Diabetes Militus

29
Definisi, Klasifikasi, Etiologi dan Epidemiologi Diabetes Melitus Definisi Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit multisistem dengan ciri hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Kelainan pada sekresi/kerja insulin tersebut menyebabkan abnormalitas dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. World Health Organization (WHO) sebelumnya telah merumuskan bahwa DM merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat, tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin. Klasifikasi dan etiologi Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2009, klasifikasi Diabetes Melitus adalah sbb: 1. Diabetes Melitus tipe 1 DM tipe 1 sering dikatakan sebagai diabetes “Juvenile onset” atau Insulin dependent” atau “Ketosis prone”, karena tanpa insulin dapat terjadi kematian dalam beberapa hari yang disebabkan ketoasidosis. Istilah “juvenile onset” sendiri diberikan karena onset DM tipe 1 dapat terjadi mulai dari usia 4 tahun dan memuncak pada

description

Diabetes militus

Transcript of Diabetes Militus

Page 1: Diabetes Militus

Definisi, Klasifikasi, Etiologi dan Epidemiologi Diabetes Melitus

Definisi

Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit multisistem dengan ciri hiperglikemia akibat

kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Kelainan pada sekresi/kerja insulin

tersebut menyebabkan abnormalitas dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.

Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi

atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah.

World Health Organization (WHO) sebelumnya  telah merumuskan bahwa DM merupakan

sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat, tetapi secara

umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat dari

sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi

insulin.

Klasifikasi dan etiologi

Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2009, klasifikasi Diabetes Melitus adalah

sbb:

1. Diabetes Melitus tipe 1

DM tipe 1 sering dikatakan sebagai diabetes “Juvenile onset” atau “Insulin dependent” atau

“Ketosis prone”, karena tanpa insulin dapat terjadi kematian dalam beberapa hari yang

disebabkan ketoasidosis. Istilah “juvenile onset” sendiri diberikan karena onset DM tipe 1 dapat

terjadi mulai dari usia 4 tahun dan memuncak pada usia 11-13 tahun, selain itu dapat juga terjadi

pada akhir usia 30 atau menjelang 40.

Karakteristik dari DM tipe 1 adalah insulin yang beredar di sirkulasi sangat rendah, kadar

glukagon plasma yang meningkat, dan sel beta pankreas gagal berespons terhadap stimulus yang

semestinya meningkatkan sekresi insulin.

DM tipe 1 sekarang banyak dianggap sebagai penyakit autoimun. Pemeriksaan histopatologi

pankreas menunjukkan adanya infiltrasi leukosit dan destruksi sel Langerhans. Pada 85% pasien

ditemukan antibodi sirkulasi yang menyerang glutamic-acid decarboxylase (GAD) di sel beta

pankreas tersebut. Prevalensi DM tipe 1 meningkat pada pasien dengan penyakit autoimun lain,

seperti penyakit Grave, tiroiditis Hashimoto atau myasthenia gravis. Sekitar 95% pasien

memiliki Human Leukocyte Antigen(HLA) DR3 atau HLA DR4.

Page 2: Diabetes Militus

Kelainan autoimun ini diduga ada kaitannya dengan agen infeksius/lingkungan, di mana sistem

imun pada orang dengan kecenderungan genetik tertentu, menyerang molekul sel beta pankreas

yang ‘menyerupai’ protein virus sehingga terjadi destruksi sel beta dan defisiensi insulin. Faktor-

faktor yang diduga berperan memicu serangan terhadap sel beta, antara lain virus (mumps,

rubella, coxsackie), toksin kimia, sitotoksin, dan konsumsi susu sapi pada masa bayi.

Selain akibat autoimun, sebagaian kecil DM tipe 1 terjadi akibat proses yang idiopatik. Tidak

ditemukan antibodi sel beta atau aktivitas HLA. DM tipe 1 yang bersifat idiopatik ini, sering

terjadi akibat faktor keturunan, misalnya pada ras tertentu Afrika dan Asia.

2.  Diabetes Melitus tipe 2

Tidak seperti pada DM tipe 1, DM tipe 2 tidak memiliki hubungan dengan aktivitas HLA, virus

atau autoimunitas dan biasanya pasien mempunyai sel beta yang masih berfungsi (walau

terkadang memerlukan insulin eksogen tetapi tidak bergantung seumur hidup). DM tipe 2  ini

bervariasi mulai dari yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif, sampai

yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin. Pada DM tipe 2 resistensi

insulin terjadi pada otot, lemak dan hati serta terdapat respons yang inadekuat pada sel beta

pankreas. Terjadi peningkatan kadar asam lemak bebas di plasma, penurunan transpor glukosa di

otot, peningkatan produksi glukosa hati dan peningkatan lipolisis.

Defek yang terjadi pada DM tipe 2 disebabkan oleh gaya hidup  yang diabetogenik (asupan

kalori  yang berlebihan, aktivitas fisik yang rendah, obesitas) ditambah kecenderungan secara

genetik.  Nilai BMI yang dapat memicu terjadinya DM tipe 2 adalah berbeda-beda untuk setiap

ras.

