Deskripsi Level Berpikir Geometri Datar Siswa Sd Kelas V...

13
DESKRIPSI LEVEL BERPIKIR GEOMETRI DATAR SISWA SD KELAS V BERDASARKAN TEORI VAN HIELE Muhamad Choeri Shodiqin, Tri Nova Hasti Yunianta, Wahyudi Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, Jl.Diponegoro 52-60 Salatiga, Indonesia Email: [email protected] Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan level berpikir geometri siswa SD kelas V berdasarkan teori Van Hiele. Metode penelitian yang dipergunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah kualitatif deskripstif. Subjek penelitian ini adalah 3 siswa SD N Pabelan 1 dan teknik pengambilan subjek melalui purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan tes tertulis, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini berdasarkan teori Miles Huberman dengan melalui penyajian data, reduksi data, verifikasi/ kesimpulan. Hasil penelitian yang didapatkan dalam penelitian menyatakan bahwa, 3 subjek memiliki deskripsi level berpikir geometri menurut teori van hiele yang berbeda beda. Subjek 1 yang memiliki kemampuan matematis tinggi, deskripsi level berpikir geometri Van Hiele untuk level pengenalan (0) yaitu mampu mengenali bentuk dan memberi nama bangun, untuk level analisis (1) yaitu dapat mengidentifikasi sifat dari bangun, sedangkan untuk level deduksi informalnya, subjek mampu mengetahui adanya hubungan bangun datar yang saling berhubungan. Subjek 2 yang berkemampuan matematis sedang, deskripsi level berpikir geoemtri Van Hiele pada level pengenalan (0) yaitu subjek mampu mengenali struktur bentuk dan memberi nama bangun, untuk level analisis (1) yaitu mampu menyadari adanya sifat-sifat dari bangun. Level deduksi informal (2) yaitu mampu membuat keterangan bahwa adanya bangun yang saling berhubungan dengan bangun lain. Subjek 3 berkemampuan matematis rendah, deskripsi level berpikir geometri Van Hiele berada pada level pengenalan (0) yaitu mampu mengenali karakteristik bentuk secara visual, serta pemberian nama. Kata Kunci : level berpikir geometri, teori Van Hiele, siswa kelas V SD PENDAHULUAN Berdasarkan peraturan pemerintah menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006 dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar pelajaran matematika disebutkan bahwa matematika merupakan sebuah mata pelajaran yang diajarkan dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Pelajaran matematika diberikan kepada siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa agar dapat memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Melalui hal tersebut diharapkan setiap siswa dapat memahami serta mampu menyelesaikan permasalahan dari pembelajaran matematika yang berlangsung. Ilmu cabang kajian matematika sekolah dasar adalah bilangan, pengukuran dan geometri.

Transcript of Deskripsi Level Berpikir Geometri Datar Siswa Sd Kelas V...

Page 1: Deskripsi Level Berpikir Geometri Datar Siswa Sd Kelas V ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5635/3/T1_202010098_Full... · rigor adalah siswa mampu menilai penyelidikan dari

DESKRIPSI LEVEL BERPIKIR GEOMETRI DATAR SISWA SD KELAS V

BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

Muhamad Choeri Shodiqin, Tri Nova Hasti Yunianta, Wahyudi

Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana, Jl.Diponegoro 52-60 Salatiga, Indonesia

Email: [email protected]

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan level berpikir geometrisiswa SD kelas V berdasarkan teori Van Hiele. Metode penelitian yang dipergunakan dalampelaksanaan penelitian ini adalah kualitatif deskripstif. Subjek penelitian ini adalah 3 siswa SD NPabelan 1 dan teknik pengambilan subjek melalui purposive sampling. Metode pengumpulandata dengan tes tertulis, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian iniberdasarkan teori Miles Huberman dengan melalui penyajian data, reduksi data, verifikasi/kesimpulan.Hasil penelitian yang didapatkan dalam penelitian menyatakan bahwa, 3 subjek memilikideskripsi level berpikir geometri menurut teori van hiele yang berbeda beda. Subjek 1 yangmemiliki kemampuan matematis tinggi, deskripsi level berpikir geometri Van Hiele untuk levelpengenalan (0) yaitu mampu mengenali bentuk dan memberi nama bangun, untuk level analisis(1) yaitu dapat mengidentifikasi sifat dari bangun, sedangkan untuk level deduksi informalnya,subjek mampu mengetahui adanya hubungan bangun datar yang saling berhubungan. Subjek 2yang berkemampuan matematis sedang, deskripsi level berpikir geoemtri Van Hiele pada levelpengenalan (0) yaitu subjek mampu mengenali struktur bentuk dan memberi nama bangun, untuklevel analisis (1) yaitu mampu menyadari adanya sifat-sifat dari bangun. Level deduksi informal(2) yaitu mampu membuat keterangan bahwa adanya bangun yang saling berhubungan denganbangun lain. Subjek 3 berkemampuan matematis rendah, deskripsi level berpikir geometri VanHiele berada pada level pengenalan (0) yaitu mampu mengenali karakteristik bentuk secaravisual, serta pemberian nama.Kata Kunci : level berpikir geometri, teori Van Hiele, siswa kelas V SD

