perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa...

104
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATA DIKLAT MELAKUKAN NEGOSIASI SISWA KELAS X PEMASARAN SMK MURNI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. SKRIPSI Oleh: EKO PRIYANDOKO K7408083 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

89

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED

INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

PEMBELAJARAN MATA DIKLAT MELAKUKAN NEGOSIASI SISWA

KELAS X PEMASARAN SMK MURNI 2 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

SKRIPSI

Oleh:

EKO PRIYANDOKO

K7408083

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

90

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Eko Priyandoko

NIM : K7408083

Jurusan/Program Studi : P.IPS/Pendidikan Ekonomi-BKK Tata Niaga

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENERAPAN PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

MELAKUKAN NEGOSIASI SISWA KELAS X PEMASARAN SMK

MURNI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Eko Priyandoko

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

91

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED

INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

PEMBELAJARAN MATA DIKLAT MELAKUKAN NEGOSIASI SISWA

KELAS X PEMASARAN SMK MURNI 2 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

Oleh:

EKO PRIYANDOKO

K7408083

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi,

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

92

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

93

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

94

MOTTO

“Bersukacitalah dalam pengharapan, bersabarlah dalam kesesakan, dan

bertekunlah dalam doa”

(Roma 12:12)

Orang sukses memiliki kebiasaan yang tidak dilakukan oleh orang gagal

(Thomas A.Edison)

Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup

yang diidamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara

gembira menuju kegagalan

(Mario Teguh)

Perubahan tidak selalu membawa kesuksesan, tetapi kesuksesan pasti di awali

dengan perubahan

vi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

95

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan untuk:

Tuhan Yesus atas semua anugerah dan penyertaanNya selama ini

Ibu, Bapak dan Adikku tercinta yang selalu mendukung dan mendoakanku,

pemberi inspirasi serta motivasi terbaik ku,

Keluarga besarku yang selalu memberikan semangat dan doanya

Sahabat-sahabatku yang selalu menyemangati dan memberikan inspirasi kepada

ku

Teman Seperjuangan B1 dan PTN 2008,

dan Almamaterku.

vii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

96

ABSTRAK Eko Priyandoko. K7408083. PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATA DIKLAT MELAKUKAN NEGOSIASI SISWA KELAS X PEMASARAN SMK MURNI 2 SURKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran mata diklat Melakukan Negosiasi siswa kelas X Pemasaran SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan refleksi tindakan. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Pemasaran SMK Murni 2 Surakarta yang berjumlah 27 siswa. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata diklat Melakukan Negosiasi dengan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI). Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan lembar observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi atau arsip. Validitas data menggunakan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran mata diklat Melakukan Negosiasi siswa kelas X Pemasaran SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) Penerapan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dari segi kualitas proses pembelajaran pada aspek keaktifan siswa mengalami kenaikan sebesar 16% yang mulanya hanya 70% pada siklus I menjadi 86% pada siklus II, (2) aspek suasana belajar oleh siswa menunjukkan peningkatan dari 79% pada siklus I menjadi 87% pada siklus II, yang mengalami kenaikan sebesar 8%, (3) aspek alur pembelajaran dalam proses pembelajaran yang menunjukkan peningkatan dari 72% pada siklus I menjadi 85% pada siklus II, yang mengalami peningkatan sebesar 13%, dan (4) hasil belajar menunjukkan peningkatan ketuntasan dari 74,07% (20 siswa tuntas) pada siklus I menjadi 88,89% (24 siswa tuntas) pada siklus II. Kata kunci: Team Assisted Individualisation, kualitas pembelajaran

viii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

97

ABSTRACT Eko Priyandoko. K7408083. THE APPLICATION OF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) MODEL TO IMPROVE THE LEARNING QUALITY OF NEGOTIATING COURSE IN THE X MARKETING GRADERS OF SMK MURNI 2 SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2011/2012. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. July 2012.

The objective of research is to find out whether the application of Team Assisted Individualization (TAI) type of cooperative learning could improve the quality of negotiating course learning in the X Marketing graders of SMK (Vocational Senior High School) Murni 2 Surakarta in the school year of 2011/2012 or not.

This research was a classroom action research (CAR). This study was conducted in two cycles. Each of them consisted of planning, acting, observing, and reflecting. The subject of research was the X Marketing graders of SMK Murni 2 Surakarta consisting of 27 students. The implementation of research was conducted in collaboration between the Negotiating teacher course using Team Assisted Individualization (TAI) type of cooperative learning. Techniques of collecting data used were observation, interview, test, and documentation or archive. Data validation was done using source triangulation. The data analysis was done using a qualitative descriptive technique.

Based on the result of research and discussion conducted in the previous chapter, it could be concluded that the application of Team Assisted Individualization (TAI) type of cooperative learning could improve the quality of negotiating course learning in the X Marketing graders of SMK Murni 2 Surakarta in the school year of 2011/2012. It was reflected on the following indicators: (1) application of Team Assisted Individualization (TAI) type of cooperative learning viewed from the learning process quality in student activeness increased by 16% from 70% in cycle I to 86% in cycle II, (2) in learning circumstance aspect, the students showed an increase by 8% from 79% in cycle I to 87% in cycle II, (3) in learning plot aspect, the learning process showed an increase by 13% from 72% in cycle I to 85% in cycle II, and (4) the learning achievement showed increased passing from 74.07% (20 students passing) in cycle II to 88.89% (24 students passing) in cycle II.

Keywords: Team Assisted Individualization (TAI), learning quality.

ix

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

98

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang

memberi ilmu, inspirasi, kemuliaan serta kemudahan. Atas kehendak-Nya penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ PENERAPAN PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

MELAKUKAN NEGOSIASI DI KELAS X PEMASARAN SMK MURNI 2

SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 “.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang

Keahlian Khusus Tata Niaga, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah membantu. Untuk itu,

penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Drs. Syaiful Bachri,

M.Pd., yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga, Dra. Sri Wahyuni,

M.M., yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana

sekali.

4. Sudarno, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing I yang selalu memberikan

bimbingan, motivasi, ilmu dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Salman Alfarisy T., S.Pd, M.Si., selaku Pembimbing II yang selalu

memberikan pengarahan, bimbingan dengan penuh kesabaran.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan

Tata Niaga FKIP UNS, yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan selama

peneliti menempuh kuliah.

x

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

99

7. Drs. Suwitadi, S.H, M.M, M.Si., selaku kepala SMK Murni 2 Surakarta, yang

telah memberi kesempatan dalam melaksanakan penelitian.

8. Ibu Ir. Endang Sih Nawangwarni, selaku Guru mata diklat Melakukan

Negosiasi SMK Murni 2 Surakarta, yang telah memberi bantuan dan

bimbingan dalam penelitian.

Siswa SMK Murni 2 Surakarta kelas X Pemasaran yang telah bersedia untuk

berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

Ibu, Bapak dan Adik tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril,

materiil maupun spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya

mengiringi penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sahabatku Biyan Nanda Rakasiwi semoga kau damai di alam sana, dan

terima kasih atas segala yang telah kau berikan padaku. Persahabatan kita

akan tetap abadi untuk selamanya.

Rekan-rekan seperjuangan Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008 kelas B1 dan

rekan-rekan BKK Tata Niaga 2008 atas kebersamaan dan keceriaan kalian

selama ini.

Teman-teman PPL, Mabes, Tomodachi, Kuremba, Yui lovers atas

persahabatan, kebersamaan, keceriaan, semangat dan senyuman kalian selama

ini. Kalian telah banyak memberi warna di hidupku.

Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi

ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

9.

10.

11.

12.

13.

14.

xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

100

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v

HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................. 5

1. Manfaat Teoritis ......................................................................... 5

2. Manfaat Praktis ........................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7

1. Pengertian Metode Pembelajaran ........................................... 7

2. Metode Pembelajaran Kooperatif ........................................... 8

3. Pembelajaran Kooperatif Team Assisted

Individualization (TAI) ............................................................... 9

4. Kualitas Pembelajaran ................................................ 14

xii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

101

a. Kualitas proses ....................................................... 14

1. Keaktifan siswa ................................................. 15

2. Suasana belajar ................................................... 16

3. Alur pembelajaran............................................... 17

b. Hasil belajar............................................................ 17

B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 19

C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 20

D. Hipotesis Tindakan .................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 22

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 22

B. Subjek dan Obyek Penelitian ...................................................... 22

C. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 23

D. Tehnik Pengumpulan Data .......................................................... 23

E. Uji Validitas Data ....................................................................... 25

F. Analisis Data .............................................................................. 25

G. Indikator Kinerja Penelitian ........................................................... 26

H. Prosedur Penelitian ........................................................................ 27

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ................................ 31

A. Deskripsi Pra Siklus ................................................................... 31

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ......................................... 38

1. Siklus I .................................................................................. 38

2. Siklus II ................................................................................. 55

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus .................................. 69

D. Pembahasan .................................................................................. 72

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .................................... 82

A. Simpulan .................................................................................... 82

B. Implikasi .................................................................................... 83

C. Saran .......................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 87

LAMPIRAN .................................................................................................. 89

xiii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

102

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Indikator kinerja penelitian ................................................................ 26

Tabel 2. Persentase ketercapaian kualitas proses pembelajaran

tiap indikator pada pra siklus .............................................................. 35

Tabel 3. Ketuntasan hasil belajar pra siklus ..................................................... 37

Tabel 4. Presentase ketercapaian kualitas proses pembelajaran tiap indikator

pada siklus I (keaktifan) ..................................................................... 49

Tabel 5. Presentase ketercapaian kualitas proses pembelajaran tiap indikator

pada siklus I (suasana belajar) ............................................................ 49

Tabel 6. Presentase ketercapaian kualitas proses pembelajaran tiap indikator

pada siklus I (alur pembelajaran) ........................................................ 50

Tabel 7. Ketuntasan belajar siswa siklus I ........................................................ 52

Tabel 8. Persentase Ketercapaian Kualitas Proses Pembelajaran Tiap

Indikator Pada Siklus II (Keaktifan) ... ................................................. 64

Tabel 9. Persentase Ketercapaian Kualitas Proses Pembelajaran Tiap

Indikator Pada Siklus II (suasana belajar) ........................................... 64

Tabel 10. Persentase ketercapaian kualitas proses pembelajaran tiap indikator

pada Siklus II (alur pembelajaran) ...................................................... 65

Tabel 11. Ketuntasan belajar siswa siklus II .................................................... 67

Tabel 12. Peningkatan hasil penelitian mengenai kualitas proses pembelajaran

siklus I dan II .... ..................................................... ........................... 70

Tabel 13. Peningkatan hasil belajar mata diklat Melakukan Negosiasi

siklus I dan II ................................................................................... 71

Tabel 14. Peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran .................. 73

Tabel 15. Peningkatan suasana belajar dalam proses pembelajaran ................... 75

Tabel 15. Peningkatan alur pembelajaran dalam proses pembelajaran .............. 77

Tabel 16. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan II .................................... 79

xiv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

103

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka berpikir penelitian tindakan kelas .................................. 20

Gambar 2. Bagan prosedur penelitian tindakan kelas ...................................... 30

Gambar 3. Diagram batang presentase ketercapaian kualitas proses

pembelajaran pra siklus ................................................................. 36

Gambar 4. Diagram pie ketuntasan hasil belajar pra siklus ............................... 37

Gambar 5. Diagram batang presentase ketercapaian kualitas proses

pembelajaran siklus I ..................................................................... 51

Gambar 6. Diagram pie ketuntasan belajar siswa siklus I ............................... 52

Gambar 7. Diagram batang persentase ketercapaian kriteria kualitas proses

pembelajaran siklus II ................................................................... 66

Gambar 8. Diagram pie ketuntasan belajar siswa siklus II .............................. 67

Gambar 9. Grafik hasil penelitian mengenai kualitas proses pembelajaran

siklus I dan II ................................................................................ 70

Gambar 10. Peningkatan hasil belajar mata diklat Melakukan Negosiasi

siklus I dan II ................................................................................ 72

Gambar 11.grafik peningkatan keaktifan siswa ................................................ 74

Gambar 12.Grafik peningkatan suasana belajar oleh siswa ............................... 76

Gambar 13. Grafik peningkatan alur pembelajaran .......................................... 78

Gambar 14. Grafik peningkatan ketuntasan belajar .......................................... 80

xv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

104

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Lembar observasi pengukuran keaktifan siswa .......................... 91

Lampiran 2. Lembar observasi pengukuran suasana belajar siswa ................. 95

Lampiran 3. Lembar observasi pengukuran alur pembelajaran siswa ............. 98

Lampiran 4. Pedoman wawancara untuk guru mata diklat Melakukan

Negosiasi ................................................................................. 101

Lampiran 5. Pedoman wawancara untuk siswa ............................................... 102

Lampiran 6. Catatan lapangan (pra siklus) ..................................................... 104

Lampiran 7. Daftar siswa kelas X Pemasaran tahun pelajaran 2011-2012 ....... 107

Lampiran 8. Lembar observasi keaktifan pada pra siklus ................................ 108

Lampiran 9. Lembar observasi suasana belajar pada pra siklus ...................... 110

Lampiran 10. Lembar observasi alur pembelajaran pada pra siklus .................. 112

Lampiran 11. Silabus ..................................................................................... 115

Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I ..................... 117

Lampiran 13. Materi pelajaran siklus I ............................................................ 122

Lampiran 14. Catatan lapangan (siklus I) ........................................................ 130

Lampiran 15. Tes penempatan siklus I ............................................................. 137

Lampiran 16. Tes formatif A siklus I ............................................................... 139

Lampiran 17. Tes formatif B siklus I ................................................................ 143

Lampiran 18. Tes unit siklus I ......................................................................... 147

Lampiran 19. Tes hasil belajar siklus I ............................................................ 151

Lampiran 20. Kunci jawaban siklus I .............................................................. 157

Lampiran 21. Daftar nama kelompok siklus I .................................................. 161

Lampiran 22. Lembar observasi pengukuran keaktifan siklus I ........................ 163

Lampiran 23. Lembar observasi pengukuran suasana belajar siklus I ............... 165

Lampiran 24. Lembar observasi pengukuran alur pembelajaran siklus I .......... 167

Lampiran 25. Daftar hadir siswa siklus I ......................................................... 170

Lampiran 26. Daftar nilai siswa siklus I .......................................................... 171

Lampiran 27. Daftar nilai kelompok siklus I ................................................... 173

xvi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

105

Lampiran 28. Hasil laporan wawancara guru ................................................... 175

Lampiran 29. Hasil laporan wawancara siswa .................................................. 178

Lampiran 30. Dokumentasi pelaksanaan siklus I .............................................. 180

Lampiran 31. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II ............................. 182

Lampiran 32. Materi pembelajaran siklus II .................................................... 187

Lampiran 33. Catatan lapangan siklus II........................................................... 198

Lampiran 34. Tes penempatan siklus II ........................................................... 204

Lampiran 35. Tes formatif A siklus II ............................................................. 207

Lampiran 36. Tes formatif B siklus II ............................................................. 211

Lampiran 37. Tes unit siklus II ........................................................................ 215

Lampiran 38. Tes hasil belajar siklus II ........................................................... 219

Lampiran 39. Kunci jawaban siklus II ............................................................. 225

Lampiran 40. Lembar observasi pengukuran keaktifan siklus II ...................... 230

Lampiran 41. Lembar observasi pengukuran suasana belajar siklus II ............. 232

Lampiran 42. Lembar observasi pengukuran alur pembelajaran siklus II ......... 234

Lampiran 43. Daftar hadir siswa siklus II ........................................................ 237

Lampiran 44. Daftar nilai kelompok siklus II ................................................... 238

Lampiran 45. Daftar nilai siswa siklus II ......................................................... 239

Lampiran 46. Hasil laporan wawancara siswa siklus II .................................... 241

Lampiran 47. Dokumentasi pelaksanaan siklus II ............................................. 242

Lampiran 48. Surat permohonan izin penyusunan skripsi ................................. 243

Lampiran 49. Surat keputusan dekan fkip tentang izin penyusunan skripsi ....... 244

Lampiran 50. Surat permohonan izin penelitian .............................................. 245

Lampiran 51. Surat penelitian telah mengadakan penelitian ........................... 246

xvii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Jika

kualitas pendidikan rendah, maka akan berakibat pada rendahnya kualitas

kehidupan bangsa. Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 4

berbunyi “Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan

nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermatabat”. Pendidikan dapat menjadi jalan untuk

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa dengan cara

meningkatkan kecerdasan dan membentuk kepribadian suatu bangsa.

Kondisi pendidikan yang baik akan berdampak pada meningkatnya

kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa. Kualitas pendidikan menunjukkan

tingkat kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sumber daya manusia.

Kualitas kehidupan menunjukkan bagaimana mereka beradaptasi dengan

lingkungannya dan bagaimana mereka mampu menyelesaikan masalah yang

dihadapi. Kemampuan dan pengetahuan yang baik pada manusia akan dapat

menciptakan teknologi yang semakin canggih. Teknologi yang canggih akan

mempermudah manusia mengatasi masalah-masalahnya dan menyelesaikan

pekerjaan-pekerjaannya. Ini berarti kehidupan mereka dapat berjalan lebih mudah

dan terorganisir. Sebaliknya, ketika kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki

manusia masih rendah dan sangat terbatas, hal ini akan berpengaruh pada

buruknya pola kehidupan mereka.

Kualitas kehidupan bisa menjadi lebih baik dengan meningkatkan kualitas

pendidikan. Kualitas pendidikan perlu dicermati masalah apa yang menyebabkan

kualitas pendidikan itu rendah. Salah satu persoalan yang menyebabkan

rendahnya mutu pendidikan adalah rendahnya mutu proses pembelajaran. Guru

cenderung sangat teoritik dan tidak terkait dengan lingkungan di mana siswa

berada. Peserta didik akhirnya tidak mampu menerapkan apa yang dipelajari di

sekolah untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

2

Selama ini, guru lebih banyak mengejar target yang berorientasi pada nilai ujian

akhir, dengan menggunakan model konvensional yang monoton. Baik buruknya

hasil belajar diukur dari tes soal pada ujian akhir nasional. Proses pembelajaran

dikejar dan diarahkan supaya siswa bisa mengejar target nilai.

Kualitas pembelajaran dapat diamati baik dari segi proses maupun hasil.

