Digestive Blok9

25
Gangguan pada Gaster dan Intestinum Akibat Pola Makan dan Konsumsi Kopi Frista Nathalia Hasugian Kelompok C 5 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2013 Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021)5694-2061, fax : (021) 563- 1731 Pendahuluan Kebiasaan sering melupakan sarapan dan minum kopi adalah hal biasa yang sering kita lakukan sehari-hari. Pengaruh kebiasaan buruk tersebut terhadap alat-alat pencernaan kita tidak bisa kita sepelekan begitu saja. Rasa tidak nyaman seperti mual, kembung dan nyeri ulu hati dapat terjadi pada orang-orang yang sering melakukan kebiasaan tersebut. Sistem pencernaan yang akan mengalami berbagai gangguan akibat kebiasaan tersebut lebih cenderung terjadi pada lambung. Kekosongan lambung karena kebiasaan tidak sarapan akan mengakibatkan meningkatnya kadar asam lambung yang memungkinkan asam lambung tersebut naik ke saluran pencernaan atasnya atau bahkan masuk ke dalam lumen duodenum. Refluks isi lambung ini yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri ulu hati. Kopi adalah minuman yang terdiri dari berbagai jenis bahan dan senyawa kimia termasuk lemak, karbohidrat, asam amino, asam nabati yang disebut dengan fenol, vitamin dan 1

description

blok 9

Transcript of Digestive Blok9

Gangguan pada Gaster dan Intestinum Akibat Pola Makan dan Konsumsi KopiFrista Nathalia HasugianKelompok C 5Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana2013Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021)5694-2061, fax : (021) 563-1731

PendahuluanKebiasaan sering melupakan sarapan dan minum kopi adalah hal biasa yang sering kita lakukan sehari-hari. Pengaruh kebiasaan buruk tersebut terhadap alat-alat pencernaan kita tidak bisa kita sepelekan begitu saja. Rasa tidak nyaman seperti mual, kembung dan nyeri ulu hati dapat terjadi pada orang-orang yang sering melakukan kebiasaan tersebut. Sistem pencernaan yang akan mengalami berbagai gangguan akibat kebiasaan tersebut lebih cenderung terjadi pada lambung. Kekosongan lambung karena kebiasaan tidak sarapan akan mengakibatkan meningkatnya kadar asam lambung yang memungkinkan asam lambung tersebut naik ke saluran pencernaan atasnya atau bahkan masuk ke dalam lumen duodenum. Refluks isi lambung ini yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri ulu hati. Kopi adalah minuman yang terdiri dari berbagai jenis bahan dan senyawa kimia termasuk lemak, karbohidrat, asam amino, asam nabati yang disebut dengan fenol, vitamin dan mineral. Kopi diketahui merangsang lambung untuk memproduksi asam lambung sehingga menciptakan lingkungan yang lebih asam dan dapat mengiritasi lambung. Makalah ini akan membahas tentang gangguan gastrointestinal yang terjadi akibat kebiasaan-kebiasaan yang telah di bahas di atas. Dengan disertai pembahasan sebuah kasus Mahasiswa B usia 19 tahun merasa mual, kembung dan nyeri ulu hati. Dia tidak pernah sarapan pagi dan selalu minum kopi. Oleh dokter ia didiagnosa menderita penyakit lambung.

