Karya Tulis Ilmiah Yuliana

download Karya Tulis Ilmiah Yuliana

of 125

description

skripsi bidan

Transcript of Karya Tulis Ilmiah Yuliana

  • HUBUNGAN DIMENSI MUTU PELAYANAN ANTENATAL

    CARE DENGAN KEPUASAN IBU HAMIL DI

    PUSKESMAS WARA KOTA PALOPO

    TAHUN 2015

    OLEH :

    YULIANA

    B.14.06.126

    PROGRAM STUDI DIPLOMA EMPAT (D.IV) KEBIDANAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

    (STIKES) MEGA BUANA

    PALOPO

    2015

  • ii

    KARYA TULIS ILMIAH

    HUBUNGAN DIMENSI MUTU PELAYANAN ANTENATAL

    CARE DENGAN KEPUASAN IBU HAMIL DI

    PUSKESMAS WARA KOTA PALOPO

    TAHUN 2015

    OLEH :

    YULIANA

    B.14.06.126

    PROGRAM STUDI DIPLOMA EMPAT (D.IV) KEBIDANAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

    (STIKES) MEGA BUANA

    PALOPO

    2015

  • iii

    iii

    HUBUNGAN DIMENSI MUTU PELAYANAN ANTENATAL

    CARE DENGAN KEPUASAN IBU HAMIL DI

    PUSKESMAS WARA KOTA PALOPO

    TAHUN 2015

    OLEH :

    YULIANA

    B.14.06.126

    Karya Tulis Ilmiah ini dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk

    memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST)

    PROGRAM STUDI DIPLOMA EMPAT (D.IV) KEBIDANAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

    (STIKES) MEGA BUANA

    PALOPO

    2015

  • iv

    ii

  • v

    v

    iii

  • vi

    ABSTRAK

    Yuliana, Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Antenatal Care dengan

    Kepuasan Ibu Hamil di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2015

    (Dibimbing oleh Pembimbing I Nilawati Uly dan Pembimbing II Nurdiana)

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dimensi mutu pelayanan

    antenatal care dengan kepuasan ibu hamil di puskesmas Wara Kota Palopo tahun

    2015.

    Desain penelitian menggunakan survei analitik dengan desain belah lintang

    (cross sectional), sampel penelitian sebanyak 61 ibu hamil yang ditetapkan

    dengan total sampling. Pengumpulan data melalui data primer (kuesioner) dan

    data sekunder. Data diolah dengan menggunakan Statistik Program for Social

    Sience (SPSS) versi 17.0 dan dianalisa secara univariat dan bivariat dengan uji

    statitik chi square (X2) serta disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan

    analisis tabulasi silang.

    Hasil analisis bivariat didapatkan ada hubungan antara dimensi mutu

    tangibles dengan kepuasan ibu hamil (p value : 0.004), ada hubungan antara

    dimensi mutu reliability dengan kepuasan ibu hamil (p value : 0,002), ada

    hubungan antara dimensi mutu responsiveness dengan kepuasan ibu hamil (p

    value : 0,006), ada hubungan antara dimensi mutu assurance dengan kepuasan

    ibu hamil (p value : 0,000), ada hubungan antara dimensi mutu empathy dengan

    kepuasan ibu hamil (p value : 0,002).

    Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan signifikan antara

    dimensi mutu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy dengan

    kepuasan ibu hamil, sehingga penting bagi puskesmas khususnya bidan dalam

    melakukan antenatal care senantiasa meningkatkan mutu pelayanannya dengan

    mengaplikasikan semua dimensi mutu secara konsisten.

    Kata Kunci : Dimensi mutu, Kepuasan.

  • vii

    vii

    ABSTRACT

    Yuliana, The Correlations between Quality Service DimensionAntenatal Care

    with satisfaction of pregnant mothers at Public Health Centre Wara Palopo

    in 2015. (Supervised by Nilawaty Uly as the first supervisor and Nurdiana as

    the second supervisor).

    The research is purposed to know the correlations between Quality Service

    Dimension Antenatal Care with satisfaction of pregnant mothers at Public Health

    Centre Wara Palopo in 2015.

    The research design was using analytical survey with Cross Sectional Study

    Approach.The total samples of this research were 61 pregnant mothers. The

    collecting data through primery (questionare) and secondary data.The data have

    been processed by using Statistic Program For Social Science (SPSS) verse 17.0

    and analyzed by using univariat and Bivariat with chi-square (x2) statistics test

    and presented in frequency distribution table and cross tabulation analysis.

    The results of the research were there were significant correlations between

    the quality service dimension antenatal care with satisfication of pregnantmothers

    (tangibles p value :0.004, reliability p value :0.002, responsiveness p value :

    0.006, assurance p value : 0.000 and empathy p value : 0.002).

    With the result that, it is important to Public Health Centre specially

    midwifein doing antenatal care that can increase service quality with applying all

    the quality dimension consistenly.

    Key words: Quality Dimension, Satisfication.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahi Robbil Alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

    kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta

    salawat dan salam bagi Nabiyullah Muhammad SAW, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul Hubungan Dimensi Mutu

    Pelayanan Antenatal Care dengan Kepuasan Ibu Hamil Di Puskesmas Wara Kota

    Palopo Tahun 2015.

    Penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak

    terlepas dari bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan

    segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan

    kepada : Ibu Dr. Nilawati Uly, S.Si.,Apt.,M.Kes selaku pembimbing pertama atas

    motivasi dan bimbingannya selama penyusunan karya tulis ilmiah ini. Ibu

    Nurdiana, S.ST.,SKM.,M.Kes selaku pembimbing kedua atas masukan dan

    bimbingannya khususnya teknis penulisan. Ibu Hj. Waode Aliah, SKM.,M.Kes

    selaku penguji atas saran dan perbaikan dalam karya tulis ilmiah ini. Tidak lupa

    pula penulis menghaturkan terimakasih dan penghargaan kepada :

    1. Bapak Rahim Munir, S.P.,M.M selaku Pembina Yayasan Pendidikan Mega

    Buana Palopo.

    2. Ibu Dr. Nilawati Uly, S.Si.,Apt.,M.Kes selaku Ketua STIKES Mega Buana

    Palopo, yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan di

    Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKES Mega Buana Palopo.

    3. Bapak I Wayan Djuliarsa, SKM.,M.Kes selaku Pembantu Ketua Bidang

    Akademik STIKES Mega Buana Palopo.

    4. Ibu Evawati Uly, S.Farm.,Apt selaku Pembantu Ketua Bidang Keuangan

    STIKES Mega Buana Palopo.

    5. Bapak Imran Nur, S.IP.,M.Si selaku Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan

    STIKES Mega Buana Palopo.

    6. Ibu Wahyuni Arif, S.ST.,M.Kes selaku Ketua Prodi D.IV Kebidanan STIKES

    Mega Buana Palopo.

  • ix

    ix

    7. Kepala Puskesmas Wara kota Palopo beserta staf khususnya bidan yang telah

    memfasilitasi selama penelitian dilaksanakan.

    8. Staf dan dosen Program Studi D.IV Kebidanan STIKES Mega Buana Palopo.

    9. Kepala Puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo beserta staf atas segala

    dukungan dan kebijakan selama mengikuti pendidikan.

    Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada kedua orang tuaku,

    suamiku Ns. Hairuddin Safaat, S.Kep. M.Kep, anak-anakku Nazhilah Nadafhatul

    Islamy, Nuralifiyah Maghfirah Islamy, Najwa Aliqha Islamy atas doa, motivasi

    dan pergertiannya selama mengikuti pendidikan serta rekan-rekan mahasiswa

    Prodi D IV Kebidanan STIKES Mega Buana Palopo angkatan 2014.

    Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah penelitian ini masih memiliki

    banyak kelemahan, olehnya itu diharapkan saran yang konstruktif khususnya dari

    pembimbing dalam rangka perbaikannya.

    Palopo, 3 Agustus 2015

    Penulis

    Yuliana

  • x

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

    ABSTRAK .................................................................................................... iv

    ABSTRACT .................................................................................................. v

    KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

    DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

    DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

    BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

    A. Latar Belakang ................................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

    D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................... 7

    B. Konsep dan Teori ........................................................................... 13

    C. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................... 41

    D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif...................................... 42

    BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 46

    A. Desain Penelitian ........................................................................... 46

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 46

    C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 46

    D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 47

    E. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 48

  • xi

    xi

    F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ................................................. 50

    BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 52

    BAB V PEMBAHASAN .............................................................................. 60

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 81

    A. Kesimpulan ........................................................................................ 81

    B. Saran .................................................................................................. 82

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    Tabel 4.1 Distribusi Responden Mutu Pelayanan Antenatal Care

    Berdasarkan Dimensi Tangibles di Puskesmas Wara Kota

    Palopo Tahun 2015 ................................................................ 52

    Tabel 4.2 Distribusi Mutu Pelayanan Antenatal Care Berdasarkan

    Dimensi Reliability di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun

    2015 ....................................................................................... 53

    Tabel 4.3 Distribusi Mutu Pelayanan Antenatal Care Berdasarkan

    Dimensi Responsiveness di Puskesmas Wara Kota Palopo

    Tahun 2015 ............................................................................ 53

    Tabel 4.4 Distribusi Mutu Pelayanan Antenatal Care Berdasarkan

    Dimensi Assurance di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun

    2015 ....................................................................................... 54

    Tabel 4.5 Distribusi Mutu Pelayanan Antenatal Care Berdasarkan

    Dimensi Empathy di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun

    2015 ....................................................................................... 54

    Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan di Puskesmas

    Wara Kota Palopo Tahun 2015 .............................................. 55

    Tabel 4.7 Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Antenatal Care

    Berdasarkan Wujud Fisik (Tangibles) dengan Kepuasan Ibu

    Hamil di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2015 ............ 55

    Tabel 4.8 Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Antenatal Care

    Berdasarkan Keandalan (reliability) dengan Kepuasan Ibu

    Hamil di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2015 ............ 56

    Tabel 4.9 Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Berdasarkan Daya

    Tanggap (Responsiveness) dengan Kepuasan Ibu Hamil di

    Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2015 ............................ 57

  • xiii

    xiii

    Tabel 4.10 Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Antenatal Care

    Berdasarkan Jaminan (Assurance) dengan Kepuasan Ibu

    Hamil di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2015 ............. 58

