DEFINISI METODE ILMIAH
Transcript of DEFINISI METODE ILMIAH
DEFINISI METODE ILMIAH
Dulu kalau kita mendengar penelitian, orang sering membayangkan suatu kesibukan
di laboratorium dan penelitian kerap kali menjadi kegiatan yang dimonopoli para ahli. tapi
sangat disayangkan kalau anggapan itu menimpa para mahasiswa, mereka lupa kalau semua
orang harus meneliti, karena hanya dengan penelitian ilmu dapat dikembangkan secara
ilmiah.
Kita tentunya sudah memahami tentang metode ilmiah dan penelitian ilmiah. Yang perlu kita
ketahui adalah bahwa penelitian ilmiah berusaha untuk menemukan, mengembangkan, dan
mengkaji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Dengan selalu
melakukan penelitian ilmiah, ilmu pengetahuan akan selalu berkembang.
Berdasarkan Wikipedia Indonesia, metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris :
scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara
sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk
hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam ataupun fenomena yang terjadi
di lingkungan sekitar. Dengan menyusun prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut
akan diuji dengan melakukan eksperimen. Apabila suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, maka
hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Jadi dengan kata lain, metode ilmiah
dapat disebut juga sebagai cara / alat analisis bagi seorang peneliti dalam melakukan
penelitian ilmiah.
Beberapa pandangan metode penelitian secara umum menurut para ahli :
1. Nasir (1988:51)
Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai
tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.
2. Sugiyono (2004: 1)
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.
3. Winarno (1994)
Metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan teknik yg teliti
dan sistematik.
4. Muhiddin Sirat (2006)
Metode penelitian adalah suatu cara memilih masalah dan penentuan judul penelitian.
Penelitian ilmiah berfokus pada metode yang kokoh untuk mengidentifikasi
permasalahan, mengumpulkan data, menganalisis data dan menarik kesimpulan yang valid.
Penelitian ilmiah bersifat lebih obyektif karena tidak berdasarkan pada perasaan, pengalaman
dan intuisi peneliti semata yang bersifat subyektif. Penelitian ilmiah melibatkan theory
construction dan theory verification. Konstruksi teori yang akan digunakan untuk
mengembangkan suatu hipotesis yang relevan dengan struktur teorinya. Selanjutnya dengan
menggunakan fakta, maka hipotesis tersebut diuji secara empiris.
Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti langkah-
langkah tertentu. Schluter (1926) memberikan 15 langkah dalam melaksanakan penelitian
dengan metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. 1. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.
2. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin
dipecahkan.
3. Membangun sebuah bibliografi.
4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hu-bungannya dengan data
atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung.
7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok
dasar dalam masalah.
8. Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.
9. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.
10. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.
11. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.
12. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
13. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.
14. Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).
15. Menulis laporan penelitian.
Dalam melaksanakan penelitian secara ilmiah. Abclson (1933) memberikan 5 langkah
berikut:
1.Tentukan judul
Judul dinyatakan secara singkat.
2. Pemilihan masalah
Dalam pemilihan masalah ini harus:
Nyatakan apa yang disarankan oleh judul.
Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut. Nyatakan perlunya diselidiki masalah
menurut kepentingan umum.
Sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara singkat jelaskan materi. situasi dan hal- hal
lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti.
3. Pemecahan masalah.
Dalam memecahkan masalah harus diikuti hal-hal berikut:
Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bentuk yang sistematis dan logis. Demikian
juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan masalah.
Prosedur penelitian yang digunakan harus dinyatakan secara singkat.
Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan
Harus dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh termasuk referensi yang
digunakan.
Tunjukkan cara data dilola sampai mempunyai arti dalam memecahkan masalah.
Urutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta luibungannya dalam berbagai fase
penelitian.
4. Kesimpulan
Berikan kesimpulan dari hipotesa. nyatakan dua atau tiga kesimpulan yang mungkin
diperoleh
Berikan implikasi dari kesimpulan. Jelaskan bebernpa implikasi dari produk hipotesa
dengan memberikan beberapa inferensi.
5. Berikan studi-studi sebelumnya yang pernah dikerjakan yang berhubungan dengan
masalah
Nyatakan kerja-kerja sebelumnya secara singkat dan berikan referensi bibliografi
yang mungkin ada manfaatnya scbagai model dalam memecahkan masalah.