PembahasanMengalami gangguan pencernaan memanglah sangat tidak mengenakkan. Perut terasa mual, mulas, kembung dan nyeri ulu hati. Salah satu penyebab utama gangguan pencernaan adalah pola makan yang salah. Alangkah baiknya apabila kita dapat menerapkan pola makan yang teratur. Sarapan tentu saja menjadi hal yang diwajibkan. Usahakan jangan biarkan perut terlalu lama kosong. Hindari pula konsumsi kafein yang berlebihan karena kafein akan meningkatkan asam lambung. Gangguan-gangguan pencernaan akan terjadi apabila pola makan dan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh kita salah.Organ yang TerkaitStruktur Makroskopik Organ PencernaanGasterNama lain gaster adalah ventriculus atau lambung. Gaster berbentuk seperti huruf J pada projeksi supine (telentang) dan lambung setengah terisi. Gaster mempunyai dua muara yaitu cardia yang merupakan bagian dari lambung di mana esophagus masuk ke dalam gaster tepat pada bagian ini dan pylorus yang merupakan tempat awal muaranya gaster menuju ke duodenum. Gaster memiliki dua tepi yaitu curvatura minor yang merupakan bagian yang cekung ke kanan atas dan curvatura major yang merupaan bagian yang cembung ke kiri. Permukaannya juga terdiri dari facies anterior dan facies posterior dengan dua lekukan yaitu incisura cardiaca yang merupakan peralihan dari oesophagus pada curvatura major dan incisura angularis yang merupakan batas bagian vertikal dan horizontal pada curvatura minor. Bagian-bagian gaster terdiri dari : fundus, corpus dan pylorus. Bagian pylorus masih dibagi lagi menjadi anthrum pyloricum dan canalis pylorus di mana tempat muara dari pylorus ke dalam duodenum. CardiaCardia terletak 3 cm di sebelah kiri bidang tengah, setinggi vertebra thoracalis X, di belakang rawan iga 7. FundusFundus mengisi kubah diaphragma sebelah kiri, merupakan bagian lambung yang berbatasan dengan diafragma. Puncak fundus terletak di sela iga 5 di bawah apex cordis. PylorusPylorus merupakan muara distal lambung ke dalam duodenum. Proyeksi pilorus terletak setinggi vertebra L1 kira-kira 2,5 cm di sebelah kanan garis tengah dan terletak di bidang transpyloric.Lapisan dinding lambung :Tunica MucosaSelaput lendir yang berlipat-lipat disebut plicae gastrica sedangkan lipatan yang berjalan dari cardia sampai pylorus disebut magestrase waldeyer atau canalis gastricae yang merupakan suatu alur yang akan mempermudah jalannya cairan dari proximal ke distal. Pada permukaan lipatann gaster terdapat lekukan-lekukan kecil yang disebut faveolae gastrica. Lekukan ini tempat kelenjar-kelenjar lambung penghasil HCl dan pepsin. Ada 3 macam kelenjar pada mukosa lambung yaitu: Gl. Cardiaca yang menghasilkan lendir Gl. Gastricae menghasilkan pepsinogen dan HCl Gl. Pyloricae mengasilkan pepsinogenTunica SubmucosaPada tunika mukosa dapat dijumpai pembuluh darah dan anyaman saraf plexus Meissner.Tunika MuscularisLapisan ini terdiri daru beberapa lapisan otot yang memebentuk anyaman yaitu tunica muscularis sirkuler merupakan lapisan dalam yang melapisi corpus dan pylorus sedangkan muskularis obliquus merupakan otot lapisan otot bagian dalam yang melapisi fundus dan ada pula tunica muscularis longitudinalis yang merupakan lapisan terluar sepanjang kedua curvatura. Pada pylorus juga terdapat M. Sphincter pylori atau Valvula pyloricum yang akan membuka dan menutup tergantung pada keasaman duodenum.Tunica SerosaLapisan ini bisa kita sebut sebagai peritoneum. Melapisi semua bagian lambung sehingga lambung termasuk dalam organ intra peritoneal.Lambung difiksasi oleh beberapa jaringan ikat. Jaringan ikat yang paling kuat memfiksasi lambung adalah ligamentum oesophagus pada diafragma. Ligamentum hepatoduodenale yang berguna sebagai bantalan bawah lambung, ligamentum hepatogastricum, lugamentum phrenicogastricum, lgamentum gastrolienale dan ligamentum gastrolicum.

Gambar 1. Struktur makroskopik lambung1Pendarahan :1. A. Gastrica sinistra2. Aa. Gastricae berves, memperdarahi fundus ventriculi3. A. Gastroepiploica ( gastro omentalis ) sinistra, memperdarahi curvatura majordan omentum majus. Vena mengikuti jalannya arteri.1. Darah dari v. Gastrica dextra dan sinistra dialirkan ke dalam v.porta.2. Darah dari v. Gastrica brevis. V. Gastroepiploica sinistra, dialirkan ke dalam v. Lienalis yang bergabung dengan v. Mesenterica superior menuju v. Porta.

Getah bening : Nnll. Gastroomentalis.Getah bening terdapat pada pembuluh nadi sepanjang curvaturamajor dan minorakan dialirkan ke dalam nnll. Coeliaca.

