Diagnosis Othodonti

18
Diagnosis dibidang ortodonti dapat didefinisikan sebagai suatu studi dan interpretasi data klinis untuk menetapkan ada tidaknya anomali (maloklusi).Diagnosis merupakan suatu langkah dalam bidang ortodonti sebelum merencanakan perawatan ortodonti. Moyers menyatakan bahwa diagnosis ortodonti adalah perkiraan yang sistematik, bersifat sementara, akurat dan ditujukan pada 2 hal, yaitu klasifikasi dan perencanaan tindakan berikutnya Dalam diagnosis baik itu pada orthodonti ataupun area kedokteran gigi lainnya, sangatlah penting untuk tidak menilai dan focus hanya pada satu aspek kondisi pasien. Pada konteks ortodonti sangat penting untuk menilai oklusi gigi dengan juga mempertimbangkan ketidak susuauain rahang, sindrom pertumbuhan, penyakit sistemik, masalah periodontal, masalah psiko-sosial, atau keadaan lingkungan dimana pasien tinggal. Diagnosis, singkatnya, harus luas, tidak terfokus pada aspek tunggal yang pada beberapa hal dapat menjadi hal yang kompleks. Diagnosis orthodonti sangat penting untuk menilai kondisi keseleruhan pasien.

description

diagnosis

Transcript of Diagnosis Othodonti

Page 1: Diagnosis Othodonti

Diagnosis dibidang ortodonti dapat didefinisikan sebagai suatu studi dan

interpretasi data klinis untuk menetapkan ada tidaknya anomali (maloklusi).Diagnosis

merupakan suatu langkah dalam bidang ortodonti sebelum merencanakan perawatan

ortodonti. Moyers menyatakan bahwa diagnosis ortodonti adalah perkiraan yang

sistematik, bersifat sementara, akurat dan ditujukan pada 2 hal, yaitu klasifikasi dan

perencanaan tindakan berikutnya

Dalam diagnosis baik itu pada orthodonti ataupun area kedokteran gigi lainnya,

sangatlah penting untuk tidak menilai dan focus hanya pada satu aspek kondisi pasien.

Pada konteks ortodonti sangat penting untuk menilai oklusi gigi dengan juga

mempertimbangkan ketidak susuauain rahang, sindrom pertumbuhan, penyakit sistemik,

masalah periodontal, masalah psiko-sosial, atau keadaan lingkungan dimana pasien

tinggal. Diagnosis, singkatnya, harus luas, tidak terfokus pada aspek tunggal yang pada

beberapa hal dapat menjadi hal yang kompleks. Diagnosis orthodonti sangat penting

untuk menilai kondisi keseleruhan pasien.

Pendekatan pada masalah pasien adalah sala satu metode yang digunakan utuk

mendiagnosis dan memberikan rencana perawatan. Pendekatan ini digunakan untuk

mendapatkan database pasien. Dari database ini semua daftar masalah akan tercatat.

Untuk tujuan orthodonti, database dapat diperoleh dari 3 sumber

1. Anamnesis umum (wawancara dengan pasien)

2. Pemeriksaan Klinis pasien

3. Evaluasi pada Dental record.

Page 2: Diagnosis Othodonti

A. Anamnesis Umum Pasien dengan Wawancara

Tahap pertama pada proses wawancara harus dimulai dengan masalah

(complain) utama (alasan utama pasien datang untuk konsultasi dan

perawatan), biasanya dengan pertanyaan langsung pada pasien ataupun

orangtua. Informasi yang lebih jauh dapat dilihat dalam 3 bagian :

1. Riwayat penyakit dan penyakit pada gigi

2. Status Pertumbuhan fisik

3. Motivasi, ekspetasi dan factor social lainnya,

1. Masalah Utama

Ada tiga alasan utama yang perlu diperhatikan dari pasien berkenaan

dengan susunan dan oklusi giginya : dentofacial estetik yang rendah yang dapat

berpengaruh pada masalah psiko-sosialnya, fungsi yang rendah dan keinginan

untuk meningkatkan dentofacial estetiknya sebagai bagian dari kualitas hidup.

Namun tidak jarang ada lebih dari satu alasan yang diberikan pasien untuk

mendapat perawatan orthodonti. Seorang dokter gigi tidak boleh mengganggp

masalah estetik sebagai masalah utama akibat dari susunan gigi yang tidak rapi

tapi dokter gigi harus memberikan perhatian mengenai kesehatan dan fungsional

giginya untuk kedepannya.

