DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Transcript of DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM
SOLVING PADA MATERI SISTEM REGULASI
UNTUK MADRASAH ALIYAH
SKRIPSI
Oleh
SALMIATI
NIM. TB. 140515
PRODI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM
SOLVING PADA MATERI SISTEM REGULASI
UNTUK MADRASAH ALIYAH
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Satu (S1) dalam Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh
SALMIATI
NIM. TB. 140515
PRODI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya.
Sehingga saya dapat menyelesaikan sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi.
Skripsi ini kupersembahkan untuk orang-orang tersayang yang selalu mendampingi
perjuanganku dalam menyelesaikan skripsi ini.
1. Teruntuk Abbah (Muslimin) dan Mamak (Ica) terimakasih karna tak pernah jenuh untuk
mendoakan dan mennyayangi saya. Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan
harapan-harapan yang kalian impikan didiriku, meski belum semua kuraih, insya allah atas
dukungan, doa dan restu semua mimpi itu kan terjawab di masa penuh kehangatan nanti.
2. Teruntuk keluargaku dan teman-teman terima kasih atas segala dukungan do’a dan
motivasi yang slalu diberikan.
MOTTO
نسان في أحسن تقويم لقد خلقنا ال
Artinya :
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya. (Q.S. At-Tin : 4) (Al-Qur’an dan Terjemahnya Departemen Agama RI hal :
597)
ABSTRAK
Nama : Salmiati
Jurusan : Pendidikan Biologi
Judul : Desain Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving Pada Materi Sistem
Regulasi Untuk Madrasah Aliyah
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan penuntun praktikum bermuatan Problem
Solving untuk Materi Sistem Regulasi di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi. Jenis
penelitian ini adalah jenis penelitian R & D (research and development) yang menggunakan
model pembelajaran 4-D ( define, design, develop, and dissemminate). Subjek yang
dilibatkan dalam penelitian ini adalah dosen ahli, guru dan siswa kelas XI IPA 2 MA
Laboratorium Kota Jambi. Penelitian ini menggunakan instrument pengumpulan data berupa
lembar validasi dan angket yang kemudian dianalisis secara deskriptif. Tujuan dari penelitian
ini yaitu untuk mengetahui validitas dan praktikalitas dari penuntun praktikum yang
dikembangkan. Dari hasil validasi penuntun praktikum diperoleh, (1) hasil validasi dari ahli
media memperoleh rerata skor 81,25% dengan kriteria sangat valid , (2) hasil validasi dari
ahli materi memperoleh rerata skor 81% dengan kriteria sangat valid, dan (3) hasil validasi
ahli bahasa memperoleh rerata skor 93% dengan kriteria sangat valid. Sedangkan analisis dari
lembar validasi oleh validator memperoleh rerata nilai 75% dengan kriteria valid, analisis
praktikalitas guru mencapai nilai praktikalitas 3,83% dengan kriteria sangat praktis dan
analisis lembar praktikalitas siswa memperoleh rerata nilai 3,37% dengan kriteria praktis.
Kesimpulan dari pengembangan penuntun praktikum bermuatan Problem Solving
menunjukkan bahwa penuntun praktikum bermuatan Problem Solving ini tergolong sangat
valid, sangat praktis, dan respon siswa sangat baik sehingga penuntun praktikum bermuatan
Problem Solving layak digunakan.
Kata Kunci : Penuntun Praktikum, Problem Solving
ABSTRACT
Name : Salmiati
Study Program : Biology Education
Title : Practicum Guidance Design Contained Problem Solving for
Regulatory System Material at Madrasah Aliyah
This study aims to develop a practical guide containing Problem Solving for the Regulatory
System Material in the Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi City. This type of research is a
type of R & D research that uses 4-D learning models (define, design, develop, and
dissemminate). Subjects involved in this study were expert lecturers, teachers and students of
class XI IPA 2 MA Laboratory of Jambi City. This study uses data collection instruments in
the form of validation sheets and questionnaires which are then analyzed descriptively. The
purpose of this study is to determine the validity and practicality of the practicum guide
developed. From the results of the practical guide validation, (1) the results of the validation
of the media experts obtained a mean score of 81.25% with very valid criteria, (2) the results
of the validation of material experts gained a mean score of 81% with very valid criteria, and
(3) results the validation of linguists gained a mean score of 93% with very valid criteria.
While the analysis of the validation sheet by the validator obtained a mean value of 75% with
valid criteria, the practicality analysis of the teacher achieved a practicality value of 3.83%
with very practical criteria and the analysis of student practicality sheets obtained a mean
value of 3.37% with practical criteria. The conclusion of the development of the Problem
Solving lab guide shows that the practical Solved Problem Solving guide is very valid, very
practical, and the student response is very good so that the practical work guide with Problem
Solving is worthy of use.
Keywords : Practical Guide, Problem Solving.
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria penetapan Tingkat Kevalidan Penuntun Praktikum .......... 31
Tabel 3.2 Kriteria Praktikalitas Penuntun praktikum ...................................... 32
Tabel 4.1 Hasil Angket Validasi Ahli Media .................................................. 36
Tabel 4.2 Hasil Angket Validasi Ahli Materi ................................................. 37
Tabel 4.3 Hasil Angket Validasi Ahli Bahasa................................................. 38
Tabel 4.4 Data Hasil Validasi Penuntun Praktikum ........................................ 39
Tabel 4.5 Data Praktikalitas Oleh Guru .......................................................... 41
Tabel 4.6 Data Praktikalitas Oleh Siswa ......................................................... 42
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa ................................................. 43
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Penuntun Praktikum Sebelumnya .......................................... 11
Gambar 1.2 Cover Penuntun Praktikum Dikembangkan Peneliti ............. 11
Gambar 4.1 Perbaikan pada gambar cover ................................................ 45
Gambar 4.2 Perbaikan pada warna penuntun ............................................ 46
Gambar 4.3 Perbaikan pada Daftar isi ....................................................... 47
Gambar 4.4 Perbaikan pada tata cara penuntun ......................................... 48
Gambar 4.5 Perbaikan tata tertib praktikum .............................................. 49
Gambar 4.6 Perbaikan petunjuk keselamatan kerja ................................... 50
Gambar 4.7 Perbaikan pada letak judul pada praktikum 1 ........................ 51
Gambar 4.8 Perbaikan pada warna penuntun ............................................ 52
Gambar 4.9 Perbaikan warna penuntun dan tabel diskusi ......................... 53
Gambar 4.10 Perbaikan pada warna penuntun ............................................ 54
Gambar 4.11 Perbaikan pada letak judul praktikum 2 ................................ 55
Gambar 4.12 Perbaikan pada warna penuntun ............................................ 56
Gambar 4.13 Perbaikan pada warna penuntun dan tabel diskusi ................ 57
Gambar 4.14 Perbaikan pada letak judul praktikum 3................................. 58
Gambar 4.15 Perbaikan warna penuntun ..................................................... 59
Gambar 4.16 Perbaikan pada kesimpulan, tabel diskusi ............................. 60
Gambar 4.17 Perbaikan pada letak judul praktikum 4................................. 61
Gambar 4.18 Perbaikan warna penuntun dan tabel diskusi ......................... 62
Gambar 4.19 Perbaikan warna penuntun ..................................................... 63
Gambar 4.20 Perbaikan pada letak judul praktikum 5................................. 64
Gambar 4.21 Perbaikan Tata letak gambar .................................................. 65
Gambar 4.22 Perbaikan warna penuntun ..................................................... 66
Gambar 4.23 Perbaikan pada warna penuntun. ........................................... 67
Gambar 4.24 Perbaikan warna penuntun dan tabel diskusi ......................... 68
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis Data Validasi............................................................ 77
Lampiran 2 Analisis Praktikalitas oleh Guru ............................................ 78
Lampiran 3 Analisis Praktikalitas Siswa MA Laboratorium Kota Jambi . 79
Lampiran 4 Analisis Lembar Aktivitas Siswa ........................................... 81
Lampiran 5 Lembar Validasi Materi ......................................................... 82
Lampiran 6 Lembar Validasi Media.......................................................... 86
Lampiran 7 Lembar Validasi Bahasa ........................................................ 88
Lampiran 8 Lembar Validasi RPP ............................................................. 90
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................... 96
Lampiran 10 Lembar Angket Validasi Penuntun Praktikum ...................... 109
Lampiran 11 Lembar Angket Praktikalitas Untuk Guru ............................ 111
Lampiran 12 Lembar Angket Praktikalitas Untuk Siswa ............................ 114
Lampiran 13 Angket Praktikalitas Guru...................................................... 117
Lampiran 14 Angket Praktikalitas Siswa .................................................... 120
Lampiran 15 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ........................................ 135
Lampiran 16 Nama Siswa Kelas XI IPA2 MA Laboratorium Kota Jambi. 136
Lampiran 17 Dokumentasi Penelitian ......................................................... 137
Lampiran 18 Kartu Bimbingan .................................................................... 138
Lampiran 19 Daftar Riwayat Hidup ............................................................ 140
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa, dan perancangan pembelajaran
merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar. Dalam kondisi yang ditata
dengan baik, strategis yang direncanakan akan memberikan peluang dicapainya hasil
pembelajaran. Disamping itu, peran guru sebagai sumber belajar telah diatur secara
terencana; pelaksanaan evaluasi, baik formatif maupun sumatif telah terencana; memberikan
kemudahan siswa untuk belajar. (Hamzah, 2011, hal. 87).
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang
saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi,
metode dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh
guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan
dalam kegiatan pembelajaran. (Rusman, 2013, hal. 1)
Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan
(desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa, Itulah sebabnya dalam belajar, siswa
tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin
berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan.
(Hamzah, 2011, hal. 134-135).
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan
siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak
langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran. Didasari oleh adanya
perbedaan interaksi tersebut, maka kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai pola pembelajaran. (Rusman, 2013, hal. 1). Selanjutnya Rustaman
(2000:15) mengemukakan biologi ditinjau dari karakteristik keilmuannya mempunyai
lingkup materi kajian yang luas, sehingga dalam mempelajari membutuhkan kemampuan
berfikir logis, analitis, kritis, dan kombinatorial. Pembelajaran biologi hendaknya berorientasi
pada pemberian pengalaman langsung yang melibatkan keterampilan kognitif, keterampilan
manual, dan keterampilan sosial.
Pembelajaran biologi tidak hanya dapat dilakukan di dalam kelas. Ciri dari
pembelajaran biologi adalah kegiatan praktikum baik di laboratorium maupun di alam.
Banyak konsep biologi yang kompleks sehingga diperlukan suatu kegiatan untuk
memudahkan siswa dalam memahami konsep tersebut. Kegiatan praktikum sangat sesuai
untuk memfasilitasi siswa belajar melalui pengalaman lansung. Praktikum memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mendapat gambaran dalam keadaan yang nyata tentang apa
yang diperoleh dalam teori terjadi dan kontak inderawi. Selain itu, dalam kegiatan praktikum
siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi harus menghayati, terlibat langsung
dalam perbuatan dan bertanggungjawab terhadap hasilnya.
Faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya pembelajaran adalah motivasi dan
minat siswa. Metode yang banyak dijumpai dalam pembelajaran yang mengakibatkan siswa
pasif adalah metode ceramah. Dalam pengajaran biologi diharapkan mahasiswa benar-benar
aktif, sehingga akan berdampak pada ingatan siswa tentang yang dipelajari akan lebih lama
bertahan. Dalam mempelajari biologi, untuk memahami konsep dan teori dibutuhkan
praktikum sebagai pengalaman langsung. Melalui praktikum siswa mendapat pengalaman
langsung dan mengembangkan sikap ilmiah sehingga hasil belajar akan bertahan lebih lama
dalam ingatannya. Pada pembelajaran dengan metode praktikum dibutuhkan suatu penuntun
praktikum. Penuntun praktikum tersebut bertujuan untuk menuntun siswa dalam melakukan
praktikum dan membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Praktikum mencakup semua kompetensi pendidikan mulai dari pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Kegiatan praktikum membantu
siswa ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena siswa terlibat langsung dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran melalui kegiatan praktikum akan berjalan sesuai dengan
tujuan yang diharapkan jika faktor penunjang dalam kegiatan tersebut terpenuhi, salah
satunya yaitu petunjuk praktikum. Fungsi dari petunjuk praktikum yaitu bahan ajar yang
dapat meminimalkan peran guru dan menjadikan siswa semakin aktif, sehingga peranan buku
praktikum dapat menjadikan siswa memperoleh kreatifitas dalam berfikir, keterampilan olah
dan memudahkan pendidik dalam melaksanakan pengajaran di dalam laboratorium. (Mislia,
2017, hal. 14).
Penuntun praktikum yang baik dibuat berdasarkan karakteristik pendekaatan
ilmiah (scientific approach) dengan menerapkan prinsip metode ilmiah sesuai dengan
Kurikulum 2013. Hasil pra survei yang telah dilakukan diperoleh bahwa dalam kegiatan
praktikum biologi guru tidak menggunakan petunjuk praktikum. Metode praktikum
adalah suatu cara penyajian pembelajaran yang menuntut siswa secara aktif mengalami
dan membuktikan sendiri tentang apa yang dipelajarinya. Metode praktikum menitik
beratkan pada kegiatan untuk melakukan pengamatan, percobaan, pengumpulan data
yang dilakukan di laboratorium atau tempat lain yang disamakan dengan laboratorium,
melakukan pembahasan dan pelaporan sehingga siswa mengalami dan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajari. (Budiarti, 2014, hal. 124)
Pembelajaran biologi sebagai bagian dari sains menekankan pada pemberian
pengalaman untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi alam
sekitar secara ilmiah. Siswa diarahkan untuk belajar merumuskan konsep berdasarkan
fakta empiris di lapangan dengan fakta tersebut siswa merumuskan konsep dengan
bimbingan guru. Salah satu mata pelajaran yang ada praktikum adalah Biologi. Untuk
memudahkan siswa dalam melaksanakan praktikum maka butuh penuntun praktikum
yang dapat mengantarkan siswa mendapatkan pengalaman belajar langsung.
