Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak di dunia, jumlah tersebut terus meningkat seiring bertambahnya waktu. Peningkatan jumlah penduduk tersebut mengakibatkan kebutuhan bahan pangan dan kebutuhan akan papan juga semakin meningkat. Peningkatan jumlah penduduk tersebut otomatis harus diimbangi dengan peningkatan bahan pangan yang mutlak dibutuhkan manusia. Kenyataannya, saat ini produksi bahan makanan pokok penduduk Indonesia yaitu beras dan jagung makin berkurang, hal ini makin diperparah dengan makin sempitnya lahan pertanian karena penggunaan lahan pertanian untuk pemukiman sebagai salah satu akibat dari peningkatan jumlah penduduk. Oleh karena itu perlu adanya upaya yang dapat mengatasi masalah tersebut antara lain dengan mencari alternatif bahan makanan lain yang juga mengandung karbohidrat sebagai upaya diversifikasi pangan. Upaya tersebut antara lain dapat dilakukan dengan usaha pengolahan komoditas ubi jalar menjadi produk yang lebih menarik, ekonomis dan mampu mencukupi kebutuhan pangan masyarakat. 1

description

karya tulis saya dan di persentasikan

Transcript of Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah

Page 1: Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai jumlah

penduduk terbanyak di dunia, jumlah tersebut terus meningkat seiring

bertambahnya waktu. Peningkatan jumlah penduduk tersebut

mengakibatkan kebutuhan bahan pangan dan kebutuhan akan papan juga

semakin meningkat. Peningkatan jumlah penduduk tersebut otomatis harus

diimbangi dengan peningkatan bahan pangan yang mutlak dibutuhkan

manusia. Kenyataannya, saat ini produksi bahan makanan pokok

penduduk Indonesia yaitu beras dan jagung makin berkurang, hal ini

makin diperparah dengan makin sempitnya lahan pertanian karena

penggunaan lahan pertanian untuk pemukiman sebagai salah satu akibat

dari peningkatan jumlah penduduk.

Oleh karena itu perlu adanya upaya yang dapat mengatasi masalah

tersebut antara lain dengan mencari alternatif bahan makanan lain yang

juga mengandung karbohidrat sebagai upaya diversifikasi pangan. Upaya

tersebut antara lain dapat dilakukan dengan usaha pengolahan komoditas

ubi jalar menjadi produk yang lebih menarik, ekonomis dan mampu

mencukupi kebutuhan pangan masyarakat.

Saat ini  didalam masyarakat, umumnya ubi jalar masih disajikan dalam

bentuk yang sangat sederhana, misalnya dalam bentuk ubi rebus, kolak,

dan ubi goreng. Padahal, ubi jalar dapat diolah menjadi bermacam-macam

bentuk makanan seperti yang telah dilakukan di negara-negara maju.

Bahkan, ubi jalar juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri

makanan dan minuman, industri tekstil, industri kosmetik, dan industri

lem.

Ubi jalar sebagai salah satu komoditas pertanian penghasil

karbohidrat sudah tidak disangsikan lagi bagi masyarakat. Bahkan, ubi

jalar memiliki peran yang penting sebagai cadangan pangan yang bila

1

Page 2: Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah

produksi padi tidak mencukupi lagi, ubi jalar dapat dijadikan sebagai

bahan pangan substitusi beras

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana pembibitan ubi jalar?

b. Apa manfaat dari tanaman ubi jalar?

c. Apa saja masalah pemasaran ubi jalar?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Mengetahui cara pembibitan ubi jalar.

b. Mengetahui manfaat ubi jalar.

c. Mengetahui masalah apa saja yang dihadapi tani dalam pemasaran

ubi jalar.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi

tugas Metodologi ilmiah, serta memberi manfaat yang besar bagi kita

semua yang membutuhkannya. Dan kita dapat mengetahui cara

pembibitan, manfaat dari pengolahan ubi jalar serta mengetahui masalah-

masalah pemasaran ubi jalar.

