Penuntun Praktikum Respiratory 2012
-
Upload
cahyono-agus-s -
Category
Documents
-
view
123 -
download
5
Transcript of Penuntun Praktikum Respiratory 2012
Kurikulum 2012
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
1
Kurikulum 2012
Penuntun Praktikum AnatomiBlok Respiratologi
(RPS-Pr1)
Praktikum IBatas dan bentuk dada :
Pelajari bentuk dada segmen atas dan segmen bawah, bagaimana bentuknya; bentuk dada pada wanita.
Pelajari tulang costa, sternum dan vertebra serta bagian-bagiannya. Pelajarilah bentuk kerangka dinding dada serta bagian-bagian sendi dan
gerakannya. Pelajari apertura thoracis superior; bentuknya, yang membentuknya
(batasnya); apa yang menutupinya; apa yang lewat disitu; apa yang membentuk cupula dan kemana lanjutannya.
Pelajari apertura thoracis inferior, bentuknya, apa yang menutupinya, apa yang melewatinya.
Kulit, Fascia dan otot-otot pada dinding dada : Pelajari cutis, subcutis, fascia pectoralis, lanjutan fascia lumbo-dorsalis
(punggung) Pelajarilah otot-otot dada terbesar, arah serabutnya, tempat melekatnya. Pelajarilah otot-otot iga, N. Subclavius, M.Intercostalis Externus, M.
Intercostalis Internus, M.Transversus Thoracis, M.Subcostalis. Pelajarilah aliran limfe dinding dada dan kemana alirannya. Perhatikanlah letak sulcus intercostalis, Sulcus costalis; isinya N.
Intercostalis, A. Intercostalis, V. Intercostalis. Perhatikan lapisan permukaan dalam dinding dada.
Pelajari jumlah lapisan dan jalannya pleura parietalis dan jalannya arteri + vena mammaria interna.
Pelajarilah A + V intercostalis serta cabang-cabangnya. Pelajarilah cavum parietalis, cavum pleura, cavum mediastinalis. Pelajarilah N. Intercostalis dan cabang-cabangnya, fascia endothoracis,
pleura parietalis, pleura visceralis dan mediastinum.
Diafragma : Pelajarilah diafragma, centrum tendineum, pars muscularis lapisan
peritoneum dan pleura parietalis. Perhatikan letak cupula kanan dan cupula kiri dan relasi masing-masing
cupula dnegan organ-organ. Perhatikanlah diaphragma pars muscularis, seperti pars lumbalis, pars
costalis dan pars sternalis dan jalan seranut-serabut otot-ototnya. Perhatikan alat-alat yang menembus diafragma, serta nama-nama
lubangnya, lokasi tempatnya seperti foramen vena cavae, hiatus oesophagii, hiatus aorticus, spatium intercrurales.
Pelajarilah aliran limfe yang menembus diafragma antara lain aliran limfe dari hati dang aster.
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
2
Kurikulum 2012
(RPS-Pr2)1. PENENTUAN KELEMBABAN UDARA
Tujuan :
Menentukan kelembaban udara relatif dan absolut dengan menggunakan alat Lambrecht atau Regnault
Alat - alat yang diperlukan :
1. Alat Lambrecht atau Regnault2. Either3. Teropong dan loupe4. Psychometer
Teori :
Udara diatmosfir mempunyai komposisi sebagai berikut - N2 : 80 - O2 : 18 % - Sisa : CO2 + uap air
1. Yang dimaksud Kelembaban Mutlak ialah banyaknya uap air dalam udara dan dinyatakan dalam gram per m udara.
2. Yang disebut Kelembaban Relatif ialah perbandingan antara banyaknya uap air dan banyaknya uap jenuh dalam ruangan yang sama. Pada temperatur yang tertentu. Jika kadar uap air atau lembab mutlak itu demikian hingga tekanan partikel sama dengan tekanan uap air jenuh Po, maka kelembaban
relatifnya sama dengan
PP0
× 100 % atau disebut juga lembah Nisbi
3. Yang dimaksud dengan titik pengembunan (temperatur pengembunan) ialah temperatur udara dimana uap airnya mulai jenuh. Kalau temperatur tersebut diturunkan lagi, maka akan terjadi Kondensasi .
Dalam percobaan ini dipergunakan dua alat yaitu :1. Dengan mempergunakan alat Psychometer 2. Dengan ini mempergunakan alat lambrech atau alat RegnaultPsychometer dipergunakan dalam percobaan Meterologis karena kesederhanaanya. Alat ini terdapat 2 (dua) buah termometer yang satu dipakai untuk mengukur temperatur udara dalam ruangan. Thermometer yang kedua ini ruangan air raksanya dibalut dengan kain kain tipis yang selalu dibasahi, dan akan selalu menghasilkan kelembaban relatief dari udara. Alat Lambrecht dipakai untuk menetapkan titik pengembunan udara.
Tinjauan secara Fisika : Tekanan total dari Atmosfer ialah jumlah tekanan-tekanan dari
komponen- komponen gasnya. Tekanan ini disebut tekanan partiel komponen. Sudah terbukti bahwa tekanan partiel setiap komponen gas hampir sama dengan tekanan yang ditimbulkan oleh komponen-komponen gasnya. Tekanan ini disebut tekanan partiel komponen-komponen. Sudah terbukti bahwa tekanan partiel setiap komponen gas hampir sama dengan tekanan yang ditimbulkan
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
3
Kurikulum 2012
oleh komponen gas sendiri seandainya komponen sama dengan volume campuran. Hal ini dikenal dengan Hukum Dalton.
Jadi tiap-tiap gas suatu campuran gas bertindak bebas tidak terpengaruh oleh lainnya. Tekanan partiel uap udara biasanya hanya beberapa mmHg saja. Hasi-hasil peninjauan saudara nanti melalui percobaan dengan alat Psychometer dapat ditetapkan langsung harga kelembaban dengan mempergunakan tabel KOHLRAUSCH. Misalnya pada pengamatan saudara titik pengembunan sama dengan 22,3 oC dan temperatur ruangan 28,7 oC, maka kita cari dalam tabel-tabel Kohlausch tekanan uap air pada temperature-temperatur tersebut, kalau perlu dengan interpolarisasi. Jadi kalau tekanan uap air yang diperoleh dari tabel = p dan tekanan uap jenuh pada temperatur tersebut = q maka kelembaban relatiefnya ialah p / q x 100 %. Kemudian saudara harus menetapkan Barometer yang benar-benar pada saat itu (misalkan p) dan dengan sendirinya tekanan udara keringnya adalah ( P-p ) mmHg. Untuk pembacaan Barometer pelajarilah terlebih dahulu caranya dalam penuntun atau buku-buku Fisika lainnya. Gambarkan secara shematis alat lambrecht atau alat Regnault dalam laporan sesuaikan dengan alat yang saudara lihat dalam laboratorium.
Catatan :Dalam menghitung kelembaban mutlak maka perlu saudara tetapkan
dahulu : 1. Rapat uap dari uap air terhadap udara = 0,6222. Massa jenis udara = 0,001293 (pada 0o)3. Koeffisien pemulaian dari gas = 1/273 atau 0,00367
Maka berat uap dalam 1m3 udara adalah
Rumus :(G)= V X D X 273/T x p/760 gramV = 106 cm3
D = Rh x p udara = 0,622 x 0,11293 G = 106 x 0,622 x 0,1293 x 273/273 + t x p/760 gram
= 106 x 0,622 x 0,1293 x
T1 + 0 ,00367 × t
× p /760 gram
Dan inilah yang disebut kelembaban mutlak dari udara
Tugas saudara : 1. Buktikan rumus - rumus tadi sewaktu membuat laporan 2. Hitung berat I m3 udara
Tinjauan dari segi medis :
1. Nilai kelembaban mutlak sangat dipengaruhi dalam kesehatan seseorang dan ini jelas. Karena kalau udara mengandung sangat banyak uap air maka pernafasan kita sangat terganggu terutama dalam proses pertukaran zat asam dan hal ini juga sangat jelek akibat bagi paru-parunya sakit bengek, paru-paru basah dsb.
2. kelembaban yang sangat tinggi akan mempengaruhi efisiensi kerja dan konsentrasi karena paru-paru kita terasa berat untuk bernafas.
3. Terhadap alat - alat maupun obat - obatan sangat mempengaruhi terutama untuk obat - obat / alat yang harus disimpan dalam temperatur tertentu.
