DESTILASI

21
Laporan Praktikum Destilasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin ) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan , hujan , sungai , muka air tawar , danau , uap air , dan lautan es . Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air , yaitu: melalui penguapan , hujan , dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air , sungai , muara ) menuju laut . Air bersih penting bagi kehidupan manusia . Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air.[1]

Transcript of DESTILASI

Page 1: DESTILASI

Laporan Praktikum Destilasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

  Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang

diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71%

permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air

sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-

puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar,

danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus

air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi

mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak

tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air.[1]

            Destilasi atau penyulingan adalah sutau proses pemurnian zat cair yang didasarkan atas

perbedaan titik didih cairan. Pada proses ini cairan berubah menjadi uap. Uap ini adalah zat

murni. Kemudian uap ini didinginkan. Pada pendinginan ini uap mengembun menjadi cairan

murni yang disebut destilat.

Destilasi dapat digunakan untuk memperoleh pelarut murni dari larutan yang mengandung zat

terlarut. Misalnya air sungai untuk memperoleh air murni.[2]

Page 2: DESTILASI

B. Rumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang diatas maka muncullah permasalahan sebagai berikut :

1.         Bagaimana prinsip dasar proses destilasi secara sederhana?

2.         Bagaimana cara memurnikan sampel air sungai?

C. Tujuan Percobaan

            Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu :

1.         Untuk mengetahui prinsip dasar proses destilasi secara sederhana.

2.         Untuk memurnikan sampel air sungai.

D. Manfaat percobaan

Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu :

1.        Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dasar proses destilasi secara  sederhana.

2.         Mahasiswa dapat mengetahui cara memurnikan sampel air sungai.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan

perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,

campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke

dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.

Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini

Page 3: DESTILASI

didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada

titik didihnya.[3]

Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan

kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang digunakan untuk

memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu larutan atau campuran dan

tergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan fasa cair. Semua

komponen tersebut terdapat dalam fasa cairan dan uap. Fasa uap terbentuk dari fasa cair melalui

penguapan (evaporasi) pada titik didihnya. Syarat utama dalam operasi pemisahan komponen-

komponen dengan cara destilasi adalah komposisi uap harus berbeda dari komposisi cairan

dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan komponen-komponennya cukup dapat

menguap. Suhu cairan yang mendidih merupakan titik didih cairan tersebut pada tekanan

atmosfer yang digunakan.[4]

Teori dasar destilasi yaitu perpindahan panas ke cairan yang sedang mendidih memegang

peranan yang penting pada proses evaporasi dan destilasi atau juga pada proses biologi dan

proses kimia lain seperti proses petroleum, pengendalian temperatur suatu reaksi kimia,

evaporasi suatu bahan pangan dan sebagainya. Cairan yang sedang dididihkan biasanya

ditampung dalam bejana dengan panas yang berasal dari pipa-pipa pemanas yang horizontal atau

vertikal. Pipa dan plat-plat tersebut dipanaskan dengan listrik, dengan cairan panas atau uap

panas pada sisi yang lain.[5]

Perbedaan sifat campuran suatu fase dengan campuran dua fase dapat dibedakan secara

jelas jika suatu cairan menguap, terutama dalam keadaan mendidih. Sebagai contoh adalah cairan

murni didalam suatu tempat yang tertutup. Pada suhu tertentu molekul-molekul cairan tersebut

memiliki energi tertentu dan bergerak bebas secara tetap dan dengan kecepatan tertentu. Tetapi

Page 4: DESTILASI

setiap molekul dalam cairan hanya bergerak pada jarak pendek sebelum dipengaruhi oleh

molekul-molekul lain, sehingga arah geraknya diubah. Namun setiap molekul pada lapisan

permukaan yang bergerak ke arah atas akan meninggalkan permukaan cairan dan akan menjadi

molekul uap. Molekul-molekul uap tersebut akan tetap berada dalam gerakan yang konstan, dan

kecepatan molekul-molekul dipengaruhi oleh suhu pada saat itu.[6]

