sistem digestive

21
5/22/2018 sistemdigestive-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/sistem-digestive 1/21 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1  Latar Belakang Dalam rangka kegiatan belajar mandiri terarah, dilaksanakan sebuah  program  Problem Based Learning . Pada kegiatan ini, mahasiswa diarahkan untuk memperdalam bahan yang dipelajarinya dalam bentuk pembahasan sebuah kasus. Oleh sebab itu makalah ini dibuat untuk menunjang proses  belajar mahasiswa. 1.2  Tujuan Makalah ini dibuat untuk membahas sejumlah bahan maupun bagian yang perlu diperhatikan lebih dalam dari kasus yang diberikan, yaitu kasus yang berhubungan sistim digestivus manusia. 1.3 Manfaat Penulis berharap, makalah ini bisa bermanfaat untuk menjadi referensi dalam persiapan pleno program Problem Based Learning  yang akan datang.

description

sistem digestive

Transcript of sistem digestive

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDalam rangka kegiatan belajar mandiri terarah, dilaksanakan sebuah program Problem Based Learning. Pada kegiatan ini, mahasiswa diarahkan untuk memperdalam bahan yang dipelajarinya dalam bentuk pembahasan sebuah kasus. Oleh sebab itu makalah ini dibuat untuk menunjang proses belajar mahasiswa.

1.2 TujuanMakalah ini dibuat untuk membahas sejumlah bahan maupun bagian yang perlu diperhatikan lebih dalam dari kasus yang diberikan, yaitu kasus yang berhubungan sistim digestivus manusia.

1.3 ManfaatPenulis berharap, makalah ini bisa bermanfaat untuk menjadi referensi dalam persiapan pleno program Problem Based Learning yang akan datang.

BAB IIISI2.1 Identifikasi IstilahCemilan : makanan ringan, makanan selain makanan dalam jam makan utama.1

2.2 Rumusan Masalah Seorang mahasiswi dengan berat 75 kg dan tinggi 150 sangat gemar mengonsumsi makanan berlemak dan kurang mengonsumsi sayur serta buah.

2.3 Analisa masalah

MikroskopisMakroskopis

Struktur

Mekanisme pencernaanEnzim Pencernaan

Sistim pencernaan

Protein Pengaturan sistim pencernaan

LemakPola makan sehat

Karbohidrat

2.4 Hipotesis Pola makan yang tidak sehat dapat mengganggu sistem pencernaan.

2.5 Sasaran PembelajaranDalam menjalankan fungsinya, setiap organ tubuh membutuhkan dukungan, baik nutrisi, suhu, hormon, dan sebagainya. Kebutuhan akan bahan-bahan tersebut diperoleh dari hasil pencernaan yang melalui sejumlah organ pencernaan. Berikut akan dibahas sistim digestivus manusia baik secara makroskopis, mikroskopis, maupun segi fungsionalnya.

