DIARE

download DIARE

of 19

description

Penyebab Daire

Transcript of DIARE

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPenyakit diare hingga saat ini masih menjadi masalah di Indonesia. Padahal berbagai upaya penanganan, baik secara medik maupun upaya perubahan tingkah laku dengan melakukan pendidikan kesehatan terus dilakukan. Namun upaya-upaya tersebut belum memberikan hasil yang menggembirakan. Setiap tahun penyakit ini masih menduduki peringkat atas, khususnya di daerah-daerah miskin.Uniknya, jumlah penderita diare yang datang ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) jauh lebih sedikit dibanding jumlah penderita sebenarnya.Mereka yang memeriksakan diri ke Puskemas didata hanya 25 dari per 1.000 penduduk. Namun berdasarkan survei yang dilakukan Depkes (Departemen Kesehatan) melalui survei kesehatan rumah tangga, ternyata penderita diare berjumlah 300 per 1.000 penduduk (Sinar Harapan, 2003).Diare hingga saat ini masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan semua kelompok usia bisa diserang oleh diare, tetapi penyakit berat dengan kematian yang tinggi terutama terjadi pada bayi dan balita. Di negara berkembang anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali per tahun dan hal ini yang menjadi penyebab kematian sebesar 15-34% dari semua penyebab kematian. WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak dibawah umur 5 tahun. Hal ini sebanding dengan 1 anak meninggal setiap 15 detik. Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa (Adisasmito, 2007).Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, angka kematian akibat diare 23 per 100 ribu penduduk dan pada balita 75 per 100 ribu balita. Selama tahun 2006 sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan KLB (kejadian luar biasa) diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian. Hal tersebut, terutama disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak sehat. (piogama.ugm.ac.id).Berdasarkan data Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah kasus diare pada bayi dan balita di Jawa Tengah pada tahun 2004 sebanyak 43,3%,pada tahun 2005 mencapai 44,2%,dan pada tahun 2006 mencapai 45,87% dari hasil di atas dapat dilihat bahwa kasus diare di Jawa Tengah masih tinggi yaitu mencapai 40% setiap tahunnya. Jumlah kasus diare di Jawa Tengah tahun 2007 yaitu sebanyak 625.022 penderita dengan IR 1,93%, sedangkan jumlah kasus diare pada balita yaitu sebanyak 269.483 penderita. Jumlah kasus diare pada balita setiap tahunnya rata-rata di atas 40%, hal ini menunjukkan bahwa kasus diare pada balita masih tetap tinggi dibandingkan golongan umur lainnya (Dinkes Jateng, 2007).

B. Tujuan Penulisan1. Tujuan UmumSetelah melaksanakan pembelajaran praktek kebidanan komunitas diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan manajemen kebidanan dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan komunitas. 2. Tujuan Khususa. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian terhadap keluarga dalam asuhan kebidanan komunitas pada keluargab. Mahasiswa mampu melaksanakan Tipologi masalah terhadap keluarga dalam asuhan kebidanan komunitas pada keluargac. Mahasiswa mampu melaksanakan Intervensi terhadap keluarga dalam asuhan kebidanan komunitas pada keluargad. Mahasiswa mampu melaksanakan Implementasi terhadap keluarga dalam asuhan kebidanan komunitas pada keluargae. Mahasiswa mampu melaksanakan Evaluasi terhadap keluarga dalam asuhan kebidanan komunitas pada keluarga

