DIABETES MELITUS.ppt
-
Upload
adinda-gerrits -
Category
Documents
-
view
97 -
download
3
Transcript of DIABETES MELITUS.ppt
DIABETES MELITUS
Disampaikan Oleh : Hartono,SKep., Ns
Bagian Medikal Bedah Jurusan Keperawatan Poltekkes Surakarta
Pengertian
Kelainan metabolik akibat kegagalan pankreas menskresi insulin secara adekuat yang ditandai dengan hiperglikemia
Klasifikasi DM
• DM tipe 1 (IDDM) : tergantung insulin
• DM tipe 2 (NIDDM) : tidak tergantung Insulin
• DM tipe lain
• DM Gestasional
DM tipe 1
• Sel pembuat insulin rusak oleh adanya proses autoimun
• Biasanya mendadak, berat dan fatal
• Umumnya Usia muda ( 30 th an)
• Insulin obsolut dibutuhkan seumur hidup
• Bukan keturunan
DM tipe 2
• Riwayat keluarga / keturunan
• Muncul saat dewasa (> 30 th)
• Diawali kegemukan
• Insulin tidak absolut dibutuhkan
• Komplikasi : pembuluh darah besar dan kecil)
DM tipe lain
• Kekurangan kalori dan protein jangka panjang
• Berkaitan dengan penyakit lain ( tumor, obat-obatan steroid dll)
• Tidak ada faktor keturunan
DM Gestasional
• Muncul saat hamil muda
• Normal setelah persalinan
• Resiko ibu fatal
• Resiko janin Cacat bawaan / mati
• Perlu insulin sementara
• Monitor perjalanan penyakit
Kelompok resiko tinggi
• Umur > 40 th• Kegemukan• Hipertensi• Keluarga DM• Kehamilan dgn berat bayi > 4 kg• Kehamilan dengan hiperglikemia• Dislipidemia• Gangguan toleransi glukosa
Tinjauan Fisiologi
• Insulin dihasilkan di sel beta pulau langerhans pankres
• Sbg hormon anabolik (storage hormon) • Bila ada intake makanan sekresi insulin meningkat
dan menggerakkan glukosa ke sel sel otot dan hati• Menstimulasi penyimpanan glukosa dalam hati dan
otot dlm bentuk glikogen• Meningkatkan penyimpanan lemak dlm jr adiposa• Mempercepat pengangkutan asam2 amino ke dalm
sel• Insulin menghambat pemecahan glukosa, lemak
dan protein yg disimpan
Bagaimana mempertahankan kadar glukosa dlm darah scr konstan dalam
keadaan puasa ?
• insulin bersama glukagon menstimuli pelepasan glukosa dlm hati dgn cara glikogenolisis
• Bila tidak makan selama 8 sd. 12 jam hati membentuk glukosa dari asam amino denag cara glukoneogenesis .
Patofisiologi
• Dm tipe 1– Sel pankreas tidak mampu menghasilkan insulin karena rusak– Sehingga terjadi hipergliemia puasa dan glukosa dari makanan
tidak bisa disimpan di hati / otot dan tetap dalam darah sehingga terjadi hiperglikemia postprandial.
– Glukosuria– Osmotik deurisis– Poliuria– Polidipsi– Polipagi– Pemecahan lemak menjadi enrgi akan mengkibatkan ketosis
(terjadi ketoasidosis) dan terancam koma / kematian
• DM tipe 2– Terjadi 2 masalah : resistensi dan ggn sekresi insulin– Pada obesitas kemampuan insulin untuk mengambil
dan memetabolisme glukose ke dlm hati, otot dan jr adiposa menurun
– Walaupun ada ggn sekresi insulin namun masih dihasilkan insulin yg adekuat untuk mencegah pemecahan lemah sehingg DM tipe 2 tidak terjadinya ketoasidosis
– Gejal hampir sama DM tipe 1 dgn gejala non spesifik lain ( kelelahan, iritabilitas, priritus,luka pd kulit tak kunjung sembuh, mudah infeksi)
Evaluasi diagnostik
• Kriteria menurut WHO untuk DM dewasa tak hamil (sedikitnya 2 x pemeriksaan)
1. Glukosa plasma sewaktu/random: > 200 mg/dl
2. Glukosa plasma puasa/ nuchter > 140 mg/dl
3. Glukosa plasma 2 jm PP > 200 mg/dl
Glukosa plasma puasa/ nuchter (N) : 80 – 109 mg/dl
KOMPLILKAS DM
• 1. Hiperglikemia– Insulin menurun– Glukagon meningkat– Pemakaian glukosa perifer terhambat
• 2. hipoglikemia– KGD < 60 mg %– Bisa akibat terapi insulin kurang kontrol
• 3. ketoasidosis diabetik– Insulin menurun– Lipolisis– Keton bodi meningkat– Koma bisa berakibat kematian
4. Neuropati diabetik (kesemutan, lemas, baal)
5. Nepropati diabeti : proteinuria6. Retinopati diabetik (penglihatan
kabur/buta)7. ulkus/ganggren
• 8. kelainan vaskuler.
