Bab i - Bab IV Di Print 2008

download Bab i - Bab IV Di Print 2008

of 107

Transcript of Bab i - Bab IV Di Print 2008

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan pembangunan nasional yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Pada era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini seluruh aspek kehidupan manusia mengalami dampak perubahan yang besar. Hal ini mempengaruhi proses terwujudnya tujuan pembangunan nasional dalam berbagai aspek pembangunan. Kaitan dengan hal tersebut, aspek kesehatan masyarakat sebagai suatu bagian integral dari pembangunan nasional secara keseluruhan sangat penting kedudukanya. Kesehatan masyarakat sebagai modal pembangunan sekaligus sasaran pembangunan. Hal ini saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Baik mengenai kebijakan masyarakat. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) di Indonesia pada tahun 1982 disebutkan mengenai penyelenggaraan kesehatan yang bermutu, terjangkau oleh masyarakat, dan peran aktif masyarakat. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2004, mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka pemenuhan hak azasi manusia, memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan misinya, memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, meningkatkan pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu serta meningkatkan investasi kesehatan untuk keberhasilan pembangunan Nasional. 1 pemerintah mengenai pembangunan ataupun partisipasi

Dalam Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, mulai diperhatikan mutu pelayanan kesehatan antara lain meliputi arah pembangunan kesehatan, peningkatan perbaikan kesehatan masyarakat, serta kualitas pelayanan kesehatan (Wijono dalam AMD 2008). Dalam Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) Indonesia, tujuan pembangunan kesehatan adalah mewujudkan Indonesia sehat pada tahun 2010 melalui kerjasama lintas sektoral, kemandirian masyarakat dan kemitraan swasta, perilaku hidup sehat, lingkungan sehat, upaya kesehatan, manajemen pembangunan kesehatan dan derajat kesehatan. Dalam bidang kebijakan kesehatan peningkatan dan pemeliharaan mutu lembaga dan pelayanan kesehatan dilaksanakan melalui pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan dan sarana prasarana dalam bidang medis, termasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat (Wijono dalam AMD 2008). Mengacu pada PROPENAS, kedudukan Puskesmas, kecamatan, dan desa sangat erat kaitanya. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat pada suatu kecamatan Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis pembangunan masyarakat dalam bidang kesehatan sangat berpengaruh untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional dalam bidang kesehatan. Desa beserta organisasinya, dalam hal ini kepala desa dan perangkatnya sangat memegang peranan penting dalam usaha mewujudkan pembangunan masyarakat di bidang kesehatan. Baik mengenai kebijakan maupun kegiatan desa guna mewujudkan kondisi masyarakat yang sehat. Hal ini tentunya membutuhkan kerjasama dari lintas sektor, baik puskesmas, desa, maupun kecamatan. Kerjasama tersebut sangat diperlukan untuk tercapainya suatu kegiatan. Baik sebagai fasilitator ataupun posisi lainya yang mendukung suatu kegiatan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis melakukan penelitian tentang masalah kesehatan masyarakat pada Desa Sambeng Kulon Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas kaitanya dengan beberapa unsur yang saling berpengaruh untuk mewujudkan kesehatan masyarakat.1.2.

Perumusan Masalah 2

Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Profil Puskesmas II Kembaran Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas? 2. Bagaimana profil Desa Sambeng Kulon Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas II Kembaran? 3. Bagaimana prioritas utama permasalah masyarakat di Desa Sambeng Kulon dalam wilayah kerja Puskesmas II Kembaran ?

1.3.

Tujuan 1. Tujuan Umuma. Mengetahui kondisi kesehatan masyarakat. b. Mengidentifikasi

masalah

kesehatan

masyarakat

dari

aspek

lingkungan, perilaku, pelayanankesehatan, dan genetik.c. Mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan masyarakat dengan

tahap menentukan prioritas yang terdapat di desa Sambeng Kulon. 2. Tujuan Khususa. Memaparkan tentang profil puskesmas yang meliputi fungsi, struktur

organisasi, tugas pokok dan tugas pengembangan dari Puskesmas II Kembaran.b. Mengetahui mengenai profil Desa Sambeng Kulon yang meliputi

gambaran umum desa dan gambaran umum kesehatan Desa Sambeng Kulon.c. Menentukan prioritas utama permasalahan masyarakat di Desa

Sambeng Kulon dalam wilayah kerja Puskesmas II Kembaran.

1.4.

Manfaat 3

1.

Bagi Mahasiswa

Manambah wawasan, ilmu pengetahuan, serta keterampilan mahasiswa dalam menganalisis masalah kesehatan masyarakat. 2. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi mengenai masalah kesehatan di Desa Sambeng Kulon yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran untuk hidup lebih sehat.3.

Bagi Puskesmas

Memberikan informasi mengenai data masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas II Kembaran.4.

Bagi FKIK Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Jenderal

Soedirman Mewujudkan salaha satu unsure tri darma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan praktek lapangan.5.

Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten

Memberikan informasi mengenai masalah kesehatan di Desa Sambeng Kulon Kecamatan Kembaran yang nantinya dapat berguna untuk perbaikan derajat kesehatan masyarakat khususnya Desa Sambeng Kulon. Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

a. Dapat digunakan sebagai masukan bagi penyelenggara pemerintahan Desa Sambeng Kulon yaitu Kepala Desa beserta perangkatnya sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan. b. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan maupun Kepala Puskesmas sehingga dapat dijadikan sarana pertimbangan dalam menyelenggarakan tugasnya.

4

2. Manfaat Praktis a. Menambah wawasan dan pengetahuan. b. Menghemat waktu, biaya, tenaga, dan biaya.

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Konsep Sehat dan Sakit Kata health berasal dari hal, yang berarti hale, sound, whole (kuat, baik, utuh). Berkaitan dengan kesehatan manusia, kata health (kesehatan) telah didefinisikan dengan sejumlah cara-seringkali dalam konteks sosialnya sehingga kesehatan merupakan sebagai keadaan atau kondisi dinamis yang sifatnya meultidimensional dan merupakan hasil dari adaptasi seseorang terhadap lingkungannya. Kesehatan merupakan sumber dari kehidupan dan berada dalam beberapa tingkatan. Banyak orang yang menikmti kondisi sehat walau orang lain memandang kondisi tersebut sebagai kondisi yang tidak sehat. Kesehatan masyarakat mengacu pada status kesehatan sebuah kelompok orang tertentu dan tindakan serta kondisi pemerintah untuk meningkatkan, melindungi, dan mempertahankan kesehatan mereka. Selain itu, kesehatan dapat lebih dikhususkan pada pribadi masing-masing (personal), aktivitas kesehatan personal adalah tindakan dan pengambilan keputusan secara perorangan yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang atau anggota keluarga terdekatnya. Sifat aktivitas tersebut dapat berupa preventif ataupun kuratif tetapi jarang yang dapat berpengaruh langsung pada perilaku orang lain. Contoh aktivitas kesehatan personal antara lain memilih makanan secara bijak, selalu menggunakan sabuk pengaman, dan berkunjung ke dokter. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat dapat berupa faktor fisik, sosial, dan/atau budaya. Faktor-faktor fisik mencakup pengaruh geografi, lingkungan, perkembangan industri, banyaknya masyarakat dalam komunitas. Masalah kesehatan masyarakat secara geografi dapat dipengaruhi secara langsung oleh ketinggian, letak, dan iklimnya. Lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat sehingga apabila lingkungan tidak terpelihara maka sumber6

sumber penyakit pun semakin banyak. Selain faktor geografi, lingkungan, faktor-faktor fisik yang mempengaruhi yaitu banyaknya masyarakat dalam komunitas, semakin besar komunitas semakin besar pula rentang masalah kesehatan dan semakin besar jumlah sumber daya kesehatannya. Besarnya komunitas dapat memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan. Kemampuan suatu komunitas untuk merencanakan, mengorganisasi, maupun mendaya gunakan sumbernya secara efektif dapat menentukan apakah besarannya dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan kebaikan. Perkembangan industri membekali masyarakat dengan sumber daya tambahan untuk program-program kesehatan masyarakat, tetapi perkembangan tersebut juga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan kesakitan yang berkaitan dengan pekerjaan. Faktor sosial dan budaya merupakan faktor yang muncul dari interaksi antara individu atau kelompok di dalam komunitas. Faktor-faktor yang berkaitan antara lain kepercayaan, tradisi, dan praduga; ekonomi; politik; agama; norma sosial; status sosial ekonomi (Mckenzie, 2006). Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan menurut organisasi kesehatan dunia (WHO, 1948) yang paling baru ini, memang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan sebelumnya yang mengatakan, bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, maupun sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Pada batasan yang terdahulu, kesehatan itu hanya mencakup, 3 aspek, yakni: fisik, mental, dan sosial, tetapi menurut Undang-Undang No. 23 Tahun1992, kesehatan itu mencakup 4 aspek, yakni: fisik (badan), mental (jiwa), sosial dan ekonomi. Hal ini berarti kesehatan juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi (Notoatmodjo, 2007). 1. Sehat fisik: a.Tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit. b. Semua organ tubuh normal dan berfungsi normal.

c.Tidak ada gangguan fungsi tubuh.

7

2.

Sehat mental (jiwa), mencakup sehat: pikiran, emosional dan

spiritual. a.Sehat pikiran: tercermin dari cara berpikir seseorang, yakni mampu berpikir logis (masuk akal). b. Sehat spiritual: tercermin dari cara seseorang dalam

mengekspresikan rasa syukur, pujian atau penyembahan terhadap sang pencipta alam dan seisinya, yang dapat dilihat dari praktik keagamaan atau kepercayaannya serta perbuatan baik yang sesuai dengan norma-norma masyarakat. c.Sehat emosional: tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya atau pengendalian diri yang baik. 3. Sehat sosial:

Seseorang mampu berhubungan dengan orang lain secara baik, atau mampu berinteraksi dengan orang atau kelompok lain tanpa membedabedakan ras, suku, agama atau kepercayaan, status sosial , ekonomi, politik. 4. Sehat dari aspek ekonomi: a.Mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. b. Untuk anak. dan remaja atau bagi yang sudah tidak bekerja

atau pensiun atau usila, berlaku produktif secara sosial. (Suyatno, 2009) Definisi sakit adalah seseorang dikatakan sakit apabila menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/ kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit (Soejoeti, 2008).

