Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

30
BAB I PENDAHULUAN a. Latar belakang AC Nielsen dalam Bob Foster untuk ritel diindonesia menemukan bahwa loyalitas konsumen mudah berubah, konsumen rata-rata memeiliki tempat berbelanja, empat took ritel perorang, konsumen cenderung ingin mencoba peritel baru dan equity indeks perusahaan menurun. Terdapat fenomena baru pada kelompok konsumen. Konsumen lebih menyenangi ritel modern, sebab disamping menyediakan barang berkualitas, juga memiliki citra atau reputasi baik. Secara garis besar ada 5 jenis usaha yang diungkapkan diatas yaitu usaha ekstraktif, agraris, industry, perdagangan, dan jasa. Ke lima jenis usaha ini dapat dirinci sedemikian rupa baik menurut lembaga yang mengusahakan, bentuk badan hukum, besarnya usaha, komoditi yang diusahakan, maka akan muncul jenis usaha yang luar biasa banyaknya. Usaha ekstrktif merupakan usaha yang bergerak dalam bidang pertambangan atau bidang usaha yang menggambil langsung dari alam. Untuk mengetahui banyaknya bidang usaha yang bisa dimasuki oleh wirausaha baru, maka marilah kita lihat hubungan dalam bentuk circular flow antara rumah tangga produsen (RTK), dan rumah tangga konsumen (RTK) Bila RTP mengalami kemajuan, maka akan berdampak positif terhadap kemajuan RTK. Pendapatan perkapita RTK akan meningkat, daya berlinya pun akan meningkat. Apabila daya beli masyarakat meningkat maka hasil

Transcript of Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

Page 1: Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar belakang

AC Nielsen dalam Bob Foster untuk ritel diindonesia menemukan bahwa

loyalitas konsumen mudah berubah, konsumen rata-rata memeiliki tempat

berbelanja, empat took ritel perorang, konsumen cenderung ingin mencoba peritel

baru dan equity indeks perusahaan menurun. Terdapat fenomena baru pada

kelompok konsumen. Konsumen lebih menyenangi ritel modern, sebab disamping

menyediakan barang berkualitas, juga memiliki citra atau reputasi baik.

Secara garis besar ada 5 jenis usaha yang diungkapkan diatas yaitu usaha

ekstraktif, agraris, industry, perdagangan, dan jasa. Ke lima jenis usaha ini dapat

dirinci sedemikian rupa baik menurut lembaga yang mengusahakan, bentuk badan

hukum, besarnya usaha, komoditi yang diusahakan, maka akan muncul jenis usaha

yang luar biasa banyaknya. Usaha ekstrktif merupakan usaha yang bergerak dalam

bidang pertambangan atau bidang usaha yang menggambil langsung dari alam.

Untuk mengetahui banyaknya bidang usaha yang bisa dimasuki oleh

wirausaha baru, maka marilah kita lihat hubungan dalam bentuk circular flow

antara rumah tangga produsen (RTK), dan rumah tangga konsumen (RTK)

Bila RTP mengalami kemajuan, maka akan berdampak positif terhadap

kemajuan RTK. Pendapatan perkapita RTK akan meningkat, daya berlinya pun

akan meningkat. Apabila daya beli masyarakat meningkat maka hasil produksi

yang diproduksi oleh RTP akan diserap oleh masyarakat. Kerjasama RTP dan

RTK ini berjalan sepanjang masa dalam bentuk circular flow yang saling

menunjang kemajuan

Page 2: Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

b. Rumusan masalah

1. Bagaimana pengembangan wawasan jenis bidang usaha....?

2. Bagaimana cara merintis usaha wirausaha baru.....?

3. apakah fungsi-fungsi dari pedagang besar.....?

4. bagaimana pengklasifikasian pedagang eceran....?

5. jelaskan kelebihan dan kelemahan dari pedagang eceran......?

c. tujuan

1. untuk mengetahui pengembangan wawasan jenis bidang usaha

2. mengetahui cara merintis usaha wirausaha baru

3. mengetahui fungsi-fungsi dari pedagang besar

4. mengetahui pengklasifikasian pedagang eceran

5. mengetahui kelebihan dan kelemahan dari pedagang eceran

Page 3: Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengembangan wawasan jenis bidang usaha

Sangat banyak usaha yang bias digarap, mana yang akan dipilih sangat

bergantung pada beberapa hal, antara lain :

a. Minat seseorang, misalnya berminat dalam bidang industry atau kerajinan dan

perdagangan/jasa.

b. Modal,apakah sudah tersedia modal awal atau belum, atau apa saja yang

sudah dimiliki.

c. Relasi, apakah ada keluarga, teman, yang sudah menekuni usaha yang sama

atau usaha yang akan dikerjakan ada relavansi/saling menunjang dengan

usaha tersebut.

d. Dan berbagai peluang lainnya.