    Tabel 4.11 Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Antenatal Care

    Berdasarkan Empati (Emphaty) dengan Kepuasan Ibu Hamil

    di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2015 ..................... 59

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    Gambar 2.1 Bagan Struktur organisasi puskesmas Wara Kota Palopo .................... 10

    Gambar 2.2 Kerangka konsep Penelitian ............................................................... 42

  • xv

    xv

    DAFTAR SINGKATAN

    AKB : Angka Kematian Bayi

    AKI : Angka Kematian Ibu

    ANC : Antenatal Care

    ASI : Air Susu Ibu

    BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah

    BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

    BPS : Badan Pusat Statistik

    BTA : Basil Tahan Asam

    CPD : Chepalo Pelvic Disproportion

    DEPKES RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

    DJJ : Denyut Jantung Janin

    Hb : Haemoglobin

    HIV : Human Imuno Deficiency Virus

    IK : Indeks Kepuasan

    IMD : Insisasi Menyusu Dini

    ISO : International Organization for Standardization

    K1 : Kunjungan Pertama

    K4 : Kunjungan Keempat

    KB : Keluarga Berencana

    KEK : Kurang Energi Kronis

    KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

    KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi

    KMS : Kartu Menuju Sehat

    KPI : Key Performance Indicator

    LiLA : Lingkar Lengan Atas

    MDGs : Milleneum Development Goals

    MHN : Maternal Neonatal Health

    P2M : Pemberantasan Penyakit Menular

  • xvi

    PAP : Pintu Atas Panggul

    PONED : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar

    POSKESKEL : Pos Kesehatan Keluarga

    PP : Perceived Performance

    PUSKESMAS : Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat

    PUSTU : Puskesmas Pembantu

    RSU : Rumah Sakit Umum

    SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia

    SDM : Sumber Daya Manusia

    SPM : Standar Pelayanan Minimal

    SPSS : Statistical Product and Service Solution

    TT : Tetanus Toxoid

    UGD : Unit Gawat Darurat

    UKS : Usaha Kesehatan Sekolah

  • xvii

    xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Lembar Informed Concern

    Lampiran 2 Lembar Persetujuan menjadi Responden

    Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

    Lampiran 4 Master Tabel Penelitian

    Lampiran 5 Hasil Olah Data Statistik dengan SPSS

    Lampiran 6 Surat Pengantar Penelitian

    Lampiran 7 Surat Rekomendasi Penelitian dari Kesbang Pol kota Palopo

    Lampiran 8 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

    Lampiran 9 Riwayat Hidup Peneliti

  • xviii

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Antenatal care (ANC) merupakan pelaksanaan perawatan yang

    diberikan pada ibu selama kehamilan dan salah satu dari empat pilar safe

    motherhood disamping keluarga berencana, persalinan bersih dan aman dan

    pelayanan obstetri esensial. Sejak tahun 1990 program ini diluncurkan

    pemerintah dengan menganggap bahwa setiap kehamilan mengandung risiko,

    walaupun kondisi kesehatan ibu sebelum dan selama kehamilan dalam

    keadaan baik. Antenatal care merupakan salah satu kegiatan program

    kesehatan ibu dan anak (KIA) yang bertujuan untuk menurunkan angka

    kematian ibu (Kemenkes RI, 2014).

    Meskipun program ini telah lama diluncurkan akan tetapi hasil yang

    dicapai belum sesuai dengan target yang ditetapkan. Berdasarkan hasil Survei

    Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 untuk Angka

    Kematian Ibu (AKI) hasilnya sangat mengejutkan, kematian ibu melonjak

    sangat signifikan menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup atau

    mengembalikan pada kondisi tahun 1997. Hal ini berarti kesehatan ibu justru

    mengalami kemunduran selama 15 tahun. Sedangkan angka kematian bayi

    (AKB) yaitu 34/1000 kelahiran hidup. Milleneum Development Goals

    (MDGs) memproyeksikan target penekanan AKI menjadi 102/100.000

    kelahiran hidup dan AKB menjadi 23/1000 kelahiran hidup, akan sulit

  • xix

    xix

    terwujud kecuali akan dilakukan upaya yang lebih intensif untuk mempercepat

    laju penurunan (Kemenkes RI, 2014).

    Kematian ibu yang masih sangat tinggi menunjukkan kualitas

    pelayanan kesehatan maternal yang masih rendah termasuk Antenatal care

    pada ibu hamil. Padahal melalui ANC determinan kematian ibu dapat dicegah

    apabila resiko tinggi atau komplikasi kehamilan dan persalinan dapat dideteksi

    dini dan ditangani secara adekuat. Dalam memantau program pelayanan

    kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator K1 dan K4

    (Depkes RI, 2012).

    Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan

    antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan, dibandingkan jumlah sasaran

    ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan

    cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan

    antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang

    dianjurkan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada

    kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses pelayanan

    kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam

    memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan (Depkes RI, 2012).

    Secara nasional cakupan K1 pada tahun 2013 adalah 95,22%

    mengalami penurunan 1.62 % jika dibandingkan tahun 2012 sebesar 96.84 %,

    demikian halnya dengan cakupan K4 juga mengalami penurunan 3.33 %dari

    tahun 2012 sebesar 90.18 % menjadi 86.85 % pada tahun 2013. Khusus untuk

    provinsi Sulawesi Selatan cakupan K1 pada tahun 2013 sebesar 95.26 % dan

  • xx

    cakupan K4 sebesar 91.64 %. Hal ini menunjukkan capaian tersebut masih

    kurang dari target nasional yang ingin dicapai pada tahun 2014 yaitu cakupan

    K1 100% dan K4 95% (Kemenkes RI, 2014).

    Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Palopo

    pada periode 2012-2014, cakupan K1 tahun 2012 sebanyak 3.011 (99.11%)

    mengalami peningkatan sebesar 3.36 % menjadi 3.149 (102.47 %), pada

    tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 1.11 %

    menjadi 3.048 (101.6 %). Cakupan K4 tahun 2012 sebanyak 2.747(90.42%)

    meningkat sebesar 2.39 % menjadi 2.652 (92.81 %) pada tahun 2013 dan

    meningkat sebesar 0.44 % menjadi 2.804 (93.25) % pada tahun 2014 (Dinas

    Kesehatan Kota Palopo, 2014).

    Berdasarkan data laporan kinerja program KIA puskesmas Wara Kota

    Palopo periode 2012-2014 menunjukkan pada tahun 2012 cakupan K1

    sebanyak 492 (89.13 %) meningkat sebesar 12.3 % menjadi 566 (101.43 %)

    pada tahun 2013 dan mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar 7.89 %

    menjadi 522 (93.54 %). Cakupan K4 pada tahun 2012 sebesar 455 (82.42 %)

    meningkat sebanyak 7.18 % menjadi 500 (89.60 %) pada tahun 2013 dan

    mengalami penurunan sebesar 3.23 % menjadi 482 (86.37 %) pada tahun 2014

    (Puskesmas Wara Kota Palopo, 2014).

    Hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan melakukan wawancara

    terhadap lima ibu hamil yang melakukan antenatal care di Puskesmas Wara

    Kota Palopo diperoleh informasi sebanyak 4 orang yang menyatakan

    pelayanan yang diterimanya masih kurang memuaskan dan 1 orang yang

  • xxi

    xxi

    menyatakan sudah puas. Secara spesifik keluhan yang disampaikan antara lain

    kurangnya informasi tentang prosedur pelayanan, jadwal pelayanan yang tidak

    tepat dan lama waktu tunggu dan bidan tergesa-gesa dalam memberi

    pelayanan ANC.

    Upaya menerapkan safe motherhood memerlukan pelayanan ANC yang

    berkualitas dan sesuai dengan standar ANC. Inti dari konsep mutu pelayanan

    adalah seberapa jauh layanan kesehatan yang diberikan memenuhi dimensi

    mutu tersebut. Pengukuran dimensi mutu pelayanan kesehatan banyak

    mengacu pada konsep servis kualitas atau servqual dari Parasuraman (2001)

    dalam Nursalam (2014) yang terdiri dari dimensi tangibles (bukti langsung),

    reliability (keandalan), responsiveness (ketanggapan), assurance (jaminan),

    dan empathy (empati). Pengukuran mutu pelayanan ANC dengan

    menggunakan servqual telah banyak digunakan salah satunya adalah

    penelitian Farid, dkk (2012) di Puskesmas Tanjung kabupaten Sampang yang

    menemukan dimensi mutu yang paling rendah adalah responsiveness (60.7 %)

    kemudian dimensi empaty (57,3 %), dimensi assurance (51.7 %), dimensi

    tangible dan realibility masing-masing (43.8 %).

    Bidan sebagai tenaga profesional diharapkan mampu menjalankan

    peran dan tanggungjawabnya baik sebagai pendidik, peneliti, pengelola dan

    pelaksana dalam memberikan pelayanan antenatal care sesuai dengan

    standard pelayanan kebidanan yang berlaku. Standard mencerminkan norma,

    pengetahuan dan tingkat kinerja yang telah disepakati oleh pemerintah dan

    profesi (Kusmiyati, dkk, 2009).

  • xxii

    Merujuk pada data dan hasil wawancara menunjukkan bahwa cakupan

    K1 dan K4 di puskesmas Wara Kota Palopo disamping belum memenuhi

    standar (K1 :100% dan K4 : 95 %), juga capaiannya mengalami fluktuasi

    setiap tahunnya, kondisi ini menunjukkan pelayanan ANC yang diberikan oleh

    bidan perlu ditingkatkan sehingga memberikan kepuasan kepada ibu hamil.

    Seperti pelayanan kesehatan pada umumnya, mutu pelayanan ANC merujuk

    pada kinerja pelayanan menurut standar untuk memberikan kepuasan kepada

    ibu hamil, sehingga termotivasi untuk melakukan ANC secara teratur.

    Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian tentang hubungan dimensi mutu pelayanan antenatal

    care dengan kepuasan ibu hamil di Puskesmas Wara Kota Palopo tahun 2015.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar bekalang masalah yang telah diuraikan maka

    rumusan masalah penelitian ini adalah : apakah ada hubungan dimensi mutu

    pelayanan antenatal care dengan kepuasan ibu hamil di puskesmas Wara Kota

    Palopo tahun 2015 ?.