BAB IITINJAUAN TEORI

1. Pengertian Diare adalah Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja , yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekwensi berak lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dalam 1 hari). Diare seringkali disertai kejang perut dan muntah-muntah, diare disebut juga muntahber (muntah berak) ,muntah menceret atau muntah bocor. Diare menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar melalui tinja. Jika tinja atau kotoran tersebut mengandung lendir dan darah, penderita telah mengalami fase yang disebut disentri.Diare dapat terjadi dalam kadar yang ringan maupun berat.a. Penyebab DiareDitinjau dari sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:1) Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:a) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya.b) Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama canalida.2) Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:a) Malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan mineral.b) Kurang kalori protein.c) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.b. Faktor pencetus diare1) Tangan yang kotor2) Makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan bakteri3) Ditularkan oleh binatang peliharaan4) Kontak langsung dengan feses atau material yang menyebabkan diare ( cara membersihkan diri yang tidak benar setelah ke luar dari toilet)

c. PenatalaksanaanPenanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam mengatasi pasien diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air putih atau oral rehidration solution (ORS) seperti oralit harus cepat dilakukan. Pemberian ini segera apabila gejala diare sudah mulai timbul dan kita dapat melakukannya sendiri di rumah. Kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian ORS baru dilakukan setelah gejala dehidrasi nampak.Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit secara intravena merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh, atau dengan kata lain perlu diinfus. Masalah dapat timbul karena ada sebagian masyarakat yang enggan untuk merawat-inapkan penderita, dengan berbagai alasan, mulai dari biaya, kesulitam dalam menjaga, takut bertambah parah setelah masuk rumah sakit, dan lain-lain. Pertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time untuk mengatasi masalah diare semakin lama, dan semakin cepat penurunan kondisi pasien kearah yang fatal.Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain ORS. Apabila kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab diare dapat diatasi sendiri oleh tubuh (self-limited disease). Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti Salmonella sp, Giardia lamblia, Entamoeba coli perlu mendapatkan terapi antibiotik yang rasional, artinya antibiotik yang diberikan dapat membasmi kuman.Oleh karena penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak memerlukan antibiotik, maka pengenalan gejala dan pemeriksaan laboratorius perlu dilakukan untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus diare akut dan parah, pengobatan suportif didahulukan dan terkadang tidak membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut kalau kondisi sudah membaik.d. KomplikasiSebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi seperti :1) Dehidrasi (ringan sedang, berat).2) Renjatan hipovolemik.3) Hipokalemi (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan pada elektrokardiogram).4) Hipoglikemia.5) Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa usus halus.6) Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.7) Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan (FKUI, 2001).e. Terapi 1) Untuk penderita diare tanpa dehidrasi (mengobati penderita diare dirumah)a) Memberikan anak lebih banyak cairan dari pada biasanya untuk mencegah dehidrasi.b) Memberikan anak makanan untuk mencegah kurang gizi.c) Meneruskan ASI.2) Bila anak tidak mendapat ASI berikan susu yang biasa diberikan. Untuk anak usia kurang dari 6 bulan dan belum mendapat makanan padat, dapat diberikan susu.3) Bila anak 6 bulan atau lebih atau telah mendapat makanan padat :Berikan bubur, bila mungkin dicampur dengan kacangkacangan, sayur, daging atau ikan.tambahkan 1 atau 2 sendok teh minyak sayur tiap porsi.4) Memberikan tablet Zinc. Dosis Zinc untuk anak-anak :Anak di bawah umur 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet) perhariAnak di atas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet) perhariZinc diberikan selama 10 hari berturut-turut, meskipun anak telah sembuh dari diare.5) Membawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam tiga hari atau menderita sebagai berikut :a) Buang air besar cair lebih sering.b) Muntah berulang-ulang.c) Rasa haus yang nyata.d) Makan atau minum sedikit.e) Demam.f) Tinja berdarah.

BAB IIITINJAUN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS KELUARGA BERMASALAH PADA AN. R DENGAN BALITA DIARE DALAM KONTEKS KELUARGA TN. Y KELURAHAN WONOTINGAL SEMARANG

A. PengkajianHari: SelasaTanggal: 9 Juni 2015Jam: 09.00 WIB I. Data Umum1. Nama kepala keluarga: Tn. Y2. Usia:39 tahun3. Pendidikan: SMP4. Pekerjaan: Swasta5. Alamat : Wonotingal RT 3/ RW 4 6. Komposisi anggota Keluarga :No.NamaUmurL/PHub.KeluargaPendidikanPekerjaan