Untuk mengetahui banyaknya bidang usaha yang bisa dimasuki oleh

wirausaha baru, maka marilah kita lihat hubungan dalam bentuk circular flow

antara rumah tangga produsen (RTK), dan rumah tangga konsumen (RTK)

Page 4: Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

Alam, tenaga kerja, modal, skill (jual beli tanah, pelatihan,

kursus, perbankan )

Rente, upah, bunga, laba

Daya beli

Lembaga keungan perbankan, koperasi

Barang dan jasa

Agen, grosir, retail,jasa angkutan

Bila RTP mengalami kemajuan, maka akan berdampak positif terhadap

kemajuan RTK. Pendapatan perkapita RTK akan meningkat, daya berlinya pun

akan meningkat. Apabila daya beli masyarakat meningkat maka hasil produksi

yang diproduksi oleh RTP akan diserap oleh masyarakat. Kerjasama RTP dan

RTK ini berjalan sepanjang masa dalam bentuk circular flow yang saling

menunjang kemajuan.

Secara garis besar ada 5 jenis usaha yang diungkapkan diatas yaitu usaha

ekstraktif, agraris, industry, perdagangan, dan jasa. Ke lima jenis usaha ini dapat

dirinci sedemikian rupa baik menurut lembaga yang mengusahakan, bentuk badan

hukum, besarnya usaha, komoditi yang diusahakan, maka akan muncul jenis usaha

yang luar biasa banyaknya. Usaha ekstrktif merupakan usaha yang bergerak dalam

bidang pertambangan atau bidang usaha yang menggambil langsung dari alam.

Usaha agraris mencakup berbagai usaha pengelolaan kebun, perdagangan

hasil-hasil pertanian yang dapat diusahakan untuk setiap produk yang dihasilkan

oleh pertanian atau perkebunan dan peternakan. Industry juga dapat dirinci dalam

RTP(badan usaha eekstraktif, agraris, industry, perdagangan, jasa )

RTK( lembaga pendidikan, kursus, pelatihan,Sekolah formal )

Page 5: Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

bentuk berbagai jenis komoditif yang dihasilkan dan besar kecilnya industry yang

diusahakan.

2. Rintisan usaha wirausaha baru

Depanker bekerjasama dengan LSM dan koperasi konsultasi bisnis jawa barat,

telah beberapa angkatan mengadakan pembinaan wirausaha baru. Pesertanya

adalah remaja putus sekolah, tamatan perguruan tinggi yang belum bekerja dan

karyawan yang kene pemutusan hubungan kerja.

Pada akhir masa pembinaan, peserta ditugaskan untuk magang pada

beberapa unit usaha. Setelah magang selsesai, mereka berkelompok membuka

usaha baru. Modal awal disediakan oleh depnaker. Di dalam pelatihan wirausaha

baru yang dikembangkar oleh depnaker.

Proses dan karakteristik orang yang berpotensi menjadi kaya adalah sebagai

berikut :

OPERASIONALISASI

3. Perdagangan besar

Perdagangan besar ialah segala aktivitas marketing yang menggerakan

barang-barang dari produsen ke pedagang eceran atau ke lembaga-lembaga

marketing lainnya. Jika dilihat dari proses marketing yang meliputi konsentrasi,

IDE + KEMAMPUAN + RELASI

Peluang usaha

Hemat dan menabung Manajemen usaha Kerja keras

KAYA

Page 6: Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

equasi, dan distribusi, maka proses pengumpulan dan pengembangan (konsentrasi

dan equasi dilakukan oleh perdagangan besar sebagai berikut :

P

K

Konsentrasi equasi distribusi

Perdagangan besar

besar

perdaganga eceran

kecil

Skema proses marketing

Pada bagian kiri ada proses konsentrasi, artinya barang-barang yang akan

dipasarkan akan dikumpulkan terlebih dahulu seperti para

tengkulak/perantara atau KUD, dolog yang mengupulkan beras kemudian

mencari informasi daerah yang memerlukannya, ini disebut equasi. Akhirnya

terjadi proses distribusi yaitu beras dikirim menurut jumlah dan kualitas

sesuai dengan informasi yang telah dikumpulkan.