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui hubungan dimensi mutu pelayanan antenatal

    care dengan kepuasan ibu hamil di puskesmas Wara Kota Palopo tahun

    2015.

  • xxiii

    xxiii

    2. Tujuan Khusus

    a. Untuk mengetahui hubungan dimensi mutu pelayanan antenatal care

    berdasarkan wujud fisik (tangibles) dengan kepuasan ibu hamil di

    puskesmas Wara Kota Palopo tahun 2015.

    b. Untuk mengetahui hubungan dimensi mutu pelayanan antenatal care

    berdasarkan kehandalan (reliability) dengan kepuasan ibu hamil di

    puskesmas Wara Kota Palopo tahun 2015.

    c. Untuk mengetahui hubungan dimensi mutu pelayanan antenatal care

    berdasarkan daya tanggap (responsiveness) dengan kepuasan ibu hamil

    di puskesmas Wara Kota Palopo tahun 2015.

    d. Untuk mengetahui hubungan dimensi mutu pelayanan antenatal care

    berdasarkan jaminan (assurance) dengan kepuasan ibu hamil di

    puskesmas Wara Kota Palopo tahun 2015.

    e. Untuk mengetahui hubungan dimensi mutu pelayanan antenatal care

    berdasarkan empati (emphaty) dengan kepuasan ibu hamil di

    puskesmas Wara Kota Palopo tahun 2015.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Ilmiah

    Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi

    pengembangan ilmu asuhan kebidanan dan referensi terkait pengembangan

    mutu pembelajaran untuk meningkatkan perilaku menerapkan mutu

    pelayanan antenatal care bagi peserta didik.

  • xxiv

    2. Manfaat Praktis

    Hasil penelitian ini dapat menjadi media pembelajaran dan

    memberikan motivasi bagi bidan dan peneliti dalam upaya meningkatkan

    kepuasan ibu hamil melalui implementasi dimensi mutu pelayanan

    antenatal care.

    3. Manfaat Bagi Institusi

    Diharapkan memberikan konstribusi dalam rangka pengambilan

    kebijakan khususnya di puskesmas Wara Kota Palopo untuk mencapai

    target pelayanan antenatal care melalui peningkatan kepuasan ibu hamil.

  • xxv

    xxv

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    1. Letak Geografis

    Puskesmas Wara Kota Palopo merupakan salah satu dari 12

    puskesmas di Kota Palopo yang terletak di pusat kota Palopo di kelurahan

    Tompotikka kecamatan Wara. Luas wilayah kerja Puskesmas ini 10.21

    km2 yang mencakup 5 kelurahan yaitu kelurahan Tompotikka, kelurahan

    Dangerakko, kelurahan Boting, kelurahan Lagaligo dan kelurahan

    Pajalesang.

    Sebagai puskesmas yang berada di pusat kota Palopo dan lokasi

    RSU Sawerigading yang cukup jauh menjadikan puskesmas Wara menjadi

    alternatif bagi masyarakat dengan jumlah kunjungan pasien cukup tinggi

    yaitu 100-150 orang perhari.

    2. Profil Puskesmas Wara Kota Palopo

    Puskesmas Wara berdiri sejak tahan 1980 dan merupakan puskesmas

    pertama di kota Palopo. Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan

    kepada masyarakat pada tahun 2005 menyelenggarakan pelayanan rawat

    inap bersalin dan pada tahun 2008 menjadi puskesmas PONED. Mutu

    pelayanan juga terus ditingkatkan sehingga pada tahun 2012 telah

    menerapkan ISO 9001-2008 serta mendapat penghargaan sebagai

    puskesmas terbaik pada tahun 2014 oleh BPJS kota Palopo.

  • xxvi

    Puskesmas Wara telah melakukan kerjasama dengan BPJS kesehatan

    melalui program Prolanis yang bertujuan memantau perkembangan

    penyakit kronik (diabetes) dan program IVA untuk program deteksi dini

    kanker serviks pada wanita.

    a. Visi puskesmas Wara

    Visi yang ditetapkan adalah mewujudkan kota Palopo yang

    sehat dan mandiri dengan pelayanan kesehatan prima dan

    pemberdayaan masyarakat .

    b. Misi puskesmas Wara

    1) Mengoptimalkan kinerja semua sumber daya yang dimiliki dengan

    berorientasi pada kebutuhan masyarakat demi meningkatkan

    derajat kesehatan masyarakat dan lingkungan berdasarkan

    peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    2) Menyeleggarakan upaya kesehatan meliputi upaya promotif,

    preventif, kuratif dan rehabilitatif secara berkesinambungan.

    3) Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan secara profesional

    dan bertanggungjawab sesuai standar mutu.

    4) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengedepankan

    kepuasan masyarakat dan kesejahteraan SDM puskesmas.

    5) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

    masyarakat beserta lingkungannya.

  • xxvii

    xxvii

    c. Struktur Organisasi

    Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Puskesmas Wara Kota Palopo

    (Sumber : Profil Puskesmas Wara Kota Palopo, 2014)

    d. Kependudukan

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kota Palopo tahun

    2012 jumlah pendudukan kecamatan Wara adalah 27.143 jiwa,

    terdiri dari penduduk laki-laki 13.171 jiwa dan perempuan 13.972 jiwa

    dari 6.464 kepala keluarga.

    Perencanaan

    Kepala Puskesmas Wara

    Tenrigau Nursim, SKM

    WMM

    Pengendali

    dokumen Kepala tata

    usaha

    Kepegawaian SP2TP Perlengkapan

    Koor.

    Pemberdayaan

    masyarakat Promkes

    Penanggulangan

    kemitraan

    Pembinaan

    Kelurahan Siaga

    Koor. Pelayanan

    kesehatan

    Indiividu/masyarakat

    Gizi

    Kesehatan

    Lingkungan

    KIA/KB

    P2M

    Poli

    Umum

    Poi Gigi

    UGD

    Loket

    Laboratorium

    Farmasi/obat

    Pustu

    Dangerakko Pustu

    Tompotikka

    Pustu

    Lagaligo

    Pustu

    Boting

    Pustu

    Pajalesang

  • xxviii

    e. Jenis pelayanan dan program puskesmas

    Puskesmas Wara memberikan pelayanan kepada masyarakat

    berupa :

    1) Pelayanan kesehatan individu

    Merupakan pelayanan yang diberikan kepada pasien yang

    datang berobat di puskesmas maupun ke puskesmas pembantu

    (Pustu) / Poskeskel, terdiri dari :

    a) Pelayanan loket/ pendaftaran

    b) Pelayanan poli umum

    c) Pelayanan poli gigi

    d) Pelayanan UGD 24 jam

    e) Pelayanan laboratorium

    f) Pelayanan apotik

    g) Pelayanan KIA/KB

    h) Pelayanan imunisasi

    i) Pelayanan P2M

    2) Pemberdayaan masyarakat

    Merupakan program pelayanan puskesmas berupa

    pelayanan penyuluhan kesehatan, pemantauan derajat kesehatan,

    pemantauan sanitasi lingkungan, dan pelaksanaan pemberatasan

    penyakit. Adapun program kerja puskesmas Wara sebagai berikut :

    a) Program kesehatan lingkungan

    b) Program surveilans

  • xxix

    xxix

    c) Program KIA/KB

    d) Program imunisasi

    e) Program P2M

    f) Program promosi kesehatan

    g) Program gizi

    h) Program lansia

    i) Program perkesmas

    j) Program kesehatan jiwa

    k) Program kesehatan kerja

    l) Program UKS

    m) Program mata dan indera

    3) Sarana kesehatan

    Untuk mendukung pelaksanaan program kesehatan

    puskesmas Wara didukung oleh 5 pustu/poskeskel, mobil

    puskesmas keliling 1 unit dan motor operasional pemegang

    program 16 unit.

    f. Sumber Daya Manusia

    Pencapaian visi, misi dan program kerja Puskesmas Wara

    didukung oleh tenaga kesehatan sebanyak 115 orang sebagai

    berikut :

    1) Tenaga medis

    a) Dokter umum : 4 orang

    b) Dokter gigi : 2 orang

  • xxx

    2) Tenaga keperawatan

    a) Perawat : 40 orang

    b) Perawat gigi : 2 orang

    c) Bidan : 48 orang

    3) Tenaga kesehatan masyarakat : 8 orang

    4) Laboran : 2 orang

    5) Pengelola obat : 3 orang

    6) Perekam medik : 1 orang

    7) Pengelola gizi : 1 orang

    8) Tenaga non kesehatan : 4 orang

    B. Konsep dan Teori

    1. Konsep Antenatal Care (ANC)

    a. Pengertian

    Menurut Depkes RI (2012) Antenatal Care (ANC) adalah

    pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk

    menjaga kesehatan ibu dan bayinya. Pelayanan asuhan antenatal pada

    pemeriksaan kehamilan dapat diberikan oleh tenaga kesehatan

    profesional dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi, dengan

    demikian pelayanan antenatal dilaksanakan oleh tenaga profesional

    yaitu dokter, bidan dan perawat (Pantikawati, 2010).

    Menurut MNH (Maternal Neonatal Health) antenatal care

    merupakan prosedur rutin yang dilakukan oleh petugas kesehatan

  • xxxi

    xxxi

    (dokter/bidan/perawat) dalam membina hubungan dalam proses

    pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan persalinannya (Kusmiyati,

    dkk, 2009).

    b. Tujuan Antenatal Care (ANC)

    Menurut Mufdlilah (2009) tujuan ANC adalah:

    1) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan

    bayi dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan

    proses kelahiran bayi.

    2) Mendeteksi secara dini adanya faktor resiko kehamilan atau

    komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat

    penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

    3) Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan

    menghadapi komplikasi.

    4) Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui sukses, menjalankan

    puerperium normal dan merawat anak secara fisik, mental dan

    sosial.

    c. Kunjungan ibu hamil pada pemeriksaan kehamilan

    Kunjungan pertama ibu hamil adalah kontak pertama antara ibu

    hamil dan petugas kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk

    mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan bukan berarti

    ibu hamil selalu datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat juga

    sebaliknya yaitu ibu hamil yang dikunjungi petugas kesehatan di

    rumahnya atau di Posyandu (Depkes RI, 2012).