Dari segi proses, pembelajaran yang berkualitas dapat diamati melalui aspek

keaktifan, suasana belajar, dan alur pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil dapat

diamati dari hasil belajar siswa. Perbaikan kualitas pembelajaran perlu dilakukan

salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat. Salah satu

model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan bagi para siswa

untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Model pembelajaran kooperatif juga

akan memberikan dampak positif pada kemampuan guru yaitu meningkatkan

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran karena siswa yang belum paham

dapat diberitahu oleh siswa yang sudah paham dan siswa yang telah paham dapat

meningkatkan pemahamannya. Model pembelajaran ini dapat diterapkan pada

semua jenjang pendidikan termasuk di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Berdasarkan hasil observasi awal kondisi pembelajaran di SMK Murni 2

Surakarta cenderung masih terpusat pada guru. Pada saat proses pembelajaran

guru lebih dominan daripada siswa, akibatnya siswa hanya menghafal ilmu

pengetahuan bukan memahaminya. Proses belajar mengajar menjadi sesuatu yang

membosankan, monoton dan tidak menyenangkan.

Pada awal dimulainya pembelajaran, suasana di dalam kelas kacau, ramai,

tidak tenang dan banyak gangguan seperti suara gaduh dari teman yang lain.

Suasana pembelajaran menjadi kurang teratur, kegiatan siswa dalam proses

pembelajaran bersifat masih pasif (kurang memperhatikan, tidak mau bertanya

atau menjawab pertanyaan dari guru). Suasana pembelajaran yang tidak baik

menyebabkan kegiatan belajar sulit untuk berkembang, belajar siswa tidak bebas,

semanggat belajar siswa menurun, dan akan berpengaruh terhadap keberhasilan

siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

3

Keadaan kelas masih ramai pada saat guru memulai proses pembelajaran

di ruang kelas. Siswa sering melakukan pembicaraan sendiri dengan temannya

pada saat pembelajaran berlangsung dan membuat suasana kelas menjadi gaduh.

Kegiatan pembelajaran tidak dapat terlaksana sebagaimana mestinya, karena guru

harus mengkondisikan kelas terlebih dahulu yang sesuai dan mendukung proses

pembelajaran. Suasana pembelajaran akan dapat menghemat banyak waktu dan

tenaga jika bisa terlaksana sebagaimana mestinya.

Kondisi siswa yang belum sepenuhnya siap dalam menerima pelajaran

akan berpengaruh pada proses pembelajaran. Beberapa siswa yang tidak mengerti

atau bahkan mengetahui materi pelajaran yang akan diajarkan hari ini karena guru

belum sepenuhnya berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran dan

silabus. Guru sering kali tidak memberi tahu secara garis besar materi yang akan

diajarkan hari ini ataupun besok.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru kurang memperhatikan proses

tetapi lebih berfokus pada hasil. Prestasi dilihat melalui proses persaingan antar

siswa yaitu perangkingan untuk menentukan siswa terbaik. Pendidikan hanya

menjadi tempat mencari nilai tertinggi, bukan sebagai tempat belajar untuk

memahami dan menemukan sendiri ilmu pengetahuan. Keberhasilan pendidikan

sering kali hanya dilihat dari kemampuan siswa menghafal materi.

Dalam mengikuti pelajaran, siswa kurang keikutsertaannya atau kurang

aktif. Siswa lebih sering berdiam diri atau malah bercerita dengan teman

sebangkunya. Siswa jarang bertanya kepada guru atau temannya jika dia belum

memahami materi pelajaran yang disampaikan guru. Pada saat guru mengajukan

pertanyaan kepada siswa, banyak siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan

tersebut. Sedangkan dilihat dari alur pembelajaran, sering kali dalam

pembelajaran siswa kurang mengikuti petunjuk dari guru sehingga proses

pembelajaran kurang optimal. Alur pembelajaran yang dibuat guru menjadi

kurang efektif, hal ini terlihat pada saat guru menyuruh siswa untuk berdiskusi

kelompok, mengerjakan LKS, pemberian tugas, pemanfaatan sumber belajar dan

lain-lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

4

Berpijak dari data empiris tes ulangan semester siswa mata diklat

Melakukan Negosiasi masih didapatkan beberapa siswa yang belum tuntas belajar

karena masih berada di bawah nilai batas ketuntasan belajar yang telah ditetapkan

yaitu 62. Jumlah siswa yang belum tuntas belajar ada 13 siswa atau sebesar

48,14%, sedangkan jumlah siswa yang sudah tuntas hanya ada 14 siswa dari total

27 siswa kelas X Pemasaran.

Berdasarkan uraian di atas yang menyebutkan bahwa masih kurangnya

kualitas pembelajaran di SMK Murni 2 Surakarta pada kelas X Pemasaran pada

pembelajaran mata diklat Melakukan Negosiasi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan

tindakan yang dapat mengatasi masalah yang tepat untuk dapat diterapkan dalam

menyampaikan materi pelajaran, karena pemilihan metode pembelajaran yang

tepat akan membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Tujuan belajar dapat

disusun menjadi daftar berupa perubahan-perubahan yang diinginkan yang hendak

dicapai dan perubahan-perubahan tersebut berupa keaktifan belajar, suasana

belajar, alur pembelajaran, dan hasil belajar.

Pembelajaran metode Team Assisted Individualization (TAI) diajarkankan

agar siswa dapat bekerjasama dan toleransi dengan siswa yang lain, siswa yang

memiliki kemampuan yang lebih diharapkan dapat membantu siswa yang lain

untuk memahami materi yang disampaikan. Proses belajar dalam kelompok akan

membantu siswa dalam menemukan dan membangun sendiri pemahaman mereka

tentang materi pelajaran. Melalui pembelajaran kooperatif TAI akan didapatkan

proses kebersamaan dalam pembelajaran, membantu meningkatkan rasa percaya

diri siswa, melatih hidup bersama serta membantu meningkatkan pemahaman

siswa terhadap materi pelajaran yang dikarenakan adanya interaksi siswa di dalam

kelompok dan juga adanya interaksi dengan guru sebagai pengajar.

Pada penelitian ini dilakukan tindakan dengan pembelajaran kooperatif

tipe Team Assisted Individualization (TAI). Menurut Siti Khoirul Ummah (2008)

pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. TAI

membuat siswa untuk aktif dalam membantu siswa lain untuk memahami materi

yang disampaikan. Sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

5

metode Team Assisted Individualization (TAI), guru memberikan tugas kepada

siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individu. Selanjutnya guru

membentuk beberapa kelompok, dimana setiap kelompok mengerjakan lembar

kegiatan secara mandiri yang telah disiapkan dan saling mencocokkan

jawabannya dengan teman sekelompok. Jika ada seorang siswa yang belum

memahami materi maka teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk

menjelaskan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melaksanakan

penelitian tindakan kelas mengenai “Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Team Assisted Individualization (TAI) untuk Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran Mata Diklat Melakukan Negosiasi Siswa Kelas X Pemasaran

SMK Murni 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka perumusan

masalah penelitian ini yaitu “Apakah penerapan pembelajaran Kooperatif Team

Assisted Individualization dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa pada

mata diklat Melakukan Negosiasi di kelas X Pemasaran SMK Murni 2

Surakarta?”

C. Tujuan Penelitian

Setiap aktivitas atau kegiatan yang dilakukan tentunya harus memiliki

tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah

Meningkatkan kualitas pembelajaran siswa pada mata diklat Melakukan Negosiasi

di kelas X Pemasaran SMK Murni 2 Surakarta dengan menerapkan pembelajaran

Kooperatif Team Assisted Individualization (TAI)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan

mengenai penerapan pembelajaran Kooperatif Team Assisted

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

6

Individualization untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa mata

diklat Melakukan Negosiasi.

b. Sebagai acuan pembelajaran yang inovatif dan mendukung teori

pembelajaran kooperatif.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Sebagai acuan belajar yang bervariasi dan praktis sehingga dapat

membangkitan semangat belajar siswa.

2) Sebagai acuan siswa untuk berpatisipasi secara aktif dalam pembelajaran.

b. Bagi Guru

1) Memberikan pilihan bagi guru dalam penyampaian pelajaran mata diklat

Melakukan Negosiasi dengan metode Kooperatif Team Assisted

Individualization (TAI).

2) Memberikan pengalaman tentang pembelajaran yang efektif dan praktis

sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar siswa.

3) Memberikan pengalaman bagi guru untuk lebih menekankan keterlibatan

siswa dalam proses belajar mengajar.

c. Bagi Sekolah

Sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dan

belajar siswa.

d. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran

dengan pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization (TAI).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

7

BAB II

LANDASAN TEORI Landasan teori dalam suatu penelitian berisi pengkajian terhadap

pengetahuan ilmiah yang sudah ada. Pengkajian dapat berbentuk asumsi dan

konsep dalam lingkup studi yang akan diteliti.

A. Tinjauan Pustaka

Dalam pengkajian variabel-variabel penelitian diperlukan teori-teori yang

relevan dimana teori-teori tersebut dikaji dalam tinjauan pustaka. Tinjauan

pustaka pada dasarnya merupakan pengkajian terhadap pengetahuan tentang

konsep-konsep, hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang relevan dengan

permasalahan. Dilihat dari penelitian ini maka tinjauan pustaka yang dikaji adalah

sebagai berikut:

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar tujuan

pembelajaran tercapai dan siswa dapat belajar secara aktif dan efisien. Strategi

yang harus dimiliki seorang guru adalah mampu memilih metode pembelajaran

yang tepat. Suatu materi diperlukan metode-metode pembelajaran yang sesuai

dengan situasi kelas serta sifat dari materi yang akan disampaikan. Beberapa arti

metode pembelajaran menurut Purwoto (2003:70) antara lain:

a. Metode pembelajaran adalah suatu cara mengajarkan topik tertentu agar proses dari pengajaran tersebut berhasil dengan baik.

b. Metode pembelajaran adalah cara-cara yang tepat dan serasi dengan sebaik-baiknya, agar guru berhasil dalam mengajarnya, agar mengajarnya mencapai tujuannya atau mengenai sasarannya.

c. Metode pembelajaran adalah cara mengajar yang umum yang dapat diterapkan atau dipakai untuk semua bidang studi.

Sedangkan menurut Hamdani (2011:80) “metode pembelajaran adalah

cara yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa pada saat

berlangsungnya pengajaran atau alat untuk menciptakan proses belajar mengajar”.

Ada bermacam-macam metode pembelajaran yang dapat dipergunakan

dalam proses belajar mengajar, antara lain: metode ceramah, ekspositori, driil,

demonstrasi, tanya jawab, pemberian tugas, kooperatif, dan lain sebagainya. Tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

8

semua metode pembelajaran dapat diterapkan dalam menyampaikan setiap bahan

pelajaran. Seorang guru harus mampu memilih dan menentukan metode

pembelajaran yang tepat.

2. Metode Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif mempunyai anggota kelompok bersifat heterogen

artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan latar belakang, etnik, ras,

agama, status sosial melakukan negosiasi, serta kemampuan akademik. Menurut

Slavin (2008:4) menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif merujuk pada

berbagai macam metode pengajaran dimana siswa berkerja dalam kelompok-

kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari

materi pelajaran”. Belajar kooperatif merupakan model pengajaran yang

mendasarkan pada kerja kelompok, akan tetapi untuk dapat dikatakan sebagai

Cooperative Learning ada beberapa unsur yang membedakan dengan kerja

kelompok biasa.

Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok.

Keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota

kelompok harus memiliki tanggungjawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota

harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Setiap anggota

diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan, dan berargumentasi,

untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup

kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Pembelajaran kooperatif juga

melatih siswa mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi.

Metode pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga

tujuan utama, yaitu:

a. Pencapaian akademik

Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan pada siswa yang

berpencapaian rendah dan siswa yang berpencapaian tinggi dalam proses

pembelajaran. Siswa yang berpencapaian lebih tinggi dapat mengajari siswa

yang berpencapaian rendah. Ini memberikan keuntungan terhadap siswa

siswa yang berpencapaian tinggi karena dengan membagikan ide atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

9

pengetahuannya, siswa tersebut menjadi lebih dalam pengetahuannya tentang

materi atau bahan ajar. Sedangkan siswa yang berpencapaian rendah menjadi

lebih tertarik dalam belajar.

b. Penerimaan atas perbedaan

Dampak kedua dari pembelajaran kooperatif adalah penerimaan yang lebih

luas terhadap orang lain yang berbeda ras, kebudayaan, kelas sosial,

kemampuan dan ketidakmampuan.

c. Mengembangkan kemampuan sosial

Tujuan ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan

siswa kemampuan bekerja sama dan berkolaborasi. Keadaan seperti ini

bertujuan untuk memperkecil ketidaksepahaman antar individu yang dapat

memicu tindak kekerasan dan seringnya timbul ketidakpuasan ketika mereka

dituntut untuk bekerja sama (Arends, 1997).

Slavin (2008) mengemukakan bahwa tipe pembelajaran kooperatif, yaitu:

(1) pembelajaran tim siswa/PTS (Metode student team Learning), (2) Student

Team-Achievement Divisions (STAD), (3) Team Game-Tournament (TGT), (4)

Jigsaw, (5) Team Assited Individualization (TAI), dan (6) Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC).

3. Pembelajaran Kooperatif tipe TAI

Pada dasarnya siswa memasuki kelas dengan bekal pengetahuan,

keterampilan dan motivasi yang berbeda, sehingga ketika guru menyampaikan

suatu materi pelajaran dalam kelas, kemungkinan beberapa siswa belum

mempunyai keterampilan prasyarat untuk mempelajari materi pelajaran tersebut.

Siswa yang lain mungkin telah mengetahui meteri tersebut, sehingga dapat

dengan cepat dan waktu yang akan terbuang percuma.

Untuk mengatasi masalah diatas pembelajaran tipe TAI merancang sebuah

bentuk pembelajaran kelompok dengan cara menyuruh para siswa bekerjasama

dalam kelompok-kelompok pembelajaran kooperatif dan bertanggungjawab dalam

pengaturan dan pengecekan secara rutin, sehingga membantu memecahkan

masalah dan saling mendorong untuk berprestasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

10

Menurut Slavin (2008) secara umum TAI terdiri dari 8 komponen utama,

yaitu:

a. Team

Para siswa dibagi ke dalam ketim-tim yang beranggotakan 4 sampai 5

orang. Kelompok tersebut merupakan kelompok heterogen yang mewakili

hasil-hasil akademis dalam kelas, jenis kelamin, dan suku atau etnik.

b. Tes penempatan

Para siswa diberi tes pra-program pada permulaan pelaksanaan program.

Mereka ditempatkan pada tingkat yang sesuai dalam program individual

berdasarkan kinerja mereka dalam tes ini.

c. Materi kurikulum

Para siswa bekerja pada materi-materi kurikulum individual. Masalah-

masalah dan strategi penyelesaian masalah ditekankan pada seluruh materi.

Tiap unit mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:

1) Halaman panduan yang mengulang konsep-konsep yang telah

diperkenalkan oleh guru dalam kelompok pengajaran (akan dibahas

secara singkat) dan memberikan metode tahap demi tahap dari

penyelesaian masalah.

2) Beberapa halaman untuk latihan kemampuan, tiap latihan kemampuan

memperkenalkan subkemampuan yang mengarah pada penguasaan

akhir diseluruh kemampuan.

3) Tes formatif.

4) Soal tes unit

5) Halaman jawaban untuk halaman latihan kemampuan dan tes-tes unit

dan formatif.

d. Belajar kelompok

Langkah berikutnya yang mengikuti tes penempatan adalah guru mengajar

pelajaran pertama. Selanjutnya para siswa diberikan tempat untuk memulai

dalam unit individual. Unit tersebut tertera pada buku-buku siswa. Para siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

11

mengerjakan unit-unit mereka dalam kelompok mereka, mengikuti langkah-

langkah sebagai berikut:

1) Para siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 2 atau 3 orang

dalam tim mereka untuk melakukan pengecekan.

2) Para siswa membaca halaman panduan mereka dan meminta teman

satu tim atau guru untuk membantu bila diperlukan. Kemudian mereka

akan memulai latihan kemampuan yang pertama dalam unit mereka.

3) Tiap siswa mengerjakan soal pertama dan latihan kemampuannya

sendiri dan selanjutnya jawaban dicek oleh teman satu tim dengan

halaman jawaban yang sudah tersedia, yang dicek dengan urutan

terbalik didalam buku. Siswa tersebut boleh melanjutkan kelatihan

kemampuan berikutnya, apabila soal tersebut benar. Jika ada yang

salah, maka harus mencoba mengerjakan kembali soal tersebut, dan

seterusnya, sampai siswa dapat menyelesaikan soal tersebut dengan

benar. Para siswa yang menghadapi masalah pada tahap ini didorong

untuk meminta bantuan dari timnya sebelum meminta bantuan dari

guru.

4) Apabila siswa sudah dapat menyelesaikan soal dengan benar dalam

latihan kemampuan terakhir, dia akan mengerjakan tes formatif A,

yaitu kuis yang terdiri dari soal yang mirip dengan latihan kemampuan

terakhir. Pada saat mengerjakan tes formatif, siswa harus bekerja

sendiri sampai selesai. Seorang teman satu timnya akan menghitung

skor tesnya. Apabila siswa tersebut dapat mengerjakan soal dengan

benar, teman satu tim tersebut akan menandatangani hasil tes itu untuk

menunjukkan bahwa siswa tersebut telah dinyatakan sah oleh teman

satu timnya untuk mengikuti tes unit. Bila siswa tersebut tidak bisa

mengerjakan soal dengan benar, guru akan dipanggil untuk membantu

menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa tersebut. Guru mungkin

akan meminta si siswa untuk kembali mengerjakan soal-soal latihan

kemampuan lalu mengerjakan tes formatif B, soal kedua yang konten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

12

dan tingkat kesulitannya sejajar dengan tes formatif A. Atau jika tidak,

siswa tersebut boleh terus melanjutkan ke tes unit. Tak ada siswa

boleh mengerjakan tes unit sampai dia mengerjakan tes formatif dan

pekerjaannya diperiksa oleh teman.

5) Tes formatif para siswa ditandatangani oleh siswa pemeriksa yang

berasal dari tim lain supaya bisa mendapatkan tes unit yang sesuai.