Dari pedoman beberapn ahli di atas, maka dapal disimpulkan balnwa penelitian dengan
mcnggunakan metode ilmiah sckurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-langkah
berikut:
5.1.Merumuskan serta mcndefinisikan masalah
Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan.
Untuk menghilangkan keragu-raguan. masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai ke
mana luas masalah yang akan dipecahkan Sebutkan beberapa kata kunci (key words) yang
terdapal dalam masalah Misalnya. masalah yang dipilih adalah Bagaimana pengaruh
mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani di Aceh?Berikan definisi tentang usaha tani,
tentang mekanisasi, pada musim apa. dan sebagainya.
5.2. Mengadakan studi kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, step kedua yang dilakukan dalam mencari data yang
tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah
yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat
dihindarkan olch seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah dan studi keputusan
dapat dikerjakan secara bersamaan.
5.3. Memformulasikan hipotesa
Setelah diperoleh infonnasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut-
pautnya dengan masalah yang ingin dipecahkan. maka tiba saatnya peneliti memformulasikan
hipotesa-hipolesa unttik penelitian. Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara tentang
hubunggan sangkut-paut antarvariabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesa merupakan
kesimpulan tentatif yang diterima secara sementara sebelum diuji.
5.4. Menentukan model untuk menguji hipotesa
Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan. kerja selanjutnya adalah merumuskan cara-cara
untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang. scperti
ilmu ekonomi misalnva. pcnguji’an hipotesa didasarkan pada kerangka analisa (analytical
framework) yang telah ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat untuk mengrefleksikan
hubungan antarfenomena yang secara implisif terdapal dalam hipotesa. untuk diuji dengan
teknik statistik yang tersedia. Pengujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk
keperluan tersebut. Data tersebut bisa saja data prime ataupun data sekunder yang akan
dikumpulkan oleh peneliti.
5.5. Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan
fakta yang digunakan untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bcrgantung dan masalah
yang dipilih serta metode pcnelitian yang akan digunakan. teknik pengumpulan data akan
berbeda-beda. Jika penelitian menggunakan metode percobaan. misalnya. data diperoleh dan
plot-plot pcrcobaan yang dibual sendiri oleh peneliti Pada metodc scjarah ataupun survei
normal, data diperoleh dengan mcngajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. baik
secara langsung ataupun dengan menggunakan questioner Ada kalanya data adalah hasil
pengamatan langsung terhadap perilaku manusia di mana peneliti secara partisipatif berada
dalam kelompok orang-orang yang diselidikinya.
5.6. Menyusun, Menganalisa, and Menyusun interfensi
Setelah data terkumpul. pcneliti menyusun data untuk mengadakan analisa Sebelum
analisa dilakukan. data tersebul disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa.
Penyusunan data dapat dalam bentuk label ataupun membuat coding untuk analisa dengan
komputer. Sesudah data dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap
data tersebut.
5.7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-
penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi
ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima. ataukah hiporesa
tersebut ditolak.
5.8. Membuat laporan ilmiah
Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang
hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik
tersendiri.
Sedangkan menurut Suryabrata (1989) langka-langka penelitian meliputi 11 langkah, yaitu :
1. Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian
1.1 Identifikasi Masalah Penelitian
Masalah penelitian dapat bersumber dari :
a.Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian
b.Seminar, diskusi, konferensi dan lain-lain pertemuan ilmiah
c.Pernyataan pemegang otoritas
d.Pengamatan selintas
e.Pengalaman pribadi
f.Perasaan intuitif
1.2 Pemilihan masalah penelitian
Dalam memilih masalah penelitian ada 2 hal yang perlu dijadikan pertimbangan yaitu :
a.Pertimbangan dari arah masalahnya
b. Pertimbangan dari arah calon peneliti
1. 3 Perumusan masalah penelitian
a.Perumusan hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya
b.Rumusan hendaklah padat dan jelas
c. Rumusan itu hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.
2.Penelaahan Kepustakaan
a. Penelaahan sumber-sumber yang berupa buku
b.Pemilihan berdasarkan pada prinsip:
1.Relevansi
2. Kemutakhiran ( kecuali studi sejarah )
c. Penelaahan sumber-sumber yang berupa laporan hasil penelitian.
Penilikan berdasarkan atas prinsip :
1.Relevansi
2.Kemutakhiran
3. Bobot
3. Perumusan Hipotesis
Perumusan hipotesis hendaklah mempertimbangkan:
a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih
b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat
d.Hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data
menguji kebenaran hipotesis itu.