Ada 6 jenis destilasi yang akan dibahas disini, yaitu destilasi sederhana, destilasi

fraksionasi, destilasi uap, destilasi vakum, destilasi kering dan destilasi azeotropik.[7]

1. Destilasi Sederhana

Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau

dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang

titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga

perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Destilasi ini

dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan

campuran air dan alkohol. [8]

Gambar 1. Rangkaian alat destilasi sederhana

2. Destilasi Fraksionasi

Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau

lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini juga dapat digunakan

untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan bekerja pada tekanan

atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari destilasi jenis ini digunakan pada industri

minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah.[9]

Perbedaan destilasi fraksionasi dan destilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi.

Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap

Page 5: DESTILASI

platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian destilat yang lebih dari

plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.[10]

Gambar 2. Rangkaian alat destilasi fraksionasi

3. Destilasi Azeotrop

Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik didih yang

konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan hasil destilasi menjadi tidak

maksimal. Komposisi dari azeotrop tetap konstan dalam pemberian atau penambahan tekanan,

akan tetapi ketika tekanan total berubah, kedua titik didih dan komposisi dari azeotrop berubah.

Sebagai akibatnya, azeotrop bukanlah komponen tetap, yang komposisinya harus selalu konstan

dalam interval suhu dan tekanan, tetapi lebih ke campuran yang dihasilkan dari saling

mempengaruhi dalam kekuatan intramolekuler dalam larutan. Azeotrop dapat didestilasi dengan

menggunakan tambahan pelarut tertentu, misalnya penambahan benzena atau toluena untuk

memisahkan air. Air dan pelarut akan ditangkap oleh penangkap Dean-Stark. Air akan tetap

tinggal di dasar penangkap dan pelarut akan kembali ke campuran dan memisahkan air lagi.

Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult.[11]

Gambar 3. Rangkaian alat destilasi azeotrop

4. Destilasi Vakum

Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil,

dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran

yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut

dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen

Page 6: DESTILASI

yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa

vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi ini.[12]

Gambar 4. Rangkaian alat destilasi vakum

5. Destilasi Uap

Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih

mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu

mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat

yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendestilasi campuran senyawa di bawah titik

didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk

campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didestilasi dengan air.

Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak

eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak

parfum dari tumbuhan. Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran

dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke

kondensor dan akhirnya masuk ke labu destilat.[13]

Gambar 5. Rangkaian alat destilasi uap

6. Destilasi kering

            Destilasi kering merupakan destilasi yang dilakukan dengan cara memanaskan material

padat  untuk mendapatkan fase uap dan cairnya, biasanya digunakan untuk mengambil cairan

bahan bakar dari kayu atau batu bara.[14]

Page 7: DESTILASI

Gambar 6. Rangkaian alat destilasi kering

Dalam kehidupan kebutuhan akan air bersih adalah suatu hal yang pasti untuk

keberlangsungan hidup baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan. Bukan hanya dalam

kehidupan saja, melainkan kebutuhan akan air bersih di butuhkan juga dalam laboratorium.

Kebutuhan akan air bersih,  sebut saja untuk membuat suatu larutan atau melarutan sesuatu

bahan, maka kita membutuhkan air yang bersih dari logam lain atau yang biasa disebut air 

aquades. Selain di laboratorium, air destilasi ini juga di butuhkan sebagai sumber air. Misalnya

kita mengolah air laut untuk dijadikan air minum. Untuk mengolah air laut menjadi air minum

digunakan tehnik destilasi. Dalam hal lain destilasi juga digunakan untuk mendapatkan air bersih

di suatu Negara, contohnya Arab Saudi,mereka mendestilasi air laut untuk mendapatkan air

bersih. Jadi destilasi adalah suatu proses yang sangat berguna dan tidak hanya untuk

mendapatkan air bersih tapi juga dalam proses pengolahan minyak bumi, produksi minyak wangi

dan lain-lain. Air  merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan  umat manusia

dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak yang  tergantikan

dengan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia membutuhkan

air.[15]

Air yang digunakan manusia adalah air permukaan tawar dan air tanah murni.