1.Tn. Y39 thLKKSDSwasta

2.Ny. K38 thPIsteriSD IRT

3.An. M10 thPAnakSD-

4.An. R4 thLAnak --

Genogram

Keterangan:: Garis Keturunan: Garis Perkawinan: Laki-laki: Perempuan : balita diare

7. Tipe KeluargaKeluarga inti (nuclear)yaitu terdiri dari bapak, ibu dan 2 orang anak. yang paling dominan dalam mengambil keputusan adalah suami sebagai kepala keluarga. Hubungan dalam keluarga harmonis.8. Suku/bangsaTn.Y dan Ny. K sama-sama berasal dari suku jawa. Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa, kadang-kadang menggunakan bahasa Indonesia saat berbicara dengan orang asing. Tidak ada hambatan komunikasi dalam keluarga khususnya penggunaan bahasa.9. Agama dan kepercayaanAgama yang dianut oleh keluarga Tn. Y adalah agama Kristen. Keluarga Tn.Y setiap hari minggu pergi kegereja bersama-sama. Agama adalah sumber kekuatan keluarga.10. Status Sosial Ekonomi KeluargaPencari nafkah dalam keluarga adalah suami dengan penghasilan setiap bulannya Rp.110.000 yang mengurus keuangan keluarga adalah istri. 11. Aktifitas rekreasi keluargaKeluarga menjadikan hari minggu sebagai hari santai. Sedangkan untuk rekreasi sehari hari keluarga meluangkan waktu untuk menonton tv.

II. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :Tahap perkembangan saat ini adalah keluarga dengan anak sekolah dan memasuki masa prasekolah. 2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhiTahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah keluarga dengan anak remaja, karena pada saat ini anak tertua baru berumur 10 tahun.1. Riwayat penyakit Keluarga IntiMenurut Ny.K riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga adalah sebagai berikut:a. Tn.S: dalam keadaan sehat dan tidak pernah sakit serius. Saat ini Tn.S menjadi perokok aktif. b. Ny.K: dalam keadaan sehat dan tidak pernah sakit seriusc. An. D: An.D salam keaadaan sehat, tidak pernah menderita penyakit yang serius. d. An.N: An.N saat ini sedang demam, batuk pilek sejak 2 hari yang lalu. 2. Riwayat penyakit Keluarga Sebelumnyaa. Riwayat keluarga dari pihak suamiKeluarga Tn.S tidak memiliki penyakit menular, penyakit menurun, penyakit menahun, dll. b. Riwayat keluarga dari pihak istriKeluarga Tn.S tidak memiliki penyakit menular, penyakit menurun, penyakit menahun, dll. 3. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas RWHubungan antar tetangga sebelah kanan dan kiri rumah penuh keakraban.4. Mobilitas Geografis KeluargaNy.K sudah menetap di Semarang 29 tahun5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakatPerkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat penuh keakraban, anggota keluarga aktif dalam mengikuti kegiatan - kegiatan yang ada didalam masyarakat seperti kumpulan PKK dan lain-lain.6. Sistem Pendukung KeluargaSaat ini anggota keluarga dalam keadaan sehat, kecuali An.N dalam kondisi sakit. System pendukung keluarga adalah sepeda motor, TV, HP, Puskesmas. III. Data Kesehatan Lingkungan 1. Denah rumah