Persarafan : oleh sistem saraf otonom.1. Parasimpatis berasal dari N. X anterior dan posterior2. Simpatis berasal dari nervi spinales T6-T9 melalui plexus coeliacus danmendistribusikan melalui anyaman saraf di sekitar a. Gastrica dan a.Gastroomentalis.

DuodenumBentuk : tapal kuda, berjalan dari pylorus ke arah belakang. Panjang 25-28 cm.Bagian- bagian duodenum : Pars superior duodeni. Terletak pada bidang transpyloric. Pars superiorduodeni dimulai dari pylorus menuju ke belakang dan berakhir pada flexuraduodenalis superior. Panjang 5 cm. Pars descendens duodeni. Bermula dari flexura duodeni superior beralih kebawah kemudian membelok ke kiri, disebut flexura duodeni. Panjang 10 cm. Pars inferior duodeni. Terletak setinggi vertebra L3. Panjang 7,5 cm. Pars ascendens duodeni. Terletak setinggi vertebra L2, kurang lebih 2,5 cmsebelah kiri bidang tengah. Panjang 5 cm.Pendarahan duodenum oleh a. Gastroduodenalis, a. Pancreaticoduodenalis superoir( anterior dan posterior ), dan a. Pancreaticoduodenalis inferior ( cabang a.Mesenterica superior). Darah dari v. Pancreaticoduodenalis superior dialirkan ke v.Porta dan darah dari v. Pancreaticoduodenalis inferior dialirkan ke v. Mesentericasuperior ke v. Porta. IntestinumIntestinum dibedakan menjadi :1. INTESTINUM TENUE ( usus halus )Intestinum tenue memiliki panjang 6-8 meter, dan terdiri dari : 2/5 bagian jejunum 3/5 bagian ileum. Intestinum tenue terletak intraperitoneal dan berkelok-kelok. Jejunum mengisirongga perut kiri atas sedangkan ileum mengisi rongga perut kanan bawah. Kelokanileum mengisi sampai ke pelvis minor untuk kemudian bermuara pada caecum (kantung buntu). Proyeksi muara ileum pada coecum pada dinding abdomen disebuttitik Mc. Burney yang dapat ditentukan dengan : Titik potong tepi lateral m. Rectus abdominis kanan dengan garis Monro (garis yang menghubungkan SIAS kanan dan umbilikus) 1/3 lateral 1/3 tengah garis Monro.Besarnya penampang dari jejunum kearah ileum makin mengecil. Intestinum tenue berhubungan dengan dinding belakang perut melalui lipatan peritonium yang disebutmesostienium, mulai dari flexura duodenajejunalis setinggi vertebra L2 berjalankearah kanan miring ke bawah, menyilang garis tengah setinggi vertebra L3 di depanpars inferior duodeni dan v. Cava inferior, berakhir ke bawah pada fossa iliaca dextradi depan articulatio sacroiliaca.Pendarahan usus halus : aa. Jejunales et ilei dan Vv. Jejunales et ilei dan V.Mesenterica superior.Pembuluh getah bening : melalui 3 kelompok ; nnll. Intestinales, nnll.mesentericus, nnll. Superior. Getah bening dari ileum berakhir pada nnll. Ileocolica.Getah bening usus halus dialirkan ke dalam truncus intestinaliscysterna chyli.Persarafan : simpatis ( n. Splanicus major dan minor ) dan parasimpatis ( N.X ).

2. INTESTINUM CRASSUMBerbentuk seperti huruf U terbalik. Terdiri atas : coecum, colon ascendens, flexura coli dextra/hepatica, colon transversum, flexura coli sinistra/lienalis, colondescendens, colon sigmoideum.COECUMTerletak pada fossa iliaca dextra dan diproyeksikan pada dinding abdomen padapertengahan garis SIAS kanan-symphysis pubis.COLON ASCENDENSColon ascendens dimulai pada junctura ileocoecalis sampai flexura coli dextra.Pendarahan oleh a. Colica dextra.APPENDIX VERMIFORMISAppendix vermiformis sering dianggap bagian usus yang tidak mempunyai fungsi.Appendix mempunyai lipatan peritonium yang disebut mesenteriolum. Pendarahan :aa. Appendiculares.COLON TRANSVERSUMTerletak dibawah bidang transpyloric dan menyilang pars descendens duodeni,melengkung di antara flexura coli dextra dan flexura coli sinistra. Pendarahan : a.Colica media dan a. Colica sinistra.COLON DESCENDENSPendarahan : a. Coli sinistra yang merupakan cabang a. Mesenterica inferior.COLON SIGMOIDEUMColon sigmoideum berbentuk menyerupai huruf S dan memanjang dari crista iliacasampai vertebrae S2-3. Pendarahan : aa.sigmoideum (2-4 buah) yang merupakan cabang a. Mesenterica inferior.2