2.2.

Konsep H. L. Blum

8

Masalah sehat dan sakit merupakan masalah kompleks yang merupakan resultan dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, sosial budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Menurut H. L. Blum (1974), derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well being, merupakan resultan dari 4 faktor (Soejoeti, 2008), yaitu:1.

Environment atau lingkungan.

Lingkungan adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme. Faktor lingkungan sangat menentukan dalam hubungan interaksi antara penjamu dengan faktor agent. Lingkungan dapat dibagi dalam 3 bagian utama: a.Lingkungan biologis (fauna dan flora di sekitar manusia), bersifat biotik: 1) 2) 3) 4) Mikroorganisme penyebab penyakit. Reservoir penyakit infeksi (binatang, tumbuhan). Vektor pembawa penyakit. Tumbuhan dan binatang sebagai sumber bahan makanan,

obat dan lainnya. b. 1) 2) 3) Lingkungan fisik Udara, keadaan tanah, geografi. Air. Zat kimia, polusi, dll.

c.Lingkungan sosial Lingkungan sosial adalah semua bentuk kehidupan sosial politik dan sistem organisasi serta institusi yang berlaku bagi setiap individu yang membangun masyarakat tersebut, antara lain: 1) 2) Sistem ekonomi yang berlaku. Bentuk organisasi masyarakat. 9

3)

Sistem pelayanan kesehatan masyarakat.

4) 5)

Keadaan kepadatan penduduk dan kepadatan rumah. Kebiasaan hidup masyarakat.

(Kasjono, 2008)2.

Behaviour atau perilaku. Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:a.

Perilaku tertutup (covert behaviour)

Respon terhadap seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh karena itu disebut covert behavior atau unobservable behavior, misalnya seorang ibu hamil yaitu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/ AIDS dapar menular melalui hubungan seks, dan sebagainya.b.

Perilaku terbuka (overt bahaviour)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus terebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh karena itu disebut overt behaviour, tindakan nyata atau praktik (practice) misal, seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas

10

untuk diimunisasi, penderita TB paru minum oat secara teratur, dan sebagainya.

Perilaku kesehatan adalah suatu repons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:a.

Perilaku pemeliharan kesehatan (Health maintanance)

Adalah suatu perilaku atau usaha-usaha seseorang utnuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh karena itu, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek, yaitu: 1) Perilaku pencegahan peyakit dan penyembuhan penyakit

apabila sakit serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakitnya. 2) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam

keadaan sehat. Kesehatan itu bersifat relatif dan dinamis, maka dari itu orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.3)

Perilaku gizi (makanan) dan minuman. Makanan dan

minuman dapat memelihara serta meningkatkan kesehatan seseorang, atau sebaliknya. Hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.b.

Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas

pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (Health seeking behaviour). Perilaku ini menyangkut upaya atau tindakan seseoranag pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri. 11

c.

Perilaku kesehatan lingkungan

Perilaku dinama seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, atau masyarakatnya. Misalnya bgaimana meengelola pembuangan tinja, air minum, tempat pembuangan sampah, pembuangan limbah, dan sebagainya. Menurut Becker (1979), perilaku kesehatan diklasifikasikan menjadi: a.Perilaku hidup sehat Adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antara lain: makan dengan menu seimbang (appropriate diet), olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan narkoba, istirahat yang cukup, mengendalikan stress, perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan.b.

Perilaku sakit (illness behaviour)

Perilaku sakit ini mencakup respons terhadap seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit dan pengobatan penyakit.c.

Perilaku peran sakit (the sick role behaviour)

Perilaku ini mencakup tindakan untu memperoleh kesembuhan, mengenal dan mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan/penyembuhan penyakit yang layak, mengetahui hak (misalnya hak memperoleh perawatan, memperoleh pelayanan kesehatan) dan kewajiban orang sakit (memberitahukan penyakitnya kepada orang alain terutama kepada dokter atau petugas kesehatan, tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain). (Notoatmodjo, 2007)3.

Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi

penduduk, dan sebagainya.

12

Heredity atau keturunan merupakan faktor yng telah ada dalam diri seseorang, yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk dan sudah ada karena diturunkan oleh keturunan diatasnya misalnya saja suatu penyakit atau kelainan yng didapatkan oleh seorang anak karena orang tuanya telah menderita terlebih dahulu. Faktor heredity merupakan faktor terkecil dari ketiga faktor yang lainnya, faktor ini terjadi secara evolutik dan paling sulit untuk dideteksi. Oleh karena itu, diperlukan suatu perhatian khusus untuk masalah ini karena merupakan faktor yang yang sullit ditangani dan diubah.4.

Health care service berupa program kesehatan yang bersifat

preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Preventif adalah usaha untuk melakukan pencegahan terhadap risiko penularan penyakit dan penyebaran penyakit yang berpotensi menular atau menimbulkan wabah penyakit. Promotif adalah upaya untuk memperkenalkan (sosialisasi) dan mengarahkan opini, persepsi, sikap dan tindakan masyarakat dalam menunjang pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kuratif adalah upaya dalam pengobatan dan penanganan penyakit yang telah diduga dan didiagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang (http://www.puskel.com). Rehabilitatif adalah upaya memperbaiki atau mengembalikan suatu kondisi dari keadaan sakit menjadi lebih sehat (http://www.anto.web). Tersedianya status kesehatan. sarana Apalagi dan prasarana yang optimal dapat dan

mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat sehingga dapat menunjang ditambah dengan pengetahuan keterampilan tenaga kesehatan yang akan sangat berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan. Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kelas sosial, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang

13

sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variabel-variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien. Keempat faktor tersebut (keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku dan lingkungan) disamping berpengaruh langsung terhadap status kesehatan juga saling berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara optimal bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang tidak optimal, maka status kesehatan akan bergeser ke arah dibawah optimal (Kasjono, 2008).

Gambar 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat Menurut H.L. BlumSumber: Gusti (2009)

Dari gambar diatas jelas terlihat betapa besar peran perilaku hidup sehat dalam mempengaruhi status kesehatan. Jika kita analisa, lingkungan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan dapat dikendalikan melalui perilaku. Terciptanya lingkungan sehat, seperti pembuangan sampah, saran air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) , saluran pembuangan air limbah (SPAL) yang memenuhi syarat kesehatan, dan lainnya tidak akan terlepas dari kontribusi perilaku manusia. Demikian pula pelayanan kesehatan, tidak akan berhasil bila tidak ada perubahan perilaku, 14

walaupun didirikan institusi pelayanan kesehatan seperti Posyandu, polindes dan sebagainya, jika tidak ada partisipasi dari masyarakat dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut, maka program pelayanan kesehatan tersebut akan gagal. Ketiadaan partisipasi dari masyarakat ini mungkin disebabkan karena belum adanya kesadaran, dan kesadaran tersebut diakibatkan belum adanya pengetahuan tentang manfaat dari penggunaan pelayanan kesehatan bagi peningkatan derajat kesehatan mereka (Nasution, 2004).

2.3.

Indikator Kesehatan Terdapat beberapa ukuran indikator kesehatan, yaitu: 1. Mortality Rate Ada kemungkinan di dalam suatu populasi terjadi kematian akibat suatu penyakit yang muncul pada kurun waktu tertentu. Angka kematian ini lazim disebut sebagai angka mortality rate. Mortality rate = seluruh kematian akibat penyakit population at risk 2. Case Fatality Rate Jika kita ingin mengetahui seberapa fatalkah suatu penyakit dapat menimbulkan kematian, maka dapat digunakan case fatality rate. Case fatality rate = seluruh kematian akibat penyakit populasi yang menderita penyakit yang sama 3. Infant Mortality= kematian bayi < 1 tahun dalam 1 tahun kelahiran hidup pada tahun yang sama4.

Crude Death Rate= seluruh kematian dalam 1 tahun 15

seluruh penduduk pada pertengahan tahun5.

Spesific Death Rate= kematian karena sebab tertentu dalam satu tahun penduduk pada pertengahan tahun

6.

Age Spesific Death Rate= kematian pada golongan umur tertentu populasi golongan umur tertentu

7.

Proportional Mortality Rate= kematian karena penyakit A kematian seluruhnya dalam populasi tersebut

8.

Morbidity Rate= penderita penyakit A pada periode tertentu penduduk pada pertengahan tahun

(Kasjono, 2008)

2.4.

Upaya Kesehatan Upaya kesehatan diperlukan untuk menunjang terwujudnya

kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Hal ini berarti bahwa peningkatan kesehatan, baik kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat, harus diupayakan. Upaya mewujudkan kesehatan tersebut, dapat dilihat dari 2 aspek, yakni pemeliharan kesehatan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan mencakup 2 aspek, yaitu aspek kuratif (pengobatan penyakit) dan aspek rehabilitatif (pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit atau cacat). Sedangkan peningkatan kesehatan mencakup 2 aspek, yaitu aspek preventif (pencegahan penyakit) dan aspek promotif (peningkatan kesehatan itu sendiri).

16

Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan yang disebut dengan sarana kesehatan. Jadi sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan, pada umumnya dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :1.

Sarana pemeliharaan kesehatan primer (primary care)

Sarana atau pelayanan kesehatan bagi kasus-kasus atau penyakit ringan. Sarana kesehatan primer meliputi Puskesmas, poliknik, dokter praktik swasta, dan sebagainya.2.

