemijahan. Menurut Effendie (2002), tingkat kematangan gonad pada

tiap waktu akan bervariasi, yang tertinggi umumnya didapatkan pada saat

pemijahan tiba yang biasanya pada saat musim penghujan.

Page 67: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

51

Gambar 10. Proporsi Tingkat Kematangan Gonad

Berdasarkan gambar 13, pada sampling pertama dan kedua ikan dalam

masa memijah. Pada sampling ketiga dan keempat ikan dalam masa setelah

memijah. Tingkat kematangan gonad dipengaruhi oleh makanan di lokasi

penangkapan dan yang tertinggi saat musim penghujan dan aliran arus tenang

untuk melakukan pemijahan. Ikan tembang yang belum matang gonad sebanyak

63% atau 428 ekor dan yang telah matang gonad adalah 37% atau 254 ekor.

Menurut Bennet (1965), musim pemijahan Sardinella fimbriata terjadi pada bulan

Agustus hingga Februari, dengan juvenile yang paling banyak ditangkap

bersamaan waktu dengan Sardinella longiceps.

Page 68: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

52

4.3.5 Indeks Kematangan Gonad

Gambar 11. Grafik Indeks Kematangan Gonad

Berdasarkan gambar 14 diketahui bahwa nilai rata-rata IKG mengalami

penurunan setiap sampling. Hal tersebut dapat disebabkan pada sampling

pertama dan kedua ikan tembang dalam masa memijah, sehingga berat gonad

lebih besar yang mempengaruhi IKG. Pada sampling ketiga dan keempat ikan

tembang dalam masa setelah memijah yaitu berat gonad menurun, sehingga IKG

menurun. Seperti penjelasan dari Sulistiono (2006) bahwa IKG akan meningkat

seiring dengan meningkatnya tingkat kematangan gonad. pada saat pemijahan

nilai IKG akan meningkat, sebaliknya akan menurun setelah melakukan

pemijahan.

Page 69: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

53

4.3.6 Panjang Ikan Pertama Kali Matang Gonad (Lm)

Gambar 12. Grafik Hubungan Total Length dengan Logaritma Natural Prosentase Kematangan Gonad Ikan Tembang Betina

Gambar 13. Grafik Hubungan Total Length dengan Logaritma Natural Prosentase Kematangan Gonad Ikan Tembang Jantan

Page 70: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

54

Gambar 14. Grafik Hubungan Total Length dengan Logaritma Natural Prosentase Kematangan Gonad Total Ikan Tembang

Berdasarkan gambar 15 dan 16, Lm ikan tembang jantan lebih besar

diduga karena pertambahan panjang ikan jantan lebih cepat daripada

pertambahan panjang ikan betina. Selain itu panjang ikan pertama kali matang

gonad juga dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin dan kondisi lingkungan, seperti

suhu dan ketersediaan makanan. Bintoro (2005) menjelaskan bahwa, ikan

tembang jantan lebih cepat matang gonad daripada ikan tembang betina.

Menurut Mustac dan Sinovcic (2011), Panjang pada saat ukuran rata-rata

mencapai matang gonad bergantung pada faktor genetik dan lingkungan, serta

tekanan akibat penangkapan yang berlangsung lama.

Page 71: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

55

Gambar 15. Proporsi Frekuensi Lm

Berdasarkan gambar 18, diketahui bahwa jumlah ikan yang tertangkap

sebelum pertama kali matang gonad lebih banyak daripada jumlah ikan yang

telah matang gonad. Hal tersebut berarti perikanan tembang di Probolinggo tidak

berkelanjutan atau over fishing (ikan tidak mempunyai kesempatan untuk pulih

kembali karena adanya eksploitasi yang berlebihan). Ikan-ikan muda yang belum

matang gonad telah ditangkap dan tidak mempunyai kesempatan untuk

beregenerasi. Tekanan penangkapan yang tinggi dapat menyebabkan stok ikan

tembang berkurang secara terus-menerus dan untuk mengatasi hal tersebut

perlu mengurangi jumlah trip alat tangkap, agar ikan-ikan muda yang belum

matang gonad memiliki kesempatan untuk memijah.