 

3.  Diabetes Melitus tipe lain

- Defek genetik fungsi sel beta

Beberapa bentuk diabetes dihubungkan dengan defek monogen pada fungsi sel beta, dicirikan

dengan onset hiperglikemia pada usia yang relatif muda (<25 tahun) atau disebut maturity-onset

diabetes of the young (MODY). Terjadi gangguan sekresi insulin namun kerja insulin di jaringan

tetap normal. Saat ini telah diketahui abnormalitas pada 6 lokus di beberapa kromosom, yang

paling sering adalah mutasi kromosom 12, juga mutasi di kromosom 7p yang mengkode

Page 3: Diabetes Militus

glukokinase. Selain itu juga telah diidentifikasi kelaian genetik  yang mengakibatkan

ketidakmampuan mengubah proinsulin menjadi insulin.

-  Defek genetik kerja insulin

Terdapat mutasi pada reseptor insulin, yang mengakibatkan hiperinsulinemia, hiperglikemia dan

diabetes. Beberapa individu dengan kelainan ini juga dapat mengalami akantosis nigricans, pada

wanita mengalami virilisasi dan pembesaran ovarium.

-  Penyakit eksokrin pankreas

Meliputi pankreasitis, trauma, pankreatektomi, dan carcinoma pankreas.

- Endokrinopati

Beberapa hormon seperti GH, kortisol, glukagon dan epinefrin bekerja mengantagonis aktivitas

insulin. Kelebihan hormon-hormon ini, seperti  pada sindroma Cushing, glukagonoma,

feokromositoma dapat menyebabkan diabetes. Umumnya terjadi pada orang yang sebelumnya

mengalami defek sekresi insulin, dan hiperglikemia dapat diperbaiki bila kelebihan hormon-

hormon tersebut dikurangi.

- Karena obat/zat kimia

Beberapa obat dapat mengganggu sekresi dan kerja insulin. Vacor (racun tikus) dan pentamidin

dapat merusak sel beta. Asam nikotinat dan glukokortikoid mengganggu kerja insulin.

- Infeksi

Virus tertentu dihubungkan dengan kerusakan sel beta, seperti rubella, coxsackievirus B, CMV,

adenovirus, dan mumps.

-  Imunologi

Ada dua kelainan imunologi yang diketahui, yaitu sindrom stiffman dan antibodi antiinsulin

reseptor. Pada sindrom stiffman terjadi peninggian kadar autoantibodi GAD di sel beta pankreas.

- Sindroma genetik lain

Down’s syndrome, Klinefelter syndrome, Turner syndrome, dll.

4.  Diabetes Kehamilan/gestasional

Diabetes kehamilan didefinisikan sebagai intoleransi glukosa dengan onset pada waktu

kehamilan. Diabetes jenis ini merupakan komplikasi pada sekitar 1-14% kehamilan. Biasanya

toleransi glukosa akan kembali normal pada trimester ketiga.

Page 4: Diabetes Militus

Epidemiologi

Pada tahun 2000 menurut WHO diperkirakan sedikitnya 171 juta orang di seluruh dunia

menderita Diabetes Mellitus, atau sekitar 2,8% dari total populasi. Insidensnya terus meningkat

dengan cepat, dan diperkirakan pada tahun 2030, angka ini akan bertambah menjadi 366 juta

atau sekitar 4,4% dari populasi dunia. DM terdapat di seluruh dunia, namun lebih sering

(terutama tipe 2) terjadi di negara berkembang. Peningkatan prevalens terbesar terjadi di Asia

dan Afrika, sebagai akibat dari tren urbanisasi dan perubahan gaya hidup, seperti pola makan

“Western-style” yang tidak sehat.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, dari

24417 responden berusia >15 tahun, 10,2% mengalami Toleransi Glukosa Terganggu (kadar

glukosa 140-200 mg/dl setelah puasa selama 14 jam dan diberi glukosa oral 75 gram). Sebanyak

1,5% mengalami Diabetes Melitus yang terdiagnosis dan 4,2% mengalami Diabetes Melitus

yang tidak terdiagnosis. Baik DM maupun TGT lebih banyak ditemukan pada wanita

dibandingkan pria, dan lebih sering pada golongan dengan tingkat pendidikan dan status sosial

rendah. Daerah dengan angka penderita DM paling tinggi yaitu Kalimantan Barat dan Maluku

Utara yaitu 11,1 %, sedangkan kelompok usia penderita DM terbanyak adalah 55-64 tahun yaitu

13,5%. Beberapa hal yang dihubungkan dengan risiko terkena DM adalah obesitas (sentral),

hipertensi, kurangnya aktivitas fisik dan konsumsi sayur-buah kurang dari 5 porsi perhari.

Patofisiologi

Pancreas yang disebut kelenjar ludah perut, adalah kelenjar penghasil insulin yang terletak di

belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada peta,

karena itu disebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormone

insulin yang sangt berperan dalam mengatur kadar glukosa darah.

Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat

membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel glukosa tersebut

dimetabolisasikan menjadi tenaga. Bila isulin tidak ada, maka glukosa dalam darah tidak dapat

masuk ke dalam sel dengan akibat kadar glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalams el

dengan akibat kadar glukosa dalam darah meningkat. Keadaan inilah yang terjadi pada diabetes

mellitus tipe 1.