Struktur Mikroskopik Organ PencernaanGaster Seluruh permukaan mukosa gaster tdp gastric pits atau foveola gastrica Epitel mukosa selapis torak tanpa sel goblet 3 daerah: cardia, fundus, pilorus Lapisan otot tebal untuk menggiling/ mencampur makanan Mensekresikan enzim2 dan asam untuk memulai pencernaan Dindingnya sangat berlipat rugae Sitoplasma pd permukaan apikalnya mengandung musigen Intinya oval Pd lamina propria tdp kelenjar di cardia, fundus maupun pilorus Kelenjar mulai dari dasar gastric pit meluas kearah t.m.mUsus Halus Dibagi dalam 3 bagian yaitu: duodenum, jejunum dan ileum Epitel terdiri dari selapis torak dan sel goblet Sel torak pada bagian apikalnya terdapat brush border/mikrovilimemperluas permukaan absorptif. Juga mengandung enzim-enzim pencernaan(alkaline fosfatase, maltase, dan lain-lain) Sel goblet ke arah distal makin banyak Terdapat vili intestinal Vili di duodenum bentuknya lebar, di jejunum bundar seperti lidah dan padailem berbentuk jari Plika Sirkularis Kerkringi: lipatan mukosa dan submukosa Pada jejunum plika kerkringi tinggi-tinggi Sepanjang membran mukosa terdapat kelenjar Intestinalis (cryptusLieberkuhn), tubulosa simpleks, yang bermuara di antara vili intestinalis Pada dasar cryptus terdapat sel paneth, di bagian apikalnya mengandunggranula eosinofilia Sel-sel cryptus menggantikan sel-sel epitel permukaan yang rusak.

DuodenumCiri khas: terdapat kelenjar Brunner, kompleks tubulosa bercabang, mukus.Jejunum Tidak terdapat kelenjar Brunner ataupun agmina peyeri Plica sirkularis Kerckringi tinggi-tinggi.

IleumTerdapat agregat limfonodus atau Agmina Peyeri/Plaque Peyeri di lamina propriameluas ke Tunika submukosa.

Usus Besar/Colon Tunika mukosa tidak mengandung plica sirkularis dan vili intestinal Sel goblet banyak di antara sel epitel Cryptus Lieberkuhn ada Sel paneth dan sel argentafin sedikit sekali Terdapat limfonodus solitarius Tunika longitudinal membentuk 3 pita longitudianaltaenia coli3.Mekanisme PencernaanDi dalam mulut, makanan bercampur dengan saliva dan didorong ke dalam esofagus. Gelombang peristaltik di esofagus menggerakkan makanan ke dalam lambung. Pengunyahan (mastikasi) memecahkan partikel makanan besar dan mencampur makanan dengan sekret kelenjar saliva. Aksi pembasahan dan homogenisasi ini membantu penelanan dan pencernaan selanjutnya. Meskipun potongan makanan besar dapat dicerna, tetapi menyebabkan kontraksi otot-otot esofagus yang kuat dan sering menyakitkan. Potongan makanan yang kecil cenderung menyebar bila saliva sedikit dan juga menyebabkan proses penelan menjadi sulit karena tidak membentuk bolus.Jumlah pengunyahan yang optimal bergantung kepada jenis makanan, tetapi biasanya berkisar antara 30 dan 32.Menelan ( deglutition ) adalah suatu respons refleks yang dicetuskan oleh impulsaferen N. Trigeminus, glossofaryngeus, dan vagus. Impuls impuls ini diintegrasi dinukleus traktus soliatrius dan nukleus ambigus. Serat serat eferen berjalan ke otot otot farings dan lidah melalui N. Trigeminus, facialis, dan hipoglossus. Menelan diawali oleh gerakan volunter mengumpulkan isi mulut di lidah dan mendorongnya kebelakang menuju farings. Hal ini mencetuskan serangkaian gelombang kontraksi involunter pada otot-otot farings yang mendorong makanan ke dalam esofagus.Inhibisi pernapasan dan penutupan glotis merupakan bagian dari respons refleks ini. Dibatas faringoesofagus, terdapat segmen esofagus berukuran 3 cm yang tegangan dinding istirahatnya tinggi. Segmen ini melemas secara refleks sewaktu menelan dan memungkinkan benda yang ditelan masuk ke badan esofagus. Dibelakang benda yang ditelan akan terbentuk kontraksi cincin peristaltik, yang kemudian mendorong bendaturun dalam esofagus dengan kecepatan sekitar 4 cm/detik. Pada manusia, dalamposisi berdiri cairan dan makanan setengah padat umumnya turun akibat gaya tarikbumi ke esofagus bagian bawah mendahului gelombang peristaltik. Apabila makananmasuk lambung, fundus dan bagian atas korpus lambung melemas dan mengakomodasi makan yang masuk tanpa peningkatan tekanan yang berarti relaksasi reseftif. Peristaltis lalu mulai dari bagian bawah korpus, mencampur dan menggerus makanan dan memungkinkan sebagian yang telah setengah cair melewati pilorus dan masuk duodenum. Relaksasi reseftif ini dikendalikan oleh vagus dan dicetuskan olehgerkan farings dan esofagus. Gelombang peristaltik diatur oleh BER dan langsung dimulai untuk mendorong makanan ke arah pilorus. Kontraksi bagian distal lambung yang disebabkan oleh tiap gelombang kadang-kadang disebut sistole antrum dan dapat berlangsung sampai 10 detik. Gelombang ini terjadi 3 s/d 4 kali per menit.4

