Difusi Inovasi_bab7

19
 Diffusion of Innovations Rogers, Everrett M. (1983) New York: Free Press. (3rd ed.) Bab 7 KEINOVATIFAN DAN KATEGORI PENGGUNA INOVASI Diterjemah oleh Abdillah Hanafi

Transcript of Difusi Inovasi_bab7

5/16/2018 Difusi Inovasi_bab7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/difusi-inovasibab7-55ab4f7fe90db 1/19

 

Diffusion of InnovationsRogers, Everrett M. (1983) New York: Free Press. (3rd ed.)

Bab 7KEINOVATIFAN DAN

KATEGORI PENGGUNA INOVASI

Diterjemah oleh Abdillah Hanafi

5/16/2018 Difusi Inovasi_bab7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/difusi-inovasibab7-55ab4f7fe90db 2/19

 

Bab 7 175

Difusi Inovasi Keinovatifan & Kategori Pengguna

Bab 7

KEINOVATIFAN DAN

KATEGORI PENGGUNA INOVASI

 Janganlah menjadi orang pertama yang mencoba hal baru,Tapi jangan juga menjadi orang yang terakhir menggunakannya

ALEXANDER POPE (1711)An Essay of Criticism, Part II

Inovator menjadi musuh semua orang yang menyokongorde lama, tapi hanya orang yang agak-mendukung

dia yang aman.NICOLO MACHIAVELLIThe Prince (1513:51)

Semula kemajuannya lambat, kemudian melaju dengan cepat dan perce- patan yang merata, kemudian maju lagi dengan kecepatan yang terus

menurun sampai akhirnya berhenti. Inilah tiga tahap…invensi…biladigunakan sebagai pedoman oleh ahli statistik dan ahli sosiologi, (mereka)

akan terhindar dari khayalan.GABRIEL TARDE

The Law of Immitation (1903:127)

TIDAK SEMUA ORANG DALAM SUATU SISTEM SOSIAL mengadopsi inovasi tertentudalam waktu bersamaan, melainkan dalam suatu urutan waktu. Mereka bisa

diklasifikasikan kedalam kategori pengguna inovasi berdasarkan kapan pertamakali mereka menggunakan suatu ide baru. Kita dapat menyebut masing-masingorang dalam suatu sistem sosial menurut waktu pertama kali mereka men-gadopsi, tetapi ini sulit dan membosankan. Adalah lebih mudah dan lebih ber-arti bila kita membuat kategori terdiri dari orang yang sama tingkat keinovati-fannya. Yang demikian ini sangat banyak kemanfaatan praktisnya bagi agenpembaru. Misalnya, bila mereka dapat mengenai mana calon Inovator dan manacalon laggard di antara kalayak kliennya, maka para agen pembaru itu dapatmenerapkan strategi yang tepat, yang mungkin berbeda untuk kedua kategoritersebut.

Kita mengetahui lebih banyak tentang keinovatifan, yaitu tingkat relatifkeawalan seseorang atau unit pemakai inovasi dibanding dengan para anggota

sistem sosial lainnya, daripada konsep-konsep lainnya dalam penelitian difusi.Tujuan jangka pendek kebanyakan agen pembaharuan agar para klien merekalebih mudah mengadopsi inovasi. Karena peningkatan keinovatifan merupakantujuan lembaga-lembaga pembaharuan, ia menjadi variabel bergantung ter-penting dalam penelitian difusi yang disponsoro oleh lembaga-lembaga terse-but. Alasan lain pengutamaan perhatian terhadap keinovatifan dalam penelitiandifusi, terutama dinegara sedang berkembang, adalah bahwa keinovatifan me-rupakan adalah salah satu indikator tunggal terbaik keberhasilan program-program pembangunan. Keinovatifan menunjukkan perubahan tingkah laku, tu-juan akhir kebanyakan program difusi, lebih dari perubahan kognitif atau sikap.

Bab ini menyajikan satu metode pengkategorian pengguna dan menun-

jukkan kegunaan teknik ini dengan penemuan-penemuan mengenai ciri-cirimasing-masing kelompok pemakai. Kami akan membahas kenormalan sebaran

5/16/2018 Difusi Inovasi_bab7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/difusi-inovasibab7-55ab4f7fe90db 3/19

 

Bab 7 176

Difusi Inovasi Keinovatifan & Kategori Pengguna

pemakai, cara pengklasifikasian pemakai, ciri-ciri kelompok pemakai, dammemprediksi keinovatifan.

MENGKATEGORI PENGGUNA BERDASARKAN KEINOVATIFANNYA

Nama-nama kelompok pengguna inovasi itu sebanyak penelitian difusi.Ketidak mampuan para peneliti difusi (pada tahun-tahun awal penelitian difusi)untuk bersepakat mengenai istilah yang digunakan untuk menyebut kelompok-kelompok pengguana inovasi, menyebabkan munculnya berbagai penyebutanpemakai. Orang yang paling inovatif ada yang disebut “progessist”, “Experi-mental”, “Lighthouses”, "Advance scouts” dan “Ultradopters”. Orang yang pal-ing tidak inovatif ada yang menyebut “drones”, “parochials”, dan “diehards”.Tidak karuannya pengelompokan pemakai dan metode pengelompokan inimenunjukkan pentingnya standartdisasi. Bagaimana seorang peneliti memband-ingkan hasil penelitian mengenai kelompok-kelompok pemakai sebelum ada

standardisasi baik mengenai tata nama maupun sistem klasifikasinya? Un-tungnya, satu metode pengelompokan yang diusulkan Rogers (1962) mendapatposisi yang dominan. Itu didasarkan pada kurva adopsi bentuk-S.

Kurva-S Adopsi dan KenormalanVariabel waktu memungkinkan peneliti mengklasifikasi kategori peng-

guna yang memplot kurva difusi. Penelitian terdahulu umumnya telah menun-jukkan bahwa pengadopsian inovasi mengikuti kurva normal berbentukloncengjika digambar dari waktu ke waktu berdasar frekuensinya, jika jumlah kumu-latifpengguna digambar, hasinya adalah kurva berbentuk-S. Gambar 7-1 menun-jukkan bahwa data pengadopsian yang sama dapat disajikan dalam kurva ben-tuk lonceng (berdasar frekuensinya) atau kurva bentuk-S (berdasar jumlah ku-mulatif adopsi).

Sebaran pengguna berbentuk-S pada mulanya menanjak pelan-pelanketika jumlah pengguna masih sedikit. Kemudian meningkat tajam sampaiseparo anggota dalam sistem itu telah mengadopsi. Lalu meningkat dalam ke-cepatan yang semakin pelan karena orang-orang yang tersisa (belum men-gadopsi) akhirnya mengadopsi. Kurva bentuk-S ini normal. Mengapa? Alasannyaterletak pada peranan informasi dan pengaruh ketidakpastian dalam penye-baran inovasi.

Penelitian psikologis menunjukkan bahwa orang yang belajar suatu kete-rampilan baru, atau pengetahuan, atau seperangkat fakta, melalui proses bela-jar, bila dilukis seiring perjalanan waktu, mengikuti kurva normal. Bila seseo-

rang dihadapkan pada situasi baru dalam laboratorium psikologi, pada mulanyaorang itu banyak membuat kesalahan. Setelah serangkaian percobaan, kesala-han-kesalahan itu berkurang sampai kemampuan belajar diperoleh. Bila dilukis-kan, data ini menghasilkan suatu kurva perolehan yang meningkat pada awalnyadan kemudian pada akhirnya kurva itu menurun. Perolehan dalam percobaanadalah sebanding dengan (1) banyaknya hal yang telah ia pelajari, dan (2) ban-yaknya hal yang harus dipelajari sebelum batas belajar dicapai. Kurva belajaritu memberi alasan yang mengharapkan distribusi pengguna itu normal. Banyakperbuatan manusia yang terdistribusi secara normal, apakah tindakan itu fisik,seperti berat dan tinggi badan, atau tindakan behavioral, misalnya inetelegensiatau belajar informasi. Karena itu, suatu variabel seperti tingkat ke-inovatifanbisa diharapkan juga terditribusi secara normal. Bila suatu sisten sosial seperti

kurva orang yang belajar, agaknya masuk akal bila pengalaman dengan inovasi

5/16/2018 Difusi Inovasi_bab7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/difusi-inovasibab7-55ab4f7fe90db 4/19

 

Bab 7 177

Difusi Inovasi Keinovatifan & Kategori Pengguna

diperoleh begitu secara bertut-turut setiap anggota sistem sosial itu men-gadopsinya. Setiap pengadopsian dalam sistem sosial itu dalam satu hal dapatdipersamakan dengan suatu percobaan belajar yang dilakukan seseorang.