Page 72: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

56

4.3 Aspek Dinamika Populasi Ikan 4.3.1 Sebaran Frekuensi Panjang

02 Januari 2017

26 Januari 2017

Maret 2017

28 Maret 2017

Gambar 16. Grafik Sebaran Frekuensi Panjang Per Sampling

Berdasarkan gambar 19 diketahui bahwa dari seluruh sampel terdapat

satu cohort. Hal ini diduga disebabkan oleh pembentukan kelompok/bergerombol

(schooling) yang besar pada ikan tembang, biasanya memiliki ukuran tubuh yang

sama atau pada saat pengambilan sampel pertama hingga keempat jumlah ikan

Page 73: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

57

tembang yang memiliki ukuran lebih panjang tidak tertangkap (ukuran ikan yang

lebih panjang tidak terambil saat pengambilan sampel). Merta (1992)

manyatakan bahwa pembentukan kelompok/bergerombol (schooling) yang besar

pada ikan tembang, biasanya memiliki ukuran tubuh yang sama sebagai salah

satu strategi untuk menghindari predator dan karena adanya ketersediaan

makanan.

Tabel 3. Sebaran kelompok umur Sardinella fimbriata di Probolinggo

Tanggal Jumlah Cohort Mean Standard deviasi Populasi

Index Separasi

02/01/2017 1 16,65 1,26 200 n.a.

26/01/2017 1 13,75 0,9 177 n.a.

04/03/2017 1 14,49 1,47 200 n.a.

28/03/2017 1 15,24 0,68 200 n.a.

Sparre & Venema (1999) indeks separasi merupakan kualitas yang

relevan terhadap studi bila dilakukan kemungkinan bagi suatu pemisahan yang

berhasil dari dua komponen yang berdekatan, bila indeks separasi kurang dari

dua (I < 2) maka tidak mungkin dilakukan pemisahaan diantara dua kelompok

ukuran, karena terjadi tumpang tindih yang besar antar dua kelompok ukuran

tersebut.

Gambar 17. Grafik Sebaran Frekuensi Panjang Seluruh Sampling

Page 74: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

58

Berdasarkan gambar 20 dapat diketahui bahwa terdapat satu kelompok

umur ikan tembang. Modus terbanyak pada panjang 14,8 cm dan 15,5 cm.

4.3.2 Panjang Ikan Pertama Kali Tertangkap

Gambar 18. Grafik Hubungan Batas Atas Kelas dan Selisih Logaritma Natural Frekuensi Panjang Ikan Tembang

Berdasarkan gambar 21 diketahui bahwa Lc < Lm. Hal tersebut

disebabkan oleh penangkapan berlebih pada ikan-ikan muda yang belum matang

gonad. Sumberdaya ikan tembang tidak berkelanjutan atau lestari karena ikan

tembang yang ditangkap berdasarkan kemampuan alat tangkap belum memijah.

Jika upaya penangkapan terus ditambah, maka stok ikan tembang di Probolinggo

akan habis. Sama halnya seperti yang dijelaskan oleh Saputra, et al. (2009)

melaporkan bahwa ukuran panjang ikan pertama kali tertangkap merupakan hal

yang penting untuk dipelajari karena berhubungan dengan ukuran ikan pertama

kali matang gonad dan dapat disimpulkan apakah sumberdaya ikan tersebut

lestari atau tidak yaitu mengetahui apakah ukuran ikan pertama kali tertangkap

Lc = 13,40 cm

Page 75: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

59

telah mengalami pemijahan atau belum mengalami pemijahan (Lc > Lm atau Lc

< Lm).

4.3.3 Parameter Pertumbuhan

Gambar 19. Grafik K-Scan

Berdasarkan gambar 22, nilai K > 0,5 yaitu 1,45 per tahun, akan semakin

cepat waktu yang dibutuhkan ikan tembang untuk mendekati panjang asimtotik

yaitu 21,25 cm. Nilai koefisien pertumbuhan yang tinggi dapat dipengaruhi oleh

ketersediaan makanan di lokasi penangkapan. Perbedaan nilai K yang diperoleh

disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal yang dapat berpengaruh adalah keturunan (faktor genetik), parasit dan

penyakit sedangkan faktor eksternal dapat berpengaruh adalah suhu dan

ketersediaan makanan (Effendi, 2002). Menurut Sparre dan Venema (1999),

semakin rendah koefisien pertumbuhan semakin lama waktu yang dibutuhkan

spesies tersebut untuk mendekati panjang asimtotik, begitupun sebaliknya

semakin tinggi koefisien pertumbuhan semakin cepat waktu yang dibutuhkan

mendekati panjang asimtotik.