Berdasarkan observasi penulis saat PPL pada Oktober 2017 sampai dengan
Desember 2017, penulis mengamati permasalahan yang terjadi disekolah tersebut yaitu guru
tidak membuat petunjuk praktikum saat melaksanakan praktikum. Guru hanya menggunakan
petunjuk praktikum yang terdapat pada buku pegangan guru. Petunjuk praktikum yang
terdapat pada pegangan guru hanya terdiri dari tujuan praktikum, alat dan bahan serta cara
kerja. Guru tidak membuatkan petunjuk praktikum bagi siswa saat praktikum berlangsung.
Masalah ini menyebabkan siswa kesulitan dalam melaksanakan praktikum karna tidak adanya
petunjuk praktikum. Kegiatan praktikum sangat penting dalam pembelajaran biologi karena
kegiatan ini memberikan pengalaman belajar secara langsung.
Solusi dari permasalahan di atas adalah perlu dikembangkan petunjuk praktikum
biologi. Petunjuk praktikum merupakan buku yang memuat topik praktikum, tujuan
praktikum, dasar teori, alat dan bahan, prosedur praktikum, lembar hasil pengamataan serta
soal-soal evaluasi yang dibuat berdasar tujuan praktikum. Petunjuk praktikum merupakan
fasilitas yang diberikan oleh guru agar siswa dapat belajar dan berkerja secara kontinu dan
terarah.
Salah satu kegiatan pembelajaran yang menekankan berbagai kegiatan adalah
menggunakan pendekatan problem solving dalam pembelajaran, karena suatu pendekatan
dalam pembelajaran pada hakikatnya merupakan cara yang teratur dan terpikir secara
ideal untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kenyataannya keaktifan siswa masih
rendah. Indikator yang ditemukan 1). siswa cenderung kurang aktif dalam praktikum,
karena siswa kurang dilibatkan untuk berpartisipasi aktif 2). kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah atau soal masih kurang 3). siswa kurang aktif bertanya kepada
guru tentang praktikum yang sedang dilaksanakan. Diperlukan suatu upaya untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan
pemilihan dan penggunaan penuntun praktikum yang tepat.
Kelebihan Problem Solving, yaitu sebagai berikut :
a) Merupakan pemecahan masalah yang bagus untuk memahami isi pelajaran.
b) Dapat menantang kemampuan serta memberikan kepuasan untuk pengetahuan baru
bagi siswa.
c) Meningkatkan aktivitas siswa belajar.
d) Membantu bagaimana mentransfer siswa pengetahuan mereka memahami untuk
masalah dalam kehidupan nyata.
e) Dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis.
f) Memberikan kesempatan siswa untuk mengaplikasikanpengetahuan yang mereka miliki
dalam kehidupan sehari-hari.
Upaya untuk mengatasi proses pembelajaran praktikum ini dibantu dengan
menggunakan petunjuk praktikum berbasis Probem solving. Probem solving
menekankan kepada penyelesaian masalah. Guru memberikan suatu masalah kepada
siswa untuk diselesaikan dan kemudian hasilnya di diskusikan bersama. Model
pembelajaran Probem solving merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat
mengedepankan keaktifan siswa. Kegiatan praktikum menggunakan model Probem
solving akan mendorong peserta didik terlibat aktif menemukan konsep atau pengetahuan
sendiri melalui praktikum dengan menggunakan metode ilmiah yang dibantu dengan
petunjuk praktikum. Kemampuan siswa berpikir logis dengan menggunakan model
Probem solving lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan siswa menggunakan
metode konvensional.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi pada tanggal
21 Februari 2018, bahwa praktikum disekolah tersebut tidak dilakukan di dalam
laboratorium melainkan didalam kelas, karena laboratorium disekolah tersebut belum
memiliki vasilitas yang memadai sehingga laboratorium yang ada belum bisa digunakan
dan saat melakukan praktikum tidak menggunakan penuntun praktikum. Hal ini
dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang bingung apa yang harus dikerjakan saat
praktikum. Fakor penyebabnya berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, bahwa saat
melakukan praktikum guru tidak menggunakan penuntun praktikum, guru hanya
menjelaskan prosedur-prosedur yang dilakukan saat praktikum, yang menyebabkan
siswa kesulitan dalam melakukan praktikum. Hal ini dibuktikan dengan saat praktikum
siswa masih ada yang bertanya apa yang harus dilakukan dalam kegiatan praktikum
tersebut, yang menyebabkan penggunaan waktu yang kurang efektif dan banyak
indikator pembelajaran yang terkait dengan materi sulit dipahami secara langsung.
Dari latar belakang diatas peneliti ingin mengembangkan “Desain Penuntun
Praktikum Berbasis Problem Solving Pada Materi Sistem Regulasi Untuk
Madrasah Aliyah”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat peneliti identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tidak adanya penuntun praktikum untuk siswa.
2. Siswa melakukan praktikum di kelas.
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam proposal penelitian ini adalah :
1. Produk yang dibuat berupa penuntun praktikum Biologi kelas XI Jurusan IPA 2 di
Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi.
2. Pokok bahasan yang digunakan pada penuntun praktikum adalah Sistem Regulasi.
D. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kevalidan penuntun praktikum bagi siswa.
2. Bagaimana kepraktisan penuntun praktikum bagi siswa.
3. Bagaimana efektivitas penuntun praktikum bagi siswa
E. Tujuan Dan Kegunaan Pengembangan
1. Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini bertujuan untuk :
a. Menghasilkan penuntun praktikum berbasis Problem Solving yang praktis bagi
siswa.
b. Menghasilkan penuntun praktikum berbasis Problem Solving yang valid bagi siswa.
c. Menghasilkan penuntun praktikum berbasis Problem Solving yang efektif bagi
siswa.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat dari pengembangan penuntun praktikum ini adalah :
1). Bagi Siswa :
a. Sebagai panduan praktikum.
b. Meningkatkan minat belajar siswa untuk melakukan praktikum pada pelajaran
Biologi.
2). Bagi Guru
Untuk mempermudah guru dalam membimbing siswa sebelum melaksanakan
praktikum.
F. Spesifikasi Produk yang diharapkan
Spesifikasi Produk yang diharapkan dalam penelitian ini adalah Penuntun
praktikum berbasis Problem Solving yang valid, praktis, dan efektif.
1. Penuntun praktikum biologi yang digunakan sebelumnya terdapat dibuku pegangan
guru yang hanya dimiliki oleh guru saja. Sedangkan Penuntun praktikum Biologi yang
dikembangkan oleh peneliti merupakan penuntun praktikum berbasis Problem Solving
yang digunakan untuk memudahkan siswa dalam melaksanakan praktikum dalam
proses pembelajaran biologi.
2. Pada penuntun praktikum biologi yang terdapat dibuku pegangan guru terdapat
pertanyaan. Sedangkan penuntun praktikum biologi yang dikembangkan oleh peneliti
terdapat masalah (Problem Solving) yang sering di alami siswa dalam kehidupan
sehari-hari sehingga memudahkan siswa dalam mencerna masalah yang terdapat dalam
penuntun praktikum biologi tersebut.
3. Penuntun praktikum sebelumnya dan penuntun praktikum Biologi yang dikembangkan
peneliti sama-sama untuk kelas XI Jurusan IPA.
4. Format penuntun praktikum disusun berdasarkan prosedur pembuatan penuntun
praktikum dengan baik dan benar.
5. Penuntun praktikum yang ada dibuku pegangan guru memuat materi pada satu
semester. Sedangkan penuntun praktikum biologi yang dikembangkan oleh peneliti
hanya memuat materi Sistem regulasi.
6. Bahasa yang digunakan lebih komunikatif dan mudah dimengerti oleh siswa.
7. Tampilan penuntun praktikum biologi dibuat semenarik mungkin dengan rincian
tampilan sebagai berikut :
a. Cover penuntun praktikum yang dikembangkan dirancang semenarik mungkin
dengan memberikan gambar yang berkaitan dengan materi pada penuntun
praktikum. Gambar yang diberikan dibuat semenarik mungkin. Sedangkan untuk
background penuntun praktikum sendiri berwarna kuning. Alasan menggunakan
warna kuning karena warna kuning merupakan warna yang cerah sehingga
merangsang siswa untuk belajar lebih aktif, kreatif dan menyenangkan. Selain
menyajikan gambar, pada cover juga terdapat identitas penuntun praktikum,
identitas siswa yang digunakan dalam penyusunan penuntun praktikum. Cover
penuntun praktikum dibuat dengan menggunakan Microsoft Office Publisher. Untuk
tulisan “Penuntun Praktikum” menggunakan tipe huruf Franklin Gothic Heavy,
Tulisan “Bermuatan Problem Solving Materi Sistem Regulasi” menggunakan tipe
huruf Franklin Gothic Demi, untuk tulisan “SMA Kelas XI” menggunakan tipe huruf
Adobe Fan Heiti Std B, dan untuk tulisan “Nama, Kelas” menggunakan tipe huruf
Franklin Gothic Book.
b. Penuntun praktikum yang dikembangkan memuat halaman sampul depan, kata
pengantar, daftar isi, tata tertib laboratorium, petunjuk keselamataan kerja di
laboratorium, praktikum 1, praktikum 2, praktikum 3, praktikum 4, praktikum 5.
Penuntun praktikum ini dibuat dengan menggunakan Microsoft Word. Tampilan
untuk isi penuntun praktikum menggunakan latar (Background) berwarna coklat.
Alasan memilih warna coklat selain mempercantik tampilan isi penuntun praktikum,
warna coklat juga merupakan warna yang menenangkan siapa saja yang menatapnya
sehingga siswa bersemangat melakukan praktikum.
c. Bahasa yan digunakan dalam penuntun praktikum menggunakan Ejaan yang
disempurnakan (EYD) dan kalimat komunikatif serta mudah dimengerti siswa.
Ukuran kertas yang digunakan adalah A4 dengan jenis tulisan pada bagian isi
penuntun praktikum adalah Times New Roman berwarna hijau dan hitam. Tulisan
warna hijau untuk keterangan pada isi penuntun praktikum, sedangkan warna hitam
untuk isi materi dengan ukuran 12.
d. Tulisan pada kata pengantar, daftar isi, tata tertib laboratorium, petunjuk
keselamataan kerja di laboratorium menggunakan tipe tulisan Times New Roman
dengan ukuran 28 berwarna hijau.
Gambar 1.1 Penuntun Praktikum Sebelumnya Dibuku Pegangan Guru
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 1.2 Cover Penuntun Praktikum Yang Dikembangkan Peneliti
Sumber : Dokumentasi Pribadi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Pengembangan Model
1. Defenisi Desain
Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata design (Bahasa Inggris) yang
berarti perencanaan atau perancangan. Ada pula yang mengartikan dengan persiapan. Di
dalam ilmu manajemen pendidikan atau ilmu administrasi pendidikan, perencanaan disebut
dengan istilah planning yaitu “Persiapan menyusun suatu keputusa berupa langkah-langkah
penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian
tujuan tertentu.”
Dengan demikian, desain atau perencanaan adalah suatu pemikiran atau persiapan
untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan atau untuk mengambil suatu keputusan terhadap
apa yang akan dilaksanakan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu sebagai yang
telah ditetapkan dengan melalui prosedur atau langkah-langkah yang sistematis dan
memperhatikan prinsip-prinsip pelaksaan tugas/pekerjaan tersebut. (Rohani, 2004, hal. 66-
67).
B. Kajian Teoretik
1. Metode Problem Solving
Problem solving merupakan metode pemecahan masalah atau suatu cara menyajikan
pelajaran dengan mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan suatu masalah atau
persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Metode ini diciptakan oleh seorang
berkebangsaan Amerika yang bernama John Dewey. Metode ini dinamakan problem method.
(Dwi, 2017, hal. 4)
Menurut Norwood (1995:231) dalam (Dwi, 2017, hal. 4) mengemukakan bahwa
Problem solving didefinisikan sebagai sebuah proses individu dalam menggunakan
pengetahuan, keterampilan dan pemahaman yang diperoleh sebelumnya untuk memuaskan
permintaan dari sebuah situasi yang aneh /tidak biasa. Mahasiswa harus mensintesis yang
telah dipelajarinya kemudian menerapkannya pada situasi yang baru dan berbeda.
Problem solving dapat digunakan sebagai alternative pendekatan pembelajaran yang
inovatif karena mampu mengoptimalkan keterampilan proses dan meningkatkan prestasi
belajar mahasiswa. Arends, 2008, hal. 42 dalam (Dwi, 2017, hal. 4) pengajaran berdasarkan
masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran agar mahasiswa mengembangkan
keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah, mempelajari peran orang-orang
dewasa dan menjadi pelajar yang mandiri. Dengan pendekatan problem solving diharapkan
mahasiswa mampu menyelesaikan masalah sehingga dapat menyusun, mengembangkan
kemandirian, membentuk pengetahuan yang lebih bermakna, dan percaya diri.