2

Page 3: Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ubi Jalar

Ubi jalar merupakan salah satu komoditas pertanian sumber

karbohidrat selain padi, ubi kayu, jagung dan lain-lain. Selain sumber

karbohidrat ubi jalar juga mengandung vitamin A, C, dan mineral. Ubi

jalar yang umbinya berwarna ungu mengandung anthocyanin yang

berfungsi sebagai pencegah penyakit kanker. Sedangkan ubi jalar yang

umbinya berwarna kuning banyak mengandung vitamin A, bahkan

beberapa varietas diantaranya memiliki dosis yang sebanding dengan

wortel. Ubi jalar dapat dimanfaatkan sebagai (1) pangan segar atau olahan

untuk konsumsi manusia, (2) pakan segar atau kering untuk ternak, dan

(3) diolah menjadi pati atau tepung untuk industri pangan ataupun non-

pangan. Namun, ubi jalar sebagai tanaman pangan sumber karbohidrat

kurang dimanfaatkan oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh pola

pangan masyarakat Indonesia pada umumnya yang mengikuti pola pangan

masyarakat terdahulu, yang menjadikan nasi sebagai makanan utama. Ubi

jalar tergolong dalam umbi-umbian dari tumbuhan semak bercabang dan

memiliki daun berbentuk segitiga yang berlekuk-lekuk dengan bunga

berbentuk payung.

Kandungan unsur gizi yang terdapat dalam ubi jalar tidak hanya

berasal dari umbinya saja, namun berasal dari daunnya juga. Di antara

bahan pangan sumber karbohidrat, ubi jalar memiliki keunggulan lain

yang penting bagi masyarakat Indonesia, berkaitan dengan hal-hal sebagai

berikut: (1) ubi jalar mudah diproduksi pada berbagai lahan dengan

produktivitas antara 20-40 t/ha umbi segar; (2) kandungan kalori per 100

g cukup tinggi, yaitu 123 kal dan dapat memberikan rasa kenyang dalam

jumlah yang relatif sedikit; (3) cara penyajian hidangan ubi jalar mudah,

praktis dan sangat beragam, serta serasi (compatible) dengan makanan lain

yang dihidangkan; (4) harga per unit hidang murah dan bahan mudah

diperoleh di pasar local; (5) dapat berfungsi dengan baik sebagai

3

Page 4: Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah

substitusi dan suplementasi makanan sumber karbohidrat tradisional nasi

beras; (6) bukan jenis makanan baru dan telah dikenal secara turun

temurun oleh masyarakat Indonesia; (7) rasa dan teksturnya sangat

beragam, sehingga dapat dipilih yang paling sesuai dengan selera

konsumen (Zuraida dan supriati 2001).

Tepung ubi jalar adalah hancuran ubi jalar yang dihilangkan kadar

airnya (Suprapti, 2003). Komoditas hasil pertanian, secara umum,

memiliki masa simpan yang relatif pendek. Oleh karena itu, diperlukan

pengolahan yang lebih lanjut dengan tujuan untuk memperpanjang masa

simpan (mengawetkan) komoditas tersebut. Pengolahan ubi jalar menjadi

tepung merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk

memperpanjang masa simpan dan meningkatkan nilai tambah. Pengolahan

ubi jalar menjadi tepung ubi jalar melalui beberapa proses yang terbagi

dalam dua tahap yaitu : tahap persiapan dan tahap pembuatan. Tahap

persiapan terdiri atas: (1) sortasi/pemilihan bahan; (2)

pengupasan/pengerokan atau pemotongan; (3) perendaman; (4) pemarutan;

(5) penyiapan larutan pemutih. Tahap pembuatan terdiri dari (1)

pemutihan; (2) pemerasan atau penyaringan; (3) pengendapan pati; (4)

pemisahan pati; (5) pencampuran; (6) pengeringan; (7) penggilingan; (8)

penyempurnaan pengeringan; (9) pengemasan (Suprapti, 2003).

2.2 Pemasaran

Menurut Kotler (2002), pemasaran adalah suatu proses

sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan

apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

mempertukarkan produk dengan pihak lain. David (2004)

menggambarkan pemasaran sebagai proses mendefinisikan,

mengantisispasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan

dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Ada tujuh

fungsi dasar pemasaran : (1) analisis pelanggan, (2)

penjualan produk/jasa, (3) perencanaan produk dan jasa, (5)

distribusi, (6) riset pemasaran, dan (7) analisis peluang.

Pemahaman terhadap fungsi-fungsi ini membantu penyusun

4

Page 5: Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah

strategi mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan

kelemahan pemasaran.