Siswa tersebut selanjutnya menyelesaikan tes unitnya, dan siswa

pemeriksa akan menghitung skornya.

e. Penilaian dan pengakuan tim

Di akhir minggu, guru menghitung skor tim. Skor ini diartikan pada

jumlah rata-rata unit yang bisa dicakupi oleh tiap anggota tim dan jumlah tes-

tes unit yang berhasil diselesaikan dengan akurat. Kriterianya dibangun dari

kinerja tim. Kriteria yang tinggi ditetapkan bagi sebuah tim untuk menjadi

super (superteam), kreteria sedang untuk menjadi tim sangat baik (greateam)

dan kreteria minimum untuk kelompok baik (goodteam). Kelompok-

kelompok yang memenuhi kreteria kelompok super dan hebat menerima

penghargaan yang menarik.

f. Kelompok pengajaran

Setiap hari guru memberikan pengajaran selama 10 sampai 15 menit

kepada 2 atau 3 kelompok kecil yang terdiri dari siswa-siswa dari tim berbeda

yang tingkat pencapaian kurikulumnya sama. Guru menggunakan konsep

pelajaran yang spesifik yang telah disediakan oleh program. Tujuan dari sesi

ini adalah untuk mengenal konsep-konsep utama kepada para siswa. Pelajaran

tersebut dirancang untuk membantu para siswa memahami hubungan antara

pelajaran yang mereka kerjakan dengan soal-soal yang sering ditemui dan

juga merupakan soal-soal dalam kehidupan nyata. Secara umum para siswa

tersebut menerima pengenalan konsep-konsep dalam kelompok pengajaran

sebelum mereka mengerjakan soal-soal tersebut dalam unit-unit individual.

Sementara guru bekerja bersama kelompok pengajaran, siswa-siswa lainnya

melanjutkan unit-unit individual mereka dalam timnya masing-masing.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

13

Pengajaran langsung untuk mengajari kelompok ini dapat diterapkan dalam

program individual oleh fakta bahwa para siswa bertanggung jawab untuk

semua pemeriksaan, penanganan materi dan pengarahan.

g. Tes fakta

Seminggu dua kali, para siswa diminta mengerjakan tes fakta selama tiga

menit. Para siswa tersebut diberikan lembar-lembar fakta untuk dipelajari di

rumah untuk persiapan menghadapi tes-tes ini.

h. Unit seluruh kelas

Pada akhir tiap 3 minggu, guru menghentikan program individual dan

menghabiskan satu minggu mengajari seluruh kelas kemampuan semacam

serangkaian latihan dan strategi penyelesaian masalah.

Slavin (2008) berpendapat bahwa Sebuah prosedur instruksional akan

berhasil dengan remaja yang bertindak sebagai pengambil keputusan dalam

akademik promosi, perilaku dan kemampuan yang berpengaruh disebut Team

Assited Individualization. Team Assisted Individualization (TAI) adalah sistem

pembelajaran kooperative dengan cara penggabungan grup kerja individu yang

berbeda untuk menyelesaikan tugas perorangan. Anggota grup ini akan

memperoleh timbal balik positif apabila penampilan grup mereka melebihi

kreteria perkembangan awal. Mengingat berbagai macam stategi pembelajaran

kooperative lain adalah secara kelompok, Team Assisted Individualization (TAI)

adalah stategi yang cukup unik karena mengkombinasikan struktur pembelajaran

kelompok dengan pembelajaran individu.

Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dicetuskan untuk

meningkatkan perilaku akademis dan sosial dari siswa tersebut dan dalam

beberapa pembelajaran, untuk meningkatkan kemampuan mereka dibandingkan

dengan cara tradisional. Efek positif dalam pencapaian dan perilaku siswa yang

aktif juga diperoleh.

Slavin (2008) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif Team Assisted

Individualization (TAI) mempunyai kelebihan-kelebihan, sebagai berikut:

a. Guru akan terlibat secara minimal dalam pengaturan dan pengecekan rutin.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

14

b. Guru menggunakan paling sedikit separuh waktunya mengajar dalam

kelompok.

c. Pelaksanaan program baik untuk guru atau siswa cukup sederhana.

d. Siswa akan termotivasi pada hasil secara teliti dan cepat.

e. Para siswa dapat mengecek pekerjaan satu sama lain.

f. Mengurangi perilaku yang mengganggu.

g. Mengurangi konflik antar pribadi.

h. Program ini sangat membantu siswa yang berkemampuan lemah.

i. Menimbulkan sikap positif siswa.

4. Kualitas Pembelajaran

Pembelajaran dilukiskan sebagai upaya seseorang yang bertujuan untuk

membantu orang belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 297)

menyatakan bahwa ”pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam

desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada

penyediaan sumber belajar”. Sebagai Indikator kualitas pembelajaran meliputi:

kualitas proses (keaktifan siswa, suasana belajar, alur pembelajaran) dan hasil

belajar.

a. Kualitas proses

Kualitas pembelajaran dapat diamati dari segi proses pembelajaran, Mulyasa

(2005) menyatakan bahwa:

Kualitas pembelajaran dapat di lihat dari segi proses, pembelajaran atau pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya pada diri sendiri (hlm. 131)

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran dari

segi proses dapat diamati dari aktivitas belajar siswa yaitu bagaimana peserta

didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses

pembelajaran. Adapun penjelasan komponen proses pembelajaran adalah

sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

15

1. Keaktifan Siswa

Keaktifan adalah kegiatan, kesibukan dalam bekerja dan berusaha

pada siswa. Prinsip dari belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah

tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada

aktivitas. Itulah sebabnya keaktifan merupakan prinsip atau asas yang

sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Sebagai

rasionalitasnya hal ini juga mendapatkan pengakuan dari berbagai ahli

pendidikan.

Aktivitas menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri siswa baik

aktual maupun potensial. Sardiman (2001: 93) mengatakan bahwa “tidak

ada belajar kalau tidak ada aktivitas”. Hal tersebut menunjukkan bahwa

aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam proses

belajar mengajar. Rousseuai dalam Sardiman (2001: 94) menyatakan

bahwa ”segala pengetahuan itu harus diperoleh dari pengalaman sendiri,

penyelidikan sendiri dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang

diciptakan sendiri baik secara rohani maupun teknis”.

Peran aktif siswa sangat penting untuk membentuk generasi kreatif,

yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang

lain. Guru diharuskan menciptakan kegiatan belajar yang beragam

sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Aktivitas siswa

tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat saja. Jenis-jenis Aktivitas

kegiatan siswa belajar menurut Sardiman (2001 : 101) meliputi:

a) Visual activities (keaktifan melihat), misalnya: membaca,

memperhatikan, gambar demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan

orang lain;

b) Oral activities (keaktifan langsung), seperti: menyatakan,

merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat,

mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

16

c) Listening activities (keaktifan mendengarkan), meliputi: uraian,

percakapan, diskusi, musik pidato;

d) Writing activities (keaktifan menulis), seperti: menulis cerita,

karangan, laporan, angket, dan menyalin;

e) Drawing activities (keaktifan menggambar), misalnya: menggambar,

membuat grafik, peta, dan diagram;

f) Motor aktivities (keaktifan motorik), seperti: melakukan percobaan,

membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, dan

beternak;

g) Mental activities (keaktifan mental), misalnya: menganggap,

mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, dan

mengambil keputusan;

h) Emosional activities (keaktifan emosi), seperti: menaruh minat,

merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan

gugup.

Penerapan metode TAI ini lebih menekankan pada Oral activities

(bertanya, belajar kelompok, diskusi); Visual activities (membaca,

memperhatikan); dan Mental activities (memecahkan soal, mengerjakan

soal,).

2. Suasana Belajar

Oemar Hamalik (2006: 52) berpendapat bahwa ”Suasana belajar

penting artinya bagi kegiatan belajar”. Suasana yang menyenangkan

dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana yang kacau,

ramai, tak tenang dan banyak gangguan, sudah tentu tidak menunjang

kegiatan belajar yang efektif. Karena itu, guru dan siswa senantiasa

dituntut agar menciptakan suasana lingkungan belajar yang baik dan

menyenangkan, menantang dan menggairahkan. Hal ini berarti bahwa

suasana belajar turut menentukan motivasi, kegiatan, keberhasilan belajar

siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

17

Suasana yang hidup menggambarkan kegiatan pembelajaran,

sedangkan suasana yang mati menggambarkan kelas yang tenang, diam

dan pasif. Suasana yang hidup dikembangkan oleh guru yang demokratis

sedangkan suasana yang mati dikembangkan oleh guru yang otoriter.

Hasil yang diperoleh lebih baik pada suasana yang hidup dari pada

suasana yang mati. Kualitas proses pembelajaran dapat berhasil apabila

seluruh siswa (75%) siswa terlibat dalam suasana belajar.

3. Alur Pembelajaran

Alur mempunyai arti sebagai jalan atau aturan yang benar.

Pembelajaran kondisi awal dapat dinilai sejauh mana siswa melakukan

kegiatan belajar sesuai dengan program yang telah ditentukan guru tanpa

mengalami hambatan dan kesulitan. “Keterlaksanaan oleh siswa dapat

dilihat dalam hal: memahami dan mengikuti petunjuk yang diberikan

guru, semua siswa turut serta melakukan kegiatan belajar, tugas-tugas

belajar diselesaikan sebagai mana mestinya, memanfaatkan sumber

belajar yang disediakan guru” (Nana Sudjana, 2010 :60). Kualitas proses

pembelajaran dapat berhasil apabila sebagian besar (75%) siswa terlibat

dalam alur pembelajaran.

b. Hasil Belajar

Belajar merupakan salah satu dasar untuk mengetahui sejauh mana

materi pelajaran yang disampaikan guru dapat diterima dan dipahami

sehingga prestasi belajar siswa dapat diketahui dari hasil tes yang diberikan.

Menurut Saifudin Azwar (1998:45) “prestasi merupakan hasil yang telah

dicapai dari apa yang telah dilakukan dan dikerjakan secara optimal”.

Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar

tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa

dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut

bermanfaat bagi guru dan siswa.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), “Hasil belajar merupakan hal

yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

18

siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik

bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.” Oemar Hamalik (2006), “hasil

belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku

pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak

mengerti menjadi mengerti.”

Menurut Nana Sudjana (2010: 22), “Hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.”

Sedangkan Horwart Kingsley dalam bukunya Nana Sudjana (2010 : 22)

membagi “tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan

kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita”.

Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria

dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa

sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang

lebih baik lagi. Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa

dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan

personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan.

Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau

diperoleh siswa berkat adanya usaha atau pikiran yang mana hal tersebut

dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang

terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu

penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang

terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu

perubahan tingkah laku secara kuantitatif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

19

B. Penelitian yang Relevan

a. Penelitian tentang Team Asisted Individualization terdahulu pernah dilakukan

oleh Yenik Yesiana dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan

Pembelajaran Kooperative Tipe TAI (Team Assisted Individualization) untuk

Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X-4 SMA N 1

Kerjo Tahun Ajaran 2009/2010. Hasil penelitian menunjukan bahwa model

pembelajaran Team Assisted Individualization dapat meningkatkan minat dan

hasil belajar.

b. Penelitian tentang Team Assisted Individualization terdahulu pernah

dilakukan oleh Siti Khoirul Ummah dalam penelitiannya yang berjudul

Penerapan Metode TAI (Team Assisted Individualization) untuk

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Biologi Materi Ekosistem Pada Siswa

Kelas VII SMP Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Team Assisted

Individualization dapat meningkatkan hasil kualitas pembelajaran.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah:

1. Didalam penelitian Yenik Yesiana metode kooperatif TAI digunakan untuk

meningkatkan Minat dan Hasil Belajar, sedangkan dalam penelitian ini

metode kooperatif TAI digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

yang terdiri dari proses pembelajaran dan hasil belajar.

2. Didalam penelitian Siti Khoirul Ummah metode kooperatif TAI digunakan

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran biologi yang terdiri dari proses

pembelajaran saja, sedangkan dalam penelitian ini metode kooperatif

digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang terdiri dari proses

pembelajaran dan hasil belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

20

C. Kerangka Berfikir

Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi kualitas proses dan hasil

belajar. Keaktifan siswa yang menuntut keterlibatan langsung siswa dalam proses

pembelajaran, suasana belajar yang menggambarkan kegiatan pembelajaran, alur

pembelajaran yang belum mengikuti petunjuk guru sehingga proses pembelajaran

kurang optimal merupakan kualitas pembelajaran yang dilihat dari segi kualitas

proses. Sedangkan dilihat dari segi hasil belajar yang dicapai siswa, baik berupa

angka, serta tindakan yang mencerminkan hasil belajar dalam periode tertentu.

Guru sebagai pengajar mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menciptakan

pembelajaran yang berkualitas baik dari segi proses maupun hasil belajar.

Permasalahan pembelajaran di SMK Murni 2 keaktifan siswa relatif masih

rendah dimana masih banyak siswa yang kurang berinteraksi pada saat diskusi,

suasana belajar yang kurang kondusif serta alur pembelajaran yang kurang

mengikuti petunjuk guru. Semua permasalahan tersebut memberi dampak yang

kurang baik pada kualitas pembelajaran Melakukan Negosiasi siswa kelas X

Pemasaran SMK Murni 2 Surakarta.

Guna mengatasi permasalahan tersebut, maka diterapkan metode

pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization). Penggunaan metode

pembelajaran tersebut diprogramkan dapat mengubah suasana pembelajaran yang

melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan diskusi

yang menarik, sehingga kualitas alur atau proses dan hasil pembelajaran

diharapkan menjadi lebih baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

21

Gambar 2.1 : Skema Kerangka Berpikir Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis tindakan yaitu : penerapan pembelajaran Kooperatif Team

Assisted Individualization dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa mata

diklat Melakukan Negosiasi di kelas X Pemasaran SMK Murni 2 Surakarta.

Kondisi Awal Pembelajaran Terpusat pada Guru

Kualitas pembelajaran siswa rendah

Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK):

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization

Siklus

Kondisi Akhir Terjadi peningkatan kualitas pembelajaran siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Murni 2

Surakarta. Alasan mengambil tempat penelitian ini adalah:

a. Adanya permasalahan dalam kualitas pembelajaran disekolah ini.

b. Sekolah ini belum pernah digunakan untuk penelitian dengan metode kooperatif

TAI, sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang direncanakan untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai

bulan Januari 2012 sampai selesai. Kegiatan tersebut mulai dari persiapan sampai

penyusunan laporan penelitian.

B. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa-siswi kelas X

Pemasaran SMK Murni 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Obyek Penelitian

Objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai

kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses belajar

mengajar yang terdiri dari:

a. Pemilihan strategi pembelajaran.

b. Pelaksanaan strategi pembelajaran yang dipilih.

c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar.

d. Kualitas proses pembelajaran.

e. Hasil proses pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

23

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Jenis data dibagi menjadi dua yaitu jenis data yang dapat diukur secara

langsung, atau lebih tepatnya dapat dihitung adalah data kuantitatif, sedang data

yang data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna

termasuk jenis data kualitatif. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis

data kualitatif.

2. Sumber Data

Ada dua jenis sumber data yang digunakan untuk menunjang penelitian

ini, yaitu:

a. Data Primer

Sumber data yang berkaitan dengan penelitian yang diperoleh langsung

dari individu yang menjadi subjek penelitian di mana data dihasilkan dari hasil

wawancara dengan guru maupun siswa dan pengamatan langsung proses belajar

mengajar mata diklat Melakukan Negoisasi kelas X Pemasaran SMK Murni 2

Surakarta. b. Data Sekunder

Sumber data yang berkaitan dengan penelitian yang diperoleh secara

tidak langsung melalui media perantara (diperoleh atau dicatat pihak lain) dan

sifatnya saling melengkapi. Data sekunder bentuknya berupa sumber daftar

pustaka yang mendukung penelitian ilmiah serta diperoleh dari literatur yang

relevan dari permasalahan sebagai dasar pemahaman terhadap objek penelitian

dan menganalisis secara tetap. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah

silabus kurikulum, rencana pelaksanaan pembelajaran, catatan siswa, dan buku

penilaian siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2008 : 220), ”observasi

(observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik mengumpulkan data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

24

dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung”.

Data dari observasi ini adalah situasi umum mengenai kejadian atau

peristiwa yang terjadi dan ada kaitannya dengan pokok pembahasan yang diteliti,

cara mengajar, sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran. Penulis

menggunakan metode observasi langsung dengan mengadakan pengamatan dan

pencatatat dalam situasi yang sebenarnya.

Teknik pengumpulan data yang disebut pengamatan penyerta atau

participant observer. Peneliti sebagai pengamat ikut serta dalam berbagai

kegiatan pihak yang diamati dan segera mencatat apa yang terjadi dalam catatan

lapangan. Dalam catatan ini termasuk juga komentar-komentar yang menafsirkan

apa yang terjadi berdasarkan persepsi peneliti.

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan pengamatan langsung.

Peneliti terjun langsung ke sekolah yang diteliti untuk mengamati proses belajar

dan pembelajaran.

2. Wawancara

“Wawancara atau interview dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan

tatap muka secara individual” (Nana Syaodih Sukmadinata, 2008 : 216). Iskandar

(2009 : 72) mengklasifikasikan wawancara dalam 2 bentuk yaitu wawancara

terstruktur dan tidak terstruktur.

a. Wawancara terstruktur adalah seorang pewawancara atau peneliti telah menentukan format masalah yang akan diwawancarai, yang berdasarkan masalah yang akan diteliti.

b. Wawancara tidak terstruktur merupakan seorang peneliti bebas menentukan fokus masalah wawancara, kegiatan wawancara mengalir seperti dalam percakapan biasa, yaitu mengikut dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi responden. Peneliti menggunakan bentuk wawancara tidak terstruktur, yaitu

wawancara yang bebas menentukan fokus masalah wawancara, sehingga peneliti

bisa luwes dalam melakukan wawancara dan dengan arah yang terbuka, sehingga

mendapat data dari informan mengenai kesulitan yang dialami dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

25

pembelajaran mata diklat Melakukan Negosiasi serta faktor-faktor penyebabnya,

serta untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai model pembelajaran yang

diterapkan oleh guru.

3. Tes

Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa telah menguasai

materi pembelajaran yang disampaikan setelah kegiatan pemberian tindakan. Data

yang diperoleh dari kegiatan ini adalah hasil belajar atau nilai ujian siswa setelah

pelaksanaan tindakan yang digunakan sebagai indikator ketercapaian hasil

penelitian.

