DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang,...

146
DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL BERDASARKAN VARIABEL KEUANGAN DAN NON KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Listing di BEI Tahun 2011-2013) SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang Oleh Suci Yuli Priyanti NIM 7211411022 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Transcript of DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang,...

Page 1: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL

INTELEKTUAL BERDASARKAN VARIABEL

KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Listing

di BEI Tahun 2011-2013)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Suci Yuli Priyanti

NIM 7211411022

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

ii

Page 3: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

iii

Page 4: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

iv

Page 5: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan; Maka apabila engkau telah

selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)”

(QS. Al –Insyirah 94: 6-7).

“Allah SWT tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah 2: 286).

“Tak perlu tunggu hebat untuk berani memulai apa yang kau impikan, hanya

perlu memulai, untuk menjadi hebat raih yang kau impikan” (Tehebat, CJR).

Persembahan:

Allah SWT untuk setiap kasih sayang dan

Kuasa-Nya;

Super parents Bapak Cipto Sumaryo dan Ibu

Salimah tercinta yang selalu memberikan

kasih sayang, mengiringi dengan segala usaha

dan doa;

Pemerintah Republik Indonesia yang telah

memberikan program beasiswa Bidikmisi

(Kemendikbud);

Kakakku Mbak Titi dan Mas Muji terima kasih

atas doa dan dukungannya;

Adekku Sahwa dan keponakanku Devan, yang

selalu menghibur, semoga ini bisa menjadi

penyemangat belajar dan jadilah lebih baik

dari Mba Uci;

Mbah Buyut Amad yang senantiasa

mendoakan dan menanti kelulusan ini;

Segenap Keluarga Besar terimakasih atas

segala doa

Page 6: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala kenikmatan, keberkahan,

kekuatan dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Determinan Pengungkapan Modal Intelektual Berdasarkan

Variabel Keuangan dan Non Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan

Perbankan yang Listing di BEI Tahun 2011-2013)“ sebagai tugas akhir guna

memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Akuntansi Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini tidak lepas

dari dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

dengan rasa hormat penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Wahyono., M.M. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Fachrurrozie, M.Si. Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang.

4. Dr. Agus Wahyudin, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

pengarahan, bimbingan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Dr. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah

memberikan masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Badingatus Solikhah., SE., M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah

memberikan masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

Page 7: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

vii

Semarang, Maret 2015

Penulis

7. Kiswanto, SE., M.Si selaku Dosen Wali Akuntansi A 2011 yang memberikan

bimbingan dan motivasi selama menimba ilmu di Universitas Negeri

Semarang.

8. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang atas

bimbingan, bantuan dan kesabaran dalam memberikan ilmu yang tak terhitung

jumlahnya.

9. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

yang telah membantu dalam proses perkuliahan.

10. Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman

Akuntansi A 2011, Shinta Kost dan teman-teman KKN PPM 2014 Dusun

Manggung atas bantuan dan semangatnya.

11. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Berbagai upaya telah penulis lakukan agar skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik sesuai dengan kaidah karya ilmiah. Namun penulis menyadari bahwa

karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang menjadi

perbaikan sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang membutuhkan di kemudian hari.

Page 8: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

viii

SARI

Priyanti, Suci Yuli. 2015. “Determinan Pengungkapan Modal Intelektual

Berdasarkan Variabel Keuangan dan Non Keuangan (Studi Empiris pada

Perusahaan Perbankan yang Listing di BEI Tahun 2011-2013”. Skripsi. Jurusan

Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dr.

Agus Wahyudin, M.Si.

Kata Kunci : Pengungkapan Modal Intelektual, Tingkat Utang,

Pertumbuhan Laba, Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, Umur

Perusahaan, Kompleksitas Bisnis.

Modal intelektual merupakan kekayaan tidak berwujud perusahaan yang

mampu meningkatkan nilai perusahaan. Modal intelektual melekat dalam

keterampilan, pengetahuan dan pengalaman yang merupakan keunggulan

kompetitif bagi perusahaan. Namun, dewasa ini pengungkapan modal intelektual

masih sangat rendah. Penyebabnya antara lain adalah sifat pengungkapan yang

masih sukarela, sulitnya mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan modal

intelektual, serta belum adanya standar atau peraturan terutama untuk perusahaan

yang sudah go public. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh

variabel keuangan yang terdiri dari tingkat utang, pertumbuhan laba, ukuran

perusahaan dan variabel non keuangan yang terdiri dari ukuran dewan komisaris,

umur perusahaan dan kompleksitas bisnis terhadap pengungkapan modal

intelektual pada perbankan.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang listing di BEI

tahun 2011 sampai 2013. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive

sampling dan diperoleh 90 unit analisis yang menjadi objek pengamatan. Alat

analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda SPSS 21 dengan

pemenuhan uji asumsi klasik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat utang, ukuran dewan

komisaris, dan kompleksitas bisnis berpengaruh signifikan positif terhadap

pengungkapan modal intelektual. Pertumbuhan laba berpengaruh signifikan tetapi

dengan arah hubungan yang negatif. Sedangkan ukuran perusahaan dan umur

perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan modal

intelektual.

Simpulan dari penelitian ini yaitu tingkat utang, ukuran dewan kimisaris,

kompleksitas bisnis terbukti mampu meningkatkan pengungkapan modal

intelektual. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu menggunakan teknik lain

seperti kuesioner yang langsung diberikan kepada perusahaan dalam mencari

tingkat pengungkapan modal intelektual pada perusahaan.

Page 9: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

ix

ABSTRACT

Priyanti, Suci Yuli. 2015. “Determinants of Intellectual Capital Disclosure Based

on Financial and Non Financial Variable (Empirical Study in Banking Companies

Listed in Indonesia Stock Exchange in 2011-2013)”. Final Project. Accounting

Department. Economic Faculty. Semarang State University. Advisor Dr. Agus

Wahyudin, M.Si.

Keywords: Intellectual Capital Disclosure, Leverage, Earning Growth,

Company Size, Board of Commissioner Size, Company Age, Business

Complexity.

Intellectual capital is an intangible asset which is capable to increase

company’s value. Intellectual capital attached to skill, knowledge and experience

is a competitive advantage for company. Nevertheless, nowadays, intellectual

capital disclosure is still inadequate. The causes are disclosure is voluntary,

difficulties to identify, measure and report intellectual capital, and also neither

standard nor regulation exist. The purposes of this study is to analyze the effect of

financial variable consisting of leverage, earning growth, company size, and non

financial variable consisting of board of commissioner size, company age, and

business complexity on intellectual capital in banking industry.

The population of this study is banking companies listed in Indonesia

Stock Exchange from 2011 until 2013. Samples are selected using purposive

sampling method, and obtained 90 unit analyses as observations’ objects.

Analyses tool uses SPSS 21 multiple regression analyses complying classical

assumption test.

The study results show that leverage, board of commissioner, and business

complexity effect positively significant on intellectual capital disclosure. Earning

growth has significantly influenced but in negative way. While company size and

company age has no effect on intellectual capital disclosure.

The conclusion from this study is leverage, board of commissioner size, and

business complexity evidently adequate to increase intellectual capital disclosure.

The recommendation for further study is to use the other techniques such as

questionnaires that is directly given to company for discovering the level of

company’s intellectual capital disclosure.

.

Page 10: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ............................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

SARI ............................................................................................................... viii

ABSTRACT ................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 11

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 12

1.4. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 13

BAB II TELAAH TEORI .............................................................................. 15

2.1 Legitimacy Theory .............................................................................. 15

2.2 Agency Theory .................................................................................... 17

2.3 Signalling Theory ............................................................................... 18

2.4 Modal Intelektual .............................................................................. 19

Page 11: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

xi

2.4.1Definisi Modal Intelektual ......................................................... 19

2.4.2Komponen Modal Intelektual .................................................... 21

2.5 Pengungkapan Modal Intelektual ....................................................... 24

2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan

Modal Intelektual ............................................................................... 28

2.7 Tingkat Utang ..................................................................................... 32

2.8 Pertumbuhan Laba .............................................................................. 33

2.9 Ukuran Perusahaan ............................................................................. 35

2.10 Ukuran Dewan Komisaris .................................................................. 37

2.11 Umur Perusahaan .............................................................................. 38

2.12 Kompleksitas Bisnis .......................................................................... 39

2.13 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 40

2.14 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................ 44

2.15 Pengembangan Hipotesis .................................................................. 47

2.15.1 Pengaruh Tingkat Utang terhadap Pengungkapan

Modal Intelektual.................................................................... 47

2.15.2 Pengaruh Pertumbuhan Laba terhadap Pengungkapan

Modal Intelektual.................................................................... 50

2.15.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan

Modal Intelektual.................................................................... 53

2.15.4 Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan

Modal Intelektual.................................................................... 56

2.15.5 Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Pengungkapan Modal

Intelektual ............................................................................... 59

2.15.6 Pengaruh Komplesitas Bisnis terhadap Pengungkapan

Modal Intelektual.................................................................... 63

Page 12: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

xii

BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 67

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ................................................................ 67

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ......................... 67

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................... 68

3.3.1 Variabel Dependen ................................................................... 68

3.3.2 Variabel Independen ................................................................. 69

1. Tingkat Utang................................................................................. 69

2. Pertumbuhan Laba ......................................................................... 70

3. Ukuran Perusahaan......................................................................... 70

4. Ukuran Dewan Komisaris ............................................................. 71

5. Umur Perusahaan .......................................................................... 71

6. Kompleksitas Bisnis ...................................................................... 72

3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 74

3.5 Metode Analisis Data ......................................................................... 74

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ...................................................... 74

3.5.2 Uji Asusmsi Klasik ................................................................... 75

1. Uji Normalitas ........................................................................... 75

2. Uji Autokorelasi ........................................................................ 75

3. Uji Multikolinieritas .................................................................. 76

4. Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 77

3.5.3 Pengujian Hipotesis .................................................................. 77

1. Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ........................................ 78

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ................................ 79

Page 13: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

xiii

3. Uji Signifikansi Paramenter Individual

(Uji Statistik t) .......................................................................... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 80

4.1 Deskripsi Objek Penelitian .................................................................. 80

4.2 Hasil Penelitian .................................................................................... 81

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif…………………………………… 81

1. Pengungkapan Modal Intelektual (ICD) ..................................... 81

2. Tingkat Utang (Lev) .................................................................... 83

3. Pertumbuhan Laba (EG).............................................................. 85

4. Ukuran Perusahaan (Size)............................................................ 86

5. Ukuran Dewan Komisaris (Comm)............................................. 87

6. Umur Perusahaan (Age) .............................................................. 89

7. Kompleksitas Bisnis (Complex) .................................................. 90

4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik .............................................................. 91

1. Uji Normalitas ............................................................................. 91

2. Uji Autokorelasi .......................................................................... 94

3. Uji Multikolinieritas .................................................................... 95

4. Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 97

4.2.3. Analisis Regresi Berganda ....................................................... 98

4.2.4. Uji Hipotesis ............................................................................. 100

1. Koefisien Determinasi (Adjusted R2) .......................................... 100

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .................................. 102

3. Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji Statistik t) ................... 103

Page 14: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

xiv

4.3 Pembahasan ......................................................................................... 105

4.3.1 Pengaruh Tingkat Utang terhadap Pengungkapan

Modal Intelektual ...................................................................... 106

4.3.2 Pengaruh Pertumbuhan Laba terhadap Pengungkapan

Modal Intelektual ...................................................................... 108

4.3.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan

Modal Intelektual ...................................................................... 110

4.3.4 Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan

Modal Intelektual ...................................................................... 112

4.3.5 Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Pengungkapan

Modal Intelektual ..................................................................... 113

4.3.6 Pengaruh Kompleksitas Bisnis terhadap Pengungkapan

Modal Intelektual ...................................................................... 117

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 120

5.1 Simpulan .................................................................................................. 120

5.2 Saran ......................................................................................................... 121

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 123

Page 15: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skema Modal Intelektual .................................................................. 22

Tabel 2.2 Framework Modal Intelektual ......................................................... 23

Tabel 2.3 Penelitian-penelitian Empiris tentang Modal Intelektual.................. 41

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ........................................................... 72

Tabel 3.2 Nilai Durbin-Watson ......................................................................... 76

Tabel 4.1 Ikhtisar Pemilihan Sampel ................................................................ 80

Tabel 4.2 Analisis Statistik Deskriptif Pengungkapan Modal Intelektual ........ 81

Tabel 4.3 Hasil Analisis Frekuensi Pengungkapan Modal Intelektual pada

Perusahaan Perbankan Tahun 2011-2013 ........................................ 82

Tabel 4.4 Analisis Statistik Deskriptif Tingkat Utang ...................................... 83

Tabel 4.5 Hasil Analisis Frekuensi Tingkat Utang pada Perusahaan

Perbankan Tahun 2011-2013 ............................................................ 84

Tabel 4.6 Analisis Statistik Deskriptif Pertumbuhan Laba ............................... 85

Tabel 4.7 Hasil Analisis Frekuensi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan

Perbankan Tahun 2011-2013 ............................................................ 85

Tabel 4.8 Analisis Statistik Deskriptif Ukuran Perusahaan .............................. 86

Tabel 4.9 Hasil Analisis Frekuensi Ukuran Perusahaan pada Perusahaan

Perbankan Tahun 2011-2013 ............................................................ 87

Tabel 4.10 Analisis Statistik Deskriptif Ukuran Dewan Komisaris ................. 87

Tabel 4.11 Hasil Analisis Frekuensi Ukuran Dewan Komisaris pada

Perusahaan Perbankan Tahun 2011-2013 ...................................... 88

Page 16: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

xvi

Tabel 4.12 Analisis Statistik Deskriptif Umur Perusahaan ............................... 89

Tabel 4.13 Hasil Analisis Frekuensi Umur Perusahaan pada Perusahaan

Perbankan Tahun 2011-2013 ......................................................... 89

Tabel 4.14 Analisis Statistik Deskriptif Kompleksitas Bisnis .......................... 90

Tabel 4.15 Hasil Analisis Frekuensi Kompleksitas Bisnis pada Perusahaan

Perbankan Tahun 2011-2013 ......................................................... 90

Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorv Smirnov (K-S) ......... 94

Tabel 4.17 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................... 95

Tabel 4.18 Hasil Uji Multikolinieritas dengan Coefficients Correlations ........ 96

Tabel 4.19 Hasil Uji Multikolinieritas dengan Collinearity Statistics .............. 96

Tabel 4.20 Hasil Persamaan Regresi Berganda ................................................ 99

Tabel 4.21 Hasil Uji Koefisien Determinasi ..................................................... 101

Tabel 4.22 Hasil Uji Signifikansi Simultan ...................................................... 102

Tabel 4.23 Simpulan Hasil Uji Hipotesis .......................................................... 105

Page 17: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Teoritis ............................................................................... 46

Gambar 2.2 Model Empiris ............................................................................... 66

Gambar 4.1 Grafik Perkembangan ICD ............................................................ 83

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram ....................................... 92

Gambar 4.3 Hasil Uji Normal p-plot................................................................. 93

Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 98

Page 18: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Perusahaan sampel ............................................................. 128

Lampiran 2 Item Pengungkapan Modal Intelektual .......................................... 129

Lampiran 3 Pengungkapan Modal Inteletual (ICD).......................................... 134

Lampiran 4 Pengungkapan Modal Inteletual (ICD).......................................... 152

Lampiran 5 Tingkat Utang (Lev)....................................................................... 153

Lampiran 6 Pertumbuhan Laba (EG) ................................................................ 154

Lampiran 7 Ukuran Perusahaan (Size) .............................................................. 155

Lampiran 8 Ukuran Dewan Komisaris (Comm) ............................................... 156

Lampiran 9 Umur Perusahaan (Age) ................................................................. 157

Lampiran 10 Kompleksitas Bisnis (Complex) .................................................. 158

Lampiran 11 Hasil Pengolahan Data Statistik .................................................. 159

Page 19: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengungkapan informasi adalah salah satu cara pemenuhan tanggung

jawab suatu perusahaan terhadap pemegang kepentingan. Dewasa ini baik pemilik

perusahaan, kreditur, pemerintah, karyawan bahkan masyarakat menuntut adanya

keterbukaan informasi terkait dengan operasional perusahaan. Transparansi

informasi baik informasi keuangan maupun non keuangan menjadi aspek yang

penting guna mengetahui pelaksanaan dan kinerja perusahaan. Informasi

keuangan tersaji dalam laporan keuangan yaitu seperti laporan laba rugi, laporan

perubahan modal, neraca, dan arus kas. Lain halnya dengan informasi non

keuangan yaitu segala hal yang mendukung aktivitas perusahaan seperti

pengetahuan, karyawan, pelanggan, merek, paten, teknologi yang merupakan

bagian dari modal intelektual dimana informasi ini tidak tersaji dalam laporan

keuangan namun biasanya dijabarkan dalam laporan tahunan (annual report)

perusahaan dan sulit untuk dikuantifikasikan.

Perkembangan ekonomi dunia semakin meningkat. Perubahan ekonomi

bisnis dari ekonomi bisnis berdasarkan tenaga kerja (labor-based business)

menuju ekonomi bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledge based business)

dengan karakteristik utama ilmu pengetahuan (Sawarjuno, 2003). Perubahan

tersebut merupakan tanda bahwa modal intelektual merupakan aset penting pada

suatu perusahaan. Dalam sistem manajemen yang berbasis pengetahuan ini, maka

Page 20: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

2

modal konvensional seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan dan aset

fisik lainnya menjadi kurang penting dibandingkan dengan modal yang berbasis

pada pengetahuan dan teknologi (Sawarjuno, 2003). Proses menciptakan nilai

(value creation) telah bergeser dari pemanfaatan aset berwujud menjadi

pemanfaatan aset tidak berwujud yaitu modal intelektual yang melekat dalam

keterampilan, pengetahuan dan pengalaman (Purnomisidhi, 2005).

Modal intelektual mempunyai berbagai macam definisi, salah satu definisi

yang komprehensif adalah definisi dari Chartered Institute of Management

Accountants (CIMA) dalam Bhasin (2008) modal intelektual adalah kepemilikan

dari pengetahuan dan pengalaman, pengetahuan profesional dan keahlian,

hubungan yang baik dan kapasitas penguasaan teknologi, yang jika diterapkan

akan menciptakan keunggulan kompetitif bagi organisasi. Belum adanya standar

atau peraturan tentang pengidentifikasian, pengukuran dan pengungkapan modal

intelektual menyebabkan sulitnya mendefinisikan modal intelektual yang ada pada

perusahaan.

Menurut Sveiby dalam Punomoshidi (2005) komponen modal intelektual

terbagi menjadi tiga kategori yaitu internal structure, external structure, dan

employee competence. Internal structure menjabarkan tentang operasional

perusahaan yaitu budaya perusahaan, proses manajemen, sistem informasi,

penelitian dan pengembangan, dan perangkat lunak. External structure merupakan

informasi mengenai aset luar perusahaan yaitu pelanggan, loyalitas pelanggan,

brand, rantai distribusi, dan lisensi. Sedangkan employee competence terkait

dengan sumber daya manusia perusahaan sebagai penggerak atau pelaksana

Page 21: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

3

operasional perusahaan meliputi pendidikan dan pelatihan bagi staf professional

yang merupakan penghasil utama pendapatan.

Ho et al (2012) menyatakan perusahaan dapat memutuskan jenis dan

jumlah informasi modal intelektual yang akan dipublikasikan. Hal ini

memperjelas fenomena yang terjadi bahwa pengungkapan modal intelektual

masih bersifat sukarela (voluntary). Abeysekera dan Guthrie (2005) menyebutkan

bahwa sumber daya manusia (yang merupakan salah satu komponen modal

intelektual) merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan namun

pengukuran dan pelaporannya belum mendapatkan ruang dalam laporan tahunan

perusahaaan. Hal ini juga membuktikan bahwa pengungkapan modal intelektual

pada perusahaan masih sangat kecil. Belum adanya standar item-item apa saja

yang termasuk dalam modal intelektual, sifat pengungkapan yang masih voluntary

(sukarela), dan juga tidak ada kewajiban bagi perusahaan terutama perusahaan

yang sudah go public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia merupakan beberapa

penyebab sulitnya pengungkapan modal intelektual.

PriceWaterhouseCoopers melakukan survey terhadap organisasi-

organisasi untuk mengetahui tipe kebutuhan informasi investor ( Eccles et al

(2001) dalam Bozzolan et al (2003). Di antara sepuluh tipe informasi hanya tiga

yang merupakan tipe informasi keuangan (cash flow, earnings, gross margin) dan

sisanya yaitu tujuh yang terdiri dari data internal perusahaan (strategic direction

dan competitive landscape) dan lima tipe lainnya yang dipertimbangkan adalah

intangible (market growth, quality/experience of the management team, market

size and market share, speed to market). Dari survey tersebut tipe informasi yang

Page 22: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

4

dipertimbangkan oleh investor lebih banyak masuk dalam komponen modal

intelektual. Namun pada kenyataannya tipe informasi ini tidak diungkapkan oleh

manajer, dan hal ini menyebabkan adanya “information gap” (Bozzolan et al,

2003).

Bozzolan et al (2003) lebih lanjut menyatakan bahwa terjadi peningkatan

ketidakpuasan atas pelaporan keuangan tradisional dan kemampuan menyediakan

ketercukupan informasi bagi pemegang kepentingan untuk menciptakan

kemakmuran. Pelaporan keuangan tradisional tidak secara khusus

mempertimbangkan informasi pengungkapan modal intelektual (IC) yang

merupakan persentase yang signifikan dari nilai perusahaan (Guthrie et al, 2006

dalam Haji dan Ghazali, 2013). Bagi perusahaan yang sebagian besar asetnya

dalam bentuk modal intelektual seperti perusahaan yang bergerak di bidang

teknologi (contoh Microsoft), Kantor Akuntan Publik (KAP) tidak adanya

informasi ini dalam laporan keuangan akan menyesatkan, karena dapat

mempengaruhi kebijakan perusahaan (Sawarjuno, 2003). Oleh karena itu laporan

keuangan harus mampu menyajikan informasi modal intelektual dan besarnya

nilai yang diakui.

Salah satu kasus terkait dengan pentingnya pengungkapan modal

intelektual diulas dalam situs berita online pada bulan Desember 2013 mengenai

demo pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Cahya, 2013: 4).

Perusahaan ini dituntut untuk menyelesaikan kewajibannya kepada pensiunan

seperti uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak.

Kasus ini mengindikasikan kurangnya pegungkapan informasi yang menyeluruh

Page 23: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

5

mengenai aktivitas dan operasional perusahaan. Informasi-informasi mengenai

kasus tersebut dapat diungkapkan secara sukarela pada annual report sebagai

informasi pendukung demi memenuhi kebutuhan informasi para stakeholder.

Perusahaan dapat melakukan penjelasan tentang jumlah pengeluaran atau biaya

yang dibelanjakan untuk karyawan seperti biaya pendidikan dan pelatihan,

pensiun, pengembangan kompetensi karyawan, dan biaya lainnya terkait dengan

peningkatan kualitas karyawan.

Selama lebih dari satu dekade para peneliti, lembaga akuntansi dan

pengguna profesional menekankan bahwa pelaporan keuangan tradisional tidak

memiliki kemampuan untuk menangkap informasi pada modal intelektual (Elliot,

1992; American Institute of Certified Public Accountants, 1994; Wallman, 1995,

1996, 1997; Beattie, 1999; Lev and Zarowin, 1999; Eustace, 2001; Financial

Accounting Standards Board, 2001; Lev, 2001; Institute of Chartered Accountants

in England andWales, 2003;Gu and Lev, 2004 dalam Rimmel et al, 2009).

Dengan adanya peningkatan ketidakpuasan pelaporan keuangan menandakan

bahwa laporan keuangan kehilangan relevansinya dalam melaporkan dan

menggambarkan kinerja perusahaan.

Fenomena ini menjadi faktor pendorong perusahaan untuk melakukan

pengungkapan secara penuh termasuk pengungkapan modal intelektual.

Pengungkapan modal intelektual sangat penting bagi investor dan pemegang

kepentingan lainnya untuk melihat prospek dan nilai masa depan perusahaan. Dan

juga untuk mengurangi adanya asimetri informasi antara manajemen dengan

pemilik perusahaan dan pemegang kepentingan lainnya.

Page 24: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

6

Penelitian ini menguji kemampuan determinan variabel keuangan yang

terdiri dari tingkat utang (leverage), pertumbuhan laba (earning growth), ukuran

perusahaan (firm size) dan determinan non keuangan yang terdiri dari ukuran

dewan komisaris (board of commissioner size), umur perusahaan (firm age) dan

kompleksitas bisnis (business complexity) pada perusahaan perbankan yang listing

di BEI. Pengukuran pengungkapan modal intelektual (ICD) menggunakan indeks

yang dikembangkan oleh Bukh et al (2005) yang terdiri dari 78 item. Item-item

ini dicari pada laporan tahunan (annual report) perusahaan. Penggunaan dan/atau

penambahan variabel baru yaitu pertumbuhan laba dan kompleksitas bisnis.