100%

90

80

70

60

50

40

30

20

0Perjalanan Waktu

Gambar 7-1. Kurva Frekuensi berbentuk Lonceng dan Kurva Kumulatif berbentuk S distribusi nor-

mal pengadopsi inovasi

Dengan kata lain, kita mengharapkan distribusi pengguna itu normalkarena efek difusi, yang pada bab 6 didefinisikan sebagai peningkatan kumulatifderajat pengaruh terhadap seseorang untuk mengadopsi atau menolak suatuinovasi, sebagai hasil bergeraknya jaringan teman-sebaya mengenai inovasidalam sistem sosial itu. Pengaruh ini dihasilkan dari bertambahnya tingkat pen-getahuan dan pengadopsian atau penolakan inovasi itu dalam sistem tersebut.Peng-adopsian suatu inovasi adalah hasil suatu interaksi manusia melalui jarin-gan komunikasi antar pribadi. Bila pengguna pertama inovasi itu membahasnyadengan anggota lain dalam sistem sosial itu, dan masing-masing dari keduapengguna itu meneruskan ide baru itu kepada dua temannya lagi, akan mengha-silkan ditribusi yang mengikuti perluasan binomial, suatu fungsi matematis yangmengikuti bentuk normal bila dilukiskan pergenerasi secara berturut-turut.Proses ini sama dengan suatu wabah yang menular tak terkendali (Bailey,1957:29-37, 135-159).

Tentu saja, beberapa asumsi yang mendasar contoh hipotetik ini jarangdijumpai dalam kenyataan misalnya, para anggota sistem sosial belum sepe-nuhnya bebas melakukan interaksi satu sama lain. Rintangan-rintangan status,dan variabel-variabel yang lain mempengaruhi pola difusi. Efek difusi mulaimendatar setelah separo orang dalam suatu sistem sosial telah mengadopsi,karena setiap pengguna baru akan semakin sulit menceritakan gagasan baru itukepada teman yang belum mengadopsi, karena orang-orang yang belum men-

genai inovasi semakin jarang.

   P   e   r   s   e   n   t   a

   s   e

   A   d   o   p   t   e   r

5/16/2018 Difusi Inovasi_bab7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/difusi-inovasibab7-55ab4f7fe90db 5/19

 

Bab 7 178

Difusi Inovasi Keinovatifan & Kategori Pengguna

Pada bab2 kami kemukakan bahwa kurva-S difusi itu tinggal landas be-gitu jaringan komunikasi antar pribadi mulai bergerak dalam penyebaranpenilaian subyektif mengenai inovasi dari teman ke teman dalam suatu sistemsosial (Gambar 7-1). Wilayah kurva difusi setelah sekitar 10% pengadopsian dan

sampai 20 atau 25% pengadopsian merupakan inti proses difusi. Setelah titikitu, barangkali mustahil menghentikan penyebaran ide baru itu lebih luas lagi,seandainya seseorang menghendakinya.

Rampatan 7-1 menyatakan bahwa Distribusi pengguna mengikuti kurvaberbentuk lonceng berdasarkan waktu pengadopsiannya dan mendekatinormal. Bukti yang mendukung pernyataan ini datang dari penyelidikan inovasipertanian, konsumen, dan inovasi-inovasi lainnya diberbagai sistem sosial, diAS, India dan negara-negara lainnya (Rogers 1958; Bose, 1964; Ryan, 1948, Bealdan Rogers, 1960; Dimit, 1945, dan Humblin dkk, 1973). Beragam rumusanmatematik telah dikemukakan untuk memastikan, menjelaskan, bentuk distri-busi pengguna. Namun demikian secara umum disepakati dari semua karya iniadalah bahwa kurva bentuk-S itu pada hakekatnya normal. Hal ini punya

implikasi penting untuk pengklasifikasian kategori pengguna.

Metode Pengkategorian PenggunaSeseorang paneliti yang mengusahakan standardisasi kategori pengguna

menghadapi tiga masalah: (1) penentuan jumlah kategori pengguna yang akandikonseptualkan, (2) penentuan porsi anggota sistem yang akan dimasukkan ke-dalam masing-masing kategori, dan (3) penentuan cara, statistik atau lainnya,untuk penetapan kategori pengguna.

Dalam hal kriteria pengkategorian pengguna, tidak ada masalah, yaknikeinovatifannya, yaitu sejauh mana seseorang atau unit adopsi relatif lebihawal mengadopsi ide-ide baru dibanding dengan anggota sistem sosial lainnya.Keinovatifan adalah dimensi “relatif”, di mana seseorang lebih atau kurang ino-vatif daripada orang lain dalam sistem sosial itu. Keinovatifan adalah variabelkontinous, dan memasukkannya kedalam kategori diskrit hanyalah merupakansuatu alat konseptual, seperti halnya membagi kontinum status sosial menjadikelas atas, menengah dan bawah. Pengklasifikasian semacam itu hanyalah pen-yederhanaan yang membantu pemahaman, walaupun ada data yang hilang.

Sebelum memeriksa suatu metode pengkategorian pengguna, adalahpenting menspesifikasikan yang seharusnya dimiliki suatu perangkat kategori.Yang ideal, kategori itu haruslah (1) lengkap (exhaustive), atau mencakup se-mua unit studi, (2) mutually esxclusive, yakni satu kategori dengan kategori-lainnya terpisah tegas, tidak tumpang tindih, (3) diangkat dari satu prinsippengklasifikasian.

Di muka telah kami tunjukkan bahwa distribusi pengguna sangatmendekati normal. Ini penting karena distribusi frekuensi yang normal punyabeberapa ciri yang bisa dipergunakan dalam mengklasifikasi pengguna. Salahsatu sifat atau parameter itu ialah mean (rerata) sampel. Parameter lainnyaadalah diviasi standar, suatu ukuran penyimpangan dari mean. Devinisi standartmenjelaskan jumlah rerata penyimpangan (varian) pada sisi rerata sampel.

Kedua statistik ini, mean dan standar deviasi, dapat dipergunakan untukmembagi suatu distribusi pengguna yang normal kedalam beberapa kategori.Bila ditarik garis tegak lurus dari setiap titik deviasi standar pada kedua sisirerata, kurva itu akan terbagi menjadi beberapa kategori sedemikian rupa se-hingga mengkasilkan prosentase responden pada masing-masing kategori. Gam-bar 7-2 menunjukkan distribusi frekuensi normal dibagi menjadi lima kategori

pengguna: (1) inovator (innovator ), (2) pemuka (early adopter ), (3) mayoritas

5/16/2018 Difusi Inovasi_bab7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/difusi-inovasibab7-55ab4f7fe90db 6/19

 

Bab 7 179

Difusi Inovasi Keinovatifan & Kategori Pengguna

awal (early majority ), (4) mayoritas akhir (late majority ), (5) kolot (laggard ).Kelima kategori pengguna ini kira-kira prosentase orang yang termasuk di-dalamnya terlihat pada gambar 7-2.

Mayoritas MayoritasAwal Akhir

34% 34%13,5%

Inovator Pemuka Kolot2,5% 16%

-2 SD -1 SD Mean +1 SD +2 SD

Gambar 7-2. Pengkategorian Pengguna Inovasi Beradar KeinovatifannyaDimensi keinovatifan, yang diukur dengan kapan penggunaan inovasi oleh seseo-rang adalah variabel kontinyus. Namun, variabel ini bisa dibagimenjadi limakategori pengguna dengan menggunakan standar deviasi (SD) dari rerata (mean)waktu pengadopsian

Daerah yang berada disebelah kiri rerata waktu pengadopsian minus 2-

SD (Standar Deviasi) adalah 2,5% orang yang pertama mengadopsi inovasi ter-kategorisebagai Inovator. Tiga belas setengah persen berikutnya berada padadaerah antara 1-SD sampai 2-SD disebelah kiri mean; mereka disebut para pe-muka. Tiga puluh empat persen berikutnya, dinamakan mayoritas awal, beradadi daerah 0 sampai 1SD kesebelah kanan terletak 34% lagi pengadopsian idebaru itu, si mayoritas akhir. Enam belas persen terakhir di sebut kolot (lag- gard ).

Metode pengklasifikasian pengadopsi ini bukan merupakan pengelom-pok-an yang simetrik karena ada tiga kelompok berada di sebelah kiri mean dandua kategori di sebelah kanan. Agar simentrik, kelompok laggard harus dibagidua kategori, misalnya laggard awal dan laggard akhir, tetapi para laggard keli-hatannya merupakan satu kategori yang jelas homogin. Sama halnya, para Ino-

vator dan pemuka dapat digabung menjadi satu kelompok agar simetrik, tetapiciri-ciri mereka yang sangat berbeda menandai mereka sebagai dua kategoriyang berbeda.

Kesulitan lain dalam metode pengklasifikasian pengguna kami adalahpengadopsian yang tidak sempurna, yang terjadi pada adopsi inovasi belummencapai 100% penggunaan pada saat kajian terhadapnya dilakukan. Ini berartibahwa pola klasifikasi kami tidak lengkap. Tetapi masalah ketidak-sempurnaanpengadopsian terhapus bila rangkaian inovasi dikombinasi kedalam suatu skalakeinovatifan gabungan.