E. Uji Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan (Suwandi, 2009:

60). Uji validatas data menggunakan triangulasi sumber, yaitu membandingkan

dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda (Moleong, 1999: 178). Hasil pengamatan, hasil

wawancara dan hasil tes tiap siklus dibandingkan dan disimpulkan mengenai

kualitas pembelajaran yang terjadi, sehingga kesimpulan tersebut merupakan

kesimpulan yang benar.

F. Analisis Data

Data yang tersedia dari pengumpulan data perlu dianalisis, sedangkan untuk

menganalisis data tersebut perlu digunakan teknik analisis data sehingga data

yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik. Data penelitian ini dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif komparatif

Analisis deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan antara

kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan dengan hasil yang diperoleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

26

antar siklus sehingga dapat dilihat adanya perbedaan sebelum dan sesudah

dilakukannya tindakan.

2. Analisis data kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengolah hasil belajar siswa yang

diperoleh dari tes formatif dan mentabulasi angket. Data kuantitatif yang

digunakan adalah kuantitatif sederhana yang berupa penghitungan nilai rata-

rata, nilai tertinggi, nilai terendah, dan persentase jumlah siswa yang mencapai

batas ketuntasan. Berdasarkan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh

manakah keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.

3. Analisis data kualitatif

Analisis kualitatif berupa catatan lapangan yang disajikan secara rinci dan

lengkap selama proses penelitian berlangsung. Analisis data kualitatif

diperoleh berdasarkan hasil observasi, refleksi dari tiap-tiap siklus, dan

membandingkan kinerja siswa maupun guru dalam hasil observasi.

G. Indikator Kinerja Penelitian

Indikator kinerja atau keberhasilan penelitian adalah indikator

ketercapaian kualitas pembelajaran terdiri dari proses pembelajaran dan hasil

belajar yang dapat dinyatakan dalam bentuk presentase. Presentase indikator

target keberhasilan proses pembelajaran adalah 75% sedangkan presentase

indikator hasil belajar adalah 70%. Sehingga tindakan yang diberikan dalam

penelitian ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi indikator berikut :

No. Aspek yang Diukur

Persentase

Siswa yang

Ditargetkan

Cara Mengukur

1. Proses Pembelajaran

a. Keaktifan siswa 75% Diamati pada saat proses

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

27

pembelajaran dan aspek yang diamati

meliputi Oral activities, Visual

activities, dan Mental activities

b. Suasana belajar 75% Diamati pada saat proses

pembelajaran dan aspek yang diamati

meliputi tidak kacau, tidak ramai,

ketenangan, tidak membolos, dan

tidak ada gangguan.

c. Alur pembelajaran 75% Diamati saat proses pembelajaran dan

aspek yang diamati meliputi kegiatan

belajar, memahami petunjuk guru,

memanfaatkan sumber belajar,

mampu menjawab pertanyaan, dan

membangun kekompakan.

2. Hasil Belajar 70% Diukur dari hasil tes akhir siklus dan

dihitung dari siswa yang dapat

menjawab benar minimal sama

dengan kriteria ketuntasan yaitu

sebesar 62.

Tabel 3.1 Indikator kinerja penelitian

H. Prosedur Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau classroom action

research. Dalam setiap siklusnya terdiri dari 4 tahap yaitu sebagai berikut:

1. Siklus 1

a. Perencanaan Tindakan 1

Pada tahap ini dilakukan penyusunan instrumen penelitian yang akan

digunakan pada saat tindakan dengan penerapan metode TAI dan membuat

rencana pembelajaran untuk tiap pertemuan saat pembelajaran. Tahap

perencanaan instrumen pada penelitian ini meliputi :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

28

1) Mendesain silabus materi.

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.

3) Membuat lembar kerja siswa yang menyangkut materi.

4) Membuat soal untuk tes kognitif yang berupa soal pilihan ganda.

5) Membuat kartu penghargaan kelompok.

b. Tindakan 1

Tindakan yang dilakukan pada tahap ini merupakan penerapan dari tahap

perencanaan yang telah dibuat. Pada penelitian ini, tindakan yang dilakukan

adalah melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted

Individualzation). Secara garis besar tindakan yang dilaksanakan adalah sebagai

berikut:

1) Guru menjelaskan secara singkat tentang pembelajaran kooperatif tipe TAI

(Team Assisted Individualization) pada siswa.

2) Guru memberikan tes kemampuan awal.

3) Guru membagi kelompok belajar secara heterogen yang terdiri dari 4 sampai

5 siswa.

4) Guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat.

5) Guru memberikan lembar latihan soal kepada setiap kelompok. Siswa

mengerjakan soal secara mandiri, kemudian mencocokan jawaban atau saling

mengoreksi dan mendiskusikan jawaban yang paling tepat.

6) Guru memberikan bimbingan kepada siswa dalam kelompok yang mengalami

kesulitan atau belum jelas tentang materi pelajaran yang telah disampaikan.

c. Pengamatan

Tahap ini dilaksanakan bersamaam dengan tahap tindakan. Pengamatan

dilakukan terhadap siswa ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Pengamatan tersebut dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah

dibuat. Selain melakukan pengamatan, di akhir siklus dilakukan evaluasi hasil

belajar siswa berupa tes hasil belajar dengan bentuk soal-soal obyektif dan uraian

yang dikerjakan secara individu yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

29

siswa terhadap materi yang telah dipelajari dan untuk mengetahui peningkatan

proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

d. Refleksi

Pada tahap ini, hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi

yang berupa tes hasil belajar dikumpulkan kemudian dianalisis. Dari data tersebut

akan dilihat apakah telah memenuhi target yang diharapkan dalam ketuntasan

belajar yang telah ditetapkan yaitu 70% siswa mendapatkan nilai sesuai dengan

KKM yaitu 62, 75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, 75% siswa

terlibat dalam suasana belajar dan 75% siswa terlibat dalam alur pembelajaran

Melakukan Negosiasi. Jika pada siklus 1 belum memenuhi target maka akan

dilanjutkan ke siklus berikutnya. Kelemahan pada siklus 1 ini akan diperbaiki

pada siklus berikutnya yaitu siklus II.

2. Siklus 2

Tahapan pada siklus II ini mengikuti tahapan pada siklus I. Rencana

tindakan siklus II ini disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I yang

dimaksudkan sebagai penyempurna atau perbaikan terhadap pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) pada siklus I.

a. Perencanaan Tindakan II

Pada tahapan ini direncanakan kembali tindakan pembelajaran yang

mengacu pada hasil siklus I dengan tujuan untuk memperbaiki kelemahan-

kelemahan dan mempertahankan serta meningkatkan keberhasilan yang telah

dicapai pada siklus I.

b. Tindakan II

Tindakan pada siklus II ini tidak jauh beda dengan tindakan pada siklus I,

hanya saja diadakan beberapa revisi atau perbaikan berdasarkan refleksi pada

siklus I agar dapat meningkatkan proses belajar dan hasil belajar Melakukan

Negosiasi siswa.

c. Pengamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

30

Pengamatan pada siklus II hampir sama dengan pengamatan siklus I.

Pada tahapan ini diberikan tes hasil belajar yang kedua pada akhir pertemuan.

d. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan diskusi antara peneliti dengan guru mata diklat

Melakukan Negosiasi tentang hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan tes

hasil belajar. Dari hasil tersebut akan dilihat apakah telah memenuhi target yang

diharapkan. Jika belum memenuhi target, maka penelitian akan dilanjutkan pada

siklus berikutnya.

Gambar 3.1 : Bagan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Permasalahan Perencanaan Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Pengamatan/ Pengumpulan data I

Refleksi I

Permasalahan Baru Hasil Refleksi

Pengamatan/ Pengumpulan data II

Refleksi II

Apabila permasalahan belum terselesaikan

Perencanaan Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

31

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pra Siklus

Kegiatan awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi permasalahan

yang timbul dalam proses pembelajaran mata diklat Melakukan Negosiasi melalui

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

kondisi yang sebenarnya pada saat pembelajaran mata diklat Melakukan

Negosiasi berlangsung, terkait dengan hal-hal yang masih perlu diperbaiki atau

ditingkatkan dalam kualitas pembelajaran. Observasi awal ini dilakukan oleh

peneliti pada bulan Maret 2012 di SMK Murni 2 Surakarta. Adapun hasil dari

identifikasi masalah pada proses pembelajaran antara lain sebagai berikut:

1. Ditinjau dari Segi Siswa

a. Siswa terlihat kurang aktif dalam pembelajaran mata diklat

Melakukan Negosiasi.

Masalah ini tampak dalam pembelajaran mata diklat Melakukan

Negosiasi yang sedang berlangsung siswa terlihat kurang aktif dalam

pembelajaran yang diberikan oleh guru. Siswa kurang memperhatikan

penjelasan dari guru, siswa sangat malas mengerjakan tugas yang

diberikan guru, siswa lebih suka mencontoh tugas milik temannya yang

sudah jadi, siswa tidak menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Hal ini, akan menghambat proses pembelajaran yang sedang berlangsung

serta merugikan siswa itu sendiri karena pada akhirnya mereka tidak

paham dengan apa yang ditulisnya, para siswa cenderung mengejar nilai

dari pada ilmu sehingga mereka mengabaikan materi yang disampaikan

oleh guru.

Berdasarkan pengamatan peneliti, saat proses pembelajaran sedang

berlangsung siswa cenderung diam saat guru memberikan pertanyaan dan

kadang juga bercanda dengan teman sebangku serta beraktivitas yang lain

(mainan kertas, buku atau pensil).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

32

b. Suasana pembelajaran yang kurang mendukung.

Hal ini tampak ketika guru sedang menerangkan materi pelajaran

ada beberapa siswa yang ramai dan sering membuat gaduh dikelas,

sehingga siswa yang semula memperhatikan penjelasan guru jadi ikut

terganggu. Siswa yang sering membuat ribut tersebut jika ditanya oleh

guru tidak bisa menjawabnya dengan baik dan benar. Siswa juga tidak

langsung mengerjakan tugas atau latihan soal yang diberikan oleh guru,

siswa lebih suka mengobrol dengan temannya, bermain-main dan

bercanda dengan teman. Hal ini yang menyebabkan kelas menjadi gaduh

atau tidak terkondisikan, bahkan sebagian besar siswa lebih suka

menunggu pekerjaan temannya yang pandai untuk di contoh atau disalin

dari pada mengerjakan sendiri.

c. Siswa belum sepenuhnya mengikuti alur pembelajaran yang

disampaikan oleh guru.

Hal ini dapat dilihat ketika pembelajaran mata diklat Melakukan

Negosiasi sedang berlangsung, sebagian besar siswa tampak kurang

memperhatikan penjelasan dari guru serta kurang memberikan respon

terhadap pertanyaan dan penjelasan dari guru. Selain itu, ketika guru

memberikan tugas atau latihan soal kepada siswa, sebagian besar siswa

tampak kurang jelas dan tidak antusias untuk mengerjakan tugas atau

latihan soal yang diberikan oleh guru tersebut. Dampaknya siswa

mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal, sulit menjawab pertanyaan

yang dilontarkan guru secara langsung karena pemahaman siswa yang

kurang mengenai materi yang disampaikan oleh guru.

Keadaan seperti ini disebabkan oleh metode mengajar guru yang

kurang sesuai dengan karakteristik siswa, guru terlalu banyak

mendominasi dalam memberikan penjelasan materi sehingga siswa

menjadi jenuh dan bosan untuk memahami pelajaran mata diklat

Melakukan Negosiasi, guru lebih banyak memberikan materi pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

33

dengan cara ceramah, penugasan dan tanya jawab sehingga siswa jenuh

dengan pembelajaran yang kurang kreatif tersebut padahal siswa perlu

metode pembelajaran yang inovatif agar dapat mempelajari materi

pelajaran dengan baik. Cara mengajar guru yang masih monoton, kurang

menarik dan membosankan membuat siswa kurang bersemangat atau

termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran dan sering kali tidak

mematuhi petunjuk yang diberikan oleh guru.

2. Ditinjau dari Segi Guru

a. Guru masih menggunakan metode yang monoton dalam mengajar

Pembelajaran yang terpusat pada guru masih dominan diterapkan

dalam proses pembelajaran, sehingga hal ini akan memberikan kesan

kepada siswa bahwa pembelajaran mata diklat Melakukan Negosiasi yang

sedang berlangsung bersifat monoton, tidak bervariasi serta kurang

menarik. Pada akhirnya siswa terlihat bosan dengan pembelajaran tersebut

serta siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Metode yang

diterapkan oleh guru tersebut kurang mampu meningkatkan proses

pembelajaran dan hasil belajar siswa terhadap mata diklat Melakukan

Negosiasi.

b. Guru kurang memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh pihak

sekolah

Hal ini terlihat ketika pembelajaran mata diklat Melakukan

Negosiasi sedang berlangsung, tidak ada media pembelajaran yang

digunakan dalam proses pembelajaran khususnya media elektronik. Guru

hanya memanfaatkan media whiteboard yang ada di kelas saja, guru tidak

mau mencoba menggunakan media lain yang dapat menunjang

keterlaksanaan proses pembelajaran. Pengetahuan guru yang kurang

terhadap teknologi menjadi faktor utama guru tidak menggunakan media

elektronik. Jika saja guru mau dan mampu memanfaatkan media elektronik

proses pembelajaran akan menjadi lebih bervariasi (tidak monoton),

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

34

sehingga siswa lebih antusias dan tidak mudah jenuh atau bosan dalam

mengikuti proses pembelajaran.

c. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran yang

sesuai dengan karakteristik siswa untuk meningkatkan pemahaman

siswa terhadap pembelajaran mata diklat Melakukan Negosiasi.

Guru pengampu pelajaran mata diklat Melakukan Negosiasi yang

bersangkutan telah menerapkan berbagai cara untuk meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan, mulai dari menegur

dan memberi peringatan kepada para siswa yang tidak memperhatikan.

Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terhadap

materi yang belum dipahami. Hal tersebut dilakukan dengan harapan

bahwa siswa dapat memberikan sebagian perhatiannya untuk menyimak

penjelasan dari guru, tetapi cara tersebut belum dapat meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Dampaknya hasil

belajar mata diklat Melakukan Negosiasi yang diperoleh belum mencapai

optimal.

3. Ditinjau dari Kualitas Proses Pembelajaran

Kualitas Proses Pembelajaran ini meliputi keaktifan, suasana

belajar dan alur pembelajaran siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan

observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, terlihat masih ada beberapa

siswa yang melakukan aktivitas di luar proses pembelajaran misalnya

bermain dengan teman, siswa bersenda-gurau dengan teman ketika guru

menyuruh siswa mengerjakan soal latihan sehingga hal ini akan mengurangi

kualitas pembelajaran. Hal ini akan mengakibatkan siswa bertindak pasif dan

kelas tidak terlihat hidup. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa proses

pembelajaran hanya berlangsung searah dari guru ke siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

35

Tabel 4.1 Persentase Ketercapaian Kualitas Proses Pembelajaran Tiap

Indikator pada pra siklus

No Indikator Kualitas Proses Pembelajaran

Jumlah

Siswa

Persentase

Ketercapaian

A Keaktifan

1. Metal activities 11 40,74%

2. Oral activities 15 55,56%

3. Visual activities 21 77,78%

Rata-rata keaktifan 58,02%

B Suasana belajar

1. Tidak kacau 17 62,96%

2. Tidak ramai 16 59,26%

3. Tenang 17 62,96%

4. Tidak membolos 23 85,18%

5. Tidak banyak gangguan 20 74,07%

Rata-rata suasana belajar 68,89%

C Alur pembelajaran

1. Siswa melakukan kegiatan belajar 22 74,07%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

36

50.00%

55.00%

60.00%

65.00%

70.00%

58.02%

68.89%

60.00%

Ketercapaian Kualitas Proses Pembelajaran

Ketercapaian Kualitas Proses Pembelajaran

2. Siswa memahami dan mengikuti

petunjuk guru

17 62,96%

3. Siswa memanfaatkan sumber belajar

yang disiapkan guru

16 59,26%

4. Siswa mampu menjawab pertanyaan

yang diajukan padanya

15 55,56%

5. Siswa membangun kekompakan

dalam diskusi

13 48,14%

Rata-rata alur pembelajaran 60,00%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Gambar 4.1 Diagram Batang Persentase Ketercapaian Kualitas Proses

Pembelajaran pra siklus

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

4. Ditinjau dari Hasil Belajar siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

37

Berdasarkan data nilai ulangan dari guru pengampu mata diklat

Melakukan Negosiasi, maka dapat diidentifikasi kelas X Pemasaran

merupakan salah satu kelas yang memiliki permasalahan dan kendala-kendala

dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa

kelas X Pemasaran yang belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah, yaitu 62,00 untuk

mata diklat Melakukan Negosiasi. Berikut nilai tes siswa yang diambil dari

hasil ulangan harian, sebanyak 44,44% siswa dinyatakan tuntas dan 55,56%

siswa masih belum tuntas. Berikut ini tabel ketuntasan hasil belajar pada pra

siklus:

Tabel 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar pra siklus Batas Ketuntasan Skor Nilai Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus

Jumlah siswa Presentase

62

30,00-41,00 0 55,56% 42,00-51,00 7

52,00-61,00 8

62,00-71,00 11

44,44% 72,00-81,00 1

82,00-91,00 0

92,00-100,00 0

Jumlah 27 100%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

38

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

1. Siklus I

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang mana masing-

masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2)

pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi dan (4) analisis dan refleksi

tindakan.

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Senin 19

Maret 2012 di ruang guru SMK Murni 2 Surakarta. Guru bersama peneliti

mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dalam penelitian.

Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui permasalahan dalam

pembelajaran mata diklat Melakukan Negosiasi diantaranya kurangnya

keaktifan siswa, suasana belajar yang kurang mendukung serta siswa kurang

mengikuti petunjuk dari guru. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan

tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, penelitian

44.44%55.56%

Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus

Tuntas

Tidak Tuntas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

39

tindakan siklus I ini mulai dilaksanakan pada hari Senin, 26 Maret 2012

dengan materi pembelajaran batasan wewenang negosiasi yang dimiliki.

