Defenisi Pasta

download Defenisi Pasta

of 17

Transcript of Defenisi Pasta

Defenisi Pasta Menurut FI III (22) Pasta adalah sediaan berupa massa lunak yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit. Menurut DOM (823) Pasta adalah sediaan semi padat dermatologis yang menunjukkan aliran dilatan yang penting. Ketika digunakan, pasta memiliki nilai yield tertentu dan tahan untuk mengalir meningkat dengan meningkatnya gaya pada penggunaan. Pasta biasanya disiapkan dengan menambahkan sejumlah serbuk yang tidak larut yang signifikan (biasanya 20% atau lebih) pada basis salep konvensional sehingga akan merubah aliran plastis dari salep menjadi aliran dilatan. Menurut Scovilles (338) Pasta terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental dimana pada dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan lapisan pelindung pada area dimana pasta digunakan. Menurut Prescription (256) Pasta terbagi menjadi dua kelas seperti sediaan salep untuk penggunaan luar. Pasta berlemak seperti pasta ZnO dan pasta tidak berlemak mengandung gliserin dengan pektin, gelatin, tragakan dan lain-lain. Pasta biasanya sangat kental atau kaku dan kurang berlemak dibandingkan dengan salep dimana bahan-bahan serbuk seperti pati, ZnO dan kalsium karbonat pada basisnya memiliki bagian yang tinggi. KESIMPULAN: Pasta adalah sediaan semi padat dermatologis yang digunakan secara topikal menunjukkan aliran dilatan. Biasanya mengandung serbuk sampai 50% hingga pasta lebih kaku dan kental dan kurang berminyak dibandingkan salep. Pasta tidak melebur pada suhu tubuh dan memberi perlindungan berlebih pada daerah dimana pasta digunakan. Keuntungan Pasta Dibandingkan Salep Menurut Prescription (256) Pasta kurang berminyak dibandingkan salep dan lebih menyerap karena bagian yang tinggi dari serbuk obat yang mempunyai afinitas untuk air. Kemudian pasta lebih dipilih untuk luka akut yang mempunyai kecenderungan untuk menetap atau keluar, mengeras atau menggelembung. Beberapa pasta kurang berpenetrasi dan kurang bermaserasi daripada selep dan cenderung menyerap eksudat. Bahan obat bercampur dalam pasta dan diserap kurang cepat daripada salep dan kemudian mempunyai aksi yang lebih dangkal. Defenisi Pembersih Gigi Menurut Balsam (423)

a. b. c. d.

Pembersih gigi adalah sediaan yang dimaksudkan untuk penggunaan dengan suatu sikat gigi untuk tujuan membersihkan permukaaan yang dapat dicapai dari gigi. Pembersih gigi disiapkan dalam bentuk serbuk, pasta dan pada tingkat yang lebih sedikit dalam bentuk cairan dan batangan. Sebagai tambahan, untuk memperbaiki penampilan seseorang dengan mempertahankan gigi lebih bersih, menyikat denganpembersih gigi mengurangi intensitas bau mulut. Kesehatan gigi yang baik meningkatkan kesehatan umum yang baik merupakan hasil yang sekunder dari pembersihan gigi. Struktur Gigi Modern Cosmetic (239-240) Gigi secara makroskopik dibedakan oleh mahkota (bagian gigi atas dari gusi) dan akar (bagian yang tertanam dalam gusi), bagian menaik yang memisah yang disebut leher gigi. Bagian yang utama, atau jaringan yang dikandung gigi disebut dentin (sehingga disebut gading) yang mana mengelilingi pulpa gigi. Dentin keras masih elastis dan tidak begitu keras sebagai email; bagian mineral sejumlah 70%, utamanya hidroksi apatite, Ca5(PO4)3(OH), dan bagian organik adalah sebagian besar bahan kolagen berserat. Matris dentin yang berlubanglubang oleh sejumlah besar saluran yang kecil sekali dimana menyebar dari rongga pulpa ke permukaan, dikenal sebagai dentin tubula. Ini berisi proses dari odontoblasts, jaringan sel penyambung silindris, dimana bentuk permukaan luar dari pulpa dental berbatasan dengan dentin, batas rongga pulpa, oleh dentin memberikan zat makanan walaupun dentin sangat sensitif terhadap luka berat, sebagai contoh ketika email yang melindungi permukaan dirusak maka tidak mungkin menunjukkan serat urat syaraf sebenarnya yang berada didalam. Dentin dilindungi dalam mahkota gigi oleh sumbat penutup email yang menjadi tipis dalam leher, dan dalam leher juga oleh lapisan tipis semen menjadi tebal terhadap akar, dimana berkaitan dengan penutup pelindung seperti tulang, cresta petrosa sering dikenal sebagai semen. Email panjang, beberapa prisma heksagonal iregular, 3-6 panjangnya, paling tebal dibagian tepi, disusun vertikal dari permukaan gigi. Email tepatnya sangat rumit yang mana menunjukkan ikatan spiral yang jelas, yang mana sejumlah tempat dalam lingkaran. Prisma ini jaringannya sangat keras dalam tubuh manusia dan mengandung khususnya bahan nonorganik. Menurut Balsam (424-425) Gambar gigi Gigi (pada gambar) disusun atas 4 jaringan00 : Email, suatu bahan berkilau yang keras, menutupi mahkota. Semen, bahan serupa tulang yang menutupi akar. Dentin, bahan seperti gading yang menutupi badan gigi. Pulpa gigi, jaringan yang didalam sehingga disebut ruang pulpa, pusat dari