2. Riwayat Penyakit dan Penyakit gigi

Riwayat penyakit ini dibutuhkan dari pasien untuk mendapatkan latar

belakang keadaan keseluruhan pasien dan menilai masalah orthodonti nya secara

Page 3: Diagnosis Othodonti

spesifik. Ada 2 hal penting yang membutuhkan penjelasan khusus. Yang pertama

adalah meskipun kebanyakana anaka anak dengan raktur condylar sembuh tidak

sepenuhnya., ingat bahwa deficit pertumbuhan dapat terjadi akibat cedera lama

dari kondilar dan akan menyebabkan wajah asimetri. Yang kedua adalah, sangat

penting untuk mengetahui apakah pasien sedang dalam perawatan jangka panjang,

bila iya, untuk tujuan apa.karena hal ini dapat merujuk pada penyakit sisteik atau

metabolic yang tidak disampaikan oleh pasien. Penyakt kronis yang dialami oleh

anak anak maupun dewasa tidak menjadi kontraindikasi bagi perawatan

orthodonti tapi harus mendapatkan perhatian yang khusus untuk memberikan

pencegahan terjadinya masalah. Pada dewasa yang sedang dalam perawatan untuk

penyakit arthritis dan osteoporosis, dosis tinggi protaglandininhibitor atau agen

penyerap inhibito dapat menghalangi pergerakan gigi dalam ortodonti.

Page 4: Diagnosis Othodonti
Page 5: Diagnosis Othodonti

3. Penilaian Pertumbuhan Fisik

Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pasien mengalami

pertumbuhan yang normal dan sesuai dengan usia dan jenis kelaminnya.

Pertumbuhan yang cepat selama perumbuhan remaja akan memfasilitasi

pergerakan gigi. Penilaian ini juga memperhitungkan waktu terjadinya kalsifikasi

tulang.

4. Penilaian Sikap Sosial

Page 6: Diagnosis Othodonti

Penilaian social ini terdiri atas : motivasi pasien menjalani perawatan, apa

yang dia harapkan dari perawatan dan bagaimana sikap kerjasama pasien

nantinya.

Motivasi untuk menjalani perawatan dapat diklasifikasikan sebagai

motivasi eksternal, dimana motivasinya didapat dari tekanan dari orang

disekitarnya. Dan motivasi internal bisa didapat dari motivasi diri sendiri yang

biasanya timbul akibat kesadarannya akan pentingnya menjaga kesehatan mulut.

Apa yang pasien harapkan dari perawatan sangat berhubungan dengan tipe

motivasi, terutama pada pasien dewasa yang memilik masalah dengan estetika

kosmetik. Cotohnya : bila seorang pasien dengan gigi anterior yang tidak biasa

mengharapkan masaah sosialnya selesai setelah giginya diperbaiki, ia

mendapatkan resiko yang rendah untuk menjalani perawatan orthodonti

Koperatif, biasanya dibutuhkan dalam menangani pasien anak tapi juga

tidak menutup kemungkinan dengan pasien dewasa.

B. PEMERIKSAAN KLINIS

Ada dua tuuan utama dalam pemeriksaan klinis ortodonti : 1) untuk mengevaluasi

dan mendokumentasikan kesehatan mulut, fungsi rahang dan proporsi wajah dan

karakteristik senyum dan 2) untuk memutuskan diagnostic records yang dibutuhkan.

1. Evaluasi Kesehatan Mulut

Page 7: Diagnosis Othodonti

Jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulut yang sehat harus selalu dianggap

sebagai pasien potensial orthodontic sebagaimana yang lainnya. Petunjuk

umumnya adalah bahwa semua masalah penyakit dan patologi harus diperikasa

sebelum perawatan dimulai. Hal ini termasuk, masalah medis, karies hihi,

patologi pulpa dan penyakit periodontal.

Memeriksa jumlah gigi terdengar biasa dilakukan oleh seorang dokter gigi

untuk memastikan nomor gigi yang ada dan terbentuk.

Pada penilaian periodontal, ada dua poin penting yang menjadi perhatian :

indikasi adanya penyakit periodontal aktif dan potensial masalah mukogingival.

Beberapa pemeriksaan orthodonti harus termasuk dengan pemeriksaan jelas

hingga sulkus gingival, bukan untuk memastikan kedalaman pocket (sulkus

gingiva yang diperdalam oleh keadaan patologis) tapi untuk mendeteksi adanya

area perdarahan. Perdarahan dalam pemeriksaan ini mengindikasikan adanya

penyakit periodontal aktif yang harus diperiksa sebelum perawatan lain (misalnya

orthodonti) dilakuakan. Untungnya, penyakit agresif periodontitis juvenile sangat

jarang terjadi, tapi bila ada, hal ini sangat penting untuk ditangani sebelum

perawatan orthodonti dimulai. Perlekatan gingival yang tidak cukup kuat diantara

incisive yang berjejal mengindikasikan adanya kemungkinan kerusakan (cacat)

pada margin alveolar saat gigi disusun, khusunya dengan perawatan nonekstrasi

(pelebaran lengkung rahang)

2. Evaluasi Rahang dan Fungsi Oklusal.

Page 8: Diagnosis Othodonti

Tiga aspek fungsi yang membutuhkan evaluasi : mastikasi (termasuk

penelanan), bicara, dan keberadaan dan ketidakadaan masalah TMJ. Hal ini

penting untuk diketahui di awal baik saat pasien memiliki kordinasi dan gerakan

yang normal. Bila tidak, adaptasi normal pada perubahan posisi gigi yang

dihasilkan oleh perawatan orthodontis tidak akan terjadi dan efek keseimbagan

akan mengarah pada kekambuhan pasca perawatan.