Metode problem solving sangat potensial untuk melatih peserta didik berpikir kreatif
dalam menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi maupun masalah kelompok
untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Di dalam problem solving, peserta didik
belajar sendiri 9untuk memecahkan masalahnya. Tugas guru dalam metode problem solving
adalah memberikan kasus atau masalah kepada peserta didik untuk dipecahkan. Kegiatan
peserta didik dalam problem solving dilakukan melalui prosedur; (1) Mengidentifikasi
penyebab masalah; (2) mengkaji teori untuk mengatasi masalah atau menemukan solusi; (3)
memilih dan menetapkan solusi yang paling tepat; (4) menyusun prosedur mengatasi masalah
berdasarkan teori yang telah dikaji.
Langkah-langkah pembelajaran problem solving dapat dirancang sebagai berikut :
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
b) Guru memberikan kasus-kasus yang perlu dicari solusinya.
c) Guru menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang benar.
d) Siswa mencari literatur yang mendukung untuk menyelesaikan kasus yang
diberikan guru.
e) Siswa menetapkan beberapa solusi yang dapat diambil untuk menyelesaikan
kasus.
f) Siswa memilih solusi dan menyusun cara pelaksanaannya.
g) Siswa melaporkan tugas yang diberikan guru.
Kasus-kasus yang dapat diberikan melalui metode problem solving misalnya:
a) Menganalisis sebab-sebab terjadinya banjir dan menentukan solusinya
b) Mendiagnosis kerusakan kendaraan bermotor atau alat-alat listrik dan
menemukan cara memperbaikinya.
c) Mendiagnosis orang berbadan gemuk dan kurus? Kasus ini bertujuan untuk
mempelajari efek konsumsi pangan, aktivitas fisik terhadap berat badan dan pola
makan yang baik pada manusia.
d) Mengapa sehabis makan, orang sering mengantuk dan menguap? Kasus ini
digunakan untuk mempelajari sistem metabolisme dalam tubuh manusia
e) Mengapa makanan kering, manis dan asin menjadi lebih awet? Kasus ini
digunakan untuk mempelajari bahan-bahan pengawet alami pada makanan.
(Mulyatiningsih, 2014, hal. 237-238).
2. Perangkat 4D (Four-D Model)
Dalam Sugiyono (2013) penelitian pengembangan disebutkan sebagai penelitian dan
pengembangan (research and development). Dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI)
Daring, Penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data
yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau ingin
menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum, sedangkan
pengembangan adalah proses atau cara yang dilakukan untuk mengembangkan sesuatu
menjadi baik atau sempurna. Kalau arti penelitian dan pengembangan dijadikan satu yaitu
penelitian pengembangan, maka dapat diartikan bahwa kegiatan pengumpulan, pengolahan,
analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif yang disertai
dengan kegiatan mengembangkan suatu produk untuk memecahkan suatu persoalan yang
dihadapi. Sugiyono (2013) juga menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji
keefektifan produk tersebut.
Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah model
pengembangan 4D (Four- D Model) yang disarankan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel
dalam (Winda, 2014, hal. 125). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu Define,
Design, Develop, and Desseminate atau diadaptasi menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian,
perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Metode dan model ini dipilih karena bertujuan
untuk menghasilkan produk berupa penuntun praktikum. Produk yang dikembangkan
kemudian diuji kelayakannya dengan validitas dan uji coba produk untuk mengetahui sejauh
mana hasil belajar siswa dalam melakukan praktikum setelah menggunakan penuntun
praktikum.
1). Tahap Pendefinisian (Define)
Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran.
Dalam menentukan dan menetapkan syarat-syarat pembelajaran di awali dengan analisis
tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah
pokok, yaitu (a) analisis ujung depan, (b) analisis siswa, (c) analisis tugas, (d) analisis
konsep, dan (e) perumusan tujuan pembelajaran.
2). Tahap Perancangan (Design)
Tujuan tahap ini adalah untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri
dari empat langkah yaitu, (1) penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang
menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil
perumusan tujuan pembelajaran khusus. Tes ini merupakan suatu alat mengukur terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar; (2) pemilihan
media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran; (3) pemilihan format. Di
dalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format
perangkat yang sudah ada dan yang sudah dikembangkan di negara-negara lain yang lebih
maju.
3). Tahap Pengembangan (Develop)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah di
revisi berdasarkan masukan dari para pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat oleh
para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi, yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana
pelajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c)
digunakan sebagai dasar revisi. Langkah-langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut
dengan jumlah siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.
4). Tahap Pendeseminasian (Disseminate)
Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada
skala yang lebih luas misalnya dikelas lain, disekolah lain, dan oleh guru yang lain. Tujuan
lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM. (Trianto, 2012,
hal. 95-97).
3. Penuntun Praktikum
Penuntun praktikum adalah pedoman pelaksanaan praktikum yang berisi tata cara
persiapan, pelaksanaan, analisis data dan pelaporan, yang disusun dan ditulis oleh seorang
atau kelompok staf pengajar yang menangani praktikum tersebut dan mengikuti kaidah
tulisan ilmiah.
Biologi merupakan salah satu ilmu hasil konstruksi (pikiran) manusia berdasarkan
pengalaman, pemikiran dan penyesuaian dengan lingkungan yang berkaitan erat dengan
kehidupan. Pada hakekatnya permasalahan dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari
merupakan masalah yang dapat dipecahkan dalam ilmu biologi, terutama masalah yang
berhubungan dengan alam (Susilowati, 2013, hal. 21) dalam (Mislia, 2017, hal. 13)
Jadi dapat disimpulkan bahwa penuntun praktium biologi adalah pedoman
pelaksanaan praktikum yang berisi tata cara persiapan dan pelaksanaan dalam melaksanakan
praktikum yang berkaitan erat dengan kehidupan atau makhluk hidup.
Praktikum merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar. Praktikum
menjadi sarana pengenalan bahan dan peralatan yang semula dianggap abstrak menjadi
lebih nyata sehingga peserta didik lebih memahami konsep-konsep biologi. Praktikum
merupakan kegiatan yang dilakukan secara ilmiah dan sistematis. Oleh karena itu, dalam
melakukan kegiatan praktikum harus dilengkapi dengan penuntun praktikum. Penuntun
praktikum disusun dengan tujuan agar dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan
praktikum. Penyusunan penuntun praktikum disesuaikan dengan indikator yang terdapat
dalam silabus. (Gultom, 2016, hal. 230)
Praktikum mencakup semua kompetensi pendidikan mulai dari pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Kegiatan praktikum
membantu siswa ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena siswa terlibat langsung
dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran melalui kegiatan praktikum akan
berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan jika faktor penunjang dalam kegiatan
tersebut terpenuhi, salah satunya yaitu petunjuk praktikum. Menurut Arifah (2014: 26)
dalam (Mislia, 2017, hal. 13) fungsi dari petunjuk praktikum yaitu bahan ajar yang dapat
meminimalkan peran guru dan menjadikan siswa semakin aktif, sehingga peranan buku
praktikum dapat menjadikan siswa memperoleh kreatifitas dalam berfikir, keterampilan
olah dan memudahkan pendidik dalam melaksanakan pengajaran di dalam laboratorium.
Komponen-komponen yang harus ada dalam penuntun praktikum adalah sebagai
berikut :
1). Judul Praktikum
Judul praktikum harus singkat dan dapat menggambarkan secara umum
kegiatan praktikum yang dilakukan. Judul praktikum yang dimaksud yaitu nama
atau identitas yang diberikan dengan kepada setiap jenis praktikum. Judul dapat
disesuaikan dengan materi praktikum dan sedapat mungkin tidak menggunakan
nama, alat-alat dan hukum yang digunakan.
2). Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum menggambarkan apa yang akan dilakukan, diuji,
dibuktikan, atau apa yang akan dipelajari selama kegiatan praktikum berlangsung.
3). Dasar Teori
Dasar teori adalah materi yang berkaitan dengan kegiatan praktikum dan
dijadikan acuan dalam kegiatan praktikum. Materi tersebut diharapkan dapat
berguna bagi praktikum pada waktunya menyusun laporan praktikum. Dasar teori
dijadikan tertulis secara ringkas, jelas, komprehensif, menarik dan menantang,
berfungsi untuk memberikan wawasan pengetahuan berfikir yang diperkirakan
memudahkan untuk melakukan praktikum dan mencapai tujuan praktikum.
4). Alat dan Bahan
Alat dan bahan pada komponen ini berisikan daftar alat dan bahan yang
dibutuhkan untuk melakukan praktikum.
5). Cara Kerja
Cara kerja adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan
praktikum. Cara kerja dapat berupa uraian ataupun poin-poin.
6). Pertanyaan
Pertanyaan yang terdapat dalam suatu penuntun praktikum akan menguji
kemampuan praktikan setelah kegiatan praktikum dilakukan, sehingga dapat
mengetahui kepahaman praktikan terhadap materi yang di praktikum kan.
C. Penelitian yang Relevan
Studi relevan yakni memuat hasil-hasil penelitian yang sebelumnya relevan
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain, dengan maksud untuk
menghindari duplikasi. Permasalahan yang akan penulis teliti sudah pernah diteliti oleh
beberapa orang sebelumnya antara lain :
Hasil penelitian dari Ellianawati,B.Subali, yang berjudul Penerapan model
praktikum Problem solving laboratory sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas
pelaksanaan praktikum dasar. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model
praktikum problem solving laboratory untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan
praktikum Fisika Dasar di Jurusan Fisika UNNES. Rancangan penelitian ini
menggunakan penelitian tindakan kelas(action research) yang dilakukan dalam 3 siklus.
Masing-masing siklus terdiri dari langkah : perencanaan, implementasi,evaluasi dan
refleksi yang mengadopsi Model Spiral dari Kemmis dan MC Taggart. Pada saat
pelaksanaan pembelajaran, siswa diberikan masalah yang berkaitan dengan konsep yang
harus dikuasai. Masalah yang diberikan kepada mahasiswa akan diselesaikan oleh
mahasiswa melalui kegiatan praktikum. Melalui penerapan model praktikum problem
solving laboratory telah berhasil meningkatkan kualitas pelaksanaan praktikum Fisika
Dasar 1. Indikator dari meningkatnya kualitas praktikum tercermin dari peningkatan
hasil belajar mahasiswa dan aktivitas belajarnya. Berdasarkan hasil pengamatan
pelaksanaan praktikum fisika dasar terlihat pada saat kegiatan praktikum pada setiap
siklusnya terjadi peningkatan aktivitasnya, baik untuk kegiatan pra praktikum, pada saat
praktikum dan presentasi hasilnya. Lembar kegiatan praktikum mahasiswa mampu
diselesaikan dengan baik oleh tiap-tiap kelompok praktikum.
Hasil penelitian dari Mujib Ubaidillah, yang berjudul Pengembangan Lkpd
Fisika Berbasis Problem Solving Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan
Keterampilan berpikir Tingkat Tinggi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui: 1)
kelayakan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) fisika berbasis problem solving, dan 2)
peningkatan keterampilan proses sains dan keterampilan berpikir tingkat tinggi materi
listrik dinamis menggunakan LKPD fisika berbasis problem solving pada mahasiswa
semester 1 Tadris IPA Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon.Penelitian ini termasuk
research and development menggunakan model pengembangan 4-D yang meliputi: 1)
pendefinisian, 2) perancangan, 3) pengembangan, dan 4) penyebaran. Produk LKPD
hasil pengembangan kemudian diujicobakan dalam uji coba terbatas dan luas. Subjek
penelitian dalam uji coba terbatas berjumlah 15 orang mahasiswa, sedangkan dalam uji
coba luas berjumlah 39 mahasiswa untuk kelas kontrol dan 39 mahasiswa untuk kelas
eksperimen. Analisis statistik menggunakan analisis multivariat.Hasil penelitian adalah
sebagai berikut. 1) Hasil pengembangan
LKPD fisika berbasis problem solving berkategori baik. 2) Penerapan LKPD
fisika berbasis problem solving berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
keterampilan proses sainsdan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hasil uji multivariat
membuktikan terdapat perbedaan pengaruh antara mahasiswa yang mengikuti
pembelajaran LKPD fisika berbasis problem solving dengan mahasiswa yang mengikuti
pembelajaran LKPD konvensional.
Hasil Penelitian Dari Muhamad Gina Nugraha, Dkk. Yang Berjudul Profil
Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Fisika Dalam Perkuliahan Eksperimen Fisika
Berbasis Problem Solving. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil keterampilan
berpikir kritis mahasiswa dalam perkuliahan eksperimen fisika berbasis pemecahan masalah,
dangan 15 mahasiswa fisika sebagai sample penelitian. Kegiatan eksperimen dilakukan
selama satu semester dengan memberikan lembar kerja yang berisi permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari dan pertanyaan-pertanyaan arahan bagi mahasiswa untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan semua aspek
keterampilan berpikir kritis (versi Ennis) yang diukur yaitu kemampuan deduksi (deduction),
induksi (induction), kredibilitas (credibility), observasi (observation) dan asumsi (asumption)
mengalami peningkatan. Kegiatan eksperimen sangat penting bagi mahasiswa untuk
menumbuh kembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, termasuk diantaranya berpikir
kritis. Umumnya kegiatan praktikum dilakukan dengan metode cookbook, mahasiswa hanya
mengikuti langkah-langkah eksperimen yang telah diberikan. Kegiatan eksperimen seperti ini
kurang melatih keterampilan berpikir kritis mahasiswa terkait fenomena yang sedang diamati.
Salah satu pendekatan dalam eksperimen yang diprediksi dapat menumbuhkembangkan
keterampilan berpikir kritis ialah eksperimen berbasis pemecahan masalah (problem solving).