Alasan penambahan dua variabel pertumbuhan laba dan kompleksitas bisnis yaitu

pertumbuhan laba perusahaan yang positif atau meningkat dari tahun ke tahun

menunjukkan bahwa kinerja perusahaan baik. Pertumbuhan laba yang positif

merupakan aspek penting terutama bagi investor dalam pengambilan keputusan

investasi. Sedangkan perusahaan yang kompleks rentan terjadi kesenjangan

informasi. Sehingga penting kiranya jika perusahaan yang pertumbuhan labanya

positif dan operasinal bisnisnya kompleks mempertimbangkan pengungkapan

modal intelektual untuk diperoleh pengungkapan informasi yang lengkap dan

menyeluruh.

Penggunaan annual report dikarenakan menyediakan informasi yang dapat

dipercaya (reliable) secara komprehensif tentang operasional perusahaan,

kebijakan, kinerja perusahaan dan informasi keuangan maupun non keuangan.

Pemilihan sektor perbankan dikarenakan merupakan salah satu industri IC Intensif

yaitu industri yang mempunyai kekayaan modal intelektual yang tinggi (Firrer dan

Page 25: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

7

Williams, 2003). Penelitian Talliyang et al (2011) juga menemukan bahwa

industri keuangan yang di dalamnya termasuk perbankan mempunyai

pengungkapan modal intelektual yang lebih tinggi dibanding dengan industri lain

seperti information, consumer product, dan trading/ services. Pengambilan waktu

tiga tahun dianggap sudah memenuhi jumlah sampel dan pemilihan tahun 2011,

2012, dan 2013 karena merupakan tahun terbaru penelitian.

Teori yang digunakan untuk menjelaskan pengungkapan informasi pada

annual report yang diaplikasikan pada pengungkapan modal intelektual adalah

legitimacy theory, agency theory dan signalling theory. Teori-teori ini

menjelaskan hubungan antara manajer perusahaan dengan para pemegang

kepentingan. Legitimacy theory adanya kontrak sosial antara perusahaan dengan

masyarakat menyebabkan perusahaan harus meyakinkan masyarakat bahwa

aktivitas perusahaan sesuai dengan nilai dan batas-batas yang ditentukan dan juga

perusahaan akan berusaha mewujudkan harapan-harapan yang berkembang di

masyarakat. Agency theory mendefinisikan adanya hubungan keagenan antara

manajemen perusahaan (agents) dengan pemilik kepentingan (principal). Pemilik

perusahaan mendelegasikan kewenangan untuk mengelola perusahaan kepada

manajemen perusahaan. Manajemen perusahaaan tidak selalu mematuhi atau

bekerja sesuai dengan harapan pemilik perusahaan sehingga terjadilah

kesenjangan informasi antara pemilik perusahaan dengan manajemen perusahaan.

Sedangkan signaling theory menjelaskan bahwa dengan melakukan

pengungkapan yang menyeluruh dapat memberikan sinyal positif atau sinyal baik

kepada pasar.

Page 26: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

8

Tingkat utang diprokiskan dengan rasio total hutang dibagi dengan total

modal (debt to equity ratio). Perusahaan dengan tingkat utang yang tinggi berarti

bahwa modal perusahaan sebagian dari utang yang diperoleh dari pihak eksternal

yang dalam hal ini yaitu kreditur. Kondisi ini akan menyebabkan perusahaan

untuk melakukan lebih banyak pengungkapan untuk mengurangi cost of debt (

Jensen dan Mecling, 1976).

Pertumbuhan laba mewakili kinerja perusahaan secara umum.

Pertumbuhan laba adalah besarnya kenaikan laba tahun sekarang dibanding

dengan tahun lalu. Pertumbuhan laba yang meningkat akan memberikan sinyal

positif kepada pasar untuk melakukan investasi. Banyaknya pihak yang

berinvestasi menuntut adanya pengungkapan informasi menyeluruh demi

mencukupi kebutuhan informasi pemegang kepentingan.

Ukuran perusaahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan. Ukuran

perusahaan yang semakin besar menunjukkan perusahaan mengalami

perkembangan. Purnomosidhi (2005) menyebutkan semakin besar ukuran

perusahaan, semakin tinggi pula tuntutan terhadap keterbukaan informasi

dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Hal ini sesuai dengan agency

theory yang menyatakan bahwa biaya keagenen (agency cost) yang harus

ditanggung perusahaan yang berukuran besar jauh lebih besar dibanding dengan

perusahaan yang berukuran kecil sehingga untuk menurunkan biaya tersebut,

perusahaan perlu mengungkapkan informasi yang lebih banyak.

Dewan komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas untuk

melakukan pengawasan dan pengendalian atas kinerja manajemen perusahaan.

Page 27: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

9

Ukuran dewan komisaris adalah jumlah dewan komisaris yang ada di perusahaan.

Keberadaan dewan komisaris mampu mengefektifkan pengawasan dan

pengendalian aktivitas manajemen perusahaan.

Umur perusahaan adalah lamanya perusahaan dalam dunia bisnis yaitu

dari awal pendidirian sampai perusahaan masih eksis dalam dunia bisnis. Umur

perusahaan yang semakin lama menandakan bahwa perusahaan mampu

memenuhi harapan masyarakat dan mematuhi norma dan batas-batas yang telah

ditetapkan. Umur perusahaan juga menunjukkan bahwa aktivitas dan produk

perusahaan diterima oleh masyarakat.

Kompleksitas bisnis adalah jumlah anak perusahaan yang dimiliki oleh

perusahaan. Perusahaan dengan struktur bisnis yang kompleks membutuhkan

adanya sistem informasi yang efektif untuk memonitoring dan mendorong lebih

banyak pengungkapan informasi (Hossain dan Hammami, 2009).

Penelitian terkait modal intelektual sudah dilakukan pada peneliti-peneliti

sebelumnya, namun menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang

dilakukan oleh White et al (2007) menemukan bahwa tingkat utang berpengaruh

signifikan terhadap pengungkapan modal intelektual. Namun, pada penelitian

yang dilakukan oleh Ousama (2012), Artinah (2013) dan Setiono dan Rudiarwani

(2012) menemukan bahwa tingkat utang tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan modal intelektual.

Penelitian Ousama (2012) yang meneliti tentang ukuran perusahaan, tipe

industri, tingkat utang dan tipe audit pada perusahaan yang listing di Malaysia

membuktikan hanya ukuran perusahaan dan tipe industri yang merupakan

Page 28: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

10

determinan pengungkapan modal intelektual. Hasil yang sama juga terdapat pada

penelitian Bruggen et al (2009) dengan meneliti ukuran perusahaan, tipe industri

dan asimetri informasi membuktikan bahwa tipe industri dan ukuran perusahaan

merupakan determinan pengungkapan modal intelektual. Berbeda dengan hasil

penelitian penelitian Rimmel et al (2009) yang membuktikan bahwa ukuran

perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan modal

intelektual.

Penelitian Cahya (2013) dengan sampel perusahaan perbankan

menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap

pengungkapan modal intelektual. Sedangkan penelitian Arifah (2012) dengan

sampel perusahaan IC Intensive menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris tidak

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan modal intelektual.

Penelitian yang dilakukan oleh Rimmel et al (2009) menemukan bahwa

umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan modal intelektual. Hasil

yang berbeda pada penelitian Artinah (2013) yang menemukan bahwa umur

perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan modal

intelektual.

Penelitian Hossain dan Hammami (2009) yang meneliti karakteristik

perusahaan yaitu umur perusahaan, ukuran perusahaan, profitabilitas,

kompleksitas bisnis dan asset in place terhadap pengungkapan sukarela pada

laporan tahunan perusahaan di Qatar. Menemukan bahwa variabel umur

perusahaan, ukuran perusahaan, kompleksitas bisnis dan assets in place signifikan

dalam menjelaskan tingkat pengungkapan sukarela. Sedangkan pada penelitian

Page 29: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

11

Jindal dan Kumar (2012) yang meneliti determinan pengungkapan sumber daya

manusia pada perusahaan India menemukan bahwa kompleksitas bisnis tidak

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sumber daya manusia perusahaan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dengan adanya fenomena gap dan

inkonsistensi dari hasil penelitian terdahulu (research gap) mengenai hal-hal yang

mempengaruhi pengungkapan modal intelektual maka penelitian ini penting untuk

diteliti kembali guna meningkatkan kesadaran atas pentingnya pengungkapan

modal intelektual bagi perusahaan. Penelitian ini diteliti kembali dengan judul

“Determinan Pengungkapan Modal Intelektual Berdasarkan Variabel Keuangan

dan Non Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Listing di

BEI Tahun 2011-2013)”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah kebanyakan penelitian terdahulu melakukan penelitian tentang pengaruh

mekanisme Good Corporate Governance (GCG) terhadap pengungkapan modal

intelektual. Pada penelitian ini menguji determinan pengungkapan modal

intelektual dari segi variabel keuangan dan non keuangan. Penggunaan variabel

baru yaitu pertumbuhan laba perusahaan dan kompleksitas bisnis dengan proksi

jumlah anak perusahaan yang dimiliki.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah tingkat utang berpengaruh terhadap pengungkapan modal

intelektual pada perusahaan perbankan di Indonesia?

Page 30: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

12

2. Apakah pertumbuhan laba berpengaruh terhadap pengungkapan modal

intelektual pada perusahaan perbankan di Indonesia?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan modal

intelektual pada perusahaan perbankan di Indonesia?

4. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan

modal intelektual pada perusahaan perbankan di Indonesia?

5. Apakah umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan modal

intelektual pada perusahaan perbankan di Indonesia?

6. Apakah kompleksitas bisnis berpengaruh terhadap pengungkapan modal

intelektual pada perusahaan perbankan di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh tingkat utang terhadap

pengungkapan modal intelektual pada perusahaan perbankan di Indonesia;

2. Mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh pertumbuhan laba terhadap

pengungkapan modal intelektual pada perusahaan perbankan di Indonesia;

3. Mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap

pengungkapan modal intelektual pada perusahaan perbankan di Indonesia;

4. Mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh ukuran dewan komisaris

terhadap pengungkapan modal intelektual pada perusahaan perbankan di

Indonesia;

Page 31: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

13

5. Mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh umur perusahaan terhadap

pengungkapan modal intelektual pada perusahaan perbankan di Indonesia;

6. Mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh kompleksitas bisnis

terhadap pengungkapan modal intelektual pada perbankan di Indonesia.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan yang telah dijelaskan di atas diharapkan penelitian ini

dapat digunakan sebagai referensi pengembangan ilmu akuntansi, pertimbangan

dalam pengambilan keputusan, dan juga penyusunan suatu kebijakan. Pelitian ini

diharapkan dapat menjadi referensi ilmu dalam menambah wawasan pembaca

tentang modal intelektual perusahaan. Dewasa ini, masyarakat cenderung tidak

menyadari bahwa dalam operasionalnya perusahaan tidak hanya mengandalkan

modal berwujud tetapi juga digerakkan oleh pengetahuan dan teknologi,

kompetensi sumber daya manusia yang tinggi yang termasuk dalam modal

intelektual.

Penelitian ini dapat membantu pengguna laporan keuangan seperti investor

dan kreditur untuk menambah bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

investasi maupun keputusan pemberian pinjaman dengan melihat modal

intelektual pada perusahaan. Karena sebaik apapun sumber daya atau kekayaan

perusahaan tanpa didukung dengan modal intelektual seperti sumber daya

manusia yang kompeten, teknologi dan pengetahuan yang tinggi tidak akan

mendapatkan output yang maksimal. Bagi pembuat kebijakan dan peraturan

seperti Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Bapepam-LK dapat dijadikan sebagai

Page 32: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

14

pertimbangan pembuatan peraturan tentang pengukuran dan pengungkapan

modal intelektual sehingga dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan

perusahaan-perusahaan di Indonesia terutama perusahaan yang sudah go public.

Page 33: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

15

BAB II

TELAAH TEORI

2.1 Legitimacy Theory

Mathews (1993) dalam Deegan (2002) menyatakan bahwa:

The social contract would exist between corporations (usually limited companies)

and individual members of society. Society (as a collection of individuals)

provides corporation with their legal standing and attributes and the authority to

own and use the natural resources and to hire employees. …

Pernyataan Mathew di atas menunjukkkan adanya ‘social contract’ antara

perusahaan dengan masyarakat. Kontrak sosial ini berisi pemberian izin pendirian

perusahaan yang legal, kewenangan kepemilikan, menggunakan sumber daya

alam, dan membayar pekerja. Ketika masyarakat tidak puas bahwa perusahaan

yang berdiri di lingkungannya melakukan operasional yang tidak sah maka

masyarakat dapat menarik kembali kontrak sosial yang telah dibuat. Pendapat ini

konsisten dengan Lindblom (1994) dalam Deegan (2002) yang menyatakan

bahwa:

… a condition or status which exists when an entity’s value system is congruent

with the value system of the larger social system of which the entity is a part.

When a disparity, actual or potential, exist between the two values systems, there

is a threat to the entity’s legitimacy.

Lindblom menyatakan ketika terdapat kesesuaian antara sistem nilai

perusahaan dengan sistem nilai yang berkembang di masyarakat maka aspek

legitimasi tercapai. Perusahaan harus meyakinkan masyarakat bahwa aktivitas

perusahaan sesuai dengan harapan atau nilai yang berkembang di masyarakat.

Perusahaan akan melakukan pengungkapan informasi demi memenuhi harapan

tersebut.

Page 34: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

16

Deegan (2004 :254) beranggapan legitimacy theory adalah adanya kontrak

sosial (social contract) antara organisasi dan masyarakat dimana organisasi itu

berada. Kontrak sosial ini memang sulit untuk didefinisikan. Deegan

mendefinisikannya dengan menggunakan harapan-harapan yang berkembang di

masyarakat tentang pelaksanaan operasi usaha. Meskipun harapan tersebut

senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Legitimacy theory berkaitan dengan

membangun, memelihara dan memperbaiki kontrak sosial antara organisasi dan

masyarakat (Suchman, 1995; Campbell et al, 2003 dalam Whiting dan Woodcock,

2011). Sehingga perusahaan akan berusaha untuk memastikan bahwa operasi dan

aktivitas mereka dianggap sah (Deegan, 2004:256).

Teori ini mengemukakan bahwa perusahaan berusaha memastikan bahwa

kegiatan operasinya sesuai dengan batas-batas dan norma sosial, mendapatkan

persetujuan dari masyarakat dalam melakukan tindakan dan memastikan bahwa

kegiatan usahanya dianggap sah (Whiting dan Woodcoock, 2011). Dan juga

menekankan bahwa organisasi tidak hanya mementingkan investor, tetapi juga

harus mempertimbangkan hak masyarakat umum (Deegan, 2004 : 256). Dengan

demikian, perusahaan akan melaporkan secara sukarela aktivitas tertentu yang

telah dilaksanakan. Oleh karena itu, perusahaan akan mengungkapkan informasi

tertentu (misalnya sosial, lingkungan, modal intelektual) secara sukarela untuk

meyakinkan masyarakat bahwa kegiatan mereka diperbolehkan dan telah memberi

kontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Organisasi juga harus menyesuaikan

harapan masyarakat jika ingin sukses (Deegan, 2004: 258).

Page 35: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

17

Legitimacy theory sangat mampu menunjukkan pelaporan modal

intelektual dengan penggunaan metode content analysis untuk mengukur keluasan

pelaporan modal intelektual. Perusahaan akan melaporkan modal intelektual jika

memang dibutuhkan oleh masyarakat meskipun pelaporannya tidak seperti aset

berwujud yang langsung tertera pada laporan keuangan dan menggambarkan

keberhasilan perusahaan (Purnomosidhi, 2005).

2.2 Agency Theory

Agency theory adalah hubungan keagenan sebagai kontrak di mana salah

satu pihak atau lebih principal mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan

kepada agent (Jensen dan Meckling, 1976). Agency theory menunjukkan adanya

hubungan kontraktual antara dua pihak yaitu manajemen yang dalam hal ini biasa

disebut agent dan pemilik perusahaan yaitu principal. Pihak principal

mendelegasikan pekerjaan kepada pihak agent untuk mengelola perusahaan

dengan sebaik-baiknya. Dalam hal ini pihak manajemen lebih mengetahui

informasi perusahaan dibandingkan dengan pemegang saham. Hal ini dikarenakan

pihak manajemen setiap hari berinteraksi dengan kegiatan perusahaan sehingga

pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih lengkap tentang perusahaan

yang dikelolanya.

Berbeda dengan pemegang saham dimana pemegang saham tidak

berinteraksi secara langsung dalam kegiatan perusahaan sehingga hanya

mengetahui informasi dalam bentuk laporan yang diberikan oleh manajemen.

Manajemen seolah-olah berperilaku bahwa dia akan memaksimalkan

Page 36: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

18

kesejahteraan pemilik perusahaan (Jensen dan Mecling, 1976). Tetapi manajemen

perusahaan ingin memaksimalkan dirinya dengan mendapatkan insentif atau

keuntungan dari perusahaan. Hal ini menimbulkan adanya konflik kepentingan

yang akan menimbulkan biaya agensi. Jensen dan Mecling (1976) mendefinisikan

biaya agensi sebagai jumlah dari :

1. Pengeluaran monitoring oleh principal

2. Pengeluaran ikatan oleh agen

3. Kerugian residual

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa masalah agensi dapat

terkurangi jika persentase saham yang dimiliki oleh manajer besar. Jensen dan

Meckling (1976) menggunakan hutang sebagai pengganti dari kepemilikan

manajerial yang bertujuan untuk mengurangi konflik agensi antara manajemen

dengan pemilik perusahaan. Adanya pendelegasian wewenang dari pemilik

perusahaan atau pemegang saham kepada manajermen perusahaan menimbulkan

konflik kepentingan. Untuk mengurangi konflik kepentingan ini, pemilik

perusahan dapat menuntut kepada manajemen perusahaan untuk melakukan

pengungkapan yang menyeluruh termasuk modal intelektual demi memenuhi

kebutuhan informasi para stakeholder guna pengambilan keputusan.

2.3 Signalling Theory

Teori ini menyatakan bahwa perusahaan dengan kinerja yang tinggi

menggunakan informasi keuangan untuk mengirim sinyal kepada pasar (Spence,

Page 37: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

19

1973). Perusahaan akan selalu berusaha memberikan sinyal berupa informasi

positif kepada investor dan pemegang saham dengan menggunakan mekanisme

pengungkapan, salah satunya adalah laporan tahunan perusahaan ( Oliveira 2006

dalam Cahya 2013:15). Pengungkapan informasi yang lengkap akan

meningkatkan nilai perusahaan dan manajemen juga akan mendapatkan sorotan

atas kinerjanya. Oleh karena itu manajemen akan mengungkapkan informasi

secara menyeluruh meskipun tidak diwajibkan atau bersifat sukarela (voluntary).

Ketika perusahaan memberikan sinyal positif yaitu berupa informasi yang

baik maka pasar juga akan memberikan respon yang positif sehingga nilai

perusahaan menjadi baik di mata pasar. Signalling theory menunjukkan

pentingnya informasi perusahaan bagi keputusan investasi pihak luar.

Pengungkapan informasi perusahaan yang menyeluruh mampu menjelaskan

kinerja perusahaan baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.

Penyajian informasi yang relevan, lengkap, akurat dan tepat waktu sangat berguna

bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Pada teori ini perusahaan

akan menggunakan mekanisme pengungkapan informasi untuk memberikan

sinyal kepada pasar guna mengevaluasi nilai perusahaan.

2.4 Modal Intelektual

2.4.1 Definisi Modal Intelektual

Perkembangan teknologi dan pengetahuan menuntut perusahaan untuk

mempunyai keuanggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan global.

Page 38: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

20

Keunggulan kompetitif ini biasanya berupa pengetahuan, teknologi, karyawan dan

lain sebagainya yang termasuk dalam modal intelektual.

Terdapat berbagai definisi modal intelektual dari para ahli. Menurut

Chartered Institute of Managemnt Accountants (CIMA) dalam Bhasin (2008)

modal intelektual merupakan pengetahuan dan pengalaman, kemampuan

professional, hubungan dan kerjasama yang baik, serta kapasitas kemampuan

teknologi. Bukh et al (2001) dalam Bukh et al (2005) mendefinisikan modal

intelektual sebagai sumber pengetahuan yang berbentuk karyawan, pelanggan,

proses atau teknologi yang perusahaan dapat menggunakannya untuk proses

penciptaan nilai. Dalam praktiknya modal intelektual terdiri dari informasi

keuangan dan non keuangan seperti tingkat perputaran karyawan dan kepuasan

pekerjaan, pelatihan, tingkat perputaran pelanggan, kepuasan pelanggan, dan

sebagainya.

Purnomosidhi (2005) menyatakan modal intelektual pada tataran

individual meliputi pengetahuan, keterampilan dan bakat. Sebaliknya pada tataran

organisasional modal intelektual meliputi database, teknologi, metode-metode,

prosedur-prosedur, dan budaya organisasional. PSAK No. 19 (revisi 2009)

menyebutkan bahwa entitas sering kali mengeluarkan sumber daya maupun

menciptakan liabilitas dalam perolehan, pengembangan atau peningkatan sumber

daya tidak berwujud, seperti, ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan

implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual,

pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang.

Page 39: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

21

Menurut Ho et al (2012) Istilah "modal intelektual" mengacu pada semua

sumber daya berwujud yang menentukan nilai dan daya saing perusahaan. Dalam

hal ini merupakan sumber pengetahuan dalam bentuk karyawan, pelanggan,

proses, dan teknologi, perusahaan yang dapat memobilisasi dalam proses

penciptaan nilai. Abeysekera dan Guthrie (2005) menyebutkan bahwa modal

intelektual perusahaan dapat didefinisikan sebagai bentuk unaccounted capital

pada sistem akuntansi tradisional. Dengan demikian, menunjukkan bahwa

perusahaan memiliki modal intelektual yang mewujud pada aset tidak berwujud.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modal

intelektual adalah kekayaan tidak berwujud yang meliputi pengetahuan, teknologi,

karyawan, manajemen proses dalam perusahaan yang merupakan keuanggulan

kompetitif perusahaan dan berguna dalam aktivitas operasional serta penciptaan

nilai perusahaan.

2.4.2 Komponen Modal Intelektual

Modal inteleketual terdiri dari beberapa komponen yang dapat dijadikan

dasar perusahaan untuk menghadapi persaingan ekonomi dan menciptakan nilai

perusahaan. Menurut Purnomosidhi (2005) terdapat tiga skema yang sering

diusulkan dalam penelitian, yaitu skema yang diusulkan Sveiby (1997), Stewart

(1997) serta Edvinsson dan Sullivan (1996). Ketiga skema tersebut memiliki

elemen yang sama, yaitu modal intelektual pada manusia, modal intelektual yang

melekat pada perusahaan, dan modal intelektual yang terkait dengan pihak

eksternal. Ketiganya dapat diringkas pada tabel 2.1 berikut ini.

Page 40: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

22

Tabel 2.1. Skema Modal Intelektual

Elemen

Modal intelektual

yang melekat pada

manusia

Modal intelektual

yang melekat pada

organisasi

Modal intelektual

yang melekat

pada hubungan

Edvinsson Human Capital Organizational

Capital Customer Capital

Stewart Human Capital Structure Capital Customer Capital

Sveiby Employee

Competence Internal Structure External Structure

Sumber : Purnomosidhi, 2005

Menurut Sawarjuno (2003), intellectual capital terdiri dari tiga element

utama yaitu :

1. Human Capital. Merupakan sumber inovasi dan pengembangan.

Mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan

solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang

yang ada dalam perusahaan tersebut.

2. Structural Capital atau Organizasional Capital. Merupakan kemampuan

organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan

dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan

kinerja intelektual yang optimal, misalnya: sistem operasional perusahaan,

proses manufaktur budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua

bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan.

3. Relational Capital atau Customer Capital. Merupakan hubungan yang

harmonis yang dimiliki perusahaan kepada mitra. Seperti pemasok,

pelanggan, pemerintah maupun masyarakat.

Page 41: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

23

Dalam penelitian ini digunakan framework dari Sveiby (dalam

Punomosidhi, 2005). Sveiby mengklasifikasikan modal intelektual ke dalam tiga

kategori yaitu internal structure, external structure dan employee competence.

Komponen-komponen dari ketiga kategori tersebut diringkas dalam tabel 2.2

berikut ini.

Tabel 2.2 Framework Modal Intelektual

Internal Structure External Structure Employees Competence

Internal Property

a. Patents

b. Copyrights

c. Trademarks

Infrastructure Assets

a. Management

Philosophy

b. Corporate

Culture

c. Information

System

d. Management

Process

e. Networking

Systems

f. Research

Projects

a. Brands

b. Customers

c. Customer

Loyalty

d. Company

Names

e. Distribution

Channels

f. Bussiness

Collaborationn

g. Favourable

Contracts

h. Finacial

Contacs

i. Licensing

Agreements

j. Franchising

Agreement

a. Know-how

b. Education

c. Vocational

qualification

d. Work-related

Knowledge

e. Work-related

Competence

f. Entrepreneurial

Spirit

Sumber : Punomosidhi, 2005

Dari tabel 2.2 di atas internal structure terdiri dari karakteristik pada

perusahaan, external structure mencakup merk dagang dan hubungan perusahaan

dengan pelanggan dan pemasok, sedangkan employee competence meliputi

pendidikan dan pelatihan bagi staf atau karyawan perusahaan yang menjadi

penggerak utama aktivitas. Dengan memahami komponen modal intelektual,

Page 42: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

24

perusahaan mampu menyusun strategi untuk menghadapi persaingan ekonomi dan

menciptakan nilai perusahaan.

