Di Print

6

Click here to load reader

Transcript of Di Print

Page 1: Di Print

Klasifikasi Stres

Struart dan Sundeen (1998) dalam Maramis (2009) mengklasifikasikan tingkat stres, yaitu:

1. Stres Ringan

Pada tingkat stres ini sering terjadi pada kehidupan sehari – hari dan kondisi ini dapat membantu individu

menjadi waspada dan bagaimana mencegah berbagai kemungkinan yang akan terjadi

2. Stres Sedang

Pada tingkat stres ini individu lebih memfokuskan hal penting saat ini dan mengesampingkan yang lain

sehingga mempersempit lahan persepsinya.

3. Stres Berat

Pada tingkat sres ini, persepsi individu sangat menurun dan cenderung memusatkan perhatian pada hal –

hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi stres. Individu tersebut mencoba memusatkan

perhatian pada lahan lain dan memerlukan banyak pengarahan.

Hipomania (F30.0)Hipomania adalah derajat yang lebih ringan daripada mania, yang kelainan suasana perasaan (mood) dan perilakunya terlalu menetap dan menonjol , namun tidak disertai halusinasi atau waham. Yang ada ialah peningkatan ringan dari suasana perasaan (mood) yang menetap (sekurang-kurangnya selama beberapa hari berturut-turut), peningkatan energy dan aktivitas, dan biasanya perasaan sejahtera yang mencolok dan efisiensi baik fisik maupun mental. Sering ada peningkatan kemampuan untuk bergaul, bercakap, keakraban yang berlebihan, peningkatan energy seksual dan pengurangan kebutuhan tidur; namun tidak sampai menjurus kepada kecanduan berat dalam pekerjaan atau penolakan oleh masyarakat. Lebih sering ini bersifat pergaulan social euforik, meskipun kadang-kadang marah, sombong, dan perilaku yang tidak sopan dan mengesalkan (bualan dan lawakan murah yang berlebihan).Konsentrasi dan perhatiannya dapat mengalami hendaya sehingga kurang bias duduk dengan tenang untuk bekerja, atau bersantai dan menikmati hiburan; tetapi ini tidak dapat mencegah timbulnya minat dalam usaha dan aktivitas baru, atau sifat agak suka menghamburkan uang.Pedoman diagnosticBeberapa diantara sifat-sifat tersebut diatas, sesuai dengan suasana perasaan (mood) yang meninggi atau berubah dan peningkatan aktivitas, seharusnya ada selama sekurang-kurangnya beberapa hari berturut-turut, pada suatu derajat intensitas dan yang bertahan melebihi apa yang digambarkan. Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas social memang sesuai dengan diagnosis hipomania, akan tetapi apabila kekacauan itu berat atau menyeluruh, maka diagnosis mania harus ditegakkan.Diagnosis BandingHipomania meliputi jenjang gangguan suasana perasaan (mood) dan tingkat aktivitas antara siklotimia dan mania. Aktivitas yang meningkat dan kegelisahan (dan sering kali juga penurunan berat badan) harus dibedakan dari gejala sama yang dapat timbul pada hipertiroidi dan anoreksia nervosa; masa dini dari “depresi agiatif”, khususnya pada usia pertengahan , dapat sekedar menyerupai hipomania jenis iritabel. Pasien dengan gejala obsesif berat mungkin aktif pada sebagian waktu malamnya untuk melaksanakan ritual pembersihan rumah, akan tetapi afeknya biasanya berlawanan dengan apa yang dikemukakan disini.Apabila suatu periode singkat hipomania muncul sebagai fase pendahulu atau fase sesudah keadaan mania, biasanya tiada artinya untuk menetapkan hipomania itu secara terpisah.Prognosis Penyakit Skizofrenia

Fase residual sering mengikuti remisi gejala psikotik yang tampil penuh, terutama selama tahun-tahun awal gangguan ini. Gejala dan tanda selama fase ini mirip dengan gejala dan tanda pada fase prodromal; gejala-gejala psikotik ringan menetap pada sekitar separuh penderita. Penyembuhan total yang berlangsung sekurang-kurangnya tiga tahun terjadi pada 10% pasien, sedangkan perbaikan yang bermakna terjadi pada sekitar dua per tiga kasus. Banyak penderita skizofrenia mengalami eksaserbasi intermitten, terutama sebagai respon terhadap situasi lingkungan yang penuh stress.

