Daya Cerna Pakan Ikan

7
Daya Cerna Pakan Ikan Perbedaan anatomi dan fisiologis saluran pencernaan pada ikan, bertanggung jawab terhadap besarnya kemampuan ikan memanfaatkan berbagai macam tipe makanan. Nilai nutrisi makanan diukur melalui koefisien cerna makanan. Metode yang digunakan biasanya ada dua cara, yaitu direct method dan indirect method . A. Indirect Method : 1. Menggunakan chromic oxide (Cr2O3) 2. Menggunakan hydrolosis resistant organic matter (HROM) Pengumpulan feses ikan, dapat dilakukan dengan cara: 1. Fine dip net 2. Syphoning 3. Filtration columns 4. Settling columns 5. Mechanicalling ritating filter screen Metode syphoning Pada metode ini, diperlukan alat husus untuk mencegak kerusakan feses. Selain itu harus mengetahui kecepatan pencernaan makanan pada ikan. • Alat yang digunakan : 1. Penghisap feses 2. Cawan petri 3. Kertas saring 4. Jam • Prosedur kerja Menyiapkan ikan yang telah beradaptasi di dalam akuarium. Memberi makan ikan secara ad libitum. Catat waktu pemberian makanan dan catat waktu pertama kali ikan mengeluarkan feses. Timbang cawan petri yang telah dioven selama 2 jam dalam suhu 40ᵒC. Setelah evacuation rate diketahui, maka pengambilan feses dilakukan. Evacuation rate, yaitu waktu yang diperlukan antara saat makanan dikonsumsi oleh ikan dan saat feses dikeluarkan. Evacuation rate dapat menekan leaching. Daya cerna pakan Daya cerna = 100 – 100 x Selain faktor ukuran ikan, daya cerna dipengaruhi oleh komposisi pakan, jumlah konsumsi pakan, status fisiologi,

description

Daya Cerna Pakan

Transcript of Daya Cerna Pakan Ikan

Page 1: Daya Cerna Pakan Ikan

Daya Cerna Pakan IkanPerbedaan anatomi dan fisiologis saluran pencernaan pada ikan, bertanggung jawab terhadap besarnya kemampuan ikan memanfaatkan berbagai macam tipe makanan. Nilai nutrisi makanan diukur melalui koefisien cerna makanan. Metode yang digunakan biasanya ada dua cara, yaitu direct method dan indirect method .

A. Indirect Method :1. Menggunakan chromic oxide (Cr2O3) 2. Menggunakan hydrolosis resistant organic matter (HROM) Pengumpulan feses ikan, dapat dilakukan dengan cara:1. Fine dip net2. Syphoning 3. Filtration columns4. Settling columns5. Mechanicalling ritating filter screenMetode syphoning Pada metode ini, diperlukan alat husus untuk mencegak kerusakan feses. Selain itu harus mengetahui kecepatan pencernaan makanan pada ikan.• Alat yang digunakan :1. Penghisap feses 2. Cawan petri 3. Kertas saring 4. Jam • Prosedur kerja Menyiapkan ikan yang telah beradaptasi di dalam akuarium.Memberi makan ikan secara ad libitum. Catat waktu pemberian makanan dan catat waktu pertama kali ikan mengeluarkan feses.Timbang cawan petri yang telah dioven selama 2 jam dalam suhu 40ᵒC.Setelah evacuation rate diketahui, maka pengambilan feses dilakukan.Evacuation rate, yaitu waktu yang diperlukan antara saat makanan dikonsumsi oleh ikan dan saat feses dikeluarkan. Evacuation rate dapat menekan leaching. Daya cerna pakan Daya cerna = 100 – 100 x

Selain faktor ukuran ikan, daya cerna dipengaruhi oleh komposisi pakan, jumlah konsumsi pakan, status fisiologi, dan tata laksana pemberian pakan.

Page 2: Daya Cerna Pakan Ikan

B. Metode setting column• Alat yang digunakan :- conical rearing chamber- erlenmayer - kertas saring - jam• Prosedur kerja Menyiapkan ikan yang telah beradaptasi di dalam akuarium.Memberi makan ikan secara ad libitum. Catat waktu pemberian makanan dan catat waktu pertamakali ikan mengeluarkan feses.Timbang kertas saring kering oven (40ᵒC selama 2 jam) dan bentuklah seperti kerucut.Setelah evacuation rate diketahui, maka pengambilan feses dilakukan.- Ambillah feses yang terkumpul di dalam tabung kecil pada chamber dengan membuka klep tabung tersebut hingga feses dan air jatuh ke atas kertas saring yang diletakkan di atas erlenmeyer. Kemudian keringkan di dalam oven (40ᵒC selama 2 jam)

C. Menentukan Koefisien Cerna IkanDeterminasi Koefisien Cerna menggunakan Cr2O3 Determinasi koefisien cerna adalah melibatkan pengukuran jumlah nutrien spesifik yang dikonsumsi dan dikurangi dengan nutrien tersebut yang terdapat dalam feses setelah terjadi proses pencernaan. Alat dan Bahan Bahan yang diperlukan :- asam nitrat pekat - asam perklorat - akuades Alat yang dibutuhkan :- tabung kjeldahl 100 ml- mikroelektrik heater (hot plate)- Spektrofotometer (Spectronic 20)

Prosedur Kerja :1. Timbang sampel (pakan atau feses) seberat 50-100 mg (P) (yang

kira-kira mengandung 1-3 mg Cr2O3 ) dan bungkus dengan kertas saring, kemudian masukkan ke dalam tabung kjeldhal.