2.5 Pengungkapan Modal Intelektual

Pengungkapan memiliki arti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan.

Apabila dikaitkan dengan data pengungkapan berarti memberikan data yang

bermanfaat kepada pihak yang memerlukan. Menurut Ghozali dan Chariri (2007:

378), tiga konsep pengungkapan yaitu cukup (adequate), wajar (fair), dan lengkap

(full). Cukup artinya pengungkapan minimal yang harus dilakukan agar informasi

tidak menyesatkan. Pengungkapan secara wajar menunjukkan tujuan etis agar

dapat memberikan perlakuan yang sama dan bersifat umum bagi semua pemakai

laporan keuangan. Pengungkapan yang lengkap mensyaratkan perlunya penyajian

semua informasi yang relevan. Pengungkapan yang dilakukan secara transparan

dan jujur akan memenuhi kebutuhan informasi stakeholder. Sehingga kesenjangan

informasi antara pihak manajemen dengan stakeholder dapat diminimalisir.

Secara umum tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang

dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani

berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda (Suwardjono, 2008:

580). Sedangkan secara khusus tujuan pengungkapan yaitu:

1. Tujuan melindungi. tidak semua pemakai cukup canggih sehingga

pemakai yang naïf perlu dilindungi dengan mengungkapkan informasi

yang mereka tidak mungkin memperolehnya atau tidak mungkin mengolah

Page 43: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

25

informasi untuk menangkap substansi ekonomik yang melandasi suatu pos

laporan keuangan.

2. Tujuan informatif. Pengungkapan ditujukan untuk menyediakan informasi

yang dapat membantu keefektifan pengambilan keputusan pemakai.

3. Tujuan kebutuhan khusus. Apa yang harus diungkapka kepada publik

dibatasi dengan apa yang dipandang bermanfaat bagi pemakai sedangkan

untuk tujuan pengawasan, informasi tertentu harus disampaikan kepada

badan pengawas berdasarkan peraturan yang menuntut pengungkapan

secara rinci.

Jika dikaitkan dengan pengungkapan informasi, Suwardjono (2008:583)

membedakan pengungkapan menjadi pengungkapan wajib (mandatory disclosure)

dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib adalah

pengungkapan yang diharuskan oleh standar atau peraturan yang berlaku yang

ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Sedangkan pengungkapan sukarela adalah

pengungkapan yang tidak diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Kedua jenis

pengungkapan ini bisa ditemukan pada laporan keuangan dan laporan tahunan

perusahaan.

Pengungkapan modal intelektual sampai saat ini merupakan pengungkapan

sukarela (voluntary). Belum adanya standar atau peraturan resmi yang mengatur

tentang pengungkapan modal intelektual menyebabkan sulitnya mengidentifikasi

item-item apa saja yang merupakan komponen modal intelektual. Hal ini juga

menyebabkan masih rendahnya kesadaran perusahaan untuk mengungkapkan

modal intelektual yang dimiliki sebagai keuanggulan kompetitif perusahaan.

Page 44: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

26

Menurut Bruggen et al (2009) pengungkapan modal intelektual mampu

mengurangi asimetri informasi untuk menurunkan biaya modal dan meningkatkan

citra perusahaan serta mampu meningkatkan nilai relevansi laporan keuangan.

Sulitnya pengindentifikasian, pengukuran dan pelaporan modal intelektual

menyebabkan berkembanglah indeks yang mampu mengidentifikasi item-item apa

saja yang merupakan kekayaan intelektual perusahaan yang disebut ICDIndex. Di

antaranya yaitu indeks yang dikembangkan oleh Bukh et al (2005) dan White et al

(2007).

Indeks yang dikembangkan Bukh et al (2005) terdiri dari 78 item yang

dibagi menjadi 6 kategori yaitu employees (27 item), customer (14 item),

information technology (5 item), processes (8 item), research and development (9

item), dan strategic statement (15 item). Sedangkan indeks yang dikembangkan

oleh White et al (2007) terdiri dari 56 item yang terbagi menjadi 5 kategori yaitu

employees (24 item), customers (8 item), information technology (5 item),

processes (8 item), dan strategic statement (11 item).

Modal intelektual tidak dapat dikuantifikasikan pada neraca, karena sulit

untuk diukur. Sehingga pengungkapan modal intelektual dituangkan dalam

informasi tambahan berupa laporan tahunan perusahaan yang sudah

dipublikasikan. Dengan melakukan pengungkapan modal intelektual perusahaan

dapat mengurangi adanya asimetri informasi antara agent dan principal;

meningkatkan kepercayaan para stakeholder yaitu ketika perusahaan melakukan

pengungkapan secara penuh maka akan meningkatkan kepercayaan para

stakeholder tentang kinerja perusahaan karena kepercayaan stakeholder

Page 45: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

27

merupakan investasi jangka panjang perusahaan dan juga sebagai media

pemasaran perusahaan.

Jenkin’s Report (dalam Bozzolan et al, 2003) mengusulkan kerangka kerja

pengungkapan sukarela berdasarkan kebutuhan informasi investor dan kreditur.

Laporan tersebut menyajikan luas pengungkapan informasi diurutkan ke dalam

lima kategori yaitu:

1. Data keuangan dan non keuangan;

2. Analisis manajemen data keuangan dan non keuangan;

3. Informasi masa depan;

4. Informasi tentang manajer dan pemegang kepentingan; dan

5. Latar belakang perusahaan.

Analisis empiris dari praktik pengungkapan laporan keauangan (FASB,

2001) menambahkan dimensi modal intelektual ke dalam lima kategori dari

Jenkins report. Era ekonomi baru yaitu ekonomi berbasis pengetahuan dan

teknologi, dalam aktivitasnya perusahaan lebih tergantung pada modal tidak

berwujud dibandingkan dengan modal berwujud dalam menciptakan nilai

(Abeyysekera, Indra 2006). Pengungkapan informasi secara menyeluruh baik

informasi keuangan maupun non keuangan menjadi sangat penting guna

pengambilan keputusan. FASB menyebutkan pelaporan keuangan mencakup tidak

hanya laporan keuangan tetapi juga media pelaporan informasi lainnya, yang

berkaitan langsung atau tidak langsung dengan informasi yang disediakan oleh

Page 46: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

28

sistem akuntansi yaitu informasi tentang sumber ekonomi, hutang, laba periodik

dan lain-lain (Ghozali dan Chariri, 2007: 382).

2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Modal Intelektual

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti

terdahulu, penulis merangkum faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan

modal intelektual, di antaranya yaitu:

1. Tingkat utang, perusahaan dengan tingkat utang tinggi memiliki kewajiban

untuk memenuhi kewajiban para stakeholder terutama kreditur. Hal ini

dikarenakan adanya risiko yang tinggi atas proporsi utang yang besar.

Sehingga kreditur menuntut adanya keterbukaan informasi untuk

memastikan keamanan dan keterjaminan dana yang telah dipinjamkan

(Williams, 2001; Purnomosidhi, 2005; White, 2007).

2. Ukuran Perusahaan, semakin besar ukuran perusahaan maka semakin

besar tuntutan atas keterbukaan informasi dibanding dengan perusahaan

yang lebih kecil. Karena perusahaan yang besar lebih terlihat dan diawasi

oleh masyarakat maupun pemerintah (Purnomosidhi, 2005; White et al,

2007; Yau et al, 2009; Hossain dan Hammami, 2009; Ousama, 2012;

Setiono dan Rudiawarni, 2012; Artinah, 2013; Lina, 2013).

3. Kinerja Modal Intelektual, perusahaan dengan kinerja modal intelektual

yang tinggi merupakan keunggulan kompetitif perusahaan. Sehingga

perusahaan dengan kinerja modal intelektual yang tinggi harus

Page 47: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

29

mengungkapkan informasi yang menyeluruh guna meningkatkan nilai

perusahaan dan menaikkan nilai saham (Purnomosidhi, 2005).

4. Profitabilitas, semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin

banyak pengungkapan informasi dalam rangka memberikan sinyal kepada

pasar tentang keberhasilan perusahaan, bagaimana dan dari mana laba

perusahaan diperoleh (Yau et al, 2009; Wardhani, 2009; Ousama, 2012;

Setiono dan Rudiawarni, 2012).

5. Tipe industri, perusahaan yang memiliki teknologi yang tinggi lebih

banyak mengungkapkan informasi dibanding dengan perusahaan yang

berteknologi rendah (Ousama, 2012).

6. Corporate governance, perusahaan dengan corporate governance yang

baik maka memiliki kesadaran yang lebih tinggi terhadap praktik

pengungkapan modal intelektual (Meizaroh dan Lucyanda, 2012; Haji dan

Ghazali, 2013).

7. Pertumbuhan Perusahaan (MTBV), perusahaan dengan pertumbuhan

perusahaan yang tinggi akan lebih banyak mengungkapkan modal

intelektual guna memberikan informasi positif kepada pasar tentang

kinerja perusahaan (Talliyang et al, 2011).

8. Umur perusahaan, perusahaan dengan umur yang lama akan

mengungkapkan modal intelektual yang lebih banyak dibanding dengan

perusahaan yang lebih muda (White et al, 2007; Hossain dan Hammami,

2009; Lina, 2013).

Page 48: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

30

9. Konsentrasi kepemilikan, semakin besar kepemilikan saham oleh

pemegang saham maka semakin tinggi wewenang dalam pengambilan

keputusan (Artinah, 2013; Puasanti, 2013).

10. Komisaris independen, semakin banyak komisaris indepeden dalam

dewan, maka semakin berperan dalam mempengaruhi pengungkapan. Hal

ini demi menyelaraskan kepentingan para stakeholder (White et al, 2007,

Puasanti, 2013).

11. Ukuran dewan komisaris, semakin besar ukuran dewan komisaris maka

semakin tinggi pengawasan yang dilakukan untuk mengurangi adanya

asimetri informasi dan menyelaraskan kepentingan manajer dengan

pemilik perusahaan (Cahya, 2013).

12. Jumlah rapat dewan komisaris, semakin banyak frekuensi rapat dewan

komisaris maka semakin baik mekanisme pengawasan dan pengevaluasian

dalam mendorong dan menekan manajer untuk melakukan pengungkapan

modal intelektual yang lebih banyak dan relevan (Cahya, 2013).

13. Ukuran komite audit, semakin besar ukuran komite audit maka semakin

tinggi pengawasan kepada manajemen untuk tidak melakukan kecurangan.

Sehingga semakin mendorong manajemen untuk melakukan

pengungkapan modal intelektual yang lebih luas (Ariyudha, 2010; Cahya,

2013).

14. Tipe Audit, perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four lebih tinggi

dalam mengungkapkan modal intelektual dibanding dengan perusahaan

yang tidak diaudit oleh KAP Big Four (Whiting dan Woodcock, 2011).

Page 49: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

31

15. Listing status, perusahaan yang listing di luar negeri mengungkapkan

informasi modal intelektual yang lebih banyak dibanding dengan

perusahaan yang listing di dalam negeri (Williams, S.Mitchel, 2001).

Pada penelitian ini hanya fokus pada variabel tingkat utang dan ukuran

perusahaan (sebagai variabel keuangan) serta ukuran dewan komisaris dan umur

perusahaan (sebagai variabel non keuangan). Hal dikarenakan keempat variabel

tersebut merupakan hal yang paling mendasar bagi perusahaan untuk melakukan

pengungkapan sukarela termasuk pengungkapan modal intelektual. Dan juga

adanya inkonsistensi pada hasil penelitian sehingga peneliti ingin membuktikan

kembali pengaruh variabel tersebut. Penelitian ini juga menggunakan variabel

baru yaitu pertumbuhan laba dan kompleksitas bisnis dengan proksi jumlah

entitas anak yang dimiliki perusahaan.

Laba merupakan indikator umum perusahaan. Perusahaan dengan

pertumbuhan laba yang positif maka memberikan sinyal baik kepada pasar

terutama investor untuk melakukan investasi. Bertambahnya investor

menyebabkan tuntutan informasi yang lebih menyeluruh demi memenuhi

kebutuhan informasi dalam pengambilan keputusan. Begitu juga dengan

kompleksitas bisnis yang menimbulkan tuntutan cakupan informasi yang semakin

luas.

Page 50: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

32

2.7 Tingkat Utang

Tingkat utang yang dihitung dengan debt to equity ratio menjelaskan

proporsi total hutang dibagi dengan ekuitas pemegang saham. Rasio ini digunakan

perusahaan untuk mengukur seberapa besar perusahaan bergantung pada kreditur

dalam membiayai aktivitas atau aset perusahaan. Semakin besar tingkat utang

menunjukkan bahwa modal perusahaan sebagian besar dibiayai dari hutang.

Sehingga kreditur menuntut adanya keterbukaaan informasi untuk menjamin

utang yang telah diberikan kepada perusahaan.

Ada beberapa macam rasio tingkat utang antara lain debt to total assets,

debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, dan time interested earned.

Namun, pada penelitian ini menggunakan debt to equity ratio. Debt to equity ratio

menunjukkan seberapa besar persentase penyediaan dana oleh para pemegang

saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan

semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.

Brigham et al (2013:140) menyebutkan alasan di balik dampak penggunaan

leverage yaitu:

1. Bunga dapat menjadi pengurang pajak. Penggunaan utang akan

mengurangi kewajiban pajak dan menyisakan laba operasi yang lebih

besar bagi investor.

2. Jika laba operasi sebagai persentase terhadap aset melebihi tingkat

bunga atas utang seperti pada umumnya yang diharapkan, maka

perusahaan dapat menggunakan utang untuk membeli aset, membayar

bunga, atau utang dan bonus bagi pemegang saham.

Page 51: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

33

Jensen dan Mecling (1976) dalam Purnomosidhi (2005) mengemukakan

bahwa terdapat suatu potensi untuk mentransfer kekayaan dari debthholders

kepada pemegang saham dan manajer pada perusahaan-perusahaan yang tingkat

ketergantungannya kepada utang sangat tinggi sehingga menimbulkan biaya

keagenan (agency cost) yang tinggi. Untuk mengatasi biaya keagenan, manajer

dapat melakukann pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) termasuk

informasi mengenai modal intelektual. Dalam konteks teori agensi tradisional,

manajer perusahaan diperkirakan memiliki kebijakan akuntansi (termasuk

pengungkapan sukarela), karena kewajiban kepada pemberi pinjaman dalam

perjanjian hutang yang ada (Dhaliwal et al., 1982 dalam White et al, 2010).

2.8 Pertumbuhan Laba

Laba merupakan salah satu indikator utama bagi keberhasilan manajemen

dan operasional suatu perusahaan. laba merupakan pendapatan perusahaan setelah

dikurangi biaya-biaya. Laba bersih (net profit) adalah pendapatan perusahaan

perusahaan setelah dikurangi bunga dan pajak. Setiap perusahaan mencoba untuk

memperoleh laba yang maksimal. Karena laba yang semakin meningkat

memberikan sinyal peningkatan kinerja perusahaan secara umum kepada investor

sedangkan laba yang menurun memberikan sinyal penurunan kinerja perusahaan

kepada investor.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mendefiniskan laba sebagai kenaikan

manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau

penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan

Page 52: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

34

ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Ghozali dan Chariri,

(2007 : 350) menyebutkan informasi tentang laba perusahaan berguna untuk:

1. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam

peruahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return

on invested capital)

2. Sebagai pengukur prestasi manajemen

3. Sebagai dasar penentuan besarnya pengenaan pajak

4. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu

ekonomi

5. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus

6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan

7. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran

8. Sebagai dasar pembagian deviden

Melihat kegunaan laba di atas tentulah berbagai pihak menginginkan

adanya keterbukaan informasi dari perusahaan. Penyajian laba melalui laporan

keuangan menunjukkan kinerja perusahaan dengan mengorbankan berbagai

sumber daya.

Salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan adalah pertumbuhan

laba. Rasio ini menggambarkan tingkat pertumbuhan laba di setiap tahunnya.

Pertumbuhan laba perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan akan

eksistensi usahanya dalam perkembangan ekonomi. Menurut Angkoso (2006)

dalam Simarmata (2010) pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu antara lain:

Page 53: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

35

1. Besarnya perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan, maka

pertumbuhan laba diharapkan semakin tinggi.

2. Umur perusahaan. Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki

pengalaman dalam meningkatkan laba, sehingga ketepatannya masih

rendah.

3. Tingkat utang. Jika perusahaan memiliki tingkat utang yang tinggi,

maka manajemen cenderung memanipulasi laba sehingga dapat

mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.

4. Tingkat penjualan. Semakin tinggi tingkat penjualan maka semakin

tinggi pula pertumbuhan laba.

5. Perubahan laba masa lalu. Semakin besar perubahan laba masa lalu,

semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang.

2.9 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang mengukur besar kecilnya

perusahaan. Ada beberapa cara pengukuran ukuran perusahaan yaitu total aset, log

size, total penjualan, nilai pasar saham, total modal. Namun yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan dengan proksi logaritma natural total

aset. Karena perusahaan dengan total aset yang besar menunjukkan bahwa

perusahaan memiliki prospek yang baik. Aset juga digunakan dalam aktivitas

operasional perusahaan sehari-hari. Hackstone dan Milne (1996) dalam

Purnomosidhi (2005) menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel

independen menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar akan melakukan

Page 54: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

36

aktivitas yang lebih banyak dan memiliki banyak unit usaha sehingga mampu

menciptakan nilai perusahaan untuk jangka panjang.

Peneltian Ousama et al (2012) yang meneliti determinan pelaporan modal

intelektual pada perusahaan yang listing di Malaysia menemukan bahwa ukuran

perusahaan merupakan determinan pengungkapan modal intelektual. Sedangkan

penelitan Rimmel et al (2009) yang meneliti pengungkapan sukarela modal

intelektual pada perusaaan yang melakukan IPO di Jepang pada tahun 2003

menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan dalam

pengungkapan modal intelektual. Ukuran perusahaan merupakan variabel yang

penting dalam mengungkapkan informasi laporan tahunan perusahaan termasuk

pengungkapan modal intelektual. Ousama (2012) menyebutkan beberapa alasan

kenapa perusahaan yang berskala besar perlu mengungkapkan modal intelektual

yaitu:

1. Perusahaan besar memiliki sumber daya yang lebih besar;

2. Dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil, perusahaan besar

cenderung memiliki sistem informasi manajemen internal yang baik

karena berbagai macam aktivitas yang dilakukan;

3. Terjadinya kesenjangan yang lebih besar antara nilai pasar dan buku.

Sehingga dapat menjelaskan perbedaan-perbedaan tersebut dalam

pengungkapan modal intelektual;

Beberapa alasan Ousama di atas menunjukkan bahwa perusahaan yang

berskala besar harusnya melakukan pengungkapan modal intelektual yang lebih

banyak dibandingkan dengan perusahaan yang berskala kecil.

Page 55: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

37

2.10 Ukuran Dewan Komisaris

Menurut UU No. 40 Tahun 2007, dewan komisaris adalah organ perseroan

yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai

dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi. Dewan komisaris

bertugas melakukan pengendalian dan pengawasan atas tindakan manajer dalam

mengelola perusahaan agar tidak bertindak curang. Di Indonesia, dewan

komisaris ditunjuk oleh RUPS. Menurut UU No. 40 Tahun 2007 pasal 108 ayat 5

perusahaan perseroan terbatas wajib memiliki sedikitnya dua anggota dewan

komisaris. Sedangkan menurut Pedoman Umum GCG Indonesia (KNKG, 2006),

jumlah anggota dewan komisaris harus disesuaikan dengan kompleksitas

perusahaan dengan tetap memperhatikan efektivitas dalam pengambilan

keputusan. Menurut Pedoman Umum GCG Indonesia (2006), agar pelaksanaan

tugas dewan komisaris dapat berjalan secara efektif, perlu dipatuhi prinsip-prinsip

berikut:

1. Komposisi dewan komisaris harus memungkinkan pengambilan

keputusan secara efektif, tepat, dan cepat, serta dapat bertindak

independen.

2. Anggota dewan komisaris harus professional, yaitu berintegrasi dan

memiliki kemampuan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan

baik termasuk memastikan bahwa direksi telah memperhatikan

kepentingan semua pemangku kepentingan.

Page 56: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

38

3. Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat dewan komisaris mencakup

tindakan pencegahan, perbaikan, sampai kepada pemberhentian

sementara.

Dewan komisaris merupakan alat pengendali internal yang memastikan

bahwa perilaku manajer atau dewan direksi sesuai dengan keinginan pemilik

perusahaan dan pemangku kepentingan. Haji dan Ghazali (2013) menyatakan

ukuran dewan komisaris yang lebih besar mampu meningkatan pengawasan dalam

organisasi perusahaan. Fungsi pengendalian (control) dewan komisaris dapat

mengurangi biaya agensi yaitu mampu menyelaraskan perbedaan kepentingan

antara pihak agen dengan pihak principal dengan melakukan pengungkapan

informasi modal intelektual.

2.11 Umur Perusahaan

Umur perusahaan merupakan bentuk eksistensinya di dunia bisnis dalam

menghadapi tantangan persaingan dan memanfaatkan peluang bisnis. Dengan

mengetahui umur perusahaan maka akan diketahui pula sejauh mana perusahaan

tersebut dapat survive (Artinah, 2013). Umur perusahaan menandakan

pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Seiring berjalannya waktu aset

perusahaan akan meningkat, perusahaan private akan tumbuh dan berkembang

menjadi perusahaan public, investor semakin bertambah dan lain sebagaimya.

Keberhasilan untuk mencapai umur yang panjang menandakan bahwa

perusahaan mampu memanfaatkan peluang dan menangani tantangan bisnis

dengan baik. Umur perusahaan menunjukkan juga bahwa produk dan layanan

Page 57: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

39

yang diberikan diterima oleh pasar atau masyarakat. Semakin lama umur

perusahaan maka semakin banyak pengalaman yang telah didapat sehingga

semakin mampu mengungkapkan informasi keuangan.

2.12 Kompleksitas Bisnis

Kompleksitas organisasi atau operasi merupakan akibat dari pembentukan

departemen dan pembagian pekerjaan yang memiliki fokus terhadap jumlah unit

yang berbeda (Ariyani dan Budiartha, 2014). Perusahaan dengan struktur bisnis

yang kompleks membutuhkan sistem informasi manajemen yang efektif dalam

memonitoring dan mendorong lebih banyak informasi yang diungkapkan (Courtis,

1978 dan Cooke,1989 dalam Hossain dan Hammami, 2009).

Perusahaan akan mengalami perkembangan bisnis dalam menjalankan

usahanya. Sehingga ada kemungkinan bagi perusahaan untuk mengembangkan

daerah pemasaran dengan membuka cabang atau anak perusahaan. Kompleksitas

bisnis dikaitkan dengan jumlah entitas anak yang dimiliki oleh perusahaan.

Pendirian entitas anak perusahaan sebagai bentuk upaya untuk memperluas

pemasaran dan mencukupi kebutuhan masyarakat akan produk dan layanan

perusahaan. Entitas anak ini biasanya dilakukan dengan diversifikasi produk dari

perusahaan induknya. Seperti PT. Bank Negara Indonesia memiliki beberapa

anak perusahaan diantaranya yaitu BNI Life Insurance, Obligasi BNI Securities,

BNI Remittrance Ltd, BNI Multi Finance.

Kompleksitas bisnis menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai unit-unit

usahan yang aktivitasnya harus diawasi lebih ketat. Entitas anak perusahaan harus

Page 58: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

40

menyediakan informasi yang akurat dan menyeluruh. Banyaknnya anak

perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan juga menunjukkan bahwa perusahaan

mempunyai ukuran atau skala usaha yang besar. Biasanya sebagian besar modal

pada anak perusahaan merupakan modal para pemegang saham di perusahaan

induk. Sehingga tuntutan akan keterbukaan informasi akan lebih luas.

2.13 Penelitian Terdahulu

Sejalan dengan meningkatnya pemberdayaan intangible asset terutama

setelah dikeluarkannya PSAK No. 19 (Revisi 2009) tentang aset tidak berwujud,

penelitian tentang modal intelektual di Indonesia mulai berkembang.

Purnomosidhi (2005) dengan sektor perusahaan publik dan metode pengumpulan

datanya menggunakan content analysis menunjukkan bahwa leverage, size, dan

kinerja modal intelektual berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan modal

intelektual sedangkan tipe industri, foreign listing status, kinerja perusahaan tidak

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan modal intelektual.

Rimmel et al (2009) dengan metode pengumpulan data content analysis

membuktikan bahwa umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan modal intelektual, industri yang berteknologi tinggi lebih banyak

mengungkapkan modal intelektual dibanding dengan industri yang berteknologi

rendah, sedangkan kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan tidak

berpengaruh signifikan. Yau et al (2009) membuktikan ukuran perusahaan,

perusahaan yang berlink dengan pemerintah, pertumbuhan perusahaan dan

profitabilias berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela modal

Page 59: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

41

inntelektual. Tabel 2.3 di bawah ini menunjukkan ringkasan penelitian terdahulu

tentang pengungkapan modal intelektual.

Tabel 2.3 Penelitian-penelitian Empiris tentang Modal Intelektual

No Peneliti Judul Variabel Metode

Analisis Hasil

1. Bambang

Purnomosidhi

(2005)

Analisi Empiris

terhadap

Determinan

Praktik

Pengungkapan

Modal

Intelektual pada

Perusahaan

Publik di BEJ

Dependen:

Pengungkapan

Modal

Intelektual.

