METODE PENULISAN ILMIAH

113
1 METODE PENULISAN KARYA ILMIAH 1. Standar Kompetensi Mata Latih Setelah mengikuti kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan memiliki kemampuan memahami karakteristik karya ilmiah, sistematika dan kerangka penulisannya, 2. Kompetensi Dasar Setelah menempuh mata kuliah ini, diharapkan peserta pelatihan mampu: a) Dapat mengenali ragam karya ilmiah b) Dapat membedakan karya ilmiah artikel untuk jurnal, makalah bahan seminar dan laporan penelitian 3. Prasyarat Mata Latih Mata latih ini diharapkan diikuti oleh peserta yang telah lulus mengikuti Metodologi Penelitian di Program S1. 4. Metode dalam Mempelajari Buku Ajar: Untuk lebih mudah memahami buku ajar ini maka, peserta pelatihan harus : a. Membaca bagian petunjuk yang terdapat dalam buku, hal ini dilakukan untuk menghindari kerancuan materi. b. Berlatih mengerjakan tugas atau soal-soal yang terdapat dalam buku ajar c. Berdiskusi dengan teman-teman dalam kelompok kerja untuk mendalami suatu permasalahan/topik. d. Membuat laporan kegiatan.

description

teknik penulisan karya ilmiah...

Transcript of METODE PENULISAN ILMIAH

Page 1: METODE PENULISAN  ILMIAH

1

METODE PENULISAN KARYA ILMIAH

1. Standar Kompetensi Mata Latih

Setelah mengikuti kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan memiliki

kemampuan memahami karakteristik karya ilmiah, sistematika dan kerangka

penulisannya,

2. Kompetensi Dasar

Setelah menempuh mata kuliah ini, diharapkan peserta pelatihan

mampu:

a) Dapat mengenali ragam karya ilmiah

b) Dapat membedakan karya ilmiah artikel untuk jurnal, makalah bahan seminar

dan laporan penelitian

3. Prasyarat Mata Latih

Mata latih ini diharapkan diikuti oleh peserta yang telah lulus mengikuti

Metodologi Penelitian di Program S1.

4. Metode dalam Mempelajari Buku Ajar:

Untuk lebih mudah memahami buku ajar ini maka, peserta pelatihan

harus :

a. Membaca bagian petunjuk yang terdapat dalam buku, hal ini dilakukan untuk

menghindari kerancuan materi.

b. Berlatih mengerjakan tugas atau soal-soal yang terdapat dalam buku ajar

c. Berdiskusi dengan teman-teman dalam kelompok kerja untuk mendalami

suatu permasalahan/topik.

d. Membuat laporan kegiatan.

Page 2: METODE PENULISAN  ILMIAH

2

BAB 1

RAGAM KARYA ILMIAH DAN SISTEMATIKA PENULISANNYA

Pengantar

Karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang

memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang

atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan

ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara

lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada

dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan,

dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan

(referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian

selanjutnya.

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk

menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi (tugas

akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil

tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada

mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan

penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang

persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada

mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan

penelitian, sebab dalam beberapa hal ketika mahasiswa melakukan praktikum, ia

sebetulnya sedang melakukan “verifikasi” proses penelitian yang telah dikerjakan

ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum didesain pula untuk melatih keterampilan

dasar untuk melakukan penelitian.

Ketika kita membuat tulisan ilmiah, disadari atau tidak, kita membangun

narasi yang memberikan suatu makna naratif. Mode naratif, dalam konteks ini,

tidaklah terbatas pada kajian pustaka atau kasus, tetapi pada salah satu dari dua

mode dasar dan kognitif yang universal, yakni mode naratif itu sendiri dan mode

Page 3: METODE PENULISAN  ILMIAH

3

logika-ilmiah. Berbeda dari mode logika ilmiah yang berupaya mencari kondisi-

kondisi kebenaran, mode naratif secara kontekstual berupaya mencari hubungan-

hubungan tertentu di antara kejadian-kejadian. Hubungan-hubungan di antara

kejadian-kejadian inilah yang disebut makna (Hempel dalam Winarno, dkk, 2004:16).

Kapan saja kita menulis tulisan ilmiah, sesungguhnya kita menuturkan

semacam cerita, atau sebagian dari narasi yang lebih luas. Sebagian dari cerita

yang kompleks diuraikan lebih konkret dan dekat dengan kita, sedangkan yang

lainnya lebih abstrak, berjarak dari pengalaman kita, dan memantapkan hegemoni

yang sudah ada. Malahan tak hanya sebatas itu. Ketika kita memaparkan cerita,

kerap kali kita mempertautkan kajian kita dengan sesuatu yang meta naratif.

Misalnya, bagaimana kajian kita dalam menyumbangkan suatu gagasan baru bagi

ilmu pengetahuan tertentu. Laporan penelitian konversional menggambarkan

subteks yang digerakkan oleh narasi: teori (tinjauan pustaka adalah masa lampau

atau penyebab peneliti melakukan sebuah kajian ke masa depan – penemuan dan

implikasi (bagi peneliti, yang diteliti, dan ilmu (pengetahuan). Oleh karena itu,

struktur narasi adalah praoperatif atau prakonsepsi, tidak soal apakah seseorang

menulis dalam mode naratif atau mode logika-ilmiah. Karya ilmiah dibedakan

menjadi artikel, makalah dan leporan penelitian. Berikut ini akan dipaparkan

mengenai ragam karya ilmiah.

A. Ragam Karya Ilmiah

1. Artikel

a. Pengertian Artikel

Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal

atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti

pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati. Artikel yang ditulis oleh

mahasiswa, dosen, pustakawan, peneliti, dan penulis lainnya dapat diangkat dari

hasil pemikiran dan kajian pustaka, atau hasil pengembangan proyek. Dari segi

sistematika penulisan dan isinya, artikel dapat dikelompokkan menjadi dua macam,

Page 4: METODE PENULISAN  ILMIAH

4

yaitu artikel hasil penelitian dan artikel nonpenelitian. Setiap mahasiswa penulis

skripsi dan tesis sangat dianjurkan menuliskan kembali karyanya dalam bentuk

artikel untuk diterbitkan dalam jurnal.

b. Sistematika Penulisan Artikel

Setiap Perguruan Tinggi memiliki sistematika penulisan jurnal, sesuai

selingkung jurnal yang ditetapkan. Secara garis besar, artikel dalam sebuah jurnal ini

perlu ditulis dengan sistematika yang berbeda agar para pembaca jurnal dapat

segera mengenali jenis artikel yang dibacanya secara cepat dari sistematikanya,

apakah artikel itu merupakan hasil penelitian atau hasil pemikiran konseptual. Yang

paling membedakan keduanya bahwa dalam artikel hasil penelitian harus ada

bagian yang diberi subjudul “metode” dan “hasil”. Sedangkan dalam artikel

konseptual tidak ada bagian yang diberi subjudul seperti itu. Artikel konseptual

biasanya terdiri dari beberapa unsur pokok, yaitu judul, nama penulis, abstrak dan

kata kunci, pendahuluan, bagian inti atau pembahasan, penutup, dan daftar rujukan.

Uraian singkat tentang unsur-unsur tersebut disampaikan di bawah ini:

1) Judul

Judul artikel konseptual hendaknya mencerminkan dengan tepat masalah

yang dibahas. Pilihan kata-kata yang tepat, mengandung unsur-unsur utama

masalah, jelas dan setelah disusun dalam bentuk judul harus memiliki daya tarik

yang cukup kuat bagi pembaca. Judul dapat ditulis dalam bentuk kalimat berita atau

kalimat tanya. Salah satu ciri penting judul adalah “provokatif”, yaitu merangsang

pembaca untuk membaca artikel. Hal ini penting karena artikel konseptual pada

dasarnya bertujuan membuka wacana diskusi, argumentasi, analisis dan sintesis

pendapat-pendapat para ahli atau pemerhari bidang tertentu. Hal ini berguna untuk

menghindari penulisan rasa perbedaan antara junioritas dengan senioritas dan

wibawa atau inferioritas penulis.

2) Nama Penulis

Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar

profesional yang lain. Jika dikehendaki gelar kebangsawanan atau keagamaan

Page 5: METODE PENULISAN  ILMIAH

5

boleh disertakan. Nama lembaga tempat penulis bekerja ditulis sebagai catatan kaki

dihalaman pertama. Jika penulis lebih dari dua orang, ada dua cara (1) tetap

mencantumkan semua nama penulis, (2) mencantumkan nama penulis utama saja,

disertai tambahan dkk (dan kawan-kawan) atau nama penulis lain ditulis dalam

catatan kaki atau di tempat lain jika tempat catatan kaki tidak memcukupi.

3) Abstrak dan kata kunci

Abstrak dan kata kunci harus selalu ada dalam setiap artikel yang ditulis

untuk dimuat dalam jurnal. Kata kunci hendaknya disertai 3-5 kata kunci. Kata kunci

berisikan istilah-istilah yang mewakili ide-ide atau konsep-konsep dasar yang terkait

dalam artikel. Jika dapat diperoleh, kata kunci hendaknya diambil dari bidang ilmu

terkait.

Pada dasarnya, abstrak artikel berisi seperangkat pernyataan yang ditulis

secara ringkas dan padat tentang isi artikel yang dianggap paling penting dalam

sebuah artikel. Bagian kata kunci memuat kata-kata yang mengandung konsep

pokok yang dibahas dalam artikel itu. Pemilihan kata dianggap kunci informasi

ilmiah. Dengan kata-kata kunci itu, suatu artikel dapat ditemukan dengan mudah jika

jurnal yang memuatnya telah melakukan komputerisasi dalam sistem informasi

ilmiah. Tata cara penulisan abstrak dan kata kunci dalam sebuah jurnal merupakan

bagian penting yang diatur dalam gaya selingkung jurnal ilmiah. Penulis artikel harus

memerhatikan tata cara penulisan abstrak dan kata kunci yang berlaku untuk

sebuah jurnal karena masing-masing jurnal mungkin mengikuti tata cara yang

berbeda-beda.

Dengan membaca abstrak, pembaca diharapkan segera memperolah

gambaran umum masalah yang dibahas di dalam artikel. Ciri-ciri umum artikel

konseptual seperti kritis dan provokatif hendaknya juga sudah terlihat di dalam

abstrak ini, sehingga pembaca tertarik meneruskan bacaannya.

4) Pendahuluan

Page 6: METODE PENULISAN  ILMIAH

6

Bagian ini menguraikan hal-hal yang dapat menarik perhatiam pembaca

dan memberikan acuan (konteks) permasalahan yang akan dibahas, misalnya

menonjolkan hal-hal yang kontroversial atau belum tuntas dalam pembahasan

permasalahan terdahulu. Bagian pendahuluan ini hendaknya diakhiri dengan

rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang hal-hal pokok yang akan dibahas dan tujuan

pembahasan.

5) Bagian inti

Isi bagian ini sangat bervariasi, lazimnya berisi kupasan, analisis,

argumentasi, komparasi, keputusan, dan pendirian atau sikap penulis mengenai

masalah yang dibicarakan. Banyak subbagian juga tidak ditentukan, tergantung

kepada kecukupan kebutuhan penulisan menyampaikan pikiran-pikiran. Di antara

sifat-sifat artikel terpenting yang seharusnya ditampilkan di dalam bagian ini adalah

kupasan argumentatif, analitik dan kritis dengan sistematika yang runtut dan logis,

sejauh mungkin juga berisi komparatif dan menjauhi sifat tertutup dan instruktif.

Walaupun demikian, perlu dijaga agar tampilan bagian ini tidak terlalu panjang dan

menjadi bersifat enumaratif seperti diklat. Penggunan subbagian dan sub-subbagian

yang terlalu banyak juga akan menyebabkan artikel tampil sepertu diklat.

6) Penutup

Penutup biasanya diisi dengan simpulan atau penegasan pendirian penulis

atas masalah yang dibahas pada bagian sebelumnya. Banyak penulis yang

berusaha menampilkan segala yang telah dibahas di bagian terdahulu, secara

ringkas. Sebagian penulis menyertakan saran-saran atau pendirian alternatif. Jika

memang dianggap tepat bagain terakhir ini dapat disajikan dalam subbagian

tersendiri. Contoh bagian ini dapat dilihat pada berbagai artikel atau jurnal.

Walaupun mungkin terdapat beberapa perbedaan gaya penyampaian, misi bagian

akhir ini pada dasarnya sama; mengakhiri suatu diskusi dengan suatu pendirian atau

menyodorkan beberapa alternatif penyelesaian.

2. Makalah

Page 7: METODE PENULISAN  ILMIAH

7

a. Pengertian Makalah

Makalah adalah suatu karya tulis ilmiah mengenai suatu topik atau

masalah yang disajikan dalam seminar ilmiah. Makalah juga diartikan sebagai karya

ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup

suatu perkuliahan. Makalah mahasiswa umumnya merupakan salah satu syarat

untuk menyelesaikan suatu perkuliahan, baik berupa kajian pustaka maupun hasil

kegiatan perkuliahan lapangan. Pengertian yang lain dari makalah adalah karya tulis

yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis

secara sistematis dan runtut dengan disertasi analisis yang logis dan objektif.

Makalah ditulis untuk memenuhi tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen atau

ditulis atas inisiatif sendiri untuk disajikan dalam forum ilmiah.

b. Karakteristik Makalah

Makalah mahasiswa yang dimaksudkan dalam hal ini memiliki karakteristik

sebagai berikut:

1) Diangkat dari suatu kajian literatur dan atau laporan pelaksanaan kegiatan

lapangan.

2) Ruang lingkup makalah berkisar pada cakupan permasalahan dalam suatu

mata kuliah.

3) Memperlihatkan kemampuan penulis/mahasiswa tentang permasalahan teoritis

yang dikaji atau dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip atau teori yang

berhubungan dengan perkuliahan.

4) Memperlihatkan kemampuan para peneliti/mahasiswa dalam memahami isi

dari sumber-sumber yang digunakan.

5) Menunjukkan kemampuan peneliti/mahaiswa dalam merangkai berbagai

sumber informasi sebagai satu kesatuan sintesis yang utuh.

c. Sistematika Makalah

Secara garis besar makalah yang ditulis mahasiswa terdiri dari tiga bagian

pokok sebagai berikut :

Page 8: METODE PENULISAN  ILMIAH

8

1) Pendahuluan, memuat tentang persoalan yang akan dibahas antara lain

meliputi latar belakang masalah, fokus dan rumusan masalah, prosedur

pemecahan masalah dan sistematika uraiannya.

2) Isi, yakni bagian yang memuat tentang kemampuan penulis dalam

mendemonstrasikan kemampuannya untuk menjawab persoalan atau

masalah yang dibahasnya. Pada bagian isi boleh terdiri dari lebih satu bagian

sesuai dengan permasalahan yang dikaji.

3) Kesimpulan, yakni bagian yang memuat pemaknaan dari penulis terhadap

diskusi atau pembahasan masalah berdasarkan kriteria dan sumber-sumber

literatur atau data lapangan. Kesimpulan ini mengacu kepada hasil

pembahasan permasalahan dan bukan merupakan ringkasan dari isi

makalah.

3. Laporan Penelitian

a. Pengertian laporan penelitian

Laporan penelitian adalah karya ilmiah yang disusun sebagai satu rangkaian

dari kegiatan penelitian yang dilakukan untuk menyampaikan hasil penelitian.

Banyak, bahkan mungkin orang tidak pernah menghitung, hasil penelitian yang

hanya menjadi dokumen mati di perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi,

kelembagaan penelitian, atau perpustakaan pribadi. Mungkin juga hasil penitian

hanya digunakan oleh penelitinya untuk keperluan kenaikan pangkat, sesudah itu

menjadi dokumen mati. Ketika laporan penelitian selesai dibuat, seharusnya ada

beban moral dan akademik pada diri peneliti untuk mempublikasikannya.

Salah satu kegiatan yang dilakukan peneliti pada keseluruhan kegiatan

ilmiahnya adalah menulis laporan penelitian. Ketika memasuki fase ini, kemauan

dan kemampuan menulis manjadi keniscayaan. Tanpa kemauan dan kemampuan

itu, laporan penelitian tidak akan dapat diselesaikan secara total, dan kalaupun

selesai tidak akan memberi sumbangsih yang berarti dilihat dari tujuan penelitian.

Page 9: METODE PENULISAN  ILMIAH

9

Secara umum tujuan laporan penelitian adalah melaporkan proses dan hasil

kerja penelitian agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas atau pemakai, di

samping tujuan yang diperuntukkan bagi peneliti sendiri, seperti mendapatkan angka

kredit, dibukukan untuk dikirim ke penerbit, dikirim ke perpustakaan resmi, dikirim ke

sejawat, dan sebagainya.

Pekerjaan menulis laporan dan mempublikasikan hasil temuan tersebut

bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak energi yang harus dikeluarkan untuk

pekerjaan ini. Di samping itu, peneliti perlu memiliki keterampilan khusus untuk

menuangkan hasil penelitiannya secara baik.

b. Sistematika Laporan Penelitian

Tidak ada standar buku sistematika laporan, yang ada adalah standar

minimal dan standar “standar rasional “. Merujuk pada tradisi penelitian pada

umumnya, beberapa contoh standar rasional adalah sebagai berikut:

1) Latar belakang masalah mendahului rumusan masalah

2) Telaah pustaka mendahului metodologi penelitian

3) Asumsi-asumsi mendahului hipotesis-hipotesis

4) Hasil penelitian diikuti dengan diskusi atau pembahasan

5) Kesimpulan mendahului saran dan implikasi

6) Deskripsi tujuan penelitian mendahului deskripsi mengenai kegunaan hasil

penelitian.

