Definisi Dalil Dan Tugas Jin

7
DEFINISI JIN Jin (bahasa arab : ن جJanna) secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi "tersembunyi" atau "tidak terlihat". Bangsa Jin dahulu dikatakan dapat menduduki beberapa tempat dilangit dan mendengarkan berita-berita dari Allah, setelah diutusnya seorang nabi yang bernama Muhammad maka mereka tidak lagi bisa mendengarkannya karena ada barisan yang menjaga rahasia itu. Asal pembentukan kata "jin" dari huruf 'jim' ( ج) dan 'nun' ( ن) menunjukkan makna tertutup, Syaikh al-Islam berkata: "Ia dinamakan jin karena ketertutupannya dari pandangan manusia." Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, yang berarti istitar (tersembunyi). Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah sifat dari setiap yang durhaka dari golongan jin dan manusia. Asal pembentukan kata "jin" dari huruf 'jim' ( ج) dan 'nun' ( ن) menunjukkan makna tertutup, Syaikh al-Islam berkata: "Ia dinamakan jin karena ketertutupannya dari pandangan manusia." Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, yang berarti istitar (tersembunyi).

description

tugas agama

Transcript of Definisi Dalil Dan Tugas Jin

Page 1: Definisi Dalil Dan Tugas Jin

DEFINISI JIN

Jin (bahasa arab: جن Janna) secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi "tersembunyi"

atau "tidak terlihat". Bangsa Jin dahulu dikatakan dapat menduduki beberapa tempat dilangit

dan mendengarkan berita-berita dari Allah, setelah diutusnya seorang nabi yang bernama

Muhammad maka mereka tidak lagi bisa mendengarkannya karena ada barisan yang menjaga

rahasia itu. Asal pembentukan kata "jin" dari huruf 'jim' (ج) dan 'nun' (ن) menunjukkan

makna tertutup, Syaikh al-Islam berkata: "Ia dinamakan jin karena ketertutupannya dari

pandangan manusia."

Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, yang berarti istitar (tersembunyi).

Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah

sifat dari setiap yang durhaka dari golongan jin dan manusia.

Asal pembentukan kata "jin" dari huruf 'jim' (ج) dan 'nun' (ن) menunjukkan makna tertutup,

Syaikh al-Islam berkata: "Ia dinamakan jin karena ketertutupannya dari pandangan manusia."

Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, yang berarti istitar (tersembunyi).

Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah

sifat dari setiap yang durhaka dari golongan jin dan manusia.

DALIL JIN

dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk

mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang[1] barangsiapa yang (mencoba)

mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk

membakarnya) (Al-Jin 9:72)

Jin menurut bahasa berasal dari lafatz ijtinan yang berarti istitar (sembunyi) dari lafazh

jannatul lail ajanahuu yaitu jika malam menutupinya. Mereka sembunyi dan tidak

terlihat oleh mata manusia maka disebut jin, mereka bisa melihat manusia tetapi mereka tidak

bisa dilihat oleh manusia sebagaimana firman Allah I :

Page 2: Definisi Dalil Dan Tugas Jin

Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak

bisa melihat mereka.”(Al A’raaf 27)

Jin menurut istilah adalah sebagaimana yang dijelaskan dalam dalil-dalil dari Al Qur’an dan

hadits yang menunjukan bahwa jin diciptakan dari api. Allah berfirman:

“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.(Al Hijr 27)

Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api.(Ar Rahman 15)

Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhahhak berkata bahwa yang dimaksud dari firman

Allah: dari nyala api yaitu “Dari api murni” dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas:”Dari bara

api”.(Di dalam tafsir Ibnu Katsir).

Dalil dari hadits, riwayat dari Aisyah t bahwasannya Rasulullah bersabda:

“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa

yang disifatkan (diceritakan) bagi kalian”.[yaitu dari air mani] (HR.Muslim di dalam kitab

Az- Zuhd dan Ahmad di dalam Al Musnad).

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis)

manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain

perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (Al-An’am: 112)

(Dalam ayat ini) Allah menjadikan setan dari jenis manusia, seperti halnya setan dari jenis

jin. Dan hanyalah setiap yang durhaka disebut setan, karena akhlak dan perbuatannya

menyelisihi akhlak dan perbuatan makhluk yang sejenisnya, dan karena jauhnya dari

kebaikan. (Tafsir Ibnu Jarir, 1/49)

Ibnu Katsir menyatakan bahwa syaithan adalah semua yang keluar dari tabiat jenisnya

dengan kejelekan (Tafsir Ibnu Katsir, 2/127). Lihat juga Al-Qamus Al-Muhith (hal. 1071).

Yang mendukung pendapat ini adalah surat Al-An’am ayat 112:

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis)

manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain

perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (Al-An’am: 112)

Al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzar radhiallahu 'anhu, ia berkata: Aku datang

kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan beliau berada di masjid. Akupun duduk. Dan

beliau menyatakan: “Wahai Abu Dzar apakah kamu sudah shalat?” Aku jawab: “Belum.”

Beliau mengatakan: “Bangkit dan shalatlah.” Akupun bangkit dan shalat, lalu aku duduk.

Page 3: Definisi Dalil Dan Tugas Jin

Beliau berkata: “Wahai Abu Dzar, berlindunglah kepada Allah dari kejahatan setan manusia

dan jin.” Abu Dzar berkata: “Wahai Rasulullah, apakah di kalangan manusia ada setan?”