Untuk meneliti apakah kegiatan distribusi itu merupakan kegiatan

perdagangan besar atau bukan, ada 3 macam sifat yang bias diperhatikan :

1. Motif pembelian

Moitif pembelian memiliki tujuan bahwa bukan yang dikonsumsi, tetapi

untuk dijual kembali dengan memperoleh keuntungan.

2. Jumlah pembelian

Kita mengenal beberapa kategori, konsumen :

Commercial consumers

Industrial consumers and

Governmental consumers.

Pembelian perdagangan eceran ialah pembelian yang dimaksudkan

untuk diri-sendiri atau keluarga sendiri/kawan sendiri sedangkan

pembeli perdagangan besar ialah pembelian sejumlah besar

barang yang bukan dimaksudkan untuk diri sendiri atau keluarga

sendiri/kawan sendiri.

3. Cara-cara usaha dari perusahaan tersebut

Page 7: Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

Mengenai cara berusaha ada beberapa criteria, yaitu :

Perdagangan besar mempunyai usaha yang diskriminatif, hanya

melayani perdagang eceran, tidak melayani semua konsumen.

Transaksi perdagangan besar adalah besar, dalam arti lebih besar

dari kebutuhan sehari-hari.

Harga-harga dapat berubah sesuai situasi. Bukan one price policy

seperti pada pedagang, tetapi dapat diadakan korting, kredit, cara-

cara pengiriman dan sebagainya.

Penggolongan grosir.

Grosir dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Grosir yang berfungsi terbatas, terdiri dari

Pengiriman barang

Pengiriman barang atau disebut juga pengiriman barang ke pabrik (mill

shippers) adalah pedagang besar yang tidak memiliki gudang, mereka membeli

barang kemudian lansung mengirimkan kepada langganannya. Pada umumnya

mereka bergerak dibidang agro bisnis ( pertanian dan perkebunan).

Perdagangan dengan truk wagon or truck jobber)

Pedagang yang mengusahakan truk, membawa barang, kemudian

menyerahkannya sewaktu melewati pedagang eceran disekitar kota besar dan

kota kecil. Pedagang ini bergerak terutama untuk barang-barang tidak tahan

lama seperti daging, hasil pertanian, bumbu masak dan kadang-kadang

perlengkapan mobil.

Pengecer yang sama-sama memiliki grolsir ( retails owned cooperative

wholesalers).

Sekelompok pedagang eceran mengusahakn sendiri took grosir dengan maksud

menekan biaya dan dapat membeli barang dengan harga yang lebih rendah.

Mereka memiliki seorang menajer yang akan mengurus tokohnya. Berfungsi

secar cooperative sebagai pedagang besar atau melakukan fungsi perdagangan

yang lainnya secara bersama.

Kelompok suka rela bergabung dengan grosir ( voluntary group whole-salers).

Kelompok ini terdiri dari sekumpulan took-toko eceran yang dimiliki secara

bebas oleh pengusaha-pengusahanya yang dengan suka rela bergabung dengan

seorang pedagang besar untuk pembelian, reklame dan aktivitas-aktivitas

lainnya.

2. Pengumpulan hasil pertanian, macamnya antara lain :

Page 8: Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

Pembeli local khusus ( private resident buyers) merupakan dealer local yang

terdiri sendiri dan kadang-kadang merupakan wakil dari dealer dan produsen.

Pembeli yang berkeliling mendatangi perusahan pertanian satu-persatu atau

membuka tempat pengangkutan local agar dapat membeli hasil para petani

seperti buah-buahan, sayuran, telor , kapas, beras dan ternak.

Saudagar dengan truk (merchant trucker) menggunkan truk sebagai

pengangkut dengan membeli buah-buahan, sayur, telor, ternak dan menjual

langsung kepada pabrik, grosir dan pedagang eceran.

Pembeli berdasarkan perintah (order buyers) yang memiliki para grosir pasar

sentral dan distributor, mereka membel berdasarkan perintah dari pemberi

tugas dengan kualitas tertentu, dengan kata lain menjadi agen perantara.

