DI CV. SEJATI UTAMA RAHARJA BANDUNG PERIODE 2015 Piutang... · 2 ABSTRAK YULIANA SARI S NPM...
Transcript of DI CV. SEJATI UTAMA RAHARJA BANDUNG PERIODE 2015 Piutang... · 2 ABSTRAK YULIANA SARI S NPM...
1
PENGARUH UMUR PIUTANG TERHADAP FUTURE VALUE
DI CV. SEJATI UTAMA RAHARJA BANDUNG
PERIODE 2015
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Kelulusan Ujian Akhir Program Diploma IV
Program Studi Komputerisasi Akuntansi
Disusun Oleh :
YULIANA SARI S
NPM. 12.401.682
POLITEKNIK
PIKSI GANESHA BANDUNG
2017
2
ABSTRAK
YULIANA SARI S
NPM 12.401.682
Komputerisasi Akuntansi
PENGARUH UMUR PIUTANG TERHADAP FUTURE VALUE DI
CV. SEJATI UTAMA RAHARJA BANDUNG PERIODE 2015
Skripsi: 55 halaman
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh umur piutang
terhadap future value di CV. Sejati Utama Raharja Bandung periode 2015.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi
pustaka, serta menggunakan analisis koefisien korelasi produk momen-Pearson
untuk mengolah data yang didapat.
Berdasarkan hasil dari analisis, menunjukan bahwa pengaruh umur piutang
terhadap future value memiliki nilai koefisien korelasi produk momen-Pearson
sebesar 0,999 yang berarti memiliki hubungan yang sangat kuat dan koefisien
determinasi sebesar 99,9%.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, masalah yang ditemukan adalah: 1)
kurangnya kemampuan perusahaan dalam memproyeksi kemampuan konsumen
dalam membayar tepat waktu, 2) target penjualan dari pihak marketing tanpa
mempertimbangkan besarnya anggaran piutang, dan 3) kurangnya upaya
penagihan piutang sehingga umur piutang semakin bertambah.
Saran yang diberikan adalah: 1) memperbaiki standar pemberian piutang
yang digunakan untuk menyeleksi calon konsumen, 2) menetapkan kebijakan
kredit baru 2/10 net 30, dan 3) melakukan kunjungan personal apabila ada
konsumen yang belum membayar piutang yang sudah jatuh tempo.
Kata kunci: Umur Piutang, Future Value
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Persaingan perdagangan di dalam dunia bisnis membuat perusahaan
berpikir keras untuk menarik para konsumen agar mereka mau melakukan
transaksi barang dan atau jasa di dalam perusahaan dagang. Mulai dari
memberikan kredit (piutang) kepada konsumen, memberikan diskon,
memberikan harga yang sedikit murah apabila konsumen membayar secara
tunai, bahkan menerima pembayaran dengan cara mencicil dari konsumen.
Perusahaan dagang identik dengan penjualan barang baik secara kredit
(piutang) maupun secara tunai. Penjualan barang secara kredit dapat
mendatangkan keuntungan dari pihak kosumen karena pembayaran dapat
ditunda dan juga trik bagi perusahaan dagang untuk meningkatkan besarnya
omset penjualan. Sedangkan perusahaan akan lebih menyukai jika transaksi
penjualan dapat dilakukan secara tunai, karena perusahaan akan segera
menerima kas secara tunai. Dengan adanya tambahan kas dari penjualan
tunai, perusahaan dapat menggunakan kas tersebut untuk membayar utang
kepada supplier, bankir, atau pihak kreditur lainnya, untuk membayar beban
operasional maupun beban non operasional, dan dapat juga digunakan untuk
membeli aktiva.
5
Piutang adalah jumlah tagihan yang dimiliki oleh perusahaan dari
hasil penjualan barang dan atau jasa secara kredit di dalam kegiatan
usahanya.
Tujuan perusahaan menanamkan dananya pada piutang antara lain:
a. Untuk meningkatkan penjualan
Jika perusahaan mengambil kebijakan untuk melakukan penjualan kredit
di samping penjualan tunai, maka biasanya perusahaan akan dapat menjual
barang lebih banyak. Pada umumnya para pelanggan lebih suka membeli
secara kredit atau membayar dengan angsuran daripada harus membayar
langsung. Oleh sebab itulah dalam rangka peningkatan penjualan, perusahaan
menanamkan dananya dalam piutang.
b. Untuk meningkatkan laba
Kenaikan penjualan diharapkan secara tidak langsung akan menaikkan
laba yang diperoleh. Tentu saja hal ini dimungkinkan jika tambahan
penghasilan lebih besar daripada biaya-biaya yang dikeluarkan yang
bersangkutan dengan administrasi kredit.
c. Untuk menghadapi persaingan
Sebagai tindakan mempertahankan diri, kebanyakan perusahaan di dalam
menetapkan kebijakan memperluas penjualan dengan melakukan kebijakan
penjualan kredit. Penjualan kredit menuntut dana tertanam dalam piutang.
CV. SEJATI UTAMA RAHARJA berdiri pada tahun 1998,
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang dagang yaitu perusahaan
distribusi bahan kimia. Beberapa konsumen yang melakukan transaksi
6
pembelian baik secara tunai maupun secara kredit di CV. Sejati Utama
Raharja adalah pabrik textile, industri baja, pencelupan, washing, toko-toko
kimia, distributor kimia, dan retail. Dimana perusahaan ini menjual bahan
kimia dengan sistem tunai dan kredit maksimal 90 hari. Namun dengan
adanya sistem kredit 90 hari ini, masih ada beberapa konsumen yang telat
dalam melakukan pembayaran lebih dari 90 hari, karena bermacam-macam
tipe konsumen dalam melakukan pembayaran. CV. Sejati Utama Raharja
tidak menerapakan sistem bunga apabila ada beberapa konsumen yang telat
dalam melakukan kewajiban pembayaran.
Berdasarkan ulasan di atas, maka dalam laporan ini penulis tertarik
melakukan penelitian dengan mengambil judul “PENGARUH UMUR
PIUTANG TERHADAP FUTURE VALUE DI CV. SEJATI UTAMA
RAHARJA BANDUNG PERIODE 2015.
1.2 Pokok Permasalahan
Melihat latar belakang diatas maka menjadi pokok permasalahan
penelitian adalah: “Bagaimana pengaruh umur piutang terhadap future value
di CV. Sejati Utama Raharja Bandung periode 2015?”
1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka penulis membuat
beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana umur piutang yang terjadi CV. Sejati Utama Raharja
Bandung periode 2015?
7
2. Bagaimana future value di CV. Sejati Utama Raharja Bandung periode
2015?
3. Seberapa besar pengaruh umur piutang terhadap future value di CV.
Sejati Utama Raharja Bandung periode 2015?
4. Apa saja hambatan dalam mengelola umur piutang di CV. Sejati Utama
Raharja Bandung periode 2015?
5. Bagaimana upaya untuk mengatasi hambatan dalam mengelola umur
piutang di CV. Sejati Utama Raharja Bandung periode 2015?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui umur piutang yang terjadi di CV. Sejati Utama
Raharja Bandung periode 2015.
2. Untuk mengetahui future value di CV. Sejati Utama Raharja Bandung
periode 2015.
3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh umur piutang terhadap future
value di CV. Sejati Utama Raharja Bandung periode 2015.
4. Untuk mengetahui hambatan dalam mengelola umur piutang di CV.
Sejati Utama Raharja Bandung periode 2015.
5. Untuk mengetahui cara mengatasi hambatan dalam mengelola umur
piutang di CV. Sejati Utama Raharja Bandung periode 2015.
8
1.5 Kegunaan Penelitian
A. Penulis
1. Secara akademik untuk memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan Program Studi Diploma IV di Politeknik Piksi
Ganesha Bandung.