Page 76: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

60

Gambar 20. Kurva Plot von Bertalanffy Growth Formula Ikan Tembang

Berdasarkan gambar 23, diketahui bahwa laju pertumbuhan ikan tembang

di Probolinggo terus mengalami kenaikan hingga konstan saat mendekati

panjang asimtotik. Hal tersebut dapat disebabkan oleh umur, semakin tua umur

ikan semakin lambat laju pertumbuhan ikan. Makanan dan suhu merupakan

faktor eksternal yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Kelimpahan

makanan yang mecukupi dan suhu perairan laut yang sesuai dapat mendukung

pertumbuhan ikan dengan baik. Seperti halnya menurut Effendie (2002) bahwa

faktor dalam umumnya sulit untuk dikontrol, seperti umur, penyakit, keturunan

dan parasit. Faktor luar yang sangat mempengaruhi pertumbuhan ikan di daerah

tropik adalah makanan daripada suhu perairan.

Page 77: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

61

Gambar 21. Kurva Pertumbuhan Sardinella fimbriata

Berdasarkan gambar 24, parameter pertumbuhan Von Bertalanffy (L∞

dan K) diperoleh melalui pengolahan data frekuensi panjang pada aplikasi FISAT

II yaitu L∞ = 21,25 cm dan k=1,45/tahun. Nilai t0 diperoleh melalui rumus log (-t0)

= -0,3922 0,2752 (log L∞) 1,038 (log k) yaitu sebesar = -0,12. Berdasarkan

hasil dari L∞, k dan t0, diperoleh persamaan parameter pertumbuhan ikan

tembang adalah Lt= 21,25(1-e-1,45(t+0,12)). Berdasarkan kurva diatas saat ikan

telah mencapai L∞ maka laju pertumbuhan konstan. Nilai k juga mempengaruhi

laju pertumbuhan ikan untuk mencapai panjang asimtotik, semakin besar nilai k

semakin cepat pula ikan mencapai panjang asimtotik dan sebaliknya.

Ketersediaan makanan sangat mempengaruhi laju pertumbuhan ikan tembang,

kelimpahan makanan yang tinggi di lokasi penangkapan akan mendukung

pertumbuhan ikan.

Page 78: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

62

Tabel 4. Umur Ikan saat Lc, Lm dan Lmax

Lt

Umur

Tahun Bulan Hari

Lc 13,4 0,56 6,72 201,6

Lm jantan 15,76 0,81 9,72 291,6

Lm betina 15,8 0,82 9,84 295,2

Lm total 15,89 0,83 9,96 298,8

Lmax 20,19 1,96 23,52 705,6

Berdasarkan persamaan parameter pertumbuhan ikan tembang Lt=

21,25(1-e-1,45(t+0,12)), diperoleh L max= 20,19 cm, t max= 1,96 tahun, umur saat

panjang ikan pertama kali tertangkap (t c) adalah 0,56 tahun, umur saat panjang

ikan pertama kali matang gonad (t m) adalah 0,83 tahun (Lampiran 17). L max

adalah ikan terbesar pada suatu stok atau populasi dalam lingkup penangkapan.

Data yang digunakan adalah sampel frekuensi panjang dari populasi tersebut. L∞

kurang akurat jika dibandingkan dengan L max. L max bukan penentu estimasi

dari L∞ (Mathews dan Samuel, 1995). L max adalah panjang maksimum ikan

yang pasti dicapi oleh ikan dan L∞ adalah panjang yang belum tentu dicapai oleh

ikan. Umur ikan saat pertama kali tertangkap lebih muda daripada umur ikan saat

pertama kali matang gonad. Hal tersebut dapat menyebabkan ikan tembang tidak

memiliki kesempatan untuk memijah dan terjadi tekanan penangkapan yang

berpengaruh pada laju pertumbuhan ikan berikutnya. Berikut adalah beberapa

hasil penelitian laju pertumbuhan Sardinella fimbriata di Selat Madura.