2.5.1 Sistim Pencernaan Secara MakroskopisSecara makroskopis sistim pencernaan terdiri atas cavum oris, phariynx, oesophagus, dan tractus gastro-inestinalis yang terdiri atas gaster, intestinum tenue, intestinum crassum, rectum, dan anus. Dalam sistim pencernaan terdapat kelenjar ludah yang terdiri atas glandula parotis, glandula submandibularis, dan glandula sublingualis, hepar, dan pankreas.2Cavum oris adalah jalan masuk menuju sistim pencernaan dan berisi organ aksesori yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum terletak diantara gigi, bibir, dan pipi sebagi batas luarnya. Cavum oris utama dibatasi gigi dan gusi dibagian depan, palatum durum dan molle dibagian atas, diaphragma oris, dan isthmus faucium dibagian belakang. 2Bibir tersusun dari otot rangka dan jaringan ikat. Organ ini berfungsi menerima makanan dan produksi wicara. Kemudian pipi mengancung m. buccinator yang berperan dalam mastikasi. Lalu ada lidah yang mengisi cavum oris yang dilekatkan didasar mulut oleh frenulum lingus. Lidah berfungsi untuk pengecapan, menggerakkan makanan, dan produksi wicara. Lidah memiliki otot ekstrinsik yang berawal pada tulang dan jaringan di luar lidah serta berfungsi dalam pergerakan lidah secara keseluruhan. Lalu lidah juga memiliki otot intrinsik yang memiliki serabut yang menghadap berbagai arah untuk membentuk sudut satu sama lain. Fungsinya adalah memberikan mobilitas yang besar pada lidah. Yang terakhir dalam lidah adalah adanya papila dan tonsil-tinsil lingua yang merupakan agregasi jaringan limfoid.2Pada mulut terdapat kelenjar saliva yang mensekresi saliva ke dalam rongga oral. Saliva terdiri dari cairan encer yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mukus. Terdapat tiga pasang kelenjar saliva yaitu kelenjar parotid, kelenjar submandibular, dan kelenjar sublingualis. Kelenjar parotid adalah kelenjar saliva terbesar, terletak sedikit kebawah dan di depan telinga dan membuka melalui duktus parotid menuju suatu papiila yang terletak berhadapan dengan gigi molar kedua pada kedua sisi. Kelenjar submandibular kurang lebih sebesar kacang kenari dan terletak di permukaan dalam pada mandibula dan melalui duktus menuju dasar mulut pada kedua sisi frenulum lingua. Yang terakhir adalah kelenjar sublingua yang terletak di dasar mulut membuka melalui duktus sublingua kecil menuju dasar mulut. 2Pada cavum oris terdapat gigi yang tersusun dalam kantong-kantong alveoli pada mandibula dan maksilla. Setiap lengkung barisan gigi pada rahang membentuk lengkung gigi. Lengkung atas lebih besar dari lengkung bawah sehingga gigi-gigi atas secara normal akan menutup gigi bawah. Manusia memiliki dua susunan gigi yaitu gigi primer dan gigi sekunder. Gigi primer dalam setengah lengkung gigi ada 20 buah sedangkan gigi sekunder berjumlah 32 buah. 2Setelah cavum oris, bagian kedua dari sistim pencernaan adalah oesophagus. Secara anatomi, oesophagus merupakan tuba muskular yang panjangnya sekitar 9 sampai 10 inci dan berdiameter 1 inci. Oesophagus berawal pada area laringofaring, melewati diaphragma dan hiatus oesophagus pada area sekitar vetebra torax 10 dan membuka kearah lambung. 2Lambung adalah organ berbentuk J, terletak pada bagian superior kiri rongga abdomen di bawah diaphragma. Regia-regia lambung terdiri dari bagian jantung, fundis, corpus, dan pilorus. Bagian jantung adalah bagian pertemuan lambung dengan oesophagus, fundus adalah bagian yang menonjol ke sisi kiri atas mulut oesophagus, badan lambung adalah bagian yang terdilatasi di bawah fundus, tepi medialnya disebut kurvatura minor dan tepi lateralnya adalah kurvatura major. Sedangkan bagian pilorus lambung menyempit di ujung bawah lambung dan membuka ke duodenum. 2Lanjutan dari gaster adalah serangkaian usus halus yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Pada dinding posterior duodenum terbuka duktus empedu dan duktus pankreas. Pankreas adalah kelenjar terelongasi berukuran besar di balik curvatura major gaster. Sel-sel endokrin pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Kemudian duktus empedu berasal dari hepar. Hepar adalah organ viseral terbesar dan terletak dibawah kerangka iga. Hepar menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatica dan darah yang tidak teroksigenasi tetapi kaya akan nutrien dari vena porta hepatica. Hepar terdiri atas lobus kanan dan lobus kiri. Lobus kanan lebih besar dari lobus kiri dan memiliki tiga bagian utama yaitu lobus kanan atas, lobus caudatus, dan lobus quadratus. Ligamen falciforme memisahkan lobus kanan dari lobus kiri. Diantara kedua lobus terdapat porta hepatica, jalur masuk dan keluar pembuluh darah, saraf, dan duktus. 2 Empedu yang diproduksi oleh sel-sel hati memasuki kanalikuli empedu yang kemudian menjadi duktus hepatica kanan dan duktus hepatica kiri. Duktus hepatica ini nantinya menyatu untuk membentuk duktus hepatica communis yang kemudian menyatu dengan duktus cysticus dari kandung empedu dan keluar dari hati sebagai duktus empedu communis. Duktus empedu communis, bersama dengan duktus pankreas bermuara di duodenum atau dialihkan untuk penyimpanan di kandung empedu. 2Kandung empedu adalah kantong muskular hijau menyerupai pir dengan panjang 10 cm. organ ini terletak di lekukan di bawah lobus kanan hati. Kapasitas total kantung empedu kurang lebih 30 sampai 60 ml. 2Setelah materi dalam saluran pencernaan masuk ke usus besar, sebagian besar nutrien telah dicerna dan diabsorbsi dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercerna. Makanan biasa memerlukan waktu 2 sampai 5 hari untuk menempuh ujung saluran makanan satu ke ujung saluran makanan lainnya. Secara umum, yang membedakan usus besar dengan usus halus adalah tidak adanya vili, tidak memiliki plicae circulares, diameter lebih lebar, panjang lebih pendek, dan daya regang lebih besar. Kemudian ciri khas dari colon adalah adanya otot longitudinal dalam muskularis eksterna membentuk tiga pita yang disebut taenia coli, yang menarik colon menjadi kantong-kantong besar yang disebut haustra. Pada colon ini terdapat pula katup ileosekal yang merupakan mulut sfingter antara usus halus dan usus besar. 2Bagian-bagian usus besar antara lain adalah caecum yang merupakan kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup ileosekal. Appendix vermiformis, merupakan suatu tabung buntu yang sempit berisi jaringan limfoid, menonjol dari ujung caecum. Colon memiliki tiga divisi yaitu colon ascendens, colon transversa, dan colon descendens. Colon ascenden merentang dari caecum sampai ke tepi bawah hati di sebelah kanan dan membalik secara horizontal pada flexura hepatica. Colon transversa sendiri merentang menyilang abdomen di bawah hati dan lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar ke bawah sampai pada flexura splenik. Sedangkan colon descendens merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi colon sigmoid berbentuk S yang bermuara di rectum. 2Rectum adalah bagian saluran pencernaan terakhir dengan panjang 12 sampai 13 cm. rectum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus. Terdapat sfingter anal internal yaitu otot polos yang involunter dan sfingter anal eksternal yaitu otot rangka volunter yang mengitari anus. 2

2.5.2 Sistim Pencernaan Secara MikroskopisSecara histologi, sistim perncernaan digolongkan menjadi dua bagian yaitu rongga mulut dan saluran cerna berbentuk tabung.

