perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta...

73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENAGIHAN DAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN YANG TERHUTANG DENGAN SAFARI PBB DI KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan Oleh : Harles Apriliana Adhyati F3408102 PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENAGIHAN DAN PENERIMAAN

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN YANG TERHUTANG

DENGAN SAFARI PBB DI KOTA SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan

Oleh :

Harles Apriliana Adhyati

F3408102

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRACT

EFFECTIVENESS AND EFFICIENCY PRESSING CLAIM AND REVENUE TAX PAYABLE OF EARTH AND BUILDING TAXES

WITH TRAVELING GROUP OF PBB IN SURAKARTA

Harles Apriliana Adhyati

F3408102

The purpose of this research is to know how effectivness and efficiency

claim and revenue of earth and buliding tax by traveling group at Surakarta and to find out revenue amount by means of traveling group PBB in 2010.

The step of this research is done by comparing between theory and collecting data from DPKKA Surakarta subdivision pressing a claim which has bring about traveling group of PBB. Technique aggregation by interview with another partner which concerned and collecting the document which to use in this researh and study cases.

The result of the research are traveling group of PBB as facility which local goverment give to the people in Surakarta to pay earth dan building tax debt, especially citizen who lived at fringe area and purilieus.

The conclusion of this research are surakarta goverment as one of official tax at claim earth and buliding tax has already done according to effectiveness dan effeciency. This can be refer to the amount of claim much greater than expulsion to cause to the duty.

Based on the result of research, the researcher give some suggestion that is to minimization activity traveling group of PBB in order that make people or tax payer could apply self assessment system in pay the tax debt. Keyword: revenue, pressing a claim, and traveling a group of PBB

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan. Maka kerjakanlah

urusanu dengan sungguh-sungguh dan hanya kepada Allah kamu mengharap

(Q.S. Asy-Syarah)

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolong dan sesungguhnya yang demikian

itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusu’

(Q.S.Al Baqarah:46)

Saat kau lelah dan tak berdaya karena usaha yang gagal

Allah tahu betapa gigihnya engkau telah berjuang

Saat kau lelah mencoba segala sesuatu

Dan tak tahu harus berbuat apa lagi

Allah memiliki jalan keluarnya

Ketika semua tidak masuk akal

Dan engkau merasa bingung dan frustasi

Allah memiliki jawabannya

Ketika kau punya cita-cita dan mimpi untuk mewujudkan

Allah telah membuka matamu dan memanggil namanu

INGATLAH, dimana engkau dan apapun yang kau hadapi

ALLAH MENGETAHUI

(Eko Mei N: 2010)

There is a will, there is a way

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT,

Karya kecil ini aku persembahkan untuk:

§ Ibu dan bapak tercinta yang selalu memberikan kasih sayang dan

perhatian, serta doa yang tidak pernah berhenti mengalir

§ Kakak-kakaku yang senantiasa memberi nasehat serta dukungan

§ Sahabat terbaik yang selalu menemani saat suka dan duka

§ Teman-teman baik.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, karunia

dan ridho-Nya dan shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada

Rosullullah Nabi Muhammad SAW, sehingga penulisan Laporan Tugas Akhir

dengan judul EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENAGIHAN DAN

PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN YANG TERHUTANG

DENGAN SAFARI PBB DI KOTA SURAKARTA ini dapat diselesaikan dengan

baik.

Tugas Akhir ini disusum umtuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar

Ahli Madya pada Program DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret.

Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir, penulis memperoleh bantuan,

dorongan dan keterlibatan beberapa pihak baik materiil maupun non materiil,

yang akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan ini dengan baik. Untuk itu

dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Untuk Ibu, Bapak dan semua keluarga tercinta yang selalu memberikan do’a,

kasih sayang, semangat, perhatian, dan dukungannya sampai saat ini, aku

sangat bersyukur mempunyai keluarga ini.

2. Kepada malaikat kecilku Azka yang telah memberikan tawa saat kejenuhan

melanda.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

3. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Sri Suranta, SE, M.Si, Ak, BKP selaku Ketua Prodi DIII Perpajakan

FE UNS Surakarta.

5. Suyanto, S.E., M.Si. selaku dosen Pembimbing Akademik.

6. Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina,

Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo atas bantuan dalam

penelitian safari PBB.

7. My lovely best friend ever, Karla, Nisul, Chiko, dan Kethi, terima kasih untuk

dukungan, kritik, serta sarannya dan 7 Juni 2013 don’t forget it galz!!!

8. Teman-teman satu angkatan Perpajakan 2008 yang tidak dapat disebut satu

per satu.

Penulis menyadari bahwa baik isi maupun bentuk penyajian laporan

Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis dengan hati

terbuka akan menerima segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari

pembaca guna kesempurnaan dari laporan ini.

Surakarta, Mei 2011

Penulis

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

ABSTRAK .................................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv

MOTTO ...................................................................................................... v

PERSEMBAHAN....................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. ............................................................................................... Gamba

ran Umum Instansi ........................................................................ 1

B. ............................................................................................... Latar

Belakang Masalah .......................................................................... 14

C. ............................................................................................... Perumu

san Masalah .................................................................................... 17

D. ............................................................................................... Tujuan

18

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

E. ............................................................................................... Manfaa

t Penelitian ...................................................................................... 19

F. ................................................................................................ Metode

Penelitian......................................................................................... 19

G. ............................................................................................... Sistema

tika Penulisan ................................................................................. 24

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................. 25

A. ............................................................................................... Tinjaua

n Pustaka ......................................................................................... 25

B. ............................................................................................... Pembah

asan .................................................................................................. 42

BAB III TEMUAN ..................................................................................... 54

A. ............................................................................................... Kelebih

an ..................................................................................................... 54

B. ............................................................................................... Kekura

ngan ................................................................................................. 55

BAB IV PENUTUP .................................................................................... 56

A. ............................................................................................... Kesimp

ulan .................................................................................................. 56

B. ............................................................................................... Rekome

ndasi................................................................................................. 57

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 58

LAMPIRAN

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

Tabel I.1 SDM DPPKA Menurut Jabatan................................................... 13

Tabel I.2 SDM DPPKA Menurut Jenjang Pendidikan ............................... 14

Tabel II.1 SPPT Pajak Bumi dan Bangunan tahun 2010

kecamatan se-surakarta ................................................................ 47

Tabel II.2 Penerimaan Pajak Terhutang dengan Safari PBB

Tahun 2010 .................................................................................. 49

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

Tabel II.3 Penerimaan Pajak PBB Terhutang Melalui Bank Persepsi

Tahun 2010 .................................................................................. 49

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

Gambar I.1 Bagan Struktur Organisasi DPPKA .......................................... 5

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan Tugas Akhir

2. Tanda Terima Kuliah Magang Kerja

3. Permohonan untuk Magang Kerja

4. Ijin Magang

5. Keterangan Selesai - Magang

6. Lembar Penilaian Magang

7. Surat Tugas safari PBB Dinas Pengelolaan Pendapatan dan Aset Surakarta

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

8. Data pemasukan safari PBB 12 Pasar dan 5 Kelurahan tahun 2010

9. Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan 2010

10. Kwitansi Sementara safari PBB

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

EFFECTIVENESS AND EFFICIENCY PRESSING CLAIM AND REVENUE TAX PAYABLE OF EARTH AND BUILDING TAXES

WITH TRAVELING GROUP OF PBB IN SURAKARTA

Harles Apriliana Adhyati

F3408102

The purpose of this research is to know how effectivness and efficiency

claim and revenue of earth and buliding tax by traveling group at Surakarta and to find out revenue amount by means of traveling group PBB in 2010.

The step of this research is done by comparing between theory and collecting data from DPKKA Surakarta subdivision pressing a claim which has bring about traveling group of PBB. Technique aggregation by interview with another partner which concerned and collecting the document which to use in this researh and study cases.

The result of the research are traveling group of PBB as facility which local goverment give to the people in Surakarta to pay earth dan building tax debt, especially citizen who lived at fringe area and purilieus.

The conclusion of this research are surakarta goverment as one of official tax at claim earth and buliding tax has already done according to effectiveness dan effeciency. This can be refer to the amount of claim much greater than expulsion to cause to the duty.

Based on the result of research, the researcher give some suggestion that is to minimization activity traveling group of PBB in order that make people or tax payer could apply self assessment system in pay the tax debt. Keyword: revenue, pressing a claim, and traveling a group of PBB

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Instansi

1. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi DPPKA

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

sesuai dengan Perda No. 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kota Surakarta dan ditindak lanjuti dengan Peraturan

Walikota Nomor 24 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi

dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota

Surakarta .

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah unsur

pelaksana Pemerintah Daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan,

dan aset daerah yang dipimpin langsung oleh Kepala Dinas yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Surakarta.

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mepunyai tugas

pokok yang tercantum dalam Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2008 pasal (34)

ayat 2 yaitu menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendapatan,

pengelolaan keuangan dan aset daerah.

Untuk Melaksanakan tugas pokok tersebut fungsi DPPKA antara lain:

a. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

b. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan.