Tabel 5. Beberapa Hasil Penelitian tentang Laju Pertumbuhan Sardinella

fimbriata di Selat Madura

Sumber Lokasi Nama Spesies K (tahun-1) L (cm)

Lelono (1997) Selat Madura Sardinella fimbriata 2,74 21,04

Bintoro (2005) Selat Madura Sardinella fimbriata 2,4 21,15

Penelitian ini Selat Madura Sardinella fimbriata 1,45 21,25

Berdasarkan tabel 16 diketahui bahwa setiap tahun nilai k semakin

menurun dan L semakin meningkat. Hal tersebut diduga disebabkan oleh

Page 79: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

63

tekanan penangkapan yang terus bertambah sehingga mempengaruhi laju

pertumbuhan untuk tumbuh mencapai panjang asimtotik. Laju eksploitasi yang

tinggi setiap tahunnya akan memperlambat laju pertumbuhan pula.

4.3.4 Pola Rekruitmen

Gambar 22. Pola Rekruitmen Sardinella fimbriata dalam satu tahun

Berdasarkan gambar 25 pola rekruitmen ikan tembang terjadi dua kali

dalam setahun, yaitu pada bulan April hingga Juni dan Juli hingga September,

dengan puncak rekruitmen terjadi pada Mei dan Agustus. Puncak rekruitmen

dapat disebabkan oleh kelimpahan makanan berupa fitoplankton dan

zooplankton yang mendukung proses pemijahan atau rekruitmen, terutama pada

musim penghujan (April-Oktober). Sama halnya seperti penjelasan dari Wudji, et

al. (2013) pada musim timur atau bulan April-Oktober yang ditandai dengan

tingginya konsentrasi fosfat dan nitrat dalam zona eufotik sehingga mendukung

fitoplankton di perairan tersebut. Nilai prosentase rekruitmen ikan tembang di

Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 80: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

64

Tabel 6. Nilai Prosentase Rekruitmen Sardinella fimbriata di Probolinggo

Bulan Prosentase Rekruitmen

Januari 0,09 Februari 0,96 Maret 3,04 April 6,10 Mei 7,89 Juni 7,36 Juli 12,28 Agustus 25,45 September 23,17 Oktober 12,39 November 1,27 Desember 0,00

Pada tabel 17 diketahui bahwa nilai prosentase tertinggi pada dua kali

dalam setahun yaitu bulan Mei dan Agustus. Hal tersebut diduga karena ikan

tembang dalam masa memijah dan ketersediaan makanan di perairan tersebut

mendukung perkembangan gonad untuk mengalami pemijahan. Sama halnya

seperti pernyataan Lelono (1997), puncak rekruitmen terjadi pada bulan Mei dan

Agustus, sedangkan Bintoro (2005) menyatakan bahwa musim pemijahan ikan

tembang terjadi pada bulan Februari dan Agustus.

4.4.5 Laju Mortalitas dan Eksploitasi

Gambar 23. Kurva Mortalitas Sardinella fimbriata

Page 81: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

65

Berdasarkan gambar 26, nilai mortalitas total (Z) adalah 8,73, mortalitas

alami (M) sebesar 2,56, dan mortalitas penangkapan (F) sebesar 6,17. Mortalitas

alami yang rendah dapat disebabkan oleh mortalitas penangkapan yang tinggi.

Ikan-ikan muda tidak memiliki kesempatan untuk memijah karena tertangkap

lebih dulu dan mortalitas alami menurun. Juga dapat disebabkan oleh suhu

permukaan laut yang sesuai dengan bagi pertumbuhan ikan tembang di Perairan

Selat Madura yaitu 29,2°C. Sama halnya menurut Praseno & Kastoro (1980)

secara umum suhu permukaan air di Teluk Jakarta berkisar antara 25.6 - 32.3°C

merupakan suhu optimal bagi pertumbuhan ikan tropis. Semakin kecil nilai

panjang asimtotik dan laju pertumbuhan semakin besar, maka nilai mortalitas

alami juga semakin besar ataupun sebaliknya. Spare & Venema (1999), faktor

yang mempengaruhi nilai mortalitas alami (M) adalah panjang asimtotik (L∞) dan

laju pertumbuhan serta faktor lingkungan yaitu suhu rata-rata perairan. Mortalitas