PENDAHULUAN

Berdasarkan peraturan pemerintah menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006 dalam

standar isi untuk satuan pendidikan dasar pelajaran matematika disebutkan bahwa matematika

merupakan sebuah mata pelajaran yang diajarkan dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah

menengah atas. Pelajaran matematika diberikan kepada siswa mulai dari sekolah dasar untuk

membekali siswa agar dapat memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan

kreatif. Melalui hal tersebut diharapkan setiap siswa dapat memahami serta mampu

menyelesaikan permasalahan dari pembelajaran matematika yang berlangsung. Ilmu cabang

kajian matematika sekolah dasar adalah bilangan, pengukuran dan geometri.

Page 2: Deskripsi Level Berpikir Geometri Datar Siswa Sd Kelas V ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5635/3/T1_202010098_Full... · rigor adalah siswa mampu menilai penyelidikan dari

Geometri adalah cabang ilmu matematika yang mempelajari tentang hubungan titik,

garis, sudut, bidang, bangun datar dan bangun ruang. Geometri juga ilmu deduktif yang

berdasarkan fakta yang dikenal dan dapat diterima untuk menemukan sifat-sifat baru

(Susanah, 2012). Pembelajaran geometri yang selama ini berlangsung dengan

memberikan pengenalan-pengenalan bangun dan sifat-sifat bangun agar siswa dapat

membuat sebuah kesimpulan dan mempermudah siswa dalam mempelajarinnya. Hal

tersebut dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi konsep berpikir siswa. Dikuatkan

dengan hasil penelitian dari Hasratuddin (2011) bahwa dalam pembelajaran geometri

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kecerdasan emosional. Menurut

Syaiful (2009) berpikir merupakan aktivitas kemampuan jiwa untuk meletakan hubungan

antara bagian-bagian pengetahuan. Melalui kemampuan berpikir yang dimiliki siswa

tersebut diharapkan dapat menguasai konsep geometri yang sederhana sampai yang rumit.

Pemahaman konsep yang kuat akan membantu siswa dalam memecahkan soal-soal

geometri. Penjelasan Kennedy (dalam Nur’aeni, 2008) menyatakan bahwa, mempelajari

geometri bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir logis, mengembangkan

kemampuan memecahkan masalah dan pemberian alasan serta dapat mendukung topik

lain dalam matematika. Melalui pembelajaran geometri siswa juga mampu

mengkomunikasikan ide-idenya dalam mempelajari bangun geometri. Nur’aeni (2010)

menyatakan bahwa pembelajaran geometri berbasis teori Van Hiele merupakan salah satu

alternatif pembelajaran yang dapat membantu siswa SD dalam komunikasi geometri.

Menurut Heruman (2007) karakteristik pembelajaran matematika pada geometri siswa

SD secara khusus masih menekankan pada pembelajaran dengan media konkret dan

visualisasi dalam pembelajaranya. Hal tersebut masih terikat dengan benda-benda konkret

dan semi konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Pembelajaranya dapat

dicontohkan dengan menunjukan papan tulis adalah bangun persegi panjang, dan

memvisualisasikan pada bentuk gambar dalam pembelajaranya. Secara bertahap

pembelajaran geometri diajarkan sesuai jenjang level kelas. Tahapan tersebut sesuai

dengan pokok-pokok materi ajar geometri dari hal yang mudah hingga yang kompleks.

Jenjang kelas I, siswa mempelajari tentang mengenal bangun datar melalui

pembelajaran visualisasi dan benda-benda nyata yang diperagakan. Kelas II mengenal

unsur-unsur bangun datar dengan mengidentifikasi unsur-unsur pembentuk bangun

segitiga dan segi empat, mengenal bangun datar memilah dan mengelompokan

berdasarkan sifat geometrisnya. Kelas III memahami dan menemukan unsur-unsur dan

Page 3: Deskripsi Level Berpikir Geometri Datar Siswa Sd Kelas V ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5635/3/T1_202010098_Full... · rigor adalah siswa mampu menilai penyelidikan dari

menemukan sifat-sifat bangun datar sederhana berdasarkan pengamatan. Memahami

keliling dan luas bangun persegi panjang, mendeskripsikan hubungan antar bangun datar.

Kelas IV mengenali maksud sudut siku-siku melalui pengamatan, memahami luas

segitiga, persegi, persegi panjang, menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar

dalam pemecahan masalah dan memahami sifat bangun ruang sederhana, menarik sudut

bagian dalam segitiga dan segi empat untuk menarik kesimpulan. Kelas V siswa diajarkan

untuk menghitung bangun datar sederhana dan memahami sifat bangun dan hubungan

antar bangun. Pembelajaran geometri bangun datar siswa kelas V, merupakan rangkaian

materi ajar dan rangkaian konsep-konsep geomeri yang telah dipelajari dari tiap-tiap kelas

sebelumnya. Kelas VI, dalam bangun datar siswa menghitug luas segi banyak sederhana