I III

II

VIV

IIKamar TidurIIIKamar TidurIVDapurVKamar mandi/WC Pintu 2. Tipe rumah : permanen 3. Kepemilikan rumah : numpang, karena rumah milik ibunya 4. Ventilasi/jendela: cukup, disetiap ruangan ada jendela5. Kamar mandi : ada, milik sendiri 6. Pemakaian jamban : pribadi 7. Cahaya : cukup, karena ada jendela di setiap ruangan 8. Septic tank : ada 9. Kondisi jamban : dibersihkan 1 minggu 2 kali10. Jarak jamban dengan sumber air : > 10 M11. Sumber air minum : PAM12. Tempat penyimpanan air : terbuka 13. Pengurasan air minum : setiap mau mandi selalu dikuras, karena keluarga memakai semacam ember untuk menampung air. 14. Kualitas air : bersih 15. Jarak sumber air dengan TPL: > 10 M16. Tempat SPAL : terbuka17. TPS: jauh dari rumah, karena setiap hari ada jasa pengangkut sampah kemudian dibuang di TPS kota18. Hewan peliharaan : burung, karena adiknya jualan burung dan terkadang dibawa pulang kerumah. A. Stuktur keluarga1. Pola komunikasi keluarga Pola komunikasi keluarga baik. Di rumah ini di tempati oleh 1 KK keluarga Tn.Y selalu menjaga ucapanya kepada anggota keluarga. 2. Stuktur kekuatan keluargaKomunikasi keluarga sangat baik, jika ada masalah maka kepala keluarga yang sering memberikan pengertian sehingga menjadi keluarga yang harmonis. 3. Stuktur peran ( formal dan informal )a. Peran formal : Ayah : Sebagai kepala keluarga, pencari nafkah 1) Ibu : Ibu rumah tangga, merawat keluarga, mendidik anak, membantu mencari nafkah.2) Anak : mematuhi peraturan orang tuab. Peran Informal : 1) Ayah : Sebagai pelindung keluarga, pendidik keluarga 2) Ibu : Memberi kasih sayang kepada keluarga 3) Anak : menyayangi kedua orang tua dengan sepenuh hati. 4. Nilai dan norma keluarga Kepala keluarga menetapkan nilai dan norma keluarga sangat baik, untuk selalu berbuat baik kepada sesama orang, berbicara yang santun, berperilaku sopan santun kepada yang lebih tua.A. Fungsi keluarga 1. Fungsi afektifFungsi afektif dari keluarga ini adalah rasa saling melindungi satu sama lain, sehingga keluarga merasa aman dan harmonis.2. Fungsi sosialFungsi sosial keluarga dengan masyarakat sekitar baik, komunikasi selalu terjaga, menerapkan kedisiplinan untuk mematuhi semua peraturan yang ada di masyarakat3. Fungsi perawatan keluargaa. Kemampuan keluarga dalam mengenali masalah :1) Anggota keluarga hanya mengetahui penyakit yang ringan-ringan saja seperti pusing dan demam.2) Keluarga sudah mampu memberikan nutrisi yang sesuai untuk anaknya.3) Keluarga sudah mampu memelihara lingkungan rumah yang sehat ditunjukkan dengan lingkungan rumah dan sekitarnya yang tampak bersih.4) Keluarga sudah menggunakan fasilitas yang ada di masyarakat yaitu Puskesmas, bidan, dokter serta klinik-klinik kesehatan setempat.5) Keluarga belum tahu tentang bahaya merokok pasif IV. Stress Dan Coping Keluarga1. Stressor jangka pendekKeluarga Tn.Y mengatakan cemas dengan keadaan anaknya2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap masalahBila ada masalah kesehatan, secepatnya dibawa ke tenaga kesehatan. Keluarga selalu periksa ke puskesmas3. Strategi koping yang digunakanKeluarga selalu berusaha untuk berkomunikasi dan berdiskusi setiap ada masalah V. Pola makanIbu mengatakan An.R mudah untuk makan, pola makan 3x sehari. Dan ketika sakit An.R tidak nafsu makan, pola makan 2-3x sehari dan tidak habis.