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
4
Kurikulum 2012
PERTANYAAN :
1. Kenapa dengan udara yang berkelembaban udara tinggi kita merasa gerah/kepanasan ?
2. Mengapa dinding luar sebuah gelas yang berisi air es, ada butir-butir air, dari manakah itu ?
3. Mengapa orang yang berdiam didaerah gurun memakai pakaian yang tebal-tebal, padahal udaranya disana cukup panas ?
KEPUSTAKAAN :
- Weber. R.I ; White. MW : Manning KV College Physics 3 ED, Asam Student ED
- Cammeron. SR. Skofronick. JG, Medical Physics I ED John Wiley & Sons New York 1978
- Farant. J.P. Occupational Hygiene and Work Place Monitoring
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
5
Kurikulum 2012
PENETAPAN TEGANGAN PERMUKAAN ZAT CAIR DENGAN MEMPERGUNAKAN PEMBULUH KAPILER
PRAKTIKUM BLOK RESPIRASI
Tujuan: Menentukan tegangan permukaan berbagai zat cair dengan mempergunakan berbagai ukuran pembuluh kapiler.
Alat-alat yang diperlukan :
- Pipa kapiler- Thermometer- Tabung kaca- Air raksa- Skala millimeter- Teropong - Aquadestilata - Sirup
Teori :
Kalau kita perhatikan zat cair yang keluar menetes dari sebuah pipet, maka dapat kita lihat bahwa cairan itu tidak mengalir terus-menerus, melainkan berupa tetesan yang berturut-turut. Sebatang jarum yang ditempatkan mendatar dipermukaan suatu zat cair, dapat tinggal diatas permukaan zat cair tersebut dan membuat lekukan kecil dipermukaan zat cair seolah-olah zat cair tersebut mempunyai kelentingan. Jarum itu seperti terapung padahal massa jenisnya jauh lebih besar dari massa jenis air. Sebatang pipa kapiler kita celupkan kedalam suatu cairan, maka bila cairan tersebuit adalah air maka permukaan didalam kapiler akan naik, sedangkan apabila cairan tersebut adalah air raksa maka permukaan didalam kapiler akan turun sehingga lebih rendah dari permukaan air raksa diluar kapiler.
Semua gejala-gejala diatas menunjukkan bahwa permukaan zat cair dapat dipandang sebagai dalam keadaan tertarik sedemikian, sehingga kalau dipandang setiap garis didalam zat cair tersebut atau yang membatasi permukaan tersebut, zat disebelah kiri dan kanan garis saling tarik-menarik. Inilah yang menyebabkan adanya tegangan permukaan.
Ditempat-tempat mana cairan bertemu dengan benda pada kapiler, maka permukaa cairan ditempat itu akan berbentuk lengkung yang kita sebut sebagai miniskus. Miniskus ini bisa cekung dan bisa cembung, tergantung pada gaya adhesi dan kohesi. Bila adhesi lebih besar dari kohesi maka akan terjadi permukaan yang cekung atau berminiskus cekung. Bila adhesi lebih kecil dari kohesi maka akan terjadi miniskus cembung. Contoh yang berminiskus cekung ialah air dalam tabung kaca. Contoh yang berminiskus cembung ialah air raksa dalam tabung kaca.
Yang dimaksud dengan adhesi adalah Gaya tarik-menarik antara molekul-Molekul zat cair dengan molekul dinding tabung atau dengan
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
6
Kurikulum 2012
perkataan lain adalah gaya tarik-menarik antara molekul-molekul yang berlainan.
Yang dimaksud dengan kohesi adalah Gaya tarik-menarik antara molekul-molekul zat itu sendiri atau dengan perkataan lain adalah Gaya tarik-menarik antara molekul-molekul yang sejenis. Pada pipa kapiler, bila adhesi lebih besar dari kohesi, maka permukaan cairan dalam pipa kapiler akan lebih tinggi dari permukaan diluar kapiler. Tetapi bila kohesi lebih besar dari adhesi maka permukaan dalam kapiler akan lebih rendah dari permukaan cairan diluar kapiler.
Sifat-sifat pipa kapiler inilah yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari misalnya naiknya minyak tanah keujung sumbu pada sebuah lampu teplok ataupun naiknya air yang berisi zat-zat yang berguna dari akar-akar tanaman menuju batang, cabang-cabang dan daun. Dan banyak lagi dalam sekeliling kita yang memakai sifat tersebut.
Perhatikan gambar : Sudut diantara dinding dan garis singgung, yang terdapat didalam cairan, disebut sudut tepi pada miniskus-miniskus cembung maka :
180o > > 90o pada miniskus-miniskus yang cekung maka : > 90o.Disini sebagian cairan akan naik menempel pada dinding kapiler. Pada sudut tepi = 0o
maka seluruh dinding pembuluh akan basah. Dalam penyelidikan-penyelidikan selanjutnya pergunakan pembuluh-pembuluh kapiler. Dengan demikian cos boleh dianggap = 1, karena miniskus cekung maupun miniskus cembung.
Demikian mempergunakan sifat-sifat tegangan permukaan dapatlah kita menghitung besarnya gaya disekeliling miniskus yang mengimbangi gaya penarikan atau penekanan oleh tabung terhadap cairan dalam kapiler yang permukaannya terdapat dibawah atau atas permukaan cairan diluar kapiler.
Cara penyelidikan :
Terlebih dahulu bersihkan semua pembuluh-pembuluh kapiler dengan K2CR O7 dan aquadestilata. Isilah tabung besar dengan cairan secukupnya yang akan diselidiki nanti. Kemudian masukkan kapiler yang sudah bersih kedalamnya, dan basahkan seluruh kapiler dengan cairan tersebut.
Bacalah selanjutnya kedudukan miniskus-miniskus diluar dan didalam kapiler dengan memakai teropong. Teropong ini dapat mencatat keadaan tinggi permukaan-permukaan zat cair itu dengan ukuran yang ada pada tiangnya dengan memakai nonius, sehingga tingginya dapat dihitung dari
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
7
Kurikulum 2012
selisih angka-angka didalam dan diluar kapiler. Tulislah angka-angka itu didalam sebuah tabeL. Ulangi percobaan itu untuk kedudukan kapiler yang berlain-lain. Selanjutnya ulangi dengan kapiler yang berjari - jari berlainan.
Jari-jari kapiler dapat diketahui dengan jalan mengisinya dengan air raksa sepanjang 5 atau 10 cm. Setelah panjang air raksa dalam kapiler diukur, air raksa tersebut ditimbang. Untuk menimbangnya dipergunakan kaca arloji yang bersih. Dari hasil diatas dapat dihitung jari-jari kapiler tersebut dengan mengetahui massa jenis air raksa pada 0oC = 13,60 gr/cm3.
Catatan :
Usahakan agar cairan yang diselidiki tidak bercampur dengan zat-zat lain. Usahakan pula agar didalam kapiler jangan terjadi gelembung-gelembung udara. Hal ini dapat dicapai dengan membasahi dahulu seluruh kapiler dengan cairan yang akan diselidiki dengan mempergunakan sebuah penghisap, sesudah dibersihkan dengan aquadest.
Ketika pembacaan dilakukan, teropong harus selamanya horizontal. Ini dapat dilakukan dengan alat yang ada pada teropong itu. Demikian juga tabung beserta kapilernya harus dalam keadaan vertikal, dengan membuat sejajar dengan benang yang mempunyai sebuah pemberat. Tentukan temperatur dari cairan yang kita selidiki. Laporan harus disusun dalam bentuk tabeL tertentu, seperti pada halaman belakang dari instruksi.
Perhitungan : Massa jenis cairan yang diselidiki dapat ditentukan dengan sebuah
areometer atau dicari ditabel dalam buku-buku. Misalnya selisih miniskusnya h cm, massa jenis cairan dan jari -jari kapiler = r cm, maka berat lajur zat cair
didalam kapiler sama dengan : G = π r2 h ρ gram Gaya berat tersebut diimbangi oleh gaya tegangan permukaan sebesar : 2 r y Kemudian hitunglah berapa besarnya Y dalam dyne per cm atau erg per cm3. Selidikilah tegangan permukaan H2O dan syrup menurut kapiler-kapiler yang jari-jarinya berbeda.
Pertanyaan :
1. Bagaimana, hubungan adhesi dan kohesi antara air dan tissue pembersih ?2. Bagaimankah cara kerja detergen membersihkan pakaian dari
kotoran-kotoran terutama minyak ? 3. Tingginya air raksa pada pipa torricell apakah disebabkan oleh tegangan permukaan ?
KEPUSTAKAAN :
1. Sears F.W Zemansky M V Saduran : Sodryanto. IR
2. Camerron,SR; Skofronick, JG Medical Physics, John Wiley & Sons, New
York 1978
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
8
Kurikulum 2012
Penuntun Praktikum Anatomi
Blok Respiratologi(RPS-Pr3)
Praktikum Anatomi II Pulmo
Perhatikanlah bentuk dan kaliber susunan dinding trachea dan main bronchus, jumlah tulang rawan pada trachea, berapa besar sudut bifurcatio trachealis, A. dan V. Bronchiales.