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

c. Penyelenggaraan pendaftaran dan pendataan wajib pajak dan wajib

retribusi.

d. Pelaksanaan perhitungan, penetapan dan angsuran pajak dan retribusi.

e. Pengelolaan dan pembukuan penerimaan pajak dan retribusi serta

pendapatan lain.

f. Pelaksanaan penagihan atas keterlambatan pajak, retribusi dan

pendapatan lain.

g. Penyelenggaraan pengelolaan anggaran, perbendaharaan dan akuntansi.

h. Pengelolaan aset barang daerah.

i. Penyiapan penyusunan, perubahan dan perhitungan anggaran pendapatan

dan belanja daerah.

j. Penyelenggaraan administrasi keuangan daerah.

k. Penyelenggaraan sosialisasi.

l. Pembinaan jabatan fungsional.

m. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang baik perlu diterapkan untuk mempermudah

dalam pengawasan manajemen agar pelaksanaan suatu kegiatan dapat

berjalan dengan lancar. Penetapan struktur organisasi yang jelas sangat

diperlukan sesuai dengan bagian masing-masing. Adapun tujuan disusunnya

struktur organisasi adalah sebagai berikut:

a. mempermudah dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan,

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

b. mempermudah pimpinan dalam mengawasi pekerjaan bawahan,

c. mengkoordinasi kegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan,

d. menentukan kedudukan seseorang dalam fungsi dan kegiatan sehingga

mampu menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya.

Sesuai dengan Perda Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta Bagian

Keempatbelas Pasal 35, Susunan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset adalah sebagai berikut:

a. Kepala.

b. Sekretariat, membawahi:

1. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.

2. Subbagian Keuangan.

3. Subbagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi, membawahkan :

1. Seksi Pendaftaran dan Pendataan.

2. Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data.

d. Bidang Penetapan, membawahkan:

1. Seksi Perhitungan.

2. Seksi Penerbitan Surat Ketetapan.

e. Bidang Penagihan, membawahkan:

1. Seksi Penagihan dan Keberatan.

2. Seksi Pengelolaan Penerimaan Sumber Pendapatan Lain.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

f. Bidang Anggaran, membawahkan:

1. Seksi Anggaran I.

2. Seksi Anggaran II.

g. Bidang Perbendaharaan, membawahkan:

1. Seksi Pembendaharaan I.

2. Seksi Perbendaharaan II.

h. Bidang Akuntansi, membawahkan:

1. Seksi Akuntansi I.

2. Seksi Akuntansi II.

i. Bidang Aset, membawahkan:

1. Seksi Perencanaan Aset.

2. Seksi Pengelolaan Aset.

j. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

k. Kelompok Jabatan Fungsional.

Dalam struktur organisasi yang baru ini Sekretariat dipimpin oleh

seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Dinas. Sedangkan Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh

seorang Tenaga Fungsional Senior sebagai Ketua Kelompok dan

bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Subbagian masing-masing dipimpin

oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Kepala Dinas yang bersangkutan. Untuk bidang masing-masing

dipimpin oleh seorang Kepala Bidang atau Kabid yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang bersangkutan.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

3. Deskripsi Tugas Jabatan Struktural

a. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas yang cukup berat yaitu melaksanakan

urusan pemerintahan di bidang pendapatan daerah. Uraian tugas seorang

Kepala adalah sebagai berikut:

1. Menyusun rencana strategis dan program kerja tahunan dinas sesuai

dengan Program Pembangunan Daerah,

2. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas agar tercipta

pemerataan tugas,

3. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan guna kejelasan

pelaksanaan tugas.

b. Sekretariat

Sekretariat yang posisinya dibawahi langsung oleh Kepala Dinas

mempunyai tugas melaksanakan administrasi umum, perijinan,

kepegawaian, dan keuangan sesuai dengan kebijakan teknis yang

ditetapkan oleh Kepala Dinas. Sekretariat juga bertugas untuk

melaksanakan penyusunan rencana strategis dan program kerja tahunan

Dinas, mengadakan monitoring dan pengendalian serta evaluasi, dan

pelaporan sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala

Dinas. Sekretariat membawahi subbagian-subbagian sebagai berikut:

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

1. Subbagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan

Subbagian ini mempunyai tugas untuk mengumpulkan, mengolah, dan

menyajikan data sebagai bahan penyusunan rencana strategis dan

progra kerja tahunan Dinas. Selain itu juga bertugas sebagai

pelaksana/melaksanakan monitoring dan pengendalian, analisa dan

evaluasi dan serta menyusun laporan hasil pelaksanaan rencana

strategis dan program kerja tahunan Dinas.

2. Subbagian Keuangan

Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan

administrasi keuangan.

3. Subbagian Umum dan Kepegawaian

Subbagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas yang cukup

banyak yaitu melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan,

penggandaan, administrasi perijinan, perjalanan dinas, rumah tangga,

pengelolaan barang inventaris, pengaturan penggunaan kendaraan

dinas dan perlengkapannya, hubungan masyarakat, sistem jaringan

dokumentasi, informasi hukum, dan administrasi kepegawaian.

c. Bidang Pendaftaran, pendataan dan dokumentasi

Mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis,

pembinaan dan pelaksanaan di bidang pendaftaran, pendataan,

dokumentasi dan pengolahan data. Dinas Bidang Pendaftaran, Pandataan,

dan Dokumentasi membawahi seksi-seksi sebagai berikut:

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

1. Seksi Pendaftaran dan Pendataan

Seksi ini mempunyai tugas melaksanakan pendaftaran, pendataan dan

pemeriksaan di lapangan terhadap Wajib Pajak Daerah (WPD) dan

Wajib Pajak Retribusi Daerah (WRD).

2. Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data

Tugas dari Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data adalah

menghimpun, mendokumentasi, menganalisa dan mengolah data

Wajib Pajak Daerah dan Wajib Pajak Retribusi Daerah.

d. Bidang Penetapan

Mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis,

pembinaan dan pelaksanaan di bidang perhitungan dan penerbitan surat

ketetapan Pajak dan Retribusi serta penghitungan besarnya angsuran bagi

pemohon sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala

Dinas. Bidang Penetapan membawahi seksi-seksi sebagai berikut:

1. Seksi Perhitungan

Seksi Perhitungan mempunyai tugas melaksanakan penghitungan dan

penetapan besarnya pajak dan retribusi.

2. Seksi Penerbitan Surat Ketetapan

Seksi Penerbitan Surat Ketetapan mempunyai tugas menetapkan Surat

Ketetapan Pajak (SKP), Surat Ketetapan Retribusi (SKR), dan surat-

surat ketetapan pajak lainnya.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

e. Bidang Penagihan

Mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis,

pembinaan dan pelaksanaan di bidang penagihan, keberatan dan

pengelolaan penerimaan sumber pendapatan lain. Bidang Penagihan

membawahi seksi-seksi sebagai berikut:

1. Seksi Penagihan dan Keberatan

Tugas yang dipikul adalah melaksanakan penagihan tunggakan pajak

daerah, retribusi daerah dan sumber pendapatan lainnya serta melayani

permohonan keberatan dan penyelesaiannya.

2. Seksi Pengelolaan Penerimaan Sumber Pendapatan Lain

Seksi ini bertugas mengumpulkan data sumber-sumber penerimaan

lain diluar pajak daerah dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundangan yang berlaku.

f. Bidang Anggaran

Mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis,

pembinaan dan pelaksanaan di bidang perencanaan, pengelolaan dan

pengendalian anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

dalam rangka penyusunan dan pelaksanaan APBD dan Perubahan APBD.

Bidang Anggaran juga bertugas untuk membuat rencana anggaran

penerimaan pajak, retribusi, dan rencana pembelanjaan keperluan instansi

serta mengatur pengeluaran-pengeluaran dana yang telah dianggarkan

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

atau direncanakan. Bidang Anggaran terdiri dari dua seksi yang

merupakan satu kesatuan tim kerja, yaitu sebagai berikut:

1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang anggaran I.

2. Penyiapan bahan perumusan kebijkan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang anggaran II.

g. Bidang Perbendaharaan

Mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis,

pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengelolaan perbendaharaan I dan

II. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal

32, Bidang Perbendaharaan mempunyai fungsi:

1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pengelolaan perbendaharaan I.

2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pengelolaan perbendaharaan II.

3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

h. Bidang Akuntansi

Mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis,

pembinaan dan pelaksanaan di bidang penyelenggaraan tata akuntansi

keuangan daerah pada tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

dan penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kota

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Surakarta. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 37, Bidang Akuntansi mempunyai fungsi:

1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang akuntansi I.

2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang akuntansi II.

3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oelh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

i. Bidang Aset

Mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijaan teknis,

pembinaan dan pelaksanaan di bidang perencanaan aset dan pengelolaan

aset. Bidang Aset membawahi seksi-seksi sebagai berikut:

1. Seksi Perencanaan Aset

Seksi ini mempunyai tugas merencanakan dan mengembangkan

semua aset yang dimiliki Pemerintah Daerah Kota Surakarta

sehingga dapat berguna bagi masyarakat dan pemerintah.