Page 5: Diabetes Militus

Pada keadaan diabetes mellitus tipe 2, jumlah insulin bisa normal, bahkan lebih banyak, tetapi

jumlah reseptor (penangkap) insulin di permukaan sel kurang. Reseptor insulin ini dapat

diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan DM tipe 2, jumlah

lubang kuncinya kurang, sehingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena

lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit, sehingga sel

kekurangan bahan bakar (glukosa) dan kadar glukosa dalam darah meningkat. Dengan demikian

keadaan ini sama dengan keadaan DM tipe 1, bdanya adalah pada DM tipe 2 disamping kadar

glukosa tinggi, kadar insulin juga tinggi atau normal. Pada DM tipe 2 juga bisa ditemukan

jumlah insulin cukup atau lebih tetapi kualitasnya kurang baik, sehingga gagal membawa

glukosa masuk ke dalam sel. Di samping penyebab di atas, DM juga bisa terjadi akibat gangguan

transport glukosa di dalam sel sehingga gagal digunakan sebagai bahan bakar untuk metabolism

energy.

Tanda penyakit DM diantaranya yaitu bila seseorang seringkali mengalami akan hal seperti

berikut :

1. Poliuria (Sering Buang Air Kencing). Mengapa poliuria ini sering terjadi pada penderita

diabetes karena adanya gangguan dalam produksi insulin tentunya. Karena titik berat

gangguan pada pasien kencing manis adalah gangguan insulin ini. Jika insulin (insulin

adalah hormon yang mengendalikan gula darah) tidak ada atau sedikit maka ginjal tidak

dapat menyaring glukosa untuk kembali ke dalam darah. Kemudian hal ini akan

menyebabkan ginjal menarik tambahan air dari darah untuk menghancurkan glukosa. Hal

ini membuat kandung kemih cepat penuh dan hal ini otomatis akan membuat para

penderita DM akan sering kencing buang air kecil.

2. Polidipsia (Sering Merasa Haus). Keinginan untuk sering minum karena adanya rasa haus

banyak terjadi pada pasien dengan diabetes melitus ini. Karena memang adanya juga

gangguan hormon serta juga efek dari banyak kencing diatas, maka penderita akan sering

merasakan haus dan ingin untuk sering minum.

3. Poliphagia (Kelelahan Kelemahan). Para penderita penyakit diabetes mellitus akan juga

merasakan bahwasannya tubuhnya akan sering dan sepat merasa lemah. Hal ini salah satu

Page 6: Diabetes Militus

penyebabnya adalah produksi glukosa terhambat sehingga sel-sel makanan dari glukosa

yang harusnya didistribusikan ke semua sel tubuh untuk membuat energi jadi tidak

berjalan dengan semestinya dan juga optimal. Karena sel energi tidak mendapat asupan

sehingga orang dengan kencing manis akan merasa cepat lelah.

4. Berat Badan Akan Cepat Menurun. Tanda DM ini terutama akan dirasakan oleh para

penderita diabetes tipe 1 ( yang disebabkan karena faktor genetik). Pankreas pada

penderita diabates berhenti membuat insulin akibat serangan virus pada sel-sel pankreas

atau respons autoimun yang membuat tubuh menyerang sel-sel yang memproduksi

insulin. Akibatnya tubuh akan kesulitan mencari sumber energi karena sel-sel tidak

memperoleh glukosa. Kemudian tubuh mengadakan adaptasi dengan cara mulai

memecah jaringan otot dan lemak untuk energi sehingga berat badan terus

menyusut.Pada penderita diabetes tipe 2 (faktor perubahan gaya hidup), penurunan berat

badan terjadi secara bertahap dengan peningkatan resistensi insulin sehingga penurunan

berat badan tidak begitu terlihat

5. Tanda-tanda Neuropati. Tanda-tanda neropati pada pasien dengan DM yang seringkali

dirasakan adalah kesemutan di kaki dan tangan. Hal tersebut terjadi secara bertahap dari

waktu ke waktu karena glukosa dalam darah tinggi akan merusak sistem saraf. Pada

penderita diabetes tipe 2 kejadiannya secara bertahap, dan orang-orang sering tidak

menyadari bahwa itu salah satu pertanda. Kondisi gula darah tinggi kemungkinan telah

terjadi beberapa tahun sebelum seseorang itu mengetahui bahwa dirinya telah terkena

DM. Kerusakan saraf dapat menyebar tanpa pengetahuan para penderita kencing manis

ini.

6. Kulit Kering dan bila terjadi luka akan lama proses penyembuhannya. Bila diperhatikan

maka para pasien dengan DM mempunyai ciri khas yang ada pada kulitnya yaitu kulitnya

akan cenderung kering dan bila sering menjumpai pasien DM hal ini akan mudah

dikenali akan tanda DM ini. Satu lagi bila pada tingkat lanjut para penderita DM akan

diberikan pengetahuan dan juga pendidikan kesehatan agar mengurangi kemungkinan

terjadinya luka pada bagian tubuh. Karena bila telah terjadi luka, maka penyembuhan

luka lama dan juga kerapkali bisa menyebabkan organ yang luka bisa diamputasi pada

keadaan dan situasi tertentu. Untuk itu pendidikan kesehatan bagi penderita DM juga

penting dalam hal mencegah dan juga mengatur kadar gula darahnya.