3. Menurut jenis yang barang yang diperdagangkan, terdiri atas :

a. Grosir barang umum (general line) dapat memenuhi setiap kebutuhan

pedagang eceran karena mempunyai bermacam-macam produk dan

mengambil keuntungan dari order yang cukup besar, misalnya sabun, rokok,

kertas dan lain-lain.

b. Grosir barang khusus (specialty wholeshalers) bergerak dibidang penjualan

bahan pangan dan obat-obatan seperti pakaian jadi. Karena mengkhususkan

diri di dalam penjualan barang, biasanya dapat menguasai pengetahuan barang

yang diperdagangkannya.

4. Menurut lapangannya.

Grosir melayani pabrik (mill supply wholesalers atau industrial distributors).

Mereka menjual berbagai barang hasil industry yang dibelinya dipabrik-

pabrik.

Penjual barang khusus ke pabrik ( single line wholesalers). Grosir ini

memperdagangkan produk khusus untuk dijual kepada bermacam-macam

pembeli industry dan bertindak sebagai drop shipper contohnya grosir kertas.

5. Menurut daerah yang dioperasi atau daerah yang dilayaninya.

Grosir tiongkat nasional (national wholesalers) yaitu grosir yang daerah

kerjanya meliputi wilayah seluruh Negara.

Grosir tingkat provinsi ( regional wholesalers) grosir yang tidak berusaha

untuk mendistribusikan produk-produk mereka ke seluruh Negara, tetapi

hanya menjangkau daerah luas meliputi seluruh Negara, tetapi hanya

menjangkau daerah luas meliputi seluruh daerah bagian atau propinsi.

Page 9: Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

Grosir local ( local wholesalers) daerah kerjanya pada sebuah kota besar atau

bagian dari ko ta yang letaknya berdekatan.

Fungsi-fungsi pedagang besar.

Fungsi-fungsi pedagang besar ini ialah :

Pengumpulan dan penyebaran ( assembling dan distributing).

Inilah fungsi utama grosir, mereka berusaha mengumpulkan barang dari berbagai

produsen kemudian menyebarkan ke pedagang eceran.

Pembelian dan penjualan ( buyers and selling ).

Kegiatan pembelian sangat menentukan kelencaran grosir untuk

mengembangkan tugas dan tanggung jawab menyampaikan barang dan jasa ke

konsumen.

Pemilihan barang ( selection of goods)

Pemilihan barang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembeli dan penjualan

sebab grosir melakukan pemilihan terutama berdasarkan jenis, mutu dan harga

barang pilihannya.

Pemberian credit (financing)

Dalam hal ini, fungsi kredit sangat memegang peranan penting umumnya

dalam hasil industry yang ditampung grosir.

Penyimpanan (storage)

Penyimpanan merupakan fungsi grosir yang tidak dapat diabaikan apalagi

dengan semakin jauhnya konsumen.

Pengangkutan ( transportation)

Mengingat jauhnya pedagang eceran dan konsumen yang harus ditemui oleh

grosir maka fungsi pengangkutan sangat penting bagi kelancaran

penyampaian pada pedangan eceran atau konsumen.

4. Perdagangan enceran

A. Pengertian perdagangan eceran

Perdagangan eceran atau retailing adalah sebagai suatu usaha kegiatan

menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir. Perdagangan ecearan adalah

mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari produsen sampai kepada

konsumen.

Sedangkan pedagang eceran adalah orang-orang atau took yang kerja

utamanya mengecerkan barang. Perdagangan eceran ini sangat penting artinya

bagi produsen, karena melalui pengecer produsen mendapat informasi berharga

tentang barangnya. Produsen dapat menginterview pengecer bagaimana

Page 10: Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

komentar konsumen, mengenai bentuk, rasaa, daya tahan, harga dan segala

sesuatu menegenai produknya. Juga dapat diketahui mengenai kekuatan

saingan.

B. Klasifikasi perdagangan eceran

Perdagangan eceran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Perdagangan eceran besar

Perdagangan eceran kecil, terdiri :

Eceran kecil berpangkalan

Eceran kecil tidak berpankalan.

C. Persaingan tajam dari berbagai jenis took eceran

Persaingan pada tingkat perdagangan eceran dinegara kita sangat ketat,

karena diizinkannya perdagangan eceran asing beroperasi. Izin ini diberiokan

dalam globalisasi yang telah disepakati oleh masyarakat regional dan

international.