  • xxxii

    Menurut Kemenkes RI (2014) pelayanan kesehatan ibu hamil

    diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal sekurang-

    kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu

    minimal 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu),

    minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu),

    dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24minggu -

    lahir). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin

    perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini

    faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan.

    Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan

    menggunakan indikator Cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah

    jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama

    kali oleh tenaga kesehatan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di

    satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan Cakupan

    K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan

    antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang

    dianjurkan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah

    kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan

    akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan

    ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan

    (Kemenkes RI, 2014).

  • xxxiii

    xxxiii

    d. Standar pelayanan Antenatal Care (Depkes, RI, 2012)

    Pelayanan antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh

    petugas profesional yaitu dokter umum, bidan dan perawat bidan untuk

    selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan ANC

    terpadu meliputi :

    1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

    Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan

    antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan

    pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9

    kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap

    bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.

    Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan

    untuk menapis adanya faktor resiko pada ibu hamil. Tinggi badan

    ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan resiko untuk

    terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion).

    2) Ukur lingkar lengan atas (LiLA)

    Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama

    untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK).

    Kurang energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami

    kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun)

    dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan

    dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

  • xxxiv

    3) Ukur tekanan darah

    Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan

    antenatal care dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi

    (tekanan darah 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia

    (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau

    proteinuria).

    4) Ukur tinggi fundus uteri

    Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan

    antenatal care dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin

    sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak

    sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan

    pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita

    pengukur setelah kehamilan 24 minggu.

    5) Hitung denyut jantung janin (DJJ)

    Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan

    selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal care. DJJ lambat

    kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160/menit

    menunjukkan adanya gawat janin.

    6) Tentukan presentasi janin

    Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester

    II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini

    dimaksudkan untuk mengetahui letak janin.

  • xxxv

    xxxv

    Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau

    kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak,

    panggul sempit atau ada masalah lain.

    7) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

    Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil

    harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil

    diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada

    ibu hamil, disesuaikan dengan status imunisasi ibu saat ini.

    8) Beri tablet tambah darah (tablet besi)

    Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus

    mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

    diberikan sejak kontak pertama.

    9) Periksa laboratorium (rutin dan khusus)

    a) Pemeriksaan golongan darah

    Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya

    untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga

    untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-

    waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.

    b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)

    Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil

    dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan sekali

    pada trimester ketiga.

  • xxxvi

    Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil

    tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya

    karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh

    kembang janin dalam kandungan.

    c) Pemeriksaan protein dalam urine

    Pemeriksaan protein dalam urine pada ibu hamil

    dilakukan pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi.

    Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya

    proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu

    indikator terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.

    d) Pemeriksaan kadar gula darah

    Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes melitus

    harus dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya

    minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester

    kedua, dan sekali pada trimester ketiga (terutama pada akhir

    trimester ketiga).

    e) Pemeriksaan darah malaria

    Semua ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan

    pemeriksaan darah malaria dalam rangka skrining pada kontak

    pertama. Ibu hamil di daerah non endemis malaria dilakukan

    pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi.

  • xxxvii

    xxxvii

    f) Pemeriksaan tes sifilis

    Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah dengan risiko

    tinggi dan ibu hamil yang diduga sifilis. Pemeriksaaan Sifilis

    sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.

    g) Pemeriksaan HIV

    Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko

    tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV.

    Ibu hamil setelah menjalani konseling kemudian diberi

    kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk

    menjalani tes HIV.

    h) Pemeriksaan BTA

    Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang

    dicurigai menderita tuberkulosis sebagai pencegahan agar

    infeksi tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin.

    Selain pemeriksaaan tersebut diatas, apabila diperlukan dapat

    dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di fasilitas rujukan.

    10) Tatalaksana/penanganan kasus

    Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil

    pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada

    ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan

    tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk

    sesuai dengan sistem rujukan.

  • xxxviii

    11) Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Efektif

    a) Kesehatan ibu

    Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan

    kehamilannya secara rutin ke tenaga kesehatan dan

    menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup selama

    kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak bekerja

    berat.

    b) Perilaku hidup bersih dan sehat

    Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan

    badan selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum

    makan, mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun,

    menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta

    melakukan olahraga ringan.

    c) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan

    persalinan

    Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari

    keluarga terutama suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga

    atau masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan

    bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah. Hal ini

    penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan

    nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.

  • xxxix

    xxxix

    d) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta

    kesiapan menghadapi komplikasi

    Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda

    bahaya baik selama kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya

    perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan

    berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb. Mengenal tanda-tanda

    bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan

    ketenaga kesehatan.

    e) Asupan gizi seimbang

    Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan

    makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena

    hal ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat

    kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet

    tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia pada

    kehamilannya.

    f) Gejala penyakit menular dan tidak menular

    Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala

    penyakit menular (misalnya penyakit IMS, tuberkulosis) dan

    penyakit tidak menular (misalnya hipertensi) karena dapat

    mempengaruhi kesehatan ibu dan janinnya.

    g) Penawaran konseling dan testing HIV (risiko tinggi)

    Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari

    pelayanan kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan

  • xl

    penjelasan tentang risiko penularan HIV dari ibu ke janinnya,

    dan kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk

    menjalani tes HIV atau tidak. Apabila ibu hamil tersebut HIV

    positif maka dicegah agar tidak terjadi penularan HIV dari ibu

    ke janin, namun sebaliknya apabila ibu hamil tersebut HIV

    negatif maka diberikan bimbingan untuk tetap HIV negatif

    selama kehamilannya, menyusui dan seterusnya.

    h) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif

    Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI

    kepada bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI

    mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk

    kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia

    6 bulan.

    i) KB paska persalinan

    Ibu hamil diberikan edukasi tentang pentingnya ikut KB

    setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu

    punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan

    keluarga.

    j) Imunisasi

    Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus

    Toksoid (TT) untuk mencegah bayi mengalami tetanus

    neonatorum.

  • xli

    xli

    k) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan

    (Brainbooster)

    Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan

    dilahirkan, ibu hamil dianjurkan untuk memberikan stimulasi

    auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit otak (brain booster)

    secara bersamaan pada periode kehamilan

    e. Sarana dan Prasarana

    Pada pelayanan KIA perlu diperhatikan struktur fisik dan

    perlengkapan dalam ruang KIA. Struktur fisik ruang pelayanan KIA

    dengan luas kamar minimal 12 m2, lantai ubin/keramik dan dinding

    dengan cat terang, kebersihan, pencahayaan outlet listrik dan tempat

    cuci tangan. Perlengkapan yang dibutuhkan diruang KIA antara lain

    tensimeter, timbangan berat badan, pengukur tinggi badan, stetoskop,

    stetoskop janin, alat pemeriksaan Hb, alat pemeriksaan protein, pita

    sentimeter, pita ukur Lingkar Lengan Atas (LILA), KMS ibu

    hamil/buku KIA, Registrasi kohort ibu, tablet besi (Fe), obat cacing,

    obat malaria, vaksin TT dan kapsul yodiol (Depkes RI, 2012).

    2. Konsep Ibu Hamil

    a. Pengertian

    Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Hamil adalah

    mengandung janin dalam rahim karena sel telur dibuahi oleh

    spermatozoa, sedangkan ibu hamil adalah wanita yang mengandung

  • xlii

    janin dalam rahim karena sel telur dibuahi oleh spermatozoa

    (Pantikawati, 2010).

    b. Hak-Hak Ibu Hamil

    Sebagaimana hak pasien pada umumnya ibu hamil mempunyai

    hak-hak yang sama dengan hak pasien yaitu :

    1) Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya.

    2) Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, harapannya terhadap

    sistem pelayanan kesehatan dalam lingkungan yang dapat

    dipercaya.

    3) Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan

    terhadapnya.

    4) Mendapatkan pelayanan secara individual, dihormati privasinya

    dalam pelaksanaan prosedur.

    5) Menerima layanan senyaman mungkin

    6) Menyatakan pananganan dan pilihannya mengenai pelayanan yang

    diterimanya (Pantikawati, 2010).

    c. Perubahan perubahan pada ibu hamil

    1) Trimester pertama

    Terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron dalam

    tubuh, maka akan muncul berbagai macam ketidaknyamanan

    secara fisiologis pada ibu misalnya mual muntah, keletihan, dan

    pembesaran pada payudara.

  • xliii

    xliii

    2) Trimester kedua

    Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sudah

    terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman

    akibat kehamilan sudah mulai berkurang. Perut ibu pun belum

    terlalu besar sehingga belum dirasakan ibu sebagai beban. Ibu

    sudah menerima kehamilannya dan dapat dimulai menggunakan

    energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini

    pula ibu dapat merasakan gerakan janinnya dan ibu mulai

    merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dirinya dan

    dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasakan terlepas dari rasa

    kecemasan dan tidak nyaman seperti yang dirasakannnya pada

    trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.

    3) Trimester ketiga

    Sakit punggung disebabkan karena meningkatnya beban

    berat yang anda bawa yaitu bayi dalam kandungan. Pernapasan,

    pada kehamilan 33 - 36 minggu banyak ibu hamil yang susah

    bernafas, ini karena tekanan bayi yang berada dibawah diafragma

    menekan paru ibu, tapi setelah kepala bayi yang sudah turun ke

    rongga panggul ini biasanya pada 2 3 minggu sebelum persalinan

    maka akan merasa lega dan bernafas lebih mudah. Sering buang air

    kecil, pembesaran rahim, dan penurunan bayi ke PAP membuat

    tekanan pada kandung kemih ibu. Kontraksi perut, brackton hicks

    kontraksi palsu berupa rasa sakit yang ringan, tidak teratur dan

  • xliv

    kadang hilang bila duduk atau istirahat. Cairan vagina, peningkatan

    cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya

    jernih, pada awal kehamilan biasanya agak kental dan pada

    persalinan lebih cair (Kusmiyati, dkk, 2009).

    d. Tanda tanda bahaya pada ibu hamil

    Menurut Kusmiyati, dkk, (2009) ada 7 tanda bahaya kehamilan,

    yaitu :

    1) Perdarahan pervaginam

    2) Sakit kepala yang hebat

    3) Penglihatan kabur

    4) Bengkak diwajah dan jari jari tangan

    5) Keluar cairan pervaginam

    6) Nyeri abdomen yang hebat

    7) Gerakan janin tidak terasa

    Selama pemeriksaan antenatal care, ibu mungkin akan

    memberitahukan jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut atau

    dapat terdeteksi oleh bidan. Penting bagi bidan untuk melakukan

    pemeriksaan tanda-tanda bahaya tersebut setiap kunjungan. Jika bidan

    menemukan suatu tanda bahaya ini, maka tindakan selanjutnya adalah

    melaksanakan semua kemungkinan untuk membuat suatu diagnosis

    dan membuat rencana penatalaksanaan yang sesuai.