Tahap perencanaan tindakan pada siklus I meliputi kegiatan

sebagai berikut:

1) Peneliti bersama guru bidang studi mendiskusikan skenario pembelajaran

Melakukan Negosiasi pada kompetensi dasar batasan wewenang negosiasi

yang dimiliki dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif

Team Assisted Individualization, dengan skenario pembelajaran sebagai

berikut:

a) Pertemuan pertama ( Senin, 26 Maret 2012)

(1) Guru mengucapkan salam pembuka yang kemudian dilanjutkan

dengan mengadakan presensi untuk mengecek kehadiran siswa.

Guru memperkenalkan peneliti kepada siswa dan menyampaikan

tujuan peneliti mengadakan penelitian, dalam penelitian ini peneliti

berkolaborasi dengan guru bidang studi (Ibu Endang Sih

Nawangwarni) selama penelitian berlangsung.

(2) Menciptakan situasi atau kondisi pembelajaran yang kondusif dan

menyenangkan untuk membangkitkan minat siswa terhadap

pelajaran mata diklat Melakukan Negosiasi.

(3) Guru menjelaskan secara singkat tentang pembelajaran kooperatif

TAI (Team Assisted Individualization) pada siswa.

(4) Guru memberikan tes kemampuan awal untuk materi memberikan

tanggapan terhadap keberatan yang muncul dari calon pelanggan.

(5) Guru membagi kelompok belajar secara heterogen yang terdiri dari

4 sampai 5 siswa.

(6) Guru bersama peneliti melakukan apersepsi materi sebelumnya.

(7) Menginformasikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan

indikator dari pokok bahasan yang akan disampaikan.

(8) Guru bersama peneliti menjelaskan materi mengenai keunggulan

produk, identifikasi keluhan palanggan, menyusun keluhan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

40

pelanggan, dan sikap dalam tawar-menawar melalui tayangan

power point.

(9) Pada akhir pembelajaran guru bersama peneliti memberitahu

kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan

diskusi kelompok dengan metode TAI tentang materi batasan

wewenang negosiasi yang dimiliki.

(10) Menutup pelajaran dengan salam penutup.

b. Pertemuan kedua (Rabu, 28 Maret 2012)

(1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa kemudian

dilanjutkan dengan melakukan presensi.

(2) Menciptakan kondisi yang kondusif dan menyenangkan untuk

membangkitkan minat siswa terhadap pelajaran mata diklat

Melakukan Negosiasi.

(3) Guru melakukan kilas balik terhadap materi yang lalu serta

memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.

(4) Guru bersama peneliti meminta siswa untuk bergabung pada

kelompoknya masing-masing berdasarkan pembagian kelompok

pada pertemuan sebelumnya.

(5) Guru memberikan lembar latihan soal tes formatif A kepada setiap

kelompok. Siswa mengerjakan soal tes formatif A sampai semua

jawaban benar, 2 atau 3 anggota team memeriksa jawaban.

Apabila siswa tersebut mengerjakan dengan benar, teman satu

team tersebut menandatangani tes formatif A tersebut, bila tes

formatif A dinyatakan sah oleh team, bisa melanjutkan tes formatif

B atau tes unit.

(6) Guru bersama peneliti berputar mengawasi jalannya diskusi

kelompok.

(7) Guru, peneliti dan siswa menyimpulkan secara bersama-sama.

(8) Guru bersama peneliti memberitahu kepada siswa bahwa pada

pertemuan selanjutnya akan diadakan tes hasil belajar untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

41

mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa selama belajar

didalam kelompoknya sebelum menutup pelajaran dengan salam

penutup.

c. Pertemuan ketiga ( Senin, 2 April 2012)

(1) Guru mengawali proses kegiatan belajar mengajar dengan

mengucapkan salam, kemudian dilanjutkan dengan melakukan

presensi.

(2) Guru bersama peneliti membagikan soal hasil belajar untuk materi

batasan wewenang negosiasi yang dimiliki serta meminta siswa

untuk mengerjakan secara individu atau mandiri.

(3) Siswa mengerjakan soal hasil belajar sedangkan guru bersama

peneliti mengawasi dengan baik dengan tujuan agar tes hasil

belajar benar-benar mencerminkan kemampuan mereka.

(4) Guru meminta siswa mengumpulkan hasil pekerjaan mereka pada

setiap deret kemudian guru akan mengambilnya.

(5) Guru bersama peneliti memberikan hasil diskusi kelompok dan

memberikan piagam penghargaan kelompok.

(6) Guru bersama peneliti mengakhiri pelajaran dengan salam

penutup.

2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi

batasan wewenang negosiasi yang dimiliki dengan pendekatan

pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization. Peneliti dan

guru menyusun instrumen penelitian yang berupa tes dan non tes.

Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (tes penempatan, tes formatif A,

tes formatif B, tes Unit, dan tes hasil belajar), sedangkan instrumen non tes

dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti

dengan mengamati keaktifan, suasana belajar dan alur pembelajaran dalam

proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

(1) Pertemuan Pertama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

42

Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan isi rancangan atau

skenario pembelajaran yang telah dirumuskan. Pelaksanaan tindakan I

dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, seperti yang telah direncanakan

yaitu pada hari Senin dan Rabu masing-masing tanggal 26 Maret, 28 Maret

dan 02 April 2012 di ruang kelas X Pemasaran SMK Murni 2 Surakarta.

Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario

pembelajaran dan RPP.

Pertemuan pertama pada pelaksanaan tindakan siklus I

dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 Maret 2012, pertemuan ini

dilaksanakan selama 2 jam pelajaran, yakni 2 x 45 menit. Pendekatan

pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran ini ialah

pendekatan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization,

adapun materi pada pelaksanaan tindakan I ini ialah keunggulan produk,

identifikasi keluhan palanggan, menyusun keluhan pelanggan, dan sikap

dalam tawar-menawar.

Pertemuan pertama ini, proses pembelajaran dilaksanakan di ruang

multimedia, dalam pertemuan ini diadakan pemberian tes penempatan,

pembentukan kelompok serta ceramah siswa aktif yang menggunakan

media penunjang berupa power point untuk mempelajari keunggulan

produk, identifikasi keluhan palanggan, menyusun keluhan pelanggan, dan

sikap dalam tawar-menawar.

Pertemuan pertama pada pelaksanaan tindakan siklus I, langkah-

langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan pertama kali setelah guru

memasuki kelas yaitu guru memberikan salam, menanyakan kabar siswa

dan dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa. Setelah dilakukan

presensi, kondisi siswa sedikit gaduh atau ramai namun dapat segera

diatasi oleh guru dan peneliti. Hasil dari presensi pada pertemuan tersebut

tidak ada siswa yang tidak masuk (nihil), sebanyak 27 siswa semuanya

masuk tepat pada waktunya, proses pembelajaran dimulai pukul 07.30 wib.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

43

Langkah kedua yang dilaksanakan yaitu, peneliti menyampaikan

tujuan peneliti mengajar di kelas tersebut, disini peneliti bertindak sebagai

guru selama penelitian berlangsung. Kemudian guru (peneliti)

menyampaikan garis besar pelaksanaan metode pembelajaran yang akan

digunakan oleh guru (peneliti) yaitu pendekatan pembelajaran kooperatif

Team Assisted Individualization.

Setelah siswa sudah terlihat paham dengan penjelasan yang

disampaikan oleh peneliti, kemudian dilanjutkan untuk mengerjakan tes

penempatan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa terhadap materi

yang akan diajarkan. Pelaksanaan pengerjaan tes penempatan berlangsung

sekitar 20 menit, dikerjakan secara individu, dan 10 menit digunakan

untuk mengoreksi jawaban dari tes penempatan. Tes penempatan yang

diberikan berupa 10 soal pilihan ganda tentang materi baru yang akan

disampaikan oleh guru. Terlihat beberapa siswa lebih suka mengandalkan

teman yang telah mengerjakan kemudian meniru hasil pekerjaan temannya

tersebut, namun guru segera menegurnya.

Langkah keempat yang dilaksanakan pada proses inti pembelajaran

ini yakni guru menetapkan siswa kedalam kelompok-kelompok kooperatif

secara heterogen. Berdasarkan kesepakatan antara guru dan siswa

pembagian kelompok disusun secara acak berdasarkan nilai dari tes

penempatan. Satu kelompok beranggotakan 4 sampai 5 siswa, sehingga

akan terbentuk 6 kelompok. Terdapat 1 atau 2 siswa menjadi pemimpin

untuk teman-temannya dan membantunya jika ada masalah dalam

pengerjaan soalnya. Selama proses penetapan siswa kedalam kelompok

diskusi, kondisi atau suasana proses pembelajaran sedikit gaduh atau

ramai, hal ini dapat segera di atasi oleh guru sehingga proses pembelajaran

kembali tenang.

Langkah kelima yang dilaksanaakan adalah masuk ke materi

pelajaran. Namun sebelum menjelaskan materi baru yang akan diberikan

pada pertemuan tersebut, guru melakukan apersepsi dari materi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

44

sebelumnya yang masih ada kaitannya dengan materi yang akan diajarkan

dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa (tanya jawab) secara

acak. Di awal proses pembelajaran ini suasana kelas sedikit ramai atau

gaduh, hal ini dikarenakan penyesuaian siswa terhadap proses

pembelajaran yang sedikit berbeda dari sebelumnya. Siswa yang tidak

memperhatikan, ditegur atau diberikan pertanyaan oleh guru, hal ini

bertujuan supaya perhatian siswa sepenuhnya tertuju pada proses

pembelajaran.

Guru mempresentasikan materi batasan wewenang negosiasi yang

dimiliki secara garis besar yang menggunakan media penunjang berupa

power point. Nampak siswa sangat antusias dalam memperhatikan

penjelasan dari guru, hal ini terlihat banyak siswa menanggapi penjelasan

yang diberikan oleh guru dengan benar.

Langkah terakhir yang dilaksanakan yakni, guru mengulangi materi

yang disampaikan agar siswa lebih paham dan ingat tentang materi dari

awal sampai akhir. Setelah semua siswa paham dengan materi yang

disampaikan oleh guru, selanjutnya guru mengakhiri proses pembelajaran

dengan menginformasikan kepada siswa bahwa pertemuan selanjutnya

akan diadakan kelompok diskusi, guru memberikan salam penutup

kemudian guru meninggalkan kelas.

(2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua pada pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan

pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2012. Pertemuan ini dilaksanakan selama

2 jam pelajaran, yakni 2 x 45 menit. Berbeda dengan pembelajaran pada

pertemuan pertama yang dilaksanakan di ruang multimedia, pada

pertemuan kedua kegiatan pembelajaran dilaksanakan di dalam ruang

kelas. Hal ini dikarenakan ruang mutimedia sedang digunakan untuk

keperluan sekolah, pada pertemuan kedua ini guru menerapkan

pembelajaran diskusi kelompok Team Assisted Individualization. Adapun

langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu, pertama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

45

guru dan peneliti mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

salam yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan presensi.

Guru mengulas sedikit mengenai materi pada pertemuan

sebelumnya yakni batasan wewenang negosiasi yang dimiliki kemudian

mempersilahkan siswa berformasi dalam kelompoknya masing-masing.

Setelah semua siswa sudah berkumpul di kelompoknya masing-masing,

selanjutnya guru membagikan lembar soal tes formatif A. Guru meminta

siswa untuk mengerjakan secara individu terlebih daluhu. Setelah selesai

mengerjakan tes formatif A, teman satu team mengecek jawabannya dan

jika delapan atau lebih jawabannya sudah benar maka siswa tersebut dapat

melanjutkan mengerjakan tes formatif B atau tes Unit begitu seterusnya.

Siswa yang kurang bisa mengerjakan boleh bertanya dengan teman satu

teamnya, jika teman satu team mengalami kesulitan bisa bertanya kepada

guru.

Suasana proses pembelajaran pada pertemuan ini terlihat menjadi

tidak lagi kaku dan lebih menyenangkan serta tidak membosankan dengan

diterapkannya metode yang berbeda dari biasanya. Ketika proses

pembelajaran kelompok berlangsung ada beberapa siswa yang kurang

memperhatikan, hal ini terlihat dari beberapa siswa bertanya kepada guru

yang pada intinya menanyakan maksud dari soal yang dikerjakan dan

langkah-langkah pengerjaan, namun dengan senang hati guru memberikan

penjelasan kepada semua siswa. Dalam melakukan diskusi kelompok, ada

berapa siswa kurang membangun kekompakan dalam sebuah team, seperti

tidak mau ikut memikirkan jawaban soal, cenderung hanya mengandalkan

teman satu teamnya saja, dan sering kali bersikap tidak tenang.

Di akhir proses pembelajaran pada pertemuan ini, guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi

yang belum jelas dan yang belum dipahami. Sebelum proses pembelajaran

di akhiri, guru meminta siswa untuk mempersiapkan materi untuk ulangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

46

hasil belajar yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya. Saat jam

pelajaran usai, guru mengucapkan salam dan meninggalkan kelas.

(3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga pada pelaksanaan tindakan siklus I yang

dilaksanakan pada hari Senin tanggal 02 April 2012, pertemuan ketiga ini

dilaksanakan selama 2 jam pelajaran yakni 2 x 45 menit. Pada fase ini,

langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai

berikut: pertama, sebelum proses kegiatan pembelajaran dimulai guru

mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa serta melakukan

presensi atau mengecek kehadiran siswa dan 1 siswa tidak hadir dalam

pertemuan ini.

Sebelum ulangan hasil belajar dilaksanakan, guru mengkondisikan

siswa untuk mempersiapkan ulangan. Kemudian guru meminta agar semua

buku dimasukkan. Selanjutnya setelah siswa terlihat siap, semua buku

sudah dimasukkan, maka guru mulai membagikan lembar soal tes hasil

belajar untuk materi mengenai batasan wewenang negosiasi yang dimiliki

serta meminta siswa untuk mengerjakan soal tersebut secara mandiri atau

tidak kerjasama dan jujur. Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan

soal evaluasi ini yakni 45 menit dan soal terdiri dari 15 soal pilihan ganda

dan 2 soal uraian.

Selama proses evaluasi berlangsung, guru bersama peneliti

mengawasi dengan baik agar hasil evaluasi benar-benar mencerminkan

kemampuan mereka. Pada saat proses evaluasi berlangsung terdapat

beberapa siswa yang mencoba bertanya kepada teman serta membuka

buku, namun guru segera menghampiri dan memperingatkan siswa

tersebut untuk mengerjakan soal tes hasil belajar secara mandiri dan tidak

boleh kerjasama antar teman sebangku.

Setelah jam untuk mengerjakan soal habis, guru meminta siswa

untuk mengumpulkan lembar jawab tes hasil belajar ke depan. Kemudian

guru menumumkan hasil dari pekerjaan kelompok kemarin dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

47

memberikan sertifikat kelompok super, kelompok sangat baik, kelompok

baik. Kelompok super jatuh kepada kelompok 1 dan kelompok 4.

Kelompok sangat baik jatuh kepada kelompok 2, kelompok 5 dan

kelompok 6. Sedangkan kelompok baik jatuh kepada kelompok 3. Siswa

sangat senang atas penghargaan kelompok tersebut.

Selanjutnya guru mengakhiri proses pembelajaran dengan salam

penutup. Dengan diadakannya tes hasil belajar ini, maka kegiatan

pembelajaran pada Siklus I berakhir.

c. Observasi dan Interpretasi Tindakan Siklus I

Observasi tindakan dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya

tindakan, Peneliti mengamati pembelajaran mata diklat Melakukan Negosiasi

dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disusun. Peneliti

mengambil posisi di dalam kelas, yakni di belakang para siswa sambil

sesekali berkeliling untuk mengamati dengan jelas jalannya proses

pembelajaran sehingga dapat menilai dengan baik. Dari hasil pengamatan

yang dilakukan oleh peneliti, terlihat bahwa pada pertemuan pertama yang

dilaksanakan hari Senin tanggal 26 Maret 2012 di ruang multimedia berjalan

dengan baik sesuai rencana yang telah dirumuskan sebelumnya. Guru

mengawali proses pembelajaran pada pertemuan pertama ini dengan

memberikan tes penempatan berupa 10 soal pilihan ganda tentang materi

yang akan disampaikan, dengan durasi waktu pengerjaan 20 menit. Setelah

tes penempatan selesai siswa dibentuk kedalam kelompok diskusi yang terdiri

dari 4 sampai 5 anggota secara heterogen.

Selanjutnya guru mengadakan apersepsi mengenai materi

sebelumnya yakni proses tawar-menawar dan Assosiasi Penjual Langsung

Indonesia (APLI) melalui tayangan power point, kemudian dilanjutkan

dengan penyapaian materi keunggulan produk, identifikasi keluhan

palanggan, menyusun keluhan pelanggan, dan sikap dalam tawar-menawar

dengan bantuan media power point. Nampak siswa sangat antusias dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

48

memperhatikan penjelasan dari guru, walaupun beberapa siswa sesekali

bercanda dengan teman sebangkunya tetapi guru dapat mengatasi hal tersebut

dengan menegurnya atau memberinya pertanyaan.

Pertemuan kedua yakni pada tanggal 28 Maret 2012, pembelajaran

mata diklat Melakukan Negosiasi dilaksanakan di kelas X Pemasaran, hal ini

berbeda dari pertemuan sebelumnya yang dilaksanakan di ruang multimedia.

Pada pertemuan kedua ini guru menerapkan pendekatan pembelajaran

kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), pada pertemuan kedua ini

guru menerapkan diskusi kelompok dengan memberikan soal formatif A,

formatif B dan tes Unit. Proses pembelajaran terlihat lebih hidup serta siswa

terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran mata diklat Melakukan

Negosiasi. Terlihat hanya beberapa siswa yang mengikuti proses

pembelajaran sambil melakukan aktifitas lain, tidak fokus, melamun,

berbicara diluar konteks maupun bermain-main. Dengan demikian meskipun

kondisi kelas sedikit tampak lebih gaduh dibandingkan sebelumnya karena

adanya proses diskusi antar anggota kelompok.