4. Pemeriksaan Fisik 1. Pengkajian data sasaran1. Data subjektif 1) BiodataNama : An. RUmur : 4 tahun Agama: KristenPendidikan : Belum sekolah Suku/bangsa: Jawa/IndonesiaAlamat: Wonotingal Rw 4 Rt 3, Semarang2) Keluhan utama : Ny.K mengatakan jika An.R BAB > 5X dari tadi malam, kurang nafsu makan.3) Riwayat AntenatalANC: 6 x di PuskesmasImunisasi TT: 1x PuskesmasKeluhan Trimester I: Mual, PusingKeluhan Trimester II: Tidak ada KeluhanKeluhan Trimester III: Pegel-pegel4) Riwayat NeonatalPersalinan : SpontanBB: 3100 gramPanjang Badan : 48 cmLingkar Kepala:31 cmTidak ada kelainan neonatal5) Riwayat penyakitSelama kehamilan tidak pernah menderita penyakit yang berbahaya. Keluarga tidak ada riwayat penyakit kronis, keturunan atau menahun, PMS, dll. 6) Tumbuh KembangMengangkat kepala: 3 bulanTelungkup : 4 bulanMerangkak : 5 bulanBerjalan sambil berpegangan: 10 bulanBerjalan sendiri: 1 tahun Berbicara : 2 tahun2. Data ObyektifKeadaan umum: Kurang baikKesadaran: Composmetis.Wajah: Tampak pucatImunisasi: lengkapBB: 14 kgTB: 98 cmTTV: Nadi = 88x/menit: Suhu = 38,30 C: RR = 46 x/menit3. Pemeriksaan InspeksiRambut: Bersih, hitam, lurus, tidak mudah rontok.Mata: Conjungtiva tidak anemis,sklera tidak ikterikKepala: Bentuk mesocephal.Hidung: Ada sekret.Telinga: Tidak ada serumen.Lidah: Bersih.Gigi: Tidak ada caries dentisLeher: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.Dada: Simetris.Abdomen: Tidak ada pembesaran hati dan lien.Ekstremitas: Tidak oedemaVI. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Kebidanan KeluargaIbu mengatakan berharap permasalahan yang terjadi pada anaknya akan segera teratasi. Ibu juga berharap petugas kesehatan dapat membantu ibu untuk mengatasi permasalahannya.B. ANALISA DATA DAN DIAGNOSIS KEBIDANANDengan adanya pendidikan kesehatan tentang ISPA, gizi dan bahaya rokok diharapkan keluarga Tn.Ymengerti tentang penyakit yang di derita An.N dan dapat merubah kebiasaan Tn.Y tentang merokok aktif.

NoDataMasalahPenyebab

1.a. Data Subyektif:Keluarga Tn. Y mengatakan An. R rewel. Dalam 1 hari ini BAB 5-6 kali, dan An. R tidak mau disuapi makanan.b. Data Obyektif :An. R terlihat lemas, pucat, bibir kering, turgor kulit kurang, rewel dan lesu. ND: 94x/mRR: 26x/mKetidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

Ketidak mampuan keluarga memberi perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya.

Rumusan masalah1. An.N menderita gangguan pencernaan (Diare)

C. PRIORITAS MASALAH 1. Balita diareNoKriteriaPerhitunganSkorPembenaran

1.Sifat masalah Tidak/ kurang sehat 3/3 x 1 1An. R mengalami diare sudah 2 hari ini dan keluarga merasa tidak mampu untuk merawat/ memperbaiki keadaan anaknya.

2.Kemungkinan masalah dapat diubah : -Mudah 2/2 x 2 = 2

2Keluarga Tn. Y bersedia memeriksakan ke tenaga kesehatan

3.Potensial masalah dapat dicegah:-Tinggi3/3 x 1 1jika ibu lebih memperhatikan makanan yang dikonsumsi anaknya.

4.Menonjolnya masalahMasalah harus segera ditangani.2/2 x 1 = 1 1Masalah diare jika tidak segera ditangani akan mengakibatkan dehidrasi berat pada anak.