2.5.2.1 Rongga MulutRongga mulut di bagian depan ditutup oleh bibir atas dan bibir bawah. Bagian bibir diliputi oleh membran yang terdiri atas epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, terletak diatas jaringan ikat lamina propia dengan papila yang tinggi. Banyak ujung-unjung saraf sensorik terletak di dalam lamina propia dan didalam dermis pada batas merah bibir, bersamaan dengan pleksus pembuluh kapiler yang jumlahnya sangat banyak di daerah merah bibir. Submukosanya mengandung serat-serat elastin yang melanjutkan diri di sekitar otot rangka di tengah bibir dan didalam lamina propia. Submukosa mengandung banyak kelenjar mukosa kecil dan kelenjar liur seromukosa.3Pada daerah tepian bibir, epidermis mengalami modifikasi, mengandung banyak keratohialin dan stratum lusidum tebal, sehingga menjadi lebih transparan. Pada dermis dibawahnya tampak papil-papil tinggi dan banyak pleksus pembuluh darah. Semuannya ini menyebabkan warna merah pada daerah tepian bibir. Di daerah ini tidak terdapat rambut, kelenjar keringat, atau kelenjar sebasea, dan epitel permukaan dijaga agar tetap basah dengan jilatan lidah. 3Lidah terdiri atas bagian yang mudah bergerak. Membran mukosa pada permukaan bawah lidah sifatnya licin dan di bawahnya terdapat tunika submukosa. Pada permukaan atas terlihat banyak tonjolan-tonjolan kecil disebut papil lidah, yang memberikan kesan kasar pada lidah. Terdapat empat jenis papil :1. Papilla filiformis terdapat diseluruh permukaan lidah. Umumnya tersusun dalam barisan-barisan sejajar dengan sulkus terminalis. Papila ini berbentuk kerucut dan langsing. Bagian tengahnya terdiri atas jaringan ikat lamina propia. Epitel yang meliputnya mengalami pertandukan sebagian yang cukup keras. 32. Papilla fungiformis letaknya tersebar diantara deretan papilla filiformis dan jumlahnya makin banyak kearah ujung lidah. Bentuknya seperti jamur dengan tangkai pendek dan bagian atasnya lebih lebar. Jaringan ikat ditengah-tengah papil membentuk papil sekunder sedangkan epitel atasnya tipis sehingga pleksus pembuluh darah di dalam lamina propia menyebabkannya berwarna merah atau merah muda. 33. Papilla sirkumvalata pada manusia jumlahnya hanya 10 sampai 14 dan terlteak disepanjang sulkus terminalis. Tiap papil menonjol sedikit keatas permukaan dan dibatasi oleh suatu parit melingkar dengan banyak kuncup kecap pada epitel dinding lateralnya. 3Bagian yang mengisi rongga mulut lain adalah gigi. Gigi terdiri atas mahkota gigi yang menonjol diatas gingiva dan akar gigi yang tertanam didalamnya.setiap gigi memiliki rongga pulpa yang berisi jaringan ikat yang berhubungan melalui satu atau lebih lubang kecil atau foramina apikal, dengan jaringan ikat sekitar atau membran periodontal yang menahan gigi pada alveolusnya. Jaringan keras gigi terdiri atas dentin yang merupakan bagian terbesar dari gigi, mengitari rongga pulpa, membran periodontal, dan gusi, atau gingiva. 3