gigi. Pulpa gigi disusun oleh jaringan yang berhubungan mengandung syaraf, arteri, vena dan limfatik, yang masuk ke gigi melalui permukaan atau dekat pada ujung akar. Tulang alveolar adalah bagian dari maksila dan mandibula yang mengelilingi gigi. Ini adalah tulang yang aktif, mampu memperbaiki dan membangun kembali yang memuat perubahan fungsi gigi. Membran periodental adalah lapisan dari jaringan yang menutupi akar gigi dan sepanjang dari persendian dalam tulang alveolar. Ini membantu menahan gigi pada tempatmnya dan bertindak mengurangi getyaran pada gigi baru tumbuh. Gusi adalah bagian dari mukosa oral yang ,mengelilingi leher gigi dan juga menutupi tulang alveolar. Normalnya, serat membran periodental menahan jaringan gusi dengan kuat menahan terhadap gigi. Dua bagian yang dibedakan pada gusi, gusi yang bebas dan gusi yang berdempet. Gusi yang bebas secara normal 1-1,55 mm melonjong berbentuk tebing dari jaringan yang menutup gigi. Titik dimana gusi epitelium berdempet dengan gigi disebut dempet epitel, dan merupakan penghalang yang penting melawan infeksi saat dengan kuat berdempetan. Fungsi utama dari gusi adalah untuk melindungi jaringan yang ada dibawahnya.

Sediaan Pembersih Gigi

i.Menurut Jellineck (263 dan 267) Serbuk gigi. Secara struktural istilah serbuk gigi adalah pembersih gigi yang paling sederhana. Dahulu, serbuk gigi terdiri dari banyak bagian kalsium karbonat halus (putih, serbuk agak coklat) dan sering tidak beraroma. Sekarang ini serbuk gigi kadang-kadang hanya mengandung 2 bahan : Abrasif dan surfaktan dengan penambahan pemanis dan pengaroma. Pasta gigi. Pasta gigi mengandung bahan aktif yang sama dengan serbuk gigi, lebih mahal dalam penggunaannya dan lebih sempurna penyiapannya dari pada serbuk. Bagaimanapun lebih dipilih pasta gigi, mungkin karena lebih tersebar dengan baik pada sikat gigi, lebih mudah diukur jumlahnya tanpa kehilangan selama penumpahan karena terdapat dalam tube, dan mungkin karena konsistensinya yang lebih menarik. Tamter menetapkan bahwa melebihi jumlah minimal tertentu dari jumlah penggunaan pembersih dalam penyikatan gigi tidask terlalu penting. Peningkatan tujuh kali lipat dari konsentrasi kapur dalam suspensi kapur menghasilkan hanya 20% peningkatan dari abrasif. Aksi ini, tentu saja menurun kuat jika jumlah abrasif yang digunakan terlalu kecil. Melebihi atau dibawah persyaratan ini banyak pembersih gigi harus ditemukan- bahwa harus membersihkan permukaan gigi tanpa harus menggores, harus tidak toksik dan bahwa harus mempunyai pengaroma menyegarkan yang menyenangkan-