Independen:

Ukuran

Perusahaan

(Size), Tipe

Industri,

Foreign Listing

Status,

Kinerja

Perusahaan,

Ketergantungan

pada Utang

(leverage),

Kinerja Modal

Intelektual.

Content

Analysis,

Regresi

Berganda

Leverage, Size,

dan Kinerja

Modal Intelektual

berpengaruh

signifikan

terhadap

pengungkapan

modal intelektual

sedangkan tipe

industri, foreign

listing status,

performance tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

pengungkapan

modal intelektual.

2. Budi Artinah

(2013)

Faktor-faktor

yang

Mempengaruhi

Pengungkapan

Intelektual

Capital pada

Lembaga

Keuangan yang

Terdaftar di

BEI.

Dependen:

Pengungkapan

Modal

Intelektual.

Independen:

Konsentrasi

Kepemilikan,

leverage,

Komisaris

Independen,

Ukuran

Perusahaan,

Umur

Perusahaan.

Content

Analysis,

Regresi

Berganda

Dari lima variabel

independen yaitu

konsentrasi

kepemilikan,

leverage,

komisaris

independen umur

perusahaan dan

ukuran pe-

rusahaan yang

dimasukkan ke-

dalam regresi,

hanya konsentrasi

kepemilikan dan

ukuran

perusahaan yang

signifikan.

3. Meizaroh dan

Jurica Lucyanda

(2012)

Pengaruh

Corporate

Governance,Kin

erja Perusahaan,

dan Umur

Perusahaan

terhadap

Pengungkapan

Dependen:

Pengungkapan

Modal

Intelektual.

Independen:

Corporate

Governance

(CGI), Kinerja

Content

Analysis,

Regresi

Berganda

Corporate

Governanve

berpengaruh

positif terhadap

pengungkapan

modal

intelektual;

Kinerja

Page 60: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

42

No Peneliti Judul Variabel Metode

Analisis Hasil

Modal

Intelektual.

Perusahaan

(ROE), Umur

Perusahaan.

Perusahaan tidak

berpengaruh

terhadapa

pengungkapan

modal intelektual;

Umur Perusahaan

tidak berpengaruh

terhadap

pengungkapan

modal intelektual.

4. Mohammed

Hossain dan

Helmi

Hammami

(2009)

Voluntary

Disclosure in

the Annual

Reports of An

Emerging

Country: The

Case of Qatar

Dependen :

Pengungkapan

sukarela modal

intelektual

Independen:

Umur

perusahaan,

ukuran

perusahaan,

profitabilitas,

kompleksitas

bisnis, asset in

place

Content

analysis,

ordinary

least

square.

Umur perusahaan,

ukuran

perusahaan,

kompleksitas

bisnis, dan asset

inplace signifikan

dalam

menjelaskan

pengungkapan

sukarela modal

intelektual

sedangkan

profitabilitas

tidak signifikan.

5. Dr. Gregory

White et al

(2007)

Drivers of

Voluntary

Intellectual

Capital

Disclosure in

Listed

Biotechnology

Companies

Dependen:

Pengungkapan

Modal

Intelektual

Independen:

Komisaris

Independen,

Konsentrasi

Kepemilikan,

Umur

Perusahaan,

Ukuran

Perusahaan,

leverage.

Korelasi

Bivariat,

Regresi

Berganda

Adanya korelasi

positif yang kuat

antara tingkat

pengungkapan

modal intelektual

sukarela dengan

komisaris

independen, umur

perusahaan,

ukuran

perusahaan, dan

leverage. Serta

tidak ada korelasi

antara

pengungkapan

modal intelektual

sukarela dengan

tingkat

konsentrasi

kepemilikan.

6. Foong Soon

Yau et al (2009)

Intellectual

Capital

Reporting and

Corporate

Characteristics

of Public Listed

Companies in

Malaysia

Dependen:

Pengungkapan

Sukarela Modal

Intelektual

Independen:

Ukuran

Perusahaan,

Perusahaan

Content

Analysis,

Ukuran

Perusahaan

berpengaruh

positif signifikan

terhadap

pengungkapan

sukarela modal

intelektual,

Page 61: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

43

No Peneliti Judul Variabel Metode

Analisis Hasil

berlink

Pemerintah,

Pertumbuhan

Perusahaan,

Profitabilitas

Perusahaan

Perusahaan yang

berlink dengan

pemerintah

berpengaruh

signifikan,

Pertumbuhan

perusahaan tidak

berpengaruh

signifikan,

profitabilitas

berpengaruh

signifikan.

7. Talliyang et al

(2011)

TheDeterminant

s Of Intellectual

Capital

Disclosure

Among

Malaysian

Listed

Companies

Dependen:

Pengungkapan

modal

intelektual.

Independen:

Umur

Perusahaan,

Ukuran

Perusahaan,

Tingkat Utang,

Konsentrasi

Kepemilikan,

Profitabilitas,

Pertumbuhan

Perusahaan.

Content

analysis,

Multiple

Regressi

on.

Umur perusahaan,

ukuran

perusahaan,

konsentrasi

kepemilikan dan

pertumbuhan

perusahaaan

merupakan

determinan

pengungkapan

modal intelektual.

8. Ousama et al

(2012)

Determinants of

Intellectual

Capital

Reporting

Evidence from

Annual Reports

of Malaysian

Listed

Companies

Dependen:

Luas

Pengungkapan

Modal

Intelektual

Independen:

Ukuran

Perusahaan,

Profitabilitas,

Tingkat utang,

Tipe Audit

Perusahaan,

Tipe Industri

Correlati

on

Analysis,

Multiple

Regressi

on

Ukuran

perusahaan,

profitabilitas, tipe

industri

merupakan

determinan dalam

pengungkapan

modal intelektual

sedangkan tingkat

utang dan tipe

audit tidak

berpengaruh

signifikan.

9. Cahya (2013) Determinan

Luas

Pengungkapan

Modal

Intelektual pada

Perbankan

Dependen:

Pengungkapan

Modal

Intelektual.

Independen:

Tingkat utang,

kinerja modal

Content

analysis,

Regresi

Berganda

.

Ukuran dewan

komisaris, jumlah

rapat dewan

komisaris, ukuran

komite audit

berpengaruh

positif terhadap

luas

Page 62: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

44

No Peneliti Judul Variabel Metode

Analisis Hasil

intelektual,

ukuran dewan

komisaris,

jumlah rapat

dewan

komisaris,

ukuran komite

audit,

konsentrasi

kepemilikan

saham dan umur

listing.

pengungkapan

modal intelektual.

Kinerja modal

intelektual,

tingkat utang,

konsentrasi

kepemilikan

saham tidak

berpengaruh

terhadap

pengungkapan

modal intelektual.

2.14 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kesadaran perusahaan terhadap modal intelektual meningkat seiring

dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi. Informasi modal intelektual

dianggap penting oleh perusahaan demi memberikan ketercukupan informasi

kepada pemangku kepentingan, untuk menarik investor dan meningkatkan daya

saing yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dewasa ini perusahaan

cenderung lebih banyak mengungkapkan aset berwujud dibanding dengan aset

tidak berwujud. Hal ini dikarenakan aset tidak berwujud sulit untuk

dikuantifikasikan.

Pengungkapan modal intelektual pada penelitian ini dijelaskan dengan tiga

teori yaitu legitimacy theory, agency theory dan signaling theory. Pengungkapan

modal intelektual melengkapi pengungkapan informasi keuangan sebagai wujud

transparansi informasi perusahaan. Dalam operasionalnya perusahaan harus

memperhatikan batas-batas, nilai dan norma yang berlaku di lingkungan

perusahaan tersebut berdiri. Hal ini dikarenakan adanya kontrak sosial antara

perusahaan dengan masyarakat atau lingkungan sekitar (legitimacy theory).

Page 63: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

45

Kontrak sosial ini menuntut perusahaan untuk melakukan aktivitas bisnis sesuai

dengan batasan-batasan yang dianggap sah oleh masyarakat. Sebagai wujud

pemenuhan kontrak sosial ini perusahaan harus mengungkapkan informasi yang

menyeluruh termasuk informasi modal intelektual kepada masyarakat atau

lingkungan.

Dalam melaksanakan bisnisnya pemilik perusahaan mendelegasikan

kewenangan kepada pihak manajemen. Pendelegasian ini menimbulkan adanya

konflik kepentingan di kedua belah pihak. Kinerja perusahaan yang baik

mendorong manajemen untuk mendapatkan insentif guna memenuhi

kesejahteraan pribadi. Sedangkan pemilik perusaahaan yang tidak mengetahui

detail operasional perusahaan, seakan kekurangan informasi dibanding dengan

pihak manajemen yang terlibat dalam operasional perusahaan sehari-hari. Hal ini

menimbulkann adanya asimetri informasi.

Dari segi signalling theory, pengungkapan informasi yang lengkap dan

menyeluruh termasuk informasi aset tidak berwujud perusahaan berupa kekayaan

intelektual akan memberikan sinyal positif kepada pihak yang berkepentingan

seperti pemilik perusahaan, investor, karyawan, masyarakat, dan lain sebagainya

atas ketersediaan informasi untuk pengambilan keputusan. Sinyal positif ini akan

mendapatkan respon atau tanggapan positif sehingga mampu meningkatkan nilai

perusahaan.

Atas dasar ini pemilik perusahaan atau pemegang kepentingan menuntut

adanya keterbukaan informasi dengan melaporkan seluruh informasi baik

informasi keuangan maupun non keuangan, informasi aset berwujud maupun aset

Page 64: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

46

tidak berwujud. Terlebih jika perusahaan sudah mempunyai tempat di masyarakat,

struktur bisnis perusahaan kompleks dan sebagian modal perusahaan berasal dari

pihak eksternal maka pihak manajemen harus lebih luas dan lengkap dalam

mengungkapkan informasi perusahaan. Berdasarkan uraian di atas kerangka

pemikiran teoritis dalam penelitian ini tersaji pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Model Teoritis

2.15 Pengembangan Hipotesis Penelitian

2.15.1 Pengaruh Tingkat Utang terhadap Pengungkapan Modal Intelektual

Tingkat utang merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan

bergantung pada dana dari kreditur dalam membiayai investasi. Tingkat utang

pada penelitian ini menggunakan rasio total hutang dibanding dengan total modal

Pengungkapan Modal

Intelektual (ICD)

Tingkat Utang

(LEV)

Pertumbuhan Laba

(EG)

Ukuran Perusahaan

(SIZE)

Ukuran Dewan

Komisaris (COMM)

Umur Perusahaan

(AGE)

Kompleksitas Bisnis

(COMPLEX)

Agency Theory

Signalling Theory

Agency Theory

Legitimacy Theory

Agency Theory

Agency dan

Legitimacy Theory

Page 65: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

47

perusahaan (debt to equity ratio) yang menjelaskan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi modalnya sendiri. Rasio ini menjelaskan struktur keuangan

perusahaaan terkait dengan bagaimana perusahaan membiayai aktivitasnya.

Aktivitas perusahaan didanai oleh hutang dan modal pemegang saham. Ketika

hutang lebih tinggi dari pada modal perusahaan maka pendanaan perusahaan

sangat bergantung pada pinjaman pihak eksternal yaitu hutang dari kreditur.

Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat utang rendah berarti bahwa

perusahaan lebih banyak menggunakan asetnya atau modal pemegang saham

untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan.

Perusahaan menggunakan dana dari kreditur dengan tujuan untuk

memenuhi kecukupan modal yang digunakan untuk operasional perusahaan dan

untuk mebiayai investasi. Ketika kreditur meminjamkan dana kepada perusahaan,

tentulah kreditur akan melihat prospek atau kinerja perusahaan. Hal ini terkait

dengan keamanan dana yang diberikan.

Prospek perusahaan ini dilihat dari keuntungan yang diperoleh.

Keuntungan perusahaan mempengaruhi keputusan kreditur. Ketika keuntungan

perusahaan tinggi maka kreditur yakin bahwa keamanan dan keterjaminan dana

yang dipinjamkan besar. Kreditur dapat memastikan bahwa dana tersebut akan

mampu dibayar atau dikembalikan oleh perusahaan sesuai dengan waktu yang

ditetapkan dengan menggunakan keuntungan yang diperoleh. Oleh karena itu,

wajar kiranya jika kreditur menginginkan adanya keterbukaan informasi yang

dapat dilakukan dengan melakukan pengungkapan yang akurat dan menyeluruh

demi memastikan keamanan dan keterjaminan dana yang dipinjamkan.

Page 66: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

48

Dalam memonitoring dana yang telah dipinjamkan, kreditur melihat

seberapa besar dana yang telah dipinjamkan kepada perusahaan. Jika dana yang

dipinjamkan jumlahnnya besar, maka kreditur akan cenderung melakukan

pengawasan yang ketat. Sebaliknya jika dana yang dipinjamkan tidak terlalu

besar, maka kreditur akan melakukan pengawasan yang tidak terlalu ketat.

Pengawasan ini didampingi dengan tuntutan keterbukan informasi perusahaan

baik informasi keuangan maupun non keuangan termasuk modal intelektual.

Alasan pentingnya informasi modal intelektual baik untuk kreditur

maupun pihak eksternal lainnya adalah modal intelektual mampu melengkapi

informasi perusahaan. Dewasa ini perusahaan cenderung hanya mengungkapkan

informasi tentang kinerja perusahaan tanpa memberikan sorotan tentang sumber

daya atau kekayaan lain peruahaan yang dijadikan sebagai penggerak dalam

akitivitas perusahaan. Contoh dari kekayaan ini seperti pengetahuan, teknologi

dan karyawan perusahaan. Tanpa disadari informasi ini juga sebenarnya berharga

bagi pihak eksternal. Terutama untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang

pengetahuan. Dimana modal penggerak utamanya adalah pengetahuan dan

keterampilan karyawannya.

Pada penelitian ini tingkat utang dijelaskan dengan agency theory.

Pemberian wewenang oleh pemilik perusahaan kepada manajemen menimbulkan

adanya konflik kepentingan. Manajemen sebagai pengelola perusahaan yang

mengetahui operasional perusahaan cenderung ingin memaksimalkan dirinya

demi mendapatkan kesejahteraan tanpa memperhatikan keinginan pemilik

perusahaan. Disisi lain pemilik perusahaan menginginkan adanya keterbukaan

Page 67: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

49

informasi atas aktivitas yang manajer lakukan. Keadaan seperti ini menimbulkan

adanya asimetri informasi antara manajer yang bertindak sebagai agent dengan

pemilik perusahaan yang disebut sebagai principal.

Berdasarkan agency theory, perusahaan dengan tingkat utang yang tinggi

memiliki biaya agensi yang tinggi. Biaya agensi ini sebagai teknik pengendalian

dan pengawasan kreditur kepada perusahaan. Perusahaan dengan tingkat utang

yang tinggi memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan informasi para

stakeholder, hal ini dikarenakan adanya risiko yang tinggi akibat proporsi utang

yang besar terutama bagi kreditur. Sebagai contoh ketika perusahaan pailit,

kecilnya modal pemegang saham tidak mampu menutupi utang yang dipinjam.

Sehingga dalam hal ini kreditor mentut adanya informasi yang penuh dan

menyeluruh termasuk modal intelektual. Hal ini rasional dilakukan karena

kreditur memiliki kewajiban untuk memastikan keamanan dan keterjaminan dana

yang dipinjamkan dapat dibanyar atau dilunasi pada waktu yang sudah ditentukan

dan dapat digunakan dengan baik untuk operasional perusahaan guna memperoleh

keuntungan.

Logika teori ini didukung dengan hasil penelitian Purnomosidhi (2005)

yang menyatakan bahwa tingkat utang dengan proksi long term debt to equity

ratio berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan modal intelektual. Hasil

yang sama juga terdapat pada penelitian White el al (2007) yang menggunakan

proksi total liabilities to total assets, menghasilkan bahwa tingkat utang

merupakan salah satu key driver atau key factor dalam pengungkapan modal

intelektual. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh positif yang kuat antara

Page 68: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

50

tingkat utang dengan pengungkapan modal intelektual. Begitu juga dengan hasil

penelitian Williams (2001) yang menemukan bahwa tingkat utang berpengaruh

signifikan terhadap pengungkapan modal intelektual. Dengan demikian hipotesis

yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu:

H1 : Semakin tinggi tingkat utang maka semakin tinggi pengungkapan modal

intelektual.

2.15.2 Pengaruh Pertumbuhan Laba terhadap Pengungkapan Modal

Intelektual

Laba adalah selisih antara pendapatan dengan beban-beban yang

ditanggung oleh perusahaan. Laba merupakan pengukuran kinerja perusahaan

secara umum. Laba yang besar menunjukkan bahwa perusahaan berhasil

menjalankan aktivitas usahanya. Baik dalam menghadapi tantangan seperti

pesaing maupun memanfaatkan peluang pasar. Sehingga hal yang lazim jika

perusahaan yang labanya tinggi akan mampu meningkatkan nilai perusahaan.

Pertumbuhan laba (earning growth) menggambarkan tingkat kenaikan atau

penurunan laba perusahaan pada setiap tahunnya. Pertumbuhan laba yang positif

atau mengalami peningkatan dari tahun ke tahun merupakan berita baik (good

news) bagi investor yang menandakan bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang

baik. Besarnya laba yang diperoleh menunjukkan bahwa bahwa produk dan

layanan perusahaan dapat diterima oleh masyarakat.

Pertumbuhan laba yang naik dari tahun ke tahun memberikan sinyal positif

kepada pasar atau investor untuk melakukan investasi. Bertambahnya investor ini

Page 69: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

51

menyebabkan adanya tuntutan transparasi kinerja dan informasi perusahaan

kepada manajemen. Hal ini dikarenakan, bagi investor dan pihak lainnya

informasi tentang perusahaan merupakan hal yang sangat penting guna

pengambilan keputusan. Sehingga manajemen harus mampu memenuhi

kebutuhan informasi untuk para investor dan pihak lainnya baik informasi

keuangan maupun non keuangan.

Pertumbuhan laba dijelaskan dengan signalling theory. Teori ini

menjelaskan bahwa perusahaan akan memberikan sinyal-sinyal yang berguna

dalam pengambilan keputusan investor. Ketika pertumbuhan laba perusahaan

positif maka pasar juga akan memberikan respon positif terhadap perusahaan.

Semakin meningkat pertumbuhan laba maka investor akan mempertimbangkan

untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Karena mereka meyakini bahwa

perusahaan yang berkinerja baik dengan melihat angka pertumbuhan laba yang

positif, akan memberikan keuntungan pada investasi yang ditanam. Sedangkan

ketika pertumbuhan laba negatif maka akan memberikan sinyal kepada pasar

bahwa produknya tidak diterima masyarakat. Sehingga investor akan enggan

untuk melakukan invesatasi.

Dari segi karyawan terkait dengan gaji dan tunjangan, pertumbuhan laba

yang positif memberikan sinyal bahwa karyawan mendapatkan jaminan dan

keamanan dalam pekerjaaanya dan juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk

mendapatkan bonus. Bagi pemerintah, pertumbuhan laba yang positif memberikan

sinyal terkait dengan kewajiban pajak yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Bagi

kreditur, mereka merasa aman bahwa dana yang diberikan akan mampu

Page 70: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

52

dikembalikan oleh perusahaan pada waktu yang sudah ditentukan. Dan bagi

masyarakat, pertumbuhan laba yang positif mampu memberikan reward kepada

masyarakat dalam bentuk corporate social responsibility perusahaan.

Dari penjelasan tersebut didapat bahwa laba sangat berguna bagi berbagai

pihak terutama dalam pengambilan keputusan. Sehingga akan lebih bijak jika

perusahaan yang mempunyai pertumbuhan laba yang positif lebih mampu

mengungkapkan informasi yang menyeluruh termasuk informasi modal

intelektual yang dimiliki perusahaan.

Pertumbuhan laba diperkirakan berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan modal intelektual. Karena semakin meningkat pertumbuhan laba

perusahaan, dalam arti bergerak positif maka semakin tinggi pula pengungkapan

informasi yang dilakukan. Hal ini dikarenakan laba yang tinggi menunjukkan

bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang baik dan mampu menghadapi

tantangan yang ada. Atau dengan kata lain pertumbuhan laba yang meningkat

menunjukkan adanya prospek yang baik dari perusahaan. Untuk lebih

meningkatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan, maka perusahaan

dapat melakukan pengungkapan informasi secara sukarela termasuk

pengungkapan informasi modal intelektual yang sangat diperlukan demi

memenuhi kecukupan informasi baik untuk pihak eksternal maupun internal.

Logika teori dimana semakin tinggi pertumbuhan laba maka semakin

banyak pengungkapan modal intelektual didukung atau terbukti pada hasil

penelitian Taliyang et al (2011). Namun pada penelitian Taliyang et al (2011)

menggunakan variabel pertumbuhan perusahaan (growth) dengan proksi market to

Page 71: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

53

book value of common share. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa

pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan

modal intelektual. Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang dikemukakan dalam

penelitian ini yaitu:

H2 : Semakin meningkat pertumbuhan laba perusahaan maka semakin tinggi

pengungkapan modal intelektual.

2.15.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Modal

Intelektual

Ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan yang dapat

diukur dengan total aset, total penjualan, dan total karyawan. Ukuran perusahaan

pada penelitian ini adalah besarnya logaritma natural dari total aset yang dimiliki

oleh perusahaan. Semakin besar total aset yang dimilik oleh perusahaan maka

semakin besar pula ukuran perusahaan. Aset yang besar dapat digunakan untuk

memenuhi biaya operasional dan investasi perusahaan.

Alasan utama ukuran perusahaan digunakan dalam penelitian ini adalah

perusahaan yang lebih besar mempunyai hubungan yang lebih kompleks dan

aktivitas yang lebih banyak dalam penciptaan nilai dibanding dengan perusahaan

yang lebih kecil. Besarnya sumber daya yang dimiliki perusahaan dan adanya

kesenjangan informasi merupakan kondisi yang memerlukan pengungkapan

informasi yang menyeluruh termasuk modal intelektual perusahaan. Seperti yang

kita ketahui bahwa sumber daya yang dimiliki perusahaan merupakan aset

penggerak jalannya operasional perusahaan. Keunggulan kompetitif perusahaan

Page 72: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

54

terletak pada sumber daya yang dimilikinya. Keunggulan kompetitif ini akan

meningkatkan nilai perusahaan.

Nilai perusahaan bisa tercermin dari sumber daya pengetahuan, yang dapat

berbentuk pelanggan, karyawan, dan teknologi. Perusahaan yang berskala besar

menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai track record yang baik

dalam dunia bisnis. Sehingga hal yang rasional jika perusahaan berskala besar

lebih banyak mengungkapkan informasi termasuk modal intelektual demi

menjaga nilai perusahaan di mata pasar.

Hubungan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan modal

intelektual dapat dijelaskan dengan agency theory dan legitimacy theory. Dari

segi agency theory perusahaan yang besar memiliki aktivitas yang lebih banyak

dan hubungan yang lebih kompleks akibat dari pendelegasian wewenang. Pihak

manajemen (agent) dan pemilik perusahaan (principal) cenderung memiliki

konflik kepentingan sehingga meningkatkan biaya agensi. Dengan demikian untuk

mengurangi biaya agensi ini, perusahaan akan secara sukarela melakukan

pengungkapkan informasi yang lebih lengkap, termasuk informasi mengenai

modal intelektual (Ousama, 2012). Dengan mengungkapkan informasi yang lebih

banyak, perusahaan juga membuktikan bahwa telah menerapkan prinsip-prinsip

manajemen perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) terutama prinsip

transparansi. Dan hal ini juga akan menjadi poin positif bagi perusahaan yang

mampu meningkatkan nilai perusahaan.

Dari segi legitimacy theory Ousama (2012) menyebutkan bahwa

perusahaan berskala besar menjadi lebih terlihat serta diawasi oleh masyarakat

Page 73: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

55

dan pemerintah. Hal ini sesuai dengan pemahaman legitimacy theory, dimana

perusahaan harus melaksanakan aktivitas operasional perusahaan yang sah serta

tidak merugikan lingkungan dan masyarakat. Sehingga perusahaan berskala besar

mempunyai kewajiban untuk mematuhi norma dan memenuhi harapan masyarakat

di sekitar perusahaan tersebut berada, salah satunya adalah dengan melakukan

pengungkapan sukarela.

Ukuran perusahaan yang semakin besar menunjukkan perusahaan

mengalami perkembangan sehingga investor merespon positif dan nilai

perusahaan meningkat (Soejoko dan Soebiantoro, 2007 dalam Cahya, 2013).

Sedangkan perusahaan berskala kecil cenderung tidak melakukan pengungkapan

yang lebih lengkap. Hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan akan lebih besar

dibanding dengan manfaat yang akan diperoleh. Karena pada umumnya

perusahaan kecil masih mengalami persaingan yang ketat dalam mengembangkan

bisnisnya.

Logika teori ini didukung dengan hasil penelitian Purnomosidhi (2005)

yang mengukur ukuran perusahaan dengan the natural log of total assets dengan

hasil bahwa ukuran perusahaan merupakan variabel yang dapat menjelaskan

variasi pengungkapan sukarela modal intelektual dalam laporan tahunan.