yang menggabungkan dari dua bangun datar sederhana atau lebih. Pembelajaran geometri

jenjang kelas VI merupakan rangkaian dan gabungan materi ajar geometri yang telah

dipelajari. Pembelajaran geometri yang dipermudah dengan visualisasi (bentuk gambar)

akan tetapi siswa masih mengalami kesulitan dan kesalahan. Hal ini dikuatkan oleh

penelitian Budiarto (2000) yang menyatakan bahwa siswa masih membuat kesalahan

dalam menganalisis soal serta dalam memecahkan masalah geometri. Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan Kusniati (2011) menyimpulkan bahwa masih terjadi

kesalahan. Kesalahan yang paling banyak dilakukan adalah kesalahan konsep, karena

pemahaman konsep segiempat yang kurang.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa kelas V yang bernama Yanuar dan

Bramantyo di SD N 1 Pabelan dari total jumlah 19 anak, pada senin 13 Januari 2014.

Hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa siswa dalam memahami serta

menyelesaikan persoalan geometri masih belum tepat dan baik. Hal ini ditunjukkan

dengan adanya siswa disuruh membuat bangun jajar genjang terjadi pembuatan bangun

trapesium. Siswa sudah dapat memahami, menyelesaikan dan mendeskripsikan sifat-sifat

bangun datar sederhana namun belum mampu mengkaitkan adanya hubungan antar

bangun geometri datar sederhana tersebut.

Hal tersebut merupakan sebuah kenyataan bahwa berpikir geometri siswa memiliki

deskripsi yang berbeda-beda dalam belajar geometri. Pembelajaran geometri efektif

apabila kegiatan yang dilakukan sesuai dengan struktur kemampuan berpikir siswa

(Sulkha, 2010). Menurut Abdusakkir (2010) mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran

geometri adalah dengan memperhatikan level berpikir siswa. Menurut Yadil (2009)

menyatakan bahwa mengetahui level berpikir geometri siswa maka guru dapat melakukan

Page 4: Deskripsi Level Berpikir Geometri Datar Siswa Sd Kelas V ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5635/3/T1_202010098_Full... · rigor adalah siswa mampu menilai penyelidikan dari

pembelajaran geometri berdasarkan teori Van Hiele yang dapat meningkatkan

pemahaman siswa.

Hal tersebut sesuai dengan pembelajaran geometri berdasarkan teori van hiele yang

menyesuaikan level kognitif siswa. Level berpikir geometri berdasarkan teori Van Hiele

terdapat 5 level yaitu level pengenalan, level analisis, tahap pengurutan, level deduksi

dan level ketepatan (Pitajeng, 2006). Level pengenalan, merupakan tahap awal berpikir

van hiele. Siswa mulai mengenal bentuk bangun geometri secara keseluruhan sebagai

contoh persegi disebut persegi karena wujudnya berbentuk persegi. Level analisis siswa

telah mampu memahami sifat-sifat bangun sebagai contoh persegi memiliki 4 sisi yang

sama panjang, memiliki 4 titik sudut, sudutnya 900. Level pengurutan adalah siswa telah

mampu membuat kesimpulan dari hubungan antara sifat sifat objek bangun geometri

sebagai contoh siswa mampu memahami persegi adalah persegi panjang. Level deduksi,

siswa mampu melakukan kesimpulan yang bersifat deduktif, yaitu melakukan penarikan

kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum ke hal yang bersifat khusus. Level ketepatan,

siswa sudah menyadari pentingnya ketepatan dari prinsip dasar yang melandasi

pembuktian. Siswa paham bahwa aksioma dapat dipergunakan untuk mengetahui bangun

geometri.

Level berpikir geometri menurut Van Hiele terdiri dari level 0-4 yang saling memiliki

keterkaitan dan uraian yang berbeda-beda dalam memahami bangun geometri (Walle,

2008). Pada level 0 (pengenalan / visualisasi) hasil pemikirannya adalah kelompok-

kelompok dari bentuk-bentuk yang bersifat “mirip”. Level 1 (analisis) hasil pemikirannya

adalah sifat-sifat dari bentuk. Level 2 (pengurutan / deduksi informal) hasil pemikirannya

adalah hubungan di antara sifat-sifat obyek bangun geometri. Level 3 (deduksi) hasil

pemikirannya adalah sistem-sistem deduktif dasar dari geometri. Level 4 (ketepatan/

rigor/ akurasi) hasil pemikirannya adalah berupa sistem-sistem deduktif dasar geometri.

Berdasarkan level berpikir Van Hiele saling terdiri dari keterkaitan antar level yaitu

level visualisasi/ penenalan (0), level analisis (1), level deduksi informal (2), level deduksi

(3), level rigor (4). Tiap level memiliki ketercapaian sendiri-sendiri dalam bidang

geometri. Menurut Fuys dalam Bekti Susilo (2012), deskripsi penentu tiap-tiap levelnya

adalah sebagai berikut.

