Tugas Manis 8p Mw Di Print
-
Upload
wahyu-sipahutar -
Category
Documents
-
view
72 -
download
5
Transcript of Tugas Manis 8p Mw Di Print
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada mulanya rumah sakit di Indonesia banyak didirikan dengan tujuan sosial tanpa
terlalu mempertimbangkan segi ekonominya. Pada masa itu kebanyakan rumah sakit
mendapat subsidi dari pemerintah maupun dari badan misi sosial keagamaan baik dari dalam
negeri maupun bantuan dari luar negeri. Fungsi sosial berarti bahwa sebuah rumah sakit harus
melayani pasien atas dasar kebutuhan mediknya dan tidak berdasarkan kemampuan pasien
untuk membayar. Sedangkan fungsi ekonomi berarti rumah sakit harus memikirkan
keuntungan dengan melaksanakan manajemennya, termasuk manajemen keuangan dan
pembiayaannya mengikuti kaidah-kaidah ekonomi dengan memperhitungkan biaya yang
realistik dan rasional. Rumah sakit sebagai institusi kesehatan terikat PERMENKES No. 378
Tahun 1993 yang mengatur tentang pelayanan fungsi sosial rumah sakit swasta. Di dalam
peraturan tersebut telah tertuang beberapa ketentuan yang harus dijalankan oleh rumah sakit
sebagai sarana kesehatan umum dalam menjalankan usahanya. Bahwa rumah sakit wajib
menjalankan fungsi sosialnya, seperti pengaturan tarif pelayanan dengan memberikan
keringanan atau pembebasan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu dan
pelayanan gawat darurat 24 jam tanpa mensyaratkan uang muka, tetapi mengutamakan
kesehatan (Depkes RI, 1997).
Dalam perkembangannya rumah sakit di samping menjalankan fungsi sosial juga
menjalankan fungsi ekonomis sekaligus. Dengan demikian untuk mempertahankan
operasional rumah sakit, maka rumah sakit harus mencari keseimbangan antara fungsi sosial
dan fungsi ekonomi (Gani, 2002). Bahkan sejak tahun 2000 sudah 13 Rumah Sakit Umum
Pusat (RSUP) menjadi Rumah Sakit Perusahaan Jawatan (RS Perjan) dan tiga Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) di Jakarta yang mengarah pada
business oriented sebagai Badan Usaha Milik Negara atau Daerah (BUMN/BUMD). Ini
sebenarnya bertentangan dengan dengan Pasal 34 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyatakan bahwa Negara bertanggung jawab atas persediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas umum yang layak (Kusnadi, 2006). Rumah sakit di Kota Medan milik
pemerintah seperti Rumah Sakit Pirngadi, milik Pemerintah Daerah KotaMedan dan Rumah
Sakit Adam Malik, milik Pemerintah Pusat juga telah berubah status menjadi Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) dan Badan Layanan Umum Pusat (BLUP), diharapkan bisa
swakelola dan swadana dalam menjalankan fungsinya.
Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat umum dituntut
untuk dapat menghadapi tantangan persaingan bebas rumah sakit dengan memberikan
pelayanan yang baik, efisien, efektif dan tarif yang sesuai (rasional). Masalah pembiayaan
yang penting dan harus diatur oleh manajemen rumah sakit adalah keseimbangan antara
pendapatan dan biaya, sehingga diketahui apakah rumah sakit itu dalam keadaan untung,
kembali modal atau rugi. Hal lain yang berkaitan dengan pembiayaan rumah sakit adalah
dilema subsidi dan survival. Di satu sisi rumah sakit ingin menyediakan pelayanan yang
murah bagi pasien, tetapi disisi lain rumah sakit perlu survive. Dalam hal ini penentuan tarif
yang optimal menjadi sangat penting. Di mana tarif optimal adalah tarif yang masih sanggup
dibayar oleh masyarakat, akan tetapi masih dapat ditoleransi bagi kemampuan rumah sakit.
Dalam menghadapi era globalisasi yang juga merambah ke sektor kesehatan,
manajemen rumah sakit harus menyadari adanya persaingan dalam memberikan pelayanan
yang baik, efisien, efektif dan tarif yang rasional. Manajemen rumah sakit mengalami proses
perubahan yang sangat dipengaruhi oleh pemerintah, investor baik lokal maupun asing,
masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan dan industri perasuransian sebagai faktor
pembiayaan. Jadi pembiayaan rumah sakit berasal dari berbagai sumber seperti dibiayai
sendiri oleh pasien, asuransi kesehatan, bantuan pemerintah, bantuan asing serta dana-dana
masyarakat. Rumah sakit yang merupakan industri jasa, bila ingin tetap bertahan dan
berkembang haruslah dapat mengupayakan agar biaya yang dikeluarkan untuk pelayanan
kesehatan dapat dilampaui oleh pendapatan dari pelayanan yang diberikan.
Dengan perkataan lain sedapat mungkin diusahakan semua unit kegiatan rumah sakit
yang merupakan pusat pendapatan, termasuk Unit Hemodialisis, dapat ditingkatkan dan yang
merupakan pusat biaya harus mengalami efisiensi agar tidak menjadi beban subsidi rumah
sakit. RSU Methodist Medan sejak tahun 2003 sudah mulai merintis pelayanan Unit
Hemodialisis dengan 2 (dua) unit mesin hemodialisis. Dari tahun ke tahun pelayanan
hemodialisis di RSU Methodist Medan menunjukkan peningkatan.
1.2 Tujuan
Pengaplikasian teori-teori Manajemen Industri dalam perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen Industri
Secara umum manajemen industri adalah tatacara mengatur sebuah industry yang
bertumpu pada keunggulan sumberdaya insani dalam menghadapi lingkungan usaha. Seorang
manajemen industry harus dapat menguasai manajemen kauangan, manajemen kualitas,
manajeman inovasi, manajeman SDM, manajemen pemasaran, manajemen keputusan dan
manajemen Ekonomi teknik. Kami akan berusaha membahas satu per satu tentang beberapa
bentuk manajemen diatas, yang di khususkan dalam bidang perindustrian jasa yaitu Rumah
Sakit.
1. Manajemen Umum
a. Planning
Sudah diakui bahwa organisasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan. Setiap
organisasi memerlukan manajemen untuk meraih tujuan organisasinya. Tidak terkecuali
institusi penyelenggara pelayanan kesehatan, apalagi sekelas rumah sakit. Semua fungsi
manajemen sangat dibutuhkan rumah sakit. Satu diantara fungsi tersebut, bahkan boleh
dikatakan yang berperan sangat penting adalah manajemen operasi. Bagaimana konsep dan
penerapan manajemen operasi di rumah sakit, mari kita lihat secara sekilas.
Manajemen operasi adalah aktivitas manajemen (plan do check action – desain
eksekusi perbaikan) dalam menciptakan nilai bagi pelanggan melalui transformasi input
menjadi output dengan efektif dan efisien. Manajemen operasi tidak berarti hanya terkait
dengan masalah operasional, tetapi menyeluruh dari isu strategis sampai isu operasional.
Kalau boleh mengklaim, manajemen operasi adalah inti dari proses manajemen. Karena
aktivitas operasi itulah dibutuhkan fungsi manajemen yang lain seperti manajemen sdm,
keuangan, dan pemasaran.
Di rumah sakit, isu strategis yang perlu dijawab adalah bagaimana strategi operasi
rumah sakit untuk mencapai visi, misi RS dengan efektif. Selain itu, isu perencanaan
kapasitas juga tidak kalah penting. Tidak mungkin RS dibangun untuk waktu yang singkat,
dan kemudian diperluas secara sporadis. Isu yang menyangkut investasi yang besar serta
waktu yang panjang lainnya adalah pemilihan lokasi atau fasilitas fisik RS. Dan yang tidak
kalah pentingnya adalah bagaimana RS menjawab isu-isu keberlanjutan (sustainability).
Pada tingkat taktis, RS harus memiliki perencanaan yang baik mengenai estimasi
pasien dan kebutuhan RS setiap tahun agar rencana kerja tahunan dapat direalisasikan dengan
baik. Berdasarkan estimasi tersebut, maka RS harus memperkirakan sumber daya yang
dibutuhkan, khususnya SDM. Manajemen persediaan juga tidak kalah penting dan mendesak
mengingat fakta menunjukkan besar sekali biaya yang dikeluarkan untuk persediaan.