Abeysekera dan Guthrie (2006) menyebutkan bahwa ukuran perusahaan yang

diproksikan dengan total asset merupakan determinan yang penting dalam

pengungkapan sukarela. Hasil yang sama juga terdapat pada penelitian White et al

(2007) yang mengukur ukuran perusahan dengan natural log of market

capitalization. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

Page 74: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

56

antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan modal intelektual. Hasil

penelitian ini sama dengan penelitian Singh et al (dalam White et al, 2007) yang

meneliti adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan modal

intelektual pada perusahaan gas dan minyak di Australia. Berdasarkan uraian di

atas hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:

H3 : Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin tinggi pengungkapan

modal intelektual.

2.15.4 Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan Modal

Intelektual

Dewan komisaris merupakan organ perusahaan yang menjalankan fungsi

pengawasan untuk memastikan pelaksanaan berbagai aktivitas dan mekanisme

sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang ada pada perusahaan. Dewan komisaris

bertugas untuk melakukan monitoring terhadap tindakan manajemen dalam

mengelola perusahaan agar tidak bertindak curang. Ukuran dewan komisaris

merupakan jumlah dewan komisaris yang ada di perusahaan.

Menurut UU No. 40 Tahun 2007 jumlah anggota dewan komisaris pada

perusahaan terbuka sedikitnya dua orang dan menurut Pedoman Umum Good

Corporate Governance Indonesia Tahun 2006 jumlah anggota dewan komisaris

disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan

efektivitas perusahaan.

Dalam tugasnya, pengendalian dan pengawasan dewan komisaris dibantu

oleh komite-komite yang berada dibawahnya seperti komite audit, komite

Page 75: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

57

pemantau risiko, komite remunerasi dan nominasi dan komite lain sesuai dengan

kebutuhan perusahaan. Setiap komite bertanggung jawab untuk melakukan review

dan melakukan pengawasan berdasarkan tugas dan tanggung jawab yang telah

ditetapkan berdasarkan tugas dan wewenang masing-masing komite. Dewan

komisaris dalam fungsinya sebagai pengawas, menyampaikan laporan

pertanggungjawaban pengawasan atas pengelolaan perusahaan yang dilakukan

oleh direksi. Dewan komisaris juga berkewajiban untuk memastikan bahwa

direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari auditor internal,

auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia. Kemudian laporan tersebut

disampaikan kepada RUPS untuk memperoleh persetujuan (Pedoman Umum

GCG Indonesia, 2006).

Laporan dewan komisaris berisi laporan pelaksanaan aktivitas usaha dan

kinerja perusahaan dalam tahun yang bersangkutan. Misalnya mengenai evaluasi

kebijakan strategis yang dilakukan terhadap sejumlah bidang diantaranya kinerja

bank, profil dan citra perusahaan, kebijakan manajemen risiko, tindak lanjut atas

hasil pemeriksaan audit eksternal/internal, sumber daya manusia, teknologi

informasi dan sebagainya. Laporan ini merupakan bagian dari laporan tahunan

perusahaan. Dewan komisaris mengawasi setiap jalannya aktivitas perusahaan

dari mulai pelaksanaan sampai dengan pelaporan.

Selain itu dewan komisaris juga memberikan tanggapan atas pelaporan

berkala dewan direksi terkait dengan tugasnya mengelola perusahaan. Sehingga

tentulah untuk menjadi dewan komisaris harus dipastikan memiliki integritas dan

kompetensi di bidang keuangan yang memadai dan bertanggung jawab. Ukuran

Page 76: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

58

dewan komisaris yang efektif juga didukung dengan komunikasi dan koordinasi

yang baik antar anggota dewan komisaris sehingga menghasilkan kontrol yang

baik dalam peruahaan.

Asumsi utama digunakannya variabel ini adalah dewan komisaris

berfungsi sebagai alat pengendalian teritinggi bagi perusahaan. Tindakan

pengawasan dan pengendalian dilakukan untuk mengurangi biaya agensi melalui

penekanan kepada manajer untuk melakukan pengungkapan informasi secara

lengkap dan akurat termasuk modal intelektual. Hal ini dimaksudkan untuk

mengurangi adanya asimetri informasi demi menyelaraskan kepentingan

manajemen dan pemilik perusahaan. Semakin besar ukuran dewan komisaris

suatu perusahaan, maka kinerja pengawasan dan pengendalian menjadi lebih baik

dan efektif sehingga perusahaan akan melakukan pengungkapan penuh termasuk

modal intelektual demi memenuhi kebutuhan informasi pemilik perusahaan dan

pihak lain yang berkepentingan.

Tetapi ukuran dewan komisaris yang besar tanpa diimbangi dengan

komunikasi dan koordinasi antar anggota tentunya akan menimbulkan

ketidaksepahaman. Sehingga seperti yang telah disebutkan di atas bahwa ukuran

dewan komisaris disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap

memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan dan dituntut juga untuk

dapat mengambil keputusan secara tepat dan cepat.

Penelitian Cahya (2013) yang meneliti karakteristik perusahaan dengan

variabel kontrol umur listing terhadap luas pengungkapan modal intelektual.

Hasilnya menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan

Page 77: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

59

terhadap luas pengungkapan modal intelektual. Alasan yang mendasarinya adalah

dewan komisaris bertugas sebagai pengawas dan pengendali perusahaan sehingga

dalam kegiatannya dewan komisaris akan memastikan bahwa aktivitas

manajemen sesuai dengan harapan pemilik perusahaan dan pelaporan kinerja

disajikan secara benar, akurat, dan menyeluruh demi memenuhi ketercukupan

informasi bagi pihak yang berkepentingan. Berdasarkan uraian di atas hipotesis

yang diajukan pada penelitian ini yaitu:

H4 : Semakin besar ukuran dewan komisaris maka akan semakin tinggi

pengungkapan modal intelektual.

2.15.5 Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Pengungkapan Modal

Intelektual

Keberhasilan perusahaan dalam bisnisnya tidak terlepas dari lingkungan

dimana perusahaan tersebut berada. Dukungan dari lingkungan akan

mempermudah perusahaan dalam menjalankan bisnis. Keberhasilan tersebut

ditandai dengan lamanya perusahaan berdiri atau bisa dikuantifikasikan dengan

umur perusahaan.

Umur perusahaan adalah rentan waktu pada awal pendirian sampai dengan

saat perusahaan masih beroperasi. Umur perusahaan menandakan kemampuan

eksistensinya dalam dunia bisnis dengan segala persaingan dan peluang usaha

yang ada. Kemampuan untuk mempertahankan eksistensi di tengah persaingan

bisnis dan ekonomi yang semakin kuat membutuhkan usaha yang tidak mudah.

Tentunya perusahaan melakukan berbagai usaha dengan meningkatkan kreativitas

Page 78: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

60

dan inovasi agar produk dan layanannya tetap unggul dan diterima oleh

masyarakat.

Logika teori pada variabel ini dipayungi dengan teori legitimasi

(legitimacy theory). Teori ini menyebutkan bahwa perusahaan akan melakukan

usahanya sesuai dengan batas-batas dan norma yang berlaku di lingkungan dan

masyarakat. Perusahaaan juga akan menjalankan usahanya sesuai dengan harapan

yang berkembang di masyarakat. Dan harapan tersebut senantiasa berubah dan

berkembang. Teori ini menjelaskan bahwa perusahaan mempunyai kontrak sosial

dengan masyarakat yang harus dipenuhi (Deegan, 2002). Masyarakat menuntut

adanya keterbukaan informasi dari perusahaan yang beroprasi di lingkunganya.

Legitimacy theory sangat mampu mengungkapkan modal intelektual.

Perusahaan akan mengungkapan informasi secara sukarela ketika memang

dibutuhkan oleh masyarakat termasuk pengungkapan modal intelektual. Hal ini

dilakukan sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi perusahaan. Ketika

perusahaan melaporkan informasi secara akurat dan menyeluruh maka

masyarakat/lingkungan memberikan respon yang baik terhadap keberadaan

perusahan. Respon baik tersebut diwujudkan dalam bentuk loyalitas pelanggan

atau masyarakat. Dan ketika perusahaan menjalankan aktivitasnya tidak

memperhatikan norma dan batas-batas yang ada di masyarakat maka perusahaan

akan menciptakan image yang buruk di mata masyarakat. Sehingga dari hal ini

manajemen perusahaan akan mengungkapkan informasi yang dapat meningkatkan

kredibilitas dan kesuksesan perusahaan meskipun informasi tersebut tidak

diwajibkan (Suwardjono, 2008: 583).

Page 79: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

61

Owusu-Ansah (1998) dalam Hossain dan Hammami (2012) menyatakan ada tiga

alasan kenapa perusahaan yang berusia lebih muda tidak mengungkapkan

informasi yang menyeluruh:

1. Perusahaan yang lebih muda mungkin akan menderita kerugian yang

cukup besar jika mereka mengungkapkan item-item tertentu seperti

informasi pengeluaran penelitian, belanja modal dan pengembangan

produk.

2. Manfaat yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan tidak seimbang.

Untuk perusahaan yang lebih muda biaya dan kemudahan pengumpulan ,

pengolahan dan menyebarluaskan informasi.

3. Perusahaan yang lebih muda dimungkinkan kurang berpengalaman atau

kurang memiliki track record terkait dengan kemampuan pengungkapan

informasi.

Dari tiga alasan di atas menunjukkan bahwa perusahaan yang berumur

lebih muda menganggap bahwa pengungkapan informasi dianggap sebagai

pemborosan. Dan perusahaan yang lebih tua seharusnya mampu untuk

mengungkapkan informasi karena didukung dengan pengalaman yang telah

didapat. Dan juga akan memberikan manfaat yang lebih besar dibanding dengan

biaya yang dikeluarkan karena dengan pengungkapan informasi yang menyeluruh

akan meningkatkan nilai dan reputasi perusahaan.

Penelitian White et al (2007) yang meneliti pada perusahaan bioteknologi

menjelaskan bahwa terdapat korelasi positif yang kuat antara umur perusahaan

dengan pengungkapan modal intelektual. Hasil ini juga didukung oleh Rimmel et

Page 80: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

62

al (2009) menyatakan bahwa luas pengungkapan informasi berhubungan dengan

berapa lama perusahaan menjalankan bisnisnya. Hasil tersebut membuktikan

adanya pengaruh yang signifikan antara umur perusahaan terhadap pengungkapan

modal intelektual.

Alasan yang mendasarinya adalah semakin lama perusahaan berdiri maka

semakin banyak pengalaman yang telah didapat karena perusahaan mengetahui

kebutuhan informasi dari pemegang kepentingan termasuk masyarakat sehingga

semakin luas dalam mengungkapkan informasi termasuk informasi modal

intelektual pada laporan tahunan. Hal ini dikarenakan perusahaan sudah

mengalami kedewasaan dalam berbisnis dengan banyaknya pengalaman dan

tingginya pemahaman dunia bisnis sehingga perusahaan memahami harapan dan

keinginan lingkungan dimana perusahaan berdiri. Berdasarkan uraian di atas

hipotesis yang diajukan pada penelitian ini yaitu:

H5 : Semakin lama umur perusahaan maka semakin tinggi pengungkapan

modal intelektual.

2.15.6 Pengaruh Kompleksitas Bisnis terhadap Pengungkapan Modal

Intelektual

Perusahaan akan mengalami perkembangan usaha dalam menjalankan

bisnisnya. Sehingga terdapat kemungkinan bagi perusahaan untuk

mengembangkan daerah pemasaran dengan membuka cabang atau anak

perusahaan. Didirikannya anak perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan

produk yang sama atau dengan diversifikasi produk dari perusahaan induk.

Page 81: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

63

Adanya anak perusahaan akan menambah kompleksitas struktur bisnis

perusahaan. Dimana pada anak perusahaan tersebut akan terdapat pendelegasian

kewenangan yang berantai. Pendelegasian kewengan ini akan menyebabkan arus

informasi perusahaan yang semakin panjang. Sehingga menimbulkan adanya

biaya agensi.

Pendirian anak perusahaan bertujuan untuk memperluas jaringan

pemasaran untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Setiap anak perusahaan

tentulah mempunyai sumber daya dalam mendukung operasional perusahaan baik

sumber daya yang berwujud seperti aset maupun sumber daya yang tidak

berwujud yaitu pengetahuan, teknologi dan lain sebagainya. Semakin besar

sumber daya yang dimiliki menunjukkan semakin besar ukuran perusahaan dan

semakin baik prospek perusahaan.

Banyaknya jumlah anak perusahaan yang dimiliki maka kompleksitas

bisnis juga semakin tinggi. Tingginya kompleksitas bisnis ini menimbulkan

hubungan keagenan yang semakin panjang. Manajemen yang ada pada anak

perusahaan juga harus melaporkan dan mengungkapakan informasi kinerjanya.

Kemudian manajemen perusahaan mengkonsolidasikan laporan tersebut untuk

diserahkan kepada pihak yang berkepentingan. Kompleksitas bisnis ini

menimbulkan cakupan pengungkapan yang semakin luas dan menuntut

manajemen perusahaan untuk mampu mengungkapkan informasi secara akurat

dan menyeluruh termasuk informasi pengungkapan modal intelektual. Hal ini

dilakukan sebagai bentuk transparansi perusahaan.

Page 82: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

64

Pada penelitian ini kompleksitas bisnis dijelaskan dengan menggunakan

agency theory. Asumsi utama yang mendasarinya adalah struktur bisnis yang

kompleks memerlukan sistem informasi manajemen yang efektif (Courtis, 1978

dan Cooke, 1989a dalam Hossain dan Hammami, 2009). Sistem informasi

manajemen yang efektif dapat dilakukan dengan melakukan pengungkapan. Dan

struktur bisnis yang kompleks juga menimbulkan banyaknya pihak yang

ditunjuk oleh pemilik perusahaan (principal) untuk menjalankan atau

mengoperasikan bisnisnya. Kondisi ini menyebabkan adanya hubungan keagenan

yang semakin panjang. Hubungan keagenan yang semakin panjang ini akan

menyebabkan asimetri informasi.

Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi asimetri informasi ini adalah

dengan melalui pengungkapan. Baik pengungkapan mandatory maupun

voluntary. Hal yang rasional jika perusahaan yang mempunyai struktur bisnis

yang kompleks melakukan pengungkapan informasi yang lebih banyak dibanding

dengan perusahaan yang tidak begitu kompleks atau tidak memiliki entitas anak.

Alasan yang mendasarinya adalah banyaknya entitas anak perusahaan

menunjukkan bahwa perusahaan mampu berkembang dan mempunyai pemasaran

yang luas. Perkembangan perusahaan ini merupakan tanda bahwa produk dan

layanan perusahaan diterima oleh pasar. Sehingga struktur bisnis yang kompleks

membutuhkan adanya sistem informasi yang efektif untuk mengawasi dan

mendorong lebih banyak pengungkapan informasi (Hossain dan Hammami,

2009). Termasuk pengungkapan informasi modal intelektual yang dimiliki

perusahaan.

Page 83: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

65

Logika teori ini didukung dengan hasil penelitian Hossain dan Hammami

(2009) yang meneliti karakteristik perusahaan terhadap tingkat pengungkapan

sukarela pada laporan tahunan perusahaan yang listing di Qatar. Karakteristik

perusahaan ini menggunakan variabel umur perusahaan, ukuran perusahaan,

profitabilitas, kompleksitas operasi usaha, dan asset in place meghasilkan bahwa

umur perusahaan, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi usaha dan assets in

place signifikan dalam menjelaskan tingkat pengungkapan sukarela, sedangka

profitabilitas tidak signifikan dalam menjelaskan tingkat pengungkapan sukarela.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:

H6 : Semakin kompleks operasi perusahaan maka semakin tinggi

pengungkapan modal intelektual.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas untuk memahami

bagaimana kemampuan variabel keuangan dan non keuangan dalam menjelaskan

variasi pengungkapan modal intelektual dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah

ini.

Page 84: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

66

H1 +

H2 +

H3 +

H4 +

H5 +

H6 +

Gambar 2.2. Model Empiris

Pengungkapan Modal

Intelektual (ICD)

Tingkat Utang

(LEV)

Pertumbuhan Laba

(EG)

Ukuran

Perusahaan (SIZE)

Ukuran Dewan

Komisaris

(COMM)

Umur Perusahaan

(AGE)

Kompleksitas

Bisnis

(COMPLEX)

Page 85: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

67

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana data yang

digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari laporan tahunan yang

sudah dipublikasikan secara resmi pada www.idx.co.id serta diambil dari web

resmi perusahaan perbankan tahun 2011 sampai 2013. Laporan tahunan (annual

report) yang diterbitkan berfungsi sebagai sumber informasi yang penting bagi

para pemangku kepentingan yang ingin menilai kesehatan keuangan organisasi

(Bontis, 2002). Penggunaan annual report dikarenakan mampu mewakili fokus,

operasional dan kinerja perusahaan secara menyeluruh. Bhasin (2008)

menyatakan bahwa laporan tahunan merupakan media yang ideal untuk

menerapakan kerangka modal intelektual karena kemudahan dalam

membandingkan posisi modal intelektual dan trend perusahaan, industri dan

negara.

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang

beroperasi di Indonesia yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Daftar

perusahaan perbankan di Indonesia yang telah listing di Bursa Efek Indonesia

(BEI) dapat dilihat pada lampiran 1.

Page 86: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

68

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu teknik

pemilihan sampel dengan menggunakan kriteria atau pertimbangan tertentu.

Adapaun kriteria tersebut yaitu :

1. Menerbitkan laporan tahunan berturut-turut tahun 2011-2013 yang

sudah diaudit dan dipublikasikan;

2. Tidak melakukan delisting pada tahun 2011-2013;

3. Menggunakan mata uang rupiah;

4. Tahun fiskal perusahaan berakhir pada tanggal 31 Desember.

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen pada penelitian ini adalah pengungkapan modal

intelektual dalam laporan tahunan. Modal intelektual adalah kekayaan perusahaan

yang biasanya berupa pengetahuan, keterampilan, loyalitas, karyawan dan lain

sebagainya yang tidak ditampilkan di neraca dan dimanfaatkan untuk

meningkatkan nilai perusahaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan indeks

pengungkapan modal intelektual atau dikenal dengan ICDIndex. ICDIndex

merupakan suatu metode pemberian skor 1 untuk informasi yang diungkapkan

pada laporan tahunan dan skor 0 untuk informasi yang tidak diungkapkan pada

laporan tahunan. Kemudian skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh

total skor pengungkapan di setiap perusahaan.

Penelitian ini menggunakan ICDIndex yang dikembangkan oleh Bukh et al

(2005) meskipun nanti hasilnya tidak sebaik dengan menggunakan indeks dari

Page 87: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

69

White et al (2007). Hal ini karena item pembaginya lebih banyak dari White et al

(2007) yang hanya 56 item. Tetapi disisi lain ICDIndex Bukh et al (2005) item-

itemnya lebih lengkap dibandingkan dengan indeks yang dikembangkan oleh

White et al (2007). Dengan alasan itu peneliti menggunakan indeks yang

dikembangkan oleh Bukh et al (2005).

Score = ( Σdi/ M ) x 100%

Keterangan:

di (disclosure index) = 1 jika item ICD diungkapkan dalam laporan

tahunan dan 0 jika tidak diungkapkan dalam laporan tahunan.

M = Total jumlah item yang diungkapkan (78 item)

Adapun rincian item-item indeks pengungkapan modal intelektual yang

dikembangkan oleh Bukh et al (2005) dapat dilihat pada lampiran 2.

3.3.2 Variabel Independen

1. Tingkat Utang

Tingkat utang adalah perbandingan besarnya dana yang disediakan oleh pemilik

dengan dana yang diperoleh dari kreditur. Semakin tinggi tingkat hutang maka

semakin tinggi ketergantungan perusahaan kepada hutang. Sehingga semakin

tinggi pula pengungkapan informasi modal intelektual kepada kreditur. Hal ini

karena tuntutan dari keamanan dana yang diberikan kreditur kepada perusahaan.

Variabel ini diukur dengan rasio total hutang dengan total ekuitas.

Le v = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑷𝒆𝒓𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂𝒂𝒏 𝒊 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒊𝒐𝒅𝒆 𝒕

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔 𝑷𝒆𝒓𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂𝒂𝒏 𝒊 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒊𝒐𝒅𝒆 𝒕

Page 88: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

70

2. Pertumbuhan Laba

Pertumbuhan laba adalah besarnya persentase kenaikan laba perusahaan

pada setiap tahunnya. Pertumbuhan laba perusahaan menunjukkan kemampuan

perusahaan akan eksistensi usahanya dalam perkembangan ekonomi. Kenaikan

laba perusahaan pada setiap tahun menunjukkan bahwa produk dan pelayanan

perusahaan diterima oleh masyarakat. Kenaikan laba ini memberikan sinyal

positif kepada investor dan pemegang kepentingan lain akan nilai perusahaan.

Pertumbuhan laba diukur dengan mengurangkan laba periode sekarang dengan

laba periode tahun sebelumnya kemudian dibagi dengan laba periode sebelumnya.

EG = (EATt – EAT t-1/ EAT t-1) x 100%

Keterangan:

EG = Earning Growth (Pertumbuhan Laba)

EAT t = Laba Setelah Pajak (Earning After Tax) tahun sekarang

EAT t-1 = Laba Setelah Pajak (Earning After Tax) tahun sebelumnya

3. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan atau size merupakan variabel yang dapat diukur

dengan total aset, total penjualan, total modal dan total karyawan dari perusahaan

tersebut. Pada penelitian ini logaritma natural total aset dijadikan sebagai proksi

ukuran perusahaan karena total aset mencakup aset lancar dan aset tidak lanacar

yang digunakan oleh perusahaan, sehingga lebih mempresentasikan ukuran

perusahaan yang sebenarnya (Wardhani, 2009). Bentuk logaritma natural

digunakan karena pada umumnya nilai total aset perusahaan sangat besar,

Page 89: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

71

sehingga untuk menyeragamkan nilai dengan variabel lainnya nilai total aset

diubah ke dalam bentuk logaritma natural.

SIZE = LN (Total Aset)

Keterangan : LN = Logaritma Natural

4. Ukuran Dewan Komisaris

Dewan komisaris adalah dewan yang bertugas melakukan pengawasan dan

memberi nasihat kepada direktur atau direksi yang dalam hal ini bertindak sebagai

manajemen perusahaan yang mengelola dan melakukan aktivitas perusahaan.

Aktivitas manajemen diawasi agar manajemen bertindak sesuai dengan

kepentingan pemilik perusahaan. Semakin besar jumlah dewan komisaris maka

diharapkan semakin baik pengendalian dan pengawasan terhadap manajemen

sehingga mampu mengungkapkan modal intelektual yang semakin tinggi.

Pengukuran pada variabel ini yaitu dengan menghitung jumlah dewan komisaris

dalam laporan tahunan perusahaan.

Comm = ∑ Dewan komisaris pada perusahaan

Keterangan : Comm = Ukuran Dewan Komisaris

5. Umur Perusahaan

Umur perusahaan merupakan awal perusahaan berdiri sampai dengan

perusahaan tetap eksis dalam dunia bisnis. Umur perusahaan menunjukkan

kemampuan perusahaan bersaing dan memanfaatkan peluang bisnis. Semakin

lama umur perusahaan maka semakin berpengalaman dan terpercaya dalam

Page 90: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

72

penyajian dan pengungkapan informasi termasuk pengungkapan modal

intelektual. Variabel ini diukur dengan menghitung awal perusahaan berdiri

sampai tahun penelitian.

AGE = Tahun penelitian - tahun awal perusahaan berdiri

6. Kompleksitas Bisnis

Kompleksitas bisnis adalah struktur bisnis perusahaan yaitu banyaknya entitas

anak perusahaan. Kompleksitas bisnis pada penelitian ini ditentukan dengan

jumlah anak perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin banyak anak

perusahaan yang dimiliki maka semakin tinggi pengungkapan modal intelektual.

Pengukuran variabel ini yaitu:

COMPLEX = ∑ Entitas anak perusahaan

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Pengukuran Skala

Data

1. Pengungkapa

n Modal

Intelektual

(ICD)

Pengungkapan item-

item modal intelektual

yang terdiri dari

internal structure,

external structure, dan

employees

competences.

Score = ( Σdi/ M ) x

100%

Ket :

di = 1 jika item ICD

diuangkapkan dalam

laporan tahunan dan 0

jika tidak diungkapkan

dalam laporan tahuna.

M = Total jumlah item

yang diungkapkan

(78 item)

Rasio

2. Tingkat

Utang (LEV)

Menunjukkan

persentase atas

penggunaaan utang

DER =

Rasio

Page 91: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

73

No Variabel Definisi Pengukuran Skala

Data

untuk membiayai

investasi perusahaan

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

3. Pertumbuhan

Laba (EG)

Besarnya persentase

kenaikan laba setiap

tahun yang diperoleh

perusahaan

Earning Growth =

(EATt – EAT t-1/ EAT t-

1) x 100%

Ket:

EAT t = Laba Setelah

Pajak (Earning After

Tax) tahun sekarang

EAT t-1 = Laba Setelah

Pajak (Earning After

Tax) tahun sebelumnya

Rasio

4. Ukuran

Perusahaan

(SIZE)

Skala yang

menunjukkan besar

kecilnya perusahaan.

Size = Ln (Total Aset)

Ket: Ln= Logaritma

natural

Rasio

5. Ukuran

Dewan

Komisaris

(COMM)

Banyaknya dewan

yang bertugas

melakukan

pengawasan dan

memberi nasihat

kepada direktur atau

direksi.