2.5.2.2 Saluran Cerna Berbentuk TabungWalaupun saluran cerna pada dasarnya terdiri atas empat bagian besar atau organ (esofagus, lambung, usus kecil, usus besar), satu dengan lainnya dipisahkan oleh katup atau sfingter. Semua bagian tersebut memiliki empat lapisan atau tunika yaitu tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa (adventisia). 3Tunika mukosa terdiri atas membran epitel permukaan yang basah, dilapisi mukus dan terdapat diatas suatu lamina basal. Dibawahnya terdapat lapisan penyokong terdiri dari jaringan ikat areolar longgar yaitu lamina propia. Suatu lapisan tipis otot polos diluarnya yaitu muskularis mukosa, umumnya tersusun dalam dua lapisan, yang disebelah dalam jalannya sirkular dan yang disebelah luar longitudinal. 3Tunika submukosa terdapat di antara jaringan mukosa dan muskularis dan terdiri atas jaringan ikat areolar kasar, dengan serat-serat elastin yang tampak cukup mencolok, tetapi sel-selnya lebih sedikit daripada lamina propria. Submukosa memungkinkan mukosa lebih mudah digerakkan dan berisi pleksus pembuluh darah besar dan saraf serta beberapa sel ganggion parasimpatis. Sebagian besar saraf merupakan saraf simpatis pasca-gangglion dengan serabut yang tidak bermielin dan beberapa serabut parasimpatis yang biasa disebut pleksus submukosa (meissner). 3Tunika muskularis adalah lapisan yang terdiri dari paling sedikit dua lapis berkas serat otot polos. Otot tersusun dalam suatu lapisan melingkar disebelah dalam dan lapisan memanjang di sebelah luar. Diantara lapisan-lapisan terdapat pleksus yang disebut pleksus Auerbach atau mienterikus. Tunika muskularis inilah yang berperan dalam gerak peristaltik pada organ pencernaan berbentuk tabung ini. 3Lapisan terakhir adalah tunika serosa, merupakan lapisan terluar, dibentuk oleh jaringan areolar elastis yang relatif padat. Seringkali bersatu dengan jaringan ikat bangunan-bangunan disekitarnya. Pada banyak tempat ia diliputi peritoneum dan dapat ditemui banyak pembuluh darah dan limfe. 3Terdapat dua buah organ besar dalam abdomen yang saluran keluarnya bermuara dalam saluran cerna. Organ-organ ini adalah pankreas dan hati. Pankreas merupakan organ panjang dan besar, terletak pada bagian cekung duodenum. Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Kedua fungsi tersebut dilakukan oleh dua jenis sel yang berbeda. Kelenjar eksokrin terdiri atas asinus berbentuk tubular, dikelilingi lamina basal dan terdiri atas lima sampai delapan sel berbentuk piramid yang tersusun mengelilingi lumen sempit. Tidak terdapat sel mioepitel. Sedangkan bagian endokrinya dikenal dengan pulau Langerhans, tersebar diseluruh pankreas dan tampak sebagai massa bundar, tidak teratur, terdiri atas sel-sel pucat dengan banyak pembuluh darah. 3Bagian endokrin pankreas ini memiliki tiga jenis sel yaitu sel alfa (A), beta (B), delta (D), dan sedikit sel C yang tidak bergranula. Semua sel dalam pulau berbentuk poligonal tidak teratur, dengan inti bundar ditengah, mitokondria kecil berbentuk batang dan aparat Golgi kecil. Setiap tipe sel menghasilkan hormon yang berbeda. Sel B menghasilkan insulin yang bekerja terhadap membran sel. Sel A membentuk glukagon yang menyebabkan pelepasan glukosa dari hati. Lalu sel D melepaskan somatostatin yang dapat menghambat sekresi insulin dan glukagon. 3Hati merupakan kelenjar terberat dalam tubuh. Hati tersusun oleh massa epitelial, sel-sel parenkim (hepatosit) yang tersusun berupa lempeng-lempeng yang saling berhubungan dan bercabang, membentuk anyaman tiga dimensi. Diantara lempeng-lempeng terdapat sinusoid darah. Juga terdapat daerah-daerah yang disebut daerah portal atau kanal, yang masing-masing mengandung jaringan ikat, cabang-cabang vena porta, arteri hepatika, dan duktus biliaris. 3

2.5.3 Mekanisme Sistim PencernaanFungsi utama dari sistem ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit bagi tubuh. Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses-proses berikut :1. Ingesti, yaitu masuknya makanan ke dalam mulut.22. Pemotongan dan penggilingan makanan yang dilakukan secara mekanik oleh gigi. 23. Peristaltis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan. 24. Digesti, merupakan hidrolisis kimia molekul besar menjadi molekul kecil sehingga absorbsi dapat berlangsung. 25. Absorpsi, pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel tubuh. 26. Egesti, proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan. 2

2.5.3.1 Mekanisme pencernaan KarbohidratPencernaan karbohidrat sudah dimulai dari dalam mulut. Di dalam mulut, zat tepung dicerna oleh -amilase saliva. Tetapi, enzim ini bekerja optimal pada 6,7, sehingga kerjanya dihambat oleh getah lambung yang asam bila makanan masuk ke lambung. Di dalam usus halus, -amilase saliva dan pankreas keduanya bekerja pada polisakarida yang dimakan. Hasil akhir dari -amilase saliva ini adalah oligosakarida seperti maltosa (disakarida), maltotriosa (trisakarida), beberapa polimer yang sedikit lebih besar, dan -dextrin, yaitu polimer terdiri dari 8 rantai glukosa.4,5Oligosakaridase yang bertanggung jawab pada pencernaan derivat zat tepung selanjutnya terletak di bagian luar brush border, yaitu membran mikrovili usus halus. Beberapa bentuk enzim mempunyai lebih dari satu substrat. -Dextrinase, yang dikenal sebagai isomaltase, bersama-sama dengan maltase dan sukrase akan memecah maltriosa dan maltosa. Selain sukrase, terdapat laktase dan trehalase. 4,5Defisiensi satu atau lebih oligosakaridase brush border ini dapat menyebabkan diare, kembung, dan flatulens setelah makan gula. Diare disebabkan oleh peningkatan jumlah molekul oligosakarida aktif osmotik yang tertinggal di dalam lumen usus halus, sehingga menyebabkan volume usus halus meningkat. 4,5Laktase merupakan hal yang menarik, pada kebanyakan mamalia dan pada banyak ras manusia, kegiatan laktase usus halus tinggi waktu lahir, menurun pada saat kanak-kanak dan dewasa. Kadar laktase yang rendah berhubungan dengan intoleransi terhadap susu (lactose intolerance). 4,5Dalam penyerapan, heksosa dan pentosa cepat diserap melalui dinding usus. Hal yang penting adalah bahwa semua heksosa diserap sebelum sisa makanan mencapai bagian ujung ileum. Molekul-molekul gula bergerak dari sel-sel mukosa ke dalam darah kapiler lalu masuk kedalam vena porta. 4,5Transpor sebagian besar heksosa secara unik dipengaruhi oleh jumlah Na+ di dalam lumen usus halus. Konsentrasi Na+ yang tinggi pada permukaan mukosa sel mempermudah dan konsentrasi yang rendah menghambat influks gula kedalam sel-sel epitel. Ini disebabkan oleh glukosa dan Na+ menggunakan kotransporter yangsama, atau simport, sodium dependent glucose transporter (SGLT). Kelompok transporter ini, SGLT 1 dan SGLT2 menyerupai transporter glukosa yang berperan pada difusi terfasilitasi karena dapat menembus membran sel. 4,5Mekanisme transpor glukosa juga mengangkut galaktosa. Fruktosa menggunakan mekanisme berbeda. Penyerapannya tidak bergantung pada Na+ atau transpor glukosa-galaktosa. Transpornya dengan difusi terfasilitasi dari lumen usus halus ke dalam enterosit melalui GLUT 5 dan keluar dari enterosit masuk ke interstitium melalui GLUT 2. Sebagian fruktosa diubah menjadi glukosa di dalam sel-sel mukosa. Pentosa diserap dengan difusi sederhana. 4,5