2. Seksi Pengelolaan Aset

Seksi ini bertugas sebagai pelaksana rencana yang telah dibuat oleh

Seksi Perencanaan Aset dan juga sebagai pengelola aset-aset

tersebut.

j. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

UPTD bertugas untuk memungut dan mengelola Pajak Retribusi Daerah

Kota Surakarta.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

k. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok ini mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala

Dinas pada Cabang Dinas di Kecamatan.

4. Tata Kerja DPPKA

Dalam melaksanakan tugasnya DPPKA Kotamadya II Surakarta

mendapatkan pembinaan teknis fungsional dan DPPKA Tingkat I Jawa

Tengah. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas menerapkan prinsip-

prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplikasi baik dalam

lingkungan DPPKA sesuai dengan bidang tugasnya. Kepala Sekretariat,

Kepala Seksi, Kepala Unit Penyuluhan, dan Kepala Unit Pelaksanaan Teknis

Dinas harus menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi,

dan simplikasi sesuai dengan bidang tugasnya masing- masing.

Kepala Sekretariat, para Kepala Seksi, dan Kepala Unit Penyuluhan

bertanggungjawab memberikan bimbingan/pembinaan kepada bawahannya

serta melaporkan hasil-hasil pelaksanaan tugasnya menurut hierarkis jabatan

masing-masing. Kepala Sekretariat, Kepala Seksi, Kepala Unit Penyuluhan,

dan Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Dinas bertanggungjawab kepada Kepala

Dinas. Para Kepala Seksi pada DPPKA bertanggungjawab kepada Kepala

Bagian Sekretariat/Kepala Bagian yang membidanginya.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Kepala Dinas, Kepala Sekretariat, dan Kepala Seksi di lingkungan

DPPKA Kotamadya Dati II Surakarta diangkat dan diberhentikan oleh

Gubernur Kepala Daerah Tingkat II Surakarta. Kepala Urusan, Kepala Seksi,

dan Kepala Unit Penyuluhan di lingkungan DPPKA Kotamadya Daerah

Tingkat II Surakarta diangkat dan diberhentikan oleh Walikotamadya Kepala

Daerah Tingkat II Surakarta.

5. Visi Dan Misi DPPKA

a. Visi DPPKA

Visi DPPKA adalah mewujudkan peningkatan pendapatan daerah yang

optimal untuk mendukung penyelenggaraan Pemerintah Kotamadya

Daerah Tingkat II Surakarta.

b. Misi DPPKA

Misi DPPKA adalah sebagai berikut:

1. Menggali sumber pajak dan retribusi tiada henti.

2. Meningkatkan pendapatan daerah tiada kenal menyerah.

3. Mengutamakan kualitas pelayanan ketertiban.

6. Sumber Daya Manusia DPPKA Surakarta

a. Menurut Jabatan

Sumber daya manusia di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Aset Kota Surakarta menurut jabatan adalah sebagai berikut:

Tabel I.1

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

SDM DPPKA Menurut Jabatan JABATAN GOLONGAN JUMLAH

Eselon II 1 Eselon III a 1 Eselon III b 6 Eselon IV a 20 Eselon IV b 3 Staf PHS 103 Staf THL 19

TOTAL 153 Sumber DPPKA Surakarta

b. Menurut Tingkat Pendidikan

Sumber daya di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota

Surakarta menurut tingkat pendidikannya sebagai berikut :

Tabel I.2 SDM DPPKA Menurut Jenjang Pendidikan

PENDIDIKAN JUMLAH S2 14 S1 50 DIII/Sarjana Muda 9 SLTA 58 SLTP - SD 3

TOTAL 134 Sumber DPPKA Surakarta

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Sebuah negara dapat dikatakan negara besar apabila dapat menstabilkan

kehidupan dalam segala bidang dan saling menyelaraskan satu sama lainnya.

Pelaksanaan pembangunan di Indonesia secara sederhana dibedakan dalam bentuk

pembangunan sektoral dan regional. Salah satu rencana pembangunan regional

adalah dengan memberlakukan Otonomi Daerah pada setiap Kabupaten/Kota.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Dengan diadakan pemberlakuan Otonomi Daerah, setiap Kabupaten atau Kota

diharapkan dapat menggali potensi yang ada pada daerah tersebut.

Suatu daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan kemampuan ekonomi,

potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah, dan

pertimbangan lain yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah. Seperti

yang tertuang dalam Pasal 1 butir 5 Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah, bahwa: Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan

kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Menurut Adisubrata (2002) Otonomi Daerah merupakan

wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerah, yang melekat

pada negara kesatuan maupun pada negara federasi. Pelaksanaan Otonomi Daerah

perlu dibarengi dengan antisipasi daerah terhadap segala implikasinya. Salah

satunya tuntutan bagi Pemerintah Daerah agar mandiri dalam membiayai sebagian

besar anggaran pembangunannya sendiri dengan diberlakukannya Otonomi

Daerah. Kemandirian itu dapat dilihat dari soal pembiayaan atau dana untuk

daerah masing-masing dapat mencukupi atau tidak.

Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam

melaksanakan tugasnya dibiayai dari beban Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah, sehingga memerlukan kewenangan dan kemampuan untuk menggali

keuangannya sendiri dan didukung oleh perimbangan keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Daerah serta antara Propinsi dan Kabupaten/Kota yang merupakan

prasyarat dalam sistem Pemerintahan Daerah. Pendapatan Asli Daerah memegang

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

peranan yang vital terhadap pembiayaan Pemerintah daerah serta pelaksanaan

Otonomi Daerah, salah satu aspek pendapatan yang memilki nominal besar dalam

Pendapatan Asli Daerah adalah pajak daerah. Pajak memegang peranan yang amat

sangat penting bagi terciptanya Otonomi Daerah, pajak yang dipungut oleh

pemerintah daerah yang dikenal dengan pajak daerah terdiri dari: Pajak hotel,

pajak resotran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak

pengambilan dan pengolahan bahan galian golongan C, pajak parkir, BHPTB dan,

Pajak Bumi Bangunan Perkotaan dan Pedesaan (PBB P2), (UU No 28 tahun

2009).

Dalam penggolongan pajak menurut lembaga yang memungut, pajak pusat

yang penagihannya dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten/Kotamadya adalah

Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Pedesaan. Penerimaan dan penagihan

Pajak Bumi dan Bangunan Surakarta dilakukan oleh dua penyelenggara, yaitu

Kantor Pajak Pratama Surakarta dan Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan

dan Aset, namun Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset hanya

menjadi tempat pembayaran sementara atau sebagai perantara antara wajib pajak

dan Kantor Pajak Pratama.

Surakarta sebagai salah satu daerah Otonomi yang berada di wilayah

Propinsi Jawa Tengah terus menggali potensi-potensi keuangan daerahnya agar

dapat meningkatkan penerimaan bagi pendapatan asli daerah yang salah satunya

adalah Pajak Bumi dan Bangunan. Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan dapat

mencapai keberhasilan melalui kinerja fiskus dalam memberi pengertian dan

menyadarkan warganya dalam rangka membayar pajak.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Demi suksesnya pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan bangunan,

diperlukan adanya dukungan dari berbagai pihak. Pemerintah Daerah Surakarta

sebagai salah satu fiskus dalam penagihan Pajak Bumi dan Bangunan yaitu Dinas

Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Surakarta sebagai departemen yang

mengelola pendapatan dan keuangan terutama dibagian penagihan. Untuk

mengetahui peranan pegawai Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset

dalam hal penagihan dan penerimaan PBB terutang di Surakarta dengan memberi

fasilitas kepada wajib pajak dalam kemudahan pembayaran Pajak Bumi dan

Bangunan terhutang, kemudian pengaruh terhadap kesadaran dan antusias wajib

pajak dalam membayar pajak PBB yang terhutang, dengan alasan yang

dikemukan diatas, maka penulis mengambil judul Tugas Akhir: “EFEKTIVITAS

DAN EFISIENSI PENAGIHAN DAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN

BANGUNAN YANG TERHUTANG DENGAN SAFARI PBB DI KOTA

SURAKARTA”

C. PERUMUSAN MASALAH

Usaha peningkatan penagihan dan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan

yang terhutang oleh Pemerintah Daerah, dalam hal ini adalah Dinas Pengelolaan

Pendapatan Keuangan dan Aset Surakarta menggunakan banyak alternatif pilihan

dalam pembayaran pajak PBB salah satunya dengan jemput bola (safari) PBB.

Cara penagihan yang digunakan oleh pegawai Pemerintah Kota menjadi dasar

pembahasan dalam study cases dalam laporan ini. Study cases (Sekaran:2006)

merupakan analisis mendalam dan konteksual terhadap situasi yang mirip dalam

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

organisasi lain, dimana sifat dan definisi masalah yang terjadi adalah serupa

dengan yang dialami dalam situasi saat itu. Dari penjelasan diatas, maka pokok-

pokok maslah yang akan menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah:

1. Alasan apa yang mendasari Pemerintah Daerah Surakarta melakukan safari

PBB dalam penagihan PBB yang terhutang?

2. Apakah terdapat perbedaan penerimaan PBB pada tahun 2010 dengan

menggunakan cara konvensional dan safari?

3. Sejauh mana pencapaian target penerimaan pajak PBB dengan menggunakan

alternatif safari PBB?