2. Penulis mendapatkan pengetahuan mengenai pengaruh umur piutang
terhadap future value.
3. Agar penulis mengetahui sejauh mana teori yang didapat selama
perkuliahan dengan kenyataan di lapangan, terutama untuk
menambah pengetahuan serta wawasan mengenai umur piutang
terhadap future value.
B. Perusahaan
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan bahan
pertimbangan dalam melaksanakan pemberian kredit di masa yang akan
datang.
C. Pembaca
Penulis berharap dengan adanya laporan tugas akhir ini bisa
menambah informasi untuk pembaca mengenai umur piutang terhadap
future value, serta membantu pembaca sebagai referensi bagi penelitian
yang akan datang.
9
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
A. Pengertian Pengaruh
Menurut Badudu dan Zain (2001;1031) “Pengaruh adalah (1)
daya yang menyebabkan sesuatu terjadi; (2) sesuatu yang dapat
membentuk atau mengubah sesuatu yang lain; (3) tunduk atau mengikuti
karena kuasa atau kekuatan orang lain”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:849), “ Pengaruh
adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang
ikut membentuk watak, kepercayaan, dan perbuatan seseorang”.
Pengaruh adalah “Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang
atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan
seseorang” (Depdikbud 2001:845)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Pengaruh
merupakan “suatu dorongan yang mempunyai daya yang ada atau timbul
dari suatu (orang atau benda) yang dapat membentuk atau mengubah
sesuatu terjadi”.
10
B. Pengertian Piutang
1. Pengertian Piutang
Dr. Dermawan Sjahrial, M.M. (2007:106) mengemukakan
bahwa “Penjualan Kredit adalah dana tunai dibelikan barang
dagangan baru kemudian dijual secara kredit sehingga timbul
piutang. Kemudian piutang ditagih untuk menjadi dana tunai
kembali.”
Pengertian piutang menurut M. Munandar (2006:77) “
Piutang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang nantinya
akan dimintakan pembayarannya bilamana telah sampai jatuh
tempo.”
Menurut Haryono Yusuf (2005:52) “Piutang merupakan hak
menagih sejumlah uang dari si penjual pada si pembeli yang timbul
karena adanya suatu transaksi”.
Lukas Setia Atmaja, Ph.D (2008:395) mengemukakan
“Piutang terjadi ketika perusahaan menjual barang atau jasa secara
kredit, bukan tunai.”
Yang dimaksud dengan piutang sebagaimana dikemukakan
oleh Dr. Abdul Halim. M.B.A., Akuntan dan Drs. Sarwoko
(2008:119) adalah “Aktiva yang menunjukkan jumlah tagihan yang
dimiliki oleh perusahaan sebagai hasil dari penjualan barang dan
atau jasa di dalam kegiatan usahanya.”
11
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat penulis
simpulkan piutang adalah hak penjual untuk menagih sejumlah uang
kepada pembeli karena adanya suatu transaski barang dan atau jasa
secara kredit.
2. Klasifikasi Piutang
Dalam praktek, piutang pada umumnya diklasifikasikan
menjadi:
a. Piutang Usaha
Piutang usaha adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh si
pembeli kepada perusahaan. Piutang dagang umumnya berjangka
waktu kurang dari satu tahun.
b. Piutang wesel
Piutang wesel lebih formal bila dibandingkan dengan piutang
dagang. Debitur dalam piutang wesel membuat suatu janji tertulis
kepada kreditur untuk membayar sejumlah uang berikut bunganya
yang tercantum dalam surat janji tersebut pada waktu yang telah
disepakati.
c. Piutang lain-lain
Piutang lain-lain terdiri atas macam-macam tagihan yang
tidak termasuk dalam piutang dagang maupun piutang wesel.
Contohnya adalah piutang bunga, piutang deviden, piutang pajak
dan tagihan kepada karyawan (piutang kepada karyawan
perusahaan).
12
3. Biaya-biaya Piutang
Penanaman dana pada piutang juga menimbulkan biaya-
biaya. Biaya-biaya piutang dapat diidentifikasikan ke dalam empat
golongan, yaitu:
a. Biaya Pembelanjaan Piutang
Piutang dapat dibelanjai melalui salah satu dari tiga sumber
keuangan yaitu: (1) laba yang ditahan, (2) dana pemilik
perusahaan (3) utang dari kreditur.
a. Biaya Administrasi
Di dalam penyelenggaran penjualan kredit, perusahaan harus
mengeluarkan biaya-biaya seperti gaji pembuku piutang,
menyediakan tambahan fasilitas seperti mesin hitung dan supplies
dan menyediakan file-file. Dan perusahaan melakukan penelitian
terhadap pelanggan potensial untuk menentukan kelayakan
kreditnya. Hal tersebut menimbulkan biaya pula seperti ini, biaya
telepon, biaya pos dan lain sebagainya.
b. Biaya Pengumpulan Piutang
Untuk memperlonggar kesempatan pembayaran
membutuhkan biaya-biaya yakni biaya pengumpulan piutang,
misalnya biaya pengiriman surat peringatan bahwa masa
pembayaran telah melampaui batas waktu. Kalau ini tidak
berhasil perusahaan harus mengupah orang atau agen penagihan
untuk mengunjungi penunggak dan menuntut pembayaran.
13
c. Kerugian Piutang Tak Tertagih
Jika pelanggan dinyatakan bangkrut, maka harapan
perusahaan untuk memperoleh kembali piutangnya menjadi tipis.
Jika pelanggan pindah ke luar kota atau negara, maka terlalu
mahal untuk menagihnya. Itu semua berarti perusahaan
mengalami kerugian. Kerugian ini adalah biaya atas pengelolaan
piutang.
4. Faktor Besar Kecilnya Piutang
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi besar-kecilnya
piutang:
a. Penjualan Kredit
Dengan term of trade yang sama dan dalam satu lingkup
industri, maka suatu perusahaan yang mempunyai tingkat
penjualan yang besar mungkin memiliki tingkat piutang yang
besar daripada perusahaan yang volume penjualannya kecil.
Misalnya, jika suatu perusahaan memperkirakan kenaikan
penjualan kredit sebesar 20% pada periode yang akan datang,
mungkin akan menaikkan piutang dengan 20%
b. Kebijakan Kredit
Perusahan yang menentukan kebijakan kredit relatif longgar,
akan mengalami tingkat piutang yang lebih tinggi daripada
kebijakan kredit yang ketat karena akan mendorong pelanggan
untuk membereskan kewajibannya tanpa tergesa-gesa. Kebijakan
14
kredit yang ketat menuntut usaha penagihan yang gigih pula.
Dengan kata lain para pelanggan ditagih melalui tekanan-tekanan.
Di satu sisi kebijakan seperti itu menurunkan jumlah piutang,
namun di sisi lain ketiadaan tekanan akan berakibat pelanggan
tidak membayar dan akibat selanjutnya kerugian piutang menjadi
lebih besar.
c. Term of Trade
Jika perusahaan mengubah term kredit dari net 15 (jangka
waktu kredit 15 hari) menjadi net 30 atau naik 100%, maka hal ini
dapat mengakibatkan kenaikan piutang 100%. Pelanggan yang
telah menunggu 15 hari untuk membayar akan memperoleh
keuntungan pada situasi baru dan menuggu 15 hari lagi. Demikian
juga perubahan net 30 menjadi 2 / 10 net 30. Beberapa pelanggan
akan mendapatkan keuntungan 2% (potongan) untuk pembayaran
lebih cepat yakni dalam 10 hari daripada membayar 30 hari.
Adanya potongan ini akan mengurangi atau memperkecil saldo
piutang.