Comm = ∑ Dewan

Komisaris

Rasio

6. Umur

Perusahaan

(AGE)

Awal perusahaan

berdiri sampai

perusahaan tetap eksis

dalam dunia bisnis

Age = Tahun awal

pendirian – tahun

penelitian

Rasio

7. Kompleksita

s Bisnis

(COMPLEX)

Struktur bisnis

perusahaan yaitu

kepemilikan entitas

anak.

Complex = ∑ Entitas

anak perusahaan

Rasio

Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2014

Page 92: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

74

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah content

analysis, yaitu teknik pengumpulan data penelitian melalui observasi dan analisis

terhadap isi atau pesan dari suatu teks, kandungan (content) dari sepenggal tulisan

atau dokumen, kemudian digolongkan ke dalam berbagai kriteria yang telah

ditetapkan (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 1999 dalam Bambang

Purnomosidhi, 2005). Tujuan content analysis adalah melakukan mencari

informasi pengungkapan pada suatu dokumen untuk menghasilkan deskripsi yang

obyektif. Sedangkan data-data keuangan didapat dari laporan tahunan atau laporan

keuangan perusahaan sampel dengan menghitung menggunakan rumus atau sudah

tersedia pada laporan. Content analysis dilakukan dengan membaca dan mencari

informasi dalam laporan tahunan pada setiap perusahaan dan memberikan kode

informasi yang terkandung di dalamnya.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui tingkat

pengungkapan modal intelektual, tingkat utang, pertumbuhan laba, ukuran

perusahaan, ukuran dewan komisaris, umur perusahaan, dan kompleksitas bisnis

pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI yang menerbitkan laporan

tahunan pada tahun 2011-2013. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu nilai minimum, nilai maximum, mean, dan standar deviasi.

Page 93: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

75

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menghindari bias karena tidak semua data

dapat diolah dengan analisis regresi. Dalam penelitian ini menggunakan uji

normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu (residual) mempunyai distribusi normal (Ghozali (2013: 160). Proses

uji normalitas dilakukan dengan melihat grafik histogram, normal p-plot dan

Kolmogorov Smirnov (K-S), Adapun penjelasannya yaitu:

1. Grafik. Yaitu jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti

garis diagonal. Grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Tetapi jika data

menyebar jauh dari diagonal dan/ atau tidak mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka

model tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika probabilitas signifikansi berada di atas

tingkat kepercayaan (5%).

2. Uji Autokorelasi

Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari

autokorelasi. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

Page 94: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

76

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mengetahui terjadi autokorelasi

atau tidak dapat dilakukan dengan pengujian nilai Durbin-Watson (DW) dengan

ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Nilai Durbit-Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada korelasi negative Tolak 4 – dl < d < 4

Tidak ada korelasi negative No decision 4- du ≤ d ≤ 4-dl

Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du < d < 4-du

Sumber : Ghozali, 2013: 111

3. Uji Multikolinieritas

Ghozali (2013: 105) uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model

regresi yang baik tidak terdapat masalah multikolinieritas atau adanya hubungan

yang sempurna di antara variabel-variabel independennya. Atau dengan kata lain

tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Untuk mengetahui ada atau

tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai coefficients correlations antar

variabel independen dan nilai tolerance dan Variance Inflation Faktor (VIF) yang

dihitung dengan rumus:

VIF = 1

𝑇𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒

Jika nilai coefficients correlations di atas 0,95 atau 95 % maka terjadi

multikolinieritas yang serius. Dan jika nilai tolerance yang rendah sama dengan

nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

Page 95: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

77

menunjukkan adanya multikolonieritas adalah tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan

nilai VIF ≥ 10.

4. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2013:139) uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah homokesdastisitas. Untuk mengetahui ada

tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik scatterplot antara nilai

prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residulanya SRESID.

Dasar analisisnya yaitu jika grafik scatterplot membentuk pola-pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Dan jika tidak ada pola yang

jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka

tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.5.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

berganda dengan menggunakan SPSS 21 (Statistical Packages for Social

Science). Analisis regresi berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh

variabel-variabel independen yang jumlahnya lebih dari satu terhadap variabel

Page 96: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

78

dependen. Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen pada

penelitian ini dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :

ICD = β0 +β1Levi+ β2EGi + β3Sizei+ β4Commi+ β5Agei +β6Complexi + ε

Keterangan :

ICD = Pengungkapan Modal Intelektual

Lev = Tingkat utang

EG = Pertumbuhan Laba

Size = Ukuran Perusahaan

Comm = Ukuran Dewan Komisaris

Age = Umur Perusahaan

Complex = Kompleksitas Bisnis

β0 = Konstanta

β1-β6 = Koefisien 1-6 pada variabel independen

ε = Error

1. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi (Adjusted R2) digunakan untuk mengukur seberapa

besar kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai Adjusted R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen sangat terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013: 97)

Page 97: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

79

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Menurut Ghozali (2013:98) uji statistik F dilakukan untuk menguji apakah semua

variabel independen atau bebas yang dimasukkan ke dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan

dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%).

Jika signifikansi < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi

signifikan). Ini berarti secara bersama-sama variabel independen mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan jika signifikansi >

0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Yang berarti

bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen.

3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Menurut Ghozali (2013:98) uji statistik t menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi

variabel dependen. Cara untuk mengetahuinya yaitu menggunakan significance

level sebesar 0,05. Jika nilai signifikansi (p value) > 0,05 maka secara individu

variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen. Sebaliknya jika nilai signifikansi (p value) < 0,05 maka secara individu

variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Page 98: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

120

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian data di muka, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa keenam variabel

independen yaitu tingkat utang, pertumbuhan laba, ukuran perusahaan,

ukuran dewan komisaris, umur perusahaan dan kompleksitas bisnis

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan modal intelektual.

2. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa tingkat utang

berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan modal intelektual.

Artinya setiap kenaikan tingkat utang diikuti dengan meningkatnya

pengungkapan modal intelektual.

3. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa pertumbuhan laba

berpengaruh signifikan dengan arah hubungan yang negatif. Artinya

semakin meningkat pertumbuhan laba perusahaan pengungkapan modal

intelektual akan menurun. Hal ini dikarenakan adanya prinsip kehati-

hatian manajemen perusahaan terhadap pesaing, agar tidak mengetahui

celah peluang yang ada.

4. Hasil pengujian hipotesis ketiga dengan variabel ukuran perusahaan

mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Perusahaan yang lebih besar

melakukan berbagai aktivitas komersial. Banyaknya aktivitas ini

Page 99: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

121

menimbulkan biaya yang dikeluarkan besar. Manajemen merasa bahwa

pengungkapan modal intelektal tidak terlalu penting, mengingat hanya

akan menambah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

5. Hasil pengujian hipotesis keempat dengan variabel ukuran dewan

komisaris mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan

modal intelektual. Artinya setiap kenaikan ukuran dewan komisaris maka

pengungkapan modal intelektual juga akan meningkat.

6. Hasil pengujian hipotesis kelima dengan variabel umur perusahaan

mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Semakin lama umur

perusahaan ternyata tidak menjamin akan lebih banyak pengungkapan

modal intelektual. Hal ini sesuai dengan kesadaran dan kebijakan

manajemen tentang penting tidaknya melakukan pengungkapan informasi

yang lebih menyeluruh.

7. Hasil pengujian hipotesis keenam dengan variabel kompleksitas bisnis

mempunyai pengaruh signifikan positif. Artinya semakin kompleks

operasional perusahaan maka akan meningkatkan pengungkapan modal

intelektual.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan di muka, maka saran yang diajukan

adalah sebagai berikut:

1. Pada penelitian ini item pengungkapan modal intelektual menggunakan

indeks yang dikembangkan oleh Bukh et al (2005) yang sesuai dengan

Page 100: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

122

kondisi di luar negeri. Hal ini telah lazim dilakukan pada penelitian.

Namun demikian bahwa kiranya menarik jika dikembangkan indeks baru

yang lebih disesuaikan dengan kondisi nyata di Indonesia yang lebih

mampu mengidentifikasi item-item modal intelektual yang dimiliki

perusahaan di Indonesia terutama item pengungkapan modal intelektual

pada perusahaan perbankan.

2. Penelitian ini menggunakan content analysis dengan melihat isi atau

kandungan dari laporan tahunan. Hal ini tentu dipengaruhi oleh

subjektivitas peneliti. Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika kiranya

menggunakan teknik lain seperti kuesioner yang langsung diberikan

kepada perusahaan. Sehingga mendapatkan hasil yang akurat atas modal

intelektual yang ada di perusahaan.

3. Upaya untuk mendorong optimalisasi pengungkapan modal intektual pada

perusahaan perbankan di Indonesia dapat dilakukan dengan mengelola

tingkat utang, ukuran dewan komisaris, dan kompleksitas bisnis.

Mengingat hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat utang, ukuran

dewan komisaris, dan kompleksitas bisnis berpengaruh signifikan positif

terhadap pengungkapan modal intelektual.

4. Pada penelitian ini hipotesis ke-2, ke-3, dan ke-5 tidak terbukti

mempunyai pengaruh signifikan terhadap pengungkapan modal

intelektual. Riset selanjutnya dapat menggunakan proksi lain dalam

pengukurannya dan mempertimbangkan rujukan teori-teori lain yang bisa

menjelaskannya.

Page 101: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

123

DAFTAR PUSTAKA

Abeysekera, Indra dan J Guthrie. 2005. “An Empirical Investigation of Annual

Reporting Trends of Intellectual Capital in Sri Lanka”. Dalam Critical

Perspecives on Accounting, Volume. 16 No. 3. Hal 151- 163. Australia:

University of Wollongong.

Abeysekera, Indra. 2006. “The Project of Intellectual Capital Disclosure:

Researching the Research”. Dalam Journal of Intellectual Capital, Volume

7 No. 1. Hal. 61-77. Australia : University of Wollongong.

Arifah, Dista Amalia. 2012. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance

terhadap Pengungkapan Intellectual Capital : pada Perusahaan IC

Intensive”. Dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Volume 9

No. 2. Hal 189-210. Semarang : Universitas Islam Sultan Agung.

Ariyani, Ni Nyoman T.D dan I Ketut Budhiartha. 2014. “Pengaruh Profitabilitas,

Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan, dan Reputasi KAP

terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur”. Dalam E-

Journal Akuntansi Universitas Udayana, Volume 8 No.2. Hal 217-230.

Bali : Universitas Udayana.

Ariyudha, Anantya. 2010. Pengaruh Mekanisme Tata Kelola Perusahaan terhadap

Tingkat Pengungkapan Modal Intelektual.

eprints.undip.ac.id/26465/1/JURNAL.pdf. [14 November 2014]

Artinah, Budi. 2013. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan

Intellectual Capital pada Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEI”.

Dalam Jurnal Ilmu-ilmu Sosial, Volume 5 No.2. Hal 235-242.

Banjarmasin : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.

Bhasin, Madan Lal. 2008. “Intellectual Capital Reporting Sudy of IT Sector

Corporations in India”. Dalam Australian Journal of Business and

Management Research (AJBMR), Volume 1 No.1. Hal 16-26. Fiji Islands :

Fiji National University.

Bollen, Laury., Philip Vergauen and Stephanie Schnieders. 2005. ”Linking

Intellectual Capital and Intellectual Property to Company Performance”.

Dalam Management Decision, Volume 43 No. 9. Hal 161-185.

Bontis, Nick. 2002. “Intellectual Capital Disclosure in Canadian Corporation”.

Dalam Journal of Human Resource Costing & Accounting.

www.nickbontis.com/ic/.../BontisJHRCA.pdf [ 6 Desember 2014]

Page 102: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

124

Bozzolan, S., Francesco Favotto and Federica Ricceri. 2003.”Italian Annual

Intellectual Capital Disclosure”. Dalam Journal of Intellectual Capital,

Volume 4 No.4. Hal 543-558.

Brigham, Eugene F and Joel F Houston. 2013. Dasar-dasar Manajemen

Keuangan. Terjemahan Ali Akbar Yulianto. Jakarta : Salemba Empat.

Bruggen, A., Philip Vergauwen and Mai Dao. 2009. “Determinants of Intellectual

Capital Disclosure: Evidence from Australia”. Dalam Management

Decision, Volume 47 No. 2. Hal 233-245.

Bukh, Per Nikolaj et al. 2005. “Disclosure of Information on Intellectual Capital

in Danish IPO Prospectuses”. Dalam Accounting, Auditing &

Accountability Journal, Volume 18 No.6. Hal 713-732.

Cahya, Henggar M.P. 2013. “Determinan Luas Pengungkapan Modal Intelektual

pada Perbankan”. Dalam Accounting Analysis Journal, Volume 2 No. 4.

Hal 395-403. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Davis, James H., Schoorman, F David., and Donaldson, Lex. 1997. “Toward a

Stewardship Theory of Management”. Dalam Academy of Management,

Volume 22 No. 1. Hal 20-47 diakses pada

http://search.proquest.com/docview/210975871?accountid=25704

Deegan, Craig. 2002. “The Legitimising Effect of Social and Environmental

Disclosure - a Theoretical Foundation”. Dalam Accounting, Auditing &

Accountability Journal, Volume. 15 No. 3. Hal. 282-311.

2004. Financial Accounting Theory. Australia : Mc. Graw Hill-Australia Pty

Limited.

Firer, Steven and S. Mitchell Williams. 2003. “Intellectual Capital and Traditional

Measures of Corporate Performance. Dalam Journal of Intellectual Capital,

Volume 4 No. 3. Hal 348-360.

Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang : Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Haji, Abdifatah Ahmed and Nazli A. Mohd Ghazali. 2013. “A Longitudinal

Examination of Intellectual Capital Disclosure and Corporate Governance

Attributes in Malaysia”. Dalam Asian Review of Accounting, Volume 21

No.1. Hal. 27-52.

Ho, Horace., Kin Chau and Pauline Cheung. 2012. “Intellectual Capital and Initial

Public Offerings : Evidence from Hong Kong”. Dalam Journal of Applied

Page 103: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

125

Economics and Business Research, Volume 2 No. 2. Hal 56-68. Hong

Kong: Hang Seng Management College.

Hossain, Mohammed and Helmi Hammami. 2009. “Voluntary Disclosure in the

Annual Reports of an Emerging Country: The Case of Qatar”. Dalam

Advances in Accounting, Incorporating Advances in International

Accounting, Volume 25. Hal 255-265. Qatar : Qatar University.

http://www.sahamok.com/emiten/sektor-keuangan/sub-sektor-bank/ diakses 18

November 2014 pkl. 11.18 WIB

IDX. www.idx.go.id diakses tanggal 18 November 2014 pkl. 10.47 WIB

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Revisi

2009). Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.

Istanti, Sri Layla Wahyu. 2009. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pengungkapan Sukarela Modal Intelektual (Studi Empiris pada Perusahaan

Non Keuangan yang Listing di BEI”. Tesis. Semarang : Magister Sains

Akuntansi Universitas Diponegoro.

Jensen, Michael C and William H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm :

Managerial Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure”. Dalam

Journal of Financial Economics 3, Hal. 305-306.

Jindal, Sonia and Manoj Kumar. 2012. “The Determinants of HC Disclosure of

Indian Firms”. Dalam Journal of Intellectual Capital, Volume 13 No. 2 .

Hal 221-247.

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corporate

Governance Indonesia. Jakarta.

Lina. 2013. “Faktor-faktor Penentu Pengungkapan Modal Intelektual”. Dalam

Media Riset Akuntansi, Volume 3 No. 1. Hal 48-64. Tanggerang:

Universitas Pelita Harapan.

Meizaroh dan Jurica Lucyanda. 2012. “Pengaruh Corporate Governance, Kinerja

Perusahaan dan Umur Perusahaan terhadap Pengungkapan Modal

Intelektual”. Dalam Media Riset Akuntansi, Volume 2 No.1. Hal 65-81.

Jakarta: Universitas Bakrie.

Ousama, Abdulrahman Anam., Abdul-Hamid Fatima dan Abdul Rashid Hafiz-

Majdi. 2012. “Determinants of Intellectual Capital Reporting Evidence

from Annual Reports of Malaysian Listed Company”. Dalam Journal of

Accounting in Emerging Economic, Volume 2 No.2. Hal 119-139.

Page 104: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

126

Puasanti, Ariva. 2013. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan,

Konsentrasi Kepemilikan, Komisaris Independen, dan Leverage terhadap

Tingkat Pengungkapan Modal Intelektual”. Skripsi. Semarang: Universitas

Negeri Semarang.

Purnomosidhi, Bambang. 2005. ”Analisis Empiris terhadap Determinan Praktik

Pegungkapan Modal Intelektual pada Perusahaan Publik di BEJ”. Dalam

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 6 No. 2. Hal 111-146.

Surabaya: Universitas Brawijaya.

Rimmel, Gunnar., Christian Nielsen and Tadanori Yosano. 2009. “Intellectual

Capital Disclosure in Japanese IPO prospectuses”. Dalam Journal of

Human Resource Costing & Accounting, Volume 13 No.4. Hal 316-337.

Sawarjuno, Tjiptohadi dan Agustine Prihatin Kadir. 2003. “Intellectual Capital :

Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”. Dalam

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 5 No. 1. Hal 35-57. Surabaya :

Universitas Airlangga.

Setiono, Isyana Ningsih dan Feliza A. Rudiawarni. 2012. “Analisis Pengaruh

Karakteristik Perusahaan terhadap Human Capital Disclosure pada

Perusahaan High IC Intensive Industries yang terdaftar di BEI Periode

2009-2011”. Dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya,

Volume 1 No.1. Hal 1-16. Surabaya: Universitas Surabaya.

Simarmata, EM 2010. http: \\repository.usu.ac.idbitstream123456789180374

Chapter%20II.pdf (16 Desember 2014)

Spence, Michael. 1973. “ Job Market Signalling”. Dalam The Quarterly Journal of

Economics, Volume 87 No. 3. Hal 355-374.

Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan.

Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Taliyang, Siti M., Rohaida Abdul L, dan Nurul Huda M. 2011. “The Determinants

of Intellectual Capital Disclosure Among Malaysian Listed Companies”.

Dalam International Journal of Management and Marketing Research,

Volume 4 No. 3. Hal 25-33.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas. 2007. Jakarta. http://www.bapepam.go.id/reksadana/files/

regulasi/UU%2040%202007%20Perseroan%20Terbatas.pdf(11 November

2014).

Page 105: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

127

Wardhani, Mari. 2009. “Intellectual Capital Disclosure: Studi Empiris pada

Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi.

Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

White, Gregory., Alina Lee and Greg Tower. 2007. “Drivers of Voluntary

Intellectual Capital Disclosure in Listed Biotechnology Companies”.

Dalam Journal of Intellectual Capital, Volume 8 No. 3. Hal 517-537.

White, Gregory., Alina Lee and Yuni Yuningsih. 2010. “The Nature and Extend

of Voluntary Intellectual Capital Disclosure by Australian and UK

Biotechnology Companies”. Dalam Journal of Intellectual Capital,

Volume 11 No.4. Hal 519-536.

Whiting, Rosalind H dan James Woodcock. 2011. “Firm Characteristics and

Intellectual Capital Disclosure by Australian Company”. Dalam Journal of

Human Resource Costing & Accounting, Volume 15 No. 2. Hal 102-126.

Williams, S. Mitchell. 2001. “Is Intellectual Capital Performance and Disclosure

Practices Related?”. Dalam Journal of Intellectual Capital, Volume 2 No.

3. Hal 192-203.

Yau, Foong Soon., Loo Shin Chan and Rajewwary Balaraman. 2009. “Intellectual

Capital Reporting and Corporate Characteristics of Public-Listed

Companies in Malaysia”. Dalam Journal of Financial Reporting &

Accounting, Volume 7 No.1. Hal 17-35. Malaysia: Universiti Putra

Malaysia.

Page 106: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

128

LAMPIRAN

Page 107: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

129

Lampiran 1

Daftar Perusahaan Sampel

NO Kode

Saham Nama Perusahaan

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga, Tbk

2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk

3 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk

4 BBCA Bank Central Asia Tbk

5 BBKP Bank Bukopin Tbk

6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk

7 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk

8 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk

9 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

10 BCIC Bank Mutiara Tbk

11 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk

12 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk

13 BJBR Bank Jabar Banten Tbk

14 BKSW Bank Kesawan Tbk

15 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk

16 BNBA Bank Bumi Arta Tbk

17 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk

18 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk

19 BNLI Bank Permata Tbk

20 BSIM Bank Sinar Mas Tbk

21 BSWD Bank Swadesi Tbk

22 BTPN Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk

23 BVIC Bank Victoria International Tbk

24 INPC Bank Artha Graha International Tbk

25 MAYA Bank Mayapada International Tbk

26 MCOR Bank Widu Kentjana International Tbk

27 MEGA Bank Mega Tbk

28 NISP Bank NiSP OCBC Tbk

29 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk

30 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk

Sumber:www. idx.co.id

Page 108: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

130

Lampiran 2

Item-item Pengungkapan Modal Intelektual

Keterangan Kode Indikator dalam

Bahasa Inggris

Indikator dalam

Bahasa Indonesia

Employees

27 items

E1 Employee breakdown by

age

Breakdown Karyawan

berdasarkan usia

E2 Employee breakdown by

seniority

Breakdown Karyawan

berdasarkan senioritas

E3 Employee breakdown by

gender

Breakdown karyawan

berdasarkan gender

E4 Employee breakdown by

nationality

Breakdown Karyawan

berdasarkan kebangsaan

E5 Employee breakdown by

department

Breakdown Karyawan

oleh departemen

E6 Employee breakdown by

job function

Breakdown Karyawan

berdasarkan fungsi kerja

E7 Employee breakdown by

level of education

Breakdown karyawan

berdasarkan tingkat

pendidikan

E8 Rate of employees turn

over

Tingkat perputaran

karyawan

E9 Comments on changes in

number of employees

Penjelasan tentang

perubahan jumlah

karyawan

E10 Comments on employees

health and safety

Penjelasan tentang

kesehatan dan

keselamatan karyawan

E11 Employees absenteeisme

rate

Tingkat ketidakhadiran

karyawan

E12 Discussion of employee

interview

Diskusi wawancara

karyawan

E13 Statements of policy on

competence development

Pernyataan kebijakan

pengembangan

kompetensi karyawan

E14

Description of

competence development

program and activities

Deskripsi program

pengembangan

kompetensi dan kegiatan

E15 Education and training

expenses

Beban pendidikan dan

pelatihan

E16 Education and training

expenses by number of Beban pendidikan dan

pelatihan per karyawan

Page 109: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

131

Keterangan Kode Indikator dalam

Bahasa Inggris

Indikator dalam

Bahasa Indonesia

employees

E17 Employee expenses by

number of employee Beban karyawan dengan

jumlah karyawan

E18 Recruitment policies of

the firm

Kebijakan rekruitmen

perusahaan

E19

Separate indication firm

has a HRM departmen,

division or function

Perusahaan memiliki

departemen, divisi atau

fungsi HRM

E20 Job rotation

opportunities

Kesempatan rotasi

pekerjaan

E21 Career opportunities Peluang karier

E22 Remuneration and

incentive systems

Sistem remunerasi dan

insentif

E23 Pensions Pensiun

E24 Insurance Policies Kebijakan asuransi

E25 Statements of dependence

on key personnel Laporan ketergantungan

pada personil kunci

E26 Revenues per employee Pendapatan per

karyawan

E27 Value added per

employee

Nilai tambah per

karyawan

Customers

14 items

C1 Number of customers Jumlah pelanggan

C2 Sales breakdown by

customer

Rincian penjualan

berdasarkan pelanggan

C3 Annual sales per segment

or product

Penjualan tahunan per

segmen atau produk

C4 Average purchase size by

customer

Ukuran rata-rata

pembelian oleh

pelanggan

C5 Dependence on key

customers

Ketergantungan pada

pelanggan utama

C6

Description of customer

involvement in firm's

operations

Deskripsi keterlibatan

pelanggan dalam operasi

perusahaan

C7 Description of customer

relations

Deskripsi hubungan

dengan pelanggan

C8 Education/ training of

customers

Pendidikan atau

pelatihan pelanggan

C9 Ratio of customers to

employees

Rasio pelanggan untuk

karyawan

C10 Value added per Nilai tambah per

Page 110: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

132

Keterangan Kode Indikator dalam

Bahasa Inggris

Indikator dalam

Bahasa Indonesia

customer or segment pelanggan atau segmen

C11

Absolute market share

(per cent) of the firm

within its industry

Pangsa pasar absolut (%)

dari perusahaan dalam

industrinya

C12

Relative market share

(not expressed as

percentage) of the firm

Pangsa pasar relatif

(tidak dinyatakan

sebagai persentase) dari

perusahaan

C13

Market share (per cent)

breakdown by country/

segment/product

Pangsa pasar (%)

dibreakdown per

negara/segmen/produk

C14 Repurchase Pembelian kembali

IT

5 items

IT1 Description of

investment in IT

Deskripsi dari investasi

di bidang TI

IT2 Description of existing IT

systems

Deskripsi sistem TI

yang ada

IT3 Software assets held or

developed by the firm

Aset perangkat lunak

yang dimiliki atau

dikembangkan oleh

perusahaan

IT4 Description of IT

facilities Deskripsi fasilitas TI

IT5 IT expenses Biaya TI

Processes

8 items

P1 Efforts related to the

working environment Upaya yang berkaitan

dengan lingkungan kerja

P2

Information and

communication within the

company

Informasi dan

komunikasi dalam

perusahaan

P3 Working from home Bekerja dari rumah

P4

Internal sharing of

knowledge and

information

Sharing internal atas

pengetahuan dan

informasi

P5 Measure of internal or

external failures

Mengukur kegagalan

internal dan eksternal

P6

External sharing of

knowledge and

information

Sharing eksternal

pengetauan dan

informasi

P7

Discussion of fringe

benefits and company

sicial programs

Penjelasan mengenai

tunjangan dan program

sosial perusahaan

P8 Environmental approvals

and statement/policy Persetujuan lingkungan

dan

Page 111: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

133

Keterangan Kode Indikator dalam

Bahasa Inggris

Indikator dalam

Bahasa Indonesia

pernyataan/kebihakan

R&D

9 items

RD1

Statements of policy,

strategy and/or objectives

of R&D activities

Pernyataaan kebijakan,

strategi dan objek dari a

ktivitas penelitian dan

pengembangan

RD2 R&D expenses Biaya penelitian dan

pengembangan

RD3 Ratio of R&D expenses to

sales

Rasio penelitian dan

pengmbangan untuk

penjualan

RD4 R&D invested in basic

research

Penelitian dan

pengembangan yang

diinvestasikan dalam

penelitian dasar

RD5 R&D invested in product

design/development

Penelitian dan

pengembangan yang

diinvestasikan dalam

desain atau

pengembangan produk

RD6 Details future prospects

regarding R&D

Rincian prospek masa

depan tentang penelitian

dan pengembangan

RD7 Details of existing

company patents

Rincian paten

perusahaan yang ada

RD8 Number of patents and

licenses, etc

Jumlah paten, lisensi dan

sebagainya

RD9 Informationon pending

patents

Informasi tentang paten

yang tertunda

Strategic

Statements

15 items

SS1 Description of new

production technology Deskripsi dari teknoligi

produksi baru

SS2 Statements of corporate

quality performance Pernyataan kinerja

kualitas perusahaan

SS3

Information abaout

strategic alliancesof the

firm

Informasi tentang

alliansi strategis

perusahaan

SS4 Objectives and reason

for strategic alliances Tujuan dan alasan aliansi

strategis

SS5 Comments on effect of the

strategic alliances Komentar dampak dari

aliansi strategis

SS6 Description of the

network of suppliers and Penjelasan jaringan

pemasok dan distributor

Page 112: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

134

Keterangan Kode Indikator dalam

Bahasa Inggris

Indikator dalam

Bahasa Indonesia

distributors

SS7 Statements of image and

brand

Pernyataan dari citra dan

merek

SS8 Corporate culture

statements

Pernyataan budaya

perusahaan

SS9 Statement abaou best

Practise

Pernyataan tentang

praktik terbaik

SS10 Organisational structure

of the firm

Strutur organisasi

perusahaann

SS11

Utilisation of energy, raw

materials and other input

goods

Pemanfaatan energi,

bahan baku dan barang

lain

SS12 Investment in the

environment

Investasi pada

lingkungan

SS13 Description of community

involvement

Deskripsi keterlibatan

masyarakat

SS14

Information on corporate

social social

responsibility and

objective

Informasi tentang

tanggung jawab sosial

perusahanann dan

tujuannya

SS15

Description of employee

contracts/ contractual

issues

Deskripsi kontrak

karyawan/ masalah

kontrak

Sumber : Bukh et al (2005)