2.5.3.2 Mekanisme Pencernaan ProteinPencernaan protein dimulai di dalam lambung, disitu pepsin menguraikan beberapa ikatan peptida. Seperti banyak enzim lainnya yang berperan pada pencernaan protein, pepsin di sekresi dalam bentuk perkursor inaktif (proenzim) dan diaktifkan di dalam saluran cerna. Prekursor pepsin dinamakan pepsinogen dan diaktifkan oleh asam hidroklorida lambung. Mukosa lambung manusia mengandung sejumlah pepsinogen yang saling berhubungan, yang dapat dibagi menjadi 2 kelompok yang berbeda secara histoimunokimia, pepsinogen I dan pepsinogen II. Pepsinogen I hanya ditemukan didaerah yang menyekresi asam, sedangkan pepsinogen II juga ditemukan di daerah pilorus. Sekersi asam maksimal ada hubungannya dengan kadar pepsinogen I. 4,5Pepsin menghidrolisis ikatan-ikatan antara asam amino aromatik seperti fenilalanin atau tirosin dan asam amino kedua, sehingga hasil pencernaan peptik adalah berbagai polipeptida dengan ukuran yang sangat berbeda. Gelatinase yang mencairkan gelatin juga ditemukan didalam lambung. Kimosin, enzim lambung penggumpal susu juga dikenal sebagai renin, ditemukan didalam lambung hewan muda tetapi mungkin tidak dalam manusia. 4,5Oleh karena pH optimum untuk pepsin adalah 1,6 3,2, kerjanya terhenti apabila isi lambung bercampur dengan getah penkreas yang alkali di duodenum dan jejunum. pH isi usus halus di bagian superior duodenum adalah 2 4, tetapi pada bagian lain kira-kira 6,5. 4,5Di usus halus polipeptida yang terbentuk melalui pencernaan di lambung dicerna lebih lanjut oleh enzim-enzim proteolitik kuat yang berasal dari pankreas dan mukosa usus halus. Tripsin, kimotripsin, dan elastase bekerja pada ikatan peptida interior pada molekul-molekul peptida dan disebut endopeptidase. Beberapa asam amino dilepaskan pada permukaan sel oleh aminopeptidase, karboksipeptidase, endopeptidase, dan dipeptidase dalam brush border sel-sel mukosa. Beberapa di- dan tripeptida ditranspor secara aktif kedalam sel-sel usus halus dan dihidrolisis oleh peptidase intraselular, dengan asam-asam amino yang memasuki aliran darah. Jadi, pencernaan akhir terhadap asam amino terjadi di tiga tempat yaitu lumen usus halus, brush border, dan sitoplasma sel-sel mukosa. 4,5