Tidak ada sistematika baku bagi sebuah laporan penelitian. Kalaupun ada,

sifat dibakukannya tidak lebih dari sebuah konvensi atau kesepakatan. Menulis

laporan merupakan suatu pekerjaan yang harus dilakukan secara sadar, kemudian

mendisiplinkan diri sendiri untuk menyelesaikannya. Kemampuan menulis tidak

datang dari seseorang atau bagaikan durian runtuh atau muncul secara tiba-tiba.

Menulis membutuhkan kemauan, kedisiplinan, dan latihan secara terus-menerus.

Tidak banyak orang yang dapat menulis dengan baik tanpa adanya latihan dan

kemauan keras untuk itu. Namun demikian, peneliti jangan gemetar dan cemas

Page 10: METODE PENULISAN  ILMIAH

10

karena siapa pun sebenarnya akan dapat menjadi penulis yang baik sepanjang ada

kemauan kuat untuk itu.

c. Petunjuk praktis penyusunan laporan

Menyusun laporan merupakan suatu seni sehingga peneliti dapat berkreasi

dengan caranya sendiri. Peneliti mempunyai keleluasaan untuk bekerja dengan

caranya sendiri. Berikut disajikan petunjuk praktis penyusunan laporan dengan

ketentuan dapat dilakukan secara kenyal. Adapun langkah-langkah tentatif adalah

sebagai berikut:

1) Buat outline (garis-garis besar laporan penelitian) dengan memperhatikan

pedoman yang berlaku atau ditentukan.

2) Buat draf batang tubuh laporan, mulai dari bagian pendahuluan hingga

kesimpulan, rekomendasi, implikasi, dan daftar kepustakaan.

3) Buat abstrak laporan, barangkali dalam dua versi bahasa

4) Buat kata pengantar laporan

5) Buat daftar tabel, gambar, foto, grafik, lampiran, apendik, dan sejenisnya

6) Buat daftar isi secara lengkap

7) Lakukan pengetikan laporan penelitian

8) Lengkapi daftar isi dengan halaman-halaman

9) Lengkapi laporan secara menyeluruh, baik segi-segi ilmiah, bahasa atau cara

pengetikan

10) Lakukan pengetikan akhir

11) Penjilidan laporan

12) Pengiriman laporam

4. Skripsi

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk

menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi, (tugas

akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil

tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada

Page 11: METODE PENULISAN  ILMIAH

11

mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan

penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang

persoalan yang dipelajari. (Harry, 2004: 1).

a. Pengertian Skripsi

Skripsi merupakan karya ilmiah akhir dari mahasiswa guna menyelesaikan

program S1 di Fakultas Ilmu Sosial Universitar Negeri Semarang. Skripsi tersebut

sebagai bukti kemampuan akademis mahasiswa yang berhubungan dengan

penelitian dan pemecahan masalah-masalah sosial. Atas dasar itu maka skripsi

yang disusun mahasiswa harus dipertahankan dalam suatu ujian akhir guna

mencapai gelar Sarjana.

b. Karakteristik Skripsi

Beberapa karakteristik pokok yang perlu dimiliki dalam penyusunan skripsi

mahasiswa, antara lain :

1) Disusun berdasarkan hasil kajian literatur dan atau pengamatan lapangan.

2) Ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

berdasarkan ejaan yang disempurnakan.

3) Bidang kajian difokuskan kepada permasalahan sosial dan upaya

pemacahannya, baik dalam lingkup mikro maupun makro.

4) Sistematika Skripsi

Skripsi yang disusun mahasiswa terdiri dari tiga bagian pokok seperti berikut

ini.

a) Bagian Persiapan :

(1) SAMPUL

(2) HALAMAN JUDUL

(3) HALAMAN PENGESAHAN

(4) ABSTRAK

(5) KATA PENGANTAR

(6) DAFTAR ISI

(7) DAFTAR TABEL

Page 12: METODE PENULISAN  ILMIAH

12

(8) DAFTAR BAGAN (GAMBAR)

b) Bagian Teks

(1) BAB I. PENDAHULUAN

(2) BAB II. LANDASAN TEORI (Diberi judul sesuai dengan isi Bab II)

(3) BAB III. METODE PENELITIAN

(4) BAB IV. DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

(5) BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.

c) Bagian Akhir

(1) DAFTAR PUSTAKA

(2) LAMPIRAN-LAMPIRAN

B. Fokus Karya Ilmiah

Sebuah karya ilmiah yang baik harus mempunyai fokus yang jelas. Karya

ilmiah ditulis dengan rumusan dan tujuan yang jelas dan penulisnya harus

memenuhi kebutuhan dan tuntutan pembaca. Menurut Bogdan dan Biklen dalam

Danim, 2002, menyebutkan ada tiga macam fokus yang dapat dikembangkan dalam

penulisan naskah ilmiah. Ketiga fokus tersebut ialah: (1) fokus tesis, (2) fokus tema,

(3) fokus topik.

1) Fokus tesis

Fokus tesis adalah suatu preposisi yang diajukan oleh peneliti yang

kemudian barangkali bisa didebat oleh orang lain. Tesis ini dapat dihasilkan oleh

peneliti atau dari acuan ilmiah yang khusus membahas hal itu. Dengan tesis,

peneliti membandingkan apa yang diajukan sebelum pelaksanaan dengan apa

yang telah dibuktikan dalam penelitian. Tesis merupakan fokus yang baik karena

bersifat argumentatif dan dapat menimbulkan minat pembaca. Dalam membuat

fokus tesis, peneliti harus berhati-hati dan penuh pertimbangan. Di luar fokus tesis,

dikenal pula fokus paper dan fokus kerja. Fokus sebuah kertas kerja dapat

menggambarkan manfaat dari konsep atau tema yang telah dikembangkan oleh

orang lain. Jika peneliti terlibat dalam penelitian evaluasi, fokusnya seringkali ialah

Page 13: METODE PENULISAN  ILMIAH

13

pertanyaan yang akan dikembangkan ketika menandatangani sebuah kontrak

untuk pekerjaan tertentu.

2) Fokus tema

Sebuah tema adalah beberapa konsep atau teori yang muncul dari data

penelitian. Termasuk di dalamnya adalah beberapa kecenderungan, konsep

utama, atau beberapa perbedaan penting. Tema dapat dirumuskan dengan

berbentuk abstraksi dari pernyataan-pernyataan umum tentang manusia, perilaku

mereka dan situasi pada umumnya.

3) Fokus topik

Topik merupakan deskripsi atau gambaran. Dalam praktik, jarang dapat

diterapkan satu jenis fokus saja secara ekslusif, melainkan lebih sering berupa

persilangan dari ketiga unsur tersebut. Memilih topik mana yang paling tepat untuk

laporan sangat tergantung pada seberapa jauh peneliti mengenal lapangan tempat

bekerja dan apa yang diperlukan.

Karya tulis ilmiah mahasiswa dikelompokkan dalam tiga macam yaitu :

makalah, proposal penelitian skripsi dan skripsi. Masing-masing karya tulis ilmiah

itu memiliki karakteristik tertentu. Makalah merupakan bagian dari tugas-tugas

perkuliahan, proposal penelitian merupakan desain yang menjadi acuan penelitian

sebagai bahan penulisan skripsi, sedangkan skripsi merupakan karya ilmiah

terakhir yang harus disusun mahasiswa dan dipertahankan di depan sidang (ujian)

akhir guna memperoleh gelar Sarjana. Mahasiswa dapat mengungkapkan

pemikirannya melalui karya tulis ilmiah secara sistematis sesuai dengan kaidah-

kaidah keilmuan. Karya tulis ilmiah ini juga merupakan wahana komunikasi hasil

penelitian ilmiah dengan masyarakat akademik untuk diuji secara terbuka dan

objektif serta mendapatkan koreksi dan kritik. Selain sebagai wahana komunikasi,

karya tulis ilmiah mahasiswa juga merupakan wahana untuk menyajikan nilai-nilai

praktis dan teoritis hasil pengkajian dan penelitian ilmiah. Dengan sifat dan

kedudukan seperti ini maka karya tulis ilmiah akan memperkaya khasanah

keilmuan dan memperkokoh paradigma keilmuan pada bidang yang relevan.

Page 14: METODE PENULISAN  ILMIAH

14

Dengan tetap mengacu kepada permikiran sebagaimana dikemukakan di atas

maka karya tulis ilmiah dapat dikatakan mengemban dua misi utama yaitu:

1. Sebagai wahana untuk melatih para mahasiswa di dalam mengungkapkan

hasil pemikirannya secara sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan

secara ilmiah.

2. Memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya

pengetahuan dalam bidang Sosial. (UMSU: 1997)

Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi

yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh

seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang

dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis

karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium,

artikel jurnal, yang pada dasarnya ke semuanya itu merupakan produk dari

kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam

karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam

melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Rangkuman

a) Karya ilmiah secara umum dapat dibedakan menjadi makalah bahan seminar,

artikel jurnal ilmiah, dan laporan hasil penelitian. Laporan penelitian dapat

bedakan menjadi pola laporan penelitian kuantitatif dan laporan penelitian

kualitatif. Laporan hasil penelitian dari mahasiswa antara lain Skripsi untuk

mahasiswa S1,

b) Karya ilmiah makalah bahan seminar artikel untuk jurnal, makalah bahan

seminar dan laporan penelitian merupakan karya ilmiah tetapi ketiganya

memiliki ciri masing-masing. Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang

untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata

cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati.

Makalah adalah suatu karya tulis ilmiah mengenai suatu topik atau masalah

yang disajikan dalam seminar ilmiah. Makalah juga diartikan sebagai karya

Page 15: METODE PENULISAN  ILMIAH

15

ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang

lingkup suatu perkuliahan.

Laporan penelitian adalah karya ilmiah yang disusun sebagai satu rangkaian

dari kegiatan penelitian yang dilakukan untuk menyampaikan hasil penelitian.

Salah satu laporan hasil penelitian mahasiswa adalah skripsi.

c) Dalam menulis karya ilmiah dikenal ada tiga macam fokus yang dapat

dikembangkan. Ketiga fokus tersebut ialah: (1) fokus tesis, (2) fokus tema, (3)

fokus topik.

Evaluasi

a) Dapat mengenali ragam karya ilmiah

b) Dapat membedakan karya ilmiah artikel iuntuk jurnal, makalah bahan

seminar dan laporan penelitian

Page 16: METODE PENULISAN  ILMIAH

16

BAB II

KERANGKA DAN BAGIAN-BAGIAN KARYA ILMIAH

Pengantar

Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat beberapa kerangka dan bagian-

bagian yang harus dipatuhi. Kerangka dan bagian-bagian dari karya ilmiah ini selain

berfungsi sebagai acuan dasar penulisan juga dapat mempermudah penulis untuk

memaparkan alur tulisannya. Untuk itu, sebelum karya ilmiah ditulis maka kerangka

dan bagian-bagian karya ilmiah merupakan langkah awal yang harus dilalui oleh

penulis.

Standar Kompetensi

Setelah mengikuti kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan memiliki

kemampuan memahami kerangka pemulisan karya ilmiah, dan metode

penulisannya.

Kompetensi dasar

Setelah menempuh mata kuliah ini , diharapkan peserta pelatihan:

1. Dapat menjelaskan bagian-bagian dari kerangka karya ilmiah untuk artikel

dan makalah

2. Dapat menyusun pendahuluan, tinjauan pustaka, metode kajian (langkah

penulisan karya ilmiah)

3. Dapat menyusun contoh penyajian hasil kajian dan pembahasan

4. Dapat menyusun contoh pembuatan simpulan dan saran

Page 17: METODE PENULISAN  ILMIAH

17

A. JUDUL

Karya ilmiah baik artikel jurnal, makalah bahan seminar maupun

laporan hasil penelitian di tulis dengan judul tertentu. Judul karya ilmiah ditulis

dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

(a) Dirumuskan secara singkat

(b) Mencerminkan area permasalahan, variabel penelitian dan target populasi

(c) Memuat kata-kata kunci yang akan diacu dalam penelitian

(d) Memisahkan antara judul utama dan judul pelengkap

B. KATA PENGANTAR

Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terimakasih penulis yang

ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi, dan/atau pihak-pihak lain

yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan

karya ilmiah tersebut. Tulisan kata pengantar dikerik dengan huruf kapital,

simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. teks pada

pengantar diketik dengan spasi ganda (2 Spasi). Panjang teks tidak lebih dari

dua halaman kertas kuarto. Pada Bagian akhir teks (di pojok kanan-bawah)

dicantumkan kata penulis tanpa menyebut nama terang.

C. ABSTRAK

Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan huruf kapital, simetris

dibatas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis dikerik

dengan jarak dua spasi dari kata abstrak, di tepi kiri dengan urutan nama akhir

diikuti koma, nama awal, nama tengah (jika ada), diakhiri titik. Tahun penulisan

ditulis setelah nama diakhiri dengan titik. Judul dicetak miring dan diketik dengan

huruf kecil (kecuali huruf-huruf pertam dari (setiap kata) dan diakhiri dengan titik.

Kata jeniskarya ilmiah, misalnya skripsi, tesis atau disertasi ditulis setelah judul

dan diakhiri dengan koma, diikuti dengan nama jurusan, tidak boleh disingkat,

Page 18: METODE PENULISAN  ILMIAH

18

nama universitas dan diakhiri dengan titik. kemudian diocantumkan siapa nama

pembimbing penulisan karya ilmiah tersebut.

Dalam abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkandi bawah nama

dosen pembimbing. Jumlah kata kunci berkisar antara 3-5 buah. Kata kunci

diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat

ditemukan judul-judul penelitian dan lapotran penelitian dengan mudah.

Dalam teks abstrak disajikan secara padat intisari penelitian dan laporan

penelitian yang mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang

digunakan, hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan saran yang

diajukan.

Dalam suatu karya ilmiah yang mempunyai tingkat keformalan yang tinggi,

seperti misalnya skripsi, sistematika penulisan lebih baku, dan beberapa

paparan lainnya sering diminta dari mahasiswa, seperti seperti Kesimpulan dan

Rekomendasi (Saran-Saran) pada bagian akhir, atau Kata Pengantar pada

bagian awal. Banyak jurnal dan majalah meminta abstrak, yakni rangkuman

informasi yang ada dalam dokumen laporan, makalah, atau skripsi, lengkapnya.

Abstrak yang ditulis secara baik memungkinkan pembaca mengenali isi

dokumen lengkap secara secara cepat dan akurat, untuk menentukan apakah isi

dokumen sesuai dengan bidang minatnya, sehingga dokumen tersebut perlu

dibaca lebih lanjut. Abstrak sebaiknya tidak lebih dari 250 kata (dalam satu atau

dua paragraf), menyatakan secara singkat tujuan dan lingkup

penelitian/pengkajian, metode yang digunakan, rangkuman hasil, serta

kesimpulan yang ditarik.

Page 19: METODE PENULISAN  ILMIAH

19

Contoh Abstrak Artikel Jurnal:

Abstract

The absorption of graduates in opportunities of employment that matc with their discipline is one indicator of the education institution success. Seeking the absorption of Sociology and Anthropology Study Program graduates in opportunities of employment is much needed. Most of the Sociology and Anthropology Study Program graduates are become teacher, both in state or private school. Beside become a teacher, they work in non educational field, such as in bank, in hospital, etc. to access job opportunities, Sociology and Anthropology Study Program graduate seek the information through asking friends, internet media, mass media, and trial and error method.

Key words: absorption, graduates, job opportunity.

Page 20: METODE PENULISAN  ILMIAH

20

Contoh Abstrak Laporan Hasil Penelitian:

Abstrak

Kelestarian hutan dan ketahanan pangan merupakan dua hal yang seringkali issue yang mengemuka. Terkait dengan issue tersebut yang perlu diketahui adalah kemungkinan memanfaatkan hutan untuk medukung ketahanan pangan masyarakat khususnya di sekitar hutan tanpa menimbulkan gangguan kerusakan hutan.

Pemanfaatan Lahan Di Bawah Tegakan (PLDT) di wilayah perhutani merupakan salah satu upaya peningkatan ketahanan pangan. PLDT diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat tanpa menimbulkan kerusakan hutan. Rumusan masalah yang dijadikan tujuan utama penelitian ini antara lain: Kontribusi hasil PLDT setiap satu kali musim tanam; Kajian dan analisa perilaku penduduk terhadap lingkungan hutan; Kajian bentuk dan tingkat responcibility penduduk setempat dalam pemanfaatan lahan hutan milik negara; Solusi jenis tanaman PLDT ramah lingkungan; Model PLDT yang sesuai potensi setempat dalam mendukung ketahanan pangan.

