DEteksi DInI Ca servix

3
dEteksi dInI Kanker Serviks Diantara tumor ganas ginekologik, kanker serviks uterus masih menduduki peringkat pertama Indonesia, selama kurun waktu 5 tahun (2009 – 2015). Di Sulawasi utara angka terjadinya kanker leher rahim atau kanker serviks uterus termasuk tinggi pada tahun 2013 dengan menempati urutan kedua dari 34 provinsi yaitu 1,4‰ dari rata – rata presentasi terjadinya kanker serviks di Indonesia adalah 0,8%o. Pencegahan Primer sangat sulit. *Belum Pasti, yang dapat disarankan ialah menghindari faktor resiko yaitu: - ekstrinsik: 1. Menikah 2. Koitus <16 tahun 3. Tingginya paritas 4. Golongan sosio ekonomi rendah 5. Sering berganti – ganti pasangan dan SEBAB BIOLOGIK KANKER SERVIKS

description

MVP

Transcript of DEteksi DInI Ca servix

Page 1: DEteksi DInI Ca servix

dEteksi dInI

Kanker Serviks

Diantara tumor ganas ginekologik,

kanker serviks uterus masih menduduki

peringkat pertama Indonesia, selama

kurun waktu 5 tahun (2009 – 2015).

Di Sulawasi utara angka terjadinya

kanker leher rahim atau kanker serviks

uterus termasuk tinggi pada tahun 2013

dengan menempati urutan kedua dari

34 provinsi yaitu 1,4‰ dari rata – rata

presentasi terjadinya kanker serviks di

Indonesia adalah 0,8%o.

Pencegahan Primer sangat sulit.

*Belum Pasti, yang dapat disarankan

ialah menghindari faktor resiko yaitu:

- ekstrinsik:

1. Menikah

2. Koitus <16 tahun

3. Tingginya paritas

4. Golongan sosio ekonomi rendah

5. Sering berganti – ganti pasangan dan

6. Terutama ditemukan pada wanita

yang mengalami infeksi virus HPV

(human papiloma virus)

Pencegahan Sekunder melalui usapan

servikovaginal berkala. Tujuannya

adalah mencegah sel – sel prekanker

menjadi kanker.

Deteksi dini kanker serviks dengan

metode pap smears (tiap 6 bulan – 1

tahun/kali)

KANKER SERVIKS

SEBAB BIOLOGIK

Page 2: DEteksi DInI Ca servix

atau menggunakan teknik Inpeksi

Visual Asetat (IVA)

test IVA

Dengan menggunakan pipet atau kapas,

larutan asam asetat 3-5% diteteskan ke

leher rahim. Dalam waktu kurang lebih

satu menit, reaksinya pada leher rahim

sudah dapat dilihat.

Bila warna leher rahim berubah

menjadi keputih-putihan, kemungkinan

positif terdapat kanker jika tidak

didapatkan gambaran epitel putih pada

daerah transformasi berarti hasilnya

negatif.

Program Skrining Oleh WHO :

1. Skrining pada setiap wanita minimal

1kali pada usia 35-40 tahun

2. Kalau fasilitas memungkinkan lakukan

tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun

3. Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan

tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun

4. Ideal dan optimal pemeriksaan

dilakukan setiap 3 tahun pada wanita

usia 25-60 tahun.

5. Skrining yang dilakukan sekali dalam

10 tahun atau sekali seumur hidup

memiliki dampak yang cukup

signifikan.

6. Di Indonesia, anjuran untuk melakukan

IVA bila : hasil positif (+) adalah 1

tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah

5 tahun

Tempat Pelayanan ????

1. Perawat terlatih

2. Bidan

3. Dokter Umum

4. Dokter Spesialis Obgyn

TINGGI SENSITIVITAS

63% - 77%

Page 3: DEteksi DInI Ca servix