Tiga prinsip pengkategorian telah dikemukakan sebelumnya. Keinovatif-an sebagai suatu kriteria memenuhi memenuhu kriteria ini. Kelima kategori

pengguna telah mencakup (kecuali non pengguna), terpisah satu sama lain, dandijabarkan dari satu prinsip pengklasifikasian. Metode pengkategorian pengguna

5/16/2018 Difusi Inovasi_bab7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/difusi-inovasibab7-55ab4f7fe90db 7/19

 

Bab 7 180

Difusi Inovasi Keinovatifan & Kategori Pengguna

yang baru saja diuraikan adalah yang paling banyak dipakai dalam penelitian di-fusi sekarang.

KATEGORI PENGGUNA SEBAGAI TIPE IDEAL

Lima kategori pengguna yang disajikan kedalam bab ini adalah tipe-tipeideal. Tipe ideal adalah pengkonseptualisasian berdasar pengamatan kenyataandan dirancang untuk memungkinkan membuat perbandingan. Fungsi tipe idealadalah untuk membimbing usaha-usaha penelitian dan bertindak sebagai suatukerangka untuk sintesa penemuan-penemuan penelitian.

Sebetulnya tidak ada batas yang tegas dalam kontinum keinovatifanyang telah kita bagi menjadi lima kategori itu. Tipe ideal bukanlah sekedarrata-rata pengamatan mengenai suatu kategori pengguna. Perkecualian-perkecualian terhadap tipe ideal pasti dijumpai. Jika tidak ada perkecualianatau penyimpangan, mungkin tipe ideal tidak diperlukan. Tipe ideal didasarkan

atas abstraksi dan kasus-kasus empirik dan dimaksutkan sebagai pedoman untukmembuat formulasi teoritik dan penyalidikan empirik. Bagaimanapun, tipe-tipeideal itu bukan pengganti bagi penyelidikan-penyelidikan ini. Kami sekarangakan menyajikan suatu sketsa pendek ciri-ciri penting masing-masing kategori,yang diikuti dengan rampatan yang lebih rinci.

Inovator: PetualangPara pengamat telah melihat bahwa petualangan hampir merupakan ob-

sesi para Inovator. Mereka sangat bergairah mencoba ide-ide baru. Minat yangbesar ini membawa mereka keluar dari lingkar jaringan pergaulan setempat,dan membawanya kepada hubungan sosial yang lebih kosmopolit. Pola-pola ko-munikasi dan pertemanan di dalam klik Inovator memang biasa terjadi, walau-pun jarak geografis antara Inovator itu mungkin cukup jauh. Menjadi seseorangInovator itu ada persyaratannya. Termasuk di antaranya memiliki sumber-sumber finansial yang kuat untuk menghadapi kemungkinan kerugian atas ino-vasi yang tidak menguntungkan, dan kemampuan untuk memahami danmenerapkan kemampuan teknologis yang rumit. Inovator harus dapat menang-gulangi ketidakpastian suatu inovasi pada saat ia mengadopsinya.

Nilai yang paling menonjol pada Inovator adalah petualangan. Dia palingsuka pada hal-hal yang menyerempet bahaya, berani mengambil resiko, dansering terburu nafsu. Inovator harus siap untuk menerima kerugian jika ide baruyang diadopsinya itu ternyata tidak berhasil. Sementara Inovator mungkin tidakditerima oleh anggota lain suatu sistem sosial, Inovator memainkan suatu pe-

ranan yang paling penting dalam proses difusi: bahwa peluncuran ide baru ituke dalam sistem sosial itu dengan memasukkan (mengimpor) inovasi dari luarlingkaran/batas-batas sistem. Jadi, Inovator memainkan peran sebagai pintumasuk arus ide-ide baru ke dalam sistem sosial.

Pemuka: Yang Terhormat

Para pemuka merupakan bagian yang lebih terpadu pada sistem sosialsetempat dibanding para Inovator. Bila para Inovator kosmopolit, para pemukalokalit. Kelompok pengguna ini, dibandingkan dengan kelompok pengguna lain-nya, punya tingkat kepemimpinan pendapat terbesar dalam kebanyakan sistemsosial. Para calon pengguna mencari para pemuka untuk meminta nasehat dan

informasi mengenai inovasi. Pemuka oleh banyak ahli dipandang sebagai “orang

5/16/2018 Difusi Inovasi_bab7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/difusi-inovasibab7-55ab4f7fe90db 8/19

 

Bab 7 181

Difusi Inovasi Keinovatifan & Kategori Pengguna

yang melihat kecocoka inovasi itu dengan situasi-kondisi setempat” sebelummenggunakannya. Kelompok pengguna ini umumnya dicari oleh para agen pem-baru untuk dijadikan ”misionaris" lokal untuk mempercepat proses difusi.Karena para pemuka tidak terlalu jauh dari rata-rata orang dalam keinovatifan,

mereka berperan sebagai model bagi para anggota suatu sistem sosial. Parapemuka dihormati teman-temannya, dan merupakn pengejawantahan peng-gunaan ide-ide baru yang berhasil. Pemuka itu mengetahui bahwa untuk tetapmempertahankan penghargaan (penghormatan) dari teman-teman dan menjadiposisi sentral dalam struktur komunikasi sistem itu, dia harus membuat kepu-tusan inovasi yang bijaksana. Maka peranan pemuka adalah mengurangi keti-dakpastian mengenai suatu ide baru dengan mengadopsiannya, dan kemudianme-nyampaikan penilaian subyektif inovasi ini kepada teman-teman dekat den-gan melalui jaringan-jaringan antar pribadi.

Mayoritas Awal: Tidak Tergesa-gesa

Mayoritas awal mengadopsi ide-ide baru sebelum rata-rata anggotasuatu sistem sosial. Mayoritas awal sering berinteraksi dengan teman-temannya, tetapi jarang menempati posisi pimpinan. Posisi unik si mayoritasawal di antara orang yang paling awal dan yang relatif terlambat mengadopsiinovasi menjadikannya sebagai mata rantai yang penting dalam proses difusi.Mereka memberi saling keterkaitan dalam jaringan-jaringan sistem itu.

Mayoritas awal mungkin mempertimbangkan dalam waktu cukup lamasebelum sepenuhnya mengadopsi suatu ide baru. Periode keputusan inovasimereka relatif lebih lama daripada si Inovator dan pemuka. “Tidak menjadiorang yang pertama yang mencoba inovasi, tidak juga menjadi orang yang tera-khir dalam menggunakan”, barang kali menjadi motto si mayoritas awal. Dalammengadopsi inovasi mereka tenang dan berhati-hati, tetapi jarang memimpin.

Mayoritas Akhir: Skeptis

Kelompok mayoritas akhir mengadopsi ide-ide baru segera setelah rata-rata anggota suatu sistem sosial. Pengadopsian itu mungkin karena pertimbang-an ekonomi dan jawaban atas tekanan sosial yang semakin meningkat. Inovasimereka dekati dengan keraguan dan kehati-hatian, dan si mayoritas akhir tidakakan mengadopsi sampai kebanyakan orang dalam sistem sosialnya meng-adopsi. Berat (timbangan) norma-norma sistem haruslah betul-betul menyukaiinovasi sebelum si mayoritas akhir dapat diyakinkan. Mereka dapat dipengaruhiide-ide baru, tetapi tekanan teman-temannya penting untuk mendorong pen-

gadopsian. Relatif kurangnya sumber-sumber menyebabkan hampir semua keti-dakpastian mengenai ide baru itu harus disingkirkan sebelum si mayoritas awalmerasa aman untuk mengadopsi.

Kolot: Tradisional

Laggard adalah orang yang terakhir dalam suatu sistem sosial yang men-g-adopsi suatu inovasi. Mereka hampir tidak ada yang memiliki kepemimpinanpendapat. Mereka adalah yang paling lokalit dalam pandangan di antara semuakelompok pengguna; banyak yang mendekati terisolasi dalam jaringan-jaringansosial. Acuan si laggard adalah masa lalu. Keputusan-keputusan sering dibuatsebelumnya/terdahulu orang-orang ini berinteraksi terutama dengan orang-

orang yang relatif mempunyai nilai-nilai terdisional. Bila si laggard mengadopsi

5/16/2018 Difusi Inovasi_bab7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/difusi-inovasibab7-55ab4f7fe90db 9/19

 

Bab 7 182

Difusi Inovasi Keinovatifan & Kategori Pengguna

suatu inovasi, ini mungkin telah digantikan oleh ide-ide yang lebih baru yangsekarang digunakan oleh Inovator. Laggard cenderung secara terbuka (bloko-suto) curiga terhadap inovasi dan agen pembaharu. Orientasi mereka yang tra-disional memperlambat proses keputusan inovasi mereka menjadi sangat lam-

ban, dengan pengadopsian yang jauh tertinggal dari ilmu pengetahuan tentangsuatu ide baru. Sementara kebanyakan orang di dalam suatu sistem sosial me-mandang kearah depan jalan pembaharuan, perhatian si laggard terpaku padakaca spion (untuk melihat kebelakang). Hambatan terhadap inovasi ini bagi silaggard mungkin sangat rasional menurut pandangannya, karena sumbar-sumbermereka terbatas sehingga mereka haruslah merasa sangat yakin bahwa ide baruitu tidak akan gagal sebelum mereka mau mengadopsi. Posisi ekonomi sangatkolot yang miskin memaksa orang-orang ini sangat hati-hati dalam meng-adopsiinovasi.