Pasien dengan maloklusi berat sering mengalami kesulitan dalam

pengunyahan normal (membutuhkan usaha lebih dalam mengunyah). Individu ini

biasanya menghindari beberapa makanan yang sulit untuk dipotong dan dikunyak

dan memiliki beberapa masalah dengan menggigit pipi dan lidah selama

pengunyahan. Bila ditanya, pasien akan melaporkan masalah tersebut dan

biasanya mengindikasi bahwa setelah perawatan orthodonsi mereka akan lebih

mudah mengunyah. Menelan hampir tidak pernah terpengaruh dengan maloklusi.

Mengukur kekuatan bibir atau seberapa keras pasien dapat mendorong dengan

lidah hanya menambahkan sedikit atau tidak sama sekali pada penilaian

diagnostic.

Masalah berbicara dapat dikaitkan dengan maloklusi, tapi berbicara

normal masih memungkinkan meki adanya distorsi anatomis berat. Gangguan

tidurdapa dihubungkan dengan beberapa defisiensi mandibular berat dan

terkadang masalah fungsional ini adalah alasan untuk melakukan konsultasi

ortodonti.

Fungsi rahang lebih dari fungsi TMJ tapi evaluasi dari TMJ adalah aspek

penting dalam pelaksanan diagnosis. Apabila mandibular bergerak secara normal

Page 9: Diagnosis Othodonti

berarti ia tidak berfungsi secara lemah, tapi pada kondisi lain, gerakan terbatas

biasanya menunjukan masalah fungsional. Untuk alasan itu, indicator penting dari

fungsi sendi adalah adanya bukaan maksimum. Palpasi otot mastikasi dan TMJ

harus dijadikan bagian penting dalam pemeriksaan dan hal ini penting untuk

mengingat tanda dari adanya masalah TMJ seperti nyeri sendi, adanya bunyi atau

pembukaan yang terbatas.

Untuk tujuan orthodonti, beberapa perubahan lateral dan anterior dari

mandibular menjadi perhatian khusus. Karena articular eminensia tidak

berkembang pada saat masa anak anak, maka akan sulit menentukan posisi

positif “centric relation”seperti pada orang dewasa. Selain itu menentukan apakah

mandibular berubah kearah anterior atau lateral sangat penting pada anak anak.

Anak dengan unilateral crossbite memiliki penyempitan lengkung maksila dengan

peru ahan posisi crossbite unilateral.

3. Evaluasi Wajah dan Tampilan dental.

Penyimpangan dan tampilan wajah yang asimetri adalah contributor utama

untuk masalah estetik, mengingat tampilan proporsional diterima apabila tidak

selalu terlihat cantik. Tujuan yang tepat untuk pemeriksaan wajah adalah untuk

mendeteksi adanya disproportions (penyimpangan). ada tiga tujuan dalam analisis

profil wajah,

1) memastikan apakah rahang berada pada posisi proporsional pada bidang

ruang anteroposterior.

Page 10: Diagnosis Othodonti

2) evaluasi posture bibir dan prominensia incisor. Mendeteksi adanya

protrusi incisive yang berlebihan atau retrusi sangat penting karena adanya

efek ruang diadalam lengkung gigi, bila incisive protrusi, mereka akan

tersusun dalam lengkung lingkaran besar sebagai mana mereka cenderung

maju, sementara bila incisive tegak lurus atau retrusive , maka ruang yang

ada adalah kecil. Pada kasus yang berat, incisive yang protrusi akan

memberikan susunan gigi yang ideal daripada incisive yang crowding.

3) mengevaluasi kembali proporsi vertical dan evaluasi sudut bidang

mandibular. Hal ini penting karena bidang mandibular yang curam

biasanya mengindikasi dimensi vertical wajah anterior yang panjang dan

kecenderungan kerangka openbite, sementara itu sudut datar bidang

mandibular sering berhubungan dengan wajah anterior yang pendek dan

berat dan deep bite maloklusi.