sedikit permintaan teknis ditambahkan untuk kualitas yang diinginkan dari pasta gigi. 1. Pasta gigi harus cukup lembut, mudah ditekan keluar dari tube dan menjadi tersebar pada sikat gigi, tetapi tidak terlalu lembut sehingga tidak merosot ke sikat gigi. Konsistensi ini harus bertahan tetapi stabil pada jarak suhu 5-35oC (sebenarnya jarak suhu tergantung pada iklim dari negara dimana produk digunakan) pada periode waktu yang lama. 2. Selama tube terbuka, pasta gigi harus tidak kering menjadi kerak yang keras pada mulut tube. 3. Pasta gigi harus tidak berinteraksi dengan bahan tube. Menurut Modern cosmet (266-267) Serbuk gigi adalah sediaan yang umum dan paling sederhana kandungan bentuk pembersih giginya dan paling murah. Walaupun tidak begitu baik sekali atau umumnya dipertimbangkan dapat diterima sebagai pasta gigi dan tetap bertahan di pasaran, sebagian besar di USA (sebanyak 10 % dari total pembersih gigi di pasaran). Bagian dari deterjen akan tergantung pada pembusaan yang diinginkan dalam produk dan kelarutannya : peningkatan yang sama dibuat dalam kandungan magnesium peroksida, berisi kapur yang diendapkan yang diatur untuk membawa ke total 100 %. Menurut Jellineck (276) Sabun gigi (padat dan cair). Sebagai tambahan untuk serbuk gigi dan pasta gigi, ada 2 tipe lain dari sediaan pembersih gigi-sabun gigi padat dan cair. Sabun gigi padat digiling dari campuran 50-80 % abrasiv dan 20-50 % kepingan sabun. Kita tidak mendiskusikan produk ini secara jelas karena penggunaannya dibatasi saat ini dan tidak menawarkan keuntungan daripada produk serbuk atau pasta. Sabun gigi cair terdiri dari larutan berair dari surfaktan dengan penambahan bahan pengental dan mungkin bahan lain. Serbuk gigi cair tidak mengandung abrasiv dan aksinya pada permukaan gigi secara khusus ringan yang menurut pandangan beberapa penulis, adalah keuntungan jang penting. Pada pihak lain, efek pembersihannya tentu saja lebih sedikit dari pasta gigi.

Komposisi pembersih gigi (Balsam I; 461)

Pembersih gigi dapat disiapkan dalam berbagai bentuk fisik termasuk pasta, serbuk, cairan dan batangan atau padatan. Dari ini, bentuk pasta dan serbuk adalah yang paling penting. Bentuk cairan dan batangan ditemukan sedikit penggunaannya di Amerika. Bentuk cairan telah mendapat kepopuleran karena tidak cukup abrasiv untuk mempertahankan kebersihan gigi. Pembersih gigi bentuk batangan adalah yang paling umum di Eropa. Bentuk ini terdiri dari bahan pengkilau yang biasa, dari 20-30 % sabun keras dan cukup gliserol dan minyak pengaroma untuk memperlihatkan penampilan yang menarik dan aroma. Serbuk gigi mengandung abrasiv, deterjen aktif permukaan, minyak pengaroma dan

bahan pemanis, biasanya sakarin sebagai tambahan untuk kandungan serbuk, pasta gigi mengandung air, humektan, pengikat dan pengawet. 1. Abrasiv Abrasiv adalah bahan pembersih yang berfungsi : a. Membersihkan kotoran dan sisa noda dari gigi. b. Mengilaukan permukaan gigi. Secara normal abrasiv ini putih tetapi banyak warna dapat diterima penampilannya untuk hasil akhir produk yang dapat digunakan. Abrasiv harus bercampur dengan bahan-bahan yang tertinggal dalam formula dan memiliki ukuran partikel yang membentuk debu jika digunakan sebagai serbuk, namun cukup kecil sehingga tidak terasa berbutir di mulut. Abrasiv harus bebas dari rasa tanah dan seharusnya tidak toksik. Abrasiv digunakan dalam pembersih gigi harus dipilih sehingga menghasilkan efek pembersihan yang maksimum dengan abrasiv yang minimal. Abrasiv yang paling luas digunakan adalah Kalsium karbonat , dibasik kalsium karbonat dihidrat, dibasik kalsium posfat anhidrat, trikalsium posfat, kalsium piroposfat, Na metaposfat tidak larut, alumina terhidrasi (Balsam I;461). Abrasiv Abrasiv adalah bahan pembersih yang berfungsi : c. Membersihkan kotoran dan sisa noda dari gigi. d. Mengilaukan permukaan gigi. Secara normal abrasiv ini putih tetapi banyak warna dapat diterima penampilannya untuk hasil akhir produk yang dapat digunakan. Abrasiv harus bercampur dengan bahan-bahan yang tertinggal dalam formula dan memiliki ukuran partikel yang membentuk debu jika digunakan sebagai serbuk, namun cukup kecil sehingga tidak terasa berbutir di mulut. Abrasiv harus bebas dari rasa tanah dan seharusnya tidak toksik. Abrasiv digunakan dalam pembersih gigi harus dipilih sehingga menghasilkan efek pembersihan yang maksimum dengan abrasiv yang minimal. Abrasiv yang paling luas digunakan adalah Kalsium karbonat , dibasik kalsium karbonat dihidrat, dibasik kalsium posfat anhidrat, trikalsium posfat, kalsium piroposfat, Na metaposfat tidak larut, alumina terhidrasi (Balsam I;461). Abrasiv. Fungsi dari pembersih gigi adalah membantu dan menolong sikat gigi dalam membersihkan lapisan permukaan gigi dan membersihkan celah antar gigi dengan aksi mekanik sikat gigi. Bahan yang membantu membersihkan hilangnya kotoran dari gigi adalah abrasiv yang utama, dimana telah dicampurkan dalam pembersih gigi (Jellineck; 341). Untuk mempunyai efek penggosokan bahan yang digunakan sebagai abrasiv harus diserbukkan dan keras tetapi tidak terlalu keras sehingga mengikis email.