Page 2: Di Print

Pria biasanya mengalami perjalanan gangguan yang lebih berat dibanding wanita. Sepuluh persen penderita skizofrenia meninggal karena bunuh diri.

Prognosis baik berhubungan dengan tidak adanya gangguan perilaku prodromal, pencetus lingkungan yang jelas, awitan mendadak, awitan pada usia pertengahan, adanya konfusi, riwayat untuk gangguan afek, dan system dukungan yang tidak kritis dan tidak terlalu intrusive. Skizofrenia Tipe I tidak selalu mempunyai prognosis yang lebih baik disbanding Skizofrenia Tipe II. Sekitar 70% penderita skizofrenia yang berada dalam remisi mengalami relaps dalam satu tahun. Untuk itu, terapi selamanya diwajibkan pada kebanyakan kasus.Terapi Penyakit SkizofreniaPemberian obat-obatan

Obat neuroleptika selalu diberikan, kecuali obat-obat ini terkontraindikasi, karena 75% penderita skizofrenia memperoleh perbaikan dengan obat-obat neuroleptika. Kontraindikasi meliputi neuroleptika yang sangat antikolinergik seperti klorpromazin, molindone, dan thioridazine pada penderita dengan hipertrofi prostate atau glaucoma sudut tertutup. Antara sepertiga hingga separuh penderita skizofrenia dapat membaik dengan lithium. Namun, karena lithium belum terbukti lebih baik dari neuroleptika, penggunaannya disarankan sebatas obat penopang. Meskipun terapi elektrokonvulsif (ECT) lebih rendah dibanding dengan neuroleptika bila dipakai sendirian, penambahan terapi ini pada regimen neuroleptika menguntungkan beberapa penderita skizofrenia.Pendekatan PsikologiHal yang penting dilakukan adalah intervensi psikososial. Hal ini dilakukan dengan menurunkan stressor lingkungan atau mempertinggi kemampuan penderita untuk mengatasinya, dan adanya dukungan sosial. Intervensi psikososial diyakini berdampak baik pada angka relaps dan kualitas hidup penderita. Intervensi berpusat pada keluarga hendaknya tidak diupayakan untuk mendorong eksplorasi atau ekspresi perasaan-perasaan, atau mempertinggi kewaspadaan impuls-impuls atau motivasi bawah sadar.

Klasifikasi GJKriteria gangguan jiwa adalah suatu kelompok gejala atau perilaku yang secara klinis bermakna dan disertai penderitaan (distress) pada kebanyakan kasus dan berkaitan dengan terganggunya fungsi (disfungsi/hendaya) seseorang. Jika hanya terjadi penyimpangan atau konflik sosial tanpa disfungsi, tidak dimasukan dalam kriteria gangguan jiwa. Perlu diperhatikan bahwa sesuatu yang berbeda tidaklah berarti selalu lebih buruk atau lebih baik. Normal tidaknya suatu keadaan juga ditentukan oleh budaya atau tradisi tertentu.Menurut WHO, definisi kesehatan jiwa adalah: 1

Merasa sehat dan bahagia, Mampu menghadapi tantangan hidup Dapat menerima orang lain sebagaimana adanya Mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain

Penggolongan gangguan jiwa dalam PPDGJ III berdasarkan blok serta  ciri khas pada masing-masing blok gangguan jiwa adalah sebagai berikut.Blok F0: Gangguan mental organik atau simpatomatikGangguan kejiwaannya disebabkan oleh penyakit atau gangguan fisik/kondisi medik yang secara primer atau secara sekunder (sistemik) mempengaruhi otak secara fisiologis sehingga terjadi disfungsi otak. Demensia merupakan salah satu kelainan yang paling mendapatkan perhatian. Diperlukan bukti riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan laboratorium untuk menyokong hal tersebut.Blok F1: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktifGejala gangguan jiwa dalam blok ini tidak disebabkan oleh F0. Terdapat riwayat penggunaan zat psikoaktif yang secara fisiologis mempengaruhi otak dan menimbulkan gangguan mental dan perilaku. Namun, tidak semua orang yang menggunakan zat psikoaktif menunjukan gejala gangguan jiwa.Demensia (F00-F03) merupakan sindrom yang disebabkan oleh penyakit pada otak yang bersifat kronis dan progresif. Kelainan yang dapat muncul dapat berupa gangguan pada fungsi korteks, termasuk memori, berpikir, orientasi, pemahaman, kalkulasi, kapasitas belajar, bahasa dan pengambilan keputusan. Kelainan tersebut biasanya disertai detoriasi dalam kontrol emosi, kemampuan sosial atau motivasi.4