2.3 Perumusan Strategi Pemasaran

Merencanakan strategi pemasaran merupakan langkah

yang memegang peranan penting bagi suatu perusahaan,

karena keberhasilan pemasaran dapat menentukan hidup-

matinya perusahaan. Assauri (2004) menyatakan bahwa

strategi pemasaran merupakan rencana yang menyeluruh,

terpadu, dan menyatu di bidang pemasaran yang

memberikan panduan tentang suatu kegiatan agar suatu

perusahaan dapat mencapai tujuannya. Menurut Kotler

(2002), strategi pemasaran terdiri dari pengambilan

keputusan tentang biaya pemasaran perusahaan, bauran

pemasaran, alokasi pemasaran dan hubungannya dengan

keadaan lingkungan yang diharapkan, dan kondisi persaingan

yang dihadapi. Swastha dan Handoko (1987) menyatakan

bahwa strategi pemasaran dapat dibagi menjadi dua

komponen pokok, yaitu :

1. Strategi segmentasi pasar Sebelum memasarkan

produknya, suatu perusahaan terlebih dahulu perlu

mengetahui pasar yang dituju. Selain itu, konsumen harus

dipisah-pisahkan dalam beberapa kelompok, misalnya

berdasarkan faktor geografis (daerah, kota), faktor penduduk

(jenis kelamin, umur, pendapatan, pendidikan), faktor

sosiografis (kelas sosial, gaya hidup), faktor tingkah laku

(motif pembelian, kebiasaan, tujuan pembelian). Kelompok-

kelompok ini disebut dengan istilah segmen pasar. Masing-

masing segmen memiliki konsumen dengan karakteristik

yang sama.

2. Strategi Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan sekelompok

variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk

5

Page 6: Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah

mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen dalam pasar

sasarannya.

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Tempat dan Waktu Penulisan

Penelitian dimulai pada bulan November sampai bulan Oktober di

wilayah Jambi. Sedangkan penelitian mengenai masalah pemasaran ubi

jalar, dilakukan mulai bulan Desember.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam karya tulis ini adalah data

sekunder yang digunakan berasal dari tulisan-tulisan yang berkenaan

dengan masalah yang akan diteliti seperti jurnal, proposal, skripsi dari

media online atau internet.

3.3 Tahapan Penulisan

Proses tahapan penulisan dilakukan melalui beberapa tahapan

seperti pengumpulan data dan tahapan pengambilan keputusan, pada

tahapan pengumpulan data, data yang diambil berkaitan dengan ubi jalar

serta masalah pemasarannya dari internet. Dan pada tahap pengambilan

keputusan, ditentukan masalah pemasaran yang akan dibahas.

6

Page 7: Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat

Ubi jalar atau ketela rambat atau “sweet potato” diduga berasal dari

Benua Amerika. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal

tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika bagian

tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet,

memastikan daerah sentrum primer asal tanaman ubi jalar adalah Amerika

Tengah. Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama negara-

negara beriklim tropika pada abad ke-16. Orang-orang Spanyol

menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang, dan

Indonesia.

4.1.1. Jenis Tanaman

Ubi jalar atau ketela rambat atau “sweet potato” diduga berasal dari

Benua Amerika. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal

tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika bagian

tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet,

memastikan daerah sentrum primer asal tanaman ubi jalar adalah Amerika

Tengah.

7

Page 8: Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah

Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama negara-negara

beriklim tropika pada abad ke-16. Orang-orang Spanyol menyebarkan ubi

jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang, dan Indonesia.

4.1.2. Manfaat Tanaman

Ubi jalar memiliki berbagai manfaat, sebagai bahan pangan ubi

jalar bisa dimasak dengan cara digoreng atau direbus. Di-Jepang ubi jalar

bahkan dijadikan sebagai makanan tradisional yang setaraf dengan pizza

atau hamburger. Aneka olahan makanan berbahan baku ubi jalar banyak

dijumpai ditoko-toko sampai resoran-restoran bertaraf international. Di

Amerika serikat ubi jalar dijadikan sebagai bahan pengganti kentang.

Ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai macam produk antara

seperti dibuat tepung, permen, kripik, chips, snack, dan gula fruktosa. Ubi

jalar dapat pula dipergunakan sebagai bahan baku makanan olahan seperti

mie dan roti. Ubi jalar juga dapat dikemas dalam bentuk pasta yang

dipergunakan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman.

Ubi jalar diberbagai negara maju dipergunakan sebagai bahan baku

dalam kegiatan bermacam industri seperti industri tekstil, industri farmasi,

industri fermentasi, industri lem, kosmetika, dan pembuatan sirup. Di

Amerika Serikat ubi jalar diolah menjadi gula fruktosa yang digunakan

sebagai bahan baku industri minuman coca cola. Didalam negri ubi jalar

digunakan sebagai bahan baku dalam industri pembuatan saus.

Ubi jalar memiliki limbah yang berupa batang dan daun dapat

dimanfaatkan sebagai makanan ternak. Limbah daun ubi jalar juga dapat

dipergunakan sebagai makanan kelinci. Pucuk-pucuk daun ubi muda yang

masih segar dapat juga dimanfaatkan untuk keperluan sayur. Ubi jalar

segar mentah memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu 562 g

kalium, 107 mg kalsium, 2,8 protein, kalori 53,00 kal, 5,565 SI vitamin A

dan 32 mg vitamin C dalam tiap 100 gram.

4.2 Budidaya Ubi Jalar

8

Page 9: Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah

Budidaya ubi jalar cocok dilakukan di daerah tropis yang panas

dan lembab. Suhu ideal bagi tanaman ini adalah 21-27oC dengan dengan

curah hujan 750-1500 mm per tahun. Budidaya ubi jalar memerlukan

penyinaran matahari sekitar 11-12 jam sehari. Di Indonesia, budidaya ubi

jalar mencapai produktivitasnya yang paling optimal bila ditanam di

dataran rendah hingga ketinggian 500 meter dari permukaan laut. Namun,

tanaman ini masih bisa tumbuh dengan baik pada ketinggian di atas 1000

meter, hanya saja jangka waktu tanam hingga panen menjadi lebih

panjang.

a. Penyiapan Bibit Ubi Jalar

Penyiapan bibit dalam budidaya ubi jalar bisa dilakukan dengan

dua cara, yakni cara generatif dan vegetatif. Pertama adalah perbanyakan

melalui umbi. Caranya pilih umbi berkualitas baik dan sehat, kemudian

dibiarkan di tempat lembab dan teduh hingga keluar tunasnya.

Tunas yang keluar dari umbi dipotong dan siap untuk dibesarkan. Cara

generatif jarang dilakukan dalam budidaya ubi jalar skala luas. Cara ini

dipakai untuk memperbanyak bibit unggul dalam skala terbatas. Atau

untuk mengembalikan sifat-sifat unggul sang induk.

Cara kedua adalah perbanyakan vegetatif dengan distek. Calon

indukan diambil dari tanaman yang berumur di atas dua bulan dengan ruas

yang pendek-pendek. Caranya, potong batang tanaman kira-kira sepanjang

15-25 cm. Pada setiap potongan minimal terdapat dua ruas batang. Papas

sebagian daun-daunnya untuk mengurangi penguapan. Ikat batang yang

telah distek tersebut dan biarkan selama satu minggu di tempat yang teduh.

Perbanyakan dengan cara stek batang secara terus menerus akan

menurunkan kualitas tanaman. Oleh karena itu, perbanyakan dengan stek

hanya dianjurkan untuk 3-5 generasi penanaman.

b. Pengolahan Tanah untuk Budidaya Ubi Jalar

9

Page 10: Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah

Kondisi tanah yang cocok untuk budidaya ubi jalar adalah tanah

lempung berpasir, gembur, banyak mengandung hara dan memiliki

drainase yang baik. Budidaya ubi jalar pada tanah kering dan retak-retak,

akan menurunkan imunitas tanaman. Tanaman mudah terserang hama dan

penyakit. Sebaliknya bila ditanam ditempat becek atau basah, umbinya

akan kerdil, kadar serat tinggi, umbi mudah busuk dan bentuknya benjol.

Derajat keasaman tanah yang ideal untuk budidaya ubi jalar sekitar 5,5-7,5

pH. Tanaman ini tumbuh baik pada lahan tegalan atau bekas sawah. Pada

lahan tegalan, budidaya ubi jalar cocok dilakukan diakhir musim hujan.