Abrasiv harus tidak toksik atau seharusnya tidak memiliki rasa yang tidak menyenangkan. Abrasiv biasanya tidak larut air. Berdasarkan tingkat kekerasan dan struktur kimianya, aksi abrasiv dari berbagai bahan juga tergantung dari ukuran partikel dan kemurnian bahan. Ukuran partikel dalam tingkat yang diberikan tidak pernah seragam; diameter partikel bervariasi dalam tingkat tertentu. Jumlah paling tinggi adalah partikel yang terbesar, berefek abrasiv yang kuat. Endapan kapur (CaCO3) yang paling umum digunakan. Ini terdapat dalam tingkat yang berbeda yang bervariasi dalam berat jenisnya (ukuran partikel) dalam struktur kristal. Tingtur yang paling rendah biasanya dicampurkan dalam pasta gigi karena pasta didasarkan pada endapan kapur ini tidak keras sedangkan serbuk gigi digunakan tingkatan yang lebih tinggi sehingga tidak mudah membubuk (Keithler; 264). Abrasiv adalah serbuk hablur putih tidak berbau, tidak berasa (FI III; 120). Menurut Balsam I (972) Seperti dinyatakan oleh Wright dan Fenske, endapan kalsium karbonat digunakan 50 % dalam pasta gigi diterima dalam Acephil Dentil Remedia : 1935. Surfaktan Pengujian dari tiga belas pasta gigi yang dipasarkan pada tahun 1930, menyatakan bahwa kira-kira setengah dari pasta gigi adalah tipe pembusa dan bahwa pembusaan dihasilkan dengan adanya sabun. Pembuatan dari pembersih gigi yang mengandung sabun, konsumen lebih memilih yang berbusa daripada yang tidak berbusa (Balsam I; 484). Bahan pembersih; kebanyakan produk pasta gigi diperoleh dengan menggunakan sabun karena diputuskan efek sampingnya oleh pengaroma. Bahkan, Na lauril sulfat murni digunakan pada tingkat yang sangat baik dengan perkembangan deterjen sintetik lainnya. Deterjen sintetik ini memiliki kemampuan pembusaan yang lebih besar daripada sabun dan juga dapat digunakan dalam jumlah kecil termasuk pengaroma (Kithler; 391). Menurut Jellineck (267) Surfaktan bertindak sebagai bahan pendispersi untuk bahan pengkilau dan mendukung aksi pembersihan dalam sediaan (Jellineck; 267). Na-lauril sulfat digunakan sebagai deterjen, bahan pembusaan dalam pembersih gigi 1-2 %, pH 7-9,5 (1 % larutan berair) (Exp; 271-272). Na-lauril sulfat merupakan kristal putih yang mempunyai sedikit sifat busa. Penggunaan yang diulangi dua kali sehari tidak