Sarana pemeliharaan kesehatan tingkat dua (secondary care)

Sarana atau pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau penyakit dari sarana pelayanan kesehatan primer. Sarana kesehatan tingkat dua meliputi Puskesmas dengan rawat inap (Puskesmas pusat), rumah sakit kabupaten, rumah sakit tipe C dan D, dan rumah bersalin.3.

Sarana pemeliharaan kesehatan tingkat tiga (tertiary care)

Sarana pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus yang tidak dapat ditangani oleh sarana-sarana pelayanan kesehatan primer dan pelayanan kesehatan sekunder, yang meliputi rumah sakit provinsi, rumah sakit tipe B atau A. (Notoatmodjo, 2007)

2.5. 1.

Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) Pengertian (1990), Pusat Kesehatan

Menurut Dr. AZRUL AZWAR, MPH

Masyarakat adalah suatu keseatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk-bentuk usaha kesehatan pokok. Menurut Departemen Kesehatan Masyrakat (Puskesmas) RI 1981, Pusat Kesehatan adalah suatu kesatuan organisasi Kesehatan

yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan 17

terintegrasi di masyaakat disuatu wilayah kerja tertentu dalam usahausaha kesehatan pokok. Menurut Departemen Kesehatan RI 1987, terdapat 2 pengertian Puskesmas. Pengertian pertama, Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan esehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya. Sedangkan pengertian kedua, Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang secara profesional melakukan upaya pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu. Menurut Departemen Kesehatan RI 1991, Puskesmas addalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pembangunan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan esehatan secara menyeluruh dan terpadu pada masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha kesehatan pokok (http://static.schoolrack.com).

2.

Fungsi Ada 3 fungsi pokok Puskesmas 1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di

wilayahnya. 2. Membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam

rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat. 3. Memberikan pelayanan kkesehatan secara menyeluruh dan

terpadu di wilayah kerjanya. (http://static.schoolrack.com)

3.

Sejarah Perkembangan

18

Di Indonesia Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama. Konsep Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungka rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Jakarta. Waktu itu dibicarakan upaya mengorganisasi sistem pelayanan kesehatan di tanah ai, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan, dan dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, P4M dansebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan. Melalui rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan kesehatan tingkat pertama kedalam suatu organiisasi yang dipercaya dan diberi nama Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Puskesmas dibedakan menjadi 4 macam: 1. 2. 3. 4. Puskesmas tingkat Desa. Puskesmas tingkat Kecamatan. Puskesmas tingkat Kawedanan. Puskesmas tingkat Kabupaten. Pada rakernas ke II 1969 pembagian Puskesmas dibagi menjadi 3 kategori: 1. 2. 3. Puskesmas tipe A dipimpin oleh dokter secara penuh. Puskesmas tipe B dipimpin oleh dokter tidak secara penuh. Puskesmas tipe C dipimpin oles paramedik. Pusat waktu itu

(http://static.schoolrack.com)

4.

Wilayah Kerja Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah

kesehatan

diwilayah

kerjanya

walaupun

wilayah

kerjanya

itu

mempunyai lokasi yang berkilo-kilo meter dari Puskesmas. Dengan azas inilah Puskesmas dituntut untuk mengutamakan penegahan penyakit . Dengan demikian Puskesmas dituntut secara aktif terjun kemasyarakat dan bukan Puskesmas menunggu kunjungan masyarakat saja 19

Wilayah kerja Puskesmas bisa

didasarkan, area kecamatan,

faktor kepadatan penduduk, luas wilayah, keadaan geografi dan keadsaan infra struktur lainnya yang bisa untuk pertimbangan untuk pembagian wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagiaan wilayah Puskesmas ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah. Untuk kota besar wilayah kerja Puskesmas bisa hanya satu kelurahan, sedangkan Puskesmas di ibu kota kecamatan bisa senagai tempat pelayanan rujukan dari Puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi Sasaran penduduk setiap wilayah Puskesmas rata-rata 30.000 jiwa. Luas wilayah yang masih dianggap efektif mempunyai ratio 5 km sedangkan luas wilayah yang dipandang optomal mempunyai ratio/ jari wilayah 3 km (http://static.schoolrack.com).

5.

Struktur Organisasi

Gambar 2.2. Struktur Organisasi PuskesmasSumber: http://static.schoolrack.com

6.

Jaringan Pelayanan 20

Beberapa jaringan pelayanan Puskesmas adalah sebagai berikut: 1. a. b. Puskesmas: Umumnya ada satu buah di setiap Kecamatan, Jenis Puskesmas menurut pelayanan kesehatan medis,

dibagi dua kelompok yakni: 1. Puskesmas Perawatan, pelayanan kesehatan rawat

jalan dan rawat inap. 2. Puskesmas Non Perawatan, hanya pelayanan

kesehatan rawat jalan. c. 1. 2. 2. a. b. Menurut wilayah kerjanya, dikelompokkan menjadi: Puskesmas Induk/ Puskesmas Kecamatan. Puskesmas Satelit/ Puskesmas Kelurahan.

Puskesmas Pembantu (Pustu): Biasanya ada satu buah di setiap desa/kelurahan. Pelayanan medis sederhana oleh perawat atau bidan,

disertai jadwal kunjungan dokter. 3. a. Puskesmas Keliling (Puskel): Kegiatan pelayanan khusus ke luar gedung, di wilayah

kerja Puskesmas. b. Pelayanan medis terpadu oleh dokter, perawat, bidan, gizi,

pengobatan dan penyuluhan. 4. a. Pondok Bersalin Desa (Polindes): Pos pelayanan kesehatan ini sebaiknya ada disetiap desa/

kelurahan, sebagai penunjang pelaksanaan desa/kelurahan siaga. b. Beberapa pos yang fungsinya sejenis (hanya namanya saja

yang berbeda) antara lain: 1. 2. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel).

21

3. 5. a.

Balai Kesehatan Masyarakat (Bakesra).

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu): Seharusnya selalu ada satu atau lebih di setiap RW/ Desa/

Kelurahan, b. Hal ini sangat tergantung kepada peran serta aktif para RT,

RW, Lurah, tokoh masyarakat setempat, bersama para kader kesehatan yang telah dibentuk dan ditunjuk. c. menjadi : 1. 2. d. Posyandu Bayi-Balita. Posyandu Lansia/ Manula. Dari segi sasaran pelayanan jenis Posyandu, dibagi

Dari aspek pencapaian jenis pelayanan, dikelompokkan : 1. 2. 3. 4. Posyandu Pratama. Posyandu Madya. Posyandu Purnama. Posyandu Mandiri.

(http://www.puskel.com)

7.

Prinsip Manajemen Jaringan pelayanan meliputi merencanakan, mengatur,

menggerakkan dan menilai seluruh hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan khususnya di Puskesmas. a.Perencanaan: P1 1. Rencana Usulan Kegiatan (RUK):

RUK sama dengan plan of action (POA) atau rencana kerja yang biasanya disusun menjelang pergantian tahun anggaran kegiatan baru. 2. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA):

22

RKA, merupakann pengembangan dari RUK setelah ada perbaikan tata cara pembuatan anggaran kegiatan dalam setiap unit Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). 3. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK):

Setelah disusun rencana kegiatan itu kemudian dibuatkan strategi pelaksanaan secara terpadu. 4. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA):

DPA merupakan kelanjutan dari RKA yang telah disetujui sebagai pedoman pelaksanaan penggunaan anggaran kegiatan. b. 1. 2. Pengaturan: P2 Penggerakan: Mini Lokakarya Lintas Program. Mini Lokakarya (MinLok) ini dilaksanakan Puskesmas

setiap sebulan sekali, untuk mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan. 3. 4. Pelaksanaan: Mini Lokakarya Linta Sektoral. Minlok ini dilaksanakan Puskesmas setiap tiga bulan sekali

dengan melibatkan instansi terkait seperti dinkes, diknas, kecamatan, kelurahan, dan lainnya, sesuai porsi kegiatan Puskesmas. c.Penilaian: P3 1. 2. Pengawasan: Monitoring. Kegiatan pelayanan harus terus diawasi pelaksanaannya

agar mencapai target yang telah ditetapkan. 3. 4. Pengendalian: Controlling. Pelayanan yang sudah optimal tetap perlu dikendalikan

arahnya agar tidak menyimpang dari tujuan kegitan. 5. Penilaian: Evaluation.

23

6.

Setiap hasil kegiatan harus dievaluasi sebagai bentuk

pertanggungjawaban institusi terhadap publik dan pemerintah daerah. (http://www.puskel.com)

8.

Nilai Dasar dalam Aspek Pelayanan Kesehatan Ada lima nilai dasar dalam aspek pelayanan kesehatan yang

sebaiknya selalu dijunjung tinggi oleh para pegawai dan aparat kesehatan, dalam upaya memberdayakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Lima nilai dasar tersebut kami coba ulas kembali berdasarkan pemahaman pengalaman kami dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya di wilayah kerja Puskesmas. a.Bertindak cepat dan tepat 1. Cepat mengambil keputusan dalam memberikan pelayanan

atau tindakan kesehatan, terhadap kasus/ masalah yang bisa bersifat mendadak (emergency) maupun mendesak (urgency). 2. Tepat dalam melaksanakan proses pelayanan kesehatan

sesuai prosedur tetap (protap) atau standar operasional prosedural (SOP) yang telah ditentukan. b. 1. Berpihak kepada masyarakat Masyarakat sebagai subyek pelayanan, berhak menentukan

jenis pelayanan kesehatan yang terbaik sesuai masalah yang dihadapinya. 2. Masyarakat sebagai obyek pelayanan, wajib diberikan

pelayanan kesehatan yang bermutu agar mencapai derajat kesehatan yang optimal. c.Menegakkan kedisiplinan 1. Disiplin Kerja: menegakkan semangat kerja dalam

memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau sasaran pelayanaan. 24

2.