Sedangkan untuk lahan sawah lebih cocok pada musim kemarau.

Budidaya ubi jalar relatif tidak membutuhkan pupuk yang banyak.

Apalagi bila ditanam di lahan bekas sawah. Sebelum menanam ubi jalar,

hendaknya tanah dibajak atau dicangkul supaya gembur. Kemudian bentuk

bedengan setinggi 30-40 cm. Buat lebar bedangan 60-100 cm dengan jarak

antar bedengan 40-60 cm. Panjang bedengan mengikuti bentuk lahan.

Untuk budidaya ubi jalar secara organik, berikan pupuk dasar berupa

pupuk kandang atau kompos. Pupuk kandang yang bagus adalah campuran

kotoran ayam dan sapi atau kambing yang telah matang. Campurkan

pupuk pada saat pembuatan bedengan dengan dosis 20 ton per hektar.

c. Penanaman Ubi Jalar

Ubi jalar ditanam dengan cara membenamkan 2/3 stek batang

kedalam tanah. Dalam satu bedengan terdapat dua baris tanaman. Jarak

antar tanaman dalam satu baris 30 cm dan jarak antar baris 40 cm.

Dibutuhkan sekitar 36 ribu batang untuk lahan seluas satu hektar.  

Di awal pertumbuhan usahakan jaga kelembaban tanah. Lakukan

penyiraman setiap pagi dan sore hari pada stek yang baru ditanam.

Penyiraman bisa dihentikan setelah tanaman terlihat tumbuh, yang

dicirikan dengan keluarnya daun baru.

d. Pemeliharaan dan Perawatan

10

Page 11: Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah

Tanaman ubi adalah tanaman yang tahan kekeringan. Intensitas

hujan dua minggu sekali sudah cukup memberikan asupan air. Sehingga

relatif tidak memerlukan penyiraman secara terus menerus.

Setelah 2-3 minggu penanaman, periksa keseluruhan tanaman. Apabila

terdapat tanaman yang gagal tumbuh segera sulam dengan tanaman baru.

Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang mati dan

menggantinya dengan stek batang yang baru.

Pada umur 4 minggu setelah tanam, lakukan pembongkaran tanah di kiri

dan kanan tanaman, radius10 dari tanaman. Hal ini dimaksudkan supaya

akar tanaman tidak menjalar kemana-mana sehingga umbi terkonsentrasi

pada jalur penanaman. Aktivitas ini dilakukan sekaligus dengan menyiangi

gulma.

Pada umur 6-8 minggu setelah tanam, tanah yang dibongkar tadi

kemudian ditutup kembali sambil merapikan akar-akar yang menjalar

keluar dari jalur penanaman. Kegiatan perapihan akar ini penting karena

jika menjalar kemana-mana, umbi yang dihasilkan tidak akan terlalu besar.

Jika akar tidak ditertibkan, bisa jadi umbinya banyak namun ukurannya

kecil-kecil.

e. Pemanenan Budidaya Ubi Jalar

Pemanenan ubi jalar bisa dilakukan pada umur 3,5-4 bulan.

Perhatikan cuaca saat menjelang panen, atau umur tanaman di atas 3

bulan. Umbi siap panen yang tiba-tiba tertimpa hujan deras biasanya akan

membusuk. Hal ini terjadi pada budidaya ubi jalar yang dilakukan di

musim kemarau. Apabila terjadi hal tersebut segera lakukan pemanenan,

maksimal 7 hari setelah hujan.

Panen dikatakan berhasil jika tiap satu bibit yang ditanam minimal

menghasilkan 1 kg umbi. Secara umum tanaman ubi jalar yang baik dan

tidak terserang hama akan menghasilkan umbi lebih dari 25 ton per hektar.

Bahkan pada ubi jalar varietas tertentu seperti kalasan bisa menghasilkan

hingga 30-40 ton per hektar.

11

Page 12: Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah

Setelah dipanen, ubi jalar dicuci dan disortir kemudian masukkan dalam

karung dan simpan ditempat kering sebelum dijual ke pasar.