Setelah beberapa pebisnis ritel asing masuk ke Indonesia, maka pelaku

bisnis ritel dapat dikelompokkan menjadi empat :

Kelompok kecil dan hypermarket

Kelompok supermarket/departementstore

Kelompok mini market modern

Peritel kecil tradisional

AC Nielsen dalam Bob Foster untuk ritel diindonesia menemukan bahwa

loyalitas konsumen mudah berubah, konsumen rata-rata memeiliki tempat berbelanja,

empat took ritel perorang, konsumen cenderung ingin mencoba peritel baru dan

equity indeks perusahaan menurun. Terdapat fenomena baru pada kelompok

konsumen. Konsumen lebih menyenangi ritel modern, sebab disamping menyediakan

barang berkualitas, juga memiliki citra atau reputasi baik.

Kotler dalam Bob Foster membagi tipe-tipe pedagang eceran menjadi tiga

bagian besar yaitu :

1. Store retailer (pedagang eceran bertoko)

a. Speciality store/toko khusus

b. Departemen store/toko serba ada

c. Supermarket/took swalayan

d. Convenience store/took barang kebutuhan sehari-hari

e. Superstore, combination store and hypermarket / took super, took gabungan

dan hypermarket.

Page 11: Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

f. Discount store/took pembeli potongan harga

g. Off price retaller/took gudang

h. Catalog showroom/ruang pamer catalog

2. Non store retailer (pedagang eceran bukan too)

a. Direct selling (penjualan langsung)

b. Direct marketing (pemasaran langsung)

c. Automatic vending machine (mesin penjaja otomatis)

d. Buying service (pelayanan pembeli)

3. Retailer organization (organisasi pedagang ecen)

a. Corporate chain (mata rantai perusahaan)

b. Voluntary chain and retail cooperative(rantai suka rela dan kooperasi

pedagang ceran)

c. Customer cooperative ( koperasi konsumen)

d. Franchise organization (organisasi hak guna paten/franchise)

e. Merchandising conglomerate (conglomerate dagang)

Beberapa tipe yang perlu dijelaskan

Discount store, menjual barang standar dengan harga lebih rendah daripada

pedagang konvensional, marjin rendah dan volume penjualan tinggi .

Off price retailer ( toko gudang), disini harga rendah, volume penjualan tinggi,

dengan layanan minim.

Non store retailing

Pengecer yang tidak berbentuk took adalah :

a. Direct selling, ini adalah penjualan dari pintu ke pintu dari rumah ke rumah,

penjualan ditempat pertemuan misalnya ibu-ibu arisan perkantoran. Ada

beberapa bentuk direct selling yaitu one-to-oneseling yaitu mengarahkan

penjualnya ke satu pembeli potensial. Ada juga model one to many selling atau

one to party selling, seorang wiraniaga mengunjungi suatu kelompok calon

konsumen.

b. Direct marketing, ini berasal dari kegiatan direct-mail dan penyebaran catalog,

termasuk ke dalamnya kegiatan telemarketing dengan menggunakan media

televisi dan electronic shopping melalui internet.

c. Automic veading machine, ini merupakan mesin otomatis, yang melayani

pembeli menggunakan uang koni. Penjualan melalui mesin ini adalah untuk

barang-barang yang dibeli secara impulse, atau emotional buying motive, seperti

rook, permen, Koran, soft drink. Mesin ini buka selama 24 jam.

Page 12: Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

d. Buying service merupakan suatu bentuk eceran yang dikoordinasi oleh agen

pembelian untuk melayani kelompok-kelompok pembeli besar seperti sekolah,

rumah sakit dan sebagainya.

Retail organization, yaitu organisasi pedagang eceran dapat berbentuk :

a. Corporate chain adalah dua gerai atau lebih yang umumnya dimiliki dan dikontrol,

menjual produk yang sama, dikirim dari kantor pusat, dan mungkin menggunakan

motif arsitektur yang seragam.

b. Voluntary chain, terdiri atas kelompok pedagang eceran dalam pembelian besar

dan barang dagangan umum.

c. Retail cooperative terdiri Atas kelompok pedagang eceran yang membentuk

sebuah organisasi pembelian terpusat dan melakukan promosi bersama.

d. Consumer cooperative, ini merupakan suatu toko eceran yang dimiliki oleh para

konsumen dengan menghimpun modal bersama mereka juga bisa membangun

pabrik sendiri untuk dijual pada toko koperasi konsumsi ini.

e. Franchise organization ini merupakan organisasi yang memperoleh hak guna

paten, dari franchiser untuk menjual produk sesuai dengan petunjuk dan peraturan

serta kondisi yang telah ditetapkan.

f. Merchandising conglomerate atau konglomerat dagang, merupakan bentuk bebas

dari perusahaan yang mengkombinasikan beberapa lini pedagang eceran yang

terdiversifikasi dibawah satu kepemilikan dan mengintegrasikan fungsi-fungsi

distribusi dan manajemennya.