Disiplin Administrasi: melakukan pencatatan dan pelaporan

hasil kegiatan pelayanan secara tertib, teratur, terarah, terbuka dan terukur. d. 1. Menunjukkan transparasi Menunjukkan keterbukaan pelayanan, dengan aturan kerja

yang jelas, ringkas dan tuntas, sehingga bisa dipahami oleh sasaran pelayanan. 2. Menunjukkan keterbukaan anggaran, sesuai tata hukum dan

peraturan yang berlaku dalam lingkup pelayanan kesehatan. e.Mewujudkan akuntabilitas 1. Hasil kegiatan pelayanan diarahkan secara

bertanggungjawab terhadap institusi internal didalam lingkup pelayanan kesehatan dan kepada institusi eksternal diluar lingkungan pelayanan kesehatan. 2. Tanggungjawab terhadap masyarakat, sangat penting sekali

karena menyangkut upaya peningkatan pemberdayaan derajat kesehatan masyarakat secara holistik. (http://www.puskel.com)

25

BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di desa Sambeng Kulon Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas pada hari Selasa Sabtu tanggal 29 Juni 3 Juli 2010.

3.2. Jenis dan Metode 1. Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah deskriptif observatif. 2. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara untuk mencapai tujuan misalnya menguji serangkain hipotesis, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Metode penelitian ditetapkan berdasarkan tujuan, maka kegiatan penelitian menyatakan tujuan penelitian. Metode penelitian mencakup beberapa teknik pengukuran, pengumpulan data, dan teknik analisis data. Di dalam penlitian ini, penulis mengungkapkan tentang pengumpulan data, analisis data, dan membuat kesimpulan. Secara garis besar metode penelitian diklasifikasikan menjadi tiga macam: 26

a. Metode historis Metode historis adalah metode yang digunakan untuk menjelaskan data yang sudah lampau. b. Metode deskripsi Metode deskripsi adalah metode yang digunakan untuk menjelaskan pada waktu sekarang.

c. Metode eksperimental Metode eksperimental adalah metode yang digunakan untuk mengolah data guna meramalkan peristiwa yang akan terjadi (Surachman, 1970). Dari ketiga metode tersebut, penulis mengambil salah satu metode yaitu metode deskripsi. Metode deskripsi adalah metode yang mengambarkan lukisan secara sistematis factual dan akurat tentang fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti (Waluyo, 1990). Metode deskripsi yang digunakan adalah metode deskripsi kuantitatif.

3.3. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian apabila seseorang ingin meneliti elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya disebut studi populasi atau studi sampel (Arikunto, 1991). Dalam penelitian ini populasinya adalah penduduk Desa Sambeng Kulon Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas pada tahun 1sejumlah 1763 jiwa. 2. Sampel Sampel adalah sebagian populasi yang dipergunakan sebagai sumber data yang sebenarnya dalam suatu penelitian di desa Sambeng 27

Kulon terdapat beberapa RW yang terdiri dari beberapa RT, sebagai sampel penelitian adalah masyarakat yang terdapat di tiap-tiap RT di desa Sambeng Kulon. Dalam mengambil sampel pada penelitian digunakan metode pengambilan sampel dengan rumus Minimal Simple Size (Notoatmodjo, 2002) :

Keterangan : n = besar sampel minimal N = jumlah populasi Z = score ditentukan berdasarkan derajat kepercayaan (1,96) d = presisi mutlak (0,1) p = proporsi penelitian sebelumnya (jika tidak diketahui gunakan 0,5) q = (1-p) = (1-0,5) = 0,5 Dari rumus di atas, diperoleh jumlah sampel : n = Z2.N.p.q

d2.(N-1)+Z2.p.q = (1,96)2 x 1763 x 0,5 x 0,5

(0,1)2 x 1762 + (1,96)2 x 0,5 x 0,5 = 3,8416 x 440,75

17,62 + (3,8416 x 0,25) = 1693,1852 17,62 + 0,9604 = 1693,1852 18,5804 = 91,127 92

28

Setelah didapatkan jumlah sampel, sebanyak 92 kemudian dilakukan pengambilan sampel secara Cluster Random Sampling. RT X = Jumlah penduduk per-RT jumlah sampel Jumlah total penduduk desa RW I : 508 RT I : 001 = RT II : 002 = RT III : 003 = RT IV : 004 = RT V : 005 = RW II : 594 RT I : 001 = x 92 = 6,3 7 KK x 92 = 11,06 12 KK x 92 = 3,8 4 KK x 92 = 5,9 6 KK x 92 = 3,8 4 KK x 92 = 5,7 6 KK x 92 = 8,6 9 KK x 92 = 4,9 5 KK x 92 = 2,4 3 KK x 92 = 4,7 5 KK

RT II : 002 = RT III : 003 = RT IV : 004 = RT V : 005 = RW III : 661 RT I : 001 =

x 92 = 9,3 10 KK x 92 = 9,7 10 KK x 92 = 7,7 8 KK

RT II : 002 = RT III : 003 =

29

RT IV : 004 =

x 92 = 7,7 8 KK

3.4. Instrumen Instrumen yang digunakan adalah: 1. Kuesioner Kuesioner sebagai alat pengumpulan data adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab responden (Notoatmodjo, 2005).

2. Check list

Check list digunakan untuk mengamati kondisi lingkungan yang sebenarnya (Notoatmodjo, 2005). 3. Alat perekam gambar/ Foto

3.5. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mencari, mendapatkan data yang digunakan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan dalam suatu penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini digunakan cara pengumpulan data sebagai berikut: 1. Pengamatan (observasi) Observasi adalah suatu cara yang dilakukan untuk memperoleh data dengan cara melihat secara langsung di tempat penelitian dengan cara mengamati gejala-gejala yang berhubungan dengan masalah penelitian. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan teknik pendukung untuk memperoleh gambaran tentang keadaan dan kondisi masyarakat desa Sambeng Kulon Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. 2. Penelusuran literatur

30

Penulusuran

literatur

adalah

cara

pengumpulan

data

dengan

menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan dari peneliti sebelumnya. Penelusuran literatur disebut juga pengamatan tidak langsung. 3. Penggunaan angket (kuesioner) Penggunaan angket (kuesioner) adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap objek yang diteliti (populasi atau sampel).

4. Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari responden digunakan penulis untuk menilai latar belakang, pendidikan, perhatian, dan sikap terhadap sesuatu (Arikunto, 1991).

3.6. Analisis Data Analisis data menggunakan program SPSS 16.00 for windows yaitu dengan analisis univarian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti meliputi lingkungan fisik, lingkungan sosiokultural, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan genetik (Hastono, 2001). Menurut Budiarto (2002), pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:1.Editing yaitu memeriksa data yang telah dikumpulkan baik berupa daftar

pertanyaan, kartu atau buku register. Kegiatan pemeriksaan data yang dilakukan meliputi menjumlah dan melakukan koreksi.2.Coding yaitu pemberian kode-kode tertentu pada masing-masing jawaban

menurut macamnya untuk memudahkan dalam tahap pengolahan data, yaitu dengan cara memberikan kode angka. 31

3. Tabulasi data yaitu mengelompokkan data ke dalam tabel yang dibuat sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang telah diperoleh mudah dijumlah, disusun dan ditata untuk disajikan serta dianalisis.4.Entry data yaitu memasukkan data yang telah melalui pengeditan dan

dikoding dengan menggunakan komputer. 3.7. Penentuan Prioritas Masalah Secara umum teknik kriteria matriks (Criteria Matrix Technique) dapat dibedakan atas tiga macam:

1.

Pentingnya masalah

Makin penting (importancy) masalah tersebut, makin diprioritaskan penyelesaiannya. Beberapa ukuran pentingnya masalah sebagai berikut:a. Besarnya masalah (prevalence). b. Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severity). c. Kenaikan besarnya masalah (rate of increase). d. Derajat keinginan masyarakat yang tidak dipenuhi (degree of unmeet

need).e. Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit). f. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern). g. Suasana politik (political climate).

2.

Kelayakan teknologi

Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah (technical feasibility), makin diprioritaskan masalah tersebut. 3. Sumber daya yang tersedia

Makin tersedia sumber daya yang dapat dipakai seperti tenaga, dana dan sarana untuk mengatasi masalah (resource ability) makin diprioritaskan masalah tersebut. Nilai skor antara 1 (tidak penting) sampai 5 (sangat 32

penting) untuk setiap kriteria yang sesuai. Prioritas masalah adalah yang jumlah nilainya paling besar.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil 1. Hasil Data Sekunder a. Gambaran Umum Puskesmas II Kembaran Puskesmas II Kembaran terletak di wilayah Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas. Wilayah Puskesmas II Kembaran seluas 25,92 km2 atau 311,453 Ha dengan ketinggian 73,6 m serta curah hujan 3121,5mm/Th.. Jumlah penduduk sekitar 36.266 jiwa. Jarak Puskesmas II Kembaran dengan kabupaten berjarak 18 km sedangkan jarak dengan kecamatan yaitu 5 km. Wilayah kerja Puskesmas II Kembaran terdiri dari 8 desa, yaitu: Karang Tengah, Sambeng Wetan, Purwodadi, Pliken, Ledug, Bojongsari, Sambeng Kulon, dan Kramat. Wilayah kerja Puskesmas II Kembaran juga meliputi 30 dukuh, 39 RW dan 223 RT. Batasbatas administratif Puskesmas II Kembaran sebagai berikut: Sebelah Utara : Wilayah Puskesmas I Kembaran (Kecamatan Sumbang) 33