Pelajari dan cari cabang-cabang main bronchus kiri dan kanan, arteri dan vena yang mengikutinya, kelenjar-kelenjar limfe di sekitarnya, system saraf yang mengikutinya serta pleksus pulmonales, hilus pulmonales dan ligamentum pulmonales.
Pelajarilah pleura visceralis dan lanjutannya; fissura horizontalis dan fissura oblique pulmonalis.
Pelajarilah bagian apex, basis, facies medialis, facies costalis lateralis,facies costalis anterior dan facies costalis posterior.
Pelajarilah impressions pada fascia mediastinalis (medial vena azygos, arcus aorta, cardial notch, oesophagus), Arteri dan Vena Subclavia.
Perhatikan apa-apa yang terdapat pada radix pulmonalis dan bagaimana letak masing-masing terhadap yang lain.
Apa itu pengertian bronchus eparterial dan bronchus hyparterial. Bagaimana keadaan dinding A. Pulmonalis.
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
9
Kurikulum 2012
PRAKTIKUM HISTOLOGI(RPS-Pr.4)
RESPIRATORY TRACT
TUJUAN PRAKTIKUM : Mengamati struktur saluran pernapasan.Sediaan jaringan :
No. Saluran Napas Kode Sediaan1. Trachea RS – 22. Bronchus RS – 33. Bronchiole RS – 34. Alveolus RS – 3
Gambar 1Trachea (RS-2)
10 x 10 10 x 40
Keterangan Gambar1. ____________________________ 2. ______________________________3. ____________________________ 4. ______________________________5. ____________________________
Deskripsi gambar 1
No. Perihal Deskripsi1. Jenis epitel mukosa2. Jenis sel pada epitel 1.
2.3.4.5.
2. Struktur submukosa
3. Jenis cartilage4. Bentuk cartilage
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
10
Kurikulum 2012
Gambar 2Bronchus (RS-3)
10 x 10 10 x 40
Keterangan Gambar1. _______________________________ 4. _________________________2. _______________________________ 5. _________________________3. _______________________________ 6. _________________________
Deskripsi gambar 2No. Perihal Deskripsi1. Jenis epitel mukosa2. Struktur submukosa
3. Struktur lamina propria
4. Struktur cartilage
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
11
Kurikulum 2012
Gambar 3Bronchiole (RS-3)
10 x 10 10 x 40
Keterangan Gambar1. _______________________________ 4. _________________________2. _______________________________ 5. _________________________3. _______________________________ 6. _________________________
Deskripsi gambar 3
No. Perihal Br. Intrapulmonar Br. terminalis Br. respiratorius1. Jenis epitel
mukosa2. Sel Goblet3. Struktur
lamina propria
4. Cartilage dan kelenjar submukosa
Ada / Tidak Ada Ada / Tidak Ada Ada / Tidak Ada
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
12
Kurikulum 2012
Gambar 4Alveolus (RS-3)
10 x 10 10 x 40
Keterangan Gambar1. ______________________________ 4. _________________________2. ______________________________ 5. _________________________3. ______________________________ 6. _________________________
Deskripsi gambar 4
No. Perihal Deskripsi1. Jenis epitel mukosa2. Struktur septum interalveolus
3. Struktur interstisium
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
13
Kurikulum 2012
Praktikum FisiologiMekanisme Bernapas (Breathing)
(RPS Pr-5)
Pada percobaan ini anda akan merekam gerakan pernafasan dengan menggunakan belt tranducer yang diikatkan di abdomen. Anda akan menginvestigasi beberapa aspek pernafasan, termasuk kemampuan untuk menahan nafas, hiperventilasi, rebreathing dan hubungan pernafasan dan denyut jantung.
Latar Belakang
Aktifitas metabolik dari jaringan membutuhkan O2 dan menghasilkan CO2. Sumber utama dari O2 adalah berasal dari udara di atmosfir. Tempat utama pelepasan CO2 juga di atmosfir. Pada jangka waktu yang pendek gas gas ini bertukar antara jaringan dan darah. Gerakan pernafasan memompakan udara keluar masuk paru dan menyebabkan pertukaran O2 dan CO2 antara udara dan darah terjadi.
Struktur internal dari paru terdiri dari saluran yang bercabang cabang (bronkus) yang membawa udara ke alveoli. Alveoli kadang disebut sebagai kantung udara, yang memilik dinding yang tipis, banyak memiliki pembuluh darah dimana proses pertukaran gas berlangsung.
Aktifitas otot pernafasan pada pernafasan yang tenang adalah kontraksi yang ritmis dari diafragma, yang merupakan lapisan otot yang berbentuk kubah yang memisahkan thorax dengan abdomen. Kontraksi dari diafragma akan menarik permukaan bawah dari paru paru kearah bawah, udara diinspirasikan. Pada pernafasan yang tenang ekspirasi adalah aktifitas yang pasif dan merupakan hasil dari elastic recoil paru. Pergerakan tulang iga juga terjadi pada pernafasan yang tenang akibat dari aktifitas otot intercostalis, tapi dengan amplitudo yang kecil.
Pada pernafasan yang dipaksakan, pergerakan tulang iga tampak jelas. Sangkar dada akan sangat meluas. Sebagai tambahan otot otot yang lain juga ikut serta dalam proses ini. Otot sternocleidomastoideus yang ada di leher ikut membantu menaikkan tulang sternum pada pernafasan yang dipaksakan. Otot otot abdomen akan berkontraksi dan meningkatkan tekanan dalam abdomen dan mendorong diafragma keatas untuk menghasilkan ekspirasi yang kuat.
Pergerakan pernafasan berada dalam dua kontrol system syaraf. Pergerakan pernafasan dapat dilakukan secara volunter sebagaimana pergerakan lengan dan kaki. Akan tetapi bila tidak ada perhatian secara sadar terhadap pernafasan maka kontraksi otot yang ritmik akan terjadi secara spontan. Pernafasan secara spontan di kontrol oleh pusat pernafasan yang berada di medulla otak. Pusat pernafasan memastikan bahwa pertukaran gas yang terjadi di paru sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pada saat kebutuhan meningkat, laju dan dalamnya pernafasan juga akan meningkat untuk membawa udara lebih
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
14
Kurikulum 2012
banyak ke paru. Pusat pernafasan di stimulasi oleh peningkatan tekanan partial CO2 dalam darah secara kuat, dan distimulasi oleh penurunan tekanan partial O2 secara lemah.
Required EquipmentComputerChart softwarePower labRespiratory belt transducerFinger pulse transducerMedium-sized paper bag
Procedures
Set up and equipment calibration1. Hubungkan chart kepada computer dan mulai software.
2. Dari dialog window galeri percobaan, pilih “breathing” dari daftar di sebelah kiri. Pilih settings file “breathing settings” dari daftar sebelah kanan, dan klik tombol open untuk mengaplikasikan setting tersebut. Apabila dialog galeri percobaan tidak muncul didepan chart window, pilih perintah Experiments Gallery… dari file menu.
3. Sekarang chart window yang terdapat pada layar computer akan di set untuk set pertama dari percobaan. Akan muncul dua channel. Channel 1 “Breath” and Channel 2 “Rate”. Channel 2 menunjukkan laju pernafasan (dengan satuan breath perminute/BPM), dari sinyal pernafasan subjek yang direkam oleh channel 1. Perhitungan Laju pernafasan yang paling baik adalah ketika subjek bernafas dengan amplitudo yang besar.
4. Ikatkan respiratory belt disekeliling abdomen bagian atas praktikan, seperti yang terlihat di Figure 1. Transducer harus berada di bagian depan tubuh setinggi pusat, dan ikatan harus kuat.
Note: respiratory belt transducer dapat diletakkan diatas pakaian, dan tidak masalah bila praktikan duduk atau berdiri selama dia merasa nyaman mengingat ini adalah percobaan yang panjang. Karena pola pernafasan berbeda beda, posisi dari transducer mungkin harus dirubah rubah untuk mendapatkan sinyal yang terbaik.
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
15
Kurikulum 2012
Figure 1. Connecting the respiratory belt to the PowerLab.
5. Sambungkan plug BNC yang terdapat pada kabel respiratory belt transducer kepada BNC connector , input 1 yang terletak di depan power lab (Figure 1).
6. Pilih perintah Input Amplifier… dari pop up menu pilih brathe channel function.
7. Minta praktikan untuk mengambil nafas yang kuat dan dalam kemudian observasi sinyal pada Input Amplifier dialog (Figure 2).