4.3 Masalah Pemasaran

Suatu jenis usaha yang mampu bertahan dalam menghadapi segala

permasalahan yang ada dan mampu menang dalam persaingan bisnis

adalah mereka yang mampu membaca peluang pasar dengan

memenuhinya dan memproduksi apa yang menjadi kebutuhan dan

keinginan pelanggan. Suatu usaha yang berhasil mencapai tujuannya

sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memasarkan

barang dan jasa.

4.3.1. Kesinambungan Produksi

Salah satu penyebab timbulnya berbagai masalah pemasaran hasil

petanian berhubungan dengan sifat dan ciri khas produk pertanian,

yaitu:

Pertama, volume produksi yang kecil karena diusahakan dengan

skala usaha kecil (small scale farming). Pada umumnya petani melakukan

kegiatan usaha tani dengan luas lahan yang sempit, yaitu kurang dari 0,5

ha. Di samping itu, teknologi yang digunakan masih sederhana dan belum

dikelola secara intensif, sehingga produksinya belum optimal

Kedua, produksi bersifat musiman sehingga hanya tersedia pada

waktu-waktu tertentu. Kondisi tersebut mengakibatkan pada saat musim

produksi yang dihasilkan melimpah sehingga harga jual produk tersebut

cenderung menurun. Sebaliknya pada saat tidak musim produk yang

tersedia terbatas dan harga jual melambung tinggi, sehingga pedagang-

pedagang pengumpul harus menyediakan modal yang cukup besar untuk

membeli produk tersebut. Bahkan pada saat-saat tertentu produk tersebut

tidak tersedia sehingga perlu didatangkan dari daerah lain

12

Page 13: Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah

Ketiga, lokasi usaha tani yang terpencar-pencar sehingga

menyulitkan dalam proses pengumpulan produksi. Hal ini disebabkan

karena letak lokasi usaha tani antara satu petani dengan petani lain

berjauhan dan mereka selalu berusaha untuk mencari lokasi penanaman

yang sesuai dengan keadaan tanah dan iklim yang cocok untuk tanaman

yang diusahakan. Kondisi tersebut menyulitkan pedagang pengumpul

dalam hal pengumpulan dan pengangkutan, sehingga membutuhkan waktu

yang cukup lama untuk mengumpulkan produk yang dihasilkan petani.

Kondisi tersebut akan memperbesar biaya pemasaran

Keempat, sifat produk pertanian yang mudah rusak, berat dan

memerlukan banyak tempat. Hal ini menyebabkan ada pedagang-pedagang

tertentu yang tidak mampu menjual produk pertanian, karena secara

ekonomis lebih menguntungkan menjual produk industri (agroindustri).

4.3.2. Kurang Memadainya Pasar

Kurang memadainya pasar yang dimaksud berhubungan dengan

cara penetapan harga dan pembayaran. Ada tiga cara penetapan harga jual

produk pertanian yaitu: sesuai dengan harga yang berlaku; tawar-

menawar; dan borongan. Pemasaran sesuai dengan harga yang berlaku

tergantung pada penawaran dan permintaan yang mengikuti mekanisme

pasar. Penetapan harga melalui tawar-menawar lebih bersifat

kekeluargaan, apabila tercapai kesepakatan antara penjual dan pembeli

maka transaksi terlaksana. Praktek pemasaran dengan cara borongan

terjadi karena keadaan keuangan petani yang masih lemah. Cara ini terjadi

melalui pedagang perantara. Pedagang perantara ini membeli produk

dengan jalan memberikan uang muka kepada petani. Hal ini dilakukan

sebagai jaminan terhadap produk yang diingini pedagang bersangkutan,

sehingga petani tidak berkesempatan untuk menjualnya kepada pedagang

lain.

4.3.3. Rendahnya Kemampuan Tawar-menawar

13

Page 14: Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah

Kemampuan petani dalam penawaran produk yang dihasilkan

masih terbatas karena keterbatasan modal yang dimiliki, sehingga ada

kecenderungan produk-produk yang dihasilkan dijual dengan harga yang

rendah. Berdasarkan keadaan tersebut, maka yang meraih keuntungan

besar pada umumnya adalah pihak pedagang. Keterbatasan modal tersebut

berhubungan dengan:

Pertama, sikap mental petani yang suka mendapatkan pinjaman

kepada tengkulak dan pedagang perantara. Hal ini menyebabkan tingkat

ketergantungan petani yang tinggi pada pedagang perantara, sehingga

petani selalu berada dalam posisi yang lemah

Kedua, fasilitas perkreditan yang disediakan pemerintah belum

dapat dimanfaatkan secara optimal. Ada beberapa faktor yang

menyebabkannya antara lain belum tahu tentang prosedur pinjaman, letak

lembaga perkreditan yang jauh dari tempat tinggal, tidak mampu

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Di samping itu khawatir

terhadap risiko dan ketidakpastian selama proses produksi sehingga pada

waktunya tidak mampu mengembalikan kredit. Ini menunjukkan

pengetahuan dan pemahaman petani tentang masalah perkreditan masih

terbatas, serta tingkat kepercayaan petani yang masih rendah.

4.3.4. Kurang Tersedianya Informasi Pasar

Informasi pasar merupakan faktor yang menentukan apa yang

diproduksi, di mana, mengapa, bagaimana dan untuk siapa produk dijual

dengan keuntungan terbaik. Oleh sebab itu informasi pasar yang tepat

dapat mengurangi resiko usaha sehingga pedagang dapat beroperasi

dengan margin pemasaran yang rendah dan memberikan keuntungan bagi

pedagang itu sendiri, produsen dan konsumen. Keterbatasan informasi

pasar terkait dengan letak lokasi usaha tani yang terpencil, pengetahuan

dan kemampuan dalam menganalisis data yang masih kurang dan lain

sebagainya. Di samping itu, dengan pendidikan formal masyarakat

khususnya petani masih sangat rendah menyebabkan kemampuan untuk

mencerna atau menganalisis sumber informasi sangat terbatas. Kondisi

14

Page 15: Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah

tersebut menyebabkan usaha tani dilakukan tanpa melalui perencanaan

yang matang. Begitu pula pedagang tidak mengetahui kondisi pasar

dengan baik, terutama kondisi makro.

4.3.5. Kurang Jelasnya Jaringan Pemasaran

Produsen dan/atau pedagang dari daerah sulit untuk menembus

jaringan pemasaran yang ada di daerah lain karena pihak-pihak yang

terlibat dalam jaringan pemasaran tersebut dan tempat kegiatan

berlangsung tidak diketahui. Di samping itu, tidak diketahui pula aturan-

aturan yang berlaku dalam sistem tersebut. Hal ini menyebabkan produksi

yang dihasilkan mengalami hambatan dalam hal perluasan jaringan

pemasaran. Pada umumnya suatu jaringan pemasaran yang ada antara

produsen dan pedagang memiliki suatu kesepakatan yang membentuk

suatu ikatan yang kuat. Kesepakatan tersebut merupakan suatu rahasia

tidak tertulis yang sulit untuk diketahui oleh pihak lain.

4.3.6. Rendahnya Kualitas Produksi

Rendahnya kualitas produk yang dihasilkan karena penanganan

yang dilakukan belum intensif. Masalah mutu ini timbul karena

penanganan kegiatan mulai dari prapanen sampai dengan panen yang

belum dilakukan dengan baik. Masalah mutu produk yang dihasilkan juga

ditentukan pada kegiatan pascapanen, seperti melalui standarisasi dan

grading. Standarisasi dapat memperlancar proses muat-bongkar dan

menghemat ruangan. Grading dapat menghilangkan keperluan inspeksi,

memudahkan perbandingan harga, mengurangi praktek kecurangan, dan

mempercepat terjadinya proses jual beli. Dengan demikian kedua kegiatan

tersebut dapat melindungi barang dari kerusakan, di samping itu juga

mengurangi biaya angkut dan biaya penyimpanan. Namun demikian kedua

kegiatan tersebut sulit dilakukan untuk produksi hasil pertanian yang cepat

rusak. Kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi antara lain mutu

produk dapat berubah setelah berada di tempat tujuan, susut dan/atau rusak

karena pengangkutan, penanganan dan penyimpanan. Hal ini

15

Page 16: Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah

menyebabkan produk yang sebelumnya telah diklasifikasikan berdasarkan

mutu tertentu sesuai dengan permintaan dapat berubah sehingga dapat saja

ditolak atau dibeli dengan harga yang lebih murah.