Sebelah Timur

: Kabupaten Purbalingga

Sebelah Selatan : Wilayah Puskesmas II Sokaraja (Kecamatan Sokaraja) Sebelah Barat : Wilayah Puskesmas II Purwokerto Timur

(Kecamatan Purwokerto Timur) Berdasarkan data monografi (2009), wilayah yang memiliki wilayah paling luas yaitu desa Pliken dengan luas 440.000 Ha sedangkan desa yang memiliki wilayah paling kecil yaitu desa Sambeng Wetan dengan luas 95.930 Ha. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur di wilayah kerja Puskesmas II Kembaran sebagai berikut: Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Wilayah Puskesmas II Kembaran pada Keadaan Akhir Tahun 2008 No Kelompok Umur (Tahun) 04 59 10 14 15 19 20 24 25 29 30 34 35 39 40 44 45 49 50 54 55 59 > 60 Jumlah Penduduk Laki-Laki 1.690 1.658 1.669 1.689 1.470 1.376 1.354 1.338 1.084 865 661 598 1.449 17.027 Perempuan 1.641 1.585 1.630 1.473 1.450 1.449 1.462 1.332 1.066 835 726 608 1.674 16.931 L+P 3.331 3.243 3.299 3.162 2.920 2.825 2.816 2.670 2.150 1.700 1.387 1.206 3.043 33.958 34

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Sumber: BPS Kabupaten Banyumas, 2008

Tabel 4.2. Persebaran Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas II Kembaran No Desa Laki-Laki 1.446 765 859 809 1.190 2.720 4.048 5.190 17.027 Perempuan 1.441 741 889 787 1.187 2.564 4.065 5.257 16.931 Jumlah 2.887 1.506 1.748 1.596 2.377 5.284 8.113 10.447 33.958

1 Kramat 2 Sambeng Wetan 3 Sambeng Kulon 4 Purwodadi 5 Karang Tengah 6 Bojongsari 7 Pliken 8 Ledug Jumlah

Sumber: BPS Kabupaten Banyumas, 2009

Tabel 4.3. Banyaknya Penduduk (Usia 5 tahun ke atas) Menurut Pendidikan Dirinci Per Desa Wilayah Kerja Puskesmas II Kembaran Tahun 2008

35

Sumber: Profil Puskesmas II Kembaran, 2009

Tabel 4.4. Banyaknya Penduduk (usia 10 tahun ke atas) Menurut Mata Pencaharian Per Desa Wilayah Kerja Puskesmas II Kembaran Keadaan Akhir Tahun 2008

Sumber: Profil Puskesmas II Kembaran, 2009

36

1) Visi dan Misi Puskesmas II Kembaran a) Visi Mewujudkan Kecamatan Sehat. b) Misi (1) (2) Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan. Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk hidup sehat. (3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu merata dan terjangkau. (4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, masyarakat berserta lingkungan.

2) Filosofi

Perlakukan pelanggan sebagaimana kita ingin diperlakukan.

3) Motto Puskesmas II Kembaran

Tiada Hari Tanpa Pelayanan Prima.

4) Dimensi a) Ramah tamah dan peduli b) Cepat dan tepat c) Aman dan nyaman d) Menyeluruh dan kesinambungan e) Disiplin dan setia kawan f) Jujur dan transparan g) Tulus dan ikhlas

5) Faktor dan Kunci Keberhasilan 37

a) Paradigma sehat sebagai pendorong terwujudnya pembangunan berwawasan kesehatan b) Kesehatan merupakan kebutuhan pokok masyarakat c) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menangani kesehatand) Pada dasarnya orang / masyarakat mau berubah

e) SDM di Puskesma II Kembaran cukup mampu melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat f) Bekerja dengan motivasi dan integritas yang tinggi, jujur, disiplin, dan dilandasi ibadah.

6) Tujuan a) Tujuan Umum Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pembinaan serta memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah Puskesmas II Kembaran.(harus saling terkait dengan tujuan khusus) b) Tujuan Khusus (1) Meningkatkan prakarsa dan peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan. (2) Meningkatkan PHBS dalam menciptakan lingkungan masyarakat yang sehat. (3) Meninkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau. (4) Meningkatkan upaya pembinaan kesehatan.

7) Fungsi Puskesmas II Kembaran

a)

Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

38

b)

Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan

c) (1) (2)

Pusat pelayanan kesehatan pada strata pertama (I) yaitu : Pelayanan Kesehatan Perorangan (Private Goods) Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Public Goods)

8) Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia di Puskesmas II Kembaran terdiri dari: a) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Tenaga Medis Kesmas Dokter Gigi Dokter Umum Perawat Bidan Perawat Gigi Sanitarian Analisis Kesehatan Petugas Gizi : 1 orang : 1 orang : 1 orang : 4 orang : 12 orang : 0 orang : 2 orang : 0 orang : 1 orang : 0 orang : 0 orang

(10) Analisis Apoteker (11) Pakarya Kesehatanb)

Tenaga Non Medis (1) (2) (3) (4) Administrasi Pengemudi Tenaga Kebersihan Tenaga Penjaga Malam : 2 orang : 0 orang : 1 orang : 1 orang

39

9) Sumber Daya Puskesmas II Kembaran a) Sarana dan Prasarana (1) (2)(3)

Puskesmas Induk Puskesmas Pembantu PKD Polindes Posyandu

:1 : 1 (Desa Pliken) :3 :7 : 46 Posyandu Balita dan 9 Posyandu Lansia

(4) (5)

(6)

Loket Obat Ruang Gigi Ruang BP Ruang Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

(7) (8) (9)

(10) Loket Pendaftaran (11) Ruang Administrasi (12) Mobil Puskesling (13) Dental unit (14) Microskop (15) Sentrifuge (16) Alat Komunikasi b) Sumber Dana (1) (2) Dana Pemerintah Pusat Dana Pemerintah Daerah : APBN dan DAK : APBDI dan APBD II (3) Dana dari Masyarakat : ASKES RETRIBUSI PUSKESMAS 40 dan

10) Struktur Organisasi Puskesmas II Kembaran Puskesmas II Kembaran memiliki struktur organisasi yaitu Kepala Puskesmas, Puskesmas Pembantu Pliken, Kepala Tata Usaha bagian Kepegawaian, bagian Umum, dan bagian Keuangan.

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Puskesmas II Kembaran BanyumasSumber: Data terolah Puskesmas II Kembaran, 2008

11) Program Kerja Puskesmas II Kembaran a) Program Pokok (1) Pengobatan Berguna untuk medapatkan diagnosa sedini mungkin dengan melaksanakan tindakan pengobatan, perawatan, 41

dan jika diperlukan juga upaya rujukan dan rehabilitasi. Berupa: rawat jalan. (2) Kesehatan Ibu dan Anak serta KB (a) Berupaya menurunkan angka kematian ibu bersalin, angka kematian bayi dan angka kematian balita(b) Meningkatkan cakupan K1, K4, imunisasi,

dan

persalinan oleh tenaga kesehatan (c) Memberi konseling kesehatan reproduksi (d) Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (e) Pelayanan Deteksi Dini dan Tumbuh Kembang Balita (f) Pelayanan akseptor KB (3) Pebaikan Gizi (a) Promosi dan pelaksanaan pemberian ASI eksklusif(b) Pemberian Makanan Tambahan pada balita dengan

gizi buruk(c) Pemantauan hasil penimbangan dengan SKDN (d) Pemberian tablet besi pada ibu hamil (e) Pemberian kapsul vit. A dosis tinggi pada ibu nifas

dan balita serta bayi 6 11 bulan(f) Kerja sama lintas sektor dalam kewaspadaan (g) Melaksanakan Rujukan masalah program Gizi kepada

DKK/RS Rujukan(4) Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) (a) Pemeriksaan suspek (ter-curigai), penemuan dan

pengobatan penderita TB Paru dengan DOTS(b) Penemuan dan pengobatan bagi penderita kusta (c) Penemuan,

pengobatan

dan

penyelidikan

epidemiologi tehadap penyakit demam berdarah

42

(d) Fogging kasus terhadap penanggulangan nyamuk

Aedes Aegypti(e) Imunisasi lengkap kepada bayi, ibu hamil, anak SD

(BIAS); Campak, DT, TT(f) Sistem Kewaspadaan Tindakan Dini (SKTD) terhadap

Kejadian Luar Biasa, ex: keracuan, bencana, penyakit menular (5) Kesehatan Lingkungan (a) Menggalakan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat(b) Melaksanakan inspeksi terhadap sanitasi sekolah,

sarana

air

bersih,

kamar

mandi/wc,

tempat

pengelolaan makanan/minuman, tempat umum, dan pembuangan sampah(c) Penyuluhan dan pendampingan masyarakat terhadap

kebersihan dan kesehatan lingkungan (6) PKM Melaksanakan Penyuluhan kepada Masyarakat untuk

meningkatkan KAP b) Program Penunjang (1) Laboratorium Pemeriksaan untuk deteksi lebih dini penyakit, penunjang diagnosis atau tes kesehatan pasien. Jenis pemeriksaan : tes kehamilan, malaria, asam urat, cholesterol, gula darah,TB, anemia pada ibu hamil, golongan darah, protein urin,dll (2) Upaya Kesehatan Sekolah (a) Penjaringan kesehatan di SD/MI, SLTP/MTs, (b) Pembinaan UKS SD/MI, SLTP/MTs, SMU/MA

43

(c) Pelatihan dokter kecil (d) Konseling Puskesmas (3) Kesehatan Gigi dan Mulut (a) Pemeriksaan Gigi anak Sekolah ( TK,SD/MI ) (b) Pembinaan kesehatan gigi di posyandu, TK, SD/MI (c) Tindakan perawatan dan pengobatan penyakit gigi (4) P H B S PHBS adalah Suatu upaya peningkatan pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan kemauan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi, keluarga dan masyarakat umum yang dapat memberikan dampak terhadap peningkatan derajat kesehatan yang optimal. Pelaksanaan PHBS : (a) Rumah Tangga (b) Sekolah/Pesantren (c) Tempat-tempat Umum (d) Tempat-tempat Kerja(e)