2. Tambahkan asam nitrat pekat sebanyak 5 ml dengan cara sedemikian rupa agar partikel-partikel sampel yang mungkin menempel pada dinding tabung tersapu sampai ke dasar tabung kjeldhal.

3. Letakkan tabung tersebut diatas heater dan ON-kan heater tersebut, kemudian biarkan sampel tercerna semuanya yang ditandai dengan endapan putih. Jika ada partikel hitam yang menempel di dinding tabung (karena dalam proses pencernaan biasanya terjadi letupan-letupan kecil) miringkan tabung sedemikian rupa agar larutan mengenai partikel tersebut dan membawanya kembali ke dasar tabung untuk dicerna lebih lanjut sampai selesai. Off-kan heater dan biarkan tabung sampai dingin, kemudian tambahkan asam perklorat sebanyak 3 ml ke

Page 3: Daya Cerna Pakan Ikan

dalam larutan tersebut dan panaskan kembali sampai warna hijau berubah menjadi kuning, oranye atau merah ; lalu dinginkan, jikalau larutan berubah lagi menjadi hijau maka harus dipanaskan lagi,hal tersebut menunjukkan bahwa oksidasi belum selesai. Biasanya manakala larutan sudah berubah menjadi kuning, orenye atau merah perlu dipanaskan lagi selama 10 menit untuk meyakinkan bahwa oksidasi sudah selesai. Dinginkan larutan tersebut, kemudian tambahkan akuades sebanyak 50ml, dan biarkan dingin sampai suhu kamar. Kemudian tambah lagi akuades sampai larutan mempunyai volume total 100 ml seperti tertera pada tanda di tabung tersebut.

6. Kalibrasikan spektrofotometer pada gelombang 350 mu dengan akuades dan batang hitam, atur dengan akuades T = 100 dan dengan batang hitam T = 0. Kemudian buatlah kurva standar (kalibrasi) dalam bentuk persamaan garis linier yang didapat dari berbagai level chromic oxide yang diketahui konsentrasinya secara pasti; buatlah Y adalah optical density pada 350 mu dan X adalah kadar chromic oxide dalam sampel (mg/100)

7. Pindahkan larutan pada poin 5 ke dalam kuvet secukupnya (sampai tanda batas), dan bacalah optical density pada 350 mu dan bandingkan dengan akuades pada panjang gelombang yang sama.

8. Masukkan nilai optical density dari sampel ke dalam persamaan garis kurva standard tersebut, maka kadar chromic oxide (Q) dari sampel akan diketahui.

9. % chromic oxide dalam sampel adalah: Qx100/P Determinasi koefisien cerna menggunakan metode hydrolysis resistant organic matter (HROM).

Prinsipnya sama dengan metode chromic oxide, tetapi metode ini tidak memerlukan marker dari luar. Metode ini memanfaatkan bahan organik yang tahan terhadap perlakuan hidrolisis dan digunakan sebagai inert material, yaitu bahan organik yang terdapat di dalam makanan itu sendiri.

Page 4: Daya Cerna Pakan Ikan

Diharapkan bahan ornganik tersebut tahan terhadap hidrolisis yang dapat digunakan sebagai marker. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan:- asam asetat 80 %- asam nitrat pekat - ethanol 70 %- benzena - petroleum ether- ashless filter paperAlat yang digunakan :- tabung reaksi pyrex 50ml- mikroelektrik heater- muffle furnace- neraca analitik - cawan keramik Prosedur Kerja :1. Timbang sampel paling sedikit 0,3 gr dan masukkan kedalam tabung reaksi pyrex.2. Tambahkan asam asetat 80% sebanyak 15 ml dan asam nitrat pekat sebanyak 1,5 ml.3. Panaskan tabung tersebut di atas dengan perlahan-lahan sampai mendidih selama 20 menit.4. Pindahkan campuran tersebut ke dalam kuvet dan pusingkan (1000 rpm selama 5 menit). Setelah itu buang larutan supernatan di bagian atas. 5. Hangatkan ethanol 70%, benzena dan ether di atas heater.6. Timbang ashless filter paper yang sudah kering oven (60ᵒC selama 5 jam).7. Tambahkan ethanol hangat secukupnya dan kocok. Setelah campur benar, saring larutan ini ke dalam cawan keramik yang telah diketahui berat dan bagian dasarnya telah diberi ashless filter paper yang telah diketahui beratnya.8. Bilaslah dengan ethanol 70% hangat sekali lagi.9. Bilaslah dengan benzena hangat secukupnya.10. bilaslah dengan ether hangat secukupnya.11. Masukkan ke dalam oven bersuhu 100ᵒC selama 3 jam. 12. Setelah itu masukkan cawan ke dalam desikator dan biarkan dingin. Kemudian timbanglah, berat tersebut adalah X.13. Masukkan cawan tersebut ke dalam muffle furnace yang bersuhu 550ᵒC selama 12 jam.14. Setelah itu masukkan ke dalam desikator dan biarkan dingin, kemudian timbanglah, berat tersebut adalah Y.15. Hitung % HROM dengan rumus :( (X-Y) x 100 ) / berat sampel