4.3.7. Rendahnya Kualitas Sumber daya Manusia

Masalah pemasaran yang tak kalah pentingnya adalah rendahnya

mutu sumberdaya manusia, khususnya di daerah pedesaan. Rendahnya

kualitas sumberdaya manusia ini tidak pula didukung oleh fasilitas

pelatihan yang memadai, sehingga penanganan produk mulai dari

prapanen sampai ke pascapanen dan pemasaran tidak dilakukan dengan

baik. Di samping itu, pembinaan petani selama ini lebih banyak kepada

praktek budidaya dan belum mengarah kepada praktek pemasaran. Hal ini

menyebabkan pengetahuan petani tentang pemasaran tetap saja kuarang,

sehingga subsistem pemasaran menjadi yang paling lemah dan perlu

dibangun dalam sistem agribisnis (Syahza. A, 2002a). Kondisi yang

hampir sama juga terjadi di perkotaan, yaitu kemampuan para pedagang

perantara juga masih terbatas. Hal ini dapat diamati dari kemampuan

melakukan negosiasi dengan mitra dagang dan mitra usaha yang bertaraf

modern (swalayan, supermarket, restoran, hotel) masih langka. Padahal

pasar modern merupakan peluang produk pertanian yang sangat bagus

karena memberikan nilai tambah yang tinggi.

4.3.8. Panjangnya Saluran Pemasaran

Panjangnya saluran pemasaran menyebabkan besarnya biaya yang

dikeluarkan (marjin pemasaran yang tinggi) serta ada bagian yang

dikeluarkan sebagai keuntungan pedagang. Hal tersebut cenderung

memperkecil bagian yang diterima petani dan memperbesar biaya yang

dibayarkan konsumen. Panjang pendeknya saluran pemasaran ditandai

dengan jumlah pedagang perantara yang harus dilalui mulai dari petani

sampai ke konsumen akhir.

16

Page 17: Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari karya ilmiah yang telah dibahas, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

a. Ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai macam produk antara seperti

dibuat tepung, permen, kripik, chips, snack.

b. Ubi jalar memiliki limbah yang berupa batang dan daun dapat

dimanfaatkan sebagai makanan ternak. Limbah daun ubi jalar juga

dapat dipergunakan sebagai makanan kelinci. Pucuk-pucuk daun ubi

muda yang masih segar dapat juga dimanfaatkan untuk keperluan

sayur.

c. Masalah pemasaran terjadi oleh berbagai aspek, terutama pada

rendahnya kualitas sumber daya manusia.

d. ubi jalar memiliki peran yang penting sebagai cadangan pangan yang

bila produksi padi tidak mencukupi lagi, ubi jalar dapat dijadikan

sebagai bahan pangan substitusi beras.

17

Page 18: Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah

5.2 Saran

Berdasarkan karya ilmiah tersebut. Dapat diperoleh peroleh

beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh petani ubi jalar untuk

memasarkan hasilnya. Adapun saran yang bisa digunakan oleh tani ubi

jalar adalah sebagai berikut:

a. Perlunya pelatihan yang memadai untuk petani ubi jalar akan

manajemen pemasaran agar petani mengetahui cara pemasaran dan

masalahnya.

b. Pemerintah perlu mendorong upaya sosialisasi terhadap petani agar

mendapatkan hasil produksi yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sarwono, B. 2005. Cara Budidaya yang Tepat, Efisien dan Ekonomis Ubi

Jalar. Jakarta. Penebar Swadaya.

2. Assauri, S. 1990. Manajemen Pemasaran. Jakarta . Rajawali Pers.

3. http://avisbungsu.blogspot.com/2013/10/ubi-jalar.html (diakses pada

tanggal 10 november 2013)

4. http://ciku.typepad.com/blog/2009/12/definisi-pemasaran-dan-manajemen-

pemasaran.html (diakses pada tanggal 14 november 2013)

5. http://jurus-usaha.blogspot.com/2013/05/prospek-agribisnis.html (diakses

pada tanggal 18 november 2013)

6. http://tipspetani.blogspot.com/2011/04/prospek-dan-potensi-ubi-jalar.html

(diakses pada tanggal 20 november 2013)

7. http://baguspurnomo47.blogspot.com/2011/10/ubi-jalar.html (diakses pada

tanggal 21 november 2013)

18