Hubungan Gigi – Lidah : Makro Estetik

Penting untuk mengevaluasi bukan hanya karakteristik dari wajah tapi juga

hubungan geligi dengan wajah. Hal ini dapat dimulai denhan pemeriksaan simetri, yang

biasanya penting dalam menentukan hubungan midline dental dari setiap rehang pasa

midline rangka dari rahang (midline incisor bawah ke midline mandibular dan midline

incisor berhubungan dengan midline maksila). Model gigi, akan menunukaan hubungan

midline masing masing tapi tidak memberikkan informasi mengenai midline gigi-rahang.

Aspek kedua dari hubungan gigi dan jaringan lunak adalah hubungan vertical gigi

dengan lidah pada saat biasa dan tersenyum. Pada keadaan minimum, tampilan dari

Page 11: Diagnosis Othodonti

incisive harus tercatat. Untuk pasien denan tampilan incisive yang besar, penyebab

biasanya adalah wajah yang panjang dan rendah, tapi tentu ini bukan salah satu

kemungkinannya. Merekam tinggi philtrum dan commisura dapat mengklarifikasi sumbe

masalah.

Hubungan penting ketiga adalah untuk mencatat apakah rotasi transversal atas

bawah dari geligi terlihat saat pasien terseyum atau bibir terpisah saat istirahat.

Tampilan Gigi : Mikro Estetik

Proporsi gigi, tesenyum akan menunjukkan gigi anterior maksila dan dua aspek

hbungan proporsionalnya adalah komponen penting dari penampilan : lebar gigi dan

hubungannya dengan satu sama lain dan proporsi tingi/lebar dari tiap gigi individual

Hubungan tinggi lebar gigi , lebar dari gigi harus sekitar 80%dari tinggi gigi.

Dalam pemeriksaan orthodontic, hal ini penting karena bila terjadi disproporsi akan

menunjukkan parameter kesalahan. Disproporsi atau penyebab masalah ini harus

diberikan perhatian sebelum mendapat perawatan ortodonti lengkap. Proporsional

gingival diperlukan untuk mendapatkan tampilan dental yang normal dan menarik.

Daerah kontak dan celah, tinggi penghubung yang normal biasanya terbesar atara

gigi incisive sentral, dan berukrang dari gigi sentral ke posterior bergerak secara apical,

dari incisive senral ke premolar dan molar. Celah (ruang triangular kontak incisal dan

gingival) biasanya lebih besar lebih besar dari penghubung dan celah di penuhi oleh

interdental papilla. Celah “Black Triangles” pada dewasa biasanya muncul dari

kehilangan jaringan ginvival berkaitan dengan penyakit periodontal, tapi saat crowded

gigi incisive maksila di perbaiki dengan ortodonti, penghubung akan begerak secara

Page 12: Diagnosis Othodonti

incisal dan black triangle mungkin muncul, terutama apabila ada crowding. Untuk alasan

ini keduanya penting untuk pemeruksaan dan pasien harus siap untuk pembentukan ulang

gigi dalam menghadapai masalah estetik ini.

Rekaman Diagnostic yang Dibutuhkan

1. Kesehatan Gigi dan Struktur Oral

Tujuan utama fotograf intraoral yang harus dilakukan secara rutin oleh pasien yang

mengalami perawatan orthodonti lengkap adalah untuk mendokumentasikan kondisi awal

jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulut. Radiograf panoramic sangat berguna

untuk penilaian orthodontic. Gamba panoramic memiliki dua keuntungan : meyediakan

tampilan yang luas dan juga menampilkan lesi patologis dan gigi suppernumari atau gigi

impaksi dan paparan radiasinya lemah. Hal ini juga memberikan tampilan dari kondilar

mandibula yang dapat sangat membantu baik dalam gambarnya sendiri dan juga sebagai

gambar untuk menentukan aoakaj radiograf TMJ diperlukan.

2. Susunan Gigi dan Oklusi

Evaluasi dari oklusi membutuhkan cetakan untuk model sehingga bentuk dapat

dihubungkan ke satu sama lain. Pada diagnose orthodontic di pemindahan maksimal

jaringan lunak, dihasilkan oleh pelebaran maksimal dari cetakan diinginkan. Inclinasi dari

gigi, tidak hanya lokasi mahkota, sangat penting, bila bahan cetak tidak diluaskan dengan

baik, diagnosis penting mungkin dapat hilang.

3. Tampilan Wajah dan Gigi

Page 13: Diagnosis Othodonti

Terkadang juga dibutuhkan pemeriksaan radiograf chepalometri dan facial

fotograf utnuk mendukung pemeriksaan, meskipun penggunaannya dilakukan bila

sudah ada indikasi.

Rekaman minimal diagnostic untuk pasien orhodinticterdiri atas cast dental untuk

mewakilkan hubungan oklusal, panoramic radiograf dan periapal radiograf

ditambahkan dan data dari analisis fasial. Chepalometric lateral radiograf dan

intraoral fotograf dibutujhkan oleh semua pasien kecuali oleh pasien kasus minor.