5. Pencatatan Kerugian Piutang
Kerugian piutang dalam jumlah yang wajar menunjukkan
bahwa kebijakan kredit yang ditetapkan perusahaan sudah tepat. Jika
kerugian piutang terlalu rendah, artinya kebijakan kredit perusahaan
terlalu ketat. Sebaliknya kerugian piutang yang terlalu tinggi,
diartikan bahwa kebijakan kredit perusahaan terlalu longgar.
15
Adapun metode untuk mencatat kerugian piutang tak tertagih
adalah sebagai berikut:
a. Metode cadangan
Metode ini digunakan apabila kerugian piutang yang biasa
terjadi cukup besar jumlahnya. Ada tiga hal penting dalam
menerapkan metode ini, yaitu:
1. Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui
taksiran dan dibandingkan (matched) dengan penjualan.
2. Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima dengan
mendebet rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening
cadangan kerugian piutang.
3. Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dengan mendebet
cadangan kerugian piutang dang mengkredit rekening piutang
dagang saat piutang dihapus dari pembukuan.
Untuk menaksir jumlah piutang yang tidak dapat ditagih,
manajemen dapat menggunakan dua dasar, yaitu: persentase dari
penjualan dan persentase dari piutang.
b. Metode penghapusan langsung
Apabila perusahaan menggunakan metode penghapusan
langsung, maka jumlah kerugian piutang tidka perlu ditaksir dan
dalam pembukuan tidak digunakan rekening cadangan kerugian
piutang. Apabila suatu piutang diyakini dapat ditagih lagi, maka
16
kerugian akibat piutang tersebut langsung didebetkan ke dalam
rekening kerugian piutang dan rekening piutang dagang dikredit.
6. Penilaian dan Pencegahan Resiko Kredit
Untuk menilai resiko kredit, perusahaan harus
mempertimbangkan faktor-faktor tertentu sebagai berikut:
a. Character
Character adalah penilaian yang menyangkut karakter dan
kejujuran konsumen.
b. Capacity
Capacity berkaitan dengan kemampuan konsumen dalam
mengelola perusahaannya terutama dalam masa-masa sulit,
sehingga akan terlihat kemampuan membayar.
c. Capital
Capital berhubungan dengan kemampuan modal konsumen.
d. Collateral
Collateral berhubungan dengan aktiva konsumen sebagai
jaminan keamanan kredit.
e. Condition of economy
Condition of economy berhubungan dengan kondisi
perekonomian yang sedang berlangsung di suatu negara seperti
jumlah pengangguran, tingkat inflasi, daya beli, iklim dunia, dan
lain-lain.
17
C. Pengertian Umur piutang
Drs. Abdul Halim. M.B.A., Akuntan dan Drs. Sarwoko
(2008:123) mengemukakan daftar umur piutang adalah “Suatu klasifikasi
piutang dalam tabel yang menunjukkan jangka waktu (umur) piutang
yang belum dilunaskan, baik yang masih belum jatuh tempo maupun
yang sudah jatuh tempo.”
Lukas Setia Admaja, Ph.D. (2008:396) mengemukakan
“Aging Schedule memecah piutang perusahaan berdasarkan usianya.”
Menurut Indriyo dan Basri (2008:209) dengan diketahui
umur piutang maka akan dapat diketahui:
1. Piutang-piutang mana yang sudah dekat dengan jatuh tempo dan harus
ditagih.
2. Piutang-piutang yang sudah jatuh tempo dan perlu dihapuskan karena
sudah tidak dapat ditagih kembali.
Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis dapat
simpulkan umur piutang adalah pengelompokkan piutang pelanggan
berdasarkan jangka waktu (umur) piutang yang belum jatuh tempo
maupun yang sudah jatuh tempo.
Misalnya : Umur Piutang PT. XYZ untuk tahun 2015 adalah
sebagai berikut:
18
Belum
Jth Tmpo 1-30 31-60 61-90 >91
ABC 100 - - - - 100
DEF 300 - 100 200 - -
GHI 100 100 - - - -
JKL 750 50 200 - 500 -
MNO 1.500 - 1.000 500 - -
PQR 800 - - - - 800
Total 3.550 150 1.300 700 500 900
Customer SaldoHari Setelah Jatuh Tempo
D. Pengertian Future Value
Irham Fahmi, S.E., M.Si. (Joel G. Siegel dan Jae K. Shim,
1999:206) mengatakan bahwa future value adalah „Sesuatu yang dapat
menumbuhkan investasi pada waktu yang akan datang yang dapat
menghasilkan bunga khusus yang dapat dikumpulkan setiap tahunnya.‟
Lukas Setia Atmaja, Ph.D. (2008:65) mengemukakan future
value adalah “Nilai di masa mendatang dari uang yang ada sekarang.”
Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2001:237) Future
Value adalah “Nilai masa depan atau jumlah akhir, dari rekening Anda
pada akhir tahun n. Nilai tahun n di masa depan, setelah bunga yang
diperoleh ditambahkan ke rekening.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat penulis
simpulkan future value adalah nilai uang yang akan diterima di masa
mendatang dari sejumlah uang yang ditanamkan sekarang.
Menurut Lukas Setia Atmaja, Ph.D rumus untuk menghitung
Future Value adalah:
FVn= PV(1+k)n
19
dimana :
FVn = future value periode ke n
PV = present value
k = suku bunga
n = periode penggandaan/compounding.
2.2 Kerangka Pemikiran
Variabel yang akan dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah
variabel-variabel yang tekandung dalam hipotesis yang diajukan. Variabel-
variabel dalam penelitian diklasifikasikan atas dua bagian, yaitu variabel
independen (X): umur piutang, serta variabel dependen (Y) : future value
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Sumber: diolah penulis (2017)
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang menyatakan hubungan
apa yang sedang dicari dan dipelajari, namun harus di uji kebenarannya
melalui penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2013:64) “Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan”.
Variabel (X)
Umur Piutang
Variabel (Y)
Future Value
20
Dari pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis adalah
jawaban / pernyataan / dugaan sementara dari rumusan masalah yang
dilakukan dalam penelitian.
Berdasarkan kerangka penelitian di atas maka penulis mengajukan
hipotesis bahwa “terdapatnya pengaruh yang signifikan antara umur piutang
terhadap future value di CV. Sejati Utama Raharja Bandung periode 2015”.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
A. Pengertian Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk
mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan,
menggambarkan dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui
cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian. Dalam pemecahan
masalah yang ada sesuatu penelitian diperlukan penyelidikan yang hati-
hati, teratur dan terus-menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana
seharusnya penelitian harus dilakukan dengan metode penelitian.
Metode penelitian merupakan suatu teknik atau cara mencari,
memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer
maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu
karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan
dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu
kebenaran data-data yang akan diperoleh.
Menurut Sugiyono (2013:1) menjelaskan bahwa “Metode
Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Salah satu unsur terpenting dalam
metodologi penelitian yaitu penggunaan metode ilmiah tertentu yang
digunakan sebagai sarana yang bertujuan untuk mengidentifikasi besar
kecilnya objek atau gejala dan mencari pemecahan masalah yang diteliti,
22
sehingga hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.
B. Jenis Penelitian Yang Digunakan
Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kuantitatif yang merupakan suatu metode yang
memberi gambaran sistematis, faktual dan akurat melalui pendekatan
kuantitatif dengan menggunakan tes uji statistik yang bertujuan untuk
mengamati aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik, maka akan
diketahui pengaruh yang signifikan antara variabel yang diteliti dan akan
memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2012:8) menyatakan bahwa, “Metode
penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Tujuan Penelitian Kuantitatif adalah untuk memahami apa yang
terdapat dibalik data tersebut, meringkasnya menjadi suatu rumusan yang
kompak dan mudah dimengerti, serta menemukan suatu pola umum yang
timbul dari data tersebut (Sugiyono, 2012:1)
Metode ini juga digunakan penulis dengan dasar untuk
mengetahui gambaran keadaan yang terjadi dilapangan berdasarkan
informasi yang ada khususnya mengenai pengaruh umur piutang
terhadap future value di CV. Sejati Utama Raharja Bandung periode
2015.