4. Seberapa efektif dan efisien penagihan yang dilakukan oleh pegawai fiskus

bagian DPPKA Surakarta dalam menerima penerimaan PBB yang terhutang

dengan cara safari PBB?

D. TUJUAN

Tujuan yang hendak dicapai dalam study cases mengenai safari PBB ini adalah:

1. Mengenali salah satu cara penagihan Pajak Bumi dan Bangunan yang

terhutang di Kota Surakarta.

2. Mengetahui kesadaran yang dimiliki oleh masyarakat atau wajib pajak dalam

menunaikan kewajiban perpajakan masyarakat tersebut.

3. Mengetahui manfaat dan keuntungan yang diberikan oleh Pemerintah Kota

Surakarta dalam penagihan Pajak Bumi dan Bangunan.

4. Serta kendala yang terjadi dalam penagihan pajak dengan cara safari PBB.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

5. Untuk mengetahui seberapa efektif cara yang digunakan oleh DPPKA

Surakarta sebagai fiskus dalam penagihan PBB yang terhutang di Kota

Surakarta dengan pencapaian penerimaan pajak terhadap realisasi pendapatan

pajak dari PBB.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Dari hasil study cases ini diharapkan dapat memberikan informasi, masukan,

dan bahan pertimbangan dalam cara penagihan PBB yang terhutang agar

penerimaan yang dihasilkan maksimal.

2. Bagi penulis study cases ini bermanfaat dalam menerapkan ilmu pengetahuan

teoritis ke dalam kondisi nyata dan mendapatkan informasi, gambaran dan

pengalaman praktis dalam perpajakan terutama mengenai Pajak Daerah dan

PBB itu sendiri.

3. Bagi pembaca dapat memperoleh wawasan tentang penagihan PBB yang

dilakukan oleh DPPKA Surakarta dan penulis berharap karya ini bisa

digunakan sebagai sumber informasi dan sebagai referensi bagi peneliti

selanjutnya.

F. METODE PENELITIAN

1. Analisis Data

Pada bagian analisis data, penulis memberikan penjelasan secara singkat

format penulisan pada laporan dan penelitian study cases ini. Cooper (2006)

menyatakan analisis data merupakan bagian yang merangkum metode yang

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

digunakan untuk menganalisis data dan menggambarkan pengelolaan data,

analisis awal, uji statistik, program komputer, dan informasi teknis lainnya.

Berikut adalah metode yang digunakan oleh penulis:

a. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis yaitu dengan menggunakan metode Study

cases. Desain ini digunakan karena dalam penelitian ini penulis hanya

menganalisis kegiatan penagihan dan penerimaan yang dilakukan oleh pihak

penagihan di DPPKA Surakarta.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah antar benda, hal, dsb yang dijadikan sasaran untuk

diteliti (Kamus Besar Bahasa Indonesia:1995), objek penelitian ini berlokasi di

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Surakarta mengenai

Pajak Bumi dan Bangunan yang menjadi salah satu tempat dalam pembayaran

PBB dan penagihan PBB yang terhutang di Kota Surakarta.

c. Jenis dan Sumber Informasi Data

1. Data Primer

Menurut (Cooper:1996) data primer berasal dari sumber yang asli dan

dikumpulkan secara khusus untuk menjawab pertanyaan peneliti. Data

Primer yang digunakan oleh penulis adalah untuk pengumpulan data dalam

suatu penelitain atau karya ilmiah yang diperoleh dari sumber pertama dan

biasanya belum diolah. Sumber data yang digunakan pada data primer

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

berupa tentang efektifitas dan efesiensi safari PBB yang dilakukan oleh

pihak DPPKA.

2. Data Sekunder

Study yang dilakukan oleh pihak lain untuk sasaran mereka sendiri

merupakan sumber data sekunder (Cooper:1966). Data Sekunder yang

dibuat oleh penulis adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh dari

sumber lain atau pihak kedua dan data ini biasanya sudah dalam keadaan

diolah. Data yang digunakan berupa sejarah berdirinya Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Surakarta, Struktur Organisasinya serta

data yang didapat dari petugas dan pegawai pemungutan PBB di DPPKA

Surakarta.

d. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan beberapa metode penelitian,

sebagai berikut:

1. Observasi

Metode observasi merupakan prosedur sistematis dan standar dalam

pengumpulan data. Pemakaian cara ini didasarkan pada konsep, definisi,

dan pengukuran variabelnya (Sumarni:2006) Dalam teknik pengumpulan

data ini penulis melakukan pengamatan terhadap prosedur penagihan dan

penerimaan PBB dengan cara safari PBB.

2. Wawancara

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Wawancara adalah proses percakapan dua arah atas inisiatif pewawancara

untuk memperoleh informasi dari responden (Cooper:1996). Penulis

melakukan wawancara dengan narasumber yang berkompeten

dibidangnya.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan pengumpulan, pemilihan, pengolahan,

dan penyimpanan di bidang pengetahuan, pemberian atau pengumpulan

bukti-bukti dan keterangan-keterangan (Kamus Besar Bahasa

Indonesia:1995). Penulis melakukan dengan mengumpulkan data, laporan

dan tulisan dari DPPKA Surakarta yang mendukung teori dan penelitian.

4. Metode Kepustakaan

Kepustakaan adalah daftar literatur (buku atau non buku) yang dipakai

oleh Penulis dalam menyusun naskah/karangan (Lemigas:2011). Penulis

melakukan dengan cara mempelajari buku-buku referensi yang

berhubungan dengan penelitian dan penulisan tugas akhir.

e. Teknik Penelitian dan Pembahasan

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian empiris, yaitu

penelitian terhadap fakta yang memerlukan kehadiran peneliti untuk

memperoleh data melalui pengalaman dan observasi langsung tanpa perantara

orang lain (Indriantoro:2002). Penulis menggunakan teknik untuk membuat

paparan atau penjelasan secara akurat mengenai suatu objek yang diteliti.

Teknik pembahasan yang digunakan penulis yaitu dengan menggunakan

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

pembahasan naratif, bersifat narasi atau menguraikan yaitu cerita atau deskripsi

dari suatu kejadian atau peristiwa (Kamus Besar Bahasa Indonesia:1995).

f. Metode Pengolahan Data

1. Metode Deduksi

Metode deduksi adalah proses dimana kita tiba pada suatu kesimpulan

beralasan melalui generalisasi logis dari sebuah fakta yang diketahui

(Sekaran:2006). Dari penjelasan diatas penulis akan menarik suatu

kesimpulan yang sudah menjadi jawaban sementara dari data atau fakta

yang didapat dan kemudian dijabarkan dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi kesimpulan tersebut.

2. Metode Induksi

Metode induksi adalah proses dimana kita mangamati fenomena tertentu

dan berdasarkan hal tersebut, tiba pada kesimpulan (Sekaran:2006). Metode

penarikan simpulan ini dengan cara terlebih dahulu menjabarkan faktor-

faktor (masalah-masalah) yang diperoleh dari uraian bab yang ada kemudian

menarik simpulan dari faktor-faktor tersebut.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Penulis menggunakan sistematika penyajian pelaporan penelitian

sederhana, tanpa mengurangi pentingnya inti permasalahan dengan maksud agar

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

lebih mudah menerangkan segala permasalahan menjadi terarah pada sasaran

dan tujuan yang hendak dicapai. Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir

akan terdiri dari beberapa bab yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini meliputi: Gambaran Umum Instansi, Latar Belakang

Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Tugas Akhir, Manfaat Tugas Akhir,

Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan menguraikan tentang tinjauan pustaka yang relevan

dengan masalah yang akan dibahas, dimulai dari landasan teori yang

kemudian membahas lebih lanjut mengenai efektivitas dan efisiensi

penagihan dan penerimaan PBB yang terhutang dengan safari PBB di Kota

Surakarta.

BAB III TEMUAN

Dalam bab ini berisi tentang kelebihan dan kelemahan yang terjadi dan

relevan dengan permasalahan efektivitas dan efisiensi penagihan dan

penerimaan PBB yang telah dibahas.

BAB IV PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh

penulis dan rekomendasi terhadap objek penelitian yang telah dibahas.

DAFTAR PUSTAKA

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Pajak

Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan

batasan tentang pajak, di antaranya:

a. Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang

oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak

mendapat prestasi–kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang

gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum

berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan

(Waluyo:2010).

Definisi diatas lebih menitik beratkan pada fungsi budgeter dari pajak,

namun banyak kutipan pengertian pajak yang lain yang dikemukan oleh para

ahli, yaitu:

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

b. Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh

penguasa berdasarkan norma-norma hukun, guna menutup biaya produksi

barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

Dari definisi ini tidak ada istilah “dipaksakan” karena bertitik tolak pada

istilah “iuran wajib” (Waluyo:2010).

c. Menurut Soemitro dalam waluyo (2003) menyatakan “pajak adalah iuran

rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi)

secara langsung yang dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum”.

d. Pajak merupakan peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara

untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk

public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public

invesment (Suandy: 2002).

e. Kontribusi wajib pajak negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang

bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2007 tentang Kententuan Umum dan Tata Cara Perpajakan).