Banyak pengamat mencatat bahwa "Kolot" adalah nama yang jelek, ti-dak diragukan lagi kebenarannya bahwa julukan kategori pengguna ini mem-bawa perbedaan menyakitkan (sama saja dengan sebutan “kelas bawah” adalah

sebutan yang negatif). Kolot merupakan nama jelek karena kebanyakan "non-kolot" mempunyai kecenderungan yang kuat untuk memihak inovasi. Para pakardifusi yang menggunakan kategori-kategori pengguna dalam penelitian-penelitian mereka tidak bermaksud menghina/ merendahkan dengan peng-gunaan istilah “kolot” itu. Sungguh, bila menggunakan istilah lain, akan adajuga konotasi negatif. Tetapi adalah salah mengartikan bahwa para Kolot itumelakukan kesalahan karena mereka relatif terlambat dalam mengadopsi ino-vasi; inilah ilustrasi kesalahan individual dimana kesalahan-kesalahan lebihakurat menggambarkan banyak situasi kolot itu.

CIRI-CIRI KELOMPOK PENGGUNA

Banyak sekali kepustakaan penelitian yang telah mengumpulkan varia-bel-variabel yang berhubungan dengan keinovatifan, dan disini kami menyim-pulkan keputusan difusi ini adalah suatu seri rampatan di bawah sub judul: (1)status sosial ekonomi, (2) variabel kepribadian, dan (3) perilaku komunikasi.

Ciri-ciri Sosial EkonomiRampatan 7-2: “Pengguna awal yang lebih awal tidak berbeda usai dengan

 pengguna akhir (yang lebih akhir mengadopsi)”. Bukti mengenaihubungan antar usia dan keinofatifan ini tidak konsisten; kira-kiraseparo dari 228 kajian mengenai hal ini menunjukkan tidak ada hubun-

gan, 19% menunjukkan bahwa pengguna awal lebih muda, dan 33%menandai mereka jauh lebih tua.Rampatan 7-3: pengguna awal memperoleh pendidikan lebih lama daripada

 penggunaan akhir.Rampatan 7-4: Pengguna awal cenderung lebih terpelajar daripada peng-

guna akhir.Rampatan 7-5: Pengguna awal mempunyai status sosial lebih tinggi dari-

 pada pengguna akhir . Status ditandai dengan variabel-variabel sepertipenghasilan, tingkat penghidupan (tempat tinggal), pemilikan harta,prestise kerja, identifikasi diri terhadap kelas sosial, dsb. Sekitar 2/3penyelidikan-penyelidikan itu menunjukkan hubungan positif antarastatus sosial dan keinovatifan.

5/16/2018 Difusi Inovasi_bab7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/difusi-inovasibab7-55ab4f7fe90db 10/19

 

Bab 7 183

Difusi Inovasi Keinovatifan & Kategori Pengguna

Rampatan 7-6: Pengguna awal lebih tinggi tingkat mobilitas sosial keatas-nya daripada pengguna akhir . Walaupun dukungan empiris yang pastimasih sangat kurang, bukti-bukti kami menyarankan bahwa para peng-guna pemula tidak saja lebih tinggi status sosialnya tetapi berada pada

gerakan kearah tingkat status sosial yang lebih tinggi lagi. Sesung-guhnya, mungkin karena menggunakan pengadopsian inovasi sebagaisalah satu alat untuk mencapai status sosial yang lebih tinggi itu.

Rampatan 7-7:  pengguna awal mempunyai unit lahan (ladang perusahaan)lebih luas daripada pengguna akhir (gambar 7-3).

Rampatan 7-8: pengguna awal cenderung lebih punya orientasi ekonomi ko-mersial (sebagai kebalikan ekonomi subsisten) daripada penggunaakhir . Orientasi ekonomi subsisten sendiri untuk tidak dijual. Keinovati-fan lebih besar dengan munculnya orientasi komersial di mana produk-produk pertanian ditingkatkan untuk keperluan pasar.

Rampatan 7-9:  pengguna awal bersikap lebih suka kredit (pinjam uang)daripada pengguna akhir .

Rampatan 7-10:  pengguna awal kerjanya lebih terspesifikasi daripada pengguna akhir.

Mengapa Status Sosial Ekonomi Berhubungan Dengan Keinovatifan ?

Ciri-ciri sosial para pengguna awal umumnya ditandai dengan lebih ter-didik, lebih tinggi status sosialnya, dsb. Mereka lebih kaya, terspesialisasi, danlebih besar "unit lahan"nya. Status sosial ekonomi dan keinovatifan agaknyaberjalan seiring. Apakah Inovator itu berinovasi karena dia kaya, ataukahkarena mereka kaya karena inovasi? Jawaban terhadap pertanyaan sebab akibattidak dapat diberikan hanya berdasar data korelasional yang ada. Betapapunada alasan-alasan yang memadai mengapa status sosial dan keinovatifan berse-lang-seling. Keuntungan terbesar dipetik oleh orang yang pertama kali men-gadopsi; karena itu Inovator memperoleh keuntungan finansial melalui ino-vasinya itu. Beberapa ide baru memerlukan biaya banyak untuk mengadopsinyadan memerlukan modal awal yang besar. Hanya orang/perusahaan yang kayasaja yang dapat mengadopsi inovasi-inovasi seperti ini. Karena Inovator adalahorang yang pertama kali mengadopsi, dia pasti mengambil resiko yang dihindarioleh pengguna akhir, yang tidak ingin menghadapi ketidakpastian yang tinggimengenai inovasi ketika inovasi itu pertama kali di perkenalkan kedalam sis-tem. Inovator ide-ide baru tertentu mungkin gagal. Dia harus cukup kaya untukdapat mengganti kerugian dari kegagalan yang kadang-kadang terjadi ini.

Walaupun kekayaan dan keinovatifan sangat erat hubungannya, faktor-faktorekonomi tidak memberi penjelasan yang lengkap tentang perilaku inofatif. Mis-alnya, walaupun para Inovator pertanian cenderung kaya, banyak petani kayayang bukan Inovator.

“Cancian Dip”: Ketidakpastian, Keinovatifan, dan Status Sosial Ekonomi

Semua rampatan berkenaan status sosial ekonomi dan keinovatifan yangbaru saja disajikan mengasumsi suatu hubungan yang positif dan linier antarakedua pasangan variabel tsb. Yakni mengasumsi bahwa orang-orang meng-adopsi inovasi sejalan dengan tingkat status sosial ekonominya; yakni, setiappertambahan unit penghasilan, lahan, dan variabel-variabel status sosial eko-

nomi lainnya, orang itu diharapkan lebih inovatif.

5/16/2018 Difusi Inovasi_bab7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/difusi-inovasibab7-55ab4f7fe90db 11/19

 

Bab 7 184

Difusi Inovasi Keinovatifan & Kategori Pengguna

Kelinieran hubungan sosial ekonomi keinovatifan, betapapun mulaidipertanyakan oleh Prof. Frank Cancian, seorang pakar antropologi UniversitasCalifornia, pada tahun 1967. Teori Cancian tidak membantah bahwa dan statussosial ekonomi berjalan seiring sangat erat; yakni orang-orang yang berada

pada status sosial paling tinggi adalah yang paling inovatif, dan yang beradapada status sosial paling rendah adalah yang paling tidak inoatif. Tetapi antarakedua titik ekstrim ini Cancian menunjukkan bahwa orang-orang yang beradapada status menengah tinggi, terutama pada awal-awal tahap difusi suatu ino-vasi (katakanlah, sampai 25% pengadopsian pada suatu sistem sosial) ketikatingkat ke-tidakpastian mengenai inovasi masih tinggi. Kemudian, katakanlahsetelah terjadi 50% pengadopsian, Cancian mengemukakan bahwa orang-orangmenengah atas mengejar dan melampaui menengah bawah, shingga menghasil-kan hubungan yang linier antara variabel sosial ekonomi dengan keinovatifan.

