DASKOM EMPATI

4
REACH (5 Hukum Komunikasi Efektif) Komunikasi membutuhkan saling pengertian antar pihak-pihak yang berkepentingan. Komunikator harus mampu menyampaikan sejelas-jelasnya kepada komunikan sehingga informasi betul-betul dipahami dan diterima oleh komunikan dengan baik. Kondisi dimana terjadi salah pengertian antara kedua belah pihak dalam hal ini antara pihak komunikator dan komunikan dinamakan miskomunikasi. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa komunikasi yang berjalan tidak efektif. Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif perlulah kita memahami tentang The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication ( lima hukum komunikasi efektif). 5 hukum tersebut dikenal dengan sebutan REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble) 1. Respect (sikap menghargai) Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Suatu komunikasi yang dibangun atas dasar sikap saling menghargai dan menghormati, akan membangun kerjasama diantara orang-orang yang terlibat di dalamnya. 2. Empathy Empathy adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Sikap empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. 3. Audible Audibel mengandung arti dapat didengar atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berart pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Penyampaian informasi agar mudah diterima dapat menggunakan media

description

Empati

Transcript of DASKOM EMPATI

Page 1: DASKOM EMPATI

REACH (5 Hukum Komunikasi Efektif)

Komunikasi membutuhkan saling pengertian antar pihak-pihak yang berkepentingan.

Komunikator harus mampu menyampaikan sejelas-jelasnya kepada komunikan sehingga

informasi betul-betul dipahami dan diterima oleh komunikan dengan baik. Kondisi dimana

terjadi salah pengertian antara kedua belah pihak dalam hal ini antara pihak komunikator dan

komunikan dinamakan miskomunikasi. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa komunikasi yang

berjalan tidak efektif.

Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif perlulah kita memahami tentang The 5 Inevitable

Laws of Efffective Communication ( lima hukum komunikasi efektif). 5 hukum tersebut dikenal

dengan sebutan REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble)

1. Respect (sikap menghargai)

Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita

berkomunikasi dengan orang lain. Suatu komunikasi yang dibangun atas dasar sikap

saling menghargai dan menghormati, akan membangun kerjasama diantara orang-orang

yang terlibat di dalamnya.

2. Empathy

Empathy adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau

kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap

empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu

sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Dengan memahami dan

mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan

kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang

lain. Sikap empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message)

dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya.

3. Audible

Audibel mengandung arti dapat didengar atau dimengerti dengan baik. Jika

empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan

balik dengan baik, maka audible berart pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh

penerima pesan. Penyampaian informasi agar mudah diterima dapat menggunakan media

Page 2: DASKOM EMPATI

yang cocok, sehingga penerima pesan betul-betul mengerti apa yang disampaikan oleh

pemberi informasi atau komunikator.

4. Clarity

Clarity adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi

interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Kesalahan penafsiran dapat

menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan. Clarity juga dapat diartikan

sebagai keterbukaan dan transparansi. Harapannya dengan mengembangkan sikap

terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), maka dapat menimbulkan rasa

percaya (trust) penerima pesan terhadap pemberi informasi.

5. Humble

Humble dapat diartikan sebagai sikap rendah hati (bukan rendah diri). Sikap ini

merupakan unsur yang terkait dengan hukum yang pertama yaitu membangun rasa

menghargai orang yang diberi pesan. Sikap rendah hati dapat dikatakan sebagai bentuk

komunikator menghargai terhadap komunikan sebagai penerima pesan.

Page 3: DASKOM EMPATI

Peranan Apoteker Sebagai Profesional

Apoteker memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian

yang bermutu dan efisien yang berasaskan pharmaceutical care di apotek.

4) Penyerahan Obat

Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap

kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker

disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien.

5) Informasi Obat

Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti,

akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-

kurangnya meliputi: dosis, efek farmakologi, cara pemakaian obat, cara

penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman

yang harus dihindari selama terapi.

6) Konseling

Apoteker harus memberikan konseling mengenai sediaan farmasi, pengobatan

dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup

pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau

penggunaan salah sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya. Untuk

penderita penyakit tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan

penyakit kronis lainnya apoteker harus memberikan konseling secara berkelanjutan.

7) Monitoring Penggunaan Obat

Setelah penyerahan obat kepada pasien, Apoteker harus melaksanakan pemantauan

penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu seperti kardiovaskular, diabetes,

TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya.

2. Promosi dan Edukasi

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, Apoteker harus memberikan edukasi apabila

masyarakat ingin mengobati diri sendiri (swamedikasi) untuk penyakit ringan dengan

memilihkan obat yang sesuai dan apoteker harus berpartisipasisecara aktif dalam

promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu diseminasi informasi, antara lain dengan

penyebaran leaflet/brosur, poster, penyuluhan, dan lain-lain.

Page 4: DASKOM EMPATI

3. Pelayanan Residensial (Home Care)

Apoteker sebagai care giver diharapkan juga dapat melakukan pelayanan kefarmasian

yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lanjut usia dan pasien dengan

pengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk aktivitas iniApoteker harus membuat catatan

berupa catatan pengobatan (medication record).

MENJADI APOTEKER YANG BAIK DALAM KOMUNIKASI : yaitu sikap menghargai pada

pasien. ketika pasien datang dan sebagai apoteker memberi salam. mampu menjelaskan cara

penggunaan obat dengan baik serta memberikan penjelasan tentang efek samping dari obat.

memberikan penjelasan dengan melibatkan ke lima panca indra dengan baik dan bisa di mengerti

oleh pasien. pasien dapat memberikan umpan balik dari penjelasan yang di berikan oleh

apoteker. sebagai apoteker harus sabar dalam menghadapi pasien dan rendah hati, tidak

membeda-beda kan latar belakang dari pasien serta berjiwa melayani.