Page 3: Di Print

Blok F2: Skizofrenia, Gangguan skizotipal, Gangguan waham (dan gangguan psikotik lainnya) – [gangguan psikotik nonorganik]Ciri khasnya adalah disingkirkannya kemungkinan blok F0 dan F1, terutama berdasarkan etiologinya. Gejala yang muncul berupa gejala psikotik: halusinasi, waham, perilaku kataton, perilaku kacau, pembicaraan kacau (tidak selalu), disertai tilikan yang buruk. Namun, ada pula gangguan mental dalam blok ini yang tidak disertai gejala psikotik yaitu gangguan skizotipal. Meskipun begitu, secara genetik, gangguan tersebut tergabung dalam keluarga skizofrenia.Blok F3: Gangguan suasana perasaan (mood/afektif)Untuk memasukan ke dalam blok ini, blok F0, F1, dan F2 harus disingkirkan. Gejala dasarnya berupa gangguan suasana perasaan/mood (depresi atau manik) yang umumnya bersifat episodik. Kadang-kadang ditemukan juga gejala psikotik, tetapi jangka waktunya lebih pendek daripada episode gangguan mood yang mendasarinya.Blok F4: Gangguan neurotik, Gangguan Somatoform, dan Gangguan yang berkaitan dengan stresBlok F0, F1, F2, dan F3 harus terlebih dahulu disingkirkan. Gejala dasarnya bergantung kepada kelompok dalam blok F4 tersebut.Pada kelompok gangguan cemas dan fobik, gejala utamanya berupa kecemasan yang bersifat kronis (misal gangguan cemas menyeluruh) atau episodik (mis. Gangguan panik), atau kecemasan timbul bila dihadapkan dengan situasi/objek fobik atau bila melawan pikiran obsesif.Terdapat dua macam stresor pada kelompok gangguan yang berkaitan dengan stres, yaitu stresor yang sering timbul dalam kehidupan sehari-hari serta stresor yang bertaraf malapetaka dan tidak lazim dialami orang dalam kehidupan sehari-hari. Penderita gangguan ini tidak bisa atau sukar mengadakan adaptasi yang disebut sebagai gangguan penyesuaian (pada stres lazim) dan gangguan stres pasca trauma (pada stres yang tidak lazim).Kelompok gangguan disosiatif (konversi) memiliki gejala utama berupa hilangnya sebagian atau menyeluruh integrasi normal antara ingatan masa lalu, kesadaran identitas dan sensasi langsung dan kendali terhadap gerakan tubuh.Kelompok gangguan somatoform memiliki gejala utama berupa keluhan preokupasi dengan rasa sakit atau menderita penyakit tertentu walaupun tidak ada dasar gangguan medis/fisik yang mendasarinya. Keluhan muncul berulang walaupun terbukti tidak ada dasar medik.Blok F5: Sindrom Tingkah Laku yang Berhubungan dengan Faktor Fisiologis dan Faktor Fisik. Blok F0-F4 harus disingkirkan terlebih dahulu. Jenis-jenis yang termasuk dalam blok ini di antaranya adalah:

gangguan makan, gangguan tidur non organik, disfungsi seksual bukan disebabkan gangguan atau penyakit organik. Gangguan perilaku yang berhubungan dengan masa nifas yang tidak diklasifikasikan di tempat lain