  • xlv

    xlv

    3. Konsep Mutu Pelayanan Kesehatan

    a. Pengertian

    Mutu pelayanan adalah sifat dari penampilan kinerja yang

    merupakan keunggulan suatu jasa yang dilaksanakan secara

    berkesinambungan (Supranto, 2011). Menurut standar ISO 8402, mutu

    diartikan sebagai gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang

    atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan

    kebutuhan yang ditentukan atau tersirat (Nurmawati, 2013).

    Pelayanan kebidanan merupakan tugas yang menjadi

    tanggung jawab praktek profesi bidan dalam sistem pelayanan

    kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak

    dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat

    sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.

    Menurut Depkes RI (2012) mutu pelayanan kesehatan adalah

    kinerja yang menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan

    kesehatan di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada pasien

    sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta dipihak lain

    tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik.

    Parasuraman dalam Nursalam (2014) mengemukakan bahwa

    mutu pelayanan adalah seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan

    harapan pelanggan atas pelayanan yang mereka terima atau peroleh.

    Apabila jasa yang diterima sesuai dengan yang diharapkan, maka

    kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang

  • xlvi

    diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa

    dipersepsikan ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah

    dari pada yang diharapkan, maka kualitas jasa dianggap buruk.

    Mengacu pada beberapa pengertian maka dapat disimpulkan

    bahwa mutu pelayanan antenatal care adalah tingkat kesempurnaan

    pelayanan atau kesesuaian standar pelayanan ANC dengan pelayanan

    yang diterima ibu hamil selama melakukan pemeriksaan.

    b. Dimensi Mutu Pelayanan

    Untuk dapat menentukan kebijakan pelayanan yang tepat,

    khususnya dalam pelayanan kepada pasien, diperlukan kajian tentang

    dimensi kualitas pelayanan kepada pasien. Peneliti menggunakan

    metode servqual dari Parasuraman dalam pengukuran dimensi mutu

    pelayanan antenatal care.

    Adapun dimensi-dimensi mutu pelayanan tersebut yaitu:

    tangibles atau bukti fisik, reliability atau keandalan responsiveness

    atau ketanggapan, assurance atau jaminan/ kepastian, empathy atau

    kepedulian (Supranto, 2011).

    1) Tangibles (bukti langsung)

    Merupakan hal-hal yang dapat dilihat dan dirasakan langsung

    oleh ibu hamil yang meliputi fasilitas fisik, peralatan, dan

    penampilan bidan. Sehingga dalam pelayanan antenatal care, bukti

    langsung dapat dijabarkan melalui : kebersihan, kerapian, dan

    kenyamanan ruang pemeriksaan, penataaan ruang, kelengkapan,

  • xlvii

    xlvii

    kesiapan dan kebersihan peralatan perawatan yang digunakan; dan

    kerapian serta kebersihan penampilan bidan.

    Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi

    tangibles atau wujud fisik pelayanan merupakan dimensi yang

    berhubungan dengan kepuasan ibu hamil. Farid, dkk (2012)

    menemukan dimensi mutu tangibles dalam pelayanan antenatal

    care berhubungan signifikan dengan kepuasan ibu hamil di

    puskesmas Tanjung Kabupaten Sampang Madura (p=0.001), Arif

    dan Siti (2012) menyimpulkan bahwa dimensi tangibles

    berhubungan signifikan dengan kepuasan ibu hamil di puskesmas

    Sukasari kabupaten Purawakarta (p=0.000). Demikian halnya

    dengan penelitian yang dilakukan Sutopo, dkk (2014) juga

    menemukan dimensi tangibles berhubungan signifikan dengan

    kepuasan ibu hamil di puskesmas Bangetayu Kota Semarang

    (p=0.000).

    2) Reliability (keandalan)

    Keandalan dalam pelayanan antenatal care merupakan

    kemampuan untuk memberikan pelayanan yang tepat dan dapat

    dipercaya, dimana dapat dipercaya dalam hal ini didefinisikan

    sebagai pelayanan antenatal care yang konsisten. Oleh karena itu,

    penjabaran keandalan dalam pelayanan antenatal care adalah :

    menjelaskan tujuan pemeriksaan kehamilan, melakukan

    pemeriksaan dengan teliti dan lengkap sesuai standar, menjelaskan

  • xlviii

    semua hasil pemeriksaan, menjelaskan dengan baik dan lengkap

    sebelum meminta persetujuan melakukan tindakan dan pemberian

    terapi dan terampil dalam melakukan tindakan.

    Keandalan dalam pelayanan antenatal care merupakan

    dimensi yang berhubungan dengan kepuasan ibu hamil, hal ini

    dibuktikan oleh penelitian Farid, dkk (2012) menemukan dimensi

    mutu reliability berhubungan signifikan dengan kepuasan ibu hamil

    di puskesmas Tanjung Kabupaten Sampang Madura (p=0.001),

    Arif dan Siti (2012) menyimpulkan bahwa dimensi reliability

    berhubungan signifikan dengan kepuasan ibu hamil di puskesmas

    Sukasari kabupaten Purawakarta (p=0.004). Demikian halnya

    dengan penelitian yang dilakukan Sutopo, dkk (2014) juga

    menemukan dimensi reliability berhubungan signifikan dengan

    kepuasan ibu hamil di puskesmas Bangetayu Kota Semarang

    (p=0.000).

    3) Responsiveness (daya tanggap)

    Bidan yang tanggap adalah yang bersedia atau mau

    membantu ibu hamil dan memberikan pelayanan yang

    cepat/tanggap. Ketanggapan juga didasarkan pada persepsi ibu

    hamil sehingga faktor komunikasi dan situasi fisik ruangan

    merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu

    ketanggapan dalam pelayanan antenatal care dapat dijabarkan

    sebagai berikut : kecepatan dan ketepatan petugas pendaftaran dan

  • xlix

    xlix

    administrasi dalam memberikan pelayanan, bidan cepat tanggap

    menanggapi keluhan yang ibu rasakan selama kehamilan,

    memberikan pelayanan sesuai urutan pendaftaran, memberikan

    nasehat dan pemecahan masalah keluhan yang ibu rasakan sesuai

    dengan keluhan, memberitahu langsung ibu hasil temuan dari

    pemeriksaan kehamilan, menjelaskan jenis pemeriksaan yang akan

    dilakukan dan prosedur pelayanan.

    Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa dimensi

    responsiveness bidan dalam memberikan pelayanan antenatal care

    berhubungan dengan kepuasan ibu hamil. Farid, dkk (2012)

    menemukan dimensi mutu responsiveness berhubungan signifikan

    dengan kepuasan ibu hamil di puskesmas Tanjung Kabupaten

    Sampang Madura (p=0.001). Demikian halnya dengan penelitian

    Arif dan Siti (2012) menyimpulkan bahwa dimensi responsiveness

    berhubungan signifikan dengan kepuasan ibu hamil di puskesmas

    Sukasari kabupaten Purawakarta (p=0.016). Hasil penelitian yang

    sama dilakukan Sutopo, dkk (2014) juga menemukan dimensi

    responsiveness berhubungan signifikan dengan kepuasan ibu hamil

    di puskesmas Bangetayu Kota Semarang (p=0.000).

    4) Assurance (jaminan kepastian)

    Jaminan kepastian dimaksudkan bagaimana bidan dapat

    menjamin pelayanan antenatal care yang diberikan kepada ibu

    hamil berkualitas sehingga ibu hamil menjadi yakin akan pelayanan

  • l

    antenatal care yang diterimanya. Jaminan kepastian dalam

    pelayanan antenatal care ditentukan oleh komponen : kompetensi

    yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan bidan dalam

    memberikan pelayanan antenatal care, keramahan yang juga

    diartikan kesopanan bidan sebagai aspek dari sikap, dan keamanan

    yaitu jaminan pelayanan yang menyeluruh sampai tuntas sehingga

    tidak menimbulkan dampak yang negatif pada ibu hamil dan

    menjamin pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil adalah

    tindakan yang aman dan sesuai standar.

    Jaminan kepastian dalam pelayanan antenatal care

    merupakan dimensi yang menentukan kepuasan ibu hamil. Hal ini

    dibuktikan oleh Farid, dkk (2012) menemukan dimensi mutu

    assurance berhubungan signifikan dengan kepuasan ibu hamil di

    puskesmas Tanjung Kabupaten Sampang Madura (p=0.001), Arif

    dan Siti (2012) menyimpulkan bahwa dimensi assurance

    berhubungan signifikan dengan kepuasan ibu hamil di puskesmas

    Sukasari kabupaten Purawakarta (p=0.000). Sutopo, dkk (2014)

    juga menemukan dimensi assurance berhubungan signifikan

    dengan kepuasan ibu hamil di puskesmas Bangetayu Kota

    Semarang (p=0.000).

    5) Emphaty (empati)

    Empati lebih merupakan perhatian dari bidan yang diberikan

    kepada pasien secara individual. Sehingga dalam pelayanan

  • li

    li

    antenatal care, dimensi empati dapat diaplikasikan melalui cara

    berikut, yaitu : memberikan perhatian yang sama kepada ibu hamil,

    mendengarkan dengan aktif setiap keluhan yang disampaikan,

    menunjukkan sikap yang baik dan menghargai setiap ibu hamil,

    dan sikap bidan yang sopan selama melakukan pemeriksaan.