Figure 2. The Input Amplifier dialog box for the “Breath” channel. The Range has been adjusted so that the signal is the correct size, about 1/2 of the window height.
8. Sesuaikan Range dengan cara mengatur dari drop-down list dalam dialog input amplifier sehingga sinyal pernafasan berada kurang lebih setengah atau 2/3 dari skala yang penuh. Klik OK untuk menutup dialog.
9. Dari menu pop up rate channel, pilih legacy dan kemudian computed input. Perhatikan apakah praktikan telah bernafas secara normal dan observasi window yang ada di sebelah kiri. Puncak pernafasan harus melebihi threshold bar “T” yang ada di window. Jika tidak klik dan geser “T” sehingga garis threshold berpotongan dengan kurva pernafasan seperti yang ditunjukkan pada Figure 4.
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
16
Kurikulum 2012
10. Pada saat merekam respirasi normal praktikan tidak boleh menghadap ke layar computer dan sama sekali tidak mengkontrol pernafasannya. Praktikan mungkin harus melihat kearah jendela atau membaca buku untuk menghindari kontrol pernafasan secara sadar
Exercise 1: Respirasi NormalA. Objectives
Pada percobaan ini, anda akan menginvestigasi karakteristik dari pernafasan normal dan kemampuan untuk menahan nafas setelah inspirasi dan ekspirasi. B. Procedure
1. Klik start untuk mulai merekam. Minta kepada praktikan untuk bernafas dengan cepat untuk beberapa detik, dan kemudian bernafas pelan. Pelajari sinyal laju pernafasan pada channel 2, jika laju nya tidak muncul dilayar secara baik, kembali ke step no.9 pada prosedur set up sebelum dilanjutkan.
2. Masukkan komen “baseline 1” pada rekaman.
3. Rekam pernafasan normal selama 2-3 mnt dan observasi kurvanya. Pada saat sinyal baseline telah direkam, siapkan komen “inhale, hold” tapi jangan menekan kunci return/enter.
4. Tekan kunci return/enter untuk memasukkan komen, kemudian segera minta praktikan untuk menarik nafas dalam dan menahan nya selama dia mampu..
5. Siapkan komen “brathe” dan ketika praktikan mulai bernafas lagi, tekan kunci return/enter untuk memasukkan komen..
6. Lanjutkan perekaman sampai baseline pola normal didapat. Biarkan praktikan istirahat dan bernafas normal selama 2-3 mnt lagi. Siapkan komen “exhale, hold”.
7. Tekan kunci return/enter untuk memasukkan komen, kemudian segera minta praktikan untuk melepas nafas nya secara kuat dan kemudian menahan nya selama dia mampu..
8. Siapkan komen “breathe”, dan ketika praktikan bernafas tekan kunsi return/enter untuk memasukakn komen tersebut.
9. Lanjutkan merekam sampai baseline pola normal didapat, kemudiian klik stop. Praktikan dapat relax dan bernafas secara normal..
Exercise 2: HyperventilationC. Objectives
Pada percobaan ini, anda akan menginvestigasi efek dari hiperventilasi pada pola pernafasan dan lamanya waktu menahan nafas.
D. Procedure
Safety Note: jika praktikan mengalami perasaan pusing ketika berhiperventilasi, hentikan prosedur, tapi rekam respon pernafasan. Jika praktikan merasa tidak enak, perintahkan untuk menarik kembali udara yang telah diekspirasikan dengan cara meletakkan tangan diatas hidung dan mulut untuk beberapa menit atau bernafas melalui kantung kertas yang disediakan untuk percobaan berikutnya.
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
17
Kurikulum 2012
1. Klik tombol start untuk melakukan perekaman
2. Masukkan komen pada baseline 2
3. Rekam pernafasan normal dari praktikan selama 2-3 menit. Selama waktu ini, siapkan komen “hyperventilate” dengan cara mengetik nya pada tempat komen tapi jangan dulu menekan kunci return/enter..
4. Tekan kunci return/enter untuk memasukkan komen, kemudian dengan segera minta praktikan untuk berhiperventilasi dengan bernafas secepat dan sedalam yang dia mampu selama 30 detik.
5. Siapkan komen “breathe”, dan setelah 30 detik berhiperventilasi tekan kunci return/enter untuk memasukkan komen, kemudian segera minta praktikan untuk kembali bernafas secara normal.
6. Lanjutkan merekam sampai pola pernafasan normal didapat. Biarkan praktikan istirahat dan bernafas dengan normal selama 2-3 menit lagi. Siapkan komen “hyperventilate”.
7. Tekan kunci return/enter untuk memasukkan komen, kemudian dengan segera meminta praktikan untuk berhiperventilasi dengan bernafas secepat dan sedalam mungkin selama 30 detik.
8. Siapkan komen “inhale, hold”, dan setelah 30 detik berhiperventilasi tekan kunci return/enter untuk memasukkan komen tersebut. Segera minta praktikan untuk menarik nafas yang dalam dan menahannya selama mungkin.
9. Siapkan komen “breathe”, dan ketika praktikan mulai bernafas tekan kuci return/enter untuk memasukkan komen tersebut..
10. Klik stop untuk menghentikan rekaman. Sekarang praktikan dapat relax dan bernafas secara normal..
___________________________________________________________________________________
Exercise 3: The effect of rebreathingE. Objectives
Pada percobaan ini, kita akan menginvestegasi efek dari rebreathing pada pola pernafasan.
F. Procedure
1. Sediakan kantung kertas ukuran sedang
2. Klik start untuk mulai merekam, kemudian masukkan komen “baseline 3”.
3. Rekam baseline selama 2-3 menit.
4. Masukkan komen “rebreathing”; kemudian segera minta praktikan untuk bernafas kedalam kantung kertas. Praktikan harus meletakkan kantung kertas diatas mulut dan hidung perhatikan jangan sampai udara keluar ke atmosfir.
5. Siapkan komen “breathe”. Setelah 60 detik melakukan rebreathing, tekan kunci return/enter untuk memasukkan komen, kemudian segera minta praktikan untuk melepaskan kantung kertas dari mulut dan hidungnya.
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
18
Kurikulum 2012
6. Teruskan merekam sampai 60 detik.
7. Klik stop untuk menghentikan perekaman.
8. Pilih tombol save dari menu dan simpan rekaman dengan nama file yang cocok. Tutup chart window, tapi jangan lepaskan respiratory belt karena masih dibutuhkan untuk percobaan selanjutnya.
Exercise 4: Breathing and heart rateG. Objectives
Pada percobaan ini, anda akan menginvestigasi variasi denyut jantung selama bernafas.
H. Procedure
1. Note: respiratory belt harus tetap terpasang disekelilling abdomen bagian atas dari praktikan, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dengan BNC plug terpasang pada kabel respiratory belt yang dihubungkan ke input 1 BNC pada unit power lab. Setelah dilakukan kalibrasi sinyal pernafasan maka akan ada settingan yang baru.
2. Sambungkan BNC plug kepada pulse transducer untuk ujung jari ke soket BNC untuk input 2. Putar connecting ring dari plug transducer searah jarum jam sampai terkunci (figure 3)
3. Letakkan pressure pad dari finger pulse transducer berlawanan dengan ujung jari tengah pada salah satu tangan praktikan. Gunakan Velcro strap untuk menempelkan nya dengan pas ( tidak terlalu kuat ataupun terlalu longgar). Pastikan praktikan duduk tenang dengan tangan istirahat diatas bangku untuk meminimalisir gerakan dari transducer.
4. Buka galeri percobaan dan kemudian buka file setting “Breathing & HR Settings”. Setelah beberapa saat, chart window pada layar computer akan terbuka dengan tiga channel display. Dari atas ke bawah adalah:
- Ch 1: “Breath” raw breathing signal from the respiratory belt
- Ch 2: “Pulse”: raw signal from finger pulse transducer
- Ch 3 : “Heart Rate”: computed heart rate from the raw signal in Ch 2
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
19
Kurikulum 2012
Figure 3.The connections for Exercise 4: the finger pulse transducer and the respiratory belt.
5. Pilih komen Input Amplifier… dari menu pop up Pulse Channel Function. Sesuaikan nilai pada Range drop-down list yang terdapat pada dialog window yang muncul sehingga sinyal berada kurang lebih setengah atau 2/3 dari skala ketika praktikan meletakkan kedua tangan mereka diatas meja. Klik tombol OK untuk menutup dialog window input amplifier.