2.5.3.3 Mekanisme Pencernaan LemakLipase lingual disekresi oleh kelenjar Ebner pada permukaan dorsal lidah, dan lambung juga menyekresi lipase. Lipase lambung tidak begitu penting kecuali pada insufisiensi pankreas, tetapi lipase lingual aktif didalam lambung dan dapat mencerna sebanyak 30% trigliserida makanan. 4,5Kebanyakan pencernaan lemak dimulai dari duodenum, dengan melibatkan salah satu enzim terpenting yaitu lipase pankreas. Enzim ini menghidrolisis triasilgliserol dan menghasilkan asam lemak dan 2-monogliserida. Enzim ini bekerja pada lemak yang telah diemulsikan. 4,5Lipase pankreas lain yang diaktifkan oleh garam empedu telah dapat dikenali. Kebanyakan kolesterol makanan berbentuk ester kolesteril, dan ester kolesteril hidrolase menghidrolisis ester-ester ini dalam lumen usus halus. 4,5Lemak diemulsikan dengan halus dalam usus halus oleh kerja garam empedu, lesitin, dan monogliserida. Bila konsentrasi garam empedu dalam usus halus tinggi, seperti setelah kontraksi kandung kemih, lipid dan daram empedu berinteraksi spontan membentuk misel. Agregat-agregat silindris ini mengikat lipid, dan meskipun konsentrasi lipidnya berbeda-beda, umumnya mengandung asam lemak, monogliserida, dan kolesterol pada pusat hidrofobiknya. Pembentukan misel selanjutnya melarutkan lipid dan memungkinkan mekanisme untuk transpornya ke eritrosit. Jadi, misel bergerak ke konsentrasi yang lebih rendah melalui lapisan statis ke sel-sel mukosa. Lipid berdifusi keluar dari misel, dan suatu larutan cair jenuh lipid dipertahankan kontaknya dengan brush border sel-sel mukosa. 4,5Nasib asam lemak di eritrosit bergantung pada ukurannya. Asam lemak yang atom karbonnya kurang dari 10-12 dari sel mukosa langsung masuk kedalam darah portal, dan akan ditranspor sebagai asam lemak bebas. Asam lemak yang atom karbonnya lebih dari 10-12 mengalami esterifikasi kembali menjadi trigliserida dalam sel-sel mukosa. Selain itu sebagian kolesterol yang diserap diesterifikasi. Trigliserida dan ester kolesterol kemudian dilapisi oleh lapisan protein, kolesterol, dan fosfolipid membentuk kilomikron. Zat ini kemudian meninggalkan sel dan masuk ke peredaran limfatik. 4,5

2.5.4 Pengaturan Sistim PencernaanTerdapat 2 jaringan saraf utama yang intrinsik untuk saluran cerna : pleksus mienterikus, di antara lapisan otot longitudinal luar dan sirkularis tengah, serta pleksus submukosa, diantara lapisan sirkularis tengah dan mukosa. Neuron-neuron ini bersama-sama membentuk sistim saraf enterik. Pada manusia, sistem ini terdiri dari sekitar 100 juta neuron sensorik, interneuron, dan neuron motorik, sama banyaknya dengan jumlah neuron di medula spinalis, sehingga dapat dianggap sebagai bagian SSP yang tergusur yang berperan dalam pengaturan fungsi gastrointestinal. Sistem ini dihubungkan dengar serat parasimpatis dan simpatis tetapi dapat berfungsi secara otonom yang tidak memerlukan hubungan persarafan ini. Pleksus mienterikus mempersarafi lapisan otot longitudinal dan sirkularis sedangkan pleksus submukosa mempersarafi epitel kelenjar, sel endokrin intestinal, dan pembuluh darah submukosa dan terutama berperan dalam pengaturan sekresi intestinal. 4,5Neurotransmiter yang berperan dalam persarafan enterik ini adalah asetilkolin, golongan amin seperti norepinefrin dan serotonin, asam amino GABA, purin seperti ATP, gas-gas seperti NO dan CO, dan berbagai peptidan dan polipeptida. 4,5Usus juga menerima persarafan ekstrinsik rangkap dari sistem saraf otonom, dengan kegiatan kolinergik parasimpatis yang umumnya meningkatkan kegiatan otot polos usus dan kegiatan noradrenergik simpatis yang umumnya menurunkan kegiatannya walau sfingter akan berkontraksi. Serat-serat simpatis umumnya postganglion, tetapi banyak diantaranya berakhir pada sel-sel saraf kolinergik, dengan norepinefrin yang disekresinya menghambat asetilkolin. Serat simpatis lain tampaknya berakhir langsung pada sel-sel otot polos usus halus. 4,5Yang lainnya mempersarafi pembuluh darah, dan mengakibatkan vasokonstriksi. Tampaknya pembuluh darah usus mempunyai persarafan rangkap, yaitu mempunyai persarafan noradrenergik ekstrinsik dan persarafan intrinsik melalui serat-serat sistem saraf enterik. VIP dan NO merupakan salah saatu di antaran berbagai mediator pada persarafan intrinsik, yang rupanya antara lain bertanggung jawab terhadap hipermia yang menyertai pencernaan makanan. Masih belum diketahu apakan terdapat persarafan kolinergik tambahan untuk pembuluh-pembuluh darah. 4,5Kemudian pada saluran pencernaan dikenal adanya gerakan peristaltis. Peristaltis merupakan jawaban refleks yang timbul bila dinding saluran cerna teregang oleh isi lumen, dan ini terjadi pada semua bagian saluran cerna, mulai dari esofagus sampai rektum. Regangan biasanya menimbulkan kontraksi sirkularis di belakang rangsang dan daerah relaksasi didepannya. Gelombang kontraksi kemudian bergerak dalam arah oral ke kaudal, mendorong isi lumen ke depan dengan kecepatan berkisar dari 2 sampai 25 cm/det. 4,5Kecuali di esofagus dan bagian proksimal lambung, otot polos traktus gastrointestinal mempunyai irama potensial membran yang spontan, antara -65 dan -45 mV. Irama listrik dasar dicetuskan oleh sel interstitial Cajal, sel pacu mesenkim stelata, dengan ciri seperti otot polos usus melalui prosesus panjang dan bercabang-cabang. Di lambung dan usus halus, sel-sel ini terdapat di lapisan otot sirkularis dekat pleksus mienterikus; di kolon, akan terdapat di palisan sirkularis dekat perbatasan dengan lapisan submukosa. Di lambung dan usus halus terdapat gradien frekuensi potensial listrik yang semakin menurun, seperti di jantung, sehingga sel pacu yang mempunyai frekuensi tertinggi yang akan mendominasi irama. 4,5Pengaturan sistim gastrointestinal turut melibatkan hormon. Hormon tersebut terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu kelompok gastrin dan kelompok sekretin. Kelompok gastrin melibatkan hormon gastrin dan kolesitokinin (CCK) dan kelompok sekretin terdiri atas sekretin, glukagon, glisentin (GLI), VIP, dan gastric inhibitory polypeptide (GIP). 4,5Gastrin adalah hormonyang dibentuk oleh sel-sel G di dinding laterlar kelenjar-kelenjar pada bagian antrum mukosa lambung. Gastrin juga ditemukan pada pulau pankreas pada janin. Gastrin dibuat tidak aktif terutama di ginjal dan usus halus. 4,5Dalam dosis besar, gastrin memiliki beberapa efek, tetapi efek fisiologis utamanya adalah merangsang sekresi asam lambung dan pepsin dan merangsang pertumbuhan mukosa lambung, usus halus, serta usus besar (efek tropik). Gastrin merangsang sekresi insulin, terutama setelah makan makanan berkadar protein tinggi.Sekresi gastrin dipengaruhi oleh isi lambung, kecepatan pengiriman impuls oleh n. vagus, dan berbagai faktor yang berasal dari darah. Asam dalam antrum menghambat sekresi gastrin. Efek asam tersebut merupakan dasar umpan balik negatif yang mengatur sekresi gastrin.4,5Kemudian enzim kolesitokinin yang biasa disebut CCK. Enzim ini disekresi oleh sel-sel mukosa usus halus bagian atas dan ditemukan dalam saraf ileum distal dan kolon. Selain menyebabkan kontraksi kandung kemih dan sekresi liur pankreas yang kaya enzim, CCK menguatkan kerja sekretin dalam menghasilkan sekresi liur pankreas alkali. Sekresi CCK akan meningkat bila hasil-hasil pencernaan kontak dengan mukosa usus, khususny peptida dan asam amino, dan juga dengan adanya asam-asam lemak di dalam duodenum.4,5Kelompok kedua dari hormon pencernaa adalah sekretin. Sekretin merupakan hormon yang disekresikan sel-sel S yang terletak pada kelenjar-kelenjar mukosa bagian atas usus. Hormon ini meningkatkan sekresi bikarbonat ole-sel-sel duktus pankreas dan saluran empedu, jadi menyebabkan sekresi liur pankreas yang cair dan alkalis. Kerjanya pada sel-sel duktus pankreas melalui AMP-siklik. Sekretin juga menguatkan CCK dalam membentuk sekresi enzim-enzim pencernaan pankreas. Sekretin menurunkan sekresi asam lambung dan dapat menyebabkan kontraksi sfingter pilorus. 4,5