Pada tingkat operasional, RS harus memiliki sistem penjadwalan yang baik, sistem
pengendalian kualitas, penanganan antrian di setiap instalasi, pemeliharaan sarana dan
prasarana alat, efisiensi sistem pendukung (seperti air, listrik, gas, dan sampah). Ini semua
tidak dapat dikelola dengan ala kadarnya. Diperlukan manajemen yang profesional agar misi
mulianya kepada para pemangku kepentingannya terpenuhi, juga pengelolaannya efisien.
b. Controling
Rumah sakit rata-rata telah menghabiskan biaya jutaan tiap tahunnya untuk investasi
obat-obatan. Namun sebagian besar pihak rumah sakit belum dapat menentukan strategi
pengelolaan terhadap item persediaan dengan tepat. Padahal persediaan pada sebuah rumah
sakit sangat penting sekali peran dan keberadaannya dikarenakan persediaan mempunyai sifat
kekritisan yang tinggi. Sehingga pemenuhan akan persediaan harus dapat berjalan dengan
baik agar tidak membahayakan keselamatan pasien. Salah satu aspek penting dalam
manajemen persediaan yang dapat dilakukan oleh pihak rumah sakit adalah
mengklasifikasikan item-item persediaan mereka. Pengklasifikasian ini bertujuan untuk
mengetahui prioritas tiap kelompok item persediaan agar dapat menerapkan strategi
pengelolaan persediaan yang sesuai dengan karakteristik persediaan.
Metode yang umum digunakan untuk pengklasifikasian inventori ialah analisis ABC.
Tetapi metode ini hanya menggunakan satu kriteria saja yang kurang sesuai untuk
karakterisitk persediaan pada rumah sakit. Dalam tugas akhir ini dilakukan klasifikasi item
persediaan pada rumah sakit dengan metode ABC-Fuzzy Classification yang menghasilkan
tiga kelompok. Metode ini menggabungkan analisis ABC tradisional dengan fuzzy
classification. Metode ini dapat menangani beberapa kombinasi informasi atribut item yang
penting untuk kepentingan manajerial rumah sakit. Dari tugas akhir ini dihasilkan aplikasi
yang dapat membantu untuk pengklasifikasian item persediaan menggunakan metode ABC-
Fuzzy classification. Selain itu, dijelaskan juga perbandingan metode ini dengan metode
pengklasifikasian item persediaan lainnya.
c. Pengorganisasian (Organizing)
Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap
sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan
dengan organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan
ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk
mengerjakan beberapa tugas.
Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan kegiatan ke departemen atau
beberapa subdivisi lainnya. Misalnya kepegawaian, untuk memastikan bahwa sumber daya
manusia diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.Mempekerjakan orang untuk pekerjaan
merupakan aktifitas kepegawaian yang khas.Kepegawaian adalah suatu aktifitas utama yang
terkadang diklasifikasikan sebagai fungsi yang terpisah dari organizing.
Organizing atau dalam bahasa Indonesia pengorganisasian merupakan proses
menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan
didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan
organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat
bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
Definisi sederhana dari pengorganisasian ialah seluruh proses pengelompokan orang,
alat, tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengorganisasian adalah penentuan pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan
tugas dan membagi pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan berbagai departemen serta
penentuan hubungan. Tujuan pengorganisasian ini adalah untuk menetapkan peran serta
struktur dimana karyawan dapat mengetahui apa tugas dan tujuan mereka.
Prinsip Pengorganisasian
Proses pengorganisasian dapat dilakukan secara efisien jika manajer memiliki
pedoman tertentu sehingga mereka dapat mengambil keputusan dan dapat bertindak. Untuk
mengatur secara efektif, prinsip-prinsip organisasi berikut dapat digunakan oleh seorang
manajer.
a. Prinsip Spesialisasi Menurut prinsip, pekerjaan seluruh perhatian harus dibagi di antara
bawahan atas dasar kualifikasi, kemampuan dan keterampilan. Ini adalah melalui
pembagian kerja dapat dicapai yang menghasilkan organisasi yang efektif. Pembagian
kerja adalah pemecahan tugas kompleks menjadi komponen-komponennya sehingga setiap
orang bertanggung jawab untuk beberapa aktivitas terbatas bukannya tugas secara
keseluruhan.
b. Prinsip Definisi Fungsional Menurut prinsip ini, semua fungsi dalam kekhawatiran harus
benar dan jelas kepada manajer dan bawahan. Hal ini dapat dilakukan dengan jelas
mendefinisikan tugas-tugas, tanggung jawab, wewenang dan hubungan orang terhadap
satu sama lain.
c. Prinsip Rentang Pengendalian atau Pengawasan. Menurut prinsip ini, rentang kendali
adalah rentang pengawasan yang menggambarkan jumlah karyawan yang dapat ditangani
dan dikontrol secara efektif oleh seorang manajer tunggal.Menurut prinsip ini, seorang
manajer harus dapat menangani jumlah karyawan yang dibawahinya.Keputusan ini dapat
diambil dengan memilih baik rentang lebar atau sempit froma.
d. Penentuan Staf (Staffing)
Staffing merupakan usaha untuk mengembangkan dan menempatkan orang – orang yang
tepat pada berbagai jenis pekerjaan sesuai dengan desain organisasi.Proses Staffing
meliputi pengembangan sumber daya manusia, proses penilaian dan promosi dan
pelatihan.Salah satu aspek penting dari fungsi ini adalah mengidentifikasi orang – orang di
dalam organisasi yang berpotensial untuk dikembangakan sebagai manejer.
Pengarahan (directing)
Directing adalah peran manajer untuk mengarahkan pekerja yang sesuai dengan
tujuan organisasi.directing adalah implementasi rencana, berbeda dari planning dan
organizing.Directing membuat urutan rencana menjadi tindakan dalam dunia organisasi
sehingga tanpa tindakan nyata, rencana akan menjadi imajinasi atau impian yang tidak pernah
menjadi kenyataan.
Directing dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan. Maksudnya, suatu
tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai
sasaran sesuai dengan tujuan organisasi dengan berbagai arahan dengan memotivasi setiap
karyawan untuk melaksanakan kegiatan dalam organisasi, yang sesuai dengan peran, tugas
dan tanggung jawab. Jadi, Directing bertujuan untuk menggerakkan orang agar mau bekerja
dengan sendirinya dan penuh dengan kesadaran secara bersama- sama untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan (leadership)
yang baik.
Leadership danDirecting
Directingjelas membutuhkan adanya kematangan pribadi dan pemahaman terhadap
karakter manusia yang memiliki kecenderungan berbeda dan sifatnya dinamis.Maka dari itu,
fungsi directingternyata jauh lebih rumit dari kelihatannya, karena harus melibatkan fungsi
dari leadership. Di dalam proses actuating ini, keberadaan leadership adalah sebagai
pendukung. Karena actuating sendiri memiliki tujuan sebagai penggerak, yang nantinya akan
bertujuan mengefektifkan dan mengefisienkan kerja dalam organisasi.
Prinsip Directing
a. Pelaksanaan dan Penugasan
Langkah lanjutan dari penetapan program kerja pengawasan adalah pelaksanaan
pengawasan dalam bentuk pemberian tugas. Tujuan utama penugasan adalah untuk
mencapai keseimbangan antara beberapa faktor: persyaratan dan kualifikasi personal,
keseimbangan untuk pengembangan profesi, dan lain-lain.
b. Pengawasan Pengelolaan Dana.
Pengelolaan terhadap dana atau anggaran yang digunakan oleh organisasi penting
dilakukan agar dana tidak disia-siakan.
c. Penyediaan dan Pemanfaatan Sarana Pengawasan.
Pengawasan juga membutuhkan saran dan alat untuk melakukan pengawasan, misalnya
teknologi yang digunakan untuk memantau kerja anggota organisasi atau pekerja.
d. Dokumentasi Pengawasan.
Hal ini diperlukan unutuk mendapatkan bukti yang nyata bila terjadi pelanggaran,
kesalahan dalam melakukan aktivitas di dalam organisasi.
d. Supervisi Audit.
2. MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT
Seorang manajemen keuangan harus dapat merencanakan anggaran, memeriksa,
mengendalikan , mengelola, mencari dan menyimpan dana. Tujuan dengan adanya manajer
keuangan untuk mengelola dana perusahaan pada suatu perusahaan secara umum adalah
untuk memaksimalisasi nilai perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan
dijual maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin.
Training Manajemen Keuangan Rumah Sakit untuk pengelolaan sistem keuangan
rumah sakit. Instansi Rumah Sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kepada
masyarakat yang memiliki sifat padat modal, padat SDM dan padat teknologi. Agar rumah
sakit mampu berkembang dan memberikan pelayanan kesehatan yang berdaya guna dan
berhasil guna perlu diberikan kemudahan berupa fleksibilitas pengelolaan keuangan.
Rumah Sakit memiliki kewajiban untuk menghasilkan laporan keuangan. Laporan
keuangan yang dimaksud, mencakup neraca, laporan operasional, arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan. Selain laporan keuangan, RSUD juga diwajibkan untuk menyusun laporan
kinerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan (PP No. 23 Th 2005, Permendagri No
61 Th 2007).
Pelatihan Pengelolaan Keuangan Rumah Sakit merupakan suatu materi training yang
harus diikuti oleh Manajemen Yang Mengelola Keuangan Rumah Sakit guna menambah
kemampuan dan pemahaman dalam mengelola keuangan rumah sakit, sehingga setelah
mengikuti pelatihan ini Manajemen dapat Mengelola Keuangan Rumah Sakit dengan baik
dan benar serta terarah sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku.
3. Manajemen Logistik
Logistik merupakan seni dan ilmu mengatur dan mengontrol arus barang, energi,
informasi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia, dari sumber produksi
ke pasar dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan modal . Manufaktur dan marketing akan
sulit dilakukan tanpa dukungan logistik. Logistik juga mencakup integrasi informasi,
transportasi, inventori, pergudangan, reverse logistics dan pemaketan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka misi logistik adalah "mendapatkan barang yang tepat,
pada waktu yang tepat, dengan jumlah yang tepat, kondisi yang tepat, denganbiaya yang
terjangkau, dengan tetap memberikan kontribusi profit bagi penyedia jasa logistik"
Karenanya, logistik selalu berkutat dalam menemukan keseimbangan untuk 2 hal
yang amatlah sulit untuk disinergikan, yaitu menekan biaya serendah-rendahnya tetapi tetap
menjaga tingkat kualitas jasa dan kepuasan konsumen. Dalam dunia bisnis yang selalu
berubah, manajemen logistik yang baik merupakan sebuah keharusan.
1. Fungsi Perencanaan
Pengertian umum adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah-
langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan
secara khusus perencanan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang
pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan sesuai
dengan alur yang berlaku di masing- masing organisasi( Mustikasari: 2007). Subagya
menyatakan perencanaan adalah hasil rangkuman dari kaitan tugas pokok, gagasan,
pengetahuan, pengalaman dan keadaan atau lingkungan yang merupakan cara terencana
dalam memuat keinginan dan usaha merumuskan dasar dan pedoman tindakan
Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam pelaksanannya sehingga akan
sangat sulit dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh perencanaan yang baik.
Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan reporting yang
memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan pengandalian terhadap devisi-
devisi yang terjadi.
Suatu rencana harus di dukung oleh semua pihak, rencana yang dipaksakan akan sulit
mendapatkan dukungan bahkan sebaliknya akan berakibat tidak lancar dalam
pelaksanaannya. Di bawah ini akan dilukiskan bagan kerjasama antara pimpinan, perencana,
pelaksana dan pengawas (Subagya: 1994).
2. Fungsi Penganggaran
Penganggaran (budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha untuk merumuskan
perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu/skala standar yaitu skala mata uang
dan jumlah biaya (Subagya & Mustikasari). Dalam fungsi penganggaran, semua rencana-
rencana dari fungsi perencanaan dan penentu kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan
dengan besarnya biaya dari dana-dana yang tersedia. Dengan mengetahui hambatan-
hambatan dan keterbatasan yang dikaji secara seksama maka anggaran tersebut merupakan
anggaran yang reliable.
Apabila semua perencanaan dan penentu kebutuhan telah dicek berulang kali dan
diketahui untung ruginya serta telah diolah dalam rencana biaya keseluruhan, maka
penyediaan dana tersebut tidak boleh diganggu lagi, kecuali dalam keadaan terpaksa.
Pengaturan keuangan yang jelas, sederhan dan tidak rumit akan sangat membantu kegiatan.
Dalam menyususn anggaran terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan antara lain
adalah:
a. Peraturan–peraturan terkait
b. Pertimbangan politik, sosial, ekonomi dan tehnologi
c. Hal-hal yang berhubungan dengan anggaran
d. Pengaturan anggaran seperti: sumber biaya pendapatan sampai dengan pegaturan logistik
Sumber anggaran di suatu rumah sakit bermacam-macam, tergantung pada institusi
yang ada apakah milik pemerintah atau swasta. Pada Rumah sakit Pemerintah, sumber
anggaran dapat berasal dari Dana Subsidi (Bappenas, Depkes, Pemda) dan dari penerimaan
rumah sakit. Sedangkan pada rumah sakit swasta sumber anggaran berasal dari Dana Subsidi
(Yayasan dan Donatur), Penerimaan rumah sakit dan Dana dari pihak ketiga (Mustikasari).
Alokasi anggaran logistik Rumah Sakit 40 % - 50 % dalam bentuk obat-obatan dan bahan
farmasi, alat tulis kantor, cetakan, alat rumah tangga, bahan makanan, alat kebersihan dan
suku cadang.
3. Fungsi Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan memenuhi
kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan sesuatu
yang tadinya belum ada menjadi ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk tetap
mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas-batas efisiensi. (Subagya: 1994).
Sedangkan Mustikasari berpendapat fungsi pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasi
atau mewujudkan kebutuhan yang telah direncanakan atau telah disetujui sebelumnya.
Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian tetapi didasarkan dengan
pilihan berbagai alternatif yang paling tepat dan efisien untuk kepentingan organisasi.
Cara–cara yang dapat dilakukan untuk menjalankan fungsi pengadaan adalah:
a. Pembelian
b. Penyewaan
c. Peminjaman
d. Pemberian ( hibah )
e. Penukaran
f. Pembuatan
g. Perbaikan
Proses pengadan peralatan dan perlengkapan pada umumnya dilaksanakan dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Perencanaan dan penentuan kebutuhan
b. Penyususnan dokumen tender
c. Pengiklanan/penyampaian uandangan lelang
d. Pemasukan dan pembukuan penawaran
e. Evaluasi penawaran
f. Pengusulan dan penentuan pemenang
g. Masa sanggah
h. Penunjukan pemenang
i. Pengaturan kontrak
j. Pelaksanaan kontrak
Mengingat fungsi pengadaan adalah fungsi tehnis yang menyangkut pihak luar maka
pengendalian fungsi pengadaan perlu mendapatkan perhatian. Pengendalian dilaksanakan
dari awal kegiatan sampai dengan pemeliharaan. Kebijakan pemerintah yang mengatur
tentang pengadaan barang adalah Keppres No. 80 tahun 2003.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada fungsi pengadaan antara lain:
a. Kode etik pengadaan
Kode etik pengadaan yang dikemukakan oleh George W. Aljian, antara lain:
• Hubungan pribadi dengan para pedagang sangat perlu, namun seorang pembeli harus tetap
tidak berpihak dalam semua tahap perdagangan
• Tidak boleh ada keterangan orang dalam, kepada siapapun.
• Memberi batas kepada seorang rekanan adalah melanggar etika.
b. Pelelangan pengadaan barang
Setiap mengadakan pelelangan dan pengadaan barang harus dibentuk panitia
pengadaan dan pelangan milik negara yang ditentukan sebagai berikut:
• Keanggotaan panitia sekurang-kurangnya 5 orang terdiri dari unsur: Perencana, pemikir
pekerjaan yang bersangkutan, penaggung jawab keuangan, penanggung jawab perlengkapan,
penanggung jawab tehnis.
• Dilarang duduk sebagai anggota panitia adalah: Kepala kantor/satuan pekerja/pemimpin
proyek, pegawai pada inspektorat jenderal atau unit-unit yang berfungsi sebagai pemeriksa.