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang

melekat pada pengertian pajak, adalah sebagai berikut:

1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya

yang sifatnya dapat dipaksakan.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan kontraprestasi individual

oleh pemerintah.

3. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur.

4. Pajak dipungut baik oleh negara baik pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah.

2. Fungsi Pajak

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak

merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran

termasuk pengeluaran pembangunan. Fungsi pajak menurut Waluyo dan

Wirawan (2003) sebagai berikut:

a. Fungsi Budgetair (Financial)

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-

pengeluarannya.

b. Fungsi Regulered (Pengatur)

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan

pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

3. Syarat Pemungutan Pajak

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan,

maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut

(Mardiasmo:2008):

a. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang-undang dan

pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-undangan

diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan

dengan kemampuan masing-masing. Sedangkan adil dalam pelaksanaannya

ialah dengan memberikan hak bagi Wajib Pajak untuk mengajukan

keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada

Majelis Pertimbangan Pajak.

b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat Yuridis)

Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini

memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara

maupun warganya.

c. Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)

Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun

perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian

masyarakat.

d. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansiil)

Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan

sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.

e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana.

Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong

masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

4. Kedudukan Hukum Pajak

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Menurut Rochmat Soemitro, Hukum Pajak mempunyai kedudukan

diantara hukum-hukum sebagai berikut:

a. Hukum Perdata, mengatur hubungan antara satu individu dengan individu

lainnya.

b. Hukum Publik, mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya.

Hukum ini dapat dirinci lagi sebagai berikut:

1. Hukum Tata Negara

2. Hukum Tata Usaha (Hukum Administratif)

3. Hukum Pajak

4. Hukum Pidana

Dengan demikian kedudukan hukum pajak merupakan bagian dari

hukum publik. Dalam mempelajari bidang hukum, berlaku apa yang disebut

Lex Specialis derogat Lex Generalis, yang artinya peraturan khusus lebih

diutamakan dari pada peraturan umum atau jika sesuatu ketentuan belum atau

tidak diatur dalam peraturan khusus, maka akan berlaku ketentuan yang diatur

dalam pertauran umum. Dalam hal ini peraturan khusus adalah hukum pajak,

sedangkan peraturan umum adalah hukum publik atau hukum lain yang sudah

ada sebelumnya (Mardiasmo:2008).

Hukum Pajak menganut paham imperatif, yakni pelaksanaannya tidak

dapat ditunda. Berbeda dengan hukum pidana yang menganut paham

oportunitas, yakni pelaksanaannya dapat ditunda setelah ada keputusan lain

(Mardiasmo: 2008).

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

5. Stelsel Pajak

Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 (tiga) stelsel, yaitu:

a. Stelsel Nyata (Riel Stelsel)

Stelsel Nyata pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang

nyata), sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun

pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui. Kebaikan

stelsel ini adalah pajak yang dikenakan lebih realistis. Sedangkan

kelemahannya adalah pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode

(setelah penghasilan riil diketahui) (Mardiasmo: 2008).

b. Stelsel Anggapan (Fictieve Stelsel)

Stelsel Anggapan pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang

diatur oleh undang-undang. Kebaikan stelsel ini adalah pajak dapat dibayar

selama tahun berjalan, tanpa harus menunggu pada akhir tahun. Sedangkan

kelemahannya adalah pajak yang dibayarkan tidak berdasarkan keadaan

yang sesungguhnya (Mardiasmo:2008).

c. Stelsel Campuran

Stelsel campuran ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel

anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu

anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan

keadaan yang sebenarnya. Bila besarnya pajak menurut kenyataan lebih

besar dari pada pajak menurut anggapan, maka Wajib Pajak harus

menambah. Sebaliknya, jika lebih kecil kelebihannya dapat diminta kembali

(Mardiasmo:2008).

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

6. Yurisdiksi Pemungutan Pajak

Yurisdiksi pemungutan pajak merupakan salah satu cara pemungutan

pajak yang didasarkan pada tempat tinggal seseorang atau berdasarkan

kebangsaan atau berdasarkan sumber dimana penghasilan diperoleh.

Yurisdiksi yang dimaksud ialah batas kewenangan yang dapat dilakukan oleh

suatu negara dalam memungut pajak terhadap warga negaranya, agar

pemungutannya tidak menjadi berulang-ulang yang bisa memberatkan orang

yang dikenakan pajak (Burton:2001).

a. Asas Domisili (asas tempat tinggal)

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak

yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari

dalam maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak dalam

negeri (Mardiasmo: 2008).

b. Asas Sumber

Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di

wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak (Mardiasmo:

2008).

c. Asas Kebangsaan

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Suatu

negara akan memungut pajak kepada setiap orang yang mempunyai

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

kebangsaan atas negara yang bersangkutan sekalipun orang tersebut tidak

bertempat tinggal di negara yang bersangkutan (Burton:2001).

7. Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Mardiasmo (2008) sistem pemungutan pajak terdiri dari 3

sistem, yaitu:

a. Official Assessment System, suatu sistem

pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk

menetukan besarnya pajak terutang oleh Wajib Pajak.

Ciri-cirinya:

1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada fiskus.

2. Wajib Pajak bersifat pasif.

3. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh

fiskus.

b. Self Assessment System adalah suatu sistem

pemungutan yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk

menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

Ciri-cirinya:

1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

Wajib Pajak sendiri.

2. Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan

sendiri pajak yang terutang.

3. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

c. With Holding System adalah suatu sistem pemungutan yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak

yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutan oleh

Wajib Pajak.

8. Tarif Pajak

Tarif pajak digunakan dalam perhitungan besarnya pajak terutang.

Dengan kata lain, tarif pajak merupakan tarif yang digunakan untuk

menentukan besarnya pajak yang harus dibayar. Secara umum, tarif pajak

dinyatakan dalam bentuk presentase. Berdasarkan pola presentase pajak, tarif

pajak dibagi menjadi 4 macam antara lain (Supramono dan Theresia: 2009).

a. Tarif pajak proporsional

Tarif pajak proporsional adalah persentase pengenaan pajak yang tetap

atas berapa pun dasar pengenaan pajaknya. Contohnya, PPN akan

dikenakan tarif sebesar 10% atas berapa pun penyerahan barang/ jasa

kena pajak.

b. Tarif pajak tetap

Tarif pajak tetap adalah jumlah nominal pajak yang tetap terhadap berapa

pun yang menjadi dasar pengenaan pajak. Contohnya, tarif atas bea

materai.

c. Tarif pajak degresif

Tarif pajak degresif adalah presentase pajak yang menurun seiring

dengan peningkatan dasar pengenaan pajaknya.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

d. Tarif pajak progresif

Tarif pajak progresif adalah presentase pajak yang bertambah seiring

dengan peningkatan dasar pengenaan pajaknya.

9. Penggolongan Pajak

a. Berdasarkan golongannya pajak dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Pajak Langsung

Pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan pihak lain, tetapi

harus menjadi beban langsung wajib pajak yang bersangkutan.

2. Pajak Tidak Langsung

Pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak lain.

b. Berdasarkan sifatnya pajak dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Pajak Subyektif

Pajak yang pengenaannya memperhatikan pada keadaan pribadi wajib

pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan keadaan subjeknya.

2. Pajak Obyektif

Pajak yang pengenaannya memperhatikan pada obyeknya baik berupa

benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa yang mengakibatkan

timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan

pribadi subjek pajak maupun tempat tinggal.

c. Berdasarkan lembaga pemungutannya pajak dibedakan menjadi dua, yaitu:

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

1. Pajak Pusat

Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk

membiayai pengeluaran rumah tangga negara untuk pembangunan

nasional pada umumnya. Misalnya pajak penghasilan (Kharisma:

2003).

2. Pajak Daerah

Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

dikelola oleh dinas pendapatan daerah (DIPENDA/ DPPKA). Hasil

penerimaannya masuk ke Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(Kharisma: 2003).

10. Sumber-Sumber Keuangan Daerah

Prihatini (2010) menjabarkan sumber-sumber keuangan daerah

menurut UU. No 25 Tahun 1999 terdiri dari:

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD),

b. Dana Perimbangan,

c. Pinjaman daerah dan

d. Lain-lain pendapatan yang sah (hibah dan dana darurat).

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan

daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Kelompok PAD

dipisahkan menjadi empat jemis pendapatan yaitu:

a. Pajak daerah.

b. Retribusi daerah.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

c. Hasil pengelolan kekayaan milik daerah yang dipisahkan.

d. Lain-lain PAD yang sah.

11. Pajak Daerah

a. Dasar hukum

Dasar hukum pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah

Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah sebagai mana telah diubah dengan Undang-Undang No. 34

Tahun 2000 dimana diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 28

Tahun 2009.

b. Pajak daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang

dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan

langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan

perundand-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintah Daerah dan pembangunan Daerah

(Mardiasmo:2003). Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh

orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang

seimbang (Prakosa:2003).