Keuntungan dan kelemahan perdagangan eceran

Beberapa keuntungan dari perdagangan eceran kecil adalah :

a. Modal yang diperlukan adalah keci8l dan rehabilitasnya besar.

b. Pedagang-pedagang eceran kecil menganggap bahwa pendapatnya dari usaha itu

merupakan pendapatan tambahan atazu kadang-kadang hanya iseng atau mengisi

waktu lowong terutama pada daerah musiman.

c. Tempat kedudukan pedagang-pedagang eceran kecil biasanya paling strategis.

Mereka slalu mendekatkan the center of consumers.

d. Hubungan antara pedagang eceran kecil dan konsumen adalah kuat misalnya kita

lihat pembeli-pembeli pada warung-warung kopi mengadakan obrolan yang intim

sekali dengan pemiliknya.

Factor-faktor kelemahan

Kelemahan yang terdapat pada perdagangan eceran kecil ini ialah :

Page 13: Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

Keahlian kurang

Administrasi dalam arti pembukuan tidak diperhatikan, sehingga kadang-

kadang habis dimakan.

Pedagang kecil tidak mampu mengadakan sales promotion.

Factor-faktor yang mendorong majunya toko eceran.

Banyak sekali factor yang mendorong toko-toko eceran kea rah kemajuan,

antara lain :

a. Lokasi/tempat toko eceran.

Tempat yang strategis dari toko eceran ini sangat besar pengaruhnya kepada

kemajuan kelancaran penjualan barang pada toko tersebut. Apabila toko-toko itu

terletak pada tempat yang terpencil harganya akan lebih mahal dibandingkan

dengan toko-toko yang letaknya di daerah ramai. Pemilihan lokasi ini sangat

penting karena akan mempengaruhi tingkat profitabilitas dan kontinuitas usaha

dalam jangka panjang. Menurut kotler dalam Bob Foster, retailing are accustomed

to saying that the three keys to success are location, location and location. Jadi tiga

kunci sukses bagi toko eceran adalah lokasi, lokasi dan lokasi.

b. Kelengkapan barang.

Lengkapnya barang pada toko-toko eceran akan sangat menarik bagi

konsumen. Ragam produk yang akan diujal harus disesuaikan dengan pasar

sasaran, siapa konsumen kita, disamping ragam barang, factor yang lain juga harus

dipertimbangkan ialah jumlah barang yang disediakan, kualitas, model. Ada lima

prinsip yang perlu diperhatikan mengenai barang yang harus disediakan yaitu :

The right merchandise

In the right place

At the right time

At the right price

In the right quantities.

c. Ketepatan harga

Strategi toko eceran menetapkan kebijakan harga antara lain adalah untuk

menarik langganan, tokonya terkenal sebagai tokoh murah, sehingga toko

mendapat tempat di hati konsumen, sehingga citra toko meningkat, dapat

mengatasi saingan sarta volume penjualan meningkat.

d. Suasana toko

Atmosfir adalah suasana tokoh yang meliputi berbagai tampilan interior,eksterior,

tata letak, lalu lintas internal toko, kenyaman, udara, bau, layanan, music dan lain-

Page 14: Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

lain yang dapat menimbulkan daya tarik bagi konsumen dan membuatnya betah

serta membangkitkan keinginan untuk membeli.

Beberapa hal penting dari aspek tersebut adalah :

Eksterior meliputi keseluruhan bangunan fisik yang dapat dilihat dari bentuk

bangunan, pintu masuk, tangga dan lain-lain.

Interior meliputi estetika toko, desain ruangan, dan tata letak toko

Layaout meliputi pengaturan fisik, penempatan barang, perlengkapan tetap

sehingga memberikan gerak dengan arah tertentu sambil melihat pajangan dengan

disorot oleh lampu dengan cahaya menarik.

