Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

download Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

of 43

Transcript of Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    1/43

    Aditarahma Imaningdyah, dr, SpPK

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    2/43

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    3/43

    Anak < 1 thn lebih rentan &

    perkembangan penyakit dapat

    menjadi berat

    Demam tifoid

    Indonesia : penyakit endemik.

    Angka kejadian 917 penderita per

    10.000 penduduk

    Dunia : 13 - 17 juta kasus

    600.000 kematian per tahun

    1. Lesser CF, Miller SI. Salmonellosis. In: Braunwald E, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, editors. Harrison's principles of internal medicine . 15thed.

    New York: McGraw-Hill; 2001.2. Astrawinata DAW. Diagnosis laboratorium demam tifoid. In: Suryaatmadja M, editor. Pendidikan berkesinambungan patologi klinik 2002. Jakarta: Departemen Patologi Klinik

    Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2002.

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    4/43

    Demam tifoid : penyakit sistemik akut yang

    ditandai dengan keluhan konstitusional dan

    saluran cerna, disebabkan oleh kuman

    Salmonella enteritica serotipetyphi atau

    paratyphi.

    Lesser CF, Miller SI. Salmonellosis. In: Braunwald E, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, editors. Harrison's principles ofinternal medicine.15thed. New York: McGraw-Hill; 2001.

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    5/43

    DIAGNOSIS

    CEPAT & TEPAT

    Pemeriksaan laboratorium

    CEPAT & AKURAT

    Gejala klinis

    MIRIP dengan

    penyakit lain :

    DBD / virus lain

    PENANGANAN

    TEPAT

    Yusra. Demam Tifoid: Widal dan Salmonella Typhi IgM. Oesman F. Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik.12 thed. Jakarta: Departemen Patologi Klinik

    FKUI; 2013.

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    6/43

    Gejala utama : DEMAM

    Ditularkan melalui makanan &air yang

    terkontaminasi feses orang sakit /

    karier kronik asimptomatik

    Masa inkubasi : 1014 hari

    Yusra. Demam Tifoid: Widal dan Salmonella Typhi IgM. Oesman F. Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik.12 thed. Jakarta: Departemen Patologi Klinik

    FKUI; 2013.

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    7/43

    Gram Negatif,

    flagella +, bergerak

    3 jenis antigen :

    Antigen Vi (kapsul)

    Antigen O (somatik)

    Antigen H (flagel)S. typhi

    TARGET

    PEMERIKSAAN

    SEROLOGI

    Yusra. Demam Tifoid: Widal dan Salmonella Typhi IgM. Oesman F. Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik.12 thed. Jakarta: Departemen Patologi Klinik

    FKUI; 2013.

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    8/43

    Tertelan :

    < 105

    belum sakit

    Tertelan :

    107 (10 juta)

    50% sakit

    Tertelan :109 (1 M)

    95% sakit

    S. typhi

    Lesser CF, Miller SI. Salmonellosis. In: Braunwald E, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, editors. Harrison's principles ofinternal medicine.15thed. New York: McGraw-Hill; 2001.

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    9/43

    S.Typhi / S. paratyphi masuk ke dalam

    tubuh melalui makanan ygterkontaminasi

    Di usus, melekat, menembus epitelmukosa ileum dan masuk peredarandarah BAKTEREMIA PRIMER(ASIMTOMATIK)

    Difagosit makrofag (tidak mati)bertambah (mampu bertahanterhadap lisosim)

    Lesser CF, Miller SI. Salmonellosis. In: Braunwald E, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, editors. Harrison's principles ofinternal medicine.15thed. New York: McGraw-Hill; 2001.

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    10/43

    Jika jumlah kuman >> ambang

    kemampuan tubuh BAKTEREMIASEKUNDER (SIMTOMATIK)

    Kuman bersembunyi dalam PeyersPatches & kandung empedu

    Sebagian kuman feses, sebagianlagi masuk kembali ke sirkulasisetelah menembus usus

    Lesser CF, Miller SI. Salmonellosis. In: Braunwald E, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, editors. Harrison's principles ofinternal medicine.15thed. New York: McGraw-Hill; 2001.