Pajak daerah dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, dimana hasilnya digunakan untuk pembangunan

daerah masing-masing, yang dimaksud Daerah disini adalah daerah yang

berhak mengurus rumah tangganya sendiri, yang dibagi menjadi Daerah

Propinsi dan Daerah Kabupaten atau Kota. Pajak daerah menurut wilayah

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

pemungutannya dibagi menjadi yang tercantum dalam Undang-Undang

No.28 Tahun 2009, adalah:

1. Jenis Pajak provinsi terdiri atas:

a. Pajak Kendaraan Bermotor;

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

d. Pajak Air Permukaan; dan

e. Pajak Rokok.

2. Jenis Pajak kabupaten/kota terdiri atas:

a. Pajak Hotel;

b. Pajak Restoran;

c. Pajak Hiburan;

d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan;

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;

g. Pajak Parkir;

h. Pajak Air Tanah;

i. Pajak Sarang Burung Walet;

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;

k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

12. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak Negara yang

dikenakan terhadap bumi dan atau bangunan berdasarkan Undang-undang

nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang nomor 12 Tahun 1994. PBB adalah pajak

yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh

keadaan objek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan subyek (siapa

yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak (Tjahjono:1999).

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas

bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh

orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan

usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan (UU No. 28 Tahun 2009).

Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan

pedalaman serta laut wilayah kabupaten/kota. Contoh : sawah, ladang, kebun,

tanah. pekarangan, tambang, dan lain-lain.

Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan

secara tetap pada tanah dan/atau perairan pedalaman dan/atau laut. Contoh:

rumah tempat tinggal, bangunan tempat usaha, gedung bertingkat, pusat

perbelanjaan, emplasemen, pagar mewah, dermaga, taman mewah, fasilitas

lain yang memberi manfaat, jalan tol, kolam renang, anjungan minyak lepas

pantai, dan lain-lain.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

13. Subyek dan Obyek PBB

a. Subjek pajak PBB

Yang menjadi subjek pajak adalah orang atau badan yang secara nyata

mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau memperoleh manfaat atas bumi,

dan atau memiliki, menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas

bangunan.

b. Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah Bumi

dan/atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh

orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan

usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Termasuk dalam

pengertian Bangunan adalah:

1. Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks

2. Bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya yang merupakan

suatu kesatuan dengan kompleks Bangunan tersebut;

a. jalan tol;

b. kolam renang;

c. pagar mewah;

d. tempat olahraga;

e. galangan kapal, dermaga;

f. taman mewah;

g. tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas;

h. pipa minyak; dan

i. menara.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Objek Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan adalah objek pajak yang:

1. Digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk penyelenggaraan

pemerintahan;

2. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang

ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang

tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan;

3. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis

dengan itu;

4. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman

nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah

negara yang belum dibebani suatu hak;

5. Digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas

perlakuan timbal balik; dan

6. Digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga internasional yang

ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Dalam Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

besaran pokok Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang

terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 80 ayat (2) dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 79 ayat(3) setelah dikurangi Nilai Jual Objek Pajak

Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (5).

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

14. Dasar Pengenaan PBB

Dasar perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan adalah NJKP (Nilai

Jual Kena Pajak). Dasar pengenaan PBB adalah “Nilai Jual Objek Pajak

(NJOP)”. Nilai jual objek pajak (NJOP) yang mempunyai pengertian sebagai

berikut: harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi

secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan

melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai

perolehan baru, atau nilai jual objek pajak pengganti. Besarnya PBB P2 yang

terhutang dapat dihitung dengan formula (Fatullah:2010):

PBB= Tarif x (NJOP – NJOPTKP)

NJOP ditentukan per wilayah berdasarkan keputusan Kepala

Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak dengan terlebih dahulu

memperhatikan:

a. Harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara

wajar.

b. Perbandingan harga denagn objek lain yang sejenis yang letaknya

berdekatan dan telah diketahui harga jualnya.

c. Nilai perolehan baru.

d. Penentuan nilai jual objek pengganti.

15. Saat Terhutang PBB

Utang pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi

administrasi berupa bunga, denda, atau kenaikan yang tercantum dalam surat

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan. Dasar yang digunakan untuk mengetahui

paja terhutang untuk PBB adalah SPPT. Surat Pemberitahuan Pajak

Terhutang (SPPT) adalah surat yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal

Pajak untuk menetapkan besarnya pajak yang terhutang. Surat Ketetapan

Pajak (SKP) adalah surat yanng diterbitkan oleh Dirjen Pajak terhadap wajib

pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan sebagaimana mestinya.

Surat tagihan pajak (STP) PBB adalah surat yang diterbitkan oleh Dirjen

Pajak dalam hal pajak yang terhutang dalam SPPT/SKP tidak atau kurang

bayar setelah lewat jatuh tempo pembayaran. Penerbitan STP PBB secara

otomatis menggugurkan SPPT/SKP (Fatullah:2010).

B. PEMBAHASAN

1. Definisi Efektivitas dan Efisiensi

Beberapa orang menyatakan definisi tentang efektivitas dan efisiensi, berikut

ini salah satu definisi dari:

a. Efektivitas

Menurut Siagian (2001:24) Efektivitas merupakan pemanfaatan sumber

daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar telah

ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa

kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari

segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan

semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. Demikian

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

pula dengan Abrurahmat (2003:92) efektivitas mempunyai arti

pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu

yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah

pekerjaan tepat pada waktunya. Definisi efektivitas yang dikemukan oleh

Hidayat (1986) yaitu suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

(kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai, makin besar presentase

target yang dicapai makin tinggi efektivitasnya dan efektivitas yang

pencapaian target output diukur dengan cara membandingkan output

anggaran atau seharusnya (OA) dengan output realisasi atau sesungguhnya

(OS), jika (OA) > (OS) disebut efektif (John,1896:35).

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas

merupakan pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan seperti yang telah

ditetapkan.

b. Efesiensi

Hasibuan (1984:233-4) yang mengutip pernyataan H. Emerson dalam

definisi efisiensi yaitu perbandingan terbaik antara input (masukan) dan

output (keluaran). Efisiensi mempunyai arti sesuatu yang kita kerjakan

berkaitan dengan hasil yang optimal dengan tidak membuang banyak

waktu dalam proses pengerjaannya. Efektif belum tentu efisien dan begitu

pula sebaliknya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efisiensi

merupakan ketetapan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu

(dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya); kedayagunaan;

ketepatgunaan. Dengan melihat definisi diatas maka efisiensi adalah

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

perbandingan terbaik antara suatu kegiatan dengan hasilnya, efesiensi

terdiri dari 2 unsur yaitu kegiatan dan hasil kegiatan tersebut. Efisiensi

merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya

sumber atau biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan.

2. Penagihan dan Penerimaan PBB

a. Penagihan

Penagihan pajak dilakukan untuk mendukung pencapaian rencana

penerimaan yang ditargetkan pada setiap tahunnya. Komposisi dari

rencana penerimaan PBB itu sendiri diperoleh dari dua sumber potensi

yaitu dari pokok ketetapan pajak PBB tahun pajak berjalan dan potensi

dari total tunggakan (piutang) tahun-tahun pajak sebelumnya. Untuk

menunjang peningkatan realisasi pencairan piutang pajak, harus dibuat

strategi penagihan.

Dalam modul yang berjudul Pajak Bumi dan Bangunan Darwin

(2010) penagihan pajak yaitu serangkaian tindakan agar penanggung pajak

melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau

memperingatkan, melaksanakan penagihan Seketika dan Sekaligus,

memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksankan

penyitaan, melaksanakan penyanderaan, dan menjual barang yang telah

disita.

Dasar penagihan pajak Bumi dan Bangunan (pasal 12 UU Nomor

12 tahun 1985 jo UU 12/1994) adalah:

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

(1) Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT)

(2) Surat Ketetapan Pajak (SKP)

(3) Surat tagihan Pajak (STP).

b. Penerimaan

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) menjelaskan bahwa

penerimaan cara penyambutan; proses; perbuatan; cara nemerima;

besarnya uang yang diterima dari hasil penjualan barang atau jasa.

Penerimaan yang dimaksud adalah penerimaan pajak PBB yang terhutang

dengan salah satu metode yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota

Surakarta.

Setiap daerah memiliki potensi dan realisasi anggaran masing-

masing, dalam pencapaian target realisasi banyak cara yang digunakan

oleh fiskus untuk memaksimalkan pendapatan dari sektor pajak. Safari

PBB merupakan kinerja yang digunakan dan dianggap baik dalam

penagihan dan penerimaan PBB Kota Surakarta. Safari PBB adalah cara

yang digunakan oleh DPPKA Surakarta untuk memungut dan menagih

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Safari PBB dibagi menjadi dua tim

yaitu tim safari reguler dan tim safari tunggakan.

Safari reguler melayani pembayaran PBB sesaat setelah SPPT

sampai kepada WP sedangkan safari tunggkan melayani pembayaran PBB

tunggakan dimana WP yang bersangkutan belum/tidak membayar pajak

PBB terhutang dalam waktu kurang dari 10 tahun. Safari tunggakan bisa

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

dilaksanakan dengan beberapa faktor, yaitu kesudian, keinginan, dan

kemampuan WP untuk membayar pajak yang tehutang.