“Cancian Dip” ini, sebagaimana disebut oleh para peneliti difusi, terlu-kis dalam gambar 7-4. Teori Cancian didasarkan pada tingkat ketidakpastianberkenaan dengan penampilan suatu inovasi, dan seberapa jauh ketidakpastian

itu sedikit demi sedikit berkurang begitu tingkat adopsi suatu inovasi meningkatdalam suatu sistem sosial. Pemikiran seperti itu tentu saja konsisten dengantema buku ini. Pada dasarnya Cancian menyatakan bahwa ketika ketidakpastianitu tinggi (pada awal penyebaran inovasi) orang-orang kelas menengah bawahlebih inovatif daripada orang-orang menengah atas didalam sistem sosial karenamereka takut gagal. Selanjutnya, ketika inovasi telah tersebar lebih luas dandipandang tidak lagi tak menentu, sumber-sumber sosial ekonomi yang lebihbesar dari orang-orang menengah atas memungkinkan mereka mengadopsi den-gan kecepatan lebih tinggi daripada orang-orang menengah bawah, dan menge-jar serta melampaui mereka dalam hal keinovatifannya. Maka hubungan kurvalinier status sosial ekonomi dengan keinovatifan karena “Cancian Dip” adalahmerupakan suatu kondisi temporer, digantikan oleh hubungan linier berikutnyadalam proses difusi.

Dr. Cancian juga menganggap sangat penting pengukur status sosial eko-nomi lokal daripada stratifikasi masyarakat; yakni status sosial ekonomi diukursebagai status relatif seseorang dibanding dengan anggota lain sistem sosialnya,bukan dibandingkan dengan semua orang lain dinegeri itu. Misalnya, bila Can-cian sedang menganalisis data dari suatu sampel petani Meksiko, dia lebih sukamenyatakan penghasilan setiap petani dalam suatu urutan (rank order) pengha-silan dari semua petani di desa yang sama, daripada menggunakan angka-angkapenghasilan yang absolut; maka sesorang dengan penghasilan satu tahun $1.000mungkin berada pada lima persen paling atas dari desanya, tetapi hanya men-duduki persentil 60 dari semua orang Meksiko. Dengan kata lain, Cancian

merasakan bahwa posisi sosial relatif dalam sistem lokal seseorang merupakanprediktor yang lebih baik daripada perilaku inovatif daripada posisi absolutdalam suatu sistem yang lebih besar (dimana seseorang barangkali tidak mem-bandingkan dirinya sendiri): “Perilaku itu dipahami lebih baik bila orang dilihatsebagai penghuni posisi sosial yang dibatasi pada suatu sistem sosial” (Cancian,1981). Namun demikian, Prof. Cancian mencatat bahwa pengkuran status sosialekonomi relatif sering kali sangat sulit bagi para peneliti difusi. Tidak perlu di-katakan bahwa hipotesis Cancian dip adalah tesis yang rumit dan sulit dengandata yang empirik. Cancian sendiri telah mempelopori riset seperti ini, menge-mukakan ukuran-ukuran da metodologi-metodologi utama yang dipergunakan(Cancian, 1967, 1976, 1977, 1979a, 1979b, 1980). Karyanya telah dimulai den-gan bermacam-macam pretes, pembuktian kesalahan, diskusi. Banyak peneli-

tian, baik yang dilakukan Cancian dan para pakar difusi lainnya, terdiri dari re-

5/16/2018 Difusi Inovasi_bab7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/difusi-inovasibab7-55ab4f7fe90db 12/19

 

Bab 7 185

Difusi Inovasi Keinovatifan & Kategori Pengguna

analisis perangkat data yang ada yang tadinya dikumpulkan bukan untuk men-guji hipotesis “Cancian Dip”. Sejauh ini yang paling antusias adalah realisisyang terdiri dari lebih 6.000 petani yang diwawancarai dalam tiga puluh tigapeneliti yang berbeda; masing-masing dari peneliti asli memberikan data

mereka pada Cancian (1976). Apakah kongklusi yang dapat dicapai dengan anal-isis ini? Dalam 23 dari empat puluh sembilan perangkat data (masing-masingmenyajikan suatu sistem pertanian dimana suatu inovasi pertanian mencapai25% pengadopsian), “Cancian dip” didukung bahwa orang-orang kelas menengahbawah lebih inovatif daripada kelas menengah atas. Di dua puluh enam dariempat puluh sembilan situasi, Cancian dip tidak diketemukan (Cancian, 1979a:75).

Maka keberlimpahan bukti yang mendukung hipotesis “Cancian dip” be-lum diketemukan, walaupun ini berarti tidak lagi aman menduga bahwa statussosial ekonomi dan keinovatifan itu berhubungan secara linier, terutama padaawal-awal proses difusi. Bila hanya data dari negara-negara sedang berkembangyang dipergunakan, hipotesis “Cancian dip” didukung 7 dari sembilan. Bagian

kedua dari tesis cancian, bahwa orang-orang menengah atas natinya mengejarkelompok menengah bawah dalam proses difusi (sekitar setelah 50% pengadop-sian) didukung oleh 25 sampai 24 (Cancian dip, 1976b: 73).

Tentunya penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum pandangan Canciantentang konservatisme kelas menengah atas dalam mengahadapi ketidakpastianinovasi dapat diterima atau ditolak. Sampai saat ini Prof. Cancian telah mem-buat suatu sumbangan penting dalam mengingatkan para pakar difusi dan paraagen pembaru bahwa hubungan antara status sosial ekonomi (dan barangkalivariabel-variabel independen lainnya) dengan keinovatifan hendaknya tidak di-asumsikan linier.

Variabel Kepribadian

Variabel kepribadian yang dihubungkan dengan keinovatifan belum ba-nyak pendapat perhatian penelitian, sebagian karena sulitnya mengukur di-mensi-dimensi kepribadian dalam wawancara lapangan.Rampatan 7-11:  pengguna awal punya empati lebih besar daripada peng-

guna akhir . Empati adalah kemampuan seseorang untuk memproyeksi-kan dirinya kedalam peran orang lain. Kemampuan ini merupakan kuali-tas penting bagi Inovator, yang harus dapat berfikir counter faktual (diluar fakta), imajinatif, dan mengambil peran orang lain yang berbedadengan dirinya agar dapat berkomunikasi efektif dengannya. Dalam be-berapa hal, Inovator harus dapat memproyeksikan (dalam dirinya) peranorang-orang diluar sistem sosialnya sendiri (karena Inovator adalah

orang yang pertama kali mengadopsi inovasi di dalam sistem sosialsetempat): Inovator pada sistem sosial lain, agen pembaru dan bahkankaryawan litbang. Rampatan 7-12: “ pengguna awal punya kemampuanlebih besar untuk berfikir abstrak daripada pengguna akhir ”. ParaInovator harus dapat menerima ide baru sebagian besar berdasarkanrangsangan-rangsangan abstrak, misalnya dia terima dari mediamasa.Tetapi para pengguna berikutnya (lebih akhir) dapat melihat/mengamatiinovasi dari kegiatan teman-temannya secara langsung. Karena itu tidakmemerlukan kemampuan abstraksi.

Rampatan 7-13: “ pengguna awal lebih rasional daripada pengguna akhir ”.Rasionalitas bermanfaat dalam kebanyakan cara yang efektif untukmencapai tujuan tertentu.

5/16/2018 Difusi Inovasi_bab7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/difusi-inovasibab7-55ab4f7fe90db 13/19

 

Bab 7 186

Difusi Inovasi Keinovatifan & Kategori Pengguna

Rampatan 7-14: “ pengguna awal lebih tinggi intelengensinya daripada pengguna akhir “.

Rampatan 7-15: “ pengguna awal lebih dapat menghadapi ketidakpastiandaripada pengguna akhir ”.

Rampatan 7-16: “ pengguna awal lebih positif sikapnya terhadap perubahandaripada pengguna akhir ”.Rampatan 7-17: “ pengguna awal lebih dapat menghadapi ketidakpastian

daripada pengguna akhir ”.Rampatan 7-18: “ pengguna awal mempunyai sikap lebih positif terhadap

 pendidikan daripada pengguna akhir ”.Rampatan 7-19: “ pengguna awal mempunyai sikap positif daripada peng-

guna akhir ”. Karena kebanyakan inovasi adalah hasil penelitian ilmiah,adalah logis bahwa Inovator harus lebih menyukai ilmu pengetahuan.

Rampatan 7-20: “ pengguna awal kurang fatalistik (menyerap nasib) dari- pada pengguna akhir ”. Fatalisme adalah seberapa jauh seseorang me-mandang ketiadaan kemampuan mengendalikan/ mengatur dirinya di-

masa mendatang. Seseorang cenderung mengadopsi inovasi bila ia per-caya bahwa dia bisa mengendalikan masa depannya daripada hanya ber-fikir bahwa masa depannya hanya bergantung pada tafsir semata.

Rampatan 7-21: “ pengguna awal lebih mempunyai motif berprestasi lebihtinggi daripada pengguna akhir ”. Motivasi berprestasi adalah suatunilai sosial yang menekankan kehendak untuk unggul.

Rampatan 7-22: “ penguna awal mempunyai aspirasi lebih tinggi (terhadap pendidikan, pekerjaan dsb) daripada pengguna akhir ”.