Level pengenalan (0): siswa mengidentifikasi, memberi nama, membandingkan dan

mengoperasikan gambar-gambar geometri (misalnya: segitiga, persegi,persegi panjang,

jajar genjang, sudut, kesejajaran garis) berdasarkan penampakanya. Level analisis (1)

adalah siswa menganalisis bangun berdasarkan sifat-sifat komponen dan hubungan antar

Page 5: Deskripsi Level Berpikir Geometri Datar Siswa Sd Kelas V ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5635/3/T1_202010098_Full... · rigor adalah siswa mampu menilai penyelidikan dari

komponen. Menyusun sifat-sifat pada sebuah kelas bangun-bangun secara nyata dan

memecahkan bangun terrsebut untuk memecahkan persoalan. Level pengurutan / deduksi

informal (2) adalah siswa merumuskan dan menggunakan definisi, memberikan argumen

formal mengikuti dan memberikan argumen secara deduktif. Level Deduksi (3) adalah

siswa menetapkan dalam sistem postulational, teorema dan hubungan antar jaringan

teorema. Level rigor/ketepatan (4) menurut Burger dalam Bekti Susilo (2012) pada level

rigor adalah siswa mampu menilai penyelidikan dari bermacam macam sistem aksioma

dan logika. Siswa mampu memberi alasan dalam cara yang sangat tepat dengan sistem

yang bermacam-macam.

Level berpikir geometri Van Hiele tersebut dipergunakan untuk mendeskripsikan

kemampuan berpikir siswa dalam belajar geometri. Hal ini seperti yang dilakukan

Christyanti (2012) meneliti tentang karakteristik berpikir siswa kelas V sekolah dasar

dalam belajar geometri berdasarkan teori Van Hiele. Menyatakan bahwa tingkat berpikir

siswa kelas V Sekolah Dasar dalam belajar geometri berada pada level 0, level 1, dan

level 2, berdasarkan teori Van Hiele.Hasil penelitian tersebut menunjukan karakteristik

berpikir level 0 adalah tidak dapat membuat variasi dalam menggambar bangun,

cenderung menggunakan karakteristik berupa bentuk bangun dalam mengidentifikasi,

mendeskripsikan, mendefinisikan dan mengelompokkan bangun. Karakteritstik berpikir

level 1 adalah membuat variasi dalam menggambar bangun namun terbatas, cenderung

menggunakan karakteristik berupa sifat-sifat bangun dalam mengidentifikasi,

mendeskripsikan, mendefinisikan dan mengelompokkan bangun,karakteristik berpikir

level 2 adalah dapat membuat variasi dalam menggambar bangun, cenderung

menggunakan karakteristik berupa sifat-sifat dalam mengidentifikasi, mendeskripsikan,

mendefinisikan dan mengelompokkan bangun, dapat membangun hubungan keterkaitan

antar bangun, dapat menganalisis sifat-sifat sebagai syarat perlu dan syarat cukup untuk

menentukan suatu bangun.Pengetahuan mengenali perkembangan level berpikir geometri

van hiele dari siswa, dapat memberikan referensi bagi pengajar/guru untuk mengambil

keputusan dalam memilih model dan media yang efektif dan tepat dalam pembelajaran

geometri.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dianggap perlu mengetahui level

berpikir geometri siswa SD kelas V. Oleh karena itu peneliti menentukan judul penelitian

“Deskripsi Level Berpikir Geometri Datar Siswa SD Kelas V Berdasarkan Teori

Page 6: Deskripsi Level Berpikir Geometri Datar Siswa Sd Kelas V ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5635/3/T1_202010098_Full... · rigor adalah siswa mampu menilai penyelidikan dari

Van Hiele”. Melalui pengetahuan tentang level berpikir geometri siswa, guru diharapkan

dapat memilih model pembelajaran geometri dan media yang efektif dan tepat untuk

siswa agar penguasaan konsep geometri siswa menjadi kuat serta level berpikir geometri

dan hasil belajar meningkat.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan subjek

menggunakan purposive sampling, maka diambil 3 subjek yang diambil dari siswa kelas

V SD N Pabelan 1 dengan kriteria ketentuan rekomendasi dari wali kelas V yang

berkemampuan matematis tinggi (EN), sedang (TB) dan rendah (SD), diyakini mampu

mengerjakan soal geometri serta mampu memberikan respon yang jelas dalam

wawancara. Metode pengumpulan data meliputi metode tes, wawancara dan dokumentasi.

Teknik analisis data berdasarkan teori dari Miles Huberman yang meliputi display data,

reduksi data, verifikasi/ kesimpulan. Instrumen penelitian ini adalah instrumen tes tertulis

level berpikir geometri yang memuat letak level pengamatan (0), level analisis (1), level

deduksi informal (2), level deduksi (3) dan level ketepatan/ rigor/ akurasi (4) dan

wawancara. Validitas yang dipergunakan adalah validitas construct/isi. Keabsahan data

dalam penelitian mempergunakan kredibilitas data (perpanjangan pengamatan selama

penelitian untuk penguatan data), mengkaji tentang geometri, berdiskusi dengan teman

sejawat dan dosen pembimbing sebagai pakar matematika, dan triangulasi gabungan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Melalui hasil tes tertulis dan pelaksanaan wawancara, diantaranya telah diperoleh bahwa

pada level (1) analisis adalah sebagai berikut :

Soal nomor 8

Gambar. Jawaban Subjek 1 Pada Level analisis (1)Subjek ini, sudah mampu menunjukanadanya sifat sifat yang utuh dari bangun

persegi. Subjek sudah mampu mengarahkan jawabannya ke arah level berpikir sifat

sifat dari sebuah bangun datar. Subjek menunjukan berada di letak level analisis.