KarbohidratPencernaan KarbohidratDi dalam mulut, zat tepung dicerna oleh -amilase saliva. Tetapi, pH optimal enzim ini adalah 6,7, sehingga kerjanya dihambat oleh getah lambung yang asam bila makanan masuk ke lambung. Di dalam usus halus, -amilase saliva dan pankreas keduanya juga bekerja pada polisakarida yang dimakan. Akibatnya, hasil akhir pencernaan -amilase adalah oligosakarida: maltosa (disakarida), maltitriosa (trisakarida ); beberapa polimer yang sedikit lebih besar dengan glukosa pada ikatan1:4 , dan -dekstrin, yaitu polimer molekul glukosa yang terdiri atas rata-rata sekitar 8 molekul glukosa dengan ikatan 1:6 .Penyerapan KarbohidratKarbohidrat diserap usus halus dalam bentuk monosakarida. Karbohidrat diserap melalui mekanisme pompa yang membutuhkan energi (ATP) dan perlu bantuan carrier ion Na (transporting agent). Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan karbohidrat:1. Hormon insulin yang akan meningkatkan transport glukosa ke dalam jaringan sel. Berarti juga mempertinggi penyerapan glukosa dalam jaringan , akibatnya akan mempercepat perubahan glukosa menjadi glikogen dalam hati.2. Tiamin (vit B1), piridoksin, asam panthotenat, hormon tiroksin berperan besar dalam penyerapan dan metabolisme karbohidrat.ProteinPencernaaan ProteinPencernaan protein dimulai di dalam lambung, di situ pepsin menguraikan beberapa ikatan peptida. Pepsin menghidrolisis ikatanikatan antara asam aminoromatik seperti fenillalanin atau tirosin dan asam amino kedua, sehingga hasil pencernaan peptik adalah berbagai polipeptida dengan ukuran yang sangat berbeda. Oleh karena pH optimum untuk pepsin adalah 1,63,2 kerjanya terhenti bila isi lambung bercampur dengan getah pankreas yang alkali di duodenum dan jejunum. pH isi usus halus di bagian superior duodeni 2,04,0, tetapi pada bagian lain ialah kira-kira 6,5. Di usus halus, polipeptida yang terbentuk melalui pencernaan di lambung dicerna lebih lanjut oleh enzim-enzim proteolitik kuat yang berasal dari pankreas dan mukosa usus halus. Jadi pencernaan akhir terhadap asam amino terjadi di 3 tempat :lumen usus halus, brush border, dan sitoplasma sel-sel mukosa.Penyerapan ProteinSebagian besar protein diabsorpsi dalam bentuk asam amino, proses ini terjadi sebagian besar dalam jejenum. Asam amino (transport aktif) melewati sel epitel pada villi. Asam amino keluar dari sel epitel (difusi) kapiler darah. Penyerapan sama dengan yang ditempuh monosakarida.Dalam waktu yang bersamaan dipeptida dan tripeptida sel epitel (transport aktif). Sebagian besar dipeptida dan tripeptida dihidrolisis menjadi asam amino di dalam sel epitel (difusi) kapiler darah dalam villi.Asam amino dari kapiler diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta hepatica. Asam amino dibebaskan oleh sel hati jantung seluruh tubuh melalui aliran darah.LemakPencernaan LemakKebanyakan pencernaan lemak mulai di duodenum, dengan melibatkan salah satu enzim terpenting, yaitu lipase pankreas. Kebanyakan kolesterol makanan berbentukester kolesteril, dan ester kolesteril hidrolase menghidrolisis ester-ester ini di dalam lumen usus halus. Lemak diemulsifikasi dengan halus didalam usus halus oleh kerja garam empedu,lesitin, dan monogliserida. Bila konsentrasi garam empedu dalam usus halus tinggi, seperti setelah kontraksi kandung kemih, lipid dan garam empedu berinteraksi spontan membentuk misel. Agregatagregat silindris ini mengikat lipid, dan meskipun konsentrasi lipidnya berbeda-beda, umunya mengandung asam lemak, monogliserida, dan kolesterol pada pusat hidrofobiknya. Pembentukan misel selanjutnya melarutkan lipid dan memungkinkan mekanisme untuk transpornya ke enterosit. Jadi, misel bergerak ke konsentrasi yang lebih rendah melalui lapisan statiske brush border sel-sel mukosa. Lipid berdifusi keluar dari misel, dan suatu larutan cair jenuh lipid dipertahankan kontaknya dengan brush border sel-sel mukosa.Penyerapan LemakDi dalam sel lipidlipd ini akan mengalami esterifikasi cepat, sehingga gradien konsentrasi yang memudahkan zat masuk ke sel dipertahankan. Berbeda dengan mukosa ileum, kecepatan penyerapan garam empedu oleh mukosa jejunum rendah, dan sebagian besar garam empedu tetap berada dalam lumen usus halus, dan dapatdigunakan untuk pembentukan misel baru. Nasib asam lemak di enterosit bergantung pada ukurannya. Asam lemak yang atom karbonnya kurang dari 10-12 dari sel mukosa langsung masuk kedarah portal, dan akan ditransport sebagai asam lemak bebas ( tanpa esterifikasi ). Asam lemak yang atom karbonnya lebih dari 1012 mengalami esterifikasi kembali menjadi trigliserida dalam sel-sel mukosa. Selain itu, sebagian kolesterol yang diserap diesterifikasi. Trigliserida dan ester kolesteril kemudian dilapisi oleh lapisan protein, kolesterol, dan fosfolipid membentuk kilomikron. Zat ini kemudian meninggalkan sel dan masuk ke peredaran limfatik. Dalam sel-sel mukosa, sebagian besar trigliserida dibentuk oleh asilasi 2-monogliserida yang diserap, terutama di dalam retikulum endoplasma halus. Akan tetapi, sebagian trigliserida dibentuk dari gliserofosfat, yang adalah hasil katabolismeglukosa. Gliserofosfat juga dikonversi menjadi gliserofosfolipid yang ikut berperan dalam pembentukan kilomikron. Asilasi gliserofosfat dan pembentukan lipoprotein terjadi di dalam retikulum endoplasma kasar. Bagian molekul karbohidrat ditambahkan pada protein dalam aparatus golgi, dan kilomikron yang telah selesai dikeluarkan melalui eksositosis dari bagian basal atau lateral sel. Penyerapan asam lemak rantai panjang terutama di usus halus bagian atas, tetapi sejumlah tertentu juga diserap dalam ileum. Pada masukan lemak sedang, 95% atau lebih lemak yang dimakan diserap.5,6