alami dipengaruhi oleh pemangsaan, penyakit, stress pemijahan, kelaparan, dan

usia tua. Oleh karena itu dapat diduga pula penurunan laju mortalitas alami

disebabkan oleh menurunnya jumlah ikan yang tumbuh hingga berusia tua dan

mengalami kematian secara alami akibat telah tertangkap lebih dulu karena

tingginya aktifitas penangkapan. Tingginya laju mortalitas penangkapan dan

menurunnya laju mortalitas alami juga dapat menunjukkan dugaan terjadinya

kondisi growth overfishing yaitu sedikitnya jumlah ikan tua, karena ikan muda

tidak sempat tumbuh akibat tertangkap sehingga tekanan penangkapan terhadap

stok tersebut seharusnya dikurangi hingga mencapai kondisi optimum yaitu laju

mortalitas tangkapan seimbang dengan laju mortalitas alami.

Laju eksploitasi ikan tembang sebesar 0,71 atau 71% menyebabkan

tingkat eksploitasi yang tinggi sebesar 142% dan status perikanan over exploited

yaitu stok sumberdaya sudah turun karena tereksploitasi melebihi nilai MSY.

Page 82: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

66

Upaya penangkapan harus diturunkan karena terganggunya kelestarian sumber

daya.

4.4.6 Analisis Hasil per Rekruit dan Biomasa Per Rekruit

Analisis perhitungan Y/R dan B/R menggunakan knife-edge selection

dalam program FISAT II dengan nilai M/K 0,177 dan nilai Lc/ L∞ 0,6, maka

diperoleh nilai Y/R sebesar 0,040 atau 4 %, dan nilai B/R sebesar 0,168 atau

16,8%. Hasil tersebut diduga disebabkan oleh nilai rekruit yang kecil.

Gambar 24. Grafik Hubungan Laju Eksploitasi dengan Y/R dan B/R

Berdasarkan gambar 27 diketahui bahwa hasil yangkapan (Y/R) (garis

putus-putus kuning) melebihi nilai MSY (garis putus-putus hijau) dan biomasa

(garis putus-putus merah) ikan di laut (B/R) lebih rendah daripada Y/R. Hal

tersebut diduga disebabkan oleh laju eksploitasi yang tinggi yaitu 0,71 per tahun.

Laju eksploitasi yang tinggi dan melebihi nilai MSY akan menyebabkan sisa ikan

di laut tinggal sedikit setiap tahunnya. Ikan tembang tidak memiliki kemampuan

untuk pulih kembali karena telah terjadi over fishing.

Page 83: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

67

Gambar 25. Grafik Isobar Y/R dan B/R

Berdasarkan gambar 28 diketahui bahwa titik hitam berada pada warna

merah menunjukkan bahwa hasil tangkapan melebihi MSY atau over exploited.

Hal ini terjadi karena laju eksploitasi yang tinggi yaitu 0,71 dan disebabkan oleh

aktivitas penangkapan yang tinggi pula. Berdasarkan Grafik isobar Y/R dan B/R,

bahwa perikanan tembang di Probolinggo telah over exploited karena titik hitam

berada pada warna merah dan biomasa ikan di laut tingggal sedikit yaitu titik

hitam berada pada warna biru. Penangkapan berlebih dan menangkap ikan-ikan

muda yang belum matang gonad, menyebabkan ikan tidak dapat pulih kembali.