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    11/43

    GOLD STANDARD :

    DITEMUKAN S.typhi & / S. paratyphi

    melalui :

    BIAKAN DARAH, FESES, URIN, ATAU

    CAIRAN TUBUH LAIN

    WAKTU 5 -7 HARI

    PEMERIKSAAN LEBIH CEPAT :

    WIDAL

    Salmonella typhi IgM

    Yusra. Demam Tifoid: Widal dan Salmonella Typhi IgM. Oesman F. Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik.12 thed. Jakarta: Departemen Patologi Klinik

    FKUI; 2013.

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    12/43

    PRINSIP PEMERIKSAAN

    Aglutinasi antara aglutinin (antibodi dalam serum

    pasien) dengan antigen O dan H S. typhi / S.

    paratyphi WIDAL +

    Antibodi somatik O IgM muncul pertama dalam

    respons serologi demam tifoid akut, antibodi

    flagella H IgG timbul lebih lambat & tetap ada untuk

    waktu lama

    Tujuan pemeriksaan: meningkatkan indeks

    kecurigaan adanya demam tifoid

    WIDAL

    Yusra. Demam Tifoid: Widal dan Salmonella Typhi IgM. Oesman F. Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik.12 thed. Jakarta: Departemen Patologi Klinik

    FKUI; 2013.

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    13/43

    INTERPRETASI HASIL

    WIDAL POSITIF :

    BILA TERDAPAT AGLUTINASI DAN DILAPORKAN

    PENGENCERANNYA

    TITER ANTIBODI O ATAU H 1/160 PADA

    AKHIR MINGGU PERTAMA SAKIT

    ATAU

    TITER ANTIBODI O ATAU H LEBIH DARI 4X

    PADA 2 KALI PEMERIKSAAN TERPISAH DENGAN

    JARAK WAKTU 2-3 MINGGU

    WIDAL

    Yusra. Demam Tifoid: Widal dan Salmonella Typhi IgM. Oesman F. Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik.12 thed. Jakarta: Departemen Patologi Klinik

    FKUI; 2013.

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    14/43

    INTERPRETASI HASIL

    WIDAL NEGATIF :

    TIDAK TERJADI AGLUTINASI

    WIDAL

    Yusra. Demam Tifoid: Widal dan Salmonella Typhi IgM. Oesman F. Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik.12 thed. Jakarta: Departemen Patologi Klinik

    FKUI; 2013.

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    15/43

    WIDAL

    Yusra. Demam Tifoid: Widal dan Salmonella Typhi IgM. Oesman F. Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik.12 thed. Jakarta: Departemen Patologi Klinik

    FKUI; 2013.

    KELEMAHAN

    WIDAL POSITIF PALSU :

    SETELAH IMUNISASI DGN ANTIGEN Salmonella,

    REAKSI SILANG DENGAN Salmonella non tifoidal,

    CO-INFEKSI

    WIDAL NEGATIF PALSU :

    STATUS KARIER, TELAH DITERAPI ANTIBIOTIKA

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    16/43

    Salmonella typhi IgM

    Yusra. Demam Tifoid: Widal dan Salmonella Typhi IgM. Oesman F. Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik.12 thed. Jakarta: Departemen Patologi Klinik

    FKUI; 2013.

    CONTOH MERK :

    TUBEX :

    MENDETEKSI IgM TERHADAP LIPOPOLISAKARIDA

    (LPS) 09 BERDASARKAN KEMAMPUAN ANTIBODI

    PASIEN UNTUK MENGHAMBAT IKATAN ANTARA

    PARTIKEL INDIKATOR WARNA YG DILAPIS ANTIBODI

    MONOKLONAL SPESIFIK TERHADAP ANTIGEN LPS09 S. typhi & PARTIKEL MAGNETIK YG DILAPIS LPS

    S.typhi PERUBAHAN WARNA

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    17/43

    Salmonella typhi IgM

    Yusra. Demam Tifoid: Widal dan Salmonella Typhi IgM. Oesman F. Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik.12 thed. Jakarta: Departemen Patologi Klinik

    FKUI; 2013.

