Data Pkm Fix

9
JUDUL Indikasi Mineralisasi Emas (Au) Dalam Basalt Andesit Di Daerah Dulamayo

description

hgjdfmfjdfhs bfdhjshfjsmndf,sknjdshdjshfk djgkshjhgjn

Transcript of Data Pkm Fix

Page 1: Data Pkm Fix

JUDULIndikasi Mineralisasi Emas (Au) Dalam Basalt Andesit Di Daerah Dulamayo

Page 2: Data Pkm Fix

RINGKASANSecara administratif daerah Dulamayo termasuk kedalam wilayah

Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar Kotamobagu skala 1 : 250.000 batuan vulkanik yang ada di daerah ini termasuk dalam Formasi Batuan Gunungapi Bilungala (Tmbv) ( T. Apandi & S. Bachri, 1997). Penamaan formasi ini pertama kali diajukan oleh PT. Tropic Endeavour, (1972). Batuan Gunungapi Bilungala terdiri dari kelompok breksi, tuf, lava bersusun andesit, dasit, dan riolit.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui petrogenesa batuan vulkanik pada Formasi Batuan Gunungapi Bilungala daerah Dulamayo berdasarkan analisis petrografi. Metode yang digunakan adalah pemetaan geologi permukaan dan analisis petrografi. Pada pemetaan geologi permukaan dilakukan pengamatan geomorfologi, struktur geologi, singkapan batuan, dan mengambil sampel batuan untuk analisis petrografi. Setiap sampel batuan dibuat sayatan tipis (0,03 mm) kemudian di analisis menggunakan mikroskop polarisasi. Hasil analisis ini akan menghasilkan suatu penamaan batuan yang lebih detail. Dari hasil penamaan ini bisa menceritakan petrogenesa dari batuan yang ada di lokasi penelitian. Setelah mendapatkan penamaan litologi secara datail dan petrogenesis batuan tersebut, akan dituangkan dalam peta Geologi daerah penelitian skala 1 : 50.000.

Page 3: Data Pkm Fix

PENDAHULUAN Secara administratif daerah Dulamayo termasuk kedalam wilayah

Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar Kotamobagu skala 1 : 250.000 batuan vulkanik yang ada di daerah ini termasuk dalam Formasi Batuan Gunungapi Bilungala (Tmbv) ( T. Apandi & S. Bachri, 1997). Penamaan formasi ini pertama kali diajukan oleh PT. Tropic Endeavour, (1972). Batuan Gunungapi Bilungala terdiri dari kelompok breksi, tuf, lava bersusun andesit, dasit, dan riolit.

Menurut Armstrong F. Sompotan (2012) Daerah Gorontalo merupakan bagian dari lajur volkano-plutonik Sulawesi Utara yang dikuasai oleh batuan gunung api Eosen - Pliosen dan batuan terobosan. Pembentukan batuan gunung api dan sedimen di daerah penelitian berlangsung relatif menerus sejak Eosen – Miosen Awal sampai Kuarter, dengan lingkungan laut dalam sampai darat, atau merupakan suatu runtunan regresif. Pada batuan gunung api umumnya dijumpai selingan batuan sedimen, dan sebaliknya pada satuan batuan sedimen dijumpai selingan batuan gunung api, sehingga kedua batuan tersebut menunjukkan hubungan superposisi yang jelas. Fasies gunung api Formasi Tinombo diduga merupakan batuan ofiolit, sedangkan batuan gunung api yang lebih muda merupakan batuan busur kepulauan. Geologi umum Kabupaten Gorontalo (Armstrong F. Sompotan, 2012) disusun oleh batuan dengan urutan stratigrafi sebagai berikut :

a) Batuan beku berupa : Gabro, Diorit , granodiorit, granit, dasit dan munzonit kwarsa.

b) Batuan piroklastik berupa : lava basalt, lava andesit, tuf, tuf lapili dan breksi gunungapi.

c) Batuan sedimen berupa : batupasir wake, batulanau, batupasir hijau dengan sisipan batugamping merah, batugamping klastik dan batugamping terumbu. Endapan Danau, Sungai Tua dan endapan alluvial. Sampai saat ini peta geologi regional masih dijadikan sebagai referensi

setiap penelitian, akan tetapi pada peta geologi regional ini belum menjelaskan secara lebih detail Petrogenesis dari Batuan Vulkanik daerah penelitian bahkan sampai ke petrografi.