23
a. Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2012:59) “Variabel Penelitian adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya”.
Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah
dicari hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya.
Tanpa operasionalisasi variabel, peneliti akan mengalami kesulitan dalam
menemukan pengukuran hubungan antar variabel yang masih bersifat
konseptual. Definisi operasional variabel dibuat agar dalam teori dan
prakteknya makna dari setiap variabel menjadi lebih jelas, sehingga laporan
yang dibuat menjadi relevan dan valid. Ada 2 variabel yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu:
A. Variabel Independen
Variabel Independen (Variabel Bebas) adalah variabel yang
mempengaruhi atau sebab perubahan timbulnya variabel terikat
(dependen). Variabel Independen disebut juga dengan variabel
perlakuan, kausa, risiko, variabel stimulus, antecedent, variabel
pengaruh, treatment, dan variabel bebas. Dapat dikatakan variabel bebas
karena dapat mempengaruhi variabel lainnya. Variabel Independen
(Variabel Bebas) dalam penelitian ini adalah Umur Piutang di CV. Sejati
Utama Raharja Bandung periode 2015.
24
B. Variabel Dependen
Variabel Dependen (Variabel Terikat) adalah variabel yang
dipengaruhi, akibat dari adanya variabel bebas. Dikatakan sebagai
variabel terikat karena variabel terikat dipengaruhi oleh variabel
independen (variabel bebas). Variabel Dependen disebut juga dengan
variabel terikat, variabel output, konsekuen, variabel tergantung, criteria,
variabel terpengaruh, dan variabel efek. Variabel Dependen (Variabel
Terikat) dalam penelitian ini adalah Future Value di CV. Sejati Utama
Raharja Bandung periode 2015.
Tabel 3.1
Tabel Definisi Variabel
Variabel Definisi Operasional Variabel Indikator Skala
Umur
piutang
(X)
“Suatu klasifikasi piutang dalam
tabel yang menunjukkan jangka
waktu (umur) piutang yang belum
dilunaskan, baik yang masih belum
jatuh tempo maupun yang sudah
jatuh tempo.”
Drs. Abdul Halim. M.B.A.,
Akuntan dan Drs. Sarwoko
(2008:123)
Umur
piutang
Rasio
25
Variabel Definisi Operasional Variabel Indikator Skala
Future
Value
(Y)
Lukas Setia Atmaja, Ph.D.
(2008:65) mengemukakan future
value adalah “Nilai di masa
mendatang dari uang yang ada
sekarang.”
Inflasi Rasio
Sumber : data diolah penulis (2017)
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
A. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:115) Populasi Adalah “Wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan”.
Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek atau benda-benda
alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh obyek/subyek tersebut.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah
laporan keuangan yang terdapat di CV. Sejati Utama Raharja Bandung
periode 2015.
26
B. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012;81) “Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam
penelitian ini bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu.
Sampel merupakan suatu sub kelompok dari populasi yang
dipilih dalam penelitian. Penentuan sampel pada penelitian ini adalah
neraca dan catatan piutang di CV. Sejati Utama Raharja Bandung periode
2015.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2012:224), menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun teknik pengumpulan
data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
A. Penelitian Lapangan
1. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.
27
2. Observasi (Pengamatan)
Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
secara langsung kepada objek penelitian untuk mengetahui secara
jelas kondisi objek penelitian serta memperoleh data yang diperlukan
B. Studi Kepustakaan (Library Research)
Teknik pengumpulan data ini yaitu dengan cara membaca,
mempelajari, mengutip beberapa pendapat dari berbagai sumber buku,
dan dari sumber lainnya yang penulis gunakan sebagai bahan teori.
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan rangkaian kegiatan yang disusun
secara sistematis untuk mengatur, mengurutkan dan mengelompokkan
sehingga memperoleh temuan-temuan yang didapat selama penelitian dan
memusatkan perhatian pada sesuatu yang ada dengan mengumpulkan,
mencatat, mengklasifikasi, dan menganalisis serta menyajikan data yang
diperoleh dalam bentuk tabel, menginterprestasikan serta akhirnya
mengambil suatu kesimpulan.
Dalam suatu penelitian, jenis data sangat menentukan dalam ketetapan
pemilihan statistik alat uji. Untuk mengetahui Pengaruh Umur Piutang
Terhadap Future Value di CV. Sejati Utama Raharja Bandung periode 2015,
penulis menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan tahapan analisis
sebagai berikut:
28
A. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dimaksudkan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
keduanya terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
“Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Apabila
data pengamatan tidak berdistribusi normal maka analisis parametrik
tidak bisa digunakan karena statistik dalam analisis parametrik
diturunkan dari distribusi normal” (Sugiyono, 2011:239).
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
Kolmogorov Smirnov (KS) dengan menggunakan SPSS 23.
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan :
1. ditolak jika nilai asymp. Sig. (2-tailed)<0,05
2. diterima jika nilai asymp. Sig. (2-tailed) >0,05
B. Analisis Korelasi Product Moment Pearson
Analisis korelasi Pearson Product Moment (PPM) digunakan
untuk mencari keeratan hubungan atau mengukur ada atau tidaknya
hubungan linear antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
Menurut Sugiyono (2013:228), mengemukakan bahwa “Korelasi
Product Moment merupakan teknik yang digunakan untuk mencari data
kedua variabel berbentuk interval atau rasio, dan sumber data dari dua
variabel atau lebih tersebut adalah sama”.
29
Dalam peneltian ini penggunaan analisis korelasi Product
Moment Pearson adalah untuk meneliti keeratan hubungan antara
variabel Umur Piutang (X) dengan Future Value (Y) di CV. Sejati Utama
Raharja Bandung periode 2015.
Adapun rumusannya menurut Sugiyono (2011:228) adalah
sebagai berikut :
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
r = Nilai koefisien korelasi produk momen – pearson
n = Jumlah sampel
∑ = Jumlah variabel X
∑ = Jumlah variabel Y
∑ = Jumlah kuadrat variabel X
∑ = Jumlah kuadrat variabel Y
∑ = Jumlah variabel X dikalikan variabel Y
30
Koefisien korelasi mempunyai nilai , dimana :
1. Apabila , maka korelasi antara dua variabel dikatakan sangat
kuat dan searah, artinya jika naik sebesar 1 maka juga akan naik
sebesar 1 atau sebaliknya.
2. Apabila , maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah
atau tidak ada hubungan sama sekali.
3. Apabila , maka korelasi antar kedua variabel sangat kuat
dan berlawanan arah, artinya apabila naik sebesar 1 maka akan
turun sebesar 1 atau sebaliknya.
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi
yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka diperlukan suatu tafsiran
yang akan dijelaskan dalam batasan-batasan seperti kriteria berikut:
Tabel 3.2
Nilai Kriteria Hubungan Korelasi
Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Lemah
0,20 – 0.399 Lemah
0.40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2011:231)
31
C. Analisis Koefisien Determinasi
Menurut Sugiyono (2011:231), data analisis korelasi terdapat suatu
angka yang disebut dengan koefisien determinasi, yang besarnya adalah
kuadrat dari koefsien korelasi ( ). Koefisien ini disebut koefisien
penentu, karena varians yang terjadi pada variabel dependen dapat
dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel independen.
Analisis Koefisien Determinasi digunakan untuk melihat berapa
persentase (%) variabel X mempengaruhi variabel Y. adapun rumus
Koefisien Determinasi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan :
= Koefisien Determinasi
= Koefisien Korelasi yang dikuadratkan
= untuk menunjukkan satuan variabel
D. Analisis Regresi Linier Sederhana
Menurut Sugiyono (2011:260), “Analisis regresi pada dasarnya
adalah analisis yang digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh
perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen di
manipulasi/diubah-ubah atau dinaik-turunkan”.