Page 7: Diabetes Militus

Bagaimana pula kita bisa mendeteksi dini penyakit DM ini. Hal yang bisa kita lakukan adalah

dengan mengetahui kadar gula darah kita. Kadar gula dalam darah ada yang normal dan juga ada

yang tinggi bahkan bisa rendah pula. Kadar gula darah tinggi pada DM sering disebut

denganhiperglikemia. Dan bila kadar gula darah rendah disebut hipoglikemia.

Pemeriksaan kadar gula darah pasien DM disebut dengan pemeriksaan gula darah puasa dan gula

darah 2 jam setelah makan (Gula darah I/II). Berikut adalah daftar kadar nilai gula darah yang

normalyang bisa dijadikan acuan untuk menentukan DM :

Kadar Gula Darah Puasa : 

Normal : Dibawah 100mg/dl

Pradiabetes : 100-126mg/dl

Diabetes M : Diatas 126mg/dl

Kadar Gula Darah 2 Jam Setelah Makan (Post Prandial) :

Normal : Dibawah 140mg/dl

Pradiabetes : 140-200mg/dl

Diabetes M : Diatas 200mg/dl

Gejala-Gejala Diabetes Tahap Lanjut Diabetes tipe 1 umumnya terjadi pada anak-anak dan

remaja meskipun pada dasarnya dapat terjadi pada usia berapapun. Diabetes tipe 2 yang

merupakan tipe yang paling umum dapat terjadi pada usia berapapun dan sering dapat dicegah. 1.

Berat badan turun dengan cepat Buat penderita diabetes, jangan senang dulu jika berat badan

Anda turun dengan cepat. Ini bukan diakibatkan karena diet yang sukses, namun lebih

disebabkan karena pankreas mulai rusak. Pankreas memiliki tugas memproduksi insulin yang

digunakan mengolah glukosa menjadi sumber energi. Karena pankreas pada penderita diabetes

gagal mengolah gula menjadi energi, maka terjadilah resistensi insulin. Tubuh kemudian akan

Page 8: Diabetes Militus

mencari sumber energi alternatif dengan membakar cadangan lemak dalam tubuh. Jika cadangan

lemak habis, maka sasaran selanjutnya adalah otot. Akibatnya bobot tubuh akan terus menyusut.

2. Sering Kesemutan gejala ini terjadi karena pembuluh darah yang rusak, sehingga darah yang

mengalir di ujung–ujung saraf pun berkurang. 3. Luka yang sulit sembuh Ini adalah efek lain dari

kerusakan pembuluh darah dan saraf selain kesemutan. Kerusakan ini mengakibatkan penderita

diabetes tidak merasakan sakit jika mengalami luka. Mereka bahkan kadang tidak sadar telah

terluka. Gabungan kadar gula darah yang tinggi dan tidak adanya rasa nyeri, maka luka yang

awalnya kecil dapat membesar menjadi borok dan bahkan membusuk. Jika sudah sampai tahap

ini, amputasi merupakan satu-satunya jalan keluar atau solusi untuk menyembuhkannya. Gejala

Diabetes Pada Wanita Sementara itu, sayangnya dari beberapa gejala khusus yang sering dialami

wanita namun tidak disadari mereka. Lantas, gejala-gejala apa saja itu biasanya hadir itu? Di

bawah ini ada beberapa gejala yang dapat Anda harus waspadai dan segera konsultasi ke dokter,

menurut Imam, di antaranya sebagai berikut: Infeksi vagina yang ditandai dengan munculnya

keputihan secara berulang, meskipun telah mendapatkan pengobatan. Wanita yang mempunyai

penyakit diabetes lebih mudah terkena infeksi jamur di daerah organ intim karena daerah

tersebut mengalami kelambaban cukup tinggi. Mengalami gangguan fungsi hormonal karena

aliran darah tidak lancar. Cenderung mengalami polycystic ovarian syndrome. Keseimbangan

hormon terganggu yang akan menganggu sistem reproduksi. Pemicu diabetes juga, biasanya

ditemukan pada wanita yang mengalami depresi. Memiliki kadar kolesterol yang tinggi

dibanding pria 

MANIFESTASI DIABETES MELITUS PADA RONGGA MULUT

1. Xerostomia (Mulut Kering)

Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan penurunan aliran saliva (air liur), sehingga mulut

terasa kering. Saliva memiliki efek self-cleansing, di mana alirannya dapat berfungsi sebagai

pembilas sisa-sisa makanan dan kotoran dari dalam mulut. Jadi bila aliran saliva menurun maka

Page 9: Diabetes Militus

akan menyebabkan timbulnya rasa tak nyaman, lebih rentan untuk terjadinya ulserasi (luka),

lubang gigi, dan bisa menjadi ladang subur bagi bakteri untuk tumbuh dan berkembang.