Penelitian ini merupakan jenis research and development yang dilakukan dengan tahap-tahap berikut: Tahap Persiapan; Tahap Pengumpulan Basis Data; Tahap Pembuatan Basis Data Spasial; dan Tahap Pembuatan Laporan. Analisis yang digunakan mencakup pendekatan ekologi bentang lahan; pendekatan keruangan (spatial approach); dan kualitatif-kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) PLDT memberikan konstribusi penciptaan pendapatan pokok dan sampingan bagi sebagian masyarakat; (2) Perilaku penduduk terhadap lingkungan hutan terdiri atas (a) Membuka lahan; (b) Memanfaatkan Lahan Hutan untuk Pertanian; (b) Menjaga Kelestarian Hutan; (c) Menjaga Keamanan Hutan; (3) bentuk dan tingkat responcibility penduduk setempat dalam pemanfaatan lahan hutan milik negara. Terwujud dalam bentuk berikut: pembentukan organisasi kelompok tani, dan pembentukan organisasi LMDH; Peningkatan Partisipasi Desa; (4) Pengembangan Tanaman PLDT Ramah Lingkungan yang telah dikembangkan terdiri atas tanaman perdu kacang tanah, padi, jagung, ketela pohon di hutan jati Semirejo; dan kapulogo, kopi serta tanaman buah di hutan lindung Desa Klakah Kasihan. Model PLDT yang sesuai potensi setempat dalam mendukung ketahanan pangan.

Page 21: METODE PENULISAN  ILMIAH

21

D. PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan bab pertama yang mengantarkan pembaca

untuk mengetahui ikhwal topik penelitian, alasan, dan pentingnya suatu karya

ilmiah. Pendahuluan dalam laporan penelitian lebih kompek daripada

pendahuluan dalam makalah dan artikel ilmiah untuk jurnal. Pendahuluan untuk

artikel dan makalah disampaikan secara lebih ringkas dan unsur-unsurnya

tidak harus dicantumkan secara eksplisit.

Bab pendahuluan biasanya memuat latar belakang yang dengan singkat

mengulas alasan mengapa penelitian dilakukan, tujuan, dan hipotesis jika ada.

Memberikan alasan yang kuat, termasuk kasus yang dipilih dan alasan memilih

alasan tersebut, perumusan dan pendekatan masalah, metode yang akan

digunakan dan manfaat hasil penelitian. Bab ini seyogianya membimbing

pembaca secara halus, tetap melalui pemikiran logis yang berakhir dengan

pernyataan mengenai apa yang diteliti dan apa yang diharapkan dari padanya.

berikan kesan bahwa apa yang anda teliti benar-benar bermanfaat bagi ilmu

pengetahuan dan pembangunan. Bagian tujuan penelitian mengakhiri bab

pendahuluan yang berisi pernyataan singkat mengenai tujuan penelitian. Dalam

menuliskan tujuan, gunakan kata kerja yang hasilnya dapat diukur dan dilihat,

seperti menjajaki, menguraikan, menerangkan, menguji, membuktikan, atau

menerapkan suatu gejala, konsep, atau dugaan (Widya dkk, 2004: 6-7).

Pendahuluan dalam penelitian dapat dibedakan pada laporan penelitian

kuantitatif dan laporan penelitian kualitatif. Pendahuluan dalam laporan

penelitian kualitatif memuat uraian tentang: (1) latar belakang masalah

penelitian, (2) identifikasi masalah, (3) cakupan masalah (penegasan dan

pembatasan masalah), (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian, (6)

keguanaan penelitian, (7) sistematik.

a. Latar Belakang Masalah

Bagian ini menerangkan keternalaran (kerasionalan) mengapa topik yang

dinyatakan pada judul karya tulis ilmiah itu diteliti. Untuk menerangkan

Page 22: METODE PENULISAN  ILMIAH

22

keternalaran tersebut perlu dijelaskan dulu pengertian topik yang dipilih. Baru

kemudian diterangkan argumen yang malatarbelakangi pemilihan topik itu dari

sisi substansi dalam keseluruhan sistem substansi yang melingkupi topik itu.

Dalam hal ini dapat dikemukakan misalnya adanya kesenjangan antara harapan

dan kenyataan, antara teori dan praktek, antara dasolen dan dasain dari konsep

dalam topik.

Setelah itu diterangkan keternalaran pemilihan topik dari paradigma

penelitian sejenis. Untuk itu perlu dilakukan kajian pustaka yang memuat hasil-

hasil penelitian tentang topik atau yang berkaitan dengan topik yang dipilih.

Dengan melihat hasil yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya dapat

ditunjukkan bahwa topik yang dipilih masih layak untuk diteliti.

Topik yang pernah diteliti boleh saja diteliti, asal penelitian yang baru itu

dapat menghasilkan sesuatu yang baru, yang berbeda dan dapat mengatasi

kekurangan hasil penelitian sebelumnya, atau dalam penelitian yang baru itu

digunakan teori atau metode tyang berbeda dan diduga dapat menghasilkan

temuan yang lain dari sebelumnya.

Dalam skripsi atau tugas akhir, kajian pustaka untuk mengemukakan

keternalaran (kerasionalan) pemilihan topik penelitian itu bisa dikemukakan di

bawah judul tersendiri, misalnya hasil penelitian sebelum ini. Dalam kajian

pustaka itu, pembicaraan dilakukan secara kronologis. Dengan demikian,

diketahui kemajuan penelitian yang dilakukan pada peneliti selama ini dan

diketahui pula posisi peneliti sekarang dalam deretan penelitian sejenis. Dengan

demikian peneliti memiliki alasan yang mendasar (baik empiris, praktis, maupu

teoritis) mengenai pemilihan topik penelitiannnya.

Page 23: METODE PENULISAN  ILMIAH

23

Contoh Latar Belakang Masalah:

Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan terdapat

beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain guru, kurikulum,

sarana/prasarana, lingkungan belajar dan masyarakat serta pemerintah.

Dalam pembelajaran guru dituntut harus profesional dalam melaksanakan

tugasnya dan para siswa harus terlibat aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran, dan ditunjang dengan tersedianya sarana dan prasarana

yang memadai.

Tersedianya guru yang professional, siswa berperan aktif serta

tersedianya sarana dan prasarana, belum cukup untuk menunjang

kegiatan pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran dapat mencapai

tujuan yang diharapkan, perlu tersedianya kurikulum yang senantiasa

disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan kata lain, agar kegiatan

pembelajaran dapat berlangsung dengan baik maka perlu tersedianya

guru yang professional, adanya peran aktif dari para siswa, tersedianya

kurikulum yang baik, dan ditunjang dengan sarana dan prasarana yang

memadai.

Mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi sebagai salah satu

mata pelajaran di SMA diajarkan sejak Kurikulum 1984 hingga sekarang.

Pada Kurikulum 1984, mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi

digabung. Mata pelajaran ini tidak dipelajari sejak kelas I SMA, namun

diberikan sejak kelas II untuk jurusan A3 dan A4. Pada Kurikulum 1994,

mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi dipisah. Mata pelajaran

Sosiologi diberikan mulai dari kelas II program umum sampai kelas III

jurusan IPS dan Bahasa, sedangkan mata pelajaran Antropologi hanya

diberikan di jurusan IPS dan Bahasa. Pada Kurikulum 2004 dan KTSP,

mata pelajaran Sosiologi diberikan di kelas X, kelas XI dan XII untuk

Jurusan IPS. Mata pelajaran Antropologi diberikan di kelas XI dan XII

untuk jurusan Bahasa.

Kegiatan pembelajaran Sosiologi dan Antropologi di SMA perlu

ditunjang dengan tersedianya guru yang professional, adanya peran aktif

dari para siswa, tersedianya kurikulum yang baik, dan ditunjang dengan

sarana dan prasarana yang memadai. Muatan kurikulum disesuaikan

dengan kebutuhan lapangan kerja, tenaga guru yang profesional dan

kompeten, sarana dan prasarana disesuaikan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Pendidik atau guru sebagai salah satu pelaku dalam kegiatan

pembelajaran Sosiologi dan Antropologi harus tersedia secara memadai,

baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Secara kuantitas, guru

Sosiologi dan Antropologi harus tersedia dalam jumlah tertentu agar

beban mengajarnya tidak terlalu banyak. Secara kualitas, guru Sosiologi

dan Antropologi harus memiliki kualifikasi pendidikan yang sesuai dengan

mata pelajaran yang diampunya.

Meskipun mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi di berikan di

SMA sejak Kurikulum 1984, namun lembaga pencetak tenaga guru (ex

IKIP) di Indonesia baru tahun 2001 membuka Program Studi Pendidikan

Sosiologi dan Antropologi. Akibatnya, dengan belum adanya tenaga guru

mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi maka menjadi terbatasnya

jumlah tenaga guru. Lebih dari itu, mata pelajaran Sosiologi dan

Antropologi diampu oleh guru yang tidak sesuai dengan kualifikasi

pendidikannya. Mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi diampu oleh

guru-guru yang kekurangan jam mengajarnya. Sebab ada ketentuan dari

otoritas pendidikan bahwa beban mengajar guru minimal 18 jam per

minggu. Itulah sebabnya tidak aneh jika mata pelajaran Sosiologi dan

Antropologi diampu oleh guru-guru yang berlatar belakang pendidikan

Geografi, Sejaran, Teknik, PKn, dan PKK. Bagaimana keadaan dan

kebutuhan guru Sosiologi dan Antropologi di SMA Negeri di Jawa Tengah

saat ini? Untuk memperoleh gambaran mengenai ini perlu diadakan

penelitian.

Page 24: METODE PENULISAN  ILMIAH

24

b. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Page 25: METODE PENULISAN  ILMIAH

25

Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan

atau dipertanyakan yang perlu dijawab dengan penelitian. Perumusan itu

sebaiknya disusun dalam bentuk kalimat tanya, atau sekurang-kurangnya

mengandung kata-kata yang menyatakan persoalan atau pertanyaan. Yakni

apa, siapa, berapa, seberapa, sejauh mana. Bagaimana (bisa tentang cara atau

wujud keadaan) dimana, kemana, dari mana, mengapa dan sebagainya.

Rumusan masalah harus diturunkan dari rumusan topik, tidak boleh keluar

dari lingkup topik. Oleh karena itu, rumusan masalah hendaklah mencakupi

semua variabel yang tergambarkan dalam topik. Kalau ada variabel umum dan

khusus, hendaklah dirumuskan masalah pokok beserta sub-sub masalahnya.

Jadi, rumisan masalah harus terinci dan teruarai dengan jelas agar dapat

dipecahkan dan dicarikan data pemecahannya.

Rumusan masalah yang baik harus memungkinkan untuk menentukan

metode penentuan data dan pemecahannya secara tepat atau akurat. Untuk itu,

sebelum masalah dirumuskan perlu diidentifikasi dengan baik.

Identifikasi masalah bisa dikemukakan di bawah sub-judul tersendiri

sesudah latar belakang, meskipu yang penting bukan judulnya melainkan

identifikasinya. Dengan identifikasi masalah, memungkinkan perumusan

masalah yang operasional menjadi lebih mudah. Masalah yang operasional

memiliki ciri, antara lain: (1) masalahnya dapat dipecahkan, (2) menggambarkan

variabel penelitian yang jelas, (3) bentuk dan jenis data yang diperlukan dapat

dipastikan secara akurat, (4) teknik pengumpulan data dapat ditentikan secara

tepat, (5) teknik analisis data dapat diterapkan secara tepat.

Permasalahan penelitian dikategorikan baik jika memenuhi kriteria berikut:

(a) Pernytaan masalah pokok bersifat spesifik dan mencerminkan signifikan dan

pentingnya penelitian

(b) Analisis yang tajam mengenai fakta, penjelasan, keberadaan informasi dan

pengetahuan dan memuat faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi

munculnya permasalahan

Page 26: METODE PENULISAN  ILMIAH

26

(c) Mencerminkan interelasi antarvariabel dan relevansinya dengan area

permasalahan

(d) Mengungkapkan faktor-faktor atau variabel-variabel yang akan dikaji dan

menjalaskna hubungannya dengan area permasalahan

(e) Disajikan secara sistematis dan teratur, memuat interelasi, relevansi fakta

dengan konsep dalam area permasalahan

(f) Identifikasi masalah diungkapkan dngam pernyataan yang jelas’

(g) Variabel-variabel penelitian yang dianalisis tidak membingungkan dan secara

nyata dapat dibedakan yang tergolong variavel beas, terikat, dsb.

(h) Ada perbedaan yang jelasn antara pertanyaan-pertanyaan masalah dengan

orientasi faktual dan orientasi nilai dalam penelitian

(i) Ada perbedaan yang jelas antara orientasi teoritis penelitian dan orientasi

praktis, ingin mencari hubungan, perbedan, atau proyeksi

(j) Pernyataan maslah harus mengacu pada perumusan hipotesis,

mengungkapkan data empiris atau keduanya

(k) Pernyataan masalah tidak memuat masalah-masalah yang sepele.

Contoh Rumusan Masalah Artikel Ilmiah:

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana keterserapan lulusan prodi pendidikan Sosiologi dan

Antropologi Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS UNNES pada

lapangan kerja yang tersedia?

2. Lapangan kerja apa saja yang menyerap lulusan Prodi Pendidikan

Sosiologi dan Antropologi Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS

UNNES?

3. Bagaimana upaya lulusan dalam mengakses lapangan kerja?

Page 27: METODE PENULISAN  ILMIAH

27

Contoh Rumusan Masalah Laporan Hasil Penelitian:

c. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang hendak dicapai dengan

penelitian. Tujuan dirumuskan sejajar dengan rumusan masalah. Misalnya: (1)

apakah ada pengaruh X terhadap Y, maka tujuannya ialah menentukan ada

tidaknya pengaruh X terhadap Y, (2) apakah ada antara hubungan antara X dan

Y, maka tujuannya ialah menentukan ada tidaknya hubungan antar X dan Y, (3)

bagaimanakan persepsi peneliti terhadap pelayanan akademik, maka tujuannya

ialah mendeskripsikan persepsi..dst.

Contoh Tujuan Penelitian dalam Artikel Jurnal:

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka masalah adalah

“Bagaimana keadaan dan kebutuhan guru Sosiologi dan Antropologi

di SMA Negeri di Jawa Tengah”? Berangkat dari permasalahan ini

maka penelitian ini ingin menjawab :

a. Bagaimana keadaan guru mata pelajaran Sosiologi dan

Antropologi SMA di Jawa Tengah?

b. Bagaimana kebutuhan-kebutuhan guru mata pelajaran Sosiologi

dan Antropologi SMA di Jawa Tengah?

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a. Memperoleh data tentang guru mata pelajaran Sosiologi dan

Antropologi SMA di Jawa Tengah.

b. Memperoleh masukan tentang kebutuhan-kebutuhan guru mata

pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di Jawa Tengah

Page 28: METODE PENULISAN  ILMIAH

28

d. Kegunaan Penelian

Yang diuraikan disini ialah kegunaan atau pentingnya penelitian dilakukan,

baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi kepentinagn praktik Uraian ini

sekaligus berfungsi untuk menunjukan bahwa masalah yang dipilih memang

layak diteliti.

Pendahuluan dalam laporan peenelitian kualitatif pada dasarnya

menguraikan bagian-bagian yang sama seperti dalam laporan penelitian yang

menggunakan penelitian kuantitatif yang berisi (1) latar belakang, (2) identifikasi

dan pembatasan masalah, (3) perumusan masalah atau fokus masalah, (4) tujuan

penelitian, (5) kegunaan penelitian, dan (6) sistematika. meskipun demikian ada

persoalan yang perlu mendapat perhatian dalam penyusunan laporan penelitian

yang menggunakan penelitian kualitatif, :

a. Perumusan masalah perlu mendapat perhatian karena ada perbedaan

substansial anatara penelitian kualitatif dan kuantitatif. penelitian kualitatif lebih

diarahkan atau ditujukan untuk menjawab pertanyaan bagaimana dan

mengapa. oleh karena itu, perumusan masalah harus difokuskan pada

persoalan utama secara tegas dan jelas. jika perlu, peneliti dapat menyertakan

masalah-masalah yang lebih kecil sebagai unsur dari masalah utama (pokok)

dan disajikan setelah masalah pokok.

b. Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang ingin dicapai dalam penelitian dan

menggambarkan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencari jawaban

atas masalah penelitian. Tujuan dirumuskan dengan kalimat yang jelas,

operasional, dan merupakan jabaran pemecahan masalah penelitian.

c. Kegunaan atau pentingnya penelitian, baik bagi pengembangan ilmu maupun

bagi kepentingan praktis, diuraikan secara jelas. uraian dalam sub Bab ini

dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah yang dipilih itu benar-benar

penting untuk diteliti.

Page 29: METODE PENULISAN  ILMIAH

29

Contoh Kegunaan Penelitian dalam Artikel Jurnal:

E. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian diperlukan 2 landasan, yakni kerangka teoritis dan

medodologis. Kerangka teoritis adalah teori yang digunakan untuk membangun

kerangka kerja penelitian. kerangka metodoligis ialah hal ikhwal yang berkaitan

dengan desain penelitian, termasuk langka-langkah pengumpulan dan

pengolahan data (variabel, instrument, validitas dan realibilitas instrument, serta

teknik pengumpulan dan analisis data) dengan berbagai alasannya. Keduanya

diuraikan dalam dua bagian penelitian yang berbeda, tetapi berirutan. Kerangka

teoritis diuraikan dalam bab II, sedangkan kerangka metodologi diuaraikan

dalam bab III.

Dalam kerangka teoritis dinyatakan teori apa yang digunakan untuk

landasan kerja penelitian. Teori itu bisa disusun sendiri secara eklektik. bisa juga

berupa teori yang digunakan oleh seorang ahli. Namun, teori apapun, yang

digunakan harus dapat dipertanggungjawabkan melalui kajian sejumlah pustaka

dan hasil penelitian dalam lingkup topic penelitian atau tugas akhir.