menyebabkan gejala klinis atau histologi, dari iritasi membran mukosa oral dari anjing muda. Tidak ada bukti iritasi pada subjek yang menggunakan pembersih gigi yang mengandung 2 % Nalauril sulfat. Epstein dkk melaporkan bahwa toksisitas akut sistemik dari Na-lauril sulfat yang timbul dapat diabaikan. Halton, Fosdick, dan Calandira melaporkan bahwa alkohol tersulfat lebih tinggi tidak toksik dalam jumlah 1-2 % digunakan dalam pembersih gigi. Dalam laporan farmakologi, Na-lauril sulfat dewan perawatan gigi dari American Dental Assosiation menitikberatkan bahwa Na-alkil sulfat dalam jumlah yang sama lebih mengiritasi dan lebih toksik dibandingkan sabun USP X. Na-lauril sulfat juga adalah deterjen yang lebih aktif kemudian digunakan dalam pasta gigi dalam konsentrasi rendah daripada dalam pembersih sabun USP X. Bukti yang ada kemudian mengindikasikan konsentrasi yang efektif dalam pembersih gigi, Na-alkil sulfat tidak lebih mengiritasi atau toksik dibandingkan sabun USP X. Studi klinik termasuk pembersih gigi yang mengandung Na-lauril sulfat yang digunakan sampai periode dua tahun mengkonfirmasikan bahwa keamanan yang lengkap dari Na-lauril sulfat pada konsentrasi dua persen atau kurang dalam uji pembersih gigi (Balsam I; 487). 3. Pemanis Dalam aturan umum, Na-sakarin digunakan untuk memaniskan pasta gigi, walaupun dalam beberapa hal glukosa jarang digunakan. Ada dua alasan utama sakarin lebih dipilih daripada gula adalah karena sedikit sakarin dapat digunakan daripada gula untuk memaniskan jumlah yang sama daripada pasta, dan juga gula cenderung untuk mengkristal pada mulut tube, dan kemudian sering menyumbatnya dan memberikan produk yang penampilannya tidak diinginkan (Keithler; 341). Pemanis ditawarkan untuk memberikan pasta rasa yang menyenangkan (Jellinck; 267). Pemanis yang umum digunakan adalah sakarin yang secara umum ada dalam jumlah 0,05-0,25 % dari pasta gigi. Ada bukti yang kuat yang mendukung keamanan dari sakarin. Tidak semua pemanis dapat digunakan (misalnya dulcin tidak dapat digunakan), dan penting untuk menetapkan keamanan dari pemanis yang dipilih untuk digunakan. Penggunaan Natrium atau Kalsium siklamat sebagai bahan pemanis dalam pembersih gigi tidak pernah tersebar luas penerimaannya (Balsam I; 445). 4. Pengikat Campuran yang sederhana dari fase padat dan

cair dalam pasta gigi tidak cukup untuk mencegah pemisahan dari fase cairan. Khususnya selama penyimpanan, untuk mencegah ini pengikat ditambahkan. Pada dasarnya semua pengikat adalah koloid hidrofiliki yang ada untuk melarutkan tetapi benar-benar terdispersi, mengembang atau menyerap air untuk membentuk fase cair yang kental dengan bertindak sebagai koloid pelindung dan dengan meningkatkan konsentrasi campuran fase padat dan fase cair dari pasta gigi pengikat menstabikan pasta melawan pemisahan dari fase cairan. Pati, yang secara umum digunakan gliserin dari pati adalah satu dari pengikat pertama yang digunakan. Gum Arab, gutti, gum Karasa, dan tragakan, eksudat alami tumbuhan, adalah terkemuka sebagai pengawet selama awal dari abad 20 (Balsam I; 490). Pengikat selalu ada ruangan untuk memeliti aspek dari pembuatan pasta gigi, tragakan adalah pengikat yang sangat berguna. Natrium alginat atau algin larut air lainnya adalah juga yang berguna. Cukup mungkin untuk beberapa gum sintetik terbaru, seperti Natrium CMC dapat disesuaikan untuk pengikat pasta gigi (Kithler; 341342). Pemilihan pengikat tergantung dari komposisi pembersih gigi dan diinginkan mudah didispersikan dari pasta gigi dalam mulut. Pembersih gigi dibuat dengan memilih pengikat mungkin lebih cepat didispersikan dalam mulut selama penyikatan daripada pembersih gigi lain yang sama dengan pengikat lain. Pengikat berbeda dalam ketercampurannya dalam pembersih gigi yang tertinggal dan dengan bahan yang sama pengikat mungkin memiliki tingkat yang berbeda efektifitasnya, tergantung dari pH pasta gigi. Untuk alasan ini, maka penting untuk menetapkan efektifitas pengikat dalam menstabilkan pasta untuk umur sediaan yang diharapkan. Setelah pengikat dipilih untuk digunakan dalam pasta gigi, pengkhususan untuk pengikat dan pembersih gigi harus ditetapkan untuk meyakinkan kekentalan yang seragam setiap waktu daru satu batch pasta yang dibuat. Dispersi berair dari pengikat organik alami atau sintetik, dengan kemungkinan kecuali metil selulosa memerlukan pengawet melawan serangan mikroba atau jamur (Balsam I; 491). Na-CMC digunakan sebagai pengikat 1-6 % dalam larutan atau padatan sesuai kebutuhan. pH 6,5-8,5 (USP), 6-8 (BP). Incomp ; Na-CMC