Berdasarkan literatur yang saya dapatkan bahwa pada penderita diabetes salah satu tandanya

adalah Poliuria, dimana penderita banyak buang air kecil sehingga cairan di dalam tubuh

berkurang yang dapat mengakibatkan jumlah saliva berkurang dan mulut terasa kering, sehingga

disarankan pada penderita untuk mengkonsumsi buah yang asam sehingga dapat merangsang

kelenjar air liur untuk mengeluarkan air liur.

2. Gingivitis dan Periodontitis

Periodontitis ialah radang pada jaringan pendukung gigi (gusi dan tulang). Selain merusak sel

darah putih, komplikasi lain dari diabetes adalah menebalnya pembuluh darah sehingga

memperlambat aliran nutrisi dan produk sisa dari tubuh. Lambatnya aliran darah ini menurunkan

kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, Sedangkan periodontitis adalah 4penyakit yang

disebabkan oleh infeksi bakteri. Dan hal ini menjadi lebih berat dikarenakan\infeksi bakteri pada

penderita Diabetes lebih berat.Ada banyak faktor yang menjadi pencetus atau yang memperberat

periodontitis, di antaranya akumulasi plak, kalkulus (karang gigi), dan faktor sistemik atau

kondisi tubuh secara umum.

Rusaknya jaringan Periodontal membuat gusi tidak lagi melekat ke gigi, tulang menjadi rusak,

dan lama kelamaan gigi menjadi goyang. Angka kasus penyakit periodontal di masyarakat cukup

tinggi meski banyak yang tidak menyadarinya, dan penyakit ini merupakan penyebab utama

hilangnya gigi pada orang dewasa. Dari seluruh komplikasi Diabetes Melitus, Periodontitis

merupakan komplikasi nomor enam terbesar di antara berbagai macam penyakit dan Diabetes

Melitus adalah komplikasi nomor satu terbesar khusus di rongga mulut. Hampir sekitar 80%

pasien Diabetes Melitus gusinya bermasalah. Tanda-tanda periodontitis antara lain pasien

mengeluh gusinya mudah berdarah, warna gusi menjadi mengkilat, tekstur kulit jeruknya

(stippling) hilang, kantong gusi menjadi dalam, dan ada kerusakan tulang di sekitar gigi, pasien

mengeluh giginya goyah sehingga mudah lepas.

Page 10: Diabetes Militus

Menurut teori yang saya dapatkan hal tersebut diakibatkan berkurangnya jumlah air liur,sehingga

terjadi penumpukan sisa makanan yang melekat pada permukaan gigi danmengakibatkan gusi

menjadi infeksi dan mudah berdarah.

3. Stomatitis Apthosa (Sariawan)

Meski sariawan biasa dialami oleh banyak orang, namun penyakit ini bisa menyebabkan

komplikasi parah jika dialami oleh penderita diabetes. Penderita Diabetes sangat rentan terkena

infeksi jamur dalam mulut dan lidah yang kemudian menimbulkan penyakit sejenis sariawan.

Sariawan ini disebabkan oleh jamur yang berkembang seiring naiknya tingkat gula dalam

darahdan air liur penderita diabetes.

4. Rasa mulut terbakar

Penderita diabetes biasanya mengeluh tentang terasa terbakar atau mati rasa pada mulutnya.

Biasanya, penderita diabetes juga dapat mengalami mati rasa pada bagian wajah.5

5. Oral thrush

Penderita diabetes yang sering mengkonsumsi antibiotik untuk memerangi infeksi sangat rentan

mengalami infeksi jamur pada mulut dan lidah. Apalagi penderita diabetes yang merokok, risiko

terjadinya infeksi jamur jauh lebih besar.Oral thrush atau oral candida adalah infeksi di dalam

mulut yang disebabkan oleh jamur, sejumlah kecil jamur candida ada di dalam mulut. Pada

penderita Diabetes Melites kronis dimana tubuh rentan terhadap infeksi sehingga sering

menggunakan antibiotik dapat mengganggu keseimbangan kuman di dalam mulut yang

mengakibatkan jamur candida berkembang tidak terkontrol sehingga menyebabkant thrush. Dari

hasil pengamatan saya selama berpraktik sebagai dokter gigi yang ditandai dengan adanya

lapisan putih kekuningan pada lidah, tonsil maupun kerongkongan.

6. Dental Caries (Karies Gigi)

Page 11: Diabetes Militus

Diabetes Mellitus bisa merupakan faktor predisposisi bagi kenaikan terjadinya dan jumlah dari

karies. Keadaan tersebut diperkirakan karena pada diabetes aliran cairan darahmengandung

banyak glukosa yang berperan sebagai substrat kariogenikKaries gigi dapat terjadi karena

interaksi dari 4 faktor yaitu gigi, substrat , kuman dan waktu. Pada penderita Diabetes Melitus

telah diketahui bahwa jumlah air liur berkurang sehingga makanan melekat pada permukaan

gigi, dan bila yang melekat adalah makanan dari golongan karbohidrat bercampur dengan

kuman yang ada pada permukaan gigi dan tidak langsung dibersihkan dapat mengakibatkan

keasaman didalam mulut menurun, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya lubang atau caries

gigi.