Pertemuan ketiga 02 April 2012 digunakan guru untuk melakukan

tes hasil belajar dari siklus I agar hasil belajar siswa dari siklus I dapat segera

diketahui. Tes hasil belajar berupa 15 soal pilihan ganda dan 2 soal uraian

untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi batasan

wewenang negosiasi yang dimiliki sebagai hasil diskusi kelompok pada

pertemuan sebelumnya. Dari kegiatan tersebut, deskripsi mengenai jalannya

pembelajaran mata diklat Melakukan Negosiasi dengan menggunakan

pendekatan kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) sudah

dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan I.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran

mata diklat Melakukan Negosiasi di kelas X Pemasaran, diperoleh

kesimpulan hasil observasi tindakan pada siklus I mengenai kualitas proses

dan hasil belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, dapat

dilihat pada rincian dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

49

1) Kualitas Proses Pembelajaran

Kualitas proses pembelajaran dilihat dari keaktifan siswa, suasana

belajar dan alur pembelajaran dalam proses pembelajaran menunjukkan

ada 8 indikator belum mencapai batas ketercapaian yang baik. Indikator

tersebut adalah mental activities, oral activities, kekacauan, ketenangan,

kemampuan memahami petunjuk guru, kemampuan memanfaatkan

sumber belajar, kemampuan menjawab pertanyaan yang diajukan dan

membangun kekompakan dalam diskusi. Indikator mental activities

mencapai sebesar 55% atau 15 siswa, indikator oral activities mencapai

sebesar 67% atau 18 siswa, indikator kekacauan mencapai sebesar 74%

atau 20 siswa, indikator ketenangan mencapai sebesar 70% atau 19 siswa,

indikator kemampuan memahami petunjuk guru mencapai sebesar 70%

atau 19 siswa, indikator kemampuan memanfaatkan sumber belajar

mencapai sebesar 74% atau 20 siswa, indikator kemampuan menjawab

pertanyaan yang diajukan mencapai sebesar 62% atau 17 siswa, indikator

membangun kekompakan dalam diskusi mencapai sebesar 74% atau 20

siswa. Berikut data secara rinci:

a. Keaktifan

Tabel 4.3 Persentase Ketercapaian Kualitas Proses Pembelajaran Tiap

Indikator Pada Siklus I (Keaktifan)

No. Indikator Proses Pembelajaran

(Keaktifan)

Jumlah Siswa Presentase

Ketercapaian

A. 1. Mental activities 15 56%

2. Oral activities 18 67%

3. Visual activities 24 89%

Rata-rata 70%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

50

b. Suasana belajar

Tabel 4.4 Persentase Ketercapaian Kualitas Proses Pembelajaran Tiap

Indikator Pada Siklus I (Suasana belajar)

No. Indikator Proses Pembelajaran

(Suasana belajar)

Jumlah Siswa Presentase

Ketercapaian

B. 1. Tidak kacau 20 74%

2. Tidak ramai 21 78%

3. Tenang 19 70%

4. Tidak membolos 26 96%

5. Tidak ada gangguan 21 78%

Rata-rata 79%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

c. Alur pembelajaran

Tabel 4.5 Persentase Ketercapaian Kualitas Proses Pembelajaran Tiap

Indikator Pada Siklus I (Alur pembelajaran)

No. Indikator Proses Pembelajaran

(Alur pembelajaran)

Jumlah Siswa Presentase

Ketercapaian

C. 1. Siswa melakukan kegiatan

belajar 21 78%

2. Siswa memahami dan mengikuti

petunjuk guru 19 70%

3. Siswa memanfaatkan sumber

belajar yang disiapkan guru 20 74%

4. Siswa mampu menjawab

pertanyaan yang diajukan 17 62%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

51

65%

70%

75%

80%

70%

79%

72%

Kualitas Proses Pembelajaran Siklus 1

Kualitas Proses Pembelajaran Siklus 1

padanya

5. Siswa membangun kekompakan

dalam diskusi 20 74%

Rata-rata 72%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Berdasarkan pencapaian per indikator di atas, dapat disimpulkan

pencapaian kualitas proses yang dibatasi pada keaktifan, suasana belajar,

alur pembelajaran siswa dalam kegiatan pembelajaran seperti pada

Gambar 4.3 di bawah ini:

Gambar 4. 3 Diagram Batang Kualitas Proses Pembelajaran Siklus I

d. Ketuntasan belajar siswa

Ketuntasan belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran mata

diklat Melakukan Negosiasi merupakan salah satu faktor yang

menentukan keberhasilan penelitian. Pada siklus I siswa yang

mencapai ketuntasan sebesar 74,07%, persentase ini sudah melampaui

target yang ditentukan sebelumnya yaitu sebesar 70%. Tes kognitif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

52

pada siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 02 April 2012 ini diikuti

oleh 26 siswa, sedangkan 1 siswa mengikuti tes susulan. Dalam hal ini

batas minimum ketuntasan di SMK Murni 2 Surakarta untuk pelajaran

mata diklat Melakukan Negosiasi adalah sebesar 62.

Adapun data-data mengenai ketuntasan belajar siswa pada

siklus I.

Tabel 4.6 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

Batas Ketuntasan Skor Nilai Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

Jumlah siswa Presentase

62

30,00-41,00 0 25,92% 42,00-51,00 1

52,00-61,00 6

62,00-71,00 7

74,07% 72,00-81,00 11

82,00-91,00 2

92,00-100,00 0

Jumlah 27 100%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Gambar 4.4 Diagram Pie Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

74%

26%

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1

Tuntas

Tidak tuntas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

53

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I

Pada tahap ini hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis untuk

kemudian dilakukan refleksi guna melihat apakah penerapan pembelajaran

kooperatif Team Assisted Individualization yang telah dilakukan dapat

meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar mata diklat

Melakukan Negosiasi. Hasil analisis data yang dilakukan pada tahap ini

dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil observasi tindakan pada siklus I, peneliti

melakukan analisis sebagai berikut:

1) Terdapat beberapa kebaikan dan kelemahan guru dalam siklus I ini

adalah:

a) Beberapa kebaikan guru pada saat siklus I adalah:

(1) Interaksi dengan siswa pada waktu proses pembelajaran

berlangsung sudah cukup baik.

(2) Penyampaian materi pelajaran yang jelas kepada siswa sudah baik.

(3) Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kooperatif Team

Assisted Individualization pada tindakan I sudah terlaksana cukup

optimal dilihat dari proses pembelajaran siswa yang cukup baik,

selain itu penerapan pendekatan ini juga sudah sesuai dengan

rancangan pelaksanaan pembelajaran.

b) Beberapa kelemahan guru pada saat siklus I adalah:

(1) Guru mengalami kurang mampu dalam melakukan bimbingan

kepada tiap-tiap siswa ataupun kelompok saat proses

pembelajaran berlangsung.

(2) Guru kurang mampu mengkondisikan siswa pada saat kegiatan

kelompok.

(3) Pada saat evaluasi berlangsung, guru kurang tegas, hal ini

mengakibatkan siswa bertindak curang dengan bertanya jawaban

kepada teman sebelahnya dan membuka buku. Bahkan ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

54

beberapa siswa yang tidak menghiraukan teguran dari guru ketika

mereka melakukan kecurangan.

2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kelebihan dan kelemahan,

yaitu sebagai berikut:

a) Beberapa kelebihan siswa pada saat siklus I adalah sebagai berikut:

(1) Tingkat perhatian siswa cukup baik, hal ini dapat dilihat dari

antusias siswa pada saat penyampaian materi dari guru dengan

mengguanakan media power point.

(2) Interaksi siswa dalam kelompok maupun interaksi siswa antar

kelompok berjalan baik.

(3) Interaksi antar siswa sudah cukup baik, hal ini terlihat siswa yang

sudah paham dengan materi pelajaran yang disampaikan guru

berani menjelaskan kepada siswa lain yang belum memahami

materi pelajaran atau yang masih bingung terhadap materi yang

disampaikan oleh guru. Sehingga target ketuntasan belajar bisa

tercapai.

b) Adapun kelemahan siswa pada saat siklus I adalah sebagai berikut:

(1) Siswa masih sedikit tidak tenang pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

(2) Terdapat beberapa siswa kurang bertanggung jawab terhadap tugas

yang diberikan guru. Hal ini terlihat, masih ada siswa yang tidak

mau bekerjasama dengan teman satu teamnya. Selain itu, terdapat

beberapa siswa yang hanya mencontoh pekerjaan temannya yang

sudah ada jawabannya lalu dikumpulkan tanpa ditulis ulang.

(3) Beberapa siswa belum ikut serta dalam mengemukakan pendapat

maupun memecahkan masalah didalam diskusi. Sehingga

kekompakan dalam diskusi tersebut masih kurang.

(4) Pada saat proses evaluasi berlangsung, masih ada siswa bertindak

curang atau tidak jujur, hal ini terlihat masih ada beberapa siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

55

yang bertanya kepada siswa lain dan menyontek pekerjaan

temannya atau membuka buku.

Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi

yang dapat dilakukan adalah:

1) Guru harus memberi perhatian yang lebih atau melakukan pendekatan

kepada siswa yang masih acuh terhadap proses pembelajaran yang

sedang berlangsung, baik ketika guru sedang menjelaskan maupun pada

saat diskusi kelompok.

2) Guru harus lebih tegas kepada siswa yang kurang bertanggung jawab

terhadap tugas yang diberikannya atau guru dapat memberikan

pengarahan kepada siswa yang kurang bertanggung jawab terhadap

tugasnya, baik tugas secara individu maupun kelompok.

3) Pada saat proses evaluasi berlangsung guru harus bersikap lebih tegas,

hal tersebut untuk mencegah terjadinya kecurangan. Selain itu guru bisa,

mengambil tindakan yang tegas terhadap siswa yang ketahuan

menyontek atau membuka buku saat proses evaluasi berlangsung.

2. Siklus II

Penerapan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization

berdasarkan refleksi pada siklus I menunjukkan bahwa masih terdapat

kekurangan-kekurangan, yaitu keaktifan siswa dalam proses pembelajaran,

suasana belajar dan alur pembelajaran oleh siswa. Berdasarkan refleksi yang

dilakukan pada siklus I diperlukan perbaikan pada siklus I. Adapun langkah-

langkah penerapan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization pada

siklus II sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus I maka dapat

dilakukan perencanaan untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II. Kegiatan

perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 4 April 2012 di

ruang Guru SMK Murni 2 Surakarta, guru bersama peneliti mendiskusikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

56

rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti

mengungkapkan bahwa hasil analisis dan refleksi dari siklus I, kemudian

disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan

selama 3 kali pertemuan. Penelitian mulai dilaksanakan pada hari Senin

tanggal 9 April 2012, dengan materi pembelajaran memahami SOP

administrasi penjualan pada perusahaan jasa.

Tahap perencanaan tindakan pada siklus kedua meliputi kegiatan

sebagai berikut:

1) Peneliti bersama guru bidang studi mendiskusikan skenario pembelajaran

mata diklat Melakukan Negosiasi pada kompetensi dasar melakukan

proses tawar menawar dengan calon pelanggan yang menggunakan

pendekatan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization,

dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:

a) Pertemuan Pertama (Senin, 9 April 2012)

(1) Guru mengucapkan salam pembuka kemudian dilanjutkan

dengan melakukan presensi atau mengecek kehadiran siswa.

(2) Guru bersama peneliti menciptakan kondisi pembelajaran yang

kondusif dan menyenangkan untuk membangkitkan minat siswa

terhadap proses pembelajaran yang akan berlangsung.

(3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta menyampaikan

indikator-indikator yang harus dicapai oleh siswa.

(4) Guru memberikan tes kemampuan awal untuk materi memahami

SOP administrasi penjualan.

(5) Guru membagi kelompok belajar secara heterogen yang terdiri

dari 4 sampai 5 siswa.

(6) Guru bersama peneliti melakukan apersepsi materi sebelumnya.

(7) Proses pembelajaran dilanjutkan dengan penjelasan materi

lanjutan dari materi sebelumnya yakni memahami SOP

administrasi penjualan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

57

(8) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum

jelas, kemudian guru menunjuk siswa secara acak untuk

menjawab pertanyaan dari guru, dengan tujuan agar siswa selalu

siap dalam menanggapi pertanyaan dari guru.

(9) Pada akhir pembelajaran guru bersama peneliti memberitahukan

kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan

diskusi kelompok dengan metode TAI tentang materi

memahami SOP administrasi penjualan.

(10) Menutup pelajaran dengan salam penutup.

b) Pertemuan Kedua (Rabu, 11 April 2012)

(1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa kemudian

dilanjutkan dengan melakukan presensi.

(2) Menciptakan kondisi yang kondusif dan menyenangkan untuk

membangkitkan minat siswa terhadap pelajaran mata diklat

Melakukan Negosiasi.

(3) Guru melakukan kilas balik terhadap materi yang lalu serta

memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.

(4) Guru bersama peneliti meminta siswa untuk kembali bergabung

pada kelompoknya masing-masing berdasarkan pembagian

kelompok pada pertemuan sebelumnya.

(5) Guru memberikan lembar latihan soal tes formatif A kepada

setiap kelompok. Siswa mengerjakan soal tes formatif A sampai

semua jawaban benar, 2 atau 3 anggota team memeriksa

jawaban. Apabila siswa tersebut mengerjakan dengan benar,

teman satu team tersebut menandatangani tes formatif A

tersebut, bila tes formatif A dinyatakan sah oleh team, bisa

melanjutkan tes formatif B atau tes unit.

(6) Guru bersama peneliti berputar mengawasi jalannya diskusi

kelompok.

(7) Guru, peneliti dan siswa menyimpulkan secara bersama-sama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

58

(8) Guru bersama peneliti memberitahukan kepada siswa bahwa

pada pertemuan selanjutnya akan diadakan tes hasil belajar

untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa selama

belajar didalam kelompoknya sebelum menutup pelajaran

dengan salam penutup.

c) Pertemuan ketiga (Senin, 23 April 2012)

(1) Guru mengawali proses kegiatan belajar mengajar dengan

mengucapkan salam, kemudian dilanjutkan dengan melakukan

presensi.

(2) Guru bersama peneliti membagikan soal hasil belajar untuk materi

memahami SOP administrasi penjualan serta meminta siswa untuk

mengerjakan secara individu/ mandiri.

(3) Siswa mengerjakan soal hasil belajar sedangkan guru bersama

peneliti mengawasi dengan baik dengan tujuan agar tes hasil

belajar benar-benar mencerminkan kemampuan mereka.

(4) Guru meminta siswa mengumpulkan hasil pekerjaan mereka pada

setiap deret kemudian guru akan mengambilnya.

(5) Guru bersama peneliti memberikan hasil diskusi kelompok dan

memberikan piagam penghargaan kelompok.

(6) Guru bersama peneliti mengakhiri pelajaran dengan salam

penutup.

2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi

memahami SOP administrasi penjualan dengan pendekatan pembelajaran

kooperatif Team Assisted Individualization. Peneliti dan guru menyusun

instrumen penelitian yang berupa tes dan non-tes. Instrumen tes dari hasil

pekerjaan siswa (tes hasil belajar) sedangkan instrumen non-tes dinilai

berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan

mengamati keaktifan, suasana belajar, dan alur pembelajaran siswa

selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

59

Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan

seperti yang telah direncanakan yaitu tanggal 9, 11 dan 23 April 2012.

Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario

pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan

tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan tindakan I, hanya pada

pelaksanaan tindakan II ini terdapat penguatan yang masih diperlukan dari

tindakan I. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan II juga

berbeda dengan pelaksanaan tindakan I, yakni lanjutan dari tindakan I yaitu

memahami SOP administrasi penjualan.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada tindakan I, maka pada

pelaksanaan pembelajaran siklus II ini diterapkan metode pembelajaran Team

Assisted Individualization. Adapun urutan pelaksanaan tindakan tersebut

adalah sebagai berikut:

(1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada tindakan II dilaksanakan pada hari senin

tanggal 9 April 2012, pertemuan ini dilaksanakan selama 2 jam pelajaran

yakni 2 x 45 menit. Pada pertemuan pertama ini proses pembelajaran

dilaksanakan di ruang kelas multimedia. Adapun metode yang digunakan

pada pertemuan ini ialah metode pembelajaran kooperatif Team Assisted

Individualization. Sedangkan untuk materinya, melanjutkan dari materi

pada tindakan I yakni memahami SOP administrasi penjualan.

Guru mengawali proses pembelajaran dengan mengucapkan salam,

kemudian dilanjutkan dengan melakukan presensi, dari hasil presensi yang

dilakukan tidak ada siswa yang tidak masuk (nihil). Selanjutnya guru

mengkondisikan kelas untuk mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran, setelah kondisi kelas sudah kondusif guru mengawali

proses pembelajaran siklus II dengan memberikan tes penempatan yang

berisi 10 soal pilihan ganda tentang materi memahami SOP administrasi

penjualan. Terlihat siswa mengerjakan dengan baik, walaupun ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

60

beberapa siswa yang mengeluh tentang beberapa soal yang diberikan

belum dipelajari.

Kemudian guru menetapkan siswa kedalam kelompok-kelompok

kooperatif secara heterogen. Berdasarkan kesepakatan antara guru dan

siswa pembagian kelompok disusun secara acak berdasarkan dari hasil tes

penempatan dan berbeda dengan kelompok pada siklus I. Satu kelompok

beranggotakan 4 sampai 5 siswa, sehingga akan terbentuk 6 kelompok.

Pada pembentukan kelompok siklus II ini keadaan kelas menjadi gaduh

karena kebanyakan siswa tidak ingin membentuk kelompok baru, namun

guru dapat memberikan pengertian dan mengatasi hal tersebut.

Selanjutnya guru memberikan penjelasan singkat mengenai SOP

administrasi penjualan dengan menggunakan power point sebagai media

penunjang. Ketika proses penjelasan materi berlangsung hampir seluruh

siswa memperhatikan dan membaca buku materi yang sudah diberikan.

Sedangkan untuk siswa yang tidak memperhatikan, guru mencoba

mendekati dan memberikan pertanyaan. Hal ini bertujuan agar siswa tetap

fokus dan kembali memperhatikan penjelasan guru. Pada saat proses

penjelasan materi telah selesai, guru memberikan pertanyaan kepada siswa

secara acak, hal ini untuk mengetahui apakah siswa benar-benar

memperhatikan penjelasan dari guru.

Langkah terakhir yang dilaksanakan yakni, guru mengulangi materi

yang disampaikan agar siswa lebih paham dan ingat tentang materi dari

awal sampai akhir. Setelah semua siswa paham dengan materi yang

disampaikan oleh guru, selanjutnya guru mengakhiri proses pembelajaran

dengan menginformasikan kepada siswa bahwa pertemuan selanjutnya

akan diadakan kelompok diskusi dan tidak lupa mengingatkan siswa harus

terus belajar. Kemudian guru memberikan salam penutup dan guru

meninggalkan kelas.