2.5.5 Enzim yang Bekerja Pada Sistim PencernaanPencernaan makanan secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu. Enzim pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul bahan makanan yang kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil. Molekul yang sederhana ini memungkinkan darah dan cairan getah bening (limfe) mengangkut ke seluruh sel yang membutuhkan. 4-6Secara umum enzim memiliki sifat : bekerja pada substrat tertentu, memerlukan suhu tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak dapat bekerja pada substrat lain. Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian pula enzim yang bekerja pada keadaan asam tidak akan bekerja pada suasana basa dan sebaliknya. Macam-macam enzim pencernaan yaitu :

1. Enzim ptialinEnzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar ludah. Fungsi enzim ptialin untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.4-6

2. Enzim amilaseEnzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar pankreas. Kerja enzim amilase yaitu : Amilum sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati. Amilum merupakan karbohidrat atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Enzim amilase memecah molekul amilum ini menjadi sakarida dengan molekul yang lebih sederhana yaitu maltosa. 4-6

3. Enzim maltaseEnzim maltase terdapat di usus dua belas jari, berfungsi memecah molekul maltosa menjadi molekul glukosa. Glukosa merupakan sakarida sederhana (monosakarida). Molekul glukosa berukuran kecil dan lebih ringan dari pada maltosa, sehingga darah dapat mengangkut glukosa untuk dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan. 4-6

4. Enzim pepsinEnzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen. Selanjutnya pepsinogen bereaksi dengan asam lambung menjadi pepsin. Cara kerja enzim pepsin yaitu : Enzim pepsin memecah molekul protein yang kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana yaitu pepton. Molekul pepton perlu dipecah lagi agar dapat diangkut oleh darah. 4-6

5. Enzim tripsinEnzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke dalam usus dua belas jari (duodenum). Cara kerja enzim tripsin yaitu : Asam amino memiliki molekul yang lebih sederhana jika dibanding molekul pepton. Molekul asam amino inilah yang diangkut darah dan dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan. Selanjutnya sel akan merakit kembali asam amino-asam amino membentuk protein untuk berbagai kebutuhan sel. 4-6