Penyebutan nama teori saja tidaklah cukup. Prinsip-prinsip teotri itu perlu

diuaraikan, termasuk pendekatan dan metode kerja teori itu. variabel-variabel

penelitian perlu diterangkan menurut pandangan teori yang dipilih itu. Untuk itu,

landasan teori merupakan pemaparan konsep-konsep menurut pendapat penulis

atau penemu. Teori tersebut dan kemudian dipaparkan menurut sudut pandang

peneliti dengan disertai cara mengukurnya.

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

a. Memperoleh data tentang guru mata pelajaran Sosiologi dan

Antropologi SMA di Jawa Tengah.

b. Memperoleh masukan tentang kebutuhan-kebutuhan guru mata

pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di Jawa Tengah.

Page 30: METODE PENULISAN  ILMIAH

30

Dalam laporan penelitian kualitatif terdapat bagian penelaahan kepustakaan

dan/atau kerangka teritik, sesuai dengan pendekatan dan desain penelitian

yang digunakan. bagaian ini disajikan dalam bab tersendiri (Bab II), dan

disarankan bukan hanya menguraikan penelaahan kepustakaan, melainkan

dilengkapi dengan kerangka teoritiknya.

Pentingnya penelaahan kepustakaan dalam penelitian atau penyusunan

laporan penelitian yaitu karena pada hakikatnya hasil penelitian seseorang

bukanlah satu penemuan baru yang berdiri sendiri melainkan sesuatu yang

berkaitan dengan temuan dari penelitian sebelumnya. Dalam bagian ini hasil

penelitian sebelumnya harus dikemukakan untuk memberi gambaran

pengetahuan yang mendasari pola kesamaan penelitian dan pada gilirannya

dapat diketahui kontribusi hasil penelitian bagi pengembangan ilmu pengetahuan

dan/atau kebijakan praktis secara jelas. Penelaahan kepustakaan disusun

secara kronologis sesuai dengan kemutakhiran teori maupun data empiris

sehingga dapat diketahui perkembangan keilmuan dan hasil penelitian.

Kerangka teoritik berfungsi sebagai “hipotesis kerja” dimungkinkan untuk

disajikan dalamm penelitian kualittatif. Kerangka teoritik dalam penelitian

kualitatif metupakan kumpulan konsep-konsep relevan yang terintegrasi dalam

satu system penjelasan yang berfungsi sebagai pedoman kerja, baik dalam

menyusun metode, pelaksanaan di lapangan, maupun pembahasan hasil

penelitian.

Meskipun tidak mutlak kehadirannya, telaah pustaka tetap menjadi

kaharusan dalam penelitian kualitatif. Telaah pustaka atau landasan teori

dikategorikan baik jika memenuhi kriteria berikut:

(a) Menggunakan sumber-sumber mutahir disamping sumber yang dianggap

klasik

(b) Menggunakan sumber2 berupa artikel yang dimuat pada jurnal atau majalah

ilmiah

(c) Kutipan atas sumber pustaka disajikan secata tepat, dianalisis dan

dihubungkan dengan permasalahan

Page 31: METODE PENULISAN  ILMIAH

31

(d) Jumlahnya mencukupi dan tidak ada kesan berlebihan

Prosedur penelitian (rancangan dan metodologi) dikategorikan baik jika

memenuhi kriteria berikut:

(1) Logika struktur dan strategi studi disajikan secara hati-hati, termasuk

didalamnya identifikasi variabel, ketepatan paradigma, bagan arus, atu model

skematik

(2) Deskripsi sampel penelitian diungkapkan secara jelas, meliputi cara

penarikan sampel, ukuran sampel, dan strata

(3) Menggunakan prosedur pengumpulan data yang tepat dan terkait dengan

masalah dan fokus penelitian

(4) Ada kesesuaian antara rumusan masalah dan fokus penjelajahan di

lapangan

(5) Ketepatan menggunakan prosedur pengolahan data.

Contoh Tinjauan Pustaka dalam Artikel Jurnal:

Untuk mengkaji keterserapan lulusan pada lapangan kerja terdapat

beberapa tulisan yang dapat digunakan untuk pijakan. Pertama, tulisan Drost

Sj (1990) yang membahas tentang untuk apa perguruan tinggi didirikan.

Diaktakan bahwa ide dasar pendidikan perguruan tinggi adalah untuk

menciptakan manusia-manusia intelektual yang manusiawi, yang sanggup

berpikir dan bekerja untuk masyarakat dan negaranya.

Page 32: METODE PENULISAN  ILMIAH

32

F. METODE PENULISAN/PENELITIAN

Dalam karya ilmiah laporan penelitian bagian metode penelitian dibuat

dalam bab tersendiri. Dalam artikel untuk jurnal metode penelitian/penulisan

juga ditulis dalam bagian tersendiri tetapi tidak dalam bentuk bab. Dalam karya

ilmiah makalah bahan seminar bagian metode penelitian tidak ditulis secara

eksplisit menjadi bab.

Dalam laporan penelitian ada perbedaaan antara metode penelitian

dalam metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode penelitian dalam laporan

penelitian kuantitatif, prosedur penelitian dimulai dari pengumpulan data,

Kedua, tulisan Widiastono (1990: 23) yang menjelaskan bahwa

harapan masyarakat kepada perguruan tinggi begitu besar. Ribuan

lulusan SLTA setiap tahun memasuki perguruan tinggi dengan harapan

kelak setelah selesai mengikuti pendidikan di perguruan tinggi masa

depannya akan cerah.

Ketiga, tulisan Adi (1990: 60-62) yang menjelaskan tentang

sarjana dan pasar tenaga kerja . Dalam penjelasannya itu, dikemukakan

bahwa dalam perkembangannya Indonesia makin memasuki pasar bebas.

Hal itu berarti, pasar yang semula lebih didominasi pemerintah makin

bergeser ke peran swasta. Oleh karena swasta semakin penting

menyediakan lapangan kerja. Permintaan pasar kerja diduga akan lebih

banyak dari dunia industri. Oleh karena itu, pendirian Prodi dan Jurusan

Keilmuan harus lebih memikirkan alternative lapangan kerjanya. Meskipun

demikian ia mengatakan bahwa sarjana tetap menjadi pilihan pasar kerja.

Keempat, Imron (1990: 52-64) yang menjelaskan tentang

dialektika pendidikan tinggi dan signifikansi masa depan. Dikatakan

bahwa dinegara berkembang pendidikan tinggi merupakan sarana

mencapai kemajuan bangsa. Pendidikan yang dilakukan dengan baik

dapat menjadi alat pengusir kebodohan dan kemiskinan.

Page 33: METODE PENULISAN  ILMIAH

33

pengolahan data, dan diakhiri dengan analisis data. Yang perlu diuraikan dalam

bab pendekatan atau penelitian kuantitatif adalah: (1) jenis dan desain

penelitian, (2) populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel (3) Variabel

yang dirumuskan secara operasional, (4) instrument penelitian disertai

penentuan validitas dan reliabilitasnya, (5) teknik pengumpulan data , (6) teknik

pengolahan dan analisis data.

Dalam uraian tentang metode penelitian itu tidak cukup hanya disebut

istilah-istilah, seperti angket guide interview observasi, wawancara. masing-

masing istilah tersebut perlu diterangkan prosedur penggunaan atau

pelaksanaannya. bahkan, kegunaan dari masing-masing teknik atau metode

yang digunakan perlu diterangkan secara jelas.

sebaliknya pengertian populasi, sampel, teknik pengambilan sampel,

angket, guide interview, guide observation, wawancara dan sebagainya tidak

perlu diuraikan sebagaimana dalam mata kuliah metodologi penelitian. yang

diuraikan adalah siapa atau apa populasinya, berapa ukuran populasinya, berpa

ukuran sampelnya, apa teknik penarikan sampelnya, apa alat yang digunakan

untuk mengumpulkan data, apa teknik pengumpulan datanya, apa teknik

pengolahan dan analisis data yang dipilih dan digunakan. masing-masing

metode penelitian yabg dipilih perlu diuraikan secara operasional sesuia dengan

apa yang dikerjakan oleh peneliti.

Metode penelitian dalam laporan penelitian kualitatif terdapat beberapa

perancangan dan hal ini mengakibatkan penyajiannya akan berbeda pula. Ada

beberapa pendekatan penelitian kualitatif yang sering digunakan, seperti: (1)

fenomologi. (2) hermeneutika, (3) etnografi, (4) grounded theory. Adapun desain

penelitian kualitatif dapat berupa studi kasus, grounded study, etnometodologi,

biografi, historical social science, riset klinis dll. Kerangka penelitian kualitatif

yang diuraiakan dan dalam pedoman ini tidak dimaksudkan untuk semua jenis

penelitian kualitatif yang bersifat khusus melainkan hanya untuk memberi

kerangka dasar bagi penulisan karya ilmiah atau laporan penelitian yang

menggunakanj metode penelitian kulaitatif secara umum.

Page 34: METODE PENULISAN  ILMIAH

34

Metode penelitian dalam laporan penelitian kualitatif mencakup bagian-

bagian sebagai berikut: (1) dasar penelitian, (2) fokus penelitian,(3) sumber

data, (4) teknik sampling, (5) alat dan teknik pengumpulan data, (6)objektivitas

dan keabsahan data, (7) Model analisis data, (8) Prosedur penelitian.

Bagian-bagian tersebut harus diuraikan sesuai dengan apa yterutama

dalam penusunan laporan yang dilakukan peneliti, Dengan kata lain, uaraian

bagian ini hanya bersifat konseptual atau teoritik, tetapi menyajikan uraian

mengenai kejadian yang dilakukan peneliti di lapangan, misalnya, untuk

mendapatkan data yang objektif dilakukan triangulasi. Secara teoritik ada 4

macam triangulasi yaitu: (1) motode, (2) sumber, (3) peneliti, (4) teori. Demikian

juga dengan model analisis, secara teoritik ada beberapa model yang dapat

digunakan seperti: interactive analysis models dan (2) flow analysisi models.

Contoh Metode Penelitian dalam Artikel Jurnal:

Subyek penelitian adalah semua lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi

dan Antropologi terdiri atas lulusan tahun 2005,2006, dan 2007. Untuk

keperluan penelitian tidak semua subyek peneltian yang diwawancarai

tetapi dari lulusan tersebut diambil sejumlah diantaranya menjadi informan

melalui teknik cuplikan dari tiap angkatan.

Sumber data penelitian ini adalah lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi

dan Antropologi. Sumber data lain adalah dokumen data lulusan Prodi

Pendidikan Sosiologi dan Antropologi dan sumber kepustakaan lainnya.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terbuka dan

tertutup. Alat yang digunakan adalah pedoman wawancara dan angket.

Data yang telah masuk dianalisis dengan metode deskriptif

kuantitatif menggunakan statistik sederhana yaitu prosentase dan deskriptif

kualitatif dengan langkah-langkah reduksi data, display data, dan verifikasi/

penarikan simpulan. Setelah data dikumpulkan lalu dipilih yang benar-benar

memiliki hubungan dengan pokok masalah selanjutnya diambil kesimpulan.

Page 35: METODE PENULISAN  ILMIAH

35

G. HASIL DAN PEMBAHASAN

Karya ilmiah artikel dan makalah bahan seminar maupun laporan hasil

penelitian memuat bagian hasil dan pembahasan. Dalam artikel dan makalah

hasil dan pembahasan dapat berbentuk bab maupun tidak dalam bentuk bab.

Dalam laporan penelitian bagian hasil dan pembahasan kecenderungannya

dibuat dalam bentuk bab.

Bagian hasil dan pembahasan dalam laporan penelitian dapat dipecah

menjadi beberapa bab tergantung kebutuhan. Dalam hasil disampaian data

yang diperoleh dalam penelitian. Dengan demikian hasil harus disajikan secara

objektif dan sesuai dengan data yang diperoleh (tabel atau gambar).

Dalam bagian hasil penelitian diuraikan apa saja hasil penelitian yang

mencakup semua aspek yang terkait dengan penelitian. Analisa dan

pembahasan membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang

diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah

tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil

penyelesaian masalah.Penulisan hasil dan pembahasan menggunakan huruf

times new roman, 10 pt, Bold) (kosong 1 spasi tunggal, Times New Roman, 10

pt).

Hasil eksperimen atau survei atau rancang bangun beserta analisisnya

dan pembahasannya dapat disajikan secara bersama-sama atau secara

terpisah berupa uraian, tabel dan gambar. Data yang dilaporkan sudah harus

berupa data terolah, bukan data mentah. Tabel dan gambar harus dilengkapi

nomor urut menggunakan angka Arab, dan bila diperlukan, disertai keterangan

tambahan, seperti acuan dan arti singkatan. Untuk karya tulis hasil tinjauan

pustaka dan hasil bahasan teoritis, informasi pustaka yang akan

dipermasalahkan dan pembahasannya dapat diuraikan secara bersamasama

atau secara terpisah, disajikan secara sistematis, rasional dan lugas. (Times

New Roman, 10 pt, Regular, 1 spasi tunggal) (kosong 2 spasi tunggal, Times

New Roman, 10 pt).

Page 36: METODE PENULISAN  ILMIAH

36

Bab pembahasan data merupakan bab yang paling penting dalam

penulisan karya ilmiah karena dalam bab ini dilakukan kegiatan analisis data,

sintetis pembahasan, interpretasi penulis, pemecahan masalah, dan temuan

pendapat baru yang diformulakan (bila ada).

Bab ini terdiri dari dua bagian besar yaitu :

a. Deskripsi Data

Berisi serangkaian data yang berhasil dikumpulkan, baik data pendukung

seperti latar belakang lembaga / instansi yang diteliti, struktur organisasi dan

sebagainya sert data utama yang diperlukan untuk pengujian hipotesis. Data-

data tersebut harus dideskripsikan secar sistematis.

b. Pembahasan

Bagian ini berisi pembahasan tentang hasil penelitian sesuai dengan acuan

dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Bagian pembahasan ini

memperlihatkanketajaman dan keluasan wawasan penulis mengenai

permasalahan yang dikajinya.

Hasil berupa data penelitian yang telah diolah dan dituangkan dalam bentuk

tabel, grafik, foto, atau gambar. Pembahasan berisi hasil analisis dan hasil

penelitian yang dikaitkan dengan struktur pengetahuan yang telah mapan

(tinjauan pustaka yang diacu oleh penulis), dan memunculkan ‘teori-teori’ baru

atau modifikasi terhadap teori-teori yang telah ada. Berisi tentang kupasan,

analisis, argumentasi dan pendirian penulisan mengenai masalah yang

dibicarakan.

Sajikan hasil penelitian sewajarnya secara bersistem. Jika data terlalu

banyak, adakalanya Anda perlu selektif dalam menyajikannya. Dengan

pertimbangan yang masak, rancanglah tabel, grafik, gambar atau alat penolong

lain untuk memperjelas dan mempersingkat uraian yang harus diberikan. Jangan

berikan informasi berulang, misalnya dalam bentuk tabel dan gambar. Tabel dan

gambar perldisebut dalam teks dan letaknya tidak berjauhan dari teks yang

bersangkutan. Hindari pengulangan informasi yang sudah ada dalam ilustrasi

Page 37: METODE PENULISAN  ILMIAH

37

secara panjang lebar. Tafsirkan hasil yang diperoleh dengan memperhatikan dan

menyesuaikannya dengan masalah atauhipotesis yang diungkapkan dalam

Pendahu-luan. Adakalanya Hasil digabungkan dengan Pembahasan, menjadi

bagian yang dinamakan Hasil dan Pembahasan.

Sewaktu mengumpulkan data, mengolahnya, dan menyusunnya dalam

tabel, dengan sendirinya Anda telah memiliki sejumlah gagasan yang telah

dikembangkan dalam Pembahasan. Pengembangan gagasan ini disebut

‘argumen’. Anda harus membandingkan dengan hasil peneliti terdahulu,

kemudian buatlah pertimbangan teoretisnya. Dengan demikian, maka

Pembahasan merupakan kumpulan argumen mengenai relevansi, manfaat, dan

kemungkinan atau keterbatasan percobaan Anda, serta hasilnya.

Dikatakan oleh Rifai (1995), bahwa Pembahasan merupakan bagian

tempat seseorang paling bebas berekspresi. Pendapat orang yan sudah diringkas

dalam Pendahuluan atau Tinjauan Pustaka tidak perlu diulang lagi tetapi diacu

saja seperlunya. Bentangkan arti temuan serta jelaskan bagaimana simpulan

baru itu memperluas cakrawala ilmu dan teknologi. Bila perlu berikan implikasi

penerapan temuan aru tadi dan tunjukkan segi-segi lain yang perlu diteliti lebih

lanjut. Akhiri pembahasan secara positif, tegas, dan kuat.

Menurut Calderon & Gonzales (1993), ada lima unsur yang dapat

dituliskan dalam berargumen dan menyampaikan implikasi dari temuan.

1) Nyatakan situasi yang ditemukan dalam penelitian: bisa memuaskan atau tidak

memuaskan. Misal: Mayoritas guru sains di Provinsi A tidak memenuhi kualifikasi

untuk mengajarkan sains.

2) Nyatakan kemungkinan penyebab situasi itu. Jika ada situasi,mestinya ada

penyebab, dan mestinya ada hubungan logis antarasituasi dan penyebab; bila

tidak, yang dianggap penyebab bukanlah penyebab yang sesungguhnya. Dalam

contoh di atas, penyebab logis kurangnya guru berkualifikasi untuk menangani

mata ajaran sains ialah kurang cermatnya petugas rekrutmen dalam menyeleksi

calon guru, atau tidak cukupnya pelamar yang berkualifikasi untuk menduduki

posisi guru sains.