• Panitia pelelangan dibentuk oleh kepala kantor/satuan pekerja/pemimpin proyek
• Masa kerja panitia berakhir sesuai dengan tugasnya setelah pemenang pelelangan ditunjuk
(Subagya:1994)
4. Fungsi Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pngelolaan
barang persediaan di tempat penyimpanan. (Mustikasari: 2007) Penyimpanan berfungsi untuk
menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumya dengan
pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya serendah-rendahnya. Fungsi ini mencakup semua
kegiatan mengenai pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang. Fungsi yang lain
adalah: Kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan, pencarian
barang yang lebih mudah dan barang yang aman dari pencuri.
Faktor – faktor yang perlu mendapat perhatian dalam fungsi penyimpanan adalah:
a. Pemilihan lokasi
Aksesibilitas, utilitas, komunikasi, bebas banjir, mampu menampung barang yang
disimpan, keamanan dan sirkulasi udara yang baik.
b. Barang (Jenis, bentuk barang atau bahan yang disimpan)
Jenis dan bentuk barang dapat digolongkan ke dalam:
Barang biasa: Kendaraan, mobil ambulance, alat-alat berat, brankar, kursi roda dll.
Barang khusus: Obat-obatan, alat-alat medis dll.
c. Pengaturan ruang
Bentuk-bentuk tempat penyimpanan, rencana penyimpanan, penggunaan ruang secara
efisien dan pengawasan ruangan.
d. Prosedur/sistem penyimpanan
Formulir-formulir transaksi, kartu-kartu catatan, kartu-kartu pemeriksaan, cara
pengambilan barang, pengawetan dll
e. Penggunaan alat bantu
f. Pengamanan dan keselamatan
Pencegahan terhadap api, pencurian, tindakan pencegahan terhadap kecelakan, gangguan
terhadap penyimpanan dan tindakan keamanan.
5. Fungsi Penyaluran (Distribusi)
Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola
pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya (Subagya: 1994). Faktor yang
mempengaruhi penyaluran barang antara lain:
a. Proses Administrasi
b. Proses penyampaian berita (data-data informasi)
c. Proses pengeluaran fisik barang
d. Proses angkutan
e. Proses pembongkaran dan pemuatan
f. Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan.
Ketelitian dan disiplin yang ketat dalam menangani masalah penyaluran merupakan unsur
yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
6. Fungsi Penghapusan
Penghapusan adalah kgiatan atau usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban
sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (Subagya: 1994). Alasan
penghapusan barang antara lain:
a. Barang hilang, akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana alam, administrasi yang
salah, tercecer atau tidak ditemukan.
b. Tehnis dan ekonomis: Setelah nilai barang dianggap tidak ada manfaatnya. Keadaan
tersebut disebabkan faktor-faktor: Kerusakaan yang tidak dapat diperbaiki, obsolete
(meningkatkan efisiensi atau efektifitas), kadaluarsa yaitu suatu barang tidak boleh
dipergunakan lagi menurut ketentuan waktu yang ditetapkan, aus atau deteriorasi yaitu
barang mengurang karena susut, menguap atau hadling, Busuk karena tidak memenuhi
spesifikasi sehingga barang tidak dapat dipergunakan lagi.
c. Surplus dan ekses
d. Tidak bertuan: Barang-barang yang tidak diurus
e. Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara.
Program penghapusan dapat ditinjau dari dua aspek antara lain:
a. Aspek yuridis, administrasi dan prosedur.
Dalam aspek yuridis mencakup hal-ha: Pembentukan panitia penilai, identifikasi dan
inventarisasi peraturan-peraturan yang mengikat, persyaratan atau ketentuan terhadap
barang yang dihapus, penyelesaian kewajiban sebelum barang dihapus.
b. Aspek rencana pelaksana tehnis
Evaluasi, rencana pemisahan dan pembuangan serta rencana tindak lanjut.
Cara-cara penghapusan yang lazim dilakukan antaralain:
Pemanfaatan langsung: Usaha merehabilitasi/merekondisi komponen-komponen yang
masih dapat digunakan kembali dan dimasukkan sebagai barang persediaan baru.
Pemanfaatan kembali: Usaha meningkatkan nilai ekonomis dari barang yang dihapus
menjadi barang lain.
Pemindahan:Mutasi kepada instansi yang memerlukan dalam rangka pemanfaatan
langsung
Hibah: Pemanfaatan langsung atau peningkatan potensi kepada badan atau pihak di luar
instansi (Pemerintah)
Penjualan/Pelelangan: Dijual baik di bawah tangan atau dilelang
Pemusnahan: Menyangkut keamanan dan keselamatan lingkungan
7. Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan, penilaian, pemantauan dan
pemeriksaan terhadap langkah-langkah manajemen logistik yang sedang atau telah
berlangsung (Mustikasari: 2007). Bentuk kegiatan pengendalian antara lain:
a. Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma, instruksi dan
prosedur lain.
b. Melaksanakan pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan, guna mendapatkan
gambaran dan informasi tentang penyimpangan dan jalannya pelaksanaan dari rencan
c. Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara-cara pelaksanaan dalam rangka
pencapaian tujuan
d. Melakukan supervisi
Agar pelaksanaan pengendalian dapat berjalan dengan baik diperlukan sarana-sarana
pengendalian sebagai berikut:
a. Struktur organisasi yang baik
b. Sistem informasi yang memadai
c. Klasifikasi yang selalu mengikuti perkembangan menuju standardisasi
d. Pendidikan dan pelatihan
e. Anggaran yang cukup memadai
Manajemen Pemasaran
Istilah marketing kalau diartikan menurut istilah Indonesia adalah pemasaran,
perniagaan. Selanjutnya digunakan istilah marketing adalah pemasaran, cukup banyak
batasan mengnai pemasaran banyak, banyak para ahli yang memberikan definisi tentang
pemasaran yang kelihatannya agak berbeda, meskipun sebenarnya sama, karena sudut
pandang yang digunakan berbeda, ada yang menitik beratkan pada fungsi, segi barangnya,
segi kelembagaannya, segi manajemennya, dan ada pula yang menitik beratkan dari semua
segi sebagai sebuah system.
Pemasaran mencakup aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan tindakan
menciptakan guna manfaat karena tempat, waktu dan pemilikan. Pemasaran menggerakkan
barang-barang dari tempat yang satu ke tempat yang lain, menyimpannya dan kemudian
menimbulkan kepemilikannya, melalui tindakan membeli dan menjualbarang itu. Pemasaran
juga sebagai usaha pembelian dan penjualan dan ia mencakup aktivitas komersil yang
berhubungan dengan arus barang dan jasa antara produsen dan konsumen.
Jadi kalau disimpulkan pendapat para hali tersebut, maka pemasaran adalah merupakan
aktivitas perusahaan yang mengadakan proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa
untuk dapat menghasilkan kepuasan konsumen dengan operasional yang menguntungkan
produsen. Mencakup aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan tindakan menciptakan
guna manfaat karena tempat, waktu dan pemilikan.
Manajemen Pemasaran
Manejemen pemasaran merupakan implemnetasi fungsi manajemen yang diarahkan
tidak hanya pemanfaatan orang lain untuk mencapai tujuan organsisi, namun lebih kepada
fungsi manajemen untuk merubah keinginan menjadi kebutuhan, sehingga orang dengan
secara ikhlas bersedia menukarkan sejumlah uangnya dengan brang pruksi kita, Fungsi
pemasaran ini merupakan aktivitas yang dilakukan, antara lain ; Fungsi manajemen untuk
merubah keinginan menjadi kebutuhan.
Merchandising
Merupakan kebijaksanaan produsen untuk berusaha mendekatkan hasil-hasil
produksinya kepada konsumen akhir. Termasuk didalamnya pengembangan produk yang
sangat berpengaruh besar terhadap calon pembeli, mutu yang memadai, ukuran, daya tarik
dan lainnya. Fungsi ini meliputi fungsi penjualan dan pembelian. Dekatkan hasil
produksipada konsumen.
Buying
Sebagai fungsi pembelian perusahaan mengutamakan penggunaan bahan baku yang
mutunya terbaik agar yang dihasilkan tidak mengecewakan pembeli.
Selling
Fungsi penjualan dianggap cukup penting karena mengadakan pemasaran barang,
tentu perusahaan akan mencari kesempatan pasar untuk dapat mempengaruhi permintaan
dengan berbagai kegiatan penjualan.