Berkaitan dengan biomasa ikan di laut tinggal sedikit, hasil tangkapan yang

diperoleh selanjutnya oleh nelayan akan semakin menurun dan terjadi over

fishing. Mallawa, et al. (2010) melaporkan bahwa model prediksi hasil tangkapan

per rekrutimen (Y/R) Beverton dan Holt dapat digunakan untuk meramalkan

pengaruh dari langkah-langkah pengembangan dan pengelolaan, seperti

menambah atau mengurangi armada penangkapan, perubahan-perubahan

dalam ukuran mata jaring, penutupan musim dan daerah penangkapan. Oleh

karena itu, model prediksi ini membentuk suatu hubungan langsung antara

pengkajian stok ikan dan pengelolaan sumberdaya perikanan. Upaya-upaya

pengelolaan tersebut bertujuan mencegah terjadinya keadaan-keadaan dimana

Page 84: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

68

tekanan penangkapan menjadi terlalu tinggi atau over fishing. Pendapat yang

sama juga dikemukakan oleh Hashemi, et al. (2012), dimana analisis hasil

tangkapan per rekruit dan biomassa per rekruit dilakukan untuk menentukan

status eksploitasi perikanan.

4.4.7 Prediksi Stok

Model Thompson dan Bell (1963) digunakan untuk memprediksi

perubahan upaya penangkapan terhadap hasil tangkapan dan biomas ikan di

laut di masa depan berdasarkan data-data perikanan sebelumnya (Modou dan

Cecchi, 2013).

Gambar 26. Hubungan Tingkat Penangkapan dengan Hasil Tangkapan dan Biomasa

Page 85: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

69

Gambar 27. Kurva Hubungan Tingkat Penangkapan dengan Hasil Tangkapan, Biomasa dan Nilai Total

Gambar 29 merupakan hasil dari simulasi ikan tembang yang

dieksploitasi oleh alat tangkap purse seine. Pada warna merah hingga warna

biru merupakan distribusi kelompok umur, dimana warna merah menunjukkan

kelompok umur ikan yang paling tua. Grafik tersebut menunjukkan bahwa hasil

tangkapan lebih banyak tertangkap ikan-ikan muda pada warna biru dan ikan

berumur tua hanya sedikit pada warna merah. Pada grafik biomas dan upaya

penangkapan, menunjukkan bahwa sisa ikan di laut tinggal sedikit terutama ikan-

ikan muda karena tertangkap lebih dulu sebelum memijah, sehingga akan terjadi

over fishing.

Berdasarkan gambar 30, diperoleh prediksi stok ikan tembang dengan

data frekuensi panjang pada Desember 2016 hingga Maret 2017, hasil

tangkapan pada garis merah dengan lingkaran kecil sebagai hasil tangkapan

maksimum (Y MSY) dan garis ungu dengan lingkaran kecil merupakan 50%

biomas dari biomas asli. Grafik tersebut menunjukkan bahwa hasil tangkapan

melebihi hasil tangkapan maksimum dan menyebabkan biomas tinggal sedikit.

Semakin besar upaya penangkapan, maka hasil tangkapan semakin menurun.

Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan pengelolaan perikanan berupa

Page 86: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

70

manajemen alat tangkap. Manajemen perikanan tangkap dapat dilakukan

dengan mengurangi jumlah trip alat tangkap. Tujuan utama prediksi stok ikan

adalah untuk menyediakan panduan bagaimana memanajemen perikanan dan

mendukung ekosistem laut yang berkelanjutan. Jenis prediksi ini dibutuhkan

untuk menentukan bentuk manajemen. Manajemen secara keseluruhan, berupa

dugaan stok pasti yang diperbarui setiap tahun, menggunakan model khusus dan

standard kualitas yang spesifik melalui proses pendugaan (Brander, 2003).

Gambar 28. Hubungan Upaya Penangkapan dan Estimasi Hasil Tangkapan Ikan

Tembang

Gambar 31 merupakan hubungan Y-Est dan effort pada prediksi stok ikan

tembang. Berdasarkan gambar tersebut diperoleh Y MSY sebesar 8.641,14 kg, f

optimum sebesar 3.931.571 trip dan tingkat pengusahaan sebesar 371%

menggunakan model Fox, nilai effort dan Y-Est diperoleh dari perhitungan pada

Lampiran 20 dan nilai q merupakan koefiesien alat tangkap yang diperoleh dari

perhitungan Skripsi dengan Judul “Pendugaan Stok dan Status Pengusahaan

Ikan Tembang (Sardinella fimbriata Valenciennes, 1847) di Perairan Selat

Madura, Jawa Timur” Tahun 2017. Hasil tangkapan pada grafik tersebut

Page 87: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

71

menunjukkan telah melebihi nilai MSY sehingga terjadi over fishing. Hal tersebut

diduga disebabkan oleh tekanan penangkapan yang tinggi (trip terus bertambah)

dan ikan tidak mempunyai kesempatan untuk pulih kembali. Penambahan jumlah

trip alat tangkap akan menurunkan jumlah hasil tangkapan dan menyebabkan

stok ikan di laut berkurang secara terus-menerus.