Page 38: METODE PENULISAN  ILMIAH

38

3) Nyatakan efek yang mungkin timbul dari situasi itu. Hampir pasti, ada pula efek

yang timbul dari situasi tsb. dan mestinya ada hubungan logis antara situasi dan

efek yang mungkin. Efek logis dari kurangnya guru berkualifikasi pada

pengajaran sains ialah bahwa pengajaran akan kurang efektif dan ini dapat

merugikan siswa.

4) Nyatakan tindakan untuk mengatasi situasi yang kurang memuaskan atauuntuk

meningkatkan situasi yang sudah baik. Wajar saja untuk mengambil tindakan

guna meng-atasi situasi yang kurang memuaskan. Namun, situasi yang sudah

baik pun perlu terus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Langkah logis

untuk mengatasi keadaan guru yang tidak berkualifikasi ialah dengan

mensyaratkan peningkatankualitas melalui pendidikan dalam bidang sains,

menghadiri seminar, mengikuti pelatihan, membaca lebih banyak publikasi sains.

5) Nyatakan badan atau bidang terkait yang terpengaruhi. Dalam contoh yang

diambil ini, pengajaran sains di Provinsi A yan terpengaruhi. Anda dapat

melanjutkan pembahasan tentang implikasi temuan Anda pada pengajaran

sains. Implikasi ini barangkali tidak berlaku untuk keadaan pendidikan secara

keseluruhan. Hasil dan Pembahasan: Kedua bagian ini dapat disatukan atau

dipisah, bergantung pada gaya selingkung jurnal yang bersangkutan. Di bagian

ini dapat dikemukakan produk dan dihasilkan dan spesifikasinya, uraian teknik

instalasi produk (jika diperlukan), uraian hasil uji efisiensi dan fungsional produk,

tabel dan gambar teknis atau foto setiap aplikasi metode, produk, dan hasil

pengujian.

Penyajian dan analisis data dikategorikan memenuhi kriteria yang baik

jika memenuhi kriteria berikut:

(a) Dirumuskan secara logis dan teratur, kerangka hipotesis. Deduksi, tujuan

dan pertanyaan penelitian ditempatkan pada dimensi keterkaitan yang

intensif

(b) Tidak menyajikan hal-hal yang bersifat subjektif dan spekulatif

(c) Analisis terhadap fakta yang diperoleh secara konsisten

Page 39: METODE PENULISAN  ILMIAH

39

(d) Terhindar dari generalisasi yang berlebihan (overgeneralization) atau

pengungkapan yang tidak ada hubungannya dengan data penelitian

(e) Kesalinghubungan penemuan empiris selama penelitian diungkap secara

eksplisit dengan menghindari distorsi data penelitian

(f) Faktor-faktor tidak terkontrol yang diduga dapat mempengaruhi ketepatan

data diantipasi sedemikian rupa melalui diskusi

(g) Harus jelas perbedaan antara fakta dan kecendurungan yang berkembang

dalam proses penelitian

(h) Hindari kontradiksi, ketidakkonsistenan atau elemen-elemen yang tidak

terarah dalam data temuan

(i) Tabel, gambar, bagan, dan sejenisnya disajikan secara tepat baik bentuk, isi,

maupun posisi.

Pada bagian pembahasan dihubungkan untuk memperhatikan ataupun

merujuk pula hasil penelitian lain ataupun terdahulu. Selain itu perlu diungkapkan

pula keterbatasan ataupun limitasi dari hasil yang diperoleh dan diperiksa

apakah hasil yang diperoleh telah sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian

tersebut, dan perlu juga diungkapkan saran ataupun penelitian lanjutan yang

perlu dilaksanakan.

H. PENUTUP

Bagian penutup dari karya ilmiah adaalah simpulan dan saran. Cara

penulisan pada artikel bergantung pada gaya selingkung jurnal, Bagian ini dapat

merupakan bagian terpisah atau bergabung dengan bagian Pembahasan atau

Hasil dan Pembahasan. Dalam bagian ini diuraikan keberhasilan metode

dikaitkan dengan hasi kerja, dan dampak produk.

Dalam laporan penelitian kuantitatif, penutup merupakan Bab terakhir

dari isi pokok laporan penelitian. sesuai dengan isinya, bagian ini dapat dibagi

menjadi dua sub-bab yaitu simpulan dan saran. Simpulan harus sejalan dengan

masalah, tujuan, dan uraian tentang hasil penelitian dan pembahasannya.

masalah yang dikemukakan dibagian pendahuluan semuanya harus terjawab

Page 40: METODE PENULISAN  ILMIAH

40

dan dengan jawaban itu semua tujuan dapat tercapai. Uraian atau pembahasan

masalah dalam bab sebelumnya harus ada simpulannya.

Saran harus sejalan dengan simpulan atau temuan. saran hendaknya

disertai dengan argumentasinya. kalau mungkin juga disertai jalan keluarnya.

saran dapat bersifat praktis atau teoritis termasuk saran yang berharga adalah

saran tentang perlunya dilakukan penelitian lanjutan, mengingat bahwa belum

tentu semua masalah dapat dipecahkan secara tuntas atas dasar penelitian

yang telah dilakukan atau setelah selesainya penelitian ini timbul masalah lain

yang terkait.

Dalam penyusunan laporan penelitian kualitatif bagian penutup

merupakan bab terakhir dari isi pokok laporan penelitin yang terdiri dari simpulan

dan saran. Simpulan hendaknya berisi uraian tentang -temuan yang penting

dalam penelitian dan implikasi-implikasi dari temuan tersebut. Simpulan harus

sejalan dengan masalah, tujuan, dan merupakan ringkasan dari hasil

pembahasan dan analisi. Uraian dalam simpulan harus menjawab masalah yang

dikemukakan dalam bab pendahuluan dan emmenuhi semua tujuan penelitian.

Saran dikemukakan dengan mengaitkan temuan dalam simpulan dan jika

memungkinka jalan keluarnyajuga disampaikan. saran dapat bersifat praktis atai

teoritis. Selain itu, perlu juga dikemukakan masalah-masalah baru yang

ditemukan dalan penelitian yang memerlukan penelitian lanjutan.

Kesimpulan dan saran dikategorikan baik jika memenuhi syarat sebagai

berikut:

(a) Pernyataan mengenai kesimpulan diungkap secara tepat dan akurat tanpa

disertai pernyataan baru atau pengantar yang tidak relevan

(b) Kesimpulan dibuat menurut ruang lingkup generalisasi atas dasar justifikasi

data yang disajikan

(c) Kesimpulan seyogyanya diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan baru, berupa

saran atai rekomendari bagi penelitian lebih lanjut.

(d) Saran yang dikemukakan bersifat objektif dan disertai langkah-langkah

operasional bagi implementasinya.

Page 41: METODE PENULISAN  ILMIAH

41

(e) Saran semata-mata ditujukan pada upaya perbaikan atas kelemahan-

kelemahan yang dikemukakan atau berupa rekomendasi aplikasi temuan,

berikut langkah-langkah teknisnya.

Contoh Simpulan dan Saran Artikel Jurnal:

Berdasarakan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Keterserapan lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi

Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS UNNES pada lapangan kerja,

termasuk memerlukan waktu yang singkat dari tahun pertama hingga

tahun ketiga telah terserap dengan prosentase yang tinggi.

2. Lapangan kerja yang menyerap lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi

dan Antropologi Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS UNNES

sebagian besar telah sesuai dengan lapangan kerja yaitu guru mata

pelajaran Sosiologi dan Antropologi atau IPS.

3. Upaya lulusan dalam mengakses lapangan kerja dengan cara mencari

informasi melalui teman dan kenalan, media internet, media massa

cetak dan metode trial dan error, belum didasarkan pada perencanaan

dan konseptual yang jelas dan baru dilakukan setelah lulus.

Page 42: METODE PENULISAN  ILMIAH

42

Contoh Saran dalam Artikel Jurnal:

I. DAFTAR PUSTAKA

Karya ilmiah perlu dilengkapi dengan daftar pustaka, yang memaparkan

karya ilmiah lain yang digunakan sebagai rujukan. Agar dapat ditelusuri orang lain

penulisan karya ilmiah rujukan tersebut perlu memuat nama pengarang, judul karya

ilmiah, tahun penerbitan, serta penerbitnya. Tata cara penulisan daftar pustaka

merlu juga memberikan isyarat apakah karya ilmiah yang dirujuk itu berupa buku,

jurnal, makalah seminar, laporan penelitian yang tidak dipublikasi, dokumen WEB,

dll. Oleh karenanya ada tata cara yang ditetapkan untuk menuliskan daftar pustaka.

Namun demikian terdapat banyak versi tata cara penulisan daftar pustaka,

bergantung pada tradisi yang dipegang oleh masyarakat keilmuan dalam masing-

masing bidang. Tata cara penulisan daftar pustaka yang disarankan dalam

Saran yang diusulkan dari penelitian ini adalah:

1. Lulusan dalam mengakses lapangan kerja perlu persiapan sejak di

bangku kuliah dengan mengembangkan ketrampilan dalam mengakses

informasi melalui internet, media masssa cetak, mengembangkan

jaringan dengan sekolah-sekolah.

2. Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi perlu membekali

ketrampilan mengakses lapangan kerja bagi mahasiswa di

lingkungannya agar kelak jika lulus sudah lebih siap dalam memasuki

lapangan kerja yang tersedia atau menciptakan lapangan kerja sendiri.

3. Pemerintah dan penyelenggara lembaga pendidikan sebaiknya

meningkatkan pengaturan pengajaran agar guru-guru dalam mengajar

mata pelajaran sesuai dengan bidang kelilmuannya. Hal tersebut

dimaksudkan agar dapat mendukung profesionalisme dalam pendidikan

dan meningkatkan kualitas pendidikan

Page 43: METODE PENULISAN  ILMIAH

43

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” di UPI diadopsi sebagian besar dari tata cara

yang ditetapkan “American Psychological 3 Hf/bhs.Ind/kim/2000

Daftar pustaka hanya berisi sumber-sumber tertulis yang dikutip dan

digunakan dalam karya ilmiah (skripsi), karena itu sumber tertulis lain yang tidak

dikutip meskipun pernah dibaca penulis dalam kaitannya dengan penulisan

skripsinya tidak perlu dimasukkan dalam daftar pustaka.

Penulisan pustaka disusun menurut abjad dari nama penulisnya dan nama

keluarga harus ditulis lebih dahulu tanpa menyertakan gelar. Sumber tulisan

(pustaka) yang menggunakan lebih dari satu baris diketik satu spasi dengan

menjorok ke dalam sejauh 0,5 inchi untuk baris ke dua dan seterusnya, sedangkan

jarak antar pustaka diketik dengan dua spasi dan diawali pada margin kiri.

Tata cara apapun dapat saja dipakai asalkan pemakaiannya konsisten.

Namun demikian apabila karya ilmiah kita ingin dipublikasikan dalam jurnal tertentu,

kita harus menyesuaikan diri dengan tata cara penulisan daftar pustaka yang

ditetapkan oleh redaksi jurnal tersebut.

Semua bahan acuan dalam bentuk jurnal, buku atau pun naskah ilmiah yang

digunakan sebagai referensi/acuan ditulis pada bagian ini. Referensi/ acuan yang

dirujuk haruslah yang mempunyai kontribusi nyata dalam penelitian tersebut.

Penulisan daftar pustaka diurut sesuai dengan urutan penunjukkannya dalam

naskah dengan menggunakan angka Arab seperti terlihat pada contoh. Penulisan

pustaka dimulai nama keluarga dan singkatan nama kecil yang ditulis dengan huruf

kapital. Semua nama penulis harus disebutkan. Untuk penulisan majalah/jurnal,

setelah penulisan nama diikuti dengan judul karangan, nama majalah, volume

majalah yang diberi garis bawah, nomor dan tahun majalah masing-masing dalam

tanda kurung kecil serta halaman majalah. Nama buku ditulis di antara tanda kutip

atau ditebalkan diikuti dengan nomor edisi buku, editor (jika ada), nama penerbit,

tempat penerbitan, tahun penerbitan, dan halaman. (Times New Roman, 10 pt,

Regular, 1 spasi tunggal) (kosong 2 spasi tunggal, Times New Roman, 10 pt)

Page 44: METODE PENULISAN  ILMIAH

44

Contoh: Buku tanpa editor:

SNEDECOR, G.W. and COCURAN, W.G.,Statistical Methodes, State Univ. Press

Iowa (1972).

IAEA, “Radiation Protection Procedures” (Safety Series No. 38), IAEA, Vienna

(1973).

Buku dengan editor:

HAMMOND, C.R., “The Element, Handbook of Chemistry and Physics”, 45th ed.,

WEST, R.C., SELBY, S.M., AND HODGMAN, C.D., Eds, The Chemical

Rubber o. Cleveland (1964) 27-47.

KOLAR, G.F., In Chemical Carcinogens, 2 nd ed., SEARLE, C.E., Ed., ACS

onograph 182, American Chemical Society, Washington DC, 1984; Vol. 2,

Chapter 14. Prosiding:

MITCHELL, N.T.,Transfer of radionuclides to man through environmental athways

(Proc. of a Seminar on Population Dose Evaluation and Standards for Man

and His environment, Portoroz, 1974), IAEA, Vienna (1974) 485.

SUGIHARTO, Studi distribusi waktu tinggal pada proses pencampuran kontinu

dengan model bejana berderet (Risalah Pertemuan Ilmiah Penelitian dan

Pengembangan Aplikasi Isotop dan Radiasi, Jakarta 6-7 November 2001),

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan

Tenaga Nuklir Nasional, Jakarta (2002) 109. Majalah:

ZAHIRUDDIN, Penentuan mangan, uranium, crom, tembaga dan molybdenum

dalam baja special (baja uranium) dengan cara aktivasi neutron, Majalah

BATAN XI:2, (1972) 1-15

Semua bahan acuan dalam bentuk jurnal, buku ataupun naskah ilmiah yang

digunakn sebagai referensi/acuan ditulis pada bagian ini. Reference yang dirujuk

haruslah yang benar-benar mempunyai kontribusi nyata dalam penelitian tersebut.

Daftar pustaka ialah daftar atau senarai yang ada dalam karya ilmiah, misalnya,

makalah atau skripsi yang berisikan identitas buku dan pengarang yang disusun

Page 45: METODE PENULISAN  ILMIAH

45

secara alfabetis (setelah nama marga pengarang dikedepankan). Kepustakaan atau

juga daftar pustaka memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. diambil dari buku, majalah, makalah, surat kabar, internet, dan orasi dalam

ilmiah;

b. berisikan nama pengarang atau lembaga;

c. memiliki identitas buku, yaitu judul, tahun terbit, cetakan atau edisi, nama

penerbit, dan tempat terbit.

Fungsi dari daftar pustaka ialah sebagai berikut:

a. menunjukkan bahwa tulisan itu ilmiah (bersifat ilmu pengetahuan);

b. menginformasikan bahwa karya ilmiah itu (penelitian) memiliki referensi dan

akumulasi dari karya ilmiah sebelumnya;

c. Merupakan alat kontrol pada landasan teoretis atau tinjauan pustaka.

Teknik penulisan daftar pustaka ialah berikut:

a. Nama pengarang dibalikkan atau diputar dengan catatan nama yang

dikedepankan, atau nama marga/unsur nama akhir yang dipisahkan oleh

koma. Setelah itu, nama pengarang disusun secara alfabetis;

b. Bila nama pengarang ada dua, yang dibalikkan ialah nama pengarang

pertama;

Contoh: Emil Salim dan Philip Kotler menjadi Salim, Emil dan Philip

Kotler

c. Jika nama pengarang ada tiga atau lebih, nama pengarang pertamalah yang

diputar dan diikuti oleh dkk.

Contoh: Emil Salim, Philip Kotler, Djoemad Tjiptowardojo menjadi Salim,

Emil. dkk.

d. Bila tidak terdapat nama pengarang, nama departemen atau lembagalah

yang ditulis; bila tidak ada kedua-duanya, tulislah tanpa pengarang, atau

tanpa lembaga;

e. Gelar akademik pengarang tidak dicantumkan;

f. Judul buku harus dicetak miring dalam komputer atau digarisbawahi dalam

mesin tik atau tulisan tangan;

Page 46: METODE PENULISAN  ILMIAH

46

g. Judul artikel, skripsi, tesis, atau disertasi yang belum dibukukan diapit oleh

tanda petik dua;

h. Bila ada edisi atau cetakan ditulis sesudah judul buku;

i. Jika buku tersebut merupakan terjemahan dari buku bahasa asing,

penerjemah ditulis sesudah edisi;

j. Spasi dalam daftar pustaka satu spasi;

k. Perpindahan dari satu pengarang ke pengarang yang lain dua spasi.

l. Bila dalam satu buku diperlukan dua baris atau lebih, baris yang kedua atau

selanjutnya dimulai dari 1 tabulasi (5-7 ketukan);

m. Jika seorang pengarang menuliskan lebih dari satu buku, nama pengarang

ditulis satu kali; nama pengarang itu diganti dengan garis panjang atau tanpa

garis panjang;

n. Bila ada dua atau lebih karya ilmiah (buku) yang ditulis oleh seorang

pengarang, urutan penulisannya berdasarkan tahun terbit;

o. Bila ada dua atau lebih buku (karya ilmiah) dari seorang pengarang yang

ditulis dalam tahun yang sama, urutan penulisannya diikuti nomor urut a, b,

c, dsb.