Meningkatnya kebutuhan air dengan bertambahnya jumlah penduduk didunia dan juga sebagai

akibat dari peningkatan kebutuhan air untuk rumah tangga, industri, rekreasi, pertanian dan

sebagainya. Air dibagi tiga golongan menurut pertukarannya yatu:

Golongan A : Air yang digunakan sebagai air minum tanpak pengolahan terlebih dahulu

Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah

tangga

Page 8: DESTILASI

Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan, peternakan, pertanian, Industri dan lain-

lain.[16]

Air yang dipergunakan untuk minum sebaiknya air yang tidak berwarna, tidak berbau,

jernih dengan suhu dibawa suhu udara sedemikian rupa sehingga minimbulkan rasa aman. Air

minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia tertentu

oleh zat-zat atau mineral-mineral yang berbahaya bagi kesehatan, diharapkan pula zat-zat atau

bahan kimia yang terdapat didalam air minum, sebaiknya  zat ataupun  bahan kimia dan mineral

yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam kadar yang wajar dalam sumber air

tersebut.[17]

Air yang keruh kurang  dapat menjadi biomassa cukup produktif, walaupun perairan itu

mempunyai zat-zat makanan yang cukup. Kekeruhan mengurangi intensitas cahaya matahari

masuk ke dalam air. Kekeruhan dapat disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang bervariasi

dari ukuran koloida sampai dispersi kasar, tergantung dari derajat tubelensinya. Pengukuran

kekeruhan membantu menentukan jumlah bahan kimia yang dibutuhkan dalam pengolahan air.

[18]                    

       Untuk mengetahui pencemaran air sungai digunakan kombinasi parameter fisika, kimia

dan biologi. Tetapi sering digunakan hanya parameter fisika seperti temperatur, warna, bau, rasa

dan kekeruhan air, ataupun parameter kimia seperti: partikel terlarut, kebutuhan oksigen

biokimia (BOD), partikel tersuspensi (SS), amonia (NH3). Bahan-bahan polutan bagi

pencemaran air dalam bentuk pencemaran fisika, kimia dan biologi dibagi menjadi 8 kelompok

yaitu:

Page 9: DESTILASI

1.    Agen penyebab penyakit (bakteri, virus, protosoa, parasit).

2.    Limbah penghabis oksida (limbah rumah tangga, kotoran hewan dan manusia, bahan organik

dan sebagainya).

3.    Bahan kimia yang larut dalam air (asam, garam, logam beracun dan senyawa lainnya).

4.    Pupuk anorganik (garam nitra dan fosfat yang terlarut).

5.    Bahan kimia organik (minyak, bensi, plastik, pestisida).

6.    Bahan sedimen atau suspensi (parikel tanah, pasir dan bahan anorganik lainnya yag melayang

dalam air).

7.    Bahan-bahan radioaktif.

8.    Panas.

       Polutan biologis berasal dari kotoran manusia yang mengandung bakteri, virus, protozoa

atau parasit lainnya yang mencemari sungai, sumur atau mata air.[19]

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Page 10: DESTILASI

            Hari/tanggal    :           Jum’at, 6 Mei 2011

            Waktu             :           08.00 wita – selesai

            Tempat            :           Laboratorium Kimia Analitik

                                                Fakultas Sains dan Teknologi

                                                UIN Alauddin Makassar.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu :

a. Labu destilasi

b. Steel head

c. Aerator

d. Termometer

e. Pendingin/kondensor

f. Statif dan klem

g. Selang karet

h. Pemanas

i. Kasa asbes

j. Gelas kimia  250 mL

k. Gelas ukur 100 mL

l. Gelas kimia 300 mL

m. Gabus berlubang

Page 11: DESTILASI

2. Bahan

a. Sampel air sungai

b. Batu didih

c. Es batu

C. Prosedur Kerja

1. Memasang rangkaian alat destilasi.

2. Mengisi labu destilasi dengan sampel air sebanyak 300 mL. Memasukkan beberapa batu didih.

3. Menjalankan air melalui pendingin (kondensor), mengatur suhu dan waktu.

4. Memanaskan labu sampai air mendidih, mencatat suhu dan waktu.

5. Mengamati kenaikan temperatur pada  suhu konstan.

6. Membaca suhu dan waktu pada saat diperoleh destilat sebanyak 50 mL.

7. Mengukur volume destilat yang diperoleh.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan

Page 12: DESTILASI

Suhu (menit) Waktu (detik) Volume destilat Keterangan

32oC

83oC

94oC

94oC

0

21,32

35

82

-

-

-

50 mL

Mula-mula

Mendidih

Konstan

Destilat

B. Pembahasan

            Pada percobaan ini sampel yang akan dimurnikan yaitu air sungai, dalam percobaan ini

digunakan alat destilasi sederhana. Destilasi sederhana merupakan salah satu metode yang

digunakan untuk pemurnian dan pemisahan suatu larutan yang berdasarkan pada perbedaan titik

didih yang relatif jauh. Langkah pertama yang dilakukan yaitu memasukkan sampel air sungai

sebanyak 300 mL kedalam labu destilasi kemudian memasukkan beberapa butir batu didih, batu

didih berfungsi untuk mengurangi letupan pada saat pemanasan. pada percobaan ini jarak antara

labu destilasi dengan pemanas yaitu 3 cm, ini berpengaruh pada proses pemanasan, semakin

dekat jarak antara labu dengan pemanas maka akan

semakin cepat pula air yang ada dalam labu mendidih. Selanjutnya menjalankan aerator dan

pemanas serta menjalankan timer (stopwatch) untuk mengetahui waktu yang digunakan air untuk

mendidih serta waktu yang digunakan untuk memperoleh destilat. Air mendidih pada menit ke

21,32 dengan suhu uap 83oC. Pada selang waktu 30 menit diperoleh suhu konstan 94oC, ini

dipengaruhi oleh jarak antara labu dengan pemanas. Volume destilat diperoleh pada selang

waktu 82 menit dengan volume destilat sebesar 50 mL. Waktu yang digunakan untuk

Page 13: DESTILASI

memperoleh volume destilat agak lama, ini disebabkan karena sampel yang digunakan

mengandung banyak pengotor dan juga dipengaruhi oleh jarak antara labu dengan pemanas.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu hasil destilat dari air sungai sebanyak  300

mL adalah 50 mL pada suhu 82 menit.

Page 14: DESTILASI

B. Saran

            Adapun saran yang dapat saya sampaikan pada percobaan ini yaitu sebaiknya pada

percobaan berikutnya menggunakan sampel yang mengandung alkohol.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Air. http://id.wikipedia.org/wiki/Air. (6 Mei 2011).

Anonim. Destilasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Destilasi. (6 Mei 2011).

Alimah,  Nur. Kimia Lingkungan (Makassar: SMAK, 2006).

Anonim, Destilasi. http://adityabeyubay359.blogspot.com/2009/08/destilasi.html     08 Oktober 2009 . (6 Mei 2011).

Page 15: DESTILASI

Anonin, Jenis-Jenis Destilasi, http://ndarucs.blogspot.com/2010/02/distilasi.html. (6 Mei 2011).

Irawan, Bambang, Peningkatan Mutu Minyak Nilam dengan Ekstraksi dan Destilasi Pada Berbagai Komposisi Pelarut, 19 Juli 2010, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1844/1/06000441.pdf. (22 April 2011).

Muhsin, Yulianto. Destilasi, 21 Oktober 2010, http:// www-chem-is-try:org/sect=belajar&ext=destilation07-03. (21 April 2011).

Yazid, Estien. Kimia Fisika Untuk Paramedis, (Yogyakarta: Andi 2005).

Chadijah, Sitti, Wa ode Rustiah dan Anna Handayani. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. (Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2011).

http://hafiyahaziz.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-destilasi.html