Page 88: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

72

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang Dinamika Populasi Ikan

Tembang (Sardinella fimbriata Valenciennes, 1847) di Probolinggo, diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Nisbah kelamin ikan tembang jantan dan betina yaitu 1:1,75, Hubungan

panjang dan berat keseluruhan ikan tembang adalah isometrik yaitu b=

3,004, Hubungan panjang dan lingkar tubuh ikan tembang menghasilkan

persamaan Lb= 0,176+0,544×TL, Proporsi tingkat kematangan gonad

sebesar 63% telah matang gonad dan 37% belum matang gonad, Indeks

kematangan gonad menurun setiap pengambilan sampel, dan Panjang

ikan pertama kali matang gonad adalah 15,89 cm.

2. Panjang ikan saat pertama kali tertangkap adalah 13,40 cm, Rata-rata

terdapat 1 kelompok umur ikan tembang, Nilai k adalah 1,45, panjang

asimtotik adalah 21,25 cm, L max adalah 20,19 cm, t max = 1,96 tahun,

Nilai M = 2,56, F= 6,17 dan Z = 8,73 dengan laju eksploitasi sebesar 0,71

per tahun dan status perikanan over exploited sebesar 142%, Pola

rekruitmen terjadi dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Mei dan

Agustus

3. Analisis Y/R menunjukkan bahwa hasil tangkapan telah mencapai

overfishing sedangkan B/R menunjukkan bahwa sisa ikan di laut tinggal

sedikit. Prediksi stok ikan tembang menunjukkan bahwa hasil tangkapan

melebihi hasil tangkapan maksimum dan menyebabkan biomas tinggal

sedikit atau akan mengalami over fishing.

Page 89: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

73

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan untuk perkembangan perikanan

selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait ukuran ikan pada tingkah laku

ikan tembang yang bergerombol atau schooling saat tertangkap.

2. Berdasarkan hasil penelitian ini sebaiknya jumlah trip alat tangkap

dikurangi, karena nilai mortalitas alami lebih rendah daripada mortalitas

penangkapan akibat penangkapan yang tinggi.

Page 90: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

74

DAFTAR PUSTAKA

Ambrose, Eyo Etim and Mfon Timothy Udo. 2015. Length of First Capture for Bonga, Ethmalosa fimbriata in Nigerian Inshore Waters and Management Implication. Abstracts International Journal of Fisheries and Aquatic Studies. 2(6) : 229-231.

Bintoro, Gatut. 2005. Perkembangan Berkelanjutan Sumber Daya Ikan Tembang (Sardinella fimbriata Valenciennes, 1847) Di Selat Madura Jawa Timur. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Disertasi. 322 hal.

Brander, Keith. 2003. What kinds of fish stock predictions do we need and what kinds of information will help us to make better predictions?. Scientia Marina. 67 (1) : 21-33.

Ekokotu, P.A., and N.F. Olele. 2014. Cycle of Gonad Maturation, Condition Index and Spawning of Clarote laticeps (Claroteidae) in the Lower River Niger.International journal of fisheries and aquatic studies. 1(6) : 144-150.

Ghosh, S., M.V. Hanumantha., S. Sumithrudu., P. Rohit., and G. Maheswarudu. 2013. Reproductive Biology and Population Characteristics of Sardinella gibbosa and Sardinella fimbriata from North West Bay of Bengal. Indian Journal of Geo-Marine Sciences. 42(6) : 758-769.

Hashemi, Seyed Ahmad Reza., Hajad Safikhani., and Arazoo Vahanezhad. 2012. Growth, Mortality Parameters and Exploitastion Rate of Silver Pomfret (Pampusargenteus euphrasen, 1788) in Northwest of Persian Gulf (Khuzestan Coastal Waters, Iran). American-Eurasian J.Agric.and Environ.Sci. 12(8) :1095-1101.