    Emphaty (empati) dari bidan selama memberikan pelayanan

    antenatal care merupakan dimensi yang sangat diperlukan oleh ibu

    hamil selama melakukan pemeriksaan sehingga memberikan

    kepuasan pada ibu hamil. Beberapa peneliti sebelumnya

    menyimpulkan bahwa dimensi empati memiliki hubungan dengan

    kepuasan ibu hamil. Farid, dkk (2012) menemukan dimensi mutu

    emphaty berhubungan signifikan dengan kepuasan ibu hamil di

    puskesmas Tanjung Kabupaten Sampang Madura (p=0.001), Arif

    dan Siti (2012) menyimpulkan bahwa dimensi emphaty

    berhubungan signifikan dengan kepuasan ibu hamil di puskesmas

    Sukasari kabupaten Purawakarta (p=0.013). Demikian halnya

    dengan penelitian yang dilakukan Sutopo, dkk (2014) juga

    menemukan dimensi emphaty berhubungan signifikan dengan

    kepuasan ibu hamil di Puskesmas Bangetayu Kota Semarang

    (p=0.000).

    Menurut Donabedian sebagaimana dikutip Nursalam (2014),

    pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan

    menggunakan tiga variabel :

  • lii

    1) Input (struktur) yaitu segala sumber daya yang diperlukan

    untuk melakukan pelayanan kesehatan, seperti tenaga, dana,

    obat, fasilitas, peralatan, bahan, teknologi, organisasi,

    informasi, dan lain-lain. Pelayanan kesehatan yang bermutu

    memerlukan dukungan input yang bermutu pula. Hubungan

    struktur dengan mutu pelayanan kesehatan adalah dalam

    perencanaan dan penggerakan pelaksanaan pelayanan

    kesehatan.

    2) Proses, ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan

    dengan konsumen (pasien/masyarakat) yaitu anamnesis,

    pemeriksaan fisik, pemeriksaan medik penunjang, resep obat,

    penyuluhan kesehatan dan rujukan pasien. Proses ini

    merupakan variabel penilaian mutu yang penting.

    3) Output/outcome, ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan

    perubahan yang terjadi pada konsumen (pasien/masyarakat),

    termasuk tingkat kepuasan, tingkat kematian, tingkat kesakitan

    dan tingkat kecacatan dari konsumen tersebut. Donabedian

    memberikan penjelasan bahwa outcome secara tidak

    langsung dapat digunakan sebagai pendekatan untuk menilai

    pelayanan kesehatan. Dalam menilai apakah hasilnya

    bermutu atau tidak, diukur dengan dengan standar hasil

    (yang diharapkan) dari pelayanan medis yang telah

    dikerjakan.

  • liii

    liii

    c. Alat Ukur Mutu Pelayanan Kesehatan

    Tidak ada suatu standar pengukuran mutu pelayanan yang bersifat

    universal sebagai ukuran umum tentang mutu pelayanan. Ketiadaan ini

    membuat para pakar mengembangkan berbagai metode untuk

    mengukur mutu pelayanan. Jika mutu pelayanan kesehatan dilihat dari

    penilaian penerima layanan kesehatan terhadap hasil kinerja dari

    pemberi layanan kesehatan maka menurut Dharma (2012), ada empat

    langkah dalam melakukan pengukuran kualitas pelayanan, yaitu :

    1) Langkah pertama adalah mendefenisikan konsep mutu untuk

    mengukur kualitas itu sendiri. Pemberi layanan mendefenisikan

    konsep kualitas berdasarkan pada faktor reliabilitas, kepercayaan

    dan recovery.

    2) Langkah kedua, membuat para pengguna jasa pelayanan agar mau

    merinci faktor-faktor tadi menjadi variabel. Variabel sebaiknya

    dirumuskan semaksimal mungkin berdasarkan pernyataan

    konsumen itu sendiri.

    3) Langkah ketiga adalah membuat skala ukur penilaian untuk setiap

    variabel.

    4) Langkah keempat adalah mengarahkan konsumen untuk menilai

    pelayananan saat ini. Hasil penilaian akan memberikan informasi

    untuk menyusun sasaran-sasaran kualitas yang dirasakan pada

    variabel dan faktor kualitas berdasarkan konsumen.

  • liv

    Model pengukuran kualitas layanan yang populer dan hingga

    kini banyak dijadikan acuan dalam riset manajemen dan

    pemasaran jasa adalah model servqual yang dikembangkan oleh

    Parasuraman (Supranto, 2011). Menurut model ini terdapat hubungan

    yang erat antara mutu pelayanan dengan kepuasan konsumen. Asumsi

    dasar dari metode ini adalah mutu pelayanan dapat diukur dengan

    membandingkan antara pelayanan yang diharapkan dengan kinerja

    pelayanan. Kinerja itu sendiri direfleksikan dengan apa yang diterima

    dan dirasakan konsumen.

    Menurut Supranto (2011) model servqual memiliki kemampuan

    diagnostik yang tinggi dan merupakan alat ukur yang sangat efektif

    untuk survei mutu pelayanan dari sudut pandang konsumen karena

    mencakup dimensi-dimensi dari mutu pelayanan kesehatan. Dengan

    demikian pengukuran mutu servqual dapat digunakan sebagai alat ukur

    dalam konteks layanan antenatal care.

    4. Konsep Kepuasan Pasien

    a. Pengertian

    Menurut Irwan (2003) dalam Nursalam (2014) kepuasan adalah

    persepsi terhadap produk jasa yang telah memenuhi harapannya.

    Sedangkan menurut Oliver dalam Supranto (2011) kepuasan adalah

    tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja / hasil yang

    dirasakan dengan harapannya.

  • lv

    lv

    Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan ibu

    hamil terhadap mutu pelayanan antenatal care apabila pelayanan yang

    diberikan telah sesuai atau melebihi harapannya. Sebaliknya

    ketidakpuasan ibu hamil terjadi apabila pelayanan yang diberikan oleh

    bidan selama pemeriksaan antenatal care tidak sesuai dengan

    harapannya.

    b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien

    Persepsi pasien terhadap mutu pelayanan dipengaruhi oleh

    harapan terhadap pelayanan yang diinginkan. Harapan ini dibentuk

    oleh apa yang pasien dengar dari pasien lain atau mulut ke mulut,

    kebutuhan pasien, pengalaman masa lalu dan pengaruh komunikasi

    eksternal. Pelayanan yang diterima dan harapan yang ada

    mempengaruhi pasien terhadap kepuasannya (Nursalam, 2014).

    c. Alat untuk Mengukur Kepuasan Pasien

    Kepuasan pasien merupakan suatu hal yang bersifat subyektif,

    sulit diukur, dapat berubah-ubah, serta banyak sekali faktor yang

    berpengaruh. Subyektivitasnya dapat berkurang atau menjadi obyektif,

    jika cukup banyak orang yang sama pendapatnya terhadap sesuatu hal.

    Sehingga, untuk mengkaji kepuasan ibu hamil dipergunakan suatu

    instrument penelitian yang cukup valid disertai dengan metode

    penelitian yang baik.

    Menurut Kotler dalam Supranto (2011) bahwa alat yang dapat

    digunakan untuk melacak dan mengukur kepuasan konsumen adalah:

  • lvi

    1) Sistem keluhan dan saran

    Sistem organisasi yang berpusat pada pelanggan

    mempermudah para konsumen atau pasien memasukan saran dan

    keluhan. Contoh dengan menyediakan nomor telepon bebas pulsa,

    situs web, e-mail untuk arah komunikasi dua arah yang tepat.

    2) Survei kepuasan konsumen atau pasien melalui kuesioner

    Sejumlah penelitian menunjukan bahwa walaupun para

    pelanggan atau pasien kecewa pada satu dari empat pengguna

    layanan, kurang dari 5 % yang akan mengadukan keluhan.

    Kebanyakan pasien akan berpindah kelayanan kesehatan yang lebih

    berkualitas. Sebuah jasa pelayanan yang tanggap mengukur

    kepuasan pelanggan atau pasien akan secara langsung dengan

    melakukan survey melalui kuesioner, guna mengukur kepuasan

    pasien setelah mendapatkan layanan kesehatan, mengukur minat

    menggunakan kembali layanan jika membutuhkan dan mengukur

    kesediaan merekomendasikan ke orang lain.

    d. Klasifikasi Kepuasan Pasien

    Pengukuran tingkat kepuasan pasien menggunakan skala likert

    (rentang nilai 1-4) yang dapat diklasifikasikan dalam beberapa

    tingkatan, sebagai berikut: sangat tidak memuaskan (1), kurang

    memuaskan (2), memuaskan (3), sangat memuaskan (4). Pasien akan

    merasa sangat tidak puas apabila hasil pelayanan yang diberikan oleh

    jauh dibawah harapan pasien, jika hasil pelayanan yang diberikan

  • lvii

    lvii

    belum memenuhi harapan pasien maka pasien akan merasa tidak puas

    terhadap pelayanan yang diterima pasien. Pelayanan akan cukup

    memuaskan jika pelayanan yang diberikan sudah memenuhi sebagian

    harapan pasien. Pelayanan akan memuaskan apabila pelayanan yang

    diberikan sudah memenuhi harapan rata-rata pasien, sedangkan pasien

    akan merasa sangat puas apabila pelayanan yang diberikan melebihi

    apa yang diharapkan pasien (Supranto, 2011).

    Layanan kesehatan yang bermutu, tidak dapat melepaskan diri dari

    kenyataan akan pentingnya menjaga kepuasan pasien, termasuk dalam

    menangani keluhan yang disampaikan oleh pasien. Kepuasan adalah

    sebuah suasana batin yang seharusnya direbut oleh layanan kesehatan

    untuk memenangkan persaingan dalam konteks pelayanan kepada

    masyarakat (Nursalam, 2014).

    Kepuasan sering dikaitkan dengan mutu. Mutu berarti kepuasan

    pelanggan, baik internal maupun eksternal. Kepuasan tidak hanya bagi

    pelanggan ataupun pasien akan tetapi akan dirasakan oleh petugas

    kesehatan. Jika kepuasan petugas kesehatan terpenuhi, diharapkan

    akan dapat memberikan pelayanan yang memuaskan pasien ataupun

    pelanggan. Dalam bidang kesehatan mutu adalah terpenuhinya

    keinginan seseorang yang paling membutuhkan pelayanan kesehatan

    yang memuaskan pelanggan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata

    pelanggan, serta diberikan sesuai dan etika profesi (Nursalam, 2014).