– Makroangiopati : peny. Jantung, stroke, ggn pembuluh dr pd kaki (ulkus)
– Mikroangiopati : retinopati, nephropati
ASUHAN PERAWATAN
• Pengkajian– Riwayat penyakit– Riwayat peny keluarga– Keluahan utama terkait tanda dan gejala DM (3P),
pruritus,penurun BB, penglihatan kabur, ulkus lama sembuh, sering kesemutan, baal dll
– Ggn motorik– Ggn neurologis– Status emosional– Tanda2 ketoasidosis (mual, muntah, nyeri abdmen,
mulut bau keton)– Pemeriksaan lab : gula darah, kadar lipid, elktrolit,
asam dan basa.
Diagnosa keperawatan• Kekurangan vol cairan sehubuingan dgn osmotik deurisis• Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebt sehub. Defisiensi
insulin• Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebt sehub. Masukannyg
melebihi aktifitas, kurang pengeluaran• Resiko terjadi perubahan persepsi sensori sehub. Perubhn kimi
endogen• Kelelahan sehu perubahan kimia tubuh• Resiko thd cedera sehub. Penurunan sensasi taktil,penguranagna
ketajaman penglihatan• Resijko ketidak efektifan coping sehub. Peny. Kronis, aturan
perawatan, masa depan tak pasti• Putus asa sehub. Menderita peny kronis• Kurang pengetahuan peny.
Prinsip intervensi
• 1. diet DMa. Syarat
Perbaiki KU Arahkan BB normal Perthankan KGD normal Tekan angiopati Menarik dan mudah diberikan Sesuaikan keadaan
b. Prinsip Jumlah sesuai kebutuhan Jadwal diet tepat Jenis : boleh dimakan / tidak
Perencanaan makan
• Komposisi makan seimbang– KH : 60 – 70 %– Protein : 10 - 15 %– Lemak : 20 – 25 %
• Sesuaikan :– Pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut, keadaan
fisik
• Tujuan– Agar BB ideal– Kesegaran jasmani meningkat
Prinsip olahraga
• Teratur
• 3 – 4 kali seminggu
• 15 – 30 menit
• Bersifat : – continuous, ritmik, interval, progresif
• Targeget :– 70 – 80 % dari nadi maksimal– Nadi max adalah : 220 - umur
Apa manfaat olah raga
Glukosa < 250 % sangat bermanfaat
• Menurunkan glukosa darah• Mencegah kegemukan• Mencegah komplikasi jantung + pemb dr• Mencegah ggn lemak• Mencegah naiknya tekanan darah• Meningkatkan kualitas hidup• Meningkatkan psikologis
Apa efek samping olah raga pada diabetisi ?
Bila glukosa > 250 % sangat berbahaya
• Hormon ketokalomin meningkat
• Hormon glukagon naik
• Benda keton naik
• Glukosa darah bertambah naik
BB RELATIF
• BBR = BB x 100%
TB – 100
1. Kurus : BBR < 90 %
2. Normal : 90 – 110 %
3. Gemuk : BBR > 120 % Ringan : 120 -130 % Sedang : 130 – 140 % Berat : 140 – 200 %
Pedoman jumlah kalori
• Kurus : BB x 40 – 60 kalori / hr
• Normal : BB x 30 kalori / hr
• Gemuk : BB x 20 kalori / hr
• Obesitas : BB x 10 – 15 kalori / hr
Terapi Insulin
• Insulin endogen – Sekresi dari sel beta langerhans– Meningkat setelah makan– Otoregulasi– Fungsi mengubah glukosa menjadi glikogen
• Defisit absolut dan relatif– Absolut :
• Adanya kerusakan pulau langerhans pada DM tipe 1
– Relatif ;• Produksi insulin normal tetapi inadekuat
Mekanisme kerja Insulin
• Insulin bentuk bebas dlm sirkulasi darah
• Diikat reseptor spesifik sel target
• Terbentuk komoplek reseptor – insulin
• Komplek ini merangsang kegiatan intra sel al : dlm menggunakan glukosa
Insulin eksogen• Short acting (kerja singkat)
– Insulin reguler ® :• Awitan : ½ - 1 jam• Puncak : 2 – 3 jam• Durasi : 4 – 6 jam• Indikasi : diberikan 20 – 30 mnt sebelum makan