Kesehatan

Reproduksi

Remaja

di

Organisasi/Lembaga kemasyarakatan

c) Kegiatan Strategis yang Diunggulkan (1) Program Penyehatan Lingkungan dan PHBS (a) Melaksanakan pemeriksaan dan pengawasan TTU (b) Melaksanakan inspeksi sanitasi ke BP swasta/klinik (c) Melaksanakan pengembangan system informasi TTU dan TPM (d) Pelatihan PHBS bagi petugas Puskesmas dari Dinas Kesehatan (e) Pengadaan buku petunjuk PHBS untuk Puskesmas

44

(f) Fasilitas program PHBS Puskesmas dari Dinas Kesehatan (g) Pertemuan lintas sektoral dalam rangka PHBS (2) Usaha Kesehatan Sekolah (a) Pelatihan dan pendampingan lomba sekolah sehat (b) Pelatihan reproduksi remaja bagi Pramuka Saka Bhakti Praja (c) Penyuluhan NAPZA (d) Penjaringan kesehatan SD/MI/SLTP/SLTA kelas I (e) Penataran guru UKS (f) Pemberian PMTAS (g) Penataran dokter kecil (h) Pemeriksaan golongan darah/Hb (3) Program P2M Khusus TB Paru (a) Peningkatn angka Case Delection Rate (CDR) (b) Peningkatan CR (Cultur Rate) (c) Peningkatan capaian angka konversi (d) Penurunan angka Error Rate (ER) (e) Meningkatkan kerja sama lintas sektor dan lintas program (f) Meningkatkan SDM dengan pelatihan - pelatihan (4) Posyandu Lansia (a) Peningkatan pembinaan kesehatan pra Usila dan Usila (b) Membentuk daerah-daerah binaan pos Lansia

12) Daftar Inventaris Masalah Per Program di Puskesmas II

Kembaran tahun 2010 ( Januari - Maret 2010) (a) P2M 45

(1) Belum ada petugas fungsional surveilans(2) Kerjasama lintas sektoral belum optimal (penemuan TB

paru yang dini, P2 DB )(3) Bila ada suspect DBD, masyarakat ikut intervensi untuk

dilaksanakan fogging harus ada ketentuan tertentu. Kurang gerakan 3 M. (b) PL Kegiatan PL kurang menarik bagi masyarakat sehingga PL belum menjadi kegiatan prioritas kesehatan tidak sesuai denganParadigma sehat(c) BP

(1) Rujukan pasien APS (2) Rujukan tidak sesuai prosedur PPK(3) Askes PNS ( sesuai yang di askes ) peserta sering kurang

menerima (d) Gizi(1) Cakupan D/S ( Peran serta masyarakat ) masih kurang (2) Penemuan kasus Gibur / Gizi buruk oleh masyarakat

masih kurang(3) N/S mash kurang

(e) PKM Belum adanya sarana dan prasarana untuk promosi. (f) KB/KIA(1) Pengetahuan,sikap dan perilaku masyarakat kurang. (2) Penemuan Ibu Hamil Resiko Tinggi. (3) Rendahnya Status Sosial Ekonomi. (4) Kedudukan dan Peran Ibu yang tidak menguntungkan

keluarga.

46

(5) Kuatnya tradisi dan budaya lokal

(g) Laborat (1) Kurangnya peralatan Laborat(2) Ruangan belum memenuhi syarat

(h) UKS Belum ada komitmen.

13) Gambaran Kesehatan Umum di Wilayah Kerja Puskesmas II Kembaran. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh, keadaan kesehatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas II Kembaran sebagai berikut: Daftar 10 Besar Penyakit Tabel 4.5. Data 10 Besar Penyakit yang Diderita Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas II Kembaran pada Tahun 2009 No Jenis Penyakit 1 ISPA 2 Pegal Linu / Reumatik 3 Kulit 4 Cepalgia 5 Dispepsia 6 Hipertensi 7 Febris 8 Diare 9 Mata 10 Asma Jumlah 47 Jumlah Penderita 5.441 1.896 1.678 1.611 1.523 1.294 1.260 910 534 470

Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas II Kembaran, 2009

Tabel 4.6 Data Terperinci 10 Besar Penyakit yang Diderita Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas II Kembaran pada Tahun 2009

Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas II Kembaran, 2009

b. Gambaran Umum Desa Sambeng Kulon1)

Keadaan Geografis Desa Sambeng Kulon memiliki luas wilayah 158.899 km2 yang berada di Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas. Kepadatan penduduk Desa Sambeng Kulon adalah 587 km/jiwa dengan penyebaran penduduk sebesar 25 Ha/th. Desa Sambeng Kulon terdiri dari 2 Grumbul yaitu Grumbul Sambeng Kulon yang terdiri dari 10 RT dan 2 RW (RW 001 DAN RW 002) dan Grumbul Sigandu yang terdiri dari 4 RT dan 1 RW (RW 003).

48

Tabel 4.7. Distribusi RT per RW di Desa Sambeng Kulon No 1 2 3 001 002 003 Total RW RT RT 001 RT 005 RT 001 RT 005 RT 001 RT 004 14

Sumber: Data Monografi Desa Sambeng Kulon, 2009

Batas-batas wilayah Desa Sambeng Kulon adalah sebagai berikut: Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan : Desa Silado : Desa Sambeng Wetan : Desa Karang Tengah Desa Purwodadi Sebelah Barat : PB DANA LG SARI

Desa Sambeng Kulon berjarak 7 km dari pusat pemerintah kecamatan dan berjarak 10 km dari pusat pemerintah kota administratif.

2)

Keadaan Demografis a) Jumlah Penduduk Berdasarkan data yang diperoleh di Desa Sambeng Kulon bahwa jumlah penduduk menurut data monografi tahun 2009 sebanyak 1762 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 870 jiwa, sedangkan perempuan

49

sebanyak 892 jiwa. Jumlah kepala keluarga di Desa Sambeng Kulon sebanyak 548 KK. Tabel 4.8. Distribusi Penduduk Desa Sambeng Kulon Menurut Kelompok Umur No 1 2 3 4 5 6 7 Kelompok Umur 0 - 6 tahun 7 - 12 tahun 13 - 18 tahun 19 - 24 tahun 25 - 55 tahun 56 - 79 tahun 80 tahun ke atas TotalSumber: Data Demografi Desa Sambeng Kulon, 2009

Jumlah 147 233 226 220 673 212 51 1.762

b) Struktur Penduduk menurut Agama dan Mata Pencaharian Mayoritas penduduk Desa Sambeng Kulon

beragama Islam sebanyak 1760 jiwa dan yang beragama Kristen yaitu 2 jiwa. Sedangkan mata pencahariannya sebagian besar adalah petani. Distribusi mata pencaharian masyarakat Desa Sambeng Kulon terlihat pada Tabel 4.9. sebagai berikut.

50

Tabel 4.9. Struktur Penduduk Desa Sambeng Kulon Menurut Golongan Pekerjaan No Jenis Pekerjaan Jumlah 295 330 156 2 0 2 139 87 0 0 15 16 29 5 19 0 6 1 97 2 0 0 184 11 1396 51

1 Petani pemilik tanah 2 Petani penggarap sawah 3 Buruh tani 4 Nelayan 5 Pengusaha sedang / besar 6 Pengrajin / industri kecil 7 Buruh industri 8 Buruh bangunan 9 Buruh pertanmbangan 10 Buruh perkebunan 11 Pedagag 12 Pengangukatn 13 Pegawai negeri sipil 14 ABRI 15 Pensiunan 16 Peternak sapi perah 17 Peternak sapi biasa 18 Peternak kerbau 19 Peternak kambing 20 Peternak domba 21 Peternak kuda 22 Peternak babi 23 Peternak ayam 24 Peternak itik 25 Peternal alain-lain Total

Sumber : Data Monografi Desa Sambeng Kulon, 2009

c) Struktur Penduduk Menurut Pendidikan

Tabel 4.10. Struktur Penduduk menurut Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah 124 0 767 309 172 76 31 1.479

1 Belum sekolah 2 Tidak sekolah 3 Tamat SD/sederajat 4 Tamat SLTP/sederajat 5 Tamat SLTA/sederajat 6 Tamat Akademi 7 Tamat Perguruan Tinggi TotalSumber : Data Monografi Desa Sambeng Kulon, 2009

d) Distribusi Prasarana Pendidikan di Desa Sambeng Kulon

Tabel 4.11. Distribusi Prasarana Pendidikan No 1 2 3 4 5 TK SD SLTP SLTA Lembaga pendidikan keagamaan TotalSumber : Data Monografi DesaSambeng Kulon, 2009

Tingkat Pendidikan

Jumlah 1 2 1 4

e) Sarana Kesehatan yang Tersedia di Desa Sambeng Kulon:

52

Tabel 4.12. Distribusi Prasarana Kesehatan No Nama Prasarana Kesehatan Tempat 2 2 1 5

1 Poliklinik/ Balai Pengobatan 2 Posyandu 3 Tempat penyimpan orang TotalSumber : Data Monografi Desa Sambeng Kulon, 2009

f)

Air Bersih Penduduk Tabel 4.13. Jumlah Prasarana Air Bersih No Sumber Air Jumlah 312 unit 312 unit Jumlah Pengguna 360 KK 360 KK

1 Sumur Gali Total

Sumber : Data Monografi Desa Sambeng Kulon, 2009

3)

Gambaran Kesehatan Umum Masyarakat Desa Sambeng Kulon Jumlah balita yang ada di desa Sanbeng Kulon yaitu 124 orang, yang mengalami gizi buruk sebanyak 6 orang dan yanga mengalami gizi baik sebanyak 118 orang. Jenis penyakit yang ada di desa Sambeng Kulon pata tahun 2009 yaitu jantung (1 orang) dan stoke (3 orang).