4. Identifikasi, Klasifikasi dan Pendefinisian Variabel
a.Mengidentifikasi variabel.
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau
faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti
b. Mengklarifikasi variabel
Berdasarkan proses kauantifikasinya, variabel digolongkan menjadi:
1.Variabel nominal
2.Variabel ordinal
3.Variabel interval
4. Variabel rasio
Berdasarkan atas fungsinya dalam penelitian variabel dibedakan menjadi:
1.Variabel tergantung
2.Variabel bebas
3.Variabel moderator
4.Variabel kendali
5. Variabel rambang
c.Merumuskan definisi operasional variabel-variabel
Definisi operasional dirumuskan berdasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan
yang dapat diamati (diobservasi)
1. Yang berdasar atas kegiatan-kegiatan (operations) yang harus dilakukan agar yang
didefinisikan itu terjadi
2. Yang berdasar atas bagaimana hal yang didefinisikan itu nampaknya (seringkali menunjuk
kepada alat pengambil datanya)
5.Pemilihan atau Pengembangan Alat Pengambil Data
Alat pengambil data harus memenuhi syarat-syarat:
1.validitas
2. Reliabilitas
6. Penyusunan rancangan penelitian
7. Penentuan sampel
8. Pengumpulan data
9. Pengolahan dan analisis data
10. Interpretasi hasil analisis
11. Penyusunan laporan
Dari beberapa pendapat para pakar yang telah disebutkan di atas dapat di ambil suatu
kesimpulan bahwa pelaksanaan kegiatan penelitian dibagi dalam empat fase/tahap kegiatan,
yaitu :
1.Persiapan
2.Pengumpulan data/informasi
3.Pengolahan data/informasi
4. Penulisan laporan penelitian
Pada intinya langkah-langkah penelitian sama dengan langkah-langkah dalam metode ilmiah.
Bagi penelitian remaja atau penelitian yang dilakukan oleh siswa SLTP dan SLTA dapat
digunakan langkah-langkah penelitian sebagai berikut :
1.Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian
Yaitu menetapkan masalah penelitian, apa yang dijadikan masalah penelitian dan apa
obyeknya. Sedangkan mengidentifikasi atau menyatakan masalah yang spesifik dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan penelitian ( research question), yaitu pertanyaan yang belum
dapat memberikan penjelasan yang memuaskan berdaarkan teori (hokum/dalil) yang ada.
Ada beberapa hal yang diperlukan dalam menemukan suatu masalah pada suatu kegiatan,
yaitu mengamati apakah yang seharusnya terjadi memang terjadi seperti yang dimaksud
ataukah tidak; apakah terdapat pandangan, pendapat atau sikap yang berbeda terhadap hal
yang sama; dan memperkirakan apakah yang akan timbul sebagai akibat sekiranya proses
yang biasa itu diubah, ditiadakan atau diganti.
2. Telaah Kepustakaan
Penelitian dimulai dengan penelusuran/telaah pustaka yang berhubungan dengan
subyek penelitian tersebut. Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk
mengumpulkan informasi yang relevan untuk penelitian. Penelusuran pustaka dapat
menghindarkan duplikasi pelaksanaan penelitian. Dengan penelusuran pustaka dapat
diketahui penelitian yang pernah dilakukan dan dimana hal itu dilakukan.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai pendapat sementara yang dianggap benar sebelum
dapat diuji kebenarannya, karena itu hipotesis perlu dirumuskan secara teliti, terinci dan baik
sebab bukan tidak mungkin hipotesis yang dituliskan merupakan jawaban yang sebenarnya
terhadap permasalahan penelitian. Merumuskan hipotesis yang baik sangat berguna untuk
menjelaskan masalah, petunjukpemilihan metodologi yang tepat dan menyusun langkah dan
pembuktian penelitian.
Hipotesis merupakan salah satu bentuk konkrit dari perumusan masalah. Dengan adanya
hipotesis, pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis.
Pada umumnya hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menguraikan hubungan
sebab-akibat antara variabel bebas dan tak bebas gejala yang diteliti. Hipotesis mempunyai
peranan memberikan arah dan tujuan pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah
penyelesaiannya secara lebih efisien. Hipotesis yang baik akan menghindarkan penelitian
tanpa tujuan, dan pengumpulan data yang tidak relevan. Tidak semua penelitian memerlukan
hipotesis.