P : “Kan tadi sudah mengetahui bangun persegi. Ambil bangun persegi ?”S1 : “ini S dan P.”

Page 7: Deskripsi Level Berpikir Geometri Datar Siswa Sd Kelas V ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5635/3/T1_202010098_Full... · rigor adalah siswa mampu menilai penyelidikan dari

P : “apa yang kamu ketahui tentang bangun persegi, apa itu sifatnya ?”S1 : “memiliki 2 diagonal, memiliki 4 simetri lipat, 4 simetri putar, sudut yang berhadapan

sama besar, keempat sisinya sama panjang.”P : “sudutnya, bagaimana ?”S1 : “sudutnya siku siku.”P : “adalagi ?”S1 : “jumlah sudutnya 360 derajat.”

Hasil wawancara tersebut, subjek sudah mampu mengamati dan memahami

tentang sifat bangun datar lebih spesifik. Keterangan tersebut memberikan deskripsi

bahwa subjek mampu menemukan, membandingkan dua bangun serta

mengidentifikasi dan mendeskripsikan sifat dari bangun. Subjek sudah mampu

menunjukan kemampuan berpikirnya berada di level analisis.

Pembahasan

Tabel. Deskripsi Level Berpikir Geometri Van Hiele

Subjek Level berpikir geometri

Level

0

Level

1

Level

2

Level

3

Level

4

Subjek 1 − −Subjek 2 − −Subjek 3 − − − −

Letak level pengenalan (0) untuk subjek 1, subjek 2, subjek 3 letak level berpikirnya

sudah tercapai, hal tersebut ditunjukan adanya subjek yang mampu melihat keutuhan

wujud bangun dan memberinya nama/label pada bangun yang diberikan dari A sampai S.

Subjek mampu membuat kelompok dan mengumpulkan bangun C, G, E ke dalam

kelompok segitiga. Subjek mampu membuat kelompok bangun datar yang telah

disediakan D, F, H, I, J, L, M, N, O, P, S ke dalam kelompok segiempat. Subjek mampu

melihat dan menginterpretasikan sifat dari karakteristik bangun segitiga bahwa memiliki

3 sisi dan 3 sudut. Subjek mampu mengidentifikasi dan menginterpretasikan sifat

karakteristik bangun datar segiempat bahwa memiliki 4 sisi dan 4 sudut. Deskripsi

temuan khusus pada subjek 3, subjek masih mengalami adanya kesalahan pemberian

nama bangun datar dari yang sudah diberikan dari A sampai S, namun sudah mampu

memenuhi nama bangun datar yang benar dari permintaan soal. Subjek mampu membuat,

subjek juga belum dapat mengidentifikasi sifat karakteristik bentuk bangun datar segitiga

dan segiempat. Subjek melihat adanya segitiga dan segiempat yang memiliki bentuk

bermacam macam.

Page 8: Deskripsi Level Berpikir Geometri Datar Siswa Sd Kelas V ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5635/3/T1_202010098_Full... · rigor adalah siswa mampu menilai penyelidikan dari

Letak level analisis (1), untuk subjek 1 dan subjek 2. Melalui media bangun yang

disediakan 2 subjek ini mampu mengambil bangun segitiga dan segiempat serta mampu

memahami dan mendeskripsikan sifatnya secara umum. Subjek juga sudah mampu

mengidentifikasi dan menginterpretasikan sifat dari bangun datar persegi, persegi

panjang, jajargenjang, belah ketupat, layang layang dan trapesium serta

membandingkanya dengan objek bangun yang ada. Subjek 1 ditemukan dapat

menyebutkan 2 simetri putar pada bangun jajargenjang. Subjek 2 ditemukan penjelasan

yang unik yaitu, pada sisi yang sejajar dianggap sisi miring. Subjek tidak menyampaikan

simetri lipat dan putar. Dua Subjek ini mampu mengetahui alasan bahwa bangun persegi,

persegi panjang, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, trapesium kedalam

kelompok nbangun segiempat atas dasar 4 sisi, 4 sudut dan jumlah sudutnya 360 derajat.

Subjek juga mampu mengenali adanya bangun datar diluar kelompok bangun segiempat.