4)

Struktur Organisasi

53

Gambar 4.2. Organisasi Pemerintahan Desa (Pola Minimal)Sumber: Profil Puskesmas II Kembaran, 2008

2. Hasil Data Primer Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap 92 responden yang meliputi karakteristik responden, pengetahuan, perilaku PHBS, perilaku konsumsi/gizi, perilaku pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan genetik diperoleh data sebagai berikut: a.1)

Karakteristik Responden Jenis Kelamin Tabel 4.14. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin No 1 2 Jenis kelamin Perempuan Laki-Laki TotalSumber : Data Primer terolah, 2009

Persentase 57,7 % 42,3 % 100,0 %

2)

Umur 54

Tabel 4.15. Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur No 1 71 TotalSumber : Data Primer terolah, 2010

Umur

Persentase 32,0 % 33,0 % 19,6 % 11,3 % 4,1 % 100,0 %

3)

Pekerjaan Tabel 4.16. Struktur Responden Menurut Golongan Pekerjaan No Pekerjaaan Persentase 14,4 % 19,6 % 21,6 % 12,4 % 32,0 % 100,0 %

1 PNS dan Pensiunan 2 Buruh 3 Swasta 4 Petani 5 Pengangguran dan ibu rumah tangga TotalSumber : Data Primer terolah, 2010

4)

Pendidikan Tabel 4.17. Struktur Responden Menurut Pendidikan

55

No 1 SD 2 SMP 3 SMA 4 PT

Pendidikan

Persentase 42.3 % 19.6 % 20.6 % 6.2 % 11.3 % 100,0 %

5 Tidak Sekolah TotalSumber : Data Primer terolah, 2010

5)

Pendapatan Tabel 4.18. Struktur Responden Menurut Pendapatan No Pendapatan Persentase 37,1 % 49,5 % 9,3 % 4,1 % 100,0 %

1 < Rp 500.000,00 2 Rp 500.000,00 - Rp 1.000.000,00 3 Rp 1.000.000,00 - Rp 2.000.000,00 4 > Rp 2.000.000,00 TotalSumber : Data Primer terolah, 2010

6)

Jumlah Anggota Keluarga

56

Tabel 4.19. Struktur Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga No Jumlah Anggota Keluarga Persentase 29.9 % 58.8 % 10.3 % 1.0 % 100,0 %

1 1-3 orang 2 4-6 orang 3 7-9 orang 4 > 9 orang TotalSumber : Data Primer terolah, 2010

7)

Status Perkawinan Tabel 4.20. Struktur Responden Menurut Status Perkawinan No Status Perkawinan Persentase 90,7 % 1,0 % 4,1 % 4,1 % 100,0 %

1 Kawin 2 Belum Kawin 3 Cerai Hidup 4 Cerai Mati TotalSumber : Data Primer terolah, 2010

b. 1) 2) 3)

Perilaku Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Perilaku Konsumsi/ Gizi Perilaku Pelayanan Kesehatan

Tabel 4.21. Struktur Responden Menurut Perilaku 57

No 1 Perilaku

Pengelompokan

Persentase (%) a. b. Kamar mandi Mata air sebelah sungai (belik) Sungai Kolam Kali 1 kali sehari 80,4 1,0

Tempat mandi

c. d. e. Rutinitas mandi a.

12,4 1,0 5,2 1,0 19,6 79,4

b. 3 kali sehari c. 2 kali seharid. 1 minggu sekali sekali Penggunaan sabun mandi Rutinitas menggosok gigi a. b. a. Iya Tidak Sesering mungkin

e. 2 minggu97,9 2,1 3,1 33,0 60,8 1,0 2,1

b. Sehari 3 kali c. Sehari 2 kali d. Sehari 1 kalie. Tidak pernah menggosok gigi Rumah Sungai Pancuran Waduk Kolam Rumah Sungai Pancuran Waduk Kolam

Tempat mencuci pakaian

a. b. c. d. e.

67,0 28,9 1,0 3,1 95,9 2,1 2,1 0 0 78,4 11,3 10,3

Tempat mencuci piring

a. b. c. d. e.

Penggunaan alas kaki

a. Ya b. Tidak

58

c. Kadangkadang Waktu tidur

a. 8 jam b. Lebih dari 8jam

34,0 16,5 38,1 10,3 1,0 92,8 2,1 4,1 1,0 21,2 1,0 3,1 12,4 60,8 80,4 18,6 0 1,0 0 87,6 12,4 22,7 72,2 5,2 90,7 9,3 0 92,8 6,2

c. Kurang dari 8jam

d. 5 jam e. 3 jamTempat

a. b. c. d. a. b. c. d. e.

Di tempat tidur Di lantai Di depan TV Di ruang tamu Setiap hari Dua kali Tiga kali Satu kali Tidak pernah

Rutinitas olahraga

Rutinitas makan

a. Tiga kali sehari b. Dua kali sehari c. Empat kalisehari

d. Lima kalisehari

e. Satu kali sehari4 Sehat 5 Sempurna

a. Ya b. Tidak a. Ya b. Kadangkadang

Konsumsi 4 Sehat 5 Sempurna

c. Tidak pernahKonsumsi sayuran hijau

a. Ya b. Kadangkadang

c. Tidak PernahKonsumsi garam beryodium

a. Ya b. Kadangkadang

59

c. Tidak pernahKonsumsi susu

1,0 19,6 54,6 25,8 97,9 2,1 46,4 36,1 16,5 1,0 0 81,4 1,0 17,5 82,5 3,1 14,4

a. Ya b. Kadangkadang

c. Tidak pernahKonsumsi air masak

a. Ya b. Tidak a. b. c. d. e.> 8 gelas 5-8 gelas 3-5 gelas < 3 gelas 1 gelas

Rutinitas minum air

Mencuci tangan sebelum makan

a. Ya b. Tidak c. Kadangkadang

Minum obat ketika sakit

a. Ya b. Tidak c. Kadangkadang

Tempat beli obat

a. b. c. d. e.

Dokter Apotek Toko obat Warung PKL

11,3 35,1 2,1 51,5 0 98,9 1,1 9,6 68,1 16,0 6,4 0 68,1 4,3 27,7

Minum ASI ketika bayi Umur anak diberi ASI

a. Ya b. Tidak a. b. c. d. e.6-12 bulan 12-24 bulan > 24 bulan < 6 bulan 5 bulan kepada bayi

ASI pertama kali keluar

a. Diberikan b. Di biarkan saja c. Dibuang

60

Mengetahui 3 M

a. Ya b. Tidak a. Menguras bakmandi Ya Tidak

60,8 39,2

Melakukan 3 M

85,6 14,4

b. Menguburbarang bekas Ya Tidak 50,5 49,5

c. Menutuptempat penampungan air Ya Tidak Anak menderita KEP Mengetahui yankes 69,1 30,9

a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. b. c. d. e. a. b. c. d. e.Dokter Puskesmas Polindes Posyandu Dukun Dokter Puskesmas Polindes Posyandu Dukun

8,2 91,8 92,8 7,2 3,1 69,1 18,6 8,2 1,0 16,5 68,0 11,3 3,1 1,0 13,5 29,2 21,9 35,4 4,2 89,6 8,3

Yankes

Yankes yang dimanfaatkan

Alasan memilih yankes

a. Kepercayaan b. Faktorkepuasan

c. Faktor jarak d. Faktor biaya e. SugestiPetugas kesehatan

a. Ramah b. Biasa saja

61

c. Acuh d. Sering marahKualitas yankes

2,1 0 3,1

a. Sangatmemuaskan

b. Memuaskan c. Kurangmemuaskan

91,7 3,1

d. Tidakmemuaskan

e. Biasa sajaPenyuluhan kesehatan Pelaksanaan penyuluhan kesehatan

2,1 60,8 39,2 91,8 1,6 3,3 3,3 0 12,5 71,9 5,2 10,4 15,5 27,8 1,0 35,1 20,6 9,3 90,7 87,4 12,6 82,5 8,2 0

a. Ya b. Tidak a. Satu bulansekali

b. Dua bulansekali

c. Tiga bulansekali

d. Empat bulansekali

e. Lima bulansekali Jarak Puskesmasrumah

a. b. c. d. a. b. c. d. e.