Berdasarkan ketiga penelitian diatas memiliki perbedaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti. Letak perbedaannya yaitu pada penuntun praktikum yang
dihasilakan. Peneliti membuat suatu penuntun praktikum bermuatan Problem Solving
dengan tampilan yang menarik, warna cerah disertai dengan gambar sehingga membuat
siswa tidak bosan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu dan memudahkan
siswa dalam melaksanakan praktikum, dengan adanya penuntun praktikum Bermuatan
Problem Solving siswa lebih terarah dalam melaksanakan praktikum dan perbedaannya
juga terletak pada sekolah yang diteliti. Peneliti meneliti pada tingkat sekolah menengah
atas, dimana populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan IPA.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Laboratorium pada kelas XI
khususnya jurusan IPA . Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus
2018.
B. Karakteristik Sasaran Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan R & D (research and
development). Borg and Gall (1998) dalam (Sugiyono, 2009, hal. 9) menyatakan bahwa,
penelitian dan pengembangan (research and development/
R & D), merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau
memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Metode
penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and Development
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut.
Penelitian dan pengembangan dilaksanakan di sekolah Madrasah Aliyah
Laboratorium. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah pada kelas XI
jurusan IPA Tahun Ajaran 2018/2019.
C. Pendekatan dan Prosedur Pengembangan
1. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan dengan metode wawancara dengan peserta didik
dan guru mata pelajaran tentang hal-hal yang diperlukan dalam pelaksaan pembelajaran
biologi khususnya praktikum.
2. Rancangan Pengembangan
Model pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang
dihasilkan. Model pengembangan dalam penelitian ini yang menjadi acuan adalah pada
model 4-D. Model ini terdiri dari 4 Tahapan yaitu Define, Design, Develop, and
Desseminate yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran.
Namun pada penelitian dan pengembangan ini, kegiatan yang dilakukan hanya sampai
pada tahap pengembangan. Alasan mengapa peneliti memilih 4-D karna pada penelitian
ini hanya sebatas uji kelayakan, peneliti tidak melakukan uji coba pada sekolah-
sekolah. Uji kelayakan juga hanya dilakukan pada satu kelas saja. Kelebihan dari 4-D
yaitu lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran bukan untuk mengembangkan sistem pembelajaran.
3. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan penuntun praktikum ini menggunakan 3 tahap dari 4-
D model yang diadaptasi dari model pengembangan Thiagarajan yang dimodifikasi dan
Astriani, 2006, hal. 37) terdiri dari tahap pendefinisian (define), tahap perancangan
(design), tahap pengembangan
( develop).
a). Tahap Pendefinisian (Define)
Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan mendefinisikan
syarat-syarat pengembangan. Dalam model lain, tahap ini sering dinamakan analisis
kebutuhan. Tiap-tiap produk tentu membutuhkan analisis yang berbeda-beda. Secara
umum, dalam pendefinisian ini dilakukan kegiatan analisis kebutuhan
pengembangan, syarat-syarat pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan
pengguna serta model penelitian dan pengembangan (model R & D) yang cocok
digunakan untuk mengembangkan produk. Analisis bisa dilakukan melalui studi
literature atau penelitian pendahuluan. Thiagrajan (1974) dalam (Mulyatiningsih,
2014, hal. 195) menganalisis 5 kegiatan yang dilakukan pada tahap define yaitu :
1) Analisis awal
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan informasi-informasi tentang
kegiatan pembelajaran dilapangan. Tujuan dari pengumpulan informasi ini adalah
untuk memunculkan dan menetapkan permasalahan yang ada dilapangan.
Informasi tersebut akan digunakan sebagai dasar penyusunan LKPD. Untuk
mengumpulkan informasi yang mendukung tersebut, dilakukan observasi awal di
sekolah kemudian disusun rancangan pembelajaran yang dikembangkan sesuai
dengan permasalahan yang ada disekolah.
2) Analisis peserta didik
Pada analisis peserta didik merupakan tahap mempelajari karakteristik
peserta didik yang akan dijadikan sebagai acuan dalam menentukan
model/pendekatan/metode/media pembelajaran yang sesuai. Karakteristik
tersebut meliputi kemampuan akademik, perkembangan kognitif, dan
keterampilan-keterampilan individu dan sosial sehingga akan ditemukan pola
aktivitas dalam pembelajaran yang mereka ikuti.
3) Analisis tugas
Analisis tugas dilakukan untuk menentukan isi materi dan kompetensi
yang harus dicapai dalam pembelajaran. Penyusunan LKPD ini mengacu pada
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Analisis ini mengkaji tugas dalam materi
pembelajaran yang akan disampaikan dan selanjutnya disusun dalam bentuk
analisis peta kompetensi.
4) Analisis Konsep
Analisis konsep merupakan kegiatan mengidentifikasi konsep-konsep
penting yang harus dikuasai oleh peserta didik melalui pembelajaran yang
dituangkan dalam bentuk peta konsep. Peta konsep yang telah disusun digunakan
sebagai dasar dalam menyusun tujuan pembelajaran
5) Analisis tujuan pembelajaran
Analisis tujuan pembelajaran, ini dilakukan untuk menentukan tujuan
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Tujuan
pembelajaran yang sudah ditentukan kemudian diintegrasikan ke dalam materi
LKPD yang akan dikembangkan.
Dalam konteks pengembangan bahan ajar, tahap pendefinisian dilakukan
dengan cara:
1) Analisis Kurikulum
Pada tahap awal, peneliti perlu mengkaji kurikulum yang berlaku pada
saat itu. Dalam kurikulum terdapat kompetensi yang ingin dicapai. Analisis
kurikulum berguna untuk menetapkan pada kompetensi yang mana bahan ajar
tersebut akan dikembangkan. Hal ini dilakukan karena ada kemungkinan tidak
semua kompetensi yang ada dalam kurikulum dapat disediakan bahan ajarnya.
2) Analisis karakteristik peserta didik
Seperti layaknya seorang guru akan mengajar, guru harus mengenali
karakteristik peserta didik yang akan menggunakan bahan ajar. Hal ini yang
perlu dipertimbangkan untuk mengetahu karakteristik peserta didik. Hal-hal
yang perlu dipertimbangkan untuk mengetahui karakteristik peserta didik
antara lain: kemampuan akademik individu, karakteristik fisik, kemampuan
kerja kelompok, motivasi belajar, latar belakang ekonomi dan sosial,
pengalaman belajar sebelumnya, dsb. Dalam kaitannya dalam pengembangan
bahan ajar, karakteristik peserta didik perlu diketahui untuk menyusun bahan
ajar yang sesuai dengan kamampuan akademiknya, misalnya: apabila tingkat
pendidikan peserta didik masih rendah, maka penulisan bahan ajar harus
menggunakan bahasa dan kata-kata sederhana yang mudah dipahami. Apabila
minat baca peserta didik masih rendah maka bahan ajar perlu ditambah dengan
ilustrasi gambar yang menarik supaya peserta didik termotivasi untuk
membacanya.
3) Analisis materi
Analisis materi dilakukan dengan cara mengidentifikasi materi utama
yang perlu diajarkan, mengumpulkan dan memilih materi yang relevan, dan
menyusunnya kembali secara sistematis.
4) Merumuskan tujuan
Sebelum menulis bahan ajar, tujuan pembelajaran dan kompeetensi yang
hendak diajarkan perlu dirumuskan terlebih dahulu. Hal ini berguna untuk
membatasi peneliti supaya tidak menyimpang dari tujuan semula pada saat
mereka sedang menulis bahan ajar.
b). Tahap Perancangan (Design)
Thiagarajan dalam (Mulyatiningsih, 2014, hal. 197) membagi tahap design
dalam empat kegiatan, yaitu:
1. Menyusun tes kriteria, sebagai tindakan pertama untuk mengetahui kemampuan
awal peserta didik, dan sebagai alat evaluasi setelah implementasi kegiatan.
2. Memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik peserta
didilk.
3. Pemilihan bentuk penyajian pembelajaran disesuaikan dengan media
pembelajaran yang digunakan. Bila guru akan menggunakan media audio visual,
pada saat pembelajaran tentu saja peserta didik disuruh melihat dn mengapresiasi
tayangan media audio visual tersebut.
4. Mensimulasikan penyajian materi dengan media dan langkah-langkah
pembelajaran yang telah dirancang. Pada saat stimulasi pembelajaran
berlangsung, dilaksanakan juga penilaian dari teman sejawat.
Dalam tahap perancangan, peneliti sudah membuat produk awal (prototype)
atau rancangan produk. Pada konteks pengembangan bahan ajar, tahap ini dilakukan
untuk membuat penuntun praktikum sesuai dengan kerangkas isi hasil analisis
kurikulum dan materi.
Sebelum rancangan (design) produk dilanjutkan ke tahap berikutnya, maka
rancangan produk tersebut perlu divalidasi. Validasi rancangan produk dilakukan oleh
teman sejawat seperti dosen atau guru dari bidang studi/bidang keahlian yang sama.
Berdasarkan hasil validasi teman sejawat tersebut, ada kemungkinan rancangan produk
masih perlu diperbaiki sesuai dengan saran validator.
c). Tahap Pengembangan (Develop)
Thiagarajan dalam (Mulyatiningsih, 2014, hal. 198) membagi tahap
pengembangan dalam dua kegiatan yaitu: expert appraisal dan developmental testing.
Expert appraisal merupakan teknik untuk memvalidasi atau menilai kelayakan
rancangan produk. Dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh ahli dalam bidang-
bidang nya. Saran-saran yang dberikan digunakan untuk memperbaiki materi dan
rancangan pembelajaran yang telah disusun. Developmental testing merupakan kegiatan
uji coba rancangan produk pada sasaran subjek yang sesungguhnya. Pada saat uji coba
ini dicari data respon, reaksi atau komentar dari sasaran pengguna model. Hasil uji
coba digunakan memperbaiki produk. Setelah produk diperbaiki kemudian diujikan
kembali sampa memperoleh hasil yang efektif
Dalam konteks pengembangan model pembelajaran, kegiatan pengembangan
(develop) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Validasi model oleh ahli/pakar. Hal-hal yang divalidasi meliputi penduan
penggunaan model dan perangkat model pembelajaran. Tim ahli yang dilibatkan
dalam proses validasi terdiri dari: pakar teknologi pembelajaran, pakar bidang
studi pada mata pelajaran yang sama, pakar evaluasi hasil belajar.
2. Revisi model berdasarkan masukan dari para pakar pada saat validasi.
3. Uji coba terbatas dalam pembelajaran di kelas, sesuai situasi nyata yang akan
dihadapi.
4. Revisi model berdasarkan hasil uji coba.
5. Implementasi model pada wilayah yang lebih luas.
d). Tahap Pendeseminasian (Disseminate)
Tahap Pendeseminasian merupakan tahapan penggunaan produk dengan skala
yang lebih luas. Dan sebagai langkah untuk menguji produk dalam pelaksanaan
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Berdasarkan ke 4 tahapan model pengembangan 4-D ini, peneliti membatasi
sampai pada tahapan Develop saja. Hal ini dikarenakan keterbatasan dari segi waktu
dan biaya.
4. Uji Coba/Validasi, Evaluasi, dan Revisi Model
Uji penggunaan penuntun praktikum dimaksudkan untuk mengumpulkan
data yang dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menetapkan melakukan
praktikum yang digunakan dalam penuntun praktikum materi sistem regulasi.
a). Desain ujicoba
Ujicoba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan efesien dan daya
tarik produk yang dihasilkan. Tahap yang dilakukan dalam desain ujicoba
produk yaitu :
1) Validator oleh para ahli yang terdiri dari ahli insterumen penggunaan
penuntun praktikum. Validasi bahasa (Dr. Hurmaini, M.Pd), Validasi media
(Elly Surayya. M.Pd), Validasi materi (Suraida, M.Si) yang dilanjutkan
dengan analisis data hasil validasi dan revisi ahli.
2) Ujicoba kelompok kecil yang terdiri dari 20 siswa/siswi di Sekolah MA
Laboratorium.
b). Evaluation (Evaluasi)
Tahap evaluasi dimulai dengan melakukan pengukuran ketercapaian
penggunaan produk dapat dilihat melalui kuesioner yang telah disiapkan yang
kemudian diisi oleh responden. Dari hasil evaluasi diketahui ketercapaian tujuan
pengembangan produk yang juga menjadi acuan merevisi produk yang
dikembangkan agar sesuai dengan penuntun praktikum yang diharapkan.
c). Revisi Desain
Setelah validasi desain dilakukan maka hal berikutnya yang dilakukan
yaitu revisi produk sesuai dengan apa yang menjadi masukan dan pendapat
terhadap kelemahan produk yang telah dibuat. Secara garis besar kegiatan ini
dapat dikatakan evaluasi produk dengan urutan sebagai berikut :
1) Validasi tim ahli instrumen penuntun praktikum
Dilakukan oleh tim ahli validasi bahasa yakni Hurmaini dan
Validasi media Elly Suraya M.Pd. Validasi yang dilakukan terhadap
praktikum ini mengenai isi secara teoritis dan rasional yakni mengenai segi
isi, konstruk, dan bahasa.
2) Validasi ahli materi
Validasi dilakukan oleh Suraida M.Si. Validasi ini dilakukan untuk
penilaian terhadap materi. Ahli materi juga mengoreksi apakah insterumen
cocok untuk digunakan dalam praktiku dengan melihat kondisi siswanya.
3) Penilaian Responden
Angket penilaian untuk responden kelompok kecil kelas XI IPA2
MA Laboratorium Kota Jambi untuk mengetahui tanggapan siswa kelas XI
IPA2 terhadap produk yang dibuat. Dalam angket ini penulis menyiapkan
skor untuk produk yang dirancang guna mengetahui apa tanggapan siswa
dan juga kritik dan saran dalam menanggapi produk yang dibuat.