6. Pilih komen computed input dari Heart Rate Channel Function pop-up Legacy menu. Kotak dialog computed input memiliki dua area data display. Data mentah (sinyal pulsasi dari input 2) ada disebelah kiri dan computed signal (denyut jantung) di sebelah kanan. Denyut jantung akan ditampilkan dengan satuan BPM (beats perminute)
7. Apabila Range telah di set secara tepat di step 4, tidak perlu dirubah lagi di dialog window pada sebelah kiri. Range dari ratemeter computed function di sebelah kanan telah diatur sebelumnya dan tidak perlu dirubah. Pengaturan threshold bagaimanapun perlu dirubah untuk memperbaiki trigger dari ratemeter`. Sinyal pulsasi harus melewati tingkat threshold (ditunjukkan dengan garis horizontal tebal berwarna hitam) untuk dapat menandai suatu peristiwa. Jika threshold diatur terlalu tinggi, tidak ada peristiwa yang dapat ditandai, apabila terlalu rendah dan puncaknya terlalu kecil maka denyut jantung akan muncul lebih cepat dari yang sebenarnya.
8. Atur threshold, jika perlu, dengan cara menggeser pengatur threshold keatas dan bawah sehingga puncak dari sinyal pulsasi melewati garis threshold, tetapi puncak yang kecil jangan sampai melewati threshold, seperti yang ditunjukkan di Figure 4..
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
20
Kurikulum 2012
Figure 4 The Computed Input dialog; the threshold is shown in the correct position for measuring heart rate from the pulse trace.
9. Pengaturan sensitivitas yang menyesuaikan sensitivitas terhadap fluktuasi sinyal berada di sebelah kiri pengatur threshold. Jangan mencoba merubah pengaturan sensitivitas ini. Jika anda secara tidak sengaja merubah pengaturan sensitivitas ini garis threshold akan melebar dan ratemeter tidak dapat di trigger sama sekali. Untuk memperbaiki hal ini geser pengatur sensitivitas ke bawah dengan pengatur threshold, untuk mendapatkan garis threshold pada ketinggian yang terendah.
10. Ketika threshold telah diatur dengan benar, klik tombol OK untuk menutup dialog computed input
11. Klik start untuk mulai merekam.
12. Periksa apakah kurva denyut jantung menunjukkan denyut jantung secara benar (biasanya berkisar diantara 55-80 BPM), jika tidak, atur threshold setting untuk pengukuran siklus pada channel denyut jantung seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
13. Rekam pola dasar dari denyut jantung dan pernafasan selama 5 menit. variasi pada denyut jantung sering ditemukan pada pernafasan yang lambat dan dalam.
14. Setelah merekam pola dasar nya, ketik “inhale, hold” untuk mempersiapkan komen. Tekan kunci return/enter untuk memasukkan komen, kemudian segera minta praktikan untuk menarik nafas dalam dan menahannya selama dia mampu.
15. Ketika praktikan menahan nafas mereka, siapkan komen “brathe”, dan ketika praktikan mulai bernafas tekan kunci return/enter untuk memasukkan komen..
16. Klik stop untuk menghentikan perekaman. Praktikan dapat relaks dan bernafas normal
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
Threshold control
Sensitivity control
21
Kurikulum 2012
17. Pilih save pada file menu untuk menyimpan data. Kurva seharus nya terlihat seperti gambar yang ada di Figure 5.
Figure 5. Typical Chart data file showing breathing and heart rate.
_______________________________________________
Analysis
Percobaan 1: Normal breathing1. Geser marker ke puncak yang paling tinggi pada kurva dengan komen “inhale,
hold”. Gerakkan kursor waveform ke saat pernafasan yang pertama setelahnya pada komen yang sama. Rekam durasi menahan nafas, yang ditunjukkan pada rate/time display (Figure 6), pada table 1 dari data notebook.
2. Geser marker kearah puncak yang rata setelah komen “exhale,hold”. Gerakkan kursor waveform ke awal saat pernafasan setelahnya, jug pada komen yang sama. Rekam durasi menahan nafas yang ditunjukkan pada rate/time display (Figure 6), pada table 1 dari data notebook
Figure 6. Determining the duration of breath holding using the Marker and Waveform Cursor.
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
Rate/Time display
22
Kurikulum 2012
Percobaan 2: Hyperventilation1. Nilai kurva dan rekam kurva laju pernafasan sebelum dan selama hiperventilasi
pada table 2 dari data notebook.
2. Gunakan marker dan kursor waveform untuk menilai berapa lama waktu menahan nafas pada percobaan 1, antara komen “inhale,hold” dan “breathe”.
3. Tulis durasi lamanya waktu menahan nafas dari rate/time display pada table 2 dari data notebook.
Percobaan 3: The effect of rebreathing1. Gambarkan pola respirasi selama rebreathing pada data notebook.
Rebreathing dari kantung yang tertutup akan menyebabkan arterial hypercapnia yaitu peningkatan tekanan partial CO2, yang akan menyebabkan peningkatan pernafasan. Bagaiman hal ini dapat dibuktikan melalui percobaan yang telah dilakukan tadi? (apakah dalam dan laju pernafasan selama rebreathing meningkat bila dibandingkan dengan pernafasan biasa?)
Percobaan 4: Breathing and heart rate1. Variasi denyut jantung dalam siklus pernafasan paling baik dilihat dengan
pembesaran 5:1 sampai 20:1- gunakan tombol view untuk mengatur time scale compression dengan benar.
2. Rekam denyut jantung selama bernafas dan menahan nafas pada table 3 dari data notebook.
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
23
Kurikulum 2012
Laporan Hasil Praktikum
Table 1. Breath holding duration during the respiratory cycle.
Condition Breath hold duration (sec)
Breath hold after inhalation
Breath hold after exhalation
Table 2. The effect of hyperventilation on breathing rate and breath hold duration.
ConditionBreathing rate (breaths/min) Duration of breath hold (sec)
Normal breathing
Hyperventilation
I. In the space below, describe the effects of rebreathing observed :
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Table 3. Effect of breath holding on heart rate.
Condition Heart Rate (Beats/min)
Normal breathing
Breath holding
Study Questions1. Gambarkan gerakan pernafasan normal. Dan jelaskan mengenai laju, durasi
inspirasi dan durasi ekspirasi.
2. Jelaskan dengan kata kata mu sendiri efek dari menahan nafas pada pola pernafasan.
3. Selama fase respirasi yang mana nafas dapat ditahan lebih lama?
4. Setelah menahan nafas apakah yang segera akan kita lakukan, inspirasi atau ekspirasi?
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
24
Kurikulum 2012
5. Apakah pemulihan setelah menahan nafas berbeda pada fase ekspirasi dan inspirasi?
6. Gambarkan perubahan pada pola pernafasan pada saat hiperventilasi.
7. Apakah menahan nafas sebelum bernafas normal akan lebih panjang atau lebih pendek dibandingkan setelah bernafas normal?
8. Pada keadaan keadaan tertentu ahiperventilasi dapat memberikan keuntungan yang signifikan, seperti pada performa atlet, bagaimana hal ini dapat dijelaskan
9. Rebreathing dari kantung tertutup menyebabkan arterial hypercapnia, yang akan menstimulasi pernafasan. Bagaiman hal ini dapat dibuktikan melalui percobaan yang telah dilakukan tadi? (apakah dalam dan laju pernafasan selama rebreathing meningkat bila dibandingkan dengan pernafasan biasa?)
10. Melalui cara apa denyut jantung berubah selama siklus pernafasan?
11. Apa yang terjadi pada kurva denyut jantung ketika menahan nafas? Apakah efek nya sama pada setiap orang?
12. Variasi pada denyut jantung selama siklus pernafasan dipercaya terjadi karena variasi dari aktifitas nervus vagus yang mempengaruhi jantung. Apa efek nervus vagus terhadap jantung?
13. Syaraf apalagi yang mengatur denyut jantung?
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
25
Kurikulum 2012
TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM
Nama : Tanda Tangan Mahasiswa:
NIM :
Grup :
Tanggal :
1. Sebutkan nama otot-otot yang diperlukan untuk mekanisme bernapas (inspirasi dan ekspirasi) biasa dan paksa (normal and forced) !
2. Sebutkan nama dan letak sentra-sentra respirasi !
3. Sebutkan faktor-faktor kimia dan fisik yang dapat mempengaruhi sentra respirasi melalui kemoreseptor dan baroreseptor !