Untuk menghitung besarnya pengaruh variabel bebas terhadap
variabel tak bebas dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linear
32
sederhana. Analisis regresi tersebut merupakan metode analisis yang
digunakan, selain untuk mengetahui hubungan variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk mengukur
besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas.
Persamaan umum regresi linear sederhana dapat diketahui dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
= Subjek Variabel yang diproyeksikan
= Nilai Konstanta harga jika
= Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan
nilai peningkatan atau nilai penurunan Variabel
= Nilai variabel bebas
Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus dihitung
dahulu a dan b dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑
33
3.6 Uji Hipotesis
Sugiyono (2013:84) menjelaskan bahwa secara sistematik hipotesis
dapat diartikan sebagai pernyataan statistik tentang parameter populasi.
Statistik adalah ukuran-ukuran yang dikenakan pada populasi. Sedangkan
dalam penelitian hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian.
Pengujian hipotesis adalah suatu cara untuk membuktikan atau
menguatkan suatu dugaan atau anggapan tentang parameter populasi yang
tidak diketahui, berdasarkan informasi dari sampel yang diambil dari populasi
yang bersangkutan, sehingga dari pengujian ini dapat ditarik sebuah
kesimpulan.
Pengujian hipotesis dimaksudkan sebagai cara untuk menentukan
apakah suatu hipotesis sebaiknya diterima atau ditolak oleh peneliti dan untuk
menguji korelasi itu benar-benar terjadi maka diadakan pengujian.
Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis
nol dan hipotesis alternatif, pengujian statistik dan perhitungan nilai uji
statistik, perhitungan hipotesis penetapan tingkat signifikan dan penarikan
kesimpulan. Adapun rancangan pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah
untuk menguji ada tidaknya pengaruh antar variabel independen (X) yaitu
untuk Umur Piutang dan variabel dependen (Y) yaitu Future Value. Adapun
rumus pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut:
√
√
34
Keterangan :
= t hitung
=koefisien korelasi
= derajat kebebasan
Harga tersebut selanjutnya dibandingkan dengan . Untuk
(alpha) 0,05 uji dua pihak dan dk = n – 2
Kriteria uji:
1) Jika ≥ maka ditolak dan diterima (ada hubungan).
2) Jika ≤ maka diterima dan ditolak (tidak ada
hubungan).
Apabila pengolahan atau perhitungan menggunakan SPSS untuk
uji signifikansi dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi, dengan
kriteria pengujian:
1) Jika signifikansi > 0,05 maka diterima (tidak ada hubungan).
2) Jika signifikansi < 0.05 maka ditolak (ada hubungan).
Uji signifikansi tersebut diatas dapat digambarkan pada kurva daerah dan
nilai kritis sebagai berikut dibawah ini:
35
Gambar 3.1
Uji Dua Pihak
Daerah Daerah
Penolakan Ho Penolakan Ho
Sumber: Sugiyono (2013:163)
Hipotesis : Pengaruh X terhadap Y
: β = 0 Tidak terdapat pengaruh antara umur piutang terhadap
future value di CV. Sejati Utama Raharja Bandung periode
2015.
: β 0 Terdapat pengaruh antara umur piutang terhadap future
value di CV. Sejati Utama Raharja Bandung periode 2015.
Daerah Penerimaan Ho
36
BAB IV
PENGARUH UMUR PIUTANG TERHADAP FUTURE VALUE
DI CV. SEJATI UTAMA RAHARJA BANDUNG
PERIODE 2015
4.1 Sejarah Singkat CV. Sejati Utama Raharja Bandung
CV. Sejati Utama Raharja adalah salah satu perusahaan distribusi
bahan kimia yang telah berpengalaman sejak tahun 1998, didirikan oleh
Bapak Soeryono. Dengan kantor beralamatkan di Jl. Pasirjati Utama A1,
Cijambe-Ujungberung Bandung Jawa Barat dan gudang beralamatkan di Jl.
Gede Bage Selatan No. 180 Bandung. Seiring berjalannya waktu CV. Sejati
Utama Raharja telah dipercaya dan mendapat dukungan dari partner
(produsen) yang handal. CV. Sejati Utama Raharja telah melayani konsumen
di Bandung, Jakarta, Bekasi, Karawang, Pekalongan, Semarang, Solo, dan
lain-lain.
Produk-produk yang disediakan di CV. Sejati Utama Raharja adalah:
1. Hydrochloric Acid (HCl)
HCl atau Asam Klorida merupakan cairan yang sangat
korosif, memiliki bau yang kuat. HCl bening dan tidak berwarna.
Fungsi dan manfaat HCl atau Asam Klorida dalam dunia
perindustrian:
a. Asam Klorida digunakan pada industri logam untuk
menghilangkan karat atau kerak besi oksida dari besi atau baja.
37
b. Asam Klorida dimanfaatkan untuk mengatur pH (keasaman)
air limbah cair industri, sebelum di buang ke badan air
penerima.
c. Dapat digunakan sebagai bahan cair pembersih porselen.
d. Dapat digunakan juga dalam proses pengolahan kulit.
Packing menggunakan jerigen, drum, kempu dan tanki.
Kapasitas isi mulai dari 35 kg sampai 20.000 kg.
2. Sulfuric Acid
Sulfuric Acid yang di perdagangkan terdiri dari 2 macam
yaitu Sulfuric Acid kadar 60% dan kadar 98%. Sulfuric Acid
berupa cairan bening, tak berwarna dan tak berbau.
Packing menggunakan jerigen dan tanki. Kapasitas isi
mulai dari 35 kg sampai 12.000 kg
3. Aluminum Sulfate
Aluminum Sulfate atau tawas digunakan untuk pengolahan
air dan dapat digunakan sebagai bahan dasar deodorant. Produk ini
juga digunakan oleh tekstil/garmen seperti pencelupan tekstile dan
percetakan.
4. Sodium Hypochlorite (NaClO)
Sodium Hypochlorite digunakan sebagi pembasmi kuman,
penghilang bau, penghilang warna pakaian yang baik, sebagai
pemutih di industri-industri kertas.
38
Packing menggunakan jerigen, drum, kempu dan tanki.
Kapasitas isi mulai dari 35 atau 40 kg sampai 5.000 kg.
5. Caustic Soda Liquid
Bahan yang diperdagangkan ada 2 jenis Caustic Soda yaitu
Caustic Soda Liquid kadar 32% dan Caustic Soda Liquid kadar
48%. Caustic Soda merupakan bahan kimia yang sangat korosif
dan reaktif. Larutan Caustic Soda mudah bereaksi dengan logam
seperti aluminium, magnesium, seng, timah.
Beberapa industri yang menggunakan Caustic Soda antara
lain yaitu pabrik sabun, detergen pulp dan kertas.
Packing menggunakan jerigen, kempu dan tanki. Kapasitas
isi mulai dari 30 atau 35 kg sampai 30.000 kg.
6. Poly Aluminum Chlorite
Digunakan pada proses penjernihan air. Packing
menggunakan karung 25 kg.
4.2 Visi Dan Misi CV. Sejati Utama Raharja Bandung
Melayani dengan maksimal seluruh perusahaan baik skala besar
sampai dengan retail melalui ketepatan pengiriman (on-time delivery) dan
kestabilan kualitas.
4.3 Unit Kerja dan Tugas Pokok CV. Sejati Utama Raharja Bandung
Di CV. Sejati Utama Raharja Bandung masing-masing bagian
mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda.