4. Pengumpulan data dan analisis data
a. Jenis Data
Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif. Data
kuantitatif adalah data yang diperoleh dari uji coba lapangan terhadap 21
siswa/siswi Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium.
b. Instrumen Pengumpulan Data
1). Metode Observasi
Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
2). Metode angket
Metode angket merupakan suatu alat pengumpul data yang berupa
serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat
jawaban, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Instrumen pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah angket validitas dan angket praktikalitas.
Angket validitas dan angket praktikalitas disusun menurut skala Likert yang
telah dimodifikasi dengan 4 alternatif jawaban sebagai berikut :
SS : Sangat setuju dengan bobot 4
S : Setuju dengan bobot 3
TS : Tidak Setuju dengan bobot 2
STS : Sangat Tidak Setuju dengan bobot 1
Masing-masing alternatif jawaban diikuti dengan kriteria sebagai berikut :
Jika 76% - 100% Sesuai dengan pernyataan = Sangat setuju
Jika 51% - 75% Sesuai dengan pernyataan = Setuju
Jika 26% - 50% Sesuai dengan pernyataan = Tidak setuju
Jika 0 – 25% Sesuai dengan pernyataan = Sangat tidak setuju
Dimodifikasi dari Arikunto (2005:245) dalam tesis Desfaur Natalia
a) Angket Validasi Penuntun Praktikum
Angket validasi Penuntun Praktikum bermuatan Problem Solving
digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat kevalidan Penuntun
Praktikum bermuatan Problem Solving yang dikembangkan. Angket
validasi ini diberikan kepada validator ahli dan praktisi. Dalam angket
validasi penuntun praktikum yang dikembangkan. Ada 3 aspek yang
menjadi penilaian oleh ahli pakar/dosen, yaitu aspek didaktik, aspek
konstruksi, dan aspek teknis. (Ayu, 2013, hal 117 ) dalam tesis Desfaur
Natalia
1) Syarat Didaktik
Syarat Didaktik merupakan syarat yang berkenaan dengan proses
menemukan konsep sesuai dengan kurikulum yang berlaku,
memperlihatkan adanya perbedaan individu sehingga penuntun praktikum
baik digunakan untuk mengukur kemampuan siswa.
2) Syarat Konstruksi
Syarat Konstruksi merupakan syarat yang berkenaan dengan
susunan kalimat, kesederhanaan, pemakaian kata dan kejelasan pada
hakekatnya tepat guna dan dimengerti oleh siswa.
3) Syarat Teknis
Syarat Teknis merupakan syarat yang berkenaan dengan
penggunaan bahasa, tulisan, gambar dan penampilan dalam pembuatan
modul.
b) Angket Praktikalitas Penuntun Praktikum
Angket respon praktikalitas guru dan siswa digunakan untuk
mendapatkan respon siswa dan guru terhadap praktikalitas penuntun
praktikum bermuatan Problem Solving yang dikembangkan. Angket ini
diisi siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dan guru setelah
melaksanakan pembelajaran. (Ratih, 2013, hal. 119) dalam tesis Desfaur
Natalia.
c. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah hasil validasi penuntun
praktikum dan hasil praktikalitas penuntun praktikum.
1. Analisis Validitas Penuntun Praktikum
Data yang dikumpulkan dari penelitian iini adalah hasil validasi
penuntun praktikum, data ini dianalisis dengan analisis deskriptif. Data
kelayakan penuntun praktikum berupa skala likert 1-4, dengan langkah-
langkahh berikut ini :
a). Memberikan skor untuk tiap item dengan jawaban sangat valid (4), Valid
(3), Cukup valid (2), dan Kurang valid (1).
b). Menjumlahkan skor total tiap validator untuk seluruh indikator.
c). Pemberian nilai validasi dengan rumus
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑉𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑋 100
Tingkat pencapaian kategori kevalidan penuntun praktikum menggunakan klasifikasi
dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kriteria penetapan Tingkat Kevalidan Penuntun Praktikum
Rentang Kategori
0 – 20 Tidak valid
21 – 40 Kurang valid
41 – 60 Cukup valid
61 – 80 Valid
81 – 100 Sangat Valid
Sumber : (Riduwan,2009, hal. 89
2. Analisis Praktikalitas Penuntun Praktikum
Kelayakan suatu media yan dibuat dalam bentuk penuntun praktikum
dilihat dari data angket yang telah diisi oleh siswa dan guru. Angka tersebut
disusun dalam bentuk skala Likert. Skala Likert disusun dengan kategori positif
sehingga pernyataan positif memperoleh bobot tertinggi dengan rincian berikut
ini :
a) Sangat setuju (SS) dengan bobot 4
b) Setuju (S) dengan bobot 3
c) Tidak setuju (TS) dengan bobot 2
d) Sangat tidak setuju (STS) dengan bobot 1
Penilaian angkett berdasarkan skala Likert menggunakan rumus berikut ini :
�� = ∑𝑋
N
Keterangan :
�� : Nilai rata-rata responden
∑X : Jumlah nilai seluruh instrumen
N : Jumlah responden
Kriteria penilaian analisis praktikalitas dimodifikasi berikut ini :
Tabel 3.2 Kriteria Praktikalitas Penuntun praktikum
Rentang Kategori
1,00 – 1,99 Tidak Praktis
2,00 – 2,99 Kurang Praktis
3,00 – 3,49 Praktis
3,50 – 4,00 Sangat Praktis
Sumber : (Sudjana, 2005, hal. 78)
3. Analisis Efektivitas Penuntun Praktikum
Setelah dilakukan uji efektivitas dengan observasi terhadap aktivitas
dan tes maka dilakukan analisis hasil sebagai berikut :
a. Analisis Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa
Data tentang aktivitas siswa terhadap kegiatan pembelajaran dianalisis
menggunakan persentase (%) dikemukakan oleh Zafri (2000:83) berikut ini.
P = 𝑓
𝑛 x 100%
Keterangan :
P = Persentase aktivitas siswa
f = Frekuensi siswa yang melaksanakan aktivitas
n = Jumlah siswa
Kriteria keaktifan siswa menurut Riduwan (2007:89) ` dikelompokkan ke
dalam tabel 3.3
Tabel 3.3 Kriteria Analisis Lembar Observasi Aktivitas Siswa
% Kategori Kategori setelah dikonversi
0 – 20 Sangat rendah Tidak efektif
21 – 40 Rendah Kurang efektif
41 – 60 Sedang Cukup efektif
61 – 80 Tinggi Efektif
81 – 100 Sangat Tinggi Sangat efektif
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengembangan Model
1. Data hasil validasi produk Penuntun Praktikum Biologi yang dihasilkan
a. Hasil Validasi Ahli Media
Penuntun Praktikum Biologi pokok bahasan Sistem Regulasi yang telah
selesai dikembangkan kemudian divalidasi oleh ahli validator. Penuntun Praktikum
yang telah selesai dibuat kemudian divalidator oleh ahli media yaitu Elly Surayya,
M.Pd Dosen Pendidikan Biologi UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Validasi
media pembelajaran dilakukan sebanyak 2 kali selama kurang 2 minggu, dengan
aspek pertanyaan yang meliputi presentasi, kebahasaan, komponen pendukung dan
organisasi. Setelah ahli media melihat dan menyimak Penuntun Praktikum yang
penulis rancang, selanjutnya ahli media menilai penuntun praktikum tersebut
menggunakan angket, dari hasil validasi tersebut didapatkan saran dan perbaikan
terhadap penuntun praktikum.
Adapun hasil validasi Ahli media oleh Elly Surayya, M.Pd dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Angket Validasi Ahli Media
No
Kriteria Penilaian
Nilai
Kriteria
1 Penuntun praktikum 1. Sampul Penuntun
Praktikum
4 Sangat Baik
2. Tata tertib penuntun
praktikum
3 Baik
3. Judul penuntun
praktikum
3 Baik
2 Tampilan Menyeluruh 1. Jenis huruf dan angka 3 Baik
2. Ukuran huruf dan
angka
3 Baik
3. Desain warna 4 Sangat Baik
4. Tata letak gambar 3 Baik
5. Ukuran gambar 3 Baik
Total Skor 26 Sangat Baik
Rerata Skor 81,25 Sangat Valid
Berdasarkan penilaian angket tersebut, diperoleh jumlah skor penilaian oleh
tim ahli media terhadap penuntun praktikum adalah 26 dari skor tertinggi 32 hasil
validasi yang diperoleh dari validasi ahli materi sebesar 81,25 %. Berdasarkan tabel 4.1
mengenai kategori validitas penuntun praktikum ke dalam nilai dengan lima kategori,
penilaian validasi penuntun praktikum yang dikembangkan masuk ke dalam nilai
presentase 81-100% dengan kategori “Sangat Valid”. Namun, ada sedikit saran untuk
perbaikan terhadap penuntun praktikum yaitu warna pada penuntun praktikum
diperjelas, peneliti memperbaiki penuntun yang telah divalidasi.
b. Hasil Validasi Ahli Materi
Setelah media divalidasi oleh ahli media, dan validasi yang kedua adalah
validasi materi yang di validasi oleh Suraida, M.Si. Hasil validasi berupa saran dan
perbaikan yang berkenaan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, adapun
hasil validasi Ahli Materi oleh Suraida, M.Si dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai
berikut :
Tabel 4.2 Hasil Angket Validasi Ahli Materi
No
Deskriptor
Nilai
Kriteria
1 Kesesuaian materi dengan Kompetensi Dasar 4 Sangat Baik
2 Kesesuain materi dengan Indikator 3 Baik
3 Isi materi menekankan hubungan antara ilmu
pengetahuan
3 Baik
4 Isi materi menunjukkan variasi tingkat kognitif 3 Baik
5 Isi media mendorong keinginan siswa yaitu rasa
ingin tahu, belajar dan ingin mencari informasi
4 Baik
6 Materi Biologi di dalam penuntun praktikum dapat
terorganisasi dengan baik
3 Baik
7 Kemudahan memahami penuntun praktikum 3 Baik
8 Kemampuan merangsang kedalaman berfikir
peserta didik
3 Baik
Total Skor 26 Sangat Baik
Rerata Skor 81 Sangat Valid
Berdasarkan penilaian angket tersebut, diperoleh jumlah skor penilaian oleh tim
ahli materi terhadap penuntun praktikum adalah 26 dari skor tertinggi 32, dengan rerata
skor yang diperoleh sebesar 81 %. Berdasarkan tabel 4.2 mengenai kategori, penilaian
validasi penuntun praktikum yang dikembangkan masuk kedalam nilai persentase 81-
100% dengan kategori sangat “Sangat Valid.” Namun, ada sedikit saran untuk perbaikan
terhadap penuntun praktikum yaitu Materi harus lengkap dengan indikator dalam silabus.
Setelah mendapatkan saran dan komentar dari ahli materi, peneliti memperbaiki
penuntun yang telah divalidasi.
c. Hasil Validasi Ahli Bahasa
Setelah media divalidasi oleh ahli Materi, kemudian media divalidasi oleh
ahli Bahasa yaitu Dr. Hurmaini, M.Pd dan hasil validasi berupa saran dan perbaikan
yang berkenaan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, adapun hasil
validasi Ahli Bahasa Dr. Hurmaini, M.Pd dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut
Tabel 4.3 Hasil Angket Validasi Ahli Bahasa
No
Deskriptor
Nilai
Kriteria
1 Ketepatan struktur kalimat 3 Baik
2 Keefektifan kalimat 4 Sangat Baik
3 Kebakuan istilah 4 Sangat Baik
4 Pemahaman terhadap pesan atau informasi 3 Baik
5 Kemampuan memotivasi siswa 3 Baik
6 Kemampuan mendorong berfikir kritis 3 Baik
7 Kesesuaian dengan perkembangan tingkat
emosional siswa
3 Baik
8 Ketepatan tata bahasa 3 Baik
9 Ketepatan ejaan 4 Sangat Baik
10 Konsistensi penggunaan istilah 4 Sangat Baik
11 Konsistensi penggunaan simbol/ikon 4 Sangat Baik
Total Skor 41 Sangat Baik
Rerata Skor 93 Sangat Valid
Berdasarkan penilaian angket tersebut, diperoleh jumlah skor penilaian oleh
tim ahli bahasa terhadap penuntun praktikum adalah 41 dari skor tertinggi yaitu 44.
Hasil validasi yang diperoleh dari validasi ahli bahasa sebesar 93%. Berdasarkan tabel
4.3 mengenai kategori validitas penuntun praktikum ke dalam nilai dengan lima
kategori, penilaian validasi penuntun praktikum yang dikembangkan masuk ke dalam
nilai presentasee 80-100% dengan kategori “Sangat Valid”.
Namun, ada sedikit saran untuk perbaikan terhadap penuntun praktikum yaitu
perhatikan cara penggunaan EYD. Setelah mendapatkan saran dan komentar dari ahli
bahasa, peneliti memperbaiki penuntun yang telah divalidasi.
2. Hasil Validasi Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving
Tabel 4.4 Data Hasil Validasi Penuntun Praktikum berbasis Problem Solving oleh
Validator
No Kriteria Penuntun Praktikum
bermuatan Problem Solving
Rata-rata Kategori
1 Syarat Didaktik 3 Valid
2 Syarat Konstruk 3 Valid
3 Syarat Teknis 3 Valid
Jumlah 9
Rata-rata 75 Valid
Berdasarkan data hasil angket validasi yang dinilai oleh validator pada tabel
4.4 dapat diketahui, jumlah skor penilaian oleh validator terhadap penuntun praktikum
berbasis Problem Solving adalah 9. Dari aspek-aspek yang dinilai didapatkan rata-rata
nilai untuk syarat didaktik 3, syarat konstruk 3, dan syarat teknis 3.