Motilitas dan Sekresi KolonGerakan mencampur ( haustrasi ). Dimulai oleh ritmis otonom sel-sel otot polos kolon. Seperti gerakan segmentasi tetapi sangat jarang ( interval antara 2 haustrasi mencapai 30 menit ). Letak haustra berubah yang semula melemas akan berkontraksi dan sebaliknya, bersifat nonpropulsif/ tidak mendorong. Gerakan maju mundur, mengaduk isi kolon sehingga semua terpapar ke mukosa absortif. Gerakan ini dikontrol oleh refleks-refleks lokal yang melibatkan plexus intrinsik.Gerakan Massa ( Mass Movement )Gerakan mendorong isi kolon ke bagian distal usus besar. Dicetuskan oleh refleks gastroileum dan refleks gastrokolon. Refleks gastroileum ialah memindahkan isi usus halus yang tersisa ke dalam usus besar. Refleks gastrokolon adalah gerakan mendorong isi kolon ke dalam rektum yang memicu refleks defekasi. Diperantarai oleh gastrin dari lambung ke kolon dan oleh saraf otonom ekstrinsik. Jelas terlihat setelah sarapan pagi dan sering diikuti oleh keinginan kuat untuk segera defekasi. Gerakan massa dapat juga ditimbulkan oleh perangsangan kuat sistem sarafparasimpatis atau peregangan yang berlebihan pada satu segmen kolon. Defekasi Gerakan massa di kolon mendorong isi kolon ke rektum sehingga terjadi peregangan rektum merangsang reseptor regang di dinding rektum sehingga memicu refleks defekasi. Refleks disebabkan oleh : sfingter anus internus ( otot polos )melemas dan rektum & kolon sigmoid berkontraksi kuat. Bila sfingter anus externus ( otot rangka ) melmas maka terjadi defekasi. Bila defekasi ditunda, dinding rektum yang semula teregang akan melemas sehingga keinginan untuk buang air besar mereda sampai gerakan massa berikutnya mendorong lebih banyak feses ke rektum. Pada periode non aktif, kedua sfinter anus berkontraksi untuk memastikan tidak ada pengeluaran feses.4