Karyawan. Ini adalah ujung tombak terjadinya transaksi yang menimbulkan rasa

puas atau tidak.

5.Pedagang kaki lima

a. Pengertian pedagang kaki lima

Menurut pengamatn dari Fakultas Hukum Unpar dalam hasil penelitiannya

yang berjudul “masalah pedagang kaki lima di kotamadya bandung dan

penertibannya melalui operasi TIBUM 1980”, menyatakan bahwa yang

dimaksud dengan pedagang kaki lima ialah orang ( pedagang-pedagang)

golongan ekonomi lemah yang berjualan barang kebutuhan sehari-hari,

makanan atau jasa dengan modal yang relative kecil, modal sendiri atau modal

orang lain, baik berjualan ditempat terlarang atau tidak.

Ada yang menytakan bahwa istilah pedagang kaki lima berasal dari orang

yang berdagang yang menggelar barang dagangannya, mereka cukup

menyediakan tempat darurat, seperti bangku-bangku yang biasanya yang

berkaki empat, ditambah dengan sepasang kaki pedagang hingga berjumlah

lima, maka timbullah julukan pedagang kaki lima.

Adapun cirri-ciri pedagang kaki lima ialah

Kegiatan usaha, tidak terorganisir dengan baik

Tidak memiliki surat izin usaha

Tidak teratur dalam kegiatan usaha, baik ditinjau dari tempat usaha

maupun jam kerja.

Bergerombol ditrotoar, ditepi-tepi jalan protocol, dipusat dimana banyak

orang ramai.

Menjajakan barang dagangannya sambil berterika kadang-kadang berlari

mendekati konsumen.

Page 15: Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

PKL memiliki karakteristik pribadi wirausaha, antara lain mampu

mencari dan menangkap peluang usaha, memiliki keuletan, percaya diri dan

kreatif serta inovatif.

PKL mempunyai potensi yang sangat besar dan dapat dimanfaatkan

sebagai berikut :

PKL tidak dapat dipisahkan dari unsure budaya dan eksitensinya tidak

dapat dihapus.

PKL dapat dipakai sebagai penghias kota apabila ditata dengan baik.

PKL menyimpan potensi pariwisata

PKL dapat menjadi pembentuk estetika kota apabila didesain dengan

baik.

6. Franchising (waralaba)

Hisrich-Peters (1995:513) memberikan defenisi bahwa franchising

didefenisikan sebagai pelimpahan dari pabrikan atau distributor suatu produk

atau jasa yang diberikan kepada agen-agen local atau pengecer dengan

membayar sejumlah royalty.

Defenisi lain diberikan oleh Bygrave franchising merupakan sebuah peluang

bisnis dimana pemilik, produsen atau distributor sebagai franchisor dari barang

dan jasa atau merek tertentu memberi hak kepada individu atau franchising untuk

menjadi agen local dari barang dan jasa dan sebagai imbalannya meneriman

pembayaran atau royalty yang telah ditetapkan.

Orang yang memberikan franchising disebut franchisor sedangkan orang yang

menerima franchising disebut franchisee setelah adanya perjanjian perlimpahan

franchising ini maka terbuka peluang bagi franchisee untuk memasuki bisnis

baru dan mempunyai kesempatan untuk sukses.

a. Apa saja yang dapat dijadikan franchising

Produk-produk yang dapat dijadikan franchising adalah :

Barang atau jasa yang telah mempunyai pasaran luas dan citra unggul

Formula paten atau desain tertentu

Nama dagang atau merek dagang

Konsultan manajemen keungan atau pengawasan

Promosi advertising dan pembelian

Kantor pusat pelayanan

b. Keuntungan franchising

Page 16: Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

Keuntungan franchising adalah resiko yang ditangggung tidak sebesar

memulai usaha baru dari awal. Keuntungannya antara lain:

Produk yang ditawarkan telah memasuki pasaran yang luas dan diterima

oleh umum

Franchising tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untik memperkenalkan

kredibilitas perusahaan induknya

Keahlian manajemen karena pengalaman sudah lama dari franchisor dia

dapat memberikan bantuan manajemen kepada franchise.

Kelengkapan modal ini mencakup fasilitas perlengkapan, tata letak,

control persediaan dan sebagainya.