(YTK) Faktor psikologis yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit YDK (yang dilklasifikasikan di

tempat lain)Blok F6: Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa DewasaGangguan blok F60: gangguan kepribadian dan F61: gangguan kepribadian campuran dan lainnya dicatat dalam aksis II. Sementara itu, gangguan jiwa lain dalam blok F6 dimasukan dalam aksis I.Ciri khas dari blok ini adalah keadaan dan pola perilaku yang secara klinis bermakna yang cenderung menetap dan merupakan ekspresi dari gaya hidup yang khas dari seseorang serta cara berhubungan dengan diri sendiri serta orang lain.Pola ini bisa muncul sejak dini saat masa pertumbuhan maupun perkembangan sebagai hasil dari  faktor genetik, konstitutional, maupun pengalaman sosial. Bisa juga didapat pada masa kehidupan selanjutnya.Jenis-jenis yang masuk dalam kriteria ini adalah:

Gangguan kepribadian khas Gangguan kepribadian campuran lainnya Gangguan kepribadian yang berlangsung lama yang tidak disebabkan kerusakan atau penyakit otak Gangguan kebiasaan dan impuls Gangguan identitas jenis kelamin Gangguan preferensi seksual Gangguan psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan perkembangan dan orientasi seksual Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa lainnya

Orientasi seksual tidak termasuk dalam kategori gangguan jiwa dan dicantumkan sebagai bagian dari identitas diri seseorang. Namun, apabila penderita merasa terus menerus dan nyata merasa terganggu dengan hal tersebut, hal tersebut dapat diklasifikasikan sebagai ‘gangguan seksual yang tidak dapat diklasifikasikan’.3

Blok F7, F8 dan F9 tidak disusun berdasarkan uruta hierarkis, melainkan merupakan kelompok gangguan jiwa yang sering terdapat dan berawitan dalam masa kanak dan remaja. Namun, pada beberapa kondisi, sebenarnya gangguan F0-F6 bisa saja terjadi dalam masa kanak-kanak dan remaja.Blok F7: Retardasi Mental

Page 4: Di Print

Ciri khas dari blok ini adalah IQ di bawah 70, semua aspek perkembangannya terlambat atau terhenti sehingga menimbulkan disfungsi dan berawitan di bawah usia 18 tahun. Apabila seseorang dengan IQ di bawah 70 awitannya baru timbul setelah 18 tahun disebut demensia.Jenis retardasi mental:

ringan: IQ 50-69 sedang: IQ 35-49 berat: IQ 20-34 sangat berat: IQ di bawah 20

Blok F8: Gangguan Perkembangan PsikologisJenis dari blok ini ada dua, yaitu:Gangguan perkembangan khas (F80-F83), ciri khasnya adalah pada kasus murni, IQ normal dan biasanya hanya satu aspek dari fungsi individu yang terganggu. Gejala dimulai dari masa bayi atau kanak-kanak.Gangguan perkembangan pervasif, ciri khasnya adalah gangguan dasar berupa abnormalitas kualitatif dalam interaksi timbal balik dengan orang lain, sehingga pada kasus berat dapat terjadi retardasi mental. Masa awitannya dalam masa bayi atau di bawah usia 5 tahun.Blok F9: Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Awitan Biasanya pada Masa Kanan dan Remaja.Jenis dari blok ini adalahF90: gangguan hiperkinetikF91: gangguan tingkah lakuF92: gangguan campuran tingkah laku dan emosiF93: Gangguan emosional dengan awitan khas pada masa kanak-kanakGangguan ini dapat berupa gangguan perpisahan masa kanak; gangguan ansietas fobik masa kanak; gangguan ansietas sosial masa kanak; gangguan persaingan antar saudara (sibling rivalry disorder)F94: gangguan fungsi sosial dengan awitan khas pada masa kanak dan remajaJenisnya dapat berupa mutisme selektif maupun gangguan kelekatan reaktif pada masa kanakF95: gangguan tikJenisnya: gangguan tik sementara; gangguan tik motorik atau vokal kronik; gangguan campuran tik vokal dan multipel (sindrom de la tourette)F98: gangguan perilaku dan emosional dengan awitan biasanya pada masa kanak dan remajaJenisnya enuresis nonorganik; enopresis nonorganik; gangguan makan masa bayi dan kanak; pika masa bayi dan kanak; gangguan gerakan stereotipi; gagap.