Beliau menjawab: “Ya.”

Ibnu Katsir menyatakan setelah menyebutkan beberapa sanad hadits ini: “Inilah jalan-jalan

hadits ini. Dan semua jalan-jalan hadits tersebut menunjukkan kuatnya hadits itu dan

keshahihannya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/172)

TUGAS JIN

1. Hudais, tugasnya : menyesatkan para ulama pada hawa nafsunya.

2. Hudavis, tugasnya : menganggu orang yang sedang sholat tidak pada awal sholat

tetapi ketika menjaga surah Al-Fatihah dan surah sesudahnya.  Ketika iblis

menganggu pada bacaan sholat dan rakaatnya, pada saat ragu surah Al-Fatihah

sudah/belum dibaca, maka bacalah lagi.

3. Jalbanur, tugasnya : mengganggu orang yang ke pasar untuk berdagang dengan tidak

jujur. Membuat pengunjung betah berlama-lama di pasar.

4. Biter, tugasnya : datang kepada orang yang kena musibah untuk membisikkan orang

agar suudzon terhadap Allah.  Padahal musibah yang kita terima adalah akibat alur

perbuatan sendiri.

5. Mansud keturunan iblis, tugasnya :  untuk memfitnah dan mengadu domba

permusuhan.

6. Dasim, tugasnya : menimbulkan semangat melakukan perzinahan di antara umat

Muhammad.

7. Ahwal, tugasnya : membisikkan para pejabat untuk melakukan korupsi.

5 Jenis Jin yaitu :

1. AL-JAN, Jenis yang pertama ini adalah pengertian jin secara umum, yaitu jenis jin

yang berpotensi seperti layaknya manusia.  Jin ada yang berkelamin jantan adapula

yang betina, ada jin yang muslim adapula yang non muslim, jin juga membutuhkan

Page 4: Definisi Dalil Dan Tugas Jin

makan,minum, tidur, bersenggama dan sebagainya. Walhasil jin pada kategori JAN

tidak bedanya dengan manusia pada kategori al-insan.

2. AL-A’MIR, Acapkali disuatu tempat, dikamar mandi, dirumah atau dimanapun ada

suara atau bunyian yang menirukan perbuatan manusia. Seperti halnya ada suara

orang wudhu atau orang mandi, padahal dikamar mandi tersebut tidak ada siapa-siapa.

Hal ini boleh jadi adalah perbuatan jin pada kategori AL-A’MIR. Maka tidak jarang

orang menyebutnya sebagai setan tek-tek. Karena memang jenis jin ini suka meniru-

nirukan perbuatan atau kebiasaan manusia, dengan maksud menakut-nakuti.  Al-

A’mir juga terkadang mengikuti orang yang sedang membaca , bernyanyi dan

sebagainya atau mengikuti orang yang sedang shalat dibelakangnya.  Meskipun

demikian kita tidaklah usah takut, karena boleh jadi dia tidaklah jahat, hanya karena

ingin menjadi mak’mum atau ingin belajar membaca atau menyanyi.

3. AL-IFRIT, Ifrit adalah jenis jin yang berpotensi sebagai pembantu ataupun khodam

bagi manusia. Dalam hal ini ada ifrit yang muslim dan baik, yang tentunya bisa

menjadi khodam pada manusia-manusia yang muslim dan baik pula.  Adapula ifrit

yang berprilaku jahat dan kafir yang dimanfaatkan oleh para tukang sihir dan dukun,

seperti ifrit-ifrit yang bekerjasama dengan pesihir terkemuka luar negeri pada segitiga

Bermuda “ David Coverfild”.

4. AL-ARWAH, Jenis jin yang keempat inilah yang sering dan biasa menggoda

manusia, terkadang al-arwah menjelma dirinya sebagai orang tua kita yang telah

meninggal atau sebagai dedemit dan sebagainya. Sehingga dapat mengelabui sebagian

masyarakat kita dan menakut-nakuti mereka yang memang mempercayainya.

Sebenarnya jenis jin al-arwah ini termasuk golongan jin yang sangat kuat dan sangat

nakal. Disebutkan paling kuat karena mereka dapat menjelma dirinya menjadi apa

saja dengan mengerahkan kekuatan ilmu yang dimilikinya dan disebut nakal karena

sering menggoda dan menakut-nakuti manusia. Jika diibaratkan manusia, maka jenis

jin dari golongan Al-arwah semacam preman yang sukausil terhadap masyarakat

setempat dan terutama kepada perempuan-perempuan yang lewat dijalanan.

5. AS-SYAITON, Berbeda dengan al-arwah, as-syaiton adalah jenis jin yang selalu

menggoda manusia dari segi keimanan, kerohanian dan kejiwaan.  As-syaiton sangat

berbahaya dibanding jenis jin lainnya, karena as-syaiton dalam merasuk kedalam hati

manusia untuk membisikan kekafiran, keingkaran dan kejahatan. Dalam surat an-naas

dijelaskan bahwasanya bukan hanya jin jahat dan ingkar yang termasuk dalam

Page 5: Definisi Dalil Dan Tugas Jin

golongan as-syaiton, manusia yang yang berprilaku dzolim termasuk dalam kategori

ini