• Intermediate acting (kerja menengah)– NPH (neutral protamine hegedorn)
• Awitan : 3 - 4 jam• Puncak : 4 – 12 jam• Durasi : 16 – 20 jam• Indikasi : diberikan sesudah makan
• Long acting (kerja panjang)– Ultralente (L), PZI (protamin Zinc Insulin)
• Awitan : 6 - 8 jam• Puncak : 12 – 16 jam• Durasi : 20 – 30 jam• Indikasi : diberikan terutama untuk mengendalikan KGD puasa
makan
Menghitung unit Insulin
• Pemberian insulin dalam satuan unit
• Hal yg perlu diperhatiakan :– Insulin :
• Berapa unit per ml, biasanya 40 unit, 80 unit, 100 unit
– Spuit insulin• Kapasitasnya 1 ml• Skala bermacam – macam ( 100, 80, 40, 40 dan
80 )
Cara menghitung
• Skala spuit yg digunakan x dosis terap
Skala unit per ml
• Contoh :– Skala spuit 100– Insulin per ml 40 unit– Dosis terapi 20 unit – Rumusnya 100/40 x 20 = 50
• Ambil insulin sampai karet hitam pda skala 50
Kaki diabetes (KD)
• Pengertian – Kelainan pada tungkai bawah yg merupakan
komplilkasi kronik DM
• Manifestasi klinis– Dermopati– Selulitis– Ulkus– Ostteomilitis– gangren
• Kaki diabetes akibat iskemia– Arterosklerosis pemb darah besar tungkai
menyebabkan penurunan aliran darah ke tungkai apabila terdapat trombus memperberat timbulnya ganggren yg luas
• Manifestasi KD Iskemia– Kaki dingin– Nyeri nokturnal– Tidak teraba denyut– Adanya pemucatan ekstremitas inferior– Kulit mengkilat– Hilangnya rambut pad jari kaki– Penebalan kuku– Ganggren kecil / luas
• KD akibat Neuropati– Terjadi kerusakan saraf sensorik dan
otonomik– Kerusakan sensorik :
• Penurunan sensori nyeri, raba sehingga mudah terkena trauma
– Kerusakan otonomik :• Produksi keringat tidakada• Hilangnya tonus vaskuler
Klasifikasi KD menurut Wagner
• Derajat o : tak ada lesi terbuka, kulit masih utuh hanya terdapat kalus
• Derajat I : ulkus supervisial, terbatas pada kulit• Derajat II : ulkus menembus tendon dan tl• Derajat III : terdapat abses yg dlm dengan atau
tanpa osteomilitis• Derat IV : ganggren jari kaki atau bag distal kaki
dengan / tanpa selulitis• Derajat V : ganggren seluruh kaki atau sebagian
tungkai bawah
Pedoman evaluasi KD
• Evaluasi vaskuler– Palpasi pulsus perifer– Ukur waktu pengisian pem dr vena dgn cara
mengangkat kaki kemudian turunkan. Waktu > 20 dtk terdapat iskemia, atau kaki pucat waktu diangkat
– Ukur kapilery reffile ( nor,al 3 detik /<)
• Evaluasi neurologik– Pemeriksaan sensorik dan motorik
• Evaluasi muskoloskeletal– Ukur luas pergerakan pergelangan kaki dan
abnormalitas tl
• Higiene kaki– Cuci kaki setiap hari, keringka sela sela dgn menekan
jangan digosok– Setelah kering beri pelembut kulit untuk mencegah
keringdan gesekan yg berlebihan– Potong kuku secara teraturdan sudut kuku jangan
dipotong– Gunakan sepatu tumit rendah, kulit lunak dan tak
sempit– Gunakan kaos kaki tipis dan hangat dan tak sempit– Bila terdapat kalus kaki direndam air hangat 10 an
menit kemudian digosok dgn handuk jangan dikelupas
Prinsip penangan ulkus KD
• Perawatan luka• Antibiotik• Pemeriksaan radiologis• Perbaikan sirkulasi dan nutrisi
– Faktor pentingdalam penyembuhan luka– Hindari penggunaan obat2 vasokontriksi– Pengaturan makanan/ diet ( didepan)
• Minimalkan beban berat– Kaki ulkus perlu diistirahatkan, karena < pekadan bila digunakan
intuk menumpu beban berat penetrasi bakteri lebih ke dalam– Modifikasi : bedrest, kursi roda