    INTERPRETASI HASIL

    PERUBAHAN WARNA : SKOR 0-10 :

    SKOR 02 : NEGATIF

    SKOR 310 : POSITIF

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    18/43

    Salmonella typhi IgM

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    19/43

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    20/43

    KASUS KEMUNGKINAN DENGUE(PROBABLE DENGUE

    INFECTION)

    KASUS DENGUE

    WHO(2012)

    KASUS PASTI(CONFIRMED CASE)

    World Health Organization. Handbook for clinical management of dengue. Geneva: World Health Organization; 2012.

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    21/43

    Demam dengue : penyakit infeksi virus disebabkan virus

    dengue (DENV) yg termasuk famili virus flaviviridae,

    genus flavivirus.

    Berdasarkan serotipe uji netralisasi, DENV dibagi

    menjadi :

    DENV-1

    DENV-2

    DENV-3

    DENV-4

    Virus ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti

    Pasaribu MM, Mantiri GA. Demam dengue: anti dengue IgG, IgM dan antigen NS1. Oesman F. Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik.12thed.

    Jakarta: Departemen Patologi Klinik FKUI; 2013.

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    22/43

    PENINGKATAN PERMEABILITAS VASKULAR

    PENINGKATAN KEHILANGAN PLASMA DARIKOMPARTEMEN VASKULAR HEMOKONSENTRASI &

    PENURUNAN TEKANAN DARAH

    PERUBAHAN HEMOSTASIS

    TERUTAMA : TROMBOSITOPENIA & KOAGULOPATI

    AKTIVASI KOMPLEMEN : C3 & C4 MENURUN

    Pasaribu MM, Mantiri GA. Demam dengue: anti dengue IgG, IgM dan antigen NS1. Oesman F. Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik.12thed.

    Jakarta: Departemen Patologi Klinik FKUI; 2013.

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    23/43

    World Health Organization. Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention, and control.. Geneva: World Health Organization; 2009

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    24/43

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    25/43

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    26/43

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    27/43

    Malaria disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium

    Malaria menyebar ke manusia lewat gigitan nyamuk

    genus Anophelesbetina

    Ada 4 species yang dapat menimbulkan penyakit padamanusia ;

    P falc iparum : menyebabkan penyakit malaria paling

    berat

    P vivax P ovale

    P malariae.

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    28/43

    Ditemukan parasit malaria pada apusan darahtebal yang lebih sensitif daripada apusan darah

    tipis

    Apusan darah tipis digunakan untuk

    menentukan spesies parasit yang menginfeksi.

    Apusan darah harus diperiksa setiap 6-12 jam

    selama 48 jam

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    29/43

    HEMATOLOGI 25% leukopeni , neutropeni, limfositosis

    relatif ok endotoksin, mediator endogen

    Leukosit tidak sesuai demam (terselubung)

    Komplikasi usus leukositosis Anemi akut, hematokrit perdarahan

    Eritrosit, leukosit feses ulserasi ,perdarahan usus29

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    30/43

    KIMIA KLINIK

    Ensim hati AST , ALT ok

    pembengkakan sel hati , nekrosis fokal Akibat invasi ke RES hati

    30

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    31/43

    SEROLOGIK

    Tersering, hasil cepat tes Widal

    Titer antibodi terhadap Salmonel la Diperiksa menggunakan antigen O dan H

    Anti Vi , jarang ( S.typhi, S.paratyphi C,

    Citrobacter )31

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    32/43

    SEROLOGIK (lanju tan 2)

    Lebih berarti bila diperiksan serum akutdan konvalesens ( serum ganda )

    Peningkatan titer 4x infeksi

    Jarang dilakukan, perlu hasil segera

    32

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    33/43

    SEROLOGIK (lanju tan 3)