Pajak Bumi dan Bangunan untuk tahun 2010 masih menjadi pajak

daerah, namun pelaksanaan pemungutan dan penagihan sepenuhnya

menjadi hak dari Pemerintah Kota/Kabupaten masing-masing. Seluruh

penerimaan PBB akan dimasukkan kedalam pajak pusat, namun

keseluruhan saldo yang diterima kemudian dilimpahkan kepada yang

berhak yaitu:

(1) Sebesar 10% ke Rekening Kas Negara sebagai penerimaan

Pemerintah Pusat

(2) Sebesar 9% ke Rekening Kas Negara sebagai bagian pemerimaan

Biaya Pemungutan

(3) Sebesar 16,2% ke Rekening Kas Daerah Provinsi

(4) Sebesar 64,8% ke Rekening Kas Daerah Kabupaten.

2. Pengertian Safari

Safari yang mempunyai arti perjalanan jarak jauh menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (1995), dimaknai lain oleh Pemerintah Kota

Surakarta, safari menurut Pemerintah Kota merupakan salah satu cara yang

digunakan dalam penagihan Pajak Bumi dan Bangunan yang terhutang

dengan istilah jemput bola (safari PBB). Jemput bola dilakukan di beberapa

wilayah di Surakarta, wilayah yang menjadi fokus dalam sistem penagihan ini

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

merupakan daerah-daerah pinggiran serta sejumlah pasar tradisional di Kota

Surakarta.

Melalui safari ini Pemerintah Kota membantu masyarakat dalam

menunaikan kewajiban Pajak Bumi dan Bangunan yang terhutang yang

memiliki nominal kecil. Mengapa hal ini dilakukan, karena tanpa stimulan

yang diberikan masyarakat yang berdomisili di daerah pinggiran dan

mempunyai penghasilan yang minim akan melupakan atau tidak

menghiraukan pajak terhutang mereka. Pajak Bumi dan Bangunan merupakan

salah satu pajak yang memiliki daftar wajib pajak terbanyak, sehingga

penerimaan dari pajak sektor ini mempunyai nominal yang besar dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, pendapatan pajak

yang berasal dari PBB selanjutnya akan dikembalikan kembali ke setiap

Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kabupaten/kota mempunyai prresentase

pengembalian yang paling besar diantara pembagian presentase realisasi

pendapatan dari Pajak Bumi dan Bangunan ini. Hal ini disebabkan karena

Kabupaten/Kota sebagai pihak yang memiliki andil besar dalam penagihan

pajak terhutang.

3. Alasan Apa yang Mendasari Pemerintah Daerah Surakarta Melakukan Safari PBB dalam Penagihan PBB yang Terhutang.

Pemerintah kota Surakarta sebagai fiskus dalam melakukan

penagihan dengan istilah jemput bola (safari) yang tercantum dalam Surat

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tugas dari Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota

Surakarta (DPPKA) menjadi dasar pembentukan Tim Pemungutan Penagihan

Pajak PBB. Tim pemungutan ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun

yang lalu dan Surat Tugas ini akan diperbaharui setiap tahunnya. Safari PBB

melayani penagihan PBB reguler dan PBB tunggakan.

Wajib pajak orang pribadi untuk PBB di Surakarta sangat banyak,

tidak hanya tanah atau bangunan seperi rumah, gedung yang menjadi objek

PBB namun kios-kios dalam suatu bangunan pasar juga merupakan objek

PBB. Pasar menjadi salah satu tempat yang menjadi sasaran safari (jemput

bola) karena pemilik kios yang berada di dalam pasar mempunyai “ciri khas”

mudah untuk melupakan kewajiban pajaknya.

Daerah pinggiran Kota Surakarta juga tidak luput menjadi sasaran

safari yang diselenggarakan oleh pihak penagihan DPPKA Surakarta. Nilai

NJOP untuk daerah pinggiran kecil, dengan begitu pajak terhutang untuk

PBB juga kecil. Jumlah pajak terhutang yang kecil juga membuat WP OP

PBB enggan untuk membayar pajak terhutang melalui Bank Persepsi. Melihat

alasan-alasan yang timbul karena karakteristik wajib pajak itulah yang

membuat pemerintah Kota Surakarta menggunakan metode jemput bola

(safari) PBB untuk memaksimalkan penerimaan PBB Surakarta.

Jumlah wajib pajak orang pribadi PBB di kota Surakata berdasarkan

jumlah SSPT yang terbit di kota Surakarta adalah:

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel II.1 SPPT Pajak Bumi dan Bangunan Tahun 2010

Kecamatan se-Surakarta NO KECAMATAN JUMLAH SPPT 1 Laweyan 20.247 2 Serengan 10.484 3 Pasar kliwon 20.436 4 Jebres 34.314 5 Banjarsari 42.757

JUMLAH 128.602 Sumber DPPKA Surakarta

Dari kelima Kecamatan yang ada di Surakarta terdapat kurang lebih

45 Kelurahan yang terbagi menjadi daerah yang potensial dan daerah

pinggiran. Daerah-daerah pinggiranlah yang menjadi fokus utama penagihan

pajak dengan sistem jemput bola ini.

4. Apakah Terdapat Perbedaan Penerimaan PBB pada Tahun 2010 dengan Menggunakan Cara Konvensional (Melalui Bank Persepsi) dan Safari PBB.

Banyak sarana dan prasarana yang disediakan oleh Pemerintah Daerah

dalam melayani WP untuk membayar pajak yang tehutang. Prasarana yang

lazim digunakan oleh WP dalam membayar pajak melalui Bank Persepsi.

Pajak Bumi dan Bangunan menggunakan dua cara dalam penerimaannya,

melalui Bank Persepsi dan safari PBB. Penerimaan yang didapat dengan

kedua cara tersebut memiliki perbedaan yang signifikan. Wajib pajak yang

pajak PBB terhutangnya nominal besar biasa membayar pajak melalui Bank

Persepsi, KPP atau Kantor DPPKA yang menjadi salah satu tempat

pembayaran pajak. Namun untuk WP yang pajak terhutangnya mempunyai

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

nominal kecil dan sering melalaikan kewajiban untuk membayar pajak,

sehingga apabila tidak dibantu oleh fiskus dalam pembayaran pajak

terhutang, maka WP tersebut tidak akan membayar pajak. Berikut data

pemerimaan dengan safari pajak yang dilakukan fiskus Pemerintah Daerah

selama tahun 2010

Tabel II.2 Penerimaan Pajak Terhutang dengan Safari PBB

Tahun 2010

NO KECAMATAN REALISASI

JUMLAH SPPT

JUMLAH UANG

1 Pasar (12 lokasi) 3523 Rp 95.360.638 2 Laweyan 2683 Rp 316.492.161 3 Serengan 551 Rp 37.962.608 4 Pasar kliwon 1674 Rp 97.098.603 5 Jebres 3742 Rp 235.284.350 6 Banjarsari 3357 Rp. 36.067.374

JUMLAH 13856 Rp 1.142.768.734 Sumber DPPKA Surakarta

Sebagai bahan perbandingan jumlah penerimaan yang didapat oleh

Pemerintah Kota Surakarta, berikut jumlah penerimaan pajak PBB terhutang

yang pembayarannya melalui Bank Persepsi di Kota Surakarta:

Tabel II.3 Penerimaan Pajak PBB Terhutang Melalui Bank Persepsi

Tahun 2010

NO KECAMATAN REALISASI

JUMLAH WAJIB PAJAK/ SPPT

JUMLAH UANG

1 Laweyan 13.343 Rp 8.598.470.644 2 Serengan 7.174 Rp 3.061.395.943 3 Pasar Kliwon 12.761 Rp 3.285.446.805 4 Jebres 12.809 Rp 3.851.620.198 5 Banjarsari 24.678 Rp 7.586.616.967

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Sumber DPPKA Surakarta

Dengan melihat dua tabel diatas jumlah penerimaan pajak PBB

terhutang dengan safari reguler PBB tahun 2010 sebesar Rp 1.142.768.734,

dibandingkan dengan jumlah penerimaan yang melalui Bank Persepsi sebesar

Rp 26.383.550.557, terlihat bahwa penerimaan pajak melalui Bank Persepsi

masih besar dikarenakan masyarakat dengan nominal pajak terhutang besar

memilih untuk membayar pajak tersebut melalui Bank Persepsi. Jumlah

1.142.768.734 bukanlah jumlah yang kecil dalam pencapaian target safari

PBB ini, walaupun dibandingkan dengan pendapatan melalui Bank persepsi

jumlah ini tidak lebih 5% dari pendapatan Bank persepsi.