(2) Pertemuan Kedua

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

61

Pertemuan kedua pada tindakan II ini dilaksanakan pada hari Rabu

11 April 2012 di ruang kelas XI IPS 2. Pertemuan kedua ini dilaksanakan

dalam waktu 2 jam pelajaran yakni 2 x 45 menit. Guru mengucapkan

salam dan melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa, dari hasil

presensi diketahui semua siswa hadir.

Langkah selanjutnya yang ditempuh guru yaitu, guru mengulas

sedikit tentang pertemuan sebelumnya kemudian mempersilahkan siswa

berformasi dalam kelompoknya masing-masing. Setelah semua siswa

sudah berkumpul di kelompoknya masing-masing, selanjutnya guru

membagikan lembar soal tes formatif A. Guru meminta siswa untuk

mengerjakan secara individu terlebih daluhu. Setelah selesai mengerjakan

tes formatif A, teman satu team mengecek jawabannya dan jika delapan

atau lebih jawabannya sudah benar maka siswa tersebut dapat melanjutkan

mengerjakan tes formatif B atau tes Unit begitu seterusnya. Siswa yang

kurang bisa mengerjakan boleh bertanya dengan teman satu teamnya, jika

teman satu team mengalami kesulitan bisa bertanya kepada guru.

Guru dan peneliti berkeliling untuk mengawasi jalannya diskusi

dan memberikan bantuan secara langsung kepada kelompok yang

mengalami kesulitan serta memberikan penilaian proses. Dalam diskusi

kelompok ini lebih baik dibandingkan kelompok siklus I karena siswa

sudah paham dengan metode pelajaran seperti ini. Siswa yang sebelumnya

susah mengelurakan pendapat sekarang sudah mau untuk ikut berperan

aktif dalam kelompoknya.

Di akhir proses pembelajaran pada pertemuan ini, guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi

yang belum jelas dan yang belum dipahami. Sebelum proses pembelajaran

diakhiri, guru meminta siswa untuk belajar dan mempersiapkan diri untuk

ulangan hasil belajar yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.

Saat jam pelajaran usai, guru mengucapkan salam dan meninggalkan

kelas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

62

(3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga pada pelaksanaan tindakan siklus II yang

seharusnya dilaksanakan pada hari Senin tanggal 16 April 2012 terpaksa di

undur menjadi hari Senin tanggal 23 April 2012 dikarenakan kelas X di

liburkan untuk ujian nasional kelas XII, pertemuan ketiga ini dilaksanakan

selama 2 jam pelajaran yakni 2 x 45 menit. Pada tahap ini, langkah-

langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut:

pertama, sebelum proses kegiatan pembelajaran dimulai guru

mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa serta melakukan

presensi atau mengecek kehadiran siswa dan 2 siswa tidak hadir dalam

pertemuan ini.

Sebelum ulangan hasil belajar dilaksanakan, guru mengkondisikan

siswa untuk mempersiapkan ulangan. Kemudian guru meminta agar semua

buku dimasukkan. Selanjutnya setelah siswa terlihat siap, semua buku

sudah dimasukkan, maka guru mulai membagikan lembar soal tes hasil

belajar untuk materi memahami SOP administrasi penjualan serta meminta

siswa untuk mengerjakan soal tersebut secara mandiri, tidak curang dan

mengandalkan diri sendiri. Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan

soal tes hasil belajar ini yakni 45 menit dan soal terdiri dari 15 soal pilihan

ganda dan 2 soal uraian. Siswa mengerjakan soal evaluasi sampai waktu

yang telah ditentukan berakhir, sedangkan guru dan peneliti mengawasi

dengan tertib dan baik jalannya evaluasi agar hasil dari evaluasi dapat

mencerminkan kemampuan mereka.

Berbeda pada siklus I dimana guru lebih banyak didepan kelas dan

kurang tegas dalam mengawasi jalannya tes hasil belajar, pada tes hasil

belajar siklus II ini, guru berkeliling kelas dan lebih memperhatikan siswa

yang duduk di barisan belakang agar tidak ada siswa yang bertindak

curang. Selain itu guru juga bertindak lebih tegas, terlihat guru

memberikan teguran kepada siswa yang mencoba bertanya jawaban pada

temannya serta mengambil buku materi yang dipergunakan siswa untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

63

menyontek. Pelaksanaan tes hasil belajar pada siklus II ini berjalan lebih

tertib bila dibanding pada siklus I. Hal ini terbukti dari kondisi kelas yang

tenang dan tidak ada siswa yang berbuat curang selama tes hasil belajar

berlangsung.

Setelah jam untuk mengerjakan soal habis, guru meminta siswa

untuk mengumpulkan lembar jawab tes hasil belajar ke depan. Kemudian

guru mengumumkan hasil dari pekerjaan kelompok siklus II kemarin dan

memberikan sertifikat kelompok super, kelompok sangat baik, kelompok

baik. Kelompok super jatuh kepada kelompok 1, kelompok 2 dan

kelompok 5. Kelompok sangat baik jatuh kepada kelompok 3, dan

kelompok 4. Sedangkan kelompok baik jatuh kepada kelompok 6.

Selanjutnya guru mengakhiri proses pembelajaran dengan salam

penutup. Dengan diadakannya tes hasil belajar ini, maka kegiatan

pembelajaran pada Siklus II berakhir.

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti mengamati proses pembelajaran mata diklat Melakukan

Negosiasi dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif Team

Assisted Individualization di kelas X Pemasaran. Peneliti mengambil posisi di

dalam kelas, yakni di belakang para siswa sambil sesekali berkeliling untuk

mengamati dengan jelas jalannya proses pembelajaran sehingga dapat menilai

dengan baik.

Jalannya diskusi berjalan lebih baik dibandingkan pada siklus I,

hampir semua anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan

permasalahan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa ada kenaikan kualitas

proses yang berdampak pada adanya kenaikan kualitas hasil belajar siswa.

Proses pembelajaran pada siklus II ini ditutup dengan tes hasil belajar, agar

hasil belajar dari siklus II dapat segera diketahui.

Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran mata diklat Melakukan Negosiasi yang dilakukan oleh peneliti,

guru beserta observan secara kolaboratif, diperoleh informasi tentang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

64

keaktifan, suasana belajar dan alur pembelajaran siswa dalam proses

pembelajaran. Pada pelaksanaan tindakan II, nampak adanya kenaikan

kualitas proses dan kualitas hasil belajar siswa. Siswa nampak lebih aktif

memberikan pendapatnya.

Untuk simpulan hasil observasi tindakan pada siklus II dapat dilihat

pada rincian di bawah ini:

1) Kualitas Proses Pembelajaran

Kualitas proses pembelajaran dilihat dari keaktifan, suasana belajar

dan alur pembelajaran siswa dalam proses pembelajaran menunjukkan

bahwa hampir di semua indikator mempunyai persentase ketercapaian

yang baik kecuali indikator Oral activities pada keaktifan, kemampuan

menjawab pertanyaan yang diajukan dan kemampuan membangun

kekompakan dalam diskusi pada alur pembelajaran yang mencapai 78%.

Sedangkan untuk indikator yang lain dapat dikatakan sangat bagus, hal ini

terlihat dari persentase yang semuanya hampir sempurna. Dua diantaranya

bahkan dapat dikatakan sempurna dengan persentase mencapai 100%,

sedangkan untuk satu indikator lainnya juga sudah mencapai 90% ke atas.

Hal ini dikarenakan metode pembelajaran yang tidak begitu memberikan

waktu kosong untuk siswa melakukan hal di luar kegiatan pembelajaran.

Siswa dituntut aktif mengikuti kegiatan diskusi memungkinkan siswa

untuk aktif dalam memecahkan soal. Dengan penerapan pendekatan

pembelajaran kooperatif, membuat suasana pembelajaran menyenangkan

dan tidak membosankan. Berikut data secara rinci:

a) Keaktifan

Tabel 4.7 Persentase Ketercapaian Kualitas Proses Pembelajaran Tiap

Indikator Pada Siklus II (Keaktifan)

No. Indikator Proses Pembelajaran

(Keaktifan)

Jumlah Siswa Presentase

Ketercapaian

A. 1. Mental activities 22 81%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

65

2. Oral activities 21 78%

3. Visual activities 27 100%

Rata-rata keseluruhan keaktifan

siswa

86%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

b) Suasana belajar

Tabel 4.8 Persentase Ketercapaian Kualitas Proses Pembelajaran Tiap

Indikator Pada Siklus II (Suasana belajar)

No. Indikator Proses Pembelajaran

(Suasana belajar)

Jumlah Siswa Presentase

Ketercapaian

B. 1. Tidak kacau 24

89%

2. Tidak ramai 24

89%

3. Tenang 22

81%

4. Tidak membolos 25

92%

5. Tidak ada gangguan 24

85%

Rata-rata keseluruhan Suasana

belajar siswa

87%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

c) Alur pembelajaran

Tabel 4.9 Persentase Ketercapaian Kualitas Proses Pembelajaran Tiap

Indikator Pada Siklus II (Alur pembelajaran)

No. Indikator Proses Pembelajaran

(Alur pembelajaran)

Jumlah Siswa Presentase

Ketercapaian

C. 1. Siswa melakukan kegiatan

belajar 27 100%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

66

2. Siswa memahami dan

mengikuti petunjuk guru 23 85%

3. Siswa memanfaatkan sumber

belajar yang disiapkan guru 26 85%

4. Siswa mampu menjawab

pertanyaan yang diajukan

padanya

22 78%

5. Siswa membangun

kekompakan dalam diskusi 21 78%

Rata-rata keseluruhan alur

pembelajaran siswa 85%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Berdasarkan pencapaian per indikator di atas, dapat disimpulkan

bahwa pencapaian kualitas proses yang dibatasi pada keaktifan, suasana

belajar dan alur pembelajaran siswa dalam proses pembelajaran seperti

pada Gambar 4.4 di bawah ini:

84%

85%

85%

86%

86%

87%

87%

88%

Keaktifan Suasana belajar

Alur pembelajaran

86%

87%

85%

Kualitas Proses Pembelajaran Siklus II

Kualitas Proses Pembelajaran Siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

67

Gambar 4.5 Diagram Batang Persentase Ketercapaian Kriteria Kualitas

Proses Pembelajaran Siklus II

d) Ketuntasan belajar siswa

Berdasarkan tes hasil belajar siklus II yang dilaksanakan tanggal 23

April 2012 menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif Team

Assisted Individualization mampu meningkatkan hasil belajar mata diklat

Melakukan Negosiasi siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya

jumlah siswa yang tuntas dalam tes hasil belajar. Pada siklus II ini

ketuntasan siswa dengan standar KKM 62,00 menunjukkan bahwa 88,89%

siswa atau sebanyak 24 siswa mendapatkan nilai di atas KKM yang berarti

tuntas, dan hanya 11,11% siswa atau sebanyak 3 siswa yang belum tuntas.

Adapun data-data mengenai ketuntasan belajar siswa pada siklus II

Tabel 4.10 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

Batas Ketuntasan Skor Nilai Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

Jumlah siswa Presentase

62

30,00-41,00 0 11,11% 42,00-51,00 3

52,00-61,00 0

62,00-71,00 1

88,89% 72,00-81,00 14

82,00-91,00 9

92,00-100,00 0

Jumlah 27 100%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

68

88.89%

11.11%

Ketuntasan Belajar Siwa Siklus II

Tuntas

Tidak tuntas

Gambar 4.6 Diagram Pie Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II

Hasil observasi siklus II yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa

penerapan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization dapat

meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar mata diklat

Melakukan Negosiasi. Siswa sudah mulai terbiasa dengan pendekatan

pembelajaran yang digunakan, hal ini tentu saja menyebabkan pelaksanaan

kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan efektif. Kualitas

proses pembelajaran yang terangkum dalam keaktifan, suasana belajar dan

alur pembelajaran siswa dalam proses belajar serta ketuntasan belajar siswa

telah mengalami peningkatan dan sudah mencapai skor indikator yang

diharapkan.

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada saat

siklus II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut :

1) Dilihat dari segi guru terdapat beberapa kebaikan dan kelemahan antara

lain:

a) Beberapa kelebihan guru dalam siklus II ini adalah :

(1) Guru sudah lebih bisa menguasai kelas sehingga ketika mengajar

perhatiannya bisa menyeluruh.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

69

(2) Guru sudah mencoba melakukan pendekatan bahkan menegur pada

beberapa siswa yang dirasa acuh.

(3) Pada saat proses tes hasil belajar berlangsung guru sudah mulai

bertindak tegas kepada siswa yang melakukan kecurangan dan

guru sering berkeliling kelas untuk mengawasi dengan ketat

jalannya tes hasil belajar.

b) Beberapa kelemahan guru dalam siklus II ini adalah :

(1) Guru kurang mampu dalam memotivasi siswa pada saat proses

pembelajaran berlangsung, akibatnya banyak siswa sulit untuk

termotivasi, sulit membangun kekompakan dalam diskusi, sulit

memahami petunjuk guru, maupun menjawab pertanyaan yang

diajukan.

2) Dilihat dari segi siswa terdapat beberapa kebaikan dan kelemahan antara

lain:

a) Beberapa kelebihan siswa dalam siklus II ini adalah:

(1) Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

mengalami peningkatan. Siswa jauh lebih aktif dan bersemangat

saat diskusi berlangsung.

(2) Siswa mampu mengikuti alur pembelajaran dengan baik selama

proses pembelajaran.

(3) Siswa sudah mulai bertanggung jawab terhadap tugas atau soal

yang diberikan oleg guru.

b) Beberapa kelemahan siswa dalam siklus II ini adalah:

(1) Siswa terganggu yakni dalam hal peminjaman alat tulis seperti

penggaris, penghapus pada saat kegiatan evaluasi berlangsung.

(2) Masih ada beberapa siswa yang mencoba bertanya jawaban

kepada temannya pada saat evaluasi berlangsung.

(3) Masih ada beberapa siswa sulit membangun kekompakan dalam

diskusi kelompok.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

70

(4) Masih ada beberapa siswa belum mampu menjawab pertanyaan

yang diajukan guru dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus

II, Peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang

menyenangkan dan kondusif sehingga siswa memiliki semangat belajar

yang tinggi.

2) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan

terhadap siswa, sehingga setiap siswa yang mengalami kesulitan akan

mudah teratasi.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

Setiap siklus yang diterapkan pada proses pembelajaran dengan

pendekatan kooperatif Team Assisted Individualization mampu meningkatkan

kualitas proses pembelajaran yang terangkum dalam keaktifan, suasana belajar,

dan alur pembelajaran siswa dalam proses pembelajaran serta ketuntasan belajar

siswa saat evaluasi. Peningkatan setiap indikator dalam penelitian dapat disajikan

sebagai berikut:

Tabel 4.11 Peningkatan Hasil Penelitian Mengenai Kualitas Proses Pembelajaran

Siklus I dan Siklus II

No. Aspek yang

diukur

Persentase

Target

Capaian

Persentase Peningkatan

(%) Siklus I Siklus II

1. Keaktifan 75% 70% 86% 16%

2. Suasana belajar 75% 79% 87% 8%

3. Alur pembelajaran

75% 72% 85% 13%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

71

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Keaktifan Suasana belajar Alur pembelajaran

70%

79%72%

86% 87% 85%

Kualitas Proses Pembelajaran

Siklus I

Siklus II

Gambar 4.7 Grafik Hasil Penelitian Mengenai Kualitas Proses Pembelajaran

Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan gambar 4.6 dapat dinyatakan bahwa hasil penelitian

mengalami peningkatan, pendekatan pembelajaran kooperatif Team Assisted

Individualization berdampak positif terhadap kegiatan pembelajaran mata diklat

Melakukan Negosiasi. Hal ini terlihat pada setiap indikator yang mengalami

peningkatan, untuk indikator keaktifan siswa terjadi peningkatan sebesar 16% dari

siklus I yang semula 70% meningkat pada siklus II mencapai 86%. Indikator

kedua mengenai suasana belajar juga mengalami peningkatan sebesar 8% dari

semula pada siklus I 79% menjadi 87% pada siklus II. Sedangkan untuk alur

pembelajaran dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 13%

dari semula 72% pada siklus I menjadi 85% pada siklus II.

Pendekatan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization

selain mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran juga mampu

meningkatkan hasil belajar mata diklat Melakukan Negosiasi. Peningkatan hasil

belajar mata diklat Melakukan Negosiasi ini dapat disajikan sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

72

Tabel 4.12 Peningkatan Hasil Belajar mata diklat Melakukan Negosiasi Siklus I

dan II

Batas

Ketuntasan

Skor Nilai Ketuntasan Belajar Siswa

Siklus I

Ketuntasan Belajar

Siswa Siklus II

Jumlah

siswa

Presentase Jumlah

siswa

Presentase

62

30,00-41,00 0

25,92%

0 11,11% 42,00-51,00 1 3

52,00-61,00 6 0

62,00-71,00 7

74,07%

1

88,89% 72,00-81,00 11 14

82,00-91,00 2 9

92,00-100,00 0 0

Jumlah 27 100% 27 100%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Gambar 4.8 Peningkatan Hasil Belajar mata diklat Melakukan Negosiasi Siklus I

dan II

74%

89%

26%

11%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Siklus I Siklus II

Peningkatan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Tuntas

Tidak Tuntas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

73

Berdasarkan gambar 4.7 dapat dinyatakan bahwa hasil penelitian

mengalami peningkatan. Pendekatan kooperatif Team Assisted Individualization

berdampak positif terhadap kegiatan belajar mata diklat Melakukan Negosiasi,

meningkatnya kualitas proses pembelajaran membawa efek pada peningkatan

hasil belajar, yang diukur dari ketuntasan hasil belajar siswa. Siklus I sebanyak

74% siswa dinyatakan tuntas meningkat sebesar 15% menjadi 89% pada siklus II.

D. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat diketahui

bahwa penerapan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization yang

memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil

belajar siswa mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang meliputi

keaktifan, suasana belajar dan alur pembelajaran siswa dalam proses pembelajaran

serta hasil belajar siswa. Peningkatan kualitas proses pembelajaran ditunjukkan

oleh hasil kegiatan observasi selama pembelajaran berlangsung, sedangkan

peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan pada ketercapaian Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) pada pelajaran mata diklat Melakukan Negosiasi.