Page 113: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

135

Lampiran 3

Pengungkapan Modal Intelektual

NoKode

PerusahaanTahun E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19 E20 E21 E22 E23 E24 E25 E26 E27 Jumlah

1 AGRO 2011 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 11

2 BACA 2011 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 6

3 BAEK 2011 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 8

4 BBCA 2011 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 7

5 BBKP 2011 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 14

6 BBNI 2011 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 16

7 BBNP 2011 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 10

8 BBRI 2011 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 14

9 BBTN 2011 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 12

10 BCIC 2011 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 14

11 BDMN 2011 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 14

12 BEKS 2011 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 9

13 BJBR 2011 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 14

14 BKSW 2011 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 7

15 BMRI 2011 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 9

16 BNBA 2011 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 10

17 BNGA 2011 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 15

18 BNII 2011 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 15

19 BNLI 2011 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 13

20 BSIM 2011 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 11

21 BSWD 2011 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 9

22 BTPN 2011 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 5

23 BVIC 2011 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 9

24 INPC 2011 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 7

25 MAYA 2011 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6

26 MCOR 2011 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6

27 MEGA 2011 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 12

28 NISP 2011 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 12

29 PNBN 2011 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 11

30 SDRA 2011 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 15

18 23 2 0 1 4 29 3 22 9 1 0 30 22 19 2 5 25 21 11 18 21 17 17 0 0 1 321TOTAL

Page 114: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

136

Pengungkapan Modal Intelektual

NoNama

PerusahaanTahun C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 Jumlah

1 AGRO 2011 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

2 BACA 2011 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2

3 BAEK 2011 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

4 BBCA 2011 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 4

5 BBKP 2011 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3

6 BBNI 2011 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3

7 BBNP 2011 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2

8 BBRI 2011 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3

9 BBTN 2011 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2

10 BCIC 2011 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

11 BDMN 2011 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 5

12 BEKS 2011 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

13 BJBR 2011 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

14 BKSW 2011 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

15 BMRI 2011 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 4

16 BNBA 2011 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

17 BNGA 2011 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3

18 BNII 2011 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2

19 BNLI 2011 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2

20 BSIM 2011 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

21 BSWD 2011 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1

22 BTPN 2011 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 5

23 BVIC 2011 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2

24 INPC 2011 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

25 MAYA 2011 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1

26 MCOR 2011 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2

27 MEGA 2011 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2

28 NISP 2011 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2

29 PNBN 2011 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2

30 SDRA 2011 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2

9 4 27 0 0 1 15 4 0 0 0 0 7 0 67TOTAL

Page 115: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

137

Pengungkapan Modal Intelektual

No Nama

Perusahaan Tahun IT1 IT2 IT3 IT4 IT5 Jumlah

1 AGRO 2011 0 0 1 1 0 2

2 BACA 2011 0 1 1 1 0 3

3 BAEK 2011 1 0 0 1 0 2

4 BBCA 2011 1 1 1 0 0 3

5 BBKP 2011 0 1 1 0 0 2

6 BBNI 2011 0 0 1 1 0 2

7 BBNP 2011 0 1 1 0 0 2

8 BBRI 2011 0 1 1 1 0 3

9 BBTN 2011 0 0 1 1 0 2

10 BCIC 2011 0 1 0 0 1 2

11 BDMN 2011 0 1 1 1 0 3

12 BEKS 2011 0 1 0 0 0 1

13 BJBR 2011 0 0 1 1 0 2

14 BKSW 2011 0 0 0 0 0 0

15 BMRI 2011 0 1 1 0 0 2

16 BNBA 2011 0 1 0 1 0 2

17 BNGA 2011 0 1 1 0 1 3

18 BNII 2011 0 1 1 1 0 3

19 BNLI 2011 0 1 1 0 0 2

20 BSIM 2011 0 0 1 0 0 1

21 BSWD 2011 0 0 1 0 0 1

22 BTPN 2011 0 1 1 1 0 3

23 BVIC 2011 0 0 0 1 1 2

24 INPC 2011 0 1 1 1 0 3

25 MAYA 2011 0 1 1 0 0 2

26 MCOR 2011 0 0 1 1 0 2

27 MEGA 2011 0 0 1 1 0 2

28 NISP 2011 0 1 1 0 1 3

29 PNBN 2011 0 1 1 0 0 2

30 SDRA 2011 1 1 1 0 1 4

TOTAL 3 19 24 15 5 66

Page 116: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

138

Pengungkapan Modal Intelektual

No Nama

Perusahaan Tahun P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Jumlah

1 AGRO 2011 0 1 0 1 0 0 0 0 2

2 BACA 2011 1 1 0 1 0 1 1 0 5

3 BAEK 2011 1 1 0 0 0 1 1 0 4

4 BBCA 2011 1 1 0 1 0 1 1 0 5

5 BBKP 2011 0 1 0 1 0 0 1 0 3

6 BBNI 2011 0 1 0 1 0 1 1 0 4

7 BBNP 2011 0 1 0 1 0 1 0 0 3

8 BBRI 2011 0 1 0 1 0 1 1 0 4

9 BBTN 2011 0 1 0 1 0 1 1 0 4

10 BCIC 2011 1 1 0 1 0 0 1 0 4

11 BDMN 2011 0 1 0 1 0 1 1 0 4

12 BEKS 2011 0 1 0 1 0 1 0 0 3

13 BJBR 2011 0 1 0 1 0 1 1 0 4

14 BKSW 2011 0 1 0 1 0 0 0 0 2

15 BMRI 2011 0 1 0 1 0 1 1 0 4

16 BNBA 2011 0 0 0 1 0 0 0 0 1

17 BNGA 2011 0 1 0 1 0 1 1 0 4

18 BNII 2011 0 1 0 1 0 0 1 0 3

19 BNLI 2011 1 1 0 1 0 1 1 0 5

20 BSIM 2011 0 0 0 1 0 1 0 0 2

21 BSWD 2011 0 1 0 0 0 0 1 0 2

22 BTPN 2011 0 1 0 1 0 0 0 0 2

23 BVIC 2011 0 1 0 1 0 0 0 0 2

24 INPC 2011 0 1 0 1 0 1 0 0 3

25 MAYA 2011 0 1 0 1 0 0 1 0 3

26 MCOR 2011 0 1 0 1 0 1 1 0 4

27 MEGA 2011 0 1 0 1 0 1 1 0 4

28 NISP 2011 0 1 0 1 0 1 1 0 4

29 PNBN 2011 1 1 0 1 0 1 1 0 5

30 SDRA 2011 0 1 0 1 0 1 1 0 4

TOTAL 6 28 0 28 0 20 21 0 103

Page 117: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

139

Pengungkapan Modal Intelektual

NoNama

PerusahaanTahun R&D1 R&D2 R&D3 R&D4 R&D5 R&D6 R&D7 R&D8 R&D9 Jumlah

1 AGRO 2011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 BACA 2011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 BAEK 2011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 BBCA 2011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 BBKP 2011 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

6 BBNI 2011 1 0 0 0 1 0 0 0 0 2

7 BBNP 2011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 BBRI 2011 1 1 0 0 1 0 0 0 0 3

9 BBTN 2011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 BCIC 2011 1 0 0 0 0 0 0 1 0 2

11 BDMN 2011 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

12 BEKS 2011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 BJBR 2011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 BKSW 2011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 BMRI 2011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 BNBA 2011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17 BNGA 2011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 BNII 2011 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2

19 BNLI 2011 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

20 BSIM 2011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

21 BSWD 2011 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1

22 BTPN 2011 1 0 0 0 1 0 0 0 0 2

23 BVIC 2011 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

24 INPC 2011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

25 MAYA 2011 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1

26 MCOR 2011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

27 MEGA 2011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 NISP 2011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29 PNBN 2011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

30 SDRA 2011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 2 0 0 5 0 0 6 0 17TOTAL

Page 118: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

140

Pengungkapan Modal Intelektual

NoNama

PerusahaanTahun SS1 SS2 SS3 SS4 SS5 SS6 SS7 SS8 SS9 SS10 SS11 SS12 SS13 SS14 SS15 Jumlah

1 AGRO 2011 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 4

2 BACA 2011 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 3

3 BAEK 2011 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 5

4 BBCA 2011 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 7

5 BBKP 2011 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 6

6 BBNI 2011 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 5

7 BBNP 2011 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4

8 BBRI 2011 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 7

9 BBTN 2011 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 5

10 BCIC 2011 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 8

11 BDMN 2011 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 7

12 BEKS 2011 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 5

13 BJBR 2011 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 4

14 BKSW 2011 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

15 BMRI 2011 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

16 BNBA 2011 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2

17 BNGA 2011 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5

18 BNII 2011 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

19 BNLI 2011 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6

20 BSIM 2011 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 4

21 BSWD 2011 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6

22 BTPN 2011 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 4

23 BVIC 2011 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5

24 INPC 2011 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

25 MAYA 2011 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3

26 MCOR 2011 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5

27 MEGA 2011 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 7

28 NISP 2011 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 5

29 PNBN 2011 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4

30 SDRA 2011 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3

3 24 17 4 1 0 9 22 21 25 0 0 0 27 0 153TOTAL

Page 119: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

141

Pengungkapan Modal Intelektual

NoNama

PerusahaanTahun E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19 E20 E21 E22 E23 E24 E25 E26 E27 Jumlah

1 AGRO 2012 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 9

2 BACA 2012 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 8

3 BAEK 2012 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 9

4 BBCA 2012 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 8

5 BBKP 2012 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 10

6 BBNI 2012 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 14

7 BBNP 2012 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 9

8 BBRI 2012 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 16

9 BBTN 2012 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 11

10 BCIC 2012 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 15

11 BDMN 2012 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 12

12 BEKS 2012 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 11

13 BJBR 2012 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 10

14 BKSW 2012 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 11

15 BMRI 2012 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 15

16 BNBA 2012 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8

17 BNGA 2012 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 15

18 BNII 2012 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 17

19 BNLI 2012 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 10

20 BSIM 2012 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 14

21 BSWD 2012 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 6

22 BTPN 2012 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 11

23 BVIC 2012 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 14

24 INPC 2012 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5

25 MAYA 2012 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7

26 MCOR 2012 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 9

27 MEGA 2012 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 7

28 NISP 2012 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 12

29 PNBN 2012 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 10

30 SDRA 2012 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 12

17 22 1 0 2 2 28 5 25 7 0 0 30 27 15 4 4 28 26 7 21 20 14 13 1 0 6 325TOTAL

Page 120: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

142

Pengungkapan Modal Intelektual

NoNama

PerusahaanTahun C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 Jumlah

1 AGRO 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

2 BACA 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

3 BAEK 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

4 BBCA 2012 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 4

5 BBKP 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2

6 BBNI 2012 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 BBNP 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

8 BBRI 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2

9 BBTN 2012 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4

10 BCIC 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

11 BDMN 2012 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 3

12 BEKS 2012 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

13 BJBR 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 BKSW 2012 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2

15 BMRI 2012 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

16 BNBA 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

17 BNGA 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

18 BNII 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

19 BNLI 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

20 BSIM 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

21 BSWD 2012 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

22 BTPN 2012 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

23 BVIC 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

24 INPC 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

25 MAYA 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

26 MCOR 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

27 MEGA 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

28 NISP 2012 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2

29 PNBN 2012 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

30 SDRA 2012 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2

5 5 28 0 0 0 5 0 0 0 0 0 5 0 48TOTAL

Page 121: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

143

Pengungkapan Modal Intelektual

No Nama

Perusahaan Tahun IT1 IT2 IT3 IT4 IT5 Jumlah

1 AGRO 2012 0 1 0 0 0 1

2 BACA 2012 0 1 1 1 0 3

3 BAEK 2012 0 1 1 1 0 3

4 BBCA 2012 0 1 1 1 0 3

5 BBKP 2012 0 1 1 0 0 2

6 BBNI 2012 0 1 1 0 0 2

7 BBNP 2012 0 1 1 1 0 3

8 BBRI 2012 0 0 1 1 0 2

9 BBTN 2012 1 0 1 1 0 3

10 BCIC 2012 0 1 1 1 0 3

11 BDMN 2012 0 1 1 1 0 3

12 BEKS 2012 0 0 1 1 1 3

13 BJBR 2012 0 1 1 0 0 2

14 BKSW 2012 0 0 1 0 0 1

15 BMRI 2012 0 1 1 1 0 3

16 BNBA 2012 0 0 1 1 0 2

17 BNGA 2012 0 1 1 0 0 2

18 BNII 2012 1 1 1 0 0 3

19 BNLI 2012 0 1 1 0 0 2

20 BSIM 2012 0 0 1 0 0 1

21 BSWD 2012 0 1 0 1 0 2

22 BTPN 2012 0 1 0 0 0 1

23 BVIC 2012 0 1 0 1 0 2

24 INPC 2012 0 0 1 1 0 2

25 MAYA 2012 0 1 1 0 0 2

26 MCOR 2012 0 1 0 0 0 1

27 MEGA 2012 0 0 1 1 0 2

28 NISP 2012 0 0 1 1 0 2

29 PNBN 2012 0 1 0 1 0 2

30 SDRA 2012 0 0 1 0 0 1

TOTAL 2 20 24 17 1 64

Page 122: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

144

Pengungkapan Modal Intelektual

No Nama

Perusahaan Tahun P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Jumlah

1 AGRO 2012 0 1 0 1 0 1 1 0 4

2 BACA 2012 0 0 0 1 0 1 1 0 3

3 BAEK 2012 1 1 0 1 0 1 1 0 5

4 BBCA 2012 0 1 0 1 0 1 1 0 4

5 BBKP 2012 1 1 0 1 0 1 1 0 5

6 BBNI 2012 0 1 0 1 0 1 1 0 4

7 BBNP 2012 0 1 0 1 0 1 1 0 4

8 BBRI 2012 1 1 0 1 0 1 1 0 5

9 BBTN 2012 0 1 0 1 0 1 1 0 4

10 BCIC 2012 1 1 0 1 0 1 1 0 5

11 BDMN 2012 1 1 0 1 0 1 1 0 5

12 BEKS 2012 0 1 0 1 0 1 0 0 3

13 BJBR 2012 0 1 0 1 0 1 0 0 3

14 BKSW 2012 0 1 0 1 0 1 1 0 4

15 BMRI 2012 0 1 0 1 0 1 1 0 4

16 BNBA 2012 0 1 0 1 0 1 0 0 3

17 BNGA 2012 0 1 0 1 0 1 1 0 4

18 BNII 2012 0 1 0 1 0 1 1 0 4

19 BNLI 2012 0 0 0 1 0 1 1 0 3

20 BSIM 2012 0 0 0 1 0 1 0 0 2

21 BSWD 2012 0 0 0 1 0 1 1 0 3

22 BTPN 2012 0 1 0 1 0 1 1 0 4

23 BVIC 2012 0 1 0 1 0 1 1 0 4

24 INPC 2012 0 1 0 1 0 1 1 0 4

25 MAYA 2012 0 1 0 1 0 1 1 0 4

26 MCOR 2012 0 1 0 1 0 1 1 0 4

27 MEGA 2012 0 1 0 1 0 1 1 0 4

28 NISP 2012 1 1 0 1 0 1 1 0 5

29 PNBN 2012 0 1 0 1 0 1 1 0 4

30 SDRA 2012 0 1 0 1 0 1 1 0 4

TOTAL 6 26 0 30 0 30 26 0 118

Page 123: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

145

Pengungkapan Modal Intelektual

NoNama

PerusahaanTahun R&D1 R&D2 R&D3 R&D4 R&D5 R&D6 R&D7 R&D8 R&D9 Jumlah

1 AGRO 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 BACA 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 BAEK 2012 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

4 BBCA 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 BBKP 2012 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

6 BBNI 2012 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

7 BBNP 2012 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2

8 BBRI 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 BBTN 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 BCIC 2012 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

11 BDMN 2012 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

12 BEKS 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 BJBR 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 BKSW 2012 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

15 BMRI 2012 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

16 BNBA 2012 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

17 BNGA 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 BNII 2012 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

19 BNLI 2012 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

20 BSIM 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

21 BSWD 2012 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

22 BTPN 2012 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

23 BVIC 2012 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

24 INPC 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

25 MAYA 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

26 MCOR 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

27 MEGA 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 NISP 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29 PNBN 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

30 SDRA 2012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 1 0 0 14 0 15TOTAL

Page 124: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

146

Pengungkapan Modal Intelektual

NoNama

PerusahaanTahun SS1 SS2 SS3 SS4 SS5 SS6 SS7 SS8 SS9 SS10 SS11 SS12 SS13 SS14 SS15 Jumlah

1 AGRO 2012 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 5

2 BACA 2012 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5

3 BAEK 2012 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

4 BBCA 2012 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4

5 BBKP 2012 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 5

6 BBNI 2012 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4

7 BBNP 2012 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4

8 BBRI 2012 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

9 BBTN 2012 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 6

10 BCIC 2012 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6

11 BDMN 2012 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

12 BEKS 2012 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 4

13 BJBR 2012 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5

14 BKSW 2012 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

15 BMRI 2012 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

16 BNBA 2012 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 3

17 BNGA 2012 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4

18 BNII 2012 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 7

19 BNLI 2012 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

20 BSIM 2012 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 4

21 BSWD 2012 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 4

22 BTPN 2012 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

23 BVIC 2012 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

24 INPC 2012 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 3

25 MAYA 2012 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4

26 MCOR 2012 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

27 MEGA 2012 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 8

28 NISP 2012 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5

29 PNBN 2012 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

30 SDRA 2012 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 6

0 27 15 5 0 0 3 23 25 29 0 0 0 29 0 156TOTAL

Page 125: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

147

Pengungkapan Modal Intelektual

NoNama

PerusahaanTahun E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19 E20 E21 E22 E23 E24 E25 E26 E27 Jumlah

1 AGRO 2013 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 10

2 BACA 2013 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 8

3 BAEK 2013 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 8

4 BBCA 2013 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 12

5 BBKP 2013 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 14

6 BBNI 2013 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 15

7 BBNP 2013 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 11

8 BBRI 2013 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 11

9 BBTN 2013 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 11

10 BCIC 2013 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 11

11 BDMN 2013 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 11

12 BEKS 2013 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 8

13 BJBR 2013 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 10

14 BKSW 2013 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 10

15 BMRI 2013 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 14

16 BNBA 2013 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 8

17 BNGA 2013 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 14

18 BNII 2013 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 18

19 BNLI 2013 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 11

20 BSIM 2013 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 11

21 BSWD 2013 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7

22 BTPN 2013 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 13

23 BVIC 2013 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 14

24 INPC 2013 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 7

25 MAYA 2013 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 8

26 MCOR 2013 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 8

27 MEGA 2013 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 10

28 NISP 2013 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 12

29 PNBN 2013 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 10

30 SDRA 2013 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 15

23 23 4 0 3 2 28 9 23 8 0 0 30 30 14 3 0 25 26 12 23 17 13 11 0 1 2 330TOTAL

Page 126: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

148

Pengungkapan Modal Intelektual

NoNama

PerusahaanTahun C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10C11C12C13C14 Jumlah

1 AGRO 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

2 BACA 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

3 BAEK 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

4 BBCA 2013 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3

5 BBKP 2013 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

6 BBNI 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

7 BBNP 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

8 BBRI 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

9 BBTN 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

10 BCIC 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

11 BDMN 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

12 BEKS 2013 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

13 BJBR 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

14 BKSW 2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 BMRI 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2

16 BNBA 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

17 BNGA 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2

18 BNII 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2

19 BNLI 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2

20 BSIM 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

21 BSWD 2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

22 BTPN 2013 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4

23 BVIC 2013 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 4

24 INPC 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

25 MAYA 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

26 MCOR 2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

27 MEGA 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

28 NISP 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

29 PNBN 2013 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

30 SDRA 2013 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2

4 2 27 0 0 0 3 1 0 0 1 1 4 0 43TOTAL

Page 127: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

149

Pengungkapan Modal Intelektual

No Nama

Perusahaan Tahun IT1 IT2 IT3 IT4 IT5 Jumlah

1 AGRO 2013 0 1 0 1 0 2

2 BACA 2013 0 0 1 1 0 2

3 BAEK 2013 0 1 1 1 0 3

4 BBCA 2013 0 1 1 1 0 3

5 BBKP 2013 0 1 1 0 1 3

6 BBNI 2013 0 1 1 1 0 3

7 BBNP 2013 0 1 0 1 0 2

8 BBRI 2013 0 1 1 1 0 3

9 BBTN 2013 0 0 1 1 0 2

10 BCIC 2013 0 1 1 1 0 3

11 BDMN 2013 0 1 1 1 0 3

12 BEKS 2013 0 1 0 0 0 1

13 BJBR 2013 0 1 1 0 0 2

14 BKSW 2013 0 1 1 0 0 2

15 BMRI 2013 0 1 1 1 1 4

16 BNBA 2013 0 0 1 0 0 1

17 BNGA 2013 0 0 1 1 1 3

18 BNII 2013 1 1 1 1 0 4

19 BNLI 2013 1 0 1 1 1 4

20 BSIM 2013 0 0 1 1 0 2

21 BSWD 2013 0 0 1 0 0 1

22 BTPN 2013 0 1 0 1 0 2

23 BVIC 2013 0 1 0 1 0 2

24 INPC 2013 0 0 1 1 0 2

25 MAYA 2013 0 1 1 0 0 2

26 MCOR 2013 0 1 0 0 0 1

27 MEGA 2013 0 1 0 1 0 2

28 NISP 2013 1 1 0 0 1 3

29 PNBN 2013 0 1 0 1 0 2

30 SDRA 2013 1 1 1 0 1 4

TOTAL 4 22 21 20 6 73

Page 128: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

150

Pengungkapan Modal Intelektual

No Nama

Perusahaan Tahun P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Jumlah

1 AGRO 2013 0 1 0 1 0 1 1 0 4

2 BACA 2013 0 0 0 1 0 1 1 0 3

3 BAEK 2013 1 0 0 1 0 1 1 0 4

4 BBCA 2013 1 1 0 1 0 1 1 0 5

5 BBKP 2013 0 1 0 1 0 1 1 0 4

6 BBNI 2013 0 1 0 1 1 1 1 0 5

7 BBNP 2013 0 1 0 1 0 1 1 0 4

8 BBRI 2013 1 1 0 1 0 1 1 0 5

9 BBTN 2013 0 1 0 1 0 1 1 0 4

10 BCIC 2013 1 1 0 1 0 1 1 0 5

11 BDMN 2013 0 1 0 1 0 1 1 1 5

12 BEKS 2013 0 0 0 0 0 1 0 0 1

13 BJBR 2013 0 0 0 0 0 1 1 0 2

14 BKSW 2013 0 1 0 1 0 1 1 0 4

15 BMRI 2013 0 1 0 1 0 1 1 0 4

16 BNBA 2013 0 1 0 1 0 1 0 0 3

17 BNGA 2013 0 1 0 1 0 0 1 0 3

18 BNII 2013 0 1 0 1 0 0 1 0 3

19 BNLI 2013 1 1 0 1 0 0 1 0 4

20 BSIM 2013 0 1 0 1 0 0 1 0 3

21 BSWD 2013 0 0 0 1 0 1 1 0 3

22 BTPN 2013 0 1 0 1 0 1 1 0 4

23 BVIC 2013 0 1 0 1 0 1 1 0 4

24 INPC 2013 1 1 0 0 0 1 1 0 4

25 MAYA 2013 0 0 0 1 0 1 0 0 2

26 MCOR 2013 0 1 0 0 0 1 1 0 3

27 MEGA 2013 0 1 0 1 0 1 1 0 4

28 NISP 2013 1 1 0 1 0 1 1 0 5

29 PNBN 2013 0 1 0 1 0 1 1 0 4

30 SDRA 2013 0 1 0 1 0 1 1 0 4

TOTAL 7 24 0 26 1 26 27 1 112

Page 129: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

151

Pengungkapan Modal Intelektual

NoNama

PerusahaanTahun R&D1 R&D2 R&D3 R&D4 R&D5 R&D6 R&D7 R&D8 R&D9 Jumlah

1 AGRO 2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 BACA 2013 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1