TUJUANTujuan khusus dari penelitian ini adalah mengetahui petrogenesa batuan

vulkanik pada Formasi Batuan Gunungapi Bilungala daerah Dulamayo berdasarkan analisis petrografi. Penelitian ini menjadi sangat penting karena sampai saat ini belum ada Peta Geologi skala 1 : 50.000 daerah Dulamayo sekaligus yang menjelaskan petrogenesa dari batuan vulkanik daerah Dulamayo. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan oleh peneliti – peneliti khususnya dalam bidang ilmu geologi dan menambah pengetahuan tentang tatanan geologi daerah gorontalo.

Page 4: Data Pkm Fix

METODEMetode yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan cara pemetaan permukaan dan analisis Petrografi yang dilakukan dalam 4 tahapan, yaitu :

1. Tahap pendahuluan, 2. Tahap pengambilan data, 3. Tahap analisis Laboratorium dan pengolahan data, 4. Tahap penyusunan laporan dan penyajian data.

Tahap pendahuluan Tahap pendahuluan merupakan tahap dilakukannya persiapan penelitian

berupa pembuatan proposal, persiapan materi, dan persiapan perlengkapan seperti kompas geologi, GPS, palu geologi, larutan HCL, buku catatan lapangan, alat tulis, peta RBI skala 1 : 50.000 dan perlengkapan lainnya.Persiapan materi dilakukan dengan mempelajari literatur yang berkaitan, interpretasi peta topografi dan bimbingan, hal ini di lakukan untuk mendapatkan informasi dasar sebelum melakukan penelitian lapangan. Tahap pengambilan data

Tahap ini merupakan tahap dilakukannya pencarian dan pengumpulan data primer dan data sekunder. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengumpulan data primer adalah pemetaan geologi permukaan skala 1 : 50.000. Detail kegiatan pada tahapan ini adalah sebagai berikut : Observasi Geomorfologi, yang terdiri dari : pengamatan morfologi dan bentang alam, pengamatan pola aliran sungai serta penentuan satuan geomorfologi. Observasi singkapan, meliputi deskripsi litologi mencakup hipotesa batuan, pengukuran struktur geologi dan pengambilan conto batuan untuk analisis petrografi. Dokumentasi dan pembuatan peta lintasan sementara. Tahap analisis Laboratorium dan pengolahan data

Tahap ini merupakan tahapan yang dilakukan di laboratorium geologi serta diskusi antara kelompok peneliti dengan pembimbing. Analisis dan pengolahan data ini berdasarkan atas konsep – konsep geologi dan juga didukung dari studi referensi tentang topik terkait. Adapun analisis laboratorium yang dilakukan pada tahapan ini adalah analisis petrografi. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui nama dari setiap conto batuan yang diperoleh selama di lapangan, dilihat dari tekstur, struktur, dan komposisi mineral pada batuan yang terdapat pada daerah penelitian. Membuat sayatan tipis (di lembaga terkait) berukuran 0,03 mm pada sampel yang akan dianalisis, kemudian sayatan ini di analisis menggunakan mikroskop Polarisasi, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui nama dari batuan secara lebih rinci.Tahap penyusunan laporan dan penyajian data

Tahap ini merupakan tahap akhir dari penyusunan laporan penelitian berdasarkan data – data yang diperoleh kemudian dianalisis dan diinterpretasi yang diwujudkan dalam satu kesimpulan. Hasil penelitian ini disajikan dalam

Page 5: Data Pkm Fix

bentuk peta lintasan pengamatan, Peta Geomorfologi dan Peta Geologi skala 1 : 50.000 daerah penelitian. Setelah itu laporan penelitian ini di presentasikan dalam suatu seminar.

HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan peta Geologi lembar Kotamobagu skala 1 : 250000 oleh T.