Perilaku komunikasi

Rampatan 7-23: “ pengguna awal punya partisipasi sosial lebih tinggidaripada pengguna akhir.

Rampatan 7-24: “ pengguna awal lebih keterkaitannya dengan ang-gota sistem sosialnya daripada pengguna akhir ”.

Rampatan 7-25: “ pengguna awal lebih kosmopolit daripada penggunaakhir ”. Jejaring sosial Inovator mungkin lebih banyak diluar sistem sosialnyasendiri daripada di dalam. Mereka banyak bepergian jauh dan terlibat dalm hal-hal yang berada di luar batas-batas sistem setempat. Seperti tampak pada bab2, para Inovator jagung hibrida bepergian kepusat-pusat kota seperti DesMoines lebih sering daripada rata-rata petani (Ryan dan Gross, 1943). Para dok-ter yang inovatif dalam obat-obatan harus lebih sering mengikuti pertemuan-

pertemuan profesional di luar kota daripada yang tidak inovatif (Coleman et al1966). Kekosmopolitan adalah sejauh mana seseorang berorientasi keluar sis-tem sosialnya.

Rampatan 7-26: “ pengguna awal sering kontak dengan agen pembarudaripada pengguna akhir ”.

Rampatan 7-27: “ pengguna awlsering terpajang saluran media masadaripada pengguna akhir ”.

Rampatan 7-28: “ pengguna awal sering mengadakan kontak antar  pribadi daripada pengguna akhir ”.

Rampatan 7-8: “ pengguna awal lebih banyak mempunyai pengeta-huan tentang inovasi daripada pengguna akhir .

Rampatan 7-30: “ pengguna awal mempunyai tingkat kepemimpinan

 pendapat lebih tinggi daripada pengguna akhir ”. Walaupun keinovatifan dan

5/16/2018 Difusi Inovasi_bab7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/difusi-inovasibab7-55ab4f7fe90db 14/19

 

Bab 7 187

Difusi Inovasi Keinovatifan & Kategori Pengguna

kepemimpinan berhubungan positif, seberapa tingkat hubungan yang pastiantara kedua variabel ini bergantung pada norma-norma yang menyokong pe-rubahan, pemuka cenderung inovatif.

Rampatan 7-31: “ pengguna awal cenderung menjadi bagian daripada

sistem yang saling berkaitan tinggi (sistem sosial yang padu) daripada pengguna akhir ”. Perembesan kebawah ide-ide baru secara internal dalamsuatu sistem sangat padu adalah lebih cepat, memungkinkan para anggotanyabelajar inovasi lebih cepat.

Ringkasan Ciri-ciri Kelompok Pengguna

Ringkasnya, kita lihat dari rampatan-rampatan yang telah disajikan didepan, bahwa pada umumnya variabel independen berhubungan positif dengankeinovatifan (gambar 7-5 dan Tabel 7-1). Ini berarti bahwa para Inovator lebihtinggi skornya pada variabel-variabel tersebut daripada Kolot. Misalnya Rogers

dan Svenning (1969: 300) menemukan bahwa di desa-desa Kolumbia yang tra-disional para Inovator melakukan 30 perjalanan pertahun ke kota sedangkanpara Laggard 0,3 perjalanan. Gambar 7-4 memberikan dua contoh lain tentanghubungan positif antara keinovatifan dan ciri-ciri kategori pengguna: para Ino-vator warga Brazil lebih luas lahannya dan lebih sering kontak dengan agenpembaru daripada kategori-kategori pengguna lainnya.

Sedikit variabel, seperti dogmatisme dan fatalisme, berhubungan nega-tif dengan keinovatifan (Gambar 7-5), dan kepemimpinan-pendapat adalahterba-nyak pada pengguna yang lebih awal dan paling sedikit pada kebanyakansistem.

Jadi seperangkat karakteristik umum masing-masing kategori penggunatelah muncul dari penelitian difusi. Perbedaan penting karakteristik di antarakategori-kategori pengguna ini menyarankan bahwa agen pembaru haruslahmenggunakan pendekatan yang agak lain pada masing-masing kategori, me-nerapkan strategi perbedaan (segmentasi) audiens. Dengan demikian, seorangagen pembaru mungkin dapat menarik perhatian para Inovator agar mengadopsisuatu inovasi karena inovasi itu sudah teruji dan dikembangkan oleh para ilmu-wan yang dapat dipercaya, tetapi pendekatan ini tidak akan efektif bagikelompok "Mayoritas Akhir" dan "Kolot" yang tidak punya sikap positif (kurangmenghargai) terhadap ilmu pengetahuan. Mereka tidak akan mengadopsi suatuinovasi sebelum keragu-raguan terhadap kinerja inovasi sirna. Para penggunaterlambat ini sangat percaya pada pengalaman subyektif teman-teman seba-yanya yang menyampaikan kepada mereka melalui jaringan antar pribadi.

Gambar 7-5.

Implikasi penelitian mengenai korelat-korelat keinovatifan bagi agenpembaru adalah bahwa jika ia dapat mengubah ciri-ciri invividual atau or-ganisasi sehingga mirip ciri-ciri Inovator, maka ia akan dapat menjadikanmereka lebih inovatif. Pandangan ini bersandar pada asumsi bahwa ciri-ciriyang berhubungan dengan keinovatifan itu luwes dan dinamis, sehingga bisadiubah oleh agen pembaru (sebaliknya, beberapa variabel bebas—seperti usiadan luas lahan—sulit atau tak mungkin diubah. Lebih jauh, strategi mencipta-keinovatifan dengan asumsi bahwa variabel bebas—seperti status sosial ekonomiatau kekosmopolitan—menyebabkan keinovatifan; sesungguhnya, kita hanya

mengetahui bahwa variabel-variabel ini berhubungan dengan keinovatifan.

5/16/2018 Difusi Inovasi_bab7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/difusi-inovasibab7-55ab4f7fe90db 15/19

 

Bab 7 188

Difusi Inovasi Keinovatifan & Kategori Pengguna

Maka, walaupun seandainya kita dapat mengubah variabel ciri-ciri ini, tidak adayang dapat kita percaya bahwa akan menghasilkan keinovatifan lebih tinggi.Akhirnya, mungkin orang perlu mempertanyakan, apakah meningkatnya keino-vatifan semua anggota suatu sistem sosial harus menjadi tujuan akhir yang di-

inginkan? (atau memang, kita sudah punya kecondongan yang kuat untuk pro-inovasi?).Kami menyimpulkan bahwa salah satu kegunaan penelitian sifat-sifat

kategori pengguna adalah untuk memberikan suatu dasar bagi strategi segmen-tasi audien bagi lembaga-lembaga difusi. Lebih jauh, pemahaman kita tentangvariabel-variabel yang berhubungan dengan keinovatifan dapat membantumemberikan pandangan terhadap konsekuensi-konsekuensi (dampak) sosial di-fusi, suatu topik yang akan dibahas pada Bab 11.

Paradoks Kebutuhan – Keinovatifan

Orang-orang atau unit-unit dalam suatu sistem sosial yang paling di-harapkan memperoleh keuntungan dari suatu ide teknologis baru (yakni merekayang kurang berpendidikan, miskin) umumnya merupakan orang yang palingakhir mengadosi inovasi itu. Unit-unit dalam suatu sistem yang mengadopsi per-tama kali pada umumnya kurang diharapkan memperoleh keuntungan dari ino-vasi itu. Hubungan paradoksal antara keinovatifan dan kebutuhan terhadap ke-untungan inovasi ini cenderung menghasilkan jurang yang semakin melebarantara golongan sosial ekonomi kuat dan lemah dalam suatu sistem sosial. Den-gan demikian salah satu konsekuensi dari kebanyakan inovasi teknologis adalahmemperluas jurang sosial ekonomi dalam suatu sistem sosial (lebih rinci dalambab 11).