Letak level deduksi informal (2), untuk subjek 1 dan subjek 2. Subjek ini sudah

mampu memilah dari 2 bangun yang saling berhubungan dengan menjawabnya melalui

membandingkan serta mengamati persamaan dan perbedaan dari sifatnya. Berdasarkan

dari sifat yang sama, subjek mampu menjawab dengan keterangan yang cukup tepat

bahwa 2 bangun yang saling berhubungan. Seperti adanya hubungan persegi dengan

persegi panjang, belah ketupat dengan jajargenjang, persegi dengan jajargenjang, persegi

dengan belah ketupat.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan temuan dalam penelitian, maka level

berpikir geometri dari tiap tiap subjek. Memberikan deskripsi bahwa subjek 1 yang

berkemampuan tinggi level berpikir geometri berdasarkan teori Van Hiele berada pada

level pengenalan (0) yang berupa mampu melihat keutuhan wujud bentuk bangun serta

memberinya label/ nama bangun, mampu memilih bangun bangun datar serta

membandingkan dan mengelompokan bangun bangun tersebut yang memiliki persamaan

dari struktur bentuk kedalam sebuah kelompok bangun, mampu menyadari dan

mengidentifikasi tentang karakter bentuk sifat secara umum dari kelompok suatu bangun.

Subjek pada level analisis (1) deskripsinya berupa, subjek mampu menunjukan dan

mengidentifikasi sifat suatu kelompok bangun datar, Subjek mampu mengamati sifat

umum secara keseluruhan dari kelompok segiempat dan segitiga. serta menemukan dan

mengidentifikasi sifat yang dimiliki dari sebuah bangun datar persegi, persegi panjang,

belah ketupat, jajargenjang, layang layang dan trapesium dengan mengambil bangun

yang ada dan membandingkanya. Subjek mengklasifikasikan bangun yang tersedia

memiliki perbedaan secara bentuk dan sifat bahwa bangun tersebut bukanlah kelompok

Page 9: Deskripsi Level Berpikir Geometri Datar Siswa Sd Kelas V ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5635/3/T1_202010098_Full... · rigor adalah siswa mampu menilai penyelidikan dari

segiempat. Deskripsi level deduksi informal (2) yang berupa subjek dalam

menginterpretasikan 2 bangun datar yang saling berhubungan dengan membandingkan

sifat-sifat dari masing masing bangun. Memahami perbedaan sifatnya serta mengamati

persamaan sifatnya. Subjek memberikan gambaran bahwa suatu bangun saling berkaitan

dengan bangun yang lain atas dasar persamaan sifatnya.

Subjek 2 yang berkemampuan sedang, deskripsi level berpikir geometri berdasarkan

teori Van Hiele berada pada level pengenalan (0) deskripsinya, subjekmampu memberi

nama bangun datar yang telah tersedi dengan label yang ada. Subjek mengkelompokan

beragam bangun datar yang tersedia dengan memilah mengamati melalui karakter bentuk

yang sama. Subjek mampu menginterpretasikan karakter sifat bentuk dari kelompok

bangun datar. Level analisis (1) deskripsinya: subjek mampu menginterpretasikan sifat

umum dari kelompok bangun datar. Subjek mampu memilih dan memilah bangun datar

persegi, persegi panjang, jajargejang, belah ketupat, layang layang dan trapesium dari

bangun yang tersedia lalu mengamati sifat yang dimiliki oleh bangun datar tersebut.

Subjek menginterpretasikan sifat dari bangun datar yang ada dengan baik. Selain hal yang

berkaitan dengan sifat, subjek juga mampu mengkelompokan bangun datar kedalam

sebuah kelas berdasarkan standar sifatnya. Subjek juga mampu mengamati dan

membedakan kelompok bangun datar yang bukan termasuk kedalam kelas segiempat atas

dasar sifat dan karakter bentuknya. Level deduksi informal/ pengurutan (2) deskripsinya

berupa subjek menginterpretasikan bahwa 2 bangun yang saling berhubungan melalui

persamaan masing masing dari suatu bangun. Melalui membandingkan perbedaan dan

persamaan sifatnya. Selanjutnya subjek menunjukan keterkaitan hubungan dari suatu

bangun dengan bangun lainya berdasarkan persamaan sifat yang ada.

Subjek 3 berkemampuan rendah, deskripsi letak level berpikir geometri berdasarkan

teori Van Hiele berada pada level pengenalan(0) yang berupa subjek memahami keutuhan

bangun serta memberinya nama serta mampu mengkelompokan bangun datar yang

tersedia ke dalam kelompok suatu bangun, subjek juga mampu mendeskripsikan karakter

dari bentuk kelas bangun.

Berdasarkan kenyataannya level berpikir geometri Van Hiele pada siswa kelas V SD

N Pabelan 1 memiliki level yang berbeda beda. Sebaran level berpikir geometri menurut

teori Van Hiele, berada pada level pengenalan (0) yang mengarah pada karakteristik

bentuk/ wujud bangun. Level analisis (1) yang mengarah pada sifat dari bangun. Level

deduksi informal (2) yang mengarah pada keterkaitan hubungan antar bangun. Setiap

subjek memiliki letak deskripsi level berpikir geometri van hiele yang berbeda. Hal

Page 10: Deskripsi Level Berpikir Geometri Datar Siswa Sd Kelas V ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5635/3/T1_202010098_Full... · rigor adalah siswa mampu menilai penyelidikan dari

tersebut mengindikasikan masih adanya level yang belum maksimal. Diharapkan guru

mampu memberikan sebuah perhatian dan perlakuan dalam pembelajaran geometri.