< 1 km 1-3 km 4-5 km > 5 km Ojek Angkot Becak Sepeda Jalan kaki

Transportasi ke Puskesmas

Tarif yankes di Puskesmas Mengetahui jenis pelayanan Puskesmas Jenis pelayanan Puskesmas yang dimanfaatkan

a. Mahal b. Murah a. Ya b. Tidak a. Pengobatan b. KB c. Imunisasi

62

d. Sunat e. Cabut gigiMengetahui asuransi kesehatan Menerima pelayanan asuransi Jenis asuransi yang didapatkan

3,1 6,2 69,1 30,9 43,3 56,7 51,2 46,5 2,3 44,3 55,7

a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. ASKES b. ASKESKIN c. Asuransi Jiwa a. Ya b. Tidak a. JPKM b. JPKMM c. Danakompensasi BBM

Mengetahui program jaminan pemeliharaan kesehatan Program yang didapatkan

30,4 47,8 21,7 99,0 1,0 94,8

Posyandu

a. Ya b. Tidak a. Penimbanganbayi, balita dan ibu hamil

Kegiatan di Posyandu

b. Imunisasi c. Pemeriksaanibu hamil

3,1 0 2,1 0

d. Pelayanan KB e. Pemberianmakanan tambahan bayi dan balita Anak ditimbang di Posyandu

a. Ya b. Kadangkadang

85,6 4,1 10,3 75,3

c. Tidak pernahAlasan menimbang di Posyandu

a. Untukmengetahui pertumbuhan berat badan (BB) anak

b. Karena anjuran 63

Kader

18,0 2,2 3,4

c. Kemauansendiri

d. Ikut-ikutandengan tetangga

e. Agar bisaberkumpul dengan ibu-ibu lainnya Ketika ditimbang di catat di KMS Anak diimunisasi

1,1

a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Yakin b. Tidak yakin c. Tidak tahu a. b. c. d. e.Semuanya Polio Campak DPT BCG

88,7 11,3 94,8 5,2 84,4 7,3 8,3 94,5 1,1 3,3 1,1 0 83,5 16,5 45,8 8,3 41,7 3,1 1,0 86,6 13,4 14,3 4,8 50,0 3,6 27,4 44,7

Yakin dengan imunisasis

Jenis imunisasi

Reaksi setelah diimunisasi Usia menikah

a. Ya b. Tidak a. b. c. d. e.21-29 tahun 30 tahun 12-20 tahun 7 tahun 19-22 tahun 22 tahun 25 tahun 15-18 tahun < 15 tahun < 30 tahun 30-35 tahun 35-40 tahun 40 tahun 45 tahun

Jarak kelahiran anak terakhir-kakaknya

Umur ibu ketika kehamilan pertama

Umur ibu ketika kehamilan terakhir

38,0 34,2 19,0 7,6 1,3 66,0 34,0 8173 18,3 81,7 18,3 81,7 4,3 4,3 7,5 2,2 5,4 65,6 17,2 6,5 5,4

Polindes

a. Ada b. Tidak adaa. Ya b. Tidak

Sadar hamil Rutin periksa hamil

a. Ya b. Tidak a. b. c. d. e. a. b. c. d.Lima kali Empat kali Tiga kali Dua kali Satu kali Dokter Bidan Puskesmas Posyandu

Rutinitas periksa hamil

Tempat periksa hamil

65

e. Dukun bayiIbu hamil konsumsi tablet besi Mengetahui imunisasi kehamilan Mengetahui TT (tetanus toxid) Perlu imunisasi TT selama kehamilan Tempat bersalin

a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. T a. Dokterkandungan

86,0 14,0 76,3 23,7 48,5,4 51,5 72,2 27,8 1,1 46,8 18,1 3,2 30,9 21,3 78,7 37,2 47,9 4,3 5,3 5,3 59,8 40,2 86,6 13,4 7,2 6,2 86,6 54,5 45,5 0 0

b. c. d. e.Komplikasi ketika hamil Awal periksa kehamilan

Bidan Rumah sakit Polindes Dukun bayi

a. Ya b. Tidak a. b. c. d. e.1 bulan 3 bulan 5 bulan 6 bulan 7 bulan

Posyandu lansia

a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Kadangkadang

Penting diadakan Posyandu lansia Memanfaatkan pelayanan di Posyandu lansia

c. TidakPelayanan yang dimanfaatkan

a. Pengobatan b. Pemeriksaankesehatan

c. Senam d. Lain-lain 66

Alasan memanfaatkan pelayanan di Posyandu lansia Tanggapan pelayanan di Posyandu lansia

a. Anjuran Kader b. Kesadaransendiri

63,6 36,4 0

c. Lain-lain a. Sangatmemuaskan

0 81,8 18,2 100 0 90,9 9,1

b. Memuaskan c. Kurangmemuaskan

Ada pencatatan KMS di Posyandu lansia Manfaat adanya Posyandu lansia Sumber: Data Primer Terolah, 2010

a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak

c.

Lingkungan Variabel yang diteliti meliputi tiga aspek, yaitu lingkungan fisik, lingkungan biologi, dan lingkungan sosial ekonomi.1) 2) 3)

Lingkungan Fisik Lingkungan Biologi Lingkungan Sosial Ekonomi

Tabel 4.22. Struktur Responden Menurut LingkunganNo 1 Lingkungan Pengelompokan Persentase (%) a. Sungai b. Sumur Penampungan air a. Bak mandi b. Ember c. Gentong d. Dirigen e. Drum 11,3 88,7 47,4 46,4 4,1 0 2,1

Sumber air

67

Menguras penampungan air

a. 4 kali dalam seminggu b. 3 kali dalam seminggu c. 2 kali dalam seminggu d. 1 kali dalam seminggu e. Tidak pernah sama sekali

22,7 12,4 18,6 33 13,4

Pengelolaan sampah

a. Di bakar b. Di bunag ke sungai c. Di timbun d. Di biarkan saja e. Di angkut

73,2 8,2 15,5 2,1 1 29,5 28,4 33,7 6,3 2,1 5,4 76,3 8,6 7,5 2,2 32,8 56,7 3 6 1,5 25,0

Jumlah anggota keluarga

a. 3 orang b. 4 orang c. 6 orang d. 8 orang e. 10 orang atau lebih

Luas ventilasi

a. > 10 % luas lantai b. 5-9 % luas lantai c. < 5 % luas lantai d. 3 % luas lantai e. > 3 % luas lantai

Jarak sumurseptictank

a. > 10 meter b. 5-10 meter c. < 5 meter d. 3 meter e. < 3 meter

Letak kandang

a. 10 meter

68

ternak

dari rumah b. 5 meter dari rumah c. 3 meter dari rumah d. Dalam rumah e. Menempel dalam rumah 22,9 22,9 12,5 16,7 54,2 10,4 4,2 20,8 10,4

Membersihkan kandang ternak

a. Setiap hari b. 2 hari sekali c. 3 hari sekali d. Seminggu sekali e. Sebulan sekali

Sumber: Data Primer Terolah, 2010

d.

Pelayanan Kesehatan Tabel 4.23. Struktur Responden menurut Pelayanan KesehatanNo 1 Pelayanan Kesehatan Pengelompokan Persentase (%) a. Ya b. Tidak 92,8 7,2

Pengetahuan tentang pelayanan kesehatan Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia

a. Dokter b. Puskesmas c. Polindes d. Posyandu e. Dukun

3,1 69,1 18,6 8,2 1,0 16,5 68,0 19,3 3,1 1,0 13,5 29,2

Jenis YanKes yang dimanfaatkan

a. Dokter b. Puskesmas c. Polindes d. Posyandu e. Dukun

Alasan memilih pelayanan kesehatan

a. Kepercaya an b. Faktor

69

kepuasan c. Faktor jarak d. Faktor biaya e. sugesti Sikap pelayan kesehatan a. Ramah b. Biasa saja c. Acuh d. Sering marah Kualitas pelayanan kesehtan a. Sangat memuaskan b. Memuaska n c. Kurang memuaskan d. Tidak memuaskan e. Biasa saja Keberadaan penyuluhan kesehatan Berapa kali penyuluhan a. Ya b. Tidak a. Satu bulan sekali b. Dua bulan sekali c. Tiga bulan sekali d. Empat bulan sekali e. Lima bulan sekali Jarak puskesmas a. < 1km b. 1-3 km c. 4-5 km d. > 5 km Jenis transportasi a. Ojek b. Angkot c. Becak d. Sepeda e. Jalan kaki 89,6 8,3 2,1 0 3,1 91,7 3,1 0 2,1 60,8 39,2 91,8 1,6 3,3 0 3,3 12,5 71,9 5,2 10,4 15,5 27,8 1,0 35,1 20,0 21,9 31,2 4,2

70

Tarif pelayanan kesehatan

a. Mahal b. Murah a. Ya b. Tidak a. Pengobatan b. KB c. Imunisasi d. Sunat e. Cabut gigi

9,3 90,7 87,4 12,6 82,5 8,2 0 3,1 6,2 69,1 30,9 43,3 56,7 51,2 46,5 2,3

Mengetahui jenis pelayanan kesehatan Jenis pelayanan yang dimanfaatkan

Mengetahui asuransi kesehatan Mendapatkan layanan kesehatan Asuransi yang didapat

a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. ASKES b. ASKESKI N c. Asuransi JIwa

Mengetahui program jaminan keehatan dari pemerintah Program yang di dapat

a. Ya b. Tidak

44,3 55,7

a. JPKM b. JPKMM c. Dana Kompensasi BBM

30,4 47,8 21,7

Keberadaan posyandu setempat Kagiatan posyandu

a. Ya b. Tidak a. Penimbang an bayi, balita, dan ibu hamil b. Imunisasi c. Pemeriksaa n ibu hamil d. Layanan

99,0 1,0 94,8

3,1 0

71

KB e. Pemberian makanan tambahan bayi dan balita Penimbangan anak di posyandu a. Ya b. Kadangkadang c. Tidak pernah Alasan menimbang di posyandu a. Untuk mengetahui pertumbuhan BB anak b. Anjuran kader c. Kemauan sendiri d. Ikut-ikutan dengan tetangga e. Agar bisa berkumpul dengan ibu-ibu lain Catat dalam KMS a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Yakin b. Tidak yakin

2,1 0

85,6 4,1 10,3

75,3

18,0 2,2 3,4

1,1 %

88,7 11,3 94,8 5,2 84,4 7,3 8,3

Apa Anak di imunisasi

Yakin bahwa imunisasi menjadikan anak kebal

c. Tidak tahua. Semuanya b. Polio c. Campak d. DPT e. BCG 94,5 1,1 3,3 1,1 0

Imunisasi yang anak dapat

72

Reaksi setelah di imunisasi

a. Ya b. Tidak a. 21-29 tahun b. 30 tahun c. 12-20 tahun d. 7tahun

Usia ibu saat kehamilan anak pertama

a. 19-22 tahun b. 22 tahun c. 25 tahun d. 15-18 tahun e. < 15 tahun

73

Usia ibu saat kehamilan terakhir

a.