39
Berikut ini tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing dapat
diperinci yaitu :
1. Direktur
Direktur sebagai koordinator, komunikator, pengambil keputusan,
pemimpin perusahaan. Direktur mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
a. Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi
perusahaan.
b. Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan.
c. Merencanakan serta mengembangkan sumber-sumber pendapatan
dan pembelanjaan kekayaan perusahaan.
d. Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan di perusahaan,
mulai bidang administrasi, kepegawaian hingga pengadaan barang.
e. Mengangkat dan memberhentikan karyawan.
2. Manager
Manager mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Mengelola operasional harian perusahaan.
b. Menghadiri pertemuan, seminar, konferensi maupun pelatihan.
c. Membuat prosedur dan standar perusahaan.
d. Menjadi motivator bagi karyawannya.
3. Marketing
Marketing mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Menjaga dan meningkatkan volume penjualan.
40
b. Menyiapkan prospek klien baru.
c. Menjalin komuniksi yang baik dengan pelanggan.
d. Memastikan pencapaian target penjualan.
e. Mempertahankan pelanggan yang ada.
f. Melaporakan aktivitas penjualan perusahaan kepada atasan.
4. Kasir
Kasir bertanggung jawab atas segala aktivitas keuangan, tugas utama
dari jabatan ini adalah melakukan pengaturan, transaksi, membuat
laporan keuangan perusahaan. Pada jabatan ini dibutuhkan kedisplinan,
kejujuran, ketelitian serta tanggung jawab yang tinggi karena jika terjadi
kesalahan akan sangat fatal pada perusahaan karena menyangkut
keuangan perusahaan. Berikut tugas dan tanggung jawab kasir sebagai
berikut:
a. Membuat laporan harian dan bulanan kas kecil.
b. Menyetorkan uang kas perusahaan ke bank.
c. Membuat laporan rekonsiliasi bank.
d. Melakukan transaksi penerimaan maupun pengeluaran untuk
kepentingan perusahaan.
e. Bertanggung jawab dan mengganti kerugian bila terjadi selisih kas
f. Melakukan cash opname sesuai ketentuan serta mengerjakan laporan
cash opname mingguan kepada direktur.
5. Staf Bagian Piutang
Tugas dan tanggung jawab staf bagian piutang adalah sebagai berikut:
41
a. Memeriksa nomer seri faktur penjualan
b. Mengarsipkan faktur penjualan urut tanggal
c. Mencatat berkurangnya piutang di transaksi pelunasan piutang oleh
debitur.
6. Staf Bagian Hutang
Tugas dan tanggung jawab staf bagian hutang adalah sebagai berikut:
a. Menerima tembusan order pembelian
b. Menerima dokumen penerimaan barang dari gudang dan dokumen
tersebut di arsipkan berdasarkan tanggal dan nama supplier.
c. Mengarsipkan voucher dan dokumen pendukungnya (faktur asli,
laporan, penerimaan barang, order pembelian, dan permintaan
pembelian)
7. Staf Bagian Penagihan
Tugas dan tanggung jawab staf bagian penagihan adalah sebagai
berikut:
a. Melakukan penagihan yang telah jatuh tempo.
b. Membuat surat tagihan dan mengirimkannya kepada pelanggan
dilampiri faktur penjualan dan dokumen pendukung yang lain.
8. Kepala Gudang
Kepala Gudang merupakan fungsi kerja dalam sebuah perusahaan
baik dalam skala besar maupun kecil bertugas merencanakan,
mengkoordinasi, mengontrol dan mengevaluasi semua kegiatan
penerimaan, penyimpanan dan persediaan stok barang yang akan
42
didistribusikan. Tugas dan tanggung jawab kepala gudang adalah sebagai
berikut:
a. Mengawasi dan mengontrol operasional gudang.
b. Melakukan pengecekan pada barang yang diterima sesuai dengan
SOP.
c. Memastikan ketersediaan barang sesuai dengan kebutuhan.
d. Melaporkan semua transaksi keluar masuk barang dari dan ke
gudang.
e. Mengawasi dan mengontrol semua barang yang masuk dan keluar
sesuai dengan SOP.
f. Memastikan aktivitas keluar masuk barang berjalan lancar.
9. Sopir
Sopir adalah sebuah pekerjaan yang berkutat di jalanan. Sehingga
tidak heran apabila Sopir lebih mengutamakan keselamatan seluruh orang
dan kiriman di dalam kendaraan. Tugas dan tanggung jawab Sopir adalah
sebagai berikut:
a. Mengantar pengiriman barang dengan aman sampai ke tangan
konsumen.
b. Dapat membantu dengan bongkar muat produk perusahaan.
c. Memastikan kendaraan akan dipertahankan dalam keadaan baik.
10. Kernet
Tugas dan tanggung jawab kernet adalah sebagai berikut:
a. Membantu supir jika sopir mengalami kerusakan kendaraan di jalan.
43
b. Menjaga kebersihan kendaraan dan pengecekan rutin kendaraan
secara umum.
c. Ikut membantu sopir dalam bongkar muat produk perusahaan.
4.4 Struktur Organisasi CV. Sejati Utama Raharja Bandung
Gambar 4.1
Bagan Struktur Organisai CV. Sejati Utama Raharja
Sumber : data diolah oleh Penulis (2017)
4.5 Umur Piutang CV. Sejati Utama Raharja Bandung
Berikut adalah tabel rekapitulasi umur piutang CV. Sejati Utama
Raharja Bandung tahun 2015.
44
Tabel 4.1
Tabel Rekapitulasi Umur Piutang
Kenaikan/ Kenaikan/
Penurunan (Rp) Penurunan (%)
Belum 12.000.000 - -
1-30 1.023.697.445 1.011.697.445 8.431
31-60 854.911.850 168.785.595 16,49
61-90 455.005.550 399.906.300 46,78
91-120 143.588.550 311.417.000 68,44
>120 82.751.650 60.836.900 42,37
Piutang (Rp)Keterangan
Sumber: Diolah oleh penulis (2017)
Kemudian dari tabel di atas, umur piutang CV. Sejati Utama Raharja
Bandung periode 2015 digambarkan dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.2
Grafik Umur Piutang Periode Tahun 2015
Sumber : Diolah oleh Penulis, 2017
Dari tabel dan grafik di atas menunjukan bahwa umur piutang di
CV. Sejati Utama Raharja Bandung periode 2015 pada hari ke 1-30 melonjak
tajam dikarenakan mayoritas konsumen pabrik textile, washing, retail
memenuhi kewajiban kreditnya lebih dari 30 hari dari perjanjian yang telah
disepakati.
-
200,000,000
400,000,000
600,000,000
800,000,000
1,000,000,000
1,200,000,000
Belum JatuhTempo
1-30 31-60 61-90 91-120 >120
Umur Piutang
45
Faktor yang mempengaruhi sedikitnya piutang >120 hari adalah
karena pengawasan kredit kepada konsumen untuk menghindari kredit macet.
4.6 Future Value CV. Sejati Utama Raharja Bandung
Berikut adalah tabel rekapitulasi future value CV. Sejati Utama
Raharja Bandung.
Tabel 4.2
Tabel Rekapitulasi Future Value
Total Kenaikan/ Kenaikan/
Future Value Penurunan (Rp) Penurunan (%)
Belum Jth Tempo 8.326.108 - -
1-30 753.281.548 744.955.440 8.947
31-60 663.693.392 89.588.156 11,89
61-90 370.738.415 292.954.977 44,14
91-120 122.159.829 248.578.586 67,05
>120 75.577.765 46.582.064 38,13
Keterangan
Sumber : Diolah oleh Penulis, 2017
Inflasi yang digunakan dalam perhitungan future value yaitu 3%.