Grading
Fungsi penyelidikan fisik, akan melakukan kegiatan-kegiatan pengangkutan,
penyimpanan yang merupakan bagian pula dalam kegiatan pemasaran. Kelancaran arus
barang-barang dan jasa akan ditemukan oleh bagian ini. Yang termasuk dalam kategori ini
adalah pengangkutan. Pengangkutan yang dimaksudkan adalah sarana yang memindahklan
barang secara fisik dari suatu tempat ke tempat lain, sehingga akan menambah nilai suatu
barang. Sehubungan dengan pemindahan fisik ini adalah jalur yang di lalui arus barang dari
produsen ke konsumen, maka perlu memilih altenatif yang terbaik untuk menentukan sarana
angkutan yang dipergunakan, sehingga tingkat efektifitas dan efisiensi dapat dicapai.
Selanjutnya dalam pemasaran dikenal dengan saluran distribusi mempunyai hubungan yang
erat dengan pengangkutan perusahaan. Karena saluran distribusi adalah sekelompok
pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik
(pengangkutan) untuk menciptakan suatu kegunaan bagi pasar tertentu. kegiatan
pengangkutan, penyimpanan.
Storage
Lembaga-lembaga yang ada dalam antara produsen dengan konsumen bertugas
memindahkan barang sampai ke tangan konsumen. Gudang yang termasuk kategori
pentelidikan fisik punya manfaat yang penting dalam fungsi pemasaran. Gudang dapat
menciptakan kegunaan waktu seperti yang dilakukan oleh produsen, pedagang besar,
pengecer dan juga seperti yang dilakukan perusahaan yang khusus melakukan penyimpanan,
sehingga setiap ada permintaan dapat dipenuhi. Fungsi fasilitas penunjang, merupakan bagian
yang penting pula dalam kegiatan pemasaran. Karena tanpa bagian penunjang arus barang
tentu akan terganggu Penyimpanan, sehingga setiap ada permintaan dapat dipenuhi.
Financing
Fungsi ini tentu sangat penting dan selalu ada dalam setiap perusahaan. Sebagaiman
tugasnya menyediakan inventori untuk berjaga-jaga bila ada permintaan yangt meningkat dan
mendadak. Disamping itu sangat diperlukan untuk membiayai bagian perantara, antara lain;
- pemberian kredit pada konsumen
- Pembayaran dimuka untuk pihak produsen dan distributor
- Biaya penyimpanan persediaan.
Komunikasi
Yang dimaksudkan adalah komunikasi pemasaran. Komunikasi merupakan
pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak yang terlibat dalam pemasaran. Misalnya
pelayanan perusahaan kepada pembeli.
Penanggung Risiko
Banyak dihadapi bila dihadapkan dengan perencanaan produk dan apakah produk
tersebut diterima oleh masyarakat konsumen, juga risiko dalam hal mempertahankan
persediaan untuk bias mengantisipasi permintaan konsumen atau calon konsumen. Persediaan
terlalu banyak tentu akan menyebabkan biaya meningkat, juga persediaan yang kurang akan
menimbulkan kehilangan calon pembeli atau konsumen tetap. Risiko seperti inilah yang
sering terjadi dimana perusahaan belum tentu dapat memnuhi permintaan pasar secata terus
menerus dalam pemasarannya. Selain risiko yang timbul dalam pasar, juga fluktuasi harga
dapat terjadi dalam pasar yang kompetitif. Risiko yang disebabkan bencana perusahaan dapat
mengasuransikannya sehingga risiko tidak merugikan perusahaan.
Pasar Yang Dihadapi
Pasar merupakan tempat bertemu pembeli dan penjual atau konsumen dan produsen,
dimana setiap terjadi proses pertukaran dan pemindahan hak milik. Pembeli (konsumen)
mengorbankan sejumlah nilai (uang) untuk memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan.
Berdasarkan motif pembeli dari pembelian untuk mengadakan proses pertukaran dan
pemindahan hak untuk suatu produk, maka paar dapat digolongkan dalam;
Pasar Konsumen
Merupakan pasar yang terdiri dari sekelompok pembeli terhadap barang untuk
dikomunikasikan, bukan untuk dijual kembali. Pasar konsumen termasuk pembeli individu
dan rumah tangga.
Pasar Produsen (Industri)
Merupakan pasar yang terdiri dari individu atau lembaga (organisasi) yang memiliki
barang untuk diproses lebih lanjut (barang jadi) kemudian untuk dijual kembali
Pasar Penjual
Merupakan pasar yang terdiri dari individu atau organisasi yang membeli barang
dengan maksud untuk menjualnya kembali untuk men dapatkan laba
Pasar Pemerintah
Merupakan pasar yang terdapat pada lembaga-lembaga pemerintah terhadap barang dan jasa
untuk menjalankan adminsitrasi pemerintahan
Pasar Internasional
Merupakan pasar yang terdapat pada semua Negara yang ada di dunia ini, termasuk
pasar Indonesia terbuka untuk baranng dan jasa dari pihak luar negeri begitu juga sebaliknya.
Segmentasi Pasar
Adalah suatu tindakan perusahaan yang mebagi-bagi pasar yang bersifat heterogen
(berbagai jenis) dari suatu produk kedalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat
heterogen (satu jenis).
Dengan mengadakan penyatuan strategi pemasaran yang ditujukan pada segmen
(bagian) pasar yang dituju, mnajemen dapat menggunakan sumber daya perusahan untuk
pemasaran lebih efisien terutama. Terutama bagi perusahaan kecil dengan sumber-sumber
yang sangat tebatas akan dapat melakukan persaingan dalam segmen pasar tertentu.
Perusahaan membagi-bagi pasar dalam kelompok-kelompok tertentu, yaitu segmentasi pasar
berdasarkan demografi, segmentasi pasar ini dapat dikelompokkan berdasarkan :
- Distribusi Produk
- Keadan Produk
- Pembagian berdasarkan umur, jenis klamin, suku bangsa, agama, juga pendidikan
Manfaat segmentasi pasar akan membantu manajemen perusahaan dalam;
- Dapat menyalurkan uang dan barang ke pasar yang potensial yang paling menguntungkan
- Dapat menentukan cara promosi yang efektif
- Dapat memilih media advestensi yang lebih baik, dan bagaimana mengalokasikan
anggaran secara baikuntuk berbagai media
- Dapat mengatur waktu yang tepat untuk promosi
Kebijakan Produk
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan di pasar beserta atribut seperti; warna,
bungkus, prestise perusahaan serta pelayanan perusahaanyang dibeli konsumen untuk dapat
memberikan pemuas kebutuhan. Usaha pemasaran untuk menciptakan produk bias
memberikan kepuasan kepada konsumen, kepuasan ini dapat diciptakan dengan berbagai
strategi yang telah diputuskan perusahaan sebagai usaha untuk mempertahankan
kelangsungan organisasi dalam jangpanjang, usaha-usaha tersebut antara lain;
- Perencanaan produksi
- Pengembangan produk
- Perdagangan
Ketiga unsure tersebut merupakan strategi produk setelah bagian riset pemasaran
mendapatkan informasi dari pasar untuk dapat diusulkan guna menciptakan produk baru, agar
produsen sedapat mungkin dapat m,enciptakan produk yang sesuai dengan keinginan
konsumen.
Perencanaan produk mencakup semua kegiatan produsen dan penyalur untuk
menentukan susunan produk line, sehingga konsumen akan bias membedakan produk yang
satu dengan lainnya. Maksudnya perusahaan akan selalu bisa mengikuti perkembangan pasar,
batang yang ditawarkan harus disempurkan sebelum mengadakan perubahan barang,
informasi ini perlu dikumpulkan sebagai riset pasar.
Pengembangan barang mencakup kegiatan teknis tentang penelitian, pembuatan dan
perencanaan bentuk produk. Kegiatan ini dapat dilakukan setelah menganalisis kebutuhan
dan keinginan pasar, jika permasalahan ini sudah dapat diatasi, maka perusahan akan lebih
mudah menentukan harga, distribusi dan promosi.
Perdagangan mencakup semua kegiatan perencanan dari produsen dan penyalur untuk
menyesuaikan produknya dengan permintaan pasar.