Pengetahuan tentang pasar

Pengawasan

Sebagai kesimpulan dari uraian diatas ialah umumnya waralaba

dibedakan menurut tiga karakteristik :

Pemberi waralaba memiliki merek dagang atau jasa dan memberi lisensi

kepada pewaralaba dengan imbalan royalty

Pewaralaba diharuskan membayar kewajiban untuk menjadi bagian

system tersebut

Pemberi waralaba (franchisor) menyediakan suatu system pemasaran

dan system operasi untuk menjalankan kegiatan bisnis.

7. Intrapreneurship

Intrapreneurship berarti entepreneurship di dalam struktur bisnis yang sudah

ada. Intrapreneurship merupakan jembatan yang menghubungkan jurang ilmu

pengetahuan dan pasar.

Suatu pengertian yang lebih lengkap tentang intrapreneurship adalah suatu

metode untuk mengstimulasi individu di dalam organisasi yang mempunyai

pemikiran bahwa dia dapat melakukan sesuatu yang tampil beda dan hasil lebih

baik.

a. Beberapa bentuk iklim organisasi yang mendorong intrapreneuship

Bagaimana caranya mengembangkan intrapreneuship dalam suatu

organisasi. Untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan factor-faktor tertentu

dan karakteristik kepemimpinan dalam suatu perusahaan antara lain :

Ada dorongan dari organisasi untuk menggunakan teknologi baru

Mendorong karyawan untuk memunculkan ide-ide baru

Page 17: Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

Mendorong karyawan untuk melakukan eksperimen dan trial and error

sampai mencapai keberhasilan.

Bila terjadi kegagalan tidak dipermasalahkan

Tersedianya sumber daya yang akan digunakan

b. Karakteristik kepemimpinan intrapreneurship

Di dalam lingkungan diperlukan beberapa karakteristik tertentu bagi

seseorang untuk menjadi intrapreneurship yang berhasil, yaitu :

Mengerti lingkungan hal ini terutama menyangkut kreativitas

seseorang

Memiliki visi masa depan dan fleksibel

Menciptakan berbagai pilihan

Membentuk tim kerjasama yang terdiri dari berbagai bidang keahlian.

Mendorong adanya diskusi terbuka.

Page 18: Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

Pengembangan jenis bidang usaha antara yaitu (minat seseorang, Modal,

Relasi dan berbagai peluang lainnya)

Perdagangan besar ialah segala aktivitas marketing yang menggerakan

barang-barang dari produsen ke pedagang eceran atau ke lembaga-

lembaga marketing lainnya. Jika dilihat dari proses marketing yang

meliputi konsentrasi, equasi, dan distribusi, maka proses pengumpulan

dan pengembangan (konsentrasi dan equasi dilakukan oleh perdagangan

besar

Fungsi-fungsi pedagang besar adalah (Pengumpulan dan penyebaran,

Pembelian dan penjualan, dan Pemilihan barang

Perdagangan eceran dapat diklasifikasikan yaitu pedagang eceran besar,

Perdagangan eceran kecil, terdiri :Eceran kecil berpangkalan dan Eceran

kecil tidak berpankalan

Keuntungan dan kelemahan pedagagng eceran

Keuntungan yaitu modal yang diperlukan kecil, menganggap

keuntungan yang diperoleh hanya sebagai pendapatan tambahan,

memiliki tempat yang paling strategis dan hubungan dengan

konsumen kuat

Kekurangan yaitu keahlian kurang, pembukuan tidak

diperhatikan

Page 19: Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

DAFTAR PUSTAKA

Abdul hamid rasyad, 2003, menjadi milyader muslim, pustaka alkautsar, jakarta

Bangs Jr, David H, 1995. Pedoman langkah awal menjalankan usaha

Bukhari alma. 2004. Pengantar bisnis. Penerbit CV alfabeta, bandung

Dedi supriadi, 1994, kreatifitas kebudayaan dan perkembangan IPTEK. Penerbit CV alafabet, bandung

Geofrey G. Meredith et al. 1992. Kewirausahaan teori dan praktek. Seri manajemen no.97. PT Pustaka binaman pessindo

Marbun BN .1993, Kekuatan dan kelemahan dan kelemahan perusahaan kecil . PT pustaka Binaman Presindo , Jakarta

Page 20: Kewirausahaan Dewi Yuliana Dengan Titihardianti

TUGAS

MAKALAHKEWIRAUSAHAAN

“PROFIL USAHA”

KELOMPOK 13

DEWI YULIANA : A 251 09 040

TITIHARDIANTI : A 251 09 017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2012