Bentuk Pertama

Perhatikan urutan penulisan, nama marga dan nama kecil, (dipisahkan

koma), (diakhiri titik), tahun terbit, (diakhiri titik), judul buku–anak judul, (diikuti titik

dua dan diakhiri titik), cetakan (diakhiri titik), nama tempat (diakhiri titik dua), nama

penerbit (diakhiri titik).

Contoh:

Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian

dan Kajian. Cetakan III.Bandung: Eresco.

Purwo, Bambang Kaswanti. 1989. “Tata Bahasa Kasus dan Valensi Verba” dalam

PELLBA 2. Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya. Jakarta: Kanisius.

Bentuk Kedua

Page 47: METODE PENULISAN  ILMIAH

47

Djajasudarma, T. Fatimah1993a Semantik 2: Pemahaman Ilmu Makna. Bandung:

Eresco.

1993b Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung:

Eresco.

Sistematika suatu karya ilmiah sangat perlu disesuaikan dengan sistematika

yang diminta oleh media publikasi (jurnal atau majalah ilmiah), sebab bila tidak

sesuai akan sulit untuk dimuat. Sedangkan suatu karya ilmiah tidak ada artinya

sebelum dipublikasi. Walaupun ada keragaman permintaan penerbit tentang

sistematika karya ilmiah yang akan dipublikasi, namun pada umumnya meminta

penulis untuk menjawab empat pertanyaan berikut: (1) Apa yang menjadi masalah?,

(2) Kerangka acuan teoretik apa yang dipakai untuk memecahkan masalah?, (3)

Bagaimana cara yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah itu?, (4) Apa

yang ditemukan?, serta (5) Makna apa yang dapat diambil dari temuan itu?

Paparan tentang apa yang menjadi masalah dengan latar belakangnya

biasanya dikemas dalam bagian Pendahuluan. Paparan tentang kerangka acuan

teoretik yang digunakan dalam memecahkan masalah umumya dikemukakan dalan

bagian dengan judul Kerangka Teoritis atau Teori atau Landasan Teori , atau

Telaah Kepustakaan, atau label-label lain yang semacamnya. Paparan mengenai

apa yang dilakukan dikemas dalam bagian yang seringkali diberi judul Metode atau

Metodologi atau Prosedur atau Bahan dan Metode. Jawaban terhadap

pertanyaan apa yang ditemukan umumnya dikemukakan dalam bagian Temuan

atau Hasil Penelitian. Sementara itu paparan tentang makna dari temuan penelitian

umumnya dikemukakan dalam bagian Diskusi atau Pembahasan. Tentu saja

sistematika karya ilmiah ini tidak baku, atau harga mati. Sistematika karya ilmiah

sangat bergantung pada tradisi masarakat keilmuan dalam bidang terkait, jenis

karya ilmiah (makalah, laporan penelitian, skripsi).

Rangkuman

1. Karya ilmiah merupakan kesatuan tulisan yang disusun secara sistematis. Karya

ilmiah laporan penelitian memiliki bagian-bagian yang terstruktur dalam

Page 48: METODE PENULISAN  ILMIAH

48

kerangka penulisan ilmiah. Bagian-bagian dari karya ilmiah secara umum adalah

pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penulisan/penelitian, hasil penelitian dan

pembahasan, penutup berisi simpulan dan saran, daftar pustaka.

2. Kerangka Karya ilmiah makalah dan artikel terdiri atas Pendahuluan, Isi dan

Kesimpulan. Pendahuluan memuat tentang latarbelakang masalah, rumusan

masalah, prosedur pemecahan masalah dan sistematika uraiannya.Isi, memuat

tentang kemampuan penulis dalam mendemonstrasikan kemampuannya untuk

menjawab persoalan atau masalah yang dibahasnya. Pada bagian isi boleh

terdiri dari lebih satu bagian sesuai dengan permasalahan yang dikaji.

Kesimpulan, yakni bagian yang memuat pemaknaan dari penulis terhadap

diskusi atau pembahasan masalah berdasarkan kriteria dan sumber-sumber

literatur atau data lapangan.

3. Dalam karya ilmiah laporan penelitian bagian metode penelitian dibuat dalam

bab tersendiri. Dalam artikel untuk jurnal metode penelitian/penulisan juga

ditulis dalam bagian tersendiri tetapi tidak dalam bentuk bab. Dalam karya ilmiah

makalah bahan seminar bagian metode penelitian tidak ditulis secara eksplisit

menjadi bab.

Evaluasi

1. Artikel dan makalah memiliki bagian-bagian yang merupakan kesatuan. Jelaskan

bagian dari karya ilmiah artikel dan makalah yang utama.

2. Apakah isi yang terdapat dalam pendahuluan artikel dan laporan penelitian.

3. Mengapa tinjauan pustaka diperlukan dalam karya ilmiah ? Apa isi yang termuat

dalam tinjauan pustaka. Apakah karya ilmiah harus eksplisit menyebutkan sub

tinjauan pustaka ?

4. Apa yang membedakan bagian metode penelitian dalam laporan penelitian

kualitatif dan kuantitatif?

5. Apa yang dimaksud dengan hasil kajian dan pembahasan ? Apa beda antara isi

bagian hasil dan pembahasan.

6. Apakah hasil kajian dan pembahasan selalu harus dipisah ?.

Page 49: METODE PENULISAN  ILMIAH

49

BAB III

KODE ETIK DAN PENULISAN RUJUKAN

Standar Kompetensi

Setelah mengikuti kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan memiliki

kemampuan memahami karakteristik karya ilmiah, sistematika dan kerangka

pemulisannya, memahami metode penulisan karya ilmiah; memahami kode etik dan

cara-cara menulis rujukan; serta format penulisan ilmiah.

Kompetensi dasar

Setelah menempuh mata kuliah ini , diharapkan peserta pelatihan mampu:

1. Peserta latih dapat mengenali kode etik penulisan karya ilmiah

2. Peserta latih dapat menulis daftar pustaka untuk jurnal dan makalah bahan

seminar serta laporan penelitian

3. Pseserta latih dapat menulis karya ilmiah dengan menggunakan format

penulisan ilmiah

A. KODE ETIK PENULISAN KARYA ILMIAH

Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam

penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan,

perizinan terhadap bahan yang digunakan dan penyebutan sumber data atau

informasi.

Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan

rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian

bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan

rujukan dapat diidentikan dengan pencurian.

Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan yang

lazim disebut plagiat. Plagiat merupakan tindak kecurangan yang berupa

pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau

pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya

sendiri. Oleh karena itu, penulis skripsi dan tesis wajib membuat dan mencantumkan

Page 50: METODE PENULISAN  ILMIAH

50

pernyataan dalam skripsi, tesis atau disertasinya bahwa karyanya itu bukan

merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain.

Dalam menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip merupakan

kegiatan yang tidak dapat dihindari. Kegiatan ini amat dianjurkan, karena perujukan

dan pengutipan akan membantu pengembangan ilmu.

Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen,

bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta izin kepada pemilik bahan

tersebut. Permintaan izin dilakukan secara tertulis. Jika pemilik bahan tidak dapat

dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya dengan menjelaskan apakah

bahan tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian, domodifikasi atau

dikembangkan.

Namun sumber data dan informasi, terutama dalam penelitian kualitatif,

tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan

sumber data atau informan. Sebagai gantinya, nama sumber data atau informan

dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran. Setelah bagian pendahuluan ini

akan diuaraikan secara berturut-turut tentang skripsi dan tesis hasil penelitian

kuantitatif, dan penelitian kualitatif, kajian pustaka dan hasil kerja pengembangan

(proyek).

B. Cara Merujuk dan Menulis Daftar Rujukan.

1. Cara Merujuk

Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan tahun diantara

tanda kurung. Jika ada dua penulis, perujukan dilakukan dengan cara menyebut

nama akhir ledua penulis tersebut. Jika penulis lebih dari dua orang, penulisan

rujukan dilakukan dengan cara menulis nama pertama dari penulis tersebut diikuti

dengan dan kawan-kawan. Jika nama penulis tidak disebutkan, yang dicantumkan

dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbutkan, nama dokumen yang

diterbitkan, atau nama koran. Untuk karya terjemahan, perujukan dilakukan dengan

cara menyebutkan nama penulis aslinya, rujukan dari dua sumber yang ditulis oleh

Page 51: METODE PENULISAN  ILMIAH

51

penulis yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda kurung, dengan titik, sebagai

tanda pemisahnya.

2. Cara Merujuk Kutipan-Kutipan Langsung

a. Kutipan Kurang dari 40 Kata

kutipan yang berisi kurang dari 40 kata diantara tanda kutip (“...”) sebagai

bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama penulis, tahun dan

nomor halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau

menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung. Lihat contoh

berikut:

Nama penulis disebut dalam teks secara terpadu.

Contoh:

Soebronto (1990: 123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor

sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”.

Nama penulis disebut dengan tahun penerbit dan nomor halaman.

Contoh:

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah: “ada hubungan yang erat antara

faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”( Soebronto, 1990: 123).

Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal (‘...’).

Contoh:

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin

banyak ‘campur tangan’ pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi

karyawan di daerah perkotaan” (Soewignyo, 1991: 101).

b. Kutipan 40 Kata atau Lebih

Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara

terpisah dari teks yang mendahului ditulis 1,2 cm atau terus 7 ketukan dari garis

tepi sebelah kiri dan kanan, dan diketik dengan spasi tinggal. Nomor halaman

juga harus ditulis.

Page 52: METODE PENULISAN  ILMIAH

52

Contoh:

Smith (1990: 276) menarik kesimpulan sebagai berikut:

The ‘plecebo effect’. Which had been verified in previous studies,

dissappeared whwn behavior were studied in this manner.

Furthermore, the behavior were never exhibited again, even when

real drugs were administered Earlier student were clearly premature

in attributing the results to aplecebo effect.

c. Kutipan Yang Sebagian Dihilangkan

Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang

dibuang, maka kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik.

Contoh:

“Semua puhak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah...

diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru” (Manan, 1995: 278).

Apabila ada kalimat yang dihubungkan, maka kalimat yang dibuang diganti

dengan empat titik.

Contoh:

“Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara

mata, tangan, atau bagian tubuh lain...yang termasuk gerak manipulatif adalah

menangkap bola, menendang bola, dan menggambar” (Asim, 1995:319).

3. Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung

Kutipan yang disebut secara tak langsung atau dikemukakan dengan

bahasa penulis sendiri ditulis tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis

bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau disebut dalam kurung

bersama tahun penerbinya. Jika memungkinkan nomor halaman disebutkan.

Perhatikan contoh berikut:

Nama penulis disebut terpadu dalam teks.

Contoh:

Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada tahun keempat

(Salimin,1990:13).

Page 53: METODE PENULISAN  ILMIAH

53

4. Cara menulis Daftar Rujukan

Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku,makalah, atau bahan

lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-

bahanyang dibaca akan dikutip secara langsung ataupun tak langsung dalan

teks harus dicatumkan dalam daftar rujukan.

Pada dasarnya, unsur yang ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-

turut meliputi: (1) nama penulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan

nama tengah, tanda gelar akademik, (2) tahun penrrbitan, (3) judul, termasuk

anak judul (subjudul), (4) kota tempat penerbitan dan (5) nama penerbit. Unsur-

unsur tersebut dapat bervariasi tergantung jenis sumber pustakanya. Jika

penulisnya lebih dari sati, cara penulisan namanya sama dengan penulis

pertama. Nama penulis yang terdiri dari dua bagaian ditulis dengan urutan: nama

akhir diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat tetapi harus dalam

satu karya ilmiah), diakhiri dengan titik. Apabila sumber yang dirujuk ditulis oleh

tim, semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam daftar rujukan.

5. Rujukan dari Buku

Cara menulis rujukan dari buku adalah sebagai berikut:

a. Nama penulis, baik penulis Indonesia maupun bukan Indonesia, dimulai

dengan nama belakang (diketik lengkap), diikuti nama depan (sebaiknya

diketik singkatan nama depannya), diakhiri dengan tanda (.).

b. Tahun terbit, diakhiri dengan tanda titik (.).

c. Judul buku, diketik dengan huruf miring (italic) atau diberi garis bawah,

semua diketik dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama judul dan subjudul,

diakhiri dengan tnda (.).

d. Kota tempat penerbit atau negara bagian tanpa penerbit (yang dapat

didahului dengan kota tempat penerbit), diakhiri dengan tanda titik (:), dan

e. Nama penerbit, diakhiri dengan tanda titik (.).

Page 54: METODE PENULISAN  ILMIAH

54

f. Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama

dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti

oleh lambang a, b, c, dan seterusnya yang urutannya ditentukan secara

kronologis atau berdasarkan abjad buku-bukunya.

Contoh:

Bandura, A. 1977. Social Learning Theory. Prentice-Hall: Englewood Clifis.

New Jercy.

Bar-Tal, D. 1979. Prosocial Behavior. Theory and Research. New York:

John-Weley.

Lewin. K 1935. A Dynamic Theory of Personality : Selected Papers. New

York: Mc Graw-Hill.

______. 1935. Principle og Topological Psycology. New York: Mc Graw-Hill.

6. Rujukan dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel (Ada Editornya)

Seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan tulisan (Ed.) jika ada

satu editor dan (Eds). Jika editornya lebih dari satu, diantara nama penulis dan

tahun tahun penerbitan.

a. Nama penulis, baik penulis Indonesia maupun bukan penulis Indonesia,

dimulai dengan nama belakang (diketik oleh lengkap), diikuti nama depan

(diketik singkatannya), diakhiri dengan tanda titik (.).

b. Tahun terbit, diakhiri dengan tanda titi (.).

c. Judul artikel, tidak diketik dengan huruf miring (italic) atau dibagi garis bawah,

semua diketik dengan huruf kecil kecuali huruf pertama judul dan subjudul ,

diakhiri dengan tanda titik (.).

d. Ditambah dengan tulisan Ed. jika ada satu editor dan Eds. jika editornya lebih

dari satu diantara nama penulis dan tahun penerbitan diketik di belakan kata

‘Dalam’ dan dimulai dengan nama belakangnya (diketik singkatannya), diikuti

nama belakang (diketik lengkap), diakhiri dengan tanda titik dua (:).

Page 55: METODE PENULISAN  ILMIAH

55

e. Judul buku diketik huruf miring (italic) atau diberi garis bawah, semua diketik

dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama judul dan subjudul, diakhiri dengan

tanda titik (.).

f. Kota tempat penerbit atau negara bagian tempat penerbit (yang dapat

didahului dengan kotya tempat penerbit), diakhiri dengan tanda titik dua (:).

g. Nama penerbit, diakhiri dengan tnda titik (.).

Contoh:

Letheridge, S. & Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingualm Education: Teaching

as a Second Languege. New York: Praeger

Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang

Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.

7. Rujukan dari artikel dalam buku kumpulan artikel (ada editornya)

Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul

artikel ditulis tanpa cetak miring. Nama editor ditulis seperti: menulis nama biasa,

diberi katerangan (Ed.) bila hanya satu editor, dan (Eds.) bila lebih dari satu

editor judul buku kumpulanny ditulis dengan huruf miring, dan nomor

halamannya disebutkan dalam kurung.

Contoh:

Hartley. J.T., Harker, J.O., & Walsh, D.A. 1980. Contemporery Issues dan

New Directions in Adult Development of Learning and Memory. Dalam

L.W. Poon (Ed.), Aging in the 1980s: Psychological Issue (hlm. 239-

252). Washington, DC.: American Psychologicaql Association.

Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.),

Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra

(hlm. 12-25). Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.

Lewin. K. 1958. Group desicion and Social Change. Dalam E.E. Maccoby,

T.M. Newcomb & E.L. Hartley (Eds). Reading in Social Psychology. 3 ed

edition. New York: Holt, Rinehard & Wilson.

Page 56: METODE PENULISAN  ILMIAH

56

_____. 1968. Quasi-stationary social equilibrium and the problem og

permanent change. Dalam W.G. Bennis, K.D. Benne, & R. Chin (Eds).

The Planning of Change. New York: Holt, Rinehard & Wiston.

atau

Lewin. K. 1958. Group desicion and Social Change. Dalam E.E. Maccoby,

T.M. Newcomb & E.L. Hartley (Eds). Reading in Social Psychology. 3

red edition. New York: Holt, Rinehard & Wilson.

_____. 1968. Quasi-stationary social equilibrium and the problem og

permanent change. Dalam W.G. Bennis, K.D. Benne, & R. Chin (Eds).

The Planning of Change. New York: Holt, Rinehard & Wiston.

8. Rujukan dari artikel dalam jurnal

Nama penulis ditulis paling depan diikuti dengan tahun dan judul artikel

yang ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap katanya ditulis

dengan huruf kecil kecuali kata hubung. Bagian akhir berturut-turut ditulis jurnal

tahun keberapa, nomot berapa (dalam kurung), dan nomor halaman dan artikel

tersebut.

a. Nama penulis, baik pnulis Indonesia maupun bukan Indonesia, dimulai

dengan nama belakang (diketik lengkap), diikuti nama depan (diketik

singkatan), diakhiri dengan tandi titik (.).

b. Tahun terbit diakhiri dengan tanda titik (.).

c. Judul artikel, tidak diketik dengan huruf miring (italic) atau diberi garis bawah,

semua diketikdengan huruf kecil, kecuali huruf pertama judul dan subjudul,

diakhiri dengan tanda titik (.).

J. Nama judul, diketik dengan huruf miring (italic) atau diberi garis bawah,

diakhiri dengan tanda koma (.).