Salah satu ilustrasi dalam hal ini adalah pengadopsian alat-alat kon-trasepsi (KB) di negara-negara sedang berkembang. Keluarga elit dimasyarakatini relatif kecil jumlahnya walaupun keluarga ini sebetulnya dapat memperolehbanyak anak. Ketika program keluarga berencana nasional dilancarkan peme-rintah, keluarga-keluarga elit inilah yang pertama kali mengadopsi inovasi(Rogers, 1973:408). Sementara keluarga elit rata-rata mempunyai 2-3 anak, ke-luarga kelas bawah rata-rata mempunyai 5-6 anak (dan sering kali mereka tidakbisa memberi makan, pakaian atau menekolahkan anaknya itu). Keluarga-keluarga miskin umumnya tidak mengadopsi inovasi kontraseptif, walaupunorang mungkin berfikir bahwa keluarga-keluarga itu merasakan kebutuhan yanglebih kuat terhadap keluarga berencana. Jadi, paradoks itu terjadi di manaorang-orang yang agaknya membutuhkan suatu inovasi kebanyakan orang yang

paling akhir mengadopsinya. Apakah yang menyebabkan terjadinya paradoksitu? Dalam kasus keluarga berencana, para keluarga miskin itu percaya bahwapunya banyak anak (terutama laki-laki) merupakan suatu aset ekonomis, yaknianak laki-laki dapat membantu kerja di ladang, sekaligus sumber kebanggaan diantara teman-temannya. Para orang tua miskin tidak percaya kepada petugasyang mengatakan bahwa keluarga kecil adalah keluarga bahagia. Alasan keduakecenderungan paradoksal bahwa orang yang paling membutuhkan justru orangyang paling akhir mengadopsi, adalah bahwa agen pembaru sering mengikutisrategi segmentasi yang paling sedikit hambatannya, yakni terutama merekamenghubungi keluarga yang paling elit, yang sering kali respektif terhadap ino-vasi (seperti yang ditunjukkan pada rampatan 7-3, 7-5, 7-7, 7-26). Kebanyakaninoasi kontrasepsi memerlukan setidak-tidaknya beberapa sumber, ketrampilan,

dan/ atau latihan untuk mengadopsi, yang oleh anggota masyarakat yang bukan

5/16/2018 Difusi Inovasi_bab7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/difusi-inovasibab7-55ab4f7fe90db 16/19

 

Bab 7 189

Difusi Inovasi Keinovatifan & Kategori Pengguna

elit tidak mungkin memiliki. Misalnya kebanyakan inovasi KB lebih mudah danlebih benar digunakan orang tua elit, Karena teknologi-teknologi ini memerlu-kanperencanaan waktu, dan pemahaman tentang fungsi reproduksi, danketrampilan lainnya. Maka bila metode-metode KB ini diberikan dalam bentuk

program pemerintah tanpa biaya, elit sosial ekonomi cenderung lebih inovatif,dan yang pertama mengadopsi.Paradoks keinovatifan kebutuhan tidak perlu terjadi, tertu saja agen

pembaru dapat melakukan strategi segmentasi “penghambat terbesar”, Dimanausaha komunikasi dipusatkan pada kelompok-kelompok audien yang paling ren-dah status sosial ekonominya, yang merasakan paling sedikit kebutuhan terha-dap inovasi, dan sebaliknya paling akhir mengadopsi (Rogers, 1973: 408). Kon-sekuensi yang tak mengutamakan kecenderungan agen pembaru memusatkanusaha mereka pada para klien elit, sementara mengabaikan kelompok mayo-ritas akhir dan laggard yang sulit dijangkau, adalah melebarnya kesenjanganantara yang kaya informasi dan miskin informasi di dalam suatu sistem sosial)Bab 11).

MEMPREDIKSI KEINOVATIFAN DENGAN TEKNIK KORELASI GANDA

Sejauh ini dalam bab ini kita telah melihat rampatan 2 variabel, masing-masing terdiri suatu variabel bebas (suatu karakteristik katergori pengguna)yang dihubungkan dengan variabel bergantung keinovatifan. Tentu saja hasilnyaberupa rampatan-rampatan yang agaknya telalu menyederhanakan kenyataan,dengan memperlakukan masing-masing variabel bebas terpisah dalam hubun-gannya dengan keinovatifan. Banyak variabel yang saling berhubungan satudengan yang lain, sebagaimana keinovatifan. Misalnya pendidikan dan statussosial ekonomi adalah juga berhubungan positif satu sama lain. Teknik-teknikstatistik seperti korelasi ganda memungkinkan kita menentukan beberapa ban-yak varian dalam keinovatifan dijelaskan secara unik oleh covariannya dalampendidikan, sementara menggeser covariance baik keinovaifan dan pendidikandengan status sosial (dan variabel bebas lainnya.)

Korelasi ganda adalah prosedur statistik yang dirancang untuk menganal-isis dan menjelaskan varian dalam variabel berganda dalam komponen-komponen yang dikarenakan efek berbagai variabel bebas. Tujuan pendekatankorelasi ganda adalah memprediksi maksimum varian dalam variabel bebas,yang dalam kasus ini adalah keinovatifan. Analisis korelasi ganda mulai diguna-kan pada pertengahan tahun 1950an, dan lebih dari 60 kajian telah dilakukandengan kecenderungan untuk menjelaskan lebih banyak lagi varian dalam kei-

novatifan, sampai pada akhir 1960an telah mencapai 80% varian dalam keinova-tifan telah dijelaskan (Rogers dan Shoemaker, 1971: 193). Sebagian ini mungkindikarenakan kemajuan analisis data komputer, yang memungkinkan memasuk-kan variabel bebas dalam jumlah yang lebih banyak dalam analisis. Selanjut-nya, makin banyak jenis variabel indenpenden yang dimaksukkan dalam kajian-kajian ini, dimensi-dimensi ekonomik dan psikolog sosial bersama variabel-variabel yang menunjukkan aspek sosio-struktural.

Pada akhir tahun 1960an, sejumlah analisis korelasi ganda dilakukanterhadap keinovatifan organisasional, dimana variabel tergantungnya adalah se-jauh mana suatu organisasi (bukan perseorangan) itu inovatif; disini unit anal-isisnya organisasi. Sebuah ilustrasi untuk hal ini adalah kajian Mohr (1969) ten-tang keinovatifan departemen-departemen kesehatan kecamatan (semacam

puskesmas), yang masing-masing organisasi itu dianggap mempunyai skor keino-

5/16/2018 Difusi Inovasi_bab7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/difusi-inovasibab7-55ab4f7fe90db 17/19

 

Bab 7 190

Difusi Inovasi Keinovatifan & Kategori Pengguna

vatifan yang lebih tinggi kalau mengadopsi ide-ide kesehatan masyarakat baru.Sekitar 63% varian dalam keinovatifan organisasional dijelaskan oleh variabel-variabel bebas seperti sumber-sumber yang dimiliki organisasi, sikap direkturpuskesmas, dan berbagai ciri organisasional lainnya (Bab 10).

Kecendurungan lain dalam penelitian prediksi keinovatifan ini adalahmemasukkan variabel-variabel bebas yang menggunakan (1) variabel tingkat sis-tem, dan (2) variabel jaringan komunikasi, bersamaan dengan variabel-variabeltingkat individual, untuk memprediksi keinovatifan seseorang (Rogers dan Kin-caid, 1981:239-243). Misalnya, variabel-variabel bebas tingkat sistem yangdipergunakan Lee (1977) memasukkan tingkat pendidikan rata-rata di pedesaanKorea dan rata-rata jumlah kontak agen baru dengan penduduk desa. Variabeljaringan sosial (social network) juga diukur, misalnya sejauh mana seseorangsaling terkaitkan dengan jaringan sosial penduduk lainnya. Lee (1977) menemu-kan bahwa variabel-variabel tingkat individual dan jaringan sosial lebih pentingdalam menjelaskan keinovatifan seseorang dalam mengadopsi KB, daripadavariabel-variabel tingkat sistem. Hasil-hasil ini menjelaskan bahwa variabel-

variabel jaringan komunikasi harus dipertimbangkan untuk dicantumkan dalamkajian yang memprediksi keinovatifan dimasa mendatang (Rogers dan Kincaid,1981: 242). Variabel-variabel tingkat sistem (seperti norma sistem) mungkinmempengaruhi perilaku seseorang (seperti keinovatifan) melalui mata rantaijaringan sosial seseorang.

Kajian-kajian prediksi keinovatifan dimasa mendatang perlu meneruskankecenderungan belakangan ini yang memasukkan penganekaragaman yang lebihluas lagi jenis-jenis variabel bebas, tingkat-tingkat unit analisis, dan memper-timbangkan metode-metode prediksi lainya untuk melengkapi teknik korelasiganda (misalnya prediksi klinis dan metode konfigurasional). Tujuan akhirpenelitian yang memprediksi keinovatifan adalah peningkatan pemahamanantar hubungan yang rumit di antara variabel-variabel bebas, dalam hubun-gannya dengan keinovatifan.

Saat ini, penelitian difusi telah terlalu banyak memusatkan perhatianpada (1) penyelidikan ciri-ciri kategori pengguna, (2) dalam mengkaji suaturentangan yang agak terbatas variabel-variabel sifat tersebut. Apakah betul-betul kita butuhkan kajian ke-276 mengenai hubungan antara kependidikan dankeinovatifan? Saya kira bukan itu. Akan jauh lebih bijaksana menggunakan sum-ber-sumber penelitian untuk menganalisis variabel-variabel bebas lainnya yangberhubungan dengan keinovatifan, terutama variabel jaringan sosial dan varia-bel-variabel tingkat sistem yang dapat membantu kita menghindari berlebihan-lebihannya “individualisme”. Penelitian-penelitian masa lalu mengenai keinova-tifan, dimana kebanyakan variabel bebas kajian adalah ciri-ciri individual yang

tidak mencakup hubungan-hubungan antara pribadi yang juga merupakanbagian penting difusi.Barangkali disamping penelitian mengenai keinovatifan, para pakar di-

masa mendatang juga harus mengarahkan penelidikannya terhadap aspek-aspekproses difusi lainnya.