Apandi dan S. Bachri, (1997) Batuan Gunungapi Bilungala terdiri dari breksi, tuf, lava bersusun andesit, dasit dan riolit. Zeolit dan kalsit sering dijumpai pada kepingan batuan penyusun breksi. Tuf umumnya bersifat dasitan, agak kompak dan berlapis buruk di beberapa tempat. Di daerah pantai selatan dekat Bilungala, satuan ini dikuasai oleh lava dan breksi yang umumnya bersusunan dasit, dan di cirikan oleh warna altrasi kuning sampai coklat, mineralisasi pirit, perekahan yang intensif, serta banyak dijumpai batuan terobosan diorit. Propilitisasi, kloritisasi, dan epidotisasi banyak dijumpai pada lava. Tebal satuan diperkirakan lebih dari 1000 meter, sedang umurnya berdasarkan kandungan fosil dalam sisipan batugamping adalah Miosen Bawah – Miosen Akhir. Nama satuan ini pertama kali diajukan oleh PT. Tropic Endeavour, (1972).Observasi singkapan dan Litologi

Andesit ; singkapan yang ditemukan sebagian besar sudah lapuk, teraltrasi dan terdapat kekar. Singkapan di temukan berada di pinggir jalan dan berada di sungai – sungai kecil. Singkapan berupa batuan beku luar/ vulkanik dengan litologi Andesit.Andesit ini bertekstur afanitik. Penyebaran litologi berada di bagian utara sampai selatan dan sedikit kearah barat pada lokasi penelitian.

Basalt ; Singkapan yang ditemukan sebagian besar sudah lapuk, teraltrasi dan terdapat kekar. Singkapan di temukan berada di pinggir jalan dan berada di sungai – sungai kecil. Singkapan berupa batuan beku luar/ vulkanik dengan litologi Basalt. Basalt ini berwarna hitam bertekstur afanitik. Penyebaran litologi berada di bagian timur sampai selatan dan sedikit kearah utara pada lokasi penelitian.

Page 6: Data Pkm Fix

Diorit Kuarsa ; Singkapan yang ditemukan sebagian besar sudah teraltrasi. Singkapan di temukan berada di pinggir jalan. Singkapan berupa batuan beku dalam/ plutonik. dengan litologi diorit kursa. Hal ini di dasarkan atas zona altrasi berupa argilic dan terdapat mineral sekunder berupa kuarsa. Penyebaran litologi berada di bagian barat pada lokasi penelitian.

Analisis PetrografiAndesit ; Pengamatan petrografi pada batuan ini memiliki sifat magma

intermediet. Hal ini di karenakan mineral pembentukannya berupa Amphibole dan Plagioklas (Andesine). Dan terdapat mineral sedikit yaitu piroxene. Tempat pembentukannya yaitu Ekstrusif setelah terjadi zona subduksi / konvergen. Waktu pembentukan relatif cepat dengan suhu dan tekanan relatif cepat. Pembentukanya di awali dengan menyusun mineral piroxene pada suhu dan tekanan tinggi, kemudian amphibole dan andesine pada suhu dan tekanan sedang.

Basalt ; Pengamatan petrografi pada batuan ini memiliki sifat magma basa.Hal ini di karenakan mineral pembentukannya berupa Piroxene dan Ca Plagioklas (Anortit).Dan terdapat mineral sedikit yaitu olivin. Tempat pembentukannya yaitu Ekstrusif setelah zona subduksi / konvergen. Waktu pembentukan relatif cepat dengan suhu dan tekanan rendah. Pembentukanya di awali dengan menyusun mineral olivin pada suhu dan tekanan tinggi, kemudian mineral anortite dan selanjtnya Piroxene pada suhu dan tekanan tinggi.

Diorite Kuarsa ; Pengamatan petrografi pada batuan ini memiliki sifat magma intermediet.Hal ini di karenakan mineral pembentukannya berupa Amphibole dan Plagioklas (Andesine), dan Biotit. Tempat pembentukannya yaitu Intrusif/Plutonik pada zona subduksi / konvergen. Waktu pembentukan relatif lambat dengan suhu dan tekanan relatif sedang. Pembentukanya di awali dengan menyusun mineral amhibole pada suhu dan tekanan sedang, kemudian andesine dan selanjutnya Biotit pada suhu dan tekanan sedang.

https://www.scribd.com/doc/53749400/makalah-EMAS