incomp dengan larutan asam kuat dan dengan garam dari besi yang tidak larut dan beberapa logam lain seperti alumunium, merkuri dan zink (Exp; 47-48). 5. Humektan Dalam penyiapan pasta gigi, abrasif dicampur dengan fase air yang termasuk humektan. Fungsi penting dari humektan adalah mempertahankan saat pasta dipaparkan oleh udara kemudian mencegah pasta dari kekerasan. Gliserol, sorbitan dan propilenglikol adalah humektan yang paling umum digunakan dalam pasta gigi, gliserol dan sorbitol mempunyai rasa yang manis. Propilenglikol memiliki rasa yang agak pahit. Dalam keadaan yang baik, larutan berair dari poliiol memungkinkan pertumbuhan dari bakteri atau jamur. Kemudian larutan humektan harus mengandung pengawet, yang ditambahkan khususnya jika disimpan dalam periode waktu yang lama, untuk digunakan dalam pembuatan pembersih gigi. Asam benzoat dan ester dari asam p-hidroksibenzoat telah direkomendasikan untuk penggunaan ini (Balsam; 489-490). Yang paling penting dari pandangan tentang munculnya penggunaan gliserin sebagai humektan, karena hasil akhir pasta yang memiliki permukaan halus yang baik. Ini tidak selalu berguna dari pandangan ekonomis dan untuk alasan ini banyak pabrik yang menggunakan larutan sorbitol komersial dalam beberapa jumlah yang dibutuhkan untuk menjamin permukaan halus daripada pasta akhir dan juga memberikan sifat humektan yang diinginakan senyawa lain, seperti propilenglikol mungkin digunakan untuk menggantikan semua baagian dari gliserin. Penulis menyebuitkan ini hanya sebagai saran dan tidak menawarkan jaminan bahwa akan memberikan kepuasan (Keithler;342). Konsentrasi gliserin sebagai humektan sampai 30 % (Exp; 124). Natrium silikat juga sering ditambahkan sebagai inhibitor korosi untuk pasta alkali dalam tube alumunium, korosi adalah keadaan dimana pasta mengandung jumlah elektrolit atau kloroform yang dapat terhidrolisa. Tingkat relatif tinggi dari gliserin dalam fase air dikatakan sekitar 80 % dan mengurangi bahaya

dari jenis korosi ini (Modrn Cosmet;264).6. Mentol dan peppermint oil Rasa barangkali adalah faktor tunggal yang paling penting dalam pemilihan pembersih gigi. Pemilihan bahan pengaroma kemudian merupkan saatu hal yang paling penting dan adalah satu langkah standarisasi akhir. Pengembangan dari pengaroma yang dapat diterima untuk suatu pembersih gigi adalah merupakan suatu seni dan ilmu pengetahuan. Merupakan suatu seni jika dibutuhkan pencampuran dari sejumlah komponen sehingga menghasilkan campuran yang diaduk baik, aroma yang lembut dengan pemberian awal dan rasa yang menyenangkan setelah dicoba. Lalu merupakan suatu ilmu pengetahuan jika dalam hal pemilihan bahan pengaroma harus bercampur dengan bahan pembersih gigi yang lain dan harus meninggalkan perubahan yang esensial selama umur sediaan atau umur produk dari pembersih gigi. Spearmint, peppermint, wintergreen dan pengaroma cinnamomum-mint dari pembersih gigi mempunyai kepopuleran yang dicapai. Bahan dasar pengaroma tidak digunakan sendiri dalam beberapa pemberian jenis pengaroma tetapi dicampur dengan minyak esensial lainnya untuk memodifikasi pengaroma dan menghasilkan aroma yang jelas. Diantara minyak esensial yang telah digunakan dalam pasta gigi dan pengaroma serbuk gigi untuk memodifikasi pengaroma utama adalah minyak anise, clover, karawey, ketumbar, pinente, eukaliptus, pala, dan timus. Minyak jeruk, eugenol, eukaliptol, anethole, irone, orris dan menthol juga telah digunakan. Secara umum 0,5-20 % pengaroma digunakan (Balsam I; 484). Pada konsentrasi rendah, menstimulasi secara selektif ujung saraf sensorik untuk rasa dingin dan menimbulkan rasa dingin (RPS 18th; 765). Mentol kadang-kadang termasuk untuk mendukung efek peppermint dan untuk menghasilkan aroma yang dingin, tetapi karena membakar dan tidak menyenangkan setelah dirasakan harus digunakan hanya dengan pembatasan (Modern Cosmet; 263).

7. Pengawet Dibawah kondisi yang diharapkan, larutan berair dari poliol-poliol sering terjadi pertumbuhan mikroba dan jamur. Kemudian larutan humektan harus mengandung pengawet yang ditambahkan khususnya jika disimpan dalam periode waktu yang lama untuk digunakan dalam pembuatan pembersih gigi. Asam benzoat dan

asam ester p-hidroksibenzoat telah direkomendasikan untuk penggunaan ini (Balsam I; 490). Na-CMC dapat didispersikan dengan cepat dalam air untuk membentuk koloidal dan larutan yang tinggi kekentalannya. Untuk menghambat pertumbuhan jamur, penambahan pengawet direkomendasikan (Balsam I; 494). Incomp Na-Benzoat dengan garam besi, garam kalsium, dan garam dari logam berat termasuk perak, timah dan merkuri (Exp; 262).