4. Apa definisi dari hiperkapnia dan hiperventilasi ?
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
Nama & Paraf Dosen :
26
Kurikulum 2012
PRAKTIKUM FARMAKOLOGI 1 (RPS-Pr6)
FARMAKOLOGI OBAT SISTEM RESPIRASI
Disusun oleh:Prof. Dr. Aznan lelo, PhD, SpFK
Dr. Yunita Sari Pane, Msi
Tujuan Praktikum : - memperlihatkan kepada mahasiswa film tentang mekanisme kerja obat-obat saluran pernafasan
- mahasiswa memahami farmakologi obat-obat penyakit saluran pernafasan
Materi Praktikum : - Penayangan slide presentasi tentang mekanisme kerja obat-obat penyakit saluran pernafasan
Pelaksanaan : 1. Ditunjukkan skema, patofisiofarmakologi sistem respirasi.2. Ditunjukkan aktivasi :-reseptor β-2 pada bronkus
3. Ditunjukkan: mekanisme kerja obat adrenoceptor agonist, b-2 selektif, bronchodilator, antimuscarinic agent, antiinflammatory, antitussive dan mucolitic dan ekspektoran.
4. Ditunjukkan perbedaan efek pada berbagai sediaan obat 5. Menunjukkan interaksi peresepan polifarmasi pada
kasus-kasus penyakit saluran pernafasan.
Analisis : - Setelah pelaksanaan di atas tiap praktikan menganalisis kemungkinan efek masing-masing obat pada kasus-kasus terpilih yang telah dipersiapkan.
- Analisis dilakukan berdasarkan buku teks Farmakologi dan buku teks Klinik serta berbagai informasi dari /Cybermedic.
Pelaporan : Tiap kelompok/meja praktikum mempresentasikan analisis efek masing-masing obat pada kasus-kasus terpilih dan mendiskusikannya dengan sesama praktikan lainnya.
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
27
Kurikulum 2012
BAHAN PRAKTIKUMSISTEM RESPIRASI
DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI FK-USU(RPS-Pr7)
Disusun oleh:Dr.H.Soekimin,Sp.PA;Dr.Hj.T.Kemala Intan,MPd
Penyakit pada susunan pernafasan dalam kehidupan sehari-hari paling sering menimbulkan keluhan/permasalahan yang menyebabkan penderita datang ke dokter untuk berobat.Keluhan batuk pilek atau sesak nafas dapat ditemukan pada setiap penderita tanpa pandang umur atau jenis kelamin.Dalam usaha mengobati maka faktor penyebab dan diagnosis yang tepat merupakan syarat utama.Beberapa terminologi yang hampir sama bunyinya perlu diperhatikan artinya yang tepat agar tidak membuat kesalahan dalam aplikasinya.Untuk itu coba jelaskan arti istilah ini:
-Empiema -Pneumoconiosis-Emphisema -Asma bronkial-Pneumonia -Asma kardial
□ Dalam mengerjakan praktikum, deskripsikan kelainan yang ditemukan□ Usahakan mengkorelasikan derajat gangguan organik dengan kemungkinan
gejala klinik yang timbul.□ Cobalah memprediksi perjalanan penyakit selanjutnya(menentukan
prognosis).
Dalam mempelajari Patologi susunan pernafasan,perlu pula diiingat kembali :1. Susunan dinding saluran pernafasan
a. Alveolus mempunyai pori yang bernama………….dan dilapisi oleh epitel atau yang disebut sel………
b. Mulai dari mana percabangan dikotom saluran nafas tidak dilapisioleh jaringan tulang rawan?
c. Dinding bronkus,trakea,laring disokong oleh …….d. Nasofaring mempunyai banyak jaringan…………..e. Epitel pelapis susunan pernafasan umumnya …….
2. Topografi paru
a. Lobus…………..tempat predileksi tuberkulosis paru sekunderb. Lobus…………..yang pertama akan kebanjiran darah dalam
Keadaan dekompensasi kordis.c. Cabang bronkus sebelah………..lebih ………….daripada yang
sebelah………….d. Pleura dilapisi oleh sel……………..Pleura visceral melekat pada
…………….Pleura parietal melekat pada………………………
3. Fungsi parua. Bagaimanakah mekanisme inspirasi dan ekspirasi itu?b. Pertukaran O2 dan CO2 terjadi di……………………..c. Apa itu”residual air” ?
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
28
Kurikulum 2012
SEDIAAN MIKROSKOPIK
1. Polip sino-nasalPenjelasan:Sediaan merupakan suatu tonjolan bulat yang permukaannnya diliputi oleh epitel torak bertingkat bersilia(epitel Schneider)---ini ialah epitel yang biasa dijumpaipada selaput lendir rongga hidung /sinusDi bawah epitel terdapat jaringan ikat yang sembab(yang kadang-kadang tampaksebagai rongga-rongga kecil oleh karena degenerasi) dan sebukan sel-sel radang:leukosit neutrofil,eosinofil,limfosit,sel plasma dan makrofag.Polip sino-nasal ini merupakan tonjolan yang sering ditemukan di hidung dan atauakibat radang berulang-ulang dan bukan suatu neolasma.
2. Karsinoma Nasofaring
Karsinoma nasofaring(dalam kepustakaan Barat dinamai NASOPHARINGEALCARSINOMA=NPC) merupaka tumor ganas yang penting oleh karena termasuk dalam lima tumor ganas yang tersering dijumpai di Indonesia.Tumor berasal dari epitel gepeng berlapis yang melapisi permukaan nasofaring.Ada tiga jenis histologi(klasifikasi) yaitu:1. karsinoma sel squamosa(berkeratin)2. karsinoma tidak berkeratin,yang terdiri atas karsinoma
berdifferensiasi(differentiated) dan karsinoma yang tidak berdiferensiasi(undifferentiated).
Yang paling sering ditemukan adalah karsinoma yang tidak berdiferensiasi atau“undifferentiated carsinoma”(dulu sering dinamai karsinoma anaplastik nasofaring atau limfo-epitelioma).Tumor ini cepat mengadakan anak sebar(metastasis).Anak sebar di kelenjar getah bening regional (leher) cepat pula berkembang,sehingga kelenjar getah bening akan membesar,penuh sel tumor ganas tersebut.Biopsi diambil dari nasofaring seorang laki-laki berumur 40 tahun,dengan keluhan:sudah beberapa bulan sering timbul perdarahan darah segar dari hidung yang dapat dihentikan dengan pengobatan tradisional.Tiga bulan yang lalu terasa ada tonjolan di leher lateral yang makin lama makin besar.Secara mikroskopik perhatikan bagian epitel permukaan nasofaring yang berubah menjadi tumor.Sel-sel karsinoma nasofaring terdapat di dalam lamina propia,berupa sel yang tidak berdiferensiasi(undiffferentiated).Kelenjar seromusinosa terlihat normal.
3. Tuberkulosis Paru Ingat kembali P.A Umum.Jelaskan tanda-tanda/ciri-ciri yang dapat
ditemukan.
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
29
Kurikulum 2012
4. Karsinoma Primer ParuIngat kembali P.A Umum .Perhatikan jenis apa yang saudara temukan pada sediaan ini.Coba bandingkan dengan sediaan teman saudara.
Latihan Kasus Dan Kelainan/Penyakit Susunan Pernafasan:
Kasus 1.
Seorang pria berusia 45 tahun datang ke rumah sakit oleh karena meraba adanya tonjolan yang makin membesar di leher sebelah kanan.Tonjolan ini tidak nyeri.Kadang-kadang ia merasa penglihatannya ganda dan telinga kanannya agak tuli.Pernah mengeluarkan darah bersama lendir dari hidungnya.Pada penderita ini dilakukan biopsi dari rongga di belakang hidung(nasofaring),kemudian dilakukan pemeriksaan histopatologi.Pertanyaan:
1. Uraikan kelainan yang ditemukan pada sediaan ini?2. Disebut apa jenis tumor ini?3. Jelaskan hubungan antara kelainan mikroskopik dan gejala klinik yang
ada!
Kasus 2.
Pria Indonesia berumur 60 tahun dengan keluhan rasa nyeri pada dada kiri sejak beberapa bulan,batuk-batuk sudah lama dan pernah dahaknya bercampur dengan darah.Penderita perokok berat (>20 batang rokok sehari) dan sudah merokok sejak masih sekolah.Pada foto thorak:terlihat bayangan padat di paru kiri daerah hilus sebesar biji salak.Pada penderita dilakukan operasi lobektomi.Pada sediaan operasi terlihat bagian yang padat.dari bagian padat ini dibuat sediaan mikroskopik.Pertanyaan:
1. Uraikan kelainan yang tampak pada organ/sediaaan ini?2. Disebut apa jenis tumor ini?3. Adakah huibungan antara kebiasaan merokok pada penyakit ini?
Bila ada jelaskan!