Ciri-ciri hipotesis yang baik adalah, logis tumbuh dari atau ada hubungannya dengan
lapangan ilmu pengetahuan yang sedang dijelajahi oleh peneliti remaja; jelas, sederhana, dan
terbatas; dan dapat diuji. Kegagalan merumuskan hipotesis yang baik akan mengaburkan
hasil penelitian. Hipotesis yang abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian,
tetapi juga sukar diuji secara empiris (pengalaman pengamatan).
3.1 Rumusan Hipotesis
Ada beberapa persyaratan untuk merumuskan hipotesis, diantaranya adalah :
a) Hipotesis dirumuskan dalam kalimat berita, bukan dalam kalimat tanya.
b) Hipotesis harus jelas tidak bermakna ganda.
c) Hipotesis dirumuskan secara opreasional sehingga memudahkan pengujiannya.
Misalnya, hipotesis yang berbunyi : “ Laku penampilan guru yag baik berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa” kurang operasional dibandingkan misalnya “ Sikap guru yang
demokratis akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa “.
3.2 Macam-Macam Hipotesis
Macam-macam hipotesis yang sering dijumpai adalah :
a) Hipotesis Deskriptif
Hipotesis “lukisan”, menunjukkan dugaan sementara bagaimana (how) benda-benda,
peristiwa-peristiwa, atau variable-variabel itu terjadi. Hipotesis ini menggambarkan
karakteristik suatu sample menurut variable tertentu.
Contoh :
Proporsi mahasiswa yang kaya hasrat untuk maju yang menyusun tesis bermutu lebih banyak
daripada yang miskin hasrat untuk maju.
b) Hipotesis Argumentasi
Hipitesis “penjelasan” , menunjukkan dugaan sementara tentang mengapa (why) benda-
benda, peristiwa-peristiwa, atau variable-variabel itu terjadi. Hipotesis ini merupakan
pernyataan sementara yang diatur secara sistematis sehingga salah satu pernyataan
merupakan kesimpulan (konsekuen) dari pernyataan yang lainnya (antiseden).
c) Hipotesis Kerja
Merupakan hipotesis yang meramalkan atau menjelaskan akibat-akibat dari suatu
variable yang menjadi penyebabnya. Jadi hipotesis ini menjelaskan suatu ramalan bahwa jika
suatu variable berubah maka variable tertentu akan berubah pula.
Rumusan Hipotesis Kerja ( H1 ) :
(1) Jika………….., maka………………..
Contoh :
H1 : Jika orang banyak makan, maka berat badanya akan naik
(2) Ada perbedaan antara……….. dan ……………….
Contoh :
H1 : Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk desa dalam cara berpakaian.
d) Hipotesis Nol / Hipotesis Statistik
Hipotesis statistic bertujuan memeriksa ketidakbenaran suatu dalil/teori dengan perangkat
statistic/matematik, yang selanjutnya akan ditolak melalui bukti-bukti yang sah. Hipotesis nol
kebalikan dari hipotesis kerja.
Rumusan hipotesis nol ( H0 ) :
(1) Tidak ada perbedaan antara ……………. dengan …………………
Contoh :
H0 : Tidak ada perbedaan antara siswa tingkat I dengan iswa tingkat II dalam disiplin belajar.
(2) Tidak ada pengaruh ……………… terhadap ………………….
Contoh :
H0 : Tidak ada pengaruh jarak rumah ke sekolah terhadap kerajinan siswa berangkat ke
sekolah
4. Identifikasi dan Klasifikasi Variabel
Variabel penelitian adalah faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang
bervariasi ( H. Purwo Sutanto & Yuli Pratomo Akhadi : 2007). Peneliti perlu menentukan
variabel-variabel penelitian. Misalnya, apabila seorang peneliti ingin menyelidiki apakah
benar bahwa susu menyebabkan badan menjadi gemuk, maka yang menjadi obyek
penelitiannya adalah susu dan berat badan orang. Maka susu dan berat badan merupakan
variabel penelitian.
Ada beberapa jenis variabel yang dipakai dalam penelitian, yaitu antara lain :
a. Variabel Variabel Bebas atau Variabel Penyebab (Independent Variable), yaitu variabel
yang mempengaruhi variabel yang lain atau diduga sebagai penyebab timbulnya variabel
yang lain. Variabel bebas disebut juga variabel X.
b. Variabel Tergantung atau Variabel Terikat (Dependen Variable), yaitu variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel yang muncul sebagai akibat dari variabel bebas.