Metode pembuatan pasta gigi Menurut Balsam (510-511) Ada dua metode umum yang digunakan dalam pembuatan pasta gigi. Pada metode pertama, pengikat, sebelum dibasahkan dengan humektan, didispersikan dalam bagian cair yang mengandung sakarin dan pengawet dan dibiarkan mengembang untuk membentuk gel yang homogen. Pengembangan dapat dipercepat dengan pemanasan dan pengadukan. Gel homogen dipompa ke dalam mikser yang cocok seperti Abbe dispersal, dan abrasiv padat ditambahkan perlahan dengan pengadukan sampai pasta yang seragam dibentuk. Pengaroma dan deterjen ditambahkan terakhir dan didistribusikan secara seragam. Aerasi berlebih, khususnya dengan adanya deterjen harus dicegah. Pasta kemudian dapat digiling, diaerasi dan disimpan dalam tube. Dalam metode kedua dari pembuatan pasta gigi, pengikat sebelumnya dicampur dengan abrasiv padat dan dimasukkan secara berkesinambungan dengan larutan berair dari humektan, pengawet, dan sakarin ke dalam mikser yang cocok, seperti mikser jenis Day Dough. Setelah pencampuran menjadi pasta yang homogen, pengaroma dan deterjen ditambahkan dan pencampuran disempurnakan dan pasta akhir yang dihasilkan seperti dijelaskan pada metode pertama. Sebelum menggunakan metode pembuatan ini, yang tidak menggunakan pemanasan, satu yang harus ditetapkan bahwa pengikat cepat dikembangkan dengan tepat selama proses pencampuran untuk mempengaruhi pasta yang seragam dari konsistensi penting yang diinginkan.

SKEMA KERJA Metode I

Humektan + sakarin + pengawet didispersikan dalam air

+ pengikat dibiarkan mengembang membentuk gel yang homogen

Pengembangan dipercepat dengan pemanasan dan pengadukan

Gel homogen dipompa dalam mikser yang cocok

+ abrasiv padat perlahan-lahan dan diaduk

+ deterjen dan pengaroma

Metode II Pengikat dicampur abrasiv padat

Dimasukkan dalam dispersi humektan + pengawet + sakarin

Dimikser

Setelah pasta homogen + deterjen dan pengaroma

Dicampur hingga homogen

IV. Uraian Bahan 1. Kalsium karbonat (FI III;120 , RPS 18th;776) Nama resmi : Calcii Carbonas Sinonim : Kalsium karbonat RM / BM : CaCO3 / 68,09 Pemerian : Serbuk hablur; putih; tidak berasa; tidak berbau. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; sangat sukar larut dalam air yang mengandung karbondioksida. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kestabilan : Stabil pada udara. Disimpan dalam wadah yang tertutup baik. Endapan CaCO3 menyerap kurang dari 1% kelembaban pada 25o C pada kelembaban relatif diatas 90%. Incomp : Asam, aluminium, garam amonium (exp;29) Konsentrasi : Digunakan 50% diterima dalam acephil dentil remedia; 1935 (Balsam I;972) Kegunaan : Abrasif 2. Na- Lauryl sulfat ( RPS 18th; 1307 , FI III;710) Nama resmi : Sodium Lauryl Sulfat Sinonim : Natrium Lauryl sulfat RM : C12H25OSO3 Pemerian : Serbuk atau hablur, warna putih atau kuning pucat, bau lemah dan khas Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larutan berkabut larut sebagian dalam etanol (95%) P Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : Sebagai surfaktan Incomp : Efektif hilang dengan surfaktan kationik dengan menurunkan aktivitasnya bahkan dengan konsentrasi rendah menyebabkan pengendapan Konsentrasi : 1-2% Kestabilan : Stabil pada pH 7, hidrolisis terjadi pada larutan dibawah pH 4, menjadi dipercepat dibawah pH 2,5. Kecepatannya tergantung pada suhu dan

konsentrasi (exp; 272) 3. Gliserin ( exp; 123 , FI III; 271) Nama resmi : Gliserin Sinonim : Gliserol RM / BM : C3H8O3 / 92,09 Pemerian : Cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopik jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai kurang lebih 20o C Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam CHCl3 P, dalam eter P, dan dalam minyak lemak. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Humektan Stabilitas : Gliserin murni terurai dengan pemanasan dengan pembentukan akrolein toksik. Campuiran dari gliserin dengan air, etil alkohol dan propilenglikol secara umum. Incomp : Ledakan dapat terjadi jika gliserin ditriturasi dengan bahan pengoksidasi kuat seperti kromium trioksid, potassium klorat, dan potassium permanganat.