  • lviii

    Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

    Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal

    (SPM) Rumah Sakit mengacu pada KPI atau key performance

    indicator menetapkan indikator kepuasan pasien yang berbeda

    berdasarkan jenis pelayanan dengan rentang 70 % - 90 %.

    Sedangkan formula Sugiyono (2008) dalam Saragih (2010)

    menetapkan indeks kepuasan dengan formula :

    IK = PP

    Keterangan :

    IK : Indeks kepuasan

    PP : Perceived Performance

    IK/PP = ( Ex maks Ex min ) x 100 IK maks

    Dimana :

    Ex maks = Skor maksimal

    Ex min = Skor minimal

    Dalam penelitian ini standar mutu pelayanan antenatal care

    perdimensi dan kepuasan ibu hamil mengacu pada formula Sugiyono,

    dimana jumlah pertanyaan perdimensi mutu dan tingkat kepuasan

    sebanyak 8 aitem dengan skala Likert (1-4) sehingga skor maksimal

    adalah 32 dan skor minimal adalah 8.

    IK/PP = ( 32 8 ) x 100 32

    IK/PP = 24 x 100

    32

  • lix

    lix

    IK/PP = 75 %

    Sehingga indeks mutu pelayanan dan kepuasan pasien dalam

    penelitian menggunakan batasan 75 %.

    C. Kerangka Konsep Penelitian

    Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

    Keterangan :

    `````````````` : Variabel independen

    : Variabel dependen

    D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

    a. Tangibles (wujud fisik)

    Tangibles adalah penilaian ibu hamil tentang mutu pelayanan ANC

    berdasarkan penampilan fisik dengan indikator kebersihan dan

    kenyamanan ruang pemeriksaan, penataaan ruang, kelengkapan alat,

    Tangibles

    Responsiveness

    Assurance

    Empathy

    Kepuasan ibu

    hamil

    Reliability

  • lx

    kesiapan dan kebersihan peralatan yang digunakan dan penampilan bidan,

    dengan kriteria objektif :

    1) Baik, jika skor : 75 %

    2) Kurang, jika skor : < 75%

    b. Reliability (keandalan)

    Reliability adalah penilaian ibu hamil tentang mutu pelayanan ANC

    berdasarkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan bidan yang dapat

    diandalkan, dengan indikator menjelaskan tujuan pemeriksaan kehamilan,

    melakukan pemeriksaan dengan teliti dan prosedural, menjelaskan semua

    hasil pemeriksaan, menjelaskan dengan baik dan lengkap sebelum

    meminta persetujuan melakukan tindakan dan pemberian terapi dan

    terampil dalam melakukan tindakan, dengan kriteria objektif :

    1) Baik, jika skor : 75 %

    2) Kurang, jika skor : < 75%

    c. Responsiveness (daya tanggap)

    Responsiveness adalah penilaian ibu hamil tentang mutu pelayanan

    ANC berdasarkan kecepatan bidan memberikan pelayanan pada ibu

    hamil, dengan indikator kecepatan dan ketepatan petugas pendaftaran dan

    administrasi dalam memberikan pelayanan, bidan cepat tanggap

    menanggapi keluhan yang ibu rasakan selama kehamilan, memberikan

    pelayanan sesuai urutan pendaftaran, memberikan nasehat dan pemecahan

    masalah keluhan yang ibu rasakan sesuai dengan keluhan, menjelaskan

  • lxi

    lxi

    jenis pemeriksaan yang akan dilakukan dan prosedur pelayanan, dengan

    kriteria objektif :

    1) Baik, jika skor : 75 %

    2) Kurang, jika skor : < 75%

    d. Assurance (jaminan)

    Assurance adalah penilaian ibu hamil tentang mutu pelayanan ANC

    berdasarkan kemampuan bidan menjamin pelayanan yang diberikan

    adalah tindakan yang aman, dengan indikator pengetahuan dan

    keterampilan bidan dalam memberikan pelayanan antenatal care, jaminan

    pelayanan yang menyeluruh sampai tuntas sehingga tidak menimbulkan

    dampak yang negatif pada ibu hamil dan menjamin pelayanan yang

    diberikan kepada ibu hamil adalah tindakan yang aman dan sesuai standar,

    dengan kriteria objektif:

    1) Baik, jika skor : 75 %

    2) Kurang, jika skor : < 75%

    e. Emphaty (empati)

    Emphaty adalah penilaian ibu hamil tentang mutu pelayanan ANC

    berdasarkan kemampuan bidan memberikan perhatian penuh kepada

    setiap ibu hamil dan membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi,

    dengan indikator memberikan perhatian yang sama kepada ibu hamil,

    mendengarkan dengan aktif setiap keluhan yang disampaikan,

    menunjukkan sikap yang baik dan menghargai setiap ibu hamil, dan sikap

  • lxii

    bidan yang sopan selama melakukan pemeriksaan, dengan kriteria

    objektif:

    1) Baik, jika skor : 75 %

    2) Kurang, jika skor : < 75%

    f. Kepuasan

    Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa ibu hamil yang

    muncul setelah mendapatkan pelayanan ANC di puskesmas Wara Kota

    Palopo dengan kriteria objektif :

    1) Puas, jika skor : 75 %

    2) Tidak puas, jika skor : < 75%

  • lxiii

    lxiii

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan desain belah lintang

    (cross sectional) yaitu penelitian yang melakukan pengukuran variabel bebas

    dan variabel terikat hanya satu kali saja tanpa melakukan intervensi (Saryono,

    2011).

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    1. Tempat penelitian

    Lokasi penelitian ini di Puskesmas Wara Kota Palopo.

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Agustus

    2015.

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang

    melakukan pemeriksaan antenatal care di puskesmas Wara Kota Palopo,

    berdasarkan registrasi pada bulan April 2015 dengan jumlah kunjungan

    ibu hamil sebanyak 61 orang.

  • lxiv

    2. Sampel

    Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 61 responden.

    3. Tekhnik pengambilan sampel

    Pengambilan sampel ditetapkan dengan cara total sampling dengan

    mengambil keseluruhan populasi sebagai sampel penelitian.

    D. Hipotesis penelitian

    1. Hipotesis alternatif (Ha) :

    a. Ada hubungan dimensi mutu pelayanan antenatal care berdasarkan

    wujud fisik (tangibles) dengan kepuasan ibu hamil di puskesmas Wara

    Kota Palopo.

    b. Ada hubungan dimensi mutu pelayanan antenatal care berdasarkan

    keandalan (reliability) dengan kepuasan ibu hamil di puskesmas Wara

    Kota Palopo.

    c. Ada hubungan dimensi mutu pelayanan antenatal care berdasarkan

    daya tanggap (responsiveness) dengan kepuasan ibu hamil di

    puskesmas Wara Kota Palopo.

    d. Ada hubungan dimensi mutu pelayanan antenatal care berdasarkan

    jaminan (assurance) dengan kepuasan ibu hamil di puskesmas Wara

    Kota Palopo.

    e. Ada hubungan dimensi mutu pelayanan antenatal care berdasarkan

    empati (emphaty) dengan kepuasan ibu hamil di puskesmas Wara Kota

    Palopo.

  • lxv

    lxv

    2. Hipotesis Nol (Ho) :

    a. Tidak ada hubungan dimensi mutu pelayanan antenatal care

    berdasarkan wujud fisik (tangibles) dengan kepuasan ibu hamil di

    puskesmas Wara Kota Palopo.

    b. Tidak ada hubungan dimensi mutu pelayanan antenatal care

    berdasarkan kehandalan (reliability) dengan kepuasan ibu hamil di

    puskesmas Wara Kota Palopo.

    c. Tidak ada hubungan dimensi mutu pelayanan antenatal care

    berdasarkan daya tanggap (responsiveness) dengan kepuasan ibu hamil

    di puskesmas Wara Kota Palopo.

    d. Tidak ada hubungan dimensi mutu pelayanan antenatal care

    berdasarkan jaminan (assurance) dengan kepuasan ibu hamil di

    puskesmas Wara Kota Palopo.

    e. Tidak ada hubungan dimensi mutu pelayanan antenatal care

    berdasarkan empati (emphaty) dengan kepuasan ibu hamil di

    puskesmas Wara Kota Palopo.

    E. Metode Pengumpulan data

    1. Data Primer

    Data primer diperoleh melalui wawancara dengn bantuan kuesioner

    yang alternatif jawabannya telah disiapkan yang digunakan untuk

    memperoleh informasi mengenai variabel penelitian. Kuesioner dibagikan

  • lxvi

    kepada responden sebanyak 61 ibu hamil dan diolah dengan program

    SPSS for 17.0. Instrumen penelitian terdiri dari :

    a. Kuesioner A digunakan untuk mengukur mutu pelayanan kesehatan.

    Instrumen mutu pelayanan terdiri dari 40 pernyataan menggunakan

    kuesioner dari Farid, dkk (2012) yang disusun berpedoman pada

    penyusunan indikator mutu pelayanan dari Parasuraman et al.

    Indikator dari variabel dimensi tangibles terdiri dari 8 pernyataan,

    dimensi reliability sebanyak 8 pernyataan, dimensi responsiveness

    sebanyak 8 pernyataan, dimensi assurance sebanyak 8 pernyataan dan

    dimensi empaty sebanyak 8 pernyataan. Skala pengukuran yang

    digunakan adalah skala Likert dengan 4 tingkatan yaitu : (SS) sangat

    setuju (skor 4), (S) setuju skor 3, (KS) kurang setuju skor (2) dan

    (STS) sangat tidak setuju dengan skor 1.

    b. Kuesioner B digunakan untuk mengukur kepuasan ibu hamil

    sebanyak 8 item pernyataan dengan skala pengukuran yang

    digunakan adalah skala Likert dengan 4 tingkatan yaitu : (SP) sangat

    puas skor 4, (P) puas skor 3, (KP) kurang puas skor (2) dan (STS)

    sangat tidak puas dengan skor 1.