Variabel terikat disebut juga variabel Y.
Dalam contoh penelitian di atas susu merupakan variabel bebas ( X )dan berat badan
merupakan variabel terikat ( Y ).
c. Variabel Moderator, yaitu variabel-variabel atau factor-faktor lain yang mempengaruhi
jalanya penelitian.
d. Variabel Kontrol, yaitu variabel yang dikontrol oleh peneliti untuk menetralkan
pengaruhnya terhadap variabel tergantung.
Misalnya, jika peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa kelas X
SMK yang diajar dengan strategi problem solving dengan siswa yang diajar dengan metode
latihan ?
Maka yang dijadikan sebagai variabel moderator misalnya adalah sarana belajar mengajar,
kemampuan dasar siswa, latar belakang siswa, lingkungan belajar siswa, dan lain-lain.
Sedangkan variabel kontrolnya berupa siswa kelas X SMK yang tidak diajar dengan metode
problem solving maupun metode latihan.
5. Merumuskan Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel tidak menjelaskan definisi variabel secara istilah seperti
dalam kamus, tetapi menjelaskan definisi atau pengertian variabel yang dikehendaki oleh
peneliti. Misalnya, jika ada variabel hasil belajar siswa maka definisi operasional variabel
yang dikehendaki peneliti adalah skor tes harian siswa, skor tes semester siswa dan lain-lain.
6. Menetapkan Rancangan Penelitian / Desain Penelitian
Apakah desain eksperimen itu ? Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan
dengan setiap langkah tindakan yang terdefinisikan, sehingga informasi yang diperlukan atau
berhubungan dengan persoalan yang akan diteliti dapat dikumpulkan secara faktual. Dengan
kata lain, desain sebuah eksperimen merupakan langka-langkah lengkap yang perlu diambil
jauh sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh
sehingga akan membawa ke analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku dan tepat
menjawab persoalan yang dibahas.
Desain penelitian atau rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan
dalam penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan
teknik penelitian. Metode dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu
keluaran penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian.
7.Menetapkan Populasi dan Sampel
Populasi didefinisikan sebagai himpunan atau kelompok (yang lengkap atau
sempurna) dari semua unit penelitian yang mungkin. Jumlah populasi dapat diketahui
ataupun tidak dapat diketahui. Jadi populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Obyek
penelitian terdiri dari unit-unit penelitian. Unit penelitian dapt berupa orang (individu), rumah
tangga, kelompok, organisasi,lembaga dan lain-lain. Populasi dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Populasi Target adalah populasi yang merupakan sumber informasi representative yang
diinginkan.
b. Populasi Contoh atau Populasi Sampel ( populasi Penelitian) adalah populasi dari mana
suatu contoh atau sampel benar-benar diambil.
Misalnya, seorang peneliti ingin mempelajari kependudukan di Provinsi Jawa Tengah dengan
mengambil sampel di tiga kabupaten/kota di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Tegal, Kota
Tegal, dan Kabupaten Brebes. Dalam hal ini, penduduk Jawa Tengah populasi target dan
penduduk ditiga kabupaten/kota merupakan populasi sampel.
Sampel atau contoh adalah anggota populasi yang dianggap dapat mewakili obyek penelitian.
8. Menentikan Alat Pengambil Data atau Instrument Penelitian
9. Pengumpulan Data
10. Pengolahan dan Analisis Data
11. Menulis Laporan Penelitian
Daftar Pustaka
Wiratha, I Made. 2005. Pedoman Penulisan : Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis. Cetakan
Pertama. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Nasution, S. 2006. Metode Risearch. Cetakan 8. Jakarta : Bumi Aksara.
Arifin, E. Zaenal. 1987. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Cetakan 8. Jakarta: PT
Gramedia.
Sutrisno dan SRDm Rita Hanafie. 2007. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian.
Yogyakarta: Andi.
Djuharie, O. Setiawan. 2001. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung: Yrama
Widya.
Djuharie, O. Setiawan. 2001. Panduan Membuat Karya Tulis: Resensi, Laporan Buku,
skripsi, Tesis, Artikel, Makalah, Berita, Essei, Dll. Bandung. Yrama Widya.
Sutano, H. Purwo dan Yuli Pratomo Akhadi. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah aliyah Kejuruan ( MAK). Klaten: Saka Mitra
Kompetensi