Enzim yang TerlibatSintesis asam atau garam empedu. Asam empedu yang utama adalah kolat, kenodeoksikolat, deoksikolat dan litokolat. Garam empedu merupakan steroid dengan 24 C yang disintesis hati dari kolesterol. Asam kolat dan kenodeoksikolat (asam empedu primer) dibentuk di hati sementara deoksikolat dan litokolat (asam empedu sekunder) dibentuk dari asam empedu primer di usus oleh bakteri. Asam empedu berkonjugasi dng glisin dan taurin di hati. Contoh : asam kolat gliko- dan taurokolat disekresi ke empedu disimpan dalam kandung empedu dilepaskan ke usus pada waktu makan membantu pencernaan dan absorpsi lipid.Lebih dari 95% garam empedu direabsorbsi di ileum untuk dibawa ke hati. Kemudian, disekresi kembali ke empedu lalu usus sehingga terjadi sirkulasi enterohepatik.Sintesis pigmen empedu/katabolisme hem. Pigmen empedu terdiri bilirubin dan biliverdin yang berasal dari pemecahan hem (senyawa porfirin besi). Bila hemoglobin dihancurkan, globin akan dipecah menjadi asam-asam amino sementara Fe dilepaskan dari hem dan bagian porfirin dikatabolisme. Proses itu akan menghasilkan biliverdin (hijau). Selanjutnya biliverdin direduksi menjadi bilirubin (kuning). Bilirubin (nonpolar) di transpor ke hati oleh albumin plasma untuk dikonjugasi dengan glukuronat menjadi bilirubin diglukuronida (lebih polar) yang nantinya, akan disekresi ke empedu. Di usus, glukuronat dilepaskan dan bakteri usus mengubah bilirubin menjadi urobilinogen dan urobilin yang akan disekresi melalui feses dan urin (setelah direabsorpsi).A. Enzim1. Enzim pencerna karbohidrat-amilase. Karbohidrat sudah dicerna secara kimiawi sejak berada di rongga mulut. Enzim -amilase yang terkandung dalam saliva berperan penting dalam mengubah pati menjadi dextrin, sebuah polisakarida yang lebih pendek. Enzim ini termasuk jenis endoglukosidase yang berarti bekerja dengan memotong rantai polisakarida di bagian tengah. Setelah makanan memasuki lambung, enzim ini tidak lagi bekerja. Hal itu dikarenakan untuk bekerja optimal dibutuhkan pH sebesar 6-8. Jika pH