Penelitian dilakukan dengan menerapkan dua siklus pembelajaran dengan

pendekatan pembelajaran yang sama pada setiap siklusnya yakni penerapan

pendekatan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization. Setiap

siklus yang diterapkan terdiri dari beberapa indikator ketercapaian yaitu mengenai

kualitas proses pembelajaran yang mencangkup keaktifan, suasana belajar dan

alur pembelajaran siswa dalam proses pembelajaran, serta hasil belajar siswa.

1. Kualitas Proses Pembelajaran

a. Keaktifan

Keaktifan belajar pada penerapan pembelajaran kooperatif Team

Assisted Individualization ini mengalami peningkatan yang paling signifikan

yaitu sebesar 16%. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata keaktifan belajar siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

74

pada siklus I sebesar 70% dan pada siklus II mencapai 86%. Berikut tabel

peningkatan keaktifan siswa:

Tabel 4.13 Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran

No. Aspek yang

diamati

Target

Capaian

Pra

Siklus

Siklus

I

Siklus

II

Peningkatan

Siklus I dan

Siklus II

1. Mental activities 75% 40% 56% 81% 25%

2. Oral activities 75% 56% 67% 78% 11%

3. Visual activities 75% 78% 89% 100% 11%

Rata-rata 75% 58% 71% 86% 16%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Gambar 4.9 Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Metal activities Oral activities Visual activities

40%

56%

78%

56%

67%

89%81% 78%

100%

Keaktifan

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

75

Tabel 4.14 dan grafik 4.8 diatas menunjukkan bahwa keaktifan

siswa pada kelas X Pemasaran paling tinggi dibandingkan dengan peningkatan

proses pembelajaran lainnya yaitu meningkat sebesar 16%. Hal ini ditunjukan

pada siklus I keaktifan oleh siswa hanya 71% meningkat menjadi 86% pada

siklus II. Pada indikator Metal activities mengalami peningkatan yang paling

besar yaitu sebesar 25%, sedangkan untuk indikator Oral activities dan Visual

activities mengalami peningkatan yang sama yaitu sebesar 11%. Hal ini

mengindikasikan bahwa melalui penerapan pembelajaran kooperatif Team

Assisted Individualization yang dilakukan guru mampu meningkatkan

keaktifan siswa. Siswa yang awalnya kurang aktif pada saat proses

pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dalam proses pembelajaran

setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif Team Assisted

Individualization, pendekatan pembelajaran yang dikemas dengan

menyenangkan akan menambah semangat siswa serta menghilangkan

kebosanan atau kejenuhan yang dialami siswa.

b. Suasana belajar

Pada penelitian ini suasana belajar siswa mengalami peningkatan

yang paling rendah diantara proses pembelajaran lainnya indikator yaitu

meningkat sebesar 8%. Hal ini ditunjukkan pada siklus I suasana belajar

oleh siswa sebesar 79% meningkat menjadi 87% pada siklus II. Berikut data

lengkap tiap indikator dalam keterlaksanaan proses belajar oleh siswa:

Tabel 4.14 Peningkatan Suasana belajar dalam proses pembelajaran

No. Aspek yang

diamati

Target

capaian

Pra

Siklus

Siklus I Siklus

II

Peningkatan

Siklus I dan

Siklus II

1. Tidak kacau 75% 63% 74% 89% 15%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

76

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Tidak Kacau Tidak Ramai Tenang Tidak membolosTidak Ada Gangguan

63%59%

63%

85%

74%74%78%

70%

96%

78%

89% 89%

81%

92%85%

Suasana belajar

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

2. Tidak ramai 75% 59% 78% 89% 11%

3. Tenang 75% 63% 70% 81% 11%

4. Tidak membolos 75% 85% 96% 92% -4%

5. Tidak ada

gangguan 75% 74% 78% 85% 7%

Rata-rata 75% 69% 79% 87% 8%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Gambar 4.10 Grafik Peningkatan Suasana Belajar oleh Siswa

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Data diatas menunjukkan bahwa suasana belajar oleh siswa selama

proses pembelajaran mengalami peningkatan dari 69% pada pra tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

77

meningkat menjadi 79% pada siklus I menjadi 87% pada siklus II dan telah

mencapai target 75%. Indikator dalam proses pembelajaran ini meningkat

cukup signifikan lebih dari 10% yaitu indikator ketidakkacauan siswa

memperhatikan guru sewaktu menjelaskan sebesar 15%.

Pada pencapaian suasana belajar oleh siswa ini, indikator siswa

tidak ramai siswa dan ketenangan siswa mengalami peningkatan yang sama

besar yaitu hanya sebesar 11%. Indikator tidak ada gangguan pada siswa

mengalami peningkatan 7%, namun pada indikator siswa tidak membolos

justru mengalami penurunan dari 96% menjadi 92% atau menurun sebesar

4%.

Secara keseluruhan, hal ini menunjukkan bahwa melalui penerapan

pembelajaran kooperatif Team Assisted Individializaion yang inovatif dan

menyenangkan pada penelitian ini mampu meningkatkan kualitas proses

pembelajaran dalam hal suasana belajar oleh siswa. Peran guru dalam

penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif Team Assisted

Induvidualization adalah mendampingi siswa dan sebagai fasilitator atau

mediator siswa. Banyaknya variasi pembelajaran yang digunakan membuat

siswa lebih semangat dan tidak mudah bosan dalam mengikuti proses

pembelajaran.

c) Alur pembelajaran

Alur pembelajaran dalam proses pembelajaran ini mengalami

peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar 13%. Hal ini ditunjukkan

oleh rata-rata alur pembelajaran siswa pada siklus I sebesar 71% dan pada

siklus II mencapai 85%. Berikut tabel peningkatan alur pembelajaran siswa

dalam proses pembelajaran:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

78

Tabel 4. 15 Peningkatan alur pembelajaran dalam Proses Pembelajaran

No. Aspek yang

diamati

Target

Capaian

Pra

Siklus

Siklus I Siklus II Peningkatan

Siklus I dan

II

1. Siswa

melakukan

kegiatan

belajar

75% 74% 78% 100% 22%

2. Siswa

memahami dan

mengikuti

petunjuk guru

75% 63% 70% 85% 15%

3. Siswa

memanfaatkan

sumber belajar

yang disiapkan

guru

75% 59% 74% 85% 11%

4. Siswa mampu

menjawab

pertanyaan

yang diajukan

padanya

75% 56% 63% 78% 15%

5. Siswa

membangun

kekompakan

dalam diskusi

75% 48% 74% 78% 4%

Rata-rata 75% 60% 71% 85% 13%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

79

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

74%63% 59% 56%

48%

78%70% 74%

63%74%

100%

85% 85%78% 78%

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Gambar 4.11 Grafik Peningkatan alur pembelajaran

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Tabel 4.16 dan grafik 4.10 di atas menunjukkan bahwa alur

pembelajaran dalam proses pembelajaran lebih baik dibandingkan dengan

suasana belajar, tetapi tidak cukup baik jika dibandingkan dengan keaktifan

mengenai kualitas proses pembelajaran. Hal ini terbukti pada siklus I rata-

rata alur pembelajaran mencapai 71% dan pada siklus II mencapai 86%,

peningkatan mencapai sebesar 13%. Hal ini mengindikasikan bahwa melalui

penerapan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization ini

dapat meningkatkan alur pembelajaran siswa dalam proses pembelajaran.

Siswa yang awalnya tidak mengikuti alur pembelajaran yang diberikan oleh

guru pada saat proses pembelajaran, sekarang menjadi lebih paham dalam

proses pembelajaran setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif Team

Assisted Individualization, pendekatan pembelajaran yang dikemas dengan

menyenangkan akan menambah semangat siswa serta menghilangkan

kebosanan atau kejenuhan yang dialami siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

80

2. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Kualitas hasil pada penelitian ini mengacu pada prestasi belajar

siswa yang dilihat dari ketuntasan belajar siswa. Kriteria Ketuntasan Minimal

pada penelitian ini mengacu pada aturan sekolah yaitu sebesar 62,0. Pada

penelitian ini ketuntasan belajar mengalami peningkatan yakni pada siklus I

ketuntasan belajar mencapai 74,07% atau sebanyak 20 siswa meningkat

secara signifikan pada siklus II sebesar 88,89% atau sebanyak 24 siswa.

Berikut tabel ketuntasan belajar:

Tabel 4. 16 Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I dan II

Batas

Ketuntasan

Skor

Nilai

Ketuntasan

Belajar Siswa Pra

Siklus

Ketuntasan

Belajar Siswa

Siklus I

Ketuntasan

Belajar Siswa

Siklus II

Jumlah

siswa

% Jumlah

siswa

% Jumlah

siswa

%

62

30-41 0

55,56%

0

25,92%

0 11,11% 42-51 7 1 3

52-61 8 6 0

62-71 11

44,44%

7

74,07%

1

88,89% 72-81 1 11 14

82-91 0 2 9

92-100 0 0 0

Jumlah 27 100% 27 100% 27 100%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

81

Gambar 4.12 Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar

Data prestasi ini diperoleh melalui serangkaian tes, berdasarkan

pada tes tersebut akan diketahui apakah tujuan yang direncanakan

sebelumnya telah tercapai atau belum. Dari tabel diatas tujuan berupa standar

ketuntasan minimal sebesar 62,0 berhasil dicapai siswa secara optimal pada

siklus II.

Berdasarkan hasil tindakan yang telah dipaparkan melalui beberapa tabel

diatas tampak bahwa melalui penerapan pembelajaran kooperatif Team Assisted

individualization yang dilakukan guru telah berhasil meningkatkan kualitas proses

pembelajaran yang mencangkup keaktifan, suasana belajar dan alur pembelajaran

siswa dalam proses pembelajaran serta hasil belajar.

Peningkatan hasil ini dipengaruhi oleh penggunaan metode kooperatif

Team Assisted Individualization, penerapan metode ini membuat siswa tidak

bosan dalam mengikuti proses pembelajaran mata diklat Melakukan Negosiasi.

Selain itu, siswa juga lebih paham mengenai materi karena siswa dituntut untuk

bekerja secara bersama-sama dalam menyelesaikan permasalahan berupa soal-soal

yang diberikan guru. Meskipun proses kegiatan diskusi pada mulanya belum

berjalan lancar, hanya beberapa orang yang memberikan pendapatnya namun

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

44.44%

74.07%

88.89%

55.56%

25.92%

11.11%

Hasil Belajar

Tuntas

Tidak Tuntas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

82

lama kelamaan siswa terbiasa dengan diskusi ini dan terlihat lebih aktif

memberikan gagasannya pada saat kegiatan diskusi berlangsung. Hal ini juga

mempengaruhi kualitas proses pembelajaran yang dihasilkan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat E. Mulyasa (2005 : 131)

bahwa kualitas pembelajaran atau pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi

proses dan hasil. Dari segi proses, pembelajaran atau pembentukan kompetensi

dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya

sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental,

maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan

belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri

sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila

terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau

setidak-tidaknya sebagian besar (70%), dan penelitian dapat dikatakan berhasil

apabila masing-masing indikator yang diukur telah mencapai target yang

ditetapkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

83

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas X Pemasaran SMK

Murni 2 Surakarta yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari

empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

observasi dan interpretasi dan (4) analisis dan refleksi tindakan.

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah penulis lakukan

pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization dapat

meningkatkan kualitas proses pembelajaran mata diklat Melakukan Negosiasi

siswa kelas X Pemasaran SMK Murni 2 Surakarta. Indikator peningkatan

kualitas proses pembelajaran antara lain:

a. Keaktifan

Berdasarkan observasi kelas X Pemasaran terlihat bahwa keaktifan

siswa sangat tinggi, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sebelum

diterapkan pembelajaran kooperatif Team Assisted individualization

(prasiklus) yaitu hanya 58%. Pada siklus I keaktifan siswa dengan

indikator Metal activities, Oral activities, dan Visual activities meningkat

menjadi 71%. Pada siklus II keaktifan yang meliputi tiga indikator

tersebut juga mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I yaitu

sebesar 86% atau mengalami peningkatan sebesar 16 %.

b. Suasana belajar

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti

menunjukkan bahwa suasana belajar oleh siswa dengan indikator siswa

tidak kacau, siswa tidak ramai, siswa tenang, siswa tidak membolos, dan

tidak ada gangguan mengalami peningkatan yang semula (prasiklus)

hanya sebesar 69% meningkat menjadi 79% pada siklus I. Pada siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

84

suasana belajar oleh siswa ini juga mengalami peningkatan sebesar 8%

yakni menjadi 87%.

c. Alur pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi kelas X Pemasaran menunjukkan

bahwa alur pembelajaran mengalami peningkatan tiap siklusnya yang

semula (prasiklus) hanya sebesar 60% meningkat menjadi 71% pada

siklus I. Pada siklus II alur pembelajaran juga mengalami peningkatan

yang cukup signifikan yakni sebesar 13% menjadi 85%.

2. Penerapan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Pemasaran SMK Murni 2

Surakarta. Tindakan pada siklus I diperoleh hasil bahwa jumlah siswa yang

dinyatakan tuntas sebanyak 20 siswa (74,07%) dari 27 siswa. Hasil belajar

yang dicapai sudah baik, karena sudah mencapai indikator yang ditetapkan

peneliti yakni sebesar 70%. Namun peneliti perlu untuk mengadakan tindakan

siklus II untuk menunjukkan peningkatan hasil belajar yang lebih baik dari

siklus I. Tindakan pada siklus II menunjukkan peningkatan hasil belajar yaitu

sebanyak 24 siswa (88,89%) dari 27 siswa. Hal ini membuktikan pendekatan

pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization dapat meningkatkan

hasil belajar mata diklat Melakukan Negosiasi siswa kelas X Pemasaran SMK

Murni 2 Surakarta.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan diatas, maka dapat dikaji implikasinya baik

implikasi teoretis maupun implikasi praktis sebagai berikut:

1. Implikasi Teoretis

Simpulan hasil penelitian ini mendukung teorinya Slavin (2008)

bahwa strategi pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization

adalah bentuk pembelajaran kelompok dengan cara menyuruh para siswa

bekerjasama dalam kelompok-kelompok pembelajaran kooperatif dan

bertanggungjawab dalam pengaturan dan pengecekan secara rutin, sehingga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

85

membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi.

Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran kelompok akan

memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.

Simpulan hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitiannya

Yenik Yesiana (2010), yang menyatakan bahwa dengan adanya model

pembelajaran Team Assisted Individualization dapat meningkatkan minat dan

hasil belajar. Selain itu hasil penelitian ini juga mendukung hasil

penelitiannya Siti Khoirul Ummah (2009), yang menyimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization dapat meningkatkan

hasil kualitas pembelajaran.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerapan metode

pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization dapat meningkatkan

proses belajar, yang meliputi keaktifan, suasana belajar, dan alur

pembelajaran serta hasil belajar siswa. Hal ini dapat digunakan sebagai

pertimbangan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran ini dalam

kegiatan pembelajaran sehari-hari yang disesuaikan pula dengan materi

pembelajaran.

Penerapan metode pembelajaran kooperatif Team Assisted

Individualization dapat menjadikan siswa lebih aktif, dapat menciptakan

suasana pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa dapat

mengikuti alur pembelajaran dengan baik. Hal ini akan lebih baik jika

didukung oleh kemampuan guru yang baik dalam mengemas pembelajaran

dalam melakukan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization

yang menarik dan kreatif, sehingga siswa mempercepat kemampuannya

dalam menyerap pelajaran dan mampu berkerjasama dengan siswa lainnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

86

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang dipaparkan di atas, maka dapat

dikemukakan saran–saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran serta harus kreatif

dalam artian mencari sumber belajar sebanyak-banyaknya, bisa berasal

dari teman, buku maupun internet. Siswa jangan menganggap bahwa

guru merupakan satu-satunya sumber belajar.

b. Siswa harus memperhatikan dan dapat menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan di kelas saat guru menjelaskan materi.

c. Siswa harus mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang diberikan

oleh guru.

d. Siswa harus lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh

guru.

e. Siswa harus mampu meningkatkan kerja sama dalam arti yang positif,

baik dengan guru maupun dengan siswa yang lain dalam proses

pembelajaran.

2. Bagi Guru

a. Guru harus selalu meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan

dan menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas dengan

menerapkan pendekatan pembelajaran yang inovatif, kreatif serta

menyenangkan, dengan begitu kualitas proses pembelajaran dapat terus

meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya.

b. Guru harus dapat lebih mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan

prasarana yang sudah disediakan oleh pihak sekolah sebagai alat bantu

dalam pengembangan media pembelajaran.

c. Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung

harus diperhatikan sehingga suasana atau kondisi kelas menjadi lebih

kondusif dan siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan...pembelajaran mata diklat melakukan negosiasi siswa kelas x pemasaran smk murni 2 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. skripsi oleh:

87

d. Guru harus dapat memotivasi siswa di dalam maupun di luar dari

kegiatan proses pembelajaran agar siswa selalu terarah dalam mencapai

tujuannya.

e. Kepada guru yang belum menerapkan pendekatan pembelajaran

kooperatif Team Assisted Individualization dapat menerapkan

pendekatan pembelajaran tersebut dalam kegiatan pembelajaran yang

tentunya dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa dan materi

pelajaran.

3. Bagi Sekolah

a. Kepala Sekolah perlu mendorong dan memotivasi guru untuk selalu

berusaha mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif, kreatif

dan menyenangkan supaya proses pembelajaran yang berlangsung tidak

monoton dan siswa tidak mudah bosan dengan pembelajaran.

b. Kepala Sekolah harus lebih memberikan kesempatan kepada guru-guru

bidang studi untuk mengikuti seminar atau worksop yang berhubungan

dengan pendekatan, model dan metode pembelajaran yang inovatif,

kreatif dan menyenangkan agar kemampuan guru terus meningkat.

c. Sekolah perlu menambah fasilitas yang diperlukan oleh guru dalam

mengembangkan pembelajaran, seperti pemberian LCD pada setiap

kelas, dan alat-alat peraga yang mendukung pembelajaran.

4. Bagi Peneliti

a. Peneliti sebagai calon guru harus mampu menerapkan model, pendekatan

dan metode pembelajaran yang tepat, sesuai dengan karakteristik siswa,

materi pembelajaran serta kondisi siswa dalam proses pembelajaran.

b. Peneliti bisa menerapkan penelitian yang sejenis dengan penyempurnaan

dalam berbagai hal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan optimal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user