3 BAEK 2013 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2

4 BBCA 2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 BBKP 2013 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

6 BBNI 2013 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2

7 BBNP 2013 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

8 BBRI 2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 BBTN 2013 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1

10 BCIC 2013 1 0 0 0 0 0 0 1 0 2

11 BDMN 2013 1 0 0 0 0 0 0 1 0 2

12 BEKS 2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 BJBR 2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 BKSW 2013 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

15 BMRI 2013 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

16 BNBA 2013 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

17 BNGA 2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 BNII 2013 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2

19 BNLI 2013 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

20 BSIM 2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

21 BSWD 2013 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

22 BTPN 2013 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

23 BVIC 2013 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

24 INPC 2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

25 MAYA 2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

26 MCOR 2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

27 MEGA 2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 NISP 2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29 PNBN 2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

30 SDRA 2013 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 1 0 0 3 0 0 14 0 21TOTAL

Page 130: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

152

Pengungkapan Modal Intelektual

NoNama

PerusahaanTahun SS1 SS2 SS3 SS4 SS5 SS6 SS7 SS8 SS9 SS10 SS11 SS12 SS13 SS14 SS15 Jumlah

1 AGRO 2013 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 4

2 BACA 2013 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5

3 BAEK 2013 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 5

4 BBCA 2013 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5

5 BBKP 2013 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 9

6 BBNI 2013 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

7 BBNP 2013 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 5

8 BBRI 2013 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5

9 BBTN 2013 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 7

10 BCIC 2013 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 8

11 BDMN 2013 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 5

12 BEKS 2013 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 7

13 BJBR 2013 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 5

14 BKSW 2013 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 7

15 BMRI 2013 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 7

16 BNBA 2013 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 3

17 BNGA 2013 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

18 BNII 2013 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 7

19 BNLI 2013 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

20 BSIM 2013 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5

21 BSWD 2013 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 7

22 BTPN 2013 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 5

23 BVIC 2013 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

24 INPC 2013 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

25 MAYA 2013 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5

26 MCOR 2013 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5

27 MEGA 2013 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

28 NISP 2013 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6

29 PNBN 2013 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 4

30 SDRA 2013 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3

0 30 21 5 1 0 5 28 24 27 0 0 0 29 0 170TOTAL

Page 131: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

153

Lampiran 4

Pengungkapan Modal Intelektual (ICD)

NO Kode

Saham Nama Perusahaan 2011 2012 2013

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga, Tbk 25.64% 25.64% 26.92%

2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 24.36% 25.64% 25.64%

3 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 26.92% 32.05% 29.49%

4 BBCA Bank Central Asia Tbk 33.33% 29.49% 35.90%

5 BBKP Bank Bukopin Tbk 37.18% 32.05% 43.59%

6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk 41.03% 35.90% 41.03%

7 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 26.92% 29.49% 30.77%

8 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 43.59% 39.74% 32.05%

9 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 32.05% 35.90% 33.33%

10 BCIC Bank Mutiara Tbk 41.03% 39.74% 38.46%

11 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 43.59% 38.46% 34.62%

12 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 25.64% 29.49% 24.36%

13 BJBR Bank Jabar Banten Tbk 33.33% 25.64% 25.64%

14 BKSW Bank Kesawan Tbk 20.51% 32.05% 30.77%

15 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 32.05% 39.74% 41.03%

16 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 20.51% 23.08% 21.79%

17 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 38.46% 33.33% 35.90%

18 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 39.74% 42.31% 46.15%

19 BNLI Bank Permata Tbk 37.18% 29.49% 35.90%

20 BSIM Bank Sinar Mas Tbk 24.36% 28.21% 28.21%

21 BSWD Bank Swadesi Tbk 25.64% 21.79% 24.36%

22 BTPN Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk 26.92% 33.33% 37.18%

23 BVIC Bank Victoria International Tbk 26.92% 35.90% 39.74%

24 INPC Bank Artha Graha International Tbk 25.64% 19.23% 25.64%

25 MAYA Bank Mayapada International Tbk 20.51% 23.08% 23.08%

26 MCOR Bank Widu Kentjana International Tbk 24.36% 26.92% 21.79%

27 MEGA Bank Mega Tbk 34.62% 28.21% 29.49%

28 NISP Bank NiSP OCBC Tbk 33.33% 33.33% 34.62%

29 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 30.77% 29.49% 26.92%

30 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 35.90% 32.05% 35.90%

Page 132: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

154

Lampiran 5

Tingkat Utang (Lev)

NO Kode

Saham Nama Perusahaan 2011 2012 2013

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga, Tbk 9.01 9.86 5.12

2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 6.71 7.61 6.88

3 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 8.50 8.45 8.69

4 BBCA Bank Central Asia Tbk 8.07 7.52 6.74

5 BBKP Bank Bukopin Tbk 12.07 12.15 10.18

6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk 6.90 6.66 7.11

7 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 10.28 11.42 8.49

8 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 8.43 7.50 6.89

9 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 11.17 9.87 10.35

10 BCIC Bank Mutiara Tbk 12.10 11.25 9.60

11 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 4.49 4.42 4.84

12 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 11.94 10.74 11.54

13 BJBR Bank Jabar Banten Tbk 8.74 10.28 9.06

14 BKSW Bank Kesawan Tbk 3.03 4.38 6.31

15 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 7.20 6.78 6.72

16 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 5.22 5.67 6.17

17 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 8.08 7.72 7.45

18 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 10.93 10.98 10.33

19 BNLI Bank Permata Tbk 10.09 9.55 10.74

20 BSIM Bank Sinar Mas Tbk 11.86 7.30 5.33

21 BSWD Bank Swadesi Tbk 5.00 5.80 6.92

22 BTPN Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk 7.31 6.64 6.03

23 BVIC Bank Victoria International Tbk 8.74 8.77 10.66

24 INPC Bank Artha Graha International Tbk 15.62 9.61 7.11

25 MAYA Bank Mayapada International Tbk 6.79 8.30 8.96

26 MCOR Bank Widu Kentjana International Tbk 10.57 7.60 6.65

27 MEGA Bank Mega Tbk 11.70 9.41 9.86

28 NISP Bank NiSP OCBC Tbk 8.08 7.84 6.23

29 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 6.85 7.43 7.22

30 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 9.75 13.17 13.24

Page 133: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

155

Lampiran 6

Pertumbuhan Laba (EG)

NO Kode

Saham Nama Perusahaan 2011 2012 2013

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga, Tbk 134.23% 23.86% 58.78%

2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 20.03% 71.59% 47.71%

3 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk -18.07% -20.98% 25.87%

4 BBCA Bank Central Asia Tbk 27.58% 8.33% 21.66%

5 BBKP Bank Bukopin Tbk 50.47% 12.58% 11.97%

6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk 41.55% 21.35% 28.51%

7 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 33.40% 25.36% 23.18%

8 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 31.52% 23.86% 14.27%

9 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 22.13% 21.93% 14.53%

10 BCIC Bank Mutiara Tbk 19.49% -44.10% -880.28%

11 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 15.59% 21.01% 1.02%

12 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk -66.11% -131.83% 105.42%

13 BJBR Bank Jabar Banten Tbk 8.14% 23.95% 15.34%

14 BKSW Bank Kesawan Tbk 410.07% -577.18% -111.38%

15 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 35.51% 26.37% 17.37%

16 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 51.62% 34.00% -1.61%

17 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 23.98% 33.77% 1.09%

18 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 26.35% 80.47% 29.66%

19 BNLI Bank Permata Tbk 14.42% 15.45% 26.15%

20 BSIM Bank Sinar Mas Tbk 9.03% 102.31% -2.99%

21 BSWD Bank Swadesi Tbk 36.99% 14.40% 48.18%

22 BTPN Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk 67.31% 41.35% 7.69%

23 BVIC Bank Victoria International Tbk 75.47% 10.16% 27.76%

24 INPC Bank Artha Graha International Tbk 20.03% -37.15% 69.43%

25 MAYA Bank Mayapada International Tbk 122.57% 53.80% 46.36%

26 MCOR Bank Widu Kentjana International Tbk 28.00% 159.79% -16.77%

27 MEGA Bank Mega Tbk 12.77% 28.33% -60.76%

28 NISP Bank NiSP OCBC Tbk 79.78% 21.63% 24.83%

29 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 41.70% 10.97% 7.73%

30 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 50.22% 31.98% 4.06%

Page 134: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

156

Lampiran 7

Ukuran Perusahaan (Size)

NO Kode

Saham Nama Perusahaan 2011 2012 2013

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga, Tbk 15.06 15.21 15.45

2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 15.36 15.55 15.78

3 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 17.00 17.05 17.17

4 BBCA Bank Central Asia Tbk 19.76 19.91 20.02

5 BBKP Bank Bukopin Tbk 17.86 18.00 18.06

6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk 19.52 19.62 19.77

7 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 15.70 15.92 16.12

8 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 19.97 20.13 20.26

9 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 18.31 18.53 18.69

10 BCIC Bank Mutiara Tbk 16.39 16.54 16.49

11 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 18.77 18.86 19.03

12 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 15.61 15.85 16.01

13 BJBR Bank Jabar Banten Tbk 17.81 18.08 18.08

14 BKSW Bank Kesawan Tbk 15.09 15.35 16.22

15 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 20.13 20.27 20.41

16 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 14.90 15.06 15.21

17 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 18.93 19.10 19.20

18 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 18.37 18.57 18.76

19 BNLI Bank Permata Tbk 18.43 18.70 18.93

20 BSIM Bank Sinar Mas Tbk 16.63 16.53 16.67

21 BSWD Bank Swadesi Tbk 14.55 14.75 15.10

22 BTPN Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk 17.66 17.89 18.06

23 BVIC Bank Victoria International Tbk 16.28 9.57 16.77

24 INPC Bank Artha Graha International Tbk 16.77 16.84 16.87

25 MAYA Bank Mayapada International Tbk 16.38 9.75 16.99

26 MCOR Bank Widu Kentjana International Tbk 15.68 15.69 15.88

27 MEGA Bank Mega Tbk 17.94 17.99 18.01

28 NISP Bank NiSP OCBC Tbk 17.91 18.19 18.40

29 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 18.64 18.82 18.92

30 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 15.44 15.85 15.92

Page 135: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

157

Lampiran 8

Ukuran Dewan Komisaris (Comm)

NO Kode

Saham Nama Perusahaan 2011 2012 2013

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga, Tbk 4 4 5

2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 3 3 3

3 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 4 4 2

4 BBCA Bank Central Asia Tbk 5 5 5

5 BBKP Bank Bukopin Tbk 5 5 6

6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk 7 7 7

7 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 5 4 4

8 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 6 8 8

9 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 6 6 6

10 BCIC Bank Mutiara Tbk 4 3 3

11 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 8 8 8

12 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 3 4 3

13 BJBR Bank Jabar Banten Tbk 5 6 5

14 BKSW Bank Kesawan Tbk 6 6 6

15 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 7 8 7

16 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 3 3 3

17 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 8 8 8

18 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 7 7 6

19 BNLI Bank Permata Tbk 9 9 8

20 BSIM Bank Sinar Mas Tbk 1 3 3

21 BSWD Bank Swadesi Tbk 4 5 5

22 BTPN Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk 6 6 6

23 BVIC Bank Victoria International Tbk 3 4 4

24 INPC Bank Artha Graha International Tbk 6 5 5

25 MAYA Bank Mayapada International Tbk 3 6 5

26 MCOR Bank Widu Kentjana International Tbk 3 4 3

27 MEGA Bank Mega Tbk 3 3 4

28 NISP Bank NiSP OCBC Tbk 7 8 8

29 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 4 4 4

30 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 4 3 3

Page 136: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

158

Lampiran 9

Umur Perusahaan (Age)

NO Kode

Saham Nama Perusahaan 2011 2012 2013

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga, Tbk 22 23 24

2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 22 23 24

3 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 22 23 24

4 BBCA Bank Central Asia Tbk 54 55 56

5 BBKP Bank Bukopin Tbk 41 42 43

6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk 65 66 67

7 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 39 40 41

8 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 116 117 118

9 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 114 115 116

10 BCIC Bank Mutiara Tbk 21 22 23

11 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 55 56 57

12 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 19 20 21

13 BJBR Bank Jabar Banten Tbk 50 51 52

14 BKSW Bank Kesawan Tbk 98 99 100

15 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 13 14 15

16 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 44 45 46

17 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 56 57 58

18 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 52 53 54

19 BNLI Bank Permata Tbk 9 10 11

20 BSIM Bank Sinar Mas Tbk 22 23 24

21 BSWD Bank Swadesi Tbk 43 44 45

22 BTPN Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk 53 54 55

23 BVIC Bank Victoria International Tbk 19 20 21

24 INPC Bank Artha Graha International Tbk 38 39 40

25 MAYA Bank Mayapada International Tbk 22 23 24

26 MCOR Bank Widu Kentjana International Tbk 37 38 39

27 MEGA Bank Mega Tbk 42 43 44

28 NISP Bank NiSP OCBC Tbk 70 71 72

29 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 40 41 42

30 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 18 19 20

Page 137: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

159

Lampiran 10

Kompleksitas Bisnis (Complex)

NO Kode

Saham Nama Perusahaan 2011 2012 2013

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga, Tbk 0 0 0

2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 0 0 0

3 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 0 0 0

4 BBCA Bank Central Asia Tbk 4 4 5

5 BBKP Bank Bukopin Tbk 2 2 2

6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk 5 5 5

7 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0 0 0

8 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 3 3 3

9 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 0 0 1

10 BCIC Bank Mutiara Tbk 0 0 0

11 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 3 3 3

12 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 0 0 0

13 BJBR Bank Jabar Banten Tbk 1 0 3

14 BKSW Bank Kesawan Tbk 0 0 0

15 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 10 10 10

16 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 0 0 0

17 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 2 2 2

18 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 2 2 2

19 BNLI Bank Permata Tbk 2 1 5

20 BSIM Bank Sinar Mas Tbk 0 0 0

21 BSWD Bank Swadesi Tbk 0 0 0

22 BTPN Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk 0 0 0

23 BVIC Bank Victoria International Tbk 1 1 1

24 INPC Bank Artha Graha International Tbk 0 0 0

25 MAYA Bank Mayapada International Tbk 0 0 0

26 MCOR Bank Widu Kentjana International Tbk 0 0 0

27 MEGA Bank Mega Tbk 2 2 2

28 NISP Bank NiSP OCBC Tbk 0 0 0

29 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 0 4 3

30 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 0 0 0

Page 138: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

160

Lampiran 11

Hasil Pengolahan Data Statistik

1. Statistik Deskriptif

1.1. Pengungkapan Modal Intelektual (ICD)

Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Pengungkapan Modal Intelektual

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ICD 90 19.23% 46.15% 31.3675% 6.48103%

Valid N (listwise) 90

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

Tabel 4.3

Hasil Analisis Frekuensi Pengungkapan Modal Intelektual pada Perusahaan

Perbankan Tahun 2011-2013

No Interval Kriteria Frekuensi Persentase

1 19,23% - 24,23% Sangat rendah 10 11%

2 24,24% - 29,24% Rendah 25 28%

3 29,25% - 34,25% Cukup 23 26%

4 34,26% - 39,26% Tinggi 18 20%

5 >39,27% Sangat Tinggi 14 16%

TOTAL 90 100%

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2014

Gambar 4.1 Grafik Perkembangan ICD

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

Page 139: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

161

1.2. Tingkat Utang (Lev)

Tabel 4.4 Analisis Statistik Deskriptif Tingkat Utang

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Lev

Valid N (listwise)

90

90

3.026356388 15.62025000 8.459321411 2.351465429

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2014

Tabel 4.5

Hasil Analisis Frekuensi Tingkat Utang pada Perusahaan Perbankan Tahun

2011-2013

No Interval Kriteria Frekuensi Persentase

1 3,026356388 - 5,54513511 Sangat rendah 9 10%

2 5,55513511 - 8,073913832 Rendah 34 38%

3 8,083913832 - 10,602692554 Cukup 28 31%

4 10,612692554 - 13,131471276 Tinggi 17 19%

5 > 13,141471276 Sangat Tinggi 2 2%

TOTAL 90 100%

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

1.3. Pertumbuhan Laba (EG)

Tabel 4.6 Analisis Statistik Deskriptif Pertumbuhan Laba

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

EG 90 -880.28% 410.07% 12.6435% 128.50763%

Valid N (listwise) 90

Sumber : Data yang diolah, 2014

Page 140: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

162

Tabel 4.7

Hasil Analisis Frekuensi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan

Tahun 2011-2013

No Interval Kriteria Frekuensi Persentase

1 -880,28% – (-622,21%) Sangat rendah 1 1.11%

2 -622,22% - (-364,15%) Rendah 1 1.11%

3 -364,16% - (-106,08%) Cukup 1 1.11%

4 -106,09% - 151,99% Tinggi 85 94.44%

5 >152,00% Sangat Tinggi 2 2.22%

TOTAL 90 100%

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

1.4. Ukuran Perusahaan (Size)

Tabel 4.8 Analisis Statistik Deskriptif Ukuran Perusahaan

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Size

Valid N

(listwise)

90

90

9.571644584 20.41279235 17.24775061 1.982648966

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

Tabel 4.9

Hasil Analisis Frekuensi Ukuran Perusahaan pada Perusahaan Perbankan

Tahun 2011-2013

No Interval Kriteria Frekuensi Persentase

1 9,571644584 - 13,185360506 Kecil 2 2.22%

2 13, 195360506 - 16,809076428 Menengah 35 38.89%

3 > 16,819076428 Besar 53 58.89%

TOTAL 90 100%

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

1.5. Ukuran Dewan Komisaris (Comm)

Tabel 4.10 Analisis Deskriptif Ukuran Dewan Komisaris

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Comm 90 1.0 9.0 5.122 1.8592

Valid N (listwise) 90

Page 141: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

163

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

Tabel 4.11

Hasil Analisis Frekuensi Ukuran Dewan Komisaris pada Perusahaan

Perbankan Tahun 2011-2013

No Interval Kriteria Frekuensi Persentase

1 1 - 2,6 Sangat Kecil 2 2.22%

2 2,61 - 4,21 Kecil 37 41.11%

3 4,22 - 5,82 Cukup 30 33.33%

4 5,83 - 7,43 Besar 19 21.11%

5 > 7,44 Sangat Besar 2 2.22%

TOTAL 90 100%

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2014

1.6. Umur Perusahaan (Age)

Tabel 4.12 Analisis Statistik Deskriptif Umur Perusahaan

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Age 90 9.0 118.0 44.867 27.1596

Valid N (listwise) 90

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

Tabel 4.13

Hasil Analisis Frekuensi Umur Perusahaan pada Perusahaan Perbankan

Tahun 2011-2013

No Interval Kriteria Frekuensi Persentase

1 9 - 45,3 Baru 56 62.22%

2 45,31 - 81,61 Menengah 25 27.78%

3 > 81,62 Lama 9 10.00%

TOTAL 90 100%

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2014

1.7. Kompleksitas Bisnis (Complex)

Tabel 4.14 Analisis Statistik Deskriptif Kompleksitas Bisnis

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Complex

Valid N (listwise)

90

90

.0 10.0 1.367 2.2105

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

Page 142: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

164

Tabel 4.15

Hasil Analisis Frekuensi Kompleksitas Bisnis pada Perusahaan Perbankan

Tahun 2011-2013

No Interval Kriteria Frekuensi Persentase

1 0 - 3,33 Rendah 79 87.78%

2 3,34 - 6,67 Cukup 8 8.89%

3 > 6,68 Tinggi 3 3.33%

TOTAL 90

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2014

2. Uji Asumsi Klasik

2.1. Uji Normalitas

Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan Histogram

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2014

Page 143: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

165

Gambar 4.3 Hasil Uji Normal p-plot

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov Smirnov (K-S)

Unstandardized Residual

N 90

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 4.73077204

Most Extreme Differences Absolute .075

Positive .075

Negative -.063

Kolmogorov-Smirnov Z .710

Asymp. Sig. (2-tailed) .695

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

Page 144: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

166

2.2. Uji Autokorelasi

Tabel 4.17 Hasil Uji Autokorelasi

Model Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 4.89878% 1.928

a. Predictors: (Constant), Complex, Age, EG, Lev, Comm, Size

b. Dependent Variable: ICD

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

2.3. Uji Multikolinieritas

Tabel 4.18 Hasil Uji multikolinieritas dengan Coefficients Correlation

Model Complex Age EG Lev Comm Size

1

Correlations

Complex 1.000 .405 -.011 .230 -.260 -.599

Age .405 1.000 .037 .275 -.328 -.377

EG -.011 .037 1.000 .047 -.066 .017

Lev .230 .275 .047 1.000 .095 -.237

Comm -.260 -.328 -.066 .095 1.000 -.212

Size -.599 -.377 .017 -.237 -.212 1.000

Covariances

Complex .117 .003 -1.574E-005 .019 -.033 -.082

Age .003 .001 3.643E-006 .002 -.003 -.004

EG -1.574E-005 3.643E-006 1.649E-005 4.548E-005 -9.836E-005 2.777E-005

Lev .019 .002 4.548E-005 .057 .008 -.023

Comm -.033 -.003 -9.836E-005 .008 .135 -.031

Size -.082 -.004 2.777E-005 -.023 -.031 .159

a. Dependent Variable: ICD

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

Page 145: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

167

4.19 Uji Multikolinieritas dengan Collinearity Statistics

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 7.490 5.999 1.248 .215

Lev .733 .239 .266 3.069 .003 .856 1.169

EG -.010 .004 -.203 -2.525 .013 .990 1.010

Size .591 .398 .181 1.485 .141 .432 2.313

Comm 1.120 .367 .321 3.053 .003 .579 1.726

Age .019 .024 .080 .795 .429 .638 1.567

Complex .745 .342 .254 2.178 .032 .471 2.121

a. Dependent Variable: ICD

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

2.4. Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

Page 146: DETERMINAN PENGUNGKAPAN MODAL …lib.unnes.ac.id/22576/1/7211411022-s.pdf · Ummi, Tirta, Gilang, Adel, Jundhi, Faisal, Defy, Lusi, Ajeng, teman-teman Akuntansi A 2011, Shinta Kost

168

3. Analisis Regresi Berganda

Tabel 4.20 Hasil Persamaan Regresi Berganda

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 7.490 5.999 1.248 .215

Lev .733 .239 .266 3.069 .003

EG -.010 .004 -.203 -2.525 .013

Size .591 .398 .181 1.485 .141

Comm 1.120 .367 .321 3.053 .003

Age .019 .024 .080 .795 .429

Complex .745 .342 .254 2.178 .032

a. Dependent Variable: ICD

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2014

3.1. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Tabel 4.21 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimated

1 .684a .467 .429 4.89878%

b. Predictors : (Constant), Complex, Age, EG, Lev, Comm, Size

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

3.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Tabel 4.22 Hasil Uji Pengaruh Simultan

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 1746.492 6 291.082 12.129 .000b

Residual 1991.838 83 23.998

Total 3738.330 89

a. Dependent Variable: ICD

b. Predictors: (Constant), Complex, Age, EG, Lev, Comm, Size

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014