Manajemen Moderen Rumah Sakit
Perubahan periode manejemn Rumah Sakit terdiri dari tiga periode, yang masing-
masing periode diwarnai oleh latar belakang pemakai jasa rumah sakit, perubahan-perubahan
periode rumah sakit seperti berikut :
Periode I, merupakan periode dimulainya perkembangan dunia kedokteran, dimana periode
ini merupakan era mualinya ditemukan berbagai mikro organisme kuman penyebab penyakit
(mulai dizaman Aristoteles. Lasaro Spalansani) hingga masuk era perang dunia ke II. Di era
ini kepuasan akan produk jasa rumah sakit bukanlah hal uang utama sehingga peran
keputusan dokter lebih dominan, seperti digambarkan periode I,
- Area A, menunjukkan peran pasien lebih kepada objek sehingga pasien tidak
memperdulikan masalah kepuasan, tetapi lebih kepada masalah kebutuhan dan produk bukan
menjadi pertimbangan
- Area B, menunjukkan peran dokter sebagai subjek yang merupakan penentu produk tanpa
mempertimbangkan lepuasan pasien, namun dokter lebih memperhatikan aspek kebutuhan
pasien yaitu keinginan untuk sembuh.
Pada periode ini rumah sakit didirikan hanya sebagai lembaga social yang betul-betul
bertujuan social tanpa memikirkan keuntungan (not profit oriented), dan pada masa itu rumah
sakit hanya didirikan oleh organisasi keagamaan, pemerintah dan militer.
Periode II, merupakan masa transisi dimana masyarakat sudah mulai mengenal
produk, namun belum mencari kepuasan, kepentingan yang ada hanya tujuan kebutuhan
semata, dan pilihan produk hanya karena semata-mata sesuai kebutuhan yang disadarinya,
diera ini sudah mulai setelah masa perang dunia kedua, namun rumah sakit masih didirkan
oleh organisasi keagamaan, pemerintah dan militer, namun karena masyarakat sudah
mengenal produk yang relevan dengan kebutuhannya maka perkembangan dimasa itu
mulailah bermunculan rumah sakit khusus, seperti balai pengobatan paru, balai pengobatan
gigi, balai pengobatan mata, namun keputusan masih berada di tangan dokter, seperti
digambarkan pada periode II;
- Area C, menunjukkan keputusan masih berada pada dokter dengan posisi pasien masih
sebagai objek meskipun pasien sudah bisa menentukan pilihan produk rumah sakit dan
kebutuhan pengobatannya namun belum melihat factor kepuasan, fenomena yang ada pada
masa itu rumah sakit masih di lambangkan dengan bangunan yang berwarnah putih.
- Area D, menunjukkan pasien sudah memutuskan pilihan rumah sakit berdasarkan
kebutuhan dan produk yang ada sehingga pasien bisa memilih mau berobat kemana, namun
dimasa itu pasien belum melihat kepuasan sehingga dokter masih dapat melayani secara
vokasional, belum pada pertimbangan profesionalisme, bahkan diera itu dokter masih
memiliki power bersikap apa adanya kepada pasien.
Periode III, merupakan masa dimana teknologi kedokteran jauh lebih maju, sehingga
jenis produk rumah sakit sudah semakin spesifik, dampak yang yang ada diera ini adalah
masyarakat sudah lebih melihat pada pertimbangan tiga unsure yaitu produk, kebutuhan dan
kepuasan, perbedaan pada periode I dan II adalah kebutuhan menentukan produk, nmaun
pada p
eriod eke III produk menentukan kebutuhan, sehingga diera ini rumah sakit mulai melakukan
memperluas jenis pelayanannya dengan tawaran teknologi yang lebih maju, diera ini
berimplikasi mulainya bermunculan rumah sakit-rumah sakit swasta, yang lebih kepada
oirentasi keuntungan (provit oriented), dan masyarakat sudah mulai memilih rumah sakit
mana yang menawarkan produk yang mereka butuhkan untuk mendapatkan kepuasan. Seperti
digambarkan paa periode III,
- Area E, dominasi dokter sudah semakin kecil, dimana dokter melakukan pelayanan dengan
pertimbangan kepuasan pasien, dan pasien memiliki hak atas pilihan, danpak pada area ini
adalah mulainya bermunculan dokter praktik partikelir dengan harga mahal
- Area F, merupakan dominasi pasien, dimana pasien lebih memilih kepuasan dan produk
yang tawarkan, kebutuhan dinaggap akan terpenuhi dengan sendirinya jika produk yang
dibeli dapat memberikan kepuasan
Pada periode ini pihak sawasta sudah berani mendirikan rumah sakit spesialis bahkan
sub spesialis, seperti rumah sakit bersalin, rumah sakit jantung, rumah sakit kanker, dan
perkembangan diera ini sebutan pasien sudah mulai bergeser ke sebutan konsumen, era inilah
yang mulai memicu perkembangan teknologi rumah sakit sudah berubah yang bukan saja
pada teknologimedisnya namun juga pada teknologi manajemen sehingga keluarlah teori
manajemen moderen rumah sakit.
Fenomena yang ada pada periode III, organisasi rumah sakit sudah semakin
kompleks, kebutuhan akan tenaga professional semakin multi disiplin ilmu, bahkan
kecenderungan yang ada rumah sakit tidak layak lagi dipimpin oleh profesi dokter, namun
lebih layak dipimpin oleh seorang ekonom, yang lebih memahami strategi persaingan bisnis.
Isi manejemn Moderen Rumah Sakit
Manajemen moderen rumah sakit lebih cenderung kepada strategi manajemen
pemasaran, dimana produk jasa rumah sakit mulai digambarkan dalam kemasan produk fisik,
seperti performance rumah sakit, kecanggihan alat yang ditawarkan, kelengkapan layanan
yang dimiliki. Fenomena yang ada pada manajemen moderen rumah sakit, rumah sakit tidak
lagi dilambang sebagai warna putih, namun dikemas dengan perpaduan gradasi warna yang
menarik, kenyamanan tempat, bahkan kecenderungan bau khas lisol sudah mulai bergeser ke
bau pengharum ruangan.
Di era manejemn moderen rumah sakit sudah di setting lebih mirip dengan hotel,
bahkan disetiap ruang rawat sudah dipersiapkan fasilitas-fasilitas asesoris ruangan yang
sedapat mungkin menghilangkan kesan rumah sakit. Namun pada fenomena ini rumah sakit
mulai menjual jasa dengan harga mahal, dan kecenderungan yang ada masyarakat konsumen
masih pada posisi lemah dalam penawaran harga, keadaan ini memaksa rumah sakit mulai
meningkatkan manajemen pemasarannya, namum fenomena yang muncul dengan
berubahnya manajemen pamasaran adalah, rumah sakit yang tadinya dirikan oleh oragnsiasi
keagamaan berubah menjadi profik oriented.
4. Manajemen Pemasaran Rumah Sakit
Salah satu cirri dari Rumah Sakit yang mampu bertahan dan berkembang dalam erea
persaingan yang ketat adalah rumah sakit yang memperhatikan kepuasan pelanggan atau
konsumen. Ditengah membanjirnya produk (jasa) sejenis yang ditawarkan oleh berbagaoi
rumah sakit, konsumen cenderung untuk menentukan pilihan hanya pada produk yang
mampu memuaskan kebutuhan konsumen. Konsumen akan memberikan persepsi yang positif
atau customer value yang positif dari suatu produk jika merasa mendapatkan manfaat setelah
menggunakan produk tersebut.
Customer value yang positif dari suatu produk menunjukkan pada produk tersebut
dirasakan atau dipersepsi dengan baik pelanggan/konsumen. Pelanggan akan merasa
mendapat manfaat dari produk (customer benefits) yang lebih besar dibandingkan dengan
biaya yang harus dikorbankan atau biaya untuk membeli (cost of purhase) produk tersebut.
Sebaliknya, customer value yang negative menunjukkan konsumen cenderung tidak merasa
puas dengan suatu produk.
Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) diukur dengan membandingkan customer
benefit dengan cost of purchase dari suatu produk. Untuk mengukur keselurahan manfaat
yang di dapat konsumen (overalla benefit) setelah menggunakan produk, dapat dilakukan
dengan menilai product benefit dan brand benefit, dengan penjelasan berikut ini
1. Product benefit, digunakan untuk mengukur persepsi konsumen terhadap atribut atau factor
yang dinilai dari suatu produk. Misalnya, jika produk adalah jasa layanan kesehatan,
labolatorium yang lengkap termasuk gizi dengan memberikan pilihan makanan yang
disukai pasien.