Hasil angket validasi oleh validator yang diperoleh sebesar 75 %.
Berdasarkan tabel 4.4 mengenai kategori validitas penuntun praktikum berbasis
Problem Solving ke dalam nilai dengan lima kategori, penilaian validasi penuntun
praktikum berbasis Problem Solving yang dikembangkan masuk kedalam nilai
persentase 61-80% dengan kategori “Valid”. Hal ini berarti Penuntun Praktikum
berbasis Problem Solving yang dikembangkan sudah baik dan dapat digunakan sebagai
panduan dalam melaksanakan praktikum.
3. Data Hasil Angket Ujicoba Produk
Penuntun Praktikum Biologi yang sudah dianggap layak oleh para ahli
selanjutnya diujicobakan ke dalam ujicoba kelompok kecil. Subjek yang digunakan
sebanyak 21 siswa dan 1 orang Guru Mata Pelajaran Biologi yang mengajar di kelas XI
IPA 2 dalam ujicoba kelompok kecil. Hasil ujicoba produk dapat dilihat pada tabel
berikut.
Penilaian Penuntun Praktikum Biologi berbasis Problem Solving dilakukan untuk
melihat kelayakan Penuntun Praktikum yang dikembangkan. Kelayakan Penuntun
Praktikum dilihat dari hasil uji Praktikalitas dan Validitas yang dilakukan di Madrasah
Aliyah Laboratorium Kota Jambi.
a. Kepraktisan Penuntun Praktikum Biologi berbasis Problem Solving
1) Praktikalitas Penuntun Praktikum Biologi berbasis Problem Solving oleh Guru
Berdasarkan data hasil angket praktikalitas yang dinilai oleh guru pada
tabel 4.5 dapat diketahui, jumlah skor penilaian oleh guru terhadap penuntun
praktikum berbasis Problem Solving adalah 11,5. Hasil angket praktikalitas oleh
guru yang diperoleh sebesar 3,83 %. Berdasarkan tabel 4.5 mengenai kategori
praktikalitas penuntun praktikum berbasis Problem Solving ke dalam nilai
dengan empat kategori, penilaian angket praktikalitas penuntun praktikum
berbasis Problem Solving yang dikembangkan masuk kedalam nilai persentase
3,50 – 4,00 dengan kategori “Sangat Praktis”.
Hal ini berarti Penuntun Praktikum berbasis Problem Solving yang
dikembangkan sudah baik dan dapat digunakan sebagai panduan dalam
melaksanakan praktikum. Rincian data praktikalitas Penuntun Praktikum Biologi
berbasis Problem Solving untuk setiap aspek penilaian disajikan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Data Praktikalitas Penuntun Praktikum Biologi Berbasis Problem Solving
oleh Guru
No Aspek yang dinilai Rata-rata Kategori
1 Kemudahan penggunaan
penuntun praktikum
3,5 Sangat Praktis
2 Waktu yang diperlukan untuk
pelaksanaan
4 Sangat Praktis
3 Mudah diinterprestasikan 4 Sangat Praktis
Total Rata-rata 3,83 Sangat Praktis
Berdasarkan tabel 4.5, terlihat hasil respon guru terhadap praktikalitas
Penuntun Praktikum Biologi Berbasis Problem Solving yang dikembangkan dengan
kategori praktis pada aspek: 1). Kemudahan penggunaan penuntun praktikum dan 2).
Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan.
2) Praktikalitas Penuntun Praktikum Biologi Berbasis Problem Solving oleh siswa
Penuntun Praktikum yang sudah dinilai oleh validator dan dinyatakan
praktis, kemudian dilakukan ujicooba lapangan. Untuk mengetahui respon siswa
terhadap praktikalitas Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving yang
dikembangkan, siswa diminta untuk mengisi angket respon praktikalitas penuntun
praktikum. Berdasarkan hasil analisis terhadap angket respon praktikalitas siswa,
diketahui bahwa secara umum siswa menilai Penuntun Praktikum Biologi Berbasis
Problem Solving yang dikembangkan memiliki nilai praktis untuk digunakan dalam
kegiatan praktikum. Analisis hasil respon praktikalitas siswa dari kedua sekolah
dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Data Praktikalitas Penuntun Praktikum Biologi Berbasis Problem Solving oleh
siswa Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi
No Aspek yang dinilai Rata-
rat
a
Kategori
1 Kemudahan penggunaan penuntun
praktikum
3,27 Praktis
2 Waktu yang diperlukan untuk
pelaksanaan
3,47 Praktis
Rata-rata 3,37 Praktis
Berdasarkan data hasil angket praktikalitas yang dinilai oleh siswa pada
tabel 4.6 dapat diketahui, jumlah skor penilaian oleh siswa terhadap penuntun
praktikum berbasis Problem Solving adalah 6,74. Hasil angket praktikalitas oleh
siswa yang diperoleh sebesar 3,37 %. Berdasarkan tabel 4.6 mengenai kategori
praktikalitas penuntun praktikum berbasis Problem Solving ke dalam nilai dengan
empat kategori, penilaian angket praktikalitas penuntun praktikum berbasis Problem
Solving yang dikembangkan masuk kedalam nilai persentase 3,00 – 3,49 dengan
kategori “Praktis”.
Hal ini berarti Penuntun Praktikum berbasis Problem Solving yang
dikembangkan sudah baik dan dapat digunakan sebagai panduan dalam
melaksanakan praktikum. Rincian data praktikalitas Penuntun Praktikum Biologi
Berbasis Problem Solving untuk setiap aspek penilaian disajikan pada tabel 4.6.
4. Efektifitas Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving
Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses
pembelajaran saat praktikum dengan menggunakan penuntun praktikum yang
dikembangkan. Kegiatan siswa ini diamati, dan hasil pengamatan dianalisis. Hasil analisis
pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.7
4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas XI IPA 2 Madrasah Aliyah
Laboratorium Kota Jambi
No Aspek yang dinilai Rata-
rata
Kategori
1 Mempersiapkan alat dan bahan untuk
praktikum
99,00 Sangat Efektif
2 Mendengarkan penjelasan guru 61,90 Efektif
3 Melakukan praktikum dengan tertib 85,71 Sangat Efektif
4 Bekerja sama antar kelompok saat
praktikum
76,19 Efektif
5 Membuat laporan hasil praktikum 99,00 Sangat Efektif
6 Menyimpulkan hasil praktikum 66,66 Efektif
Rata-rata 81,41 Sangat Efektif
Tabel 4.7 menampilkan data aktivitas siswa kelas XI IPA 2 Dimadrasah Aliyah
Laboratorium Kota Jambi dengan jumlah siswa 21 orang. Aktivitas siswa diamati setiap
kali praktikum dengan menggunakan penuntun praktikum berbasis problem solving
yang dikembangkan. Dari data hasil analisis aktivitas siswa dapat dilihat untuk setiap
kali pertemuan rata-rata siswa aktif dalam melaksanakan praktikum dengan
menggunakan penuntun praktikum berbasis problem solving yang dikembangkan dengan
rata-rata keseluruhan aspek yaitu 81,41% dengan kategori sangat efektif.
B. Kelayakan Model
Desain akhir model penuntun praktikum Biologi berbasis problem solving pada mata
pelajaran Biologi untuk materi Sistem Regulasi yang dikembangkan melalui serangkaian
prosedur pengembangan yang telah dilakukan hingga akhirnya diperoleh sebuah penuntun
praktikum biologi.
1. Tahap Pendefinisian (Define)
Tahap Pendefinisian secara garis besar dilakukan dengan mengumpulkan data
awal yang dibutuhkan untuk pengembangan penuntun praktikum biologi bermuatan
problem solving. Data diperoleh dengan menganalisis kondisi yang sedang terjadi
meliputi materi, karakteristik siswa, dan media yang telah ada disekolah. Hasil analisis
kebutuhan yang dilakukan adalah belum terdapatnya penuntun praktikum biologi pada
mata pelajaran biologi untuk materi sistem regulasi. Penuntun yang dikembangakan
sangat cocok diterapkan disekolah karena MA Laboratorium Kota Jambi belum
memiliki penuntun praktikum biologi untuk materi sistem regulasi. Siswa MA
Laboratorium Kota Jambi jurusan IPA pada umumnya melakukan praktikum tetapi
guru tidak menggunakan penuntun praktikum saat akan melaksanakan praktikum
sehingga siswa kurang aktif berperan aktif dalam melaksanakan praktikum. Apabila
penuntun praktikum ini diterapkan dapat dengan mudah menggunakannya, sehingga
penuntun praktikum ini juga dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami
materi yang telah diberikan.
2. Tahap Perancangan (Desaign)
Pada tahap desain ini meliputi kegiatan menentukan cover, silabus,
kompetensi, menyiapkan materi, dan program yang akan digunakan dalam pembuatan
produk penuntun praktikum. Jadwal pembuatan produk penuntun praktikum ini
menghabiskan waktu kurang lebih 2 bulan. Hal ini dimulai dengan menganalisis
produk, pengumpulan bahan, pembuatan media, validasi dan perbaikan (revisi produk).
Adapun kendala yang penulis temukan pada saat pembuatan penuntun praktikum ini
adalah kesulitan dalam pembuatan penuntun, hal ini dikarnakan penulis merupakan
pemula yang baru belajar membuat penuntun praktikum biologi bermuatan Problem
Solving sehingga banyak waktu yang dihabiskan dalam pembuatan penuntun praktikum
materi sistem regulasi.
3. Tahap Pengembangan (Development)
Tahap pengembangan dilakukan dengan mewujudkan pembuatan penuntun
praktikum biologi materi sistem regulasi. Peneliti mulai merancang produk yangg telah
dikonsep sebelumnya menjadi produk yang siap diimplementasikan. Realisasi
rancangan meliputi persiapan hingga selesai, persiapan pembuatan produk sebagai
penuntun praktikum untuk menilai kinerja produk dan melaksanakan validasi oleh tim
ahli. Adapun perbaikan yang dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut ini
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.1 Perbaikan pada gambar, warna pada nama dan kelas di perjelas
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.2 Perbaikan pada warna penuntun, letak kata pengantar, Letak no halaman, dan
ketepatan struktur kalimat.
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.3 Perbaikan pada Daftar isi, warna Penuntun, dan letak no halaman
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.4 Perbaikan pada tata cara penuntun, warna penuntun, no halaman, dan ketepatan
struktur kalimat.
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.5 Perbaikan tata tertib praktikum, warna penuntun ,no halaman dan ketepatan
struktur kalim
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.6 Perbaikan petunjuk keselamatan kerja, warna penuntun, letak no
halaman, dan ketepatan struktur kalimat
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.7 Perbaikan pada letak judul dan warna penuntun.
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.8 Perbaikan pada warna penuntun
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.9 Perbaikan warna penuntun dan tabel diskus
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.10 Perbaikan pada warna penuntun
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.11 Perbaikan pada letak judul dan warna penuntun.
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.12 Perbaikan pada warna penuntun.
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.13 Perbaikan pada warna penuntun dan tabel diskusi.
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.14 Perbaikan pada letak judul dan warna penuntun.
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.15 Perbaikan warna penuntun.
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.16 Perbaikan pada kesimpulan, tabel diskusi, dan warna penuntun.
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.17 Perbaikan pada letak judul dan warna penuntun.
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.18 warna penuntun dan tabel diskusi
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.19 Perbaikan warna penunt
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.20 Perbaikan pada letak judul dan warna penuntun.
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.21 Perbaikan Tata letak gambar dan warna penuntun.
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.22 Perbaikan warna penuntun.
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi
Gambar 4.23 Perbaikan pada warna penuntun
Sebelum Revisi
Sesudah Revis
Gambar 4.24 Perbaikan warna penuntun dan tabel diskusi
C. Efektivitas Model
1. Pembahasan hasil pengembangan penuntun praktikum
a) Pembahasan hasil pengembangan oleh tim ahli validasi
Pada saat dilakukan validasi oleh tiga tim ahli, validator banyak memberikan
saran, dan saran ini sangat berharga bagi peneliti. Hasil penuntun praktikum berbasis
Problem Solving dari 28 pertanyaan yang diberikan kepada validator materi, validator
media, dan validator bahasa dapat dikategorikan “efektif” karena saran-saran yang
diberikan oleh validator untuk perbaikan penuntun praktikum berbasis Problem
Solving sudah dilaksanakan dan validator mengizinkan untuk diujicobakan kepada
siswa sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi kelas XI IPA 2 setelah
dilakukan demi kesempurnaan produk yang dikembangkan.
b) Pembahasan hasil pengembangan ujicoba produk
Ujicoba produk yang dilaksanakan dengan jumlah responden 21 orang siswa
kelas XI IPA 2 Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi. Penilaian ujicoba produk
digunakan dengan menggunakan Angket Praktikalitas untuk siswa. Tanggapan
responden terhadap masing-masing pertanyaan pada angket praktikalitas berbeda-beda
sesuai dengan penilaian mereka terhadap produk penuntun praktikum berbasis Problem
Solving dengan materi sistem regulasi. Penuntun praktikum berbasis Problem Solving
bermanfaat sebagai panduan siswa dalam melaksanakan praktikum.
Selain itu, Penilaian ujicoba produk digunakan dengan menggunakan Angket
Praktikalitas untuk guru, untuk mengetahui tanggapan terhadap produk yang
dikembangkan terdiri dari 8 item pertanyaan.