Semaksimal mungkin, guru mampu memberikan pembelajaran yang dapat memperdalam

penguasaan subjek pada pembelajaran geometri. Pemilihan media dan model

pembelajaran yang mendukung akan pemahaman subjek terhadap materi ajar geometri.

PENUTUP

Simpulan

Selama pelaksanaan penelitian di lapangan telah di dapatkan hasil penelitian serta

pembahasan yang dapat memberikan deskripsi kesimpulan bahwa :

a. Setiap subjek pada siswa SD kelas V N Pabelan 1 memiliki level berpikir geometri

yang berbeda beda menurut teori Van Hiele.

b. Deskripsi level berpikir geometri Van Hiele, pada subjek 1 dan subjek 2 tercapai

pada level deduksi informal/pengurutan (2), sedangkan deskripsi level berpikir

geometri Van Hiele untuk subjek subjek 3 berada pada level pengenalan (0).

c. Subjek 1 yang merupakan kategori berkemampuan matematis tinggi, deskripsi level

berpikir geometri Van Hiele untuk level pengenalan (0) yaitu mampu mengenali

bentuk dan memberi nama bangun, untuk level analisis (1) yaitu dapat

mengidentifikasi sifat dari bangun, sedangkan untuk level deduksi informalnya,

subjek mampu mengetahui adanya hubungan bangun datar yang saling

berhubungan. Subjek 2 yang berkemampuan matematis sedang, deskripsi level

berpikir geoemtri Van Hiele pada level pengenalan (0) yaitu subjek mampu

mengenali struktur bentuk dan memberi nama bangun, untuk level analisis (1)

yaitu mampu menyadari adanya sifat-sifat dari bangun. Level deduksi informal (2)

yaitu mampu membuat keterangan bahwa adanya bangun yang saling berhubungan

dengan bangun lain.Subjek 3 berkemampuan matematis rendah, deskripsi level

berpikir geometri Van Hiele berada pada level pengenalan (0) yaitu mampu

mengenali karakteristik bentuk secara visual, serta pemberian nama.

Saran

1. Saran teoritis adalah :

a. Sebelum memulai pembelajaran geometri diharapkan guru mampu mengukur dan

mengetahui letak level berpikir geometri siswa kelas V SD N Pabelan 1

berdasarkan teori Van Hiele.

Page 11: Deskripsi Level Berpikir Geometri Datar Siswa Sd Kelas V ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5635/3/T1_202010098_Full... · rigor adalah siswa mampu menilai penyelidikan dari

2. Saran praktis :

a. Berdasarkan deskripsi level berpikir geometri yang berbeda beda menurut teori Van

Hiele, maka diharapkan guru memberikan pembelajaran yang menyesuaikan siswa,

serta pemilihan model, media pembelajaran yang tepat dan efektif. Guru

memberikan pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan level berpikir

geometri van hiele yang dimiliki siswa. Pembelajaran untuk siswa yang masih

berada pada level pengenalan (0) diharapkan, guru memberikan pembelajaran

dengan media/ alat peraga yang mudah dipahami siswa. Serta dalam

pembelajaranya, guru mengkaitkan sifat yang dimiliki oleh bangun. Guru juga

membuat kelompok bangun datar yang saling berhubungan melalui struktur sifat

yang sama.

b. Berdasarkan level berpikir geometri dari siswa, diharapkan guru

mempertimbangkan dan memberikan pembelajaran geometri yang tepat dan sesuai

berdasarkan teori Van Hiele.

Daftar Pustaka

Abdussakir.2009. pembelajaran geometri sesuai teori van hiele. Jurnal. Uin malang.

Abdussakir.2010.Pembelajaran teori van hiele. Jurnal kependidikan dan keagamaan,Vol VII Nomor 2, Januari 2010, ISSN 1693-1499. Fakultas Tarbiyah UIN MalikiMalang. Abdussakirhttp://ejournal.uinmalang.ac.id/index.php/tarbiyah/article/view/1832/pdf diunduh15 september 2013 pukul 15.42

Bahri, Syaiful. 2000. Psikologi belajar. Jakarta. penerbit rineka cipta

Bekti susilo. 2012. Aspek intuitif pada tahap berpikir van hiele. Jurnal ikip budi utomoBudiarto M.T. 2004. Karakteristik tentang bentuk kesalahan dalam menyelesaikan

permasalahn geometri. Seminar jurnal nasional. FMIPA UNYBudiarto, Teguh.2006. geometri transformasi. Surabaya. PT unesa university press

Bungin,burhan. 2007. metodologi penelitian kualitatif. Jakarta. PT. Raja Grafindopersada.