K. Nomor halaman, tidak diketik dengan huruf miring (italic), nomor halaman ini

diketik mulai dari halaman awal sampai dengan akhir artikel.

Contoh:

Bell, S.M. 1970. The Develompent of the Concept of object as Related to

Infant-Mother Attachment. Child Development, 41, 291-311.

Page 57: METODE PENULISAN  ILMIAH

57

Bower. G.H. 1981. Mood adn Memory. American Psychologyst, 36, 139-148.

atau

Bell, S.M. 1970. The Develompent of the Concept of object as Related to

Infant-Mother Attachment. Child Development, 41, 291-311.

Bower. G.H. 1981. Mood adn Memory. American Psychologyst, 36, 139-148.

9. Rujukan dari artikel dalam jurnal dari CD-ROM

Penulisannya di daftar rujukan sama dengan rujukan dari artikel dalam

jurnal cetak ditambah dengan penyebutan CD-ROM-nya dalam kurung.

Contoh:

Krashen, S,. Long, M. & Scaecella, R. 1979. Age, Rate and Eventual Attaiment

in second Langueage Acquisition. TESOL Quarterly, 13: 573-82 (CD-

ROM: TESOL Quarterly Diginal, 1997).

10.Rujukan dari artikel dalam majalah atau koran

Nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan, dan tahun

(jika ada). Judul artikel ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap

huruf awal kata, kecuali kata hubung. Nama majalah ditulis dengan huruf kecil

huruf pertama setiap kata, dqan dicetak miring. Nomor halaman disebut pada

bagian bagian akhir.

Contoh:

Garner, H. 1981. Do babies Sing a Universal Song? Psuchology Today, hlm.

70-76.

Suryadarma, S. V. C. 1990. Prosor dan Interface: komunikasi data. Info

Komputer, IV (4) 46-48.

11.Rujukan dari koran tanpa penulis

Nama koran ditulis di bagian awal. Tanggal, bulan, dan tahun ditulis setelah

nama koran, kemudian judul ditulis denan huruf besar kecil dicetak miring dan

diikuti dengan nomor halaman.

Contoh:

Page 58: METODE PENULISAN  ILMIAH

58

Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm. 3.

12.Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang diterbitkan oleh

suatu penerbit tanpa penulis dan tanpa lembaga

Judul atau nama dokumen ditulis di bagaian awal dengan cetak miring,

diikuti tahun penerbitan, kota penerbitan dan bulan penerbit.

Contoh:

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta PT Armas Duta Jaya.

13.Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga tersebut

Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, diikuti

dengan tahun. Judul karangan yang dicetak miring, nama tempat penerbitan,

dan nama lembaga yang bertanggung jawab atau penerbitan larangan tersebut.

Contoh:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 1978. Pedoman Penulisan

Laporan Penelitian Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

14.Rujukan Berupa Karya Terjemahan

Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan, nama

penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit

terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis

dengan kata tanpa tahun.

Contoh:

Ary, D., Jacobs, L.C., & Razavieh, A. Tanpa Tahun. Pengantar Penelitian

Pnedidikan. Terjemahan Arief Ferchan. 1982. Surabaya. Usaha

Nasional.

Page 59: METODE PENULISAN  ILMIAH

59

Mulder, N. 1984. kebatinan dan Hidup Sehari-Hari Orang Jawa dan

Perubahan Kultural. Diterjemahkan oleh A.A Nugroho. Jakarta:

Gramedia.

15.Rujukan berupa Skripsi, Tesis, atau Disertasi

Nama penulis ditulis paling depan, diikuti tahun yang tercantum pada

sampul, judul skripsi, tesis, atau disertasi ditulis dengan cetak miring diikuti

dengan pernyataan skripsi, tesis atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota

tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama perguruan tinggi.

Contoh:

Ardian, 1995. pengaruh Informasi dan Pendidikan terhadap pemahaman ibu

dalam Penggunaan ASI. Bandung: Universitas Padjadjaran. Tesis tidak

dipublikasikan.

Pangarubuan, T. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan Pembelajar

Bahasan Inggris di LPTK. Disertasi tidak dietbitkan. Malang: Program

Pascasarjana IKIP MALANG.

16.Rujukan berupa Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Penataran,

atau Lokakarya

Nama penulis ditulis paling depan, judul makalah ditulis dengan cetak

miring kemudian diikuti pernyataan “Makalah disajikan dalam...”... nama

pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat penyelenggaraan, dan tanggal

serta bulannya.

Contoh:

Manan, Bagir. 2004. Mewujudkan Peradilan yang Bersih dan Berwibawa

Melalui Good Governance. Makalah disajikan pada Seminar Nasional

diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan,

tanggal 10 Januari.

Page 60: METODE PENULISAN  ILMIAH

60

Karin, Z. 1987. Tata kota di Negara-negara Berkembang. Makalah disajikan

dalam Seminar Tata kota, BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2

September.

17.Rujukan dari Internat berupa karya individual

Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara

berturut-turut oleh tahun, judul karya tersebut (dicetak miring) dengan diberi

keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan

tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.

Contoh:

Hitchcock, S., Carr, L., & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals,

1990-95: The Calm Before the Storm, (Online),

http://joornal.acs.soton.ac.uk/survey.html, diaksus 12 Juni 1996).

18.Rujukan dari Internet berupa artikel dari jurnal

Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara

berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi

keterangan dalam alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan

kapan diakses, di antara tanda kurung.

Contoh:

Griffith, A. L. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Scooling.

Education Policy Analysis, Archives, (Online), Vol. 3, No. 1,

(http:/olam.ed.asu.edu/epaa/, diakses 12 Februari 1997).

Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya.

Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4. (http:/www.malang.ac.id,

diakses 20 Januari 2000).

Page 61: METODE PENULISAN  ILMIAH

61

19.Rujukan dari Internet Berupa Bahan Diskusi

Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara

berturut-turut oleh tanggal, bulan dan tahun, topik bahan diskusi (dicetak miring)

dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan e-mail

sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara

tanda kurung.

Contoh:

Wilson, D. 20 November 1995. Summaru of Citing Internet Sites. NETTRAIN

Discussion List. (Online), (NETTRAIN2ubvm.cc.buffalo.edu, diakses 22

November 1995).

20.Rujukan dari Internet E-mail pribadi

Nama pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dala, kurung (alamat e-

mail pengirim), diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik, isis

bahan (dicetak miring), nama yang dikirim disertai keterangan dalam kurung

(alamat e-mail yang dikirim).

Contoh:

Davis, A. (a.dav s@uwts edu.au). 10 juni 1996. Learningto Use web

Authoring Tools. E-mail Kepada Alison hunter ([email protected]).

C. Tabel dan Gambar

1. Penulisan Tabel

Penggunaan tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara yang

sistematis untuk menyajikan data statistik untuk menyajikan data statistik dalam

kolom-kolom dan lajur, sesuai dengan klasifikasi masalah. Dengan

Page 62: METODE PENULISAN  ILMIAH

62

menggunakan tabel, pembaca akan dapat memahami dan menafsirkan data

secara cepat, dan mencari hubungan-hubungannya.

Tabel yang baik seharusnya sederhana dan dipusatkan pada beberapa ide.

Memasukkan terlalu banyak data dalam suatu tabel dapat mengurangi nilai

penyajian tabel. Lebih baik menggunakan banyak tabel daripada menggunakan

sedikit tabel yang isinya terlalu padat. Tabel yang baik harus dapat

menyampaikan ide dan hubungannya secara efektif.

Jika suatu tabel cukup besar (lebih dari setengah halaman), maka tabel

harus ditempatkan pada halaman tersendiri, dan jika tabel cukup pendek (kurang

dari setengah halaman), sebaiknya diintegrasikan dalam teks.

Tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan nama tabel) dan

ditempatkan di atas tabel. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan perujukan.

Jika tabel lebih dari satu halaman, maka bagian kepala tabel (termasuk teksnya)

harus diulang pada halaman selanjutnya. Akhir tabel pada halaman pertama

tidak perlu diberi garis horizontal. Pada halaman berikutnya tulislah Lanjutan

Tabel...pada tepi kiri, tiga spasi dari garis horizontal teratas tabel. Hanya huruf

pertama kata tabel ditulis dengan menggunakan huruf besar. Kata “Tabel” ditulis

di pinggir, diikuti nomor dan judul tabel. Jika judul tabel lebih dari satu baris, baris

kedua dan seterusnya ditulis sejajar dengan huruf awal judul dengan jarak satu

spasi. Judul tabel tanpa diakhiri tanda titik. Berilah jarak tiga spasi antara teks

sebelum tabel dan teks sesudah tabel. Nomor tabel ditulis dengan angka Arab

sebagai identitas yang menunjukkan bab tempat itu dimuat dan nomor urutnya

dalam bab yang bersangkutan. Dengan demikian untuk setiap bab nomor urut

tabel dumulai dari Nomor 1.

Contoh:

Tabel 4.1. Jumlah Kriminal Keganasan dan Harta Benda di Malaysia

Page 63: METODE PENULISAN  ILMIAH

63

Nomor tabel ini menunjukkan bahwa tabel yang berjudul Persepsi

Terhadap Ancaman Korupsi terletak pada Bab IV nomor urut yang pertama.

Pengacuan Tabel menggunakan angka, bukan dengan menggunakan kata tabel

di atas atau tabel di bawah.

Garis yang paling atas dari tabel diletakkan tiga spasi di bawah nama tabel.

Kolom pengetahuan (heading), dan deskripsi tentang ukuran atau unit data

harus dicantumkan. Istilah-istilah seperti: nomor, persen, frekuensi, dituliskan

dalam bentuk singkatan/lambang. No., %, dan f. Data yang terdapat dalam tabel

ditulis dengan menggunakan spasi tunggal. Garis akan digunakan jika

dipandang lebih mempermudah pembacaan tabel, tetapi garis vertikal di bagian

kiri, tengah, dan kanan tabel tidak diperlukan. Tabel yang dikutip dari sumber lain

wajib diberi keterangan mengenai nama akhir penulis, tahun publikasi, dan

nomor halaman tabel asli di bawah tabel dengan jarak tiga spasi dari garis

horizontal terbawah, mulai dari tepi kiri. Jika diperlukan catatan untuk

menjelaskan butir-butir tertentu yang terdapat dalam tabel, gunakan simbol

tertentu dan tulis dalam bentuk superskrip. Catatan kaki untuk tabel ditempatkan

di bawah tabel, dua spasi di bawah sumber, bukan pada bagian bawah halaman.

Contoh:

Tabel 4.1 Jumlah kriminal keganasan dan Harta Benda di

Malaysia Tahun 1993-2003

Tahun Kriminal Keganasan Kriminal Harta Jumlah

Page 64: METODE PENULISAN  ILMIAH

64

Benda

1993 11,164 68,729 79,893

1994 10,301 65,674 75,975

1995 10,623 70,598 81,221

1996 12,340 75,562 87,902

1997 16,919 104,257 121,176

1998 19,673 139,186 158,859

1999 21,157 147,958 169,115

2000 21,604 145,569 167,173

2001 20,390 136,076 156,469

2002 20,843 128,199 149,042

2003 22,790 133,525 156,315

Sumber: Madani, Vol. 5 No. 3. (Oktober 2004: 367)

2. Penyajian Gambar

Istilah gambar mengacu pada foto, grafik, chart, peta sket, diagram, bagan,

dan gambar lainnya. Gambar dapat menyajikan data dalam bentuk-bentuk visual

yang dapat dengan mudah dipahami. Gambar tidak harus dimaksudkan untuk

Page 65: METODE PENULISAN  ILMIAH

65

mambangun deskripsi tetapi dimaksudkan untuk menekankan hubungan tertentu

yang signifikan. Gambar juga dapat digunakan untuk menyajikan data statistik

berbentuk grafik.

Beberapa pedoman penggunaan gambar dapat dikemukakan seperti

berikut:

a. Judul gambar ditempatkan di bawah gambar, bukan di atasnya. Cara

penulusan judul gambar sama dengan penulisan judul tabel.

b. Gambar harus sederhana untuk dapat menyampaikan ide dengan jelas dan

dapat dipahami tanpa harus disertai penjelasan tekstual.

c. Gambar harus digunakan dengan hemat. Terlalu banyak gambar dapat

mengurangi nilai penyajian data

d. Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus

ditempatkan pada halaman tersendiri.

e. Penyebutan adanya gambar seharusnya mendahului gambar.

f. Gambar diacu dengan menggunakan angka, bukan dengan menggunakan

kata gambat di atas gambat di bawah.

g. Gambar dinomori dengan menggunakan angka Arab seperti pada

penomoran tabel.

D. Penggunaan Bahasa Indonesia dengan Baik dan Benar

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang kita gunakan untuk berkomunikasi

secara resmi maupun tidak resmi dengan teman, kolega, keluarga dan lain-lain.

Namun, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis bahan

ajar bukan merupakan hal yang mudah. Banyak kaidah-kaidah bahasa yang perlu

diikuti sehingga penggunaan bahasa dalam penulisan bahan ajar menjadi baik dan

benar. Penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam bahan ajar akan

meningkatkan kualitas bahan ajar tersebut, sehingga dapat dimengerti dengan

mudah oleh pemakainya.

1. Pembentukan Kata

Dalam pembentukan kata yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

Page 66: METODE PENULISAN  ILMIAH

66

a. Jika meng- ditambahkan pada dasar yang bnersuku sati, bentuknya

berubah menjadi menge-

meng- + tik = mengetik

meng- + bom = mengebom

meng- + cek = mengecek

b. Konsonan rangkap pada awal kata tidak lulus apabila ditambahkan dengan

meng-,

meng- + produksi = memproduksi

meng- + klasifikasi = mengklasifikasi

meng- + transfer = mentransfer

c. Jika verbal berdasar tunggal direduplikasi, dasarnya diulangi dengan

dipertahankan peluluhan konsonan pertamanya. Dasar yang bersuku satu

mempertahankan nge- di depan dasar yang diredupliksi;

tulis = menulis = menulis-nulis

pijit = memijit = memijit-mijit

d. Bila kata majemuk direduplikasi yang diulang adalah kata awal.

kereta api = kereta-kereta api

meja makan = meja-meja makan

2. Asas Pemungutan Kata

a. Asas pemungutan secara utuh

abad biadab

ilham hikayat

radio ijab

mode izin

hotel motor

b. Asas pemungutan dengan perubahan atau penyesuaian bunyi

subject = subjek

system = sistem

effektive = efektif

Page 67: METODE PENULISAN  ILMIAH

67

frequency = frekuensi

description = deskripsi

c. Asas pemungutan dengan terjemahan

medical = pengobatan

spoortein = kareta api

dentist = dokter gigi

vulcano = gunung api

sportsman = olahraga

3. Bentuk baku dan tidak baku

Baku Tidak baku

kemarin kemaren

hakikat hakekat

sistem sistim

konkret konkrit

khotbah khutbah

4. Pembentukan Kalimat

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembentukan kalimat adalah

apakah kalimat-kalimat yang kita hasilkan dapat memenuhi syarat suatu kalimat

yang benar (gramatikal). Kalimat yang gramatikal adalah kalimat yang strukturnya

benar berdasarkan kaidah bahasa (aturan bahasa). Selain itu, apakah kita dapat

mengenali kalimat gramatikal yang dihasilkan orang lain.

a) Syarat kalimat

Sekurang-kurangnya, kalimat memiliki subjek dan predikat. Kalau tidak

memiliki unsur subjek dan predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Predikat

kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua macam, yaitu (1) kalimat yang

berpredikat kata kerja, dan (2) kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.

Contoh: Tugas itu dikerjakan oleh para pegawai BRI.

Kata kerja dalam kalimat itu ialah dikerjakain. Kata dikerjakan adalah

predikat dalam kalimat itu. Setelah ditemukan predikat dalam kalimat itu, subjek

dapat ditemukan dengan cara mengejukan pertanyaan dengan kata apa atau

siapa. Apa yang dikerjakan? Atau, siapa yang dikerjakan?

Page 68: METODE PENULISAN  ILMIAH

68

Jawaban atas pertanyaan itu ialah tugas itu. Kata tugas itu, merupakan

subjek kalimat. Kalau tidak ada yang dijadikan jawaban pertanyaan itu, berarti

subjek tidak ada. Dengan demikian, pertanyaan dalam bentuk deretan kata-kata

itu bukanlah kalimat.

Perhatikan pernyataan berikut!

(1) Berdiri aku di atas bangku.

(2) Kumandikan adik pada pagi hari.

Perhatikanlah pula pernyataan berikut: Dalam kamar ini memerlukan empat

buah kursi. Mari kita gunakan cara menemukan subjek dan predikat seperti di

atas. Mula-mula kita temukan subjek dan predikat seperti di atas. Mula-mula kita

temukan dulu kata kerja dalam kalimat itu, yaitu memerlukan. Kata memerlukan

adalah predikat kalimat. Selain itu, kita berusaha menemukan subjek kalimat

dengan bertanya apa atau siapa yang memerlukan. Jawabannya adalah kamar

ini. Dalam kalimat di atas, kata kamar ini didahului kata dalam, sehingga tidak

memungkinkan kata kamar ini berstatus subjek. Kata dalam menandai kata di

belakangnya itu sebuah keterangan tempat. Dengan demikian, pernyataan itu

tidak bersubjek, jadi bukan kalimat.