D. Pembahasan
Penuntun praktikum berbasis problem solving yang dikembangkan merupakan salah
satu bahan ajar yang digunakan untuk memudahkan dalam melaksanakan kegiatan
praktikum. Menurut Zulyetti (2012:73) dalam Niken ,2017, hal. 49) Penuntun praktikum ini
dirancang untuk membantu dan menuntun siswa agar dapat bekerja secara terarah. Dengan
adanya penuntun praktikum, siswa akan mendapatkan gambaran tentang tujuan, manfaat dan
proses kegiatan praktikum yang akan dilakukannya. Jika siswa tidak memiliki penuntun
praktikum, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam melakukan praktikum, sehingga
mempengaruhi motivasi siswa terhadap praktikum yang akan dilakukan.
Menurut Rustaman (2005:211) dalam Niken, 2017, hal. 49) kemampuan
keterampilan proses sains dapat mempengaruhi perkembangan pengetahuan siswa.
Membiasakan siswa belajar melalui aktivitas proses kerja ilmiah, selain dapat melatih detail
keterampilan ilmiah dan kerja sistematis, dapat pula membentuk pola berpikir siswa secara
ilmiah.
Penuntun praktikum berbasis problem solving pada materi sistem regulasi dirancang
sesuai dengan kurikulum 2013, dalam proses perancangannya sampai selesai, dilakukan
proses penilaian terhadap penuntun praktikum, Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu
validasi penuntun praktikum dan uji praktikalitas.
1. Validitas Penuntun Praktikum Bermuatan Problem Solving
Validitas Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving pada materi sistem
regulasi dinilai valid oleh validator. Hal ini dilihat dari tiga aspek yaitu aspek didaktik,
aspek konstruk, dan aspek teknis. Trianto, 2010, hal. 55) menyatakan valid berati bahwa
penilaian sudah memberikan informasi yang akurat tentang bahan ajar yang
dikembangkan, bahan ajar yang berupa penuntun praktikum yang dikembangkan
dinyatakan valid setelah memenuhi syarat didaktik, konstruk, dan teknis.
Dilihat dari tiga aspek didaktik, Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving
dinyatakan valid oleh validator, karena materi yang terdapat dalam penuntun praktikum
sesuai dengan kurikulum 2013. Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving pada
materi sistem regulasi disusun berdasarkan indikator-indikator yang dikembangkan dari
Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat di kurikulum 2013. Dari segi konstruk, Penuntun
Praktikum Berbasis Problem Solving yang dikembangkan dinyatakan valid oleh validator,
karena memiliki urutan yang jelas. Dari segi aspek teknis, Penuntun Praktikum Berbasis
Problem Solving yang dikembangkan juga dinilai valid oleh validator. Penuntun
praktikum yang dikembangkan sudah menggunakan kaidah bahasa indonesia yang baik
dan benar, menggunakan peristilahan yang sesuai dengan konsep yang menjadi pokok
bahasan, bahasa yang digunakan sederhana dan komunikatif.
Berdasarkan analisis kevalidan Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving
oleh validator dapat disimpulkan secara keseluruhan penuntun praktikum yang
dikembangkan termasuk dalam kategori valid. Penilaian yang valid terhadap penuntun
praktikum berbasis problem solving yang dikembangkan menandakan bahwa penuntun
praktikum dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi pada materi sistem regulasi
pada saat melaksanakan praktikum.
2. Praktikalitas Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving
a. Hasil Angket Praktikalitas Guru
Analisi data hasil uji praktikalitas oleh guru menunjukkan bahwa Penuntun
Praktikum Berbasis Problem Solving pada materi sistem regulasi yang dikembangkan
memenuhi kriteria praktis. Kepraktisan penuntun praktikum yang dikembangkan dilihat
dari aspek kemudahan penggunaan penuntun praktikum dan waktu yang diperlukan
dalam pelaksanaan.
Berdasarkan nilai kepraktisan Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving
yang telah dikembangkan secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penuntun
praktikum ini memudahkan guru dalam praktikum. Kepraktisan yang dimiliki penuntun
praktikum merupakan salah satu faktor dalam pemilihan bahan ajar yang baik dan layak
untuk digunakan dalam praktikum. Dengan demikian, jika tingkat kepraktisan yang
diberikan oleh guru tinggi, maka penuntun praktikum yang dikembangkan dapat
digunakan dalam praktikum sehingga proses pembelajaran saat praktikum menarik dan
bermakan.
Bermakna di sini memberikan arti bahwa problem solving yang disajikan
dalam penuntun praktikum dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang
mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar
konsep dalam biologi dengan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui praktikum dengan problem solving, siswa terlatih untuk mengemban suatu
tanggung jawab, mempertajam keahlian berfikir dalam tingkatan yang lebih tinggi
melalui identifikasi permasalahan, analisis penyebab terjadinya permasalahan dan
menciptakan solusi dari pemecahan masalah yang disajikan.
b. Praktikalitas Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving oleh Siswa
Analisis data hasil uji praktikalitas oleh siswa terhadap Penuntun Praktikum
Berbasis Problem Solving yang dikembangkan memenuhi kriteria praktis. Hal ini dapat
diartikan bahwa siswa dapat memahami dan menggunakan Penuntun Praktikum
Berbasis Problem Solving yang dikembangkan.
Analisis terhadap praktikalitas penuntun praktikum yang dikembangkan juga
didapatkan data bahwa siswa tertarik untuk melakukan praktikum dengan
menggunakan masalah-masalah yang disajikan dalam penuntun praktikum karena
menarik, meningkatkan rasa ingin tahu serta dapat meningkatkan kemampuan berfikir,
terutama menyingkapi masalah yang terjadi disekitarnya.
3. Efektivitas Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving
Aktivitas siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu informasi
mengenai tanggapan siswa tentang penuntun praktikum yang digunakan. Aktivitas
siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses pembelajaran saat
praktikum dengan menggunakan Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving.
Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama menggunakan
penuntun praktikum yang dikembangkan, didapatkan data bahwa siswa aktif dalam
praktikum, Hal ini dikarenakan Problem Solving yang disajikan dalam penuntun
praktikum menarik untuk dibahas dan dipecahkan (diselesaikan).
Hasil analisis aktivitas siswa selama praktikum menggunakan Penuntun
Praktikum Berbasis Problem Solving pada materi sistem regulasi yang dikembangkan
dapat disimpulkan bahwa siswa aktif dalam praktikum. Dari analisis lembar aktivitas
siswa didapatkan hasil bahwa siswa sangat aktif dalam praktikum dengan skor rata-rata
untuk semua indikator pengamatan aktivitas siswa didapat nilai 81,41 dengan kategori
Sangat Efektif. Hal ini menunjukkan arti bahwa siswa sangat aktif dilihat dari aspek
mempersiapkan alat dan bahan saat praktikum, mendengarkan penjelasan guru,
melakukan praktikum dengan tertib, bekerja sama antar kelompok saat praktikum,
membuat laporan hasil praktikum, dan menyimpulkan hasil praktikum
\
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Penuntun praktikum Berbasis Problem Solving yang telah di validasi oleh validator
dapat digunakan setelah dilakukan ujicoba.
2. Penuntun praktikum yang telah diujicobakan dikatakan praktis oleh guru dan siswa.
3. Penuntun praktikum yang telah diujicobakan dikatakan efektif karna meningkatkan
hasil belajar pada saat praktikum
B. Saran
1. Penelitian ini hanya terbatas pada satu sekolah dan satu materi saja. Penulis berharap
agar penelitian dapat dikembangkan lagi, baik dari segi materi, desain dan problem
solving yang terdapat didalam penuntun praktikum agar bisa menghasilkan produk
yang lebih baik dapat digunakan dalam pembelajaran saat praktikum.
2. Penambahan materi dalam penuntun praktikum ini sangat diperlukan, karena didalam
penuntun praktikum ini hanya mencakup materi sistem regulasi saja, perlu adanya
penambahan materi-materi lain yang berhubungan dengan pembelajaran biologi. Agar
kedepannya penuntun praktikum ini dapat digunakan secara luas.
3. Pengembangan penuntun praktikum Berbasis Problem Solving selanjutnya pada tahap
dessiminatte (pendistribusian).
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2009. Bandung. PT Sygma Examedia Arkanleema
Budiarti, Winda & Oka Anak Agung. 2014. Pengembangan Petunjuk Praktikum Biologi
Berbasis Pendekatan Ilmiah (SCIENTIFIC APPROACH) Untuk Siswa SMA Kelas XI
Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Biologi FKIP
Universitas Muhammadiyah Metro.
Gultom, Tini Rosalia, Dkk. 2016 . Pengembangan Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan
Berbasis Literasi Sains. Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi, Program
Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.
Mislia, Dkk. 2017. Pengembangan Petunjuk Praktikum Biologi Berbasis Inkuiri Terbimbing
Pada Materi Sistem Pencernaan. Jurnal Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi
, FKIP, Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Mulyatiningsih, Endang. 2014. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung :
ALFABETA
Natalia, Desfaur. 2014. Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Bermuatan Studi Kasus
Pada Materi Ekosistem Untuk SMA/MA Kelas X. Padang : UNP
Niken. 2017. Pengembangan Penuntun Praktikum Biologi Bernuansa Keterampilan Proses
Sains Untuk Siswa Sma Kelas Xi Semester Genap. Jurnal Kesehatan Stikes Prima
Nusantara Bukit tinggi.
Prayitno Trio Ageng. 2017. Pengembangan Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Program Studi
Pendidikan Biologi. Jurnal Dosen Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Ilmu
Eksakta, IKIP Budi Utomo.
Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula.
Bandung : Alfabeta
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.
Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta
: Rajawali Pers.
Rustaman, N. Y. 2007. Program Pembelajaran Praktikum Berbasis Kemampuan Genetik dan
Profil pencapaian Pendidikan IPA.
Sari, Dwi Ida Aflala. 2017. Pengembangan modul berbasis problem solving Pada Mata
Kuliah Elektronika. Jurnal Program Studi Teknik Elektro.
Sudjana, N. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfebeta.
Trianto. 2010 Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksara
Uno B.Hamzah. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta : PT Bumi Aksara .
Yusuf , Syamsu & Nurihsan Juntika. 2012 . Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Uno, B.Hamzah. 2012 . Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi
Aksara.
Analisis Validasi Penuntun Praktikum Biologi
No Standar Penilaian Validator Jumlah Kriteria
1 Syarat didaktik
a. Mencakup materi yang ada dikurikulum 2013 3 3 Valid
b. Kebenaran konsep/definisi 3 3 Valid
c. Aplikasi kontekstual dalam kehidupan nyata 3 3 Valid
d. Penyajian Problem Solving mendukung konsep dengan benar 3 3 Valid
e. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis 3 3 Valid
Rata-rata 3 Valid
2 Syarat konstruk
a. Memuat pokok-pokok rincian materi yang lengkap 3 3 Valid
b. Menunjukkan kelengkapan penuntun praktikum yang
sistematis
3 3 Valid
c. Kegunaan penuntun praktikum untuk menunjang dalam
proses praktikum
3 3 Valid
Rata-rata 3 Valid
3 Syarat teknis
a. Menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar 3 3 Valid
b. Bahasa yang digunakan sederhana 3 3 Valid
c. Bahasa yang digunakan komunikatif 3 3 Valid
Rata-rata 75 Valid
Hasil Respon Guru Terhadap Praktikalitas Penuntun Praktikum
Bermuatan Problem Solving Pada Materi Sistem Regulasi
Untuk Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi
Untuk Kelas XI IPA 2
No Aspek yang dinilai Jawaban Respon Guru Rata-
rata
1 Kemudahan penggunaan penuntun praktikum
a. Penuntun praktikum bermuatan Problem
Solving yang dibuat mudah untuk
digunakan oleh siswa selama proses
pembelajaran.
4 4
b. Praktikum dengan menggunakan
penuntun praktikum bermuatan Problem
Solving, membuat saya mudah memahami
konsep.
4 4
c. Siswa dapat mengaitkan konsep yang
dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.
3 3
d. Penggunaan penuntun praktikum
bermuatan Problem Solving memudahkan
saya dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
3 3
Rata-rata 3,5 3,5
Sangat Praktis
2 Waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan
e. Penggunaan penuntun praktikum
bermuatan Problem Solving mengurangi
miskosepsi saya terhadap konsep dari
sistem regulasi
4 4
Rata-rata 4 4
Sangat Praktis
3 Mudah diinterprestasikan
f. Penuntun praktikum bermuatan Problem
Solving dapat mengefisiensikan waktu
selama pembelajaran berlangsung
4 4
Rata-rata 4 4
Sangat Praktis
Rerata respon praktikalitas kelompok ujicoba kelompok kecil 3,83
Sangat Praktis
Analisis Data Respon Siswa Terhadap Praktikalitas Penuntun Praktikum di Madrasah Aliyah Laboratorium
No
Aspek yang dinilai
Jawaban Respon Siswa
Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
1 Kemudahan penggunaan penuntun praktikum
a. Penuntun praktikum bermuatan
Problem Solving yang dibuat mudah
untuk digunakan oleh siswa selama
praktikum
3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3,33
b. Praktikum dengan menggunakan
penuntun praktikum bermuatan
Problem Solving, membuat saya
mudah memahami konsep.
3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3,38
c. Siswa dapat mengaitkan konsep yang
dipelajari dengan kehidupan sehari-
hari.