SIMULASI KOMPUTER DIFUSI INOVASI

Para peneliti difusi secara tradisional telah membatasi alat-alat peneli-tian mereka untuk menguji irisan-irisan atau potong melintang (cross-section)proses difusi itu pada satu titik waktu. Keterbatasan metordologis telah

mengharukan analisis gerak lambat (slow motion) yang mempertahankan suatu

5/16/2018 Difusi Inovasi_bab7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/difusi-inovasibab7-55ab4f7fe90db 18/19

 

Bab 7 191

Difusi Inovasi Keinovatifan & Kategori Pengguna

sayap proses tak bergerak sementara dinamika difusi dapat diamati. Sekarang,dengan pertimbangan-pertimbangan waktu keluwesan waktu yang di berikankomputer, memungkinkan menyatukan analisis tak bergerak (stationary ) den-gan proses yang berlangsung dan menangkap variabel-variabel yang penting

dalam tindakan. Ia dapat di capai dengan teknik simulasi komputer.Hasil-hasil simulasi komputer adalah reproduksi proses sosial yang beru-saha ditirukan seseorang. Jika proses yang tersimulasi tidak cocok dengan ken-yataan, seseorang tahu bahwa perlu ada penyesuaian-pentesuaian dalam model(atau seperangkat aturan) yang mengatur proses yang disimulasikan.

Torsten Hagersstrand, seorang geografer kuantitatif di universitas Lund,Swedia, adalah bapak penelitian simulasi difusi. Karyanya pada simulasi kom-puter dimulai pada awal 1950an, tetapi hanya diterbitkan dalam bahasa Swediasehingga pada beberapa tahun rintangan bahasa telah mencegah penyebarankaryanya ini ke para peneliti di AS. Dari pertengahan tahun 1960an, karyaHagerstrand telah mengalami kemajuan dalam serangkaian penyelidikan yangmenarik oleh para geografer kuantitatif dan yang lain. Contoh-contoh simulasi

seperti itu adalah difusi “sumur tanah” di Colorada (Bowden 1965a, 1965b) dantentang inovasi pertanian di Colombia (Hanneman 1969, 1971) dan Benzil (Car-roll, 1969). Kajian-kajian ini dan lainnya yang serupa menunjukkan bahwa simu-lasi komputer memungkinkan sebagai alat untuk mengeksplor kerumitan prosesdifusi yang sudah lama tertutup. Betapapun potensi ini belum sepenuhnya di-realisasikan.

Dalam contoh yang khas pendekatan Hagerstrand terhadap simulasi di-fusi, proses dimulasi dengan pengguna pertama suatu inovasi. Aturan-aturansimulasi memperkirakan bahwa pengguna berikutnya (1) relatif homofilius den-gan pengguna sebelumnya dalam ciri-ciri sosial ekonominya (Hagerstrand 1952,1953, 1965 dan 1969). Aturan-aturan difusi tersimulasi ini dilakukan oleh pro-gram komputer yang mengulangnya dalam urutan “ generation”, masing-masingadalah suatu periode waktu misalnya satu bulan dan satu tahun (Pitts, 1967).Kemudian proses difusi yang disimulasikan itu dibandingkan dengan data nyatakecepatan adopsi dalam rangka menentukan keefektifan model itu.

RINGKASAN

Kategori pengguna adalah pengklasifikasian anggota suatu sistem sosialberdasarkan keinovatifannya, yaitu seberapa jauh orang atau unit adopsi relatiflebih awal mengadopsi ide-ide baru dari anggota lainnya. Beragam sistem peng-kategorian dan penyebutan telah digunakan dalam kajian-kajian masa lalu. Bab

ini mengajukan seperangkat kategori pengguna yang sekarang ini diikuti secaraluas.Penyebaran pengguna cenderung mengikuti kurva berbentuk S dalam hal

waktunta dan cenderung mendekati kenormalan (Rampatan 7-1). Salah satualasan adalah karena efek difusi, yang diartikan meningkatkan secara kumulatiftingkat pengaruh terhadap seseorang untuk mengadopsi atau menolak suatuinovasi, karena pergerakan jaringan-jaringan teman sebaya yang berkaitan den-gan inovasi itu dalam sistem sosial. Pengaruh ini berasal dari meningkatnyapengetahuan dan pengguna atau penolakan inovasi dalam sistem tersebut.

Kontinum keinovatifan dapat dibagi menjadi lima kategori (Inovator,pemuka, mayoritas awal, mayoritas akhir, dan kolot) berdasarkan dua ciri dis-tribusi normal, rerata, simpangan baku. Kelima kategori ini adalah tipe ideal,

konseptualisasi yang didasarkan pada observasi-observasi kenyataan dan diran-

5/16/2018 Difusi Inovasi_bab7 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/difusi-inovasibab7-55ab4f7fe90db 19/19

 

Bab 7 192

Difusi Inovasi Keinovatifan & Kategori Pengguna

cang untuk memungkinkan dilakukan perbandingan. Atribut utama masing-masing kategori adalah: Inovator-petualangan; pelopor-dihormati; mayoritasawal-tenang dan berhati-hati; mayoritas akhir-skeptis; dan sikolot-tradisional.Serangkaian rampatan yang meringkas penemuan-penemuan peneliti mengenai

sifat/ ciri-ciri sosial ekonomi kategori pengguna. Pengguna yang relatif lebihawal dalam sistem sosial tidak berbeda dengan pengguna lebih akhir dalam usia(Rampatan 7-2) tetapi mereka memperoleh pendidikan lebih lama (Rampatan 7-3), menguasai literasi (Rampatan 7-4), lebih tinggi status sosialnya (Rampatan7-6), lebih besar lapangan usahanya (Rampatan 7-7), lebih berorientasi padaekonomi komersial daripada subsistem (Rampatan 7-8), lebih bersikap positifterhadap kredit (Rampatan 7-9), dan kerjanya lebih terspesialisasi (Rampatan7-10). Ciri-ciri kategori ini menunjukkan umumnya pengguna awal lebih tinggistatus sosial ekonnominya daripada pengguna lambat. Pertanyaan “Canciandip” apakah hubungan antar keinovatifan dan status sosial ekonomi itu linier;teori ini menyatakan bahwa orang-orang yang status sosial ekonominya menen-gah bawah lebih inovatif daripada mereka yang status sosial ekonominya me-

nengah atas, terutama pada tahap-tahap awal difusi suatu inovasi ketika ting-kat ketidakpastian terhadap inovasi masih tinggi. Penganalisisan ulang berbagaiperangkat data memberikan beberapa dukungan terhadap Cancian dip, tetapiba-nyak juga yang memberikan data sebaliknya.

Pengguna yang lebih awal dalam suatu sistem juga berbeda dalam vari-abel kepribadian. Mereka lebih tinggi kemampuan empatinya (Rampatan 7-11),kurang dogmatis (Rampatan 7-12), lebih tinggi kemampuan abstraksinya (Ram-patan 713), lebih rasional (Rampatan 7-14), lebih bersikap positif terhadap pe-rubahan (Rampatan 7-15), lebih besar kemampuannya dalam menghadapi keti-dakpastian dan resiko (Rampatan 7-16), lebih bersikap positif terhadap pendidi-kan (Rampatan 7-17), lebih bersikap positif terhadap ilmu pengetahuan (Ram-patan 7-19), lebih inteligen (Rampatan 15), kurang menyerah nasib (Rampatan7-20), punya motif prestasi tinggi (Rampatan 7-21), dan lebih tinggi aspirasinyaterhadap pendidikan, pekerjaan dsb (Rampatan 7-22).

Terakhir, kategori kategori pengguna itu berbeda perilaku komunikas-inya. Pengguna awal lebih banyak partisipasi sosialnya (Rampatan 7-23), lebihsaling keterkaitan dalam sistem sosial (Rampatan 7-14), lebih kosmopolit (Ram-patan 7-25), lebih banyak kontak dengan agen pembaru (Rampatan 7-26), lebihsering terpajang media masa (Rampatan 7-27), lebih sering mengikuti saluran-saluran antar pribadi (Rampatan 7-28), terlibat dalam pencarian informasi lebihaktif (Rampatan 7-29), lebih banyak pengetahuan tentang inovasi (Rampatan 7-30), lebih tinggi tingkat kepemimpinannya (Rampatan 7-31), dan cenderungmenjadi anggota sistem yang tinggi saling keterkaitannya (Rampatan 7-32).

Dengan demikian penelitian di masa lalu menunjukkan perbedaan-perbedaan penting antar pengguna lebih aktif dalam (1) status sosial ekonomi,(2) variabel kepribadian, (3) perilaku komunikasi.