MENGAPA TERJADI PENURUNAN STATUS KESEHATAN GIGI PADAPENDERITA

DIABETES MELITUS?

Pada Diabetes Melitus dengan kondisi kebersihan mulut yang jelek dan adanya angiopati

diabetik menyebabkan suplai oksigen berkurang sehingga bakteri anaerob mudah berkembang.

Karies gigi terjadi oleh karena bakteri-bakteri tertentu yang mempunyai sifat membentuk asam,

sehingga pH rendah dapat menyebabkan pelarutan progresif mineral enamel secara perlahan dan

membentuk fokus perlubangan.

Pasien dengan Diabetes Mellitus lama yang tidak terkontrol akan berpengaruh pada karies gigi,

karena bertambahnya karbohidrat yang dapat difermentasikan di dalam saliva penderita dan

merupakan medium yang sesuai untuk pembentukan asam sehingga memudahkan terjadinya

karies. Karena di mulut ada jutaan bakteri yang dibutuhkan (flora normal). Tetapi ada

bakteribakteri tertentu yang disebut bakteri periodonpatik, karena bakteri ini khas terdapat pada

jaringan periodontal atau disebut bakteri gram negatif yang anaerob (bakteri yang mampu hidup

tanpa

oksigen).

Penderita Diabetes Melitus bila mengalami periodontitis lebih parah daripada orang yang

Page 12: Diabetes Militus

sehat, dikarenakan Pertama, daya tahan tubuh penderita Diabetes Melitus rendah dibandingkan

orang sehat. Sel-sel pertahanan tubuh (monocyt, neutrophil, dan makrofag) juga lemah

fungsinya.

Pada saat mulut mengalami periodontitis sel-sel pertahanan tubuh akan mengeluarkan TNF-alfa

(Tumor Necrosis Factor). Menurut lembaga kesehatan AS, Mayo Clinic, protein ini berfungsi

memobilisasi sel darah putih untuk melawan infeksi dan antigen lainnya. Sayangnya, hal ini

mengakibatkan terjadinya resistensi insulin. Karena tubuh jadi tidak mampu memanfaatkan

insulin yang diproduksi pankreas.

BAGAIMANA CARA PENCEGAHAN DAN PENINGKATKAN KESEHATAN

RONGGA MULUT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS?

Berikut hal-hal yang perlu dilakukan oleh penderita Diabetes Mellitus agar dapat menjaga atau

mengupayakan supaya kesehatan rongga mulut tetap terjaga dengan baik :

Pertama dan yang terpenting adalah mengontrol kadar gula darah.

Kemudian rawat gigi dan gusi, serta ke dokter gigi untuk pemeriksaan rutin setiap enam

bulan.

Untuk mengontrol sariawan dan infeksi jamur, serta hindari merokok.

Kontrol gula darah yang baik juga dapat membantu mencegah atau meringankan mulut

kering yang disebabkan oleh diabetes.

Menggunakan dental floss paling tidak sekali sehari untuk mencegah plak muncul di gigi.7

Menggunakan pembersih mulut anti bakteri untuk mengurangi jumlah bakteri penyebab sakit

gigi pada mulut.

Menggosok gigi, terutama setelah makan. Gunakan sikat gigi dengan bulu yang lembut.

Page 13: Diabetes Militus

Perbaiki pola hidup, jauhkan dari penyebab stres.

Bila ada gigi yang tanggal harus segera ''diganti''.

Jangan lupa informasikan mengenai kondisi diabetes bila berkunjung ke dokter gigi, terutama

bila hendak mencabut gigi.

Kecuali sangat mendesak, sebaiknya hindari perawatan gigi bila kadar gula darah sedang

tinggi. Turunkan dahulu kadar gula darah, baru kunjungi dokter gigi kembali.

Pemakaian alat-alat seperti gigi tiruan atau kawat orthodontik perlu mendapat perhatian

khusus. Pemakai gigi tiruan harus melepas gigi tiruan sebelum tidur dan dibersihkan dengan

seksama agar meminimalkan kemungkinan terjadinya infeksi jamur karena kebersihan yang

tidak terjaga.

KESIMPULAN

Jadi faktor – fakrot yang harus diperhatikan mengenai kesehatan gigi dan mulut pada penderita

diabetes adalah :

1. Jaga kadar gula darah sedekat mungkin dengan kadar gula darah normal, terutama dengan cara

menerapkan gaya hidup sehat.

2. Jaga kebersihan gigi dan mulut sebaik mungkin, agar memperkecil resiko terjadinya karies,

gingivitis, ataupun periodontitis.Masalah yang terjadi di rongga mulut penderita diabetes dapat

mengarah ke penyakit lain.