3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3,38
d. Penggunaan penuntun praktikum
bermuatan Problem Solving
memudahkan saya dalam mencapai
tujuan pembelajaran pada saat
praktikum
3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3,28
e. Penggunaan penuntun praktikum
bermuatan Problem Solving
mengurangi miskosepsi saya
terhadap konsep dari sistem regulasi
3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3,00
Rata-rata 3,27
Praktis
2 Waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan
a. Penuntun praktikum bermuatan
Problem Solving dapat
3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3,47
mengefisiensikan waktu selama
praktikum berlangsung
Rata-rata 3,47
Praktis
Rerata respon Praktikalitas Siswa Madrasah Aliyah Laboratorium 3,37
Praktis
Hasil Analisis Lembar Aktivitas Siswa di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi
No. Urut Siswa A1 A2 A3 A4 A5 A6
Jumlah 21 13 18 16 21 14
Rt Jumlah 0,99 0,62 0,86 0,76 0,99 0,67
%tase 99,00 61,90 85,71 76,19 99,00 66,66
Kategori Sangat
Tinggi
Tinggi Sangat
Tinggi
Tinggi Sangat
Tinggi
Tinggi
DIKONVERSI Sangat
Efektif
Efektif Sangat
Efektif
Efektif Sangat
Efektif
Efektif
Rata-rata keseluruhan 81,41
Sangat Efektif
Keterangan :
A1 : Mempersiapkan alat dan bahan untuk praktikum
A2 : Mendengarkan penjelasan guru
A3 : Melakukan praktikum dengan tertib
A4 : Bekerja sama antar kelompok saat praktikum
A5 : Membuat laporan hasil praktikum
A6 :Menyimpulkan hasil praktikum
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MA S Laboratorium
Kelas : XI IPA
Semester : Genap / II
Mata Pelajaran : Biologi
Pokok Bahasan : Sistem Regulasi
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit ( 2 x Tatap Muka )
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama islam yang dianut
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanya jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, resposif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dan pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
humaniora dengan wawasan kemanusian, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam rana konkret dan rana abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri, dan mapu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
koordinasi (saraf, hormon, dan alat indera) dalam kaitannya dengan mekanisme
koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem
koordinasi manusia.
4.10 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi saraf dan homon
pada sistem koordinasi yang disebabkan oleh senyawa psikotropika yang
menyebabkan gangguan sistem koordinasi manusia dan melakukan kampanye
antinarkoba pada berbagai media.
C. Indikator Pembelajaran
Pertemuan Pertama
3.10.1 Menjelaskan struktur dan fungsi sistem saraf.
3.10.2 Menjelaskan mekanisme implus pada sistem saraf.
3.10.6 Menjelaskan perbedaan gerak refleks dan gerak biasa.
Pertemuan Kedua
3.10.9 Menjelaskan dengan benar struktur alat indera.
3.10.10 Menjelaskan dengan benar fungsi alat indera.
3.10.11 Mengetahui mekanisme kerja indera pengecap (lidah) berdasarkan percobaan.
4.10 1 Mempresentasikan hasil analisis mengenai penyebab dan dampak kelainan pada
sistem regulasi.
D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Siswa mampu menjelaskan struktur, fungsi, dan tipe saraf dengan benar.
2. Siswa mampu menyebutkan mekanisme sistem saraf secara benar.
3. Siswa mampu menjelaskan perbedaan gerak refleks dan gerak biasa.
Pertemuan Kedua
4. Siswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi alat indera
5. Siswa mampu menjelaskan mekanisme kerja indera pengecap.
6. Siswa mampu mempresentasikan hasil analisis mengenai penyebab dan dampak
kelainan pada sistem regulasi.
E. Materi Pembelajaran
1. Struktur dan fungsi sistem saraf.
2. Mekanisme implus pada sistem saraf.
3. Perbedaan gerak refleks dan gerak biasa.
4. Struktur dan fungsi alat indera.
5. Mekanisme kerja indera pengecap (lidah).
6. Penyebab dan dampak kelainan pada sistem regulasi.
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Problem Solving
Metode : Ceramah, Eksperimen, dan Diskusi Kelompok
G. Media dan Sumber Belajar
1). Media
Papan tulis, spidol dan penghapus
2). Sumber belajar
Buku Biologi SMA kelas XI semester 2 . Wahyudiati, S. Pd
Buku biologi SMA/MA kelas XI. Nurhayati Nunung,dkk.
Biologi SMA/MA Kelas XI. Prawirohartono, Slamet.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan • Mengucapkan salam.
• Memeriksa keadaan kelas
(kebersihan dan
kelengkapan kelas) dan
ketertiban siswa sebelum
berdoa dimulai lalu
memeriksa kehadiran
siswa.
• Menanyakan materi
sebelumnya yang
berkaitan dengan materi
yang akan dipelajari
selanjutnya.
• Memberikan motivasi
dengan cara memberikan
pertanyaan kepasa siswa.
• Menyampaikan tujuan
• Menjawab salam.
• Mempersiapkan diri
untuk memulai pelajaran
• Menjawab materi
sebelumnya yang
berkaitan dengan materi
yang akan dipelajari
selanjutnya.
• Menjawab pertanyaan
yang disampaikan oleh
guru.
15 Menit
pembelajaran yang ingin
dicapai.
• Siswa memperhatikan
dan mendengarkan
tujuan pembelajaran
yang disampaikan guru.
Kegiatan Inti • Guru memulai materi
pelajaran dengan
menjelaskan Struktur dan
fungsi sistem saraf dan
Mekanisme implus pada
sistem saraf .
• Guru menjelaskan
tentang strategi yang
akan digunakan dan
membagi siswa dalam
beberapa kelompok.
• Guru memberikan suatu
masalah kepada setiap
kelompok untuk
diselesaikan.
• Setiap kelompok
menyelesaikan masalah
yang diberikan.
• Guru memanggil setiap
kelompok secara
bergantian untuk
mempresentasikan hasil
diskusi mereka.
• Siswa mendengarkan
materi yang dijelaskan
oleh guru.
• Siswa duduk secara
berkelompok sesuai
intruksi dari guru.
• Siswa menyelesaikan
masalah yang diberikan
oleh guru secara
berkelompok.
• Siswa secara bergantian
mempresentasikan hasil
diskusi mereka didepan
kelas.
• Siswa memperhatikan
perwakilan setiap
kelompok yang maju.
105 Menit
• Guru memberi apresiasi
dengan mengajak siswa
tepuk tangan setelah
perwakilan kelompok
maju.
• Siswa memberikan
tepuk tangan kepada
perwakilan yang maju
Kegiatan Penutup • Guru meminta salah satu
siswa untuk
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari .
• Guru menyimpulakan
kembali materi yang
telah disampaikan siswa.
• Memberikan kegiatan
tindak lanjut dalam
bentuk pemberian tugas
(PR).
• Meminta siswa untuk
mempelajari materi
selanjutnya.
• Menutup pelajaran
dengan mengucapkan
salam.
• Salah satu siswa
menyimpulkan materi.
• Siswa mendengarkan
kesimpulan yang
disampaikan oleh guru.
• Mencatat kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk
pemberian tugas (PR).
• Mendengarkan tugas dari
guru untuk belajar materi
selanjutnya.
• Menjawab salam guru.
15 Menit
Pertemuan Kedua (3 x 45 Menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan • Mengucapkan salam.
• Memeriksa keadaan kelas
(kebersihan dan
kelengkapan kelas) dan
ketertiban siswa sebelum
berdoa dimulai lalu
memeriksa kehadiran
siswa.
• Menanyakan materi
sebelumnya yang
berkaitan dengan materi
yang akan dipelajari
selanjutnya.
• Memberikan motivasi
dengan cara memberikan
pertanyaan kepasa siswa.
• Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin
dicapai.
• Menjawab salam.
• Mempersiapkan diri
untuk memulai pelajaran
• Menjawab materi
sebelumnya yang
berkaitan dengan materi
yang akan dipelajari
selanjutnya.
• Menjawab pertanyaan
yang disampaikan oleh
guru.
• Siswa memperhatikan
dan mendengarkan
tujuan pembelajaran
yang disampaikan guru.
15 Menit
Kegiatan Inti • Guru memulai materi
pelajaran dengan
menjelaskan Perbedaan
gerak refleks dan gerak
biasa, Struktur fungsi
dan alat indera.
• Guru menjelaskan
tentang strategi yang
• Siswa mendengarkan
materi yang dijelaskan
oleh guru.
• Siswa duduk secara
105 Menit
akan digunakan dan
membagi siswa dalam
beberapa kelompok.
• Guru memberikan suatu
masalah kepada setiap
kelompok untuk
diselesaikan.
• Setiap kelompok
menyelesaikan masalah
yang diberikan.
• Guru memanggil setiap
kelompok secara
bergantian untuk
mempresentasikan hasil
diskusi mereka.
• Guru memberi apresiasi
dengan mengajak siswa
tepuk tangan setelah
perwakilan kelompok
maju.
berkelompok sesuai
intruksi dari guru.
• Siswa menyelesaikan
masalah yang diberikan
oleh guru secara
berkelompok.
• Siswa secara bergantian
mempresentasikan hasil
diskusi mereka didepan
kelas.
• Siswa memperhatikan
perwakilan setiap
kelompok yang maju.
• Siswa memberikan
tepuk tangan kepada
perwakilan yang maju
Kegiatan Penutup • Guru meminta salah satu
siswa untuk
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari .
• Guru menyimpulakan
kembali materi yang
telah disampaikan siswa.
• Memberikan kegiatan
tindak lanjut dalam
• Salah satu siswa
menyimpulkan materi.
• Siswa mendengarkan
kesimpulan yang
disampaikan oleh guru.
• Mencatat kegiatan tindak
15 Menit
bentuk pemberian tugas
(PR).
• Meminta siswa untuk
mempelajari materi
selanjutnya.
• Menutup pelajaran
dengan mengucapkan
salam.
lanjut dalam bentuk
pemberian tugas (PR).
• Mendengarkan tugas
dari guru untuk belajar
materi selanjutnya.
• Menjawab salam guru.
I. Insterumen Penilaian
a. Lembar pengamatan Sikap
No Aspek yang dinilai 3 2 1
1. Rasa ingin tahu
1. Tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan, sulit terlibat aktif
dalam kegiatan kelompok walaupun telah didorong untuk terlibat.
2. Menunjukkan rasa ingin tahu namun tidak antusias, dan baru terlibat
aktif dalam kegiatan kelompok ketika disuruh.
3. Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias aktif dalam kegiatan
kelompok.
2. Ketelitian dan kehati-hatian dalam melakukan pengamatan
1. Tidak mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, kurang hati-hati
dalam melakukan percobaan.
2. Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, kurang hati-hati dalam
melakukan percobaan.
3. Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, hati-hati dalam melakukan
percobaan.
3. Ketekunan dan tanggung jawab dalam belajar dan bekerja baik secara
individu maupun berkelompok
1. Tidak berupaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas dan
tugasnya tidak selesai.
2. Berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, namun belum
menunjukkan upaya terbaiknya.
3. Tekun dalam menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik yang bisa
dilakukan, berupaya tepat waktu.
4. Keterampilan berkomunikasi saat melaksanakan diskusi
1. Aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukakan gagasan atau ide,
kurang menghargai pendapat siswa lain.
2. Aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukakan gagasan atau ide,
menghargai pendapat siswa lain.
3. Aktif dalam tanya jawab, dapat mengemukakan gagasan atau ide,
menghargai pendapat siswa lain.
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
MATA PELAJARAN : Biologi
KELAS : XI IPA 2
NO NAMA PENGETAHUAN RATA-RATA
NILAI
HARIAN
MATERI POKOK 1 MATERI POKOK 2 Z
KD KD
Tugas UH Rata2 Tugas UH Rata2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
c. Penilaian Keterampilan
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XI IPA 2
No Nama Siswa
Kriteria Jumlah
skor Nilai Ketepatan
Waktu
Kelengkapan
Dokumen
Ketelitian
Dokumen Kreativitas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
19
20
21
Nama Siswa Kelas XI IPA 2 Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi
No Nama Kode
1 Ahmad AHD
2 Aldi Saputra AST
3 Febrianti FBT
4 Firda Cantika FCT
5 Hendri Gunawan HGW
6 Marina MRN
7 M.Ihsan Sadid MIS
8 Muhammad Raihan MRH
9 Nurul Magfirani NMF
10 Nur Sa’adah NSD
11 Oktaviani Bastian OBT
12 Putri Nabila Salsabila PNS
13 Putri Khairiyah PKR
14 Rahmat Bagus Prasetio RBP
15 Reca Pajriah RPJ
16 Rina Susanti RST
17 Rizky Saputra RSP
18 Santi Musdalika SML
19 Sumardi SMD
20 Teti Anggraini TAG
21 Larasati LRT
Dokumentasi Penelitian
Pengarahan peneliti kepada siswa kelas XI IPA 2 dalam pengisian angket
Antusias siswa kelas XI IPA 2 dalam pengisian angket
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Salmiati
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Nipah Panjang, 28 Juli 1997
Alamat Asal : Kab. Tanjung Jabung Timur
Alamat Sekarang : Gang Pemuda RT 16 RW 06 No 11a Telanai Pura
Alamat Email : [email protected]
Nomor Kontak : 0856-6953-1017
Pendidikan Formal :
1. Sekolah Dasar : SDN 177/X Nipah Panjang Tahun 2008
2. SMP/MTs : MTsN Kuala Tungkal 1 Nipah Panjang Tahun 2011
3. SMA/MA : SMAN 3 Tanjung Jabung Timur Tahun 2014
4. Perguruan Tinggi : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2018
Pengalaman Organisasi :
1. PMR Wira : SMA
2. Osis : SMA
3. KSR UIN STS Jambi