Kasus 3. Seoang laki-laki 30 tahun yang sangat kurus,meninggal karena batuk berdarah banyak.Sebelumnya penderita sering lemas,tidak ada nafsu makan dan batuk-batuk yang beberapa kali diikuti dengan perdarahan.Pernah dirawat dengan hasil foto thorak:”destroiyed lung”.Hasil laboratorium: LED 90 mm/jam,sel darah merah 3 juta/mm3 ,leukosit 15.000/mm3.Penderita diotopsi dan kelainan terutama ditemukan di paru.
Pertanyaaan:1. Uraikan kelainan yang ditemukan pada sediaan ini?2. Kelainan ini disebut apa?3. Bagaimana terjadinya batuk berdarah?4. Bagaimanakah gambaran mikroskopik yang diharapkan pada kasus ini?
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
30
Kurikulum 2012
Gambarkan apa yang sudah anda lihat di mikroskop !
1. Polip Sino Nasal
2. NPC
3. TB-Kelenjar
4. Carcinoma paru
Catatan; Saat praktikum mahasiswa wajib membawa pulpen warna merah dan biru
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
31
Kurikulum 2012
PRAKTIKUM FARMAKOLOGI 2 (RPS-Pr8)
Bentuk Sediaan Obat Saluran pernafasan & Kajian Interaksi Obat pada
Resep Polifarmasi Obat Saluran Pernafasan
Disusun oleh:Prof. Aznan Lelo PhD, SpFK
Dr. Yunita Sari Pane,Msi
TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Memperlihatkan bentuk-bentuk sediaan obat saluran pernafasan yang lazim digunakan di klinik.
2. Mengenal dan memahami serta menganalisa interaksi obat yang terjadi pada resep polifarmasi obat saluran pernafasan
Materi Praktikum : I. Bentuk sediaan obat 1. Sediaan padat (solid) - tablet - capsul 2. Sediaan Cair - Syrup - Larutan suntikan (Ampul) 3. Sediaan inhalasi - inhaler - aerosol II. Resep-resep polifarmasi
Pelaksanaan : 1. Memahami:
1.a. Nama dagang dan nama generik sediaan dari tiap item yang diresepkan
1.b. Bentuk formulasi dari sediaan yang diresepkan1.c. Cara pemberian obat
2. Mengkaji: 2.a. Interaksi farmaseutik
2.b. Interaksi farmakokinetik: - absorpsi
- distribusi- metabolisme
- ekskresi 2.c. Interaksi farmakodinamik: - sinergisme - antagonisme
Pelaporan : Praktikum dibuat oleh setiap grup/meja praktikum dalam bentuk makalah yang berisi mengenai:
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
32
Kurikulum 2012
- Keuntungan dan kerugian dalam bentuk sediaan yang digunakan
- Kajian resep polifarmasi obat saluran pernafasan dikumpul 1 minggu sebelum praktikum dilaksanakan.
INTERAKSI POLIFARMASI
Bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh kita akan memberikan respon tertentu dalam tubuh. Obat adalah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi respon tubuh terhadap pengobatan terdapat faktor interaksi obat. Obat dapat berinteraksi dengan makanan, zat kimia yang masuk dari lingkungan atau dengan obat lain.
INTERAKSI FARMAKODINAMIKInteraksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat yang bekerja pada
sistem reseptor, yang aditif, sinergistik atau antagonistik.Yang termasuk dalam interaksi farmakodinamik antara lain :1. interaksi pada reseptor2. interaksi fisiologik3. perubahan dalam kesetimbangan cairan elektrolit4. gangguan mekanisme ambilan amin di ujung saraf adrenergik5. interaksi dengan penghambat Mono Amin Oksidase (MAO)
INTERAKSI FARMAKOKINETIKInteraksi ini terjadi bila salah satu obat mempengaruhi absorbsi,
metabolisme atau ekskresi obat kedua sehingga kadar plasma obat kedua akan meningkat atau menurun. Akibatnya, terjadi peningkatan toksisitas atau penurunan efektifitas obat tersebut.
Interaksi yang termasuk dalam interaksi farmakokinetik diantaranya :1. Interaksi dalam absorbsi di saluran cerna2. Interaksi dalam distribusi3. Interaksi dalam metabolisme 4. Interaksi dalam ekskresi
No Nama Dagang Nama Generik Bentuk sediaan
Jumlah S CPO
1 AxR A tablet 10 3x1 oral2 BxR B tablet 5 3x1 oral3 CxR C tablet 5 3x1 oral
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
C
B
A X
XAB
AC BC
A B C
X
33
Kurikulum 2012
ANALISA CAIRAN PLEURA
Departemen Patologi Klinik (RPS-Pr9)
Transudat dan eksudat adalah sejumlah cairan yang mengumpul secara
abnormal dalam rongga tubuh a.l : pleura, pericard, Ascites.
Asas
Membandingkan warna, kejernihan, bau, bekuan, berat jenis, jumlah sel, hitung
jenis serta beberapa parameter kimia untuk membedakan apakah cairan
eksudat (yang disebabkan oleh radang) atau cairan transudat.
Bahan
Cairan diperoleh dari punksi cairan pleura. Bila cairan tampak jernih, tanpa
antikoagulan, bila cairan keruh atau bercampur darah dapat diberi anti koagulan
sitrat 20% ( 0,01 ml / l cairan ). Pemeriksaan harus segera dilakukan (dalam
waktu ½ jam setelah pengambilan bahan).
Cara pemeriksaan
A. MAKROSKOPI
1. Volume cairan pleura
2. Warna : kuning muda atau tua, kuning kehijau-hijauan, merah, coklat, putih
kekuning-kuningan, atau putih seperti susu.
3. Kejernihan : jernih, agak keruh atau sangat keruh
4. Bekuan : tidak ada bekuan (halus, berkeping atau kasar)
5. Berat jenis : diukur dengan refraktometer.
B. MIKROSKOPI
1. JUMLAH SEL :
Kocok cairan pleura yang akan diperiksa hingga homogen
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
34
Kurikulum 2012
Hisap cairan pleura sampai garis 1 lalu hisap larutan Turk sampai garis 11,
kocok pipet selama 1 menit buang 3 tetes pertama, kemudian isilah kamar
hitung Improved Neubauer dan biarkan selama 5 menit.
Hitung sel leukosit dalam bidang (A, B, C, D ) dengan pembesaran 10x.
Jumlahkan semua sel yang terdapat dalam keempat “bidang besar”
Jumlah sel Lekosit = A + B + C + D x 10 x 10 / mm3
4
Bila cairan keruh :
Kocok cairan pleura yang akan diperiksa. Hisap larutan Turk sampai garis 0,5
lalu hisap cairan sampai garis 11. Selanjutnya seperti diatas.
Jumlah sel Lekosit = A + B + C + D x 20 x 10 / mm3
4
2. HITUNG JENIS SEL :
Bila cairan jernih :
Cairan pleura diputar dengan kecepatan 1500 – 2000 rpm selama 5 menit.
Cairan di atas (supernatan) dibuang dan sedimen dipakai untuk membuat
sediaan apus.
Biarkan kering, lalu diwarnai dengan Wright / Glemsa. Lakukan hitung jenis
sebanyak 100 sel. Hitung jenis hanya membedakan sel mononuclear (limfosit
dan monosit) dan sel poli nuklear (segmen).
Bila cairan keruh :
Cairan tidak perlu diputar atau diputar sebentar.
C. KIMIA
1. Tes Rivalta
Masukkan 100 ml aquadest ke dalam gelas ukur 100 ml. Tambahkan 1 tetes
asam asetat glasial dan campurlah. Teteskan 1 tetes cairan pleura yang
diperiksa ke dalam campuran tersebut, dilepaskan kira-kira 1 cm dari atas
permukaan campuran. Lihat ada tidaknya kekeruhan.
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
35
Kurikulum 2012
Kekeruhan tidak ada --------------------------------------- negatif
Kekeruhan ringan seperti kabut tipis-tipis ------------ positif lemah
Kekeruhan nyata seperti kabut tebal ------------------ positif
2. PROTEIN
Cara Pemeriksaan Protein
Bahan : darah lengkap, serum atau plasma
Persyaratan bahan :
Konsentrasi protein tetap stabil selama 24 jam pada suhu 40C dalam serum dan
plasma yang didapat 30 menit dari pengambilan sampel darah.
Alat baca : Spektofotometer : 546 nm
Sampel Standar Blanko
Serum, plasma
Larutan standar ( 100 mg / dl)
Larutan Biuret (2)
20 ul
-
1000 ul
-
20 ul
1000 ul
-
-
1000 ul
Campurkan dan inkubasi. Ukurlah absorbance sampel (As) atau standar (Ast)
terhadap blanko sesudah 15-40 menit pada suhu 250C atau sesudah 10-20
menit pada suhu 370C.