Total Score= 5

Dari prioritas masalah diatas, disusun urutan diagnosa keperawatan sebagai berikut :1. Balita dengan diare (5)

BAB IVPEMBAHASAN

D. PengkajianDalam pengkajian keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita penyakit diare. Penulis mendapatkan data bahwa anggota keluarga memiliki status pendidikan rendah. Buktinya Tn. Y dan Ny. K lulusan sd. Maka dari itu Ny. K merasa khawatir dengan diare yang dialami anaknya karena Ny. I tidak tahu cara penanganan awal anak diare, An. R adalah anak kedua ini dan diare An. R ini sudah berlangsung 3 hari. Tidak ada masalah yang berarti berhubungan dengan status ekonomi kelarga Tn. Y dalam mengatasi masalah kesehatan keluarganya. Pada asuhan kebidanan keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang menderita Diare, tahap evaluasi dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah disusun sebelumnya. Penulis tidak menemui kesenjangan yang berati dalam kasus ini.

E. Interpretasi DataSetelah dilakukan pengkajian data subyektif dan obyektif dilajutkan dengan langkah interpretasi data. Pada langkah interpretasi data ini didapatkan diagnosa kebidanan sesuai hasil pengkajian yang telah dilaksanakan. Sesuai hasil pengkajian penulis dapat membuat diagnosa pada keluarga Tn. Y yakni pada An. R dengan diare.

F. Identifikasi Diagnosa Masalah PotensialDari hasil pengkajian dan interpretasi data, penulis menemukan masalah potensial yaitu dehidrasi sehingga harus banyak diberikan rehidrasi cairan.

G. Antisipasi Kebutuhan Tindakan SegeraTindakan segera yaitu dengan memberikan rehidrasi cairan dan memberikan oralit pada anak serta memenuhi kebutuhan cairan anak.H. IntervensiSesuai kasus yang terjadi pada An. R pada intervensi ini,:1. Berikan penyuluhan kepada orang tua tentang diare pada anak2. Berikan penyuluhan kepada orang tua tentang bahaya diare3. Anjurkan orang tua untuk memberikan oralit dan rehidrasi cairan4. Berikan ibu penjelasan tentang diare

I. ImplementasiPenulis telah meyusun beberapa intervensi, dan penulis mengimplementasikan intervensi tersebut kepada keluarga Tn. Ypada hari jumat, tanggal 12 juni 2015 pukul 10.30 WIB. Pelaksanaan asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada intervensi. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau tenaga kesehatan lainnya. Pada An. R implementasi yang dilakukan oleh penulis adalah memberikan penyuluhan terntang diare pada anak.

J. EvaluasiSetelah dilakukan enam langkah asuhan kebidanan hingga implementasi, didapatkan evaluasi dari kegiatan implentasi yang dilakukan. Dari hasil wawancara pada proses pengkajian pada 9 juni 2015 dan implementasi pada 12 juni 2014 didapatkan bahwa masalah yang mendukung munculnya permasalah tersebut adalah kondisi tingkat pengetahuan keluarga Tn.A. Dari hasil penilaian penulis, bahwa pengetahuan ibu tentang diare pada anak dan penangannya sudah baik, ibu mulai mengerti tentang diare pada anak.

BAB VPENUTUP

A. SimpulanDari hasil pengkajian kasus pada keluarga Tn. Y ditemukan masalah berupa adanya anggota keluarga yang sakit diare yaitu An. R. Orang tua merasa cemas dan tidak mampu merawat An. R.Intervensi kesehatan telah terlaksana dengan baik yaitu memberikan penyuluhan tentang penyakit diare dan penanganan diare pada balita. Berdasarkan evaluasi dan respon hasil selama melakukan tindakan semua masalah dapat teratasi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

B. Saran 1. Bagi keluargaTn. Y dan Ny. K hendaknya lebih memperhatikan kegiatan anaknya diluar rumah dan memilah makanan yang baik untuk kesehatan pencernaan anaknya.2. Bagi tenaga kesehatanSebaiknya tenaga kesehatan lebih teliti dalam memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maupun perorangan.

DAFTAR PUSTAKAWong, Dona L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. ECG. JakartaDonna. 2005. Medical Surgical Nursing. WB : Saunders Donna L.Wong, dkk.2002.Buku Ajar Leperawatan Pediatrik.Ed.6.Jakarta : EGC

14