6. Enzim reninEnzim renin dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Fungsi enzim renin untuk mengendapkan kasein dari air susu. Kasein merupakan protein susu, sering disebut keju. Setelah kasein diendapkan dari air susu maka zat dalam air susu dapat dicerna. 4-6

7. Asam khlorida (HCl)Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung, dihasilkan oleh kelenjar didalam dinding lambung. Asam khlorida berfungsi untuk membunuh mikroorganisme tertentu yang masuk bersama-sama makanan. Produksi asam khlorida yang tidak stabil dan cenderung berlebih, dapat menyebabkan radang lambung yang sering disebut penyakit mag. 4-6

8. Cairan empeduCairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantong empedu. Empedu mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang menyebabkan kotoran sisa pencernaan berwarna kekuningan. Empedu berasal dari rombakan sel darah merah (erithrosit) yang tua atau telah rusak dan tidak digunakan untuk membentuk sel darah merah yang baru. Fungsi empedu yaitu memecah molekul lemak menjadi butiran-butiran yang lebih halus sehingga membentuk suatu emulsi. Lemak yang sudah berwujud emulsi ini selanjutnya akan dicerna menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana lagi. 4-6

9. Enzim lipaseEnzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke dalam usus dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan oleh lambung, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Cara kerja enzim lipase yaitu : Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan molekul kompleks yang berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut oleh cairan getah bening, sehingga perlu dipecah lebih dahulu menjadi molekul yang lebih kecil. Enzim lipase memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang memiliki molekul lebih sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan gliserol tidak larut dalam air, maka pengangkutannya dilakukan oleh cairan getah bening (limfe). 4-6Enzim pencernaan bekerja untuk mempercepat reaksi pada pencernaan makanan, tetapi enzim pencernaan tidak ikut diproses. 4-6

2.5.6 Pola Makan SehatPola makan terkait dengan pemilihan makanan seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan seseorang terbagi atas faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk dalam faktor internal adalah faktor fisiologis, terdiri atas rasa lapar dan kenyang, dan faktor psikologis yang terdiri atas nafsu makan, pantangan, kesukaan, emosi, dan tipe kepribadian. Sementara itu, yang termasuk faktor eksternal adalah budaya, agama, keputusan etis, faktor ekonomi, norma sosial, pendidikan, media dan periklanan. Kedua kelompok faktor tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, menciptakan pemilihan makanan serta pola makan bagi seseorang. 6Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu pedoman akan pola makan yang sehat untuk membantu seseorang menjaga pola makannya sehingga orang yang bersangkutan tidak memiliki masalah akan kelebihan atau kekurangan nutrisi. Pola makan yang sehat menurut Badan Standar Makanan di Inggris adalah menjadikan makanan sumber zat pati sebagai dasar dari hidangan, memakan banyak buah, sayuran, dan ikan, mengurangi konsumsi lemak jenuh, mengurangi garam, berusaha selalu mencapai berat badan yang ideal, meminum banyak air, dan tidak melewatkan sarapan. 6Pedoman pola makan tersebut menjadi dasar atas diet seimbang. Diet seimbang sendiri memiliki definisi suatu pengaturan asupan nutrien yang memenuhi kebutuhan fisiologis manusia. Susunan diet ini dapat berupa model piramid atau model piring dimana karbohidrat menempati bagian terbesar dari model, dilanjutkan dengan sayur dan buah, lalu daging, ikan dan telur, kemudian susu serta produk olahannya, dan yang menempati porsi terkecil adalah lemak dan garam. 6Nutrien yang dibutuhkan tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu makronutrien dan mikronutrien. Yang termasuk dalam makronutrien dalam perencanaan diet seimbang atau pola makan sehat adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Fungsi dari makronutrien tersebut antara lain sebagai sumber energi utama dan unit struktural. Sedangkan yang termasuk dalam mikronutrien adalah mineral dan vitamin dimana kedua komponen tersebut dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk menjaga agar tubuh dapat berfungsi normal. 6Jika asupan makronutrien dan mikronutrien tersebut tidak seimbang, entah berlebihan atau kurang, maka fungsi fisiologis seseorang bisa terganggu. Oleh sebab itu, pengaturan diet seimbang yang berpedoman pada pola makan sehat sangatlah penting untuk menjaga kesehatan seseorang.6

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanSistim pencernaan manusia memiliki kesanggupan untuk mencerna segala bentuk nutrien, baik makro maupun mikro. Apabila asupannya tidak seimbang, maka dapat terjadi gangguan pencernaan dan gangguan fisiologis pada tubuh seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Definisi cemilan. Studi Kata Alkitab SABDA Januari 2010. Diunduh dari http://alkitab.sabda.org/lexicon.php?word=bentur, 5 Mei 2010.2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula.Jakarta:EGC;2001.p.218-44.3. Junqueira LC, Carneiro J.Histologi dasar, teks dan atlas.Ed 10.Jakarta:EGC;2007.p.153-78.4. Ganong WF.Buku ajar fisiologi kedokteran.Ed 20.Jakarta:EGC;2002.p.495-585.5. Guyton AC, Hall JE.Fisiologi kedokteran.Ed 11.Jakarta:EGC;2008.p.167-257.6. Barasi ME. At a glance : ilmu gizi. Jakarta:Penerbit Erlangga;2007.p.1-32

3