4. Peppermint oil ( RPS 18th ; 1296 , FI III; 458) Nama resmi : Oleum Mentha Sinonim : American mint, Minyak permen Pemerian : Cairan tak berwarna, kuning pucat, atau kuning kehijauan bau aromatik, rasa pedas dan hangat kemudian dingin. Kelarutan : Dalam etanol larut dalam 4 bagian volume etanol 70% P Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. Kegunaan : Pengaroma atau pemberi rasa dingin 5. Na- CMC (exp;45 , ansel; 140) Nama resmi : Carboxymethylcellulose Sodium Sinonim : Na- CMC RM / BM : (C6H7O2(OH)3-x(OCH2-COONa)x)n /90.000 700.000 Pemerian : Putih atau sedikit kuning, tidak berbau, granul atau serbuk yang higroskopis Kelarutan : Larut dalam air dalam semua temperatur, jernih Penyimpanan : Dalam wadah tertutup Kegunaan : Pengikat Konsentrasi : 1-6% Stabilitas : Sterilisasi dalam keadaan kering dan dalam larutan yang menyebabkan penurunan viskositas, penyinaran larutan jika akan menyebabkan penurunan viskositas. Incomp : Dengan larutan asam kuat dan dengan larutan garam dari besi dan beberapa logam lain seperti aluminium, raksa dan zink. 6. Metil Paraben (exp;284 , FI III; 378) Nama resmi : Methylis Parabenum Sinonim : Metil Paraben RM / BM : C8H8O3 / 152,15 Pemerian : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal. Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol 95% dan dalam 3 bagian asetin P, mudah larot dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas. Kestabilan : Metil paraben harus disimpan dalam tempat yang tertutup baik, larutan berair pada pH 5-6

Incomp Kegunaan Konsentrasi 7. Menthol (FI III; 362) Nama resmi Sinonim RM / BM Pemerian Kelarutan

disterilkan pada 120 C selama 20 menit tanpa penguraian larutan berair pada pH 3-6 stabil (kurang dari 10% penguraian) selama hampir 4 tahun pada suhu kamar. : Sifat antimikroba dari metil paraben dikurangi dengan adanya surfaktan nonionik. : Sebagai pengawet : 0,05 -0,25% : Mentholum : Mentol : C10H20O / 156,30 : Hablur berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna, bau tajam seperti minyak permen, rasa panas dan aromatik diiringi rasa dingin : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol 95%, dalam kloroform P , dalam eter P, mudah larut dalam parafin cair dan dalam minyak atsiri. : Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk : Pengaroma, pemberi rasa dingin : 0,5 -2%

Penyimpanan Kegunaan Konsentrasi

V. Perhitungan Bahan Dibuat 30 g, dilebihkan 10 % = 33 g Kalsium karbonat : 45 % X 33 g = 14,85 g Na-lauril sulfat : 1,5 % X 33 g = 0,495 g Sakarin : 0,1 % X 33 g = 0,033 g Na-CMC : 2 % X 33 g = 0,66 g Gliserol : 28 % X 33 g = 9,24 g Menthol : 2 % X 33 g = 0,66 g Metil paraben : 0,1 % X 33 g = 0,033 g Peppermint oil : 0,5 % X 33 g = 0,165 g Aquadest : 22,8 % X 33 g = 7,524

VI. Perhitungan Pengenceran 1. Sakarin 33 mg X 40 orang = 1320 mg = 1,32 g 1,32 g 40 ml air 1 ml (~ 33 mg) 2. Metil paraben 33 mg X 40 orang = 1320 mg = 1,32 g 1,32 g 40 ml air 1 ml (~ 33 mg)

VII. Cara Kerja 1. Alat dan bahan disiapkan 2. Bahan-bahan ditimbang sesuai perhitungan bahan 3. Dibuat pengenceran sakarin dengan cara : Ditimbang sebanyak 1,32 g, dilarutkan dalam 40 ml air, dipipet 1 ml. 4. Dibuat pengenceran metil paraben dengan cara : Ditimbang metil paraben sebanyak 1,32 g, dilarutkan dalam 40 ml air, dipipet 1 ml. 5. Gliserin didispersikan ke dalam air, ditambahkan pengawet, metil paraben, dan sakarin. 6. Kalsium karbonat digerus dalam lumpang dan ditambahkan Na-CMC dan digerus sampai homogen. 7. Dispersi gliserin dimasukkan dalam lumpang sedikit demi sedikit dan digerus sampai homogen. 8. Mentol dilarutkan dalam peppermint oil kemudian dicampurkan dalam lumpang dan digerus hingga homogen. 9. Dimasukkan Na-lauril sulfat dan digerus hingga homogen hingga terbentuk pasta yang baik. 10. Pasta yang diperoleh dimasukkan dalam tube dan diberi etiket.