Diagnosis
-
Upload
ahmad-badrul-amin -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of Diagnosis
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan serologi, biopsi jaringan, isolasi T
gondii dari cairan tubuh atau darah dan pemeriksaan DNA parasit. Pada pasien dengan suspek
toxoplasmosis, pemeriksaan serologi dan pencitraan baik Computed Tomography (CT) atau
Magnetic Resonance Imaging (MRI) biasanya digunakan untuk membuat diagnosis. Terapi
empirik untuk toxoplasmosis cerebral harus dipertimbangkan untuk pasien yang terinfeksi
HIV. Biopsi dicadangkan untuk diagnosis pasti atau untuk pasien yang gagal dengan terapi
empirik.
Pada pemeriksaan serologi didapatkan seropositif dari anti-T gondii IgG dan IgM.
Pemeriksaan yang sudah menjadi standar emas untuk mendeteksi titer IgG dan IgM T gondii
yang biasa dilakukan adalah dengan Sabin-Feldman dye test, tapi pemeriksaan ini tidak
tersedia di Indonesia. Deteksi antibodi juga dapat dilakukan dengan indirect fluorescent
antibody (IFA), agglutinasi, atau enzyme linked immunosorbent assay (ELISA). Titer IgG
mencapai puncak dalam 1-2 bulan setelah infeksi kemudian bertahan seumur hidup. Anti bodi
IgM hilang dalam beberapa minggu setelah infeksi.
Pemeriksaan cairan serebrospinal jarang berguna dalam diagnosis toxoplasmosis
cerebral dan tidak dilakukan secara rutin karena resiko dapat meningkatkan tekanan
intrakranial dengan melakukan pungsi lumbal. Temuan dari pemeriksaan cairan serebrospinal
menunjukkan adanya pleositosis ringan dari mononuclear predominan dan elevasi protein.
Pemeriksaan Polymerase chain reaction (PCR) untuk mendeteksi DNA T gondii
dapat berguna untuk diagnosis toxoplasmosis. PCR untuk T gondii dapat juga positif pada
cairan bronkoalveolar dan cairan vitreus atau aqueous humor dari penderita toxopasmosis
yang terinfeksi HIV. Adanya PCR yang positif pada jaringan otak tidak berarti terdapat
infeksi aktif karena tissue cyst dapt bertahan lama berada di otak setelah infeksi akut. PCR
pada darah mempunyai sensitifitas yang rendah untukdiagnosis pada penderita AIDS.
Toxoplasmosis juga dapat didiagnosis dengan isolasi T gondii dari kultur cairan tubuh
atau spesimen biopsi jaringan tapi diperlukan waktu lebih dari 6 minggu untuk mendapatkan
hasil kultur. Diagnosis pasti dari toxoplasmosis adalah dengan biopsi otak, tapi karena
keterbatasan fasilitas, waktu dan dana sering biosi otak ini tidak dilakukan. Upaya isolasi
parasit dapat dilakukan dengan inokulasi mouse atau inokulasi dalam jaringan kultur sel dari
hampir semua jaringan manusia atau cairan tubuh. Pasien dengan toxoplasmosis cerebral
ditemukan histopatologi tachyzoit pada jaringan otak.
AAN Quality Standards subcommittee (1998) merekomendasikan penggunaan terapi
empirik pada pasien yang diduga toxoplasmosis cerebral selama 2 minggu, kemudian
dimonitor lagi setelah 2 minggu, bila ada perbaikan secara klinis maupun radiologik,
diagnosis adanya toxoplasmosis cerebral dapat ditegakkan dan terapi ini dapat di teruskan.
Lebih dari 90% pasien menunjukkan perbaikan klinis dan radiologik setelah diberikan terapi
inisial selama 10-14 hari. Jika tidak ada perbaikan lesi setelah 2 minggu, diindikasikan untuk
dilakukan biopsi otak.