3. Jangan lupa informasikan mengenai kondisi diabetes bila berkunjung ke dokter gigi, terutama

bila hendak mencabut gigi. Seperti yang telah dijelaskan di atas, luka pada penderita diabetes

sukar sembuh. Ini termasuk juga luka setelah pencabutan gigi. Selain itu juga ada resiko

terjadinya infeksi sekunder dan pendarahan yang cukup banyak setelah tindakan oleh dokter

Page 14: Diabetes Militus

gigi.Oleh karena itu dokter gigi akan memberikan tindakan pramedikasi bila dipandang perlu,

sebelum melakukan tindakan perawatan pada penderita diabetes.

4. Kecuali sangat mendesak, sebaiknya hindari perawatan gigi bila kadar gula darah sedang

tinggi. Normalkan dahulu kadar gula darah, baru kunjungi dokter gigi kembali.8

5. Pemakaian alat-alat seperti gigi tiruan atau kawat orthodontic perlu mendapat perhatian

khusus. Pemakai gigi tiruan harus melepas gigi tiruan sebelum tidur dan dibersihkan dengan

seksama agar meminimalkan kemungkinan terjadinya infeksi jamur karena kebersihan yang

tidak terjaga.

Manifestasi oral pada penyakit Thyroid :

*HIPERTHYROIDISM

Mudah terjadi  karies

Penyakit periodontal

Terjadi pembesaran jaringan glandula thyroid (struma ovarii- di bagian lateral posterior lidah)

Percepatan erupsi gigi

Gejala mulut serasa terbakar

*HIPOTHYROIDSM

Tdk terjadi pembesaran glandula saliva

makroglosia

Glossitis

Penundaan erupsi gigi

resorbsi tulang

Dysgeusia

Gejala Hipertiroid

1. Sering merasa gelisah atau agitasi.

2. Emosi yang kurang stabil.

3. Mengalami susah tidur atau insomnia

4. Jantung yang sering berdebar cepat tidak seperti biasanya.

Page 15: Diabetes Militus

5. Merasa gugup dan lebih cepat lelah.

6. Rambut rontok .

7. Sering mengeluarkan keringat.

8. Berat badan turun meskipun Anda makan dengan porsi yang tetap bahkan lebih banyak.

9. Buang air besar lebih banyak atau diare.

10. Bola mata menonjol seperti mata membengkak ataupun kelopak mata turun.

11. Pada wanita, haid tidak teratur.

Ada pilihan terapi yang biasanya cocok diberikan untuk penderita hipertiroid yaitu, yodium

radioaktif, obat antitiroid, dan pembedahan. Yodium radioaktif dan obat antitiroid adalah yang

paling sering umum untuk digunakan. Pengobatan terbaik yang cocok untuk Anda akan

tergantung pada sejumlah hal, termasuk faktor usia Anda.

Beberapa orang mungkin saja membutuhkan lebih dari satu jenis perawatan. Jika tidak

melakukan pengobatan, hipertiroid bisa menyebabkan masalah yang cuk upserius seperti

masalah jantung, masalah tulang, dan thyroid storm (badai tiroid). Apabila gejalanya sudah tidak

mengganggu, anda masih perlu melakukan perawatan atau terapi dari dokter.

Apa yang Dimaksud Dengan Hipertiroid?

Kelenjar tiroid (kelenjar gondok) adalah kelenjar berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di

leher bagian depan. Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroid (T4 dan T3) yang berperan dalam

memicu metabolisme sel di seluruh tubuh. Bila produksi hormon tiroid meningkat dan

berlangsung lama maka akan timbul gejala-gejala yang disebut hipertiroid.

Apa Gejala dan Keluhan Penderita Hipertiroid?

Karena hipertiroid sering berlangsung bertahap maka tidak semua penderita hipertiroid

merasakan keluhan dan gejala. Gejala hipertiroid juga bervariasi dan dapat berupa :

1. Banyak berkeringat,

2. Tremor / gemetar, biasanya di jari tangan,

3. Jantung berdebar/palpitasi,

4. Badan lemas, kurang bertenaga dan cepat lelah,

Page 16: Diabetes Militus

5. Tidak tahan panas,

6. Berat badan cenderung menurun walaupun banyak makan,

7. Gelisah,

8. Sering buang air besar,

9. Gangguan siklus haid,

10. Sesak nafas,

11. Menurunnya libido,

12. Susah tidur/insomnia.

Apa Tanda Fisik Penderita Hipertiroid?

Hasil pemeriksaan fisik juga bervariasi, dokter akan menemukan tanda-tanda sebagai berikut :

1. Pembesaran/benjolan (goiter) dan bising di kelenjar tiroid,

2. Bola mata menonjol (eksoptalmus), kelopak mata tertarik ke atas (retraksi),

3. Tremor,

4. Kulit cenderung basah dan hangat,

5. Denyut jantung meningkat (tachycardia) dan tidak teratur (aritmia),

6. Hipertensi,

7. Kelemahan otot, terutama tungkai.

Apa Penyebab Hipertiroid?

Penyebab hipertiroid ialah :

1. Penyakit Grave (Basedow), akibat gangguan sistim imunitas.

2. Tiroiditis Hasimoto, akibat peradangan sehingga terjadi kebocoran pelepasan tiroksin.

3. Sruma nodosa toksik, akibat benjolan dalam tiroid yang hiperaktif.

4. Iatrogenik, akibat konsumsi obat thyroid yang berlebih atau obat anti-aritmia (Amiodaron).

5. Keganasan kelenjar tiroid.

Page 17: Diabetes Militus

Apa Faktor Risiko Terjadinya Hipertiroid?