    2. Data sekunder

    Data ini diperoleh dari hasil penelusuran dokumen pencatatan dan

    pelaporan dari Dinas Kesehatan Kota Palopo tentang cakupan K1 dan K4

    pada periode 2012-2014 dan data dari puskesmas Wara Kota Palopo

    tentang profil puskesmas termasuk data data cakupan K1 dan K4 pada

  • lxvii

    lxvii

    periode 2012-2014 dan studi kepustakaan serta jurnal penelitian yang

    menjadi referensi dalam penulisan penelitian ini.

    F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

    1. Pengolahan data

    a. Editing. Data diperiksa kelengkapannya, ketepatan dan kejelasan

    pengisian kuesioner.

    b. Coding. Data yang telah diteliti kelengkapannya diberikan kode secara

    manual sebelum diinput ke dalam komputer.

    c. Entery. Data yang telah berikan kode diperiksa seluruhnya dimasukkan

    ke dalam komputer untuk diolah menggunakan program komputer.

    d. Cleaning data Entery. Pemeriksaan kembali semua data yang telah di

    input untuk menghindari terjadinya kesalahan data yang dapat

    memberikan hasil akhir yang kurang tepat

    2. Analisa Data

    Analisa data dengan menggunakan analisa statistik univariat dan

    bivariat.

    a. Analisa univariat

    Menganalisis variabel-variabel penelitian secara deskriptif

    dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsi variabel

    penelitian.

  • lxviii

    b. Analisa Bivariat

    Analisa bivariat berfungsi untuk mengetahui hubungan antara

    variable dependen dengan independen. Analisis yang digunakan untuk

    menguji hipotesis dengan menentukan hubungan variabel bebas dan

    variabel terikat melalui uji statistik chi-square jika memenuhi syarat.

    Rumus uji statistik chi-square sebagai berikut (Machfoedz, 2009) :

    fh

    fhfoX

    22 )(

    Keterangan :

    X2 : Chi-Square

    fo : frekuensi observasi

    fh : frekuensi harapan

    Proses pengujian Chi Square adalah dengan membandingkan

    frekuensi yang terjadi (observasi) dengan frekuensi harapan

    (eskpektasi). Untuk melihat kemaknaan perhitungan statistik antara

    variabel bebas dan variabel terikat digunakan tingkat kepercayaan

    95%. Jika nilai p < 0,05 maka hipotesis alternatif yang diajukan

    diterima dan Ho ditolak yang berarti antara dua variabel (bebas dan

    terikat) yang diteliti mempunyai hubungan yang bermakna.

    Sedangkan jika nilai p > 0,05 maka hipotesis alternatif yang diajukan

    ditolak dan Ho diterima yang berarti bahwa antara dua variabel

    (bebas dan terikat) yang diteliti tidak mempunyai hubungan yang

    bermakna (Machfoedz, 2009).

  • lxix

    lxix

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Wara Kota

    Palopo diperoleh hasil analisis variabel independen dan variabel dependen yang

    disajikan dalam distribusi frekuensi dan tabulasi silang dengan mengunakan uji

    statistik chi-square ( kemaknaan 0.05 ) diolah dengan program SPSS for 17.0,

    sebagai berikut :

    A. Analisis Univariat

    a. Wujud Fisik (Tangibles)

    Tabel 4.1

    Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dimensi

    Wujud Fisik (Tangibles) di Puskesmas Wara

    Kota Palopo Tahun 2015

    Wujud Fisik (Tangibles) Frekuensi (f) Persentase (%)

    Baik 40 65.6

    Kurang 21 34.4

    Jumlah 61 100

    Sumber : Data Primer, 2015

    Pada tabel 4.1 diketahui lebih banyak responden yang menyatakan

    dimensi wujud fisik pelayanan antenatal care mutunya sudah baik yaitu

    40 (65.6 %) dibandingkan yang menyatakan mutunya masih kurang

    berjumlah 21 (34.4 %).

  • lxx

    b. Kehandalan (Reliability)

    Tabel 4.2

    Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dimensi

    Kehandalan (Reliability) di Puskesmas Wara

    Kota Palopo Tahun 2015

    Kehandalan (Reliability) Frekuensi (f) Persentase (%)

    Baik 33 54.1

    Kurang 28 45.9

    Jumlah 61 100

    Sumber : Data Primer, 2015

    Pada tabel 4.2 diketahui lebih banyak responden yang menyatakan

    dimensi kehandalan bidan dalam memberikan pelayanan antenatal care

    mutunya sudah baik yaitu 33 (54.1 %) daripada yang menyatakan mutunya

    masih kurang berjumlah 28 (45.9%).

    c. Daya tanggap (responsiveness)

    Tabel 4.3

    Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dimensi Daya

    Tanggap (responsiveness) di Puskesmas Wara

    Kota Palopo Tahun 2015

    Daya tanggap (responsiveness) Frekuensi (f) Persentase (%)

    Baik 29 47.5

    Kurang 32 52.5

    Jumlah 61 100

    Sumber : Data Primer, 2015

    Pada tabel 4.3 diketahui lebih responden yang menyatakan dimensi

    daya tanggap bidan dalam memberikan pelayanan antenatal care mutunya

  • lxxi

    lxxi

    masih kurang yaitu 32 (52.5 %) daripada yang menyatakan mutunya

    sudah baik berjumlah 29 (47.5%).

    d. Jaminan (assurance)

    Tabel 4.4

    Distribusi Frekuansi Responden Berdasarkan Dimensi Jaminan

    (assurance) di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2015

    Jaminan (assurance) Frekuensi (f) Persentase (%)

    Baik 36 59.0

    Kurang 25 41.0

    Jumlah 61 100

    Sumber : Data Primer, 2015

    Pada tabel 4.4 menunjukkan lebih banyak responden yang

    menyatakan dimensi jaminan bidan dalam memberikan pelayanan

    antenatal care mutunya sudah baik yaitu 36 (59 %) daripada yang

    menyatakan mutunya masih kurang berjumlah 25 atau (41%).

    e. Empati (Empathy)

    Tabel 4.5

    Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dimensi Empati

    (Empathy) di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2015

    Empati (Empathy) Frekuensi (f) Persentase (%)

    Baik 24 39.3

    Kurang 37 60.7

    Jumlah 61 100

    Sumber : Data Primer, 2015

    Pada tabel 4.5 diketahui lebih banyak responden yang menyatakan

    dimensi empati bidan dalam memberikan pelayanan antenatal care

  • lxxii

    mutunya masih kurang yaitu 37 (60.7 %) daripada yang menyatakan

    mutunya sudah baik sebanyak 24 (39.3 %).

    f. Kepuasan Ibu Hamil

    Tabel 4.6

    Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepuasan

    di Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2015

    Kepuasan Frekuensi (f) Persentase (%)

    Puas 33 54.1

    Tidak puas 28 45.9

    Jumlah 61 100

    Sumber : Data Primer, 2015

    Pada tabel 4.6 diketahui bahwa responden yang melakukan

    antenatal care di puskesmas Wara Kota Palopo lebih banyak yang

    menyatakan puas sebanyak 33 (54.1 %) dibandingkan yang tidak puas

    yaitu 28 (45.9 %) responden.

  • lxxiii

    lxxiii

    B. Analisa Bivariat

    1. Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Antenatal Care Berdasarkan Wujud

    Fisik (Tangibles) dengan Kepuasan Ibu Hamil

    Tabel 4.7

    Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Antenatal Care Berdasarkan

    Wujud Fisik (Tangibles) dengan Kepuasan Ibu Hamil di

    Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2015

    Tangibles

    Kepuasan Total

    p value

    Puas Tidak puas

    N

    % n % n %

    Baik 27 44.3 13 21.3 40 65.6 0.004

    Kurang 6 9.8 15 24.6 21 34.4

    Jumlah 33 54.1 28 45.9 61 100

    Sumber : Data Primer, 2015

    Pada tabel 4.7 menunjukkan hasil analisis hubungan antara dimensi

    wujud fisik (tangibles) dengan kepuasan ibu hamil didapatkan nilai p

    value : 0.004 < 0,05 sehingga hipotesis alternatif yang diajukan diterima

    dan Ho ditolak yang berarti ada hubungan signifikan antara dimensi mutu

    pelayanan antenatal care berdasarkan wujud fisik (tangibles) dengan

    kepuasan ibu hamil di puskesmas Wara Kota Palopo.

  • lxxiv

    2. Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Antenatal Care Berdasarkan

    Keandalan (Reliability) dengan Kepuasan Ibu Hamil

    Tabel 4.8

    Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Antenatal Care Berdasarkan

    Keandalan (reliability) dengan Kepuasan Ibu Hamil di

    Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2015

    Reliability

    Kepuasan Total

    p value

    Puas Tidak puas

    N

    % n % n %

    Baik 24 39.3 9 14.8 33 54.1 0.002

    Kurang 9 14.8 19 31.1 28 45.9

    Jumlah 33 54.1 28 45.9 61 100

    Sumber : Data Primer, 2015

    Pada tabel 4.8 menunjukkan hasil analisis hubungan antara dimensi

    keandalan (reliability) dengan kepuasan ibu hamil diperoleh nilai p value

    : 0.002 < 0,05 sehingga hipotesis alternatif yang diajukan diterima dan Ho

    ditolak yang berarti ada hubungan signifikan antara dimensi mutu

    pelayanan antenatal care berdasarkan keandalan (reliability) dengan

    kepuasan ibu hamil di puskesmas Wara Kota Palopo.

  • lxxv

    lxxv

    3. Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Antenatal Care Berdasarkan Daya

    Tanggap (Responsiveness) dengan Kepuasan Ibu Hamil

    Tabel 4.9

    Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Antenatal Care Berdasarkan

    Daya Tanggap (Responsiveness) dengan Kepuasan Ibu Hamil di

    Puskesmas Wara Kota Palopo Tahun 2015

    Responsiveness

    Kepuasan Total

    p value

    Puas Tidak puas

    N

    % n % n %

    Baik 21 34.4 8 13.1 29 47.5 0.006

    Kurang 12 19.7 20 32.8 32 52.5

    Jumlah 33 54.1 28 45.9 61 100

    Sumber : Data Primer, 2015

    Pada tabel 4.9 menunjukkan hasil analisis hubungan antara dimensi

    daya tanggap (responsiveness) dengan kepuasan ibu hamil diperoleh

    nilai p value : 0.006 < 0,05 sehingga hipotesis alternatif yang diaj