2. Service benefit, digunakan untuk mengukur persepsi konsumen melalui atribut jasa
pelayanan dari suatu produk. Misalnya, kecepatan layanan kesehatan , prosedur yang tidak
berbelit-belit dan perawat yang ramah.
3. Brand benefit, digunakan untuk mengukur prepsi konsumen yang melekat pada rumah
sakit atau citra rumah sakit. Atribut yang digunakan untuk mengukur dapat berupa
komitmen pihak rumah sakit terhadap pelanggan dan reputasi rumah sakit itu sendiri.
5. Manajemen personalia
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
Manajemen sumber daya manusia merupakan manajemen yang khusus mempelajari
bidang personalia atau kepegawaian. Oleh sebab itu, manajemen personalia dapat diberikan
pengertian sebagai berikut; suatu ilmu dan seni untuk malaksanakan antara lain planning,
organizing, controlling, sehingga efektifitas dan efisiensi personalia dapat ditingkatkan
semaksimal mungkin.
Memang sukses tidaknya suatu perusahaan atau instansi tidak hanya tergantung pada
kegiatan bidang personalia, tetapi peranannya cukup besar. Namun sebenarnya, manajemen
personalia telah diterapkan oleh nenek moyang kita, hal ini ditandai dengan bangunan
Borobudur, Piramida di Mesir, dan sebagainya. Karena situasi dan kondisi berubah serta
kebutuhan mendesak sejak abad ke 20, manajemen personalia mulai dikembangakan dan
diusahakan untuk diterapkan.
Untuk mengembangkan manajemen personalia, harus sadar bahwa manusia bukan
benda mati sebab mereka mempunyai perasaan. Mereka dapat gembira dan sakit hati; mereka
dapat senang dan susah; mereka bukan hanya membutuhkan materi, melainkan juga butuh
pengakuan dan penghargaan. Oleh karena demikian banyak faktor yang merupakan aspek
kehidupan manusia dalam hubungan antara yang satu dengan yang lain, untuk
mengembangkan manajemen personalia perlu pengetahuan tentang psikologi, hubungan
antara manusia, adat istiadat dan sebagainya.
6. Manajemen produksi
Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang
ditawarkan perusahaan kepada konsumen. Kegiatan ini dalam banyak perusahaan melibatkan
bagian terbesar dari karyawan dan mencakup jumlah terbesar dari asset perusahaan. Oleh
karena itu, kegiatan produksi dan operasi menjadi salah satu fungsi utama perusahaan.
Melalui kegiatan produksi dan operasi segala sumber daya masukkan perusahaan
diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk yang
dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi dan jasa. Bagi perusahaan yang
berorientasi pada laba, produk ini selebihnya akan dijual untuk memperoleh keuntungan dan
sumber dana yang selanjutnya untuk digunakan pada kegiatan operasi berikutnya.
Manajemen Operasi
Pengertian manajemen operasi merupakan suatu proses yang berkesinambungan
dan efektif menggunakan fungsi manajemen dan untuk mengintegrasikan berbagai sumber
daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan. Kegiatan dalam manajemen operasi
mencakup penggunaan fungsi manajemen. Dalam perencanaan, manajer operasi menentukan
tujuan subsistem operasi dari organisasi dan mengembangkan program, kebijakan dan
prosedur penentuan peranan dan focus dari operasi termasuk perencanaan produk,
perencanaan fasilitas dan perencanaan penggunaan sumber daya produksi.
Proses Transformasi
Kegiatan transformasi merupakan kegiatan organisasi yang melakukan proses
transformasi dari masukan (input) menjadi keluaran (output). Input bisa berupa material,
modal, peralatan sedangkan output bisa berupa barang jadi, setengah jadi dan jasa. Proses ini
biasanya dilengkapi dengan kegiatan umpan balik untuk memastikan output sesuai dengan
yang dikehendaki.
Kegiatan umpan balik dilakukan dengan melakukan pengecekan pada beberapa titik
kunci dan membandingkannya dengan standar atau acuan yang telah ditetapkan. Apabila
terjadi perbedaan antara output dengan standar maka dilakukan koreksi yang berupa
perbaikan input atau penyempurnaan proses produksi sehingga keluaran bisa sesuai dengan
yang diharapkan.
Unsur manajemen operasi
Elemen yang mendasari manajemen operasi yaitu:
1. Konsep dasar manajemen produksi yang membedakannya dari disiplin ilmu lain, misalnya
konsep dasar perencanaan tata letak, perencanaan kapasitas, perencanaan kebutuhan
material, persediaan, penjadwalan, dan pengendalian mutu.
2. Teknik dan konsep yang dikembangkan melalui teori organisasi dan manajemen. Teknik
tersebut banyak digunakan terutama dalam perencanaan kerja, organisasi sumber daya dan
pengendalian proses.
3. Penerapan pengetahuan dan praktek yang telah dikembangkan dari disiplin ilmu lain
seperti ekonomi, keuangan, dan matematika. Misalnya penentuan tingkat produksi
didasarkan atas pendekatan atas permintaan dan penawaran dari teori ekonomi, analisa
kinerja operasi dengan menggunakan rasio keuangan, penggunaan metode kuantitatif atau
matematik dalam pengambilan keputusan.
4. Penemuan teknologi yang sangat berpengaruh dalam system produksi serta mendorong
perkembangan teknologi proses ataupun produksi yang menyebabkan perubahan baik
dalam tata letak, jenis peralatan maupun proses produksi.
Aplikasi
Manajemen operasi dapat diterapkan diberbagai jenis organisasi, misalnya
industri manufaktur, perkebunan, rumah sakit, perhotelan atau perbankan. Manajemen
operasi diperlukan dalam pengaturan tata letak bangunan, ruang, mesin atau pun peralatan;
dalam menentukan cara kerja dan waktu standar untuk suatu tugas; pengembangan desain
produk; pendistribusian hasil produk; berbagai kegiatan operasi yang lain.
Struktur dasar dan unsur manajemen operasi untuk semua jenis perusahaan sama, namun
tingkat kepentingan unsur unsur bisa berbeda tergantung pada jenis perusahaan yang
bersangkutan. Misalnya perencanaan tata letak yang diperlukan dalam restoran, sekolah tapi
terasa sangat penting bagi perusahaan manufaktur, terutama dalam pengaturan mesin dan
peralatan produksi.
Produktivitas
Produktivitas merupakan ukuran bagaimana baiknya suatu sumber daya diatur dan
dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Secara umum produktivitas dinyatakan
sebagai rasio antara keluaran terhadap masukan, atau rasio hasil yang diperoleh dengan
sumber daya yang terpakai. Pengukurana produktivitas dapat dilakukan untuk lingkup
nasional, industri, organisasi dan perorangan. Pengukuran produktivitas berguna dalam
membandingkan hasil yang dicapai antara periode satu dengan periode yang lain atau
produktivitas yang dicapai antara dua Negara, departemen, bagian atau perorangan.
Pengambil keputusan dalam manajemen operasi
Pengambil keputusan dalam manajemen operasi berkaitan erat dengan jangka waktu
perencanaan. Perencanaan dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu : perencanaan jangka
panjang, jangka menengah, jangka pendek.
Perencanaan jangka panjang berhubungan dengan hal hal strategis sehingga
pengambil keputusan menjadi tanggung jawab pimpinan puncak.Perencanaan jangka panjang
meliputi penyusunan kebijakan, misalnya menyangkut lokasi fasilitas dan pengembangannya,
penentuan kapasitas, pengembangan produk baru, penelitian dan pengembangan serta
investasi. Perencanaan ini mencakup 24-60 bulan.
Perencanaan jangka menengah dimulai setelah perencanaan jangka panjang dibuat,
umumnya horizon waktu antara 3 – 24 bulan. Perencanaan ini merupakan tugasmanajer
operasi yang akan membuat keputusan taktis. Perencanaan jangka panjang menengah harus
konsisten dengan strategi yang telah dibuat pimpinan puncak dan dilaksanakan pada sumber
daya yang telah disediakan oleh keputusan strategi sebelumnya, missal
perencanaanpenjualan, perencanaan dan anggaran produksi penentuan tingkat tenaga kerja,
dan tingkat persediaan.