5. Sejauh Mana Pencapaian Target Penerimaan Pajak PBB dengan Menggunakan Safari PBB.

Pada tanggal 20 April 2011 penulis melakukan penelitian safari yang

dilaksanakan oleh pihak penagihan Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan

dan Aset Surakarta, dalam penelitian tersebut petugas safari terdiri dua

pegawai penagihan yang bernama Bapak Mulyono dan Bapak Tukiyo.petugas

juga membawa Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT PBB) yang

menjadi bukti bahwa petugas merupakan pegawai yang ditunjuk oleh Surat

Tugas yang diterbitkan oleh Kepala Dinas. Lokasi safari bertempat di Pasar

Klewer Solo salah satu sentra perdagangan terbesar di Surakarta. Safari

Jumlah 70.765 Rp 26. 383.550.557

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

dimulai pada pukul 12.07 WIB, Pajak Bumi dan Bangunan yang terhutang

dipungut berdasarkan kios-kios yang berada di Pasar Klewer. Pegawai

DPPKA Surakarta mencocokan nomor kios dengan nomor yang tercantum di

SPPT PBB apabila sudah cocok, maka pegawai akan menagih dan menulis

jumlah pajak terhutang di kwitansi sementara yang dikeluarkan oleh DPPKA.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, secara

sampling penerimaan pajak melalui safari hampir mencapai 100%. Dari 120

kios yang berkode AA kurang lebih hanya dua sampai lima kios saja yang

memilih untuk membayar sendiri melalui Bank Persepsi. Dalam pengamatan

penulis WP di Pasar Klewer bersifat kooperatif dalam penagihan. Pemilik

toko memilih untuk membayar langsung kepada pegawai Pemkot dikarekan

kesibukan yang mereka miliki, WP memilih untuk membayar pajak dengan

bantuan dari fiskus Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset

Surakarta.

Dari kegiatan safari PBB di Pasar Klewer jumlah pajak yang dipungut

dari 120 kios dengan kode AA yang dilakukan bagian penagihan PBB

tersebut berkisar antara Rp 40.000 sampai Rp 300.000,- per kios per pemilik

kios (WP), dengan demikian dari pengamatan yang dilakukan dan

berdasarkan sampling terhadap 120 kios berkode AA, sehingga target

penerimaan pajak PBB dengan safari yang dijadwalkan pada hari tersebut

tercapai.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

6. Seberapa Efektif dan Efisien Penagihan yang Dilakukan oleh Pegawai Fiskus Bagian DPPKA dalam Penerimaan PBB yang Terhutang dengan Safari PBB.

Dari pengertian efektif dan efisien diatas, salah satu rencana

kegiatan Pemerintah Surakarta dalam memaksimalkan pendapatan pajak dari

sektor PBB dengan jemput bola (safari) termasuk efektif, hal ini berdasarkan

pengamatan yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 20 April 2011,

penerimaan pajak dari safari PBB dengan 120 kios berkode AA yang terlibat

dapat sepenuhnya membayar pajak PBB yang terhutang melalui program dari

Pemerintah Kota Surakarta. Hanya dua sampai lima kios saja yang tidak

membayar dengan cara ini. Penerimaan yang dihasilkan sebesar Rp

9.672.000.- dari 120 kios yang dipungut pajak PBB nya.

Dalam pelaksanaan safari PBB, pegawai DPPKA yang menjadi

petugas pemungutan tidak mengeluarkan biaya tambahan selain biaya

transportasi (motor) dan biaya konsumsi. Dengan jumlah pengeluaran

(output) yang diperkirakan sebesar Rp 40.000,- dan jumlah penerimaan

(input) yang diterima sebesar Rp 9.672.000,- merupakan alasan safari PBB

yang dimotori pihak Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset ini

dikatakan efisien.

Hasil dari penerimaan PBB dengan safari ini selanjutnya akan

ditransfer/dikirim ke Bank Persepsi, dengan begitu safari ini hanya menjadi

jembatan antara fiskus dan WP yang ada di daerah pinggiran dan pasar.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB III

TEMUAN

Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada safari PBB yang dilaksakan oleh

DPPKA (Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset) Surakarta dan

penjelasan dari rumusan masalah, terdapat kelebihan dan keterbatasan yang

ditemukan oleh penulis selama pengamatan kegiatan berlangsung. Adapun kelebihan

dari safari PBB adalah:

A. Kelebihan

1. Adanya kerjasama antara fiskus dari DPPKA dan WP yang berada di Pasar

Klewer.

2. Dengan diadakannya safari ini, membuat WP yang memiliki pajak terhutang

kecil dan berdomisili di daerah pinggiran Kota Surakarta juga mempunyai

hak yang sama dengan WP lain.

3. WP menerima dengan positif safari PBB yang dilakukan oleh DPPKA

Surakarta dan merasa terbantu dengan diadakannya penagihan PBB dengan

cara ini.

4. Dengan safari WP yang nominal pajak terhutangnya kecil mempunyai hak

yang sama dengan WP yang nominal pajaknya besar.

5. Lebih mendekatkan dengan WP yang nominal pajak PBB kecil dan tetap

pembayar pajak.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

B. Kekurangan

Pegawai DPPKA sebagai pihak yang menagih pajak juga mengalami

kendala, seperti wajib pajak yang memiliki lebih dari satu kios dan kios yang

menjadi objek pajak tersebut letaknya tidak berdekatan, sehingga pegawai

penagihan perlu mencari dan berputar untuk mencari kios yang dimaksud.

Dalam prakteknya safari PBB juga terdapat kekurangan, dengan cara yang

digunakan oleh Pemerintah Daerah Surakarta khususnya dalam penagihan Pajak

Bumi dan Bangunan membuat WP dimanjakan dengan kegiatan safari.

Penggunaan penagihan seperti yang dilakukan Pemda membuat kesadaran

masyarakat kota Surakarta untuk membayar sendiri pajak yang terhutang

menjadi berkurang, hal ini bertolak belakang dengan asas pemungutan pajak,

yaitu self assessment.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan pada bab-bab

sebelumnya yang berhubungan dengan penagihan dan penerimaan Pajak Bumi

dan Bangunan yang terhutang di Kota Surakarta, maka penulis dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemerintah Kota Surakarta mencari solusi dalam menangani masalah

pembayaran pajak yag terhutang, salah satu solusi yang ditemukan adalah

jemput bola (safari). Safari dilaksanakan sebagai fasilitas kepada masyarakat

atau Wajib Pajak untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang terhutang,

dan kepada WP yang bertempat tinggal di daerah pinggiran atau terpencil.

2. Penerimaan pajak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara konvensional

melalui Bank Persepsi atau dengan safari khusus untuk Pajak Bumi dan

Bangunan. Konvensional atau melali Bank persepsi diperuntukkan untuk WP

yang pajak PBB terhutangnya bernominal besar, sedangkan safari PBB

penerimaannya bersumber dari WP yang memiliki pajak PBB terhutang kecil.

Perbedaan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan melalui Bank Persepsi dan

safari jelas dengan melihat jumlah penerimaan yang diterima dari dua cara

tersebut.

3. Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan yang dilaksanakan di Pasar Klewer

mendapat repon yang baik dari WP yang ada, dari 120 kios blok AA yang ada

di lantai 2 hanya dua sampai lima kios saja yang tidak ikut serta dalam

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

penagihan dengan safari. Berdasarkan sampling pengamatan yang dilakukan

penulis pada tanggal 20 April 2011 maka kegiatan safari memenuhi target

yang diharapkan oleh pegawai DPPKA Surakarta.

4. Kegiatan safari yang sudah dilaksanakan selama bertahun-tahun ini,

mepunyai kelebihan dan kekerungan dalam pelaksanaannya namun dengan

melihat pembahasan dalam bab II, pelaksanaan safari dalam penagihan dan

penerimaan PBB terhutang efektif, dan efisien dengan melihat biaya yang

dikeluarkan untuk penagihan tersebut kecil. Dengan demikian pelaksanaan

penerimaan dan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan yang terhutang dengan

cara safari di Kota Surakarta efektif dan efisien.

B. Rekomendasi

Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan terhutang di Kota Surakarta dengan

jemput bola disambut antusias dari WP atau masyarakat setempat yang menjadi

objek dari safari, namun jika diteruskan sistem penagihan ini maka masyarakat

atau WP tidak akan bisa menerapkan sistem pemungutan self assessment yang

sekarang digunakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Sistem penagihan

dengan istilah jemput bola ini memanjakan WP dengan menunggu fiskus untuk

menagih pajak yang terhutang, dari pengamatan yang dilakukan oleh penulis,

maka penulis memberikan beberapa rekomendasi dalam pelaksanaan safari PBB

Kota Surakarta, yaitu:

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS DAN ... · Kepada pegawai DPPKA Surakarta bidang penagihan, Pak Kinkin, Bu Rina, Bu Endang, serta kepada Pak Mulyono dan Pak Tukiyo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

1. Dalam penagihan PBB, fiskus tidak perlu mendatangi satu per satu kios atau

rumah WP. Fiskus hanya perlu melakukan sosialisasi tentang pembayaran

pajak yang berpusat di suatu tempat. Seperti rumah ketua RT atau menunjuk

salah satu kios untuk menjadi tempat pembayaran PBB pada saat safari.

2. Sedikit demi sedikit mengurangi jadwal safari PBB agar masyarakat, WP

yang mempunyai nominal kecil bisa membayar sendiri (self assessment) ke

Bank Persepsi atau Kantor Pos terdekat.

3. Pemerintah Kota Surakarta lebih menggiatkan sosialisasi pembayaran PBB

terhutang ke kelurahan-kelurahan yang ada di Solo, kemudian dilanjutkan ke

masyarakat.