Kemudian dari tabel di atas, future value CV. Sejati Utama Raharja
Bandung periode 2015 digambarkan dengan grafik sebagai berikut :
Gambar 4.3
Grafik Future Value Periode Tahun 2015
Sumber : Diolah oleh Penulis, 2017
-
200,000,000
400,000,000
600,000,000
800,000,000
Belum JatuhTempo
1-30 31-60 61-90 91-120 >120
Future Value
46
Grafik di atas menunjukkan hasil perhitungan future value dari umur
piutang dengan parameter yang mempengaruhi yaitu inflasi.
4.7 Pengaruh Umur Piutang Terhadap Future Value di CV. Sejati Utama
Raharja Bandung Periode 2015
Adapun mengenai besarnya pengaruh Umur Piutang terhadap Future
Value perlu adanya pengujian lebih lanjut melalui beberapa pengujian, hal
tersebut untuk membuktikan bahwa adanya keterkaitan antara Pengaruh
Umur Piutang Terhadap Future Value. Oleh karena itu, penelitian dilakukan
atas operasional variabel X (Umur Piutang) dan variabel Y (Future Value).
Dibawah ini adalah grafik Pengaruh Umur Piutang terhadap Future
Value di CV. Sejati Utama Raharja Bandung adalah sebagai berikut:
Gambar 4.4
Grafik Pengaruh Umur Piutang terhadap Future Value
Sumber : Diolah oleh penulis (2017)
Inflasi yang digunakan dalam perhitungan future value yaitu 3%.
Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui pengaruh
umur piutang terhadap future value di CV. Sejati Utama Raharja Bandung
Periode 2015. Maka penulis akan menggunakan uji statistik untuk
Belum 1-30 31-60 61-90 91-120 >120
Umur Piutang 12,000,000 1,023,697,445 854,911,850 455,005,550 143,588,550 82,751,650
Future Value 8,326,108 753,281,548 663,693,392 370,738,415 122,159,829 75,577,765
0
200,000,000
400,000,000
600,000,000
800,000,000
1,000,000,000
1,200,000,000
47
mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara umur piutang
terhadap future value di CV. Sejati Utama Raharja Bandung periode 2015.
A. Uji Normalitas Data
Salah satu syarat sebuah variabel yang akan dilakukan analisis yaitu
harus berdistribusi normal. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian
normalitas data dengan menggunakan metode Kolmogorov Smirnov
menggunakan Software SPSS versi 23.
Tabel 4.3
Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Umur Piutang Future Value
N 6 6
Normal Parametersa,b
Mean 428659174,166
7
332296176,166
7
Std. Deviation 426843803,372
17
317348022,141
83
Most Extreme Differences Absolute ,248 ,246
Positive ,248 ,246
Negative -,174 -,185
Test Statistic ,248 ,246
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Diolah penulis menggunakan SPSS 23
Dilihat dari hasil uji normalitas data di atas, nilai signifikansi
menunjukan nilai untuk umur piutang sebesar 0,200 > 0,05 dan nilai untuk
48
future value 0,200 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data umur piutang
dan future value berdistribusi normal.
B. Analisis Korelasi Product Moment Pearson
Koefisien korelasi untuk mengukur keeratan hubungan antara satu
variabel dengan variabel lainnya dengan menggunakan Software SPSS
versi 23.
Tabel 4.4
Perhitungan Korelasi Product Moment Pearson
Variabel X dan Variabel Y
Sumber: Diolah penulis menggunakan SPSS 23
Kriteria koefisien korelasi mempunyai nilai , dimana :
1. Apabila , maka korelasi antara dua variabel dikatakan sangat kuat
dan searah, artinya jika naik sebesar 1 maka juga akan naik
sebesar 1 atau sebaliknya.
2. Apabila , maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah
atau tidak ada hubungan sama sekali.
Correlations
Umur Piutang Future Value
Umur Piutang Pearson Correlation 1 ,999**
Sig. (2-tailed) ,000
N 6 6
Future Value Pearson Correlation ,999** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 6 6
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
49
3. Apabila , maka korelasi antar kedua variabel sangat kuat dan
berlawanan arah, artinya apabila naik sebesar 1 maka akan turun
sebesar 1 atau sebaliknya.
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa peranan variabel X
(Umur Piutang) terhadap variabel Y (Future Value) adalah sebesar 0,999.
Hasil tersebut berada pada interval 0,800 – 1,000 (Sangat Kuat, dapat
dilihat pada tabel 3.2), dan berada pada (Searah). Dapat
disimpulkan bahwa hubungan antara Umur Piutang dengan Future Value
berada pada kategori Sangat Kuat dan Searah.
C. Analisis Koefisien Determinasi
Analisis Koefisien Determinasi digunakan untuk melihat berapa
persentase (%) variabel X (Umur Piutang) mempengaruhi variabel Y
(Future Value), perhitungannya diperoleh dengan cara mengkuadratkan
koefisien korelasi. Secara umum, rumus Koefisien Determinasi yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Software SPSS
23 diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,999. Koefisien Determinasi
(KD) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi dependent variabel. Nilai Koefisien Determinasi
adalah antara nol dan satu, bila KD = 0 berarti diantara variabel bebas
dengan variabel terikat tidak ada hubungannya, sedangkan bila KD = 1
50
berarti antara variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai hubungan
yang sangat kuat.
Perhitungan koefisien determinasi dalam model regresi dibaca melalui
nilai R Square dengan hasil pengujian sebagai berikut:
Tabel 4.5
Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,999
a ,998 ,997
17521700,1673
1
a. Predictors: (Constant), Umur Piutang
Sumber: Diolah penulis menggunakan SPSS 23
Dari hasil perhitungan menggunakan Software SPSS 23,
diketahui bahwa Koefisien Determinasi ( ) yang diperoleh sebesar
99,8%. Artinya umur piutang berpengaruh sebesar 99,8% terhadap future
value dan sisanya sebesar 0,2% dipengaruhi oleh faktor lain.
D. Analisis Regresi Linier Sederhana
Untuk menghitung besarnya pengaruh variabel bebas terhadap
variabel tak bebas dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linear
sederhana. Analisis regresi tersebut merupakan metode analisis yang
digunakan, selain untuk mengetahui hubungan variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk meramalkan atau
memprediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen (Future Value) bila
variabel independen (Umur Piutang) dimanipulasi atau dinaik-turunkan.
51
Untuk mempermudah pengolahan data, penulis menggunakan bantuan
dengan hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Analisis Regresi Linier
Variabel X dan Variabel Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13987322,303 10634553,211 1,315 ,259
Umur Piutang ,743 ,018 ,999 40,450 ,000
a. Dependent Variable: Future Value
Sumber: Diolah penulis menggunakan SPSS 23
Persamaan regresi linier secara umum adalah sebagai berikut:
Dari persamaan di atas dan tabel analisa regresi, maka persamaan
regresi linier taksirannya adalah sebagai berikut:
Artinya :
1. Koefisien Regresi sebesar 0,743 menyatakan bahwa setiap peningkatan
sebesar Rp. 1 pada Piutang maka akan meningkatkan Future Value
sebesar Rp 0,743
52
2. Konstanta sebesar Rp 13987322,303 menyatakan bahwa jika Future
Value tidak dipertimbangkan (X=0), maka jumlah Piutang adalah
sebesar Rp 13987322,303.
E. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah suatu cara untuk membuktikan atau
menguatkan suatu dugaan atau anggapan tentang parameter populasi yang
tidak diketahui, berdasarkan informasi dari sampel yang diambil dari
populasi yang bersangkutan, sehingga dari pengujian ini dapat ditarik
sebuah kesimpulan.
Pengujian hipotesis dimaksudkan sebagai cara untuk menentukan
apakah suatu hipotesis sebaiknya diterima atau ditolak oleh peneliti dan
untuk menguji korelasi itu benar-benar terjadi maka diadakan pengujian.
Untuk melakukan uji hipotesis yaitu dengan melakukan uji statistika t (uji
signifikasi). Pengujian signifikasi antar variabel yang diteliti dengan cara
membandingkan nilai terhadap dengan melihat nilai
distribusi dengan korelasi kesalahan sebesar 0,05 atau 5%.