Christyanti.2012. karakteristik berpikir siswa kelas V sekolah dasar dalam belajargeometri berdasarkan teori van hiele. Jurnal pasca sarjana UNS.http://pasca.uns.ac.id/index.php?s=van+hiele diunduh 25 juni 2013 pukul 13.00

Djamarah, Syaifull. 2000. Psikologi belajar. Jakarta . penerbit rineka ciptaEpon nur’Aeni . 2008. Teori van hiele dan komunikasi matematik( apa mengapa dan

bagaimana ) jurnal UPI.Epon nur’Aeni. 2010. Pengembangan kemampuan komunikasi geometris siswa sekolah

dasar melalui pembelajaran berbasis teori van hiele. Jurnal UNY.http://jurnal.upi.edu/jpmipa/view/190/PENGEMBANGAN%20KEMAMPUAN%20KOMUNIKASI%20GEOMETRIS%20SISWA%20SEKOLAH%20DASAR%20MELA

Page 12: Deskripsi Level Berpikir Geometri Datar Siswa Sd Kelas V ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5635/3/T1_202010098_Full... · rigor adalah siswa mampu menilai penyelidikan dari

LUI%20PEMBELAJARAN%20BERBASISTEORI%20VAN%20HIELE. Diunduh 25juni 2013 pukul 15.10

Hartono dan susanah. 2012. Geometri. Surabaya . penerbit unesa university pressHeruman.2007. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung. PT.

Remaja rosdakarya.

J moleong ma, lexy. 2010. Metode penelitian kualitatif. Bandung. PT. REMAJAROSDAKARYA

Kartono .2011. Hands On Activity Pada Pembelajaran Geometri Sekolah SebagaiAsesmen Kinerja Siswa.https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=25&cad=rja&ved=0CEkQFjAEOBQ&url=http%3A%2F%2Fjournal.unnes.ac.id%2Fnju%2Findex.php%2Fkreano%2Farticle%2Fdownload%2F219%2F228&ei=0gGwUueVIMuciAfKj4H4BA&usg=AFQjCNHw6aWAO_a3NBps7jp9y5GBuVlfHw&bvm=bv.57967247,d.dGI. Diunduh 25 juni 2013 pukul 15.40

Kusniati. 2010. analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal materi pokok segiempat menururt berpikir geometri van hiele.jurnal unnes. http://www.unnes.ac.id.Diunduh 25 juni 2013. Pukul 13.30.

Mulyono, Abdurrahman.2012. Anak berkesulitan belajar. Jakarta. Penerbit rineka cipta.

Nur khoiriyah dkk. 2011. analisis tingkat berpikir siswa berdasarkan teori van hielepada materi dimensi tiga ditinjau dari gaya kognitif field dependent dan fieldindependent. Jurnal UNS. http://jurnal FKIP.uns.ac.id/index.php?s=van+hiele.diunduh 25 Juni pukul 14.00

PERMENDIKNAS.Undang undang no 20.Tahun 2006

Pitajeng, 2006. Pembelajaran matematika yang menyenangkan. Jakarta. Departemenpendidikan nasional.

Pudjiadi.2010.Mengatasi masalah pembelajaran matematika sma materi transformasigeometri. Jurnal Lpmp jawa tengahhttp://www.lpmpjateng.go.id/web/index.php/arsip/karya-tulis-ilmiah/757-mengatasi-masalah-pembelajaran-matematika-sma-materi-transformasi-geometri .diunduh 28 desember 2013 pukul 12.50

Putra, Nusa. 2012. Metode penelitian kualitatif pendidikan. Jakarta. PT.Raja Grafindopersada

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan makna pembelajaran . Bandung. penerbit alfa betabandung

Barnett Rich. 2005. geometri schaum easy outlines. Jakarta anggota IKAPI. PT.Erlangga

Sofiana. 2011. Profil ketrampilan geometri siswa SMP dalam memecahkan masalahgeometri berdasarkan level perkembangna berpikir van hiele.http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/mathedunesa/article/view/1220. diunduh 25juni 2013 pukul 14.17

Standar inti matematika SD kurikulum 2013Standar isi matematika SD KTSP tahun 2006

Sugiyono.2010. memahami penelitian kualitatif. Bandung. PT. Alfabeta

Page 13: Deskripsi Level Berpikir Geometri Datar Siswa Sd Kelas V ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5635/3/T1_202010098_Full... · rigor adalah siswa mampu menilai penyelidikan dari

Sulkha, khitna.2010. Upaya meningkatkan tingkat pemahaman siswa SMP kelas VIIdalam geometri pada materi segiempat melalui penerapan fase pembelajaran VanHiele. Skripsi. Universitas sebelas maret.

Teguh budiarto, masriyah. 2010. Sistem geometri. Surabaya. Unesa university pers.

Turmudi. 2012. landasan filosofis didaktis dan pedagogis pembelajaran untuk siswasekolah dasar. Jakarta.Penerbit direktorat jenderal pendidikan islam.http://dualmode.kemenag.go.id/file/dokumen/29PEMBELAJARANMTK.pdf.diunduh 4 Desember 2013 pukul 15.30

Van De Walle, Jhon. 2008. Matematika pengembangan pengajaran jilid 2. Jakarta. PTgelora aksara pratama

Wilis Ratna, Dahar. 2006. Teori teori belajar dan pembelajaran. Jakarta. Penerbiterlangga.

Widoyoko.2012.TeknikPenyusunanInstrumenPenelitian. Yogyakarta.Erlangga.