Perencanaan jangka pendek mencakup waktu yang relative pendek. Biasanya kurang
dari 3 bulan. Perencanaan ini menjadi tanggung jawab personel operasi yang bekerja dengan
supervisor atau foreman untuk menjabar perencanaan jangka menengah menjadi rencanan
operasional bulanan, mingguan dan harian. Perencanaan ini meliputi penugasan kerja,
penjadwalan, pembebanan, pengurutan dan pengiriman.
Riset/Laporan pengaplikasian manajemen dalam bidang perusahaan jasa
Rumah Sakit Methodist Susanna Wesley
Jl.Setia Budi Pasar II Tanjung Sari, Medan
RSU Methodist Susanna Wesley
Rumah Sakit Umum Methodist Susanna Wesley yang beralamat di Jalan Setia Budi Pasar II Tanjung Sari Medan. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit Pendidikan Dibawah Naungan Univeristas Methodist Indonesia.
SEJARAH BERDIRINYA
Susanna Wesley (Januari 1669 20-23 Juli 1742), lahir Susanna Annesley, adalah putri dari Dr
Samuel Annesley dan Mary Putih, dan ibu dari John dan Charles Wesley.
"... Meskipun dia tidak pernah menyampaikan khotbah atau menerbitkan buku atau
mendirikan sebuah gereja, (dia) dikenal sebagai Bunda Methodisme. Kenapa? Karena dua
anaknya, John Wesley dan Charles Wesley, sebagai anak-anak sadar atau tidak sadar akan,
diterapkan contoh dan ajaran dan keadaan kehidupan rumah mereka.
1 Keluarga
2 Kehidupan pribadi
3 Referensi
Keluarga
Dia dan suaminya Samuel Wesley menikah pada 11 November 1688. Samuel 26 dan
Susanna adalah 19. Susanna dan Samuel Wesley memiliki 19 anak. Sembilan dari anak-
anaknya meninggal sebagai bayi. Empat dari anak-anak yang meninggal adalah saudara
kembar. Pelayan sengaja menahan satu anak. Pada kematiannya, hanya delapan dari anak-
anaknya masih hidup.
Kehidupan pribadi
Susanna mengalami banyak kesulitan sepanjang hidupnya. Suaminya meninggalkan
dia dan anak-anak selama lebih dari setahun karena perselisihan kecil. Selama saat suaminya
berada di London, membela teman terhadap tuduhan bid'ah, ia ditunjuk locum untuk
membawa pesan. Khotbah pria itu berkisar hanya sekitar utang membayar. Kurangnya ajaran
spiritual yang beragam menyebabkan Susanna untuk merakit anak-anaknya Minggu sore
untuk layanan keluarga. Mereka akan menyanyikan mazmur dan kemudian Susanna akan
membaca khotbah dari baik file khotbah suaminya atau ayah diikuti oleh mazmur lain.
Orang-orang lokal mulai bertanya apakah mereka bisa hadir. Pada satu titik ada lebih dari dua
ratus orang yang akan menghadiri layanan Minggu sore Susanna sementara layanan Minggu
pagi menyusut menjadi hampir tidak ada.
Wesley dipraktekkan renungan harian sepanjang hidupnya, dan jawabannya surat
anaknya Charles, ia ditujukan pengalamannya kebobrokan sifat manusia, dan kasih karunia
Allah. Surat tersebut juga menunjukkan bahwa ia telah sepenuhnya sadar akan kenikmatan
spiritual selama bertahun-tahun, dengan mana putranya yang baru saja dibuat berkenalan.
Suaminya Samuel menghabiskan seluruh hidupnya dan semua keuangan keluarga pada
pekerjaan penafsirannya Kitab Ayub. Namun, karyanya tidak ingat dan berdampak kecil
terhadap keluarganya selain sebagai kesulitan. Sebaliknya Susanna menulis beberapa
potongan-potongan yang akan menjadi dasar dalam pendidikan anak-anak mereka. "Selain
surat, Susanna Wesley menulis meditasi dan komentar kitab suci untuk digunakan sendiri.
Dia menulis komentar diperpanjang pada Syahadat Rasul, Doa Bapa Kami, Sepuluh Perintah
Allah. Alas banyak dari yang hilang dalam kebakaran pastoran, tetapi banyak bertahan. Yang
paling mudah cara untuk tulisan-tulisannya adalah Charles Wallace sangat baik dan penting
Susanna Wesley, Writings nya Dikumpulkan. Susanna dimakamkan di Bunhill Fields di
London.
Visi dan Misi
Azas Yayasan
Berazaskan kepada Pancasila dan UUD 1945 serta Iman Kristiani berdasarkan
Alkitab.
Visi Yayasan
Menjadi Badan Hukum yang efektif, transparan, akuntabel, berkarakter eksis dan
bekesinambungan untuk menghasilkan manusia yang berakal budi, sehat jasmani dan
sehat rohani guna dibaktikan bagi peningkatan kesejahteraan kehidupan Bangsa dan
Negara, berdasarkan Iman, Pengharapan dan Kasih.
Misi Yayasan
1. Menyelenggarakan kegiatan sosial khususnya bidang pendidikan, kegiatan pelayanan
kesehatan,
2. keolahragaan, seni dan budaya dalam rangka menghasilkan manusia yang berakal
budi, sehat jasmani.
3. Menyelenggarakan kegiatan kemanusiaan dengan menolong, dan membantu dan
memfasilitasi masyarakat yang ditimpa bencana, fakir miskin, gelandangan,
pengungsi akibat perang untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan hidup, serta
melindungi dan melestarikan lingkungan hidup dalam upaya menjaga keseimbangan
alam ciptaan Tuhan guna menghasilkan pembangunan yang berkelanjutan.
4. Menyelenggarakan kegiatan keagamaan, guna mewujudkan manusia yang sehat
rohani yang memiliki kecerdasan spritualitas, bertaqwa dan berakhlak mulia.
5. Menuntaskan transisi YP-GMI Wilayah I menjadi Badan Hukum yang efektif,
Transparan, Akuntabel, Berkarakter Eksis dan berkesinambungan.
Maksud dan Tujuan Yayasan
1. Bidang Sosial.
2. Bidang Kemanusiaan.
3. Bidang Keagamaan.
4. Keorganisasian.
Manajemen Umum
Manajemen umum dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
Planning
Plannning merupakan perencanaan sebagai landasan utama untuk menjalankan
fungsi-fungsi majerial lainnya, yang merupakan proses kontinyu atau berkesinambungan
untuk menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh seorang atau sekelompok orang
untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan yang telah ditentukan.
Organizing
Organizing merupakan suatu pengalokasian sumber daya untuk mencapai tujuan
organisasi. Organizing juga menentukan hubungan aktivitas dan wewenang dalam organisasi.
Staffing
Ini berkaitan dengan penempatan personal pada posisi yang tepat dan dibutuhkan oleh
organisasi tersebut. Staffing memusatkan perhatian pada alokasi tenaga kerja dan penerimaan
tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Directing
Fungsi manajerial ini terbangun atas sebuah kondisi, kepemimpinan, dan pemberian
motivasi. Masing-masing manajer memiliki rencana kerja yang mengarahkaan pada
karyawan bawahannya.
Controlling
Pengawasan dan perencanaan merupakan keterpaduan yang tidak dipisahkan.
Pengawasan mengarah pada monitoring pelaksana rencana-rencana pekerjaan yang tercantum
dalam perencanaan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Manajemen Logistik
Manajemen logistik merupakan seni dan ilmu mengatur dan mengontrol barang,
energi, informasi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia, dari sumber
produksi.
Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang
ditawarkan perusahaan kepada konsumen.
Manajemen Personalia
Manajemen personalian merupakan manajemen sumber daya manusia yang khusus
mempelajari bidang personalia atau kepegawaian. Atau dapat diartikan sebagai suatu ilmu
dan seni untuk melaksanakan planning, organizing, controlling, sehingga efektivitas dan
efisiensi personalia dapat ditingkatkan semaksimal mungkin.
Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran merupakan manajemen yang melakukan suatu kepuasaan bagi
pelanggannya agar selalu diminati konsumennya.
PEMBAGIAN MANAJEMEN
DAFTAR PUSTAKA
Internet