Jawad, Laith., Dimitra Bobori., Hani Al-Shwikh., and Fayez al-Saleh. 2015. Opercular Girth, Maximum Girth and Total Length Relationship for Planiniza abu (Heckel, 1843) and Chondrostoma reigum (Heckel, 1843) (Actinopterygii) from Euphrates River at Dier Ez-Zor Governorate, Syria. Acta Zoologica Bulgarica. 67(4) : 591-594.

Majusha, Syd., Balakrishna Madhusoodana Kurup., Narayannane Saravannane., and Veloorkirakathil Narayana sanjeevan. 2011. Studies on Population Structure, Mortality, Growth and Exploitation Level of Smooth Hammerhead Sphryna zygaena (L) (Carchahiniformes-Sphyrnidae) in the Coastal Region of Kerala, India. International Journal of Biosciences. 6(1) : 14-26.

Mallawa, Achmar., Budimawan., Faisal Amir., dan Musbir. 2010. Rancangan Pembelajaran Berbasis SCL. Program Studi Magister Ilmu Perikanan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin.

Mathews, C.P dan M. Samuel. 1995. The Relationship Between Maximum and Asymptotic Length in Fishes. Abstracts International Journal of Fisheries and Aquatic Studies. 3(6) : 14-20.

Page 91: DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata ...repository.ub.ac.id/6341/1/Hanifauzia Meyanti.pdf2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui Bapak Dr.Ir.Daduk Setyohadi,

75

Mulfizar., Zainal. A. Muchlisin dan Irma Dewiyanti. 2012. Hubungan Panjang Berat dan Faktor Kondisi Tiga Jenis Ikan yang Tertangkap di perairan Kuala Gigieng, Aceh Besar, Provinsi Aceh. Depik. 1(1) : 1-9.

Nandikeswari, R. 2016. Size at First Maturity and Maturity Stages of Terapon puta (Cuvier, 1892) from Pondicherry coast, India.International Journal of Fisheries and Aquatic Studies. 4(2) : 452-454.

Nurul Amin, S.M., A. Arshad., S.S. Siraj., and B. Japar Sidik. 2009. Population Strusture, Growth, Mortality and Yield per Recruit of Segested Shriimp, Acetes japonicas (Decapoda:Sergestidae) from the Coastal Waters of Malacca, Peninsular Malaysia. Indian Journal of Marine Science. 38 (1) : 57-68.

Saputra, Suradi wijaya., Prijadi soedarsono dan Gabriela Ari Sulistyawati. 2009. Beberapa Aspek Biologi Ikan Kuniran (Upeneus spp) di Perairan Demak. Jurnal Saintek Perikanan. 5(1) : 1-6.

Sparre, P., dan S.C. Venema. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis. Buku 1.Manual Pusat Penelitian Pengembangan Perikanan. Jakarta. 438 hal.

Udo, Paul.J. 2013. Length-Weigth Relationship and Condition Factor of the Periwinkle Tymponotonus fuscatus, (Cerithidae: Gastropoda) of the Cross River, Nigeria. International journal of fisheries and aquatic studies.1(1) : 26-28.

Ulltang,Oyvind. 2003. Fish Stock Assessment And Predictions: Intregating Relevant Knowledge. Scientia Marina. 67(1) : 5-12.

USAID.2015. Protokol Pengumpulan Data untuk Perikanan Pole and Line Skala Kecil Indonesia.

West, S.A., S.E. Reece., and B.C.Sheldon. 2002. Sex Ratio. Nature Publishing Group All Rights Reserved. 88 : 117-124.

White, William T., Peter R. Last., Dharmadi., Ria Faizah., Umi Chodrijah., Budi I. P., John J. Pogonoski., Melody P., and Stephen J.M. Blaber. 2006. Market Fishes of Indonesia. Australian Centre for International Agriculture Research.

Whitehead, P.J.P. 1985. Clupeoid fishes of the world (suborder Clupeioidei). FAO

Species Catalogue. Synop. 7(1) : 1-303. Rome: FAO dalam http://fishbase.org/2017 diakses pada 2 Agustus pukul 12.34 WIB.