Taraf signifikasi ( ) : 0,05 (5%), Kriteria uji: diterima, ditolak
jika nilai . dan ditolak, diterima jika nilai
.
53
Nilai statistik uji t dapat diketahui dari tabel output berikut:
Tabel 4.7
Pengujian Hipotesis
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13987322,303 10634553,211 1,315 ,259
Umur Piutang ,743 ,018 ,999 40,450 ,000
a. Dependent Variable: Future Value
Sumber: Diolah penulis menggunakan SPSS 23
Berdasarkan tabel 4.8 diatas, dapat dijelaskan dengan = 0,05 dan n =
6, uji dua pihak, dk = 6 – 2 = 4 sehingga diperoleh = 2,77645.
Gambar 4.5
Kurva Penolakan
Sumber: Diolah oleh penulis, 2017
Ternyata lebih besar dari atau 40,450 2,77645 , maka
ditolak diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara
54
Umur Piutang terhadap Future Value. Dengan demikian uji hipotesis pada
penelitian ini diterima.
Berpengaruhnya Umur Piutang terhadap Future Value secara
signifikan disebabkan pengaruh jangka waktu piutang dan nilai inflasi rata-
rata pertahun.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan
antara Umur Piutang terhadap Future Value di CV. Sejati Utama Raharja
Bandung, oleh karena itu model regresi taksiran
diterima.
4.8 Hambatan Dalam Mengelola Umur Piutang dan Future Value Di CV.
Sejati Utama Raharja Bandung Periode 2015
Terdapat beberapa hambatan atau masalah yang terjadi dalam
mengelola umur piutang dan future value di CV. Sejati Utama Raharja
Bandung, diantaranya:
A. Masih kurangnya kemampuan dalam memproyeksikan konsumen dalam
membayar piutang tepat waktu.
B. Ingin mengejar target penjualan dari pihak marketing, sehingga tidak
mempertimbangkan besarnya anggaran piutang ketika memberikan
piutang.
C. Kurangnya alternatif dari cara pemberian kredit.
4.9 Upaya Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Mengelola Umur Piutang dan
Future Value Di CV. Sejati Utama Raharja Bandung Periode 2015
55
Upaya yang dilakukan oleh CV. Sejati Utama Raharja Bandung untuk
mengatasi hambatan yang terjadi diantaranya:
A. Menganalisa kemampuan konsumen dalam membayar piutang dengan
menerapkan prinsip 5C yaitu:
1. Character
Merupakan penilaian yang menyangkut karakter dan kejujuran
pelanggan.
2. Capacity
Berkaitan dengan kemampuan konsumen dalam mengelola
perusahaannya terutama dalam masa-masa sulit, sehingga akan
terlihat kemampuan membayar.
3. Capital
Berhubungan dengan kemampuan modal konsumen.
4. Collateral
Berhubungan dengan aktiva konsumen sebagai jaminan keamanan
kredit.
5. Condition of economy.
Berhubungan dengan kondisi perekonomian yang sedang
berlangsung di suatu negara seperti jumlah pengangguran, tingkat
inflasi, daya beli, iklim dunia, dan lain-lain.
B. Memberikan presentase yang layak diterapkan untuk besarnya piutang,
seperti:
1. Volume barang yang dijual secara kredit
56
Semakin besarnya volume penjualan barang secara kredit, maka
perusahaan harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam
piutang.
2. Syarat pembayaran piutang
Perusahaan dapat menetapkan syarat pembayaran yang ketat
misalnya dalam bentuk batas waktu pembayaran yang pendek,
pembebanan bunga yang berat pada pembayaran piutang yang
terlambat.
3. Ketentuan tentang pembatasan kredit
Perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau plafond bagi
kredit yang diberikan kepada konsumen. Makin tinggi plafond yang
ditetapkan bagi konsumen maka makin besar pula dana yang
diinvestasikan dalam piutang.
4. Kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang
Perusahaan harus menjalankan kebijaksanaan secara aktif untuk
membiayai aktivitas pengumpulan piutang dengan mengeluarkan
uang yang lebih besar.
5. Kebiasaan membayar dari para konsumen
Kebiasaan para konsumen untuk membayar dalam periode cash
discount akan mengakibatkan piutang lebih kecil.
C. Perusahaan dapat menerapakan cara-cara pembayaran kepada konsumen
untuk mengurangi penjualan kredit sebagai berikut:
1. COD (Cash On Delivery)
57
Konsumen melakukan pembayaran apabila barang sudah sampai ke
tangan konsumen.
2. CBD (Cash Before Delivery)
Pembayaran di transfer sebelum barang dikirim.
3. TOD (Transfer On Delivery)
Pembayaran di transfer saat barang diterima.
4. Cheque (Cek)
Sebaiknya di transfer dan dicairkan sebelum barang diterima.
5. DP (Down Payment)
Uang muka pembayaran dari konsumen atas transaksi penjualan
secara kredit.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta analisis pada bab sebelumnya maka
penulis membuat kesimpulan sebagai berikut:
A. Umur piutang di CV. Sejati Utama Raharja Bandung periode 2015 pada
hari ke 1-30 melonjak tajam dikarenakan mayoritas konsumen pabrik
textile, washing, retail memenuhi kewajiban kreditnya lebih dari 30 hari
dari perjanjian yang telah disepakati. Faktor yang mempengaruhi
sedikitnya piutang >120 hari adalah karena pengawasan kredit kepada
konsumen untuk menghindari kredit macet.
B. Hasil perhitungan future value dari umur piutang dengan parameter yang
mempengaruhi yaitu inflasi.
C. Berdasarkan penelitian diketahui Umur Piutang berkorelasi sangat erat
terhadap Future Value. Hal ini ditujukan oleh perhitungan korelasi
pearson sebesar 0,999 dengan Koefisien Determinasi 0,998 hal ini
berarti menunjukkan bahwa besarnya pengaruh umur piutang terhadap
future value sebesar 99,8%.
D. Hambatan yang terjadi dalam Pengaruh Umur Piutang terhadap Future
Value periode 2015 di CV. Sejati Utama Raharja Bandung adalah masih
kurangnya kemampuan dalam memproyeksikan kemampuan konsumen
dalam membayar piutang tepat waktu, ingin mengejar target penjualan
59
dari pihak marketing sehingga tidak mempertimbangkan besarnya
anggaran piutang ketika memberikan piutang, dan kurangnya alternatif
dari cara pemberian kredit.
E. Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi hambatan yang terjadi
adalah dengan menganalisa kemampuan konsumen dalam membayar
piutang dengan menerapkan prinsip 5C, memberikan presentase yang
layak diterapkan untuk besarnya piutang, dan menerapkan cara-cara
pembayaran kepada konsumen untuk mengurangi penjualan kredit.
5.2 Saran
Adapun saran penulis mengenai pengaruh Umur Piutang terhadap
Future Value di CV. Sejati Utama Raharja Bandung adalah:
A. Perusahaan CV. Sejati Utama Raharja perlu memperbaiki standar
pemberian piutang yang digunakan untuk menyeleksi calon konsumen.
Konsumen yang lama tetap diseleksi kembali untuk mengetahui
kemampuan konsumen apabila mengajukan piutang kembali.
B. Perusahaan CV. Sejati Utama Raharja bisa menetapkan kebijakan kredit
baru seperti 2/10 net 30 dengan tujuan untuk menarik perhatian para
pelanggan agar segera melunasi pembayaran kurang dari 10 hari dan
dapat memanfaatkan diskon sebesar 2%.
C. Bila penagihan dilakukan melalui surat dan telepon tidak efektif, maka
perusahaan dapat melakukan kunjungan personal ke pelanggan.