Faktor risiko terjadinya hipertiroid ialah :

1. Turunan/genetik,

2. Gender. perempuan lebih berisiko terkena hipertiroid daripada laki-laki (8 : 1).

Bagaimana Mendiagnosis Penyakit Hipertiroid?

Untuk memastikan apakah seseorang menderita hipertiroid serta untuk mengetahui penyebab,

selain melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter akan menganjurkan beberpa

pemeriksaan penunjang antar lain :

1. Pemeriksaan laboratorium : T4, T3, FT4, FT3 dan TSHs. Pada hipertiroid T4, T3, FT4, FT3

akan meningkat dan TSHs akan menurun.

2. Radioactive iodine uptake test. Tingginya uptake menandakan ada hipertiroid.

3. Radioscan tiroid.

Bagaimana Pengelolaan Hipertiroid?

Pengelolaan hipertroid meliputi :

1. Perubahan pola hidup.

Hindari rokok, kopi, alkohol,

Konsumsi kalsium dan vitamin yang cukup

2. Obat-obatan / medikamentosa.

Obat anti-tiroid yang menghambat produksi hormon tiroid, a.l. :

Propyl tiourasil (PTU)

Karbimazole

Metimazole

Propanolol, obat antihipertensi yang sekaligus untuk mengendalikan frekuensi denyut jantung.

3. Terapi radioisotop. Merusak jaringan tiroid yang hiperaktif dengan Iodium radioaktif.

Page 18: Diabetes Militus

4. Operasi, baik total (tiroidektomi) maupun partial (lobekstomi).

Pada eksoptahlmus yang hebat mungkin diperlukan tindakan operasi khusus untuk mengkoreksi

posisi bola mata

Apakah Komplikasi Hipertiroid?

Komplikasi hipertiroid yang perlu dicermati ialah :

1. Krisis hipertiroid/Thyroid storm. Situasi urgent yang ditandai demam tinggi, denyut jantung

sangat cepat dan tidak teratur (fibrillasi atrial), tak sadar sampai meninggal. Kondisi ini dapat

terjadi akibat minum obat yang tidak disiplin.

2. Kelainan pada mata berupa mata kering, gangguan penglihatan, mudah infeksi, luka sampai buta.

3. Hipertensi, gangguan irama jantung sampai gagal jantung.

4. Osteoporosis (tulang kropos).

Bagaimana Prognosis Penderita Hipertiroid?

Prognosis hipertiroid sangat tergantung pada penyebab. Dengan penanganan dan pemantauan

yang disiplin, umumnya gejala hipertiroid akan terkendali dan teratasi. Dosis obat perlu

disesuaikan secara berkala sampai kondisi telah normal (euthyroid). Pengobatan perlu

dilanjutkan minimal 18 – 24 bulan, bila tetap terkendali dan stabil, obat dapat dihentikan.

Umumnya pendeita hipertiroid memberi respons yang baik dengan pengobatan, walaupun ada

kemungkinan terjadi kekambuhan.

Hipotiroid adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid dalam jumlah yang cukup. Pada orang dewasa, hormon tiroid sangat dibutuhkan dalam metabolisme tubuh. Apabila hipotiroid tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan seperti obesitas, nyeri sendi, infertilitas, dan penyakit jantung. 

Page 19: Diabetes Militus

Apa penyebabnya ?Hipotiroid dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:- Penyakit autoimun- Pengobatan hipertiroid- Operasi pada kelenjar tiroid- Terapi radiasiHipotiroid juga dapat terjadi karena penyakit bawaan, atau pada kondisi tertentu seperti gangguan hipofisis, kehamilan, dan kekurangan yodium. Apa gejalanya ?Gejala hipotiroid bervariasi, bergantung pada tingkat kekurangan hormon dan pada awalnya hampir tidak menunjukkan gejala. Gejala yang mungkin muncul, antara lain:- Kelelahan- Peningkatan sensitivitas terhadap dingin- Sembelit- Kulit kering- Peningkatan berat badan- Suara serak- Kelemahan otot- Peningkatan kadar kolesterol darah- Nyeri, kekakuan dan pembengkakan pada sendi- Periode menstruasi tidak teratir- Penipisan rambut- Denyut jantung lambat- Gangguan memori- Depresi

Bagaimana cara mendiagnosisnya ?Selain dari pemeriksaan fisik dokter, untuk mendiagnosis hipotiroid diperlukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar TSH (thyroid stimulating hormone). Bagaimana pengobatannya ?Penanganan yang biasanya dilakukan pada pasien hipotiroid adalah dengan pemberian obat untuk meningkatkan hormon tiroid dan menghilangkan gejala hipotiroid. Apa saja dampak buruknya ?Hipotiroid yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti :- Gondok- Gangguan jantung- Gangguan kesehatan mental- Kerusakan saraf perifer- Myxedema- Infertilitas- Bayi lahir cacat