    Kalau hanya 1x ( serum tunggal ) :

    perhatikan waktu / minggu diperiksa

    Titer tinggi minggu 3-4 setelah demam

    Endemik titer anti O >/= 1: 640

    titer anti H lebih tinggi

    Disertai rose spots, bradikardi, leukopeni

    titer anti O >/= 1: 32033

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    34/43

    SEROLOGIK (lanjutan 4)

    Typhidot ( dot blot EIA )

    nitroselulosa + antigen 50 kDa membran

    Deteksi IgM dan IgG

    Sensitivitas, spesifisitas > 90% Tidak diproduksi lagi

    Antisera monoklonal utk antigen O-9 grup D

    dalam urin34

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    35/43

    Waktu / saat pemeriksaan darah Pajanan endemik, infeksi subklinik,

    imunisasi titer aglutinin > tinggi

    Reaksi anamnestik dg kuman enterik lain Reaksi silang S. typhi dg S.paratyphi A

    dan S. paratyphi B bukan infeksimultipel

    Antigen Vi dapat hambat aglutinasi O35

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    36/43

    Faktor yang berpengaruh (lanj.2) :

    Pemberian antibiotik tidak adekuat Pengobatan imunosupresif, defisiensi

    sistem imun, gizi buruk

    Imunitas seluler lebih penting utkmengatasi infeksi Salmonel la

    Antibodi tidak bersifat protektif

    36

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    37/43

    MIKROBIOLOGIK

    Diagnosis pasti dg biakan darah

    Ditemukan kuman Salmonel la

    Angka keberhasilan rendah ok :antibiotik

    waktu pengambilan tidak tepat

    volume darah kurang

    bahan darah menggumpal

    37

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    38/43

    MIKROBIOLOGIK (lanju tan 2)

    80-90% biakan positip minggu 1 demambakteremi sekunder

    Dengan antibiotik 40% positip

    Biakan darah negatip, sumsumtulang (+)

    Setelah bakteri masuk RES , dlm darah

    Mgg 2 60% biakan positip

    Mgg 3 40-50%, mgg 4 15-20% 38

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    39/43

    MIKROBIOLOGIK (lanjutan 3)

    Kuman masuk RES dan kandung empedu

    Awal mgg 2 deman kuman diekskresi

    ke feses dan urin

    75-85% biakan feses positip selama mgg 3 Turun tajam setelah mgg 4 20-25%

    Biakan urin positip 20-25% pada mgg 3-4

    Setelah mgg 5 kurang 10%39

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    40/43

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    41/43

    Faktor praanalitik mikrobiologik : Agar hasil positip darah 5-10 mL

    bila terpaksa minimal 2 mL Tersedia media dg resin pengikat antibiotik Cegah gumpalan dg antikoagulan steril :

    heparin , Na-sitrat (0,2%), NH4-oksalat (1%)Dapat menghambat pertumbuhan bakteri

    Jangan EDTA ok toksik41

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    42/43

    Faktor praanalitik mikrobiologik (lanj.2) : SPS (sodium-polyanethol-sul fonate)

    menetralkan efek bakterisidal

    Terbaik langsung ke dalam media biakan

    cair 1:10

    Terjadi pengenceran faktor koagulasi dan

    komplemen, antibodi, zat bakterisidal

    Otomatisasi biakan dg deteksi dini CO2 Percepat hasil biakan dg 1-2 hari

    42

  • 7/24/2019 Diagnosis Laboratorium Pada Penyakit Infeksi

    43/43

    Metode PCR (Polym erase chain react ion)

    Deteksi rantai DNA antigen Salmonel la

    Menggandakan DNA bakteri berlipat kali

    Dengan ensim DNA polimerase, pr imersesuai DNA yg dilacak, alat thermocycler

    Jumlah sangat sedikit dapat dideteksi

    Penggunaan terbatas, mahal

    perlu keahlian khusus, ketelitian Kontaminasi DNA asing, mengacaukan

    43