Perhitungan
AsAst X 6 gr/dl
3. GLUKOSA
Cara Pemeriksaan Glukosa
Bahan : darah lengkap, serum atau plasma
Persyaratan bahan :
Konsentrasi glukosa tetap stabil selama 24 jam pada suhu 40C dalam serum
dan plasma yang didapat 30 menit dari pengambilan sampel darah.
Alat baca : Spektofotometer : 546 nm
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
36
Kurikulum 2012
Prosedur : Tanpa Deproteinisasi
Sampel Standar Blanko
Serum, plasma
Larutan standar ( 100 mg / dl)
Larutan Pereaksi (2)
10 ul
-
1000 ul
-
10 ul
1000 ul
-
-
1000 ul
Campurkan dan inkubasi. Ukurlah absorbance sampel (As) atau standar (Ast)
terhadap blanko sesudah 15-40 menit pada suhu 250C atau sesudah 10-20
menit pada suhu 370C.
Perhitungan
AsAst X 100mg/dl
4. LDH
Cara pemeriksaan sama dengan LDH dalam plasma
JENIS TES TRANSUDAT EKSUDAT
Makroskopi
Jumlah sel leukosit
Hitung Jenis
Rivalta
Protein
Glukosa
LDH
Ratio :
Protein cairan plasma
LDH cairan plasma
Kuning muda
Jernih
Bekuan tidak ada
BJ < 1018
< 500
Sel MN
Neg/Pos Lemah
< 50% plasma
< 2,5 gr/dl
= plasma
< 60% plasma
< 0,5
< 0,6
Warna bermacam-macam
Keruh
Sering ada bekuan
BJ > 1018
> 500
PMN > (akut)
MN > (kronik)
Pos
> 50%
> 4,0 gr/dl
< plasma
> 60% plasma
> 0,5
> 0,6
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
37
Kurikulum 2012
PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI
1. Tehnik Pewarnaan Langsung
Terdiri dari : a. Pewarnaan Gram
b. Pewarnaan Ziehl Nelson
c. Pewarnaan Jamur (Meethylen Blue)
2. Kultur & Sensitivity bakteri aerob dan anerob
3. Kultur Jamur
TEKNIK PULASAN MIKROBIOLOGI
Cara pembuatan :
1. Bersihkan objek glas dari debu dan noda minyak
2. Buat hapusan spesimen pada bagian tengah objek gelas dengan cara
membuat lingkaran dari dalam ke arah luar secara berulang.
3. Sediaan apus dibiarkan kering oleh hawa udara atau
dilewatkan diatas api Bunsen .
1. PULASAN MENURUT GRAM
Reagensia
1. Carbol-gentian violet
Gentaviolet (atau crytalviolet atau methylviolet) sebanyak 1g, kristal fenol 2
g, alkohol 95% 10 ml, air suling hingga 100 ml. Gerus gentianviolet dengan
alkohol dalam mortir dan tambahkan air sedikit demi sedikit sambil
mengaduk terus. Biarkan 24 jam, kemudian saring campuran tersebut dan
masukkan dalam botol dengan menutup yang rapat.
2. Larutan Jodium / Larutan Lugol
Jodium 1 g Kj 2 g, air suling 300 ml gerus jodium bersama Kj dalam
mortir hingga tercampur homogen, tambahkan air suling sedikit demi
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
38
Kurikulum 2012
sedikit, biarkan 24 jam, saring, simpan dalam botol berwarna dengan
penutup yang rapat.
3. Alkohol 96% / Etanol
4. Safranin
Safranin 1 g, alkohol 95% 4 ml, air suling 360 ml. Gerus safranin dengan
alkohol dan tuangkan kedalam botol. Mortir dibalas berkala-kali dengan air
suling yang tersedia. Biarkan 24 jam, kemudian saring.
Cara Pemeriksaan
1. Sediaan yang telah direkrat diatas api bubuhi carbol gentianviolet selama 1
menit
2. Cuci dengan air suling
3. Bubuhi larutan lugol selama 1 menit
4. Bilas dengan air suling
5. Bubuhi alkohol 96% sehingga tidak ada warna violet lagi yang dilepaskan
oleh sediaan
6. Bilas lagi dengan air suling
7. Tambahkan safranin selama 30 detik
8. Bilas sekali lagi dengan air suling
9. Keringkan dengan meletakkan miring diatas kertas saring/tissue.
Pelaporan
Kuman Gram positif berwarna Violet
Kuman Gram negatif berwarna merah
2. PULASAN TAHAN ASAM
Cara : 1. Ziehl – Neelsen
2. Kinyoun
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
39
Kurikulum 2012
Reagensia
1. Carbol Fuchsin
Fuchsin basa 1 g, Kristal fenol 5 g, alkohol 95% 10 ml. Air suling hingga 100
ml. Fuchsin basa digerus dalam mortir dengan alkohol. Tambahkan fenol
dan kemudian air suling yang tersedia sedikit demi sedikit sambil mengaduk.
Simpan dalam botol dengan penutup yang rapat, biarkan 24 jam, kemudian
saring.
2. Alkohol Asam
Asam hidrochlorida pekat 3 ml alkohol 95% hingga 100 ml.
3. Metilen biru menurut Loeffler. Metilen biru 0,3 g, alkohol 95% 30 ml, larutan
KOH 10% air suling hingga 100 ml. Dalam mortir digerus Metilen biru
dengan alkohol, pindahkan ke botol. Tambahkan KOH ke dalam botol
tersebut bilas mortir beberapa kali dengan isi botol ini. Simpan kembali ke
botol. Diamkan 24 jam dan saring.
Cara pemeriksaan
1. Sediaan yang sudah direkatkan diatas api dibubuhi sampai menutupi
sediaan dengan karbol fuchsin, kemudian dipanaskan dengan hati-hati
diatas api i sampai timbul uap, jangan sampai mendidih selama 5 menit.
2. Cuci dengan air suling.
3. Bubuhi alkohol asam biarkan selama dua menit .
4. Cuci dengan air suling
5. Bubuhi metilen biru Loeffler selama 30 detik
6. Cuci sekali lagi dengan air suling
7. Keringkan dengan meletakkan miring di atas kertas kering
CARA KINYOUN
Reagensia
Carbol – fuchsin menurut Kinyoun : Fuchsin basa 4 g, kristal fenol 8 g, alkohol
95% 20 ml, air suling 100 ml.
Fuchsin digerus dalam mortir dengan alkohol sampai larut. Mortir dibalas
berkala-kali dengan air suling, kemudian dipindahkan ke dalam botol. Fenol
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
40
Kurikulum 2012
dipanaskan di dalam pemanas (waterbath) 560C hingga mencair, tambahkan
pada larutan di atas. Biarkan 24 jam, kemudian saring. Simpan dalam botol
dengan penutup yang rapat.
CARA PEMERIKSAAN
1. Sediaan apus yang telah direkatkan diatas api dipulas dengan carbol-
fuchsin menurut Kinyoun selama 3 – 5 menit
2. Lanjutkan pulasan seperti langkah – langkah pada pulasan Ziehl – Neelsen
mulai dari No. 2
Disini sediaan tidak dipanaskan.
Pelaporan Basil Tahan Asam (BTA) : berwarna merah
Kuman Bukan BTA : berwarna biru
Sel – sel : berwarna biru
INTERPRETASI PEMERIKSAAN BTA MENURUT IUAT
JUMLAH BTALAPANG PANDANG
HASIL
Tidak ada
1 – 9
10 – 99
1 – 10
> 10
100 lap. Pandang
100 lap. Pandang
100 lap. Pandang
1 lap. Pandang
1 lap. pandang
Negatif (Neg)
Catatn jlh. Kuman
+ atau (1+)
++ atau (2+)
+++ atau (3+)
3. PEWARNAAN METHYLEN BLUE
Bahan : Metilen biru menurut Loeffler. Metilen biru 0,3 g, alkohol 95% 30 ml,
larutan KOH 10% air suling hingga 100 ml. Dalam mortir digerus Metilen biru
dengan alkohol, pindahkan ke botol. Tambahkan KOH ke dalam botol tersebut
bilas mortir beberapa kali dengan isi botol ini. Simpan kembali ke botol.
Diamkan 24 jam dan saring.
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
41
Kurikulum 2012
Cara Pemeriksaan :
1. Sediaan yang sudah direkatkan diatas api dibubuhi sampai menutupi
sediaan dengan metilen biru Loeffler selama 30 detik
2. Cuci sekali lagi dengan air suling
3. Keringkan dengan meletakkan miring di atas kertas kering
Buku Panduan MahasiswaBlok Respiratory System
42