Kalimat-kalimat yang tidak gramatikal serinng disebabkan oleh ketaksaan

pikiran penutur bahasa, yaitu dua konsep dipadukan menjadi satu sehingga

melahirkan struktur kalimat yang tidak tegas dan bermakna ganda.

b) aktif dan pasif

Saya sudah katakan bahwa berbahasa Indonesia dengan baik dan

benar itu tidak mudah.

Kalimat itu merupakan perpaduan dari dua konsep kalimat aktif dan pasif.

Kalimat aktif:

Saya sudah mengatakan bahwa berbahasa Indonesia dengan baik dan

benar itu tidak mudah.

Page 69: METODE PENULISAN  ILMIAH

69

Kalimat pasif:

Sudah saya katakan bahwa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar

itu tidak mudah.

c) Subjek dan keterangan.

Contoh: Dalam konferensi tingkat tinggi negara-negara nonblok tidak

memutuskan tempat penyelenggaraan konferensi berikutnya. Kalimat itu

merupakan perpaduan dari dua konsep, yaitu: subjek dan keterangan.

Subjek:

Konferensi tinggkat tinggi negara-negara nonblok tidak memutuskan

tempat penyelenggaraan konferensi berikutnya.

Keterangan:

Dalam konferensi tingkat tinggi negara-negara nonblok tidak diputuskkan

tempat penyelenggaraan konferensi berikutnya.

d) Pengantar kalimat dan predikat

contoh:

Menurut ahli geologi itu dinyatakan bahwa perembesan air laut telah

sampai ke wilayah Jakarta Pusat.

Kalimat itu, merupakan perpaduan dari dua konsep yaitu pengantar kalimat dan

predikat.

Pengantar kalimat:

Menurut ahli geologi itu, perbesaran air laut telah sampai ke wilayah

Jakarta Pusat.

Predikat:

Ahli geologi itu menyatakan bahwa perembesan air laut telah sampai ke

wilayah Jakarta Pusat.

Page 70: METODE PENULISAN  ILMIAH

70

e) Kalimat majemuk dan kalimat bersusun

Contoh:

Meskipun kita tidak menghadapi musuh, tetapi kita harus selalu waspada.

Kalimat itu merupakan perpaduan dari dua konsep yaitu kalimat majemuk dan

kalimat bersusun.

Kalimat majemuk:

Kita tidak menghadapi musuh, tetapi (kita) harus selalu waspada.

(1) induk kalimat dan anak kalimat

(2) pernyataan yang tidak mengandung unsur subjek. Contoh : Dengan demikian

akan membantu para karyawan riset, teknisi, dan peminat yang lain,

terutama mahasiswa dalam melaksanakan tugasnya.

(3) pernyataan yang tidak mengandung unsur predikat. Contoh: Jalan layang itu

mengatasi kemacetan lalu lintas.

(4) Pernyataan berupa anak kalimat. Contoh: Meskipun peningkatan mutu para

dosen dan karyawan adalah jelas tidak identik dengan pengembangan

fakultas.

(5) Pernyataan berupa unsur keterangan penjelas atau keterangan

tambahan. Contoh: Baik bila kita berada di restoran, di pasar, terminal bus,

maupun tempat-tempat umum lainnya.

(6) Pernyataan berupa ungkapan preposisi. Contoh: Bagi seorang

peneliti, sebagai pedoman perbandingan, perlu diperhatikan kegiatan yang

telah dilakukan.

B. Format Penulisan

Skripsi, paper/makalah, laporan penelitian, dan lain sebagainya, memiliki

format penulisan tertentu untuk bisa disebut sebagai sebuah karya ilmiah. Uraian di

bawah ini membahas format penulisan karya ilmiah berupa skripsi pada Program S-

Page 71: METODE PENULISAN  ILMIAH

71

1 Pemerintahan Integratif. Namun beberapa poin penting dalam format penulisan

dimaksud bisa dipakai sebagai acuan dalam penulisan karya ilmiah selain skripsi,

seperti paper/makalah, artikel dalam jurnal ilmiah, dan lain sebagainya.

1. Bahan dan Ukuran Kertas

Bahan dan ukuran kertas yang dipakai dalam sebuah karya ilmiah adalah

sebagai berikut:

1. Ukuran kertas: A4 (21 x 29,7 cm).

2. Jenis kertas: HVS 80 gram.

3. Kertas doorslag berwarna (sesuai dengan warna yang telah ditentukan)

dengan lambang Universitas Mulawarman sebagai pembatas.

2. Pengetikan

Ketentuan-ketentuan dalam pengetikan sebuah karya ilmiah dirinci sebagai

berikut:

a. Menggunakan software pengolah kata dengan flatform Windows, seperti MS

Word, Excel, dan lain-lain

b. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran 12

kecuali untuk: halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halaman judul

dalam (soft cover), yang menggunakan huruf tegak (kecuali istilah asing) dan

dicetak tebal (bold) dengan ukuran font mulai 12 sampai 16 (disesuaikan

dengan panjang judul, lihat Lampiran). Catatan kaki (footnotes), yang

menggunakan font ukuran 10.

c. Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab, sub-sub-

bab), memberi penekanan, pembedaan, dan sejenisnya.

d. Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau bahasa

daerah, memberi penekanan, pembedaan (termasuk pembedaan sub-judul

Page 72: METODE PENULISAN  ILMIAH

72

yang hirarkhinya tidak setingkat), dan sejenisnya. Judul sub sub-sub-bab

dibuat dengan mengkombinasikan huruf miring dan huruf tebal (italic-bold

atau bold-italic). Judul sub sub-sub-sub-bab dan seterusnya dibuat dengan

huruf miring biasa (italic).

e. Batas tepi (margin):

1) Tepi atas : 4 cm

2) Tepi bawah : 3 cm

3) Tepi kiri : 4 cm

4) Tepi kanan : 3 cm

f. Sela ketukan (ind3e nsi) selebar 1 cm. Indensi Tab dipakai pada baris

pertama alinea baru. Indensi gantung digunakan untuk daftar pustaka.

g. Spasi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir:

h. Bagian awal dari karya ilmiah

Termasuk di dalamnya adalah halaman judul, halaman pengesahan,

halaman pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar

tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. Spasi yang digunakan adalah:

1) Pernyataan ditulis dengan spasi tunggal.

2) Riwayat Hidup dan Kata Pengantar ditulis dengan spasi ganda.

3) Abstrak, antara 150-250 kata (dalam satu halaman) ditulis dengan

menggunakan spasi tunggal.

4) Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, disusun dengan menggunakan

spasi tunggal.

i. Bagian isi karya ilmiah

Meliputi Bab I sampai BAB V, disusun dengan menggunakan spasi ganda.

j. Bagian akhir karya ilmiah

Page 73: METODE PENULISAN  ILMIAH

73

Terdiri dari Daftar Pustaka, yang daftar referensinya memakai spasi tunggal

dan indensi gantung (jarak antar referensi dengan spasi ganda), dan

Lampiran yang ditulis dengan spasi tunggal atau disesuaikan dengan

bentuk/jenis lampiran.

3. Judul karya ilmiah, bab, sub bab, dan lain sebagainya:

a. Judul karya ilmiah dan bab, diketik dengan huruf besar/kapital, dicetak

tebal, tanpa singkatan (kecuali yang berlaku umum seperti PT., CV.),

posisinya di tengah halaman, dan tanpa diakhiri tanda titik. Perkecualiannya

adalah judul pada halaman Persetujuan Seminar dan Pengesahan Skripsi

(dengan huruf biasa, dicetak tebal).

b. Judul sub-bab diketik sejajar dengan batas tepi (margin) sebelah kiri

dengan menggunakan huruf A, B, C, dan seterusnya. Huruf pertama setiap

kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan

kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub-bab dicetak dengan huruf tebal

(bold).

c. Judul sub sub-bab dimulai dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Huruf

pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata

penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub sub-bab dicetak

dengan huruf tebal (bold).

d. Judul sub sub-sub-bab dimulai dengan huruf a, b, c dan

seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title

Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul

sub sub-sub-bab dicetak dengan huruf tebalmiring (bold-italic).

e. Judul sub sub-sub-sub bab dimulai dengan angka 1), 2), 3) dst. (tanpa

titik), dan judul sub sub-sub-sub-sub bab dimulai dengan huruf a), b), c)

dst. (tanpa titik). Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title

Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul

Page 74: METODE PENULISAN  ILMIAH

74

sub sub-sub-sub-bab dan sub subsub- sub-sub-bab dicetak dengan huruf

miring (italic).

f. Judul sub-bab, sub sub-bab, dan sub sub-sub-

bab, dan seterusnya (headings hierarchy) perlu dibedakan dengan rincian

poin-poin atau item-item (points/items hierarchy). Penulisan headings

hierarchy dimulai dari A, B, C, lalu 1, 2, 3, kemudian a, b, c, dan seterusnya

(lihat Box) dibuat sejajar dengan batas tepi kiri pengetikan (batas margin

kiri). Isi atau teksnya (alinea, kalimat) juga dibuat sejajar dengan batas tepi

kiri pengetikan dan awal kalimat dalam alinea baru dibuat dengan indensi 1

cm). Sementara penulisan points/items hierarchy tidak sejajar dengan

batas tepi kiri pengetikan (batas margin kiri), melainkan mengikuti poin-

poin/item-item dimaksud atau posisinya disesuaikan dengan memperhatikan

estetika. Penggunaan angka atau huruf awal untuk poin-poin atau item-item

juga disesuaikan (bisa dimulai dari 1,2,3 atau a, b, c). Penulisan headings

hierarchy (sub-judul) - sejajar batas tepi kiri: Batas tepi kiri pengetikan.

Contoh:

D. Judul Sub-Bab (bold)

1. Judul Sub Sub-Bab (bold)

a. Judul Sub Sub-Sub-Bab (bold-italic)

1) Judul Sub Sub-Sub-Sub-Bab (italic)

2) Judul Sub Sub-Sub-Sub-Bab (italic)

b. Judul Sub Sub-Sub-Bab (bold-italic)

1) Judul Sub Sub-Sub-Sub-Bab (italic)

2) Judul Sub Sub-Sub-Sub-Bab (italic)

Page 75: METODE PENULISAN  ILMIAH

75

a) Judul Sub Sub-Sub-Sub-Sub-Bab (italic)

b) Judul Sub Sub-Sub-Sub-Sub-Bab (italic)

2. Judul Sub Sub-Bab (bold)

E. Judul Sub-Bab (bold)

1. Judul Sub Sub-Bab (bold)

2. Judul Sub Sub-Bab (bold)

Penulisan points/items hierarchy (rincian poin-poin/item-item) – tidak sejajar

dengan batas tepi kiri (masuk ke dalam, disesuaikan):

a. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang perbedaan keduanya

(headings hierarchy dan points/items hierarchy) dalam sebuah teks/tulisan,

lihat contohnya pada Lampiran.

b. Sepanjang memungkinkan, hindari penggunaan hirarkhi sub-judul (headings

hierarchy) yang terlalu banyak tingkatannya (sub sub-subsub-bab dan

seterusnya). Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan rincian

poin-poin atau item-item (points/items hierarchy).

2. Bilangan dan satuan:

a. Bilangan diketik dengan angka kecuali bilangan yang terletak pada awal

kalimat yang harus dieja. Contoh: Umur mesin 10 tahun. Sepuluh

perusahaan besar… dan seterusnya.

b. Bilangan desimal ditandai dengan koma (contoh: Rp1.150,25)

c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa tanda titik (kg, cm, dan

lain-lain)

Batas tepi kiri pengetikan, contoh:

Page 76: METODE PENULISAN  ILMIAH

76

A. Poin/Item

1. Sub-Poin/Item

a. Sub Sub-Poin/Item

1) Sub) Sub-Sub-Poin/Item

2) Sub) Sub-Sub-Poin/Item

b. Sub Sub-Poin/Item

1) Sub Sub-Sub-Poin/Item

2) Sub Sub-Sub-Poin/Item

a) Sub Sub-Sub-Sub-Poin/Item

b) Sub Sub-Sub-Sub-Poin/Item

(1) Sub Sub-Sub-Sub-Sub-Poin/Item

(2) Sub Sub-Sub-Sub-Sub-Poin/Item

(a) Sub Sub-Sub-Sub-Sub-Sub-Poin/Item

(b) Sub Sub-Sub-Sub-Sub-Sub-Poin/Item

2. Sub-Poin/Item

B. Poin/Item

1. Sub-Poin/Item

2. Sub-Poin/Item

Page 77: METODE PENULISAN  ILMIAH

77

Catatan: Poin/Item dan sub-subnya ditulis dengan huruf biasa,

Pecahan yang berdiri sendiri ditulis dengan angka, sedangkan pecahan

yang bergabung dengan bilangan bulat harus ditulisdengan huruf/dieja.

Contoh: tiga dua pertiga.

C. Penomoran Halaman

Ketentuan-ketentuan dalam penomoran halaman, seperti halaman-

halaman awal, halaman judul bab, halaman teks utama, dan lain sebagainya,

adalah sebagai berikut:

1. Bagian awal karya ilmiah (halaman judul, halaman pengesahan, halaman

pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,

daftar gambar, dan daftar lampiran) diberi nomor halaman dengan angka

romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) dan ditempatkan di tengah bagian

bawah. Halaman judul tidak diberi nomor, tetapi tetap dihitung.

2. Mulai dari BAB I sampai dengan halaman terakhir pada Daftar Pustaka

diberi nomor halaman dengan angka latin (1, 2, 3, dan seterusnya). Nomor

halaman ditempatkan di sebelah kanan atas, kecuali bab baru yang tidak

diisi nomor halaman.

3. Data yang mendukung penelitian disajikan dalam lampiran yang disajikan

menurut kelompoknya tanpa diberi nomor halaman. Contoh:

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

Lampiran 2. Peta Desa Mahak Baru

Rangkuman

Page 78: METODE PENULISAN  ILMIAH

78

1. Kode etik penulisan karya ilmiah Kode etik adalah seperangkat norma yang

perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan

pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap bahan yang digunakan dan

penyebutan sumber data atau informasi.

2. Cara Merujuk dan Menulis Daftar Rujukan dalam karya ilmiah ada bermacam-

macam. Hal tersebut dipengaruhi oleh kaidah selingkung, kutipan langsung atau

tidak langsung, dan juga macam sumber yang dirujuk.

3. Unsur yang ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-turut meliputi: (1) nama

penulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanda gelar

akademik, (2) tahun penrrbitan, (3) judul, termasuk anak judul (subjudul), (4) kota

tempat penerbitan dan (5) nama penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi

tergantung jenis sumber pustakanya.

4. Penggunaan tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara yang sistematis

untuk menyajikan data statistik untuk menyajikan data statistik dalam kolom-

kolom dan lajur, sesuai dengan klasifikasi masalah. Dengan menggunakan tabel,

pembaca akan dapat memahami dan menafsirkan data secara cepat, dan

mencari hubungan-hubungannya.

5. Penulisan ilmiah perlu memperhatikan format. Dala format penulisan ilmiah antara

lain harus memperhatikan tentang batas tepi kanan, tepi kiri, atas dan bawah dari

suatu halaman. Selain itu juga perlu memperhatikan jenis huruf yang digunakan

serta penomoran.

Evaluasi

1. Apa yang dimaksud kode etik penulisan karya ilmiah

2. Buat contoh daftar pustaka yang merujuk dari buku banga rampai dan artikel

dalam jurnal,

Page 79: METODE PENULISAN  ILMIAH

79

3. Jelaskan format penulisan karya ilmiah pada umumnya. Apa saja aturan yang

harus diperhatikan.

Page 80: METODE PENULISAN  ILMIAH

80

DAFTAR PUSTAKA

Danial, Deni Muhammad. 2008. Menjadi Penulis Mulai Dari Sekarang. Semarang:

PT Sindur press.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi penelitian kualitatif: ancangan metodologi,

presentasi, dan publikasi hasil penelitian untuk mahasiswa dan peneliti

pemula bidang ilmu-ilmu sosial, pendidikan, dan humaniora. Bandung: CV.

Pustaka setia.

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang (2003). Panduan Bimbingan,

Penyusunan Pelaksanaan Ujian, dan Penilaian Skripsi Mahasiswa.

Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

Gunawan, Agustin Widia dkk. 2004. Metode Penyajian Karya Ilmiah. Bogor: IPB

PRESS.

Hadi, Sutrisno. 2000. Bimbingan Menulis Skripsi & Thesis. Yogyakarta: ANDI

Joyomartono, Mulyono dkk. 1992. Komponen dan / atau Indikator Variabel Penelitian

pada Penelitian Bahasa, Sosial, dan Budaya. Semarang: IKIP Semarang

PRESS.

Nasution, S. 1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Pennen, Paulina & Purwanto. 2001. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: PAU-PPAI-UT.

Santana, Septiawan. 2007. Menulis Ilmiah: Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

Sulistiya, dkk. 1991. Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial. Semarang: IKIP

Semarang Press.

Tanjung, Nur Bahdin dan Ardian. 2005. Pedoman penulisan karya ilmiah (proposal,

skripsi, dan tesis) dan mempersiapkan diri menjadi penulis artikel ilmiah.

Page 81: METODE PENULISAN  ILMIAH

81

Westra, Paridjata. 1991. Pedoman Penulisan Skripsi Berdasarkan Penelitian Empiris

di Lingkungan Perguruan Tinggi. Surabaya: Airlangga University Press.

Winarto, dkk. 2004. karya tulis ilmiah sosial: menyiapkan. Memulis dan

mencermatinya.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman. 2008. Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah. Homepage: www.pin.or.id, Email: [email protected].

Diakses 23 November 2009